Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN

Tahap persiapan

A. Persiapan alat pengukuran kebisingan


1. 1 buah Sound Level Meter
2. Baterai
3. Alat pengukur waktu
4. Alat-alat tulis

B. Prosedur pengukuran kebisingan

1. Siapkan peralatan yang akan dipakai


2. Cek Baterai
3. Kalibrasi SLM yang akan dipakai

Caranya:
1. Switch Function diatur pada posisi Cal (94,0)
2. Switch Range diletakkan pada posisi Cal
3. Kalau menunjukkan 94,0 alat siap digunakan
4. Bila tidak, putar sekrup cal ke kiri dank e kanan sampai menunjukkan angka 94,0
5. Alat siap digunakan.

C. Rencana pengukuran kebisingan


1. Tentukan lokasi pengukuran
2. Tentukan waktu pengukuran
3. Tentukan lamanya waktu pengukuran

Tahap pelaksanaan
Prosedur Kerja
1. Cek baterai sound
2. Letakkan SLM pada ketinggian 1- 1,2 m
3. Hidupkan SLM dengan tombol switch on/of
4. Stel respon F (fast) untuk jenis kebisingan continue dan S pada kebisingan fluktuatif
5. Selanjutnya catat angka yang muncul pada display pada setiap 5 detik terakhir
6. Catat pada formulir bis 1. (dalam bentuk tabel)
7. Pengukuran dilakukan selama 10 menit (120 angka)
8. Hitung rata-rata, median dan modus tingkat kebisingan

. Latar Belakang
Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran
baik kwantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kwalitatif (penyempitan spectrum
pendengaran), berkaitan dengan factor intensitas, frekuensi, durasi, dan pola waktu.
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi
terdengarnya suara-suara, music dan sebagainya, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi
gaya hidup (JIS Z 8106 (IEC60050-801) kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801 : akustikal
elektroakustik)”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat menganggu
kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.
Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam
melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan.
Secara kasar gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan
parameter percakapan sehari-hari yaitu normal berarti tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa
(6m), sedang berarti kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai dari jarak > 1,5 m, menengah berarti
kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak > 1,5 m, berat berarti kesulitan dalam percakapan
keras/berteriak pada jarak > 1,5 m, sangat berat berarti kesulitan dalam percakapan keras/berteriak pada
jarak < 1,5 m, dan tuli total berarti kehilangan kemampuan pendengaran dalam berkomunikasi.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara menggunakan alat sound level meter yang bertujuan mengukur tingkat kebisingan suatu
ruangan,
2. Mengetahui kegunaan dari sound level meter
C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa/i mengetahui cara menggunakan alat sound level meter dan mengetahui kegunaannya.
A. Konsep Teori
Untuk mengetahui intensitas bising dilingkungan kerja, digunakan sound level meter. Untuk
mengukur nilai ambang pendengaran digunakan audiometer. Untuk menilai tingkat pajanan pekerja lebih
tepat digunakan noise dose meter karena pekerja umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja selama 8
jam ia bekerja. Nilai ambang batas (NAB) intensitas bising adalah 85 dB dan waktu kerja minimum adalah 8
jam per hari.
Sound level meter adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila ada benda bergetar,
maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya
akan menggerakkan meter penunjuk.
Audiometer adalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran. Audiogram adalah chart hasil
pemeriksaan audiometri. Nilai ambang pendengaran adalah suara yang paling lemah yang masih dapat
didengar telinga.
Nilai ambang batas kebisingan adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga
kerja bila bekerja 8jam/hari atau 40 jam/minggu. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi No. SE-01 / MEN/ 1978, nilai ambang batas untuk kebisingan ditempat kerja adalah intensitas
tertinggi dan merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 80 jam
seminggunya.
B. Waktu dan Lokasi Praktikum
Hari/Tanggal : Jumat, 17 Februari 2012
Waktu : 10.00 WIT s/d selesai
Lokasi : ----------------------
C. Alat dan Bahan
1. Sound level meter
2. Batu baterai
3. Stopwatch
4. Alat tulis
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan, pastikan alat dalam keadaan baik saat digunakan. Perhatikan kondisi baterai.
2. Tentukan titik yang akan diadakan pengukuran bagi per titik, lalu darititik-titik tadi dibagi lagi dalam
beberapa titik. Disetiap titik lakukan pengukuran berulang sebanyak 5 s/d 10 kali untuk menghindari
terjadinya kesalahan atau error pada saat pengukuran.
3. Sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu alat sound level meter harus dikalibrasi.
4. Siapkan stopwatch, aktifkan stopwatch bersaan dengan alat sound level meter saat digunakan.
5. Satelah 10 detik tekan tombol hold, kemudian display cata hasilnya.
6. Lakukan hal yang sama pada titik ke-2 dan selanjutnya
E. Hasil Praktikum
1. Titik I
A1 = dB
A2 = dB
A3 = dB
= A1 + A2 + A3 =

T1 = = dB
2. Titik II
A1 = dB
A2 = dB
A3 = dB
= A1 + A2 + A3 =

T2 = = dB
3. Titik III
A1 = dB
A2 = dB
A3 = dB
= A1 + A2 + A3 =
T
3

= =
dB
NR =

= =
dB

A.
Kesim
pulan
1. Nilai
amban
g
batas
kebigan adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8jam/hari atau
40 jam/minggu.
2. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilaksanakan di sekitar, Politekkes Ambon yaitu dB.
B. Saran
1. Sebaiknya saat berada ditempat yang menghasilkan bunyi yang melebihi nilai ambang batas pekerja harus
menggunakan APD untuk telinga.
2. Sebainya saat praktek mahasiswa/i lebih memperhatikan agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan
prosedur kerja.

Anda mungkin juga menyukai