Anda di halaman 1dari 29

HALAMAN JUDUL

LAPORAN
PRAKTIKUM PENGUKURAN
KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK BANGGAI

TAHUN 2023

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN PENCAHAYAAN
DI RUANG ADMINISTRASI
Semester Genap TA 2023

Disusun oleh :

1. Siti Matiro 2213201011


2. Ilnul Tri Putri Sunggong 2213201012
3. Harisna Lahatu 2213201013
4. Susanti day 2213201014
5. Hasyati A Labisan 2213201015
6. Rahmawati Kella 2213201016
7. Jennilynn Yusame 2213201017
8. Ifta Sindi 2213201018
9. Lisda 2213201019
10. Vesya Sakey 2213201021

Menyetujui,
Luwuk, 29 Juli 2023
Dosen Praktikum

SANDY N SAKATI, SKM,M.Kes


NIDN : 0903118802

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 5
B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6
A. Kebisingan ................................................................................................... 6
B. Pencahayaan ............................................................................................... 10
BAB III METODE PRAKTIKUM ....................................................................... 13
A. Waktu Dan Lokasi Praktikum .................................................................... 13
B. Alat dan Bahan ........................................................................................... 13
C. Prosedur Kerja............................................................................................ 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 16
A. Hasil ........................................................................................................... 16
B. Pembahasan ................................................................................................ 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 21
A. Kesimpulan ................................................................................................ 21
B. Saran........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23
LAMPIRAN .......................................................................................................... 24
A. Dokumentasi .............................................................................................. 24
B. Permenkes /undang – undang terkait nilai baku mutu ............................... 26

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kerja harus dapat dibina dan diarahkan menjadi sumber


daya yang penting. Pengembangan sumber daya manusia terutama dari
aspek kualitas memerlukan peningkatan perlindungan terhadap
kemungkinan akibat teknologi atau proses produksi sehingga keselamatan,
kesehatan, kesejahteraan dan produktivitas kerja akan lebih meningkat
pula. Sehingga perlu diketahui dan dimasyarakatkan usaha-usaha
pengendalian dan pemantauan lingkungan kerja agar tidak membawa
dampak atau akibat buruk kepada tenaga kerja yang berupa
penyakit/gangguan kesehatan ataupun penurunan kemampuan atau
produktivitas kerja(Depkes, 2008).
Salah satu faktor yang mengganggu kenyamanan dalam bekerja
adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada
tingkat tertentu (Depkes, 2008).
Ukuran fisik kenyaringan dipengaruhi dengan adanya amplitudo
dan tingkat tekanan suara. Kecenderungan saat ini adalah menggabungkan
semua hal yang merupakan sifat dari suara, termasuk tingginya,
nyaringnya dan distribusi spectral sebagai nada. Oleh karena itu,
percobaan ini dilakukan untuk mengukur kebisingan sehingga dapat
diketahui kelayakan atau nilai taman batas yang sesuai pada daerah
percobaan (Sasongko dkk,2000).
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman serta berkaitan erat dengan
produktivitas manusia. Penerangan yang baik memungkinkan orang dapat

4
melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat (Depkes,
2008).
Ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi
persyaratan tertentu dapat mengganggu penglihatan, karena jika
pencahayaan terlalu besar atau pun lebih kecil, pupil mata harus berusaha
menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata. Murid akan mengecil jika
menerima cahaya yang besar dan sebaliknya, hal ini merupakan salah satu
penyebab mata cepat lelah (Depkes, 2008).
Oleh karena itu, pengukuran kebisingan dan pencahayaan ini
dilakukan untuk mengetahui perbandingan baku mutu kegiatan masyarakat
kota luwuk.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui tingkat kebisingan pada Lokasi praktikum FKM
ruang 3.
2. Untuk mengetahui intensitas pencahayaan pada benda–benda,
peralatan serta area kerja di ruang administrasi.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kebisingan

1. Pengertian kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan karena
tidak sesuai dengankonteks ruang dan waktu sehingga dapat
menimbulkan gangguan terhadapkenyamanan dan kesehatan
manusia. Bunyi yang menimbulkan kebisingandisebabkan oleh
sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini
mengganggukeseimbangan molekul-molekul udara di sekitarnya
sehingga molekul-molekul udaraikut bergetar. Getaran sumber
inilah yang menyebabkan terjadinya gelombang rambat
energimekanis dalam medium udara menurut pola rambat
longitudinal. Rambatan gelombangdi udara ini dikenal sebagai
suara atau bunyi (Sasongko dkk., 2000)
2. Faktor Penyebab Kebisingan
Menurut Rahmi (2009), terdapat beberapa faktor penyebab
kebisingan, yaitu :
a. Tekanan Suara
Tekanan suara merupakan satuan daya tekanan suara per
satuan luas. Bunyi akan mengadakan suatu penekanan ketika
melalui sebuah medium rambat.
b. Daya Suara
Daya suara atau disebut juga daya akustik merupakan energi
bunyi yang dikeluarkan atau dipancarkan oleh suatu sumber
bunyi per satuan waktu, dan mempunyai satuan Joule/s atau
Watt. Daya suara tidak dipengaruhi oleh jarak.
c. Intensitas Suara
Intensitas suara merupakan energi rata-rata dari suara yang
ditransmisikan oleh gelombang suara menuju arah rambat

6
media. Intensitas suara sangat dipengaruhi oleh jarak.
Semakin jauh dari sumber bunyi atau semakin besar luasan
yang ditembus maka intensitas suaranya semakin kecil.
d. Frekuensi
Frekuensi merupakan getaran yang di hasilkan dalam satuan
waktu (detik) dengan satuan Hz.
3. Sumber Kebisingan
Menurut Babba (2007), sumber kebisingan pada
lingkungan kerja sangat beragam, diantaranya adalah :
a. Mesin
Kebisingan dapat dihasilkan dari suara mesin produksi yang
sedang beroperasi. Contohnya: Mesin pembangkit tenaga
listrik (genset), mesin diesel, boiler, dan lainnya.
b. Benturan antara alat kerja dengan alat lainnya
Kebisingan dapat dihasilkan juga dari benturan antar alat.
Contohnya: Proses penggerindaan, penyemprotan, memalu
(hammering), pemotongan (cutting), penggergajian, dan
lainnya.
c. Aliran Material
Aliran material seperti fluida dalam pipa distribusi material di
tempat kerja dapat menghasikan kebisingan. Contohnya: pada
proses transportasi material, atau pembuangan gas ke udara
melaui pipa.
d. Manusia
Kebisingan di tempat kerja dapat pula berasal dari manusia,
karena adanya komunikasi antar pekerja, sehingga sumber
suara dari manusia juga diperhitungkan.
4. Pengaruh Kebisingan Terhadap Tenaga Kerja
Adanya kebisingan dapat menyebabkan beberapa gangguan
bagi pekerja. Menurut Harahap (2016), beberapa gangguan
tersebut diantaranya adalah gangguan fisiologis, gangguan

7
psikologis, gangguan komunikasi , gangguan keseimbangan, dan
ketulian.
a. Gangguan Fisiologis
Kebisingan yang berfrekuensi tinggi umumnya sangat
mengganggu, terlebih
kebisingan yang terputus-putus atau kebisingan yang datang
secara tiba-tiba. Gangguan fisiologis yang dapat dialami
penerima diantaranya peningkatan
denyut nadi, peningkatan tekanan darah, basal metabolisme,
dapat menyebabka pucat dan gangguan sensoris,
menyebabkan peyempitan pembuluh darah terutama pada
tangan dan kaki.
b. Gangguan Psikologis
Seperti yang diketahui bahwa kebisingan merupakan suara
yang tidak dikehendaki, oleh karena itu kebisingan dapat
menambah stress bagi pekerjanya, dan berpengaruh kepada
pekerjaan yang dilakukannya. Gangguan tersebut dapat
berupa kurang konsentrasi, susah tidur, rasa tak nyaman, dan
mudah emosi. Menurutt Arini (2005), kebisingan yang dapat
mengakibatkan gangguan psikologis yaitu 55-65 dBA.
c. Gangguan Komunikasi
Risiko yang ditimbulkan yang dapat terjadi yaitu pekerja
berbicara dengan berteriak. Gangguan komunikasi ini dapat
mengganggu pekerjaan, salah satunya mungkin akan terjadi
kesalahan saat bekerja, secara tidak langsung gangguan
komunikasi ini merupakan penyebab bahaya bagi keselamatan
pekerja. Gangguan komunikasi dapat terjadi apabila nilai
tingkat kebisingan berada pada nilai ≤ 78 dBA (Rahmawati,
2015)

8
d. Gangguan Keseimbangan
Bising yang berintensitas tinggi akan menyebabkan pekerja
mengalami kesan berjalan di luar angkasa atau melayang.
e. Gangguan Ketulian
Gangguan ketulian adalah gangguan yang paling serius.
Menurt Diniari (2017),
pekerja akan mengalami kerusakan pendengaran pada
intensitas suara 85-90 dBA. Jenis ketulian yang diakibatkan
oleh kebisingan sibagi menjadi 2, yaitu :
1) Tuli sementara
Adanya pemaparan kebisingan dengan intensitas yang
tinggi pekerja dapat mengalami penurunan daya dengar
yang sifatnya sementara. Cotohnya apabila seorang
pekerja memasuki sebuah ruangan dengan intensitas
kebisingan yang tinggi pada awalnya pekerja akan
merasa terganggu oleh bising yang ditimbulkan, namun
setelah beberapa lama pekerja tersebut berada di
ruangan tersebut, maka pekerja akan merasa suara yang
ditimbulkan tidak sekeras sebelumnya. Maka pada saat
tersebut pekerja telah mengalami ketulian, kemudian
akan berangsur-angsur pulih seperti semula. Menurut
Christy (2010), pekerja yang terpapar kebisingan
sebesar 85 dB membutuhkan waktu istirahat selama 3-7
hari.
2) Tuli menetap
Tuli menetap dapat terjadi apabila nilai ambang dengar
manusia menurun dan tidak dapat kembali ke nilai
ambang semula meskipun diberikan waktu istirahat
yang cukup. Berikut merupakan tahap terjadinya
penurunan daya dengar:

9
• Tahap pertama muncul setelah 10-20 hari terpapar
kebisingan, kemudian pekerja akan mengeluh
telinganya berbunyi pada setiap akhir waktu kerja.
• Tahap kedua pekerja merasa telinganya berbunyi
secara intermitten (hilangtimbul), tahap ini dapat
dialami selama beberapa bulan, bahkan beberapa
tahun.
• Tahap ketiga adalah tahap dimana tenaga kerja
sudah merasa tidak dapat mendengar percakapan
bahkan detak jam.
• Tahap keempat yaitu dimana pekerja sudah
mengalami kendala dalam berkomunikasi.

B. Pencahayaan

1. Pengertian Pencahayaan
Cahaya adalah bagian dari elektromagnetik keadaan yang
dirasakan oleh mata kita, kisaran panjang gelombang adalah antara
380 dan 780 nm (zumtobel, 2013). Cahaya adalah suatu gejala fisis
Suatu sumber cahaya memancarkan energy. Sebagian dari energi
ini diubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang
bebas dilakukan oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Jadi
cahaya itu suatu gejala getaran, Gejala-gejala getaran yang sejenis
dengan cahaya ialah gelombang-gelombang panas, radio, televisi,
radar dan sebagainya. Gelombanggelombang ini hanya berbeda
frekuensi saja (Departemen Kesehatan R.I, 1992).
Kualitas cahaya yang tidak baik akan berpengaruh pada
suasana atmosfer ruang, menimbulkan tekanan psikologis pada
pengguna dan gangguan penglihatan yang berdampak pada
kesehatan. Sistem pencahayaan juga dipengaruhi oleh fasad
bangunan, Bentuk, ukuran dan lokasi bukaan memberikan efek
yang penting tidak hanya pada pencahayaan interior tetapi juga

10
pada penampilan luar bangunan. Pencahayaan yang terencana
dengan baik akan mampu mendukung kebutuhan penglihatan di
dalam ruang sesuai dengan jenis aktivitas yang dilakukan (Steffi
Julia Soegandhi, 2015).
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang
jatuh pada sebuah bidang permukaan. Tingkat pencahayaan pada
suatu ruangan didefinisikan sebagai tingkat pencahayaan rata-rata
pada bidang kerja, dengan bidang kerja yang dimaksud adalah
sebuah bidang kerja horizontal imaziner yang terletak setinggi 0,8
m diatas lantai pada seluruh ruangan. Pencahayaan memiliki satuan
lux (lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m² adalah satuan dari
luas permukaan.
Pencahayaan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan
sekitar. Pencahayaan yang baik menyebabkan manusia dapat
melihat objek–objek yang dikerjakannya dengan.
2. Faktor Penyebab Pencahayaan
Faktor pertama, Setiap jenis aktivitas akan mempengaruhi
jumlah lampu yang digunakan juga penempatannya. Aktivitas
berbeda memerlukan intensitas cahaya berbeda. Misalnya, ruang
kerja berada di ruang keluarga, maka tambahkan standing lamp di
sudut ruang kerja. Selain lampu utama yang menerangi seluruh
ruang keluarga.
Faktor kedua, ada dua jenis warna lampu yakni kampu pijar
dan lampu berpendar. Masing-masing mempunyai sinar atau
cahaya berbeda. Warna-warna inilah yang akan mempengaruhi
kenyamanan Anda saat berada dalam sebuah ruangan. Lampu pijar
baik digunakan untuk ruang kerja, warnanya memberikan nuansa
kehangatan dan efek baik untuk mata.
Faktor ketiga, arah sinar dan peletakan lampu merupakan
faktor penting dalam penataan lampu. Posisi lampu perlu diatur
agar cahayanya bisa menerpa benda yang terkena sinarnya. Untuk

11
ruang kerja, letak lampu baca idealnya berada di antara sudut 30
derajat dan 60 derajat dari permukaan baca.
3. Sumber Pencahayaan
Sumber pencahayan di bagi menjadi dua yang pertama
Cahaya Buatan Manusia, seperti lampu, lilin, dan sebagainya.
Kedua cahaya yang berasal dari alam seperti cahaya matahari,
bulan, dan sebagainya. Setiap sumber cahaya mempunyai
karakteristik dan hasil pencahayaan yang berbeda-beda.
4. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Tenaga Kerja
Pencahayaan memiliki pengaruh besar terhadap berbagai
aspek kehidupan kita. Di bawah ini adalah beberapa contoh
pengaruhnya:
a. Kesehatan dan Kesejahteraan: Pencahayaan yang cukup
dapat mempengaruhi suasana hati, tingkat stres, dan
kualitas tidur. Pencahayaan yang kurang baik dapat
menyebabkan gangguan tidur dan masalah kesehatan
lainnya. Produktivitas: Pencahayaan yang baik di tempat
kerja atau belajar dapat meningkatkan produktivitas dan
konsentrasi. Sebaliknya, pencahayaan yang buruk dapat
mengganggu kinerja dan fokus.
b. Keamanan: Pencahayaan yang memadai di area publik dan
rumah dapat meningkatkan tingkat keamanan dengan
meminimalkan risiko kecelakaan atau kejahatan.
c. Efisiensi Energi: Penggunaan pencahayaan yang cerdas dan
efisien energi dapat mengurangi konsumsi listrik dan
dampak lingkungan negatif.
d. Kelebihan pencahayaan dapat menyebabkan kelelahan pada
mata dan kekurangan pencahayaan juga dapat menyebabkan
kelelahan pada mata

12
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Lokasi Praktikum

1. Kebisingan
• Waktu: 14.54 WITA
• Lokasi Sampling: FKM Ruang 3 (tiga)

2. Pencahayaan
• Waktu: 10.05 WITA
• Lokasi Sampling: Ruang Administrasi

B. Alat dan Bahan

1. Kebisingan
• Sound Level Meter
• Helm
• Alat tulis
• Stopwach

2. Pencahayaan
• Lux Meter
• Helm
• Alat tulis
• Stopwach

13
C. Prosedur Kerja

1. Kebisingan
a. Metode Sederhana
Metode yang digunakan untuk pengukuran tingkat kebisingan
menggunakan metode sederhana. Dalam metode ini pengukuran cara
sederhana di lakukan menggunakan sound level meter biasa, dengan
mengukur tingkat tekanan bunyi dalam satuan dB(A) selama 10
menit untuk setiap pengukuran, dan pembacaan setiap 5 detik.
Jumlah yang di kumpulkan selama 10 menit adalah 120 buah.
Pengukuran tingkat kebisingan di lakukan sebagai berikut:
1) Hidupkan sound level meter.
2) Menekan tombol power.
3) Posisikan microfon alat pada tempat yang ingin anda ukur tingkat
kebisingannya.
4) Baca dan pahami tampilan pada sound level meter.
5) Selama pengukuran pastikan anda menghindari berbicara atau
mengeluarkan suara di dekat microfon alat.
6) Biarkan alat berjalan selama 5 detik dalam 10 menit.
7) Pastikan Untuk Menyimpan atau mencatat hasil pengukuran agar
dapat di akses atau di bandingkan nanti.
8) Setelah selasai menggunakan alat, matikan atau matikan daya.

2. Pencahayaan
a. Metode Sederhana
Metode yang digunakan untuk pengukuran tingkat kebisingan
menggunakan metode sederhana. Dalam metode ini pengukuran cara
sederhana di lakukan menggunakan Lux Meter, dengan mengukur
tingkat tekanan cahaya dalam satuan Lux selama 5 menit untuk
setiap pengukuran, dan pembacaan setiap 1 menit 40 detik. Jumlah

14
yang di kumpulkan selama 5 menit adalah 3 buah. Pengukuran
intensitas pencahayaan di lakukan sebagai berikut:
1) Hidupkan lux meter.
2) Pastikan rentang skala pada lux meter sesuai dengan intensitas
pencahayaan yang di ukur.
3) Buka penutup sensor.
4) Lakukan pengecekan antara, pastikan pembacaan yang muncul
dilayar menunjukan angka nol saat sensor di tutup rapat.
5) Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah di tentukan, baik
untuk pengukuran intensitas pencahayaan umum atau
pencahayaan setempat.
6) Lakukan pengukuran dengan ketinggian sensor alat 0,8 m dari
lantai untuk pengukuran intensitas pencahayaan umum.
7) Baca hasil pengukuran pada layar setelah menunggu beberapa
saat hingga di dapat nilai angka yang stabil.
8) Lakukan pengukuran pada titik yang sama selama 3 kali.
9) Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk
intensitas pencahayaan umum seperti pada lampiran
10) Matikan lux meter setelah di lakukan pengukuran intensitas
pencahayaan.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Hasil penelitian tingkat kebisingan di Ruang 3 Fakultas Kesehatan


Masyarakat
Tabel 1 Hasil Pengukuran Kebisingan Di Ruang 3 Fakultas Kesehatan
Masyarakat

Penyelesaian :
1
Hitung LTMS = 10 log ∑ Tn. 100,1 Ln
120
1
= 10 log (T1 . 10 0,1 . L1)
120
1
= 10 log (1. 100,1 . 48,1)
120
1
= 10 log 120 (104,81)
1
= 10 log 120(64.565)

= 27.30 dBA.
(Memenuhi standar tingkat kebisingan di lingkungan sekolah atau sejenisnya.)

16
2. Hasil penelitian intensitas pencahayaan di ruang administrasi Fakultas
Kesehatan Masyarakat

Lampiran C
SNI 7062:2019
(normatif)
Hasil pencatatan pengukuran intensitas pencahayaan umum
Nama Universitas Tompotika Luwuk
perusahaan
Unit kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Alamat Jl. Dewi Sartika
Tanggal Jumat, 26 Juli 2023
pengukuran
Nama alat Lux Meter
pengukuran
Jenis Pencahayaan
pengukuran
Waktu 10.05 WITA
pengukuran

Keterangan (dapat
Hasil Pengukuran (lux) Rerata diisi dengan kondisi
Lokasi/Titik lampu, cuaca, jendela
I II III dll)
Ruang 204 206 204 204,6 Jendela tertutup/
Administrasi jendela tidak terbuka

