Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN


“PENGUKURAN PARAMETER BESI (Fe) PADA AIR MENGGUNAKAN
WATER TEST KIT”
Dosen Pengampu : Reni Suhelmi, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Rizky Anjelina
NIM : 2111102414030
Kelompok :4

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
yang berjudul “Pengukuran Parameter Besi (Fe) Pada Air Menggunakan Water Test
Kit” dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan, serta untuk memberikan
penjelasan mengenai tata cara pengukuran parameter Besi (Fe) yang sesuai dengan
standar. Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih atas bantuan
waktu, tenaga serta pikirannya kepada Ibu Reni Suhelmi, S.KM., M.Kes selaku
dosen mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan, dan kepada kakak-kakak asisten
dosen yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Namun dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya harap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar kedepannya dapat lebih baik dalam menyusun laporan. Akhir kata
semoga laporana prakatikum ini dapat memberikan manfaat bagi saya serta
kelompok kami.

Samarinda, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 8
1.2. Manfaat ..................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9
2.1. Tinjauan Umum Tentang Air ..................................................................... 9
2.2. Tinjauan Umum Tentang Besi (Fe) ............................................................ 9
2.3. Dampak Besi (Fe) Terhadap Lingkungan ................................................. 10
2.4. Dampak Besi (Fe) Terhadap Kesehatan ................................................... 10
BAB III ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 11
3.1. Alat ......................................................................................................... 11
3.2. Bahan ...................................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 13
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 13
5.2. Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan suatu sumber daya alam yang sangat berperan penting
dalam kehidupan manusia serta digunakan masyarakat dalam berbagai kegiatan
untuk pemenuh kehidupan sehari-hari. Kebutuan air bagi setiap individu
berbeda-beda untuk setiap wilayah dan tingkat kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan air semakin meningkat dilihat dari semakin laju nya pertumbuhan
penduduk serta semakin tingginya taraf kehidupan di suatu tempat maka akan
mempengaruhi jumlah kebutuan terhadap air. (Suryadirja, 2021)
Air merupakan salah satu unsur paling dasar yang menjadi kebutuhan
utama bagi setiap makhluk hidup, manusia, hewan serta tumbuhan. Air
memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia yakni sebagai pembentukan sel dan
cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut, pelumas, media transportasi, media
eliminasi toksin dan produksi sisa metabolisme. Dalam kehidupan sehari-hari
air digunakaan sebagai pemenuh kebutuhan air minum, mandi, memasak,
mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat dan menjadi media yang
membawa bahan buangan industri. (Yoga & Astuti, 2020)
Dalam menunjang kebutuhan sehari-hari air diperoleh dari berbagai
sumber yaitu, air permukaan, air tanah, air hujan, serta air pegunungan. Air
menjadi sumber daya alam yang keberadaannya dapat terus diperbarui
menjadikan air dibumi bersifat konstan yang mana air tidak akan mengalami
pengurangan atau penambahan. Meskipun kebutuhan air di bumi akan selalu
terpenuhi yang artinya keterseidaan air tidak ada batas nya, namun kualitas dan
kuantitan air juga terus mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan jumlah penduduk serta aktivitas yang menggiringinya. Dengan
semakin meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk maka dapat
mengakibatkan tidak semua komponen masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
air bersihnya. (Kustomo, 2020)

4
Air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-
hari dengan kualitasnya yang memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010, yang
menyatakan persyaratan yang dimaksut yakni dari segi kualitas air yang
meluputi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologi, sehingga aman untuk
dikonsumsi serta digunakan dalam pemenuh kebutuhan higiene sanitasi dan
tidak menimbulkan efek samping pada kesehatan. Persyaratan tersebut harus
seimbang untuk mewujudkan air dengan kualitas yang layak untul dikonsumsi,
apabila salah satu diantara ketiga parameter tersebut tidak memenuhi
persyaratan tersebut maka air tersebut dapat dikatakan tidak layak untuk
dikonsumsi dan untuk memenuhi kebutuhan higiene sanitasi.
Meningkatnya kebutuhan akan sumber air bersih menjadi permasalahan
yang sangat sering dijumpai pada masyarakat. Pemanfaatan sumber mata air
alami yang tidak dapat difungsikan secara maksimal lagi, hal ini dikarenakan
adanya pencemaran serta perubahan ekosistem pada sumber air alami dan
kondisi perairan setempat yang semakin menurun kualitasnya sehingga air tidak
layak untuk dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan rumah tangga dan air
bersih sulit untuk didapatkan. (Yoga & Astuti, 2020)
Salah satu penyebab semakin menurunnya kualitas air ialah akibat dari
semakin meningkatnya kegiatan manusia yang tidak bijak dalam mengelola
kualitas perairan sehingga menilbulkan pencemaran air pada perairan
disekitarnya. Pencemaran air terjadi karena air menerima beban pencemaran
yang melampaui daya dukungnya. Sumber pencemaran air berdasarkan
karakteristik limbah yang dihasilkan dapat dibagi menjadi dua, yaitu limbah
domestik yang berasal dari aktivitas manusia sehari-hari dan limbah non-
domestik yang umumnya berasal dari aktivitas industri, perikanan, peternakan,
pertanian, pertambangan dan atau yang tidak berasal dari wilayah permukiman
masyarakat. (Hudiyah & Saptomo, 2019)
Permasalahan penurunan kualitas pada air yang diakibatkan oleh adanya
limbah domestik dan limbah non-domestik seperti hal nya limbah industri yang
menjadikan air tidak layak untuk digunakan sebagaimana peruntukannya.
5
penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh adanya sektor industri, pertanian
atau limbah domestik dari aktivitas rumah tangga hampir terjadi pada seluruh
wilayah perairan di Indonesia, sama hal nya dengan yang terjadi pada salah satu
perairan di Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur Provinsi
Kalimantan Timur. Banyaknya sektor pertanian dan perkebunan kelapa sawit
hingga pohon karet yang berada di sekitar sungai dan mengalirkan limbah sisa
pestisida nya langsung pada perairan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
penelitian yang dilakukan oleh Aryanto (2019) pada sekitar sungai KM 35,
menyatakan sungai dalam kondisi tercemar akibat dari pestisida yang secara
tidak langsung pada saat hujan membawa sisa-sisa pestisida dan pupuk organik
bersifat racun yang mengalir langsung pada perairan disekitarnya yang
dijadikan sebagai sumber irigasi serta sebagai pemenuh kebutuhan air minum
oleh masyarakat Desa Rantau Makmur, sehingga menimbulkan masalah dan
mempengaruhi penurunan kualitas air. Pada penelitian tersebut dikatakan air
tercemar akibat dari keberadaan zat kimia yang berlebih pada parairan salah
satu nya keberadaan kadar besi (Fe) yang tinggi. Tingginya kadar besi (Fe) pada
air yang lebih dari 0,3 mg/L dianggap dapat meningkatkan resiko kesehatan
apabila air tersebut di dikonsumsi secara terus menerus atau digunakan sebagai
pemenuh kebutuhan higiene sanitasi. Umumnya kadar besi (Fe) yang tinggi
yang masuk pada tubuh dapat menggangu sistem pernapasan seperti lemas,
batuk, sesak nafas, bronchopneumonia, edema, paru, syanosis dan
methameglobinemi, tingginya kadar besi juga menimbulkan gangguan
kesehatan jangka pendek seperti, mual, muntah, diare, dan sakit kepala. (Astari,
2021)
Selain pada perairan Sungai KM 35 di Kabupaten Kutai Timur, Polder Air
Hitam menjadi salah satu perairan di Kota Samarinda yang air nya
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya sebagai sumber pemenuh kebutuhan
sehari-hari seperti halnya, mencuci, mandi, dan kebutuhan rumah tangga
sekaligus industri lainnya. Polder Air Hitam merupakan tempat yang dijadikan
sebagai penampung air untuk mengendalikan banjir yang terjadi di Kota
Samarinda. Polder dibangun untuk difungsikan sebagai sarana penampungan
6
air sementara yang berasal dari air hujan langsung dan aliran dari sistem untuk
kemudia diresapkan ke dalam tanah, tidak hanya itu pada perairan tersebut juga
terdapat ekosistem lain didalamnya. Kondisi kualitas air di Polder Air Hitam
sangat dipengaruhi oleh adanya bahan pencemaran yang berasal dari limbah
domestik dan non-domestik serta berbagai jenis sampah yang sengaja di buang
langsung kedalam perairan polder. Hal ini lah yang dapat terus mempengaruhi
terjadinya penurunan kualitas air yang digunakan masyarakat sebagai pemenuh
kebutuhan sehari-hari.
Kandungan bahan kimia yang berada di dalam air berpengaruh terhadap
kesesuaian dalam penggunaan air. Besi (Fe) merupakan salah satu karakteristik
kimiawi pada air, kadar Besi (Fe) merupakan salah satu parameter kimia yang
berkaitan dengan kualitas air bersih, kadar besi (Fe) yang terkandung di dalam
air bersifat terlarut, menyebabkan air menjadi merah kekuningan, menimbulkan
bau amis, dan membentuk lapisan seperti minyak. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017, rentang nilai kadar besi (Fe) pada
air yang memenuhi standar untuk keperluan higiene sanitasi yaitu 0,1 mg/L dan
pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 Kadar besi (Fe)
yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan pada air minum adalah 0,3
mg/L. Kadar Besi (Fe) terlarut dalam air yang melebihi nilai ambang batas
tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah seperti, gangguan teknis,
gangguan fisik, serta gangguan kesehatan. (Ohi & Minggu, 2020)
Pada praktikum ini dilakukan untuk pengujian terhadap kualitas air dengan
parameter besi (Fe), pengujian kadar besi (Fe) terlarut pada air dilakukan
dengan menggunakan metode Water Test Kit. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka praktikum pengukuran kadar besi (Fe) terlarut pada air ini
bertujuan untuk mengetahi nilai konsentrasi besi (Fe) yang terkandung di dalam
air Polder Air Hitam dengan menggunakan metode Water Test Kit, Serta untuk
mengetahui mengenai kelayakan konsumsi serta pemenuh kebutuhan higiene
sanitasi pada air tersebut.

