Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIKUM IKLIM KERJA

Disusun Oleh :

M.Tekad Reza R 6513040092

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA
2015
PERCOBAAN

IKLIM KERJA

I. TUJUAN
TIU : Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
TIK : 1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran iklim kerja dengan
menggunakan weather instrument.
2. Mahasiswa mampu melakukan analisa hasil pengukuran.

II. TEORI

2.1 Iklim Kerja


Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas
dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya, yang dimaksudkan
dalam peraturan ini adalah ilkim kerja panas. (PermenakerTrans
PER.13/MEN/X/2011 pasal 1).
Iklim kerja adalah faktor-faktor thermis dalam lingkungan kerja yang
dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu
tubuhnya antara 36oC-37oC dengan berbagai cara penukaran panas baik
melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. Walaupan banyak faktor yang dapat
menaikan suhu tubuh, tapi mekanisme dalam tubuh, membuat suhu tetap
stabil.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh
adalah suhu panas atau dingin yang berlebihan. Suhu lingkungan dipengaruhi
oleh adanya angin, kelembaban, tekanan udara ruangan dan suhu udara diluar
ruangan. Gangguan kesehatan akan muncul ketika tubuh seseorang tidak
mampu beradaptasi dengan suhu ekstrim.
Beberapa istilah yang harus dipahami:
1. Temperatur suhu kering, t (oC)
Temperatur yang dibaca oleh sensor suhu kering dan terbuka, namun
hasil pembacaan tidak terlalu tepat karena ada pengaruh radiasi
panas, kecuali jika sensornya mendapat ventilasi yang baik.
2. Temperatur suhu basah, t (oC)
Temperatur yang dibaca oleh sensor yang telah dibalut dengan
kain/kapas untuk menghilangkan pengaruh radiasi, yang harus
diperhatikan adalah aliran udara yang melewati sensor minimal 5
m/s
3. Kelembaban relatif, Q(%)
Kelembaban relatif adalah perbandingan antara tekanan parsial uap
air yang ada di dalam udara dan tekanan jenuh uap air apda
temperatur yang sama.

Untuk menentukan kebutuhan kalori per jam menurut aktivitasnya


dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Kebutuhan Kalori Per Jam Menurut Jenis Aktivitas
No Jenis Aktifitas Kilo kalori/jam/kg Berat badan

1 Tidur 0.98

2 Duduk dalam keadaan istirahat 1.43

3 Membaca dengan intonasi keras 1.50

4 Berdiri dalam keadaan tenang 1.50

5 Menjahit dengan tangan 1.59

6 Berdiri dengan konsentrasi 1.63


terhadap suatu objek

7 Berpakaian 1.69

8 Menyanyi 1.74

9 Menjahit dengan mesin 1.93

10 Mengetik 2.00
11 Menyetrika (berat setrika kurang 2.06
lebih 2.5 kg)
Lanjutan Tabel 2.1 Kebutuhan Kalori Per Jam Menurut Jenis Aktivitas
No Jenis Aktifitas Kilo kalori/jam/kg Berat badan

12 Mencuci peralatan dapur 2.06

13 Menyapu lantai dengan kecepatan 2.41


kurang lebih 38 kali permenit

14 Menjilid buku 2.43

15 Pelatihan ringan (light exercise) 2.43

16 Jalan ringan dengan kecepatan 2.86


kurang 3.9 km/jam

17 Pekerjaan kayu, logam dan 3.43


pengecatan dalam industri

18 Pelatihan sedang 4.14

19 Jalan agak cepat dengan kecepatan 4.28


+- 5.6 km/jam

20 Jalan turun tangga 5.20

21 Pekerjaan tukang batu 5.71

22 Pelatihan berat 6.43

23 Penggergajian kayu secara manual 6.86

24 Berenang 7.14

25 Lari dengan kecepatan +- 8 km/jam 8.14

26 Pelatihan sangat berat 8.57

27 Berjalan sangat cepat dengan 9.28


kecepatan + - 8 km/jam

28 Jalan naik tangga 15.80


Sumber: Suma’mur,1982
Menurut Grandjen (1993) mengungkapkan bahwa kebutuhan kalori
seorang pekerja selama 24 jam sehari ditentukan oleh tiga hal :
1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal. Seorang laki–laki dewasa
memerlukan kalori untuk metabolisme basal kurang lebih 100 kilo joule
( 23,87 kilo kalori) per 24 jam / kg BB. Wanita dewasa memerlukan kalori
untuk metabolisme basal kurang lebih 98 kilo joule (23,39 kilo kalori) per
24 jam/ kg BB
2. Kebutuhan kalori untuk kerja. Kebutuhan kalori kerja sangat ditentukan
dengan jenis aktivitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya
pekerjaan.
3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas – aktivitas lain di luar jam kerja. Rata –
rata kebutuhan kalori untuk aktivitas di luar jam kerja adalah 2400 KJ (543
kkl) untuk laki –laki dewasa dan sebesar 2000 = 240 KJ (477 – 425 kkl)/
hari untuk wanita dewasa.
Chart psikometri/diagram psikometri digunakan setelah pembacaan
suhu kering dan suhu basah. Diagram ini digunakan untuk menganalisa
hasil pengukuran suhu yang kemudian dibandingkan dengan rumus .
Analisa ISBB dilakukan setelah pembacaan Table Psicometric.
Analisa ISBB dilakukan untuk mengetahui pengaturan waktu kerja pada
setiap jam dan beban kerjannya yang dapat dilihat dari Tabel 2.2 berikut
ini.

Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)
Yang Diperkenankan
Pengaturan waktu kerja setiap ISBB (oC)
jam Beban Kerja

Waktu Kerja Waktu Istirahat Ringan Sedang Berat

Kerja terus
menerus (8 - 30.0 26.7 25
jam sehari)

75% 25% 30.6 28.0 25.9


50% 50% 31.4 29.4 27.9

25% 75% 32.2 31.1 30.0


Sumber : DepnakerTrans RI, 2011

a. Bekerja dengan sinar matahari :


ISBB = 0,7 suhu basah + 0,2 suhu radiasi + 0,1 suhu kering...............(2.1)
b. Bekerja tanpa penyinaran matahari
ISBB = 0,7 suhu basah + 0,3 suhu radiasi …………………......…...... (2.2)

Catatan :

 Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 Kkal/jam.


 Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200-350 Kkal/jam.
 Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350-500 Kkal/jam.

Rumus menghitung kalori perjam = BB x kkal / jam / kg BB......(2.3)


(Sumber : BSNI, 2004)

Tabel 2.3 Paparan panas WBGT yang diperkenankan sebagai NAB (WBGT
dalam oC)
Work Acclimatized Unacclimatized
deman Ligh Moderat Heav Very Ligh Moderat Heav Very
s t e y heav t e y heav
y y

100%
29,5 27,5 26 - 27,5 25 22,5 -
work

75%
work,
30,5 28,5 27,5 - 29 26,5 24,5 -
25%
rest

50% 31,5 29,5 28,5 27,5 30 28 26,5 25


work,
50%
rest

25%
rest,
32,5 31 30 29,5 31 29 28 26,5
75%
work
Sumber: ACGIH, 2005
Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas) dengan Indeks Suhu Basah
dan Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi.

Catatan:

1. Nilai pada tabel diatas berlaku untuk waktu kerja 8 jam sehari, 5 hari
seminggu dengan waktu istirahat pada umumnya.
2. Nilai kriteria untuk pekerjaan terus menerus dan 25% istirahat untuk
kerja sangat berat tidak diberikan, mengingat efek fisiologis (tanpa
melihat WBGT) pekerjaan tersebut pada tenaga kerja yang memiliki
kondisi kesehatan kurang baik.

Kita dapat menyesuaikan jenis aktivitas yang dilakukan dengan


kategori beban kerjanya pada Tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.4 Kategori Beban Kerja dengan Kategori Tingkat Metabolisme


Kategori Jenis Aktivitas

Duduk dengan tenang


Resting
Duduk dengan sedikit gerakan lengan

Duduk dengan sedikit gerakan tangan dan kaki

Berdiri dengan pekerjaan yang ringan pada mesin atau meja serta
banyak gerakan lengan
Light
Menggunakan gergaji meja

Berdiri dengan pekerjaan yang ringan/sedang pada mesin atau


meja serta sedikit berjalan

Moderate Menggosok/menyikat dengan posisi berdiri


Berjalan denan mengangkat atau menekan dengan beban sedang

Berjalan pada 6 km/jam dengan membawa beban 3 kg

Menggergaji dengan tangan

Mennyekop pasir kering

Pekerjaan perakitan yang berat pada basis yang tidak terus-


Heavy
menerus

Sebentar-sebentar mengangkat dengan mendorong atau menekan


dengan beban yang berat

Very Heavy Menyekop pasir basah


Sumber : ACGIH, 2005
Seorang pekerja dikatakan berada pada resiko tinggi apabila :
1. Berkeringat dalam jumlah besar selama berjam-jam.
2. Kehilangan berat badan setelah satu shift lebih
besar dari 1,5% dari berat badan total.
3. Ekskresi Sodium dalam urin selama 24 jam kurang dari 50 mmoles.

Pedoman batasan heat strain dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut.
\
Parameter Pengukuran
Selama beberapa menit, denyut nadi melebihi 180 detik
permenit (DPM) setelah dikurangkan umur pekerja dalam tahun
Denyut Nadi (180 umur)
 Suhu tubuh inti lebih dari 38,5 C untuk pekerja terseleksi dan
Suhu Tubuh teraklimatisasi. Dan suhu tubuh inti lebih dari 38 C untuk
Inti pekerja tidak terseleksi dan tidak aklimatisasi
 Proses normalnya kembali denyut nadi setelah pekerjaan
Denyut Nadi puncak lebih dari 110 DPM
Gejala Sakit  Kelelahan, pusing, mual, kemerahan pada wajah
Tabel 2.5 Pedoman Batasan Heat Strain
Sumber : ACGIH, 2005

Beberapa panduan lain yang harus diperhatikan, selain yang


disebutkan pada tabel 2.5 (ACGIH,1992):
1. Suplemen berupa air dan garam
Penyediaan air putih dan garam harus dilakukan agar pekerja dapat
memperoleh masukan cairan sebagai pengganti cairan yang hilang.
Dengan ketentuan minum air putih setiap 15-20 menit sekali (@ 150 ml).
Temperatur air minum harus dijaga pada 10-15ºC, dan ditempatkan di
tempat yang mudah dijangkau oleh pekerja tanpa meninggalkan
pekerjaannya.
Pekerjaan disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi garam pada
makanan mereka (untuk pekerja dengan diet rendah garam, harus
berkonsultasi dengan ahlinya), dan ditempat kerja disediakan air minum
bergaram dengan konsentrasi 0.1% (1 gram NaCl dalam 1L air, atau 1
sendok makan garam setiap 15 quarts air minum).
2. Pakaian kerja
Beberapa koreksi untuk jenis pakaian yang digunakan oleh pekerja,
untuk penentuan WBGT-nya, dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6 Koreksi Faktor Pakaian Terhadap WBGT (ºC)


Tipe Pakaian Koreksi WBGT
Summer work uniform 0
Cotton coveralls -2
Winter work uniform -4
Water barrier, permeable -6
Sumber: ACGIH,1992

3. Aklimatisasi dan kebugaran


Aklimatisasi adalah serangkaian pengaturan fisiologis dan psikologis
yang dilakukan seorang individu pada minggu pertama dirinya terpapar
lingkungan yang panas, untuk beradaptasi terhadap tekanan panas. NAB
ini berlaku terhadap pekerja yang terpapar panas belum beraklimatisasi
dan tidak dalam kondisi fisik yang sehat.
4. Efek terhadap kesehatan
Efek kesehatan paling buruk yang dapat terjadi akibat tekanan panas
adalah heat stroke, karena dapat menimbulkan kematian. Heat exhaustion,
heat cramps, heat disorders adalah efek-efek lain yang dapat terjadi.
Pekerja yang sedang hamil dan terpapar panas, apabila suhu inti
tubuhnya mencapai lebih dari 30ºC dapat mengakibatkan kemandulan baik
bagi pria maupun wanita.
5. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Apabila diperlukan dalam pekerjaanya pemakaian APD, dan
peralatan atau perlengkapan lain yang ditujukan untuk melindungi pekerja
dari bahaya lain, maka nilai WBGT tersebut harus dikoreksi. Nilai WBGT
pada Tabel 2.6 tersebut merupakan penaksiran dan tidak dimaksudkan
untuk peniadaan monitoring fisiologis.

