Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini yang berjudul “ Manajemen
Kualitas Lingkungan ”
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi yang membaca makalah ini. Selain itu kami juga berharap makalah ini digunakan sebagai
mana mestinya.
Penulis sadar bahwa memiliki banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapakan segala saran, kritik dan masukan yang membangun untuk
proses dimasa yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DI TEMPAT KERJA
............................................................................................................................................................ 1
A. Definisi Pemantauan dan Pengukuran ........................................................................................ 1
B. Tujuan Pemantauan dan Pengukuran......................................................................................... 1
C. Penerapan beberapa program K3. ................................................................................................. 2
Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan ...................................................... 3
EVALUASI KESESUAIAN ....................................................................................................................... 4

ii
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA) DI TEMPAT KERJA
Dalam kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan tentang batasan dan tata cara
pengukuran serta pemantauan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja. Seperti
yang sudah pernah dibahasa dalam tulisan sebelumnya tentang Elemen Dasar Program K3 pada
link berikut, maka seperti janji saya untuk mencoba mengupas satu persatu tentang elemen
dasar program K3 tersebut. Dari ke-12 elemen yang pernah disinggung dalam tulisan
sebelumnya, maka saya akan merangkum sekaligus beberapa elemen dasar dalam sebuah
tulisan lengkap yang akan disajikan berikut ini.
Sebuah perusahaan biasanya selalu membangun sebuah metode yang sistematis untuk
pengukuran dan pemantauan kinerja K3. Metode sistematis pengukuran dan pemantauan K3
tersebut dilakukan secara teratur dan kontinyu, sebagai bagian dari keseluruhan sistem
manajemen perusahaan yang berlaku.
A. Definisi Pemantauan dan Pengukuran
Definisi dari pemantauan adalah menitikberatkan pada pengumpulan informasi dan data
yang berhubungan dengan bahaya K3. Definisi dari pengukuran adalah menitikberatkan pada
penelitian yang berhubungan dengan resiko K3.
Contoh dari obyek bahaya dan resiko K3, seperti : pemakaian peralatan, perlengkapan, dan
bahan kerja serta cara penggunaannya pada tempat kerja; dan jam lembur tenaga kerja.
Pengukuran K3 dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Sebagai obyek pengukuran
adalah kinerja K3.
B. Tujuan Pemantauan dan Pengukuran
1. Menghasilkan data untuk menilai kompetensi personil K3.
2. Menghasilkan data untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) perusahaan.
3. Mengontrol perkembangan dari pertemuan-pertemuan K3, pemenuhan tujuan K3 serta
peningkatan pemahaman K3 yang berkesinambungan.
4. Memantau pemenuhan peraturan perundang-undangan serta syarat lainnya yang
berhubungan dengan penerapan K3 di tempat kerja.
5. Menghasilkan data sebagai evaluasi efektivitas pengendalian operasional
K3, review perlu tidaknya modifikasi pengendalian operasional K3 dan sosialisasi
pilihan dari sistem pengendalian baru.
6. Menghasilkan data untuk mengukur kinerja K3 perusahaan secara proaktif dan reaktif.
Perusahaan mendelegasikan tugas pemantauan dan pengukuran kinerja K3 kepada Ahli
K3 Umum perusahaan, atau kepada Sekertaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja termasuk di dalamnya anggota-anggota di bawah kewenangan Ahli K3 Umum
perusahaan. Dan output yang diharapkan adalah seperti pada item 1 s/d 4.
Selanjutnya hasil pemantauan dan pengukuran kinerja K3 akan dianalisa serta digunakan
untuk mengidentifikasi seberapa besar keberhasilan kinerja K3 yang diterapkan. Ataupun juga
seberapa penting kebutuhan perlunya tindakan perbaikan yang harus dilakukan serta tindakan
1
peningkatan kinerja K3 yang lain. Sebagai outputnya adalah data evaluasi efektifitas
pengendalian operasional K3 (item 5).
Metode pengukuran kinerja K3 secara proaktif dan reaktif di tempat kerja memiliki
prioritas dan tujuan untuk mendorong adanya peningkatan kinerja K3 serta mengurangi
kejadian kecelakaan (accident) dan peristiwa (incident) kerja di tempat kerja (item 6).
Yang termasuk dalam pengukuran proaktifkinerja K3 adalah :
a) Penilaian kesesuaian dengan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang
berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.
b) Efektivitas hasil inspeksi dan pemantauan kondisi bahaya di tempat kerja.
c) Efektivitas pastisipasi tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
d) Survey tingkat kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
e) Penilaian efektivitas pelatihan K3.
f) Penilaian aktivitas kerja yang berhubungan dengan resiko K3 perusahaan.
g) Efektivitas hasil audit internal dan audit eksternal Sistem Manajemen K3 (SMK3).
h) Pemantauan budaya K3 seluruh personil K3 di bawah kontrol perusahaan.

C. Penerapan beberapa program K3.


Schedule penyelesaian rekomendasi penerapan K3 di tempat kerja. Schedule pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja berkala di tempat kerja. Yang termasuk dalam pengukuran
reaktif kinerja K3 adalah :
Tuntutan tindakan pemenuhan dari pemerintah.
 Tuntutan tindakan pemenuhan dari pihak ke tiga yang berhubungan dengan perusahaan.
 Tingkat hilangnya jam kerja (lost time) akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja (PAK).
 Tingkat keseringan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
Pemantauan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
 Kewajiban Perusahaan dalam Pemantauan dan Pengukuran
 Perusahaan wajib menyediakan peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan
pemantauan dan pengukuran kinerja K3. Seperti : alat pengukur tingkat kebisingan, alat
tes gas beracun, pencahayaan, serta alat lainnya sesuai dengan aktivitas operasional
perusahaan.
 Perusahaan wajib menganalisa hasil pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat
kerja secara komputerisasi.
 Perusahaan wajib menggunakan alat-alat yang sudah dikalibrasi secara tepat, berkala
dan teratur.
Perusahaan wajib mengganti alat-alat yang sudah tidak layak menurut standar kinerja
K3.
 Perusahaan wajib melaksanakan kalibrasi dan perawatan alat ukur pemantauan dan
pengukuran kinerja K3 oleh personil ahli pelaksanaan kalibrasi.

2
 Perusahaan wajib melakukan kalibrasi secara berkala seluruh alat-alat pemantauan dan
pengukuran kinerja K3, sesuai dengan pengaturan nilai besaran satuan secara standar
nilai yang berlaku baik lokal dan Internasional.

Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan

Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk menangani


ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang aktual dan potensial dan untuk melakukan tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan.
a) Prosedur harus menetapkan persyaratan-persyaratan untuk:
b) mengidentifikasi dan memperbaiki ketidaksesuan dan mengambil tindakan perbaikan
untuk mengurangi dampak K3;
c) menyelidiki ketidaksesuaian, menetapkan penyebab-penyebab dan mengambil
tindakan- tindakan untuk mencegah terjadi lagi;
d) evaluasi kebutuhan untuk melakukan tindakan pencegahan dan menerapkan tindakan
yang dirancang untuk mencegah agar tidak terjadi;
e) mencatat dan mengkomunikasikan hasil-hasil tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan yang dilakukan;
f) meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang dilakukan.
Bila tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan menimbulkan adanya bahayabahaya
baru atau yang berubah atau perlu adanya pengendalian baru atau diperbaiki, prosedur ini harus
mensyaratkan bahwa tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan sudah melalui penilaian risiko
sebelum diterapkan.
Setiap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang diambil untuk menghilangkan
akar penyebab ketidaksesuaian yang aktual dan potensial harus sesuai dengan besarnya
masalah dan seimbang dengan risiko-risiko K3 yang dihadapi.
Organisasi harus memastikan bahwa setiap perubahan yang timbul dari tindakan
perbaikan dan pencegahan dibuatkan dalam dokumentasi sistem manajemen K3.

3
EVALUASI KESESUAIAN
OHSAS 18001 mewajibkan organisasi untuk memiliki Prosedur untuk
memantau dan mengukur kinerja Kesehatan & Keselamatan Kerja secara reguler
(Bagian 4.5.1) dan menyimpan catatan kegiatan ini.

