KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Hygiene Industri dengan
judul “Noise and Vibration at Work”.
Sebagaimana judul diatas, makalah ini disusun untuk membuka wawasan kita sebagai
mahasiswa untuk lebih mengenal lebih dalam apa itu kebisingan dan getaran di tempat kerja,
apa dampak kebisingan dan getaran terhadap produktivitas dan kesehatan pekerja, dan
bagaimana upaya prefentiv terhadap gangguan kesehatan akibat kebisingan dan getaran di
tempat kerja serta dapat memahami dan dapat mengamalkan ilmu yang ada didalammya yang
dapat dimanfaatkan di masa yang akan datang.
Februari, 2018
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………… i
Kata Pengantar………………………………………………………….. ii
Daftar Isi………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Kebisingan dan Getaran
1. Pengertian Kebisingan dan Getaran
2. Jenis-Jenis Kebisingan dan Getaran
3. Sumber Kebisingan dan Getaran
4. NAB Kebisingan dan Getaran
5. Mengukur Tingkat Kebisingan dan Getaran
B. Pengaruh Kebisingan dan Getaran Terhadap Produktivitas Pekerja
C. Pengaruh Kebisingan dan Getaran Terhadap Kesehatan Pekerja
D. Tindakan Pencegahan Terhadap Kebisingan dan Getaran
E. Rekap Jurnal Internasional Tentang Kebisingan dan Getaran
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi saat ini banyak khasus-khasus yang terjadi di sebuah perusahaan
tentang lalainya perusahaan tersebut akan kesehatan dan keselamatan para pekerja
sektor industri maupun perkantoran, akan memiliki resiko bahaya di tempat kerjanya.
Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung
hal yang sangat penting bagi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat
Kesehatan lingkungan kerja sering kali dikenal juga dengan istilah Higiene
Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higien Perusahan dan Kesehatan
Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu Kegiatannya
bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat lingkungan
kerja seperti paparan suhu tinggi, radiasi, bahaya zat kimia, bahaya bilogi, kebisingan dan
yang mungkin dapat dilakukan. Melihat risiko bagi tenaga kerja yang mungkin dihadapi
di lingkungan kerjanya, maka perlu adanya personil di lingkungan industri yang mengerti
kesadaran pekerja akan bahaya ataupun penyakit akibat kerja perlu ditingkatkan melalui
1
2
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui ruang lingkup kebisingan dan getaran di tempat kerja
2. Pengaruh kebisingan dan getaran lingkungan dengan produktivitas kerja
3. Pengaruh kebisingan dan getaran terhadap kesehatan pekerja
4. Tindakan pencegahan terhadap gangguan akibat kebisingan dan getaran di tempat
kerja
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah sajakah Ruang lingkup kebisingan dan getaran di tempat kerja ?
2. Bagaimana pengaruh kebisingan dan getaran lingkungan dengan produktivitas kerja?
3. Bagaimana pengaruh kebisingan dan getaran terhadap kesehatan pekerja ?
4. Apa saja tindakan pencegahan terhadap gangguan akibat kebisingan dan getaran di
tempat kerja?
BAB II
PEMBAHASAN
Kondisi fisik lingkungan tempat kerja di mana para pekerja beraktivitas sehari-
hari mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung bagi pekerja.
Bahaya-bahaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai bahaya getaran, kimia, radiasi,
pencahayaan, dan kebisingan. Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan
bising seperti frekuensi, amplitude, lama pajanan. Peralatan yang menimbulkan getaran
juga dapat memberikan efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-skeletal
dengan mengurangi kekuatan cengkeram dan sakit tulang belakang (Redjeki, 2016).
3
4
Dalam kesehatan kerja, seorang pekerja dapat terpajan pada 2 jenis Vibrasi, yaitu :
a. Vibrasi pada seluruh tubuh (Whole Body Vibration), bila vibrasi di transmisikan
pada seluruh tubuh.
Getaran seluruh tubuh (WBV) adalah getaran yang ditransmisikan ke
seluruh tubuh oleh permukaan tempat kerja (lingkungan kerja), misalnya
melalui tempat duduk atau lantai. Hal ini biasa dialami oleh pengemudi,operator
dan penumpang di pabrik bergerak saat bepergian melewati permukaan yang
tidak rata. WBV mungkin juga bisa dialami sambil berdiri, misalnya berdiri
pada platform yang menempel pada beton menghancurkan tanaman WBV
mencakup dampak tajam seperti goncangan dan goncangan. Paparan WBV
terutama terjadi pada kendaraan yang digunakan di luar jalan atau di jalan yang
tidak tertutup, misalnya di lahan pertanian dan konstruksi, tambang dan tempat
penggalian. Bisa juga terjadi di tempat lain seperti di tempat kecil, kapal cepat
dan helikopter. Kebanyakan orang yang mengendarai kendaraan di jalan yang
muncul dalam kondisi baik tidak mungkin mengalami tingkat berbahaya WBV.
5
Bila kendaraan jalan raya digunakan di luar jalan, aktivitas ini dapat
mengakibatkan tingkat getaran yang lebih tinggi.
