Anda di halaman 1dari 19

PENGENDALIAN

KEBISINGAN

PENGERTIAN KEBISINGAN
Menurut Doelle (1993), kebisingan adalah suara atau bunyi secara
fisis merupakan penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam
medium elastis seperti misalnya udara. Secara fisiologis
merupakan sensasi yang timbul sebagai akibat propagasi energi
getaran dari suatu sumber getar yang sampai ke gendang telinga.
Menurut Patrick (1977), kebisingan dapat pula diartikan sebagai
bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya.
Menurut Prabu (2009), bising adalah suara yang mengganggu.
Menurut Ikron (2005), bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki
yang dapat mengganggu dan atau membahayakan kesehatan.
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP48/MENLH/11/1996, definisi bising adalah bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan
kenyamanan lingkungan.

PENGERTIAN KEBISINGAN
Kebisingan dapat juga diartikan bentuk suara
yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya,
sehingga secara umum kebisingan dapat
diartikan sebagai suara yang merugikan manusia
dan lingkungan.
Bising dikategorikan pada polutan
lingkungan/buangan yang tidak terlihat, tapi
efeknya cukup besar.
Kebisingan adalah bahaya yang umum di tempat
kerja.

SIFAT BISING
Sifat dari kebisingan antara lain
Kadarnya berbeda;
Jumlah tingkat bising bertambah, maka gangguan
akan bertambah pula;
Bising perlu dikendalikan karena sifatnya
mengganggu.

SUMBER BISING
Sumber bising secara umum:
Indoor : manusia, alat-alat rumah tangga dan mesin;
Outdoor: lalu lintas, industri dan kegiatan lain.
Pembagian sumber bising lain dapat dibedakan menjadi:
Sumber terbesar: lalu lintas (darat, laut dan udara)
Tingkat tekanan suara dari lalu lintas dapat diprediksi dari:
Kecepatan lalu lintas;
Kecepatan kendaraan;
Kondisi permukaan jalan.
Industri: tergantung kepada jenis industri dan peralatan
Mesin-mesin proses, pemotong, penggerinda, blower, kompresor, kipas dan pompa;
Sumber terbesarnya abrasi gas pada kecepatan tinggi, fan dan katup ketel uap.
Bidang jasa gedung: ventilasi, pembangkit pendingin ruangan, pompa pemanas, plambing
dan elevator;
Bidang domestik: kegiatan rumah tangga, vaccum cleaner, mesin cuci, dan pemotong
rumput;
Aktivitas waktu luang: balap mobil, diskotik, ski dan menembak.

JENIS BISING
Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan:
Bising terus menerus (continuous noise)
Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas.
Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya
mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya
gergaji sirkuler, katup gas.

Bising terputus-putus (intermittent noise)


Misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api.

Bising tiba-tiba (impulsive noise)


Misalnya akibat tembakan bedil atau meriam, ledakan dan dari suara tembakan
senjata api.

Bising berpola (tones in noise)


Bising frekuensi rendah (low frequency noise)
Bising impulsif berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya
mesin tempa.

JENIS BISING
Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat
dibagi atas:
Bising yang mengganggu (Irritating noise).
Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras,
misalnya mendengkur.

Bising yang menutupi (Masking noise)


Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara
tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda
bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.

Bising yang merusak (Damaging/Injurious noise)


Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang
Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi
pendengaran.

EFEK KEBISINGAN
Kebisingan mempunyai pengaruh terhadap manusia, yaitu:
Gangguan kenyamanan dan stress pada anak-anak
Kebisingan pada intensitas tinggi dan pemaparan yang lama
dapat menimbulkan gangguan pada fungsi pendengaran dan
juga pada fungsi non pendengaran yang bersifat subyektif
seperti gangguan pada komunikasi, gangguan tidur, gangguan
pelaksanaan tugas dan perasaan tidak senang/mudah marah
Gangguan terhadap konsentrasi kerja yang dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas kerja
Gangguan dalam kenikmatan bekerja terutama pada orang
yang sangat rentan terhadap kebisingan sehingga dapat
menimbulkan rasa pusing, gangguan konsentrasi dan
kehilangan semangat kerja

EFEK KEBISINGAN
Menurut Prabu (2009), dampak kebisingan bagi pekerja:
Gangguan Fisiologis
Gangguan Psikologis
Gangguan Komunikasi
Gangguan Keseimbangan
Efek pada pendengaran
Penurunan daya dengar dapat dibagi dalam tiga kategori,
yaitu:
Trauma Akustik
Temporary Threshold Shift (TTS)/Tuli Sementara
Permanent Threshold Shift (PTS)/Tuli Permanen

PENGARUH BUNYI TERHADAP


FISIOLOGIS & PSIKOLOGIS MANUSIA
Bunyi
(dBA)
39-40
55-65

Pengaruh terhadap Manusia


Tidak mengganggu
Penyempitan pembuluh darah dan peningkatan frekuensi denyut
jantung

70

Kontinu akan berdampak penyakit jantung

80

Kelelahan mental dan fisik, psikomatis dan perasaan jengkel

90

Kerusakan alat pendengaran dan penurunan daya pendengaran

100

Kontinu dapat kehilangan pendengaran secara permanen dan


pada waktu singkat dapat mengurangi daya dengar

120

Rasa nyeri dan sakit

150

Kehilangan pendengaran pada saat itu juga

PENGENDALIAN BISING
Permasalahan kebisingan bisa diuraikan menjadi
tiga komponen, yaitu:
Sumber radiasi;
Jalur tempuh radiasi;
Penerima (telinga).
Dua jenis pengendalian kebisingan, yaitu:
pengendalian bising aktif (active noise control)
dan,
pengendalian bising pasif (passive noise control).

ACTIVE NOISE CONTROL


1. Kontrol Sumber
Pengontrolan kebisingan pada sumber dapat dilakukan dengan modifikasi
sumber, yaitu penggantian komponen atau mendisain ulang alat atau
mesin supaya kebisingan yang ditimbulkan bisa dikurangi.
Beberapa upaya untuk mengurangi kebisingan di sumber antara lain
(Tambunan, 2005):
Mengganti mesin-mesin lama dengan mesin baru dengan tingkat kebisingan
yang lebih rendah
Mengganti jenis proses mesin (dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah)
dengan fungsi proses yang sama, contohnya pengelasan digunakan sebagai
penggantian proses riveting.
Modifikasi tempat mesin, spt pemberian dudukan mesin dengan materialmaterial yang memiliki koefisien redaman getaran lebih tinggi
Pemasangan peredam akustik (acoustic barrier) dalam ruang kerja
Cladding: jenis pengendali bising untuk mengurangi pancaran bising dari pipa
akibat aliran fluida di dalamnya. Cladding terdiri atas lapisan penyerap suara
dan bahan impermeable.
Silencer, Attenuator, Muffler: digunakan untuk mereduksi bising fluida dengan
meletakkannya di daerah atau jalur aliran fluida.

ACTIVE NOISE CONTROL


2) Kontrol Lingkungan
Rekayasa terhadap kebisingan di industri kurang diterapkan dengan
baik. Beberapa industri menyertakan spesifikasi tingkat kebisingan
saat memilih alat baru, namun terkadang masih mengalami
masalah kebisingan. Hal lain yang dapat dilakukan antara lain yaitu
dengan pengendalian pada medium perambatan.
Pengendalian kebisingan pada medium rambat terpaut pada:
Pemisahan ruangan dengan sekat atau pembatas akustik;
Menggunakan material yang memiliki daya serap suara;
Pembuatan barrier. Barrier digunakan untuk menghalangi paparan
bising dari sumber ke penerima dan dibangun di jalur propagasi
antara sumber dan penerima;
Memasang panel dan penghalang;
Memperluas jarak antar sumber dan melakukan pemagaran.

ACTIVE NOISE CONTROL


3) Proteksi Personal
) Earmuffs

) Earplugs

PENGUKURAN KEBISINGAN
Untuk menentukan tingkat bahaya dari kebisingan,
maka perlu dilakukan monitoring dengan bantuan alat:
Noise Level Meter dan Noise Analyzer, untuk
mengidentifikasi paparan;
Peralatan audiometric, untuk mengetes secara
periodik selama paparan dan untuk menganalisis
dampak paparan pada pekerja.
Ada beberapa macam peralatan pengukuran
kebisingan, antara lain sound survey meter, sound
level meter, octave band analyzer, narrow band
analyzer, dan lain-lain.

STANDAR KEBISINGAN
Berikut ini standar atau kriteria kebisingan yang
ditetapkan oleh berbagai pihak.
Keputusan Menteri Negara Tenaga Kerja No.KEP51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas
kebisingan.
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi,
dan Koperasi No.SE 01/MEN/1978.
Department of Labor (DOL) OSHA CFR 1910.95
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.718/Men/Kes/Per/XI/1987, tentang kebisingan
yang berhubungan dengan kesehatan
Kriteria Kebisingan Menurut ACGIH dan NIOSH

Waktu Pemaparan per hari

Intensitas (dB A)

85

88

2
1

91
Jam

94

30

97

15

100

7,5

103

3,75

106

1,88
0,94

Menit

109
112

28,12

115

14,06

118

7,03

121

3,52

124

1,75

127

0,88

13

0,44
0,22
0,11

133
Detik

136
139

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO.


718/MEN/KES/PER/XI/1987
Pembagian Zona Bising Oleh Menteri Kesehatan
Tingkat Kebisingan (dB A)
No

Zona
Maksimum yang dianjurkan

Maksimum
diperbolehkan

35

45

45

55

50

60

60

70

Keterangan:
Zona A = tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan dsb;
Zona B = perumahan, tempat pendidikan, rekreasi, dan sejenisnya;
Zona C = perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dan sejenisnya;
Zona D = industri, pabrik, stasiun kereta api, terminal bis, dan sejenisnya.

yang

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai