Anda di halaman 1dari 43

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Hygiene Industri


Dosen : Dr. Atjo Wahyu, SKM, M.Kes

NOISE AND VIBRATION AT WORKPLACE

A.ROSANITA NEFIRLIE RUSDI K012171114


VIVI FITRIANI K012171068

KONSENTRASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Hygiene Industri dengan
judul “Noise and Vibration at Work”.

Sebagaimana judul diatas, makalah ini disusun untuk membuka wawasan kita sebagai
mahasiswa untuk lebih mengenal lebih dalam apa itu kebisingan dan getaran di tempat kerja,
apa dampak kebisingan dan getaran terhadap produktivitas dan kesehatan pekerja, dan
bagaimana upaya prefentiv terhadap gangguan kesehatan akibat kebisingan dan getaran di
tempat kerja serta dapat memahami dan dapat mengamalkan ilmu yang ada didalammya yang
dapat dimanfaatkan di masa yang akan datang.

Dengan selesainya makalah ini, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada Dr. Atjo Wahyu, SKM, M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Hygiene Industri.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Februari, 2018

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul………………………………………………………… i
Kata Pengantar………………………………………………………….. ii
Daftar Isi………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Kebisingan dan Getaran
1. Pengertian Kebisingan dan Getaran
2. Jenis-Jenis Kebisingan dan Getaran
3. Sumber Kebisingan dan Getaran
4. NAB Kebisingan dan Getaran
5. Mengukur Tingkat Kebisingan dan Getaran
B. Pengaruh Kebisingan dan Getaran Terhadap Produktivitas Pekerja
C. Pengaruh Kebisingan dan Getaran Terhadap Kesehatan Pekerja
D. Tindakan Pencegahan Terhadap Kebisingan dan Getaran
E. Rekap Jurnal Internasional Tentang Kebisingan dan Getaran

BAB III Kesimpulan


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi saat ini banyak khasus-khasus yang terjadi di sebuah perusahaan

tentang lalainya perusahaan tersebut akan kesehatan dan keselamatan para pekerja

pekerjanya. Padahal, dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-harinya karyawan/pekerja di

sektor industri maupun perkantoran, akan memiliki resiko bahaya di tempat kerjanya.

Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung

dengan jenis pekerjaannya. Padahal K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) merupakan

hal yang sangat penting bagi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat

sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja

Kesehatan lingkungan kerja sering kali dikenal juga dengan istilah Higiene

Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higien Perusahan dan Kesehatan

Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu Kegiatannya

bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat lingkungan

kerja seperti paparan suhu tinggi, radiasi, bahaya zat kimia, bahaya bilogi, kebisingan dan

getaran melalui pengenalan, evaluasi, pengendalian dan melakukan tindakan perbaikan

yang mungkin dapat dilakukan. Melihat risiko bagi tenaga kerja yang mungkin dihadapi

di lingkungan kerjanya, maka perlu adanya personil di lingkungan industri yang mengerti

tentang hygiene industri dan menerapkannya di lingkungan kerjanya. Dengan demikian

kesadaran pekerja akan bahaya ataupun penyakit akibat kerja perlu ditingkatkan melalui

promosi K3 di lingkungan kerja.

1
2

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui ruang lingkup kebisingan dan getaran di tempat kerja
2. Pengaruh kebisingan dan getaran lingkungan dengan produktivitas kerja
3. Pengaruh kebisingan dan getaran terhadap kesehatan pekerja
4. Tindakan pencegahan terhadap gangguan akibat kebisingan dan getaran di tempat
kerja

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah sajakah Ruang lingkup kebisingan dan getaran di tempat kerja ?
2. Bagaimana pengaruh kebisingan dan getaran lingkungan dengan produktivitas kerja?
3. Bagaimana pengaruh kebisingan dan getaran terhadap kesehatan pekerja ?
4. Apa saja tindakan pencegahan terhadap gangguan akibat kebisingan dan getaran di
tempat kerja?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Kebisingan dan Getaran

Kondisi fisik lingkungan tempat kerja di mana para pekerja beraktivitas sehari-
hari mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung bagi pekerja.
Bahaya-bahaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai bahaya getaran, kimia, radiasi,
pencahayaan, dan kebisingan. Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan
bising seperti frekuensi, amplitude, lama pajanan. Peralatan yang menimbulkan getaran
juga dapat memberikan efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-skeletal
dengan mengurangi kekuatan cengkeram dan sakit tulang belakang (Redjeki, 2016).

1. Pengertian Kebisingan dan Getaran


Dalam Kepmenaker No.51 thn 1999 Pasal 1 ayat 10 dijelaskan bahwa
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran.
Denis dan Spooner, bising adalah suara yang timbul dari getarangetaran yang
tidak teratur dan periodik.
Hirrs dan ward, bising adalah suara yang komplek yang mempunyai sedikit
atau bahkan tidak periodik, bentuk gelombang tidak dapat diikuti atau di produsir
dalam waktu tertentu.
Vibrasi adalah getaran mekanik yang disalurkan kepada tubuh manusia. Getaran
dapat diartikan sebagai gerakan sistem (dapat berupa gas, cairan dan padat) bolak
balik, gerakan ini dapat berupa gerakan harmonis, sederhana atau sangat kompleks,
sifatnya dapat periodik, random, kontinyu atau intermitten (2015). Getaran adalah
gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik
acuan, sedangkan yang dimaksud dengan getaran mekanik adalah getaran yang
ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia. Tata cara pelaksanaan
(kemenkes, 2002). Gerakan partikel – partikel dari suatu sistem (gas, cair dan padat)
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Mempunyai amplitudo
b. Mempunyai kecepatan
c. Mempunyai percepatan (akselerasi) (Wahyu, 2003).

3
4

2. Jenis-jenis Kebisingan dan Getaran


Menurut Buchari (2007), kebisingan dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
a. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas, misalnya
mesin-mesin, dapur pijar, dan lain-lain.
b. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit, misalnya
gergaji serkuler, katup gas, dan lain-lain.
c. Kebisingan terputus-putus (intermitten/interuted noise) adalah kebisingan
dimana suara mengeras dan kemudian melemah secara perlahan-lahan, misalnya
lalu-lintas, suara kapal terbang di lapangan udara.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dibagi atas:
a. Bising yang mengganggu (irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras,
misalnya mendengkur.
b. Bising yang menutupi (masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi
pendengaran yang jelas. Secra tidak langsung bunyi ini akan mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan pekerja, karena teriakan isyarat atau tanda bahaya
tenggelam dari bising dari sumber lain.
c. Bising yang merusak (damaging/injurious noise), adalah bunyi yang melampaui
NAB. Bunyi jenis ini akan merusak/menurunkan fungsi pendengaran.

Dalam kesehatan kerja, seorang pekerja dapat terpajan pada 2 jenis Vibrasi, yaitu :
a. Vibrasi pada seluruh tubuh (Whole Body Vibration), bila vibrasi di transmisikan
pada seluruh tubuh.
Getaran seluruh tubuh (WBV) adalah getaran yang ditransmisikan ke
seluruh tubuh oleh permukaan tempat kerja (lingkungan kerja), misalnya
melalui tempat duduk atau lantai. Hal ini biasa dialami oleh pengemudi,operator
dan penumpang di pabrik bergerak saat bepergian melewati permukaan yang
tidak rata. WBV mungkin juga bisa dialami sambil berdiri, misalnya berdiri
pada platform yang menempel pada beton menghancurkan tanaman WBV
mencakup dampak tajam seperti goncangan dan goncangan. Paparan WBV
terutama terjadi pada kendaraan yang digunakan di luar jalan atau di jalan yang
tidak tertutup, misalnya di lahan pertanian dan konstruksi, tambang dan tempat
penggalian. Bisa juga terjadi di tempat lain seperti di tempat kecil, kapal cepat
dan helikopter. Kebanyakan orang yang mengendarai kendaraan di jalan yang
muncul dalam kondisi baik tidak mungkin mengalami tingkat berbahaya WBV.
5

Bila kendaraan jalan raya digunakan di luar jalan, aktivitas ini dapat
mengakibatkan tingkat getaran yang lebih tinggi.
Studi tentang paparan jangka panjang terhadap WBV menunjukkan bukti
risiko terhadap kesehatan, terutama gangguan muskuloskeletal yang melibatkan
tulang belakang bawah, leher dan bahu. Paparan WBV tinggi meningkatkan
risiko nyeri punggung bawah, cakram hernia dan degenerasi awal tulang
belakang. Faktor lain dapat menyebabkan atau berkontribusi pada nyeri
punggung dan kelainan bahu dan leher Misalnya postur kerja, ukuran tubuh,
tonus otot, beban kerja fisik dan faktor individu seperti usia, gangguan yang
sudah ada sebelumnya dan kekuatan otot. Hal ini membuat gejala yang
menghubungkan langsung dengan WBV menjadi sulit dan oleh karena itu,
kesehatan WBV yang spesifik Program monitoring tidak disarankan. Pekerja
harus diminta untuk mengisi survei ketidaknyamanan pekerja dalam Kode Etik:
Tugas manual berbahaya untuk membantu mengidentifikasi apakah mereka
berisiko. Ini mungkin juga membantu Anda bekerja jika pekerja terkena dampak
WBV dan bahaya muskuloskeletal lainnya.Paparan terhadap WBV dapat
menyebabkan atau memperburuk: Perubahan kardiovaskular, pernafasan,
neurologis, endokrin dan metabolik, Masalah pencernaan Kerusakan organ
reproduksi pada pria dan wanita, dan Gangguan penglihatan, keseimbangan atau
keduanya. Paparan pada WBV juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan,
kelelahan dan masalah lainnya saat bekerjakegiatan sedang dilakukan Hal ini
bisa menyebabkan insiden. Ada bukti pekerja yang menggunakan tanaman getar
dan terkena kebisingan pada saat bersamaan lebih mungkin menderita gangguan
pendengaran daripada pekerja yang terpapar pada tingkat kebisingan yang sama
saja. Paparan getaran dan noise juga dipahami untuk meningkatkan masalah
muskuloskeletal (SWA, 2016).
Tabel 1 Tugas terkait dengan WBV