Studi tentang paparan jangka panjang terhadap WBV menunjukkan bukti
risiko terhadap kesehatan, terutama gangguan muskuloskeletal yang melibatkan
tulang belakang bawah, leher dan bahu. Paparan WBV tinggi meningkatkan
risiko nyeri punggung bawah, cakram hernia dan degenerasi awal tulang
belakang. Faktor lain dapat menyebabkan atau berkontribusi pada nyeri
punggung dan kelainan bahu dan leher Misalnya postur kerja, ukuran tubuh,
tonus otot, beban kerja fisik dan faktor individu seperti usia, gangguan yang
sudah ada sebelumnya dan kekuatan otot. Hal ini membuat gejala yang
menghubungkan langsung dengan WBV menjadi sulit dan oleh karena itu,
kesehatan WBV yang spesifik Program monitoring tidak disarankan. Pekerja
harus diminta untuk mengisi survei ketidaknyamanan pekerja dalam Kode Etik:
Tugas manual berbahaya untuk membantu mengidentifikasi apakah mereka
berisiko. Ini mungkin juga membantu Anda bekerja jika pekerja terkena dampak
WBV dan bahaya muskuloskeletal lainnya.Paparan terhadap WBV dapat
menyebabkan atau memperburuk: Perubahan kardiovaskular, pernafasan,
neurologis, endokrin dan metabolik, Masalah pencernaan Kerusakan organ
reproduksi pada pria dan wanita, dan Gangguan penglihatan, keseimbangan atau
keduanya. Paparan pada WBV juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan,
kelelahan dan masalah lainnya saat bekerjakegiatan sedang dilakukan Hal ini
bisa menyebabkan insiden. Ada bukti pekerja yang menggunakan tanaman getar
dan terkena kebisingan pada saat bersamaan lebih mungkin menderita gangguan
pendengaran daripada pekerja yang terpapar pada tingkat kebisingan yang sama
saja. Paparan getaran dan noise juga dipahami untuk meningkatkan masalah
muskuloskeletal (SWA, 2016).
Tabel 1 Tugas terkait dengan WBV
Siapa Tugas
Seseorang melakukan Seseorang yang melakukan bisnis atau usaha memiliki yang
bisnis atau usaha utama
tugas untuk memastikan, sejauh praktis, pekerja dan
Orang lain tidak terkena risiko kesehatan dan keselamatan yang
timbul
dari bisnis atau usaha.
Tugas ini termasuk menghilangkan paparan terhadap WBV,
sejauh ini
6
Pekerja dan lainnya Pekerja dan orang lain di tempat kerja, seperti pengunjung, harus
berhati-hatilah terhadap kesehatan dan keselamatan mereka
sendiri, patuhi
dengan kebijakan, prosedur dan instruksi yang masuk akal dan
tidak
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan orang lain
Sumber Getaran
a. Alam
Merupakan fenomena geologi yang mengakibatkan gelombang (gerakan
bumi) sehingga menimbulkan masalah pencemaran getaran. Misalnya yang
bersumber dari getaran tektonik dan getaran vulkanik.
b. Aktivitas Manusia
Getaran yang berasal dari gerakan atau gesekan mesin dan alat – alat kerja lain
yang menimbulkan getaran. Misalnya yang bersumber dari mesin – mesin
produksi, mesin bor pneumatik, pahat, gerenda, serta aktivitas mesin yang
menimbulkan gesekan dan getaran (Subaris dan Haryono, 2011).
Tabel 1. Daftar Sumber Gangguan Getaran
European Industrial in Which clinical Evidence Of Over Exsposure Of sumber Woprkers To
Vibration Has Been Reported
Industry Type Vibration Common Vibration Source
Agriculture Whole Body Tractor Operation
Boller Making Segmentaly Pneumatic tools
Construction Whole Body segmentaly Heavy equepment vehicles
Pneumatic drill, jackhmens,etc
Diamond Cuting Segmentaly Vibrating handtools
Forestry Whole Body segmentaly Tractor Operation
Foundries Segmentaly Vibrating cleavers
Fumiture (manufacture) Segmentaly Pneumatic chisela
Iron & Steel Segmentaly Vibrating handtools
Lumber Segmentaly Chain saws
Machine Tools Segmentaly Brating handtools
Mining Whole Body Vehicie operators rock drills
Riveting Segmentaly Hand tool
Rubber Segmentaly Pneumatic stripping tools
Sheet Metal Segmentaly Stamping tools
Shipyards Segmentaly Pneumatic hand tools
Stone Dressing Segmentaly Pneumatic hand tools
Textile Segmentaly Sewing machines looms
Transportation (operator Whole Body Vehice operation
& pasenger)
Sumber : (Wahyu, 2003)
10
NAB kebisingan adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar
tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011, Nilai Ambang
Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertingi dan merupakan
nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam
sehari atau 40 jam seminggunya. NAB Kebisingan menurut Lampiran
PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011 tentang NAB batas faktor fisik di tempat
kerja:
NAB getaran
Nilai ambang batas getaran mekanis untuk pemaparan tanga-lengan dengan
parameter percepatan pada sumbu yang dominan adalah 4 meter/detik atau 0,40
gravitasi g (SNI 16-7063-2004). Dalam hal intensitas getaran mekanis tangan-lengan
melebihi NAB-nya, dapat dilakukan upaya pengendalian dengan mengurangi waktu
pemaparan yang di atur menurut nilai percepatan getaran mekanis pada tangan-lengan
(Suma’mur, 2009).
