Anda di halaman 1dari 19

K3 PADA LABORATORIUM

Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah K3

Disusun Oleh :
Mochammad Rizal

135060301111037

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
MALANG
2015

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, Desember 2015


Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium/bengkel pada dasarnya menyangkut semua


unsur yang terkait dengan fasilitas kerja/praktek di laboratorium maupun bengkel, baik subyek
yang melakukan aktifitas kerja/praktek yaitu guru dan peserta diklat, obyek (material) praktek
maupun lingkungannya. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah tujuan dari semua pihak
yang terkait dengan aktifitas kerja/praktek, artinya tidak ada satu orangpun yang
menginginkan tidak selamat dan tidak sehat. Dengan demikian keselamatan dan kesehatan
kerja menjadi tugas dan kewajiban semua pihak. Hal ini perlu mendapatkan perhatian
sepenuhnya karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit kasus/kejadian yang telah
menimpa unsur-unsur yang terkait dengan praktek/kerja di laboratorium atau bengkel sehingga
terjadi kondisi yang tidak diinginkan, misalnya : kecelakaan akibat praktek yang menimpa
seorang peserta diklat sehingga peserta diklat tesebut mengalami cacat seumur hidup,
kerusakan alat-alat atau bahan yang tidak perlu terjadi dan sebagainya. Untuk itulah perlu
ditekankan agar keselamatan dan kesehatan kerja perlu mendapat perhatian sepenuhnya.
Demikian beberapa teori/petunjuk praktis tentang keselamatan dan kesehatan kerja ini perlu
dipahami untuk selanjutnya diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari terutama di
laboratorium atau bengkel sekolah.
1.2 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yakni:
1. Untuk Mengetahui Pengetahuan Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Tentang
K3 pada Laboratorium Elektro
2. Untuk Mengetahui Perlengkapan K3 pada Laboratorium Elektro
3. Untuk Mengetahui Kondisi Lingkungan pada Laboratorium Elektro

BAB 2
ISI

2.1 DEFINISI K3

1 Keamanan Kerja

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.

Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,


pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala
tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara.
Tempat-tempat demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri,
pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek penting
sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama
teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang
bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan
juga
masyarakat
pada
umumnya.
Keamanan
kerja
adalah
unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa
materil maupun nonmateril.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut.
Baju kerja
Helm
Kaca mata
Sarung tangan
Sepatu
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut.
Buku petunjuk penggunaan alat
Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
Himbauan-himbauan
Petugas keamanan
Tujuan Keselamatan Kerja :
Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.
Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan effisien.
Menjamin proses produksi berjalan secara aman
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun
sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya
diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok

Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

3. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang
harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan
terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan
lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
Teliti dalam bekerja
Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
(Sumamur).Sasaran Segala tempat kerja (darat, di dalam tanah, permukaan dan dalam air,
udara) :
Industri

Pertanian

Purtambangan

Perhubungan

Pekerjaan umum

Jas

a.
b.
c.
d.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat
selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya
sumber-sumber bahaya.
2.2 TUJUAN K3

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan


atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya.
Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagaai
berikut :
Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
Merehabilitasi
pekerja
yang
cedera
atau
sakit
akibat
pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap

terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi
kerja
yang
tidak
aman
dan
atau
tidak
sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat
produksi
yang
mengandung
dan
dapat
menimbulkan
bahaya
kecelakaan.
Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja dinilai seperti
berikut:
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan tenaga kerja, kecelakaan selain menjadi sebab hambatanhambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung, yakni
kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat,
kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan
kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau
besar sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang
berjumlah besar.
2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar
wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini seolah-olah relatif rendah
dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja.
3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan
ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya: (a) Sektor pertanian yang juga meliputi
perkebunan menampilkan aspek-aspek bahaya potensial seperti modernisasi pertanian
dengan penggunaan racun-racun hama dan pemakaian alay baru seperti mekanisasi. (b)
Sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti keracunan- keracunan bahan
kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin, kebakaran, ledakan-ledakan dan lain-lain.
(c) Sektor pertambangan mempunyai risiko-risiko khusus sebagai akibat kecelakaan
tambang, sehingga keselamatan pertambangan perlu dikembangkan secara sendiri,
minyak dan gas bumi termasuk daerah rawan kecelakaan. (d) Sektor perhubungan
ditandai dengan kecelakaan-kecelakaan lalu lintas darat, laut dan udara serta bahayabahaya potensial pada industri pariwisata, demikian pula telekomunikasi mempunyai
kekhususan dalam risiko bahaya. (e) Sektor jasa, walaupun biasanya tidak rawan
kecelakaan juga menghadapkan problematik bahaya kecelakaan khusus.

4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak


menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahal
dengan hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkan kehilangan jam kerja yang
besar secara keseluruhan.
5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor
penyebabnya, sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan
lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan, penyebabpenyebab ini harus dihilangkan.
6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-usaha
keelamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara
khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan
keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana yang sangat penting.
7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi
dan dalam hal ini adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi
jaminan sosial untuk meringankan bebab penderita.
2.3 UU K3
UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses
produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak
merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan
dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan
Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang
memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di
segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14
tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup
layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit.
UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta
pelaksana
dari
pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara
kumulatif terhadap tempat kerja.
Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
1. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja, dan
3. Ada bahaya di tempat kerja.
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan
kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undangundang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan
menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan,

sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan
lancar.

Memahami Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan

Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure)


wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja.
Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan
kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International
Labour Organization) menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
c.
Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja.
Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm, masker,
kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya.

2.4 K3 PADA LABORATORIUM

Laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian


ilmiah guna meningkatkan ketrampilan pemakaian dan pemanfaatan alatalat laboratorium. Tempat dengan segala kelengkapan peralatannya yang
berpotensi menimbulkan bahaya kepada penggunanya.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perlindungan tenaga
kerja dari segala aspek yang berpotensi membahayakan dan sumber yang
berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut,
pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan karakteristik
pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar tenaga
kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi sehingga menciptakan kesenyamanan kerja dan keselamatan kerja
yang tinggi. Tidak ada sesuatu di tempat kerja yang terjadi secara
kebetulan tetapi karena ada alasan-alasan yang jelas dan dapat
diperkirakan sebelumnya. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap
pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
Fasilitas Perlindungan Pekerja (Praktikan)
1. Jas Praktikum, merupakan pengaman langsung, terbuat dari bahan
yang baik, yaitu tidak mudah terbakar, tidak berupa bahan
konduktor listrik maupun panas, tahan bahan kimia.

2. Ventilasi, desain laboratorium yang baik harus memiliki ventilasi


yang cukup dan memadai dengan sirkulasi udara segar yang baik.
3. Alat Pemadam Kebakaran, mutlak dimiliki setiap laboratorium
karena kebanyakan laboratorium telah terhubung dengan arus listrik
tegangan tinggi sebagai sumber energinya terhadap alat praktikum
yang digunakan didalamnya
Peningkatan Kemampuan Pekerja (Praktikan)
Memberikan pengetahuan praktis kepada pekerja tentang prosedur
penggunaan alat serta prosedur melakukan kegiatan laboratorium yang
sesuai dengan penerapan keselamatan kerja.
Penanganan Kecelakaan
1. Penyediaan P3K, meskipun penerapan prosedur keselamatan kerja
telah diberlakukan, bukan tidak mungkin terjadi kecelakaan yang
tidak diinginkan.
2. Pengadaan Tanda-tanda Peringatan Bahaya, mengurangi statistik
kecelakaan dalam laboratorium dengan alarm, kode tertulis seperti
poster dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan K3 laboratorium perlu memperhatikan dua hal yakni
indoor dan outdoor. Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta
perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran
serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan
komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, tata ruang
dan alat, sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain mengenai
penggunaan alat laboratorium.
2.5 KECELAKAAN PADA LABORATORIUM
Kecelakaan kerja adalah kejadian atau peristiwa yang terjadi secara acak dan tidak
terduga dan terjadi diluar prosedur atau rencana praktikum dan merupakan sesuatu yang
tidak diharapkan terjadi pada saat Praktikum sedang berlangsung. Oleh karena dalam
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan ataupun perencanaan sebelumnya, kita
diharapkan harus lebih berhat hati agar kejadian seperti ini tidak terjadi dalam sebuah
Praktikum. Kecelakaan kerja memiliki resiko yang sangat berbahaya baik bagi praktikan

maupun lingkungan sekitar.


Kecelakaan di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang
dapat terjadi antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Sumber Kecelakaan
a.Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia dan
proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan
b.Petunjuk kegiatan laboratorium tidak jelas dan kurang pengawasan
c.Kurangnya bimbingan terhadap siswa/ mahasiswa yang sedang bekerja di
8

laboratorium
d.Tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan pelindung untuk kegiatan
e.Tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati
f.Tidak menggunakan perlengkapan pelindung atau menggunakan
peralatan/ bahan tidak sesuaig.Tidak berhati -hati dalam kegiatan
Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :
1. Terpeleset , biasanya karena lantai licin.
Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium.
Akibat :
- Ringan : memar
- Berat fraktura, dislokasi, memar otak, dll.
Pencegahan :
- Pakai sepatu anti slip
- Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar
- Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak
rata konstruksinya.
- Pemeliharaan lantai dan tangga
2. Mengangkat beban
Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila mengabaikan
kaidah ergonomi.
Akibat : cedera pada punggung
Pencegahan :
- Beban jangan terlalu berat

- Jangan berdiri terlalu jauh dari beban


- Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah
tungkai bawah sambil berjongkok
- Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.
9
3. Resiko terjadi kebakaran
(sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala
(flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu:
oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.
Akibat :
- Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan
kematian.
- Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan :
- Konstruksi bangunan yang tahan api
- Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
- Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
- Sistem tanda kebakaran:
Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan
segera
Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis
- Jalan untuk menyelamatkan diri

- Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.


- Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

2.6 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DI LABORATORIUM


1) Alat Perlindungan Diri
Alat pelindung diri atau APD adalah suatu alat / pengaman yang berguna untuk
melindungi atau meminimalisir kecelakaan yang terjadi. Alat perlindungan diri meliputi :
(a) Alat pelindung Mata (Kaca Mata)
Penggunaan kaca mata pelindung sangat penting dalam melakukan suatu pekerjaan
tertentu , Karena penggunaan pelindung mata sering dianggapsepele mungkin, ada
beberapa dari para pekerja yang lalai tidak menggunakan pelindung mata, padahal
penggunaan pelindung mata sangatlah penting Karena dapat mengurangi kecelakaan
pada
para pekerja, sering terjadi beberapa kecelakaan pada mata akibat dari menyepelekan
penggunakan pelindung mata. Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang
mutlak yang harusdikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini
dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan Secara umum perlindungan
mata terdiri dari:
Kaca mata pelindung
Goggle
Pelindung wajah
12
Walaupun telah banyak model, jenis, dan bahan dari perlindungan mata tersebar
dipasaran hingga saat ini, Anda tetap harusberhati-hati dalam memilihnya, Karena bias saja

tidak cocok dan tidak cukup aman melindungi mata dan wajah Anda dari kontaminasi
bahan kimia yang berbahaya.

Gambar Kaca Mata


(d) Alat Pelindung TELINGA
Telinga merupakanorgan vital dari manusia yang sangat berguna dan sensitive.
Sebagai organ tubuh yang vital, telinga tidak luput dari resiko kerusakan akibat kerja.
Umumnya kerusakan fungsi telinga sebagai alat pendengaran adalah permanent.
Sehingga
proses rehabilitasinya bisa dikatakan sangat kecil kemungkinannya. Oleh Karena itu
perlindungan terhadaporgan yang satu ini sangat diperlukan untuk mencegah rusaknya
fungsi pendengaran akibat linkungan kerja.
Kebisingan yang melebihi ambang pendengaran dan berlangsung dalam waktu
yang cukuplama serta berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang
menetap, gangguan pendengaran yang terjadi akibat terpapar kebisingan dikenal sebagai
gangguan pendengaran akibat bising.
17
Upaya untuk melindungi pekerja yang terpapar kebisingan dapat dilakukan dengan:
Mengurangi tingkat kebisingan yang timbul dari peralatan atau lingkungan kerja
serta Melindungi pekerja dengan alat pelindung diri untuk telinga(ear plug, ear muff

dll) Kebisingan yang timbul diarea

kerja, biasanya bersumber dari suara mesin, adanya

aliran dalam dengan tekanan tinggi, adanya bocoran pada pipa atau peredam suara.
Gambar Alat Pelindung Telinga
(e) Alat Pelindung BADAN
Hal ini dimaksudkan agar bagian tubuh pekerja terlindungi dari segala
kemungkinan terluka atau kecelakaan ketika bekerja. Selain dari itu menggunakan
wearpack bertujuan untuk menyeragamkan pekerja dan memberikan identitasjabatan.Baju
yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas
laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum
memasuki
laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna
bahan
kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang
diperhatikan

perlu

ketika Anda menggunakan jas laboratorium diantaranya :


o Kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak
terpasang dan ukuran dari jaslaboratorium pas dengan ukuran badan
pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari
tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya.
o Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia,
lepaslah jas tersebut secepatnya.
18
Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jump suits.
Apron seringkali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi. Perlengkapan ini biasanya terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang

terbuat dari plastik, tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan
bahan-bahan kimia yang dapat terbakar bila dipicu oleh elektrikstatis, Karena apron
jenis ini
dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.Jump suits atau dikenal dengan sebutan baju
parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi(mis., ketika
menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah yang sangat
banyak)..Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu member
perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap
lembab, dan radiasi.
Gambar Jas Lab.
(f) Alat Pelindung KAKI
Dalam sebuah praktikum pemilihan penggunaan sepatu sangatlah penting, Karena
dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang akan menciderai kaki para pekerja. Disini
kita
harus selektif dan menggunakan sepatu yang mempunyai ujung yang sangat keras dan
alas
yang tebal itu dimaksudkan agar kaki saat praktikum telindungi dari kecelakaan yang
akan
terjadi seperti halnya benda tajam yang dapat menciderai kaki praktikan, tumpahan
bahan
kimia yang mengenai kaki, dan lain sebagainya.
19
Gambar Sepatu
(g) Alat pelindung tangan
Perlindungan tangan merupakan alat pelindung yang

kontak langsung dengan

kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila Anda terpapar bahan

kimia yang korosif dan beracun. Sarung

tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya

melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga
dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda
yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.Bahan kimia dapat dengan
cepat merusak sarung tangan yang Anda pakai jika tidak dipilih bahannya dengan benar
berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah berdasarkan
pada ketebalan dan rata-rata day a tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung
tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas
bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium,
diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur
tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau
alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut
dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang
terbuat dari karet alam baik apabila Anda bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi
tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.
20
Gambar sarung tangan

BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
Laboratorium, bahan & proses Praktikum, tempat Praktikun & lingkungannya serta
cara-cara melakukan Praktikum.
4.2 SARAN
Disarankan kepada Praktikan , dosen, dan peneliti agar dapat mematuhi prosedur
keselamatan kerja yang telah Saya tulis dalam makalah ini. Semoga bermanfaat
bagi yang membaca.
Setiap laboratorium hendaknya memiliki utility untuk:
1.Kebakaran (Detektor Asap, Sprinkle, Alarm)
2.Kebocoran Gas (Detektor Gas)

3.Pertolongan Pertama Pada Kecelakanan

Anda mungkin juga menyukai