Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR SANITASI LINGKUNGAN

“PRINSIP PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGAWASAN SANITASI


LINGKUNGAN (AIR BERSIH)”

Disusun oleh:
Kelompok 10 1D4B

Rifki Ahmad Fachrezi P21335123057


Sania Putri Rajbani Haldin P21335123066
Ummu Fikri Mawadatul Jannah P21335123075

SARJANA TERAPAN PRODI SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Terima Kasih kepada
Bapak Atang Saputra, SKM, MMedSc(PH) selaku dosen pada mata kuliah Dasar Sanitasi
Lingkungan yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada kami. Dan juga tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan jurnal dan website yang berkaitan
dengan teori yang kami bahas. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Jakarta, 11 November 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
2.1 Prinsip Penjernihan Air Secara Fisika dan Kimia ......................................................................... 5
2.2 Prinsip Desinfeksi pada Air........................................................................................................... 9
2.3 Pengertian Penjernihan Air Bersih dan Prinsip– Prinsip Penjernihan Air serta Penerapannya
sebagai Teknologi Tepat Guna .......................................................................................................... 11
BAB III................................................................................................................................................. 13
PENUTUPAN ...................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula
kitamengalami kesulitan mendapatkanair bersih, terutama saat musim kemarau disaat air
umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang
pasti kitaharus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki
mulaimenjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih
dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang
layak pakai.
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan
tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Semua bahan pencemar
diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air. Berbagai
usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemaran terhadap air dapat dihindari atau
setidaknya diminimalkan. Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air
merupakan masalah pokok, mengingat keadaan perairan alami di banyak negara cenderung
menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya. Beragam kondisi badan perairan
menyebabkan manusia berupaya mencari ragam solusi baik dengan teknologi tinggi untuk
penyediaan air bersih skala besar maupun teknologi sederhana yang bersifat individual
treatment, yang secara teknis tidak membutuhkan biaya tinggi, bahan-bahan bakunya
mudah diperoleh dan setiap orang bisa mengaplikasikannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Prinsip Penjernihan Air Secara Fisika dan Kimia?
2. Apa itu Prinsip Desinfeksi pada Air?
3. Apa Pengertian Penjernihan Air Bersih dan Prinsip– Prinsip Penjernihan Air serta
Penerapannya sebagai Teknologi Tepat Guna?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui Prinsip Penjernihan Air Secara Fisika dan Kimia
2. Untuk mengetahui Prinsip Desinfeksi pada Air
3. Untuk mengetahui Pengertian Penjernihan Air Bersih dan Prinsip– Prinsip Penjernihan
Air serta Penerapannya sebagai Teknologi Tepat Guna

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Penjernihan Air Secara Fisika dan Kimia


1. Secara Fisika
A. Prinsip Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan.
Proses penyaringan bisa merupakan proses wal (primary treatment) atau
penyaringan dari proses sebelumnya. Apabila air olahan mempunyai padatan
dengan ukuran seragam, saringan yang digunakan adalah single medium.
Sebaiknya bila ukuran padatan beragam, digunakan saring dual medium atau three
medium. Penyaringan air olahan yang mengandung padatan beragam dari ukuran
besar sampai kecil/halus.
Penyaringan dilakukan dengan cara membuat saringan bertingkat, yaitu
saringan kasar, saringan sedang sampai saringan halus. Untuk merancang system
penyaringan ini perlu penelitian terlebih dahulu terhadap beberapa faktor sebagai
berikut:
1. Jenis limbah padat (terapung atau tenggelam)
2. Ukuran padatan: ukurab yang terkecil dan ukuran yang terbesar
3. Perbandingan ukuran kotoran padatan besar dan kecil
4. Debit air olahan yang akan diolah Bentuk dan jenis saringan bermacam macam
Penyaringan bahan padatan kasar menggunakan saringan berukuran 5 -20 mm,
sedangkan padatan yang halus (hiperfiltrasi) dapat menggunakan saringan yang
lebih halus lagi. Saringan ini diusahakan mudah diangkat dan dibersihkan. Bahan
untuk penyaringan kasar dapat terbuat dari logam tahan karat seperti stainless steel,
kawat tembaga, batu kerikil, btu bara, karbon aktif. Penyaringan untuk padatan
yang halus dapat menggunakan kain polyester atau pasir. Jenis saringan yang biasa
digunakan adalah saringan bergetar, barscreen racks, dan bak penyaringan saringan
pasir lambat. Jenis saringan yang banyak digunakan adalahsaringan bak pasir dan
batuan. Saringan pasir menggunakan batu kerikil dan pasir. Pasir yang baik untuk
penyaringan adalah pasir kuasa.
Jenis saringan menurut konstruksinya dibedakan menjadi saringan miring,
saringan pembawa, saringan sentrifugal dan drum berputar. Kecepatan
penyaringan dikelompokan menjadi tiga:
1. Single medium: saringan untuk menyaring air yang mengandung padatan
dengan ukuran seragam
2. Dual medium: saringan untuk menyaring air limbah yang didominasi oleh dua
ukuran padat
3. Three medium: saringan untuk menyaring air limbah yang mengandung 3
ukuran padatan