Tabel 2. Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemejanan Lengan dan Tangan
Jumlah Waktu Pemaparan Nilai Percepatan pada Nilai Percepatan pada
Per hari kerja frekuensi dominan frekuensi dominan
(meter/detik2) (g meter/detik2)
4 jam dan < 8 jam 4 0,40
2 jam dan < 4 jam 6 0,61
1 jam dan < 2 jam 8 0,81
< 1 jam 12 1,22
Sumber : (Santoso.2004)
karena pekerja umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja selama 8 jam ia
bekerja. Nilai ambang batas (NAB) intensitas bising adalah 85 dB dan waktu
bekerja maksimum adalah 8 jam per hari.
Sound level Meter adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila
ada benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara
yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakkan meter penunjuk.
Audiometer adalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran. Audiogra,
adalah chart hasil pemeriksaan audiometer. Nilai Ambang pendengaran adalah suara
yang paling lemah yang masih dapat didengar telinga.
1. Main Body : Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran (display)
2. Keyboard yang terdiri dari tombol untuk menghidupkan danmematikan,
kemudiantombol MEAS untuk memulai pengukuran dan untuk mengakhiri
pengukuran.Tombol C untuk cancel dan OK untuk enter.Lampu menunjukan
indikasi charging.
3. Transducer socket adalah tempat menghubungkan transducer dengan main body.
4. Charging socket adalah tempat memasukan charger.
5. Sensor transducer menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang
stabil,makapengukuran harus pada tempat yang datar dan rata
Bunyi bising dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja, untuk itu suara-suara
ribut harus diusahakan berkurang. Dalam beberapa jurnal penelitian ditemukan bahwa
kebisingan dapat mempengaruhi produktivitas pekerja seperti timbulnya gangguan
konsentrasi, gangguan komunikasi, mengganggu kemampuan berpikir, kelelahan dan
stress pada pekerja. Gangguan-gangguan seperti ini hendaknya dihindari agar semangat
kerja tetap stabil dan produktivitas kerja menjadi optimal.
Pengaruh getaran dengan produktivitas kerja
Proses industrialisasi dan modernisasi kehidupan disertai dengan semakin meluasnya
aplikasi teknologi maju yang antara lain nampak dari bertambahnya dengan cepat
penggunaan beraneka ragam mesin dan peralatan mekanis yang dijalankan oleh motor
penggerak. Mesin dan peralatan kerja mekanis tersebut menimbulkan getaran yaitu
gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan
keseimbangannya (Suma’mur, 2009).
Vibrasi atau getaran mempunyai tiga parameter yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
yaitu :
1. Amplitudo : adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan.
Amplitudodari sinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya gangguan yang terjadi.
Makin tinggiamplitudo yang ditunjukkan menandakan makin besar gangguan yang
terjadi,besarnya amplitudo bergantung pada tipe mesin yang ada. Pada mesin yang
masihbagus dan baru, tingkat vibrasinya biasanya bersifat relatif.
2. Frekuensi : adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu putaran
waktu.
3. Besarnya frekuensi yang timbul pada saat terjadinya vibrasi dapat
mengdentifikasikan jenis-jenis gangguan yang terjadi. Gangguan yang terjadi
padamesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau mengasilkan contoh
frekuensi yang dapat dijadikan sebagai bahan pengamatan (Ramdan, 2013).
Besarnya getaran ini ditentukan oleh intensitas (meter/detik) dan frekuensi getarnya
(getaran/detik); getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena
ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas ataupun frekuensinya.
Sedangkan alat–alat yang ada dalam tubuh kita pun mempunyai frekuensi alami,
dimana alat yang satu berbeda frekuensi alaminya dengan alat yang lain. Gangguan
terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terjadi apabila frekuensi alami ini
beresonansi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis ini
15
dapat mengganggu tubuh dan produktivitas kerja dalam hal ini mempengaruhi
konsentrasi bekerja dan Mempercepat datangnya kelelahan
2. Lama paparan
3. Spektrum suara
5. Kepekaan individu
7. Keadaan Kesehatan
3. Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh
alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau
beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-
ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat
memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf
sensoris pendengaran.
4. Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala
yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis
18
(menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan
jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.
5. Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran .
Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat
merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening
seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri
(ILO, 1998).
menurut urutan presentase adalah sendi siku, persendian telapak tangan dan
bahu.
D. Tindakan Pencegahan Terhadap Kebisingan dan Getaran
Sebelum dilakukan langkah pengendalian kebisingan, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah membuat rencana pengendalian yang didasarkan pada hasil
penilaian kebisingan dan dampak yang ditimbulkan. Rencana pengendalian dapat
dilakukan dengan pendekatan melalui perspektif manajemen resiko kebisingan.
Manajemen resiko yang dimaksud adalah suatu pendekatan yang logik dan sistemik
untuk mengendalikan resiko yang mungkin timbul. Langkah manajemen resiko
kebisingan tersebut adalah:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber kebisingan yang berada di tempat kerja.
2. Menilai resiko kebisingan yang berakibat serius terhadap penyakit dan cedera akibat
kerja.
3. Mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengendalikan atau meminimasi
resiko kebisingan.
