Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM UJI DAYA HANTAR LISTRIK,


SALINITAS, DAN PH AIR

Laporan Ini Dibuat Sebagai Syarat


Dalam Matakuliah Pencemaran Air Dan Tanah
Program Studi Kesehatan Lingkungan

OLEH
Nama : Afida Riani
NIM : 10031182126010
Kelompok : 7

Dosen : Dini Arista Putri, S.Si., M.Ph

Laura Dwi Pratiwi, S.K.M., M.K.M.

Dr. Suheryanto,M.Si

Asisten : Anisa Oktapia

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Definisi Air....................................................................................................3
2.2 Definisi Daya Hantar Listrik..........................................................................3
2.3 Salinitas Air....................................................................................................4
2.4 pH pada Air....................................................................................................4
2.5 Metode Daya Hantar Listrik..........................................................................4
2.4 Faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik..............................................4
BAB III....................................................................................................................6
METODE PENELITIAN......................................................................................6
3.1 Alat Dan Bahan..............................................................................................6
3.1.1 Alat..........................................................................................................6
3.1.2 Bahan......................................................................................................6
3.2 Prosedur Kerja................................................................................................6
3.2.1 Kalibrasi Alat..........................................................................................6
3.2.2 Cara Kerja...............................................................................................7
3.2.3 Cara Mengganti Baterai..........................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

i
DAFTAR GAMBAR

ii
DAFTAR TABEL

iii
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Air adalah sumber daya alam yang melimpah dan dapat ditemukan disetiap
tempat di permukaan. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan
sehari-hari, penyediaan air tanah selalu dikaitkan dengan kondisi air tanah yang
sehat, murah dan tersedia dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Kebutuhan
manusia akan air bertambah terus, menjadi sangat nyata bila dikaitkan dengan
pertambahan penduduk, kebutuhan pangan, peningkatan industrialisasi dan lain
sebagainya (Gijoh, 2017).
Air merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan di berbagai bidang.
Sumber air permukaan sampai saat ini masih menjadi andalan dalam penyediaan
air irigasi terutama pada musim kemarau. Namun sayangnya, dengan semakin
meningkatnya pembangunan di segala bidang menyebabkan kuantitas dan kualitas
air tidak lagi sesuai dengan peruntukannya. Pembangunan yang semakin
meningkat diikuti dengan peningkatan pencemaran lingkungan, yang salah
satunya berasal dari limbah industri. Kualitas air dan kesesuaiannya ditentukan
oleh rasanya, bau, warna, konsentrasi organik anorganik. Sejumlah prosedur dan
alat ilmiah telah digunakan dan dikembangkan untuk menilai kontaminan air.
Prosedurnya termasuk analisis parameter seperti pH, kekeruhan, konduktivitas,
dan TDS (total padatan terlarut).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap orang di negara maju
membutuhkan 60–120 liter air perhari. Pada negara berkembang seperti
Indonesia, tingkat kebutuhan air sekitar 30 – 60 liter air perorang perhari (Fatma,
2018). Air bersih yang ideal tidak harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau, serta tidak mengandung kuman pathogen dan segala makhluk yang
membahayakan kesehatan manusia. Untuk menjamin bahwa suatu sistem
penyediaan air minum aman, higienis dan baik serta dapat diminum tanpa
kemungkinan dapat menginfeksi para pemakai air, maka harus memenuhi
persyaratan kualitas air. Kualitas air yang dibutuhkan akan berbeda dari suatu
kegiatan ke kegiatan lain. Kualitas minimum untuk keperluan air minum
misalnya, akan berbeda dengan kualitas minimum untuk air keperluan irigasi

1
(Azwar, 2020). Kualitas tiap sumber air dapat diukur berdasarkan konsentrasi
komponen yang terkandung di dalamnya dan kemudian dibandingkan dengan
nilai standar baku mutu. Standar baku mutu umumnya berupa angka atau
pernyataan yang harus dipenuhi agar air tidak menyebabkan gangguan kesehatan,
gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika (Souisa & Janwarin, 2018).
Mutu air ditetapkan menjadi empat yaitu : 1) kelas 1, air yang dapat digunakan
sebagai sumber air minum; 2) kelas II, air yang dapat digunakan sebagai sarana
dan prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan
sebagainya; 3) kelas III, air yang diperuntukkan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan dan mengairi tanaman; 4) kelas IV, air yang dapat digunakan
untuk mengairi tanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut (Bahri et al., 2020).
Kualitas air minum dapat diketahui dengan menggunakan parameter yang
dapat mengukur kandungan dalam air tersebut. Beberapa parameter yang biasa
digunakan adalah derajat keasaman (pH), total partikel terlarut (TDS), kadar
garam dan daya hantar listrik (DHL). pH air dapat menggambarkan derajat
korositivitas, yaitu semakin rendah nilai pH air maka sifat korosi air semakin
tinggi. Standar baku mutu pH air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
yaitu sebesar 6,5 – 9
Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk keperluan
minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan
pembawa bahan buangan industri. Pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan
manusia perlu terlebih dahulu ditentukan kualitas airnya terutama untuk diminum.
Air minum harus aman, oleh karena itu, sangat penting untuk membatasi
konsentrasi kotoran yang diperbolehkan dalam penyediaan air. Setiap air harus
sesuai dengan standar tertentu yang ditentukan oleh pihak masyarakat berwenang
setempat. Pengambilan air tanah yang berlebihan akan menimbulkan ruang
kosong dibawah tanah. Kekosongan akibat pengambilan air tanah yang berlebihan
dapat mengakibatkan perubahan kesetimbangan hidrolik antara air, yang
mengkibatkan masuknya air laut ke arah darat atau yang dikenal dengan intrusi air
laut.Tingkat pencemaran air tanah karena intrusi air laut dapat diukur dengan
melihat uji salinitas pada sampel-sampel air tanah. Alat ukur yang biasanya

2
digunakan untuk mengukur nilai daya hantar listrik dalam suatu larutan disebut
dengan konduktivitimeter.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Air
Air adalah sumber daya alam yang melimpah dan dapat ditemukan disetiap
tempat di permukaan. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan
sehari-hari, penyediaan air tanah selalu dikaitkan dengan kondisi air tanah yang
sehat, murah dan tersedia dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Kebutuhan
manusia akan air bertambah terus, menjadi sangat nyata bila dikaitkan dengan
pertambahan penduduk, kebutuhan pangan, peningkatan industrialisasi dan lain
sebagainya (Gijoh, 2017).
Kualitas air minum dapat diketahui dengan menggunakan parameter yang
dapat mengukur kandungan dalam air tersebut. Beberapa parameter yang biasa
digunakan adalah derajat keasaman (pH), total partikel terlarut (TDS), kadar
garam dan daya hantar listrik (DHL). pH air dapat menggambarkan derajat
korositivitas, yaitu semakin rendah nilai pH air maka sifat korosi air semakin
tinggi. Standar baku mutu pH air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
yaitu sebesar 6,5 – 9

2.2 Definisi Daya Hantar Listrik


Daya hantar listrik atau electrical conductivity (EC) adalah suatu fenomena
adanya aliran/muatan listrik pada tanah yang berasal dari ion/koloid tanah yang
kemudian membentuk medan listrik (Syekhfani, 2013). Dengan kata lain EC
adalah suatu indikator untuk mengukur listrik tanah dari adanya garam terlarut
(Muliawan et al., 2016; Latupapua, 2020). Ion ini bermuatan positif (kation) dan
negatif (anion) yang berasal dari aktivitas pemupukan. Pemupukan penting
dilakukan untuk kegiatan budidaya tanaman. Kemampuan air sebagai penghantar
listrik dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam yang terlarut di dalam air. Semakin
banyak garam yang terlarut semakin tinggi daya hantar listrik yang terjadi. DHL
merupakan pengukuran tidak langsung terhadap konsentrasi garam yang dapat
digunakan untuk menentukan secara umum kesesuaian air untuk budidaya

3
tanaman dan untuk memonitor konsentrasi larutan hara. Pengukuran DHL dapat
digunakan untuk mempertahankan target konsentrasi hara di zona perakaran yang
merupakan alat untuk menentukan pemberian larutan hara kepada tanaman.
Satuan pengukuran DHL adalah millimhos per centimeter (mmhos/cm),
millisiemens per centimeter (mS/cm) atau microsiemens per centimeter (Susila
dan Poerwanto, 2013).
2.3 Salinitas Air
Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan. Salinitas
menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat dikonversi
menjadi oksida, semua bromida dan ionida digantikan oleh klorida, dan semua
bahan organik telah dioksidasi. Klasifikasi airtanah berdasarkan salinitas yang
berhubungan dengan intrusi air laut
2.4 pH pada Air

2.5 Metode Daya Hantar Listrik


Metode daya hantar listrik merupakan metode untuk mengukur jumlah total
garam terlarut. Penentuan nilai DHL dengan menempatkan dua elektroda ke
dalam sampel, dan mengukur perbedaan potensial listriknya. Jika konsentrasi
garam meningkat, maka kemampuan larutan menghantarkan listrik akan
meningkat. Hasil pengukuran merupakan konversi tahanan listrik menjadi
konduktansi listrik. Satuan pengukuran biasanya mS/cm yang sama dengan
mmho/cm. Jika konsentrasi garam meningkat, maka kemampuan larutan
menghantarkan listrik akan meningkat. Pengukuran daya hantar listrik tidak dapat
menentukan jenis garam, tetapi hanya mengetahui daya hantar listrik yang
menunjukan tingkat salinitas larutan. Tanaman padi termasuk salah satu tanaman
yang peka terhadap salinitas tanah sebesar 2 mS/m dianggap optimal, tetapi jika 4
– 6 mS/m tergolong marginal (rendah).

