Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM HIGIENE INDUSTRI

PENGUKURAN TEKANAN PANAS MENGGUNAKAN


HEAT STRESS AREA MONITOR

Putri Intan Pamungkas


R0217079

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2018
PENGESAHAN

Laporan Praktikum Higiene Industri dengan Judul :

Pengukuran Tekanan Panas dengan Heat Stress Area Monitor


Putri Intan Pamungkas, NIM : R0217079, Tahun : 2018

telah disahkan pada :

Hari ………….Tanggal …………. 20 …….

Dosen Pengampu, Pembimbing Praktikum,

NIP. NIK.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................... 2
C. Manfaat ...................................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 4
B. Perundang-undangan ................................................................. 19
BAB III. HASIL .............................................................................................. 20
A. Gambar Alat, Cara Kerja, dan Prosedur Pengukuran ................ 20
B. Hasil Pengukuran ........................................................................ 21
BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................... 23
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 29
A. Simpulan .................................................................................... 29
B. Saran ........................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30
LAMPIRAN ....................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahaya panas di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja
pada pekerja. Temperatur yang dianjurkan di tempat kerja adalah 24o - 26oC.
Suhu kering pada kelembaban 65% - 95% dan suhu tersebut merupakan suhu
nikmat di Indonesia. Sedangkan suhu optimal dari dalam tubuh untuk
mempertahankan fungsinya adalah antara 36,5o - 39,5oC. Semakin aktif
seseorang maka makin rendah suhu yang diperlukan supaya ideal, sehingga
pekerja dengan pekerjaan berat suhu yang ideal ialah 20oC.

Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu sistem


pengatur suhu (thermoregulatory system) yang sempurna sehingga manusia
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang terjadi di luar
tubuhnya. Suhu menetap ini sebagai akibat dari metabolisme dan pertukaran
panas tubuh dan lingkungan sekitarnya. Tetapi kemampuan diri ini pun ada
batasnya, tubuh manusia masih dapat menyesuaikan diri dengan temperatur
luar jika perubahan dari temperatur luar tidak lebih dari 20% untuk kondisi
panas dan 35% untuk kondisi dingin. Semuanya dari keadaan normal, tiap
anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang berbeda-beda, yaitu :

1. Mulut (37°C)
2. Dada (34,5° - 35°C)
3. Garis pinggang (35° - 36°C)
4. Rectum (37°C)
5. Betis kaki (26,5° - 28,3°C)
Area kerja harus ditata menurut proses kerja yang ada sehingga aliran
proses dan material yang ada dapat berjalan lancar sehingga tercapai efisiensi
yang tinggi. Dalam menata area kerja perlu diperhatikan banyak hal, dan
salah satu faktornya adalah aliran udara atau suhu ruangan. Agar tidak

1
menimbulkan kelelahan berlebih dan ketidaknyamanan bekerja. Iklim
setempat di tempat kerja diatur agar nyaman sesuai dengan sifat pekerjaan
yang dilakukan. Temperatur yang dianjurkan di tempat kerja adalah 24°C –
26°C. Suhu kering pada kelembaban 65% – 95% dan suhu tersebut
merupakan suhu nyaman Indonesia, sedangkan suhu optimal dalam tubuh
untuk mempertahankan fungsinya adalah antara 36.5°C – 39.5°C makin aktif
seseorang maka semakin rendah suhu yang diperlukan supaya ideal, sehingga
pekerja dengan pekerja beratnya, suhu yang ideal adalah 20°C.

Suhu tubuh dipertahankan hampir menetap oleh suatu sistem pengatur


suhu (Thermoregulatory Sistem) yang sempurna sehingga manusia dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang terjadi di luar tubuhnya.
Suhu menetap ini sebagai akibat dari metabolisme dan pertukaran panas
tubuh dan lingkungan sekitarnya. Tetapi kemampuan diri ini pun ada
batasnya, tubuh manusia masih dapat menyesuaikan diri dengan temperatur
luar jika perubahan dari temperatur luar tidak lebih dari 20% untuk kondisi
panas dan 35% untuk kondisi dingin. Semuanya dari keadaan normal tubuh.
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur
yang berbeda-beda yaitu: Mulut (37°C), dada (34,5°C - 35°C), garis pinggang
(35°C - 36°C), rectum (37°C), dan betis kaki (26,5°C - 28,3°C).

Contoh dalam faktor fisik yang dapat mengganggu kesehatan tenaga


kerja dalam melakukan pekerjaannya dan merupakan beban tambahan adalah
tekanan panas. Tekanan panas adalah kombinasi antara iklim kerja dan proses
metabolisme. Iklim kerja adalah kombinasi antar suhu udara, kelembaban
udara, kecepatan gerak udara, dan suhu radiasi pada satu lingkungan kerja.
Apabila keempat faktor ini dihubungkan dengan produksi panas tubuh
(metabolisme) maka disebut tekanan panas.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara perhitungan intensitas tekanan panas di dalam
dan luar ruang.
2. Untuk mengetahui pengertian tekanan panas.

2
3. Untuk mengetahui pengertian ISBB.
4. Untuk mengetahui nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) di tempat
kerja dengan alat Heat Stress Area Monitor.
5. Untuk mengetahui cara penggunaan Psychometri, Globe Thermometer,
Kata Thermometer dan Quest Temp.

