Anda di halaman 1dari 407

DOKUMEN ANDAL

RENCANA KEGIATAN
REVITALISASI PASAR GODEAN,
KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI
D.I. YOGYAKARTA
Oleh : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sleman

JULI 2023
I-1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pasar tradisional mempunyai peranan yang penting dalam
perekonomian kerakyatan. Peranan tersebut selain menempatkan pasar
sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli, dan juga
mengakomodir petani (pertanian, perkebunan, dan perikanan) yang ingin
menjual hasil produk panen dari pertaniannya. Salah satu keunggulan dari
pasar tradisional adalah adanya interaksi antara penjual dan pembeli dan
adanya proses tawar menawar dari keduanya, selain itu pasar tradisional
juga mempunyai potensi untuk menjadi “gerai” bagi produk-produk usaha
mikro kecil dan menengah setempat. Pasar modern sudah banyak
bermunculan tetap belum berdampak serius terhadap bargaining position
kepada pasar tradisional walaupun hal tersebut merupakan tantangan yang
sangat besar untuk pasar tradisional.
Dalam hal ini, terkait daya saing dengan pasar modern yang perlu
dilakukan penyesuaian (intervensi) tata kelola pasar tradisional dari
berbagai aspek manajerial mulai dari perencanaan hingga pengawasan
dalam rangka mewujudkan Program Nawa Cita Pemerintah dalam
membangun dan/atau merevitalisasi 5.000 pasar rakyat di Indonesia
melalui Kementerian PUPR, apabila ditinjau dari progres perkembangan
Program Nawa Cita berdasarkan data dari Kementerian PUPR pada kurun
waktu tahun 2015 s/d Tahun 2018, telah mampu merampungkan
revitalisasi dan pembangunan 4.152 pasar rakyat di seluruh wilayah
Indonesia, dan pada tahun 2019 ditargetkan mampu merampungkan 1.079
pasar rakyat. Dalam kurun waktu 2015-2019, total pendanaan untuk
melakukan pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat mencapai Rp. 12,74
Triliun. sedangkan pada periode 2019-2020 mencapai Rp. 1,7 T untuk 21 Pasar
tradisional.
Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean ini akan
dilakukan di lahan seluas 11.261 m 2 dengan luas bangunan 14.763,20 m2 yang
berlokasi di Jl. Godean Padukuhan Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur,
Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, DIY. Rencana kegiatan dilahan
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
I2

seluas 11.261 m2 merupakan lahan yang berstatus pinjam pakai (Sultan


Ground).
Apabila ditinjau dari klasifikasi atau kategori jenis Pasar Godean saat
operasional nantinya termasuk dalam kategori Purwarupa Pasar Rakyat Tipe A
dengan merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun
2021 Tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana
Perdagangan.
penapisan rencana kegiatan yang diajukan kepada DLH Kabupaten
Sleman melalui balasan Surat No. 660/2404/DLH/2021 terlampir pada Lampiran
1.3 Hasil penapisan dinyatakan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021TentangDaftar
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib MemilikiAnalisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Upaya PengelolaanLingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup AtauSurat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup, Huruf A, Bidang
Multisektor, dimana luas bangunan 14.763,20 m2> 10.000 m2 termasuk
dalam kegiatan wajib wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL).

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
I-3

Gambar 1.1. Peta Lokasi Tapak Proyek dan Relokasi Pedagang Eksisiting

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
I

1.2. Tujuan dan Manfaat Usaha dan/atau Kegiatan


Tujuan dari rencana kegiata ini adalah mewujudkan Program Nawa Cita
Pemerintah dalam membangun dan/atau merevitalisasi 5.000 pasar rakyat di
Indonesia melalui Kementerian PUPR. Pasar Godean berada di pengembangan
Kawasan Wilayah Strategis yang merupakan salah satu penerima Program Nawa
Cita Pembangunan dan Revitalisasi 5.000 pasar rakyat di Indonesia, Khususnya
di Kabupaten Sleman.
Manfaat dari dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan fungsi
pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang
aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis.

1.3. Pelaksana Studi


Identitas pelaksana studi terdiri dari identitas penanggungjawab kegiatan,
tim penyusun dan tim tenaga ahli seperti disajikan pada Tabel 1.1 s/d Tabel 1.3
berikut dibawah ini.
Tabel. 1.1. Identitas Instansi

NO IDENTITAS INSTANSI

1 Nama Instansi : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten


Sleman

4 Alamat : Jl. Pasamraya Beran, Tridadi, Sleman, Yogyakarya

5 Telepon/Fax : (0274) 865559, 868405 /(0274) 865559

6 Email : perindag@slemankab.go.id

Tabel 1.2. Identitas penanggung jawab


kegiatan

NO IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

1 Nama Penanggung Jawab : Siti, MT.

2 Jabatan : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan


Kabupaten Sleman

3 Alamat : Jl. Pasamraya Beran, Tridadi, Sleman, Yogyakarya

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I

4 Telepon/Fax : (0274) 865559, 868405

5 Email : ppidsoy@gmail.com/ so.umum@yahoo.co.id

Tabel 1.3. Identitas Tim Penyusun dan Tim Tenaga Ahli


Penyusun Amdal : Penyusun Amdal:
PT. Bersama Sejahtera
Sertfikat LPJP Nomor : 0167/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLHK

Tim Penyusun:
No Nama Posisi
1 Dedi Restiawan, SKM. KTPA
2 Ratna Sakay, S.Si., MT. ATPA
3 Jefri F., S.Sos ATPA

Tim Tenaga Ahli:


No Nama Posisi Penugasan
1 Mohammad Fachmie, S.Hut Tenaga Ahli Biologi
2 Ratna Sakay, S.Si., MT. Tenagan Ahli Fisik
dan Kimia (Udara)
3 Jefri F., S.Sos Tenaga Ahli Sosial
Ekonomi dan
Budaya
4 Dedi Restiawan, SKM. Tenaga Ahli
Kesehatan
Masyarakat
5 Risda Susanti, SKM., M.Kes Tenaga Ahli
Kesehatan
Masyarakat
6 Mutmainnah, S.Si Tenagan Ahli Fisik
dan Kimia (Udara)
7 Dian Arryadi, ST. Tenaga Ahli
Transportasi
8 Ika, S.Sos Tenaga Ahli Sosial
Ekonomi dan
Budaya

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I

1.4. Deskripsi Singkat Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


1.4.1Studi Kasus Amdal
Rencana kegiatan pembangunan Revitalisasi Pasar Godean di Kelurahan
Sidoagung dan Keluaraha Sidoluhur Kapanewon Godean, Kaabupaten Sleman DIY,
dengan luas lahan sebesar 11261 m2 dengan luas bangunan 14763,2 m2 . Dalam rangka
pelaksanaan tahapan kegiatan maka diperlukan pemenuhan dan persyaratan untuk
mengakomodir perizinan dan ketentuan yang berlaku melalui tahapan awal rencana
kegiatan yaitu pembuatan laporan atau penyusunan Review DED Masterplan
Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, berkas DED Terlampir.

1.4.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Lokasi rencana Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean sebagai lokasi tapak
proyek memiliki luas lahan sebesar 11.261 m2 berlokasi di Jl. Godean, Padukuhan
Godean, Kalurahan Sidoagung – Sidoluhur, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, DIY.
Peta lokasi tapak proyek terlampir pada Lampiran 1.

Kesesuaian tata ruang telah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031 dan Surat
Keterangan Informasi Tata Ruang dari Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 019-1/SRT-BKPRD/2022 berkas terlampir pada Lampiran 2.

Tabel 1.4 Tinjauan Ketentuan Amplop Ruang Kabupaten Sleman


KETENTUAN RENCANA
NO AMPLOP RUANG KESIMPULAN
TEKNIS TEKNIS
1 Tata Ruang: Kawasan Kawasan Pola ruang diizinkan dan Telah memenuhi
Peraturan Daerah Pengembangan Pengembangan ketentuan peraturan yang berlaku
Kabupaten Sleman Sistem Perdesaan Sistem Perdesaan
Nomor 12 Tahun 2012 (PPL): (PPL):
Tentang RTRW
Kabupaten Sleman Perdagangan dan Perdagangan
2011–2031 Jasa dan jasa
(K-3) (Pasar Tradisional)
Gambar 1.2 (K-3)

2 Luas Tanah 11.261 m2 11.261 m2 Telah memenuhi ketentuan yang berlaku


(Hak Pinjam Pakai Tanah)
Sertifikat tanah a.n.
Sultan Ground
Lampiran 3

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I

KETENTUAN RENCANA
NO AMPLOP RUANG KESIMPULAN
TEKNIS TEKNIS
3 Koefisien Dasar 50 % 45,55 % Telah memenuhi ketentuan peraturan
Bangunan (KDB): (maksimal) (5129 m²) yang berlaku
Peraturan Bupati (< 70%)
Sleman
Nomor 29 Tahun 2021
Tentang
Perubahan Kelima
Atas Peraturan Bupati
Sleman Nomor 49
Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman
Nomor 5 Tahun 2011
Tentang
Bangunan Gedung

4 Koefisien Dasar Hijau 20% 20.25% Telah memenuhi ketentuan peraturan


(KDH) (Minimal) (2.280 m²) yang berlaku
Peraturan Bupati
Sleman (>20%)
Nomor 29 Tahun 2021
Tentang
Perubahan Kelima
Atas Peraturan Bupati
Sleman Nomor 49
Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman
Nomor 5 Tahun 2011
Tentang
Bangunan Gedung
5 Tinggi Bangunan Bangunan gedung 22,184 m Telah memenuhi ketentuan peraturan
Peraturan Bupati bertingkat rendah (3 Lantai) yang berlaku
Sleman (3 lantai)
Nomor 29 Tahun 2021 (<30 m)
Tentang
Perubahan Kelima
Atas Peraturan Bupati
Sleman Nomor 49
Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I

KETENTUAN RENCANA
NO AMPLOP RUANG KESIMPULAN
TEKNIS TEKNIS
Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman
Nomor 5 Tahun 2011
Tentang
Bangunan Gedung

7 Angka Ruang Parkir 0,2 – 1,0 Penyediaan: Telah memenuhi ketentuan peraturan
(ARP), Keputusan yang berlaku
Direktur Jenderal  67 SRP Mobil
Perhubungan Darat  2 SRP mobil (0,2 < ARP <1,0)
Nomor : barang
272/HK.105/DRJD/96  366 SRP motor
Tentang Pedoman
Teknis
Penyelenggaraan Total: 435 unit
Fasilitas Parkir untuk (0,7)
kegiatan pusat
perdagangan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-9

Gambar 1.2
Gambar. Kesesuaiaan tata ruang dengan lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan
Sidoagung,
Kapanewon Godean, DIY

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
I-

Apabila ditinjau dari informasi kegiatan lain di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
serta keterkaitannya dengan keberadaan lokasi ataupun kawasan sensitif, dapat
diuraikan sebagai berikut ini:
 Terdapat pertokoan, kawasan perdagangan dan jasa, dan permukiman di sebelah
utara, timur, selatan dan barat dari lokasi tapak proyek,
 Terdapat makam Kyai dan Nyai Jembrak, masyarakat pengikut Pangeran
Diponegoro menyebutnya makam Mbah Jembrak. Letak makam berada di
samping pintu utama Pasar Godean. Bangunan makam juga tampak sederhana
dengan cungkup berukuran 3 x 3 meter, dilengkapi dua buah nisan Kyai Jembrak
dan Nyai Jembrak ukurannya lebih kurang sama dengan panjang sekitar 180 cm,
lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm
 Terdapat sumur kuno yang diketahui berumur lebih dari ratusan tahun yang terletak
di dalam sebelah utara dan masuk ke dalam pasar. Sumur ini berdiameter 3
meter dengan kedalaman 8 meter, dan direncanakan tidak digunakan lagi
 Terdapat SPBU Godean yang berjarak 100 meter dari arah barat dari lokasi tapak
proyek
Lahan relokasi pedagang merupakan lahan pertanian yang menjadi isu penting atas
pemanfaatan lahan, sehingga diperlukan kebijakan pada tingkat Provinsi

1.4.3 Persetujuan Teknis


Apabila ditinjau dari arahan Peraturan Pemerintah melalui penerbitan
Peratuan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelengaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pada Pasal 43 tertuang bahwa Penanggung
jawab Usaha dan/atau Kegiatan mengajukan dokumen Andal dan dokumen RKL-
RPL dilengkapi dengan Persetujuan Teknis yang terdiri atas: (a) pemenuhan Baku
Mutu Air Limbah; (b) Pengelolaan Limbah B3; dan/atau (c) analisis mengenai
dampak lalu lintas. Selain itu, arahan dari Permen LHK Nomor 5 Tahun 2021
Tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan
Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, namun demikian
setiap Usaha dan/atau Kegiatan dapat melakukan penapisan secara mandiri
untuk menentukan kelengkapan permohonan Persetujuan Teknis berupa kajian
teknis atau Standar Teknis,

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

Tabel 1.5.Identifikasi Jenis persetujuan teknis

NAMA KATEGORI
NO JUSTIFIKASI KETERANGAN
PERIZINAN PERSETUJUAN
1 Persetujuan Persetujuan Rencana kegiadatan tidak Berdasarkan ketentuan
Teknis Teknis termasuk dalam Kegiatan dalam Peraturan
pemenuhan PembuangaAi dengan potensi pencemar Peraturan Menteri
Baku Mutu Air r Limbah Ke air tinggi pada sektor: Lingkungan Hidup dan
Limbah Badan Air Bidang Perindustrian; Sektor Kehutanan Nomor
Permukaan Ketenaganukliran; Sektor 5 Tahun 2021
Pertanian; D. Sektor Tentang Tata Cara
Ketenagalistrikan; Sektor Penerbitan
Energi dan Sumber Daya Persetujuan Teknis Dan
Mineral; dan Sektor Surat Kelayakan
Pariwisata Operasional Bidang
Pengendalian
Pencemaran Lingkungan
dimana rencana
kegiatan tidak adanya
kegiatan pembuangan
air limbah ke Badan Air
permukaan.

Alur penapisan mandiri


dimana Bila tidak ada
rencana kegiatan
pembuangan air limbah
ke Badan Air
permukaan
, maka penanggung
jawab Usaha dan/atau
Kegiatan tidak wajib
menyusun Persetujuan
Teknis, dengan
ketentuan: (a) Air
Limbah wajib masuk ke
instalasi pengolahan air
limbah Terpadu (melalui
saluran atau
pengangkutan); dan
(b) Penanggung
jawab Usaha dan/atau
Kegiatan wajib
memasukkan
pengelolaan Air
Limbahnya ke dokumen
lingkungan, dengan
demikian Pengelolaan
air limbah domestik
menjadi tanggung
jawab pihak kontraktor
sesuai kontrak kerja
pada saat tahap
konstruki dan masuk

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

dalam matrik

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

NAMA KATEGORI
NO JUSTIFIKASI KETERANGAN
PERIZINAN PERSETUJUAN
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup (RKL-RPL)

2 Persetujuan Rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 Berdasarkan ketentuan


Teknis Pengelolaan yang dimuat dalam dalam Peraturan
Pengelolaan Limbah B3 Persetujuan Lingkungan, bagi Menteri Lingkungan
Limbah B3 (1) Penghasil Limbah B3 dari Hidup Dan Kehutanan
Usaha dan/atau Kegiatan Nomor 6 Tahun 2021
wajib Amdal atau UKL-UPL Tentang Tata Cara Dan
dan (2) Instansi Pemerintah Persyaratan Pengelolaan
yang menghasilkan Limbah Limbah Bahan
B3 Berbahaya Dan Beracun
tertuang pada Pasal 51
Ayat (1) dinyatakan
bahwa Setiap Orang
yang menghasilkan
Limbah B3, Pengumpul
Limbah B3, Pemanfaat
Limbah B3, Pengolah
Limbah B3, dan
Penimbun Limbah B3
wajib melakukan
Penyimpanan Limbah
B3 dan dilanjutkan pada
ayat (1), Setiap Orang
yang menghasilkan
Limbah B3 wajib
memenuhi: rincian teknis
Penyimpanan Limbah
B3 yang dimuat dalam
Persetujuan Lingkungan,
bagi (1) Penghasil
Limbah B3 dari Usaha
dan/atau Kegiatan wajib
Amdal atau UKL-UPL
dan
(2) Instansi Pemerintah
yang menghasilkan
Limbah B3 sedangkan
untuk rencana kegiatan
terkait Persetujuan Teknis
Pengelolaan Limbah B3
menjadi tanggung
jawab pihak kontraktor
sesuai kontrak kerja
pada saat tahap
konstruki dan masuk
dalam matrik
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup (RKL-RPL) dan
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

NAMA KATEGORI
NO JUSTIFIKASI KETERANGAN
PERIZINAN PERSETUJUAN
rincian teknis
pengelolaan bidang
Limbah B3
4 Persetujuan Standar Teknis Jenis kegiatan kegiatan Persetujuan Standar
Teknis Dampak Penanganan yang tidak menimbulkan 100 Teknis Penanganan
Lalu Lintas Dampak Lalu perjalanan baru pada jam Dampak Lalu Lintas
Lintas padat atau 700 perjalanan Bangkitan Rendah
Bangkitan baru per hari sesuai Nomor: 050/BA/142/22
Rendah penapisan jenis kegiatan
dalam Peraturan Menteri (Berkas terlampir pada
Perhubungan Nomor PM 17 Lampiran 5
Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Analisis
Dampak Lalulintas

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean

Berdasarkan uraian dan penjelasan penapisan secara mandiri pada tabel ditatas
maka dapat disimpulkan bahwa pemenuhan terkait persetujuan teknis sebagai
berikut:

a) Diperlukan persetujuan teknis pemenuhan Baku Mutu air limbah


b) Diperlukan rincian teknis Pengelolaan Bidang Limbah B3, berkas terlampir
pada Lampiran 6
c) Diperlukan persetujuan teknis analisis mengenai dampak lalu lintas; berkas
terlampir pada Lampiran 7

1.4.4 Jadwal rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Rencana pelaksanaan tahapan kegiatan yang dibagi menjadi 11 tahapan


kegiatan dimana pada tahap pra-konstruksi membutuhkan waktu 4 bulan; tahap
konstruksi 10 bulan; dan dilanjutkan tahap operasi serta tahap pasca operasi,
seperti disajikan pada Tabel 1.7. berikut dibawah ini.
Tabel 1.7. Rencana pelaksanaan untuk setiap tahapan kegiatan Pra-Konstruksi,
Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi
PERIODE
NO TAHAPAN RINCIAN KEGIATAN Keterangan
N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 N9
PRA-KONTRUKSI:
(1) Penerimaan tenaga
1 kerja konstruksi
(2) Pekerjaan relokasi pedagang
eksisting

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

KONTRUKSI:
(3) Pekerjaan
mobilisasi peralatan dan
material
2
(4) Pekerjaan penyiapan lahan
(5) Pekerjaan pembangunan fisik
fasilitas utama
dan fasilitas pendukung
OPERASI:
(6) Penataan Pedagang Eksisting
(7) Penerimaan tenaga kerja
operasional
3 (8) Operasional Fasilitas Utama Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan pasar
Pasar Godean selesai pada tahun 2023
(9) Operasional Fasilitas Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan pasar
Pendukung Pasar Godean selesai pada tahun 2023
PASCA OPERASI:
4 (10) Pembongkaran Bangun
(11) Mobilisasi Bongkaran
Sumber:Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Pasar Godean; Keterangan N (periode 2 Bulan)
Keterangan : * NX : Selama Kegiatan Operasional Fasilitas Utama dan Fasilitas Pendukung Pasar
Godean Berlangsung

Berdasarkan pada rincian jadwal pelaksanaan maka dapat disimpulkan


bahwa rencana kegiatan dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap pra-konstruksi;
Konstruksi; operasi dan pasca operasi dengan berbagai tahapan kegiatan
dimana pra-konstruksi terbagi 2 kegiatan yaitu (1) penerimaan tenaga kerja
konstruksi dan
(2) Pekerjaan relokasi pedagang eksisting; konstruksi terbagi menjadi 3 kegiatan
yaitu (1) Pekerjaan mobilisasi peralatan dan material; (2) Pekerjaan penyiapan
lahan; dan (3) pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama dan pendukung;
operasi terbagi menjadi 4 kegiatan yaitu (1) Penataan Pedagang Eksisting; (2)
Penerimaan tenaga kerja operasional; (3) operasional fasilitas utama pasar godean;
dan (4) operasional fasilitas pendukung pasar godean; sedangkan tahap pasca
operasi terbagi menjadi 2 kegiatan, yaitu (1) pembongkaran bangunan dan (2)
mobilisasi bongkaran.

1.5. Ringkasan Pelingkupan


1.5.1. Deskripsi Tahapan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Rencana kegiatan terbagi menjadi 8 tahapan kegiatan dengan rekapitulasi


besaran kegiatan, seperti disajikan pada Tabel 1.8 berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

Tabel 1.8. Rekapitulasi besaran/skala rencana kegiatan untuk setiap tahapan


kegiatan Pra-Konstruksi, Konstruksi dan Operasi
TAHAPAN RINCIAN
NO DESKRIPSI BESARAN/SKALA KEGIATAN
KEGIATAN
A PRA-KONTRUKSI:
(1) Penerimaan tenaga kerja Estimasi jumlah total kebutuhan tenaga kerja
konstruksi konstruksi sebanyak 284orang
Rencana relokasi sementara berjarak 1.500 m
(2) Pekerjaan relokasi dari lokasi pasar godean eksisting. Jumlah
pedagang eksisting pedagang eksisting yang akan direlokasi ke
tempat pasar
relokasi sementara sebanyak 1.988 pedagang
B KONTRUKSI:
(3) Mobilisasi peralatan dan Estimasi bangkitan dan tarikan lalu lintas mencapai
material 14 truck/hari dilakukan pada pukul 09.00-10.00 WIB.

(4) Pekerjaan penyiapan Estimasi volume galian/urugan 220 m3 (selisih tanah


akan digunakan untuk penyiapan lahan RTH)
lahan
(5) Pembangunan fisik total luas bangunan 14.763,20 m2 terdiri dari 3 lantai
fasilitas utama dan bangunan
fasilitas pendukung
C OPERASI:
(6) Penataan Pedagang Jumlah pedagang eksisting yang akan ditata
Eksisting sebanyak 1.988 pedagang
(7) Penerimaan tenaga kerja Penerimaan tenaga kerja operasional sebanyak 37
operasional orang
(8) operasional fasilitas utama Distribusi jenis dasaran pedagang, yaitu kios di
pasar godean lantai II (137 unit), dan lantai III (49 unit); los
terdistribusi di lantai I (715 unit); lantai II (421 unit);
dan lantai III 28 unit); loss belut terdistribusi di lantai II
(31 unit); loss sepeda terdistribusi di lantai III (55
uni); dan telasaran
terdistribusi hanya di lantai I (554 unit)
(9) operasional fasilitas Jenis fasilitas pendukung saat operasional berupa
taman, instalasi sumber listrik, instalasi sarana
pendukung pasar
pemadaman kebakaran, instalasi sumber air
godean bersih,instalasi pengolahan air limbah, instalasi
drainase lingkungan, alokasi sarana sanitasi
lingkungan, alokasi sarana Kesehatan umum dan
alokasi ruang parkir kendaraan
D PASCA OPERASI
(10) pembongkaran Bangunan yang akan dibongkar total luas
bangunan 14.763,20 m2 terdiri dari 3 lantai
bangunan
bangunan
(11) ) mobilisasi bongkaran Estimasi bangkitan dan tarikan lalu lintas mencapai
1 4 t r u k p e r h a r i pada jam 09.00-10.00 WIB
Sumber: BBWS SO (2021), nota design Review DED Masterplan Pengendalian Banjir Sungai Kaliyasa;

1.5.2. Dampak Penting Hipotetik


Berdasarkan pada Berita Acara Persetujuan Formulir KA (berkas terlampir
pada Lampiran 2), pelingkupan dampak yang bertujuan untuk memberikan
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

dugaan sementara (hipotetik) secara lebih mendalam terhadap dampak-dampak


potensial dengan menekankan pada kemungkinan besar dampak tersebut secara
hipotetik adalah dampak penting dengan mempertimbangkan 4 kriteria aspek,
dengan demikian dapat disimpulkan terkait pelingkupan dampak penting
hipotetik sebagai berikut:

 51 Dampak Potensial (DP) menjadi “14 Dampak Penting Hipotetik (DPH)”

Dampak penting hipotetik ini akan dikaji secara lebih mendalam dalam Dokumen Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak maupun sifat penting
dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik) yang didukung oleh data
primer maupun sekunder pada BAB (Informasi Rona Lingkungan Hidup Awal),
dievaluasi untuk menentukan arahan pengelolaan dan pemantauan pada BAB
(Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan Hidup), dan ditentukan
bagaimana pengelolaan dan pemantauan dilakukan untuk meminamilisir dampak
negatif dan meningkatkan dampak positif dalam Dokumen RKL-RPL nantinya.

 51 Dampak Potensial (DP) menjadi “37 Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH)”

Dampak Tidak penting hipotetik ini tidak dikaji secara lebih mendalam dalam
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak maupun
sifat penting dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik).

