NIM : 10011381823145
KELOMPOK :3
POPPY FUJIANTI,S.KM.,M.SC
Susilawati
Hanaa Nur Juaningsih
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Alat ukur adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh manusia untuk
membantu dalam proses penentuan parameter. Berbagai jenis teknologi alat ukur
telah banyak diciptakan oleh masyarakat untuk mempermudah melakukan
pengukuran (Holman,1985). Contoh alat ukur seperti alat ukur kecepatan angin
adalah anemometer, alat ukur suhu yaitu termometer, light meter sebagai alat ukur
intensitas cahaya, serta humidity meter sebagai alat ukur kelembaban dan lain-lain
sebagainya.
Pada umumnya satu alat ukur hanya dapat mengukur satu parameter. Hasil
pengukuran biasanya didapatkan dari melihat hasil tampilan pada alat ukur dan
mencatat setiap hasil pengukuran secara manual. Untuk mengukur banyak
parameter, pengukuran harus dilakukan secara bergantian dengan menggunakan
alat ukur sesuai jenis parameter yang ingin diukur. Hal ini dapat mengakibatkan
lamanya proses pengukuran untuk mengukur banyak parameter, kesalahan data
pengukuran karena salah mencatat hasil pengukuran (human error). Karena hal
tersebut perlu adanya sebuah alat ukur yang dapat mengukur banyak parameter
dalam satu kali pengukuran secara otomatis, dan hasilnya secara otomatis
tersimpan kedalam memori tanpa perlu mencatat hasil pengukuran. Air adalah
kebutuhan dasar dan bagian dari kehidupan yang fungsinya tidak dapat di
gantikan oleh senyawa lain. Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang
menjadi sumber kehidupan bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak
ada yang bisa menyangkal, bahwa air merupakan elemen penting dalam
kehidupan manusia, tidak saja untuk dikonsumsi, kebutuhan akan air juga
menopang banyak aktivitas manusia. Menurut Kodoatie, (2005) “Air merupakan
material yang membuat kehidupan terjadi di Bumi”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. pH: -2 – 16,00
B. Konduktifitas: 0 – 2000 uS ; 2,00 – 20,00 mS
C. TDS: 0 – 1300ppm ; 1,30 – 13,00 ppt
D. Salinitas: 0 – 1.000 ppm ; 1,00 – 12,00 ppt
E. Suhu: 0 – 90°C
2. Akurasi
3. Resolution:
A. Suatu larutan dikatakan asam jika terdapat ion H+ yang lebih banyak
daripada ion OH–. Asam memiliki pH<7
B. Bersifat netral jika jumlah ion H+ dan OH– sama dalam larutan.
LArutan netral memiliki pH 7
C. Dan larutan basa jika terdapat jumlah ion OH– lebih banyak dibanding
H+. Basa memiliki pH>7
Indikator asam basa adalah zat yang zat warnanya bergantung pada
pH larutan atau zat yang menunjukkan sifat asam, basa, atau netral pada
suatu larutan. Indikator asam atau basa yang baik harus mampu
menampilkan warna berbeda pada larutan asam maupun basa.
Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator yang dibuat di laboratorium
menggunakan alat dan bahan kimiawi. Terdapat dua macam
indikator buatan yang umum digunakan untuk menentukan pH
larutan, yaitu indikator kertas dan larutan.
1. Indikator Kertas
Indikator kertas terdapat dua macam, yaitu berbentuk
stik dan kertas lakmus. Kertas lakmus adalah kertas
berwarna merah dan biru. Sebuah larutan akan
mengubah kertas lakmus menjadi berwarna merah jika
bersifat asam. Sebaliknya, larutan bersifat basa akan
menjadikan kertas lakmus berwarna biru. Indikator
kertas berikutnya adalah kertas berbentuk stik dengan
kotak-kotak yang bisa membantu menentukan pH
secara rinci. Indikator ini disebut juga indikator
universal. Cara menggunakannya cukup mudah, yaitu
dengan mencelupkan kertas pada larutan yang diuji,
kemudian dibandingkan dengan parameter pada kotak.
2. Indikator larutan
Contoh indikator larutan adalah fenolftalein, metil
merah, dan bromtimol biru. Ketiganya akan menunjukkan
warna khusus ketika dicampur dengan larutan bersifat asam
atau basa. Fenolftalein akan menunjukkan perubahan
menjadi warna merah pada larutan basa. Sedangkan pada
larutan asam dan netral, larutan akan tetap berwarna
bening. Metil merah akan menunjukkan perubahan menjadi
warna merah pada larutan asam. Jika larutan bersifat basa
atau netral, maka larutan akan berwarna kuning.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
1. Multi Parameter
3.1.2 Bahan
1. Air
2. Kertas Lakmus
3. Aquabides
4. Cairan Kalibrasi
Suhu 25,2oC
3 Konduktivitas 40,1 us
(Sumber : Dokumentasi)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil pengukuran terhadap
salah seorang Mahasiswa yang berada di dalam lingkungan Fakultas Kesehatan
Masyarakat memiliki kualitas air sebesar : PH : 6,35, suhu : 25,2oC, ORP : 43,93
mv, cond : 40,1 us, TDS 26,53 ppm, salt : 20,13 ppm. Hasil Pengukuran
Parameter air yang dilakukan oleh Mahasiswa tersebut masih berada di tingkat
yang tidak melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) untuk PH yang telah ditetapkan
dalam PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2017
TENTANG STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
PERSYARATAN KESEHATAN AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE
SANITASI, KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA, DAN PEMANDIAN
UMUM yaitu 6,5 - 8,5 mengenai kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi.
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengukuran Kualitas air yang dilakukan
oleh Mahasiswa menggunakan alat MultiParameter di Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM) Universitas Sriwijaya, didapat hasil sebagai berikut:
1. Multiparameter merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk
pengujian kualitas air yang multifungsi
2. Pengukuran dilakukan menggunakan alat MultiParameter. Pengukuran
dilakukan oleh Mahasiswa di lingkungan Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM) Universitas Sriwijaya dan mendapatkan hasil
sebesar PH : 6,35, suhu : 25,2oC, ORP : 43,93 mv, cond : 40,1 us, TDS
26,53 ppm, salt : 20,13 ppm.
3. Menurut PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32
TAHUN 2017 Mengenai Nilai Ambang Batas persyaratan kesehatan
air untuk keperluan higiene sanitasi yaitu 6,35 dimana kualitas air (PH)
yang diukur Mahasiswa di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya tidak melebihi Nilai Ambang Batas.
4. Dari hasil pengukuran, didapat hasil bahwa PH yang diukur
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya tidak
melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) dan termasuk dalam kategori
tidak membahayakan.
5. PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
6. Air sungai kelekar bisa digunakan untuk keperluan higiene sanitasi
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA