MULTIPARAMETER
OLEH
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standard temperatur pada area kerja industri .........................................5
Tabel 4.1 Hasil pengukuran Kualitas Air .............................................................. 8
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Alat Multiparameter ............................................................................ 6
Gambar 3.2 Alat Stopwatch .................................................................................... 6
Gambar 3.3 Flowchart Cara Pemakaian Multiparameter ....................................... 7
Gambar 3.4 Flowchart Cara Mengganti Baterai ..................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan karena semua
makhluk hidup di dunia ini memerlukan air. Tumbuhan dan hewan sebagian besar
tersusun oleh air. Sel tumbuhan mengandung lebih dari 75% air dan sel hewan
mengandung lebih dari 67%. Kurang dari 0,5% air secara langsung dapat digunakan
untuk kepentingan manusia (Widiyanti, 2004). Air dimanfaatkan oleh manusia
untuk berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan air untuk keperluan
individu berbeda-beda untuk tiap tempat dan tiap tingkatan kebutuhan. Semakin
tinggi taraf kehidupan di suatu tempat, maka semakin meningkat pula sejumlah
kebutuhan akan air(Alwi, 2012).
Air dalam kehidupan manusia memiliki fungsi yang sangat penting. Pada
kegiatan sehari – hari manusia tidak pernah lepas menggunakan air. Seperti
kegunaannya dalam bidang pertanian, industri, rumah tangga, dan lain sebagainya.
Air salah satu sumber daya alam yang paling melimpah di permukaan bumi, dimana
2/3 dari permukaan bumi diliputi oleh air atau lebih tepatnya 71% ditutupi oleh air
dan sisanya daratan. Dari sebanyak itu hanya sebagian kecil saja dari jumlah
tersebut yang benar – benar dapat dimanfaatkan. Sebagian besar dari air, sekitar
97% ada di samudra atau laut dimana kadar garamnya terlalu tinggi untuk
dikonsumsi dalam keperluan rumah tangga. Sedangkan sisanya 3% berupa air tawar
yang lebih dari 2/3 bagiannya berada jauh di bawah tanah, dalam bentuk es di
glasier dan es kutub.
Keterbatasan atas ketersediaan air bersih ini sangat dirasakan oleh penduduk
yang berada pada daerah pesisir pantai dimana hanya air lautlah yang melimpah.
Selain itu tidak adanya pengunaan teknologi dalam mendapatkan air bersih dari
sumber daya yang ada juga menyebabkan terjadinya kekurangan air bersih. Dari
melimpahnya sumber air ini hanya sedikit orang yang bisa memanfaatkannya
dengan baik. Hal itu juga disebabkan karena minimnya pengetahuan tentang
mengubah air laut tadi menjadi air bersih, yang mana untuk dapat mengolahnya
dibutuhkan teknologi agar bisa menyuling air laut tersebut menjadi air bersih.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini, fungsi air
bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama
untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berupaya memenuhi kebutuhan
air yang cukup bagi dirinya sendiri misalnya untuk keperluan rumah tangga seperti
masak, mandi, mencuci dan pekerjaan lainnya. Selain itu air juga diperlukan untuk
kebersihan jalan dan pasar, tempat rekreasi, restoran, hotel, keperluan industri,
pertanian, peternakan dan lain-lainnya. Kekurangan ketersediaan air bersih dapat
mengakibatkan berbagai macam dampak merugikan terhadap masalah kesehatan
dan lingkungan, maka untuk menghindarkan hal tersebut, ketersediaan kebutuhan
air bersih pada masyarakat harus dipenuhi sesuai dengan masyarakat yang
menggunakannya atau memakainya.
2
2
proses pengolahan terlebih dahulu. Menurut Sugiharto (1983) tempat sumber air
dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Air hujan, air angkasa dan dalam wujud lainnya dapat berupa salju;
2. Air permukaan, air yang berada di permukaan bumi dapat berupa air
sungai, air danau, air laut;
3. Air tanah, terbentuk dari sebagian dari air hujan yang jatuh ke permukaan
dan sebagian meresap ke dalam tanah melalui pori-pori/celah-celah dan akar
tanaman serta bertahan pada lapisan tanah membentuk lapisan yang mengandung
air tanah (aquifer), air tanah yang disebut air tanah dalam atau artesis, artinya air
tanah yang letaknya pada dua lapisan tanah yang kedap air, ada yang sifatnya
tertekan dan yang tidak tertekan. Air tanah dangkal artinya terletak pada aquifer
yang dekat dengan permukaan tanah dan fluktuasi volumennya sangat dipengaruhi
oleh adannya curah hujan.