2.2 Pengendalian Terhadap Tekanan Panas


Pengendalian heat stress dan heat strain dipusatkan disekitar penyebab
dari heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini
memerlukan :
1. Pengendalian secara umum
a. Training (pendidikan/latihan)
Yang dimaksud disini adalah pendidikan atau pelatihan bagi calon
tenaga kerja sebelum ditempatkan yang dilaksanakan secara berkala
(periodik).
b. Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.
Yang dikasud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh
perorangan untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh
panas. Termasuk pengendalian tekanan panas melalui penerapan
hygiene adalah :
1. Penggantian cairan
Air minum harus disediakan bagi tenaga kerja yang bekerja di
lingkungan kerja panas agar pekerja tidak kehilangan cairan
terlalu banyak. NIOSH menyarankan agar tenaga kerja minum
sebanyak 150-200CC setiap 15-20 menit.
2. Aklimatisasi
Dengan beraklimatisasi, maka tubuh dapat meningkatkan
kemampuannya untuk berkeringat dan dapat mengurangi
pengeluaran garam melalui keringat. Menurut J. Ramsey lama
adaptasi dapat dicapai dalam 5-7 hari, aklimatisasi menjadi
maksimal setelah 12-14 hari.
3. Self determination
Diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana
tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah
merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan.
4. Diet
Makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat
berlebihan tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui
ginjal atau keringat.
5. Gaya hidup dan status kesehatan
6. Pakaian kerja
Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya
dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang
terbuat dari katun, sehingga penguapan mudah terjadi.
2. Pengendalian secara khusus
Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
a. Pengendalian secara teknis
Cara ini mencakup :
1. Mengurangi beban kerja
Cara dalam mengurangi beban kerja umumnya termasuk
penggunaan tenaga untuk peralatan kerja atau cara kerja baru
untuk mengurangi upaya-upaya bersifat manual.
2. Menurunkan suhu udara
Bila suhu udara di atas 104˚F (40˚C), tenaga kerja mendapat
tambahan pans secara nyata dari udara. Bila suhu udara dibawah
90˚F (32˚C), maka ada pelepasan panas dari tubuh secara nyata.
Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan
cara pengenceran dan pendinginan secara aktif.
3. Menurunkan kelembaban udara.
Dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan
tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan
kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan
kecepatan penguapan dengan pendinginan.
4. Menurunkan panas radiasi.
Bila suhu globe lebih dari 109˚F (43˚C) panas radiasi
merupakan sumber tekanan panas secara nyata. Sesunggunhnya
lembaran logam atau permukaan benda yang dapat digunakan
sebagai perisai sangat banyak, untuk mengetahui daftar logam
atau permuakaan benda yang padat digunakan sebagai perisai
dapat dilihat dalam Tabel 2.7 berikut :

Tabel 2.7 Bahan yang Dapat Digunakan Sebagai Tabir Terhadap Panas Radiasi

Relative efficiencies of common shielding material

Sarface of shielding Relation of radiant heat Emission of radiant


incident upon surface (%) heat from surface

Alumunium, bright 95 % 5%

Zinc, bright 90 % 10 %

Al, oxidized 84 % 16 %

Zn, oxidized 73 % 27 %

Al, paint, new clean 65 % 35 %

Iron, clea, oxidized 35 % 65 %

Brick 20 % 80 %

Laquer, black 10 % 90 %
Asbestos, board 6% 94 %

Lawuer, flat black 3% 97 %


Sumber : Soeripto.2008

b. Pengendalian secara administratif


Adalah perubahan cara kerja yang dilakukan dalam upaya untuk
membatasi resiko pemajanan.
c. Perlindungan perorangan
Adalah suatu cara pengendalian yang dilaksanakan perorangan
(setiap pekerja). Untuk tekanan panas, perlindungan perorangan
terutama berupa suatu pakaian pendingin, namun juga dapat
termasuk pakaian yang dapat memantulkan panas radiasi yang
tinggi dalam lingkungan tempat kerja panas.

2.3 Weather Instrument


Weather instrument/thermocouple adalah alat yang digunakan dalam
pengukuran iklim kerja. Bagian-bagian dari weather instrument/ thermocouple
adalah :
a. Display.
b. Tombol on / off untuk mengaktifkan dan
mematikan.
c. Tombol light untuk membuat display
menyala bila diperlukan.
d. Tombol hold untuk menahan hasil bacaan.
e. Thermocouple dipakai sebagai sensor untuk
mengukur suhu kering maupun suhu basah.
Gambar 3.1 Weather Instrument or Thermocouple.
(Sumber : industrysearch.com.au,2011.)

III. PENGUKURAN
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum pengukuran iklim kerja ini
disebut dengan weather instrument /thermocouple. Kalibrasi diperlukan untuk
menyakinkan bahwa alat dalam keadaan baik dan dapat menghasilkan
pengukuran yang akurat.

3.2 Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada pengukuran iklim kerja adalah :
1. Mengubah power on/off pada posisi ”ON”
2. Memilih satuan suhu yang dipakai sebagai acuan ( bisa dalam bentuk
o
C /oF )
3. Melakukan pengukuran suhu pada sasaran ukur
 Suhu kering
Meletakkan Thermocouple pada tempat yang akan diukur dan
membiarkan beberapa saat sampai suhu kering terbaca oleh
thermometer. Kemudian mencatat hasil pengukuran.
 Suhu basah
Meletakkan Thermocouple yang ujungnya telah ditutup dengan kapas
atau kain basah pada tempat yang akan diukur dan membiarkan
beberapa saat sampai suhu basah terbaca oleh thermometer. Kemudian
mencatat hasil pengukuran.

3.3 Pertimbangan Keselamatan (Safety Consideration)


Pada praktikum iklim kerja diperlukan adanya penggunaan alat pelindung
diri (APD) yaitu safety helmet, safety google, respirator, safety shoes.
Penggunaan safety helmet dimaksudkan untuk mencegah terjadinya cidera
pada kepala yang diakibatkan oleh kejatuhan benda maupun hal lain yang
dapat mencederai kepala. Safety google selain digunakan untuk melindungi
mata juga digunakan untuk mencegah masuknya gram-gram yang dihasilkan
dari proses bubut dan sebagainya. Respirator merupakan APD yang
digunakan untuk membantu pernafasan pada saat bernafas di tempat yang
mengandung bahan kimia contohnya di tempat bengkel las. Kaki kita,
khususnya jari-jari dan telapak kaki perlu menggunakan safety shoes untuk
mencegah terjadinya cidera pada jari-jari kaki.