2.4 Faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik


Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion yang
terdapat didalam larutan tersebut. Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis
elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk

4
elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum
pada pengenceran tak berhingga. Semakin banyak jumlah ion yang ada dalam
larutan maka semakin besar daya hantar listriknya dan sebaliknya. Penghantar
logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik mengalir
sebagai elektron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya
temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini
disebut penghantar kedua. Pembawa muatan dapat berupa elektron seperti logam,
dapat pula berwujud ion positif dan ion negatif seperti dalam larutan elektrolit dan
lelehan garam. Pembawa muatan yang berwujud logam disebut elektrolit atau
metalik, sedangkan pembawa muatan yang berupa larutan disebut ionik atau
elektrolit. Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-
proses kimia. Pada pembuatan aquades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang
berupa garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya
hantar larutan. Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan
pengukuran daya hantarnya. Seperti diketahui, daya hantar berbanding lurus
dengan jumlah ion yang ada dalam larutan (Agustyar,2016).

5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Multiparameter

Gambar 3.1 Alat pengukur Daya Hantar Listrik,Salinitas dan pH Air


3.1.2 Bahan
a. Larutan Buffer
b. Aquabides
c. Sampel Air Bersih Dan Air Kotor

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Kalibrasi Alat

Aktifkan mode pengukuran conductivity

Siapkan larutan1413uS/cm, celupkan probe kedalam larutan


tersebut

Setelah stabil, tekan dan tahan tombol “CAL” selama 3 detik


untuk masuk ke mode kalibrasi

6
Display akan menampilkan “CAL” dan angka 1413 uS/cm
yang berkedip. Setelah itu muncul “SA” dan “END” yang
menandakan kalibrasi sudah selesai

Bilas probe dengan air bersih


3.2.2 Cara Kerja

Tekan tombol power satu kali untuk menghidupkan alat


multiparameter

Siapkan sampel air yang akan diukur parameternya di gelas


ukura150-200 m

Tentukan parameter pengukuran pada display alat


multiparameter dengan menekan tombol MODE

Bilas probe menggunakan air bersih terlebih dahulu

Masukkan probe kedalam air/sampel/larutan yang akan


diukur hitung per 10 detik sembari diaduk perlahan dan
tunggu hingga pembacaan stabil

Untuk melanjutkan pengukuran parameter lain, tekan tombol


mode

Setelah melakukan pengukuran seluruh parameter pada alat


multiparameter, matikan alat dengan menekan tombol power
satu kali.

7
3.2.3 Cara Mengganti Baterai

Kendurkan/putar bagian leher alat, pisahkan probenya

Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai

Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar

Tutup kembali dan pasang kembali probe

8
DAFTAR PUSTAKA

Muliawan, Novi Riyandi Eka, Joko Sampurno, and Muhammad Ishak


Jumarang. "Identifikasi nilai salinitas pada lahan pertanian di daerah Jungkat
berdasarkan metode daya hantar listrik (DHL)." Prisma Fisika 4.2 (2016).
Aronggear, T. E., Supit, C. J., & Mamoto, J. D. (2019). Analisis Kualitas
dan Kuantitas Penggunaan Air Bersih PT. Air Manado Kecamatan Wenang.
Jurnal Sipil Statik,7(12),1625-1631.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/download/26138/25775
Lestari, Indri Lita, et al. "Perbandingan Kualitas Air Sumur Galian dan
Bor Berdasarkan Parameter Kimia dan Parameter Fisika." BIOEDUSAINS: Jurnal
Pendidikan Biologi Dan Sains 4.2 (2021): 155-165.
Lestari, I. L., Singkam, A. R., Agustin, F., Miftahussalimah, P. L.,
Maharani, A. Y., & Lingga, R. (2021). Perbandingan Kualitas Air Sumur Galian
dan Bor Berdasarkan Parameter Kimia dan Parameter Fisika. BIOEDUSAINS:
Jurnal Pendidikan Biologi Dan Sains, 4(2), 155-165.
Manullang, Dewi Feronika. Identifikasi Kejernihan Air Sumur Bor
Ditinjau dari Daya Hantar Listrik (DHL) dengan Konduktivitimeter di Desa
Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. Diss.
UNIMED, 2015.
Muliawan, Novi Riyandi Eka, Joko Sampurno, and Muhammad Ishak
Jumarang. "Identifikasi nilai salinitas pada lahan pertanian di daerah Jungkat
berdasarkan metode daya hantar listrik (DHL)." Prisma Fisika 4.2 (2016).

Anda mungkin juga menyukai