5. Mata air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan
tanah. Mata air berasal dari air tanah dalam, hampir tak terpengaruh oleh
musim serta kualitas dan kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.
Berdasarkan keluarnya (munculnya air kepermukaan tanah), mata air terbagi
atas : 1. Rembesan, dimana air keluar dari lereng – lerang. 2. Umbul, dimana
air keluar kepermukaan pada suatu dataran
2. Stopwatch
3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan dalam Praktikum Pengukuran Kadar Air
menggunakan alat Multiparameter adalah sebagai berikut :
1. Sampel Air
6
7
2. Baterai
Buka penutup
elektroda
Masukkan baterai
sesuai kutubnya
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Suhu 25,2oC
3 Konduktivitas 40,1 us
UNSRI(Sumber : Dokumentasi)
9
4.2. Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil pengukuran terhadap
salah seorang Mahasiswa yang berada di dalam lingkungan Fakultas Kesehatan
Masyarakat memiliki kualitas air sebesar : PH : 6,35, suhu : 25,2oC, ORP : 43,93
mv, cond : 40,1 us, TDS 26,53 ppm, salt : 20,13 ppm. Hasil Pengukuran Parameter
air yang dilakukan oleh Mahasiswa tersebut masih berada di tingkat yang tidak
melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) untuk PH yang telah ditetapkan dalam
PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG
STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
PERSYARATAN KESEHATAN AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE
SANITASI, KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA, DAN PEMANDIAN
UMUM yaitu 6,5 - 8,5 mengenai kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi.
Setelah diukur menggunakan alat Multi Parameter, dengan metode
pengukuran sebanyak tiga kali selama tiga detik untuk setiap celupnya di tiap
parameter dan di rata-ratakan di dapat hasil dalam pengukuran Mahasiswa di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya tersebut sebesar PH : 6,35,
suhu : 25,2oC, ORP : 43,93 mv, cond : 40,1 us, TDS 26,53 ppm, salt : 20,13 ppm .
Berdasarkan peraturan yang berlaku saat ini, yaitu PERMENKES REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2017. Nilai Ambang Batas (NAB) untuk
STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
PERSYARATAN KESEHATAN AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE
SANITASI, KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA, DAN PEMANDIAN
UMUM ialah sebesar 6,5 – 8,5 untuk PH. Hasil pengukuran tersebut tidak
melebihi ketentuan Nilai Ambang Batas (NAB) yang masih berlaku tersebut.
Sehingga masih termasuk kedalam kategori yang aman dan tidak berbahaya untuk
keperluan higiene sanitasi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
10
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi U. F., 2001. Peranan Air dalam Peningkatan Derajat Kesehatan
Masyarakat. Disampaikan dalam Peringatan Hari Air Sedunia No. 4 Tahun
XXVIII 2001 . Jakarta: Departemen Kimpraswil.
Algifari. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Asfawi Supriyono. 2004. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas
Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di Tingkat Produsen di Kota Semarang.
Thesis. Magister Kesehatan Lingkungan, Semarang: Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.
Athena, Sukar, Hendro M., Anwar D. M., Haryono., 2004. Kandungan Bakteri
Total Coli dan Escherechia coli / Fecal coli Air Minum dari Depo Air Minum
Isi Ulang di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Buletin Penelitian Kesehatan.
Volume 32 Nomor 4 tahun 2004.
Cholil M, Simoen S, Sutikno. 1997. Kualitas Air Tanah Bebas Berdasarkan Satuan
Permukiman Di Kotamadya Surakarta. Surakarta: Forum Geografi, Fakultas
Geografi UMS Nomor 20 Agustus 1997.
Dhahono DA. 2010. Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta Dalam Mengawasi
Kualitas Depo Air Minum Isi Ulang. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UNS.
11