Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR

KOMUNIKASI
DAN PROMOSI K3

Dosen: Lulus Suci Hendrawati, S.Kom., M.Si.

PRODI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Pendahuluan
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar kita, manusia yang merupakan mahluk sosial. Dengan
berkomunikasi kita dapat berinteraksi, saling bertukar pikiran, ide, atau gagasan dengan manusia
lainnya. Saat berkomunikasi, interaksi dilakukan melalui simbol-simbol verbal maupun non
verbal. Misalnya menggunakan simbol bahasa sebagai alat komunikasi.
Komunikasi melibatkan dua atau lebih manusia, sebab ketika berkomunikasi terjadi proses
pengiriman dan penerimaan pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikator dapat
menyampaikan pesan kepada komunikan melalui berbagai media, bergantung tujuan serta target
yang ditentukan. Setelah pesan tersampaikan, feedback dari komunikan yang menerima pesan
diperlukan. Sebab melalui feedback yang diberikan komunikan, komunikator dapat mengetahui
apakan komunikasi berjalan dengan efekti atau tidak, atau apakah pesan berhasil tersampaikan
dengan baik atau tidak.
Pengertian Komunikasi menurut para ahli
1. Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran pesan,
dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari seseorang
kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi dan/ atau mengubah
informasi yang dimiliki serta tingkah laku orang yang menerima pesan tersebut.
2. Atep Aditya Barata mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan,
berita, atau informasi yang terjadi diantara dua orang atau lebih. Proses ini dilakukan secara
efektif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerimanya.
3. Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ karangan Dedy Mulyana, Bernard Berelson dan
Gary A. Steiner menyatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah tindakan atau proses transmisi
informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan semacamnya. Hal yang di transmisikan ini dapat
berupa simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan semacamnya.
4. Menurut Agus M. Hardjana, komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan
disampaikannya suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain melalui media tertentu. Setelah
pesan tersebut diterima dan dipahami sejauh kemampuannya, penerima pesan kemudian
menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada penyampai pesan.
5. Menurut Frank E.X. Dance komunikasi adalah proses dimana melalui proses ini seseorang
(komunikator) dapat menyampaikan stimulus dengan tujuan untuk merubah atau membentuk
prilaku orang lain (komunikan)
6. Seperti yang tertulis dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Komunikasi’, Mary B.
Cassata dan Molefi K. Asante mendefinikan komunikasi sebagai proses transmisi informasi yang
dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi khalayak.
7. Shannon & Weaver mendefinisikan komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia, dimana secara
sengaja maupun tidak disengaja terjadi upaya saling mempengaruhi antara satu dengan yang
lainnya. Bentuk interaksi ini tidak sebatas penggunaan bahasa verbal, namun juga dalam bentuk
ekspresi muka, lukisan, seni, atau teknologi.
Komunikasi K3
Guna menjamin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka Perusahaan
perlu menyusun sistem komunikasi untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang baik di tempat kerja. Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian
maupun sesama bagian dalam struktur organisasi Perusahaan maupun komunikasi eksternal dengan
pihak lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga
yang bekerja sama dengan Perushaaan berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif dapat
menyampaikan pesan kepada semua pihak yang perlu mendapat informasi berkaitan dengan
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain :
1. Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.
2. Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.
3. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.
4. Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta material/bahan/alat/mesin yang
digunakan dalam proses kerja.
5. Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
6. Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
7. Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.
8. Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi penerapan K3 di tempat kerja,
dsb.
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan kontrakator antara
lain:
1. Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.
2. Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor.
3. Kinerja K3 kontraktor.
4. Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
5. Hasil pemeriksaan dan pemantauan K3.
6. Tanggap Darurat.
7. Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan.
8. Persyaratan komunikasi harian, dsb.
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan pengunjung/tamu antara lain :
1. Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.
2. Prosedur evakuasi darurat.
3. Aturan lalu lintas di tempat kerja.
4. Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
5. APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.
Perusahaan juga mengatur komunikasi eksternal dengan pihak ke tiga terkait informasi yang diterima
oleh Perusahaan maupun informasi yang diberikan oleh Perusahaan untuk pihak ke tiga. Perusahan
menjamin konsistensi dan relevansi informasi yang diberikan sesuai dengan Sistem Manajemen K3
Perusahaan termasuk informasi mengenai pengendalian operasi K3 dan tanggap darurat Perusahaan.
Promosi K3

1. Promosi budaya K3 di tempat kerja adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang direncanakan dan
ditujukan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan para pekerja serta meningkatkan
produktivitas perusahaan yang kegiatannya berupa pelatihan/training, visual manajemen di area
kerja masing-masing (safety board, safety sign, poster, spanduk, slogan), safety meeting (Rapat
P2K3, safety induction, safety breafing), penghargaan organisasi dan drill (simulasi tanggap
darurat) baik pesan yang bersifat informative, persuasive maupun emosional
2. Komponen promodi K3 seperti pelatihan atau training diharapkan pekerja mampu untuk
memahami dan menjalankan dari amanat UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja untuk
bekerja menjaga keselamatan dan kesehatan diri beserta keluarganya.
TUJUAN PENERAPAN K3
1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3. Mencegah/ mengurangi kematian.
4. Mencegah/mengurangi cacat tetap.
5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin,
instalasi dan lain sebagainya.
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan
semangat kerja.
9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan
10. Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi: Manusia (pekerja dan masyarakat), Benda (alat,
mesin, bangunan dll),Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan)
PERBEDAAN KOMUNIKASI DAN PROMOSI K3

 Komunikasi K3 adalah penampaian informasi tentang K3 dari perusahaan kepada


stakeholder dan sebaliknya sehingga pesan tentang penerapan K3 dapat dimengerti
dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan komunikasi.
 Promosi K3 adalah upaya penyampaian informasi secara searah dari perusahaan
kepada stakeholder untuk mengkampanyekan aspek K3 dalam rangka
meningkatkan kesadaran dalam aspek K3.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai