Anda di halaman 1dari 8

KECELAKAAN KERJA DAN PENCEGAHAN

DI LABORATORIUM DIMASA COVID-19

NAMA KELOMPOK :

I GEDE PUTU RIZKY PALGUNA ( 2009482010040 )

NI MADE AYU PURNAMA DEWI ( 2009482010041 )

DEWA AYU WULAN PRADNYANI DEWI ( 2009482010042 )

NI KADEK ELSA DWI CAHYANI ( 2009482010043 )

I PUTU AGUS ARYA ANDIKA ( 2009482010044 )

LUH MADE JYOTI WAHYUNI ( 2009482010045 )

LUH MADE DEWI ARIANI ( 2009482010046 )

LUH RISTA WAHYUNINGSIH ( 2009482010047 )

PUTU YUNIKA DIAN SUCAHYA ( 2009482010048 )

ANAK AGUNG AYU ARI MAHADEWI ( 2009482010049 )

NI MADE PRIA PRATIWI ( 2009482010050 )

PANDE LUH KADEK CHANDRA F. (2009482010051 )

NI MADE RAI SUARNINGSIH ( 2009482010052 )

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini dihadapkan pada situasi sulit karena merebaknya pandemi Covid-
19. Virus corona atau dalam bahasa ilmiahnya “Coronavirus Disease 2019” atau disingkat
“Covid-19” muncul pertama kali di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Virus Covid-19 ini
merambah ke hampir seluruh negara di dunia dengan sangat cepat termasuk di Indonesia.
Gejala-gejala yang dialami oleh orang yang terjangkit virus Covid-19 itu ialah flu disertai
dengan demam, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Bahkan sekarang ada juga
orang tanpa gejala. Virus Covid-19 ini termasuk virus berbahaya karena dapat menyebabkan
kematian.
Melihat penyebaran virus Covid-19 yang begitu cepat dan berstatus bahaya, sejumlah
negara yang ada di dunia termasuk Indonesia melakukan upaya-upaya pencegahan dengan
menerapkan pembatasan sosial berskala besar, jaga jarak fisik, serta mewajibkan warga
negara untuk melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari untuk memutus rantai
penyebaran virus corona.
Bagi para pekerja yang bekerja di delapan sektor penting yaitu sektor kesehatan,
pangan, makanan dan minuman, energi, komunikasi, jasa, media komunikasi, keuangan
perbankan termasuk pasar modal, logistik dan distribusi barang, retail seperti warung, toko
kelontong dan industri strategis lainnya diharuskan untuk bekerja secara seperti biasanya
disaat sektor-sektor lain 2 menerapkan kebijakan bekerja dari rumah/Work From Home
(WFH). Perusahaan harus memperhatikan kesehatan para pekerja karena sudah diatur dalam
hukum yang bekerja di masa pandemi ini.
Perusahaan yang masih menerapkan sistem Work From Office harus melengkapi
perusahaannya dengan alat-alat yang steril dan bersih yang dapat mendukung kesehatan
pekerja seperti dengan menyediakan sabun cuci tangan dan tempat cuci tangan yang
memadai, sarung tangan, alat pengecekan suhu badan, mewajibkan penggunaan masker, alat
desinfektan, obat-obatan, vitamin tubuh dan lain-lain sesuai dengan protokol kesehatan
pencegahan virus Corona yang telah ditetapkan oleh “World Health Organization (WHO)”.
Laboratorium kimia merupakan fasilitas untuk pendidikan, penelitian, pelayanan dan
uji mutu. Di laboratorium terdapat bahan kimia yang memiliki risiko bahaya dan dapat
menimbulkan efek bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diupayakan bagi seluruh bidang kerja
maupun pendidikan salah satunya di laboratorium kimia. Laboratorium kimia merupakan
tempat penelitian dan percobaan yang berpotensi menimbulkan suatu kecelakaan. Untuk
meminimalisir risiko akibat kerja maka diperlukan penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di dalam laboratorium.
Hal yang harus diperhatikan yaitu mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerjanya
(K3). K3 merupakan dua hal yang penting dalam pemeliharaan pekerja. Keselamatan kerja
memfokuskan kepada kegiatan pekerja yang berkaitan dengan alat mekanik berat baik dalam
proses pengerjaan, pengolahan dan proses produksi serta lingkungan kerja tempat pekerja
melakukan pekerjaan. Sedangkan untuk kesehatan kerja yang 3 dapat dilakukan dalam
pemeliharaan pekerja yaitu dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat agar dapat
terhindar dari gangguan-gangguan pendengaran, penglihatan, kelelahan dan lain-lain.
Pengelolaan keselamatan dan keamanan Laboratorium kimia merupakan tanggung
jawab bersama baik pengelola maupun pengguna, oleh karena itu setiap orang yang terlibat
harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan
mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya
agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.