C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat memahami cara kerja alat-alat ukur tekanan panas.
b. Dapat menggunakan alat tekanan panas dengan baik dan benar.
c. Dapat membaca dan mengukur kelembaban suhu basah dan suhu
kering serta kelembaban relatif pada psychrometri dengan
menggunakan chart.
d. Dapat menerapkan fungsi dari masing-masing alat tekanan panas.
2. Bagi Diploma IV Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
a. Dapat menentukan pengaruh tekanan panas di tempat kerja.
b. Dapat melakukan pencegahan jika dalam ruangan tempat kerja
nenghasilkan tekanan panas yang berlebih
c. Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa tentang suhu kering,
suhu basah dan suhu radiasi dalam lingkungan kerja.
d. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dalam mengukur tekanan
panas
e. Dapat mengetahui iklim kerja di kampus D.IV Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja sehingga dapat dilakukan perbaikan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Tekanan panas adalah perpaduan antara suhu kering dan suhu basah,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, suhu radiasi dengan panas yang
dihasilkan oleh metabolisme tubuh.
Iklim kerja adalah kombinasi antara suhu udara, kelembaban udara,
kecepatan gerak udara dan suhu radiasi pada suatu lingkungan kerja. Jika
iklim kerja ini tidak diatur dengan baik dapat mengganggu kesehatan tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya dan merupakan beban tambahan adalah
tekanan panas. Tekanan panas adalah kombinasi antara iklim kerja dan proses
metabolisme. Iklim setempat ditempat kerja diatur senyaman mungkin sesuai
dengan sifat pekerjaan yang dilakukan agar tenaga kerja pun dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik, nyaman dan aman. Agar dalam
pekerjaan tidak menimbulkan kelelahan yang berlebihan dan
ketidaknyamanan bekerja, iklim setempat di tempat kerja diatur agar nyaman
dan sesuai dengan sifat pekerjaan yang dilakukan. Sehingga dapat tercipta
produktivitas tenaga kerja yang tinggi.
Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu hal yang menjadi perhatian
penting dalam suatu perusahaan. Bahkan mendapat perhatian khusus dari
pemilik perusahaan. Hal tersebut disebabkan tidak lain karena produktivitas
para pekerja sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dalam
menghasilkan suatu produk. Jika produktivitas naik maka kualitas dan
kuantitas hasil produksi pun akan naik pula, kemudian keuntungan yang
diperoleh perusahaan tentu akan semakin besar pula.
Salah satu hal yang mempengaruhi produktivitas pekerja yaitu beban
tambahan akibat kerja, yang berupa faktor fisika, kimia, biologi, fisiologis,
dan mental psikologis. Pada kegiatan praktikum kali ini membahas salah satu
hal yang termasuk dalam faktor fisika beban tambahan akibat kerja, yaitu

4
iklim kerja, yang selanjutnya berhubungan dengan tekanan panas. Iklim kerja
merupakan salah satu aspek yang harus dikaji untuk mendapatkan teknik
pencegahan dan penanggulangan jika terjadi efek negatif tekanan panas
terhadap tenaga kerja.
Salah satu faktor fisik yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja
dalam melakukan pekerjaannya dan merupakan beban tambahan adalah
tekanan panas. Tekanan panas adalah kombinasi antara iklim kerja dan proses
metabolisme.
Terdapat beberapa pengertian tentang iklim kerja, antara lain adalah :
1. Menurut Siswanto 1991 dan Suma’mur 1994
Iklim kerja adalah perpaduan dari suhu kering dan suhu basah,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara atau angin dan suhu
radiasi.
2. Menurut Kepmenaker No. Kep/51/MEN/1999
Iklim kerja adalah hasil perpaduan dari suhu, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara atau angin dan panas radiasi dengan tingkat
pengeluaran panas dari tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.
3. Menurut SNI 16 - 7063 - 2004
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi.
4. Keadaan suasana dimana suhu udara, kelembaban udara atau aliran
udara dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa mengganggu proses
kerja, tidak menimbulkan kelelahan, dan tidak menimbulkan
ketidaknyamanan pekerja pada saat bekerja disuatu ruang kerja.
Hal-hal yang harus diketahui dalam menilai iklim kerja :
1. Beban kerja di ruang kerja
2. Aliran udara dan suhu ruangan
3. Temperatur ruangan
4. Penataan area kerja atau tempat kerja
5. Proses produksi
6. Keadaan lingkungan kerja

5
7. Bentuk bangunan
8. Jumlah tenaga kerja atau karyawan
Iklim kerja pada suatu tempat (lingkungan) berpengaruh terhadap suhu
tubuh seseorang. Sebab produksi panas tubuh seseorang salah satunya
tergantung dari kegiatan fisik tubuh yang juga dipengaruhi oleh iklim kerja.
Faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas di antara tubuh dengan
sekitarnya adalah konduksi, konveksi, radiasi, dan penguapan.
Konduksi ialah pertukaran panas di antara tubuh dan benda-benda
sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi dapat menghilangkan
panas dari tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan dapat
menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari
badan manusia.
Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan
melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang
kurang baik tetapi dengan kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas
dengan tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi
memainkan peranan dalam pertukaran panas. Konveksi dapat mengurangi
atau menambah panas pada tubuh manusia.
Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu memancarkan gelombang
panas. Tergantung dari suhu benda-benda sekitar, tubuh menerima atau
kehilangan panas lewat mekanisme radiasi. Selain itu dan penting sekali,
manusia dapat berkeringat yang dengan penguapan di permukaan kulit atau
melalui paru - paru tubuh kehilangan panas untuk penguapan. Karena dalam
berbagai macam keadaan lingkungan kerja dengan temperatur yang berbeda
pula, maka dalam pengukuran iklim kerja diperlukan beberapa macam alat
pengukur sebagai berikut :
1. Psycrometer
Psychrometer adalah suatu alat untuk mengukur kelembaban nisbi
udara dan tekanan partikel uap air di udara. Alat ini terdiri dari dua
termometer, yang pertama digunakan untuk mengukur suhu udara yang
disebut suhu kering dan yang kedua reservoirnya atau ujungnya dibalut

6
dengan kain katun yang dalam penggunaanya, kain katun ini dibasahi
dengan air. Karena adanya penguapan air pada kain katun tersebut maka
terjadi penurunan suhu. Besarnya penurunan suhu tergantung dari
banyaknya penguapan yang terjadi dan ini tergantung dari kelembaban
udara. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang kedua ini disebut
suhu basah (tw). Dari perbedaan antara suhu kering dan suhu basah
diketahui kelembaban relatif dan tekanan partikel uap air di udara.
Ada beberapa jenis psychrometer, antara lain :
a. Psychrometer Putar
Psychrometer ini terdiri dari dua termometer, satu diantaranya
dibalut dengan kain katun dan dilengkapi dengan pemutar yang
berguna untuk membantu percepatan penguapan air pada kain katun.
b. Psychrometer Hisap Arsaman
Parameter Hisap Arsman ini terdiri dari dua termometer, satu
diantaranya dibalut dengan kain katun. Alat ini dilengkapi dengan
kunci pemutar kipas (fan) untuk membantu mempercepat penguapan
air pada kain katun. Apabila pemutar kipas digunakan sebagai
sumber tenaga maka alat ini disebut motor drive psychrometer.
c. Psychrometer August
Psychrometer ini juga terdiri dari dua termometer, satu
diantaranya reservoirnya atau ujungnya dibalut dengan kain katun
yang agak panjang dan di bawahnya diletakkan botol yang berisi air
sehingga ada sebagian kain katun terendam dalam air. Suhu yang
ditunjukkan oleh termometer yang dibalut dengan kain menunjukkan
suhu basah alami. Panjang kain katun dari ujung termometer sampai
dengan permukaan air reservoir adalah 2,5 cm. Pengukuran suhu
basah alami dimaksudkan untuk pengukuran Wet Body Temperature
yaitu perilaku termometer basah yang mempunyai kesamaan
perilaku manusia tanpa busana dalam keadaan seluruh permukaan
kulit basah. Pada suhu tertentu ada aliran udara maka akan terjadi
penguapan air yang membasahi termometer sehingga suhu turun.

7
Sedangkan terhadap suhu yang basah juga akan mengakibatkan
penguapan panas tubuh sehingga tubuh menjadi terasa dingin yang
disebabkan oleh penguapan air di permukaan kulit.
2. Globe Thermometer
Alat ini digunakan untuk mengukur panas radiasi, terdiri dari sebuah
bola tembaga dengan diameter 15 cm yang berwarna hitam (tidak
mengkilat). Karena sifat warna hitam yang menyerap radiasi, maka suhu
dalam bola akan naik yang ditunjukkan oleh termometer. Suhu ini
disebut bola yang dengan suatu perhitungan dapat ditentukan besarnya
radiasi di tempat kerja.
3. Kata Thermometer
Kata Thermometer adalah suatu thermometer yang dilengkapi oleh 2
reservoir, yaitu reservoir utama (di bawah) dan reservoir pembantu (di
atas). Kedua reservoir tersebut dihubungkan oleh pipa kapiler dan pipa
kapiler ini terdapat 2 garis batas suhu yang berguna untuk mengetahui
lamanya waktu pendinginan (cooling time). Cooling time dihitung
dengan menggunakan stopwatch. Kata Thermometer ini berisi alkohol
merah.
Pada setiap Kata Thermometer terdapat Kata Faktor (F), dimana F
adalah faktor kalibrasi untuk tiap Kata Thermometer. Ada 3 jenis Kata
Thermometer yang digunakan sesuai dengan suhu ruangan yang diukur,
misalnya :
a. Untuk suhu normal dengan daerah ukur (range) : 35 o - 38o C.
b. Untuk suhu sedang dengan daerah ukur (range) : 42 o - 50o C.
c. Untuk suhu tinggi dengan daerah ukur (range) : 52 o - 55o C.
Sebagai dasar untuk memilih adalah waktu pendinginan kurang
dari 2 menit. Bila dalam ruangan kerja yang diukur terdapat sumber
panas radiasi maka harus digunakan Kata Thermometer yang bagian
bawahnya dilapisi dengan perak yang berfungsi untuk menahan panas
radiasi tersebut.
4. Heat Stress Area (Quest Temp 10o)

8
Selain alat tersebut, diperlukan juga pengetahuan yang dibuat
tentang panas metabolisme yang dihasilkan oleh tenaga kerja karena
memiliki sifat pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari pekerjaan ringan,
sedang, dan berat.
Panas adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu.
Penyebaran panas dapat melalui 4 metode, yaitu :
1. Konduksi (Hantaran)
Konduksi merupakan transfer panas dari atom ke atom atau
dari molekul ke molekul melalui transfer berturut - turut dari energi
kinetik. Kehilangan panas melalui konduksi, udara akan
menyebarkan panas dari proses produksi yang cukup besar walaupun
dalam keadaan normal. Panas adalah suatu energi kinetik dari
molekul dan molekul yang menyusun mesin terus-menerus
mengalami gerakan vibrasi. Sebagian besar energi dari gerakan ini
dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih rendah dan
mengakibatkan meningkatnya kecepatan gerakan molekul udara.
Suhu mesin yang berlekatan dengan udara menjadikan suhu udara
sama dengan suhu permukaan mesin. Jika suhu udara dan
permukaan mesin sama, maka tidak terjadi lagi kehilangan panas
dari permukaan mesin ke udara. Oleh sebab itu konduksi panas dari
permukaan mesin ke udara mempunyai keterbatasan kecuali udara
yang dipanaskan bergerak sehingga timbul udara baru. Udara yang
tidak panas secara terus menerus disebarkan melalui udara yang
bergerak, fenomena semacam ini disebut konveksi udara (Guyton,
2000; Ganong, 2001).
2. Konveksi (Convection)
Adalah penyebaran api dan panas melalui pergerakan udara
serta cairan. Konveksi dapat juga dapat diartikan perpindahan panas
karena perbedaan suhu kulit dengan suhu sekitar dan kecepatan
angin. Kehilangan panas melalui konveksi udara disebut konveksi.
Panas dapat didapatkan atau dihilangkan dengan jalan konveksi ke

9
udara, air atau cairan lain yang kontak dengan tubuh dan media lain
yang berdekatan menghasilkan perpindahan panas dengan konduksi
sejalan atau sesuai dengan tingkat panas. Jika media berpindah,
panas akan berpindah dengannya. Hal tersebut adalah pertukaran
panas dengan cara konveksi, analog dengan pertukaran dari larutan
melalui besarnya aliran. Walaupun ketika kita diam tak bergerak,
udara di sekitar kita bergerak karena udara mengembang akibat
menyerap panas dari tubuh kita.
3. Radiasi (Radiation)
Penyebaran panas melalui ruang sampai mencapai objek yang
tidak tembus panas. Radiasi dapat juga diartikan sebagai menyerap
atau memancarkan panas melalui gelombang elektromagnetik.
Radiasi tidak dipengaruhi oleh suhu dan kecepatan angin, tetapi
dipengaruhi oleh karena perbedaan suhu kulit dan suhu benda padat
di sekitar tubuh. Panas radiasi tidak menyebabkan pemanasan secara
langsung pada udara. Perpindahan panas dari proses produksi ke
lingkungan kerja terjadi secara radiasi adalah proses perpindahan
panas dimana permukaan obyek seluruhnya secara konstan
memancarkan panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Laju
pancaran ditentukan oleh suhu dari permukaan radiasi (Ganong,
2001).
4. Evaporasi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui penguapan keringat.
Penguapan keringat terganggu jika suhu dan kelembaban udara
sangat tinggi karena udara telah jenuh dengan uap air, akibatnya
suhu tubuh akan meningkat.
5. Hubungan Nyala Langsung (Direct Flame Contact)
Panas dapat berasal dari banyak sumber. Diantaranya berasal dari :
1. Iklim kerja setempat
2. Proses produksi dan mesin
3. Kerja

10
Penyesuaian tubuh dengan panas berbeda-beda, misalnya :
No. Benda Suhu (oC)

1 Permukaan luar tanur 500

2 Permukaan dalam tanur atau metal panas 1200

3 Logam pijar 1850

4 Nyala busur las 2000

Adapun cara untuk mempertahankan suhu tubuh antara lain :


1. Peningkatan aliran darah ke kulit.
2. Peningkatan sekresi (pengeluaran) keringat.
3. Peningkatan produksi panas oleh tubuh dengan cara menggigil.
Penyakit akibat tekanan panas diakibatkan karena naik atau turunnya
suhu tubuh. Suhu normal tubuh berkisar anatara 37o - 38oC (99o - 100oF)
(NCDOOL, 2001). Perubahan suhu inti tubuh naik atau turun 2oC dapat
mengakibatkan gangguan pada tubuh. Berikut ini adalah temperatur
normal tubuh manusia dari berbagai usia :
Umur Core Body Temperature oF/oC

0 – 3 bulan 99,4oF/37,40oC

3 – 6 bulan 99,5oF/37,5oC

0,5 – 1 tahun 99,7oF/37,6oC

1 – 3 tahun 99,0oF/37,2oC

3 – 5 tahun 98,6oF/37,0oC

5 – 9 tahun 98,3oF/36,8oC

9 – 13 tahun 98,0oF/36,6oC
> 13 tahun 97,8 - 99,1oF/36,5 - 37,2oC

11
Suhu tubuh harus dijaga agar tetap berada pada suhu normal agar
seluruh organ tubuh dapat bekerja dengan normal. Jika terjadi perubahan
core themperature tubuh maka beberapa fungsi organ tubuh akan
terganggu. Sistem metabolisme tubuh secara alami dapat bereakasi untuk
menjaga kenormalan suhu tubuh seperti dengan keluarnya keringat,
menggigil dan meningkatkan atau mengurangi aliran darah pada tubuh.
Untuk pengaturan suhu tubuh secara eksternal ada 7 faktor yang harus
dikontrol yaitu: suhu udara, kelembaban, kecepatan udara, pakaian,
aktifitas fisik, radiasi panas dari berbagai sumber panas dan lamanya
waktu tekanan panas. Berikut adalah keadaan manusia pada berbagai
variasi suhu tubuh :
1. Kondisi Panas
a. 37°C (98,6°F) : Suhu tubuh normal (36 - 37,5°C/96,8 – 99,5°F).
b. 38°C (100,4°F) : Berkeringat, sangat tidak nyaman, sedikit lapar.
c. 39°C (102,2°F) : Berkeringat, kulit merah dan basah, dan jantung
berdenyut kencang, kelelahan, merangsang kambuhnya epilepsi.
d. 40°C (104°F) : Pingsan, dehidrasi, lemah, sakit kepala, muntah
dan berkeringat.
e. 41°C (105,8°F) : Keadaan gawat, pingsan, pening, bingung sakit
kepala, halusinasi, napas sesak, mengantuk mata kabur dan
jantung berdebar.
f. 42°C (107,6°F) : Pucat, kulit memerah dan basah, koma, mata
gelap dan terjadi gangguan hebat, tekanan darah menjadi tinggi
atau rendah dan detak jantung cepat.
g. 43°C (109,4°F) : Umumnya meninggal, kerusakan otak,
gangguan dan goncangan hebat terus menerus, kolaps.
h. 44°C (111,2°F) : Hampir dipastikan meninggal namun ada
beberapa pasien yang mampu bertahan hingga di atas 46°C
(114,8°F).
2. Kondisi Dingin

12
a. 37°C (98,6°F) : Suhu tubuh normal (36 - 37,5°C/96,8 - 99,5°F).
b. 36°C (96,8°F) : Menggigil ringan hingga sedang.
c. 35°C (95,0°F) : Hipotermia suhu kurang dari 35°C (95°F),
menggigil keras, kulit menjadi biru atau keabuan. Jantung
menjadi berdegup.
d. 34°C (93,2°F) : Mengggil yang sangat keras, jari kaku, kebiruan
dan bingung terjadi perubahan perilaku.
e. 33°C (91,4°F) : Bingung sedang hingga parah, mengantuk,
depresi, berhenti menggigil, denyut jantung lemah, napas pendek
dan tidak mampu merespon rangsangan.
f. 32°C (89,6°F) : Pada kondisi gawat halusinasi, gangguan
hebat,sangat bingung, tidur yang dalam dan menuju koma, detak
jantung rendah , tidak menggigil.
g. 31°C (87,8°F) : Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflek,
jantung sangat lambat, terjadi gangguan irama jantung yang
serius.
h. 28°C (82,4°F) : Jantung berhenti berdetak pasien menuju
kematian.
i. 24 - 26°C (75,2 - 78,8°F) or less : Terjadi kematian namun
beberapa pasien ada yang mampu bertahan hidup hingga di
bawah 24 - 26oC (75,2 -78,8oC).
Tekanan panas pada tubuh pertama kali diterima oleh lapisan kulit
pada tubuh. Sehingga efek terbesar proses tekanan panas terjadi pada kulit.
Jika kulit diterpa panas pada suhu tertentu dan dalam waktu tertentu maka
selain akan berakibat pada terjadinya heat strain pada tubuh juga matinya
atau kerusakan sel - sel tubuh.
Dengan matinya sel-sel tubuh maka akan menyebabkan terjadinya
gangguan pada panca indera manusia, regenerasi sel terhambat dan
akhirnya terjadi proses penuaan lebih cepat seiring kurang optimalnya
fungsi organ tubuh. Contoh dalam faktor fisik yang dapat mengganggu
kesehatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya dan merupakan

13
beban tambahan adalah tekanan panas. Tekanan panas adalah kombinasi
antara iklim kerja dan proses metabolisme.
Dalam British Thermal Unit (BTU) yaitu banyaknya panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu satu pound air 1oF. Untuk nilai 1.000
BTU = 252 Kcal. Panas karena proses metabolisme dari orang dengan BB
± 154 pound, TB ± 172 cm, luas permukaan kulit 1,85 m2, beraklimatisasi
terhadap panas.
Tingkat Pekerjaan Kegiatan BTU/jam
Tidur 250
Duduk 400
Duduk tenang 450 - 550
Duduk, gerakan-gerakan 550 - 650
tubuh dan lengan sedang
Ringan (misalnya mengetik).
Duduk, gerakan-gerakan kaki 550 - 650
dan lengan sedang (misalnya
main piano, menyetir mobil).
Berdiri, kerja ringan pada 650 - 800
mesin atau bongkar terutama
lengan.
Duduk, gerakan-gerakan kuat 650 - 750
tangan dan kaki.
Berdiri, kerja ringan pada 750 - 1.000
Sedang mesin atau bongkar, serta
jalan.
Jalan-jalan, dengan 1.000 - 1.400
mengangkat atau mendorong
beban yang sedang beratnya.

14
Mengangkat, mendorong dan 1.500 - 2.000
menaikkan benda-benda berat

Berat secara terputus-putus


(misalnya menyekopi).

Berat terus-menerus. 2.000 - 2.400

Menurut Sherman HC, dalam Suma'mur 1982 kebutuhan kalori beberapa


jenis kegiatan sebagai berikut :

Kalori per jam


No. Jenis kegiatan
BB = 70 kg per-kg BB
1 Tidur 65 0,98
2 Bangun sambil tiduran 77 1,10
3 Duduk istirahat 100 1,43
4 Membaca keras 105 1,50
5 Berdiri dalam keadaan tenang 105 1,50
6 Menjahit dengan tangan 111 1,59
7 Berdiri dengan suatu perhatian 115 1,63
8 Menyulam 116 1.66
9 Memakai dan membuka pakaian 118 1,69
10 Menyanyi 122 1,74
11 Menjahit dengan mesin 135 1,93
12 Mengetik cepat 140 2,00
13 Menyeterika 144 2,06
14 Cuci piring, cangkir dan lain-lain 144 2,06
15 Menyapu lantai terbuka 169 2,41
16 Menjilid buku 170 2,43
17 Latihan enteng 170 2.43
18 Membuat sepatu 180 2,57
19 Jalan perlahan (3,9 km/jam) 200 2,86

15
Pekerjaan kayu, logam dan
20 240 3,43
pengecatan dalam industry
21 Latihan aktif 290 4,14
22 Jalan agak cepat (5,6 km per jam) 300 4,28
M
23 Jalan turun tangga 364 5,20
24 Pekerjaan tukang batu 400 5,71
25 Latihan berat 450 6,43
26 Menggergaji kayu 480 6,86
27 Berenang 500 7,14
28 Lari (8 km per jam) 570 8,14
29 M Latihan sangat berat 600 8,57

a 30 Berjalan sangat cepat (8 km/jam) 650 9,28

k 31 Jalan naik tangga 1100 15,80

a iklim kerja adalah kombinasi antara suhu udara, kelembaban udara,


kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suhu lingkungan kerja.
Apabila keempat faktor ini dihubungkan dengan produksi panas tubuh
(metabolisme) maka disebut tekanan panas.
Dalam menjaga keseimbangan panas tubuh, tubuh mengeluarkan
panas berlebihan ke lingkungan sekitar secara radiasi, konduksi, konveksi
dan evoparasi. Tenaga kerja yang telah beraklitimasi dapat mengeluarkan
keringat 6 - 8 liter untuk membuang panas yang berlebih ke lingkungan
sekitar. (Astrand, 1975)
Pada prinsipnya sumber panas berasal dari :
1. Iklim kerja setempat.
2. Proses produksi dan mesin.
3. Kerja otot.
Contoh tempat kerja yang dapat menimbulkan sumber panas :
a. Proses produksi : peleburan, pengeringan, pemanasan,
penguapan.
b. Tempat kerja yang langsung kena sinar matahari.

16
c. Ventilasi ruang kerja yang tidak memadai.
d. Ruang gerak udara yang terhambat.
e. Material bangunan yang terbuat dari bahan penghantar panas.
Proses produksi dengan suhu tertentu (terlalu panas). Dalam iklim
kerja terdapat hal-hal yang berhubungan dengan pengukurannya antara
lain :
1. Suhu kering (dry-bulb temperature).
adalah suhu udara yang ditunjukkan oleh suatu termometer yang
akurat (setelah panas radiasi yang dapat mempengaruhi hasil
pembacaan dikoreksi).
2. Suhu basah (wet-bulb temperature).
adalah suhu yang menunjukkan udara telah jenuh dengan uap air.
3. Suhu basah alami.
adalah suhu yang ditunjukkan oleh thermometer dimana di ujung
bagian bawahnya dibalut dengan kain katun dan termometer tersebut
dicelupkan ke dalam erlenmeyer yang berisi aquades.
4. Suhu basah psikrometrik.
adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer berbola basah dari
suatu psychrometri.
3. Suhu Bola (globe temperature).
adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang dipasang di
bagian tengah suatu bola yang terbuat dari tembaga dengan diameter
15 cm dan permukaan luarnya di cat hitam.
Beban tambahan akibat kerja yang berupa panas dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada tenaga kerja, diantaranya adalah heat cramps,
heat stroke, miliari, heat exhaustion, dehidrasi, heat syncope, kelainan
kulit (heat rash), dan lain-lain. Heat cramps dialami pada lingkungan yang
suhunya tinggi sebagai akibat bertambahnya keringat yang menyebabkan
hilang nya garam natrium dari dalam tubuh dan sebagai akibat banyak
minum air tapi tidak diberi garam untuk mengganti garam natrium yang
hilang. Heat cramps terasa sebagai kejang-kejang otot tubuh dan perut

17
yang sangat sakit. Disamping kejang-kejang tersebut terdapat pula gejala-
gejala yang biasa pada heat stress, yaitu pingsan, kelemahan, mual, dan
muntah-muntah.
Heat exhaustion biasanya terjadi oleh karena cuaca yang sangat
panas terutama bagi mereka yang belum beraklimatisasi terhadap udara
yang sangat panas. Penderita berkeringat sangat banyak sedangkan suhu
badan normal atau subnormal. Tekanan darah menurun dan nadi lebih
cepat. Penderita merasa lemah, mungkin pingsan, kadang-kadang
lethargik.
Heat stroke jarang terjadi dalam industri namun bila terjadi sangatlah
hebat. Biasanya yang terkena adalah laki-laki yang pekerjaannya berat dan
belum beraklimatisasi. Gejala-gejala yang terpenting adalah suhu badan
naik sedangkan kulit kering dan panas. Gejala-gejala saraf pusat dapat
terlihat, seperti vertigo, tremor, konvulsi, dan delirium. Menurunkan suhu
badan dengan kompres atau selimut kain basah dan dingin adalah
pengobatan utama. Sebab heat stroke adalah pengeruh panas pada pusat
pengatur panas di otak. Miliari adalah kelainan kulit sebagai akibat
keluarnya keringat yang berlebih-lebihan. Agar tenaga kerja dapat
terhindar dari gangguan kesehatan maka telah ditentukan batasan untuk
tenaga kerja bekerja pada suatu tempat kerja
Selain gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas
yang berlebih seperti yang tersebut di atas. Adapula dampak negatif lain,
menurut (Pulat, 1992) bahwa reaksi fisiologis tubuh (Heat Strain) oleh
karena peningkatan temperatur udara diluar comfort zone yaitu :
a. SMVasolidasi.
b. Denyut jantung meningkat.
c. Temperatur kulit meningkat.
d. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat dan lain-
lain.
Dengan demikian jelas bahwa tekanan panas ditempat kerja
sangatlah berpengaruh terhadap tenaga kerja karena dengan adanya

18
tekanan panas yang berlebihan akan menyebabkan dampak-dampak
negatif seperti yang dipaparkan diatas.

B. Perundang-undangan
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 13,
“Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja diwajibkan menaati
semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan.”
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 3
ayat 1 huruf g, “Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, suhu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, sinar radiasi, suara dan getaran.”
3. Kepmenaker No Kep. 51/ MEN/1999 tentang nilai ambang batas faktor
fisika di tempat kerja, Pasal 9, ”Peninjauan Nilai Ambang Batas faktor
fisik ditempat kerja dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi.”
4. Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga
Kerja.
a. Tiap tenaga kerja berhak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan,
moral kerja, kesusilaan sesuai martabat dan moral agama.
b. Pemerintah membina perlindungan kerja.
5. Kepmenaker Nomor : KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di tempat Kerja. Pasal 1 ayat 5, ”iklim kerja yaitu hasil
perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerak udaradan panas
radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai
akibat dari pekerjaan”.
6. SNI 16-70063-2004, tentang NAB Iklim Kerja (panas), Kebisingan,
Getaran Tangan Lengan dan Radiasi Sinar Ultra Ungu di Tempat Kerja.

19
BAB III
HASIL

A. Gambar Alat, Cara Kerja dan Cara Pengukuran


1. Gambar Alat
Gambar 1 : Heat Stress Area Quest Temp

Keterangan:
1. Display 11. Globe sensor bar
2. On/Of 12. Statif
3. Globe
4. Dry Bulb
5. Wet Bulb
6. WBGT out
7. WBGT in
0
8. F / 0C
9. Wet sensor bar
10. Dry Sensor bar
20
2. Cara Kerja dan cara pengukuran
a. Menyiapkan alat dan merangkai pada statif.
b. Memberi air pada wet sensor bar, lalu menekan ON dan membiarkan
sekitar 10 menit untuk kalibrasi.
c. Menekan tombol, memilih dalam 0C atau 0F.
d. Menekan tombol WBGT In/Out (sesuai dengan tempat yang akan
diukur).
e. Menekan tombol yang akan diukur. Lalu perhatikan angka di display,
mencatat.
f. Jika sudah selesai matikan alat dengan menekan OFF.
3. Prosedur Pengukuran
Menentukan iklim kerja pada luar ruangan :
a. Menentukan alat ukur pada tempat ruangan kerja.
b. Meletakan alat ukur pada tempat ruangan kerja yang sebelumnya
dikalibrasi dengan waktu sesuai dengan alat ukur.
c. Mengukur iklim kerja dan tekanan panas pada luar ruangan dengan alat
pengukur tekanan panas.
d. Catat hasilnya.
e. Menghitung dengan rumus ISBB diluar ruangan.

B. Hasil Pengukuran
Pengukuran dilaksanakan pada
Hari/tanggal : Rabu, 6 Juni 2018
Waktu : Pukul 14.00-15.00 WIB
Kelompok :2
Didapatkan data sebagai berikut :

21
Di Luar Ruangan
Globe out Dry bulb Wet bulb Denyut
No Tempat ISBB
oC oF oC oF oC oF Nadi

Depan
1. laboratorium 33,7oC 92,66oF 34,4oC 93,92oF 26,7oC 80,06oF 89
28oC
Gedung E
Samping
92
2. Barat Gedung 35,6oC 96,08oF 35,7oC 96,26oF o
26,9oC 80,42oF 29,3 C
E

o
90
3. Depan 37,9 C 100,22 F 33,9 C
o o 93,02oF 25,35oC 77,63oF 29,1oC
Gedung E

Di Dalam Ruangan

Globe out Dry bulb Wet bulb Denyut


No Tempat ISBB
oC oF oC oF oC oF Nadi

1. Ruang lab 29oC 84,2oF 28,8oC 83,84oF 24,2oC 75,56oF 25,7oC 85

Lobby Lantai 88
2. 29,2oC 84,56oF 29,2oC 84,56oF o
24,8oC 76,64oF 25,6 C
1

3. Lobby Lantai 29,1oC 84,38oF 29oC 84,2oF 24,5oC 76,1oF 26oC 88


2

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) yang sudah
didapatkan, maka dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan pengukuran di depan laboratorium Gedung E, maka
didapatkan hasil bahwa tempat tersebut memiliki suhu radiasi sebesar
33,7oC / 92,66oF, suhu kering sebesar 34,4oC / 93,92oF, dan suhu basah
sebesar 26,7oC / 80,06oF. Kemudian nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan
Bola) sebesar 28oC. Hasil denyut nadi setelah dihitung selama satu menit
adalah 89.
2. Setelah dilakukan pengukuran di samping barat Gedung E, maka
didapatkan hasil bahwa tempat tersebut memiliki suhu radiasi sebesar
35,6oC / 96,08oF, suhu kering sebesar 35,7oC / 96,26oF, dan suhu basah
sebesar 26,9oC / 80,42oF. Kemudian nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan
Bola) sebesar 29,3oC. Hasil denyut nadi setelah dihitung selama satu menit
adalah 92.
3. Setelah dilakukan pengukuran di depan Gedung E, maka didapatkan hasil
bahwa tempat tersebut memiliki suhu radiasi sebesar 37,9oC / 100,22oF,
suhu kering sebesar 33,9oC / 93,02oF, dan suhu basah sebesar 25,35oC /
77,63oF. Kemudian nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) sebesar
29,1oC. Hasil denyut nadi setelah dihitung selama satu menit adalah 90.
4. Setelah dilakukan pengukuran di ruang laboratorium, maka didapatkan
hasil bahwa tempat tersebut memiliki suhu radiasi sebesar 29oC / 84,2oF,
suhu kering sebesar 28,8oC / 83,84oF, dan suhu basah sebesar 24,2oC /
75,56oF. Kemudian nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) sebesar
25,7oC. Hasil denyut nadi setelah dihitung selama satu menit adalah 85.
5. Setelah dilakukan pengukuran di lobby lantai 1, maka didapatkan hasil
bahwa tempat tersebut memiliki suhu radiasi sebesar 29,2oC / 84,56oF,
suhu kering sebesar 29,2oC / 84,56oF, dan suhu basah sebesar 24,8oC /
76,64oF. Kemudian nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) sebesar
25,6oC. Hasil denyut nadi setelah dihitung selama satu menit adalah 88.

23
6. Setelah dilakukan pengukuran di lobby lantai 2, maka didapatkan hasil
bahwa tempat tersebut memiliki suhu radiasi sebesar 29,1oC / 84,38oF,
suhu kering sebesar 29oC / 84,2oF, dan suhu basah sebesar 24,5oC / 76,1oF.
Kemudian nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) sebesar 26oC. Hasil
denyut nadi setelah dihitung selama satu menit adalah 88.

Menurut Soeripto M, 2008 (Siswatiningsih, 2010), pengendalian terhadap


tekanan heat stress dan heat strain dilaksanakan dalam rangka perlindungan
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan. Pengendalian
ini dipusatkan disekitar penyebab dari heat stress dan ketegangan physiologi yang
dihasilkan. Hal ini memerlukan pengendalian secara umum yang dapat digunakan
untuk semua panas yang ada hubungannya dengan pekerjaan (termasuk panas
yang berasal dari sumber yang ada di lingkungan tempat kerja dan panas
metabolisme yang dihasilkan oleh aktivitas tubuh. Selain itu terdapat pula
pengendalian khusus yang harus dievaluasi. Macam pengendalian tekanan panas :
1. Pengendalian Secara Umum
a. Training
Yang dimaksud disini adalah pendidikan atau latihan bagi calon
tenaga kerja sebelum ditempatkan dan setelah ditempatkan yang
dilaksanakan secara berkala. Pendidikan sebelum penempatan adalah
langsung kepada calon tenaga kerja yang akan ditempatkan pada
pekerjaan yang berhubungan dengan panas (calon tenaga kerja belum
pernah bekerja di lingkungan tampat kerja panas).

2. Pengendalian Tekanan Panas Melalui Higiene


Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh perorangan
untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh panas. Termasuk
pengendalian tekanan panas melalui penerapan higene adalah sebagai berikut:
a. Penggantian Cairan
Kehilangan air yang sangat banyak dari tubuh dalam bentuk keringat
adalah untuk tujuan pendinginan dan penguapan. Kehilangan dapat
mencapai 6 liter air dalam satu hari. Air yang hilang ini harus diganti
dengan minum air dingin. Air minum harus disediakan bagi tenaga kerja

24
yang bekerja di lingkungan kerja panas, dengan cara seperti itu mereka
didorong untuk minum dalam jumlah sedikit-sedikit tetapi sering
dilakukan.
NIOSH menyarankan agar tenaga kerja minum sebanyak 150-200 cc
setiap 15-20 menit. Air minum sebaiknya disimpan di tempat dingin dan
diletakkan dekat dengan tempat kerja sehingga tenaga kerja dapat
mengambil tanpa meninggalkan lingkungan tempat kerja. Bagi tenaga
kerja yang belum beraklimatisasi sebaiknya air minum mengandung
garam dengan kadar 0,2%, sedangkan bagi tenaga kerja yang sudah
beraklimatisasi kadar garam dalam air minum sebanyak 0,1%.
Menurut J. Ramsey dalam Soeripto M 2008, pemberian garam
sebaiknya ditambahkan pada makanan karena pemberian garam dalam
air minum ternyata menyebabkan beberapa orang merasa mual.
b. Aklimatisasi
Setiap calon tenaga kerja yang akan bekerja di lingkungan tempat
kerja panas harus melakukan penyesuaian fisiologis terhadap pajanan
panas secara bertahap. Proses aklimitasi sebaiknya dilakukan secara
bertahap, yaitu sebagai berikut:
1) Pada hari pertama selama 2 jam. Pada hari kedua tenaga kerja
bekerja di lingkungan tempat kerja yang panas selama 4 jam.
Sedangkan pada hari ketiga tenaga kerja bekerja selama 6 jam.
Demikian seterusnya, sehingga akhirnya pada hari ke lima,
aklimitasi telah mencapai 100% atau 8 jam ataua 1 shift kerja.
c. Self Determination
Diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana
tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah
merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan.
d. Diet
Diet makanan seimbang dan mempunyai nilai gizi yang baik adalah
sangat penting untuk mempertahankan kesehatan yang prima. Makanan
harus mengandung garam yang cukup bagi tenaga kerja yang bekerja
dibawah tekanan panas.

25
e. Gaya Hidup dan Status Kesehatan
Tenaga kerja harus tidur cukup dan berolahraga merupakan hal yang
sangat penting. Tenaga kerja juga tidak mempunyai kebiasaan minum
minuman beralkohol ataupun obat terlarang. Semua tenaga kerja
sebaiknya tidak mengidap penyakit-penyakit kronis seperti penyakit
jantung, ginjal dan hati, karena tenaga kerja yang berpenyakit
mempunyai toleransi yang rendah terhadap tekanan panas.
f. Pakaian Kerja
Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya dari
bahan yang mudah menyerap keringat seperti bahan yang terbuat dari
katun, sehingga penguapan mudah terjadi.
3. Pengendalian secara Khusus
a. Substitusi
Mengurangi beban kerja dari berat ke beban kerja ringan dapat
menurunkan tingkat tekanan panas terutama panas metabolisme tubuh.
Cara dalam mengurangi beban kerja umumnya termasuk penggunaan
tenaga untuk peralatan kerja atau cara kerja baru untuk mengurangi
upaya-upaya yang bersifat manual.
b. Engineering Control
1) Menurunkan Suhu Udara
Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi
denga cara pengenceran dan dengan pendinginan secara aktif.
Ventilasi dengan cara pengenceran maksudnya memasukkan udara
yang lebih dingin dari tempat lain (dari luar gedung) ke dalam
lingkungan tempat kerja panas. Cara ini dapat dilaksanakan untuk
mendinginkan seluruh ruangan atau hanya pendinginan setempat.
Pendinginan secara aktif diartikan sebagai pendinginan dengan
mesin atau penguapan dengan pendinginan udara yang akan
digunakan didinginkan lebih dulu dengan mesin pendingin,
selanjutnya baru dimasukkan ke lingkungan tempat kerja untuk
mengencerkan udara lingkungan kerja panas.
2) Menurunkan Kelembaban Udara

26
Dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan
tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan
kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan
kecepatan penguapan dengan pendinginan.
3) Menurunkan Panas Radiasi
Panas radiasi dapat datang dari sumber dengan suhu
permukaan yang tinggi (dari dapur peleburan). Bila suatu sumber
panas dapat ditentukan atau dilokalisir, maka panas radiasi dapat
dikembalikan secara efektif dengan memasang lembaran logam
alumunium sebagai perisai di sekeliling sumber tanpa menyentuh
dinding dapur. Permukaan logam aluminium yang menghadap ke
sumber dibuat mengkilap. Ternyata dengan cara demikian 95%
energi panas radiasi yang dipancarkan dari sumber akan dipantulkan
kembali, sedangkan yang 5% lainnya akan diabsorbsi oleh logam
aluminium. Dengan cara demikian udara dibelakang logam
aluminium akan tetap terasa dingin.
c. Administratif Control
1) Membagi Pekerjaan
Untuk mengurangi pajanan panas, pekerjaan dapat dibagi atau
dikerjakan oleh beberapa orang dengan cara bergantian. Dengan
demikian pemaparan terhadap panas bagi pekerja turun/berkurang
atau hanya berlangsung dalam waktu yang singkat.
2) Perlindungan Perorangan
Perlindungan perorangan dalah suatau cara pengendalian yang
diselenggarakan untuk perorangan. Untuk tekanan panas,
perlindungan perorangan terutama berupa suatu pakaian pendingin,
namun juga dapat termasuk pakaian yang dapat memantulkan panas
radiasi yang tinggi dalam lingkungan tempat kerja panas. Jenis
pakaian yang ada:
a) Sistem Peredaran Udara
Udara dialirkan di bawah pakaian keseluruh tubuh. Untuk itu
udara yang diperlukan bagi setiap orang, harus dialirkan

27
melalui pipa dengan tekanan yang tinggi dengan menggunakan
blower.
b) Pakaian yang dapat memantulkan panas radiasi yang datang
dari suatu sumber panas.

Untuk tempat-tempat kerja tertentu yang diperkirakan


mempunyai efek-efek panas khusus, harus diperhatikan khususnya
pada hal-hal sebagai berikut :

a) Adanya sumber panas yang menimbulkan panas radiasi yang


cukup besar.
b) Untuk tenaga kerja yang selama jam kerja harus berpindah-
pindah tempat/lokasi, maka lokasi-lokasi yang mempunyai
perbedaan suhu lebih dari 5C harus mendapat perhatian
khusus, meskipun suhu basahnya tidak menyimpang dari
persyaratan Nilai Ambang Batas.

28
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
1. Dapat disimpulkan bahwa tekanan panas atau heat stress adalah kombinasi
dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan, dan suhu radiasi
yang ada hubungannya dengan metabolisme tubuh.
2. Tekanan panas ditempat kerja sangatlah berpengaruh terhadap tenaga
kerja. Karena dengan adanya tekanan panas yang berlebihan akan
menyebabkan dampak-dampak negatif yang tidak hanya menimbulkan
ketidaknyamanan pada pekerja namun juga berpengaruh pada kesehatan.
3. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan panas ada beberapa yang
mana salah satu alat tersebut adalah Heat Sress Area Quest Temp.
4. Cuaca dan panas radiasi dari lampu maupun sinar matahari juga
mempengaruhi suhu lingkungan sehingga suhu lingkungan ini juga
berpengaruh terhadap iklim kerja di lingkungan kerja tersebut.

B. Saran
1. Untuk memaksimalkan suatu aktivitas, maka kenyamanan merupakan
prioritas agar dapat beraktivitas optimal. Salah satu hal yang penting yaitu
iklim kerja karena hal ini sangat berdampak sangat besar pada pekerja
sehingga sebaiknya suhu di ruang kerja tidak melebihi NAB.
2. Hindari penggunaan alat-alat yang berpotensi besar menghasilkan panas
dalam suatu produksi agar tidak terjadi tekanan panas di ruang kerja.

29
DAFTAR PUSTAKA

Santoso. 2012. Keselamatan dan. Kesehatan Kerja. Surakarta : Universitas


Sebelas Maret
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV. Haji
Masagung
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press
Tim Penyusun. 2016. Buku Panduan Praktikum Higiene Industri II. Surakarta :
Fakultas Kedokteran UNS.
Menteri Tenaga Kerja melalui Kep. No. 51 tahun 1999 mengenai kategori beban
kerja menurut kebutuhan kalori.

30

Anda mungkin juga menyukai