Disusun oleh:
Kelompok 10 1D4B
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Terima Kasih kepada
Bapak Atang Saputra, SKM, MMedSc(PH) selaku dosen pada mata kuliah Dasar Sanitasi
Lingkungan yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada kami. Dan juga tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan jurnal dan website yang berkaitan
dengan teori yang kami bahas. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Contoh Gambar:
Sistem aliran air olahan dalam system filtrasi terdiri dari beberapa macam.
Penentuan aliran ini memperhatikan sifat dari limbah padat yang akan difiltrasi.
Sistem aliran tersebut dibagi menjadi empat system, yaitu aliran horizontal,
aliran gravitasi, aliran dari bawah ke atas dan aliran ganda.
6
Gambar kombinasi antara filter dan aerasi:
7
Gambar penyaringan air up low ganda:
8
Adsorpsi merupakan penangkapan/ pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh
adsorben. Contoh zat yang digunakan untuk proses adsorpsi adalah zeolit dan resin
yang merupakan polimerasi dari polihidrik fenol dengan formaldehid. Contohnya
pengikatan ion Ca2+ dan Na+. Setiap gram resin dapat mengadsorpsi asam 4 – 9
mev. Banyaknya adsorben yang diperlukan tergantung konsentrasi larutan.
Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin besar pula adsorben yang diperlukan
untuk menjernihkan air.
D. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut di dalam air
limbah dengan memberikan dua kutub listrik yang berlawanan dari arus searah
(direct current, DC). Ion positif akan bergerak ke kutub negative (katoda),
sedangkan ion negative akan bergerak ke kutub positif (anoda). Pada kutub positif
(anoda). Ion negative akan melepaskan elektronnya sehingga menjadi molekul
yang berbentuk gas ataupun padat yang tidak larut dalam air. Hal ini
memungkinkan terjadinya pengendapan.
2. Secara Kimia
A. Prinsip Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggumapalan melalui reaksi kimia, reaksi
koagulasi dapat berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai
dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas dan
kaporit. Pertimbangan karena garam-garam Ca, Fe dan Al bersifat tidak larut dalam
air sehingga mampu mengendap bila bertemu dengan sisa sisa basa.
Dari hasil koagulan itu selanjutnya endapan dipisahkan melalui filtrasi maupun
sedimentasi. Banyaknya koagulan tergantung pada jenis dan konsentrasi ionion
yang terlarut dalam air olahan serta konsentrasi yang diharapkan sesuai dengan
standar baku.
B. Prinsip Aerasi
Aerasi merupakan suatu system oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara
pada air olahan yang akan dip roses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar O2 di
udara dapat bereaksi dengan kation yang ada di dalam air olahan.
Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam
air sehingga dapat mengendap. Proses aerasi terutama untuk menurunkan kadar besi
(Fe) dan magnesium (Mg). Kation Fe2+ atau Mg 2+ bila disemburkan ke udara
akan membentuk oksida Fe3O3 dan MgO.
9
membahayakan, dapat diterima masyarakat pemakai, serta mempunyai efek desinfeksi
untuk waktu yang cukup lama.
Beberapa cara desinfeksi yang dapat dilakukan yaitu dengan:
1. Desinfeksi dengan pemanasan/perebusan
2. Desinfeksi dengan klorinasi
3. Desinfeksi dengan radiasi sinar ultra violet dan panas matahari
4. Desinfeksi dengan ozonisasi
A. Desinfeksi dengan Pemanasan/Perebusan
Cara efektif dan sering kita lakukan adalah memasak atau merebus air yang
akan kita konsumsi hingga mendidih. Cara ini sangat efektif untuk mematikan
semua patogen yang ada dalam air seperti virus, bakteri, spora, fungi dan protozoa.
Lama waktu air mendidih yang dibutuhkan adalah berkisar 5 menit, namun lebih
lama lagi waktunya akan lebih baik, direkomendasikan selama 20 menit.
Walaupun mudah dan sering kita gunakan, kendala utama dalam memasak air
hingga mendidih ini adalah bahan bakar, baik itu kayu bakar, briket batubara,
minyak tanah, gas elpiji ataupun bahan bakar lainnya yang di sebagian daerah di
Indonesia hal tersebut sulit didapatkan.
B. Desinfeksi dengan Klorinasi
Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum digunakan. Klorin yang
digunakan dapat berupa bubuk, cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi
kalsium hipoklorit, sedangkan cairan klorin, berisi natrium hipoklorit. Desinfeksi
air minum yang mempergunakan gas chlorine atau preparat chlorine disebut
klorinasi.
Sasaran klorinasi terhadap air minum adalah penghancuran bakteri melalui daya
germisidal dari klorin terhadap bakteri. Khlorin telah terbukti hanya merupakan
desinfektan yang ideal. Bila dimasukkan dalam air akan mempunyai pengaruh yang
segera membinasahkan kebanyakan mikroba yang berkurang dalam air. Secara
umum kebanyakan air mengalami desinfeksi yang cukup baik bila residu khlorin
bebas sebanyak kira-kira 0,2 mg/L diperoleh setelah khlorinasi selama 10 menit.