Sebagai gambaran umum mengenai pelingkupan rencana kegiatan mengenai


rekapitulasi per tahapan kegiatan sebagai sumber penyebab dampak dari hasil
proses pelingkupan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik dan
pada mengenai rekapitulasi hasil proses pelingkupan dampak potensial menjadi
dampak tidak penting hipotetik namun dikelola dan dipantau, seperti disajikan
pada Tabel 1.9 berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-17
Tabel 1.9 Daftar hasil evaluasi pelingkupan dampak rencana kegiatan terhadap Komponen lingkungan hidup
RENCANA KEGIATAN
NO KOMPONENLINGKUNGAN
PRA-KONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI

1 2 1 2 3 1 2 3 4 1 2
A. GEOFISIKKIMIA
X X X X X
1. Kualitas Udara
(DTPH) (DPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)
X X X X
2. Kualitas Air Permukaan (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DPH)
X X X X X X X
3. Kebisingan (DTPH) (DPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)

X X X X
4. Timbulan SampahDomestik (DTPH) (DTPH) (DPH) (DTPH)
X X
5. Timbulan Limbah B3
(DTPH) (DTPH)
B. BIOLOGI
X X X
6. Vegetasi
(DTPH) (DPH) (DTPH)
X
7. Biota Air (DPH)
C. KESEHATAN MASYARAKAT
8 Gangguan Kesehatan X X X X X
Masyarakat (ISPA) (DTPH) (DPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)
9 X X X X
Vektor dan BinatangPembawa Penyakit
(DTPH) (DTPH) (DPH) (DTPH)
D. SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
X X
10 Kesempatan Kerja
(DPH) (DPH)
X X
11 PendapatanMasyarakat
(DTPH) (DTPH)
X
X X X X X X X
12 Persepsi dan Sikap Masyarakat (DTPH)
(DPH) (DTPH) DPH (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)
E. TRANSPORTASI

X X X X
13 Gangguan Kelancaran LaluLintas
(DPH) (DPH) (DTPH) (DTPH)

Total DPH per kegiatan 1 1 1 3 - 1 1 3 3 - -

Total DPH per tahap kegiatan 2 4 8 -

Total DPH Seluruh tahap kegiatan 14

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
I-

1.5.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


1.5.3.1 Batas Wilayah Studi
Dalam penentuan batas wilayah studi dalam dokumen ini bertujuan untuk
menentukan batasan terluar dari hasil tumpang susun (overlay) yang terdiri dari
4 aspek yaitu batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administratif
setelah proses pertimbangan kendala teknis rencana kegiatan ini. Deskripsi
batas wilayah studi rencana kegiatan ini dilengkapi dengan peta batas wilayah
studi yang menggambarkan batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan
administratif dengan memenuhi kaidah kartografi, dalam hal ini tertuang dalam
Surat Edaran Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Dan Tata Lingkungan (SE.
Nomor. SE.1/PKLTL/PDLUK/PLA.4/2/2019 Tentang Penyediaan Informasi Geospasial
Dalam Proses Izin Lingkungan). Berdasarkan penjelasan mengenai penetapan
lingkup wilayah studi yang dimaksud untuk membatasi luas wilayah studi Andal
sesuai hasil pelingkupan dampak penting dan dengan memperhatikan
keterbatasan sumberdaya, waktu dan tenaga. Maka batas wilayah studi untuk
Rencana Kegiatan Kegiatan Revitalisasi Pasar Godean, Kabupaten Sleman,
Provinsi D.I Yogyakarta adalah sebagai berikut:

(a) Batas Proyek

Penentuan batas proyek berdasarkan pendekatan ruang dimana seluruh


komponen rencana kegiatan akan dilakukan, termasuk rencana kegiatan
per tahap kegiatan yaitu tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi. Batas
tapak proyek ini memproyeksi ruang rencana kegiatan sebagai sumber
dampak terhadap lingkungan hidup disekitarnya. Batas proyek ditentukan
berdasarkan penetapan wilayah Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean ini
di lahan seluas 11.261 m2 di Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur, Kapanewon
Godean, DIY, sehingga batas proyek pada lahan tapak proyek yang
berbatasan langsung dengan lahan tapak proyek.

(b) Batas Ekologis

Penentuan batas ekologis berdasarkan pendekatan ruang persebaran


dampak dari suatu rencana kegiatan khususnya dampak lingkungan hidup
untuk komponen Geo-Fisik-Kimia dimana proses alami yang berlangsung di
dalam ruang di sekitar kegiatan diperkirakan akan mengalami perubahan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

yang mendasar atau peningkatan ke arah yang lebih buruk dari


sebelumnya. Pembahasan terkait dalam ruang ini adalah ruang di sekitar
rencana kegiatan yang secara ekologis memberikan dampak yang negatif
terhadap komponen lingkungan hidup khususnya komponen Geo-Fisik-Kimia
dan biologi yang telah terlingkup sebagai dampak penting hipotetik.
Berdasarkan pendekatan dampak yang ditimbulkan terhadap komponen
lingkungan hidup hasil pelingkupan dampak maka dapat ditentukan batas
ekologis sebagai berikut:
a) Penurunan kualitas udara dan kebisingan melalui pendekatan peningkatan jumlah
kendaraan dari kegiatan pengangkutan peralatan dan material ke lokasi tapak proyek,
diperkirakan adanya 8 – 9 ritase/hari. Akses dilalui melalui jalan arteri, jalan lokal dan jalan
lingkungan di wilayah studi;
b) Penurunan kualitas air sungai melalui pendekatan peningkatan konsentrasi atau
kandungan parameter kunci kualitas air sungai (BOD dan COD) di badan sungai kali progo
2 saat kegiatan operasional fasilitas utama pasar godean;
c) Keberadaan biota perairan melalui potensi penurunan kualitas air sungai melalui
pendekatan peningkatan parameter kunci BOD dan COD di badan sungai kali progo 2
saat kegiatan operasional fasilitas utama pasar godean;
d) Keberadaan vegetasi melalui pendekatan jumlah vegetasi eksisting, jumlah vegetasi
yang hilang dan jumlah penanaman vegetasi (revegetasi) di area lokasi ruang terbuka
hijau publik

Sehingga dengan berbagai pertimbangan sumber dampak yang dijelaskan


pada point (a) s/d point (d), maka dapat ditentukan batas ekologi berada di
badan sungai kali progo 2; jalur mobilisasi armada angkut; lokasi ruang terbuka
hijau publik; dan area yang memiliki radius 200 meter dari kiri-kanan
sempadan sungai kali progo 2 (area of concern) yang terkena dampak
langsung dari rencana kegiatan, seperti disajikan pada gambar peta lokasi
batas wilayah studi.

(c) Batas Sosial

Berdasarkan penjelasan tersebut maka Batas sosial adalah suatu ruang


gerak tempat berlangsungnya kegiatan dan interaksi sosial sekelompok
manusia. Di dalam ruang tersebut terdapat berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai-nilai tertentu yang sudah mapan. Di dalam
dan sekitar rencana kegiatan terdapat tempat (Desa/Kelurahan) yang
merupakan tempat berlangsungnya proses dan interaksi sosial
kemasyarakatan, yang
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

diakibatkan oleh dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang


diprakirakan mengalami perubahan mendasar akibat dari rencana kegiatan.

Berdasarkan penjelasan batas sosial untuk melihat ruang yang terkena


dampak baik positif maupun negatif akibat adanya berbagai kegiatan pada
saat konstruksi/pembangunan maupun operasional dan fasilitas pendukung
seperti penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, dampak
transportasi, dampak biologi, kesempatan kerja dan bangkitan ekonomi,
peningkatan pendapatan masyarakat serta dampak terkait kesehatan
masyarakat. Beberapa wilayah yang diprakirakan akan mengalami
perubahan mendasar selama kegiatan pra-kontruksi; konstruksi; dan
operasional adalah permukiman penduduk atau warga masyarakat yang
berada di Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur, Kapanewon Godean, DIY.

(d) Batas Administrasi

Penentuan batas administrasi berdasarkan satuan wilayah administratif terkecil


sampai dengan terbesar yang meliputi cakupan wilayah batasan Desa,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi). Batas administrasi itu sendiri merupakan
batas ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan
sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam ruang tersebut.
Berdasarkan pelingkupan maka batas administrasi berada di Kalurahan
Sidoagung dan Sidoluhur, Kapanewon Godean, DIY.
Penetapan batas wilayah studi dari rencana kegiatan ini maka dapat ditentukan
dengan menumpangsusunkan atau overlay dari batas wilayah tematik dari masing-
masing tema yang telah diuraikan sebelumnya yaitu batas tapak proyek, batas
ekologis, batas sosial dan batas administrasi, secara spatial dan kaidah geografi.

1.5.3.2 Batas Waktu Kajian

Penentuan batas waktu kajian akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan
evaluasi dampak serta penentuan perubahan rona lingkungan tanpa adanya
rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana usaha dan/atau
kegiatan. Pembatasan waktu kajian bertujuan untuk membatasi waktu kajian
yang
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-

akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian
Andal, penentuan batas waktu kajian ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
untuk melakukan penentuan perubahan rona lingkungan tanpa adanya rencana
kegiatan atau dengan adanya rencana kegiatan dengan setiap dampak penting
hipotetik yang dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri, dalam hal ini waktu
kajian tersendiri berdasarkan pendekatan sumber dampak untuk setiap DPH
terhadap tahapan kegiatan Pra-Kontruksi; Kontruksi; dan Operasional seperti
disajikan pada Tabel 1.10 berikut dibawah ini.
Tabel 1.10 Rincian jadwal pelaksanaan (time-schedule) untuk setiap tahapan
rencana kegiatan

N PERIODE Keterangan
TAHAPAN RINCIAN KEGIATAN
O N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 N9

PRA-KONTRUKSI:
(12)Penerimaan tenaga
1 kerja konstruksi
(13)Pekerjaan relokasi pedagang
eksisting
KONTRUKSI:
(14) Pekerjaan
mobilisasi peralatan dan
material
2
(15) Pekerjaan penyiapan lahan
(16) Pekerjaan pembangunan fisik
fasilitas utama
dan fasilitas pendukung
OPERASI:
(17) Penataan Pedagang Eksisting
(18) Penerimaan tenaga kerja
operasional
3
(19) Operasional Fasilitas Utama Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan pasar
Pasar Godean selesai pada tahun 2023
(20) Operasional Fasilitas Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan pasar
Pendukung Pasar Godean selesai pada tahun 2023
PASCA OPERASI:
4 (21) Pembongkaran Bangun
(22) Mobilisasi Bongkaran

Sumber:Dinas Perindag (2021), DED Masterplan Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Dsitribusi
Perdagangan Pasar Godean; Keterangan N (periode 2 Bulan)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II

BAB II
DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BESERTA
ALTERNATIFNYA

2.1. Deskripsi Singkat Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan

Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean ini akan


dilakukan di lahan seluas 11.261 m 2 dengan luas bangunan 14.763,20 m2 yang
berlokasi di Jl. Godean Padukuhan Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur,
Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, DIY. Rencana kegiatan dilahan
seluas 11.261 m2 merupakan lahan yang berstatus pinjam pakai (Sultan
Ground), berkas sertifikat tanah terlampir pada Lampiran 6.
Pasar Godean berada di pengembangan Kawasan Wilayah Strategis
yang merupakan salah satu penerima Program Nawa Cita Pembangunan
dan Revitalisasi 5.000 pasar rakyat di Indonesia, Khususnya di Kabupaten
Sleman. Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean yang
berlokasi di Kalurahan Sidoagung, Kapanewon Godean, DIY akan dilakukan
oleh pemrakarsa yaitu Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten
Sleman sekaligus penanggungjawab kegiatan untuk seluruh tahapan
kegiatan dengan legalitas pemrakarsa terlampir pada Lampiran 1 sesuai
dengan tupoksi dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 55.24 Tahun 2021
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan. Apabila ditinjau dari klasifikasi atau
kategori jenis Pasar Godean saat operasional nantinya termasuk dalam
kategori Purwarupa Pasar Rakyat Tipe A dengan merujuk pada Peraturan
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Pasar
di Kabupaten Sleman. Terdapat persyaratan dan ketenetuan yang wajib
dipenuhi, sebagai berikut ini:

 Persyaratan dasar berupa operasional pasar harian;


 Persyaratan dasar jumlah kapasitas pedagang paling sedikit 400 orang
 Pesyaratan dasar luas lahan paling sedikit 5.000 m2 dan
 Persyaratan sarana dan prasarana paling sedikit berupa sarana dan pra-
sarana: (a) kantor pengelola; (b) toilet; (c) pos ukur ulang; (d) pos
keamanan; (d) ruang menyusui, (e) Ruang Kesehatan; (f) ruang

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II

peribadatan; (g) sarana dan akses pemadam kebakaran, (h) tempat parkir,
(i) tempat penampungan sampah sementara (TPS); (j) sarana pengolahan
air limbah; (k) sarana air bersih; dan (l) instalasi listrik.

Dalam memenuhi persyaratan tersebut akan dilakukan secara pararel


dengan Dokumen Lingkungan sehingga nantinya sinkronisasi dari berbagai
persyaratan terebut akan terpenuhi sesuai dengan ketetapan yang berlaku saat
opersioanal nantinya. Rekapitulasi luas bangunan dan fungsi peruntukan setiap
lantai bangunan, seperti disajikan pada Tabel 2.1 berikut dibawah ini.

Tabel 2.1. Ringkasan informasi luas bangunan dan peruntukan bangunan


Reviitalisasi Pasar Godean
FASILITAS UTAMA
LUAS BANGUNAN
LANTAI
(M2)
FUNGSI PERUNTUKAN KETERANGAN

LANTAI 1
Lahan Parkir  Area Parkir Motor 366 Unit -
 Area Parkir Mobil 67 Unit -
 Area Parkir Kendaraan
2 Unit -
Barang
Ruang terbuka hijau  Landscape Taman -
Ruang Terbuka Publik  Plaza Alun-Alun -
Cagar  Situs Makam 2 Makam -
Fasilitas Utama: Dasaran  LOS 715 Unit
Pedagang
 Tlasaran 564 Unit
Fasilitas Pendukung
Pasar Tipe A
 Ruang Laktasi 2 Unit
 Ruang Tera (Ukur Ulang) 2 unit
 TPS Sampah 1 Unit
 TPS LB3 1 unit
 STP Biotank 2 unit
 Bio Septic Tank 2 unit
 Toilet (P/L) 6 Unit
 Power House 1 unit 6540

 Ruang Genset 1 unit


 Ground watertank 1 unit
 Pos Jaga Keamanan 1 unit
 Fasilitas Sarana Pemadam
40 unit
Kebakaran
 Gudang 1 unit
 Ruang Panel 1 Unit
 Ruang CCTV 1 Unit
 Ruang Telekomunikasi 1 unit
 LIFT Penumpang 1 unit

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II

FASILITAS UTAMA
LUAS BANGUNAN
LANTAI
FUNGSI PERUNTUKAN KETERANGAN (M2)

 LIFT Barang 1 unit


 Ruang ATM Center 1 unit

LANTAI 2
Fasilitas Utama: Dasaran  Kios 137 Unit
Pedagang
 LOS 421 Unit
 LOS Belut 36 Unit
Fasilitas Pendukung:  TPS Sampah 1 Unit
Pasar Tipe A  Ruang Pos Kesehatan 1 Unit
 Fasilitas Sarana Pemadam
40 unit
Kebakran
 Ruang Informasi (Mitigasi
3 Unit
Kebencanaan) 6456
 Toilet Pria 3 Unit
 Toilet Perempuan 3 Unit
 Musholla/Masjid 1 Unit
 Ruang Wudhu (P) 1 Unit

 Ruang Wudhu (L) 1 Unit


 LIFT Penumpang 1 unit
 LIFT Barang 1 unit
LANTAI 3
Fasilitas Utama: Dasaran ❑ Kios 48 Unit
Pedagang
❑ LOS 28 Unit

Fasilitas Pendukung: ❑ TPS Sampah 1 Unit


Pasar Tipe A
❑ Ruang Pengelola (UPTD
Ps. Godean) 1 Unit

❑ Ruang Serbaguna 1 Unit

❑ LIFT Penumpang 1 unit


1767,2
❑ LIFT Barang 1 unit
❑ Fasilitas Sarana Pemadam
Kebakran 40 unit

❑ Toilet Pria 2 Unit

❑ Toilet Perempuan 2 Unit

❑ Area Foodcourt -
TOTAL LUAS BANGUNAN 14.763,20
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean

Adapun beberapa kegiatan fasilitas pendukung dalam mendukung


kelancaran dan kenyamanan dari kegiatan operasional Revitalisasi Pasar
Godean, seperti disajikan pada Tabel 2.2 berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II

Tabel 2.2. Kegiatan instalasi atau fasilitas pendukung berdasarkan hasil


kajian teknis DED

NO JENIS FASILITAS* BESARAN KETERANGAN


Ketentuan teknis mengacu pada
Taman sebagai
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Ruang Terbuka
1 2280 m2 Nomor 11 Tahun 2020
Hijau (RTH)
Tentang Penyelenggaraan
Ruang Terbuka Hijau
2 Sumber listrik
1 unit trapo Instalasi listrik disesuaikan dengan
Sambungan PLN
Kapasitas 400 kVa ketentuan Teknis mengacu pada SNI
0225-9:2020 tentang ersyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2020 – Bagian 9:
Pengusahaan instalasi listrik
Instalasi Genset sebagai cadangan
Operasional Genset
1 unit backup sumber listrik disesuaikan
Kapasitas 200 kVA dengan ketentuan Teknis Permen LHK
Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata
Cara Penerbitan Persetujuan Teknis
dan Surat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan
3 Sarana Pemadam Kebakaran
APAR dilantai 1 30 tabung @4 kg Ketentuan teknis mengacu pada
APAR dilantai 2 30 tabung @4 kg Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Republik Indonesia Nomor 26/PRT/
APAR dilantai 2 16 tabung @4 kg M/2008 tentang Persyaratan Teknis
Hydrant Pillar 5 unit Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Indoor hydrant Box 5 unit Bangunan Gedung dan Lingkungan
Smoke Detector 45 unit Peraturan Bupati Sleman
Heat Detector 466 unit Nomor 29 Tahun 2021
Sprinkler head 531 unit Tentang Perubahan Kelima Atas
Peraturan Bupati Sleman Nomor
49 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Siamesse connection 3 unit Pelaksanaan Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun
2011 Tentang Bangunan Gedung
4 Sumber air bersih
PDAM Tirta Dharma
Estimasi total kebutuhan:
Wilayah Sleman 36,48 m3/hari
36,48 m3/hari
Barat
Roof watertank 8 unit Kapasitas masing-masing 1000 Liter
Groundwater tank
1 unit Kapasitas GWT 90 m3
Hidran
Groundwater tank air
1 unit Kapasitas GWT 60 m3
bersih
5 Sanitasi lingkungan
Ketentuan teknis mengacu pada
Peraturan Bupati Sleman Nomor 29
Saluran Peresapan Tahun 2021 Tentang Perubahan Kelima
Air Hujan Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor
60 unit @ 2,3 m3
49 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun
2011 Tentang Bangunan Gedung
Sewage Treatment
20 m3@ 1 unit Ketentuan teknis mengacu pada
Plan (STP Biotank)
10 m3@ 1 unit Peraturan Daerah Kabupaten Sleman

