Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM K3

PENGUKURAN KEBISINGAN

Laporan disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Laboratorium K3

Dosen Pengampu: Azizah Musliha Fitri, SKM., MPH

Disusun oleh: Kelompok 4

Hauzanda Hajid 1710713077

Annur Aini Al Alief 1710713125

Rizka Fitri Nabila Tristin 1710713129

Nelce Tejaruth 1710713143

Delia Febriani 1710713149

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Laboratorium
K3. Penyusun harap laporan yang disusun ini dapat membantu meningkatkan
pengetahuan sekaligus wawasan pembaca mengenai Pengukuran Kebisingan.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penyusun laporan menyampaikan
rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Ibu Azizah Musliha Fitri, SKM., MPH.
selaku dosen pembimbing dan untuk semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penyusun dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan tentang pengukuran pencahayaan
ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan yang lebih luas bagi pembaca.

Depok, 5 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup ...................................................................................... 5
1.4.1 Tempat............................................................................................ 5
1.4.2 Waktu ............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
2.1 Pengertian Kebisingan ........................................................................... 6
2.2 Tipe-Tipe Kebisingan ............................................................................ 6
2.3 Sumber Kebisingan ................................................................................ 7
2.4 Faktor yang Memengaruhi Kebisingan.................................................. 8
2.5 Baku Mutu Tingkat Kebisingan ............................................................. 8
BAB III METODOLOGI ............................................................................... 10
3.1 Alat dan Bahan....................................................................................... 10
3.2 Cara Kerja .............................................................................................. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 12
4.1 Hasil ....................................................................................................... 12
4.2 Analisis Data .......................................................................................... 13
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 14
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 15
5.1 Simpulan ................................................................................................ 15
5.2 Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
LAMPIRAN .................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebisingan adalah suatu bunyi dengan intensitas tinggi, merupakan
pencemaran yang mengganggu dan tidak disukai, dapat mengganggu percakapan
dan merusak alat pendengaran. Kondisi kebisingan sudah sangat umum ditemukan saat
ini, di lingkungan perkotaan, pabrik, bandara, jalan raya, bahkan di pemukiman
warga.
Kebisingan dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi sehingga kegiatan belajar
mengajar tidak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, dapat mengurangi efektifitas
pembelajaran karena materi yang disampaikan tidak diterima dengan baik. Pada
intensitas yang lama dan tingkat tertentu, kebisingan dapat berbahaya bagi kesehatan
karena dapat merusak pendengaran.
Pemilihan tempat di depan gerbang Fakultas Ilmu Kesehatan karena banyak
sekali sumber bising dari jalanan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kebisingan?
2. Apa saja jenis-jenis kebisingan?
3. Bagaimana Nilai Ambang Batas kebisingan?
4. Bagaimana cara pengukuran kebisingan?

1.3 Tujuan
1. Agar pembaca mengetahuiengertian kebisingan.
2. Agar pembaca mengetahui jenis-jenis kebisingan.
3. Agar pembaca mengetahui Nilai Ambang Batas kebisingan.
4. Agar pembaca mengetahui cara pengukuran kebisingan.

4
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Tempat

Praktikum dilaksanakan di Depan Gerbang Fakultas Ilmu Kesehatan UPN


“Veteran” Jakarta
1.4.2 Waktu
Praktikum dilakukan pada waktu jam mata kuliah Laboratorium K3 tanggal
27 September 2019 Pukul 08.00 – 09.40.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebisingan


Kebisingan atau bising dapat didefiniskan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki
atau tidak diinginkan yang dapat bersumber dari alam, seperti suara makhluk hidup,
serta dapat bersumber dari aktivitas buatan manusia seperti penggunaan mesin
(Marisdayana, Suhartono, & Nurjazuli, 2016). Bising juga dapat diartikan sebagai suara
atau bunyi yang tidak diperlukan dan memiliki efek buruk pada kualitas kehidupan,
kesehatan, dan kesejahteraan (WHO, 2001).
Pengertian mengenai kebisingan pada sumber lainnya tidak jauh berbeda,
dimana dalam sumber tersebut kebisingan diartikan sebagai bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Menteri
Negara Lingkungan Hidup, 1996).
Maka dari itu dapat disumpulkan bahwa kebisingan atau bising merupakan
bunyi yang tidak dikehendaki keberadaannya. Bunyi tersebut bersifat menggangu, serta
dapat menimbulkan gangguan pada manusia dan lingkungan.

2.2 Tipe-Tipe Kebisingan


Berdasarkan hubungan tingkat bunyi sebagai waktu, maka kebisingan dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe atau jenis (Fithri & Annisa, 2015).
a. Kebisingan kontinyu (steady state wide band noise)
Kebisingan yang fluktuasi intensitas kebisingan tidak lebih dari 6 dB dengan
spektrum frekuensi yang luas. Sebagai contoh yaitu suara mesin gergaji.
b. Kebisingan terputus-putus (intermitten noise)
Kebisingan dimana bunyi mengeras dan melemah secara perlahan. Contoh
kebisingan ini yaitu bunyi yang dihasilkan dari kereta api.
c. Kebisingan impulsif berulang (impulse noise)
Kebisingan dimana waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak tidak
lebih dari 65 ms dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan intensitasnya

6
sampai 20 dBA dibawah puncaknya tidak lebih dari 500 ms. Contohnya
yaitu suara mesin tempa di pabrik.
d. Steady-state noise
Kebisingan dengan tingkat tekanan bunyi yang stabil terhadap perubahan
waktu. Sebagai contoh yaitu kebisingan di sekitar air terjun.
e. Fluctuating noise
Kebisingan yang kontinyu namun berubah-ubah tingkat tekanan bunyinya.

2.3 Sumber Kebisingan


Sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berikut ini (Subaris
& Haryono, 2008).
a. Bising industri
Industri besar termasuk di dalamnya pabrik, bengkel dan sejenisnya. Bising
industri dapat dirasakan oleh karyawan maupun masyarakat di sekitar
industri dan juga setiap orang yang secara tidak sengaja berada di sekitar
industri tersebut. Sumber kebisingan bising industri dapat diklasifikasikan
menjadi 3 macam, yaitu :
1) Mesin
2) Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan
akibat gesekan, benturan atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin.
Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, dan lain-lain.
3) Pergerakan udara, gas, dan cairan
Kebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan
dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan
gas, outlet pipa, gas buang, dan lain-lain.
b. Bising rumah tangga
c. Bising spesifik
Bising yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan khusus, misalnya
pemasangan tiang pancang tol atau bangunan.

7
2.4 Faktor yang Memengaruhi Kebisingan
Terdapat dua faktor yang memengaruhi kebisingan yaitu faktor akustikal dan
faktor non-akustikal (Mediastika, 2006).
a. Faktor akustikal
1) Tingkat kekerasan bunyi
2) Frekuensi bunyi
3) Durasi munculnya bunyi
4) Fluktuasi kekerasan bunyi
5) Fluktuasi frekuensi bunyi
6) Waktu munculnya bunyi
b. Faktor non-akustikal
1) Pengalaman terhadap kebisingan
2) Kegiatan
3) Perkiraan terhadap kemungkinan munculnya kebisingan
4) Manfaat objek yang menghasilkan kebisingan
5) Kepribadian
6) Lingkungan dan keadaan

2.5 Baku Mutu Tingkat Kebisingan


Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Menteri
Negara Lingkungan Hidup, 1996).

Gambar 2.1. Baku Tingkat Kebisingan


(Sumber: KMNLH No.48 Tahun 1996)

8
Nilai ambang batas kebisingan merupakan nilai yang mengatur tentang tekanan
bising rata-rata atau level kebisingan berdasarkan durasi pajanan bising yang mewakili
kondisi dimana hampir semua pekerja terpajan bising berulang-ulang tanpa
menimbulkan gangguan pendengaran dan memahami pembicaraan normal. NAB
kebisingan untuk 8 jam kerja per hari adalah sebesar 85 dBA. Sedangkan NAB pajanan
kebisingan untuk durasi pajanan tertentu dijabarkan pada gambar berikut (Kemenkes
RI, 2016).

Gambar 2.2. NAB Kebisingan


(Sumber: Permenkes No. 70 Tahun 2016)

9
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Tabel 3.1 Daftar Alat yang digunakan
No Nama Gambar

1. Sound Level Meter

2. Stopwatch

3. Meteran

10
4. Alat Tulis

3.2 Cara Kerja


1. Tentukan lokasi area yang akan diukur;
2. Aktifkan sound level meter yang akan digunakan;
3. Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan continue, atau pada
posisi slow untuk jenis kebisingan impulsive atau intermittent.
4. Pilih selektor range intensitas kebisingan;
5. Ukur tingkat kebisingan dengan menempatkan microphone pada ketinggian
1,2 m dari permukaan tanah (Untuk mengukur tingkat kebisingan
lingkungan)
6. Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan
kurang lebih 6 kali pembacaan (setiap 20 detik);
7. Catat hasil pengukuran berupa angka yang ditunjukkan pada monitor;
8. Hitung tingkat kebisingan kontinyunya.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Denah Lokasi
Lokasi Pengukuran : Depan Pos Satpam FIKES UPNVJ
Hari, Tanggal Pengukuran : Rabu, 25 September 2019

Pos
Satpam

BNI

Keterangan:

: Titik 1

: Titik 2

12
B. Hasil Pengukuran
Hasil Pengukuran (db (A))
No. Lokasi Leq
L20s L40s L60s L80s L100s L120s Lmin Lmax
Ttitik 1
1. (depan pos 67,3 75,0 65,5 71,3 69,1 73,8 64,4 83,8 98,03
satpam)
Titik 2
2. (di bawah 63,2 64,5 64,3 68,0 63,6 69,8 58,8 72,2 93,41
pohon)

4.2 Analisis Data


1 𝐿1 𝐿2 𝐿𝑛
Leq = 10 log ∑ 𝑡 (𝑡1𝑥10 10 + 𝑡2𝑥10 10 + ⋯ + 𝑡𝑛𝑥10 10)

