KELOMPOK :1
NAMA : ADINA SHINTA ARIFAH
KELAS : K3-4A
NRP : 0518040007
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu, ada tiga dasar yang menjadi parameter dalam melakukan
pengukuran vibrasi yaitu :
a. Displacement
Displacement adalah ukuran dari pada jumlah gerakan dari pada massa
suatu benda, dimana hal ini menunjukkan sejauh manabenda bergerak
maju mundur (bolak-balik) pada saat mengalami vibrasi. Displacement
adalah perubahaan tempat atau posisi dari pada suatu objek atau benda
meju suatu titik pusat (dalam hal ini massa benda berada dalam posisi
netral). Besarnya gaya dari pada displacement dapat diketahui dari
amplitude yang dihasilkan. Makin tinggi amplitude yang ditunjukkan,
makin keras atau tinggi pula vibrasi yang dihasilkan. Displacement atau
perpindahan dari suatu benda dapat dijukkan dalam satuaan mil (dimana
mil = 0,001 inc) atau dalam micron (dimana 1 micron = 0,001 mm)
Displacement biasanya sangat berguna pada batas frekuensi kurang dari
600 CPM (10 Hz). Frekuensi ini harus digunakan selama terjadi
displacement untuk mengefaluasi gejala vibrasi. Pada keadaan biasa,
dimana vibrasi pada 1 x RPM adalah 2 millis (25,4 micron PK) tapi hal
ini belum memberikan konfirmasi yang cukup untuk menentukan apakah
vibrasi pada tingkatan 2 mil, hal ini merupakan kondisi yang baik atau
buruk, sebagai contoh, vibrasi 2 mils PK-PK pada 3600 CPM adalah
lebih berbahaya dibandingkan dengan vibrasi 2 mils PK – PK pada 300
CPM.
b. Velocity
Velocity adalah jumlah waktu yang dibutuhkan pada saat terjadi
displacement (dalam hal kecepatan). Velocity adalah satu indikator yang
paling baik untuk mengetahui masalah vibrasi (contohnya unbalance,
misaligment, mecanical loosess, dan kerusakan bearing atau bearing
defect) pada mesin berkecepatan sedang. Velocity adalah ukuran
kecepatan suatu benda pada saat bergerak atau bergetar selama berisolasi.
Kecepatan suatu benda adalah nol pada batas yang lebih tinggi atau lebih
rendah, dimulai pada saat berhenti pada suatu titik sebelum berubah arah
dan mulai untuk bergerak kearah berlawanan. Velocity dapat ditunjukkan
dalam suatu inch per second (in/sec) atau milimeter per second (mm/sec)
Velocity disisi lain tidak sepenuhnya mempunyai frekuensi yang
bergantung pada batas sekitar 600 sampai 120000 CPM (10 sampai 2000
Hz) dan pada dasarnya hanya merupakan satu pilihan ketika batas
frekuensi berada pada 300 sampai 300000 CPM (5 sampai 500 Hz).
c. Acceleration
Acceleration adalah jumlah waktu yang diperlukan pada saat terjadi
velocity. Acceleration adalah parameter yang sangat penting dalam
analisis mesinmesin yang berputar (rotation equipment) dan sangat
berguna sekali dalam mendeteksi kerusakan bearing dan masalah pada
gearbox berkecepatan tinggi lebih cepat dan lebih awal. Acceleration
diartikan sebagai perubahan dari velocity yang di ukur dalam satuan
gravitasi. Pada posisi permukaan laut 1,0g = 32,2 ft/sec2 yang ekuivalen
dengan 386,087 in/sec atau 9806,65 mm/sec, harga yang digunakan
untuk menyatakan akselerasi dari gravitasi (percepatan gravitasi) dalam
satuan Inggris dan Metric (dimana in/sec/sec biasanya ditunjukkan
sebagai in sec2 (Hidayat dan Wilis, 2017 : 67-69).
