Anda di halaman 1dari 20

TEKNOLOGI BIOKIMIA:

PENYARINGAN AIR MINUM


DENGAN TEKNOLOGI REVERSE OSMOSIS

MAKALAH

Oleh

Kelompok 7 / Kelas C

Gilang Ardhiansyah Rosandy NIM 172310101112


Feno Aureola Maharani NIM 172310101118
Devita Nandasari NIM 172310101125
Novi Nurindah Sari NIM 172310101132
Viola Alvionita NIM 172310101146
Mifta Maslihatun Lutfiya NIM 172310101158

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
TEKNOLOGI BIOKIMIA:
PENYARINGAN AIR MINUM
DENGAN TEKNOLOGI REVERSE OSMOSIS

MAKALAH
disusun guna memenuhi tugas makalah kelompok
Mata Kuliah Biomedik dalam Keperawatan

Oleh

Kelompok 7 / Kelas C

Gilang Ardhiansyah Rosandy NIM 172310101112


Feno Aureola Maharani NIM 172310101118
Devita Nandasari NIM 172310101125
Novi Nurindah Sari NIM 172310101132
Viola Alvionita NIM 172310101146
Mifta Maslihatun Lutfiya NIM 172310101158

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tugas kelompok mata kuliah Biomedik dalam Keperawatan dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya
dalam pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca supaya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Serta dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Jember, 30 November 2017

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... ii
PRAKATA ........................................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Pokok Bahasan .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah............................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 3
1.4 Manfaat .......................................................................................... 3
1.4.1 Bagi Mahasiswa ................................................................... 3
1.4.2 Bagi Pembaca ....................................................................... 3
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ............................... 3
BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................... 4
2.1 Pengertian dan Sistem Teknologi Reverse Osmosis ................... 4
2.2 Kualitas Air yang Dihasilkan Teknologi Reverse Osmosis ........ 7
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Reverse Osmosis .......... 8
2.4 Implikasi Keperawatan Teknologi Reverse Osmosis ............... 11
BAB 3. PENUTUP........................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Pandual Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem Reverse Osmosis ................ 8

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Teknologi Reverse Osmosis .......................................................................... 4


2.2 Tipe Membran Reverse Osmosis ................................................................... 6
2.3 Pengolahan Air Asin Sistem Reverse Osmosis ............................................. 7

vi
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Air bersih
digunakan dalam segala aktivitas manusia mulai dari pemenuhan hidup
(Fatahilah dan Raharjo, 2007) yakni untuk makan dan minum, pemenuhan
kesehatan yakni untuk mandi, mencuci dan lain sebagainya, serta pemenuhan
kebutuhan non primer seperi menyiram taman, mencuci motor atau mobil dan
lain sebagainya. Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sebagai kebutuhan
dasar, air sangatlah penting bagi manusia karena manusia tidak dapat
bertahan hidup tanpa air.
Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air
menutupi tiga perempat permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita
dihadapkan pada situasi yang sulit di mana sumber air bersih sangat terbatas
dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi masyarakat yang
tinggal di daerah pantai, air tawar dan bersih merupakan sumber air yang
sangat penting. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka
masyarakat yang tinggal di daerah tersebut mulai kekurangan air. Air hujan
yang merupakan sumber air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan
(PAH) sering tidak dapat mencukupi kebutuhan pada musim kemarau
(Herlambang, 2003). Tidak hanya di daerah pantai, bahkan di daerah
perkotaan maupun pedesaan pun sering mengalami kesulitan mendapatkan air
bersih saat air sumur mulai berubah warna atau berbau pada musim kemarau
(Adi dkk., 2014).
Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk
hidup baik untuk memenuhi kebutuhan maupun menopang hidupnya secara
alami. Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk
melakukan segala kegiatan sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan
bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai
dalam kegiatan sehari-hari manusia.
2

Dari beberapa sumber air yang tersedia, penduduk Indonesia sebagian


besar menggunakan air permukaan terutama air sungai dan air sumur.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup
(KLH) pada tahun 2014 bahwa 70 – 75 % sungai di 33 provinsi Indonesia
telah tercemar. Polutan dominan yang mencemari sungai berasal dari limbah
domestik (limbah berasal dari rumah tangga) (Quddus, 2014).
Untuk meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat mengenai kebutuhan
air bersih, maka perlu disesuaikan teknologi yang sesuai dengan tingkat
penguasaan teknologi dalam masyarakat itu sendiri. Salah satunya adalah
dengan menggunakan teknologi reverse osmosis (osmosis balik) yang dapat
dengan mudah diterapkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, penulis ingin
mengkaji lebih lanjut tentang bagaimana sistem teknologi reverse osmosis
dapat membantu memenuhi kebutuhan manusia terhadap air bersih dan tawar.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

1.2 Pokok Bahasan


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mempunyai
beberapa pokok bahasan, yaitu:
1.2.1 Pengertian dan sistem teknologi reverse osmosis.
1.2.2 Kualitas air yang dihasilkan teknologi reverse osmosis.
1.2.3 Kelebihan dan kekurangan teknologi reverse osmosis.
1.2.4 Implikasi keperawatan teknologi reverse osmosis.

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk memahami
sistem teknolgi reserve osmosis yang dapat membantu memenuhi
kebutuhan manusia terhadap air bersih dan tawar.
3

1.3.2 Tujuan Khusus


Berdasarkan pokok bahasan, penulis mempunyai beberapa tujuan
khusus dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1) Untuk mengetahui pengertian dan sistem teknologi reverse
osmosis.
2) Untuk mengetahui kualitas air yang dihasilkan teknologi reverse
osmosis.
3) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teknologi reverse
osmosis.
4) Untuk mengetahui implikasi keperawatan teknologi reverse
osmosis.

1.4 Manfaat
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Dapat menjadi referensi belajar mahasiswa terkait sistem teknologi
reverse osmosis.
1.4.2 Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca terkait sistem
teknologi reverse osmosis.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Dapat membantu perawat dalam memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang teknologi reverse osmosis.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sistem Teknologi Reverse Osmosis


Metoda Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis Balik dikembangkan sejak
tahun 1950-an dalam rangka mencari metoda yang ekonomis untuk desalinasi
air laut. Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk
mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu
sehingga air dapat digunakan (Hermayanti, 2011). Metoda yang juga dikenal
sebagai “hyperfiltration” ini kemudian terus dikembangkan untuk membuang
hampir semua kontaminan dari air yang akan diolah. Teknologi ini dipakai
pada pesawat ruang angkasa, perlengkapan perang negara-negara maju,
penyediaan air pada bencana alam, dan lain-lain.
Pada proses desalinasi menggunakan membran RO, air pada larutan
garam dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui
membran water-permeable (Hermayanti, 2011). Reverse osmosis mampu
untuk menyingkirkan beragam kontaminan aestetik yang menimbulkan rasa
yang tidak sedap, warna, dan problim bau seperti rasa asin atau rasa soda
yang disebabkan oleh chlorides atau sulfat. Unit RO secara efektif mampu
menyingkirkan semua jenis bakteri dan virus. Besarnya pori dari membran
reverse osmosis mencapai 0.0001 Mikron (ukuran bakteria 0.2 sampai 1
Mikron, dan virus antara 0.02 sampai 0,4 Mikron). Unit RO mampu untuk
menyingkirkan sebagian besar bahan kimia non organik seperti garam, metal,

