Sistem ini dipakai oleh pemberi kerja/owner dalam menyeleksi kontraktor, pengawasan pelaksanaan proyek dan
mengevaluasi sistem K3 saat proyek telah selesai. Tidak hanya owner proyek, General Kontraktor juga
memakai CSMS untuk mengelola sub kontraktor, mengklasifikasikan mereka berdasarkan tingkatan risiko yang
mampu diterima oleh subkontraktor.
Evaluasi CSMS tidak hanya melalui penilaian dokumen yang diserahkan, tetapi owner juga akan melihat
implementasi di lapangan, apakah sesuai dengan yang disubmit. Jika terdapat
ketidakpatuhan/ketidaksesuaian/complaint, owner akan memberikan peringatan bahkan jika pelanggaran
tersebut berat, maka proyek akan dihentikan untuk ditinjau kembali komitmen perjanjian kontrak. Dapat
dikatakan, ada 2 fase dalam CSMS:
1. Fase administrasi
Penilaian risiko
Pre kualifikasi
Seleksi
2. Fase implementasi
Pre job acitivity
Pra-mobilisasi
Mobilisasi
Work in progress
Evaluasi akhir
FASE ADMINISTRASI
untuk melakukan seleksi sehingga terpilih calon kontraktor dengan komitmen
HSE tinggi
PENILAIAN RISIKO
1. mengklasifikasikan jenis pekerjaan berdasarkan salah satu katagori risiko yang
ada: Rendah, Menengah, dan Tinggi
2. Penilaian mempertimbangkan:
jenis pekerjaan
lokasi pekerjaan
pemilik daerah
uraian kegiatan/kejadian/fasilitas
potensi konsekuensi kejadian
bahaya di tempat kerja
katagori bahaya
frekuensi/kemungkinan kejadian
pengendalian yang ada saat ini dan penanggung jawab
nilai risiko sebelum dan sesudah pengendalian
pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan oleh kontraktor berbeda
dampak sosial terhadap masyarakat setempat
3. Keparahan suatu risiko dapat dilihat dari dampak potensial yang ditimbulkan:
Terhadap manusia, dampaknya:
tidak ada gangguan kesehatan
cidera/sakit ringan
cidera dan membutuhkan penyembuhan (1 minggu)
mengarah pada cacat permanen sebagian atau ketidakmampuan
bekerja untuk jangka waktu lama
cacat parah dan/atau korban meninggal
Terhadap aset//peralatan
tidak ada kerusakan
tidak ada gangguan operasional (biaya perbaikan kecil)
gangguan ringan pada proses, menyebabkan iolasi peralatan untuk
perbaikan
shut down plant sebagian
kehilangan sebagian dari plant dan shut down dalam waktu lama
kehilangan plant secara total
Terhadap lingkungan
tidak ada risiko lingkungan
tidak ada keluhan
risiko lingkungan setempat, kontaminasi, kerusakan cukup besar
untuk membahayakan lingkungan, tetapi tidak ada dampak permanen
kerugian terbatas, berulang dan melampaui batas hukum, atau
nilai yang sudah ditentukan oleh komunitas sekitar
kerusakan lingkungan parah, perlu pekerjaan besar untuk
memulihkan hingga kembali keadaan semula
kerusakan lingkungan parah, terus menerus, meluas dan kerugian
ekonomi besar terhadap perusahaan
Terhadap reputasi perusahaan
tidak diketahui umum
masyarakat tidak peduli
sedikit perhatian dari media setempat dan/atau politisi
mendapatkan perhatian masyarakat daerah, tanggapan negatif
meluas dan media setempat namun tanggapan ringan dari media nasional
dampak terhadap pembaruan izin, tanggapan negatif yang luas
disertai media nasional, serta adanya mobilisasi dari kesatuanaksi
tanggapan negatif yang luas dalam kebijakan
nasional/internasional dengan potensi dampak parah terhadap akses ke daerah
baru, pemberian lisensi, serta mendapat perhatian masyarakat internasional
PRA KUALIFIKASI
untuk menyaring calon kontraktor yang potensial dan memastikan pengalaman
dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan secara aman. Tools: kuesioner,
checklist atau form penilaian kontraktor
Tim pra-kualifikasi korporasi harus mengeluarkan pemberitahuan secara formal
mengenai hasil dan dilampirkan saat kontraktor memasukkan formulir pendaftaran
(Bidder Registration Form)
SELEKSI
bertujuan untuk menilai apakah rencana K3 dan kriteria evaluasi lelang telah
dipenuhi untuk memilih pemenang lelang
tahapan pemilihan kontraktor yang sesuai dengan persyaratan tender. terdapat 2
fase:
Pre contract (penyiapan dokumen lelang)
Kriteria seleksi harus mempertimbangkan aspek penting: biaya,
kemampuan teknis, reputasi dan kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai ketepatan
waktu dan kualitas yang disyaratkan Klien
penilaian HSE untuk kontrak, termasuk kapabilitas kontraktor
General kontraktor menyiapkan program pemantauan HSE
memastikan dan menyetujui HSE Plan
menyiapkan program audit
evaluasi HSE Plan
Kontrak
Rekomendasi penetapan pemenang lelang (award) diberikan kepada
Panitia Lelang (Bid Committee) untuk persetujuan sebelum memperoleh persetujuan
dari pejabat berwenang (Contract Authority). Setelah terpilih, klien harus melakukan:
rapat penjelasan untuk finalisasi rencana K3 proyek dan
persetujuannya
kontraktor mengimplementasi rencana K3
FASE IMPLEMENTASI
memberikan jaminan bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor bisa
dilakukan secara selamat
PRE JOB ACTIVITY
tahapan yang menjembatani komunikasi antara owner/kontraktor utama dengan
kontraktor terpilih mengenai aspek yang revelan dengan K3 sebelum pelaksanaan
kontrak. Terdiri atas 2 tahap:
Pra mobilisasi
Rapat awal/Kick off meeting bersama owner dan general kontraktor (agar
kontraktor mengenali lokasi kerja, fasilitas, orang-orangnya dan informasi kerja lainnya)
inspeksi dan audit
menindaklanjuti hasil kick off meeting
pelatihan K3
Mobilisasi
rapat awal (semua staff) - mengkomunikasikan rencana K3 kepada semua
personil
mobilisasi staf (utama) dan perlengkapan (set up)
finalisasi/penyelesaian rencana K3
orientasi dan pelatihan spesifik
audit mobilisasi (jika diperlukan)
WORK IN PROGRESS
untuk melakukan inspeksi dan evaluasi (sementara) terhadap aktual pekerjaan
yang dilakukan oleh kontraktor apakah sesuai di dalam kontrak. audit diusahakan
dilakukan pada setiap tahapan proses, terutama pada pekerjaan dengan katagori risiko
tinggi.
kompetensi personil
pelaksanaan dan komitmen
pelatihan
pelaksanaan rencana program kerja dan perbaikan
drill tanggap darurat untuk mempersiapkan reaksi
inspeksi, audit
komunikasi, konsultasi dan promosi K3 (rapat-rapat K3: safety talk, safety
meeting and toolbox meeting)
pelaporan dan investigasi K3
adanya kunjungan manajemen lini pada semua lokasi pekerjaan - pemantauan
kepatuhan persyaratan kontrak
EVALUASI AKHIR
evaluasi untuk mengetahui apakah kontraktor dapat diikutsertakan dalam proyek
selanjutnya melalui penilaian:
kinerja K3
masalah-masalah selama berlangsungnya proyek dan tindakan perbaikan
cidera, kerusakan, insiden dan catatan nearmiss (dari sistem pelaporan)
pelatihan dan simulasi K3 yang dijalankan (peningkatan kompetensi dan
perubahan perilaku positif yang diperlihatkan pekerja)
pentingnya kontraktor menunjukkan aspek positif selama bekerja dikarenakan
pada evaluasi akhir inilah kunci referensi kinerja
Menurut International Association of Oil and Gas Producers, HSE management - guidelines for working
together in a contract environment, Report No.423, June 2010, proses pada CSMS terdiri:
Semakin banyak data aktual yang disubmit, maka akan semakin tinggi grade / skor yang
didapat. Bukti yang kuat pada umumnya berupa foto dan daftar hadir (dan hasil
notulensi rapat) yang ditandatangani oleh peserta dan pemimpin rapat.
Umumnya kebutuhan informasi pada CSMS sama halnya dengan indikator pada audit.
Namun, perbedaannya adalah pada tingkat penggunaan, kebutuhan dan pelaksanaan.
Pendokumentasian CSMS yang dituangkan dalam bentuk tulisan akan menghasilkan HSE
Plan. Jika CSMS merupakan aktualisasi/penerapan program kerja K3, maka HSE Plan
merupakan perencanaan program kerja K3.