Keterangan:
t = durasi pajanan dalam jam
a = nilai hasil pengukuran akselerasi getaran tangan dan lengan
(meter/detik2)
ISO 10816 mengklarifikasikan Getaran ke dalam 4 level yaitu A,B,C,
dan D. Berikut table perbandingan antara cepat getaran dan frekuensinya.
Dari data diatas, ISO 10816 dapat ditentukan tindakan sesuai dengan sifat
kelas yang telah diukur.
Keterangan :
- Huruf A, menunjukkan integrasi yang diterapkan dalam pengukuran =
acceleration
- Rms, menunjukkan tampilan jenis pengukuran yang digunakan
(rms/peak)
- 0:00:01, menunjukkan durasi waktu lamanya pengukuran yang
dilakukan
- .01900, menunjukkan nilai pengukuran geetaran yang dibaca oleh
sensor getaran
- m/s2, menunjukkan satuan pengukuran getaran
- Huruf F, menunjukkan pengukuran frekuensi
- Huruf aZ, menunjukkan channel
10. Gunakan tombol navigasi panah untuk melihat data histori pengukuran
lainnya
11. Tombol data digunakan untuk melihat secara keseluruhan data yang
direkam oleh alat
Tabel 3. Keterangan Tampilan pada Layar
Tampilan Pada Layar Keterangan
Mulai
X
X
Selesai
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Analisis
Alat yang digunakan untuk pengukuran ini adalah Human
Vibration Meter yang mana alat ini digunakan untuk mengukur
percepatan getaran yang diterima oleh tangan/lengan. Dari data hasil
pengukuran ada pekerjaan yang belum memenuhi standar.
Penjelasannya sebagai berikut :
a. Mahasiswa/pekerja 1 bernama Dimas menerima percepatan
getaran sebesar 5,5 m/s2 selama 7,983 jam per hari. Pada standar
Permenaker No. 05 Tahun 2018 bahwa waktu pajanan pada
tangan/lengan antara 6 jam sampai dengan 8 jam memiliki nilai
ambang batas 5 m/s2. Berdasarkan standar Permenaker No. 05
Tahun 2018 bahwa kegiatan mahasiswa/pekerja 1 bernama Dimas
dalam kondisi tidak aman karena melebihi nilai ambang batas
standar.
b. Mahasiswa/pekerja 2 bernama Dini menerima percepatan getaran
sebesar 6,93 m/s2 selama 2,016 jam per hari. Pada standar
Permenaker No. 05 Tahun 2018 bahwa waktu pajanan pada
tangan/lengan antara 2 jam sampai dengan 4 jam memiliki nilai
ambang batas 7 m/s2. Berdasarkan standar Permenaker No. 05
Tahun 2018 bahwa kegiatan mahasiswa/pekerja 1 bernama Dini
dalam kondisi aman.
c. Mahasiswa/pekerja 3 bernama Benny menerima percepatan
getaran sebesar 9,5 m/s2 selama 5,983 jam per hari. Pada standar
Permenaker No. 05 Tahun 2018 bahwa waktu pajanan pada
tangan/lengan antara 2 jam sampai dengan 4 jam memiliki nilai
ambang batas 7 m/s2. Berdasarkan standar Permenaker No. 05
Tahun 2018 bahwa kegiatan mahasiswa/pekerja 1 bernama Dini
dalam kondisi tidak aman karena melebihi nilai ambang batas
standar.
