Anda di halaman 1dari 59

Housekeeping, manajemen hiperkes dan

keselamatan kerja di perusahaan


Dian Mutiasari
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas/
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
MANAJEMEN
RISIKO
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.

Bahaya : semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan


cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK)

Risiko : Kombinasi dari kemungkinan bahaya dan tingkat keparahan yang


disebabkan oleh adanya paparan bahaya.

Atau kemungkinan terjadinya cidera, kerusakan atau penyakit akibat kerja


karena adanya paparan bahaya

Penilaian risiko : proses evaluasi risiko


BAHAYA
Bahaya : semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau
penyakit akibat kerja (PAK)

Contoh lain ?
TIPE BAHAYA
Biologi : micro biologi & macro biologi
Fisika : kebisingan, getaran, radiasi, pencahayaan, temperatur, tekanan
Kimia : debu, asap, fume, aerosol, bahan B3, gas
Ergonomi : stress fisik, stress mental
Mekanis : permesinan, peralatan (titik jepit, titik operasi, titik geser)
Listrik : sengatan listrik, kebakaran, hubungan pendek
Psikososial : intimidasi, trauma, gilir kerja, pola promosi, pengorganisasian kerja
Tingkah laku : ketidakpatuhan, kurang keahlian, tugas baru, overconfident
Lingkungan sekitar : kemiringan, permukaan tidak rata, cuaca tidak ramah, kegelapan
IDENTIFIKASI BAHAYA

Bahaya & Risiko Keselamatan:


Sumber-sumber bahaya yg dapat menyebabkan cidera manusia
atau kerusakan pada lingkungan sekitar, permesinan dan peralatan

Bahaya & Risiko Kesehatan:


Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan sakit atau gangguan
kesehatan manusia.
Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut (serius & langsung)
atau kronis (jangka panjang) pd kesehatan seseorang.
RISIKO
Risiko : Kombinasi dari kemungkinan bahaya dan tingkat keparahan yang
disebabkan oleh adanya paparan bahaya.

Atau kemungkinan terjadinya cidera, kerusakan atau penyakit akibat kerja


karena adanya paparan bahaya
MENGAPA RISIKO HARUS DINILAI

• TINGKAT KEKRITISAN BAHAYA

• PRIORITAS PENGENDALIAN
MENILAI TINGKAT RISIKO
• KEPARAHAN
• KEKERAPAN
LIKELIHOOD
• PELUANG

KEPARAHAN KEMUNGKINAN
TINGKAT RISIKO
= Tingkat keparahan
kecelakaan atau
X Kemungkingan
terjadinya cidera atau
PAK PAK
BAGAIMANA MENILAI RISIKO

1. Identifikasi Seluruh Operasi

2. Identifikasi Bahaya /Resiko Masing - masing Operasi

3. Identifikasi Bahaya/Resiko Masing- masing Tugas


4. Identifikasi Pengaruh Potensial Personil/Pribadi
5. Identifikasi Tindakan Existing Control.
6. Tentukan Apakah Existing Control Memadai
7. Tentukan Tindakan Further Control yg tepat
8. Kembangkan Action Plan untuk Implementasi Tindakan Kontrol
MERUMUSKAN PENILAIAN RESIKO

SEMUA BAHAYA HARUS DI RUMUSKAN DAN DIHITUNG


RESIKONYA
TENTUNYA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SEMUA
PENGENDALIAN
YANG SUDAH ADA DI AREA MASING-MASING.

SEMAKIN LENGKAP DAN SEMAKIN BAIK PENGENDALIAN YANG


SUDAH ADA, TENTUNYA AKAN SEMAKIN KECIL KEMUNGKINAN,
KEPARAHAN
SERTA RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI.
MENGELOLA
RISIKO
BAGAIMANA MENGELOLA
RISIKO
METODE KONTROL RISIKO
Rekayasa (Engineering)

Penggantian / Pemisahan / Rekayasa /


Eliminasi Substitusi Separation Engineering

Administrasi Work Practice APD

JSA
SO
P

Administrasi Work Practice APD


HIRARKI KONTROL
SISTEM KONTROL Efektivitas
1. REKAYASA
Paling efektif
- Eliminasi / Dihilangkan
- Diganti / Substitution
- Dipisahkan / Separation
- Penutup Mesin
2. ADMINISTRASI
3. WORK PRACTICE
Paling tidak efektif
4. ALAT PELINDUNG DIRI
PENTING!
Selama masuk akal dan bisa dilakukan, turunkan tingkat resiko serendah-rendahnya
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1)
1. Primary/Engineering Control; meliputi
Prosedur lockout , perubahan proses atau
peralatan, mengurangi penggunaan zat
berbahaya, alat peringatan, dsb.

2. Secondary/Administrative Control; Variasi


proses manajemen dpt untuk mengendalikan
pengaruh bahaya seperti: Pemilihan staff,
Pembatasan jam kerja, program pemeliharaan,
prosedur pembelian.
29
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-1)

Primary Control Methods /Engineering Control


Type of Control:
1. Mensubtitusi dengan proses yg kurang bahaya
2. Mengganti proses utk mengurangi pemaparan
3. Menutupi/melindungi proses sehingga efek bahaya
tdk tertransformasi ke pekerja.
4. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal
atau umum untuk mengurangi konsentrasi agent yg
berbahaya di udara.
5. Mengatur banyaknya getaran yg timbul sehingga
kebisingan dan trauma ke badan dpt dikurangi.
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-2)
Primary Control Methods /Engineering Control
Contoh Kontrol:
1. Memasang peredam suara di sekeling peralatan
yg bising
2. Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch
point & rotating couplings.
3. Merelokasi katup (valves) switches and shutdown
devices dari area yg berbahaya.
4. Memasang pelindung lampu pada mesin-mesin di
tempat-tempat pemuatan.
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-3)
Secondary Control / Administrative Control
Contoh Kontrol;
1. Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/ pengamat
dan orang lainnya ke area kerja
2. Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang
ahli/berpengalaman dgn bukti-bukti kesuksesan.
3. Mendaftar ulang pelepasan bahaya ke suatu
waktu/masa ketika lebih sedikit pekerja di lapangan
dengan demikian mengurangi potensi untuk pekerja
terpapar.
HIRARKI KONTROL BAHAYA (2)
Tertiary Control methods/ Work Practice
Langkah ketiga ini merupakan agak sedikit langkah akhir
dan tidak memberikan tingkat kepastian yg tinggi bahwa
bahaya akan dpt terkendali seluruhnya.
Tipe kontrol ini berhubungan dengan ringan dan Resiko
Sisa (Minor & Residual Risk).
Kontrol disini termasuk praktek kerja sesuai dengan
prosedur yang tepat dan pelatihan (training) untuk
memastikan bahwa para pekerja mengetahui: bagaimana
mengenal dan menghindari bahaya kesehatan apabila
mungkin.
HIRARKI KONTROL BAHAYA (2-
1)
Tertiary Control methods
Contoh Kontrol;
1. Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja
2. Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap
langkah kerja.
3. Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga
kerjaan
4. Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan
peralatan baru yang lebih baik.
5. Membuat tempat kerja yang lebih aman.
34
HIRARKI KONTROL BAHAYA (3)

Personal Protective Equipment (PPE)

PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang


pertama atau kedua dalam kontrol bahaya di
tempat kerja.
Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan
kontrol pertama, kedua, dan ketiga sedangkan
PPE digunakan sebagai suatu
kemungkinan/kebetulan dari metode kontrol
langkah terakhir.
HAZID-RIAS
RIsiko Sisa/Residu: suatu resiko yg
tertinggal atau masih ada walaupun telah
diupayakan untuk menghilangkan,
meminimalkan, atau mengendalikan.

Suara Bising, Debu, Getaran,

Acceptable or Unacceptable
Tolerable or Untolerable
1.Engineering
2.Administrative
3.Work Practice
4.PPE

Ilness/Deases

Incident/accident

Type:
•Biologi
Property Damage
•Fisika
•Kimia Kekerapan (F)
•Ergonomic Keparahan (S)
•Mekanik Peluang Terjadi (P)
•Lingkungan
•Phisikososial
•Perilaku
•Kelistrikan
HIRADC (IBPR)

Identify all Hazards

Evaluate the Risks

Develop Controls

Implement Controls

Review Adequacy of Control


CONTOH
Nomor Formulir :
SHE/07/F-001
Halaman :
1/2
RISK PROFILE / PROFIL RISIKO
Section / Departemen   :           Jumlah Personel :    

Penanggung
Area/Unit/Proyek : :
Jawab
Tanggal Penilaian : Tim Review :
                  Tanggal Review :      

IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RISIKO


Kondi Penilaian
Risiko Sisa
si Sumber Bahaya, Risiko Pengendalian
Proses, Produk Potensi Risiko/ Sakit Tingkat
No. R,NR, Tindakan Bahaya atau Potensi Bahaya yang dimiliki
dan Jasa Penyakit Risiko
N,AN, Kondisi Bahaya L S RN saat ini (jika ada) L S RN
E
                           
                           
                           
                           
                           

                           

                           

                           

                           

                           

                           

                           

                           

                           
Likelyhood (Kemungkinan Terjadi)

DESCRIPTOR DESCRIPTION

1. Rare / Jarang Sekali  Terjadi hanya dalam keadaan-


keadaan tertentu saja
2. Unlikely / Kecil Kemungkinan  Terjadi sekali-sekali saja

3. Possible / Mungkin Terjadi  Bisa terjadi sewaktu-waktu

4. Likely / Sangat Mungkin  Sangat mungkin terjadi dalam


berbagai kondisi
5. Almost Certain / Hampir  Hampir selalu terjadi setiap
selalu terjadi saat
Severity (Keparahan)
Risk Diagram – Severity (Keparahan)
vs Likelyhood (Kemungkinan Terjadi)
Severity
1 ( Insignificant - 3 ( Moderate - 5 ( Catastrophic -
2 ( Minor - Rendah ) 4 ( Major - Besar )
Sangat Rendah ) Sedang ) Sangat Besar )
likelyhood

1 ( Rare/Sangat Jarang ) Low Low Low Low Moderate

2 ( Unlikely / Jarang ) Low Low Moderate Moderate High

3 ( Moderate / Sedang ) Low Moderate Moderate High High

4 ( Likely / Mungkin Terjadi ) Low Moderate High High Extreme

5 ( Almost certain / Terjadi ) Moderate High High Extreme Extreme


Severity vs Likelyhood

LEVEL ACTION / CONTROL

 Low Risk  Tidak diperlukan kontrol tambahan


Diperlukan monitoring agar kontrol
yang ditetapkan dapat di ‘maintain’
 Moderate  Dikendalikan dengan monitoring yang
spesifik atau membuat prosedur
 High  Diperlukan tanggungjawab spesifik
Manajemen dan tindakan tepat &
cepat
 Extreme
 Diperlukan tindakan sangat segera
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
•Merupakan usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau
kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan
kecelakaan dalam pekerjaan. (baik dari perusahaan
maupun dari pekerja itu sendiri)
Tujuan k3
•- Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
•- Melindungi kesehatan tenaga kerja
•- Meningkatkan efisiensi kerja
•- Sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar
tanpa adanya hambatan.
Macam-Macam Kecelakaan kerja. . .
•menurut jenis kecelakaan
– Terjatuh
– Tertimpa benda
– Tertumbuk atau terkena benda-benda
– Terjepit oleh benda
– Pengaruh suhu tinggi
– Terkena arus listrik
– Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi
Macam-Macam Kecelakaan kerja. . .
•menurut penyebab
– Mesin, misalnya: mesin pembangkit tenaga
listrik, mesin penggergajian kayu,
dan sebagainya.
– Alat angkut, misalnya: alat angkut darat, alat angkut air.
– Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak, gas,
zat-zat kimia, dan sebagainya.
– Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di
bawah tanah).
– Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas.
Macam-Macam Kecelakaan kerja . . .
•menurut luka atau kelainan
– Patah tulang
– Dislokasi (keseleo)
– Regang otot (urat)
– Memar dan luka dalam yang lain
– Amputasi
– Luka di permukaan
– Gegar dan remuk
– Luka bakar
– Keracunan-keracunan mendadak
– Pengaruh radiasi
– Lain-lain
Macam-Macam Kecelakaan kerja. . .
•menurut letak kelainan atau luka di tubuh
– Kepala
– Leher
– Badan
– Anggota atas
– Anggota bawah
– Banyak tempat
– Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
- Perilaku yang tidak aman
melingkupi:
1. sembrono dan tidak hati-hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah
- Kondisi lingkungan yang tidak aman
termasuk didalamnya lingkungan dan alat-alat yang digunakan
Manajemen K3
•Adalah manajemen untuk pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kewajiban K3
dalam rangkan pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja agar tercipta tempat kerja yang aman dan
efeisien serta produkatif.
SMK3
•Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharan kewajiban K3,
dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produkatif.
5 prinsip dasar mk3
•PRINSIP DASAR
•1. Penetapan kebijakan K3
•2. Perencanaan penerapan K3
•3. Penerapan K3
•4. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3
•5. Peninjauan secara teratur untuk meningkatkan kinerja
K3 secara berkesinambungan
Tujuan penerapan SMK3 :
•1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia
•2. Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi
tenaga kerja
•3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk
menghadapi globalisasi
•4. Proteksi terhadap industri dalam negeri
Tujuan penerapan SMK3 :
•5. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan
internasional
•6. Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk
ekspor nasional
•7. Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui
pendekatan sistem
•8. Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi
terkait dengan penerapan K3L
Siapa saja yang perlu menerapkan SMK3

•Sesuai Pasal 3 Permenaker 05/MEN/1996, perusahaan


yang mempekerjakan minimal 100 tenaga kerja dan atau
ada potensi bahaya ledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja, wajib menerapkan SMK3.

Anda mungkin juga menyukai