Pendahuluan
Latar Belakang
gangguan system paru. Gangguan fungsi paru dapat dilihat dari kondisi fungsi
paru yang tidak normal (Pearce, 2011). Paru-paru adalah sebagai alat pernapasan
fungsi paru-paru. Faktor dari luar tubuh (ekstrinsik) yang meliputi kandungan
komponen fisik udara, komponen kimiawi dan faktor dari dalam tubuh penderita
monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidro Karbon (HC),
PM 10, PM2,5, TSP, Pb dan debu jatuh termasuk dalam jenis polutan yang berada
tempat kerja.Debu merupakan unsur kimia yang paling sering ditemukan ditempat
kerja. Menurut Suma’mur (2013), pengertian debu merupakan unsur kimia padat
Pekerja yang bekerja 8 jam kerja sehari mampu menghirup sekitar 10m3
udara sama dengan pernafasan pada orang yang dalam keadaan normal ketika
111
2
makan jika udara mempunyai 10 mg komponen debu kerja/m3. Stress berat yang
terjadinya penyakit paru dan penyakit saluran pernafasan lainnya seperti restriktif,
langsung dalam jangka waktu yang lama dengan lingkungan tempat kerja yang
memiliki partikel debu kerja. Efek toksik pertikel, efek khusus dan hubungan
antara partikel toksik sangat berpengaruh terhadap bagian tempat partikel, lama
dan dosis pajanan, keretanan sel terhadap mekanisme terjadinya penyakit akibat
tentang kecelakaan kerjadan penyakit akibat kerja. Sebanyak 2,8 milyar pekerja
yang mengalami kejadian kematian sebanyak 2,2 juta pekerja kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan data ILO tahun 2010 ditemukan jenis
dengan pekerjaan diantaranya adalah kanker akibat kerja dengan proporsi (34%),
akibat kerja dengan proporsi (21%), penyakit kardiovaskuler akibat kerja dengan
proporsi (15%) dan penyakit akibat kerja lainnya dengan proporsi (5%), dan data
Indonesia tahun 2018 adalah 3,2 persen dan 2,4 persen. Papua, Nusa Tetanggara
3
Timur, Gorontalo, Papua Baratdan Sulawesi Tengah merupakan lima daerah yang
untuk semua umur (Riskesdas 2018).Faktor debu dan faktor individu dapat
kedalam paru-paru melalui udara ketika seseorang bernapas akan tetapi, ukuran
debu menentukan debu dapat menumpuk pada jaringan karena semua tergantung
besar ukuran debu terserbut. Jalan napas bagian atas akan menahan debu-debu
yang berukuran 5-10 mikron, sedangkan jalan napas bagian tengah akan menahan
debu-debu yang berukuran 3-5 mikron dan pada permukaan jaringan dalam paru-
paru yang berukuran 1-3 mikron akan ditempatkan langsung (Suma’mur, 2011).
penyakit saluran pernafasan merupakan jenis dampak buruk yang diakibatkan oleh
peningkatan produktivitas kerja dapat terjadi jika tempat kerja tersebut sehat,
aman dan nyaman dapat memberikan dampak yang positif terhadap pekerja dan
tempat kerja yang tidak sehat dan menghasilkan paparan zat bahaya yang dapat
Proses produksi dipegang oleh tenaga kerja sebagai peranan utama dalam
Penyakit akibat kerja yang dialami oleh pekerja merupakan risiko bahaya
kecelakaan kerja , akibat hubungan langsung dari berbagai hal yaitu tenaga kerja
dan tempat kerja.Oleh sebab itu, setiap perusahan wajib memperhatikan dan
kesehatan tenaga kerja. Hal tersebut merupakan cara yang tepat bagi perusahaan
untuk terjadinya penyakit akibat kerja akibat yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja dan penyakit akibat kerja dilingkungan kerja dengan cara menggunakan alat
Memberikan alat pelindung diri yang sehat dan nyaman agar terhindar dari
merupakan suatu upaya terjadinya kesehatan kerja hal tersebut tercantum pada
pekerja.
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia terletak di Jl. Industri No. 69A,
Indonesia dimulai dari lap kawat, potong I, grinding, potong II, auto
sortir mata pancing, dan packing. Dimana setiap proses kerja memiliki faktor
resiko yang berbeda. Faktor risiko yang bisa terpapar oleh pekerja yaitu dari fisik,
Perintis Sarana Pancing Indonesia adalah faktor kimia dengan fokus masalah
debu. Paparan debu dapat mengakibatkan gangguan fungsi paru kepada pekerja
apabila pekerja tidak menggunakan APD seperti masker, serta terpapar debu lebih
dari NAB yang ditentukan.Oleh sebab itu, mengenai gambaran faktor penyebab
gangguan fungsi paru pada pekerja bagian grinding di PT Perintis Sarana Pancing
Indonesia Tanjung Morawa membuat tertarik peneliti untuk meneliti lebih lanjut
Perintis Sarana Pancing Indonesia ini, pertama-tama kawat baja akan diambil dari
6
gudang bahan baku sesuai kebutuhan produksi. Kawat baja tersebut kemudian
akan dibaluri dengan bedak industri agar melepaskan minyak pada kawat
sehingga tidak mengganggu saat proses pemotongan kawat. Kawat baja yang
sudah di lap akan dipotong sesuai kebutuhan dan pemesanan pada proses Potong
Setelah melalui proses gerinda, kawat tersebut akan dipotong menjadi 2 bagian
sama panjang pada proses Potong II. Kawat yang telah dipotong 2 akan dibentuk
menjadi mata pancing sesuai tipe yang diinginkan pada proses Auto
Pembentukan. Mata pancing tersebut ada 2 jenis, yaitu mata pancing karbon dan
mata pancing komersil. Kemudian, pada proses forged, bagian ujung mata
pancing karbon akan dipipihkan dengan menggunakan mesin, tetapi pada mata
gudang hasil potong. Mata pancing kemudian diambil dari gudang hasil potong
sesuai kebutuhan dan akan dibakar (heating) menggunakan oven khusus bersuhu
700-800°C dimana proses ini bertujuan untuk meratakan karbon yang menempel
pada kawat. Setelah itu mata pancing akan melalui proses tampering atau
pembakaran ulang untuk menguji kekuatan mata pancing tersebut. Setelah proses
pembakaran, mata pancing akan dicuci dengan larutan air soda, HCl, dan air
mengalir. Lalu mata pancing akan melalui proses pelapisan. Mata pancing akan
dilapisi tembaga terlebih dahulu, kemudian akan dilapisi nikel, black nikel, dan
timah sesuai dengan kebutuhan pemesanan. Mata pancing kemudian akan di uji
pancing akan disortir sesuai jenis dan ukurannya. Terakhir, mata pancing
7
kawat. Pada proses ini kawat mildesteel diambil sesuai kebutuhan produksi,
fungsi paru pada pekerja. Pada pekerja grinding saat bekerja menggunakan alat
pelindung diri sarung tangan dan alat pelindung mulut dan hidung yang tidak
sesuai dengan standarnya yaitu berupa serbet.Beberapa pekerja juga ada yang
tidak menggunakan alat pelindung diri karena merasa tidak nyaman dan sudah
kesulitan untuk bernfas dan ingus menjadi warna hitam.Latar belakang tersebut
Rumusan Masalah
Morawa.
8
Tujuan Penelitian
gangguan fungsi paru pada pekerja bagian grinding di PT. Perintis Sarana Pancing
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi PT. Perintis Sarana Pancing
(K3) dan upaya pengendalian untuk pencegahan gangguan fungsi paru bagi
tenaga kerja.
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kerja agar dapat meningkatkan
Tinjauan Pustaka
Anatomi Pernapasan
terdapat bagian internal (dibagian wajah yang menonjol) dan eksternal (septum
diseksresi oleh lender secara terus menerus dengan adanya gerakan silia
saluran hidung dapat meningkat dipengaruhi oleh posisi dan bentuknya dengan
udara masuk untuk menyaring partikel-partikel debu dan makhluk lainnya dalam
udara.Udara yang lembab dan hangat tersebut dihubungkan kesaraf sensitif sesuai
dengan suhu tubuh.Bau dapat deteksi dan dapat untuk mengeluarkan debu yang
mengiritas melalui bersin yang keluar merupakan kegunaaan saraf saat bekerja.
1110
11
Faring.Faring terbagi dari beberapa bagian, yaitu nasal, oral, dan laring.Faring
batang limfe dagu yang menjaga tubuh agar terhindar dari organisme yang masuk
berfungsi sebagai penyedia saluran traktus respiratoris dan digestif (Pearce, 2011).
dibawah dengan cara menutup secara cepat pada stimulasi mekanik, sehingga
Anatomi Paru. Organ yang berbentuk seperti kerucut dan sebagai alat
1. Paru-paru kiri, terdapat satu fisura yaitu fisura obliges. Fisura obliges ini terdiri
menjadi dua lobus, yaitu :
a. Fisura oblique (interlobularis primer), berada pada bagian atas dan belakang
hingga ke hilus setinggi vertebra torakaliske-4 dan terus kebawah dan kedepan
searah dengan iga ke-6 sampai linie aksilaris media ke ruang interkostal ke-6
kondralis keenam terus ke hilus. Lobus inferior dari lobus medius dan lobus
Lobus atas, lobus tengah dan lobus bawah, setiap lobus terbagi atas belahan
yang lebih kecil yang disebut segmen tiga lobus tersebut bagian dari paru-paru
kanan yang terbagi dari kedua fisura tersebut.Kerangka paru berada pada rongga
dada datar yang berhadapan ke tengah rongga dada atau kavum media stinum dan
1. Selaput paru yang membungkus paru secara langsung disebut pleura viseral
2. Rongga dada sebelah luar dilapisi oleh selaput yang disebut pleura parietal.
terdapat didalam paru berfungsi dalam pertukaran gas oksigen dan karbondioksida
Anatomi paru
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida merupakan fungsi paru. Pengantaran
oksigen ke sel dan pengantaran CO2 dari sel dan balik lagi ke atmosfer merupakan
1. Keluar masuknya udara kedalam alveoli dengan udara luar melalui ventilasi
paru.
3. Untuk mencapai semua bagian tubuh diperlukan transport antara oksigen dan
karbondioksida
4. Pengaturan ventilasi.
oksigen dalam jumlah yang cukup. Pada waktu mengalir darah lebih banyak
datang dan paru-paru akan membawa gas karbondioksida yang tidak dapat
pernapasan.
seseorang dan berlangsung dalam keadaan normal.Volume paru terdiri dari empat
a. Volume udara masuk dan keluar pada pernapasan normal. Besarnya TV pada
rata-rata orang dewasa sebanyak ±500 ml disebut volume tidal (Tidal Volume =
TV).
b. Volume udara yang masih dapat dihirup kedalam paru setelah volume tidal,
ERV).
d. Udara yang masih tetap didalam paru setelah ekspirasi maksimal, besarnya RV
Kapasitas Fungsi Paru. Campuran dari volume paru dan dibagi menjadi
1. Volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi (IC = IRV + TV) disebut
ekspirasi (VC = IRV + ERV + TV) disebut dengan kapasitas vital (Vital
Capacity = VC).
3. Volume cadangan inspirasi ditambah volume residu (FRC = ERV + RV) disebut
4. Volume total dari udara yang dikeluarkan dari paru setelah masuknya udara ke
dalam paru dengan maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa minimum,
disebut dengan kapasitas vital paksa (KVP) atau forced vital capacity (FVC).
perjalanan penyakit yang diderita dilakukan dengan pemeriksaan fungsi paru yang
Volume residu dan kapasitas paru yang memiliki bagian volume residu
dapat diketahui dengan pemeriksaan fungsi paru. Hasil yang didapat dicocokan
dengan nilai dugaan sesuai dengan karakteristik individu dapat dibaca dari hasil
print out pemeriksaan spirometri dengan datanya yang telah dimasukkan kedalam
≥ 80 NORMAL ≥ 75
60-79 RINGAN 60-74
30-59 SEDANG 30-59
< 30 BERAT < 30
(VC) dan volume istirahat rendah, tetapi jalan nafas meningkat dapat
paksa (FVC) kurang dari 80% nilai prediksi merupakan hasil pengukuran
2. Aliran udara dapat terhambat jika terjadinya dengan rendahnya nilai FEV1
dan udara pada saat menghebuskan napas keluar berlangsung dengan cepat
17
FEV1/FVC menurun 75% dan nilai FEV1 kurang dari 80% nilai prediksi
Volume udara yang dikeluarkan pada waktu detik pertama disebut forced
detik dan udara pernapasan pada detik pertama keluar sebesar 80% dari nilai
FEV lebih besar dibandingkan kapasitas vital sehingga rasio FEV/FVC kurang
paru yang ditandai dengan rendahnya jumlah volume paru, kapasitas vital,
dan aliran udara sehingga nilai FEVl maupun FVC sama sama rendah.
bersumber dari debu anorganik golonganmetal yang bersifat inert yaitu debu besi
debu tersebut.
18
Uji Fungsi Paru. Uji fungsi paru bertujuan untuk mengetahui penyakit
ditempat kerja dan mengetahui bahaya pajanan debu terhadap fungsi paru.
Pengujian faal paru (fungsi paru) salah satunya dengan melakukan pemeriksaan
dengan menggunakan alat spirometri. Mengukur volume paru statik dan dinamik
serta menilai perubahan dan gangguan fungsi paru dilakukan dengan pengukuran
melalui spirometri.
lama bekerja.
dari spirometer dan hidung dijepit agar pernafasan hanya terjadi dari mulut
saja.
ENT kemudian pekerja kembali untuk menarik nafas menarik nafas dan
oksigen. Paru berfungsi sebagai tempat pertukaran gas antara darah dan atmosfer
hubungan udara dengan paru yang setiap saat. Kelembaban, suhu dan proses
permukaan bumi dengan suhu yang menurun dapat menaikkan kelembaban udara
yang tahan lama akan terbawa dalam jarak tempuh yang jauh dan jatuh ke
20
permukaan bumi menjadi partikel padat tetapi dalam mengikuti gerakan udara
polutan menyebar dan bercampur dalam butiran air serta mengembun jatuh ke
polutan di permukaan bumi akan terbawa ke atas, ke dalam troposfer karena udara
panas yang merambat keatas. Pencemaran udara akankeci jika udara bersuhu
dalam paru jika udara dalam keadaan tercemar. Selanjutnya sebagian partikel
memiliki debu masuk kedalam paru-paru. Saluran pernapasan bagian atas akan
tertahan oleh debu yang berukuran antara 5-10 mikron, sedangkan bagian tengah
jalan pernapasan akan tertahan oleh debu yang berukuran 3-5 mikron.
Dipermukaan alveoli paru terdapat partikel yang berukuran 1 dan 3 mikron akan
alveoli tidak begitu mudah hinggap, karena ukuran partikelnya tidak dapat
masuk ke alveoli menimbulkan pada permukaan alveoli atau selaput lendir debu
yang takaran kurang dari 0,1 mikron dan berukuran kecil tidak dapat mengendap
(Suma’mur, 2014).
21
kurang dari 0,1 mikron kemudian bergerak karena oleh gerakan brown
mengendap di sana.
individu dan ciri-ciri debu itu sendiri dapat mempengaruhi faktor pengendapan
Jenis debu selalu berhubungan dengan daya campur dan sifat kimianya.
kimiawi debu dan tingkat keparahan yang ditimbulkan akan berbeda. Menurut
Suma’mur 2013, partikel debu dibedakan menjadi dua yaitu debu organik dan
debu anorganik.
22
faktor yang terdapat dalam diri pekerja yang mempenaruhi fungsi paru antara lain:
mulai dari waktu bayi hingga dewasa kira-kira umur 24 tahun. Frekuensi
pada anak-anak dan kurang lebih 30 kali per menit pada bayi. Pada
paru maka terjadi juga perubahan fungsi paru secara fisiologis. Ketika
tetapi beberapa waktu lagi nilai fungsi paru dapat meningkat kemudia
berperan penting sebagai penyebab kanker paru pada perokok disebut tar
3. Masa kerja adalah lama seseorang bekerja ditempat kerja tersebut. Pekerja
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dipakai untuk menjaga diri dan
tubuh dari bahaya di tempat kerja dan kecelakaan kerja yang bertujuan
akibat kerja. Alat yang dipakai pada penelitian ini untuk menjagasistem
perlindungan untuk menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan kerja dan penyakit
c. Masker bertabung, merupakan masker yang lebih bagus dari pada masker
macam yaitu disebabkan oleh adanya bahan-bahan baku kimia, seperti kandungan
logam yang tinggi serta bahan baku yang menggunakan cat, berbahan biologis
(bakteri, jamur, spora), serta berbahan fisik. Debu merupakan salah satu penyebab
dari adanya gangguan fungsi paru, baik yang berupa debu organik maupun debu
fungsinya, yaitu untuk mendapatkan oksigen untuk dipakai oleh sel tubuh dan
terdapat di pabrik dan tambang dapat mengakibatkan gangguan saluran nafas dan
paru pekerja. Gangguan yang dialami tergantung pada jenis zat, debu, gas atau
terdapat gas iritan, uap dan debu yang dapat menyebabakan iritasi pada jalan
letak paru, sifat penyakit paru dan perubahan struktur serta fungsi dapat menjadi
dan uji fungsi paru dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan hasil
sangat bervariasi tergantung pada konsekuensi patologis dan klinis akibat paparan
debu. Sifat kimia, fisika dan toksisitasnya tergantung dari bagian alat pernapasan
Dalam jaringan, alveoli sangat tergantung dari kelarutan dan sifat kimia
terhadap debu yang masuk.Alveoli dapat menyebabkan reaksi radang yang akut
dan edema paru ketika semakin tinggi reaktifitas suatu substansi yang dapat
sub akut dan kronis. Untuk mencapi interstitial seluruh debu harus mencapai
alveoli dan dihubungkan oleh magrofag, dikeluarkan bersama sputum atau ditelan.
Alveoli disini sangat praktis dan berkhasiat dalam menghilangkan debu dengan
jaringan otak, jantung dan bagian-bagian tubuh lainnya hal tersebut terjadi
dan fagositisis oleh magrofag diakibatkan oleh debu yang masuk melalui
bawah ketika partikel debu masuk ke dalam alveoli dan akan difagositosis
secara terus menurus karena berperan penting. Pada dinding alveoli dan
Debu di tempat kerja akan terekspose dengan pemfokusan yang sama dan
rentang waktu paparan yang sama dapat memberikan kelainan klinis yang
berbeda pada pekerja. Penyakit paru dapat terjadi karena faktor keturunan
melalui efek dari merokok merupakan akibat karena adanya cleareace dari
paru.
Penyakit paru akibat kerja terjadi karena faktor lingkungan tempat kerja
yang menghasilkan partikel, uap, gas atau kabut yang berbahaya bagi fungsi paru
pekerja (Tjandra, 2010).Penyakit paru akibat kerja dapat dilihat dengan tanda dan
gejala umum. Beberapa dibawah ini tanda dan gejala pernapasan (Aditama, 2010):
1. Batuk
2. Sputum
Sputum adalah batuk yang keluar dari saluran napas atas. Mukus yang
mukosa.
pagi hari banyak dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran nafas bagian bawah,
tetapi makin siang berubah warna menjadi kuning.Tanda edema paru akut dengan
dahak yang berwarna merah muda dan berbusa. Tanda bronkitis kronik dengan
dahak yang berlendir lekat dan berwarna abu-abu atau putih, sedangkan tanda
3. Hemoptisis
4. Dispnea
29
Dispnea atau sesak nafas merupakan gangguan utama dari penyakit jantung
5. Nyeri Dada
Terjadi pada saluran pernapasan bagian bawah terjadi rasa nyeri, sakit dan
tertekan pada dinding dada atau pleura merupakan asal nyeri dada. Nyeri
Kerangka Pikir
1. Umur 1.Restriktif
2. Tinggi Badan
2.Obstruktif
3. Berat Badan
4. Kebiasaan Merokok 3.Kombinasi Restriktif
5. Pemakaian APD dan Obstruktif
6. Masa Kerja
4.Normal
7. Riwayat Penyakit
menimbulkan debu dari penajaman kawat mildsteel dan pekerja akan terkena
paparan debu. Adapaun gangguan fungsi paru pada pekerja yang terkena paparan
30
debu kawat mildsteel dibagi menjadi empat yaitu, restriktif, obstruktif, kombinasi
restriktif dan obstruktif, dan normal. Gangguan fungsi paru pada pekerja dapat
dipengaruhi oleh karakteristik pekerja yaitu, usia, kebiasaan merokok, masa kerja,
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
untuk diteliti, maka yang sampel dalam penelitian ini adalah 15 pekerja bagian
Definisi Konsep
1. Status Fungsi Paru adalah gambaran fungsi paru dalam menampung dan
3. Berat Badan adalah ukuran yang lazim atau sering dipakai untuk menilai
pertumbuhan skeletal.