7
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pengujian parameter besi (Fe) pada air di
Polder Air Hitam ialah :
1. Untuk mengetahui nilai kadar besi (Fe) terlarut pada air di Polder Air Hitam
menggunakan metode Water Test Kit.
2. Untuk mengetahui mengenai kelayakan air tersebut untuk di konsumsi dan
sebagai pemenuh kebutuhan higiene sanitasi.
1.3. Manfaat
Melakukan praktikum pengujian parameter besi (Fe) pada air ialah agar dapat
mengatehui nilai kadar besi (Fe) yang terdapat pada air serta bagaimana cara
kerjaa metode Water Test Kit yang sesuai dengan standar.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tentang Air


Air merupakan sumber daya alam yang berperan sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya termasuk
hewan dan tumbuhan. Air menjadi salah satu komponen abiotik dari sebuah
ekosistem (lingkungan). Dalam ilmu kimia air merupakan substansi atom
Oksigen dan dua atom Hidrogen, oleh sebab itu air memiliki rumus kimia H2O.
Umumnya air memiliki karakteristik sebagai pelarut yang artinya air dapat
melarutkan zat kimia lainnya. Ketrsediaan air di bumi selalu konstan yang
mana air tidak akan mengalami penambahan atau pengurangan karena air
mengalami siklus hidrologi. Air dengan kondisi normal memiliki sifat tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak memiliki rasa. (Kiswanto, 2021)
Air permukaan merupakan air yang terkumpul di atas permukaan tanah,
baik dalam kondisi mengalir atau diam. Air permuakaan meliputi Sungai,
Danau, Laut, dan Mata Air. Air permukaan yang bersumber dari sungai atau
danau merupakan sumber air utama dan sangat penting dalam menunjang
pemenuh kebutuhan manusia, mulai dari sumber air minum, kegiatan rumah
tangga, industri, irigasi hingga pembangkit listrik. Umumnya air yang
bersumber dari air permukaan merupakan air yang kurang baik untuk langsung
dikonsumsi manusia, oleh karena itu air permukaan membutuhkan adanya
pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan sesuai dengan pruntukannya.
(Armus, 2021)
2.2. Tinjauan Umum Tentang Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan salah satu logam berat yang umumnya berbentuk
Ferro (Fe2+) atau Ferri (Fe3+) yang di dalam air bersifat terlarut. Logam besi
(Fe) termasuk ke dalam jenis logam berat non-esensisal yakni apabila terpapar
dalam jumlah tertentu dibutuhkan oleh tubuh namuh jika dalam jumlah
berlebihan menimbulkan efek toksik. Adanya unsur besi (Fe) di dalam tubuh
berfungsi untuk mengatur metabolisme dalam tubuh dan membentuk sel darah
9
merah, namun jika jumlah yang di konsumsi berlebihan akan mebahayakan
bagi kesehatan. Kadar besi (Fe) dalam air minum berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 ditetapkan standar maksimal
konsentrasi logam berat besi (Fe) dalam air minum yaitu 0,3 mg/L dan pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 nilai ambang batas kadar
besi (Fe) pada air untuk keperluan higiene dan sanitasi ialah 1 mg/L. (Aniniyah,
2018)
2.3. Dampak Besi (Fe) Terhadap Lingkungan
Kandungan logam besi (Fe) pada air yang melebihi nilai ambang batas
akan menimbulkan kekeruhan pada air, bau dan rasa yang tidak enak di dalam
air minum dan pada segi estetika endapan besi (Fe) dapat menyebabkan efek
yang merugikan dan mencemari apapun yang disentuhnya sehingga
meninggalkan noda abu-abu, hitam, merah kecokalatan atau kuning kecoklatan
pada bak dari seng, wastafel dan kloset, selain itu juga bersifat korosif terhadap
pipa dan akan mengendap pada saluran pipa sehingga mengakibatkan
pembatuan. (Silviana, 2020)
2.4. Dampak Besi (Fe) Terhadap Kesehatan
Unsur besi (Fe) merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Tubuh membutuhkan 7-35 mg unsur besi setiap hari. Umumnya zat besi (Fe)
dibutuhkan tubuh untuk membentuk hemoglobin, namun kandungan zat besi
(Fe) yang berlebih pada tubuh akan menimbulkan masalah kesehatan. Logam
besi (Fe) yang terkandung dalam air jikan dikonsumsi secara terus menerus
dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan seperti lemas, batuk, sesak
nafas, bronchopneumonia, edema, paru, syanosis dan methameglobinemi,
tingginya kadar besi juga menimbulkan gangguan kesehatan jangka pendek
seperti, mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Selain itu kadar besi (Fe) yang
melebihi 1 mg/L dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, dan pada dosis
yang tinggi dapat merusak dinding usus halus. (Putra & Mairizki, 2019)