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengukuran Iklim Kerja
1. Tim pengukuran : 1. Handi Aulia R. (6512040085)
2. Alvin Hosy F. (6512040090)
3. Agus Salim A. (6510040091)

2. Alat yang digunakan : Weather Instrument/Thermocouple


3. Tanggal percobaan : 25 Februari 2014
4. Waktu percobaan : 07.00 – 10.20 WIB
5. Lokasi : Bengkel Las;Kelas K304; Kantin

a. Denah Pengukuran Iklim Kerja di Bengkel Las


31,2 m
Keterangan :
LAS OAW
LAS SMAW
Meja Kikir
20,6 m Ruang Dosen
U Pintu
S

b. Denah Pengukuran Iklim Kerja di Kelas K-304


6,6 m
U Keterangan:
B T
S
Meja Dosen
Bangku Mahasiwa
9,6 m Pintu
Titik Pengujian

c. Denah Pengukuran Iklim Kerja di Kantin


4m
U
4m B T Keterangan:
S
1m Meja Makan
3m Tempat Penjual Makanan
Pintu
4m Titik Pengujian

12,5 m

Pengukuran lingkungan kerja ini dilakukan pada titik dimana terdapat


kerumunan massa. Karena pada titik tersebut merupakan titik tempat
berkumpulnya massa yang menyebabkan suhu disekitarnya ikut naik. Pengukuran
dilakukan sekali dan mendapatkan hasil yang terangkum dalam tabel 4.1. sebagai
berikut.

Tabel 4.1 Pengukuran Iklim Kerja

JenisAktifitas Suhu Suhu Suhu


Lokasi Basah Kerin Bola WBGT Rh
Pengukura (oC) g (oC) (oC) (ISBB) (%)
n (oC)

Bengkel Las Mengikir / Memalu 29,1


25,3 28,5 26,5 (i)* 73

Melakukan Las
Bengkel Las 25,8 28,9 29,5 26,9 (i)* 73
OAW

Melakukan Las
Bengkel Las 25,4 29,2 29,9 26,7(i)* 73
SMAW

Kelas K304 Mengetik 25,6 29,5 30,3 27 (i)* 67

Kelas K304 Duduk 25,8 29,4 30.4 27,2 (i)* 69

Kantin Makan 26 29,5 31,1 27,6 (i)* 70

Mencuci Peralatan
Kantin 26,4 29,8 31,4 27,9 (i)* 70
Dapur

Kantin Berdiri / Mengantri 26 30 31,5 27,6 (i)* 71

(Sumber :Hasil Pengukuran Iklim Kerja 2014)


*Ket : i = indoor ; o = outdoor
Data tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam perhitungan. Untuk
dibandingkan dengan nilai ISBB yang terbaca pada alat Weather
Instrument/Thermocouple. Berikut adalah hasil perhitungan ISBB dan Rh pada
Bengkel Las; Kelas K304 dan Kantin.

4.1.1 Perhitungan ISBB


Perhitungan ISBB dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
ISBB indoor = (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
ISBB outdoor = (0,7 x Suhu Basah) + (0,2 x Suhu Bola) + (0,1 x Suhu Kering)

1. ISBB Bengkel Las (indoor)


a. Memalu
= (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
= (0,7 x 25,3) + (0,3 x 29,1)
= 26,44 0C

b. Las OAW
= (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
= (0,7 x 25,8) + (0,3 x 29,5)
= 26,91 0C

c. Las SMAW
= (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
= (0,7 x 25,4) + (0,3 x 29,9)
= 26,75 0C

2. ISBB Kelas K304 (indoor)


a. Duduk
= (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
= (0,7 x 25,8) + (0,3 x 30,4)
= 27,18 0C

b. Mengetik
= (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
= (0,7 x 25,6) + (0,3 x 30,3)
= 27,01 0C

3. ISBB Kantin (indoor)


a. Makan
= (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
= (0,7 x 26) + (0,3 x 31,1)
= 27.53 0C

b. Mencuci peralatan dapur


= (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
= (0,7 x 26,4) + (0,3 x 31,4)
= 27,9 0C
c. Berdiri / mengantri
= (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu Bola)
= (0,7 x 26) + (0,3 x 31,5)
= 27,65 0C

4.1.2 Perhitungan Rh
Rh menurut perhitungan dapat dilihat dari data pada tabel 4.1., data
suhu kering dan data suhu basah. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus
dan kemudian mencocokkan dengan tabel Relative Humidity. Berikut adalah
hasil perhitungan Rh pada Bengkel Las, Kelas K304 dan Kantin.
a. Bengkel Las (indoor)
1. Rh (Orang Memalu)
t = 28,5
T = 25,3
t-T= 28,5 – 25,3 = 3,2
Rh = 76 %
Rh yang terbaca pada alat adalah 73 %
2. Rh (Orang Mengelas OAW)
t = 28,9
T = 25,8
t-T= 28,9 - 25,8 = 3,1
Rh = 76 %
Rh yang terbaca pada alat adalah 73 %
3. Rh (Orang Mengelas SMAW)
t = 29,2
T = 25,4
t-T = 29,2 – 25,4 = 3,8
Rh = 73%
Rh yang terbaca pada alat adalah 73%

b. Rh Kelas 304 (indoor)


1. Rh (Orang Mengetik)
t = 29,5
T = 25,6
t-T = 29,5 – 25,6 = 3,9
Rh = 73 %
Rh yang terbaca pada alat adalah 67 %
2. Rh (Orang sedang Duduk)
t = 29,4
T = 25,8
t-T = 29,4 – 25,8 = 3,6
Rh = 73 %
Rh yang terbaca pada alat adalah 69 %

c. Kantin (indoor)
1. Rh (Orang sedang Makan)
t = 29,5
T = 26
t-T = 29,5-26,4 = 3,1
RH = 76%
RH yang terbaca pada alat adalah 70%
2. Rh (Orang sedang Mencuci)
t = 29,8
T = 26,4
t-T = 29,8-26,4 = 3,4
Rh = 76%
Rh yang terbaca pada alat adalah 70%

3. Rh (Orang sedang Berdiri/Mengantri)


t = 30
T = 26
t-T = 30 – 26 = 4
Rh = 73%
Rh yang terbaca pada alat adalah 71%
Dari data hasil pengukuran dan hasil perhitungan ISBB dan Rh, maka akan
diketahui perbandingan dari ISBB dan Rh hasil perhitungan dan pengukuran
seperti pada Tabel 4.2berikut.

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Pengukuran dan Perhitungan

ISBB ISBB Rh Rh
Pengukuran Perhitungan Pengukuran Perhitungan
Lokasi Pengukuran
(oC) (oC) (%) (%)

Memalu 26,5 26,44 73 76

Bengke Mengelas
26,9 26,91 73 76
l OAW
Las Mengelas
26,7 26,75 73 73
SMAW

Kelas Mengetik 27 27,01 67 73


K304 Duduk 27,2 27,18 69 73

Makan 27,6 27,53 70 76

Kantin Mencuci 27,9 27,9 70 76

Berdiri 27,6 27,65 71 73


(Sumber :Hasil Pengukuran dan Perhitungan Iklim Kerja 2014)

Dari Tabel 4.2telah diketahui nilai ISBB dan Rh dari hasil perhitungan dan
pengukuran, dari tabel tersebut dapat diketahui selisih dari ISBB dan Rh antara
hasil pengukuran dan hasil perhitungan. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.3. dan Tabel 4.4.
Tabel 4.3Selisih Hasil ISBB Pengukuran dan Perhitungan

ISBB ISBB
Pengukuran Perhitungan Selisih (oC)
Lokasi Pengukuran
(oC) (oC)

Bengkel Memalu 26,5 26,44 0,66

Mengelas 26,9 26,91 0,01


OAW

Mengelas
Las 26,7 26,75 0,05
SMAW

Mengetik 27 27,01 0,01


Kelas K304
Duduk 27,2 27,18 0,02

Makan 27,6 27,53 0,07

Kantin Mencuci 27,9 27,9 0

Berdiri 27,6 27,65 0,05


(Sumber:Hasil Pengukuran dan Perhitungan Iklim Kerja 2014)
Tabel 4.4 Selisih Hasil Rh Pengukuran dan Perhitungan

Rh Pengukuran Rh Perhitungan
Selisih (%)
Lokasi Pengukuran (%) (%)

Bengkel Memalu 73 76 3
Las Mengelas
73 76 3
OAW

Mengelas
73 73 0
SMAW

Kelas K304 Mengetik 67 73 6

Duduk 69 73 4

Kantin Makan 70 76 6

Mencuci 70 76 6

Berdiri 71 73 2
(Sumber:Hasil Pengukuran dan Perhitungan Iklim Kerja 2014)

4.1.3 Kebutuhan Kalori per Jam


Setelah mendapatkan hasil ISBB dari pengukuran maupun perhitungan,
maka untuk selanjutnya data yang dihitung adalah berapa banyak kalori yang
dibutuhkan oleh pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaannya tersebut. Dan
berikut adalah data sampel pekerja dari setiap tempat kerja yang telah kami ukur
ISBBnya. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Data Sampel

Berat Badan Jenis Pekerjaan dan Lama Bekerja


Lokasi Pere
Penguk Laki -
mpua Laksi - laki Perempuan
uran laki
n

Pekerjaan Kayu, Logam Pekerjaan Kayu, Logam


60 45 dan Pengecatan dan Pengecatan
(Memalu) (Memalu)

Pekerjaan Kayu, Logam


Bengkel
60 - dan Pengecatan (Las -
Las
OAW)

Pekerjaan Kayu, Logam


60 - dan Pengecatan (Las -
SMAW)

Duduk dalam Keadaan Duduk dalam Keadaan


Kelas 60 45
Istirahat Istirahat
K304
60 - Mengetik -

Duduk dalam keadaan


- 45 -
istirahat (makan)

Kantin Mencuci peralatan


- 45 -
dapur

60 45 Berdiri / mengantri Berdiri / mengantri


(Sumber:Hasil Pengukuran dan Perhitungan Iklim Kerja 2014)

Asumsi :

 Berat badan laki-laki adalah 60 Kg


 Berat badan perempuan adalah 45 Kg
 Waktu kerja pada saat di bengkel las adalah 3,5 jam
 Waktu kerja pada saat di kelas K304 adalah 3,5 jam
 Waktu kerja pada saat di kantin adalah 1 jam
 Metabolisme Basal Laki-laki = 0,99 x kkal/jam x BB
 Metabolisme basal Wanita = 0,97 x kkal/jam x BB

Setelah mendapatkan data dari sampel serta mengetahui jenis pekerjaan


dan lamanya pekerjaan. Selanjutnya adalah menghitung jumlah kalori yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan berikut adalah hasil
perhitungannya.
1. Bengkel Las
a. Memalu
 Laki-laki
0,99 x 3,5 x 60
Metabolisme basal = =25,987 kkal / jam/kgbb
8
3,43 x 3,5 x 60
Kalor aktifitas = =90,037 kkal/ jam/kgbb
8
Jadi, Beban kerja =25,987+90,037 = 116,024 kkal/jam/kgbb
 Perempuan
0,97 x 3,5 x 45
Metabolisme basal = =19,096 kkal/ jam /kgbb
8
3,43 x 3,5 x 45
Kalor aktifitas = =67,528 kkal/ jam/kgbb
8
Jadi, Beban kerja =19,096 + 67,528= 86,624 kkal/jam/kgbb

b. Mengelas OAW
Laki-laki
0,99 x 3,5 x 60
Metabolisme basal = =25,987 kkal / jam/kgbb
8
3,43 x 3,5 x 60
Kalor aktifitas = =90,037 kkal/ jam/kgbb
8
Jadi, Beban kerja =25,987+90,037 = 116,024 kkal / jam/ kgbb
c. Mengelas SMAW
Laki-laki
0,99 x 3,5 x 60
Metabolisme basal = =25,987 kkal / jam/kgbb
8
3,43 x 3,5 x 60
Kalor aktifitas = =90,037 kkal/ jam/kgbb
8
Jadi, Beban kerja =25,987+90,037 = 116,024 kkal / jam/ kgbb

2. Kelas K304
a. Mengetik
Laki-laki
0,99 x 3,5 x 60
Metabolisme basal = =25,987 kkal / jam/kgbb
8
2 x 3,5 x 60
Kalor aktifitas = =52,5 kkal/ jam /kgbb
8
Jadi, Beban kerja =25,987+52,5 = 78,487 kkal / jam/ kgbb
b. Duduk
 Laki-laki
0,99 x 3,5 x 60
Metabolisme basal = =25,987 kkal / jam/kgbb
8
1,43 x 3,5 x 60
Kalor aktifitas = =37,537 kkal / jam/kgbb
8
Jadi, Beban kerja =25,987+37,537= 63,524 kkal / jam/ kgbb
 Perempuan
0,97 x 3,5 x 45
Metabolisme basal = =19,096 kkal/ jam /kgbb
8
1,43 x 3,5 x 45
Kalor aktifitas = =28,153 kkal / jam/kgbb
8
Jadi, Beban kerja =19,096+28,153= 47,249 kkal / jam/ kgbb

3. Kantin
a. Makan
Perempuan
0,97 x 1 x 45
Metabolisme basal = =5,456 kkal/ jam/kgbb
8
1,43 x 1 x 45
Kalor aktifitas = =8,044 kkal/ jam /kgbb
8
Jadi, Beban kerja =5,456+8,044= 13,5 kkal / jam/ kgbb

b. Mencuci
Perempuan
0,97 x 1 x 45
Metabolisme basal = =5,456 kkal/ jam/kgbb
8
2,06 x 1 x 45
Kalor aktifitas = =11,587 kkal/ jam /kgbb
8
Jadi, Beban kerja =5,456+11,587= 17,043 kkal / jam/ kgbb

c. Berdiri
 Laki-laki
0,99 x 1 x 60
Metabolisme basal = =7,425 kkal/ jam /kgbb
8
1,5 x 1 x 60
Kalor aktifitas = =11,25 kkal / jam/kgbb
8
Jadi, Beban kerja =7,425+11,25= 18,675 kkal / jam/ kgbb

 Perempuan
0,97 x 1 x 45
Metabolisme basal = =5,456 kkal/ jam/kgbb
8
1,5 x 1 x 45
Kalor aktifitas = =8,437 kkal/ jam/kgbb
8
Jadi, Beban kerja =5,456+8,437= 13,893 kkal / jam/ kgbb

4.2 Beban Kerja Selama 8 Jam Kerja


Asumsi:
 Laki-laki :
Jam 07.00-10.30 = Mengelas SMAW
Jam 10.30-12.00 = Mengetik di kelas
Jam 12.00-13.00 = Berdiri mengantri di kantin
Jam 13.00-15.00 = Mengetik di kelas
Beban kerja selama 8 jam = BK mengelas + BK mengetik + BK berdiri
= (116,024 + 78,487 + 18,675)
= 213,186 kkal / jam/ kgbb

( ISBB 1 x t 1 )+ ( ISBB 2 x t 2 ) +(ISBB 3 x t 3)


ISBB pengukuran total =
t 1+t 2+t 3
=

( 26,9 x 3,5 ) + ( 27 x 3,5 ) +(27,6 x 1)


=27,031° C
3,5+ 3,5+1
( ISBB 1 x t 1 )+ ( ISBB 2 x t 2 ) +(ISBB 3 x t 3)
ISBB perhitungan total =
t 1+t 2+t 3
( 26,91 x 3,5 )+ ( 27,01 x 3,5 )+ ( 27,65 x 1 )
=
3,5+ 3,5+1
= 27,046 ° C

Keterangan : ISBB1= ISBB mengelas ; t1 = waktu mengelas


ISBB2= ISBB mengetik ; t2 = waktu mengetik
ISBB3= ISBB berdiri ; t3 = waktu berdiri

 Perempuan :
Jam 07.00-10.30 = Memalu/mengikir
Jam 10.30-12.00 = Duduk di kelas
Jam 12.00-13.00 = Berdiri mengantri di kantin
Jam 13.00-15.00 = Duduk di kelas

Beban kerja selama 8 jam = BK memalu + BK duduk + BK berdiri


= (86,624 + 47,249 + 13,893)
= 147,766 kkal / jam/ kgbb

( ISBB 1 x t 1 )+ ( ISBB 2 x t 2 ) +(ISBB 3 x t 3)


ISBB pengukuran total =
t 1+t 2+t 3
=

( 26,5 x 3,5 ) + ( 27,2 x 3,5 ) +(27,6 x 1)


=26,944 ° C
3,5+3,5+ 1
( ISBB 1 x t 1 )+ ( ISBB 2 x t 2 ) +(ISBB 3 x t 3)
ISBB perhitungan total =
t 1+t 2+t 3
( 26,44 x 3,5 ) + ( 27,18 x 3,5 )+ (27,65 x 1 )
=
3,5+3,5+1
= 26,915 ° C

Keterangan : ISBB1= ISBB memalu ; t1 = waktu memalu


ISBB2= ISBB duduk ; t2 = waktu duduk
ISBB3= ISBB berdiri ; t3 = waktu berdiri
4.2 Pembahasan
Dari perbandingan ISBB hasil pengukuran dengan perhitungan dan hasil
kalori yang dibutuhkan, dapat ditentukan apakah ISBB pada lokasi
pengukuran sudah memenuhi standar ISBB yang diperkenankan pada pekerja
sesuai dengan Per.13/Men/X/2011. Dan berikut adalah perbandingannya, yang
akan ditampilkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perbandingan Antara ISBB Hasil Pengukuran dan ISBB Hasil
Perhitungan dengan ISBB yang diperkenankan pada Pekerja Menurut
PER.13/MEN/X/2011.

