Anda di halaman 1dari 2

Nama kelompok:

1. Mutiara Marlinda Sari ( 031911058 )

2. Abdullah Mahendra ( 031911049 )

3. Muhammad Taufik Sulaiman ( 031911068 )

4. Puguh Prasetyo ( 031911080 )

5. Vadim Syahputra ( 031911038 )

Mengidentifikasi pajanan penyebab PAK di Industri Semen


Bahaya Kimia

1. Debu
Berdasarkan bahan baku semen, risiko bahaya penyakit akibat kerja tahap kronis yang dapat
diderita pekerja yaitu infeksi saluran pernapasan, silikosis, siderosis. Apabila pekerja
memiliki riwayat penyakit paru sebelum bekerja maka kesehatannya dapat menurun seiring
dengan risiko bahaya yang diterima. Pneumokoniosis merupakan sekelompok penyakit yang
dipicu oleh paparan debu, yang biasanya didapatkan di lingkungan kerja. Penyakit ini sulit
terdeteksi karena baru muncul dalam jangka panjang dan gejalanya sulit dikenali karena
mirip seperti batuk biasa.
2. Fly ash
Fly ash merupakan limbah B3 berupa abu terbang hasil bakaran batu bara. Fly
ash digunakan sebagai salah satu bahan campuran pembuatan semen. fly ash menimbulkan
dampak yang kurang baik bagi lingkungan yaitu dapat menimbulkan pencemaran air, tanah
dan udara. Untuk faktor bahaya fly ash ini belum dapat diketahui apakah masih
dalam tingkat aman atau telah melebihi NAB bahan kimia berdasarkan Surat
Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-01/MEN/1997. Namun, jika dibiarkan
secara terus-menerus, fly ash ini dikhawatirkan dapat berdampak buruk bagi
lingkungan dan kesehatan walaupun sebelumnya memang belum pernah
Ditemukan

3. Silikat
Silikat (Si) Silikat yaitu partikel - partikel yang beterbangan di udara Disebut juga sebagai
asbes yang merupakan campuran berbagai macam silikat terutama Magnesium Silikat.
Sebagian besar dihasilkan dari proses pembakaran dari energi batubara yang dikeluarkan
oleh cerobong-cerobong asap industri Industri semen.

Bahaya Fisik
1. Kebisingan
Proses produksi semen menggunakan mesin-mesin canggih dalam efisiensi proses produksinya.
Suara yang dikeluarkan oleh mesin-mesin produksi ini dapat menyebabkan gangguan
pendengaran dan konsentrasi para pekerja jika tidak ditunjang oleh Alat Pelindung Diri (APD)
yang memadai

2. Penerangan
Penerangan merupakan salah satu faktor penunjang produktivitas kerja yang
perlu diperhatikan. Dengan penerangan yang cukup, maka suatu pekerjaan akan
berjalan dengan baik dan lancar. Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja, ditetapkan
untuk pekerjaan yang hanya membedakan barangbarang kasar membutuhkan penerangan
sebesar 50 lux. Sedangkan untuk pekerjaan kantor, pekerjaan mesin dan pemeriksaan
membutuhkan penerangan sebesar 300 lux. jika penerangan di suatu tembat kerja kurang dari
batas NAB dan hal tersebut dibiarkan terus menerus akan berakibat kurang baik bagi kesehatan
dan keselamatan tenaga kerja karena dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja terutama yang
berkaitan dengan mata dan kecelakaan kerja akibat penglihatan yang kurang jelas sehingga bisa
saja tenaga kerja terjepit alat pengepak semen.

3. Iklim kerja
Faktor iklim kerja sangat erat kaitannya dengan kesehatan tenaga kerja. Jika iklim kerja di suatu
tempat kerja itu buruk, maka dapat menyebabkan tenaga kerja sakit atau cepat lelah sehingga
produktivitas menjadi menurun. NAB untuk kelembaban nisbi yaitu antara 65 − 95%, sedangkan
untuk ISBB antara 21 – 30o C.

4. Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak

Tertabrak taupun terjepit angkutan industri yang membawa bahan ataupun hasil industri

5. Jatuh dari ketinggian

Para pekerja yang memonitor proses produksi biasanya berada diatas mesin yang sedang
beroeprasi yang beresiko terjatuh dari ketinggian

6. dan tertimpa benda yang terjatuh

Biasanya pada saat produksi berjalan para karyawan berlalu lalang disekitaran alat yang
sedang beroperasi baik dibagian atas maupun bagian bawah pabrik,yang beresiko tertimpa
alat atau apapun dari para pekerja yang diatas adalah para karyawan yang berada dibagian
bawah sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai