Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

“PENGUKURAN KEBISINGAN MENGGUNAKAN ALAT SOUND


LEVEL METER”
Dosen Pengampu : Rusdi, S.Si., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok : 2
1. Wafiq Refaldi Marchello (2111102414011)
2. Moch Ryan Ilham (2111102414015)
3. Fachrial Azwarie Yudahana (2111102414018)
4. Fauziah Ismi Azizah (2111102414019)
5. Muhammad Zetyo D.H (2111102414026)
6. Elfan Ramanda (2111102414027)
7. Rizky Anjelina (2111102414030)
8. Shaly Tria Amanda (2111102414037)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum yang berjudul “Pengukuran
Kebisingan Menggunakan Alat Sound Level Meter” dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pencemaran Udara, serta untuk memberika penjelasan
mengenai tata cara pengukuran kebisingan yang sesuai dengan standar. Pada
kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih atas bantuan waktu, tenaga
serta pikirannya kepada Bapak Rusdi, S.Si., M.Si selaku dosen mata kuliah
Pencemaran Udara.

Namun dalam penyusunan laporan ini, kami menydari masih terdapat


banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harap kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak agar kedepannya dapat lebih baik dalam menyusun laporan. Akhir
kata semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta
kelompok kami.

Samarinda, November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kampus merupakan salah satu tempat berjalannya kegiatan (pelayanan
publik) akademik yang dalam kesehariannya memberikan pelayanan akademik
kepada mahasiswa. Kampus memiliki peran strategis dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung kemajuan bangsa dan
negara. Oleh sebab itu, kawasan kampus harus berada pada lokasi dengan
lingkungan fisik yang baik yakni salah satunya memerlukan kawasan yang
tenang dan terhindar dari masalah kebisingan atau efek suara yang diakibatkan
oleh mahasiswa di sekitar area kampus seperti aktivitas transportasi ataupun
aktivitas mahasiwa lainnya yang dapat menimbulkan efek suara yang
menggangu. (Atina & Jumingin, 2020)
Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena
tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan
gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia. Semakin tinggi
tingkat pengguna jasa transportasi di suatu wilayah perkotaan menyebabkan
keramaian lalu lintas pada wilayah tersebut semakin meningkat. Tingginya
intensitas kendaraan yang melintas pada jalan raya memberikan dampak yang
besar terhadap lingkungan di sepanjang jalan yang dilalui kendaraan.
Kendaraan tersebut dalam pengoprasiannya dapat menimbulkan efek suara
dari mesin kendaraan. Pada tingkat tertentu suara tersebut dapat ditoleransi
oleh pendengaran manusia, yang mana tidak menimbulkan gangguan
kenyamanan serta kesehatan pada pendengaran, namun pada tingkat yang lebih
tinggi suara tersebut dapat menimbulkan suatu gangguan atau yang disebut
dengan polusi suara atau kebisingan. (Fahrudin Ahmad & Margianto, 2018)
Kampus Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur merupakan salah
satu Universitas swasta di Provinsi Kalimantan Timur yang didirikan di
kawasan Jalan Raya Ir. H. Juanda Kota Samarinda. Kampus UMKT terletak
pada tepi jalan raya Kota Samarinda dengan memiliki jumlah mahasiswa lebih
dari 2.000 orang dengan berbagai kegiatan yang dilakukan di dalamnya.
Jalur transportasi menjadi salah satu sumber kebisingan di lingkungan
kampus terutama pada area titik 2 di kampus UMKT. Berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 Tentang standar
baku mutu tingkat kebisingan yaitu tingkat kebisingan yang ditoleransi untuk
kawasan Peribadatan dan Institusi Akademik serta sejenisnya yaitu sebesar 55
db. Lokasi titik 2 di kampus UMKT yang dekat dengan jalur transportasi
menyebabkan adanya kebisingan. Banyaknya kendaraan yang melintas di jalan
raya tersebut menyebabkan tingginya tingkat kebisingan. Tingkat insensitas
kebisingan yang melebihi nilai ambang batas tersebut dapat menyebabkan
gangguan seperti terganggunya konsentrasi dalam proses belajar selain itu juga
menimbulkan gangguan pada kesehatan seperti, gangguan pada pendengaran,
meningkatnya tekanan darah, gangguan sensoris dan denyut jantung, resiko
serangan jantung meningkat, dan lain sebagainya. (Fadjar Goembira &
Fahyudi, 2016)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka praktikum ini dilakukan untuk
pengukuran parameter fisika lingkungan terhadap tingkat intensitas kebisingan
dengan tujuan untuk mengetahui tingakat intensitas kebisingan pada sekitar
area titik 2 di kampus Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur dengan
menggunakan alat Sound Level Meter, serta untuk mengetahui mengenai nilai
intensitas kebisingan tersebut apakah sesuai dengan nilai ambang batas.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengatahui tingkat intensitas kebisingan pada area titik 2 di kampus
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2. Untuk memberikan perbandingan hasil pengukuran dengan nilai ambang
batas sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah
1.3. Manfaat
Dalam melakukan praktikum pengukuran intensitas kebisingan pada area
kampus ialah agar dapat mengetahui nilai intensitas kebisingan pada area
kampus serta hasil dari praktikum ini diharapkan dapat menjadi gambaran
kondisi lingkungan fisik di kampus Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tentang Kebisingan


Berdasakan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48
Tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan menyatakan kebisingan adalah
bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan pada lingkungan. Dari pengertian tersebut menyatakan bahwa
kebisingan dapat terjadi apabila terdapat bunyi di lingkungan.
Kebisingan disebabkan oleh adanya sumber bunyi yang getaran. Getaran
pada sumber suara menggangu molekul-molekul udara disekitar sehingga
menyebabkan molekul-molekul tersebut ikut bergetar. Getaran dari sumber
tersebut menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam
medium udara menurut rambatan longitudinal. (Fahrudin Ahmad & Margianto,
2018)
2.2. Sumber Kebisingan
Sumber bising dilihat dari sumber suara ada dua bentuk yaitu :
1. sumber titik, sumber ini berasal dari sumber suara yang berhenti.
Penyebaran sumber bising ini berbentuk bola-bola konsentris dengan
sumber bising sebagai pusat dan menyebar dengan kecepatan suara 360
meter/detik. Sumber bising ini berasal dari mesin-mesin industri atau mesin
yang tidak bergerak.
2. Sumber garis, berasal dari sumber bising yang bergerak dan menyebar
dengan kecepatan 360 meter/detik. Berbentuk silinder yang memanjang.
Sumber bising ini berasal dari kegiatan transportasi. (Fahrudin Ahmad &
Margianto, 2018)
2.3. Jenis – jenis Kebisingan
Berdasarkan tingkat tekanan bunyi, frekuensi dan tenaga bunyi maka
kebisingan dibagi menjadi tiga kategori yakni :
1. Occupational Noise (bising yang berhubungan dengan suatu pekerjaan),
yaitu suatu keadaan bising yang disebablan oleh bunyi dari mesin yang
berada pada tempat kerja.
2. Audible Noise (bising pendengaran), yaitu suatu keadaan kebisingan yang
timbul dari tingkat frekuensi bunyi antara 31,5 Hz – 8.000 Hz.
3. Impuls Nois (kebisingan implusif), yaitu keadaan kebisingan yang terjadi
akibat adanya spontanitas bunyi yang bersifat menyentak seperti tembakan
pada pistol dan pukulan palu terhadap paku. (Adhitya Rasta Nugraha &
Widharto, 2019)
2.4. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan
Tingginya intensitas kebisingan memiliki pengaruh yang besar terhadap
kesehatan manusia apabila terpapar dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan gangguan pada kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut
terutama pada pendengaran yang berkurang, selain itu juga menyebabkan
gangguan kesehatan lainnya seperti, hipertensi. Hipertensi dipicu oleh emosi
seseorang yang tidak stabil yang dapat mengakibatkan stres. Stres dalam
jangka panjang akan menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah,
sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke
seluruh tubuh. Hal tersebut apabila terjadi terus menerus yang akan
menyebabkan terjadinya tekanan darah naik dan kenikan ini lah yang disebut
dengan hipertensi. (Hendrawan, 2020)
BAB III
METODE

3.1. Alat
Praktikum ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Sound Level Meter
2. Stopwatch
3. Alat tulis (buku dan pulpen)
3.2. Tata Cara Pengukuran
Pada praktikum pengukuran intensitas kebisingan yang dilakukan di
sekitar area titik 2 Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur oleh
mahasiswa kesehatan lingkungan pada Selasa, 22 November 2022. Pada
pelaksanaan praktikum pengukuran intensitas kebisingan menggunakan alat
Sound Level Meter. Berikut prosedur cara kerja dengan menggunakan alat
Sound Level Meter :
1. Tentukan titik area pengambilan sampel
2. Menyiapkan alat ukur kebisingan (SLM)
3. Kalibrasi internal dengan cara menekan tombol cal kemudian mencocokan
nilai yang tertera pada layar dengan nilai acuan di atasnya.
4. Pastikan posisi alat ±1,2 m dari lantai/tanah, tidak terhalang bangunan,
pohon, papan reklame dan sejenisnya, ada jarak dari barrier (≥ 3 meter),
tidak dalam kondisi hujan.
5. SLM dapat dipegang dan mikrofon diarahkan kepada sumber bising.
6. Sebelum menekan tombol “start” pastikan alat telah disetting dengan benar
sesuai bising yang akan di ukur.
7. Data kebisingan dikumpulkan selama 5 menit dengan pencatatan tiap 1
menit, sehingga total data yang dikumpulkan sebanyak 5 data.
8. Hitung rata-rata ekuivalen kebisingan (leq)
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Adhitya Rasta Nugraha, & Widharto, Y. (2019). Analisis Tingkat Kebisingan Area Produksi
Di Unit Perbaikan Mesin Produksi (Workshop) Untuk mesin Produksi Rokok SKM
(Sigaret Kretek Mesin) PT. Gudang Garam TBK. Menggunakan Peta Kendali.
Industrial Engineering Online Journal, 8 (1).

Andi Hendrawan, & Hendrawan, A. K. (2020). Analisa Kebisingan di Bengkel Kerja


Akademi Maritim Nusantara. Jurnal Saintara, 5 (1).

Atina, & Jumingin. (2020). Analisis Tingkat Kebisingan di Lingkungan Universitas PGRI
Palembang. Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
17 (2).

Fadjar Goembira, T. I., & Fahyudi, M. (2016). Analisis Tingkat Kebisingan di Kawasan
Kampus Universitas Putra Indonesia (UPI) di Kecamatan Lubuk Begalung Kota
Padang. Jurnal Dampak, 13 (1).

Fahrudin Ahmad, I. D., & Margianto, A. (2018). Analisis Tingkat Kebisingan di Universitas
Semarang Dengan Peta Kontur Menggunakan Software Golden 14. Jurnal Ilmiah
Teknik Elektro, 10 (2).

Hendrawan, A. (2020). Analisis Tingkat Kebisingan Kamar Mesin Pada Kapal.


Wijayakusuma Prosiding Seminar Nasional, 1 (1).

Anda mungkin juga menyukai