10
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat
Praktikum ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :
a. Water Test Kit HACH
b. Contoh (Sampel) air
c. Tabung (tube)
d. Handscoon
e. Buku catatan pengukuran parameter
f. Iron Color Disc
g. Color Comparator Box
3.2. Bahan
Praktikum ini menggunakan bahan sebagai berikut :
a. Sampel air dari Polder Air Hitam
b. Serbuk FerroVer Iron Reagent

11
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum pengukuran kadar besi (Fe) pada air yang dilakukan di Polder
Air Hitam oleh mahasiswa kesehatan lingkungan pada Jumat, 14 Oktober 2022.
Pada pelaksanaa praktikum pengukuran kadar besi (Fe) kali ini menggunakan
metode Water Test Kit HACH. Berikut prosedur cara kerja dengan menggunakan
metode Water Test Kit HACH :
1. Disiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan.
2. Masukkan Iron Color Disc ke dalam Color Comparator Box hingga melekat
pada jarum penahan yang berada di tengah.
3. Dituangkan sampel air pada dua tabung masing-masing sebanyak 5 ml atau
sama dengan garis bawah pada tabung tersebut.
4. Letakkan tabung pertama ke dalam Color Comparation Box pada bagian
sebelah kiri.
5. Tambahkan serbuk FerroVer Iron Reagent. Setelah itu dihomogenkan.
6. Letakkan tabung kedua ke dalam Color Comparator Box dan diletakkan di
sebelah kanan.
7. Arahkan Color Comparator Box yang berisi dua tabung dan arahkan pada
sumber cahaya matahari. Kemudian cocokkan warna kedua tabung tersebut
dan baca hasilnya.
Hasil yang di dapat dari pengukuran parameter besi (Fe) pada air Polder Air
Hitam diperoleh nilai kadar besi (Fe) sebesar 1 mg/L. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 yang menyatakan kadar besi (Fe) untuk
air bersih keperluan higiene sanitasi yaitu sebesar 1 mg/L, yang mana artinya air
pada Polder Air Hitam memenuhi standar air bersih untuk keperluan higiene
sanitasi. Namun pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 terkait
standar air yang diperuntukan sebagai air minum yaitu sebesar 0,3 mg/L, maka hasil
tersebut melebihi nilai ambang batas dan tidak memenuhi standar air minum untuk
dikonsumsi.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan praktikum pengukuran kadar besi (Fe) air
yang dilakukan di Polder Air Hitam pada Jumat, 14 Oktober 2022 oleh
mahasiswa kesehatana lingkungan, dapat diberikan kesimpulan yaitu :
1. Kadar besi (Fe) sampel air adalah 1 mg/L
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 yang
menyatakan nilai standar kadar besi (Fe) untuk keperluan higiene sanitasi
yaitu 1 mg/L dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun
2010 yang menyatakan nilai ambang batas diperuntukan sebagai air minum
yaitu 0,3 mg/L. Jadi dapat disimpulkan bahwa air tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi namun memenuhi standar air bersih untuk keperluan higiene
sanitasi.
5.2. Saran
1. Saran untuk mahasiswa, dalam pelaksanaan praktikum diharapkan untuk
harus berhati-hati dan teliti dalam melakukan pengukuran kadar besi (Fe)
serta dalam penggunaan peralatan laboratorium.
2. Saran untuk masyarakat yang berada disekitar area Polder Air Hitam untuk
sebaiknya ikut serta dalam upaya pengendalian pencemaran air, mulai dari
mengendalikan limbah domestik dan non-domestik seperti limbah industri
agar tidak langsung di alirkan ke dalam perairan. Serta dibutuhkan
kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke dalam perairan,
agar kualitas air tidak menurun dan terjaga kualitas nya.
3. Saran untuk pemerintah, agar dapat berperan aktif untuk lebih
memperhatikan kelayakan air minum yang dikonsumsi masyarakat agar
tidak melebihi nilai ambang batas dari salah satu parameter kimia, fisika,
dan biologi pada air. serta memberikan pengwasan terhadap pelaku usaha
di sektor industri yang ada di sekitar perairan untuk tidak membuang
limbahnya secara langsung pada perairan agar air terus terjaga kualitasnya.
13
DAFTAR PUSTAKA

