Anda di halaman 1dari 15

SISTEM MANAJEMEN K3

Elemen Perencanaan Versi OHSAS 18001

(Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko & Pengendalian Bahaya) Objektif & Pogram K3

ABSTRAK

Standar OHSAS 18001 : 2007 Occupational Health and Safety Management Systems ialah
standar internasional dalam (untuk) membangun dan menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu organisasi (perusahaan) di tempat kerja.

Standar OHSAS 18001 ialah standar yang paling secara umum banyak dianut (dirujuk) oleh
banyak perusahaan (organisasi) dalam melaksanakan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam manajemen organisasi (perusahaan) yang bersangkutan.

Standar OHSAS 18001 merupakan standar yang mudah digunakan serta mudah diterapkan dan
dikembangkan pada berbagai macam organisasi dan tingkatannya (misal : organisasi pendidikan,
perusahaan, rumah sakit maupun organisasi/bisnis/perusahaan lainnya).

Standar OHSAS 18001 juga merupakan standar yang disusun selaras untuk diterapkan dengan
standar lainnya (ISO 9001, ISO 14001, dsb) sehingga mudah untuk mengintegrasikan
(menggabungkan) penerapan Standar OHSAS 18001 dengan standar-standar lainnya (khususnya
Standar ISO).

Dalam artikel ini akan membahas Elemen Perencaan Versi OHSAS 18001 (identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan pengendalian bahaya) obejek dan program K3.

Kata kunci: Standar OHSAS 18001:2007, Elemen Perencanaan Versi OHSAS 18001
PENDAHULUAN

OHSAS 18001: 2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Diterbitkan tahun 2007, menggantikan OHSAS 18001:1999, dan
dimaksudkan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3). OHSAS
18001:2007 menyediakan kerangka bagi efektifitas manajemen K3 termasuk kesesuaian dengan
peraturan perundang-undangan yang diterapkan pada aktivitas-aktivitas anda dan mengenali
adanya bahaya-bahaya yang timbul.

Standar tersebut dapat diterapkan pada setiap organisasi yang berkemauan untuk menghapuskan
atau meminimalkan resiko bagi para karyawan dan pemegang kepentingan lainnya yang
berhubungan langsung dengan resiko K3 menyertai aktifitas-aktifitas yang ada. Banyak
organisasi memiliki elemen-elemen yang dipersyaratkan oleh OHSAS 18001:2007 tersedia di
tempat penggunaan yang dapat saling melengkapi untuk membuat lebih baik sistem manajemen
terpadu sesuai dengan persyaratan standar ini. Organisasi yang mengimplementasikan OHSAS
18001:2007 memiliki struktur manajemen yang terorganisir dengan wewenang dan tanggung-
jawab yang tegas, sasaran perbaikan yang jelas, hasil pencapaian yang dapat diukur dan
pendekatan yang terstruktur untuk penilaian resiko. Demikian pula, pengawasan terhadap
kegagalan manajemen, pelaksanaan audit kinerja dan melakukan tinjauan ulang kebijakan dan
sasaran K3.

Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut


standar OHSAS 18001:2007 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan)
yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3
organisasi (perusahaan) tersebut.

Elemen-Elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung
dari sumber (standar) dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen
Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007,
ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
MENGAPA HARUS MENERAPKAN OHSAS 18001: 2007

OHSAS 18001:2007 merupakan Hak Asasi Manusia (HAM). Tentunya setiap manusia
membutuhkan kenyamanan, keselamatan dan kesehatan dalam hidupnya. Terutama dalam
bekerja, setiap karyawan ingin berangkat kerja dalam keadaan sehat dan selamat, pulang ke
rumah pun sama kondisinya.

Perusahaan perlu memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku baik Undang-Undang,


Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri dan lainnya. Peraturan tersebut
tentunya dibuat untuk menjamin terpenuhinya standar-standar keselamatan dan kesehatan bagi
setiap manusia.

Pemakaian biaya dalam operasional perusahaan haruslah efisien. Dengan banyaknya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja akan menyebabkan biaya operasional perusahaan semakin
meningkat seperti biaya pengobatan, kompensasi, biaya lembur bertambah, kehilangan produksi
dan lainnya. Disinilah kinerja perusahaan (produktivitas) akan terpengaruh jika OHSAS
18001:2007perusahaan buruk.

Perusahaan harus mempunyai citra yang baik untuk para stakeholder seperti pembeli, masyarakat
dan pemerintah. Citra yang baik akan meningkatkan nilai tambah perusahaan. Dengan
menerapkan OHSAS 18001:2007, orang akan percaya bahwa perusahaan sangat peduli dengan
K3 yang merupakan kebutuhan setiap manusia.
PEMBAHASAN

Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko K3

Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah satu syarat
elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1.

Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3 di lingkungan


Perusahaan.

Identifikasi bahaya termasuk di dalamnya ialah identifikasi aspek dampak lingkungan


operasional Perusahaan terhadap alam dan penduduk sekitar di wilayah Perusahaan menyangkut
beberapa elemen seperti tanah, air, udara, sumber daya energi serta sumber daya alam lainnya
termasuk aspek flora dan fauna di lingkungan Perusahaan.

Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional Perusahaan di


tempat kerja meliputi :

1 Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.


2 Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu.

3 Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.

4 Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja.

5 Bahaya aspek lingkungan di tempat kerja (tanah, air, udara, flora dan fauna).

6 Infrastruktur, perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang disediakan
Perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan.

7 Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas maupun


bahan/material yang digunakan.

8 Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara dan


dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.

9 Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.

10 Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional, struktur


organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.

Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya sebagai


berikut :

1 Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).

2 Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah


meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif, oksidator,
penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan, dsb).
3 Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat, ketinggian,
tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi, kebisingan, getaran dan
ventilasi).

4 Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang serta


ergonomi tempat kerja/alat/mesin).

5 Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian manajemen,


lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi).

6 Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber daya alam,
flora dan fauna).

Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus:

a Ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan
metode proaktif
b Menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi risiko-risiko, dan penerapan
pengendalian, sesuai keprluan.

Penilaian resiko menggunakan pendekatan metode matriks resiko yang relatif sederhana serta
mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan representasi visual di dalamnya.

Penilaian Resiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu
resiko. Untuk menentukan kagori suatu resiko apakah itu rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim
dapat menggunakan metode matriks resiko seperti pada tabel matriks resiko di bawah :

Tabel Matriks Resiko Keparahan


Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat
Frekuensi Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keseringan dari tabel matriks


resiko di atas :

Kategori
Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Keseringan
Terjadi 1X dalam masa lebih dari Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja
Sangat Jarang
1 tahun orang lebih
Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja
Jarang Bisa terjadi 1X dalam setahun
orang
Probabilitas 1 dari 100.000 jam kerja
Sedang Bisa terjadi 1X dalam sebulan
orang
Sering Bisa terjadi 1X dalam seminggu Probabilitas 1 dari 1000 jam kerja orang
Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari Probabilitas 1 dari 100 jam kerja orang

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keparahan dari tabel matriks


resiko :

Kategori
Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Keparahan
Tidak terdapat cedera/penyakit, tenaga kerja Total kerugian kecelakaan kerja
Sangat Ringan
dapat langsung bekerja kembali kurang dari Rp. 1.000.000
Ringan Cedera ringan, tenaga kerja dapat langsung Total kerugian kecelakaan kerja
Kategori
Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Keparahan
antara Rp. 1.000.000 Rp.
bekerja kembali
1.500.000
Total kerugian kecelakaan kerja
Mendapat P3K atau tindakan medis, tidak ada
Sedang antara Rp. 1.500.000 Rp.
hilang jam kerja lebih dari 1X24 jam
5.000.000
Memerlukan tindakan medis lanjut/rujukan, Total kerugian kecelakaan kerja
Parah cacat sementara, terdapat jam kerja hilang antara Rp. 5.000.000 Rp.
1X24 jam 10.000.000
Cacat Permanen, Kematian, terdapat jam Total kerugian kecelakaan kerja
Sangat Parah
kerja hilang lebih dari 1X24 jam lebih dari Rp. 10.000.000
Tabel di bawah merupakan representasi kategori resiko yang dihasilkan dari
penilaian matriks resiko :

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu


Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

Pengendalian risiko didasarkan pada hierarki sebagai berikut :

1 Eliminasi (menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya).

2 Substitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang lebih aman).

3 Perancangan (modifikasi/instalasi sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area


supaya menjadi aman).

4 Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian visual di


tempat kerja).

5 Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan
bahaya/resiko tinggi).
Formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko K3

Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko digunakan untuk mengidentifikasi
semua potensi bahaya K3 yang terdapat di dalam aktivitas-aktivitas Organisasi/Perusahaan di
tempat kerja, dilanjutkan dengan melakukan penilaian resiko dari potensi bahaya tersebut serta
menentukan langkah-langkah pengendalian bahaya dan resiko K3 tersebut.

Hasil dari form ini kemudian dapat dijadikan dasar perencanaan penerapan dan pelaksanaan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja

Detail Pencatatan :

1 Prioritas pengendalian.

2 Wewenang pengendalian.

3 Jadwal penyelesaian pengendalian.

4 Dokumentasi (gambar/foto).

Pengendalian resiko didasarkan pada hierarki sebagai berikut :

1 Eliminasi (Menghilangkan sumber bahaya).

2 Substitusi (Mengganti proses/aktivitas/area/mesin/alat/bahan yang lebih aman).

3 Perancangan (Modifikasi proses/aktivitas/area/mesin/alat/bahan yang lebih aman).

4 Administrasi (Prosedur, Aturan, Rambu dan Tanda Bahaya).

5 APD (Alat Pelindung Diri)

Contoh Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko :


Contoh Sasaran (Tujuan/Target) dan Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Sasaran (Tujuan/Target) dan Program K3 (OH&S Objectives and Programmes) dalam klausul
4.3.3 OHSAS 18001:2007 didefinisikan sebagai cita-cita terukur dari suatu manajemen
organisasi (perusahaan) terhadap resiko K3 yang ingin dicapai.

Dalam klausul 4.3.3. OHSAS 18001 : 2007 terdapat syarat-syarat dalam menyusun
sasaran/target/tujuan K3 antara lain :

1 Didokumentasikan, diterapkan dan dirawat.

2 Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan Kebijakan K3 organisasi (perusahaan).

3 Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait resiko K3 (termasuk


pada pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan operasional serta pandangan
pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional organisasi/perusahaan).

Untuk syarat-syarat dalam menyusun program-program K3 untuk mencapai


sasaran/tujuan/target K3 antara lain ialah :

1 Penetapan Tanggung Jawab terkait tingkatan struktur organisasi (perusahaan).

2 Terdapat kerangka jadwal rencana pencapian program-program K3.

3 Ditinjau secara berkala yang direncanakan menurut jangka waktu tertentu dan
disesuaikan seperlunya untuk menjamin tercapainya sasaran/tujuan/target K3 organisasi
(perusahaan).

Contoh Tujuan (Sasaran/Target) dan Program K3 secara sederhana :


N Sasaran Program Jadwal Kewenangan
o
1. Tidak ada kecelakaan Merekrut Ahli K3 Umum untuk Februari HRD
kerja yang merencanakan Sistem Manajemen 2013
menghilangkan waktu Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kerja tenga kerja dan Penerapannnya serta
melebihi 2x24 jam dan melakukan identifikasi bahaya dan
atau terhentinya proses rencana pengendalian terhadapnya
Membentuk Panitia Pembina Maret Pimpinan
melebihi shift
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2013 Perusahaan
berikutnya
(P2K3) sesuai perundang-
undangan yang berlaku untuk
mendukung berjalannya penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Menyediakan sumber daya yang Juni HRD
dibutuhkan sesuai identifikasi 2013
bahaya dan perencanaan penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
2. Meningkatkan derajat Ikut serta dalam program BPJS Maret HRD dan Ahli
kesehatan kerja tenaga Kesehatan dan BPJS 2013 K3 Umum
kerja Ketenagakerjaan Pemerintah
Melaksanakan kerjasama dengan Maret HRD
rumah sakit terdekat sebagai 2013
rujukan penanganan kecelakan
kerja ataupun keadan darurat di
tempat kerja
Menyediakan kantin tenaga kerja Mei HRD dan Ahli
dan bekerja sama dengan jasa 2013 K3 Umum
katering penyedia makanan sehat
dengan harga yang terjangkau oleh
tenaga kerja
3. Meningkatkan Melaksanakan pendidikan dan Juni HRD dan Ahli
pengetahuan tenaga pelatihan Keselamatan dan 2013 K3 Umum
kerja mengenai Kesehatan Kerja sesuai dengan
Keselamatan dan kebutuhan, keahlian dan
Kesehatan Kerja di kompetensi tenaga kerja secara
tempat kerja rutin baik dilaksanakan sendiri
maupun pihak luar
Menjalin kerjasama dengan dinas- Mei HRD dan Ahli
dinas terkait yang memiliki 2013 K3 Umum
kewenangan khusus untuk
memberikan pelatihan/pendidikan
K3 di tempat kerja
4. Meningkatkan dan Melaksanakan audit internal Sistem Januari P2K3
memelihara kinerja K3 Manajemen Keselamatan Kerja 2014
Perusahaan minimal setiap enam bulan sekali
ataupun jika ada kondisi yang
memerlukan tindakan audit Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja baik secata
internal maupun eksternal
PENUTUP

Kesimpulan

Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah satu syarat
elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1.

Identifikasi bahaya termasuk di dalamnya ialah identifikasi aspek dampak lingkungan


operasional Perusahaan terhadap alam dan penduduk sekitar di wilayah Perusahaan menyangkut
beberapa elemen seperti tanah, air, udara, sumber daya energi serta sumber daya alam lainnya
termasuk aspek flora dan fauna di lingkungan Perusahaan.

Penilaian resiko menggunakan pendekatan metode matriks resiko yang relatif sederhana serta
mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan representasi visual di dalamnya.

Pengendalian resiko didasarkan pada hierarki : Eliminasi, Substitusi, Perancangan, Administrasi,


APD (Alat Pelindung Diri)

Saran

Agar kiranya perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen K3 berdasarkan pada OHSAS
18001:2007. Agar perusahaan dapat melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko yang merupakan salah satu syarat elemen sistem Manajemen Keselamatan
Kerja OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1.
DAFTAR PUSTAKA

Adzim, Habbie Ilma. 2013. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko
K3
(online).

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/identifikasi-bahaya-penilaian
resiko.html

(diakses pada 21 november 2016)

Adzim, Habbie Ilma. 2013. Formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian
Risiko K3 (online).

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/form-identifikasi-bahaya
penilaian-dan.html

(diakses pada 21 november 2016)

Adzim, Habbie Ilma. 2013. Contoh Sasaran (Tujuan/Target) dan Program K3 (online).

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/04/contoh-sasaran-dan-program
k3-ohs.html

(diakses pada 21 november 2016)

Adzim, Habbie Ilma. 2013. Pengertian (Definisi) Risiko dan Penilaian (Matriks) Risiko K3
(online).

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-resiko-dan
penilaian-matriks.html

(diakses pada 21 november 2016)

Djay, Hendrick 2012. Objektif dan Program K3 (online)


http://keselamatankerja-safetyfirst.blogspot.co.id/2012/01/objektif-dan-program-k3.html
(diakses, 21 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai