Anda di halaman 1dari 11

INVESTIGASI WABAH

WABAH
Wabah: kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi daripada keadaan lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No. 4 tahun
1984).

WABAH
Suatu kejadian dapat dikategorikan sebagai outbreak apabila pada
suatu episode terdapat dua atau lebih penderita suatu penyakit yang
sama dan penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.
Epidemi adalah keadaan ketika terjadi masalah kesehatan (umumnya
penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu yang dalam
waktu singkat frekuensinya meningkat.
Pandemi adalah keadaan ketika terjadi masalah kesehatan (umumnya
penyakit), yang frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi
dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas.
Suatu kejadian (peristiwa) dikategorikan sebagai endemik apabila
frekuensi suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) pada
wilayah tertentu menetap dalam waktu lama dan berkaitan dengan
adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu
wilayah tertentu.

KEJADIAN LUAR BIASA


Kejadian luar biasa (KLB):
Salah satu kategori status wabah.
Status KLB diatur oleh Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
KLB dijelaskan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian
yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu.

KLB
Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus
selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya (jam, hari, minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,
hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan
kenaikan 2 kali lipat atau lebih jika dibandingkan dengan
angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

INVESTIGASI WABAH
Wabah atau KLB terdeteksi apabila hasil surveilans
menunjukkan adanya peningkatan kasus yang dilaporkan
atau adanya kejadian yang tidak seperti biasanya.
Beberapa alasan mengenai perlu dilaksanakannya investigasi
wabah atau KLB adalah untuk program pencegahan dan
pengendalian penyakit, untuk keperluan penelitian dan
pelatihan, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun
kebijakan, menjaga hubungan masyarakat, keprihatinan
politik dan merupakan suatu kewajiban yang harus
dilaksanakan.
Hasil investigasi harus rasional, sesuai dengan akal sehat,
secara ilmiah memang logis dan dapat dibuktikan. Selain itu,
temuannya jelas dan berguna bagi mereka yang terpengaruh
dengan hasilnya yaitu kelompok populasi.

PELAKSANAAN INVESTIGASI WABAH


Evaluasi awal terjadinya wabah: tujuannya
adalah untuk menyediakan suatu analisis secara
cepat tentang kemungkinan adanya kasus
tambahan dan menentukan apakah terdapat
suatu masalah yang potensial di masyarakat.
Investigasi wabah

EVALUASI AWAL
1. Verifikasi diagnosis kasus yang dilaporkan.
2. Evaluasi keparahan masalah.
3. Lakukan tinjauan retrospektif untuk
mengidentifikasi adanya kasus lain.
4. Buat tabel kasus.
5. Tinjau ulang informasi yang ada, tentukan
apakah terdapat masalah yang potensial dan
apakah jumlah insiden lebih besar daripada
yang diperkirakan.

LANGKAH-LANGKAH PADA INVESTIGASI


WABAH
1. Identifikasi dan verifikasi diagnosis kasus baru.
2. Tentukan definisi kasus.
3. Tinjau ulang temuan klinis dan laboratorium.
4. Konfirmasikan adanya epidemik.
5. Pencarian literatur.
6. Konsultasi dengan laboratorium.
7. Melaporkan ke pihak yang berkepentingan.
8. Bentuk tim pelaksana investigasi.
9. Menentukan adanya bantuan pihak luar.
10.Memulai tindakan pengendalian awal.

LANGKAH-LANGKAH PADA INVESTIGASI


WABAH
11.Mencari kasus tambahan.
12.Menjelaskan hubungan wabah berdasarkan orang,
tempat, dan waktu.
13.Menggambar kurva epidemik.
14.Evaluasi masalah.
15.Menentukan kebutuhan uji diagnostik lain.
16.Rumuskan hipotesis sementara.
17.Melakukan tindakan pengendalian.
18.Mengevaluasi efektivitas tindakan pengendalian.
19.Uji hipotesis secara statistik.
20.Analisis dan investigasi lebih lanjut.
21.Menyiapkan dan mendistribusikan laporan tertulis.

CONTOH FORMAT LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN INVESTIGASI


WABAH
Bagian
1.

Uraikan/Beri Penjelasan (Jika Tersedia)

Pendahuluan/latar

Wabah serupa yang sebelumnya telah dilaporkan; cara wabah tersebut telah dideteksi; siapa yang

belakang

melakukan investigasi; jenis fasilitas dan area tempat wabah terjadi.

2.

Metode

Metode laboratorium

Jenis media biakan yang digunakan; metode untuk mengumpulkan spesimen; sistem identifikasi

dan penggolongan yang digunakan untuk mikroorganisme yang telah diisolasi; uji serologi atau uji

lainnya yang digunakan.

Metode epidemiologik

Jenis penelitian yang digunakan; (antara lain penelitian kasus kontrol atau kohort); definisi kasus
(possible, probable, definite; asimtomatik vs simtomatik); cara kelompok kasus dan kontrol
diseleksi; sumber pengumpulan data (antara lain: rekam medis pasien atau penghuni, data

surveilans pengendalian infeksi, data manajemen mutu, arsip laboratorium, laporan petugas
pelayanan kesehatan, arsip departemen kesehatan, survei telepon atau tertulis, wawancara

dengan pasien, petugas atau pengunjung).

Metode statistik

Uji statistik yang digunakan.

3.

Hasil

Temuan penelitian (fakta apa saja tanpa pembahasan); mungkin juga meliputi tabel kasus dan
faktor risiko, kurva epidemik, dan peta (area map atau spot map) sesuai kebutuhan.

4.

Pembahasan

Interpretasi dan pembahasan temuan

5.

Ringkasan/ rekomendasi

Ringkasan temuan dan rekomendasi

6.

Distribusi laporan

Catatan nama dan gelar orang yang telah diberi laporan

7.

Pengarang

Catatan nama dan gelar orang yang menyiapkan laporan

Anda mungkin juga menyukai