Rata-rata intensitas pencahayaan umum


Petugas

(Kelompok 2)

17
B. Pembahasan

1. Kebisingan
Hasil pengukuran kebisingan di Ruang 3 Fakultas Kesehatan
Masyarakat adalah sebesar 27.30 dBA, yang dihitung menggunakan
rumus LTMS (Level of Temporary Threshold Shift) sesuai dengan
perhitungan yang telah diberikan. Selanjutnya, kita akan mengkaitkan
hasil pengukuran dengan nilai ambang batas yang telah diatur dalam
Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 mengenai kebisingan.
Menurut Permenkes tersebut, nilai ambang batas tingkat
kebisingan yang diperbolehkan pada lokasi fasilitas pendidikan adalah
sebesar 55 dBA. Jika kita bandingkan dengan hasil pengukuran yang
didapatkan yaitu 27.30 dBA, maka hasil tersebut berada jauh di bawah
ambang batas yang ditetapkan.
Dengan demikian, berdasarkan hasil pengukuran dan kaitannya
dengan Permenkes Nomor 2 Tahun 2023, dapat disimpulkan bahwa
tingkat kebisingan di Ruang 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat jauh
lebih rendah daripada nilai ambang batas yang diatur dalam peraturan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan di Ruang 3 Fakultas
Kesehatan Masyarakat memenuhi standar yang ditetapkan oleh
pemerintah terkait kebisingan.
Adanya kesesuaian antara hasil pengukuran dan ambang batas
kebisingan dalam Permenkes tersebut merupakan hal yang positif.
Lingkungan dengan tingkat kebisingan yang rendah dapat berdampak
positif pada kesehatan dan kenyamanan penghuninya. Dengan tingkat
kebisingan yang berada jauh di bawah ambang batas, diharapkan ruang
tersebut memberikan suasana yang kondusif untuk kegiatan belajar dan
bekerja bagi mahasiswa dan tenaga pengajar di Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa hasil pengukuran ini
hanya mencakup satu ruangan (Ruang Kuliah III) di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika. Oleh karena itu, untuk

18
memastikan bahwa seluruh lingkungan di dalam gedung dan
sekitarnya memenuhi standar kebisingan yang ditetapkan, perlu
dilakukan pengukuran tambahan di ruang-ruang lainnya dan area
sekitar.
2. Pencahayaan
Berdasarkan hasil pengukuran, dapat disimpulkan bahwa rata-
rata intensitas pencahayaan di Ruang Administrasi Fakultas Kesehatan
Masyarakat adalah sebesar 204.6 lux. Tingkat pencahayaan ini
termasuk dalam kategori cukup terang untuk aktivitas administrasi dan
pekerjaan sehari-hari.
Penting untuk memperhatikan bahwa hasil pengukuran ini
dilakukan dengan jendela tertutup atau tidak terbuka, sehingga cahaya
alami dari luar tidak berkontribusi secara signifikan pada tingkat
pencahayaan di dalam ruangan. Selanjutnya, jika pencahayaan tersebut
kurang memadai untuk aktivitas tertentu, seperti pekerjaan yang
memerlukan ketelitian visual yang tinggi, dapat dipertimbangkan
untuk menambahkan sumber cahaya tambahan atau membuka jendela
untuk memperoleh lebih banyak cahaya alami.
Hasil pengukuran ini juga perlu dibandingkan dengan standar
atau rekomendasi pencahayaan yang berlaku di lingkungan kerja,
terutama untuk ruang administrasi. Standar pencahayaan dapat berbeda
tergantung pada jenis ruangan dan aktivitas yang dilakukan di
dalamnya. Misalnya, beberapa panduan menyatakan bahwa untuk
pekerjaan kantor dan administrasi, tingkat pencahayaan yang
dianjurkan adalah antara 300 hingga 500 lux.
Akan tetapi, Berdasarkan hasil pengukuran pencahayaan yang
telah dilakukan, dapat dilihat bahwa tingkat pencahayaan di Ruang
Administrasi Fakultas Kesehatan Masyarakat berada di bawah nilai
minimal yang ditetapkan dalam Peraturan Kementerian Kesehatan No.
261 Tahun 1998. Peraturan tersebut menetapkan tingkat minimal
pencahayaan di ruang administrasi sebesar 300 lux.