Gambar 2.1 Teknologi Reverse Osmosis


5

dan mineral serta menyingkirkan kontaminan yang menyangkut kesehatan


seperti arsenic, asbestos, atrazine (herbisida/pesticida), fluoride, lead,
mercury, nitrate, dan radium, dan lain-lain (Qwater Indonesia, 2011).
Reverse osmosis merupakan teknologi pengolahan air yang sangat
umum digunakan guna menghasilkan air yang berkualitas tinggi (Diaratih dan
Hadi, 2015). Proses reverse osmosis dilakukan dengan memberi tekanan
tinggi pada air yang dialirkan melalui membran semi permeable di mana
pemisahan ion terjadi. Dengan pemisahan ion, moleku air membentuk
barier yang memungkinkan molekul air lainnya untuk liwat dan
menghalangi liwatnya hampir semua kontaminan. Tingkat penolakan
kontaminan ini berkisar antara 85-95% yang tergantung pada kualitas awal
dari air yang diolah. Teknologi reverse osmosis ini dapat diterapkan pada
berbagai skala penggunaan yang dibutuhkan seperti untuk skala perkotaan,
industri, maupun rumah tangga (Qwater Indonesia, 2011).
Pada proses membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada
proses penyaringan dengan skala molekul, di mana suatu tekanan tinggi
diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga akan memaksa air melalui
proses reverse osmosis dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian
yang mempunyai kepekatan rendah. Selama proses tersebut terjadi, kotoran
dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar (limbah).
Molekul air dan bahan mikro yang berukuran lebih kecil dari reverse osmosis
akan tersaring melalui membran. Di dalam membran reverse osmosis tersebut
terjadi proses penyaringan dengan ukuran molekul, yakni partikel yang
molekulnya lebih besar daripada molekul air misalnya molekul garam, besi
dan lainnya, akan terpisah dan dalam membran osmosis balik harus
mempunyai persyaratan tertentu, misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi
harus <0,1> (Hermayanti, 2011).
Sistem RO terdiri dari empat proses utama (Herlambang, 2003), yaitu:
1) Pretreatment
Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran
dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan
6

menambahkan inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat


disebabkan oleh senyawa tetentu, seperti kalsium sulfat.
2) Pressurization
Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui
proses pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan
membran dan salinitas air umpan.
3) Separation
Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut,
sementara membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi
melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan
terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran brine
terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses
pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan
tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbagai jenis
konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine fiber membranes.

Gambar 2.2 Tipe Membran Reverse Osmosis


7

4) Post Teatment Stabilization


Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya
membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi
untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui
kolom aerasi di mana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga
mendekati 7 (Shofnita, 2009).
Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari
tangki pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter),
saringan untuk besi dan mangan (iron and manganese filter) dan yang
terakhir adalah sistem penghilang warna (colour removal) (Herlambang,
2003). Pengolahan air dengan sistem reverse osmosis dapat diperjelas pada
Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Pengolahan Air Asin Sistem Reverse Osmosis

2.2 Kualitas Air yang Dihasilkan Teknologi Reverse Osmosis


Alat pengolah air sistem reverse osmosis mempunyai fungsi untuk
mengolah air asin atau payau menjadi air tawar dengan cara filtrasi tingkat
molekul, dengan demikian alat ini memberikan manfaat yang sangat besar
8

bagi manusia (Herlambang, 2003). Pemanfaatan teknologi ini akan memberi


kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan air bersih yang diperoleh dari
pengolahan air asin atau payau.
Manfaat lainnya yang dapat dinikmati oleh manusia dengan
diterapkannya pengolah air sistem RO berupa peningkatan mutu kualitas air
hasil olahan (Herlambang, 2003). Hasil kualitas dari pengolahan dengan
menggunakan teknologi reverse osmosis dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pandual Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem Reverse Osmosis

Sumber: Herlambang (2003)

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Reverse Osmosis


Reverse osmosis memiliki banyak kelebihan yang sangat bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari. Kelebihan tersebut dapat mempermudah
masyarakat dalam mengatasi permasalahan air bersih yang berada di
lingkungan sekitar. Ada pun kelebihan dari reserve osmosis meliputi:
1) Sangat efektif dalam menghilangkan segala macam kontaminan dari
dalam air (Qwater Indonesia, 2011). Bahkan partikel-partikel
kontaminan yang berukuran mikro pun mampu disaring dengan
sempurna oleh teknologi ini. Teknologi reserve osmosis dapat
9