5. Masa Kerja adalah lama pekerja bekerja di industri mulai bekerja sampai
penelitain dilakukan.
a. Perokok : orang yang telah merokok lebih dari 20 bungkus per tahun
atau satu batang rokok per hari selama satu tahun dan masih merokok
pada 1 bulanterakhir.
9. Riwayat penyakit adalah penyakit pada saluran pernapasan dan paru yang
diderita.
perilaku pekerja saat sedang bekerja. Adapun jenis wawancara responden secara
pencatat seperti buku tulis, pulpen, kamera handphone dan perekam suara..
Pengolahan data. Pengolahan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini
adalah:
2. Hasil wawancra mendalam dicatat kembali dan dibantu dengan rekaman yang
4. Data yang telah disusun dalam bentuk transkip data selanjutnya dikategorikan
Keabsahan Data
Untuk mendapatkan data yang benar-benar valid dan memilki akurasi data
data yang diperoleh adalah salah satu tahapan yang dilakukan oleh peneliti.
domain berdasakan dari hasil data yang terkumpul, wawancara mendalam dan
Hasil Penelitian
Indonesia
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia didirikan atas dasar semangat dan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan yang tinggi atas alat-alat
penangkapan ikan oleh pemancing yang ada di Indonesia. PT. Perintis Sarana
Pancing Indonesia didirikan pada tahun 1990 oleh Mr. Susanto dan dr. Lie King
Fuan, dengan bahan baku berkualitas tinggi dan penerapan teknologi jepang
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia menyediakan lebih dari 100 jenis
produk alat-alat penangkapan ikan. Dengan pangsa pasar yang besar, tim
untuk mencapai visi bersama. Dalam era kemajuan teknologi, PT. Perintis Sarana
NPWP : 01.437.240.3.125.000
Visi
Misi
berkesinambungan.
Internasional.
37
General
Manager
Manager HRD
Data analyst
Staf
Manager Manager General Staf Rekrutmen &
Pemasaran Produksi Manager Pengembanga Personalia
n&
Pengawasan
Staf Pemasaran Kepala Staf Staf Staf SDM
Kepala Keuangan
Produksi PPIC Pembelian
Pengendalian
Mutu Staf Bagian
Umum
Kepala
Kepala
Kepala Gudang
Gudang
Bengkel
38
No Bagian Jumlah
.
1. Direktur 1
2. General Manager 1
3. Manager Marketing 1
4. Marketing 2
5. Manager Operasional 1
6. Finance Accounting & Tax 2
7. Manager HRD 1
8. Adm HRD 1
9. PPIC 2
10. Umum 2
11. Logistik 3
12. Qc.Packing 5
13. Timbang 10
14. Sortir Pancing 16
15. Adm Gudang 1
16. Pembelian 1
17. Gudang 13
18. Tek & Maintenance 7
19. Kepala Bagian Gudang 1
20. Qc. Produksi 24
21. Potong I 15
22. Grinding 16
23. Potong II 10
24. Bentuk Auto 28
25. Ring/Forged 17
26. Hand 5
27. Finishing/Heating 25
28. Satpam 7
29. P3K 1
30. Jumlah 219
39
Jam Kerja
waktu kerja 8 jam kerja/hari, yaitu dimulai dari pukul 07.30 – 15.30 WIB.
1. Lap kawat
Pada proses ini kawat milesteel akan diambil sesuai kebutuhan produksi,
proses pemotongan.
2. Potong I
Pada proses Potong I kawat baja yang sudah di lap akan dipotong sesuai
3. Gerinda
Pada proses Gerinda kawat mildsteel yang sudah dipotong akan gerinda
dengan mesin untuk menajamkan bagian ujung kanan dan kiri pada kawat.
4. Potong II
Pada bagian Potong II kawat yang telah di gerinda akan dipotong menjadi
dua bagian dengan panjang yang sama, rata-rata satu potong kawat dapat
5. Auto pembentukan
Pada bagian Auto pembentukan, kawat yang telah dipotong menjadi dua
6. Forged
Pada bagian Forged mata pancing yang telah dibentuk akan dipipihkan
7. Heating
proses ini bertujuan untuk meratakan karbon yang menempel pada kawat,
setelah dibakar mata pancing akan di dinginkan dengan larutan air garam
atau oil.
8. Tampering
9. Pencucian
Mata pancing yang telah dibakar dan dipanaskan akan dicuci dnegan
larutan air soda, HCl, dan air mengalir. Setelah dicuci mata apncing
terlebih dahulu kemudian mata pancing yang telah dilapisi tembaga akan,
dilapisi kembali dengan timah, nikel, dan black nikel sesuai dengan jumlah
41
asam.
Pada bagian penyortiran, mata pancing akan di uji kekuatan nya untuk
12. Pengemasan
kedalam kemasan kotak yang sudah diberikan label. Sesuai pesanan yang
penyimpanan, yaitu:
Fungsi gudang ini adalah sebagai tempat menyimpan bahan baku yaitu
pancing. Ruangan ini dijaga kelembaban nya agar bahan baku tidak
mengalami korosif.
3. Gudang grinding
42
Fungsi gudang ini adalah sebagai tempat penyimpanan bahan baku mata
pancing yang sudah dipotong, bahan baku tersebut akan dikeluarkan dari
gudang apabila bahan baku tersebut akan di gerinda, dan disimpan kembali
terletak di bagian luar perusahaan. Dimana seluruh limbah dari setiap untit
Hasil Produksi
Hasil produksi yang dihasilkan dari bahan baku dan proses produksi di
Metode Pelaksanaan K3
43
berbagai faktor risiko, baik itu dalam okum fisik, kimia, biologi, okummic, dan
psikologis yang dapat terpapar oleh pekerja. Untuk mencegah dan mengurangi
menyediakan alat pelindung diri untuk dipakai para pekerja dan juga orang yang
akan memasuki wilayah kerja wajib mengenakan alat pelindung dir yang
kematian bagi pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu
Sumber Daya K3
44
1. Ketua P2K3
2. Wakil ketua
3. Sekretaris
4. Wakil Presiden
Kebijakan Mutu
45
berikut :
Kebijakan K3
perusahaan yaitu :
operasi.
46
pekerja.
pelaksanaannya.
6. Memakai dan memlihara Alat Pelindung Diri dan alat-alat dalam proses
dijadikan pedoman oleh seluruh pekerja dan pihak-pihak yang berada dalam
lingkungan.
47
P2K3 di PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia dibentuk awalnya pada tahun 2007, namun P2K3 tersebut tidak berjalan
dengan semestinya.Nama-nama yang telah dibentuk tidak menjalankan fungsi K3 dengan baik. Dengan demikian, dibentuk dan
dipilih kembali nama-nama untuk P2K3, yaitu sebagai berikut :
Ketua
Nama
Factory Manager
Seketaris
Nama
Ahli K3 Umum
Anggota
Nama
Anggota
Enginering
Nama
Produksi
Anggota
Nama
Gudang
48
Anggota
Nama
Keuangan
Anggota merupakan wakil-wakil dari setiap unit kerja yang telah memahami K3.
Karakteristik Informan
berdasarkan jabatan, masa kerja, umur, tinggi badan dan berat badan.
Total 15
dirumahkan.
dirumahkan
Penjaga Toko 1
Tukang Ojek 3
Online
Tukang Becak 2
50
Penjual Serabi 1
Tukang Tempel 1
Ban
Tukang Bengkel 1
Total 10
online.
Jabatan U Jumlah
m (orang)
ur
Pekerja 28 1
grinding Ta
hu
n
33 2
Ta
hu
n
42 1
Ta
hu
n
51
44 1
Ta
hu
n
Pekerja 26 1
dirumahkan Ta
hu
n
27 1
Ta
hu
n
28 1
Ta
hu
n
35 1
Ta
hu
n
37 1
Ta
hu
n
38 1
Ta
hu
n
40 2
Ta
hu
n
42 1
52
Ta
hu
n
44 1
Ta
hu
n
Total 15
orang
Jabatan M Jumlah
as (orang)
a
Ke
rja
Pekerja 7 1
grinding Ta
hu
n
8 2
Ta
hu
n
12 1
Ta
hu
53
20 1
Ta
hu
n
21 1
Ta
hu
n
Pekerja
dirumahkan 4 1
Ta
hu
n
5 1
Ta
hu
n
6 1
Ta
hu
n
10 1
Ta
hu
n
13 1
Ta
hu
n
15 2
Ta
hu
n
17 1
Ta
hu
54
18 1
Ta
hu
n
19 1
Ta
hu
n
Total 15 orang
rata-rata telah bekerja selama lebih dari 7 tahun dan 10 orang pekerja yang
Jabatan Ti Jumlah
ng (orang)
gi
Ba
da
n
Pekerja 16 1
grinding 6
c
m
17 1
0
c
m
17 1
55
3
c
m
17 1
4
c
m
17 1
5
c
m
Pekerja
dirumahkan 16 2
8
c
m
16 1
9
c
m
17 3
0
c
m
17 2
1
c
m
17 2
2
c
m
Total 15 orang
56
bagian grinding rata-rata memiliki tinggi badan lebih dari 166 cm dan
168 cm.
Jabatan Be Jumlah
rat (orang)
Ba
da
n
Pekerja 55 1
grinding kg
70 1
kg
79 1
kg
85 1
kg
10 1
0
kg
Pekerja
dirumahkan 65 1
kg
68 1
kg
70 1
kg
57
72 2
kg
74 1
kg
75 2
kg
80 1
kg
82 1
kg
Total 15 orang
pekerja yang sudah dirumahkan memiliki berat badan lebih dari 65 kg.
No Informan Pernyataan
.
1. Informan 1 “Selama bekerja dibagian grinding saya sering
mengalami batuk-batuk yang terus-menerus
terjadi, sesak nafas, dan saat flu terjadi
mengeluarkan ingus yang berwarna hitam.”
58
batuk-batuk dalam waktu yang sangat panjang, dan yang paling fatal
penyebab yang berasal dari riwayat penyakit sebelum bekerja dan faktor
semenjak bekerja dengan waktu yang cukup lama dan terpapar debu yang
dibagian pernafasan.
No Informan Pernyataan
.
1. Informan 1 “APD yang saya gunakan yang disediakan
perusahaan, seperti serbet sebagai penutup
hidung dan mulut, kacamata, dan sarung
tangan.
2. Informan 2 “APD yang saya pakai hanya serbet dan
sarung tangan saja, kalau kacamata biasanya
cuman saya letak dikepala terkadang saya
merasa gak nyaman juga.”
3. Informan 3 “Saya biasanya menggunakan hanya
menggunakan serbet dan sarung tangan aja,
kalau kacamata sangat jarang saya gunakan.”
4. Informan 4 “Saya selalu menggunakan semua APD yang
diberikan oleh perusahaan seperti serbet
sebagai penutup hidung dan pernapasan,
sarung tangan, kacamata.”
5. Informan 5 “Perusahaan menyediakan APD berupa
serbet, kacamata dan sarung tangan. Saya
selalu menggunakan APD yang lengkap
tetapi dengan ruangan kerja yang panas saya
sering merasa tidak nyaman saat
menggunakan APD.”
6. Informan 6 “APD yang disediakan perusahaan berupa
serbet, kacamata dan sarung tangan. Tetapi,
yang sering saya gunakan hanya serbet dan
sarung tangan. Saya jarang menggunakan
kacamata karena penggunaan kacamata tidak
nyaman.”
6. Informan 6 “APD yang disediakan perusahaan berupa
serbet, kacamata dan sarung tangan. Tetapi,
yang sering saya gunakan hanya serbet dan
63
serbet tidak efektif karena, mereka masih sering merasa tidak nyaman saat
bekerja akibat serpihan debu kawat yang sangat banyak diruangan dan suhu
No Informan Pernyataan
.
1. Informan 1 “Saya merokok sudah hampir 10 tahun
lebih biasanya saya menghisap 1 bungkus
atau lebih batang rokok.”
2. Informan 2 “Saya merokok sudah hampir 20 tahun
lebih biasanya dalam sehari saya menghisap
1 bungkus batang rokok.”
3. Informan 3 “Saya biasanya menghabisi 1 bungkus
batang rokok perhari dan saya merokok
sudah 15 tahun lebih.”
4. Informan 4 “Saya merokok sudah 10 tahun lebih
biasanya dalam sehari saya menghabisi 1
bungkus batang rokok.”
5. Informan 5 “Saya sudah merokok lebih dari 8 tahun dan
saya biasanya menghisap 1 bungkus rokok
dalam sehari.”
6. Informan 6 “Saya sudah merokok lebih dari 10 tahun
dan saya biasanya dalam sehari itu
menghisap 10 batang rokok perhari.”
7. Informan 7 “Saya sudah merokok lebih dari 6 tahun
setiap hari saya menghisap 3 batang rokok
dan itu biasanya saya merokok setelah
makan.”
65
lima tahun informan mampu menghisap lebih dari tiga batang rokok setiap
harinya.
No Informan Pernyataan
.
66
tidak hanya memantausatu mesin bahkan dua sampai tiga mesin harus mereka
pantau untuk melihat proses penajaman kawat dan melihat ukuran kawat yang
sesuai.
dan gangguan kesehatan yang dialami hal ini dijelaskan dalam tabel
No Infroman Pernyataan
.
1. Informan 6 “Selama menjaga toko saya mengalami
pendengaran karena tokonya kan dipinggir
pasar, batuk-batuk dan sesak nafas itu aja.”
2. Informan 7 “Selama saya ngegojek saya sering
mengalami kelelahan karena suhu yang
panas, batuk-batuk, pegal-pegal dan
terkadang sesak nafas.”
3. Informan 8 “Selama bekerja dengan kegiatan yang
sekarang saya mengalami mudah lelah
karena suhu yang tinggi, merasakan sesak
69
sering mengalami gangguan pernafasan, batuk, mudah merasa lelah akibat suhu yang
Grinding
70
No Infroman Pernyataan
.
1. Informan 6 “Setelah tidak bekerja dibagian grinding
lagi saya masih sering mengalami batuk-
batuk, sesak, dan ingus masih berwarna
hitam.”
2. Informan 7 “Setelah tidak bekerja dibagian grinding
lagi saya masih mengalami batuk-batuk
yang cukup sering, merasa sesak, dan ingus
menjadi warna hitam.”
3 Informan 8 “Saya masih sering mengalami batuk-batuk
yang masih sering dan kesulitan bernafas.”
4. Informan 9 “Setelah tidak bekerja lagi saya juga masih
sering mengalami gangguan kesehatan
berupa batuk-batuk masih sering, sulit
untuk bernafas dan ingus masih warna
hitam.”
5. Informan 10 “Saya masih pernah mengalami gangguan
pernafasan, batuk-batuk, dan ketika flu
ingus menjadi warna hitam.”
6. Informan 11 “Saya masih sering mengalami keluhan
selama di grinding dulu, saya masih sering
merasakan sesak nafas, batuk-batuk.”
7. Informan 12 “Setelah tidak bekerja lagi di grinding saya
juga masih sering mengalami kesulitan
bernafas, batuk-batuk dan ingus menjadi
warna hitam.”
8. Informan 13 “Saya masih sering mengalami gangguan
pernafasan, batuk yang cukup sering.”
9. Informan 14 “Selama tidak bekerja lagi saya juga masih
sering merasakan batuk-batuk, dan sesak.”
10. Informan 15 “Selama tidak bekerja lagi dibagian
grinding saya masih sering mengalami
kesulitan untuk bernafas, batuk dan ingus
juga masih berwarna hitam.”
Pembahasan
Karakteristik Informan
grinding rata-rata sudah bekerja lebih dari 7 tahun dan 10 pekerja yang
mengalami batuk-batuk yang cukup sering, kesulitan untuk bernafas dan ingus
material, proses, atau metoda kerja seperti: bahaya mekanis, bahaya listrik,
bahaya fisis (bising, tekanan, getaran, suhu, cahaya, radiasi dan bahan kimia),
1167
pencemaran lingkungan, dan bahaya biologi.
diketahui bahwa alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja seperti
bahaya akibat kerja ialah pendidikan dan pelatihan agar bekerja dengan aman
dan tidak menimbulkan kecelakaan kerja dan penggunaan APD atau alat
dan sampingan, dapat memberi usulan cara kerja demi perbaikan lingkungan
73
penting untuk karyawan, bahwa informasi tentang bahaya yang ada di tempat
Hal ini sesuai dengan Oborne yang dikutip oleh Winarsunu (2008),
2009).
untuk proses penajaman kawat, debu yang dihasilkan akan lebih banyak.
Pihak manajemen telah memberikan alat pelindung diri yang sesuai sebagai
tetap saja tidak bisa membantu sepenuhnya karena debunya tetap saja masih
pekerja.
dibagian grinding.
rata-rata sudah merokok selama limatahun lebih dan menghisap lebih dari tiga
batang rokok per hari. Menurut Rahajoe dkk (1994) kebiasaan merokok dapat
1997).
saluran pernapasan pada orang dewasa. Asap rokok mengiritasi paru-paru dan
rokok dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari
pengaruh buruk rokok (Depkes RI, 2003). Menurut Dhaise dan Rabi (1997)
tenaga kerja yang perokok dan berada di lingkungan yang berdebu cenderung
jalan nafas meningkat, hal ini selaras dengan pendapat Rahmatullah (2009)
debu yang tinggi dalam waktu yang lama (> 10 tahun) memiliki risiko lebih
kadar debu yang tinggi. Kebiasaan menggunakan APD (masker) yang baik
dengan kadar debu yang rendah dapat diasumsikan bahwa pekerja tidak
77
(masker) dengan baik. Hal ini sesuai dengan Suharyanto (2007) yang
udara di tempat kerja yang telah terkontaminasi dan sifat racun atau
kalau tindakan untuk pengendalian bahaya debu ini berupa penggunaan serbet
sebagai penutup mulut dan hidung dan sarung tangan.Penggunaan serbet yang
terus menerus tidak pernah diganti dengan serbet yang bersih.Informan juga
mengatakan bahwa mereka sering merasa tidak nyaman saat bekerja sambil
menggunakan APD didukung dengan suhu ruangan yang panas dan penuh
dari risiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan maka badan kita perlu
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia yaitu keselamatan dan kesehatan kerja
karena satu informan memegang lebih dari satu mesin yang bekerja dan
informan harus secara bergantian mengecek mesin yang bekerja dan informan
juga dituntut untuk menunduk ke mesin guna melihat ketajaman kawat dan
ukuran kawat sudah sesuai dengan permintaan atau tidak.Prosedur kerja yang
terus menerus berdiri mengakibatkan paparan debu lebih cepat masuk dan
terhirup.
untuk melakukan sesuatu secara aman tetapi tidak menyenangkan di satu sisi
Pekerja yang dirumahkan sudah tidak bekerja lagi selama 6 (enam) bulan,
mereka tidak bekerja lagi karena produksi perusahaan yang menurun tetapi
perusahaan membuat kebijakan membayar 75% gaji pekerja yang dirumah setiap
bulannya. Pekerja yang dirumahkan setelah tidak bekerja lagi langsung mencari
hitam.
80
Kesimpulan
berat badan dan tinggi badan tidak menjadi faktor penyebab terjadinya
4. Debu dari bagian grinding berasal dari mesin yang bekerja saat
Saran 75
Daftar Pustaka
Philadelphia.www.ISOC.org/internet.history/brief/html/origins. diakses
tanggal 20Agustus 2013 Pukul 19.00 wib.
Larasati D. Y. (2015) Pengaruh Paparan Debu Batubara Terhadap Status Faal Paru
Pekerja di PT. X Surabaya Tahun 2015.(Skripsi).Universitas Airlangga.
Luthfiah N. F. (2011) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi
Paru Pada Pekerja Industir Kapur
1177 Desa Padalarang Kabupaten Bandung
Barat Tahun.(Skripsi).Universitas Indonesia.
Mallapiang, F, dan Aulia, I. (2014.)Analisis Potensi BahayaDanPengendaliannya
Dengan Metode HIRAC, Studi Kasus : Industri Kelapa Sawit PT.
Manakarra Unggul Lestari (PT.MUL) Pada Stasiun Digester dan Presser,
Clarifier, Nut dan Kernel, Mamuju, Sulawesi Barat Tahun 2014.Jurnal
Keselamatan dan Kesehatan Kerja FakultasIlmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
Notoatmodjo, S.(2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:
Rineka Cipta
Daftar Lampiran
86
1180
87
Pancing Indonesia.
88
Lampiran 3. Hasil Spirometri Yang Dilakukan Oleh Pihak Balai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
89
Lampiran 4. Surat Telah Selesai Penelitian Oleh Pihak Balai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
90
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2012.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian grinding
berapa lama? ini sejak awal saya masuk di
PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Selama bekerja dibagian
selama bekerja dibagian grinding? grinding saya sering mengalami
batuk-batuk yang terus-menerus
terjadi, sesak nafas, dan saat flu
terjadi mengeluarkan ingus yang
berwarna hitam.”
4. Apa keluhan itu terus menerus bapak “Iya, nanti mau sampek
rasakan? seminggu lebih kalau udah
batuk”
5. Riwayat penyakit apa yang bapak “Enggak, saya sebelum bekerja
miliki sebelum bekerja dibagian disini ya sakitnya sakit biasa
grinding ini? seperti demam dan flu, kalau
batuk dan sesak saya rasain
96
Informan 2
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Wagianto
2. Umur : 44 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 174 cm
5. Berat Badan : 100 kg
6. Lama Bekerja : 20 Tahun
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 1999.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian grinding
berapa lama? ini sejak awal saya masuk di
PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Selama bekerja saya sering
selama bekerja dibagian grinding? mengalami gangguan
pernapasan, seperti batuk-batuk
yang sering terjadi, sesak nafas,
dan ingus berwarna hitam,
terkadang saya juga mengalami
gangguan pencahayaan seperti
pandangan menjadi kabur
karena debu yang berterbangan
diruangan kerja.”
4. Apa keluhan itu terus menerus “Iya, nanti mau sampek
bapak rasakan? seminggu lebih kalau udah
batuk”
5. Riwayat penyakit apa yang bapak “Sebelumnya saya tidak pernah
98
Informan 3
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Abdul
2. Umur : 42 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 166 cm
5. Berat Badan : 79 kg
6. Lama Bekerja : 21 Tahun
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 1998.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian grinding
berapa lama? ini sejak awal saya masuk di
PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Saya sering mengalami
selama bekerja dibagian grinding? gangguan selama bekerja
dibagian grinding ini, seperti
batuk-batuk, sesak nafas, dan
mau juga ingus menjadi warna
hitam,pandangan kabur karena
banyaknya debu yang
berterbangan.”
4. Apa keluhan itu terus menerus “Iya, terkadang saya
bapak rasakan? mengalaminya sampai satu
minggu lebih.”
5. Riwayat penyakit apa yang bapak “Tidak, kalau batuk palingan
100
Informan 4
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Mulyadi
2. Umur : 33 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 175 cm
5. Berat Badan : 85 kg
6. Lama Bekerja : 12 Tahun
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2007.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian grinding
berapa lama? ini sejak awal saya masuk di
PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Saya sering mengalami
selama bekerja dibagian grinding? gangguan selama bekerja
dibagian grinding ini, seperti
batuk-batuk, sesak nafas, dan
mau juga ingus menjadi warna
hitam,pandangan kabur karena
banyaknya debu yang
berterbangan.”
4. Apa keluhan itu terus menerus “Iya, nanti mau sampek
bapak rasakan? seminggu lebih kalau udah
batuk”
5. Riwayat penyakit apa yang bapak “Tidak, kalau batuk palingan
102
Informan 5
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : M. Fahrizal
2. Umur : 28 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 170 cm
5. Berat Badan : 55 kg
6. Lama Bekerja : 8 Tahun
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2001”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian
berapa lama? grinding ini sejak awal saya
masuk di PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Selama bekerja dibagian
selama bekerja dibagian grinding? grinding ini saya sering
mengalami kesulitan untuk
bernafas, sering mengalami
batuk-batuk dengan waktu yang
sangat lama, dada juga terasa
sesak. Namanya bekerja
dibagian yang menghasilkan
debu itulah akibatnya.”
4. Apa keluhan itu terus menerus “Iya, terkadang saya batuk mau
bapak rasakan? sampai satu minggu lebih,
104
Informan 6
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Anwar
2. Umur : 42 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 168 cm
5. Berat Badan : 65 kg
6. Lama Bekerja : 19 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Penjaga Toko
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2000”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian
berapa lama? grinding ini sejak awal saya
masuk di PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Dibagian grinding ini debunya
selama bekerja dibagian grinding? sangat banyak dulu selama saya
bekerja disana saya sangat
sering mengalami sesak nafas
sulit untuk bernafas, batuk-
batuk yang sering dan ingus
juga mau jadi warna hitam.”
4. Apa keluhan itu terus menerus “Iya, saya nanti mau
bapak rasakan? mengalami batuk dan sesak
106
Informan 7
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Umar
2. Umur : 27 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 170 cm
5. Berat Badan : 70 kg
6. Lama Bekerja : 4 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Tukang Ojek Online
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2015.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian
berapa lama? grinding ini sejak awal saya
masuk di PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Debu dibagian grinding
selama bekerja dibagian grinding? dihasilkan dari penajaman
kawat jadi serpihan debu kawat
dibagian ini sangat banyak
sehingga saya dulu sering
mengalami gangguan
pernafasan, dan sering juga jadi
108
batuk-batuk.”
4. Apa keluhan itu terus menerus “Iya, saya cukup sering
bapak rasakan? mengalami gangguan kesehatan
tersebut.”
5. Riwayat penyakit apa yang bapak “Tidak, semenjak bekerja
miliki sebelum bekerja dibagian bertahun-tahun dibagian
grinding ini? grinding saya mengalami
gangguan kesehatan.”