4.1.3 Rekomendasi
Untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja maka perlu
adanya pengendalian. Berdasarkan hierarki pengendalian maka dapat
dilakukan pengendalian sebagai berikut :
a. Eliminasi
Dalam pekerjaan ini tidak dapat dilakukan secara eliminasi.
b. Substitusi
Dalam pekerjaan ini tidak dapat dilakukan secara substitusi.
c. Rekayasa Teknik
Rekayasa teknik dapat dilakukan dengan pemberian bantalan anti
vibrasi/isolator, penyekat, peredam, dan membalut pegangan alat.
d. Pengendalian Secara Administratif
Pengendalian secara administratif dilakukan dengan pengaturan
jadwal kerja sesuai TLV (Treshold Limit Value)/NAB (Nilai
Ambang Batas), rotasi kerja, atur waktu istirahat, genggam
dengan longgar, ganti posisi, olahraga, pemeriksaan kesehatan,
pemantauan getaran, dan sebelum melakukan pekerjaan dilakukan
safety briefing.
e. Pemberian Alat Pelindung Diri (APD)
Menggunakan APD berupa menggunakan sarung tangan yang
dilengkapi peredam getar (busa) untuk menghangatkan tangan
dan perlindungan terhadap gangguan vascular.
4.2 Pembahasan
Survey paparan getaran tubuh manusia yang dilakukan di bengkel las
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan mengunakan alat Human
Vibration Meter. Pengukuran dari setiap mahasiswa/pekerja dilakukan
sebanyak 3 kali dan didapatkan rata-rata dari pengukuran percepatan getaran.
Pekerjaan yang dilakukan mahasiswa/pekerja 1 pada bengkel las
bernama Dimas berusia 18 tahun dan memiliki berat badan 70 kg melakukan
kegiatan mengelas OAW posisi duduk dengan peralatan las OAW dilakukan
3 kali pengukuran. Pengukuran 1, 2, dan 3 secara berurutan menerima
percepatan getaran sebesar 5,4; 5,3; dan 5,8 dan diperoleh rata-rata sebesar
5,5 m/s2 durasi 7,983 jam per hari. Pada standar Permenaker No. 05 Tahun
2018 bahwa waktu pajanan pada tangan/lengan antara 6 jam sampai dengan 8
jam memiliki nilai ambang batas 5 m/s2. Jadi, kegiatan mahasiswa/pekerja 1
bernama Dimas dalam kondisi tidak aman.
Pekerjaan yang dilakukan mahasiswa/pekerja 2 pada bengkel las
bernama Dini berusia 18 tahun dan memiliki berat badan 55 kg melakukan
kegiatan mengelas SMAW posisi duduk dengan peralatan las SMAW
dilakukan 3 kali pengukuran. Pengukuran 1, 2, dan 3 secara berurutan
menerima percepatan getaran sebesar 7; 6,5; dan 7,3 dan diperoleh rata-rata
sebesar 6,93 m/s2 durasi 2,016 jam per hari. Pada standar Permenaker No. 05
Tahun 2018 bahwa waktu pajanan pada tangan/lengan antara 2 jam sampai
dengan 4 jam memiliki nilai ambang batas 7 m/s2. Jadi, kegiatan
mahasiswa/pekerja 2 bernama Dini dalam kondisi aman.
Pekerjaan yang dilakukan mahasiswa/pekerja 3 pada bengkel las
bernama Benny berusia 20 tahun dan memiliki berat badan 75 kg melakukan
kegiatan menggerinda benda kerja posisi berdiri dengan peralatan gerinda
tangan dilakukan 3 kali pengukuran. Pengukuran 1, 2, dan 3 secara berurutan
menerima percepatan getaran sebesar 9,8; 9,6; dan 9,1 dan diperoleh rata-rata
sebesar 9,5 m/s2 durasi 5,983 jam per hari. Pada standar Permenaker No. 05
Tahun 2018 bahwa waktu pajanan pada tangan/lengan antara 2 jam sampai
dengan 4 jam memiliki nilai ambang batas 7 m/s2. Jadi, kegiatan
mahasiswa/pekerja 3 bernama Benny dalam kondisi tidak aman.
Untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja maka perlu adanya
pengendalian. Pengendalian secara eliminasi tidak dapat dilakukan.
Pengendalian secara substitusi tidak dapat dilakukan. Pengendalian secara
rekayasa teknik dapat dilakukan dengan pemberian bantalan anti
vibrasi/isolator, penyekat, peredam, dan membalut pegangan alat.
Pengendalian secara administratif dilakukan dengan pengaturan jadwal kerja
sesuai TLV (Treshold Limit Value)/NAB (Nilai Ambang Batas), rotasi kerja,
atur waktu istirahat, genggam dengan longgar, ganti posisi, olahraga,
pemeriksaan kesehatan, pemantauan getaran, dan sebelum melakukan
pekerjaan dilakukan safety briefing. Pengendalian secara pemberian Alat
Pelindung Diri (APD) yaitu menggunakan APD berupa menggunakan sarung
tangan yang dilengkapi peredam getar (busa) untuk menghangatkan tangan
dan perlindungan terhadap gangguan vascular.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data hasil pengukuran dan pengolahan data maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mahasiswa/pekerja 1 melakukan kegiatan mengelas OAW posisi duduk
dengan peralatan las OAW menerima rata-rata percepatan getaran
sebesar 5,5 m/s2 selama 7,983 jam per hari. Mahasiswa/pekerja 2
melakukan kegiatan mengelas SMAW posisi duduk dengan peralatan las
SMAW menerima rata-rata percepatan getaran sebesar 6,93 m/s2 durasi
2,016 jam per hari. Dan mahasiswa/pekerja 3 melakukan kegiatan
menggerinda benda kerja posisi berdiri dengan peralatan gerinda tangan
menerima rata-rata percepatan getaran sebesar sebesar 9,5 m/s2 durasi
5,983 jam per hari.
2. Kondisi pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa/pekerja tergolong
dalam kondisi aman dan tidak aman. Pada mahasiswa/pekerja 1 dan 3
tergolong tidak aman karena tidak sesuai pada standar Permenaker No.
05 Tahun 2018 dan mahasiswa/pekerja 2 tergolong aman karena sesuai
pada standar Permenaker No. 05 Tahun 2018.
3. Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan sesuai hierarki
pengendalian adalah pengendalian secara rekayasa teknik dapat
dilakukan dengan pemberian bantalan anti vibrasi/isolator, penyekat,
peredam, dan membalut pegangan alat. Pengendalian secara administratif
dilakukan dengan pengaturan jadwal kerja sesuai TLV (Treshold Limit
Value)/NAB (Nilai Ambang Batas), rotasi kerja, atur waktu istirahat,
genggam dengan longgar, ganti posisi, olahraga, pemeriksaan kesehatan,
pemantauan getaran, dan sebelum melakukan pekerjaan dilakukan safety
briefing. Pengendalian secara pemberian Alat Pelindung Diri (APD)
yaitu menggunakan APD berupa menggunakan sarung tangan yang
dilengkapi peredam getar (busa) untuk menghangatkan tangan dan
perlindungan terhadap gangguan vascular.
5.2 Saran
Setelah dilakukan praktikum maka dapat diperoleh beberapa saran
sebagai berikut :
1. Melakukan safety briefing sebelum dilakukan praktikum dan
memberikan pengarahan yang tepat sesuai jenis praktikum yang akan
dilaksanakan.
2. APD yang digunakan harus sesuai dengan praktikum yang dilakukan
agar terhindar dari kecelakan kerja.
3. Mengecek kondisi lingkungan kerja yang digunakan untuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat dan Wilis. 2017. Analisis Getaran Pada Kompresor Mesin Pendingin
Dengan Variasi Putaran (Rpm). Tegal : Program Studi Teknik Mesin,
Universitas Pancasakti Tegal. Vol. 15 No. 2 : 65-69.
ISO 10816
Rokhman, Taufiqur. 2016. Analisis Getaran Pada Footrest Sepeda Motor Tipe
Matic dan Non-Matic. Bekasi : Program Studi Teknik Mesin - Universitas
Islam “45” Bekasi. Hlm. 32-33.