Residu yang lebih besar dapat menimbulkan bau yang tidak enak, sedangkan
yang lebih kecil tidak dapat diandalkan. Khlorin akan sangat efektif bila pH air
rendah Chlorine merupakan senyawa desinfektan, yang banyak digunakan dalam
proses pengolahan air. Desinfektan ini bekerja dengan baik untuk membunuh
bakteri, fungi dan virus.
C. Desinfeksi dengan Radiasi Sinar Ultra Violet dan Panas Matahari
Metode ini sering disebut juga dengan nama SODIS (solar disinfectan water)
yang merupakan cara pengolahan air mentah menjadi air minum yang aman dengan
memanfaatkan sinar matahari dan sesuai untuk diterapkan pada tingkat rumah
tangga, pemaparan air minum dengan sinar matahari terutama sinar UV-A akan
merusak dan melumpuhkan mikroorganisme pathogen.
Jika pada saat pemaparan suhu air mencapai 50° C maka proses disinfeksi hanya
membutuhkan waktu 1 jam pemaparan. Didaerah tertentu di pelosok negeri,
terkadang gas elpiji dan atau minyak tanah itu sulit didapat dan harganya tidak
terjangkau. Keadaan itulah yang menjadikan masyarakat disana mengkonsumsi air
mentah tanpa direbus atau disinfeksi terlebih dahulu yang menyebabkan
10
meningkatnya kasus diare, dan water borne dissease lainnya. Untuk itulah perlu
ditemukan terobosan baru dalam pensterilan air dan salah satunya adalah metode
solar disinfection water. Pada dasarnya prinsip desinfeksi dengan SODIS adalah
sinergi antara sinar UV-A dengan panas. Apabila temperatur mencapai di atas 50
ºC: radiasi yang dibutuhkan hanya sepertiganya saja.dengan SODIS E-Coli
berkurang sampai 3-4 desimal (99,9%).
2.3 Pengertian Penjernihan Air Bersih dan Prinsip– Prinsip Penjernihan Air
serta Penerapannya sebagai Teknologi Tepat Guna
A. Pengertian Penjernihan Air Bersih
Proses penjernihan/penyediaan air bersih merupakan proses perubahan sifat
fisik, kimia dan biologi air baku agar memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air
minum. Tujuan dari kegiatan pengolahan air minum adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan kekeruhan
2. Mengurangi bau, rasa dan warna
3. Menurunkan dan mematikan mikroorganisme
4. Mengurangi kadar bahan-bahan yang terlarut dalam air
5. Menurunkan kesadahan
6. Memperbaiki derajat keasaman (pH)
Pengolahan air dapat dilakukan secara individu maupun kolektif. Dengan
berkembangnya penduduk dan teknologi di perkotaan. Pengolahan air khusus
dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM). Proses kimia pada pengolahan air
minum diantaranya meliputi koagulasi, aerasi, reduksi dan oksidasi. Semua proses
kimia tersebut dapat dilakukan secara sederhana ataupun dengan menggunakan teknik
modern.
11
Pada dasarnya penjernihan air dilakukan dengan salah satu dari 3 metode atau
kombinasi dari 3 metode terebut, ke 3 metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penjernihan air dengan metode fisika
2. Penjernihan air dengan metode kimia
3. Penjernihan air dengan metode biologis
B. Prinsip Dasar Penjernihan Air dan Penerapannya sebagai Teknologi Tepat Guna
Prinsip dasar penjernihan air di pedesaan meliputi beberapa aspek yang harus
sesui dengan kondisi sebagai berikut:
1. Bersifat tepat guna dan sesuai dengan kondisi, lingkungan fisik, maupun social
budaya masyarakat setempat.
2. Pengoperasiannya mudah dan sederhana
3. Bahan-bahan yang digunakan mudah dan sederhana
4. Bahan-bahan yang digunakan berharga murah
5. Bahan-bahan yang digunakan tersedia di lokasi dan mudah diperoleh
6. Efektif, memiliki daya pembersih yang besar untuk memurnikan air
12
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa prinsip pengembangan instrumen pemantauan kualitas air
bersih meliputi pemeriksaan berkala terhadap sumber air, fasilitas pengolahan air, dan jaringan
distribusi. Inspeksi harus dilakukan dengan menggunakan formulir standar, dan hasilnya harus
dianalisis untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Instrumen yang digunakan
untuk memantau kualitas air bersih sebaiknya mencakup berbagai jenis air, antara lain air
minum, air kolam renang, dan air pemandian umum. Inspeksi harus dilakukan secara teratur
dan tepat untuk memastikan bahwa kualitas air memenuhi standar yang disyaratkan.
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu
sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di bumi ini
sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang
diakibatkanoleh pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang
sudah kotor menjadi air yang layak pakai lagi dengan tradisional ataupun dengan alat yang
canggih.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/15107176/MAKALAH_PENGOLAHAN_AIR
https://www.google.com/search?q=3%20%20kecepatan%20penyaringan%20air&tbm=isch&t
bs=rimg:CZGmZCauU2C4YZDBMWduYpiQ8AEAsgIMCgIIABAAOgQIABAA&hl=en-
GB&sa=X&ved=0CBsQuIIBahcKEwiI9a64lJz7AhUAAAAAHQAAAAAQRQ&biw=1226
&bih=541#imgrc=VolOcmCqav4TrM&imgdii=DyQo1j4vxynf9M
14