5
Contoh Gambar:

Ukuran filter dibagi menjadi:


1. Pasir sangat kasar (very coarse sand) : 2 – 1 mm
2. Pasir kasar (coarse sand) : 1 – 0,5 mm
3. Pasir sedang (medium sand) : 0,5 – 0,25 mm
4. Pasir halus (fine sand) : 0,25 – 0,1 mm
5. Pasir sangat halus (very fine sand) : 0,1 – 0,05 mm

Sistem aliran air olahan dalam system filtrasi terdiri dari beberapa macam.
Penentuan aliran ini memperhatikan sifat dari limbah padat yang akan difiltrasi.
Sistem aliran tersebut dibagi menjadi empat system, yaitu aliran horizontal,
aliran gravitasi, aliran dari bawah ke atas dan aliran ganda.

6
Gambar kombinasi antara filter dan aerasi:

Gambar instalasi penyaringan air secara gravitasi:

Gambar instalasi penyaringan pasir lambat:

7
Gambar penyaringan air up low ganda:

B. Prinsip Pengendapan (sedimentasi)


Sedimentasi merupakan proses pengendapan bahan padat dari air olahan. Proses
sedimentasi bisa terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar daripada
air sehingga mudah tenggelam. Proses pengendapan ada yang bisa terjadi
langsung, tetapi adapula yang memerlukan proses pendahuluan, seperti koagulasi
atau reaksi kimia. Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan
memanfaatkan gaya gravitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam
pengendapan, sedangkan air dibagian atas.

C. Prinsip Absorpsi dan Adsorpsi


Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu dengan
penyerapan tersebut, air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh
absorben. Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari karbon aktif.
Pemakaiannya, dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air olahan
atau dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang medianya terbuat dari
karbon aktif kasar. Sistem ini efektif untuk mengurangi warna serta menghilangkan
bau dan rasa. Proses kerja penyerapan (absorpsi) yaitu penyerapan ion-ion bebas
di dalam air yang dilakukan oleh absorben. Sebagai contoh, penyerapan ion oleh
karbon aktif. Aplikasi absorpsi yaitu dengan mencampurkan absorben dengan
serbuk karbon aktif dengan cara menjadikan karbon aktif sebagai media filtrasi.
Apabila absorben dicampurkan dengan serbuk karbon aktif, selanjutnya larutan
disaring.

8
Adsorpsi merupakan penangkapan/ pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh
adsorben. Contoh zat yang digunakan untuk proses adsorpsi adalah zeolit dan resin
yang merupakan polimerasi dari polihidrik fenol dengan formaldehid. Contohnya
pengikatan ion Ca2+ dan Na+. Setiap gram resin dapat mengadsorpsi asam 4 – 9
mev. Banyaknya adsorben yang diperlukan tergantung konsentrasi larutan.
Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin besar pula adsorben yang diperlukan
untuk menjernihkan air.

D. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut di dalam air
limbah dengan memberikan dua kutub listrik yang berlawanan dari arus searah
(direct current, DC). Ion positif akan bergerak ke kutub negative (katoda),
sedangkan ion negative akan bergerak ke kutub positif (anoda). Pada kutub positif
(anoda). Ion negative akan melepaskan elektronnya sehingga menjadi molekul
yang berbentuk gas ataupun padat yang tidak larut dalam air. Hal ini
memungkinkan terjadinya pengendapan.

2. Secara Kimia
A. Prinsip Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggumapalan melalui reaksi kimia, reaksi
koagulasi dapat berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai
dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas dan
kaporit. Pertimbangan karena garam-garam Ca, Fe dan Al bersifat tidak larut dalam
air sehingga mampu mengendap bila bertemu dengan sisa sisa basa.
Dari hasil koagulan itu selanjutnya endapan dipisahkan melalui filtrasi maupun
sedimentasi. Banyaknya koagulan tergantung pada jenis dan konsentrasi ionion
yang terlarut dalam air olahan serta konsentrasi yang diharapkan sesuai dengan
standar baku.

B. Prinsip Aerasi
Aerasi merupakan suatu system oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara
pada air olahan yang akan dip roses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar O2 di
udara dapat bereaksi dengan kation yang ada di dalam air olahan.
Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam
air sehingga dapat mengendap. Proses aerasi terutama untuk menurunkan kadar besi
(Fe) dan magnesium (Mg). Kation Fe2+ atau Mg 2+ bila disemburkan ke udara
akan membentuk oksida Fe3O3 dan MgO.