Gurun, dan siswa merupakan salah satu pengguna fasilitas laboratorium yang perlu
memahami pengetahuan yang cukup dalam hal pengelolaan tentang keselamatan dan
keamanan laboratorium.
Dalam setiap bidang kegiatan manusia selalu terdapat kemungkinan terjadinya
kecelakaan, tidak ada satu bidang kerjapun yang yang dapat memperoleh pengecualian.
Kecelakaan tidak terjadi kebetulan melainkan ada sebabnya, oleh karena itu dapat dicegah
asal kita cukup ada kemauan untuk mencegahnya (suma’mur PK.,1996: 212).
Kecelakaan juga timbul sebagai hasil gabungan dari beberapa fakor. Faktor yang
paling utama adalah faktor peralatan teknis, lingkungan kerja, dan pekerja itu sendiri.
Misalnya dalam suatu pabrik mungkin saja kekurangan peralatan yang aman, atau dengan
perkataan lain mesin-mesin tidak dirancang baik untuk dilengkapi dengan alat pengamanan
secukupnya. Lingkungan kerja yang bising sehingga tenaga kerja tidak mendengar isyarat
bahaya. Suhu ruangan buruk sehingga para pekerja jadi mudah letih dan tidak mampu lagi
untuk berkonsentrasi terhadap tugas-tugas yang ditanganinya. Kurang baiknya pengaturan
sirkulasi udara menyebabkan terkumpulnya uap beracun yang pada akhirnya menyebabkan
kecelakaan. Demikian pula para pekerja itu sendiri dapat menjadi faktor penyebab bila
mereka tidak mendapat latihan yang memedai atau mereka belum berpengalaman dalam
tugasnya (ILO, 1989:16).
BAB II
ISI
Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998 menjelaskan
bahwa yang dimaksud kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Selain itu,
kecelakaan kerja juga dapat diartikan sebagai suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan
yang mengakibatkan kematian, luka, kerusakan harta benda maupun kerugian waktu. Hal
sama juga yang dikatakan Sugandi bahwa kecelakaan kerja ( accident ) adalah suatu kejadian
atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda
atau kerugian terhadap proses (Didi Sugandi, 2003:171). Selain itu menurut Suma’mur
(2009), kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kegiatan pada
perusahaan, yang berarti bahwa kecelakaan yang terjadi dikarenakan oleh pekerjaan pada
waktu melakukan pekerjaan serta kecelakaan yang terjadi pada saat perjalanan ke dan dari
tempat kerja.
Contoh kasus kecelakaan kerja yang kerap terjadi di laboratorium yaitu : terkena
tumpahan bahan kimia, terpeleset, kontak dengan panas, mata terpercik bahan kimia, terkena
sengatan listrik, kebakaran , peledakan, iritasi kulit, dan keluhan pusing. Kerugian akibat
kecelakaan kerja bagaikan fenomena gunung es. Dari mulai cedera, hilangnya waktu efektif
akibat cedera, kerugian biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan ataupun dalam skala besar
yaitu rusaknya fasilitas. Teori penyebab kecelakaan dari Heinrich dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu : faktor manusia sebagai alasan utama timbulnya kecelakaan dan
managemen sebagai pihak yang bertanggung jawab pada pencegahan kecelakaan. Pihak
manajemen perlu menyusun program keselamatan kerja yang tepat dan komprehensif untuk
pengendalian potensi bahaya di laboratorium pendidikan. (Cahyaningrum Dwi, 2020).
Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Pendidikan
1. Penetapan Kebijakan K3 Langkah pertama dalam penerapan program K3 adalah
penetapan kebijakan K3. Kunci keberhasilan program K3 adalah adanya budaya K3
yang kuat, dan budaya K3 yang kuat tidak akan ada tanpa komitmen pimpinan pada
K3.
2. Perencanaan Perencanaan K3 ini didasarkan pada hasil identifikasi potensi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko melalui pengendalian teknis maupun administratif
dan penggunaan alat pelindung diri.
3. Penerapan Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) SOP adalah suatu
rangkaian instruksi tertulis dari suatu kegiatan atau proses kerja. SOP menyediakan
informasi bagi pengguna laboratorium bagi proses kerja yang harus dilakukan.
Penerapan SOP adalah salah satu pengendalian administratif yang apabila dilakukan
secara konsisten akan mengurangi paparan pada potensi bahaya dan resiko terjadinya
cedera. (OSHA, 2011).
4. Pendidikan dan Pelatihan Upaya penerapan K3 yang lain yaitu melalui pendidikan
dan pelatihan. Perlu dilakukan kegiatan pelatihan kepada mahasiswa khususnya dan
pengguna laboratorium lainnya.

Penanganan Kecelakaan Kerja di Pama Pandemi


Mengingat pola penularan COVID-19, pekerja yang berinteraksi dengan individu
yang berpotensi menular juga berisiko terhadap penularan (misalnya, pekerja di toko dan
supermarket, bank, sekolah, layanan pengiriman, restoran, fasilitas olahraga dan wisata dan
sebagainya), serta mereka yang bekerja dengan kepadatan tinggi, mengingat kedekatannya
dengan pekerja lain dalam pengaturan semiterbatas (misalnya, pabrik, pusat layanan, kantor
ruang terbuka dan sebagainya) (OSHA, 2020). Untuk menghadapi situasi yang luar biasa ini,
banyak pemerintah di seluruh dunia telah memutuskan untuk memberlakukan tindakan
karantina wajib terhadap penduduknya bersama dengan penutupan pabrik, layanan dan bisnis
untuk membatasi penularan. Daftar “layanan dasar” (kadang-kadang disebut sebagai bisnis
atau kegiatan kerja mendasar (esensial) biasanya diadopsi oleh pemerintah – berdasarkan
konsultasi dengan mitra sosial - dan menentukan layanan dan industri mana yang dapat terus
beroperasi selama wabah.
BAB III
PENUTUP
Jadi kesimpulan yang didapat adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus
diupayakan bagi seluruh bidang kerja maupun pendidikan salah satunya di laboratorium
kimia. Karena laboratorium kimia adalah tempat penelitian dan tempat percobaan yang
berpontensi menimbulkan kecelakaan, maka dari itu untuk meminimalisir risiko kecelakaan
akibat kerja maka diperlukan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dalam
laboratorium, seperti memakai masker, memakai sarung tangan dan memakai jas lab.
Disamping itu juga Pengelolaan keselamatan dan keamanan Laboratorium kimia merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna, oleh karena itu setiap orang yang
terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan
mengusahakan keselamatan kerja. Dengan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha
untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium
dan penanganannya bila terjadi kecelakaan, apalagi di masa pandemi covid-19 seperti
sekarang dalam bekerja baik di laboratorium dan dimanapun harus teliti dan benar-benar
mengikuti protokol kesehatan agar pekerja dapat terhindar dari covid-19, semisalnya sebelum
dan sesudah memasuki laboratorium wajib mengecek suhu tubuh, sebelum melakukan
praktek di laboratorium selalu ingat untuk mencuci tangan yang bersih menggunakan sabun
dan memakai handscoon, menggunakan masker dengan benar dan memakai facesheald dan
batasan jumlah dan jarak praktikan atau pekerja di laboratorium juga harus di pertimbangkan
agar meminimalisir dampak terkenanya virus covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA), Departemen Tenaga Kerja A.S.
2020. Panduan Menyiapkan Tempat Kerja untuk COVID-19. OSHA 3990-03 2020.
Tersedia di: https://www.osha.gov/Publications/ OSHA3990.pdf

Cahyaningrum, Dwi. 2020. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium


Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 2 (1) 2020, 35-40, e-ISSN:
2654-251X.

ILO. (2020). Dalam menghadapi pandemi: Memastikan Keselamatan dan Kesehatan di


Tempat Kerja. Labour Administration, Labour Inspection and Occupational Safety
and Health Branch (LABADMIN/OSH) Route, 1–52.
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/
documents/publication/wcms_742959.pdf

Isnainy, Henny. 2014. "IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DI LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2009". Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Vol 5

Maharani, Indri Kartika. 2022. Skripsi: "PENGARUH KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA (K3) DI MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP
PRODUKTIVITAS PEKERJA TAMBANG PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK".
Universitas Sriwijaya

Muhani, Nova., dkk. 2018. "ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DI LABORATORIUM RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG". Jurnal Dunia Kesmas. Vol 7, No 4

OSHA, 2011. Laboratory Safety Guidance. www.osha.gov.

Piri, S., Sompie, B. F., & Timboeleng, J. A. (2012). Pengaruh kesehatan, pelatihan dan
penggunaan alat pelindung diri terhadap kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi di
Kota Tomohon. Jurnal ilmiah media engineering, 2(4).

Anda mungkin juga menyukai