Siapa Tugas
Seseorang melakukan Seseorang yang melakukan bisnis atau usaha memiliki yang
bisnis atau usaha utama
tugas untuk memastikan, sejauh praktis, pekerja dan
Orang lain tidak terkena risiko kesehatan dan keselamatan yang
timbul
dari bisnis atau usaha.
Tugas ini termasuk menghilangkan paparan terhadap WBV,
sejauh ini
6

cukup praktis, dan jika tidak cukup praktis


menghilangkan paparan terhadap WBV, meminimalkan risiko
dari paparan
WBV sejauh ini cukup praktis. Ini termasuk memastikannya
sejauh yang cukup praktis:
Penyediaan dan pemeliharaan tanaman yang aman, dan
Penggunaan aman, penanganan, penyimpanan dan pengangkutan
tanaman.
Tugas tersebut mencakup usaha dan usaha dengan manajemen
atau pengendalian tanaman termasuk yang memiliki,
menyewakan, atau menyewakannya
menanam.

Desainer, produsen, Desainer, produsen, importir, pemasok dan pemasang


importir, pemasok tanaman harus memastikan, sejauh praktis, tanaman
dan installer mereka merancang, memproduksi, mengimpor, memasok atau
memasang tanpa risiko
untuk kesehatan dan keselamatan. Tugas ini meliputi melakukan
analisis,
pengujian atau pemeriksaan dan penyediaan informasi yang
memadai
tentang tanaman Informasi harus, sejauh cukup
dapat dipraktekkan, disahkan dari perancang sampai ke
produsen dan pemasok kepada pengguna akhir.
Lihat juga Panduan untuk desain tanaman yang aman, Panduan
untuk
membuat pabrik yang aman dan Panduan untuk mengimpor dan
memasok
tanaman aman

Petugas Petugas, seperti direksi perusahaan, memiliki kewajiban untuk


melaksanakan kewajiban
ketekunan untuk memastikan bisnis atau usaha sesuai dengan
WHS UU dan Peraturan
Lihat juga Pedoman Interpretasi - model Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Bertindak - tugas kesehatan dan keselamatan petugas di bawah
bagian

Pekerja dan lainnya Pekerja dan orang lain di tempat kerja, seperti pengunjung, harus
berhati-hatilah terhadap kesehatan dan keselamatan mereka
sendiri, patuhi
dengan kebijakan, prosedur dan instruksi yang masuk akal dan
tidak
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan orang lain

Sumber : (SWA, 2016)


7

Vibrasi Pada Seluruh Tubuh


a. Aspek Fisik
Sifat fisik getaran seluruh badan terutama terjadi pada penerangan
buruk akan berakibat kelelahan mata dan berkurangnya daya dan efisien alat
pengangkut, misalnya proses bongkar muat pada penggunaan crane, fork lift,
truk – truk pengangkut bahkan geladak kapal jika mesin waktu hidup.
Getaran dari alat – alat berat dapat pula dimi pindahkan keseluruh badan
melewati getaran lantai melalui kaki.(Kementrian Tenaga Kerja RI)
Percepatan getaran mekanis pada alat angkutan, yang biasanya
berfrekuensi 1-20 Hz, berkisar antara 0,1 – 0,3 g (g=9,81 meter/detik2),
sedangkan pada getaran mekanis pekerjaan konstruksi bangunan dan juga
traktor pertanian percepatannya sering melebihi 1 g (Suma’mur, 2009).
Getaran mekanik dapat dipikirkan sebagai suatu sistem. Sistem ini
bekerja dalam keadaan pasif bila tidak ada gaya pendorong. Dalam keadaan
demikian tegangan pegas seimbang dengan massa. Bila ada energi yang
masuk kedalam sistem ini melalui gaya dorong akan timbul gangguan
keseimbangan pada sistem ini, sehingga timbul getaran.

Gambar 1. Skema Mekanik & Sifat Dinamik Tubuh


Terhadap Getaran Mekanik
Tubuh manusia merupakan sistem elastik yang kompleks, dimana
kerangka merupakan bangunan penunjang untuk bagian lainnya yang lebih
lunak dan juga merupakan bagian yang menyalurkan tenaga otot.
Pada orang yang duduk atau berdiri di atas suatu pelataran yang
bergetar terlihat bahwa tubuh bereaksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Pada
sikap berdiri terhadap resonansi antara 4-6 Hz. Sedangkan pada sikap duduk
didapatkan resonansi pada frekuensi 5 Hz dan 12 Hz.
8

Bagian – bagian tubuh mempunyai frekuensi alami sendiri – sendiri.


Bila terpapar getaran dengan frekuensi tertentu akan terjadi resonansi pada
bagian tubuh dengan frekuensi alami yang sama (Wahyu, 2003).
b. Aspek Fisiologis
Efek fisiologis vibrasi muncul karena tubuh manusi bereaksi terhadap
rangsangan yang diterima oleh macam –macam reseptor seperti ujung –
ujung syaraf, reseptor rasa raba yang disalurkan melalui susunan syaraf dan
mengendalikan reaksi tubuh dan bagian – bagiannya. Persepsi getaran
diterima oleh sistem pendengaran, sistem vestibular yang terdiri dari kalanis
semisirkularis dan otolit, sejumlah reseptor mekanik yang terdapat dikulit
dan sistem proprioseptif.
Dari semua organ badan, mata paling banyak di pengaruhi oleh getaran
mekanis. Pada frekuensi sampai dengan 4 Hz, mata masih dapat mengikuti
gerakan – gerakan yang berada antara kepala dan obyek yang dilihat,
sedangkan untuk frekuensi yang lebih tinggi mata tidak memiliki
kemampuan untuk mengikuti gerakan tersebut.
Pengaruh getaran mekanis pada syaraf dan kelenjar endokrin kadang –
kadang terlihat pada tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri. Efek
terutama pada sistem saraf otonom yaitu sistem yang berada diluar kendali
kemauan, dan bila hal ini terjadi, problema getaran mekanis sangat perlu
memperoleh perhatian dan upaya preventif segera mungkin (Suma’mur
2009).
b. Vibrasi segmental, bila vibrasi ditransmisikan terlokalisasi pada 1 segmen
tubuh, biasanya pada lengan dan tangan pada saat menggunakan peralatan yang
bergetar (Harrianto, 2008).
3. Sumber Kebisingan dan Getaran
Di tempat kerja, sumber kebisingan berasal dari peralatan dan mesin-mesin.
Peralatan dan mesin-mesin dapat menimbulkan kebisingan karena:
a. Mengoperasikan mesin-mesin produksi yang sudah cukup tua.
b. Terlalu sering mengoperasikan mesin-mesin kerja pada kapasitas kerja cukup
tinggi dalam periode operasi cukup panjang.
c. Sistem perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi ala kadarnya. Misalnya
mesin diperbaiki hanya pada saat mesin mengalami kerusakan parah.
9

d. Melakukan modifikasi/perubahan/pergantian secara parsial pada komponen-


komponen mesin produksi tanpa mengidahkan kaidah-kaidah keteknikan yang
benar, termasuk menggunakan komponen-komponen mesin tiruan.
e. Pemasangan dan peletakan komponen-komponen mesin secara tidak tepat
(terbalik atau tidak rapat/longgar), terutama pada bagian penghubung antara
modul mesin (bad conection).
f. Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan fungsinya

Sumber Getaran

a. Alam
Merupakan fenomena geologi yang mengakibatkan gelombang (gerakan
bumi) sehingga menimbulkan masalah pencemaran getaran. Misalnya yang
bersumber dari getaran tektonik dan getaran vulkanik.
b. Aktivitas Manusia
Getaran yang berasal dari gerakan atau gesekan mesin dan alat – alat kerja lain
yang menimbulkan getaran. Misalnya yang bersumber dari mesin – mesin
produksi, mesin bor pneumatik, pahat, gerenda, serta aktivitas mesin yang
menimbulkan gesekan dan getaran (Subaris dan Haryono, 2011).
Tabel 1. Daftar Sumber Gangguan Getaran
European Industrial in Which clinical Evidence Of Over Exsposure Of sumber Woprkers To
Vibration Has Been Reported
Industry Type Vibration Common Vibration Source
Agriculture Whole Body Tractor Operation
Boller Making Segmentaly Pneumatic tools
Construction Whole Body segmentaly Heavy equepment vehicles
Pneumatic drill, jackhmens,etc
Diamond Cuting Segmentaly Vibrating handtools
Forestry Whole Body segmentaly Tractor Operation
Foundries Segmentaly Vibrating cleavers
Fumiture (manufacture) Segmentaly Pneumatic chisela
Iron & Steel Segmentaly Vibrating handtools
Lumber Segmentaly Chain saws
Machine Tools Segmentaly Brating handtools
Mining Whole Body Vehicie operators rock drills
Riveting Segmentaly Hand tool
Rubber Segmentaly Pneumatic stripping tools
Sheet Metal Segmentaly Stamping tools
Shipyards Segmentaly Pneumatic hand tools
Stone Dressing Segmentaly Pneumatic hand tools
Textile Segmentaly Sewing machines looms
Transportation (operator Whole Body Vehice operation
& pasenger)
Sumber : (Wahyu, 2003)
10

4. NAB Kebisingan dan Getaran

NAB kebisingan adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar
tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011, Nilai Ambang
Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertingi dan merupakan
nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam
sehari atau 40 jam seminggunya. NAB Kebisingan menurut Lampiran
PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011 tentang NAB batas faktor fisik di tempat
kerja:

Nilai Batas Ambang (NAB) Kebisingan


11

NAB getaran
Nilai ambang batas getaran mekanis untuk pemaparan tanga-lengan dengan
parameter percepatan pada sumbu yang dominan adalah 4 meter/detik atau 0,40
gravitasi g (SNI 16-7063-2004). Dalam hal intensitas getaran mekanis tangan-lengan
melebihi NAB-nya, dapat dilakukan upaya pengendalian dengan mengurangi waktu
pemaparan yang di atur menurut nilai percepatan getaran mekanis pada tangan-lengan
(Suma’mur, 2009).

Tabel 2. Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemejanan Lengan dan Tangan
Jumlah Waktu Pemaparan Nilai Percepatan pada Nilai Percepatan pada
Per hari kerja frekuensi dominan frekuensi dominan
(meter/detik2) (g meter/detik2)
4 jam dan < 8 jam 4 0,40
2 jam dan < 4 jam 6 0,61
1 jam dan < 2 jam 8 0,81
< 1 jam 12 1,22
Sumber : (Santoso.2004)

5. Mengukur Tingkat Kebisingan


Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound
level meter. Untuk mengukur nilai ambang pendengaran digunakan Audiometer.
Untuk menilai tingakat pajanan pekerja lebih tepat digunakan Noise Dose Meter
12

karena pekerja umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja selama 8 jam ia
bekerja. Nilai ambang batas (NAB) intensitas bising adalah 85 dB dan waktu
bekerja maksimum adalah 8 jam per hari.
Sound level Meter adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila
ada benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara
yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakkan meter penunjuk.
Audiometer adalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran. Audiogra,
adalah chart hasil pemeriksaan audiometer. Nilai Ambang pendengaran adalah suara
yang paling lemah yang masih dapat didengar telinga.

Pengukuran getaran dilakukan dengan menggunakan alat khusus yaitu


Vibration Meter.Vibration meter didesain untuk melakukan pengukuran getaran
mekanis secara konvensional khususnya untuk pengujian pada mesin berotasi.Ini
tidak hanya digunakan untuk pengujian percepatan (acceleration), kecepatan
(velocity), dan perubahan vector (displacement), tetapi juga dapat menunjukan
diagnosis kegagalan secara sederhana.Vibration meter dapat menghasilkan
pengukuran pada status barberdasarkan alarmlimit. Jika terjadi kegagalan diagnosis
sederhana secaraotomatis akan membunyikanalarm yaitu warning limit jika
pengukuran sampai batas aman (safe state) dan alarm limit jika nilai pengukuran
sampai pada batas kerusakan (destruct state). Kemudian akan masuk ke spectrum
testing mode ketika nilai pengukuran sampai pada batas
Beberapa peralatan yang digunakan untuk pengukuran getaran :
a. Alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer).
b. Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atau vibration analyzer).
c. Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau Narrow Band).
d. Pencatat tingkat getaran (Level atau X ± Y recorder).
e. Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer).
13

Gambar 1. Bagian-bagian Vibration Meter :

1. Main Body : Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran (display)
2. Keyboard yang terdiri dari tombol untuk menghidupkan danmematikan,
kemudiantombol MEAS untuk memulai pengukuran dan untuk mengakhiri
pengukuran.Tombol C untuk cancel dan OK untuk enter.Lampu menunjukan
indikasi charging.
3. Transducer socket adalah tempat menghubungkan transducer dengan main body.
4. Charging socket adalah tempat memasukan charger.
5. Sensor transducer menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang
stabil,makapengukuran harus pada tempat yang datar dan rata

B. Pengaruh Kebisingan dan Getaran terhadap Produktivitas Pekerja


Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat
bekerja secara optimal dan produktif, oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani
dan atau di desain sedemikian sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk
melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Evaluasi lingkungan
dilakukan dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan mengetahui respon pekerja
terhadap paparan lingkungan kerja. Di dalam perencanaan dan perancangan sistem kerja
perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan kerja
seperti, kebisingan, pencahayaan, suhu dan lain-lain. Suatu kondisi lingkungan kerja
dikatakan baik apabila dalam kondisi tertentu manusia dapat melaksanakan kegiatannya
dengan optimal. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada
lingkungan tersebut dapat terlihat dampaknya dalam jangka waktu tertentu. Faktor
lingkungan kerja, alat, dan cara sangat berpengaruh terhadap produktivitas.
14

Bunyi bising dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja, untuk itu suara-suara
ribut harus diusahakan berkurang. Dalam beberapa jurnal penelitian ditemukan bahwa
kebisingan dapat mempengaruhi produktivitas pekerja seperti timbulnya gangguan
konsentrasi, gangguan komunikasi, mengganggu kemampuan berpikir, kelelahan dan
stress pada pekerja. Gangguan-gangguan seperti ini hendaknya dihindari agar semangat
kerja tetap stabil dan produktivitas kerja menjadi optimal.
Pengaruh getaran dengan produktivitas kerja
Proses industrialisasi dan modernisasi kehidupan disertai dengan semakin meluasnya
aplikasi teknologi maju yang antara lain nampak dari bertambahnya dengan cepat
penggunaan beraneka ragam mesin dan peralatan mekanis yang dijalankan oleh motor
penggerak. Mesin dan peralatan kerja mekanis tersebut menimbulkan getaran yaitu
gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan
keseimbangannya (Suma’mur, 2009).
Vibrasi atau getaran mempunyai tiga parameter yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
yaitu :
1. Amplitudo : adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan.
Amplitudodari sinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya gangguan yang terjadi.
Makin tinggiamplitudo yang ditunjukkan menandakan makin besar gangguan yang
terjadi,besarnya amplitudo bergantung pada tipe mesin yang ada. Pada mesin yang
masihbagus dan baru, tingkat vibrasinya biasanya bersifat relatif.
2. Frekuensi : adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu putaran
waktu.
3. Besarnya frekuensi yang timbul pada saat terjadinya vibrasi dapat
mengdentifikasikan jenis-jenis gangguan yang terjadi. Gangguan yang terjadi
padamesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau mengasilkan contoh
frekuensi yang dapat dijadikan sebagai bahan pengamatan (Ramdan, 2013).
Besarnya getaran ini ditentukan oleh intensitas (meter/detik) dan frekuensi getarnya
(getaran/detik); getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena
ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas ataupun frekuensinya.
Sedangkan alat–alat yang ada dalam tubuh kita pun mempunyai frekuensi alami,
dimana alat yang satu berbeda frekuensi alaminya dengan alat yang lain. Gangguan
terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terjadi apabila frekuensi alami ini
beresonansi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis ini
15

dapat mengganggu tubuh dan produktivitas kerja dalam hal ini mempengaruhi
konsentrasi bekerja dan Mempercepat datangnya kelelahan

C. Pengaruh Kebisingan dan Getaran terhadap Kesehatan Pekerja


Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu. Bising dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa
gangguanAuditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguannon
Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya
performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan
pekerja dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila
terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan
tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer
terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan
sensoris.
Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala.
Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam
telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah
tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf,
keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan
keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,
susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat
menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan
lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang
menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara.
Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini
menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya
16

kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan


komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.
4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang
angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa
kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.
5. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan
diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran
adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area
bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka
akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada
frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan
akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.
Gangguan pada telinga, baik telinga luar, telinga tengah, maupun telinga dalam
dapat menyebabkan ketulian. Dikenal tiga jenis gangguan pendengaran
(Tambunan, 2005), yaitu:
1. Condutive hearing loss, Jenis gangguan ini diklasifikasikan sebagai masalah
mekanis (mechanical hearing loss) karena menyerang bagian luar dan tengah
telinga pekerja, tepatnya selaput gendang telinga dan ketiga tulang utama
(hammer, anvil, dan stirrup) menjadi sulit atau tidak bisa bergetar. Akibatnya,
pekerja menjadi agak sulit mendengar.
2. Sensorineural hearing loss, Sesuai dengan namanya, sensorineural hearing
loss diklasifikasikan sebagai masalah pada sistem sensor, dan bukan masalah
mekanis. Sensorineural hearing loss disebabkan oleh ketidakberesan pada
bagian dalam telinga, khususnya cochlea.
3. Mixed hearing loss, Tuli gabungan disebabkan oleh kombinasi antara tuli
konduktif dan tuli saraf. Jika kedua threshold konduksi menunjukan adanya
kehilangan/gangguan pendengaran, namun porsi kehilangan lebih besar pada
konduksi udara.
17

Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :

1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS


Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang
akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya
waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu
istirahat secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.
2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)
Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi
faktor-faktor sebagai berikut :

1. Tingginya level suara

2. Lama paparan

3. Spektrum suara

4. Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan

terjadi TTS akan lebih besar

5. Kepekaan individu

6. Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh

synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara,

misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya

7. Keadaan Kesehatan

3. Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh
alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau
beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-
ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat
memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf
sensoris pendengaran.
4. Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala
yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis
18

(menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan
jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.
5. Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran .
Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat
merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening
seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri
(ILO, 1998).