 Titik 1
1 67,3 75,0 65,5 71,3 69,1
Leq = 10log ∑ 𝑡 (20𝑥10 + 40𝑥10 + 60𝑥10 + 80𝑥10 + 100𝑥10 +
10 10 10 10 10
73,8
120𝑥10 )
10

= 98,03 dbA

Interval = Lmax – Lmin

= 83,8 – 64,4 = 19,4 db

 Titik 2
1 63,2 64,5 64,3 68,0 63,6
Leq = 10log ∑ 𝑡 (20𝑥10 + 40𝑥10 + 60𝑥10 + 80𝑥10 + 100𝑥10 +
10 10 10 10 10
69,8
120𝑥10 )
10

= 93,41 dbA

Interval = Lmax – Lmin

= 72,2 – 58,8 = 13,4 db

13
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dan perhitungan yang dilakukan, nilai Leq di depan
pos satpam FIKES UPNVJ pada titik 1 sebesar 98,03 dbA dan pada titik 2 sebesar 93,41
dbA. Nilai ini jauh di atas nilai yang diperbolehkan untuk di daerah sekolah menurut
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Tahun No.48 Tahun 1996, yaitu sebesar 55 db.
Dengan kata lain, kebisingan yang terdapat di depan pos satpam FIKES UPNVJ sangat
tidak aman untuk kesehatan pendengaran seseorang.
Menurut kami, dampak kebisingan yang akan terjadi pada masyarakat sekitar
terutama untuk satpam UPNVJ Limo yang bekerja lebih dari 8 jam dengan terpajan
kebisingan yang melebihi NAB yaitu sebesar 85 dBA antara lain gangguan
pendengaran, hilangnya konsentrasi, dan gangguan komunikasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Babba (2007) kebisingan dengan intensitas
tinggi dapat berdampak buruk pada kesehatan antara lain:
a. Gangguan fisiologis: gangguan fisiologis adalah gangguan yang pertama
timbul akibat bising, fungsi pendengaran secara fisiologis dapat terganggu.
Pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan tidak dapat didengar secara
jelas.
b. Gangguaan psikologis: gangguan fisiologis apabila terjadi terlalu lama dapat
menimbulkan gangguan psikologis. Kebisingan dapat mempengaruhi
stabilitas mental dan reaksi psikologis, seperti rasa khawatir, jengkel, takut
dan sebagainya.
c. Gangguan patologis organis: gangguan kebisingan yang paling menonjol
adalah pengaruhnya terhadap alat pendengaran atau telinga, yang dapat
menimbulkan ketulian yang bersifat sementara hingga permanen.
d. Komunikasi Kebisingan: dapat menganggu pembicaraan dan kebisingan
mengganggu kita dalam menangkap dan mengerti apa yang dibicarakan oleh
orang lain.

14
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan perhitungan yang dilakukan, nilai Leq di depan
pos satpam FIKES UPNVJ pada titik 1 sebesar 98,03 dbA dan pada titik 2 sebesar 93,41
dbA. Nilai ini jauh di atas nilai yang diperbolehkan untuk di daerah sekolah menurut
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Tahun No.48 Tahun 1996, yaitu sebesar 55 db.
Dengan kata lain, kebisingan yang terdapat di depan pos satpam FIKES UPNVJ sangat
tidak aman untuk kesehatan pendengaran seseorang.

5.2 Saran
Menurut kelompok, tingkat kebisingan yang ada di depan pos satpam FIKES
UPNVJ berada pada tingkat yang cukup berbahaya dan dapat mengganggiu masyarakat
sekitar terutama satpam yang bekerja. Maka dari itu, sebaiknya UPNVJ menyediakan
layanan pemeriksaan kesehatan secara berkala khususnya pemeriksaan pendengaran
agar memastikan kesehatan pendengaran masyarakat sekitar dan satpam yang bekerja
selalu dalam keadaan yang baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fithri, P., & Annisa, I. Q. (2015). Analisis Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja
pada Area Utilities Unit PLTD dan Boiler di PT. Pertamina RU II Damai. Dalam
S. Tambunan, Kebisingan di Tempat Kerja (hal. 278-285).

Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan RI No 70 Tahun 2016 tentang


Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Kemenkes RI.

Marisdayana, R., Suhartono, & Nurjazuli. (2016). Hubungan Intensitas Paparan Bising
dan Masa Kerja dengan Gangguan Pendengaran pada Karyawan PT. X. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Indonesia, 15(1), 22-27.

Mediastika, C. E. (2006). Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip dan Penerapannya di


Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Menteri Negara Lingkungan Hidup. (1996). Keputsan Menteri Negara Lingkungan


Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/11/1996.

Subaris, & Haryono. (2008). Hygiene Lingkungan Kerja. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

WHO. (2001). Occupational and Community Noise. WHO.

16
LAMPIRAN

Gambar 1. Kegiatan Pengukuran Kebisingan

17

Anda mungkin juga menyukai