ISBB Total ISBB Total


o o
ISBB (oC) yang di
Jenis ( C) ( C) Keterangan
perkenankan
Kelamin Hasil Hasil (Sesuai/Tidak)
(Per.13/Men/X/2011)
Pengukuran Perhitungan

Laki-laki 27,031 27,046 28 Sesuai

Perempuan 26,944 26,915 30,6 Sesuai


(Sumber:Hasil Pengukuran dan Perhitungan Iklim Kerja 2014)

Kami mengasumsikan bahwa selama 8 jam di kampus, mahasiswa laki-


laki dan perempuan mempunyai waktu bekerja 75% dan istirahat 25%.
Berikut rincian kegiatan yang dilakukan laki-laki dan perempuan selama 8
jam:
a. Asumsi untuk laki-laki
Jam 07.00-10.30 = Mengelas SMAW
Jam 10.30-12.00 = Mengetik di kelas
Jam 12.00-13.00 = Berdiri mengantri di kantin
Jam 13.00-15.00 = Mengetik di kelas

b. Asumsi untuk perempuan


Jam 07.00-10.30 = Memalu/mengikir
Jam 10.30-12.00 = Duduk di kelas
Jam 12.00-13.00 = Berdiri mengantri di kantin
Jam 13.00-15.00 = Dudul di kelas

Beban kerja yang dialami laki-laki termasuk beban kerja sedang


karena dia membutuhkan kalori sebesar 213,186 kkal / jam/ kgbb dan
beban kerja yang dialami perempuan termasuk beban kerja ringan karena
dia membutuhkan kalori sebesar 147,766 kkal / jam/kgbb . ISBB total
hasil pengukuran dan hasil perhitungan memiliki selisih yang relatif
kecil. Jadi, kita tidak perlu mengoreksi lebih lanjut tentang keakurasian
dari alat ukurnya (Weather Instrument/Thermocouple).
ISBB total pengukuran dan perhitungan pada laki-laki selama 8
jam kerja berturut-turut sebesar 27,031(oC) dan 27,046 (oC). ISBB total
tersebut sesuai dengan ISBB yang diperkenankan pada Pekerja Menurut
PER.13/MEN/X/2011, yaitu sebesar 28 (oC) untuk beban kerja sedang
dengan waktu bekerja 75% dan istirahat 25%. Sedangkan untuk ISBB
total pengukuran dan perhitungan pada perempuan selama 8 jam kerja
berturut-turut sebesar 26,944 (oC) dan 26,915 (oC). ISBB total tersebut
juga sesuai dengan ISBB yang diperkenankan pada Pekerja Menurut
PER.13/MEN/X/2011, yaitu sebesar 30,6 (oC) untuk beban kerja sedang
dengan waktu bekerja 75% dan istirahat 25%.
Walaupun ISBB total pengukuran dan perhitungan masih berada
pada ISBB yang diperkenankan menurut PER.13/MEN/X/2011, namun
pengendalian terkait iklim kerja tetap harus ditingkatkan agar
mendapatkan kualitas ISBB yang lebih baik. Di lapangan masih terlihat
penggunaan ventilasi alami yang kurang maksimal (seperti jendela yang
seharusnya dibuka malahan ditutup) dan ventilasi mekanis yang kurang
maskimal (seperti ketersediaan kipas angin/blower di lapangan kurang
atau rusak). Padahal jika kita mengoptimalkan ventilasi alami dan
mekanik, ISBB dilapangan akan jauh lebih baik daripada sekarang. Hal
ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pekerja dan
menghindarkan pekerja dari penyakit yang disebabkan oleh iklim kerja.
Rekomendasi yang memungkinkan untuk menurunkan beban kerja pada
pekerja di Bengkel las adalah dengan memberikan air minum yang cukup
serta waktu istirahat dan waktu kerja yang harus seimbang dan sesuai
dengan peraturan yang ada.
Ketidaksesuaian perhitungan pada alat Weather Instrument dan
perhitungan manual dengan melihat Table Relative Humidity (Rh)
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya :
1. Ketidak akuratan dalam
melihat nilai suhu kering, suhu basah, dan suhu bola pada alat
weather instrument.
2. Keadaan iklim suhu sekitar
yang tidak menentu.
3. Alat Weather Instrument /
Thermocouple selama dua tahun sudah tidak di kalibrasi, hal ini
berdampak keakuratan alat dalam mengukur nilai suhu kering, suhu
basah, suhu bola, dan kelembaban udara.
4. Pengabaian faktor yang
mempengaruhi yaitu jenis kelamin, umur dari pekerja atau praktikan
5. Pembacaan tabel RH kurang
cermat.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
a. ISBB total
pengukuran dan perhitungan pada mahasiswa laki-laki berturut-turut
sebesar 27,031(oC) dan 27,046 (oC) dan sesuai dengan ISBB yang
diperkenankan menurut menurut PER.13/MEN/X/2011, sebesar 28 (oC)
untuk beban kerja sedang dengan waktu bekerja 75% dan istirahat 25%.
b. ISBB total
pengukuran dan perhitungan pada mahasiswa perempuan berturut-turut
sebesar 26,944 (oC) dan 26,915 (oC) dan sesuai dengan ISBB yang
diperkenankan menurut menurut PER.13/MEN/X/2011, sebesar 30,6
(oC) untuk beban kerja ringan dengan waktu bekerja 75% dan istirahat
25%.
c. Beban kerja yang
dialami mahasiswa laki-laki selama 8 jam di kampus sebesar 213,186
kkal / jam/ kgbb dan dikategorikan sebagai beban kerja sedang.
d. Beban kerja yang
dialami mahasiswa perempuan selama 8 jam di kampus sebesar 147,766
kkal / jam/ kgbb dan dikategorikan sebagai beban kerja ringan.
e. RH pengukuran
dengan perhitungan memiliki selisih 0-6%.

5.2 Saran
Dalam praktikum ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatiakan dan
ditingkatkan seperti:
1. Bagi setiap orang yang akan masuk ke bengkel seharusnya menggunakan
APD lengkap untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan.
2. Saat mengisi wadah aquades pada WBGT jangan terlalu penuh karena jika
ada sedikit goncangan berpotensi tumpah, diisi sekitar ¾ bagian.
3. Sebaiknya WBGT yang telah dimiliki sering dilakukan kalibrasi agar saat
pengukuran mendapatkan data yang valid.
4. Saat membawa WBGT yang sudah berisi aquades usahakan jangan pada
posisi miring, dikhawatirkan aquades akan tumpah dan mempengaruhi
hasil pengukuran suhu basah.

DAFTAR PUSTAKA

BSN, 2004. tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter


Indeks Suhu Basah dan Bola, Badan Standarisasi Nasional
DepnakerTrans RI,2011. Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor PER.13/
MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan
faktor kimia di Tempat Kerja, Jakarta, Indonesia.
Depnaker RI,1970. Undang-Undang No.I/1970 tentang Keselamatan Kerja,
Jakarta, Indonesia.
Moeljosoedarmo, Soeripto.2008. Higiene Industri.Jakarta:Balai penerbit
FKUI
Santiasih, I., Handoko, L.2012.Modul Praktikum Pengukuran Lingkungan
Kerja. Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
PPNS-ITS, Surabaya, Indonesia
LAMPIRAN 1

TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan efek dari iklim kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas manusia,
dari segi kesehatan!
2. Apabila diketahui suhu basah = 28°C, dan suhu kering = 29°C tentukan
kelembapan relative
3. Hasil pengukuran lingkungan kerja sebagai berikut :

Suhu Suhu Suhu WBGT


Titik RH
Basah Kering Bola (ISBB) keterangan
Pengukuran (%)
(oC) (oC) (oC) (oC)

1 34 36 39 35,2 Out door

2 30 35 38 32,1 Out door

3 32 33 37 33,1 Out door

4 22 25 26 23,2 In door
4. Beban kerja pekerja tercantum dalam table dibawah ini :

Beban Kerja Kategori

Berjalan Sedang

Berdiri Ringan

Berjalan Mendaki Berat

Kerja dengan 2 lengan Ringan

Tentukan :

a. Kebutuhsn kalori/jam
b. Pengaturan waktu kerja
c. Rekomendasi yang harus dilakukan
LANJUTAN LAMPIRAN 1
JAWABAN TUGAS PENDAHULUAN

1. Efek iklim kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas


manusia sebagaimana yang dimaksud iklim kerja adalah suatu kombinasi dari
suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada
suatu tempat kerja. Cuaca keraja yang tidak aman, tidak sesuai dengan yang
disyaratkan dapat menurunkan kapaditas kerja yang berakibat efisiensi dan
produktivitas kerja. Suhu udara yang dianggap nikmat bagi orang Indonesia
sekitar 24˚C sampai 36˚C dan selisih didalam dan diluar tidak boleh lebih dari
5˚C. Batas kecepatan angin yaitu 0,25 sampai 0,5 m/dt. Tubuh manusia dalam
keadaan normal mempunyai suhu antara 36˚C-38˚C. Apabila seseorang suhu
tubuhnya < 35˚C dikategorikan hypothermia dan apabila suhu tubuh > 40˚C
dikategorikan hyperthermia dan apabila suhu tubuh mencapai 42˚C maka
sangat berbahaya bagi manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka
apabila iklim kerja ditempat kerja tidak sesuai dengan standar akan berimbas
pada kesehatan pekerja, berbagai penyakit yang bisa muncul antara lain :
a. Dehidrasi: tubuh letih, lesu, lemas, kantuk
b. Heat cramps
kejang otot karena kehilangan cairan dan garam akibat keringan
berlebihan yang mengakibatkan kecenderungan sirkulasi jantung kurang
adequate.
c. Heat exhaustion(heat perforation)
Perubahan aliran darah kulit menjadi lebih rendah dari suhu tubuh
sehingga membutuhkan volume darah lebih banyak.
d. Heat stroke
Temperature tubuh 40-41˚C yang mengakibatkan kerusakan jaringan-
jaringan, seperti liver, ginjal, dan otak. Dapat menimbulkan gangguan
penyakit pada tenaga kerja seperti kejang panas (heat cramps),
kelelahan panas (heat exhaustion), sengatan panas (heat stroke), bintik
merah (miliaria rubra).
e. Tekanan panas yang berlebihan merupakan beban tambahan yang
harus LAMPIRAN
LANJUTAN diperhatikan 1 dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa
panas lingkungan, dapat menyebabkan beban fisiologis. Salah satu
gangguan fisiologis akibat tekanan panas adalah timbulnya kelelahan.
f. Kecepatan dalam bekerja tergantung oleh kelelahan karena kelelahan
kerja dapat berakibat pada pengurangan kapasitas kerja,
ketahanan tubuh dan konsentrasi, penurunan kemauan untuk
bekerja yang akhirnya dapat menimbulkan penurunan produktivitas
kerja.

Maka untuk menanggulangi efek yang disebabkan karena ketidaksesuaian


kapasitas manusia ditempat kerja dibuatkan standar tekanan panas dan beban
kerja (menurut ACGIH).

2. Diketahui : Suhu basah (T) =


28ºC ; Suhu kering (t) = 29°C
Ditanya : RH = ..........?
Jawab :
t = 29°C
T = 28°C
t-T = suhu kering – suhu basah = (29-28)°C = 1°C
Setelah mecari RH pada tabel dengan menggunakan t dan t-T,
diketahui nilai RH sebesar 93%.
3. Hasil Pengukuran

Titik Suhu Suhu Suhu WBGT RH keterangan


pengukura Basah Kering Bola (ISBB) (%)
n (oC) (oC) (oC) (oC)
1 34 36 39 35,2 87 Out door
2 30 35 38 32,1 69 Out door
3 32 33 37 33,1 93 Out door
LANJUTAN LAMPIRAN 1
4 22 25 26 23,2 77 In door
a. S Rh = 69%
uhu kering c. Suhu kering = 33°C
Suhu basah = 32°C
= 36°C
t-T =1
Suhu basah = 34°C
Rh = 93%
t-T =2
d. Suhu kering = 25°C
Rh = 87%
Suhu basah = 22°C
b. Suhu kering = 35°C
t-T =3
Suhu basah = 30°C
Rh = 77%
t-T =5

6.
4. Kebuutuhan kalori/jam
a. Sedang : > 200-350 Kkal/jam
b. Ringan : 100-200 Kkal/jam
c. Berat : > 350-500 Kkal /jam
d. Ringan : 100-200 Kkal/jam
Pengaturan waktu kerja
a. Sedang
: waktu kerja 25%,
waktu istirahat 75%
b. Ringan : waktu
kerja 25%, waktu istirahat 75%
c. Berat
: waktu kerja 25%, waktu istirahat 75%
d. Ringan : waktu
kerja 100%

Rekomendasi yang harus dilakukan :


a. Menyediakan instruksi yang jelas secara verbal dan tertulis, progam
pelatihan rutin, serta informasi lain tentang heat stress
b. Menyarankan minum air putih dingin walaupun sedikit (sekitar 150 ml)
setiap 20 menit
c. Pemberian izin kepada para pekerja untuk membatasi paparan terhadap
dirinya
d. Menyediakan pergerakan udara general
e. Mengurangi proses panas dan pelepasan uap air
f. Perlindungan/ penyekatan sumber panas
g. Mempertimbangkan penggunaan Alat Pelindung Diri

LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI
LANJUTAN LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai