Anda di halaman 1dari 124

KL 1.17.

050

HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP KETERSEDIAAN SARANA DAN


PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

GITA OVI DWI ASTUTI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP KETERSEDIAAN SARANA DAN
PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

Skripsi
Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan

GITA OVI DWI ASTUTI


P2.31.33.117.050

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2021
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

iii
RINGKASAN

Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya


dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam.
Selain menghasilkan barang – barang yang akan dikonsumsi, aktivitas tersebut juga
menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkan oleh manusia. Sumber
sampah yang terbesar kedua ialah sampah pasar tradisional. Di Indonesia jumlah
timbulan sampah rata - rata nasional adalah 174.000 ton per hari atau setara dengan 64
juta ton per tahun. (Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan
Berbahaya dan Beracun, 2019). Sampah yang dihasilkan dari pasar tradisional
sebagian besar adalah sampah organik sehingga jika sampah tidak dikelola dengan
baik dan benar maka akan mengundang vektor penyakit dan resiko pasar menjadi
tempat penularan penyakit semakin meningkat. Partisipasi pedagang dalam
pengelolaan sampah sangat dipengaruhi oleh pengetahuan sikap dan ketersediaan
sarana.

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Data
dianalisis menggunakan uji univariat dan uji bivariat yang berupa chi-square dengan
menggunakan interval kepercayaan 95%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan. Sampel penelitian sebanyak 60
pedagang.

Hasil penelitian didapatkan bahwa pedagang dengan pengetahuan baik (68,3%), sikap
baik (70%), ketersediaan sarana memadai (25%), partisipasi baik (41,7%). Variabel
independen yang diteliti memiliki hubungan dengan variabel dependen yaitu
pengetahuan pedagang (Pvalue = 0,05) dan sikap pedagang (Pvalue = 0,04). sedangkan
variabel yang tidak memiliki hubungan yaitu ketersediaan sarana (Pvalue = 0,29).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian pedagang memiliki pengetahuan baik,


ada sebagian pedagang yang bersikap tidak baik dan ketersediaan sarana yang tidak
memadai serta partisipasi yang tidak baik mengenai pengelolaan sampah. Berdasarkan
hasil analisis hubungan antara pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana dan partisipasi
pedagang didapati pengetahuan dan sikap pedagang dalam pengelolaan sampah
mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan.

Kepustakaan : 29 (1991 – 2020)


Klasifikasi : Kesehatan : 11
Pasar :3
Pengelolaan sampah :8
Perilaku :1
Peraturan :5
Statistik :1

iv
BIODATA PENULIS

Nama : Gita Ovi Dwi Astuti

NPM : P2.31.33.1.17.050

Tempat, tanggal lahir : Bogor, 13 Oktober 1999

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : KP. Cipadu Jl. Sawo RT 006/06, No. 44

Kelurahan Cipadu, Kecamatan Larangan,

Kota Tangerang, Banten, 15155.

Telepon : -

E – mail : Gitaovi9910@gmail.com

Pendidikan

SD (2005 – 2011) : SD Negeri 05 Kreo Kota Tangerang

SMP (2011 – 2014) : SMP Islam Al Hikmah Jakarta Selatan

SMA (2014 – 2017) : SMA Negeri 05 Tangerang Selatan

v
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :


HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN SARANA DAN
PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

Yang disusun oleh :


Gita Ovi Dwi Astuti
NIM P23133117050

Akan diuji dan disidangkan dihadapan Dewan Peguji Ujian Akhir


Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan

Jakarta, Juli 2021 Pembimbing Materi

( Dr. Wartiniyati, SKM. M. Kes )

Jakarta, Juli 2021 Pembimbing Teknis

( Suryadi, SKM )

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

……………….Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Ku susun jari jemari ku diatas keyboard laptop ku sebagai pembuka kalimat
persembahanku dan diikuti dengan Bismillahirahmanirahim sebagai awal setiap
memulai pekerjaanku………….

....……Ku persembahkan Skripsi ini untuk orang tercinta


dan tersayang atas kasihnya yang berlimpah……..

………..Ibunda ku tercinta “Kristiati” dan Ayahanda tersayang “Gutoyo”


Doa tulus kepada ananda seperti air tak pernah berhenti mengalir.
Pengorbanan, kesabaran, ketabahan serta air matamu yang terlalu mustahil untuk
dinilai…………….

…………..Kakakku tersayang “Suhermin” dan Adikku tersayang “Aprina Setyani”


Tiada yang paling mengharukan saat berkumpul,walaupun sering bertengkar
tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak tergantikan, maaf belum bisa menjadi
saudara yang baik………….

..........Teman teman seperjuangan Angkatan 2017 dan semua anggota grup 4D4C
Canda, gossip dan perkuliahan tidak akan ada rasa tanpa kalian
Terima kasih atas bantuan dan kerja sama selama ini....................

……..…Yang special “Ridho Afriansyah”


Walaupun kesel, sebal dan amarah selaluku utarakan
Sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikan semangat dan inspirasi
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini…………

.............Ku hentakkan jemari ini dengan penuh perasaan,


hingga ku teteskan air mata kebahagiaan dan ku akhiri dengan petikan
”Alhamdulillahirobbil’alamin”.........

vii
LEMBAR MOTTO

Jadilah kuat, tapi tidak meyakiti.


Jadilah baik, tapi tidak lemah.
Jadilah berani, tapi tidak menakuti.
Jadilah rendah hati, tapi tidak rendahan.
Tetap bangga, tapi tidak sombong.

Happiness is…..
Enjoying the little things in life..

‘Hidup ini terlalu singkat untuk membiarkan orang lain


menentukan apa yang membuat kita bahagia’
(Ernest Prakasa – 2015)

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan limpahan
rahmat dan nikmat-Nya yang tak terbatas bagi penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan proposal skripsi ini. Shalawat serta salam teruntuk Nabi
Muhammad SAW semoga kelak kita mendapat syafa’at nya.

Skripsi dengan judul “ HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP KETERSEDIAAN


SARANA DAN PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN
SAMPAH DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN
2021 ” ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program
Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan di Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak kesulitan yang dihadapi, tapi
dengan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka
dari itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Keluargaku Tercinta; Ayah, Mama, Kakak dan Adik tersayang. Terimakasih


banyak atas segala dukungan baik moril maupun materil, kasih sayang yang
berlimpah serta doa yang tulus sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan menuju
masa depan yang lebih cerah, amiin.
2. Ibu Catur Puspawati, ST, MKM, selaku ketua jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II.
3. Ibu Dr. Wartiniyati, SKM. M. Kes, selaku dosen pembimbing, terima kasih atas
bimbingan, nasihat, ilmu, motivasi, saran-saran, dan doa yang sangat berarti
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Fitri Andayani, SKM., MScPH, selaku dosen penguji, terima kasih atas
bimbingan, nasihat, ilmu, motivasi, saran-saran, dan doa yang sangat berarti
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

ix
5. Para Dosen pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Jakarta II yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama mengikuti proses perkuliahan.
6. Seluruh staf di Jurusan Kesehatan Lingkungan yang telah membantu penulis
dalam menyusun proposal skripsi ini.
7. Bapak Odih Fajar Herdiansyah. S.sos, selaku kepala pasar Jombang yang telah
memberikan izin, saran, bimbingan, waktu serta bantuannya selama proses
pengumpulan data sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian di Pasar
Jombang Kota Tangerang Selatan.
8. Para pedagang dan pihak – pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu
terimakasih atas kerjasamanya dalam proses pengumpulan data di Pasar
Jombang Kota Tangerang Selatan.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 terimakasih atas segala bantuan,
dukungan dan kebaikan kalian selama kuliah dan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
10. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
11. Diri saya sendiri yang mau dan mampu bertahan, berjuang, berusaha sekuat yang
saya bisa, tidak menyerah walau banyak rasa dan godaan datang untuk berhenti,
terimakasih karena sudah mau untuk tetap kuat.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari
Allah Subhanahu Wata’ala. Penulis dengan penuh kesadaran menyadari bahwa skripsi
ini masih cacat dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan oleh penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Juni 2021

Penulis,

x
DAFTAR ISI

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................................... iii


RINGKASAN ......................................................................................................................... iv
BIODATA PENULIS.............................................................................................................. v
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................. vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
LEMBAR MOTTO .............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI........................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................................7
1.3.2 Tujuan Khusus ...........................................................................................7
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................................................8
1.5.1 Manfaat Bagi Penulis .................................................................................8
1.5.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ...........................................................8
1.5.3 Manfaat Bagi Pasar Jombang ...................................................................8
1.6 Sistematika Penulisan ..........................................................................................9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 11
2.1 Pengetahuan ...................................................................................................... 11
2.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan.............................. 13
2.2 Sikap................................................................................................................... 14
2.3 Karakteristik Perilaku...................................................................................... 17
2.4 Ketersediaan Sarana......................................................................................... 19
2.5 Partisipasi .......................................................................................................... 20
2.5.1 Metode Partisipasi Masyarakat ............................................................. 21

xi
2.5.2 Elemen – elemen Partisipasi Masyarakat ............................................. 21
2.5.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah ........................... 22
2.6 Sampah .............................................................................................................. 23
2.6.1 Jenis – jenis sampah ................................................................................ 23
2.6.2 Jenis Sampah Pasar................................................................................. 24
2.6.3 Sumber – sumber Sampah...................................................................... 24
2.6.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah ....................... 26
2.6.5 Pengaruh Sampah Terhadap Lingkungan ............................................ 27
2.6.6 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan............................................... 27
2.7 Pengelolaan Sampah ......................................................................................... 28
2.8 Pasar................................................................................................................... 29
2.8.1 Jenis Pasar................................................................................................ 30
BAB 3 GAMBARAN UMUM ............................................................................................. 32
3.1 Lokasi ................................................................................................................. 32
3.2 Sejarah Pasar Jombang .................................................................................... 32
3.3 Struktur Organisasi .......................................................................................... 32
3.4 Fasilitas Sarana Kesehatan Lingkungan ........................................................ 33
3.4.1 Fasilitas Umum ........................................................................................ 33
3.4.2 Sarana Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang, Kota Tangerang
Selatan Tahun 2021 ................................................................................ 34
3.5 Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan Tahun
2021 .................................................................................................................... 34
3.5.1 Proses Pewadahan ................................................................................... 34
3.5.2 Proses Pengumpulan dan Pengangkutan .............................................. 35
3.6 Sistem Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan
Tahun 2021........................................................................................................ 35
BAB 4 KERANGKA KONSEP .......................................................................................... 36
4.1 Kerangka Teori ................................................................................................. 36
4.2 Kerangka Konsep.............................................................................................. 37
4.3 Definisi Operasional.......................................................................................... 38
BAB 5 METODE PENELITIAN ........................................................................................ 41
5.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 41
5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 41
5.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................... 41

xii
5.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................................... 41
5.3 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 41
5.3.1 Populasi Penelitian .................................................................................. 41
5.3.2 Sampel Penelitian .................................................................................... 42
5.3.3 Teknik Sampel ......................................................................................... 44
5.3.4 Karakteristik Sampel .............................................................................. 45
5.4 Pengumpulan Data............................................................................................ 46
5.4.1 Data Primer.............................................................................................. 46
5.4.2 Data Sekunder ......................................................................................... 46
5.5 Pengolahan dan Analisis Data ......................................................................... 46
5.5.1 Pengolahan Data ...................................................................................... 46
5.5.2 Analisis Data ............................................................................................ 52
5.6 Hipotesis Penelitian........................................................................................... 54
BAB 6 HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 55
6.1 Analisis Univariat (Tabel Tunggal) ................................................................. 55
6.1.1 Distribusi Jenis Kelamin Pedagang di Pasar Jombang ....................... 55
6.1.2 Distribusi Umur Pedagang di Pasar Jombang...................................... 56
6.1.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Pedagang di Pasar Jombang .............. 57
6.1.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Pedagang di Pasar Jombang ........... 58
6.1.5 Distribusi Tingkat Sikap Pedagang di Pasar Jombang ....................... 59
6.1.6 Distribusi Tingkat Ketersediaan Sarana Pedagang di Pasar
Jombang .................................................................................................. 60
6.1.7 Distribusi Tingkat Partisipasi Pedagang di Pasar Jombang ............... 61
6.2 Analisis Bivariat (Tabel Silang) ....................................................................... 61
6.2.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Pedagang dengan Tingkat
Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan. ....................................................................... 62
6.2.2 Hubungan Tingkat Sikap Pedagang dengan Tingkat Partisipasi
Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan. ................................................................................. 63
6.2.3 Hubungan Tingkat Ketersediaan Sarana dengan Tingkat Partisipasi
Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan. ................................................................................. 64
BAB 7 PEMBAHASAN ....................................................................................................... 66
7.1 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 66

xiii
7.2 Analisis Univariat.............................................................................................. 66
7.2.1 Distribusi Jenis Kelamin Pedagang di Pasar Jombang ....................... 66
7.2.2 Distribusi Umur Pedagang di Pasar Jombang...................................... 67
7.2.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Pedagang di Pasar Jombang .............. 68
7.2.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Pedagang di Pasar Jombang ........... 68
7.2.5 Distribusi Tingkat Sikap Pedagang di Pasar Jombang ....................... 70
7.2.6 Distribusi Tingkat Ketersediaan Sarana Pedagang di Pasar
Jombang .................................................................................................. 70
7.2.7 Distribusi Tingkat Partisipasi Pedagang di Pasar Jombang ............... 72
7.3 Analisis Bivariat ................................................................................................ 74
7.3.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Pedagang dengan Tingkat
Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan. ....................................................................... 74
7.3.2 Hubungan Tingkat Sikap Pedagang dengan Tingkat Partisipasi
Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan. ................................................................................. 75
7.3.3 Hubungan Tingkat Ketersediaan Sarana dengan Tingkat Partisipasi
Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan. ................................................................................. 76
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 78
8.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 78
8.2 Saran .................................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 81
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 84

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


3.1 Sarana pengelolaan sampah di Pasar 34
Jombang Kota Tangerang Selatan Tahun
2021
4.1 Definisi operasional penelitian 38
5.1 Jumlah pedagang berdasarkan jenis 42
dagangan di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan Tahun 2021
5.2 Jumlah sampel pedagang berdasarkan 44
jenis dagangan di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan Tahun 2021
5.3 Kategori penilaian kuesioner tingkat 49
pengetahuan
5.4 Kategori penilaian kuesioner tingkat sikap 50

5.5 Kategori penilaian kuesioner tingkat 51


partisipasi pedagang
5.6 Kategori penilaian checklist tingkat 52
ketersediaan sarana
6.1 Distribusi Jenis Kelamin Pedagang di 55
Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan
Tahun 2021
6.2 Distribusi Umur Pedagang di Pasar 56
Jombang Kota Tangerang Selatan Tahun
2021
6.3 Tingkat Pendidikan Pedagang di Pasar 57
Jombang Kota Tangerang Selatan Tahun
2021

xv
6.4 Tingkat pengetahuan pedagang tentang 58
pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2021
6.5 Tingkat sikap pedagang tentang 59
pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2021
6.6 Tingkat ketersediaan sarana pengelolaan 60
sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan Tahun 2021
6.7 Tingkat partisipasi pedagang dalam 61
pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2021
6.8 Hubungan tingkat pengetahuan pedagang 62
dengan tingkat partisipasi pedagang dalam
pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2021
6.9 Hubungan tingkat sikap pedagang dengan 63
tingkat partisipasi pedagang dalam
pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2021
6.10 Distirbusi tingkat ketersediaan sarana 64
dengan tingkat partisipasi pedagang dalam
pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2021

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1 Struktur organisasi Pasar Jombang Kota 33


Tangerang Selatan Tahun 2021

3.2 Alur pengelolaan sampah di Pasar Jombang 35


Kota Tangerang Selatas Tahun 2021

4.1 Kerangka teori penelitian 36

4.2 Kerangka konsep penelitian 37

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin penelitian

Lampiran 2 Surat balasan izin penelitian

Lampiran 3 Kuesioner penelitian

Lampiran 4 Lembar observasi ketersediaan sarana

Lampiran 5 Matriks Penelitian Terdahulu

Lampiran 6 Output SPSS

Lampiran 7 Dokumentasi

xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu Negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta
jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama
di kota - kota besar. Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia untuk memenuhi
kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari
sumber daya alam. Selain menghasilkan barang – barang yang akan dikonsumsi,
aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkan oleh
manusia. Bahan buangan makin hari makin bertambah banyak. Hal tersebut erat
hubungannya dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di satu pihak, dan di
pihak lain dengan ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap. (1)

Tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit,


pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Tempat atau sarana
layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan salah satunya yakni
pasar tradisional. (2)

Pasar merupakan tempat aktivitas jual beli yang dilakukan penduduk untuk
memenuhi kebutuhan sehari - hari, oleh sebab itu pasar pasti menghasilkan
sampah. Sampah yang ditimbulkan oleh pasar sebagian besar adalah sampah
organik. Jika sampah di pasar tidak ditangani dan dikelola dengan baik maka
akan menimbulkan masalah pencemaran karena adanya sampah, sampah yang
berceceran dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sampah dapat
mengundang tikus, kecoa dan lalat sehingga penyakit dapat terjadi semakin luas.
Pasar yang seharusnya bebas dari sarang penyakit menjadi terkontaminasi.

Menurut definisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan
tidak terjadi dengan sendirinya.

1
2

Sampah menurut UU No.18 tahun 2008 adalah sisa kegiatan sehari - hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Semakin bertambah jumlah penduduk
maka semakin bertambah pula sampah yang ada, jika sampah tidak dikelola
dengan baik maka akan menimbulkan masalah bagi manusia dan lingkungan.

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan, karena dari sampah tersebut
akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri pathogen), dan juga
binatang pengganggu seperti serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vektor).
Maka dari itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak
mengganggu atau mengancam kesehatan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. (3)

Di Indonesia jumlah timbulan sampah rata - rata nasional adalah 174.000 ton per hari
atau setara dengan 64 juta ton per tahun. Sumber sampah yang dihasilkan dari Rumah
Tangga dengan presentase 48%, Pasar Tradisional 24 %, Kawasan Komersial 9 %,
Jalan 7,5 %, Kantor 6 %, Sekolah 4 %, Lainnya 1,5 %. (Direktorat Jendral
Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun, 2019). Sumber
sampah terbesar pertama ialah sampah yang berasal dari rumah tangga dan
sumber sampah yang terbesar kedua ialah sampah pasar tradisional, dikarenakan
pasar tradisional di Indonesia banyak menjual sayuran dan ikan/daging.

Menurut penelitian Zulkarnaini dan Zulfan Saan mengenai Faktor – faktor penentu
tingkat partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Pagi Arengka Kota
Pekanbaru yaitu salah satu tempat timbulan sampah adalah pasar yang merupakan
masalah yang besar, karena sebagian besar sampah terdiri dari sampah basah, sehingga
selama pengumpulan tumpukan – tumpukan ini merupakan sarang lalat, tikus dan
serangga, menjadi sumber pengotoran tanah dan air, maupun udara dan dari segi
estetika akan menimbulkan bau serta pemandangan yang kurang menyenangkan.
Dalam pengelolaan sampah pasar tersebut juga dipengaruhi oleh partisipasi pedagang.
Saat ini terlihat masih kurang kesadaran dari pedagang untuk berperan aktif dalam
pelaksanaannya. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan yang lebih baik agar dapat
meningkatkan partisipasi pedagang. (13)
3

Menurut penelitian Daulay mengenai Pelaksanaan pengelolaan sampah dan partisipasi


pedagang untuk menciptakan lingkungan bersih di basement Pasar Petisah Kota
Medan, pengelolaan sampah di basement Pasar Petisah secara keseluruhan belumm
memenuhi syarat kesehatan. Ini disebabkan karena masih banyaknya sampah yang
berserakan dan menumpuk, tempat sampah dan TPS tidak memiliki tutup serta
menimbulkan bau, tempat sampah terbuat dari bahan yang tidak kuat sehingga mudah
bocor dan dilobangi tikus, truk pengangkut sampah tidak memiliki tutup. Sebanyak
93,5% pedagang diam saja melihat orang lain membuang sampah sembarangan karena
takut menimbulkan pertengkaran. (24)

Menurut penelitian Yulianto mengenai Partisipasi pedagang dalam melakukan


pemilahan sampah di Pasar Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, kebanyakan
pedagang berpendapat bahwa sarana tempat pembuangan sampah tidak begitu penting
untuk sarana mereka dalam membuang sampah atau memilah sampah dikarenakan
mereka sudah membayar retribusi sampah setiap harinya, dan sampah di setiap kios
akan disapu atau dibersihkan oleh petugas pasar setiap harinya. Hal tersebut
menyebabkan pedagang tidak memperhatikan kebersihan pasar atau merasa
mendapatkan manfaat dalam pemilahan sampah. Pedagang seharusnya juga ikut
berpartisipasi dalam pemilahan sampah yang baik dan benar, yang akan memudahkan
pengelola pasar dalam mengelola sampah sebelum di angkut ke TPA, walaupun
pedagang sudah membayar retribusi sampah. (25)

Oleh karena itu pada penelitian ini didapati judul dengan masalah yang mempunyai
kesamaan dengan penelitian terdahulu. Akan tetapi penelitian ini ada beberapa
perbedaan pada variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap dan ketersediaan sarana.

Pasar Jombang merupakan salah satu pasar tradisional yang terletak di Jalan Raya
Jombang No. 41, Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. 15414. Pasar ini
terletak di atas tanah seluas 6.000 m2, pasar ini memiliki jumlah pedagang yaitu 119
orang. Pasar Jombang melayani kebutuhan sehari - hari masyarakat dengan
4

menjual berbagai jenis dagangan seperti sayuran, buah - buahan, ikan/daging,


sembako, pakaian, perhiasan dan sebagainya.
Gambaran umum mengenai Pasar Jombang yaitu berada di samping stasiun Sudimara
yang dapat dikatakan menjadi sangat ramai apabila jam kantor sedang berlangsung.
Permasalahan sampah di Pasar Jombang memang menjadi perhatian karena membuat
kemacetan lalu lintas akibat situasi depan Pasar Jombang yaitu langsung berhadapan
dengan jalan raya sehingga TPS yang berada di depan Pasar juga menjadi salah satu
penyebab kawasan sekitar Pasar Jombang menjadi semakin tidak teratur karena
banyak sampah yang berserakan disekitarnya, disamping perilaku angkot yang suka
berhenti sembarangan.

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi
kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat, seperti berikut : (1)
a. Pengaruh terhadap kesehatan
 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai
tempat berkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau tikus.
 Insidensi penyakit demam berdarah dengue akan meningkat karena vektor
penyakit hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban
bekas yang berisi air hujan.
 Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan
misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca dan sebagainya.
 Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stress dan lain –
lain.

b. Pengaruh terhadap lingkungan


 Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.
 Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas –
gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
 Pembakaran sampah dapt menimbulkan pencemaran udara dan bahaya
kebakaran yang lebih luas.
5

 Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan


aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal.
 Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan
banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau
sumur dangkal.
 Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat, seperti
jalan, jembatan dan saluran air.

c. Terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat


 Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial
budaya masyarakat setempat.
 Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat
dan hasrat orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
 Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan
pihak pengelola (misalnya, kasus TPA Bantargebang, Bekasi).
 Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehingga
produktifitas masyarakat menurun.
 Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar
sehingga dana untuk sektor lain berkurang.
 Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah wisatawan
yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat setempat.
 Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun
dan tidak memiliki nilai ekonomis.
 Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan kemacetan lalu lintas
yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.

Berdasarkan hasil survey awal yang penulis lakukan di lingkungan Pasar Jombang,
penulis mengamati masih adanya terlihat sampah berserakan disekitar los atau kios
pedagang dan tidak semua pedagang menyediakan kantong tempat pewadahan sampah
6

yang memadai (kuat, kedap air, dan tertutup), juga pengumpulan sampah tidak ada
pemisahan antara sampah organik dan anorganik.

Tempat pewadahan sampah yang digunakan oleh sebagian pedagang menggunakan


pewadahan yang terbuat dari keranjang anyaman sehingga terlihat sampah disekitaran
tempat pewadahan sampah yang menyebabkan tempat tersebut kotor yang dapat
menjadikan tempat berkembang biaknya vektor penyakit utama lalat. Dan tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) berupa bak container yang tidak diberi tutup.

Penulis juga melakukan observasi kepada beberapa pedagang dan penulis menemukan
kurangnya partisipasi pedagang dalam bekerjasama mengatasi masalah pengelolaan
sampah di lokasi Pasar Jombang, karena setiap pedagang merasa setelah membayar
iuran restribusi, masalah mengenai sampah telah diatasi oleh petugas kebersihan
terkait.
Sehubung dengan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian
untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Ketersediaan Sarana Dan
Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Sampah Di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan Tahun 2021”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan, Sikap, Ketersediaan
Sarana dan Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2021?”
7

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana serta


partisipasi pedagang dalam hal pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik individu (jenis kelamin, umur dan


tingkat pendidikan) di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pedagang dalam pengelolaan sampah
di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan.
3. Untuk mengetahui tingkat sikap pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar
Jombang, Kota Tangerang Selatan.
4. Untuk mengetahui tingkat ketersediaan sarana dalam pengelolaan sampah di
Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan.
5. Untuk mengetahui tingkat partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di
Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan.
6. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pedagang dengan tingkat
partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang, Kota
Tangerang Selatan.
7. Untuk mengetahui hubungan tingkat sikap pedagang dengan tingkat partisipasi
pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang, Kota Tangerang
Selatan.
8. Untuk mengetahui hubungan tingkat ketersediaan sarana dengan tingkat
partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang, Kota
Tangerang Selatan.
8

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, serta keterbatasan dalam waktu
maka ruang lingkup dari penulisan skripsi ini adalah untuk melihat hubungan antara
pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana dan partisipasi pedagang dalam pengelolaan
sampah di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan Tahun 2021.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Penulis

Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan, serta menambah
pengalaman, pengetahuan dalam menganalisis permasalahan dalam bidang kesehatan
lingkungan.

1.5.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah referensi kepustakaan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya.

1.5.3 Manfaat Bagi Pasar Jombang

Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pengelola Pasar Jombang, Kota


Tangerang Selatan, juga sebagai saran dalam meningkatkan pengawasan tentang
kesehatan lingkungan sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan secara
optimal khususnya dalam pengurangan dan pengelolaan sampah di Pasar Jombang,
Kota Tangerang Selatan.
9

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan memperoleh gambaran secara


menyeluruh mengenai penelitian ini, maka penulis memberikan gambaran penyajian
hasil penelitian yang disusun dalam sistematika sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan pendahuluan dari penelitian yang mencakup latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini, penulis menguraikan tinjauan pustaka meliputi teori - teori yang
berkenaan dalam menunjang penelitian dan memuat teori - teori yang
berhubungan dengan pokok pembahasan.

BAB 3 GAMBARAN UMUM


Pada bab ini dijelaskan mengemukakan tentang gambaran umum yang meliputi
sejarah, lokasi tempat penilitian, struktur organisasi, sarana kesehatan
lingkungan dan kegiatan/Proses.

BAB 4 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP


Pada bab ini dijelaskan kerangka teori, kerangka konsep penelitian, karakteristik
sampel, hipotesis dan kemudian dibuat suatu definisi operasional dari variable -
variabel yang telah ditentukan.

BAB 5 METODE PENELITIAN


Pada bab ini dijelaskan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi
dan sampel, populasi, sampel, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.
10

BAB 6 HASIL IDENTIFIKASI


Dalam bab ini penulis menguraikan tentang hasil penelitian yang diperoleh
mengenai penelitian ini.

BAB 7 PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pembahasan dari hasil penelitian yang
diperoleh mengenai penelitian ini.

BAB 8 PENUTUP
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior). (4)
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan. (4)
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab ittu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Contoh : dapat
menyebutkan tanda – tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat
menjelaskan mengapa harus makan – makanan yang bergizi.

11
12

3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum , rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Misalnya dapat menggunakan rumus statistic dalam perhitungan –
perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus
pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat mengambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelomppokkan, dan
sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formuasi – formulasi yang ada. Misalnya, dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan
dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria – kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara
13

anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi
terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab – sebab mengapa
ibu – ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.

2.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni


pendidikan, pekerjaan, umur, dan informasi, serta pendapatan juga mempengaruhi
pengetahuan. (5)

1) Pendidikan
Pendidikan menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi
pola pikir, sikap dan tindakan dalam menghadapi suatu permasalahan yang timbul
khususnya dalam masalah pekerjaan. Orang yang memiliki tingkat pendidikan
lebih tinggi pada umumnya lebih tanggap dalam mengatasi masalah yang
dihadapi, dari pada orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

2) Pekerjaan
Seseorang yang menekuni suatu bidang pekerjaan maka akan memiliki
pengetahuan tentang segala sesuatu yang dikerjakan. Pekerjaan dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang karena lingkungan pekerjaan dapat
memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada seseorang baik langsung
maupun tidak langsung. Semakin lama masa kerja seseorang maka semakin
bertambah pula pengetahuan yang ia miliki.

3) Umur
Menyatakan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah juga keinginan untuk pengetahuannya. Umur 18 - 40 tahun adalah umur
yang lebih cepat menerima suatu pengetahuan. (6)
14

4) Sumber Informasi
Sumber informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang
memiliki tingkat pendidikan yang rendah tetapi mendapatkan informasi yang baik
dari suatu media informasi seperti radio, televise, surat kabar dan lain – lain maka
hal tersebut akan meningkatkan pengetahuan seseorang. (5)

5) Pendapatan
Semakin rendah pendapatan seseorang atau keluarga dapat mempengaruhi tingkat
pendidikannya yang menyebabkan rendahnya pengetahuan. Begitu juga
sebaliknya bahwa semakin tinggi pendapatannya maka semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dapat ditempuh sehingga semakin tinggi pula pengetahuannya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang


menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan – tingkatan di atas. (4)

2.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutipkan
sebagai berikut (4)
“ an individual’s social attitude is a syndrome of response consistency with
regard to social object “ (Campbell, 1950).
“ attitude entails an existing predisposition to response to social objecs which
in interaction with situational and other dispositional variables, guides and direct the
overt behavior of the individual “ (Cardno, 1995).
Dari batasan – batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat
15

emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku
yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. (4)
Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut.
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi

Reaksi
Stimulus Proses Stimulus
Tingkah Laku
Rangsangan
(terbuka)

Sikap (tertutup)

a. Komponen pokok sikap


Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai
tiga komponen pokok.
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah
mendengar tentang penyakit polio (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya dan
sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya
anaknya tidak terkena polio. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut
bekerja sehingga ibu tersebut berniat mengimunisasikan anaknya untuk mencegah
16

supaya anaknya tidak terken polio. Ibu ini mempunyai sikap tertentu terhadap objek
yang berupa penyakit polio. (4)
b. Berbagai tingkatan sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.
(4)
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi
dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah –
ceramah tentang gizi.

2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarrti
bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu
yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya)
untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan
tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai
sikap positif terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (responsible)


Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu
mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tentangan dari mertua
atau orang tuanya sendiri.
17

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap
suatu objek. Misalnya, bagaimana pendapat anda tentang pelayanan dokter di Rumah
Sakit Cipto? Secara langsung dilakukan dengan pernyataan – pernyataan hipotesis,
kemudian ditanyakan pendapat responden. Misalnya, apabila rumah ibu luas, apakah
boleh dipakai untuk kegiatan posyandu? Atau, saya akan menikah apabila saya sudah
berumur 25 tahun (sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). (4)

2.3 Karakteristik Perilaku

1. Jenis kelamin
Penggolongan jenis kelamin terbagi menjadi laki – laki dan perempuan.
Perempuan hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik atau
kekuatan otot laki – laki. Perbedaan diantara laki – laki dan perempuan meliputi:
a) Fisik, yaitu ukuran kekuatan tubuh
b) Biologis, yaitu adanya ukuran fungsi kewanitaan seperti haid, kehamilan,
melahirkan dan menopause pada perempuan

Menurut (Suma'mur, 2009) Secara fisik, ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga
perempuan relatif kurang jika dibandingkan dengan laki – laki. Kenyataan ini
sebagai akibat dari pengaruh hormonal yang berbeda pada laki – laki dan
perempuan.

Studi yang dilakukan oleh Moningka (2000) dalam (Maulina, 2012) tentang
Community Participation in Solid Waste Management menemukan fakta
bahwa perempuan memiliki peranan besar dalam pengelolaan sampah, yaitu:
manajer dalam rumah tangga; bertanggung jawab dalam kebersihan di dalam dan
di sekitarnya, membayar biaya pengumpulan sampah, dan menstimulus partisipasi
anggota masyarakat lainnya.
18

2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan menurut (Nasional, 2008) adalah proses perubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam teori Lawrence Green, seperti yang
dikutip oleh (Notoatmodjo, Ilmu Perilaku Kesehatan, 2010) juga mengatakan
bahwa pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
perilaku. Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan. (4)

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum,


seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
lebih luas dalam hal ini pengetahuan tentang pembuangan dan pengelolaan
sampah, dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
(23)

Pendidikan Dasar < 9 tahun, dikategorikan pendidikan rendah, yaitu SD dan SMP.
Pendidikan Dasar > 9 tahun, dikategorikan pendidikan tinggi, yaitu SMA dan PT.
(23)

3. Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.
Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau
pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman
sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain. (6)
Umur adalah salah satu determinan yang sering muncul. Umur yang sudah tua
(lansia) akan lebih cenderung lebih rentan untuk mengangkut yang berat dan umur
yang lebih muda akan mampu mengangkut yang berat. Umur digolongkan
menjadi 3 bagian umur, yaitu muda (< 25 tahun), prima (25 - 44 tahun) dan tua (>
44 tahun) menurut WHO (1999 : 33).
19

2.4 Ketersediaan Sarana

Ketersediaan sarana pembuangan sampah adalah kesiapan (ada atau tidaknya) tempat
sampah (wadah sampah) yang dapat menampung sampah yang dihasilkan. Wadah
sampah atau tong sampah adalah tempat penampungan sampah secara terpilah dan
menentukan jenis sampah. Tong sampah merupakan salah satu sarana dan prasarana
penunjang serta sebagai alat dalam pengelolaan sampah. (7)

Pedoman Penyelengaraan Pasar Sehat menjelaskan persyaratan lingkungan pasar yaitu


upaya pengamanan dalam hal pengelolaan sampah, ada beberapa ketentuan, yakni
sebagai berikut : (8)

1) Setiap kios/los/lorong tersedia tempat sampah terpilah (organic, anorganik dan


residu).
2) Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup
dan mudah dibersihkan.
3) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah
dipindahkan.
4) Tersedia tempat penampungan sementara (TPS) yang terpilah antara organic,
anorganik dan residu, kuat atau container, kedap air, mudah dibersihkan, mudah
dijangkau petugas pengangkut sampah.
5) TPS tidak menjadi tempat perindukan vektor penular penyakit.
6) Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari
bangunan pasar.
7) Sampah diangkut maksimal 1 x 24 jam ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
8) Pengelolaan sampah dengan metode 3R (reduce, reuse, recycle).

Menurut SNI 03 – 3243 – 2008 kontainer atau wadah sampah merupakan tempat untuk
menyimpan sampah sementara di sumber sampah. Pewadahan sampah adalah suatu
cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang
ketempat pembuangan akhir. Tujuan utama dari pewadahan adalah untuk menghindari
20

terjadinya sampah yang berserakan sehingga mengganggu lingkungan dari segi


kesehatan, kebersihan dan estetika. Serta memudahkan proses pengumpulan sampah
dan tidak membahayakan petugas pengumpulan sampah, baik petugas kota maupun
dari lingkungan setempat. (9)

2.5 Partisipasi

Partisipasi adalah peran serta aktif anggota masyarakat dalam berbagai jenjang
kegiatan. Dilihat dari konteks pembangunan kesehatan, partisipasi adalah keterlibatan
masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk menjalin kemitraan diantara masyarakat
dan pemerintah dalam perencanaan, implementasi dan berbagai aktifitas program
kesehatan mulai dari pendidikan kesehatan, pengembangan program kemandirian
dalam kesehatan sampai dengan mengontrol perilaku masyarakat dalam menanggapi
teknologi dan insfrastruktur kesehatan. (3)
Partisipasi dapat dirumuskan kedalam tiga dimensi yakni : (3)

1. Keterlibatan semua unsur atau keterwakilan kelompok (group representation)


dalam proses pengambilan keputusan.

2. Kontribusi masa sebagai pelaksana/implementor dari keputusan yang diambil.


Setelah keputusan diambil, ada tiga kemungkinan reaksi masyarakat yang
muncul, yaitu melaksanakannya, secara terbuka menolaknya dan tidak secara
terbuka menolak, namun menunggu perkembangan yang terjadi.

3. Anggota masyarakat secara bersama – sama menikmati hasil dari program


yang dilaksanakan.

Menurut Notoatmodjo yang dikutip dari Cary (1970) mengatakan, bahwa partisipasi
dapat tumbuh jika tiga kondisi berikut terpenuhi : (3)
1. Merdeka untuk berpartisipasi, berarti adanya kondisi yang memungkinkan
anggota – anggota masyarakat untuk berpartisipasi.
21

2. Mampu untuk berpartisipasi, adanya kapasitas dan kompetensi anggota


masyarakat sehingga mampu untuk memberikan sumbangan saran yang
konstruktif untuk program.
3. Mau berpartisipasi, kemauan atau kesediaan anggota masyarakat untuk
berpartisipasi dalam program.

2.5.1 Metode Partisipasi Masyarakat

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengajak atau menumbuhkan partisipasi
masyarakat, pada dasarnya ada dua cara, yaitu : (10)

1. Partisipasi dengan paksaan (Enforcement participation)


Artinya memaksa masyarakat untuk kontribusi dalam suatu program, baik
melalui perundang – undangan, peraturan – peraturan maupun dengan perintah
lisan saja. Cara ini akan lebih cepat hasilnya dan mudah. Tetapi masyarakat
akan takut, merasa dipaksa dan kaget, karena dasarnya bukan kesadaran
(awareness), tetapi ketakutan. Akibatnya lagi masyarakat akan mempunyai
rasa memiliki terhadap program.

2. Partisipasi dengan persuasi dan edukasi


Partisipasi dengan persuasi dan edukasi yaitu suatu partisipasi yang didasari
pada kesadaran. Sukar ditumbuhkan dan akan memakan waktu yang lama.
Tetapi bila tercapai hasilnya ini akan mempunyai rasa memiliki dan rasa
memelihara. Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan
sebagainya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.5.2 Elemen – elemen Partisipasi Masyarakat

Beberapa jenis elemen partisipasi dalam masyarakat yakni sebagai berikut : (10)
22

1. Motivasi
Persyaratan utama masyarakat untuk berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa
motivasi masyarakat sulit untuk berpartisipasi di segala program. Timbulnya
motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya merangsangnya
saja.

2. Komunikasi
Suatu komunikasi yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan, ide dan
informasi masyarakat. Media massa seperti TV, radio, poster, film dan
sebagainya. Sebagian adalah sangat efektif untuk menyampaikan pesan yang
akhirnya dapat menimbulkan partisipasi.

3. Kooperasi
Kerjasama dengan instansi – instansi di luar kesehatan masyarakat dan instansi
kesehatan sendiri adalah mutlak diperlukan. Terjelmanya team work antara
mereka ini akan membantu menumbuhkan partisipasi.

4. Mobilitas
Hal ini berarti bahwa partisipasi itu bukan hanya terbatas pada tahap
pelaksanaan program. Partisipasi masyarakat dapat dimulai se awal mungkin
sampai ke akhir mungkin, dari identifikasi masalah, menentukan prioritas,
perencanaan, program, pelaksanaan sampai dengan monitoring program.

2.5.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Undang – undang No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah juga menekankan
pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. (11)
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Damanhuri (2010), bahwa pengelolaan
sampah tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga mencakup aspek non teknis
seperti cara mengorganisir, mengatur, membiayai dan melibatkan masyarakat
23

penghasil sampah sehingga dapat ikut berpartisipasi. Sebab masyarakat pada


hakekatnya adalah sumber awal penumpukan sampah. (12)
Partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah meliputi kebiasaan mengumpulkan
sampah, menegur orang membuang sampah sembarangan, membicarakan masalah
kebersihan, membayar restribusi sampah pasar, membuang sampah pada tempatnya,
menjaga kebersihan sampah ditempat berusaha, menyediakan tempat sampah sendiri,
bersama pedagang lain bekerjasama mengatasi masalah sampah dan melakukan
evaluasi bersama terhadap kebersihan dilingkungan mereka. (13)

2.6 Sampah

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,
atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya. (1)

2.6.1 Jenis – jenis sampah

Jenis – jenis sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yakni : (1)
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya :
1) Organik, misalnya daun, sayur dan buah.
2) Anorganik, misalnya plastik, kaca dan abu.
2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar :
1) Mudah terbakar, misalnya kertas, plastik dan kayu.
2) Tidak mudah terbakar, misalnya kaca dan besi.

3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk :


1) Mudah membusuk, misalnya sisa makanan, potongan daging dan sayur.
2) Sulit membusuk, misalnya plastik, karet dan kaca.

4. Berdasarkan bentuknya :
1) Sampah padat, misalnya sisa – sisa makanan, hewan dan kotoran.
24

2) Sampah cair, misalnya buangan pabrik, urin dan air buangan.


3) Sampah gas, misalnya asap knalpot kendaraan, cerobong asap pabrik.

5. Berdasarkan jenisnya :
1) Sampah organik, terdiri atas berbagai jenis sampah yang sebagian besar
mengandung senyawa organic.
2) Sampah anorganik, terdiri atas berbagai jenis sampah yang tersusun oleh
senyawa anroganik seperti botol dan logam.

2.6.2 Jenis Sampah Pasar

Jenis – jenis sampah pasar mempunyai variasi seperti pada los, tokko yang terdapat di
pasar, secara umum jenis sampah pasar berasal dari : (14)
1. Los/Kios Pedagang Bahan Mentah
Jenis sampah yang dihasilkan sebagian besar sampah organik, yaitu sisa – sisa
sayuran, buah dan daging.

2. Los/Kios Pedagang Pasar Kering


Jenis sampah yang dihasilkan bervariasi, antara lain kertas, plastik, kerdus dan
sterofoam.

3. Pertokoan Tekstil
Jenis sampah yang dihasilkan diantaranya sampah tekstil, kertas dan plastik.

4. Kantor Pengelola
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya kertas dan plastik.

2.6.3 Sumber – sumber Sampah

Sumber sampah yang ada di permukiman bumi ini dapat berasal dari beberapa
sumber, yakni : (1)
25

1. Permukiman Penduduk
Sampah di suatu permukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa
keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa
atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa
proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering
(rubbish), abu atau sampah sisa tumbuhan.

2. Tempat Umum dan Tempat Perdagangan


Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang
dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa - sisa makanan
(garbage), sampah kering, abu, sisa - sisa bahan bangunan, sampah khusus,
dan terkadang sampah berbahaya.

3. Sarana Layanan Masyarakat Milik Pemerintah


Sarana layanan masyarakat yang dimaksud di sini, antara lain, tempat hiburan dan
umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (rumah sakit
dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur,
dan sarana pemerintah yang lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan
sampah khusus dan sampah kering.

4. Industri Berat dan Ringan


Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri
kayu, industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum,
dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses
bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah
basah, sampah kering, sisa - sisa bangunan, sampah khusus, dan sampah
berbahaya.
26

5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun,
ladang, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan - bahan makanan
yang telah membusuk, sampah pertanian,pupuk, maupun bahan pembasmi
serangga tanaman.

2.6.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah

Jumlah sampah baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai
kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting diantaranya : (15)

1. Jumlah penduduk
Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk, semakin
banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju
pertambahan penduduk.

2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.


Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika
dibandingkan dengan truk.

3. Keadaan sosial ekonomi.


Semakin tinggi keadaan social masyarakat, semakin banyak jumlah per kapita
sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak
dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang
tersedia, peraturan yang berlaku, serta kesadaran masyarakat akan persoalan
persampahan.

4. Kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena
pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk
manufaktur yang semakin beragam pula.
27

2.6.5 Pengaruh Sampah Terhadap Lingkungan

Pengaruh dari sampah terhadap lingkungan yakni : (1)


1. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.
2. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas – gas
tertentu yang menimbulkan bau busuk.
3. Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya
kebakaran yang lebih luas.
4. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air aka menyebabkan aliran
air terganggu dan saluran air menjadi dangkal.
5. Apabila musim hujan dating, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir
dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal.
6. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat, seperti jalan,
jembatan dan saluran air.

2.6.6 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek yang


langsung dan tidak langsung. Yang dimaksud dengan efek langsung adalah efek yang
disebabkan karena kontak langsung dengan sampah tersebut. Misalnya, sampah
beracun, korosif, karsinogenik dan lain - lainnya. Pengaruh tidak langsung dapat
dirasakan masyarakat yaitu dari proses pembusukan, pembakaran, dan
pembuangan sampah. Efek tidak langsung lainnya berupa penyakit pembawa
vector yang berkembang biak di dalam sampah. (10)

Dengan penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk
bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Dampak ini memberikan potensi penyakit
yang dapat ditimbukan yang berbahaya bagi kesehatan yaitu: (16)
28

1) Penyakit diare, kolera dan tifus. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat
karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur dengan air minum.
2) Penyakit jamur. Penyakit ini dapat juga menyebar seperti jamur kulit.
3) Penyakit cacingan. Penyakit ini dapat menyebar melalui rantai makanan.

2.7 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 adalah kegiatan yang sistemis,
menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Untuk dapat mewujudkan visi pengembangan sistem pengelolaan
persampahan maka dirumuskan beberapa misi, yakni : (11)

1. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang


berkelanjutan.
2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan
persampahan.
3. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia
usaha/swasta.
4. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem
pengelolaan persampahan sesuai prinsip good and cooperate govermance.
5. Mobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan sistem
pengelolaan persampahan.
6. Menegakkan hukum dan melengkapi peraturan perundangan untuk
meningkatkan sistem pengelolaan persampahan.

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari smapah tersebut
akan hidup berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, dan juga
binatang serangga sabagai pemindahan atau penyebaran penyakit (vektor). Oleh sebab
itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak menggaggu atau
29

mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, bukan hanya untuk
kepentingan kesehatan saja tetapi juga untuk keindahan lingkungan. (17)
Cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut : (18)
1. Pengumpulan dan Penyimpanan di Tempat Sumber
Sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, pasar, dan
sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini
tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan
dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Dari tempat
penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam dipo
(ruma sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk
menampung sampah rumah tangga. Pengelolaannya dapat diserahkan pada
pihak pemerintah.

2. Tahap Pengangkutan
Dari dipo, sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan
sampah dengan menggunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh
Dinas Kebersihan Kota kemudian diangkut ke TPA.

3. Tahap Pemusnahan
Didalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan, antara lain; ditanam (landfill), dibakar (inceneration), dan
dijadikan pupuk (composting).

2.8 Pasar

Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu
baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,
plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. (Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar
Tradisional, 2007).
30

Pasar sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang


Perdagangan adalah lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi perdagangan.

Pasar memiliki posisi yang sangat penting untuk menyediakan pangan yang aman,
dan pasar dipengaruhi oleh keberadaan produsen, pemasok, penjual, konsumen,
manajer pasar, petugas yang berhubungan dengan kesehatan dan tokoh masyarakat.
Oleh karena itu, komitmen dan partisipasi aktif para stakeholder dibutuhkan untuk
mengembangkan Pasar Sehat. (19)
Pengembangan pasar sehat adalah strategi sebagai upaya untuk memperkuat
biosecurity pada rantai pangan yang akan meningkatkan keamanan pangan sejak
produksi hingga konsumsi, mendidik produsen, pemasok, pedagang dan konsumen,
dan sebagai konsekuensinya, kesadaran mereka akan meningkatkan terhadap resiko
keamanan pangan, seperti kontaminasi silang penularan flu burung dan peyakit –
penyakit berbasis lingkungan lainnya yang dapat dihantarkan atau ditularkan oleh
pangan dan perilaku berisiko tinggi lainnya. (20)

2.8.1 Jenis Pasar

Jenis pasar terbagi menjadi :

1. Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang berlokasi permanen, di dalamnya terdapat


pengelola, sebagian besar barang yang diperjualbelikan adalah kebutuhan dasar
sehari - hari dengan praktek perdagangan dan fasilitas infrastruktur yang
mendukung, dan ada interaksi langsung antara penjual dan pembeli. (Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman pelenggaraan pasar sehat, 2008).
31

2. Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang – barang diperjual
belikan dengan harga yang pas dan dengan layanan tersendiri. Tempat berlangsungnya
pasar ini adalah mall, plaza dan tempat – tempat modern lainnya. Arti modern disinii
adalah penataan barang menurut keperluan yang sama dikelompokkan pada bagian
yang sama yang dapat dilihat dan diambil langsung oleh pembeli, penggunaan alat
pendingin udara dan adanya pramuniaga professional. (20)
BAB 3
GAMBARAN UMUM

3.1 Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pasar Jombang yang terletak di Jalan Raya Jombang
No. 41, Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. 15414

3.2 Sejarah Pasar Jombang

Pasar Jombang merupakan pasar yang telah ada sejak jaman penjajahan pada saat itu
luasnya 10.000 m2, setelah masa kemerdekaan pasar ini tetap berlangsung hingga
sekarang. Mulai tahun 1990 pengelolaan pasar dibawah Dinas Pasar Kabupaten
Tangerang, dan dibangunlah pasar ini mulai tahun 1998 – 1999 dengan bangunan
yang sampai saat ini masih berdiri kokoh selama + 22 tahun dan pada tahun 2004
pengelolaan mengalami perubahan menjadi BUMD (Badan Usaha Milik Daerah).
Setelah itu ada pemekaran Tangerang Selatan berdiri yang menyebabkan Tangerang
Selatan pisah dari Kabupaten Tangerang, lalu pada tahun 2017 pasar diserahkan ke
Dinas Perindustrian dan Perdagangan sampai saat ini.
Saat ini Pasar Jombang mengalami perubahan luas yaitu menjadi 6.000 m2, akibat
pembangunan tol disekitar area Pasar dengan jumlah 370 kios, 20 los dan lapak + 200.

3.3 Struktur Organisasi

Bagan Struktur Organisasi Pengelola Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan Tahun
2021 yakni :

32
33

GAMBAR 3.1

STRUKTUR ORGANISASI PASAR JOMBANG


KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

Kepala Pasar
Odih Fajar H

Bag. Administrasi
Odih Fajar H

Koor Angkut
Koor Keamanan Koor Pesapon Sampah
Asnari Boyong Aftar Berdian Syafei

ANGGOTA
Sumber : Data Sekunder Profil Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan Tahun 2021

3.4 Fasilitas Sarana Kesehatan Lingkungan

3.4.1 Fasilitas Umum

Jumlah MCK : 2 Unit


Sumber Air : Air Tanah
Kapasitas TPS : 2 Arm roll (6 m3)
34

3.4.2 Sarana Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan


Tahun 2021

Sarana pengelolaan sampah yang digunakan di Pasar Jombang, Kota Tangerang


Selatan Tahun 2021 sebagai berikut :

TABEL 3.1

SARANA PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR JOMBANG


KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No Sarana dan Prasarana

1. Bak Sampah

2. Alat Kebersihan

3. Gerobak Sampah

4. TPS
Sumber : Data Sekunder

3.5 Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan Tahun 2021

3.5.1 Proses Pewadahan

Sampah yang berasal dari para pedagang biasanya dilakukan dengan tahap pertama
yaitu pewadahan, pewadahan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan
dilakukan oleh pedagang dengan sarana tempat sampah yang disediakan oleh masing
– masing pedagang kios/los dagangannya. Pewadahan yang digunakan untuk
pedagang rata – rata menggunakan keranjang anyaman, namun ada juga yang tidak
menggunakan tempat melainkan langsung di taro bawah pojok meja dagangan para
pedagang. Karena pihak pengelola pasar tidak menyediakan tempat sampah untuk
masing – masing pedagang.
35

3.5.2 Proses Pengumpulan dan Pengangkutan

Sampah yang telah dilakukan pewadahan akan dikumpulkan oleh para penyapu atau
petugas kebersihan dan diangkut ke bak arm roll atau Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS), dimana para pedagang di wajibkan oleh pengelola pasar membayar
iuran sampah sebesar Rp. 2.000,00 kepada para penyapu. Setelah itu sebelum masuk
ke dalam bak arm roll maka dilakukan pemilahan untuk barang – barang yang masih
bisa digunakan kembali seperti botol plastik , kardus dan sebagainya. Kemudian
sampah yang sudah berada di bak arm roll atau TPS akan diangkut ke TPA oleh Dinas
Kebersihan yang berada di daerah Serpong setiap jam 05.00 pagi.

3.6 Sistem Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan


Tahun 2021

GAMBAR 3.2

ALUR PENGELOLAAN SAMPAH


DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

 SAMPAH  KERANJANG GEROBAK TPS BERUPA TPA SERPONG


DARI BAMBU SAMPAH BAK ARM (diangkut setiap
PEDAGANG  KARUNG ROLL 6m2 jam 05.00 pagi)
PASAR PLASTIK
 PENGUNJUNG BEKAS
PASAR  KERANGJANG
PLASTIK
Pengangkutan Pengangkutan

Fase Fase Disposal


Sumber
Pewadahan Pengumpulan
sampah

Sumber : Data Terolah Tahun 2021


BAB 4
KERANGKA KONSEP

4.1 Kerangka Teori

Berdasarkan dasar teori yang telah diuraikan, maka kerangka teori yang dipakai dalam
penelitian ini menurut L. Green yang dikutip oleh Notoatmodjo adalah sebagai berikut:

GAMBAR 4.1

KERANGKA TEORI PENELITIAN

Karakteristik Individu :
1. Jenis kelamin
2. Tingkat pendidikan
3. Umur

Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
Perilaku

Faktor Pendukung :
1. Ketersediaan Sarana
2. Pendapatan Keluarga

Faktor Pendorong :
1. Pengawasan
2. Peraturan
3. Pembiayaan

36
37

4.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang digunakan maka peneliti merumuskan kerangka


konsep penelitian menjadi beberapa bagian seperti sebagai berikut :

GAMBAR 4.2

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Karakteristik Individu :
1. Jenis kelamin
2. Tingkat pendidikan
3. Umur

Baik
Partisipasi Pedagang dalam
Faktor Predisposisi :
Pengelolaan Sampah di Pasar
1. Pengetahuan Jombang, Kota Tangerang Tidak
Selatan Baik
2. Sikap

Faktor Pendukung :
1. Ketersediaan Sarana
38

4.3 Definisi Operasional

Untuk mempermudah pengertian dan pemahaman dalam penulisan maka penulis


memberikan batasan – batasan istilah yang digunakan untuk variable yang diamati
penelitian sebagai berikut :

TABEL 4.1

DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN

Variabel Definisi Operasional Cara Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Pengukuran Ukur

Variabel Bebas (Independent)

Jenis kelamin Perbedaan biologis Wawancara Kuesioner 1 = laki – Nominal


antara pria dan wanita laki
di Pasar Jombang,
2 =
Kota Tangerang
perempuan
Selatan.

Umur Usia pedagang yang Wawancara Kuesioner 1 = <25 Ordinal


terhitung mulai saat tahun
dilahirkan sampai
2 = 25 – 44
berulang tahun di
tahun
Pasar Jombang, Kota
Tangerang Selatan. 3 = >44
tahun

Tingkat Ijazah terakhir yang Wawancara Kuesioner 1 = rendah, Ordinal


pendidikan diperoleh pedagang jika <9
dalam jenjang tahun (SD
pendidikan formal dan SMP)
39

diselesaikan oleh 2 = tinggi,


pedagang di Pasar jika >9
Jombang Kota tahun (SMA
Tangerang Selatan. dan PT)

Pengetahuan Pemahaman pedagang Wawancara Kuesioner 0 = Tidak Ordinal


dalam pengelolaan baik, jika
sampah di area kios penilaian
dan los di Pasar kuesioner
Jombang, Kota dengan
Tangerang Selatan. nilai 0-10

1 = Baik,
jika
penilaian
kuesioner
dengan nilai
11-20

Sikap Tanggapan respon Wawancara Kuesioner 0 = Tidak Ordinal


pedagang dalam baik, jika
pengelolaan sampah di penilaian
area kios dan los di kuesioner
Pasar Jombang, Kota dengan
Tangerang Selatan. nilai 0-5
1 = Baik,
jika
penilaian
kuesioner
dengan
nilai 5-10
40

Ketersediaan Tersedianya sarana Observasi Checklist 0 = Tidak Ordinal


sarana pengelolaan sampah memadai,
pengelolaan seperti tempat sampah jika
sampah (box sampah, penilaian
keranjang sampah, checklist
tong sampah) di Pasar <70%
Jombang, Kota 1=
Tangerang Selatan. Memadai,
jika
penilaian
checklist
>70%

Variabel Definisi Operasional Cara Alat Ukur Hasil ukur Skala


Pengukuran ukur

Variabel Terikat (dependent)

Partisipasi Keterlibatan pedagang Wawancara Kuesioner 0 = Tidak Ordinal


Pedagang dalam ikut serta baik, jika
dalam bertanggung jawab baik penilaian
Pengelolaan aktif maupun pasif untuk kuesioner
Sampah mewujudkan kebersihan dengan
lingkungan, dengan nilai 0-5
indikator : 1 = Baik,
jika
1) Penyediaan tempat
penilaian
sampah
kuesioner
2) Pembuangan sampah
dengan
3) Pembayaran
nilai 6-10
restribusi
BAB 5
METODE PENELITIAN

5.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross


sectional, yaitu data yang berhubungan dengan variabel independen dan variabel
dependen diamati dalam waktu yang bersamaan. (21)

5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

5.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pasar Jombang yang terletak di Jalan Raya Jombang
No. 41, Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. 15414

5.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Juni Tahun 2021.

5.3 Populasi dan Sampel

5.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah suatu populasi menunjukkan pada seklompok seubjek yang menjadi
objek atau sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang
di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan sebanyak 119 pedagang. (21)
Populasi pedagang di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan dalam penelitian ini,
sebagai berikut :

41
42

TABEL 5.1

JUMLAH PEDAGANG BERDASARKAN JENIS DAGANGAN


DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No Jenis Dagangan Jumlah Pedagang

1. Sayur mayur 40

2. Ikan 20

3. Daging ayam 17

4. Daging sapi 8

5. Buah – buahan 15

6. Telur 7

7. Beras 6

8. Kebutuhan rumah tangga 6

Jumlah 119

Sumber : Data Sekunder, Tahun 2020

5.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi perwakilan dari populasi penelitian. (22). Penelitian mengambil
jumlah sampel dengan rumus Slovin sebagai berikut :

N
n=
1+N ( d2 )
43

Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = presisi (ketetapan yang diinginkan) = 10% (0,1)
Dari rumus di atas diperoleh besar sampel :
N
n = 1+N ( d2 )
119
n=
1 +119 ( 0,12 )
119
n = 1 +119 ( 0,01)
119
n = 2,19

n = 54, 33  54 orang pedagang

Dari data perhitungan sampel di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian sebanyak
54 orang. Namun, untuk menghindari terjadinya sampel Drop Out atau kurang, maka
peneliti menambahkan 10%, sehingga besar sampel yang akan diambil menjadi 59
orang ( dibulatkan menjadi 60 orang).

Kemudian ditentukan jumlah masing – masing sampel menurut jenis pedagang secara
Ni
proportionate random sampling dengan rumus : ni = N x n (Riduan dan Akdon, 2009:

254).

Keterangan :
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
44

TABEL 5.2

JUMLAH SAMPEL PEDAGANG BERDASARKAN JENIS DAGANGAN


DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No Jenis Pedagang Jumlah pedagang Sampel

1. Sayur mayur 40 21

2. Ikan 20 10

3. Daging ayam 17 8

4. Daging sapi 8 4

5. Buah – buahan 15 7

6. Telur 7 4

7. Beras 6 3

8. Kebutuhan rumah tangga 6 3

Jumlah 119 60

5.3.3 Teknik Sampel

Teknik sampling adalah cara dalam mengambil sampel penelitian sehingga sampel
tersebut dapat mewakili populasinya. (21)
Pada penelitian ini cara pengambilan sampel yaitu menggunakan probability sampling
dengan teknik simple random sampling. Bahwa setiap anggota atau unit dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.
45

Pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan memiliki 119 pedagang.


Berdasarkan perhitungan sampel maka peneliti mengambil sampel 60 pedagang
dengan cara lotre secara acak.

5.3.4 Karakteristik Sampel

Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :


a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan karakteristik yang harus dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat dijadikan sampel. (21)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yakni :


1. Pedagang yang berjualan dan tercatat oleh pihak pengelola Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan.
2. Pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan yang bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden.
3. Pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan yang dalam keadaan
sehat jasmani dan rohani.

b) Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan karakteristik populasi yang tidak dapat dijadikan
sampel. (21)

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yakni :


1. Pedagang yang tidak tercatat oleh pihak pengelola Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan.
2. Pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan yang tidak bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden.
3. Pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan yang tidak dapat
ditemui pada saat penelitian.
4. Pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang yang sedang sakit.
46

5.4 Pengumpulan Data

5.4.1 Data Primer

Data primer, data yang dikumpulkan oleh peneliti dan diperoleh penulis secara
langsung dengan cara melakukan wawancara menggunakan kuesioner kepada
pedagang Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan untuk diisi secara langsung dan
melakukan observasi dengan pengamatan langsung untuk melihat ketersediaan sarana
dan partisipasi pedagang di Pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan.

5.4.2 Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data dan dokumen yang dimiliki oleh pihak
pengelola pasar Jombang, Kota Tangerang Selatan dan kepustakaan yang menunjang
yang berhubungan dalam penelitian ini.

5.5 Pengolahan dan Analisis Data

5.5.1 Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul kemudian harus dilakukan pengolahan data untuk
dianalisis. Tahap – tahap pengolahan data meliputi :

1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data seperti identitas, lembar
kuesioner dan perbaikan isian kuesioner apakah kuesioner diisi dengan lengkap
dan benar oleh responden. Jika tidak sesuai maka dapat dilengkapi segera.

2. Coding
Setelah semua data kuesioner diedit, selanjutnya dilakukan pengkodean atau
“coding” yaitu pemberian nomor atau kode untuk mempermudah peneliti saat
47

analisis data dan juga mempercepat proses entri data pada software SPSS sehingga
menyusun data mentah dari kuesioner menjadi lebih sistematis.
1) Peneliti membuat sistem penilaian kuesioner jenis kelamin dengan nilai yang
berbeda, yakni :
1) Jawaban “laki – laki” dengan nilai 1
2) Jawaban “perempuan” dengan nilai 2
2) Peneliti membuat sistem penilaian kuesioner umur dengan nilai yang berbeda,
yakni :
1) Jawaban “<25 tahun” dengan nilai 1
2) Jawaban “25 – 44” dengan nilai 2
3) Jawaban “>44 tahun” dengan nilai 3

3) Peneliti membuat sistem penilaian kuesioner tingkat pendidikan dengan nilai


yang berbeda, yakni :
1) Jawaban “SD” dengan nilai 1
2) Jawaban “SMP” dengan nilai 2
3) Jawaban “SMA” dengan nilai 3
4) Jawaban “Perguruan Tinggi” dengan nilai 4

4) Peneliti membuat sistem penilaian kuesioner pengetahuan dengan nilai yang


berbeda, yakni :
1) Jawaban “paling benar” dengan nilai 2
2) Jawaban “mendekati benar” dengan nilai 1
3) Jawaban “paling tidak benar” dengan nilai 0

5) Peneliti membuat sistem penilaian kuesioner sikap pedagang dengan nilai yang
berbeda, yakni :
1) Jawaban “Ya” dengan nilai 1
2) Jawaban “Tidak” dengan nilai 0
48

6) Peneliti membuat sistem penilaian observasi ketersediaan sarana pedagang


dengan nilai yang berbeda, yakni :
1) Jawaban “Ya” dengan nilai 1
2) Jawaban “Tidak” dengan nilai 0

7) Peneliti membuat sistem penilaian kuesioner partisipasi pedagang dengan nilai


yang berbeda, yakni :
1) Jawaban “Ya” dengan nilai 1
2) Jawaban “Tidak” dengan nilai 0

3. Skoring
Pemberian nilai dan jawaban yang terdapat dalam coding. Pemberian nilai untuk
kuesioner berupa angka berdasarkan kategori baik dan tidak baik.

Penilaian Kuesioner
Penilaian untuk kuesioner pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap dilakukan
berdasarkan buku Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam (J. Suparanto, 2000)
adalah sebagai berikut :
1) Pengetahuan
Terdapat 10 pertanyaan, dengan pembobotan nilai sebagai berikut :
a. Mencari nilai rendah dan tinggi dari scoring
Nilai tertinggi : 2 (bobot) x 10 (jumlah pertanyaan) = 20
Nilai terendah : 0 (bobot) x 10 (jumlah pertanyaan) = 0
b. Menunjukan banyaknya kelas ada 2 (dua), yakni baik dan tidak baik
c. Menunjukan interval dengan rumus sebagai berikut :

𝑋𝑛−𝑋𝑖
C= 𝐾

Keterangan :
C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
49

Xi = Nilai Terendah
K = Banyaknya Kelas
Kelas Interval pengetahuan menjadi :
20−0
C= = 10
2

d. Menentukan batasan – batasan

TABEL 5.3

KATEGORI PENILAIAN KUESIONER


TINGKAT PENGETAHUAN

Rentang Nilai Kategori

0 – 10 Tidak baik

11 – 20 Baik

2) Sikap
Terdapat 10 pertanyaan, dengan pembobotan nilai sebagai berikut :
a. Mencari nilai rendah dan tinggi dari scoring
Nilai tertinggi : 1 (bobot) x 10 (jumlah pertanyaan) = 10
Nilai terendah : 0 (bobot) x 10 (jumlah pertanyaan) = 0
b. Menunjukan banyaknya kelas ada 2 (dua), yakni baik dan tidak baik
c. Menunjukan interval dengan rumus sebagai berikut :

𝑋𝑛−𝑋𝑖
C= 𝐾

Keterangan :
C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
50

Xi = Nilai Terendah
K = Banyaknya Kelas
Kelas Interval sikap menjadi :
10−0
C= =5
2

d. Menentukan batasan – batasan

TABEL 5.4

KATEGORI PENILAIAN KUESIONER


TINGKAT SIKAP

Rentang Nilai Kategori

0–5 Tidak baik

6 – 10 Baik

3) Partisipasi pedagang
Terdapat 10 pertanyaan, dengan pembobotan nilai sebagai berikut :
a. Mencari nilai rendah dan tinggi dari scoring
Nilai tertinggi : 1 (bobot) x 10 (jumlah pertanyaan) = 10
Nilai terendah : 0 (bobot) x 10 (jumlah pertanyaan) = 0
b. Menunjukan banyaknya kelas ada 2 (dua), yakni baik dan tidak baik
c. Menunjukan interval dengan rumus sebagai berikut :

𝑋𝑛−𝑋𝑖
C= 𝐾

Keterangan :
C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
51

Xi = Nilai Terendah
K = Banyaknya Kelas

Kelas Interval partisipasi menjadi :


10−0
C= =5
2

d. Menentukan batasan – batasan

TABEL 5.5

KATEGORI PENILAIAN KUESIONER


TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG

Rentang Nilai Kategori

0–5 Tidak baik

6 – 10 Baik

Penilaian Checklist
Penilaian untuk checklist mengenai ketersediaan sarana dilakukan berdasarkan
buku Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam (J. Suparanto, 2000:64) adalah
sebagai berikut :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 "𝑦𝑎" 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙


𝑋 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛

Penulis menentukan batasan – batasan penilaian checklist berdasarkan Pedoman


Penyelenggaran Pasar Sehat KEPMENKES RI Nomor 17 Tahun 2020, dengan
kategori sebagai berikut :
52

TABEL 5.6

KATEGORI PENILAIAN CHECKLIST


TINGKAT KETERSEDIAAN SARANA

Rentang Nilai Kategori

< 70% Tidak baik

> 70% Baik

4. Entry Data
Setelah semua jawaban dari masing – masing responden yang dalam bentuk
“kode” (angka dan huruf) selanjutnya dimasukan dalam salah satu program yang
paling sering digunakan untuk “entri data” penelitian yaitu menggunakan
komputer.

5. Tabulating
Tabulating yaitu pengelompokkan data sesuai tujuan penelitian sebelum
dimasukan ke dalam tabel (Univariat) maupun (Bivariat) yang telah ditentukan
skornya.

5.5.2 Analisis Data

Analisis data yaitu untuk membuktikan hipotesis penelitian, Analisis Univariat dan
Bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen dengan uji statistik menggunakan uji Chi – Square.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian. Analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi
dengan ukuran persentase atau proporsi.
53

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan antara dua variabel untuk melihat hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen tersebut dilakukan uji statistik, dalam
penelitian ini menggunakan uji Chi Square dengan derajat kepercayaan 95%
dengan rumus (Sabri & Hastono, 2014) yaitu :

𝛴(𝑂−𝐸)²
𝑋2 = df = (b – 1) (k – 1)
𝐸

Keterangan :
X2 = Nilai Chi Square
𝛴 = Penjumlahan
E = Frekuensi yang diharapkan
O = Frekuensi yang diperoleh/diamati
df = Degree Of Freedom (derajat kebebasan)
k = Kolom

Dimana hasil nilai sebagai berikut :


a. Jika hasil perhitungan pada tabel Chi Square menunjukan nilai p-value > 0,05
maka dapat dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna antar variabel yang
dianalisis.
b. Jika hasil perhitungan statistic pada tabel Chi Square menunjukan nilai p-value <
0,05 maka dapat dikatakan ada hubungan yang bermakna antar variabel yang
dianalisis.
54

5.6 Hipotesis Penelitian

1. Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan pedagang dengan


partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan pedagang dengan partisipasi


pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan.

2. Ho : Tidak ada hubungan antara sikap pedagang dengan partisipasi


pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan.

Ha : Ada hubungan antara sikap pedagang dengan partisipasi pedagang


dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan.

3. Ho : Tidak ada hubungan antara ketersediaan sarana dengan partisipasi


pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan.

Ha : Ada hubungan antara ketersediaan sarana dengan partisipasi


pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan.
BAB 6
HASIL PENELITIAN

6.1 Analisis Univariat (Tabel Tunggal)

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel


dependen dan variabel independen.

6.1.1 Distribusi Jenis Kelamin Pedagang di Pasar Jombang

Distribusi Jenis Kelamin Pedagang di Pasar Jombang dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :

TABEL 6.1

DISTRIBUSI JENIS KELAMIN PEDAGANG


DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase %

1. Laki – laki 17 28,3

2. Perempuan 43 71,7

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.1 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang diketahui


bahwa sebanyak 17 pedagang (28,3%) berjenis kelamin laki – laki sedangkan sisanya
yaitu 43 pedagang (71,7%) berjenis kelamin perempuan. Dari hasil tersebut diketahui
bahwa pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan lebih banyak yang berjenis
kelamin perempuan.

55
56

6.1.2 Distribusi Umur Pedagang di Pasar Jombang

Distribusi Umur Pedagang di Pasar Jombang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

TABEL 6.2

DISTRIBUSI UMUR PEDAGANG


DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No. Umur Jumlah Persentase %

1. Umur muda <25 tahun 0 0

2. Umur prima 25-44 tahun 21 35

3. Umur tua >44 tahun 39 65

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.2 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang, diketahui


bahwa pedagang yang berumur muda <25 tahun sebanyak 0 pedagang (0%), berumur
prima 25 – 44 tahun sebanyak 21 pedagang (35%), dan berumur tua >44 tahun
sebanyak 39 pedagang (65%). Dari hasil tersebut diketahui bahwa pedagang di Pasar
Jombang Kota Tangerang Selatan paling banyak berumur tua >44 tahun.
57

6.1.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Pedagang di Pasar Jombang

Distribusi Tingkat Pendidikan Pedagang di Pasar Jombang dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :

TABEL 6.3

DISTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN PEDAGANG


DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase %

1. Rendah (SD dan SMP) 17 28,3

2. Tinggi (SMA dan PT) 43 71,7

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.3 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang, diketahui


bahwa pedagang dengan pendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak 17 pedagang
(28,3%) dan pedagang dengan pendidikan tinggi (SMA dan PT) sebanyak 43 pedagang
(71,7%). Dari hasil tersebut diketahui bahwa pedagang di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan lebih banyak yang berpendidikan tinggi (SMA dan PT).
58

6.1.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Pedagang di Pasar Jombang

Distribusi Tingkat Pengetahuan Pedagang di Pasar Jombang dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :

TABEL 6.4

DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN PEDAGANG


TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No. Pengetahuan Jumlah Persentase %

1. Tidak Baik 19 31,7

2. Baik 41 68,3

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.4 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang, diketahui


bahwa pedagang dengan tingkat pengetahuan tidak baik sebanyak 19 pedagang
(31,7%) dan pedagang dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 41 pedagang
(68,3%). Dari hasil tersebut diketahui bahwa pedagang di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan lebih banyak yang berpengetahuan baik mengenai pengelolaan
sampah.
59

6.1.5 Distribusi Tingkat Sikap Pedagang di Pasar Jombang

Distribusi Tingkat Sikap Pedagang di Pasar Jombang dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :

TABEL 6.5

DISTRIBUSI TINGKAT SIKAP PEDAGANG


TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No. Sikap Jumlah Persentase %

1. Tidak baik 18 30

2. Baik 42 70

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.5 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang, diketahui


bahwa pedagang dengan tingkat sikap tidak baik sebanyak 18 pedagang (30%) dan
pedagang dengan tingkat sikap baik sebanyak 42 pedagang (70%). Dari hasil tersebut
diketahui bahwa pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan lebih banyak
yang bersikap baik mengenai pengelolaan sampah.
60

6.1.6 Distribusi Tingkat Ketersediaan Sarana Pedagang di Pasar Jombang

Distribusi Ketersediaan Sarana Pedagang di Pasar Jombang dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :

TABEL 6.6

DISTRIBUSI TINGKAT KETERSEDIAAN SARANA


PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No. Ketersediaan Sarana Jumlah Persentase %

1. Tidak Memadai 45 75

2. Memadai 15 25

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.6 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang, diketahui


bahwa pedagang dengan tingkat ketersediaan sarana tidak memadai sebanyak 45
pedagang (75%) dan pedagang dengan tingkat ketersediaan sarana memadai sebanyak
15 pedagang (25%). Dari hasil tersebut diketahui bahwa pedagang di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan lebih banyak yang ketersediaan sarananya tidak memadai.
61

6.1.7 Distribusi Tingkat Partisipasi Pedagang di Pasar Jombang

Distribusi Tingkat Partisipasi Pedagang di Pasar Jombang dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :

TABEL 6.7

DISTRIBUSI TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG


DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No. Partisipasi Pedagang Jumlah Persentase %

1. Tidak Baik 35 58,3

2. Baik 25 41,7

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.7 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang, diketahui


bahwa pedagang dengan tingkat partisipasi tidak baik sebanyak 35 pedagang (58,3%)
dan pedagang dengan tingkat partisipasi baik sebanyak 25 pedagang (41,7%). Dari
hasil tersebut diketahui bahwa pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan
lebih banyak yang berpartisipasi tidak baik mengenai pengelolaan sampah.

6.2 Analisis Bivariat (Tabel Silang)

Analisis dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan


dependen.
62

6.2.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Pedagang dengan Tingkat Partisipasi


Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan.

TABEL 6.8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEDAGANG


DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG
DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

Partisipasi

Pengetahuan Tidak Baik Baik Total P OR


Pedagang
f % f % f % Value (CI 95%)

Tidak Baik 15 78,9 4 21,1 19 100

Baik 20 48,8 21 51,2 41 100 0,05 3,93

Jumlah 35 58,3 25 41,7 60 100 (1,11 – 13,9)

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.8 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang diketahui hasil
analisis hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan
sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan diperoleh bahwa pedagang dengan
pengetahuan tidak baik yang melakukan partisipasi baik dalam pengelolaan sampah
sebanyak 4 (21,1%), sedangkan pedagang dengan pengetahuan baik yang melakukan
partisipasi baik dalam pengelolaan sampah sebanyak 21 (51,2%).
Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 0,05 atau nilai p < α maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
pedagang dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang
63

Kota Tangerang Selatan. Dari hasil uji statistik diperoleh pula nilai OR = 3,93 artinya
pedagang yang berpengetahuan baik memiliki peluang 4,93 kali melakukan partisipasi
baik dalam pengelolaan sampah disbanding pedagang dengan pengetahuan tidak baik.

6.2.2 Hubungan Tingkat Sikap Pedagang dengan Tingkat Partisipasi Pedagang


dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan.

TABEL 6.9

HUBUNGAN TINGKAT SIKAP PEDAGANG


DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG
DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

Partisipasi

Sikap Tidak Baik Baik Total P OR


Pedagang
f % f % F % Value (CI 95%)

Tidak Baik 16 88,9 2 11,1 18 100

Baik 19 45,2 23 54,8 42 100 0,04 9,68

Jumlah 35 58,3 25 41,7 60 100 (1,97 – 47,51)

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.9 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang diketahui hasil
analisis hubungan antara sikap dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan
sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan diperoleh bahwa pedagang dengan
sikap tidak baik yang melakukan partisipasi baik dalam pengelolaan sampah sebanyak
2 (11,1%), sedangkan pedagang dengan sikap baik yang melakukan partisipasi baik
dalam pengelolaan sampah sebanyak 23 (54,8%).
64

Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 0,04 atau nilai p < α maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara sikap
pedagang dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang
Kota Tangerang Selatan. Dari hasil uji statistik diperoleh pula nilai OR = 9,68 artinya
pedagang yang bersikap baik memiliki peluang 9,68 kali melakukan partisipasi baik
dalam pengelolaan sampah dibanding pedagang dengan sikap tidak baik.

6.2.3 Hubungan Tingkat Ketersediaan Sarana dengan Tingkat Partisipasi


Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan.

TABEL 6.10

HUBUNGAN TINGKAT KETERSEDIAAN SARANA


DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG
DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

Partisipasi

Ketersediaan Tidak Baik Baik Total P OR


Sarana
f % f % F % Value (CI 95%)

Tidak Memadai 24 53,3 21 46,7 45 100

Memadai 11 73,3 4 26,7 15 100 0,29 0,416

Jumlah 35 58,3 25 41,7 60 100 (0,115 – 1,503)

Sumber : Data Primer, terolah 2021

Berdasarkan tabel 6.10 dengan jumlah responden sebanyak 60 pedagang diketahui


hasil analisis hubungan antara ketersediaan sarana dengan partisipasi pedagang dalam
65

pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan diperoleh bahwa


pedagang dengan ketersediaan sarana tidak memadai yang melakukan partisipasi baik
dalam pengelolaan sampah sebanyak 21 (46,7%), sedangkan pedagang dengan
ketersediaan sarana memadai yang melakukan partisipasi baik dalam pengelolaan
sampah sebanyak 4 (26,7%).
Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 0,29 atau nilai p > α dengan nilai OR =
0,416 maka dapat disimpulkan bahwa Ho gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang
signifikan antara ketersediaan sarana pedagang dengan partisipasi pedagang dalam
pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan.
BAB 7
PEMBAHASAN

7.1 Keterbatasan Penelitian

1. Jenis penelitian ini yaitu cross sectional, antara variabel bebas (independent)
dan variabel terikat (dependent) diukur satu kali dalam kurun waktu yang
bersamaan, sehingga hasil yang didapatkan hanya berupa gambaran kondisi.
Dalam desain ini hanya menjelaskan hubungan keterkaitan, tidak menjelaskan
hubungan sebab akibat.
2. Pada saat pengumpulan data tidak diamati langsung pada seluruh pedagang
yang dijadikan sampel penelitian, sehingga kemungkinan adanya pedagang
yang menjawab kuesioner tidak jujur karena takut dianggap jelek perilakunya.
3. Saat pengumpulan data secara langsung, ada beberapa pedagang yang kurang
bersedia saat peneliti ingin melakukan wawancara.
4. Pertanyaan yang diajukan pada kuesioner sudah memiliki alternatif jawaban
dan responden dapat menjawab sesuai pilihan yang tersedia, sehingga jawaban
menjadi lebih sempit dan kemungkinan terjadi bias informasi.
5. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu ada
beberapa pedagang dengan jawaban yang diberikan oleh responden tidak
menunjukkan keadaan sesungguhnya serta faktor lain seperti faktor kejujuran
dalam pengisian pendapat responden dalam mengisi kuesionernya.

7.2 Analisis Univariat

7.2.1 Distribusi Jenis Kelamin Pedagang di Pasar Jombang

Berdasarkan tabel 6.1 diketahui bahwa dari 60 responden yang mempunyai jenis
kelamin laki – laki sebanyak 17 pedagang (28,3%) sedangkan jenis kelamin
perempuan sebanyak 43 pedagang (71,7%). Dari hasil tersebut diketahui responden

66
67

yang berdagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan paling banyak berjenis
kelamin perempuan.

Dalam hal ini disebabkan karena kegiatan pasar tradisional digambarkan dengan
kesibukan yang padat dengan kegiatan tawar menawar disana – sini. Kegiatan tawar
menawar yang ramai ini menjadi salah satu ciri khas pasar tradisional. Ada kelebihan
yang secara alami dimiliki oleh perempuan yang dapat mendukung aktivitasnya di
pasar tradisional. Sifat – sifat tersebut antara lain yaitu sifat lembut, ketelitian dan
kesabaran. Sehingga dengan sifat – sifat perempuan tersebut dianggap sebagai figur
yang cocok dalam kehidupan pasar tradisional, karena pengalaman, keberanian
melakukan tawar – menawar dan kelincahan memanfaatkan celah – celah
ketidaktahuan pihak lain yang merupakan unsur lebih untuk menjadi penentu
keberhasilan pedagang mengelola usahanya. (24)

Sehingga tidak heran kebanyakan pedagang yang berjualan di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan didominasi oleh pedagang yang berjenis kelamin perempuan.

7.2.2 Distribusi Umur Pedagang di Pasar Jombang

Berdasarkan tabel 6.2 diketahui bahwa dari 60 responden yang mempunyai usia prima
25 – 44 tahun sebanyak 21 pedagang (35%) sedangkan usia tua >44 tahun sebanyak
39 pedagang (65%). Dari hasil tersebut diketahui responden yang berdagang di Pasar
Jombang Kota Tangerang Selatan paling banyak berusia tua >44 tahun.

Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.
Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan
yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri
maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain. (6)

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan sampah yaitu umur
dikarenakan umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. (26)
68

7.2.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Pedagang di Pasar Jombang

Berdasarkan tabel 6.3 diketahui bahwa dari 60 responden yang mempunyai tingkat
pendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak 17 pedagang (28,3%) sedangkan tingkat
pendidikan tinggi (SMA dan PT) sebanyak 43 pedagang (71,7). Dari hasil tersebut
diketahui responden yang berdagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan paling
banyak berpendidikan tinggi (SMA dan PT).

Dalam hal ini disebabkan karena pendidikan dapat membawa wawasan atau
pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dalam hal ini pengetahuan tentang
pembuangan dan pengelolaan sampah, dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah. (23)

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, biasanya semakin


tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin maju pola pikirnya dalam
bekerja dan berusaha serta mengembangkan usahanya. Namun tidak selalu demikian
kenyataannya, kadang – kadang mereka yang berpendidikan rendahpun memiliki pola
pikir yang maju. (25)

7.2.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Pedagang di Pasar Jombang

Berdasarkan tabel 6.4 diketahui bahwa dari 60 responden yang mempunyai


pengetahuan tidak baik sebanyak 19 pedagang (31,7%) sedangkan pengetahuan baik
sebanyak 41 pedagang (68,3%). Dari hasil tersebut diketahui responden yang
berdagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan paling banyak berpengetahuan
baik.

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang atau penginderaan manusia terhadap


objek melalui indra yang dimilikinya, pendidikan juga diperoleh melalui pendidikan
formal maupun informal. Rendahnya pengetahuan pedagang dalam pengelolaan
sampah dapat dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan pedagang, karena pengetahuan
69

seseorang dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, pengalaman, keyakinan dan


sosial budaya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka semakin mudah
untuk menerima informasi tentang objek atau yang berkaitan dengan pengetahuan. (4)

Berdasarkan wawancara secara langsung dengan pedagang, pedagang sudah


mengetahui jenis sampah apasaja yang dihasilkan di pasar, cara pembuangan sampah
yang baik dan benar, tempat pembuangan sampah yang baik, waktu pengangkutan
sampah ke tempat penampungan sementara (TPS), dampak yang ditimbulkan sampah
dan tempat sampah yang baik sesuai dengan persyaratan. Namun dalam prakteknya
untuk hal seperti pewadahan tempat sampah, pedagang masih belum sadar atau
tergerak untuk menyediakan tempat sampah yang memenuhi syarat, karena terbukti
dari tempat sampah yang dimiliki hanya berupa keranjang anyaman, keranjang plastik,
kantong plastik bahkan ada yang tidak memiliki tempat sampah.

Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa informasi tentang pengelolaan sampah
pasar kepada pedagang masih kurang dan media informasi yang tersedia dilingkungan
pasar juga belum ada. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk terus meningkatkan
pengetahuan para pedagang dalam hal pengelolaan sampah dengan cara yaitu dapat
memberikan informasi dan mengadakan penyuluhan secara terjadwal. Penyuluhan
yang dilakukan yaitu untuk menyampaikan pesan – pesan dan cara bagaimana
pengelolaan sampah yang baik dan benar serta bahaya yang dapat ditimbulkan apabila
sampah tidak dikelola dengan baik, selain itu bisa juga didukung dengan melalui media
informasi seperti poster, spanduk dan media lainnya.

Sehingga diharapkan dengan adanya penyuluhan dan pembuatan media informasi di


lingkungan pasar, pengetahuan para pedagang mengenai pengelolaan sampah terus
bertambah dan para pedagang menyadari serta termotivasi untuk menyediakan tempat
sampah yang memenuhi persyaratan.
70

7.2.5 Distribusi Tingkat Sikap Pedagang di Pasar Jombang

Berdasarkan tabel 6.5 diketahui bahwa dari 60 responden yang mempunyai sikap tidak
baik sebanyak 18 pedagang (30%) sedangkan sikap baik sebanyak 42 pedagang (70%).
Dari hasil tersebut diketahui responden yang berdagang di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan paling banyak mempunyai sikap baik.

Sebagian besar pedagang berpendapat setuju bila dilakukan pemilahan sampah antara
sampah basah dan kering, setuju bila tempat sampah tertutup, setuju bila ada sanksi
atau denda bagi pedagang yang membuang sampah sembarangan dan setuju bila
membersihkan sisa sampah setelah kegiatan berjualan.

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang


diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau
salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. (6)

Hasil penelitian penulis melihat dengan pengetahuan pedagang tentang pengelolaan


sampah yang sebagian besar sudah baik, maka sejalan dengan sikap pedagang dalam
mengelola sampah dagangannya.

Namun demikian sikap masih merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sehingga sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. (4)

7.2.6 Distribusi Tingkat Ketersediaan Sarana Pedagang di Pasar Jombang

Berdasarkan tabel 6.6 diketahui bahwa dari 60 responden yang mempunyai


ketersediaan sarana tidak memadai sebanyak 45 pedagang (75%) sedangkan
ketersediaan sarana memadai sebanyak 15 pedagang (25%). Dari hasil tersebut
diketahui responden yang berdagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan paling
banyak mempunyai ketersediaan sarana yang tidak memadai.
71

Dalam hal ini disebabkan karena banyaknya pedagang yang belum menyediakan
tempat sampah terpisah antara sampah basah dan kering, belum menggunakan tempat
sampah yang kuat dan tahan air, tempat sampah tidak mudah dibersihkan dan tempat
sampah tidak dilapisi dengan plastik untuk memudahkan pembuangan. Karena rata –
rata pedagang menggunakan pewadahan sampah yang terbuat dari keranjang anyaman
bambu atau dari keranjang plastik, kantong plastik bahkan ada yang tidak memiliki
pewadahan sampah melainkan langsung dibuang di sudut meja dagangan mereka. Hal
tersebut bisa disebabkan oleh ketidaktahuan pedagang mengenai pewadahan yang baik
dan benar sehingga mereka menyediakan pewadahan seadanya untuk menaruh sampah
yang dihasilkan, selain itu juga kesadaran dari para pedagang sebagai sumber
penghasil sampah utama di pasar yang harusnya menyediakan pewadahan sampah oleh
pedagang sendiri masih rendah.

Sehingga dengan ketersediaan sarana yang tidak memadai dapat menyebabkan sampah
yang berceceran di sekitar area kios/los yang menyulitkan dan membutuhkan waktu
dalam proses pengumpulan sampah oleh petugas serta menyebabkan bau dan
banyaknya lalat di area sampah tersebut.

Selain itu pada saat peneliti berada di lokasi kios/los, peneliti melihat ada beberapa
kecoa yang lalu lalang disekitar tempat sampah para pedagang.

Diharapkan sebaiknya para pedagang harus memperbaiki penyediaan sarana seperti


pewadahan disetiap kios/los harus tertutup, kuat dan tahan air, menyediakan
pewadahan yang sesuai dengan jenis sampah, melapisi tempat pewadahan dan
menyediakan sarana dan prasarana lainnya yang menunjang untuk pengelolaan
sampah agar memudahkan saat petugas kebersihan pasar melakukan pengangkutan
sampah dan mengurangi adanya bau serta banyaknya vektor penyakit seperti lalat dan
kecoa di area kios/los pedagang agar tidak menjadi tempat penularan penyakit.

Untuk ketersediaan sarana yang disediakan oleh pihak pasar yaitu mendapat skor
melalui checklist sebesar 71,4% sehingga masuk dalam kategori baik, dimana
meliputi:
72

 Tempat sampah
Diketahui bahwa hasil checklist didapatkan sebesar 83,3%, variabel yang tidak
memenuhi yaitu tempat sampah tidak tertutup. Sehingga pengelola harus
memperhatikan kembali apabila sampah habis dilakukan pengangkutan maka
jangan lupa untuk ditutup kembali karena dapat mengundang lalat.
 Gerobak sampah
Diketahui bahwa hasil checklist didapatkan sebesar 40%, variabel yang tidak
memenuhi yaitu gerobak sampah tidak tertutup, tidak kedap air dan gerobak
sampah bocor. Karena dari pengamatan secara langsung oleh peneliti gerobak
sampah yang digunakan memang sudah sangat lama dipakai sehingga ada
beberapa bagian yang sudah tidak sesuai dengan fungsinya.
 Tampat pembuangan sementara (TPS)
Diketahui bahwa hasil checklist didapatkan sebesar 66,6%, variabel yang tidak
memenuhi yaitu TPS tidak tertutup dan tidak terdapat saluran air sampah
(lindi). Karena dari pengamatan secara langsung oleh peneliti TPS yang
disediakan yaitu berupa bak arm roll biasa, sehingga banyak lalat yang berada
diarea tersebut akibat dari TPS tidak tertutup dan bila terdapat cairan sampah
(lindi) bisa berceceran diarea tersebut karena tidak memiliki saluran air
sampah.
 Alat kebersihan
Diketahui bahwa hasil checklist didapatkan sebesar 100%, semua variabel
memenuhi. Karena dari pengamatan secara langsung oleh peneliti memang alat
kebersihan telah disediakan oleh pihak pengelola pasar.

7.2.7 Distribusi Tingkat Partisipasi Pedagang di Pasar Jombang

Berdasarkan tabel 6.7 diketahui bahwa dari 60 responden yang mempunyai partisipasi
tidak baik sebanyak 35 pedagang (58,3%) sedangkan partisipasi baik sebanyak 25
pedagang (41,7%). Dari hasil tersebut diketahui responden yang berdagang di Pasar
73

Jombang Kota Tangerang Selatan paling banyak mempunyai partisipasi yang tidak
baik.

Dalam hal ini disebabkan karena banyaknya pedagang yang belum memiliki tempat
sampah sesuai dengan persyaratan, tidak melakukan pemisahan sampah sesuai
jenisnya, tidak menyediakan peralatan kebersihan disetiap kios/los dagangannya dan
tidak mau mengganti tempat sampat yang sesuai dengan persyaratan.

Partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran


pedagang akan pentingnya kebersihan lingkungan kios/los, bersih dan sehat serta
menguatkan inisiatif pedagang dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan fungsi
lingkungan kios/los.

Perilaku buang sampah pedagang juga sangat berpengaruh terhadap meningkatnya


volume sampah di pasar tradisional. Dalam hal ini, penanganan masalah sampah di
pasar tradisional sangat dibutuhkan adanya partisipasi dari pedagang. Partisipasi dan
kesadaran pedagang sangat dibutuhkan dalam menanggulangi masalah sampah, karena
masalah kebersihan lingkungan tempat berdagang bukan saja tanggung jawab dan
kewajiban pemerintah daerah, tetapi juga menjadi tugas dan kewajiban pedagang,
karena untuk menjaga lingkungan diperlukan partisipasi aktif dan sukarela dari seluruh
pedagang pasar untuk mau mengurangi volume sampah yang ada di tempat
pembuangan sampah sementara (TPS). (27)

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengajak atau menumbuhkan partisipasi
pedagang yaitu dengan persuasi dan edukasi dimana partisipasi yang didasari pada
kesadaran. Cara ini sukar ditumbuhkan dan akan memakan waktu yang lama, tetapi
bila tercapai hasilnya ini akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara.
Partisipasi ini bisa dimulai dengan penyuluhan, sosialisasi/bimbingan, pendidikan dan
sebagainya. (10) Hal tersebut bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan
kesadaran pedagang untuk berpartisipasi baik dalam pengelolaan sampah dan
diharapkan dapat dilakukan secara terus menerus atau sebagai rutinitas pedagang agar
terbiasa berpartisipasi dalam pengelolaan sampah.
74

7.3 Analisis Bivariat

7.3.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Pedagang dengan Tingkat Partisipasi


Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan.

Hasil penelitian pada tabel 6.8 diketahui bahwa pedagang dengan pengetahuan tidak
baik menunjukan partisipasi yang tidak baik pula dalam pengelolaan sampah yaitu
sebesar 78,9% jika dibandingkan dengan pedagang berpengetahuan baik sebesar
48,8%. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi – square p value sebesar 0,05
atau nilai P < (0,05) dan nilai OR = 3,93. Maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan pedagang dengan partisipasi pedagang
dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan.

Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan seseorang akan mempengaruhi partisipasi


orang tersebut dalam hal ini menangani pengelolaan sampah.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Sufriannor M, dkk, 2017) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden
dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar.

Namun hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Soekidjo
Notoadmodjo (2003) yang menyatakan bahwa seseorang melakukan perilaku atau
tindakan disebabkan karena adanya pengetahuan dan sikap yang dimilikinya.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain untuk terbentuknya praktek atau
tindakan seseorang, salah satu unsur yang diperlukan agar dapat berbuat sesuatu dapat
dikerjakan dengan terus menerus maka diperlukan pengetahuan yang positif tentang
apa yang harus dikerjakan, dengan kata lain perilaku atau tindakan yang dilandasi
dengan pengetahuan akan lebih lama bertahan dibanding dengan praktek atau tindakan
yang tanpa didasari pengetahuan. Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi
praktek individu, semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin tinggi kesadaran
untuk berperan serta. (6)
75

7.3.2 Hubungan Tingkat Sikap Pedagang dengan Tingkat Partisipasi Pedagang


dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan.

Hasil penelitian pada tabel 6.9 diketahui bahwa pedagang dengan sikap tidak baik
menunjukan partisipasi yang tidak baik pula dalam pengelolaan sampah yaitu sebesar
88,9% jika dibandingkan dengan pedagang bersikap baik sebesar 45,2%. Dari hasil uji
statistik dengan menggunakan chi – square p value sebesar 0,04 atau nilai P < (0,05)
dan nilai OR = 9,68. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara sikap pedagang dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di
Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan.

Hal ini membuktikan bahwa sikap seseorang akan mempengaruhi partisipasi orang
tersebut dalam hal ini menangani pengelolaan sampah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Sufriannor M, dkk, 2017) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan partisipasi
pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar.

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Dewa Ayu Agustini (2014) yang menyatakan
bahwa sikap atas masalah sampah memberikan pengaruh terhadap partisipasi
masyarakat untuk berpartisipasi dalam bentuk swadaya, dipengaruhi oleh sikap,
persepsi dan pengalamannya. Menurut Muller, partisipasi masyarakat tentang
pengelolaan sampah rumah tangga akan meningkat seiring dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat. (28)

Dalam hal ini dikarenakan banyak yang bersikap baik (positif) dari pada yang bersikap
tidak baik (negatif), sehingga semakin banyak pedagang yang bersikap baik maka
semakin banyak pula mereka melakukan suatu tindakan, sebaliknya semakin besar
pedagang yang bersikap tidak baik maka semakin besar pula mereka tidak melakukan
suatu tindakan.

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau


situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar
76

terhadap orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang
tertentu yang dipilihnya. (29)

7.3.3 Hubungan Tingkat Ketersediaan Sarana dengan Tingkat Partisipasi


Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan.

Hasil penelitian pada tabel 6.10 diketahui bahwa pedagang dengan ketersediaan sarana
tidak memadai menunjukan partisipasi yang tidak baik dalam pengelolaan sampah
yaitu sebesar 53,3% jika dibandingkan dengan pedagang yang ketersediaan sarana
baik sebesar 73,3%. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi – square p value
sebesar 0,29 atau nilai P > (0,05) dan nilai OR = 0,416. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana pedagang dengan
partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan.

Dalam hal ini penelitian tidak sejalan dengan penelitian Rahmadani (2018) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan sarana dengan
tingkat partisipasi dalam pengelolaan sampah di Pasar Raya Solok dengan nilai P value
0,0001.

Berdasarkan hasil penelitian ini permasalahan yang ada yaitu tidak semua pedagang
menyediakan pewadahan yang baik, karena pedagang kebanyakan menggunakan
keranjang dari anyaman bambu, kerangjang plastik, papan peti, katong plastik bahkan
ada yang tidak memiliki tempat pewadahan sampah. Hal ini akan mempersulit petugas
kebersihan dan juga akan mengganggu kenyamanan pembeli yang datang karena jika
sampah yang berserakan di jalan maka akan di injak – injak oleh pembeli yang
melewati jalan. Hal ini juga akan mengakibatkan perindukan binatang vektor
pembawa penyakit.

Seharusnya memang pedagang sendiri yang menyediakan tempat pewadahan untuk


setiap kios/los dagangannya, namun tidak semua pedagang mampu untuk
77

menyediakan pewadahan sendiri dan hanya menunggu petugas kebersihan yang


mengambil. Disamping itu, faktor kesadaran dari diri pedagang masih rendah terhadap
penyediaan sarana pewadahan sampah sehingga mereka beranggapan bahwa itu bukan
kewajiban dari para pedagang.

Faktor ini tidak berhubungan karena kebanyakan pedagang berpendapat bahwa sarana
tempat pembuangan sampah tidak terlalu penting untuk sarana mereka dalam
membuang sampah atau memilah sampah dikarenakan mereka sudah membayar
restribusi sampah setiap harinya, dan sampah disetiap kios/los akan disapu atau
dibersihkan oleh petugas kebersihan setiap harinya. Hal tersebut menyebabkan
pedagang tidak memperhatikan kebersihan pasar atau merasa tidak mendapatkan
manfaat dalam pemilahan sampah.
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pedagang di Pasar Jombang Kota


Tangerang Selatan Tahun 2021, maka dapat diambil beberapa kesimpulan terkait
dengan hasil penelitian tersebut, antara lain :

1. Gambaran karakteristik pedagang di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan


adalah sebagai berikut :
a) Jenis kelamin laki – laki sebanyak 17 pedagang (28,3%) dan jenis kelamin
perempuan sebanyak 43 pedagang (71,7%).
b) Umur prima 25 – 44 tahun sebanyak 21 pedagang (35%) dan umur tua >44
tahun sebanyak 39 pedagang (65%).
c) Tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak 17 pedagang (28,3%) dan
tingkat pendidikan tinggi (SMA dan PT) sebanyak 43 pedagang (71,7%).
2. Pengetahuan baik pedagang tentang pengelolaan sampah sebanyak 41 pedagang
(68,3%) dan pengetahuan tidak baik pedagang sebanyak 19 pedagang (31,7%).
3. Sikap baik pedagang tentang pengelolaan sampah sebanyak 42 pedagang (70%)
dan sikap tidak baik pedagang sebanyak 18 pedagang (30%).
4. Ketersediaan sarana pengelolaan sampah pedagang yang memadai sebanyak 15
pedagang (15%) dan ketersediaan sarana pedagang yang tidak memadai sebanyak
45 pedagang (75%).
5. Partisipasi baik pedagang tentang pengelolaan sampah sebanyak 25 pedagang
(41,7%) dan partisipasi tidak baik pedagang sebanyak 35 pedagang (58,3%).
6. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pedagang dengan
partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota
Tangerang Selatan. Dengan nilai P value sebesar 0,05 atau nila P < α (0,05) dan
nilai OR = 3,93.

78
7. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap pedagang dengan partisipasi
pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan.
Dengan nilai P value sebesar 0,04 atau nilai P < α (0,05) dan nilai OR = 9,68.
8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana dengan partisipasi
pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan.
Dengan nilai P value sebesar 0,29 atau nilai P > α (0,05) dan nilai OR = 0,41.

8.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi pengelola pasar


 Diharapkan untuk pengelola pasar memberikan edukasi atau penyuluhan
kepada pedagang sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan motivasi
dalam berperilaku yang akhirnya akan berdampak pada peningkatan
partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah.
 Meningkatkan media informasi mengenai pengelolaan sampah serta dampak
yang akan ditimbulkan melalui spanduk, poster, leaflet dan sebagainya.
 Bertindak tegas terhadap pedagang untuk mengingatkan tentang pengelolaan
sampah sehingga dapat terhindar dari berbagai macam dampak sampah.

2. Bagi pedagang pasar Jombang


Diharapkan peran serta partisipasinya pedagang dalam pengelolaan sampah di
Pasar Jombang Kota Tangerang Selatan terutama dalam menjaga kebersihan
kios/los pedagang masing – masing serta dalam hal pewadahan individual
pedagang sebagai penghasil sampah utama di Pasar dengan menyediakan
pewadahan yang memenuhi persyaratan seperti kuat, tahan air dan tertutup serta
melakukan pemilahan sampah.

79
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat lebih menyempurnakan penelitian ini
dengan mengikutsertakan variabel – variabel lain yang diduga berhubungan
dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah yang tidak dapat diteliti
pada penelitian ini.

80
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiman C. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Buku Kedo kteran EGC. Egc.


2007.
2. Pinontoan, Odi Roni, and Oksfriani Jufri Sumampouw. Dasar Kesehatan
Lingkungan. Deepublish, 2019.
3. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta; 2010.
4. Notoatmodjo S. Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta;
2010.
5. Nurjanah, Eka. "Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Rumah Sehat Di
Dukuh Sepat Kelurahan Sepat Kecamatan Masaran Kabupaten." Jurnal
Komunikasi Kesehatan (Edisi 5) 3.02 (2012).
6. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip – Prinsip Dasar. In:
Rineka Cipta. 2003.
7. Kristiana, Lea. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Ketersediaan Sarana
Pembuangan Sampah Dengan Perilaku Membuang Sampah Rumah Tangga Di
Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Diss. Unnes,
2019.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020
Tentang Pasar Sehat.
9. Badan Standarisasi Nasional. SNI 03 – 3243 – 2008 tentang Tata Cara
Pengelolaan Sampah di Pemukiman. SNI. Editor. Jakarta; SNI; 2008.
10. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta; 2007.
11. Kementerian Lingkungan Hidup RI. UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. editor. Jakarta; 2014.
12. Damanhuri, Enri, and Tri Padmi. "Pengelolaan sampah." Diktat kuliah TL 3104
(2010): 5-10.

81
82

13. Zulkarnaini, and Zulfan Saam, ‘Faktor-Faktor Penentu Tingkat Partisipasi


Pedagang Dalam Pengelolaan Sampah Di Pasar Pagi Arengka Kota
Pekanbaru’, 3.1 (2009), 11.
14. Puspawati C TF. Penyehatan Tanah Dan Pengelolaan Sampah Padat (A).
Poltekkes Kemenkes Jakarta 2; 2012.
15. Soemirat J. Kesehatan Lingkungan. ed. revisi. Gajah Mada University Press;
2014.
16. Abduh, Ir M. Natsir. Ilmu dan rekayasa lingkungan. Vol. 1. Sah Media, 2018.
17. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Perilaku. Jakarta: PT.
Rineka Cipta; 2007.
18. Arif Sumantri. Kesehatan Lingungan. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT);
2012.
19. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan No. 519 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pas ar Sehat. 2008
20. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta. 2012
21. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. PT Asdi
Mahasatya; 2005.
22. Ashidiqy, Maritsa Rahman. Analisis Faktor – Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Masyarakat dalam Membuang Sampah Rumah Tangga di
Sungai Mranggen. 2009.
23. Bimono, Agung. ‘Peran Ganda Perempuan Pedagang Di Pasar Beringharjo
Yogyakarta.’ E-Societas 6.6 (2017).
24. Syahputra, Titho Yudha, and Parmadi, ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Usaha Pedagang Ikan Di Pasar Tradisional Kota Jambi’, E-
Journal Perspektif Ekonomi Dan Pembangunan Daerah, 6.3 (2017), 121–30.
25. Purwati TD. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Limbah Medis
pada Tahap Pawadahan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Tahun
2018. 2018;
26. Wangke, Welson M., and Martha M. Sendow. ‘Partisipasi Pedagang Dalam
Pengelolaan Sampah.’ AGRI-SOSIOEKONOMI 13.2A (2017): 243-252.
83

27. Posmaningsih, Dewa Ayu Agustini, ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Padat Di Denpasar Timur’,
Jurnal Skala Husada, 13.1 (2016), 59–71.
28. Bimo Walgito. Psikologi Sosial. Jakarta: Andi Offsed. 1991.
84

Lampiran 1
LAM

PIRAN
85

Lampiran 2
86

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya Gita Ovi Dwi Astuti (P2.31.33.1.17.050) adalah mahasiswi Program Studi
Sanitasi Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan, Sikap, Ketersediaan Sarana dan
Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Jombang Kota Tangerang
Selatan Tahun 2021. Dan merupakan salah satu kegiatan dalam meyelesaikan Program
Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini,
dimana saya akan menanyakan tentang Pengetahuan, Sikap, Ketersediaan Sarana, dan
Partisipasi dalam Pengelolaan Sampah.
Saya berharap Bapak/Ibu untuk mengisi dengan lengkap kuesioner ini menurut
pendapat saudara secara jujur sesuai dengan kondisi saudara. Semua jawaban akan
diolah secara rahasia oleh peneliti dan jawaban saudara tidak akan diketahui oleh
pihak manapun. Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela, Bapak/Ibu dapat
menolak dan tidak melanjutkan.

Atas kerjasama yang Bapak/Ibu berikan, saya ucapkan terima kasih.

Responden

……………
87

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP KETERSEDIAAN SARANA DAN
PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

No. Responden :
I. DATA UMUM RESPODEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
1) Laki – laki
2) Perempuan
4. Alamat Tempat Tinggal :
5. Lama Berjualan : tahun
6. Pendidikan :
1) Tidak sekolah
2) Tamat SD
3) Tamat SMP
4) Tamat SMA
5) Tamat Perguruan Tinggi
88

II. DATA KHUSUS


A. Pengetahuan
1. Menurut saudara apa yang dimaksud dengan sampah ?
a. Sesuatu yang tidak digunakan, tidak disenangi atau sesuatu yang terbuang
berasal dari kegiatan manusia.
b. Segala sesuatu yang sudah tidak terpakai dan berasal dari pasar.
c. Bangkai, kotoran hewan dan manusia.

2. Menurut saudara jenis sampah apa saja yang ada di Pasar Jombang ?
a. Sampah basah dan sampah kering.
b. Sampah yang mudah membusuk.
c. Sampah plastic dan sampah logam.

3. Menurut saudara bagaimanakah cara pewadahan sampah yang benar ?


a. Sampah dikumpulkan berdasarkan jenisnya.
b. Semua sampah dikumpulkan di satu wadah.
c. Semua sampah dikumpulkan disudut ruang dagang.

4. Menurut saudara kapankah pemisahan sampah perlu dilakukan ?


a. Sebelum sampah dibuang.
b. Setelah sampah dibuang.
c. Ketika sampah berada di tempat pembuangan akhir (TPA).

5. Menurut saudara apa saja bentuk pengelolaan sampah yang dapat dilakukan ?
a. Sampah basah dapat dijadikan kompos dan sampah kering didaur ulang
menjadi karya.
b. Sampah sayur dapat dijadikan kompos.
c. Sampah plastic dijadikan kompos.

6. Menurut saudara sarana apa saja yang dibutuhkan dalam pengelolaan sampah
?
89

a. Tempat sampah, sapu, pengki, gerobak sampah dan alat pelindung diri.
b. Tempat sampah, sapu, pengki dan penggaris.
c. Tidak tahu.

7. Menurut saudara bagaimanakah syarat tempat sampah yang baik ?


a. Tertutup, kedap air dan konstruksinya kuat.
b. Terbuka, kedap air dan konstruksinya kuat.
c. Berbentuk kotak, bervolume besar dan mudah dibersihkan.

8. Menurut anda berapa lamakah sampah harus diangkut dari sumber ke tempat
penampungan sampah sementara (TPS) ?
a. Setiap hari.
b. 2-3 hari.
c. Seminggu sekali.

9. Menurut saudara apakah akibat yang ditimbulkan dari pengelolaan sampah


yang tidak baik terhadap lingkungan ?
a. Menjadi tempat berkembangbiiaknya vektor dan binatang pembawa
penyakit.
b. Menimbulkan bau tidak sedap, merusak estetika lingkungan dan
meningkatkan resiko terjadinya banjir.

10. Menurut saudara apa sajakah penyakit yang mungkin ditimbulkan dari
pengelolaan sampah yang tidak baik ?
a. Cacingan, diare dan penyakit kulit.
b. Flu burung, cacingan dan diare.
c. Kaki gajah dan flu burung.

B. Sikap
1. Apakah saudara setuju bila membuang sampah pada tempatnya ?
a. Setuju
90

b. Tidak setuju

2. Apakah saudara setuju bila disetiap kios/los terdapat tempat sampah ?


a. Setuju
b. Tidak setuju

3. Apakah saudara setuju bila dilakukan pemilahan sampah antara sampah basah
dan kering ?
a. Setuju
b. Tidak setuju

4. Apakah saudara setuju bila tempat sampah tertutup ?


a. Setuju
b. Tidak setuju

5. Apakah anda setuju bila ada sanksi atau denda untuk orang yang membuang
sampah sembarangan ?
a. Setuju
b. Tidak setuju

6. Apakah anda setuju bila membersihkan sisa sampah setelah selesai kegiatan
berjualan ?
a. Setuju
b. Tidak setuju

7. Apakah anda setuju bila tempat sampah harus dilapisi kantong plastic terlebih
dahulu ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
91

8. Apakah anda setuju bila dilakukan penyuluhan tentang sampah kepda


pedagang ?
a. Setuju
b. Tidak setuju

9. Apakah anda setuju bila sampah yang berserakan dapat mengganggu estetika
lingkungan ?
a. Setuju
b. Tidak setuju

10. Apakah anda setuju bila membuang sampah pada tempatnya membuat
lingkungan menjadi bersih dan sehat ?
a. Setuju
b. Tidak setuju

C. PARTISIPASI PEDAGANG
1. Apakah anda memiliki tempat sampah ?
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah tempat sampah saudara telah memenuhi syarat kesehatan ( kedap air,
kuat dan tertutup )
a. Ya
b. Tidak

3. Apabila tempat sampah anda tidak memenuhi syarat, apakah saudara akan
menggantinya ?
a. Ya
b. Tidak
92

4. Apakah saudara menyediakan tempat sampah yang terpisah untuk sampah


yang mudah membusuk dengan yang tidak mudah membusuk ?
a. Ya
b. Tidak

5. Apakah saudara menyediakan peralatan kebersihan untuk mengumpulkan


sampah ( sapu, pengki dan sapu lidi ) ?
a. Ya
b. Tidak

6. Menurut anda, apakah pedagang wajib menyediakan tempat sampah sendiri ?


a. Ya
b. Tidak

7. Apakah saudara selalu membersihkan kios sebelum dan sesudah berjualan


setiap harinya ?
a. Ya
b. Tidak

8. Apakah anda selalu membuang sampah di tempat sampah ?


a. Ya
b. Tidak

9. Apakah ada pengangkutan sampah dari kios anda setiap hari ?


a. Ya
b. Tidak

10. Apakah anda membayar restribusi untuk pengelolaan sampah ?


a. Ya
b. Tidak
93

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI KETERSEDIAAN SARANA DALAM


PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR JOMBANG KOTA TANGERANG
SELATAN
TAHUN 2021

Petunjuk pengisian No. Responden :


Beri tanda ( √ ) pada jawaban

Sarana Oleh Pedagang Pasar :


NO SARANA PENGELOLAAN SAMPAH YA TIDAK

1 Apakah pedagang menyediakan tempat sampah


sendiri

2 Apakah pedagang menyediakan tempat sampah


terpisah untuk pemisahan sampah sesuai jenisnya

3 Apakah tempat sampah yang pedagang sediakan kuat


dan tahan air

4 Apakah tempat sampah yang digunakan mudah untuk


dibersihkan

5 Apakah pedagang memiliki alat kebersihan seperti


sapu setiap kois/los

6 Apakah tempat sampah yang digunakan dilapisi


dengan plastik untuk memudahkan pembuangan
94

Sarana Oleh Pihak Pasar :


NO VARIABEL PENGAMATAN YA TIDAK

1. Tempat Sampah

a. Tidak mudah berkarat

b. Terbuat dari bahan yang kuat

c. Kedap air

d. Tertutup

e. Mudah dibersihkan

f. Volume mencukupi

2. Gerobak Sampah

a. Tertutup

b. Kuat

c. Mudah dibersihkan

d. Kedap air

e. Tidak bocor

3. TPS

a. Tertutup

b. Mudah dibersihkan

c. Kuat

d. Tidak mudah berkarat

e. Volume mencukupi

f. Terdapat saluran air sampah (lindi)


95

4. Alat Kebersihan

a. Terdapat perlengkapan pengangkutan sampah


(sapu, lidi, pengki)

b. Dalam kondisi layak pakai

c. Dalam jumlah yang memadai

d. Dalam keadaan bersih

Checklist di adopsi dari :


1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020
tentang Pasar Sehat.
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, 2008.
96

Lampiran 5

Matriks Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Tempat Variabel Hasil


dan Tahun Penelitian

1. Zulkarnaini Faktor – Pasar Pagi Variabel bebas :  Tingkat partisipasi


dan Zulfan faktor Penentu Arengka Faktor – faktor pedagang dalam
Saam Tingkat Kota yang pengelolaan sampah
Partisipasi Pekanbaru, mempengaruhi di Pasar Pagi
Pedagang 2009. tingkat Arengka Kota
dalam partisipasi Pekanbaru
Pengelolaan pedagang dalam berdasarkan kriteria
Sampah di pelaksanaan interpretasi skor
Pasar Pagi pengelolaan secara keseluruhan
Arengka Kota sampah. tingkat partisipasi
Pekanbaru. pedagang termasuk
Variabel terikat
kategori sedang.
: Tingkat
 Faktor – faktor yang
partisipasi
mempengaruhi
pedagang.
tingkat partisipasi
adalah pendidikan,
pendapatan,
kepedulian terhadap
sampah, peraturan,
kondisi lingkungan
dan fasilitas.

2. Nurul Fuady Pelaksanaan Basement Variabel bebas :  Sistem pengelolaan


Daulay, Wirsal Pengelolaan Pasar Pelaksanaan sampah yang
Hasan dan Sampah dan Petisah Kota meliputi
97

Irnawati Partisipasi Medan, Pengelolaan penyimpanan,


Marsaulina Pedagang 2012. Sampah pengumpulan,
untuk pengangkutan dan
Variabel terikat
Menciptakan pengolahan sampah
: Partisipasi
Lingkungan berada pada kategori
Pedagang untuk
Bersih di tidak memenuhi
Menciptakan
Basement syarat kesehatan.
Lingkungan
Pasar Petisah  Partisipasi pedagang
Bersih di
Kota Medan. dalam penyediaan
Basement Pasar
tempat sampah
Petisah Kota
berada pada kategori
Medan.
sedang yaitu 51,6%,
partisipasi pedagang
dalam pembuangan
sampah berada pada
kategori sedang yaitu
56,3%, partisipasi
pedagang dalam
pembayaran retribusi
kebersihan pasar
berada pada kategori
baik yaitu 100% dan
partisipasi pedagang
dalam peraturan
kebersihan berada
pada kategori baik
yaitu 93,8%.

3. Beny Yulianto Partisipasi Pasar Baru Variabel bebas : Pedagang dengan


Pedagang Kecamatan Faktor – faktor pendidikan rendah
dalam Tampan yang memiliki 2,6 kali tidak
98

Melakukan Kota mempengaruhi memilah sampah


Pemilahan Pekanbaru, partisipasi dibandingkan dengan
Sampah di 2016. pedagang dalam pedagang dengan
Pasar Baru melakukan pendidikan tinggi,
Kecamatan pemilahan pedagang yang tidak
Tampan Kota sampah mendapat sosialisasi
Pekanbaru. memiliki 3,1 kali tidak
Variabel terikat
memilah sampah
: Partisipasi
dibanding yang
pedagang
mendapat sosialisasi,
pedagang yang tidak
memiliki ketersediaan
sarana yang cukup
memiliki 8,3 kali tidak
memilah sampah
dibandingkan yang
cukup tersedia sarana di
Pasar Baru Kota
Pekanbaru.
99

Lampiran 6

OUTPUT SPSS

Output Uji Univariat

Jenis Kelamin Pedagang


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 17 28.3 28.3 28.3
perempuan 43 71.7 71.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Umur Pedagang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 25-44 tahun 21 35.0 35.0 35.0
>44 tahun 39 65.0 65.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pendidikan Pedagang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 4 6.7 6.7 6.7
SMP 13 21.7 21.7 28.3
SMA 43 71.7 71.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengetahuan Pedagang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak baik 19 31.7 31.7 31.7
baik 41 68.3 68.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
100

Sikap Pedagang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak baik 18 30.0 30.0 30.0
baik 42 70.0 70.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Ketersediaan Sarana Pedagang


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak memadai 45 75.0 75.0 75.0
memadai 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Partisipasi Pedagang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak baik 35 58.3 58.3 58.3
baik 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Output Uji Bivariat

Pengetahuan * Partisipasi Crosstabulation


skkorpartisipasi
tidak baik baik Total
skorpengetahuan tidak baik Count 15 4 19
Expected Count 11.1 7.9 19.0
% within 78.9% 21.1% 100.0%
skorpengetahuan
baik Count 20 21 41
Expected Count 23.9 17.1 41.0
% within 48.8% 51.2% 100.0%
skorpengetahuan
Total Count 35 25 60
Expected Count 35.0 25.0 60.0
% within 58.3% 41.7% 100.0%
skorpengetahuan
101

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.861 1 .027
Continuity Correctionb 3.699 1 .050
Likelihood Ratio 5.133 1 .023
Fisher's Exact Test .047 .025
Linear-by-Linear 4.780 1 .029
Association
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.92.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 3.938 1.115 13.903
skorpengetahuan (tidak
baik / baik)
For cohort 1.618 1.095 2.391
skkorpartisipasi = tidak
baik
For cohort .411 .164 1.032
skkorpartisipasi = baik
N of Valid Cases 60
102

Sikap * Partisipasi Crosstabulation


skkorpartisipasi
tidak baik baik Total
skorsikap tidak baik Count 16 2 18
Expected Count 10.5 7.5 18.0
% within 88.9% 11.1% 100.0%
skorsikap
Baik Count 19 23 42
Expected Count 24.5 17.5 42.0
% within 45.2% 54.8% 100.0%
skorsikap
Total Count 35 25 60
Expected Count 35.0 25.0 60.0
% within 58.3% 41.7% 100.0%
skorsikap

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 9.878 1 .002
Continuity Correctionb 8.163 1 .004
Likelihood Ratio 11.102 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear 9.713 1 .002
Association
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
103

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 9.684 1.974 47.518
skorsikap (tidak baik /
baik)
For cohort 1.965 1.356 2.847
skkorpartisipasi = tidak
baik
For cohort .203 .053 .771
skkorpartisipasi = baik
N of Valid Cases 60

Ketersediaan Sarana * Partisipasi Crosstabulation


skkorpartisipasi
tidak baik baik Total
skor sarana tidak memadai Count 24 21 45
Expected Count 26.3 18.8 45.0
% within skor 53.3% 46.7% 100.0%
sarana
memadai Count 11 4 15
Expected Count 8.8 6.3 15.0
% within skor 73.3% 26.7% 100.0%
sarana
Total Count 35 25 60
Expected Count 35.0 25.0 60.0
% within skor 58.3% 41.7% 100.0%
sarana
104

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.851 1 .174
Continuity Correctionb 1.120 1 .290
Likelihood Ratio 1.923 1 .166
Fisher's Exact Test .232 .145
Linear-by-Linear 1.821 1 .177
Association
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.25.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for skor .416 .115 1.503
sarana (tidak memadai /
memadai)
For cohort .727 .483 1.095
skkorpartisipasi = tidak
baik
For cohort 1.750 .715 4.285
skkorpartisipasi = baik
N of Valid Cases 60
105

Lampiran 7

DOKUMENTASI

Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) dan Gerobak Sampah


Pasar Jombang

Tempat Sampah Pasar Jombang


106

Wawancara kepada para pedagang

Anda mungkin juga menyukai