JUDUL PENELITIAN
KEJADIAN LOW BACK PAIN SINDROM CARPAL PADA PENGEMUDI BUS LINTAS SERAM DI PULAU AMBON KEPULAUAN MALUKU
TAHUN 2019
Gangguan syaraf
HAVS/Carpal tunnel
HAV syndrome Umur
Gangguan
pembuluh darah
Vibration
Lama Kerja
Keterangan :
Tabel 2.1
Persamaan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
1 Per Vihlborg, Ing- Terdapat 21 % Intensitas, frekuensi dan lama Jenis Mempelajari efek Hubungan antara KEJADIAN
Liss Bryngelsson, karyawan yang paparan dikaitkan dengan penelitian ini getaran terhadap paparan getaran LOW BACK
Bernt Lindgren, mengalami masalah resiko cedera tangan dalam adalah tubuh manusia dengan getaran PAIN
Lars Gunnar kesehatan terkait bentuk gangguan vascular penelitian pergelangan tangan SINDROM
Gunnarsson, Pål getaran, meskipun (Syndrom Raynaud), analitik pada mekanik CARPAL PADA
PENGEMUDI
Graff. keterpaparannya kerusakan syaraf dan deskriptif industry di Swedia
BUS LINTAS
terhadap getaran dinilai musculoskeletal. (Gemne dan dengan SERAM DI
2017 cukup rendah. Terdapat Lundstrom, 2000:Hraver et. desain cross- PULAU
kejadian Carpal Tunnel el, 2011 & Bovenzi, 2010). seksional AMBON
Association Syndrome yang berlebih Faktor lingkungan kerja KEPULAUAN
between vibration pada responden yang termasuk ergonomis (beban MALUKU
exposure and diakibatkan oleh statis, pegangan daya, dan TAHUN 2019
hand-arm pekerjaan yang tidak postur tangan) berkontribusi
vibration ergonomis terutama terhadap kejadian
symptoms in a pada bagian musculoskeletal dan Carpal
Swedish penggilingan. Tunnel Syndrom (Hagberg,
mechanical 2002, & Aroori dan Spence,
industry 2008; Gemne dan Lundstrom,
€ 2000; van Rijn et al ., 2009).
(Vihlborg dkk., 2017)
27
Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
2 Nabeel Ibraheem Sebanyak 75 pekerja Gangguan pendengaran Penelitian Tidak ada Hubungan KEJADIAN LOW
Jaafar, Mohd pemangkas rumput dan (NIHL) didefiniskan sebagai cross kebisingan dengan BACK PAIN
Khairi Md Daud, sejumlah pegawai gangguan pendengaran saraf sectional kejadian gangguan SINDROM
Irfan Mohammad, panitera lainnya sensorik permanen yang komparatif pendengaran pada CARPAL PADA
Normastura Abd berpartisipasi dalam diakibatkan oleh akumulasi dilakukan petugas pemangkas PENGEMUDI
BUS LINTAS
Rahman penelitian ini. Kisaran paparan kebisingan berulang pada rumput
SERAM DI
tingkat kebisingan dari amplitudo tinggi. Masalah sekelompok PULAU AMBON
2017 mesin berada di antara ini sangat umum terjadi di pekerja KEPULAUAN
91,3 dB dan 100,7 dB kalangan masyarakat industri pemangkas MALUKU
Noise-induced dengan rata-rata 95,0 dimana pekerja terkena tingkat rumput. TAHUN 2019
hearing loss in dB. kebisingan yang bervariasi. Pemeriksaan
grass-trimming NIHL adalah penyebab vital telinga
workers. Ada korelasi yang kecacatan dan biaya nyata dilakukan,
Gangguan signifikan dengan bagi masyarakat. dilanjutkan
pendengaran yang gangguan pendengaran Kebisisngan adalah Suara Yg dengan
disebabkan akibat noise pada dihasilkan oleh mesin audiometri
kebisingan pada pekerja pemangkas pemotong rumput berasal dari nada murni
pekerja rumput (nilai p= 0,010) dua sumber yaitu dari motor di ruang
pemangkas dengan prevalensi mesin dan yang lainnya adalah kedap suara
rumput 82,6%. Penurunan pada hasil suara dari tali plastik minimal 48
PTA pada 3, 4 dan 6 yang pecah. Meskipun tingkat jam setelah
kHz secara signifikan kebisingan mungkin memiliki subjek
terjadi pada subyek spektrum frekuensi yang luas, bebas dari
dengan nilai p masing- gangguan pendengaran paparan
masing 0,001, 0,009 biasanya pada 3-6 kHz. suara.
dan 0,036.
Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
3 Alva Wallasa, Tingkat saliva kortisol pagi Stres mengaktifkan Jenis Tidak ada Hubungan tingkat KEJADIAN
Charlotta secara signifikan lebih tinggi sumbu hipotalamus- Penelitian ini kebisingan dengan LOW BACK
Erikssona, Olena pada wanita daripada pada laki- hipofisis-adrenal (HPA) adalah analitik tingkat air liur pada PAIN
Gruzievaa, Tomas laki (mean geometrik 42,4 menyebabkan pelepasan dengan desain remaja SINDROM
Lind, Andrei dan 35,0 nmol / l, masing- hormon stres seperti cross- CARPAL
PADA
Pyko, masing) serta pada subyek kortisol. Kortisol bisa sectional
PENGEMUDI
Mattias Sjöströma, dengan penyakit terkait alergi. jadi dengan BUS LINTAS
Mikael Ögrenc, Tinggi dan umur berhubungan diukur dalam serum, air pengambilan SERAM DI
Göran Pershagen dengan liur, urin dan rambut ( data PULAU
kadar saliva kortisol serta Hellhammer et al., 2009 kohort AMBON
2017 musim sampling. Pemaparan ; kelahiran asli KEPULAUAN
lalu lintas jalan raya tidak Smith et al., 1996 ). terdiri dari MALUKU
Road traffic noise terkait dengan air liur Berbagai faktor penentu 4.089 anak TAHUN 2019
and determinants Kortisol,bagaimanapun, Tingkat kortisol telah lahir antara
of saliva cortisol jengkel terhadap kebisingan dipelajari seperti usia, tahun 1994
levels among cenderung meningkatkan jenis kelamin, tahap dan 1996 di
adolescents tingkat. Kadar saliva kortisol pubertas, wilayah yang
muncul secara khusus aktivitas fisik dan telah
tinggi di antara mereka yang berbagai penyakit, ditentukan di
sangat kesal dan terkena termasuk alergi dan Wilayah
tingkat kebisingan lalu lintas depresi, Stockholm.
jalan ≥ 55 dB L den (50,5 nmol serta lingkungan berbeda
/ l, psikososial.
p = 0,02).
Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
4 Bibhuti B. Mandal, Durasi pemaparan rata- Telah ada prakarsa Desain Efek getaran prevalensi KEJADIAN LOW
Veena D. Manwar rata adalah 11,30 ± proaktif dari industri penelitian ini (WBV) terhadap gangguan BACK PAIN
7,45 tahun. LBP adalah pertambangan untuk adalah cross- tubuh manusia muskuloskeletal SINDROM
2017 MSD paling menonjol memulai studi getaran secsional dengan antara operator CARPAL PADA
yang menunjukkan peralatan pertambangan menggunakan Mesin Pindah Bumi PENGEMUDI
BUS LINTAS
Prevalence of hubungan yang sangat dan prediksi risiko dua uji yaitu uji t Berat (HEMM) SERAM DI
musculoskeletal signifikan dengan kesehatan yang terkait sampel yang terpapar WBV PULAU AMBON
disorders among pemaparan (P <0,001). dengan operasi mesin- independent di tambang opencast KEPULAUAN
heavy earth Secara keseluruhan, mesin bergerak berat untuk melihat di India barat MALUKU
moving machinery analisis risiko (HEMM) berikut hubungan TAHUN 2019
operators exposed menunjukkan adanya sirkulasi Rekomendasi pengaruh
to whole-body peningkatan yang Konferensi Xth dan XI variabel
vibration in signifikan dalam tentang Keselamatan di independent ke
opencast mining kemungkinan MSD Tambang pada tahun dependent dan
karena keterpaparan. 2008 dan 2013 masing- uji chi-square
39% dari kelompok masing.5,6 National untuk melihat
terpapar memerlukan Institute of Miners OR (factor risiko
perhatian medis. 'Health (India) telah paparan)
mengevaluasi
karakteristik getaran dari
lebih dari empat ratus
peralatan pertambangan
dalam lima tahun
terakhir atas permintaan
dari industri
pertambangan.
(Mandal dan Manwar, 2017)
30
Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
5 Anubhuti Jain, Hasil penelitian Getaran yang penelitian Tidak ada Dampak Paparan KEJADIAN LOW
Nidhi Gupta, menunjukkan bahwa terdeteksi oleh observasional Kebisingan pada BACK PAIN
Garima Bafna paparan kerja Suara bising Telinga manusia dengan desain Ketajaman SINDROM
And Bharati telah menandai efek yang diklasifikasikan studi kohort Pendengaran CARPAL PADA
Mehta / 2017/ merugikan pada sebagai suara, yang Pekerja Pabrik PENGEMUDI
BUS LINTAS
Impact of Noise persidangan ketajaman disebut dengan Marmer SERAM DI
Exposure on pekerja. Dalam penelitian istilah itu 'Noise' PULAU AMBON
Hearing Acuity of ini ditemukan bahwa 70% untuk menunjukkan KEPULAUAN
Marble Factory pekerja mengalami suara yang tidak MALUKU
Workers (Dampak gangguan pendengaran diinginkan. Bridger TAHUN 2019
Paparan 46,7% menunjukkan NIHL. mendefinisikan suara
Kebisingan pada Penelitian ini menunjukkan sebagai suara atau
Ketajaman bahwa prevalensi NIHL suara pada amplitudo
Pendengaran meningkat dengan usia (x2 seperti itu
Pekerja Pabrik = 15.159, df = 6, p = 0,019). menyebabkan
Marmer) Secara fisiologis, sinyal gangguan atau
akustik masuk ke dalam mengganggu dengan
kanal pendengaran komunikasi.
eksternal, dan melewati Gangguan
membran timpani yang pendengaran yang
bergetar seperti diafragma. disebabkan
Ini kemudian ditransfer ke kebisingan (NIHL)
sistem telinga tengah dan adalah ireversibel
mengatur ossicles menjadi tapi gangguan yang
gerak. Mekanis ini energi dapat dicegah dan
ditransmisikan ke koklea merupakan yang
melalui stapes footplate kedua bentuk umum
memalu terhadap jendela kehilangan
31
Perbedaan
Nama Penulis,
No Hasil Penelitian Teori Variabel Metode Penelitian Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul
Terdahulu Penelitian
6 A. Turcot, S. A. 15751 pekerja yang Pekerja yang terpapar penelitian ini Tidak ada Gangguan KEJADIAN LOW
Girard, M. terpapar getar getaran tangan-tangan adalah kohort pendengaran BACK PAIN
Courteau, J. Baril diidentifikasi pada (HAV) dari penggunaan Kelompok ini yang SINDROM
and R. Larocque populasi sumber alat getar juga sering terdiri dari 59 339 disebabkan CARPAL PADA
keseluruhan 59339. terkena tingkat pekerja laki-laki kebisingan dan PENGEMUDI
dari berbagai sektor BUS LINTAS
2016 Pekerja dengan VWF kebisingan yang tinggi. kebisingan
industri dengan SERAM DI
(n=96) mengalami Pekerja kehutanan riwayat gabungan dan PULAU AMBON
Noise-induced pendengaran yang jauh dengan jari putih getaran terdokumentasi eksposur KEPULAUAN
hearing loss and lebih buruk pada setiap (VWF) cenderung hadir pemaparan getaran MALUKU
combined noise frekuensi yang diteliti dengan gangguan kebisingan kerja 80 TAHUN 2019
and vibration (500, 1000, 2000 4000 pendengaran yang lebih dBA (Laeq 8 h)
exposure Hz) dibandingkan parah daripada rekan atau lebih. Populasi
dengan pekerja kerja mereka tanpa penelitian adalah
Gangguan pertambangan dan VWF, dengan gangguan subset dari kohort
Pendengaran yang kehutanan lainnya tanpa pendengaran menjadi ini yang terdiri dari
disebabkan VWF. lebih jelas pada 15 757 pekerja
pertambangan dan
kebisingan dan frekuensi yang lebih kehutanan, industri
kebisingan tinggi. Pyykkö et al. ini dipilih sebagai
gabungan dan menemukan bahwa pekerja di industri
Eksposur Getaran pekerja dengan VWF yang terkait dengan
memiliki gangguan HAV dan paparan
pendengaran yang lebih kebisingan.
besar daripada pekerja
yang bebas getaran dan
kebisingan tanpa VWF
(Turcot dkk., 2016)
33
Perbedaan
Nama Penulis, Tahun Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
7 Lage Burström, Anna Prevalensi dan tingkat Kontribusi WBV (Whole Penelitian Efek getaran Gejala gangguan KEJADIAN LOW
Aminoff, Bodil Björ, keparahan gejala MSDS Body Vibration) terhadap cross- (WBV) terhadap otot tulang dan BACK PAIN
Satu Mänttäri,Tohr paling tinggi dilaporkan masalah kesehatan tidak sectional ini tubuh manusia paparan getaran SINDROM
Nilsson,Hans Pettersson, adalah Low Back Pain, begitu signifikan sebelum dilakukan di seluruh tubuh CARPAL PADA
Hannu Rintamäki , kemudian nyeri di leher, tampak kejadian MSDS 4 antara pekerja PENGEMUDI
BUS LINTAS
Ingemar Rödin, Victor bahu dan punggung yang dimana tingkat tambang di open-PIT MINE SERAM DI
Shilov , Ljudmila bagian atas. Pengemudi di keparahannya dipengaruhi Finlandia, di arctic PULAU AMBON
Talykova, Arild tambang Nordik oleh beberapa faktor, seperti Norwegia, KEPULAUAN
Vaktskjold, and Jens mengalami gejala MSDS sifat paparan untuk getaran, Rusia dan MALUKU
Wahlström yang lebih sedikit jenis mesin dan proses Swedia TAHUN 2019
English daripada non-driver. Bagi kerja, kondisi lingkungan, selama
2017 pekerja tambang Rusia, dan biodinamik dan periode
“Musculoskeletal hasilnya berbanding ergonomis faktor serta dari
Symptoms and Exposure terbalik, dimana sejumlah karakteristik November
to Whole-Body pengendara pertambangan individu itu seperti usia, 2012 sampai
Vibration among Open- setiap hari tidak memiliki merokok, tinggi dan berat November
Pit Mine Workers in The hubungan yang signifikan badan, mental stres 2013
Arctic (Gejala dengan risiko gejala (Hoogendoorn WE dkk,
Muskuloskeletal dan MSDS. Pengemudi wanita 1999, Palmer KT dkk, 2003,
Paparan Getaran Seluruh menunjukkan prevalensi Coggon D dkk, 2013,
Tubuh pada Pekerja gejala yang lebih tinggi Wahlström J dkk, 2012,
Tambang Open-Pit di dibandingkan dengan Lang J dkk, 2012)
Wilayah Kutub Utara) pengemudi laki-laki
(Burström dkk., 2017)
34
Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
8 Saba Kalantary, terdapat perbedaan Kebisingan diklasifikasikan sebagai Studi kasus ini Tidak ada Efek kebisingan KEJADIAN
Ali Dehghani, yang signifikan suara yang tidak menyenangkan yang dilakukan pada kerja terhadap LOW BACK
tahun 2011 di PAIN
dkk. antara mungkin berbagai unit
tekanan darah
Perubahan rata- menyebabkan stres di kalangan pekerja. dan denyut SINDROM
komponen otomotif
2015 rata denyut jantung Pemaparan bunyi bisa jantung pekerja CARPAL
manufaktur di PADA
F (1, 37) = 26,68, menurunkan kualitas hidup. Salah satu Teheran. di a PENGEMUDI
The effects of P <0,001, tekanan yang paling Untuk analisis industri suku BUS LINTAS
occupational noise darah sistolik Dampak penting dari kebisingan data, chi-square, cadang otomotif SERAM DI
on blood pressure F (1, 37) = 21.70, industri adalah fisiologis sampel PULAU
and heart rate of P <0.001, dan dan efek psikologis. Kehilangan independen AMBON
workers in an tekanan darah pendengaran progresif uji t , uji t KEPULAUAN
automotive parts diastolik F (1, 37) merupakan gejala penting dari berpasangan, dan MALUKU
industry = 26,20, P <0,001 kebisingan industri analisis TAHUN 2019
pekerja di eksposur. Ekspresi akut dan kronis kovariansi
kasus dan terhadap suara keras (ANCOVA).
kelompok kontrol. Kebisingan dapat mempengaruhi
denyut jantung dan tekanan darah.
Paparan kronis pada tingkat suara tinggi
dapat mempengaruhi
Situasi patofisiologis manusia dan bisa
menyebabkan
penyakit jantung.
Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana Penelitian
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu
9 Kyoung-Bok Min, Selama masa studi, 3293 -Kebisingan, Penelitian ini Tidak ada Paparan kebisingan KEJADIAN LOW
Jin-Young Min (1,6%) memiliki diagnosis "suara yang tidak menggunakan lingkungan dan BACK PAIN
infertilitas. Meskipun tidak diinginkan", metode Cohort risiko infertilitas SINDROM CARPAL
2017 ada hubungan antara adalah polutan Sebanyak pria: PADA PENGEMUDI
infertilitas dengan peningkatan lingkungan dan 206.492 laki-laki Studi kohort BUS LINTAS SERAM
DI PULAU AMBON
Exposure to 1-dB pada paparan kebisingan, stressor utama usia reproduksi berbasis 2 populasi KEPULAUAN
environmental hubungan dosis-respons non- bagi manusia. (20-59 tahun) MALUKU
noise and risk for linear diamati antara -Infertilitas tanpa riwayat TAHUN 2019
male infertility: infertilitas dan kuartil pada (kamandulan) malformasi
A population- kebisingan siang hari dan adalah kongenital
based cohort study malam hari setelah ketidakmampuan ditindaklanjuti
penyesuaian untuk variabel atau penurunan untuk periode 8
perancu (yaitu, usia, kemampuan tahun (2006-
pendapatan, area perumahan , menghasilkan 2013).
olahraga, merokok, minum keturunan.
alkohol, gula darah, indeks
massa tubuh, riwayat medis,
dan polusi partikulat).
Berdasarkan kriteriaWHO,
kemungkinan terjangkit
infertilitas meningkat secara
signifikan (OR ¼ 1,14; 95%
CI, 1,05e1.23) pada pria yang
terpapar kebisingan waktu
malam ≥ 55 dB.
Perbedaan
Nama Penulis,
No Hasil Penelitian Teori Variabel Metode Penelitian Persamaan Penelitian Rencana Penelitian
Tahun dan Judul
Terdahulu
11 Marcus Yung, 1. Kelelahan akibat Banyak pekerjaan di Enam belas peserta Efek Paparan WBV Efek kelelahan KEJADIAN LOW
Angelica E. Lang, paparan getaran seluruh bidang pertanian, sehat s dari terhadap kelelahan gabungan BACK PAIN
Jamie Stobart, tubuh dikaitkan dengan konstruksi, transportasi, komunitas dan kondisi fisik paparan getaran SINDROM
Aaron M. waktu berhubungan dan kehutanan tidak universitas direkrut seluruh tubuh CARPAL PADA
Kociolek, dengan konsisi fisik, rutin, untuk melakukan berurutan dan PENGEMUDI BUS
mental dan gabungan LINTAS SERAM DI
Stephan melibatkan tugas non- per- tuntutan
keduanya. PULAU AMBON
Milosavljevic, 2. Bekerja dengan duduk siklis, baik diskresioner Bentuk empat pekerjaan fisik, KEPULAUAN
Catherine Trask. memberikan efek pada maupun non- kondisi mental, atau MALUKU
dua arah (sinergis dan discretionary work dikombinasikan konkuren TAHUN 2019
2017 antagonis) tampak ada breaks, dan a dengan WBV.
yang bermanfaat dari efek perpaduan aktivitas Setiap kondisi
The combined duduk (variasi) untuk kerja. Pekerja di industri dipisahkan menjadi
fatigue effects of menerapkan variasi tugas ini terkena vibra seluruh empat sesi,
sequential namun karena paparan tubuh duduk- minimal 24 jam,
exposure to seated getaran seluruh tubuh (WBV) dan tugas yang dengan urutan acak
whole body yang berlebihan mungkin terdiri dari fisik, mental, untuk setiap peserta.
menimbulkan efek jangka
vibration and atau kombinasi tuntutan Peserta adalah
panjang terhadap
physical, mental, kesehatan. diminta untuk tidak
or concurrent work Ada hubungan antara berolahraga dan
demands kelelahan akibat paparan konsumsi kafein /
getaran seluruh tubuh alkohol 24 jam
terhadap kondisi fisik, sebelum kegiatan
mental serta kondisi fisik
dan mental pekerja.
(Yung dkk., 2017)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kondisi fisik lingkungan tempat kerja di mana para pekerja beraktivitas sehari-hari
mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung bagi pekerja.
2. Kebisingan dan getaran adalah salah satu bahaya dari kondisi fisik lingkungan kerja
yang dapat mengganggu kesehatan pekerja
3. Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dibagi atas: Bising yang
mengganggu (irritating noise), Bising yang menutupi (masking noise) dan bising
yang merusak (damaging/injurious noise)
4. Getaran yang menggangu terbagi atas dua jenis yaitu Vibrasi pada seluruh tubuh
(Whole Body Vibration) dan vibrasi segmental/getaran pada lengan tangan (hand-
arm vibration).
5. Sumber getaran dan bising berasal dari alam, aktifitas manusia (peralatan dan
mesin-mesin)
6. Pengaruh kebisingan dan getaran dapat menggangu kesehatan pekerja dan
mengurangi produktifitas kerja.
A. Saran
Diperlukan pengendalian terhadap bahaya kebisingan dan getaran di tempat kerja
dengan melakukan manajemen yang baik terhadap lingkungan kerja dengan pendekatan
manajemen k3 di lingkungan kerja untuk mengurangi dampak dan bahaya kesehatan
dan kecelakaan pekerja di lingkungan kerja dan meningkatkan produktifitas pekerja.
38
DAFTAR PUSTAKA
Jaafar, N. I., Daud, M. K. M., et al. 2017. Noise-induced hearing loss in grass-trimming
workers. Egyptian Journal of Ear, Nose, Throat and Allied Sciences, 18, 227-229.
Jain, A., Gupta, N., et al. 2017. Impact of noise exposure on hearing acuity of marble factory
workers.
Kalantary, S., Dehghani, A., et al. 2015. The effects of occupational noise on blood pressure
and heart rate of workers in an automotive parts industry. ARYA Atherosclerosis, 11,
215-219.
Kemenkes 2002. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Mandal, B. B.,Manwar, V. D. 2017. Prevalence of musculoskeletal disorders among heavy
earth moving machinery operators exposed to whole-body vibration in opencast
mining. 2017, 4, 7.
Ramdan, I. M. 2013. Higiene Industri. Yogyakarta: CV. Bimotry Butaksumur Visual.
Redjeki, S. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta, Pusdik SDM Kesehatan.
Saputra Agung, Budiyanto Tri , Yanti Pratiwi Erza. 2010. Hubungan Kebisingan Dan Massa
Kerja Terhadap Terjadinya Stres Kerja Pada Pekerja Di Bagian Tenun. Piyungan
Bantul Yogyakarta, Kes Mas Vol. 4.No. 2, Juni 2010 : 76 – 143.
Subaris, H.,Haryono 2011. Hygiene Lingkungan Kerja (Pedoman bagi Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit, Puskesmas dan Instansi Lainnya serta Dosen, Mahasiswa), Jogjakarta,
Mitra Cendikia Press.
Suma'mur 2009. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja (HIPERKES), Jakarta, CV.
Sagung Seto.
Swa 2016. Guide To Managing Risks Of Exposure To Whole-Body Vibration In Workplaces.
Australia: Safe Work Australia.
Tambunan S,. 2005. Kebisingan Di Tempat Kerja. Yogyakarta
Turcot, A., Girard, S. A., et al. 2015. Noise-induced hearing loss and combined noise and
vibration exposure. Occupational Medicine, 65, 238-244.
Vihlborg, P., Ing-Liss Bryngelsson, et al. 2017. Association between vibration exposure and
hand-arm vibration symptoms in a Swedish mechanical industry. International Journal
of Industrial Ergonomics, 62, 77-81.
Wahyu, A. 2003. Higiene Perusahaan, Makassar, Jurusan Kesehatan Kerja FKM- UNHAS.
Wallas, A., Eriksson, C., et al. 2017. Road traffic noise and determinants of saliva cortisol
levels among adolescents. International Journal of Hygiene and Environmental
Health.
Williams, W., Zhou, D., et al. 2017. Facilitating Occupational Noise Management: The Use
Of A Smartphone App As A Noise Exposure, Risk Management Tool. Journal Of
Health And Safety, Research And Practice, 9, 3-9.
Yusuf Muhammad. 2003. Pengaruh Kebisingan Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan
Operator Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Yung, M., Lang, A. E., et al. 2017. The combined fatigue effects of sequential exposure to
seated whole body vibration and physical, mental, or concurrent work demands. PLoS
One, 12, e0188468.
https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/02/pengukuran-nilai-ambang-dan-zona-
kebisingan/
https://www.safetysign.co.id/news/203/Kebisingan-Risiko-GPAB-dan-Pencegahannya