6. Saat bekerja bapak menggunakan “Selama bekerja saya selalu taat
APD apa saja? menggunakan APD yang
disediakan perusahaan, seperti
penggunaan serbet sebagai
penutup hidung dan mulut,
kacamata sebagai pelindung
mata dari serpihan debu, dan
sarung tangan agar terhindar
dari luka akibat kawat yang
tajam.”
7. Apa yang bapak rasakan ketika “Selama ini saya merasa
menggunakan APD saat bekerja? nyaman aja ketika bekerja
dengan penggunaan APD, kalau
rasa tidak nyaman itu
dikarenakan suhu ruangan yang
penuh debu dan panas.”
8. Apa bapak merokok dan sudah “Saya sudah merokok lebih dari
berapa lama bapak merokok? 6 tahun setiap hari saya
menghisap 3 batang rokok dan
itu biasanya saya merokok
setelah makan.”
9. Bagaimana sikap bapak saat “Sehari-hari selama bekerja
bekerja? dulu saya bekerja itu selalu
berdriri gak pernah duduk,
dikarenakan saya harus teliti
memantau ukuran dan
ketajaman kawat.”
10. Keluhan apa yang bapak alami “Selama saya ngegojek saya
dengan pekerjaan sekarang? sering mengalami kelelahan
karena suhu yang panas, batuk-
batuk, pegal-pegal dan
terkadang sesak nafas.”
11. Apa bapak masih mengalami “Setelah tidak bekerja dibagian
keluhan ketika masih bekerja grinding lagi saya masih
109
Informan 8
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Sugeng
2. Umur : 38 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 172 cm
5. Berat Badan : 68 kg
6. Lama Bekerja : 15 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Tukang Becak
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2004.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian
berapa lama? grinding ini sejak awal saya
masuk di PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Selama bekerja dulu saya
selama bekerja dibagian grinding? sering mengalami kesulitan
untuk bernafas karena terkena
paparan debu waktu bekerja,
dan batuk-batuk.”
4. Apa keluhan itu terus menerus “Iya, saya cukup sering
110
Informan 9
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Khairun
2. Umur : 40 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 168 cm
5. Berat Badan : 75 kg
6. Lama Bekerja : 17 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Tukang Bersih Ikan
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2002.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian
berapa lama? grinding ini sejak awal saya
masuk di PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Debu dari serpihan kawat
selama bekerja dibagian grinding? sangat sering terpapar,
terkadang buat saya sering
merasakan sesak nafas, batuk-
batuk dan ingus itu jadi warna
112
hitam.”
4. Apa keluhan itu terus menerus “Iya, saya batuk-batuk cukup
bapak rasakan? sering dan lama, sesak nafas
juga cukup sering.”
5. Riwayat penyakit apa yang bapak “Tidak, saya tidak memiliki
miliki sebelum bekerja dibagian riwayat penyakit sebelumnya,
grinding ini? semenjak bekerja baru saya
mengalami gangguan kesehatan
saat bekerja.”
6. Saat bekerja bapak menggunakan “Karena, serpihan debu dari
APD apa saja? penajaman kawat sangat
banyak jadi saya selalu
menggunakan serbet dan sarung
tangan, kalau kacamata jarang
lebih sering kacamata saya
letakin diatas kepala.”
7. Apa yang bapak rasakan ketika “Penggunaan APD saat bekerja
menggunakan APD saat bekerja? saya merasa tidak nyaman,
dikarenakan suhu lingkungan
yang panas dan debu yang
terlalu banyak.”
8. Apa bapak merokok dan sudah “Saya sudah merokok lebih dari
berapa lama bapak merokok? 20 tahun dan saya biasanya
menghisap 1 bungkus rokok.”
9. Bagaimana sikap bapak saat “Selama bekerja dulu sikap
bekerja? kerja saya selalu berdiri untuk
memantau dua sampai tiga
mesin yang bekerja dan sikap
menunduk kearah mesin mesin
penajaman demi ukuran dan
ketajaman kawat yang sesuai.”
10. Keluhan apa yang bapak alami “Selama bekerja sebagai tukang
dengan pekerjaan sekarang? bersih ikan saya sering
mengalami gatal-gatal pada
tangan.”
11. Apa bapak masih mengalami “Setelah tidak bekerja lagi saya
keluhan ketika masih bekerja juga masih sering mengalami
dibagian grinding? gangguan kesehatan berupa
batuk-batuk masih sering, sulit
untuk bernafas dan ingus masih
warna hitam.”
113
Informan10
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Muliono
2. Umur : 26 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 170 cm
5. Berat Badan : 72 kg
6. Lama Bekerja : 5 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Tukang Ojek Online
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2014.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian grinding
berapa lama? ini sejak awal saya masuk di
PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Paparan debu dibagian
selama bekerja dibagian grinding? grinding ini sering membuat
saya jadi mengalami gangguan
kesehatan selama bekerja
dibagian ini dulu. Saya sering
114
Informan 11
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Mahadi
2. Umur : 35 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 171 cm
5. Berat Badan : 80 kg
6. Lama Bekerja : 10 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Penjual Serabi
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2009.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian grinding
berapa lama? ini sejak awal saya masuk di
PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Selama bekerja dibagian
selama bekerja dibagian grinding? grinding ini saya sering
mengalami gangguan
116
Informan 12
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Mahadi
2. Umur : 37 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 169 cm
5. Berat Badan : 74 kg
6. Lama Bekerja : 13 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Tukang Becak
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2003.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian grinding
berapa lama? ini sejak awal saya masuk di
PSPI ini.”
3. Keluhan apa yang bapak alami “Selama bekerja dulu saya
118
Informan 13
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Selamat Iswandi
2. Umur : 28 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 172 cm
5. Berat Badan : 75 kg
6. Lama Bekerja : 6 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Tukang Tempel Ban
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2013.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian
berapa lama? grinding ini sejak awal saya
120
Informan 14
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur : 44 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 170 cm
5. Berat Badan : 72 kg
6. Lama Bekerja : 18 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Tukang Bengkel
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2001.”
Indonesia?
2. Bapak bekerja dibagian grinding “Saya bekerja dibagian grinding
122
panas.”
11. “Selama tidak bekerja lagi saya
juga masih sering merasakan
batuk-batuk, dan sesak.”
Informan 15
Pedoman Wawancara
Gambaran Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Grinding di
PT. Perintis Sarana Pancing Indonesia Tahun 2018
A. Identitas Informan
1. Nama : Maman
2. Umur : 40 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tinggi Badan : 171 cm
5. Berat Badan : 82 kg
6. Lama Bekerja : 15 Tahun
7. Jabatan Setelah Dirumahkan : Tukang Ojek Online
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Sudah berapa lama bapak bekerja di “Saya bekerja disini sudah lama
PT. Perintis Sarana Pancing dek sejak tahun 2004.”
Indonesia?
124