diandalkan untuk menghilangkan partikel mikro, koloid,


mikroorganisme, dan sebagainya.
2) Tidak membutuhkan banyak perawatan dalam pemakaiannya sehingga
mempermudah masyarakat menggunakannya. Karena sudah didesain
sedemikian rupa sehingga memudahkan masyarakat dalam
pemakaiannya.
3) Desain yang begitu canggih. Hal ini menyebabkan masyarakat tertarik
untuk menggunakan teknologi reserve osmosis.
4) Mudah dirakit dan menggunakannya (Herlambang, 2003). Mesin
reserve osmosis menggunakan rakitan yang mudah dan tidak rumit.
5) Mudah dibersihkan. Mesin reserve osmosis ini mudah dibersihkan
sehingga tidak menyebabkan kesulitan pada penggunaannya.
Menurut Herlambang (2003), RO mempunyai ciri-ciri yang sangat
khusus sebagai model pengolah air asin yaitu:
1) Energi yang relatif hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya.
Konsumsi energi alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil
adalah antara 8-9 kWh/T (TDS 35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS
42.000.
2) Hemat ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang
cukup hemat.
3) Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel
dan instrumen dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada
suhu kamar.
4) Kemudahan dalam menambah kapasitas.
Meskipun alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak
keuntungan akan tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan
petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar alat tersebut dapat digunakan
secara baik dan awet. Untuk menunjang operasional sistem RO diperlukan
biaya perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia,
bahan bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator
(Herlambang, 2003).
10

Selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, menurut Said (2003)


penyaringan air minum dengan menggunakan teknologi reverse osmosis ini
juga memiliki beberapa kekurangan, di antarnya:
1) Biaya operasional yang cukup besar dikarenakan alat-alat yang
dibutuhkan banyak.
2) Membutuhkan energi yang besar.
3) Sedikit menghasilkan air tawar. Dari pengolahan sistem RO ini hanya
30% yang menjadi air tawar, sedangkan sisanya adalah limbah yang
dibuang ke laut (data PLN Pembangkit Kab. Jepara).
4) Penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri dan fosfat yang
terdapat dalam air laut, sehingga perlu dilengkapi dengan unit
pergerakan dan unit anti bakteri.
Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang
akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem
pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku mempunyai
kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka
yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan
warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui
pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku
mempunyai kandungan parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang
dibutuhkan akan lebih kompleks lagi (Herlambang, 2003).
Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang
digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air
tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau
panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi,
sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung
kadar garam klorida dan TDS yang tinggi (Herlambang, 2003).
Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan klorida dan TDS yang
tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO).
Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang
11

dilakukan melalui suatu elemen yang disebut membran. Dengan sistem RO


ini, klorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama
sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk
ke dalam elemen membran harus bebas dari besi, mangan dan zat organik
(warna organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu
dilengkapi dengan pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-
unsur pengotor, seperti besi, mangan dan zat warna organik (Herlambang,
2003).

2.4 Implikasi Keperawatan Teknologi Reverse Osmosis


Perawat memiliki peran yang cukup dalam terhadap individu,
kelompok, maupun masyarakat di mana perawat harus mengetahui bagaimana
klien dapat menjadi sehat maupun sakit. Dalam hal ini lingkungan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan klien dikarenakan lingkungan sekitar
merupakan elemen utama penyebab sakit atau sehatnya klien. Air minum
sehat dan bersih yang sangat dibutuhkan pasien dalam kesehariannya
merupakan salah satu komponen penyebab sakit atau sehatnya klien. Jika air
dalam lingkungan suatu kelompok atau masyarakat kotor atau tidak layak
dikonsumsi seperti daerah yang telah terjadi banjir, longsor atau bencana lain
yang membuat mata air di daerah tersebut telah tercemar, maka perawat
berperan dalam bagaimana mengatasi permasalahan masyarakat yang harus
meminum air bersih dan sehat dengan mata air yang tidak layak minum
tersebut. Dengan teknologi reverse osmsis ini perawat dapat percaya dengan
teknologi tersebut yang mampu membuat air kotor menjadi air bersih dan
layak minum. Meskipun teknologi ini membutuhkan dana yang cukup mahal
pada awalnya yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat di
daerahnya, tetapi kita dapat bekerja sama dengan pemerintah atau lembaga
swadaya masyarakat sehingga masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan air
bersih yang layak minum.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1) Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi
kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga
air dapat digunakan.
2) Reverse osmosis merupakan teknologi pengolahan air yang sangat
umum digunakan guna menghasilkan air yang berkualitas tinggi yang
dilakukan dengan memberi tekanan tinggi pada air yang dialirkan
melalui membran semi permeable di mana pemisahan ion terjadi.
3) Sistem RO terdiri dari empat proses utama, yaitu 1) pretreatment, 2)
pressurization, 3) membrane separation, dan 4) post teatment
stabilization.
4) Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari
tangki pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter),
saringan untuk besi dan mangan (iron and manganese filter) dan yang
terakhir adalah sistem penghilang warna (colour removal).
5) Alat pengolah air sistem reverse osmosis mempunyai fungsi untuk
mengolah air asin atau payau menjadi air tawar dengan cara filtrasi
tingkat molekul, dengan demikian alat ini memberikan manfaat yang
sangat besar bagi manusia. Manfaat lainnya yang dapat dinikmati oleh
manusia dengan diterapkannya pengolah air sistem RO berupa
peningkatan mutu kualitas air hasil olahan.
6) Kelebihan dari reserve osmosis meliputi; 1) sangat efektif dalam
menghilangkan segala macam kontaminan dari dalam air, 2) tidak
membutuhkan banyak perawatan dalam pemakaiannya, 3) desain yang
begitu canggih, 4) mudah dirakit dan menggunakannya dan 5) mudah
dibersihkan.
13

7) RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air


asin yaitu; 1) energi yang relatif hemat, 2) hemat ruangan, 3) mudah
dalam pengoperasian, dan 4) kemudahan dalam menambah kapasitas.
8) Penyaringan air minum dengan menggunakan teknologi reverse
osmosis ini juga memiliki beberapa kekurangan, di antarnya; 1) biaya
operasional yang cukup besar, 2) membutuhkan energi yang besar, 3)
sedikit menghasilkan air tawar dan 4) penyumbatan pada selaput
membran oleh bakteri dan fosfat.
9) Perawat berperan dalam bagaimana mengatasi permasalahan
masyarakat yang harus meminum air bersih dan sehat dengan mata air
yang tidak layak minum. Dengan teknologi reverse osmsis ini perawat
dapat percaya dengan teknologi tersebut yang mampu membuat air
kotor menjadi air bersih dan layak minum. Meskipun teknologi ini
membutuhkan dana yang cukup mahal pada awalnya yang mungkin
tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat di daerahnya, tetapi kita dapat
bekerja sama dengan pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat
sehingga masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan air bersih yang layak
minum.
14

DAFTAR PUSTAKA

Adi, W., S. P. Sari dan Umroh. 2014. Efektifitas Filter Bahan Alami dalam Perbaikan
Kualitas Air Masyarakat Nelayan Wilayah Pesisir Kabupaten Bangka. Jurnal
Sumberdaya Perairan. 8(2): 34-39.

Diaratih, V. I., dan W. Hadi. 2015. Alternatif Pemanfaatan Air Limbah dari Reverse Osmosis
dengan Metode Elektrolisis untuk Menghasilkan Gas Hidrogen dan Oksigen. Jurnal
Teknik ITS. 4(1): 117-119.

Fatahilah dan I. Raharjo. 2007. Penggunaan Karbon Aktif dan Zeolit sebagai Komponen
Adsorben Saringan Pasir Cepat (Sebuah Aplikasi Teknologi Sederhana dalam Proses
Penjernihan Air Bersih). Jurnal Zeolit Indonesia. 6(2): 43-46.

Herlambang, A. 2003. Pengolahan Air Asin atau Payau dengan Sistem Osmosis Balik.
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html. [Diakses pada 29 November
2017].

Hermayanti, N. 2011. Desalinasi Air Laut Menjawab Krisis Air Bersih Daerah Pesisir. Telaah
Pustaka Program Pasca Sarjana. Bengkulu: Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Quddus, R. 2014. Teknik Pengolahan Air Bersih dengan Sistem Saringan Pasir Lambat
(Down flow) yang Bersumber dari Sungai Musi. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
2(4): 669-675.

Qwater Indonesia. 2011. Teknologi Reverse Osmosis (RO).


http://www.qwaterindonesia.com/air-berkualitas/teknologi-reverse-osmosis-ro. [Diakses
pada 28 November 2017].

Said, N. I. 2003. Aplikasi Teknologi Osmosis Balik untuk Memenuhi Kebutuhan Air Minum
di Kawasan Pesisir atau Pulau Terpencil. Jurnal Teknik Lingkungan. 4(2): 15-34.

Shofinita, D. 2009. Desalinasi Air Garam. http://majarimagazine.com/2009/05/. [Diakses


pada 29 November 2017].

Anda mungkin juga menyukai