19
Dengan demikian, hasil pengukuran menunjukkan bahwa
tingkat pencahayaan di Ruang Administrasi Fakultas Kesehatan
Masyarakat belum memenuhi standar yang ditetapkan dalam Peraturan
Kemenkes tersebut. Kondisi pencahayaan yang diukur di ruang ini
tidak mencapai nilai minimal 300 lux yang direkomendasikan untuk
memberikan kondisi lingkungan kerja yang optimal dan nyaman bagi
para pekerja dan pengunjung.

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kebisingan di ruang 3


Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Tompotika Luwuk
Banggai telah berhasil memenuhi standar baku mutu yng telah di
tetapkan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kebisingan di area
tersebut berada dalam batas aman dan tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia seperti gangguan pada
indra pendengaran.
Dan berdasarkan hasil penelitian intensitas cahaya di rang
administrasi Fakultas Kesehatn Masyarakat Universitaas Tompotika
Luwuk Banggai telah berhasil memnuhi standar baku mutu ayang
telah ditetapkan. Hal menunjukkan bahwa tingkat intensitas cahaya di
area tersebut sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk
mendukung aktivitas dan kesehatan manusia serta kondisi lingkungan
secara optimal.

B. Saran

1. Pengukuran kebisingan yang rendah dan memenuhi standar juga


sebaiknya dipertahankan dengan melakukan pemeliharaan
peralatan dan desain lingkungan yang meminimalkan potensi
terjadinya kebisingan. Hal ini akan berdampak positif pada
kesehatan dan kenyamanan penghuni ruang tersebut serta
menciptakan lingkungan belajar dan kerja yang lebih produktif
dan menyenangkan.
2. Sebaiknya dilakukan evaluasi mendalam terhadap sistem
pencahayaan yang ada di Ruang Administrasi Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Pastikan lampu yang digunakan adalah
lampu yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan

21
ruangan. Jika diperlukan, pertimbangkan untuk mengganti lampu
dengan tipe yang lebih terang dan efisien energi. Serta Jendela-
jendela di Ruang Administrasi perlu dijaga kebersihannya dan
difungsikan dengan baik agar dapat memanfaatkan cahaya alami
sebanyak mungkin. Pastikan tidak ada benda atau hambatan yang
menghalangi masuknya cahaya alami dari luar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Khany Nuristian, Warsito, Gurum Ahmad Pauzidan Amir Supriyanto. (2015).


Analisis Tingkat Kebisingan Suara Di Lingkungan Universitas Lampung.
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika vol. 03, No. 01, Januari 2015.
Haslianti. (2019). Pengaruh Kebisingan Dan Motivasi Belajar Terhadap
Konsentrasi Belajar Pada Siswa. Jurnal Psikoborneo. 7(4): 608-615. ISSN:
2477-2666/E-ISSN:2477-2674.
Hari Widiyantoro. (2017). Analisis Pencahayaan Terhadap Keamannan Visual
Pada Pengguna Kantor. JurnalArsitektur, Bangunan, Dan Lingkungan |Vol.6
No.2 Februari 2017: 65-70. ISSN: 2088-8201.
Reynaldi Nurkihsan Gustiana Putra, Asep Erik Nugraha, Dene Herwanto. (2021).
Analisis Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan mata Pekerja.
JURNAL TEKNIKA 15(01):81-97. ISSN: 0854-3143.
Ramli, Soehatman. (2010). Sistem Manajemen Kesehatan Dan Kesehatan Kerja.
OHSAS 18001.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku
Mutu.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan.

23
LAMPIRAN

A. Dokumentasi
a. Dokumentasi pengukuran tingkat kebisingan di ruang 3 Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

24
b. Dokumentasi pengukuran intensitas pencahyaan di ruang administrasi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk
Banggai.

25
B. Permenkes /undang – undang terkait nilai baku mutu
a. Kebisingan

26
Baku mutu tingkat kebisingan sebagai berikut :

27
b. Pencahayaan

28
Intensitas cahaya di ruang kerja sebagai berikut :

29

Anda mungkin juga menyukai