Pengaruh Getaran terhadap Kesehatan Pekerja


Dampak getaran terhadap tubuh manusia sangat bergantung pada sifat
pemaparan, yaitu bagian tubuh yang kontak dengan sumber getar. Bentuk pemaparan
terbagi dalam dua kategori :
1. Kategori I : pemaparan seluruh tubuh terhadap getaran, pada saat pekerja sedang
berdiri, atau getaran yang dirasakan pada saat pekerja duduk mengemudikan
trantornya.
2. Kategori II : pemaparan yang bersifat segmental yaitu hanya bagian tubuh tertentu
(misalnya lengan dan bahu) yang mengalami kontak dan sumber getaran (Wahyu,
2003).
Getaran seluruh tubuh biasanya dalam rentang 0,5 – 4,0 Hz dan tangan-lengan 8-1000
Hz. Sedangkan efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensiyang
mengenai tubuh, sebagai berikut (Harrington dalam Ramdan.2013):
 3 — 9 Hz, akan timbul resonansi pada dada dan perut.
 6 — 10 Hz, dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian
O2dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram terlihat
banyakperubahan sistem peredaran darah.
 10 Hz, leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.
 13 — 15 Hz, tenggorokan akan mengalami resonansi.
 < 20 Hz, tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi
lemah,rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.
Untuk memastikan dampak paparan getaran terhadap tenaga kerja makadiperlukan
upaya identifikasi melalui pemeriksaan kesehatan .Pemeriksaan kesehatan
inidimaksudkan mengidentifikasi penyakit yang berkaitan dengan vibrasi sejak awal
padapekerja yang terpapar terus-menerus, mencegah berkembangnya suatu penyakit
19

yang akhirnya dapat menyebabkan cacat, mengecek kefektifan dari pengendalian


vibrasi yangtelah dilakukan.
Ada 3 program pemeriksaan kesehatan yang dapat di laksanakan di perusahaan :
1. Pre employment screening test : Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
inidilakukan pada pekerja baru atau pekerja yang baru bekerja di lingkungan
yangterpapar getaran. Pekerja yang menderita kelainan pembuluh darah,
kelaiananjantung , arthritis, kelainan saraf harus dihindarkan dari paparan getaran.
2. Periodec screening test Pemeriksaan berkala dapat dilakukan pada pekerja
yangsudah lama bekerja dan mengalami paparan, pemeriksaan berkala ini
bertujuanuntuk mengontrol kondisi kesehatan pekerja. Biasanya
pemeriksaanberkala dilakukansetahun sekali.
3. Special screening test : Pemariksaan kesehatan secara khusus ini dilakukan
padapekerja- pekerja yang mengalami keluhan-keluhan akibat terpapar getaran.
Penyakit akibat getaran mekanik sesuai pajanan, dibedakan penyakit akibat getaran
mekanik, dan penyakit akibat getaran setempat. Mungkin juga ditemukan bentuk
campuran.
1. Penyakit akibat getaran mekanik pada seluruh badan
Tenaga kerja yang terkena adalah mereka yang bekerja pada suatu pelataran
(platform) yang bergetar seperti tenaga kerja stasiun hidroelektrik, pilot
helicopter, pengemudi lori, pengemudi traktor dan sebagainya. Menurut Griffin
dalam Wahyu (2003) Gangguan yang timbul adalah gangguan syaraf pusat dan
syaraf vegetatif. Terlihat adanya gangguan emosi dan kelelahan mental. Kelainan
syaraf vegetatif lebih dominan, sehingga gejala lain mungkin terselubung, seperti
keluhan sakit kepala, rasa sakit diperut, pusing, dll. Gangguan pada pembuluh
darah koroner dan otak timbul sebagai tanda kelainan pembuluh darah yang
menyeluruh. Pada wanita hamil mungkin terjadi keguguran. Dalam jangka
panjang getaran seluruh badan menimbulkan low back paint, kelainan discus
intervertebralis, dan kelainan degeneratif tulang belakang, tersering daerah
lumbal. Pada kaki dapat terjadi kelainan degeneratif tulang kaki, karena pajanan
getaran antara 40-50 Hz, namun dari data yang ada belum dapat ditentukan
hubungan dosis dan efek getaran.
20

2. Penyakit akibat getaran mekanik setempat


Penyakit akibat getaran mekanik setempat yang sering ditemukan adalah penyakit
yang disebabkan oleh getaran dari perkakas yang dihantarkan ke tangan dan
lengan antara lain :
a. Gangguan pembuluh darah perifer dikenal sebagai Fenomen Raynaud,
yaitu gangguan pembuluh darah perifer dengan manifestasi serangan
vasospastik yang datang secara spontan, karena pajanan hawa dingin air
dingin. Mekanisme serangan adalah meningkatnya aktivitas sistim simpatik-
adregenik, sebagai akibat meningkatnya tonus pusat – pusat subortikal serta
pusat – pusat simpatik pada berbagai tingkat susunan saraf. Gangguan ini di
tandai oleh gejala parestasi, terutama waktu malam, penurunan sensitifitas
lainnya. Suhu kulit lebih rendah, nyeri, tangan berkeringat, oedema jari, jari –
jari memucat yang beratnya tergantung berat penyakit disertai perubahan
degeneratif kulit tangan pada tingkat lanjut.
b. Gangguan pada syaraf perifer, jarang merupakan gangguan
tersendiri.Biasanya bersama – sama dengan gangguan lain, yang sering
ditemukan adalah neuritis, polineuritis,radikulitis, dan pleksitas. Gangguan
saraf tidak sesuai dengan gangguan vasospatik. Lukas (1970) pada penelitian
terhadap 108 kasus yang menderita gangguan neurologik karena getarn
mekanik dengan EMG dan Rontgenologik menyimpulkan bahwa terjadi
gangguan pada neuron perifer.
c. Gangguan pada tulang dan sendi yang disebabkan getaran frekuensi rendah
memberikan efek yang khas.
Jenis ini relatif sering ditemukan pada tenaga kerja. Keadaan timbul karena
perubahan degeneratif yang disebabkan oleh penciutan pembuluh darah,
sehingga timbul kerusakan tulang rawan sendi permukaan persendian.
Kelelahan karena kerja fisik (statis), memperberat perkembangan penyakit.
Pada pemeriksaan rontgen ditemukan perubahan pada permukaan sendi,
terjadi ossifikasi kapsul dan ligamen, arttritis pada sendi jari, epicondilitis dari
radius dan cubitus.
Pada tulang ditemukan penebalan atau penipisan jaringan tulang, timbul kista
pada tulang kecil metacarpus, kadang disertai pusat penebalan tulang atau
kista nekrotik aseptik, eksostosis, enostosis,dsb. Lokasi kelainan tersering
21

menurut urutan presentase adalah sendi siku, persendian telapak tangan dan
bahu.
D. Tindakan Pencegahan Terhadap Kebisingan dan Getaran
Sebelum dilakukan langkah pengendalian kebisingan, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah membuat rencana pengendalian yang didasarkan pada hasil
penilaian kebisingan dan dampak yang ditimbulkan. Rencana pengendalian dapat
dilakukan dengan pendekatan melalui perspektif manajemen resiko kebisingan.
Manajemen resiko yang dimaksud adalah suatu pendekatan yang logik dan sistemik
untuk mengendalikan resiko yang mungkin timbul. Langkah manajemen resiko
kebisingan tersebut adalah:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber kebisingan yang berada di tempat kerja.
2. Menilai resiko kebisingan yang berakibat serius terhadap penyakit dan cedera akibat
kerja.
3. Mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengendalikan atau meminimasi
resiko kebisingan.

Pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya


pada saat intalansi. Ketika instalansi baru sedang dirancang maka akan diperoleh rating
pembelian alat dan rating estimasi dari bangunan untuk mesin-mesin. Prediksi kasar
dari tingkat kebisingan dapat dibuat dari rating tersebut, jumlah mesin dan karateristik
dari area. Setelah rencana dibuat seksama, langkah selanjutnya adalah melaksanakan
rencana pengendalian kebisingan degan dua arah pendekatan, yaitu pendekatan jangka
pendek (Short-term gain) dan pendekatan jangka panjang (Long-term gain) dari hirarki
pengendalian. Pada pengendalian kebisingan dengan orientasi jangka panjang, teknik
pengendaliannya secara berurutan adalah mengeliminasi sumber kebisingan secara
teknik, secara administratif, dan penggunaan alat pelindung diri. Sedangkan untuk
orientasi jangka pendek adalah sebaliknya secara berurutan.