ISO 45001 di sisi lain, mengharuskan organisasi untuk membuat, menerapkan dan
memelihara Proses untuk pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja
dan mencatat proses ini dan kegiatan yang terkait (Bagian 9.1.1).

Dalam ISO 45001 organisasi diharuskan untuk menentukan:

 Apa yang perlu dipantau dan diukur


 Metode pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja
 Kriteria terhadap apa yang akan di evaluasi kinerja K3 nya
 Kapan pemantauan dan evaluasi akan berlangsung
 Kapan hasil pemantauan dan pengukuran harus dianalisis, dievaluasi dan
dikomunikasikan.
Organisasi kemudian akan diminta untuk:

 Mengevaluasi kinerja sistem manajemen K3 dan menentukan keefektifannya


 Memastikan peralatan pemantauan dan pengukuran dikalibrasi dan catatan
kalibrasi dipertahankan
Contoh dari hal-hal yang dapat dipantau diantaranya keluhan kesehatan kerja,
lingkungan kerja, insiden terkait pekerjaan, cedera, efektivitas pengendalian
operasional dan latihan darurat dan kompetensi.

OHSAS 18001 mewajibkan organisasi untuk memiliki Prosedur untuk mengevaluasi


kepatuhan secara berkala terhadap persyaratan hukum dan persyaratan lainnya
(Bagian 4.5.2). Organisasi juga diharuskan untuk menyimpan catatan kegiatan yang
termasuk dalam Prosedur ini.

ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk membuat, menerapkan dan


memelihara Proses untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan
persyaratan lainnya (Bagian 9.1.2) dan menyimpan catatan hasil evaluasi kepatuhan.

Dalam ISO 45001 organisasi diharuskan untuk menentukan frekuensi dan metode
untuk evaluasi kepatuhan. Jika ada ketidaksesuaian, organisasi diharuskan
melakukan tindakan perbaikan dan menghilangkan penyebabnya dan mencegahnya
terjadi lagi. Organisasi juga diharuskan untuk memelihara pengetahuan dan
pemahaman tentang status kepatuhannya sehubungan dengan persyaratan hukum
dan persyaratan lainnya.

Contoh pemantauan pemenuhan persyaratan hukum dapat berupa menentukan


bahwa semua persyaratan hukum telah diidentifikasi dan apakah informasi
terdokumentasinya selalu diperbaharui. Kesepakatan kolektif saat mereka mengikat
secara hukum dan status gap dalam kepatuhan yang telah diidentifikasi.

Contoh pemenuhan persyaratan lainnya dapat berupa kesepakatan bersama terhadap


yang tidak mengikat secara hukum, kode dan standar, peraturan, dan peraturan
perusahaan dan lainnya serta persyaratan asuransi.

4
Kriteria adalah apa yang dapat menjadi bahan perbandingan kinerja organisasi.
Contohnya dapat berupa kinerja organisasi, kode dan standar lain, kode dan tujuan
organisasi dan statistik K3.

Indikator pengukuran kriteria dapat berupa perbandingan insiden dan tingkatnya


seperti frekuensi, jenis, tingkat keparahan atau jumlahnya.

Atau jika Kriteria didefinisikan sebagai perbandingan penyelesaian tindakan korektif


yang berhasil, maka indikator bisa menjadi persentase tindakan perbaikan yang
selesai tepat waktu.

Pemantauan dapat berupa pengamatan terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan,


review terhadap informasi terdokumentasi seperti catatan, penggunaan wawancara
dan bisa termasuk penentuan status sehingga perubahan dari tingkat kinerja dapat
dideteksi.

Pengukuran adalah menentukan jumlah pada suatu kejadian atau objek. Hal ini
terkait dengan evaluasi kinerja dan dapat diturunkan dari penggunaan peralatan yang
terkalibrasi atau tingkat pemaparan atau perhitungan jarak aman dari bahaya.

Analisis terdiri dari pemeriksaan data untuk menemukan hubungan, tren dan pola
yang ada. Hal ini terkait juga dengan kegiatan pengukuran.

Evaluasi Kinerja adalah menentukan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas kinerja


untuk memenuhi persyaratan dan sasaran sistem manajemen K3

Anda mungkin juga menyukai