Anda di halaman 1dari 4

Tugas Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Dr. dr.

Taufik Pasiak, MKes, MPd)


Nama : dr. Yesty G. Kaparang
NIM

: 15202111100

STRATEGI KOGNITIF
PENGENDALIAN DIRI

CORTEX

PREFRONTALIS

OTAK

DALAM

USAHA

(Jurnal Otak dan Perilaku. Vol. I, Np. 2, Januari 2015, Hal. 85-92)
Isi artikel:
.Kajian dan riset terentang mulai dari kendali diri dalam kaitan dengan makan, minum,
konsumsi alkohol, kecanduan obat terlarang, seks, marah, judi hingga belanja.
(bagian Pendahuluan, paragraf kedua, kalimat kedua)

Komentar:
Spektrum yang luas dari topik pengendalian diri kemungkinan karena kendali diri
sangat berkaitan dengan tujuan-tujuan pribadi yang juga begitu luas. Untuk dapat
mengerti kepribadian seseorang, kita harus mendapatkan tujuan-tujuan pribadi
mereka

dan

memahami

bagaimana

tujuan-tujuan

tersebut

mempengaruhi

pengambilan-pengambilan keputusan (Gebhardt W. Contextualizing health behavior:


The role of personal goals. In: Ridder D, Wit J. Self regulation in health behavior. John
Wiley and Son, Ltd. England, 2006. Hal 27.

Isi artikel:
..Itu sebabnya kendali diri merupakan aspek vital dari penyesuaian diri manusia dalam
kedudukannya sebagai agen bagi dirinya dan pengambil keputusan dalam hidupnya.
(bagian Pembahasan, paragraph pertama, kalimat kedua, hal. 86).

Komentar:
Penyesuaian diri manusia dan pengambilan keputusan dalam hidup, sangat
dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam masyarakat modern, lingkungan dapat berperan
mempengaruhi

kendali diri

seseorang

dalam

hubungannya dengan

upaya

mempertahankan perilaku yang mendukung gaya hidup sehat. Walaupun anggota


masyarakat modern mengetahui bahwa kendali diri mereka mempengaruhi status
kesehatan, tetapi mereka mendapatkan kesulitan dalam mempertahankan secara
konsisten perilaku yang menunjang kesehatan apabila faktor lingkungan tidak
mendukung (Ridder DTD, Wit JBF. Self regulation in health behavior: Concept, theory
and central issues. In: Ridder D, Wit J. Self regulation in health behavior. John Wiley
and Son, Ltd. England, 2006. Hal 1.

Isi artikel:
.Anak-anak yang mampu menunda kepuasan pada usia 4 tahun atau dibawah 4 tahun
memiliki kendali diri yang baik pada usia 3, 4, 7 dan 11 tahun
(bagian Pembahasan, paragraph keempat, kalimat kedua, hal 87)

Komentar:
Sebaiknya diuraikan juga pengaruh aspek demografis lainnya (misalnya jenis kelamin)
terhadap pengendalian diri. Menurut Engels, jenis kelamin dapat mempengaruhi
kendali diri terutama pada usia remaja akibat tekanan teman sebaya dan konteks
sosial yang ada (Engels RCME, Bot SM. Social influences on adolescent substance use:
Insight into how parents and peers affect adolescents smoking and drinking behavior.
In: In: Ridder D, Wit J. Self regulation in health behavior. John Wiley and Son, Ltd.
England, 2006. Hal 88.

Isi artikel:
.Kendali diri yang mantap adalah landasan utama bagi fungsi psikologis yang sehat dan
kunci penting untuk kesuksesan hidup.
(bagian Pembahasan, paragran kelima, kalimat kedua, hal 87).

Komentar:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mampu mengendalikan diri
untuk melihat dan menuliskan sisi positif dari setiap kejadian negatif (misalnya
berhubungan dengan trauma) akan memiliki suasana hati (mood) yang lebih baik dan
2

angka kunjungan ke pusat kesehatan yang lebih rendah daripada dengan orang yang
hanya berfokus pada kejadian trauma itu sendiri. (Jones AC, Pennebaker JW.
Expressive writing, psychological processes and personality. In: Vollrath ME, ed.
Handbook of personality and health. John Wiley and Son, Ltd. England, 2006. Hal 292.

Isi artikel:
.Riset dalam bidang neurosains kognitif menemukan bahwa kontrol diri berkaitan dengan
kontrol top down korteks prefrontalis atas komponen-komponen subkortikal yang
melibatkan fungsi eksekutif otak seperti memori kerja, dst.
(bagian Pendahuluan, paragraph ketiga, kalimat pertama, hal 86)

Komentar:
Menurut Hoeksema, fungsi eksekutif tidak saja hanya diatur oleh lobus frontalis tetapi
juga oleh lobus temporalis (Hoeksema SN. (Ab)normal psychology. The McGraw-Hill
Companies. 2011. Hal. 275.

Isi artikel:
..Riset-riset tentang kendali diri menyodorkan bukti bahwa kendali diri manusia berkaitan
dengan fungsi eksekutif otak yang disebut strategi atau kontrol kognitif.
(bagian Strategi Kognitif, paragraf pertama, kalimat pertama, hal 87).

Komentar:
Perlu di elaborasi lebih jauh apakah kendali diri adalah fungsi eksekutif itu sendiri atau
hanya dua komponen tersendiri yang saling terkait. Menurut Hoeksema, fungsi
eksekutif adalah kemampuan untuk mempertahankan konsentrasi, abstraksi,
pembentukan tujuan dan konsep, kemampuan mengantisipasi dan merencanakan,
kapasitas untuk memprogram dan menginisiasi urutan-urutan bertujuan, selfmonitoring dan self-awareness dan kemampuan berpindah (shifting) dari kepribadian
maladaptif menjadi adaptif (Hoeksema SN. (Ab)normal psychology. The McGraw-Hill
Companies. 2011. Hal. 275.

Isi artikel:
.Sejumlah riset menunjukkan bahwa pengambilan keputusan banyak dipengaruhi oleh halhal sebagai berikut, dst.
(bagian Pembuatan Keputusan, paragraph kedua, kalimat kedua, hal 89).

Komentar:
Tidak dicantumkan mengenai pengaruh berbagai penyakit tertentu yang dapat
menurunkan kemampuan pembuatan keputusan dengan segala dinamika rasio yang
diperankan oleh struktru tertentu di otak. Penyakit demensia, misalnya, ternyata
dapat mempengaruhi kemampuan fungsi eksekutif. Penurunan kemampuan fungsi
eksekutif pada penderita demensia secara jelas akan memperburuk pengambilan
keputusan (Hoeksema SN. (Ab)normal psychology. The McGraw-Hill Companies. 2011.
Hal. 357).

Anda mungkin juga menyukai