1. Eliminasi sumber kebisingan


a. Pada teknik eliminasi ini dapat dilakukan dengan penggunaan tempat kerja atau
pabrik baru sehingga biaya pengendalian dapat diminimalkan.
b. Pada tahap tender mesin-mesin yang akan dipakai, harus mensyaratkan
maksimum intensitas kebisingan yang dikeluarkan dari mesin baru.
c. Pada tahap pembuatan pabrik dan pemasangan mesin, konstruksi bangunan
harus dapat meredam kebsisingan serendah mungkin.
22

2. Pengendalian kebisingan secara teknik


a. Pengendalian kebisingan pada sumber suara. Penurunan kebisingan pada sumber
suara dapat dilakukan dengan menutup mesin atau mengisolasi mesin sehingga
terpisah dengan pekerja. Teknik ini dapat dilakukan dengan mendesain mesin
memakai remote control. Selain itu dapat dilakukan redesain landasan mesin
dengan bahan anti getaran. Namun demikian teknik ini memerlukan biaya yang
sangat besar sehingga dalam prakteknya sulit di-implementasikan.
b. Pengendalian kebisingan pada bagian transmisi kebisingan. apabila teknik
pengendalian pada sumber suara sulit dilakukan, maka teknik berikutnya adalah
dengan memberi pembatas atau sekat antara mesin dan pekerja. Cara lain adalah
dengan menambah atau melapisi dinding, plafon, dan lantai dengan bahan
penyerap suara.
3. Pengendalian kebisingan secara administratif
Apabila teknik pengendalian secara teknik belum memungkinkan untuk dilakukan,
maka langkah selanjutnya adalah merencanakan teknik pengendalian secara
administratif. Teknik pengendalian ini lebih difokuskan pada manajemen
pemaparan. Langkah yang ditempuh adalah dengan mengatur rotasi kerja antara
tempat yang bising dengan tempat yang lebih nyaman yang didasarkan pada
intensitas kebisingan yang diterima seperti pada tabel diatas.
4. Pengendalian pada penerima atau pekerja.
Teknik ini merupakan langkah terakhir apabila teknik pengendalian seperti yang
telah dijelaskan diatas belum dimungkinkan untuk dilakukan. Jenis pengendalian ini
dapat dilakukan dengan pemakaian alat pelindung telinga (tutup atau sumbat
telinga). Menurut Pulat (1992) pemakaian sumbat telinga dapat mengurangi
kebisingan sebesar ±30 dB. Sedangkan tutup telinga dapat mengurangi kebisingan
sedikit lebih besar 40-50 dB. Pengendalian kebisingan pada penerima ini telah
banyak ditemukan di perusahaanperusahaan, karena secara sekilas biayanya relatif
lebih murah. Namun demikian, banyak ditemukan kendala dalam pemakaian tutup
atau sumbat telinga seperti, tingkat kedisplinan pekerja, mengurangi kenyamanan
kerja, dan mengganggu pembicaraan.
23

Tindakan Pencegahan Terhadap Getaran

Setelah melakukan penilaian resiko dan mengidentifikasi tenaga kerja yang


terpaparresiko maka harus diputuskan bagaimana cara yang paling efektif untuk
mengurangiresiko akibat getaran di tempat kerja tersebut.
Besarnya akselerasi vibarasi mesin atau peralatan bergantung pada :
1. Baik/buruknya pemeliharaan mesin/ peralatan
2. Licin atau tidak ratanya jalanan yang digunakan
3. Ada tidaknya peralatan bergetar lainnya yang menyertai peralatan utama
4. Baik buruknya desain ergonomik ruang tempat duduk, dudukan pedal dan
kemudi.
5. Duduk dengan sikap janggal yang berkepanjangan.
6. Keharusan untuk mengemudi kendaraan dengan cara mundur/menengok
kesamping , sehingga batang badan harus senantiasa berputar.
( Harrianto.2010)
Secara hierarkis pengendalian resiko getaran di tempat kerja meliputi :
1. Engineering Control : Pemasangan vibration damper untuk meredam
getaran,peredam getaran ini dapat berupa pegas atau bantalan peredam yang dapat
dibuat darikaret, gabus atau bahan lain yang dapat meredam getaran. Design
tempat kerja agarpekerja tidak menerima beban berlebihan dari perlatan yang
digunakan.
2. Administratif control : Pengaturan jadwal kerja atau pergantian shif kerjauntuk
mengurangi pemaparan getaran pada pekerja.
3. Subtitution : Penggantian metode kerja, misalnya dengan automasi atau
mekanisasikerja. Dan penggantian alat yang sudah tua, yang memiliki vibrasi
tinggi denganalat-alat yang tingkat getarannya rendah.
4. Maintenance : Melakukan pemeriksaan secara berkala tentang vibrasi yang
terdapatpada peralatan atau mesin dengan alat ukur getaran untuk mengetahui
tingkat vibrasimesin.
5. Alat Pelindung Diri (APD) : Dalam memilih APD yang sesuai harus diperhatiakn
tipevibrasinya, untuk getaran menyeluruh sebaiknya menggunakan APD full
Bodyprotection yang terbuat dari bahan karet atau kulit, selain itu pakain
pelindung iniharus juga bisa menjaga pekerja tetap hangat dan kering untuk
mencegah terjadinyapengembanganVibration White Finger. Sedangkan untuk
24

getaran setempat atauhand-arm vibration sebaiknya menggunakan sarung tangan


yang terbuat dari bahankaret atau kulit.
6. Pemeriksaan Kesehatan : Penyediaan pemeriksaan kesehatan pada semua
pekerjasangat penting, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
factorkesehatan pekerja yang mengakibatkan seorang pekerja mengalami resiko
vibrasi (Ramdan, 2013).
25

E. Kerangka Konsep Rencana Penelitian

JUDUL PENELITIAN

KEJADIAN LOW BACK PAIN SINDROM CARPAL PADA PENGEMUDI BUS LINTAS SERAM DI PULAU AMBON KEPULAUAN MALUKU
TAHUN 2019

Gangguan syaraf
HAVS/Carpal tunnel
HAV syndrome Umur
Gangguan
pembuluh darah
Vibration

Eksposure Jenis Kelamin

WVB Low Back Pain

Lama Kerja

Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

HAV/HAVS : Hand-Arm Vibration/ Hand-Arm Vibration Syndrom (Getaran pergelangan tangan)

WVB : Whole Body Vibration (Getaran seluruh tubuh)


26

F. Rekapan Jurnal Tentang Bising dan Getaran di Tempat Kerja

Tabel 2.1
Persamaan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya

Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
1 Per Vihlborg, Ing- Terdapat 21 % Intensitas, frekuensi dan lama Jenis Mempelajari efek Hubungan antara KEJADIAN
Liss Bryngelsson, karyawan yang paparan dikaitkan dengan penelitian ini getaran terhadap paparan getaran LOW BACK
Bernt Lindgren, mengalami masalah resiko cedera tangan dalam adalah tubuh manusia dengan getaran PAIN
Lars Gunnar kesehatan terkait bentuk gangguan vascular penelitian pergelangan tangan SINDROM
Gunnarsson, Pål getaran, meskipun (Syndrom Raynaud), analitik pada mekanik CARPAL PADA
PENGEMUDI
Graff. keterpaparannya kerusakan syaraf dan deskriptif industry di Swedia
BUS LINTAS
terhadap getaran dinilai musculoskeletal. (Gemne dan dengan SERAM DI
2017 cukup rendah. Terdapat Lundstrom, 2000:Hraver et. desain cross- PULAU
kejadian Carpal Tunnel el, 2011 & Bovenzi, 2010). seksional AMBON
Association Syndrome yang berlebih Faktor lingkungan kerja KEPULAUAN
between vibration pada responden yang termasuk ergonomis (beban MALUKU
exposure and diakibatkan oleh statis, pegangan daya, dan TAHUN 2019
hand-arm pekerjaan yang tidak postur tangan) berkontribusi
vibration ergonomis terutama terhadap kejadian
symptoms in a pada bagian musculoskeletal dan Carpal
Swedish penggilingan. Tunnel Syndrom (Hagberg,
mechanical 2002, & Aroori dan Spence,
industry 2008; Gemne dan Lundstrom,
€ 2000; van Rijn et al ., 2009).
(Vihlborg dkk., 2017)
27

Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
2 Nabeel Ibraheem Sebanyak 75 pekerja Gangguan pendengaran Penelitian Tidak ada Hubungan KEJADIAN LOW
Jaafar, Mohd pemangkas rumput dan (NIHL) didefiniskan sebagai cross kebisingan dengan BACK PAIN
Khairi Md Daud, sejumlah pegawai gangguan pendengaran saraf sectional kejadian gangguan SINDROM
Irfan Mohammad, panitera lainnya sensorik permanen yang komparatif pendengaran pada CARPAL PADA
Normastura Abd berpartisipasi dalam diakibatkan oleh akumulasi dilakukan petugas pemangkas PENGEMUDI
BUS LINTAS
Rahman penelitian ini. Kisaran paparan kebisingan berulang pada rumput
SERAM DI
tingkat kebisingan dari amplitudo tinggi. Masalah sekelompok PULAU AMBON
2017 mesin berada di antara ini sangat umum terjadi di pekerja KEPULAUAN
91,3 dB dan 100,7 dB kalangan masyarakat industri pemangkas MALUKU
Noise-induced dengan rata-rata 95,0 dimana pekerja terkena tingkat rumput. TAHUN 2019
hearing loss in dB. kebisingan yang bervariasi. Pemeriksaan
grass-trimming NIHL adalah penyebab vital telinga
workers. Ada korelasi yang kecacatan dan biaya nyata dilakukan,
Gangguan signifikan dengan bagi masyarakat. dilanjutkan
pendengaran yang gangguan pendengaran Kebisisngan adalah Suara Yg dengan
disebabkan akibat noise pada dihasilkan oleh mesin audiometri
kebisingan pada pekerja pemangkas pemotong rumput berasal dari nada murni
pekerja rumput (nilai p= 0,010) dua sumber yaitu dari motor di ruang
pemangkas dengan prevalensi mesin dan yang lainnya adalah kedap suara
rumput 82,6%. Penurunan pada hasil suara dari tali plastik minimal 48
PTA pada 3, 4 dan 6 yang pecah. Meskipun tingkat jam setelah
kHz secara signifikan kebisingan mungkin memiliki subjek
terjadi pada subyek spektrum frekuensi yang luas, bebas dari
dengan nilai p masing- gangguan pendengaran paparan
masing 0,001, 0,009 biasanya pada 3-6 kHz. suara.
dan 0,036.

(Jaafar dkk., 2017)


28

Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
3 Alva Wallasa, Tingkat saliva kortisol pagi Stres mengaktifkan Jenis Tidak ada Hubungan tingkat KEJADIAN
Charlotta secara signifikan lebih tinggi sumbu hipotalamus- Penelitian ini kebisingan dengan LOW BACK
Erikssona, Olena pada wanita daripada pada laki- hipofisis-adrenal (HPA) adalah analitik tingkat air liur pada PAIN
Gruzievaa, Tomas laki (mean geometrik 42,4 menyebabkan pelepasan dengan desain remaja SINDROM
Lind, Andrei dan 35,0 nmol / l, masing- hormon stres seperti cross- CARPAL
PADA
Pyko, masing) serta pada subyek kortisol. Kortisol bisa sectional
PENGEMUDI
Mattias Sjöströma, dengan penyakit terkait alergi. jadi dengan BUS LINTAS
Mikael Ögrenc, Tinggi dan umur berhubungan diukur dalam serum, air pengambilan SERAM DI
Göran Pershagen dengan liur, urin dan rambut ( data PULAU
kadar saliva kortisol serta Hellhammer et al., 2009 kohort AMBON
2017 musim sampling. Pemaparan ; kelahiran asli KEPULAUAN
lalu lintas jalan raya tidak Smith et al., 1996 ). terdiri dari MALUKU
Road traffic noise terkait dengan air liur Berbagai faktor penentu 4.089 anak TAHUN 2019
and determinants Kortisol,bagaimanapun, Tingkat kortisol telah lahir antara
of saliva cortisol jengkel terhadap kebisingan dipelajari seperti usia, tahun 1994
levels among cenderung meningkatkan jenis kelamin, tahap dan 1996 di
adolescents tingkat. Kadar saliva kortisol pubertas, wilayah yang
muncul secara khusus aktivitas fisik dan telah
tinggi di antara mereka yang berbagai penyakit, ditentukan di
sangat kesal dan terkena termasuk alergi dan Wilayah
tingkat kebisingan lalu lintas depresi, Stockholm.
jalan ≥ 55 dB L den (50,5 nmol serta lingkungan berbeda
/ l, psikososial.
p = 0,02).

(Wallas dkk., 2017)


29

Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
4 Bibhuti B. Mandal, Durasi pemaparan rata- Telah ada prakarsa Desain Efek getaran prevalensi KEJADIAN LOW
Veena D. Manwar rata adalah 11,30 ± proaktif dari industri penelitian ini (WBV) terhadap gangguan BACK PAIN
7,45 tahun. LBP adalah pertambangan untuk adalah cross- tubuh manusia muskuloskeletal SINDROM
2017 MSD paling menonjol memulai studi getaran secsional dengan antara operator CARPAL PADA
yang menunjukkan peralatan pertambangan menggunakan Mesin Pindah Bumi PENGEMUDI
BUS LINTAS
Prevalence of hubungan yang sangat dan prediksi risiko dua uji yaitu uji t Berat (HEMM) SERAM DI
musculoskeletal signifikan dengan kesehatan yang terkait sampel yang terpapar WBV PULAU AMBON
disorders among pemaparan (P <0,001). dengan operasi mesin- independent di tambang opencast KEPULAUAN
heavy earth Secara keseluruhan, mesin bergerak berat untuk melihat di India barat MALUKU
moving machinery analisis risiko (HEMM) berikut hubungan TAHUN 2019
operators exposed menunjukkan adanya sirkulasi Rekomendasi pengaruh
to whole-body peningkatan yang Konferensi Xth dan XI variabel
vibration in signifikan dalam tentang Keselamatan di independent ke
opencast mining kemungkinan MSD Tambang pada tahun dependent dan
karena keterpaparan. 2008 dan 2013 masing- uji chi-square
39% dari kelompok masing.5,6 National untuk melihat
terpapar memerlukan Institute of Miners OR (factor risiko
perhatian medis. 'Health (India) telah paparan)
mengevaluasi
karakteristik getaran dari
lebih dari empat ratus
peralatan pertambangan
dalam lima tahun
terakhir atas permintaan
dari industri
pertambangan.
(Mandal dan Manwar, 2017)
30

Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
5 Anubhuti Jain, Hasil penelitian Getaran yang penelitian Tidak ada Dampak Paparan KEJADIAN LOW
Nidhi Gupta, menunjukkan bahwa terdeteksi oleh observasional Kebisingan pada BACK PAIN
Garima Bafna paparan kerja Suara bising Telinga manusia dengan desain Ketajaman SINDROM
And Bharati telah menandai efek yang diklasifikasikan studi kohort Pendengaran CARPAL PADA
Mehta / 2017/ merugikan pada sebagai suara, yang Pekerja Pabrik PENGEMUDI
BUS LINTAS
Impact of Noise persidangan ketajaman disebut dengan Marmer SERAM DI
Exposure on pekerja. Dalam penelitian istilah itu 'Noise' PULAU AMBON
Hearing Acuity of ini ditemukan bahwa 70% untuk menunjukkan KEPULAUAN
Marble Factory pekerja mengalami suara yang tidak MALUKU
Workers (Dampak gangguan pendengaran diinginkan. Bridger TAHUN 2019
Paparan 46,7% menunjukkan NIHL. mendefinisikan suara
Kebisingan pada Penelitian ini menunjukkan sebagai suara atau
Ketajaman bahwa prevalensi NIHL suara pada amplitudo
Pendengaran meningkat dengan usia (x2 seperti itu
Pekerja Pabrik = 15.159, df = 6, p = 0,019). menyebabkan
Marmer) Secara fisiologis, sinyal gangguan atau
akustik masuk ke dalam mengganggu dengan
kanal pendengaran komunikasi.
eksternal, dan melewati Gangguan
membran timpani yang pendengaran yang
bergetar seperti diafragma. disebabkan
Ini kemudian ditransfer ke kebisingan (NIHL)
sistem telinga tengah dan adalah ireversibel
mengatur ossicles menjadi tapi gangguan yang
gerak. Mekanis ini energi dapat dicegah dan
ditransmisikan ke koklea merupakan yang
melalui stapes footplate kedua bentuk umum
memalu terhadap jendela kehilangan
31

oval. Hal ini menyebabkan pendengaran yang


pergerakan pada perilymph didapat, setelah
dan endolymph yang presbycusis. Ini
merangsang sel-sel rambut didefinisikan sebagai
dan dengan demikian pengurangan
menularkan sinyal ke otak bertahap dalam
Semakin rangsangan sel-sel ketajaman
rambut, saat di telinga pendengaran karena
terkena tingkat suara yang keterpaparan terus
berlebihan atau suara keras menerus tingkat
dari waktu ke waktu, tekanan suara tinggi,
menyebabkan produksi menyebabkan luka
berat reaktif spesies pada sel-sel rambut
oksigen, seperti superoksida dalam dan luar di
dan hidroksil radikal anion, organ Corti.
mengakibatkan kematian sel
oksidatif. Struktural
kerusakan sel rambut
(terutama sel rambut luar)
mengakibatkan gangguan
pendengaran yang
disebabkan kebisingan
(NIHL).
(Jain dkk., 2017)
32

Perbedaan
Nama Penulis,
No Hasil Penelitian Teori Variabel Metode Penelitian Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul
Terdahulu Penelitian
6 A. Turcot, S. A. 15751 pekerja yang Pekerja yang terpapar penelitian ini Tidak ada Gangguan KEJADIAN LOW
Girard, M. terpapar getar getaran tangan-tangan adalah kohort pendengaran BACK PAIN
Courteau, J. Baril diidentifikasi pada (HAV) dari penggunaan Kelompok ini yang SINDROM
and R. Larocque populasi sumber alat getar juga sering terdiri dari 59 339 disebabkan CARPAL PADA
keseluruhan 59339. terkena tingkat pekerja laki-laki kebisingan dan PENGEMUDI
dari berbagai sektor BUS LINTAS
2016 Pekerja dengan VWF kebisingan yang tinggi. kebisingan
industri dengan SERAM DI
(n=96) mengalami Pekerja kehutanan riwayat gabungan dan PULAU AMBON
Noise-induced pendengaran yang jauh dengan jari putih getaran terdokumentasi eksposur KEPULAUAN
hearing loss and lebih buruk pada setiap (VWF) cenderung hadir pemaparan getaran MALUKU
combined noise frekuensi yang diteliti dengan gangguan kebisingan kerja 80 TAHUN 2019
and vibration (500, 1000, 2000 4000 pendengaran yang lebih dBA (Laeq 8 h)
exposure Hz) dibandingkan parah daripada rekan atau lebih. Populasi
dengan pekerja kerja mereka tanpa penelitian adalah
Gangguan pertambangan dan VWF, dengan gangguan subset dari kohort
Pendengaran yang kehutanan lainnya tanpa pendengaran menjadi ini yang terdiri dari
disebabkan VWF. lebih jelas pada 15 757 pekerja
pertambangan dan
kebisingan dan frekuensi yang lebih kehutanan, industri
kebisingan tinggi. Pyykkö et al. ini dipilih sebagai
gabungan dan menemukan bahwa pekerja di industri
Eksposur Getaran pekerja dengan VWF yang terkait dengan
memiliki gangguan HAV dan paparan
pendengaran yang lebih kebisingan.
besar daripada pekerja
yang bebas getaran dan
kebisingan tanpa VWF
(Turcot dkk., 2016)
33

Perbedaan
Nama Penulis, Tahun Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
7 Lage Burström, Anna Prevalensi dan tingkat Kontribusi WBV (Whole Penelitian Efek getaran Gejala gangguan KEJADIAN LOW
Aminoff, Bodil Björ, keparahan gejala MSDS Body Vibration) terhadap cross- (WBV) terhadap otot tulang dan BACK PAIN
Satu Mänttäri,Tohr paling tinggi dilaporkan masalah kesehatan tidak sectional ini tubuh manusia paparan getaran SINDROM
Nilsson,Hans Pettersson, adalah Low Back Pain, begitu signifikan sebelum dilakukan di seluruh tubuh CARPAL PADA
Hannu Rintamäki , kemudian nyeri di leher, tampak kejadian MSDS 4 antara pekerja PENGEMUDI
BUS LINTAS
Ingemar Rödin, Victor bahu dan punggung yang dimana tingkat tambang di open-PIT MINE SERAM DI
Shilov , Ljudmila bagian atas. Pengemudi di keparahannya dipengaruhi Finlandia, di arctic PULAU AMBON
Talykova, Arild tambang Nordik oleh beberapa faktor, seperti Norwegia, KEPULAUAN
Vaktskjold, and Jens mengalami gejala MSDS sifat paparan untuk getaran, Rusia dan MALUKU
Wahlström yang lebih sedikit jenis mesin dan proses Swedia TAHUN 2019
English daripada non-driver. Bagi kerja, kondisi lingkungan, selama
2017 pekerja tambang Rusia, dan biodinamik dan periode
“Musculoskeletal hasilnya berbanding ergonomis faktor serta dari
Symptoms and Exposure terbalik, dimana sejumlah karakteristik November
to Whole-Body pengendara pertambangan individu itu seperti usia, 2012 sampai
Vibration among Open- setiap hari tidak memiliki merokok, tinggi dan berat November
Pit Mine Workers in The hubungan yang signifikan badan, mental stres 2013
Arctic (Gejala dengan risiko gejala (Hoogendoorn WE dkk,
Muskuloskeletal dan MSDS. Pengemudi wanita 1999, Palmer KT dkk, 2003,
Paparan Getaran Seluruh menunjukkan prevalensi Coggon D dkk, 2013,
Tubuh pada Pekerja gejala yang lebih tinggi Wahlström J dkk, 2012,
Tambang Open-Pit di dibandingkan dengan Lang J dkk, 2012)
Wilayah Kutub Utara) pengemudi laki-laki
(Burström dkk., 2017)
34

Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu Penelitian
8 Saba Kalantary, terdapat perbedaan Kebisingan diklasifikasikan sebagai Studi kasus ini Tidak ada Efek kebisingan KEJADIAN
Ali Dehghani, yang signifikan suara yang tidak menyenangkan yang dilakukan pada kerja terhadap LOW BACK
tahun 2011 di PAIN
dkk. antara mungkin berbagai unit
tekanan darah
Perubahan rata- menyebabkan stres di kalangan pekerja. dan denyut SINDROM
komponen otomotif
2015 rata denyut jantung Pemaparan bunyi bisa jantung pekerja CARPAL
manufaktur di PADA
F (1, 37) = 26,68, menurunkan kualitas hidup. Salah satu Teheran. di a PENGEMUDI
The effects of P <0,001, tekanan yang paling Untuk analisis industri suku BUS LINTAS
occupational noise darah sistolik Dampak penting dari kebisingan data, chi-square, cadang otomotif SERAM DI
on blood pressure F (1, 37) = 21.70, industri adalah fisiologis sampel PULAU
and heart rate of P <0.001, dan dan efek psikologis. Kehilangan independen AMBON
workers in an tekanan darah pendengaran progresif uji t , uji t KEPULAUAN
automotive parts diastolik F (1, 37) merupakan gejala penting dari berpasangan, dan MALUKU
industry = 26,20, P <0,001 kebisingan industri analisis TAHUN 2019
pekerja di eksposur. Ekspresi akut dan kronis kovariansi
kasus dan terhadap suara keras (ANCOVA).
kelompok kontrol. Kebisingan dapat mempengaruhi
denyut jantung dan tekanan darah.
Paparan kronis pada tingkat suara tinggi
dapat mempengaruhi
Situasi patofisiologis manusia dan bisa
menyebabkan
penyakit jantung.

(Kalantary dkk, 2015)


35

Perbedaan
Nama Penulis, Metode
No Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana Penelitian
Tahun dan Judul Penelitian
Terdahulu
9 Kyoung-Bok Min, Selama masa studi, 3293 -Kebisingan, Penelitian ini Tidak ada Paparan kebisingan KEJADIAN LOW
Jin-Young Min (1,6%) memiliki diagnosis "suara yang tidak menggunakan lingkungan dan BACK PAIN
infertilitas. Meskipun tidak diinginkan", metode Cohort risiko infertilitas SINDROM CARPAL
2017 ada hubungan antara adalah polutan Sebanyak pria: PADA PENGEMUDI
infertilitas dengan peningkatan lingkungan dan 206.492 laki-laki Studi kohort BUS LINTAS SERAM
DI PULAU AMBON
Exposure to 1-dB pada paparan kebisingan, stressor utama usia reproduksi berbasis 2 populasi KEPULAUAN
environmental hubungan dosis-respons non- bagi manusia. (20-59 tahun) MALUKU
noise and risk for linear diamati antara -Infertilitas tanpa riwayat TAHUN 2019
male infertility: infertilitas dan kuartil pada (kamandulan) malformasi
A population- kebisingan siang hari dan adalah kongenital
based cohort study malam hari setelah ketidakmampuan ditindaklanjuti
penyesuaian untuk variabel atau penurunan untuk periode 8
perancu (yaitu, usia, kemampuan tahun (2006-
pendapatan, area perumahan , menghasilkan 2013).
olahraga, merokok, minum keturunan.
alkohol, gula darah, indeks
massa tubuh, riwayat medis,
dan polusi partikulat).
Berdasarkan kriteriaWHO,
kemungkinan terjangkit
infertilitas meningkat secara
signifikan (OR ¼ 1,14; 95%
CI, 1,05e1.23) pada pria yang
terpapar kebisingan waktu
malam ≥ 55 dB.

(Min MB., dan Min YJ, 2017)


36

Nama Penulis, Perbedaan


Metode
No Tahun dan Hasil Penelitian Teori Variabel Persamaan Penelitian Rencana Penelitian
Penelitian
Judul Terdahulu
10 Ľubica Analisis bivariat menunjukkan tingkat umur, jenis Penelitian ini Tidak ada Evaluasi KEJADIAN LOW
Argalášová penanda obesitas yang lebih tinggi pada kelamin, dilakukan Kebisingan BACK PAIN
,Ľudmila kelompok yang terpapar kebisingan lalu pendidikan, dengan Arus Lalu SINDROM
Ševčíková, lintas dibandingkan dengan tahun perilaku (merokok, rancangan Lintas dan CARPAL PADA
Zuzana sebelumnya konsumsi kopi dan case control Pengaruhnya PENGEMUDI BUS
LINTAS SERAM
Štefániková, kontrol satu (Tabel 3, Gambar 2). Hasilnya alkohol), dan untuk melihat terhadap
DI PULAU
Jana signifikan untuk persentase lemak tubuh lingkungan factor Konsentrasi AMBON
Babjaková, yang dinilai dengan metode NIR perumahan paparan Kemampuan KEPULAUAN
Vondrováa, dalam analisis kategoris pada pria (OR = (lokalisasi, kebisingan Siswa di Salah MALUKU
Alexandra 2,19 (95% CI 1,1-4,75), p = 0,048), bahkan konstruksi dan serta melihat satu Sekolah TAHUN 2019
Filováa, setelah penyesuaian untuk kompleks permukiman di hubungannya Swasta di
Katarína Variabel Skor Risiko Kardiovaskular sekitarnya dengan Surabaya
Hirošová, Jana termasuk faktor perilaku, psikososial dan bangunan, lokasi obesitas
Jurkovičová nutrisi yang paling penting dan fasilitas dengan
dinilai dengan kuesioner terpisah (Gambar apartemen, menggunakan
2017 2). orientasi jendela ke uji Anova
Persentase lemak tubuh yang dinilai dengan jalan yang sepi dan dan regresi
Is metode NIR secara positif terkait dengan ribut serta lamanya logistik
Transportation paparan kebisingan lalu lintas secara tinggal di
Noise multipel apartemen
Associated with regresi linier ( ß = 1,320, p = 0,02, r 2 =
Obesity? 0,14) dan regresi logistik berganda pada
total sampel dengan cut off for
lemak tubuh ı20% (AOR = 1,76 (95% CI
1,17-2,66), p = 0,007) setelah penyesuaian
untuk jenis kelamin dan variabel kompleks
Skor Risiko Kardiovaskular.

(Argalášová dkk, 2017)


37

Perbedaan
Nama Penulis,
No Hasil Penelitian Teori Variabel Metode Penelitian Persamaan Penelitian Rencana Penelitian
Tahun dan Judul
Terdahulu
11 Marcus Yung, 1. Kelelahan akibat Banyak pekerjaan di Enam belas peserta Efek Paparan WBV Efek kelelahan KEJADIAN LOW
Angelica E. Lang, paparan getaran seluruh bidang pertanian, sehat s dari terhadap kelelahan gabungan BACK PAIN
Jamie Stobart, tubuh dikaitkan dengan konstruksi, transportasi, komunitas dan kondisi fisik paparan getaran SINDROM
Aaron M. waktu berhubungan dan kehutanan tidak universitas direkrut seluruh tubuh CARPAL PADA
Kociolek, dengan konsisi fisik, rutin, untuk melakukan berurutan dan PENGEMUDI BUS
mental dan gabungan LINTAS SERAM DI
Stephan melibatkan tugas non- per- tuntutan
keduanya. PULAU AMBON
Milosavljevic, 2. Bekerja dengan duduk siklis, baik diskresioner Bentuk empat pekerjaan fisik, KEPULAUAN
Catherine Trask. memberikan efek pada maupun non- kondisi mental, atau MALUKU
dua arah (sinergis dan discretionary work dikombinasikan konkuren TAHUN 2019
2017 antagonis) tampak ada breaks, dan a dengan WBV.
yang bermanfaat dari efek perpaduan aktivitas Setiap kondisi
The combined duduk (variasi) untuk kerja. Pekerja di industri dipisahkan menjadi
fatigue effects of menerapkan variasi tugas ini terkena vibra seluruh empat sesi,
sequential namun karena paparan tubuh duduk- minimal 24 jam,
exposure to seated getaran seluruh tubuh (WBV) dan tugas yang dengan urutan acak
whole body yang berlebihan mungkin terdiri dari fisik, mental, untuk setiap peserta.
menimbulkan efek jangka
vibration and atau kombinasi tuntutan Peserta adalah
panjang terhadap
physical, mental, kesehatan. diminta untuk tidak
or concurrent work Ada hubungan antara berolahraga dan
demands kelelahan akibat paparan konsumsi kafein /
getaran seluruh tubuh alkohol 24 jam
terhadap kondisi fisik, sebelum kegiatan
mental serta kondisi fisik
dan mental pekerja.
(Yung dkk., 2017)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kondisi fisik lingkungan tempat kerja di mana para pekerja beraktivitas sehari-hari
mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung bagi pekerja.
2. Kebisingan dan getaran adalah salah satu bahaya dari kondisi fisik lingkungan kerja
yang dapat mengganggu kesehatan pekerja
3. Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dibagi atas: Bising yang
mengganggu (irritating noise), Bising yang menutupi (masking noise) dan bising
yang merusak (damaging/injurious noise)
4. Getaran yang menggangu terbagi atas dua jenis yaitu Vibrasi pada seluruh tubuh
(Whole Body Vibration) dan vibrasi segmental/getaran pada lengan tangan (hand-
arm vibration).
5. Sumber getaran dan bising berasal dari alam, aktifitas manusia (peralatan dan
mesin-mesin)
6. Pengaruh kebisingan dan getaran dapat menggangu kesehatan pekerja dan
mengurangi produktifitas kerja.

A. Saran
Diperlukan pengendalian terhadap bahaya kebisingan dan getaran di tempat kerja
dengan melakukan manajemen yang baik terhadap lingkungan kerja dengan pendekatan
manajemen k3 di lingkungan kerja untuk mengurangi dampak dan bahaya kesehatan
dan kecelakaan pekerja di lingkungan kerja dan meningkatkan produktifitas pekerja.

38
DAFTAR PUSTAKA

2015. Penuntun Praktikum Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Makassar: Departemen K3


Universitas Hasanuddin.
Argalášová, Ľ., Ševčíková, Ľ., et al. 2017. Is Transportation Noise Associated with Obesity?
Procedia Engineering, 190, 597-602.

Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program. Universitas


Sumatera Utara. http://library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf diakses pada 17
Februari 2018.
Burström, L., Aminoff, A., et al. 2017. Musculoskeletal symptoms and exposure to whole-
body vibration among open-pit mine workers in the Arctic. Int J Occup Med Environ
Health, 30, 553-564.
Fikri Akbar, Jtm . 2016. Analisis Pengaruh Kebisingan Terhadap Produktivitas Pada Proses
Produksi Di Pg. Kremboong Pt. Perkebunan Nusantara X (Persero). Volume 04
Nomor 02 Tahun 2016, 91-98.

Harrianto, R. 2008. Buku Ajar Kesehatan Kerja, Jakarta, EGC.


Iwan M Ramdan. 2007. Dampak Giliran Kerja, Suhu dan Kebisingan terhadap Perasaan
Kelelahan Kerja di PT LJP Provinsi Kalimantan Timur, The Indonesian Journal of
Public Health, Vol. 4, No. 1, Juli 2007: 8-13.

Jaafar, N. I., Daud, M. K. M., et al. 2017. Noise-induced hearing loss in grass-trimming
workers. Egyptian Journal of Ear, Nose, Throat and Allied Sciences, 18, 227-229.
Jain, A., Gupta, N., et al. 2017. Impact of noise exposure on hearing acuity of marble factory
workers.
Kalantary, S., Dehghani, A., et al. 2015. The effects of occupational noise on blood pressure
and heart rate of workers in an automotive parts industry. ARYA Atherosclerosis, 11,
215-219.
Kemenkes 2002. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Mandal, B. B.,Manwar, V. D. 2017. Prevalence of musculoskeletal disorders among heavy
earth moving machinery operators exposed to whole-body vibration in opencast
mining. 2017, 4, 7.
Ramdan, I. M. 2013. Higiene Industri. Yogyakarta: CV. Bimotry Butaksumur Visual.
Redjeki, S. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta, Pusdik SDM Kesehatan.
Saputra Agung, Budiyanto Tri , Yanti Pratiwi Erza. 2010. Hubungan Kebisingan Dan Massa
Kerja Terhadap Terjadinya Stres Kerja Pada Pekerja Di Bagian Tenun. Piyungan
Bantul Yogyakarta, Kes Mas Vol. 4.No. 2, Juni 2010 : 76 – 143.

Subaris, H.,Haryono 2011. Hygiene Lingkungan Kerja (Pedoman bagi Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit, Puskesmas dan Instansi Lainnya serta Dosen, Mahasiswa), Jogjakarta,
Mitra Cendikia Press.
Suma'mur 2009. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja (HIPERKES), Jakarta, CV.
Sagung Seto.
Swa 2016. Guide To Managing Risks Of Exposure To Whole-Body Vibration In Workplaces.
Australia: Safe Work Australia.
Tambunan S,. 2005. Kebisingan Di Tempat Kerja. Yogyakarta
Turcot, A., Girard, S. A., et al. 2015. Noise-induced hearing loss and combined noise and
vibration exposure. Occupational Medicine, 65, 238-244.
Vihlborg, P., Ing-Liss Bryngelsson, et al. 2017. Association between vibration exposure and
hand-arm vibration symptoms in a Swedish mechanical industry. International Journal
of Industrial Ergonomics, 62, 77-81.
Wahyu, A. 2003. Higiene Perusahaan, Makassar, Jurusan Kesehatan Kerja FKM- UNHAS.
Wallas, A., Eriksson, C., et al. 2017. Road traffic noise and determinants of saliva cortisol
levels among adolescents. International Journal of Hygiene and Environmental
Health.
Williams, W., Zhou, D., et al. 2017. Facilitating Occupational Noise Management: The Use
Of A Smartphone App As A Noise Exposure, Risk Management Tool. Journal Of
Health And Safety, Research And Practice, 9, 3-9.
Yusuf Muhammad. 2003. Pengaruh Kebisingan Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan
Operator Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Yung, M., Lang, A. E., et al. 2017. The combined fatigue effects of sequential exposure to
seated whole body vibration and physical, mental, or concurrent work demands. PLoS
One, 12, e0188468.
https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/02/pengukuran-nilai-ambang-dan-zona-
kebisingan/
https://www.safetysign.co.id/news/203/Kebisingan-Risiko-GPAB-dan-Pencegahannya

Anda mungkin juga menyukai