Ampiri, & Aryanto, D. (2019). Analisis Kualitas Air di KM 35 Desa Rantau


Makmur Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur. Jurnal
Pertanian Terpadu, 7 (1), 59-69.
Aniniyah, S. D. (2018). Hubungan Antara Kadar Besi (Fe) Air Tambak Terhadap
Kadar Besi (Fe) Pada Danging Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dan Ikan
Bandeng (Chanos Chanos) Di Kecamatan Jabon Sidoarjo. Jurnal Sain
Health, 2 (2).
Arief Yandra Putra, & Mairizki, F. (2019). Analisis Warna, Drajat Keasaman dan
Kadar Logam Besi Air Tanah Kecamatan Kubu Babussalam Rokan Hilir
Riau. Jurnal Katalisator, 4 (1), 9-14.
Armus, R. (2021). Pengembangan Sumber Daya Air. Yayasan Kita Menulis.
Astari, F. D. (2021). Akumulasi Besi (Fe) pada Kerang Hijau di Perairan Tanjung
Mas Semarang. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 26 (1), 120-127.
I Gede Prima Reka Yoga, & Astuti, N. P. (2020). Analisis Hubungan Kondisi Fisik
Dengan Kualitas Air Pada Sumur Gali Plus di Wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Selatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 6 (2).
Kiswanto, H. (2021). Fisika Lingkungan Memahami Alam Dengan Fisika. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
Millah Hudiyah, & Saptomo, S. K. (2019). Analisis Kualitas Air pada Jalur
Distribusi Air Bersih di Gedung Baru Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 4 (1).
Ohi, S., & Minggu, S. L. (2020). Kadar Fe (III) Pada Air Sumur Galian yang
Dikonsumsi Masyarakat Menggunakan. Jambura Journal of Chemistry, 2
(2), 62-69.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Kementerian Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
Kementerian Kesehatan.
Silviana, E. (2020). Analisis Logam Besi (Fe) Dalam Air PDAM Di Kabupaten
Pidie Jaya Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Jurnal Serambi
Engineering, 5 (3), 1195-1200.

14
Suryadirja, A. (2021). Analisis Kadar Logam Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Di
Kecamatan Praya Tengah Menggunakan Spektrometri Serapan Atom.
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan, 2 (2).
Yunita Rohmawati, & Kustomo. (2020). Analisis Kualitas Air Pada Reservoir
PDAM Kota Semarang Menggunakan Uji Parameter Fisika, Kimia, dan
Mikrobiologi, Serta Dikombinasikan dengan Analisis Kemometri.
Walisongo Journal of Chemistry, 3 (2).

15
DOKUMENTASI

Serbuk FerroVer Iron Reagent Iron Color Disc

Dituangkan sampel air kedalam dua


Color Comparator Box
tabung (tube)

Tambahkan serbuk FerroVer Iron Sampel air yang telah ditambahkan


Reagent serbuk FerroVer Iron Reagent

16
Letakkan tabung sampel air tanpa
Arahkan Color Comparator Box pada
campuran di sebelah kiri, dan tabung
sumber cahaya matahari untuk
sampel air dengan tambahan serbuk
disesuaikan warna keduanya dan lihat
FerroVer Iron Reagent di sebelah
hasilnya
kanan

17

Anda mungkin juga menyukai