2.2 Prinsip Desinfeksi pada Air


Desinfeksi adalah pembunuhan terhadap semua mikroba yang membahayakan.
Zat-zat yang dipergunakan untuk usaha desinfeksi ini dinamakan desinfektan.
(Surbakti., 1987) Desinfeksi merupakan salah satu proses dari pengolahan air, yang
mana proses desinfeksi adalah suatu proses atau usaha agar kuman patogen yang ada
didalam air punah atau hilang Bahan desinfeksi yang dipakai tidak boleh

9
membahayakan, dapat diterima masyarakat pemakai, serta mempunyai efek desinfeksi
untuk waktu yang cukup lama.
Beberapa cara desinfeksi yang dapat dilakukan yaitu dengan:
1. Desinfeksi dengan pemanasan/perebusan
2. Desinfeksi dengan klorinasi
3. Desinfeksi dengan radiasi sinar ultra violet dan panas matahari
4. Desinfeksi dengan ozonisasi
A. Desinfeksi dengan Pemanasan/Perebusan
Cara efektif dan sering kita lakukan adalah memasak atau merebus air yang
akan kita konsumsi hingga mendidih. Cara ini sangat efektif untuk mematikan
semua patogen yang ada dalam air seperti virus, bakteri, spora, fungi dan protozoa.
Lama waktu air mendidih yang dibutuhkan adalah berkisar 5 menit, namun lebih
lama lagi waktunya akan lebih baik, direkomendasikan selama 20 menit.
Walaupun mudah dan sering kita gunakan, kendala utama dalam memasak air
hingga mendidih ini adalah bahan bakar, baik itu kayu bakar, briket batubara,
minyak tanah, gas elpiji ataupun bahan bakar lainnya yang di sebagian daerah di
Indonesia hal tersebut sulit didapatkan.
B. Desinfeksi dengan Klorinasi
Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum digunakan. Klorin yang
digunakan dapat berupa bubuk, cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi
kalsium hipoklorit, sedangkan cairan klorin, berisi natrium hipoklorit. Desinfeksi
air minum yang mempergunakan gas chlorine atau preparat chlorine disebut
klorinasi.
Sasaran klorinasi terhadap air minum adalah penghancuran bakteri melalui daya
germisidal dari klorin terhadap bakteri. Khlorin telah terbukti hanya merupakan
desinfektan yang ideal. Bila dimasukkan dalam air akan mempunyai pengaruh yang
segera membinasahkan kebanyakan mikroba yang berkurang dalam air. Secara
umum kebanyakan air mengalami desinfeksi yang cukup baik bila residu khlorin
bebas sebanyak kira-kira 0,2 mg/L diperoleh setelah khlorinasi selama 10 menit.
Residu yang lebih besar dapat menimbulkan bau yang tidak enak, sedangkan
yang lebih kecil tidak dapat diandalkan. Khlorin akan sangat efektif bila pH air
rendah Chlorine merupakan senyawa desinfektan, yang banyak digunakan dalam
proses pengolahan air. Desinfektan ini bekerja dengan baik untuk membunuh
bakteri, fungi dan virus.
C. Desinfeksi dengan Radiasi Sinar Ultra Violet dan Panas Matahari
Metode ini sering disebut juga dengan nama SODIS (solar disinfectan water)
yang merupakan cara pengolahan air mentah menjadi air minum yang aman dengan
memanfaatkan sinar matahari dan sesuai untuk diterapkan pada tingkat rumah
tangga, pemaparan air minum dengan sinar matahari terutama sinar UV-A akan
merusak dan melumpuhkan mikroorganisme pathogen.
Jika pada saat pemaparan suhu air mencapai 50° C maka proses disinfeksi hanya
membutuhkan waktu 1 jam pemaparan. Didaerah tertentu di pelosok negeri,
terkadang gas elpiji dan atau minyak tanah itu sulit didapat dan harganya tidak
terjangkau. Keadaan itulah yang menjadikan masyarakat disana mengkonsumsi air
mentah tanpa direbus atau disinfeksi terlebih dahulu yang menyebabkan

10
meningkatnya kasus diare, dan water borne dissease lainnya. Untuk itulah perlu
ditemukan terobosan baru dalam pensterilan air dan salah satunya adalah metode
solar disinfection water. Pada dasarnya prinsip desinfeksi dengan SODIS adalah
sinergi antara sinar UV-A dengan panas. Apabila temperatur mencapai di atas 50
ºC: radiasi yang dibutuhkan hanya sepertiganya saja.dengan SODIS E-Coli
berkurang sampai 3-4 desimal (99,9%).

D. Desinfeksi dengan ozonisasi


Ozon adalah molekul gas alami yang mudah larut dalam air dan tidak beracun.
Di alam, ozon ditemukan di lapisan luar dari atmosfir dan berfungsi sebagai tameng
terhadap radiasi ultra violet sinar matahari yang dapat menyebabkan penyakit
kanker kulit. Ozon adalah molekul gas yang terdiri 3 atom Oksigen dan mempunyai
rumus kimia O3. Molekul Ozon bersifat tidak stabil dan akan selalu berusaha
mencari ‘sasaran’ untuk dapat melepaskan satu atom Oksigen dengan cara oksidasi,
sehingga dapat berubah menjadi molekul oksigen yang stabil (O2). Karena sifat
oksidatornya yang sangat kuat, maka Ozon sangat unggul untuk disinfeksi
(membunuh kuman), detoksifikasi (menetralkan zat beracun) dan deodorisasi
(menghilangkan bau tidak enak) dalam air dan udara. Dalam hal
disinfeksi/sterilisasi air, teknologi Ozon paling unggul dan sangat efektif.
Ozon dapat menghancurkan kuman, bakteri, virus, jamur, spora, kista, lumut
dan zat organik lainnya. Selain itu, juga dapat menetralisir zat organik/mineral yang
berlebihan/ beracun. Penggunaan Ozon tidak menghasilkan zat sisa yang
membahayakan kesehatan. Bahkan sebaliknya, akan menambahkan kadar oksigen
dalam air sehingga lebih segar dan sehat.

2.3 Pengertian Penjernihan Air Bersih dan Prinsip– Prinsip Penjernihan Air
serta Penerapannya sebagai Teknologi Tepat Guna
A. Pengertian Penjernihan Air Bersih
Proses penjernihan/penyediaan air bersih merupakan proses perubahan sifat
fisik, kimia dan biologi air baku agar memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air
minum. Tujuan dari kegiatan pengolahan air minum adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan kekeruhan
2. Mengurangi bau, rasa dan warna
3. Menurunkan dan mematikan mikroorganisme
4. Mengurangi kadar bahan-bahan yang terlarut dalam air
5. Menurunkan kesadahan
6. Memperbaiki derajat keasaman (pH)
Pengolahan air dapat dilakukan secara individu maupun kolektif. Dengan
berkembangnya penduduk dan teknologi di perkotaan. Pengolahan air khusus
dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM). Proses kimia pada pengolahan air
minum diantaranya meliputi koagulasi, aerasi, reduksi dan oksidasi. Semua proses
kimia tersebut dapat dilakukan secara sederhana ataupun dengan menggunakan teknik
modern.

11
Pada dasarnya penjernihan air dilakukan dengan salah satu dari 3 metode atau
kombinasi dari 3 metode terebut, ke 3 metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penjernihan air dengan metode fisika
2. Penjernihan air dengan metode kimia
3. Penjernihan air dengan metode biologis

B. Prinsip Dasar Penjernihan Air dan Penerapannya sebagai Teknologi Tepat Guna
Prinsip dasar penjernihan air di pedesaan meliputi beberapa aspek yang harus
sesui dengan kondisi sebagai berikut:
1. Bersifat tepat guna dan sesuai dengan kondisi, lingkungan fisik, maupun social
budaya masyarakat setempat.
2. Pengoperasiannya mudah dan sederhana
3. Bahan-bahan yang digunakan mudah dan sederhana
4. Bahan-bahan yang digunakan berharga murah
5. Bahan-bahan yang digunakan tersedia di lokasi dan mudah diperoleh
6. Efektif, memiliki daya pembersih yang besar untuk memurnikan air

12
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa prinsip pengembangan instrumen pemantauan kualitas air
bersih meliputi pemeriksaan berkala terhadap sumber air, fasilitas pengolahan air, dan jaringan
distribusi. Inspeksi harus dilakukan dengan menggunakan formulir standar, dan hasilnya harus
dianalisis untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Instrumen yang digunakan
untuk memantau kualitas air bersih sebaiknya mencakup berbagai jenis air, antara lain air
minum, air kolam renang, dan air pemandian umum. Inspeksi harus dilakukan secara teratur
dan tepat untuk memastikan bahwa kualitas air memenuhi standar yang disyaratkan.
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu
sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di bumi ini
sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang
diakibatkanoleh pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang
sudah kotor menjadi air yang layak pakai lagi dengan tradisional ataupun dengan alat yang
canggih.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/15107176/MAKALAH_PENGOLAHAN_AIR
https://www.google.com/search?q=3%20%20kecepatan%20penyaringan%20air&tbm=isch&t
bs=rimg:CZGmZCauU2C4YZDBMWduYpiQ8AEAsgIMCgIIABAAOgQIABAA&hl=en-
GB&sa=X&ved=0CBsQuIIBahcKEwiI9a64lJz7AhUAAAAAHQAAAAAQRQ&biw=1226
&bih=541#imgrc=VolOcmCqav4TrM&imgdii=DyQo1j4vxynf9M

14

Anda mungkin juga menyukai