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II

NO JENIS FASILITAS* BESARAN KETERANGAN


Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Pengelolaan Air Limbah Domestik
Ketentuan teknis mengacu pada
Tempat Sampah (bin 100 buah Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
cicle) (kapasitas 15
Nomor 9 Tahun 2018 Tentang
liter)
Perubahan Atas Peraturan Daerah
dan TPS Limbah 42 m2 Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi
Padat Domestik
Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Ketentuan teknis mengacu pada
Permen LHK No. 6 Tahun 2021 Tentang
TPS Limbah B3
24 m2 Tata Cara Dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya
dan Beracun
Ketentuan teknis mengacu pada PMK
Nomor 15 Tahun 2013 tentang tata
Ruang Laktasi 1 unit
cara
penyediaan fasilitas menyusui dan atau
memerah ASI
Ketentuan teknis mengacu pada
Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Ruang Pos Keshatan
1 unit Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang
(P3K)
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja
6 Ruang parkir kendaraan
Kendaraan Roda Ketentuan teknis mengacu
366 unit
Dua pada Keputusan Direktur
Kendaraan Barang 2 unit Jenderal Perhubungan Darat
Nomor : 272/HK.105/DRJD/96
Kendaraan Roda Tentang Pedoman Teknis
67 unit
Empat Penyelenggaraan Fasilitas Parkir terkait
pusat perdagangan
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean

Adapun informasi deskripsi singkat rencana kegiatan pembangunan


Revitalisasi Pasar Godean ; rencana pelaksanaan tahapan kegiatan yang
dibagi menjadi 8 tahap kegiatan; dan berbagai rencana pengelolaan dan
pemantauan yang telah dipersiapkan, disajikan pada Tabel 2.3. berikut
dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II

Tabel 2.3. Rencana pelaksanaan untuk setiap tahapan kegiatan Pra-


Konstruksi, Konstruksi dan Operasi
PERIODE Keterangan
NO TAHAPAN RINCIAN KEGIATAN N N N N N N N9
N4 N5
1 2 3 6 7 8
PRA-KONTRUKSI:
(1) Penerimaan tenaga
1 kerja konstruksi
(2) Pekerjaan relokasi
pedagang eksisting
KONTRUKSI:
(3) Pekerjaan
mobilisasi peralatan dan
material
(4) Pekerjaan penyiapan
2
lahan
(5) Pekerjaan
pembangunan fisik
fasilitas utama
dan fasilitas pendukung
OPERASI:
(6) Penataan Pedagang
Eksisting
(7) Penerimaan tenaga
kerja operasional
3
(8) Operasional Fasilitas Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan
Utama Pasar Godean pasar selesai pada tahun 2023
(9) Operasional Fasilitas
Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan
Pendukung Pasar
pasar selesai pada tahun 2023
Godean
PASCA OPERASI:
4 (10) Pembongkaran Bangun
(11) Mobilisasi Bongkaran
Sumber:Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Pasar Godean; Keterangan N (periode 2
Bulan)

Apabila dilihat dari objek dokumentasi melalui siteplan dan layout


gambar prespektif seperti disajikan pada Gambar 2.1 - Gambar 2.2. berikut
dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II

Gambar 2.1. Layout siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean, Sleman, DIY
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II

Gambar 2.2. Layout tampak (Depan dan Samping) siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-
Sidoluhur, Kapanewon Godean, Sleman, DI

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II-9

Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean ini akan


dilakukan di lahan seluas 11.261 m2 yang berlokasi di Jl. Godean Padukuhan
Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean, Kabupaten
Sleman, DIY yang berbatasan langsung :
Sebelah utara : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa (K1)
dan Permukiman Padukuhan Godean, Kalurahan
Sidoagung
Sebelah timur : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa (K1)
dan Permukiman Padukuhan Godean, Kalurahan
Sidoagung
Sebelah : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa (K1)
selatan dan Permukiman Padukuhan Godean, Kalurahan
Sidoagung
Sebelah : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa (K1)
barat dan Permukiman Padukuhan Ngabangan V,
Kalurahan Sidoluhur

Apabila ditinjau dari informasi kegiatan lain di sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan serta keterkaitannya dengan keberadaan lokasi ataupun kawasan
sensitive, dapat diuraikan sebagai berikut ini:
(1) Terdapat makam Kyai dan Nyai Jembrak, masyarakat sekitar pengikut
Pangaren Diponegoro menyebutnya makam Mbah Jembrak. Letak makam
berada di samping pintu utama Pasar Godean. Bangunan makam juga
tampak sederhana dengan cungkup berukuran 3 x 3 meter, dilengkapi dua
buah nisan Kyai Jembrak dan Nyai Jembrak ukurannya lebih kurang sama
dengan panjang sekitar 180 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm
(2) Terdapat sumur kuno yang diketahui berumur lebih dari ratusan tahun yang
terletak di dalam sebeleh utara dan masuk ke dalam pasar. Sumur ini
berdiameter 3 meter dengan kedalaman 8 meter dan direncanakan untuk
tidak digunakan lagi.
(3) Terdapat SPBU Godean yang berjarak 100 meter dari arah barat dari
lokasi tapak proyek
(4) Terdapat kegiatan konstruksi Pasar Hewan Godean yang sedang berlangsung
yang berjarak 120 meter dari arah barat dari lokasi tapak proyek
(5) Lahan relokasi pedagang merupakan lahan pertanian yang menjadi isu
penting atas pemanfaatan lahan, sehingga diperlukan kebijakan pada
tingkat Provinsi.

Adapun pengelolaan yang telah dipersiapkan dengan adanya makam Kyai


dan Nyai Jembrak dan sumur kuno dengan menyampaikan laporan bahwa
di lokasi Pasar Godean yang akan direnovasi terdapat dua artefak
arkelologis yang tergolong benda cagar budaya kepada Dinas Kebudayaan
Kabupaten Sleman (Berkas terlampir pada Lampiran 6. Adapun informasi
keberadaan lokasi ataupun kawasan sensitive di sekitar lokasi tapak
kegiatan/proyek seperti disajikan pada Gambar 2.3 berikut dibawah ini.
II-10

Terdapat kegiatan operasional SPBU Godean yang berjarak 100 m ke arah barat dar t

Gambar 2.3. Layout situasi kondisi eksisting sekitar tapak proyek (area dan/atau kegiatan sensitive) Kalurahan Sidoagung dan Kalurahan
Sidoluhur Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman
II-

2.2 Kegiatan Tahap Pra-Konstruksi

Kegiatan pada tahap Pra-Kontruksi terdiri dari tahapan kegiatan


penerimaan tenaga kerja kontruksi dan pekerjaan relokasi pedagang eksisting,
uraian penjelasan sebagai berikut:

2.2.1 Penerimaan Tenaga Kerja Kontruksi


Rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja kontruksi untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan konstruksi fasilitas utama dan fasilitas pendukung Pasar
Godean. Proses penerimaan tenaga kerja akan dilakukan oleh kontraktor
pelaksana dibawah pengawasan Tim Pelaksana Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Sleman. Berdasarkan uraian tahapan pekerjaan
pembangunan fasilitas utama dan fasilitas pendukung Pasar Godean
disimpulkan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan keahlian dan
keterampilan selama tahap konstruksi mencapai 284 orang, seperti disajikan
pada Tabel 2.4. berikut dibawah ini.
Tabel 2.4. Perkiraan kebutuhan jumlah tenaga kerja pada tahap konstruksi
KEBUTUHAN ORANG
NO KOMPOSISI TENAGA KERJA
JUMLAH KUALIFIKASI
1. Site Manager 2 S2/Sederajat
2. Supervisor 4 S1/Sederajat
3. Administrasi dan sekretariat 2 S1/Sederajat
4. Mandor 6 SMA/D3/Sederajat
5. Tim Security 4 Cukup terampil
6. Operator Alat Berat 6 Sangat terampil
7. Pengemudi 12 Sangat terampil
8. Buruh tak terlatih 32 Sangat terampil
9. Buruh terlatih 40 Sangat terampil
10. Tukang angkut 32 Cukup terampil
11. Tukang Batu 24 Cukup terampil
12. Tukang kayu 24 Sangat terampil
13. Tukang cat 24 Sangat terampil
14. Tukang besi 20 Sangat terampil
15. Tukang Pipa (Ledeng) 6 Sangat terampil
16. Tukang Las 12 Sangat terampil
17. Tukang Listrik 12 Sangat terampil
18. Tukang Aluminium 22 Sangat terampil
TOTAL KEBUTUHAN 284
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean
II-

2.2.2 Pekerjaan Relokasi Pedagang Eksisting

Rencana kegiatan pekerjaan relokasi pedagang eksisting akan dilakukan


oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman ke Pasar Relokasi
sementara. Jumlah pedagang eksisting (Data TOR) yang akan ditempatkan
di Pasar Relokasi Sementara mencapai 1988 pedagang dengan rincian
dasaran jenis pedagang, seperti disajikan pada Tabel 2.5 berikut dibawah ini.

Tabel 2.5. Rincian dasaran jenis pedagang eksisting yang akan direlokasi ke
tempat Pasar Relokasi Sementara

JENIS DASARAN KONDISI EKSISTING


PEDAGANG
JUMLAH KETERANGAN
Kios 186 Bangunan di dalam area pasar yang
beratap dan dipisahkan satu dengan yang
lainnya dengan pemisah mulai dari lantai
sampai dengan langit-langit
LOS 1162 Bangunan di dalam area pasar yang
beratap, berbentuk bangunan
LOS Belut 31 memanjang tanpa dilengkapi dengan
dinding/penyekat
Tlasaran 456 Diluar kategori Kios dan LOS, di area
pasar
Pemutakhiran data tahun 2020 oleh UPTD
JUMLAH TOTAL: 1988
Ps. Godean
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean;
Keterangan* estimasi nota design DED

Rencana pemindahan pedagang eksisting ke Pasar Relokasi


sementara yang telah dipersiapkan untuk menanggulangi dampak sosial
antar pedagang eksisting terkait penempatan dan penataan dasaran dagang
di Pasar Relokasi Sementara akan dilakukan secara Konsep “Musyawarah”
yang menunjukkan bahwa forum Musyarawah bersifat partisipatif dan
dialogis. Musyawarah ini merupakan forum untuk merembugkan
penempatan dan penataan dasaran dagang dan berakhir pada pengambilan
kesepakatan atau pengambilan keputusan bersama antar pemangku
kepentingan dalam hal ini paguyuban pedagang (Kios, LOS , LOS Belut, dan
Tlasaran); wakil pedagang dan pengelola UPTD Pasar Godean. Apabila ditinjau
dari jarak Lokasi, Pasar Relokasi Sementara berada di 1500 meter dari lokasi
Pasar Godean Eksisting Relokasi pedagang yang berlokasi di Padukuhan
Berjo Kulon Kalurahan Sidoluhur, Kapanewon
Godean.
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
II-

2.3 Kegiatan Tahap Konstruksi

2.3.1 Pekerjaan Mobilisasi Peralatan dan Material

Dalam rangka mendukung berbagai jenis kegiatan pada tahap


konstruksi dibutuhkan sejumlah peralatan dan material. Berbagai jenis
peralatan (termasuk peralatan berat) akan disiapkan oleh pihak kontraktor
pelaksana yang telah dipersyaratkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Sleman. Berbagai jenis peralatan pembangunan
direncanakan secara bertahap atau tidak dalam satu periode waktu
bersamaan, dalam rangka mengurangi atau mengantisipasi kelacaran lalu
lintas menuju tapak proyek, kedatangan atau pengangkutan peralatan yang
mana akan direncanakan di luar waktu padat lalulintas di wilayah studi.
Berbagai jenis peralatan yang akan digunakan dalam rencana kegiatan ini
seperti disajikan pada Tabel 2.6. dan Tabel 2.7 berikut dibawah ini.
Tabel 2.6. Jenis peralatan dan perkiraan jumlah yang dibutuhkan

KEBUTUHAN*
JENIS
NO ASAL SUMBER PERALATAN
PERALATAN
JUMLAH (UNIT) KAPASITAS

1 Dump Truck 15 4 m3 / 5 ton Kabupaten Sleman

4 m3 / 8 ton Kabupaten Sleman


2 Truck Mixer 4

PC-210 kapasitas Kabupaten Sleman


3 Excavator 2 bucket 0,97 m3

Crawler Dozer, Kabupaten Sleman


4 Bulldozer 1 200 hp, Straight

5 Compactor 2 8 ton Kabupaten Sleman


Kabupaten Sleman dan DIY
6 Paket Bored Piled 3 8 ton
sekitar
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean; Keterangan* estimasi nota
design DED

Tabel 2.7. Volume material dan perkiraan jumlah yang dibutuhkan


berdasarkan uraian tahapan pekerjaan di tahap kontruksi

KEBUTUHAN
No KOMPONEN PERERJAAN ASAL SUMBER MATERIAL
VOLUME (M3)*

Kabupaten Sleman dan DIY


1 Pekerjaan Arsitektur 5600
sekitar
Kabupaten Sleman dan DIY
2 Pekerjaan Struktur 2600 sekitar

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

KEBUTUHAN
No KOMPONEN PERERJAAN ASAL SUMBER MATERIAL
VOLUME (M3)*

Kabupaten Sleman dan DIY


3 Pekerjaan mekanikal dan elektrikal 2400 sekitar

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean; Keterangan* estimasi nota
design DED

Kegiatan mobilisasi peralatan dan material menggunakan dump truk


dengan kapasitas 4m3, selama 8 bulan. Kegiatan ini dilakukan pada jam 09.00-
10.00 WIB diluar hari minggu dan hari libur nasional. Berdasarkan
kebutuhan material sejumlah 10.600 m3 maka bangkitan lalulintas dari
kegiatan ini sebesar 14 truk per jam.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-15

Gambar 2.4 Layout siteplan sirkulasi kendaraan dan fasiltias area parkir/timbunan pada tahap konstruksi Rencana Kegiatan Pekerjaan
Mobilisasi Peralatan dan Material

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II-

2.3.2 Pekerjaan Penyiapan Lahan

Tahapan pekerjaan penyiapan lahan berlangsung setelah proses relokasi


pedagang eksisiting dan bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan
mobilisasi peralatan dan material. Pekerjaan penyiapan lahan direncanakan
selama periode 2 bulan secara bertahap. Adapun kegiatan penyiapan lahan
ini terdiri dari pembongkaran bangunan lama dengan luas total bangunan 9200
m2 dengan jenis bangun semi permanen dilahan seluas 11.261 m2 dan
pematangan lahan untuk kegiatan konstruksi selanjutnya.
Rencana metode pembongkaran bangunan lama dengan
menggunakan metode High Reach arm yaitu menggunakan alat berat
sesuai ketinggian bangunan yang masih dapat dicapai dengan lengan alat
berat tersebut. Dalam metode pembongkaran ini, penggunaan tenaga
manusia sangat rendah karena untuk menghindari kecelakaan kerja yang
dapat mengakibatkan kejadian yang fatal.
Pada tahap kedua pendekatan pembongkaran bangunan akan
menggunakan pendekatan teknis top down manual dengan metode
konvensional dimana metode ini sangat umum untuk digunakan. Metode ini
menggunakan tangan atau dengan bantuan peralatan pneumatic
dan`hydraulic power. Metode ini umumnya digunakan untuk skala kecil
serta sangat cocok digunakan untuk bangunan yang terletak pada area
umum dan padat penduduk. Drainase eksisting tetap dipertahankan untuk
menngulangi air larian dari pembongkaran bangunan.

Adapun rencana Rencana pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian


rencana usaha dan/atau kegiatan meliputi:

(1)Melakukan pembongkaran bangunan menggunakan metode non


peledak
(2)Melaksanakan pembongkaran bangunan tahap 1 menggunakan
pendekatan teknis top-down by machine dengan metode high reach
arm
(3)Melaksanakan pembongkaran bangunan tahap 2 menggunakan
pendekatan teknis top-down manual dengan metode konvensional
(4)Menghindari penggunaan alat berat secara simultan
(5) Mempertahankan darinase eksisting dari bagunan pasar lama
(6)Berkoordinasi dengan instansi terkait Dinas Perhubungan Kabupaten
Sleman, Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman,
Polsek Godean, dan Polres Sleman.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

(7) Pemasangan rambu lalu lintas mode konstruksi dan tanda petunjuk (Sign
remark) sesuai arahan dan ketentuan dalam persetujuan Dokumen
Andal Lalin

Kegiatan pematangan lahan meliputi kegiatan sterilisasi lahan tapak


proyek dan penggalian, urugan dan pemadatan tanah. Kegiatan sterilisasi
lahan tapak proyek dimulai dengan kegiatan proses pembersihan lahan
diteruskan dengan pekerjaan bouwplank yang bertujuan untuk menandai
kegiatan kontruksi dimulai dan pagar sementara sebagai rencana kelola barrier
buatan, setelah kegiatan sterilisasi berupa, kegiatan pembersihan, dilanjutkan
dengan kegiatan penggalian, urugan dan pemadatan tanah bertujuan untuk
pondasi fisik bangunan dan infrastruktur fasilitas pendukung, Adapun informasi
terkait estimasi volume galian dan urugan pada tahap pekerjaan penyiapan
lahan di lokasi tapak proyek Revitalisasi Pasar Godean, seperti disajikan
pada Tabel 2.8. berikut dibawah ini.

Tabel 2.8. Estimasi volume galian dan urugan pada tahapan pekerjaan
penyiapan lahan di lokasi tapak proyek
PEMATANGAN LAHAN
NO JENIS PEKERJAAN
VOLUME (M3) KETERANGAN
1. Galian tanah 1627 Galian tanah pondasi
kedalaman ±1 m untuk
footplate.
2. Urugan tanah 944
urug kembali tanah galian
3. Urugan pasir 203 Pengaman pondasi setebal
10 cm
4. Urugan Sirtu 1644 peninggian elevasi (bangunan),
setinggi 1 meter
SELISIH Selisih tanah akan digunakan
(Galian-Urugan) +(220)
untuk penyiapan lahan RTH
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean

2.3.3 Pembangunan Fisik Fasilitas Utama dan Fasilitas Pendukung

Rencana kegiatan pada tahap Pembangunan Fisik Fasilitas Utama dan


Faasilitas Pendukungdi lahan seluas 11.261 m2 dengan luas bangunan
14.763,20 m2 yang terdiri dari fasilitas utama dan pendukung, seperti disajikan
pada Tabel
2.9 berikut dibawah ini.

Tabel 2.9 Ringkasan informasi luas bangunan dan peruntukan bangunan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

Reviitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

FASILITAS UTAMA
LUAS BANGUNAN
LANTAI
FUNGSI PERUNTUKAN KETERANGAN (M2)

LANTAI 1
Lahan Parkir  Area Parkir Motor 366 Unit -
 Area Parkir Mobil 67 Unit -
 Area Parkir Kendaraan
2 Unit -
Barang
Ruang terbuka hijau  Landscape Taman -
Ruang Terbuka Publik  Plaza Alun-Alun -
Cagar  Situs Makam
2 Makam -

Fasilitas Utama: Dasaran  LOS 715 Unit


Pedagang
 Tlasaran 564 Unit
Fasilitas Pendukung

❑ Ruang Laktasi 2 Unit

❑ Ruang Tera (Ukur Ulang) 2 unit

❑ TPS Sampah 1 Unit

❑ TPS LB3 1 unit

❑ STP Biotank 2 unit

❑ Bio Septic Tank 2 unit

❑ Toilet (P/L) 6 Unit

❑ Power House 1 unit

❑ Ruang Genset 1 unit


6540
❑ Ground watertank 1 unit

❑ Pos Jaga Keamanan 1 unit


❑ Fasilitas Sarana Pemadam
Kebakaran 40 unit

❑ Gudang 1 unit

❑ Ruang Panel 1 Unit

❑ Ruang CCTV 1 Unit

❑ Ruang Telekomunikasi 1 unit

❑ LIFT Penumpang 1 unit

❑ LIFT Barang 1 unit

❑ Ruang ATM Center 1 unit


LANTAI 2
Fasilitas Utama: Dasaran ❑ Kios 137 Unit
Pedagang
❑ LOS 421 Unit

❑ LOS Belut 36 Unit


Fasilitas Pendukung: ❑ TPS Sampah 1 Unit
Pasar Tipe A 6456
❑ Ruang Pos Kesehatan 1 Unit
❑ Fasilitas Sarana Pemadam
Kebakran 40 unit

❑ Ruang Informasi (Mitigasi


Kebencanaan) 3 Unit

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

FASILITAS UTAMA
LUAS BANGUNAN
LANTAI
FUNGSI PERUNTUKAN KETERANGAN (M2)

❑ Toilet Pria 3 Unit

❑ Toilet Perempuan 3 Unit

❑ Musholla/Masjid 1 Unit
❑ Ruang Wudhu (P) 1 Unit

❑ Ruang Wudhu (L) 1 Unit

❑ LIFT Penumpang 1 unit

❑ LIFT Barang 1 unit


LANTAI 3
Fasilitas Utama: Dasaran ❑ Kios 48 Unit
Pedagang
❑ LOS 28 Unit

Fasilitas Pendukung: ❑ TPS Sampah 1 Unit


Pasar Tipe A
❑ Ruang Pengelola (UPTD
Ps. Godean) 1 Unit

❑ Ruang Serbaguna 1 Unit

❑ LIFT Penumpang 1 unit


1767,20
❑ LIFT Barang 1 unit
❑ Fasilitas Sarana Pemadam
Kebakran 40 unit

❑ Toilet Pria 2 Unit

❑ Toilet Perempuan 2 Unit

❑ Area Foodcourt -
TOTAL LUAS BANGUNAN 14.763,20
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean

Adapun siteplan rencana Pembangunan Fisik Fasilitas Utama dan


Faasilitas Pendukung di lahan seluas 11.261 m2 dengan luas bangunan
14.763,20 m2 terdiri dari 3 lantai bangunan, seperti disajikan pada Gambar 2.6
s/d Gambar 2.11.

Kegiatan Pembangunan fisik fasilitas utama dan pendukung terkait


Pemenuhan kebutuhan air bersih akan dipenuhi oleh suplai air dari pihak ketiga
sebesar 2,84 m3/hari (estimasi kebutuhan air bersih 284 orang @10
liter/orang). Adapun skematik neraca air dalam pemenuhan sumber air
bersih sebagai berikut ini, seperti disajikan pada Gambar 2.5 berikut dibawah
ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

Air baku dari pihak


ketiga

Toilet Infiltrasi
Portable 0,568 m3/hari
Air limbah
11,36 m3/hari

Dikelola
oleh pihak

Gambar 2.5 Neraca air Tahap konstruksi pembangunan fisik fasilitas utama
Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

Gambar 2.6 Layout Lantai I siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon
Godean, Sleman, DIY

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
II-

Gambar 2.7 Layout Lantai II siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean,
Sleman, DIY

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
II-

Gambar 2.8 Layout Lantai II siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean,
Sleman, DIY

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
II-

Gambar 2.9 Layout Lantai III siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean,
Sleman, DIY

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
II-

Gambar 2.10 Layout tampak (LOS Basah) di lokasi tapak kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
II-

Gambar 2.11 Layout tampak (LOS Kering) di lokasi tapak kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
II-

2.4 Kegiatan Tahap Operasi

2.4.1 Penataan Pedagang Eksisting

Rencana kegiatan penataan pedagang eksisting ke Revitalisasi Pasar


Godean akan dilakukan setelah proses pembangunan fisik telah selesai,
apabila ditinjau dari jumlah pedagang eksisting (Data TOR) yang akan
ditempatkan di Pasar Relokasi Sementara mencapai 1988 pedagang, Proses
kegiatan penataan dan pemindahan pedagang ke Revitalisasi Pasar Godean
akan dilakukan secara bertahap selama periode 4 bulan di tahap operasi. Adapun
Skema distribusi jenis dasaran pedagang di bedakan menjadi 5 dasaran dimana
Kios terdistribusi di Lantai II (137 Unit) dan Lantai III (49 Unit); LOS terdistribusi di
Lantai I (715 Unit); Lantai II (421 Unit) dan Lantai III (28 Unit); LOS Belut terdistribusi
di Lantai II (31 Unit); LOS Sepeda terdistribusi di Lantai III (55 Unit); dan Tlasaran
terdistribusi hanya di Lantai I (554 unit), seperti disajikan pada Tabel 2.10 berikut
dibawah ini.

Tabel 2.10 Rincian dasaran jenis pedagang eksisting yang akan ditata ke
tempat Revitalisasi Pasar Godean saat tahap operasi

DISTRIBUSI PENATAAN PEDAGANG EKSISTING


JUMLAH PEDAGANG
JENIS DASARAN PEDAGANG
EKSISTING LANTAI 1 LANTAI 2 LANTAI 3 KET*

Kios 186 0 137 49 A


LOS 1162 715 421 28 A
LOS Belut 31 0 31 0 A
LOS Sepeda 55 0 0 55 A

Tlasaran 554 554 0 0 A

JUMLAH TOTAL: 1988 1269 589 132 A


Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean;
Keterangan* seluruh pedagang pasar eksisting terakomodir

Rencana penataan pedagang eksisting ke Revitalisasi Pasar Godean yang telah


dipersiapkan untuk menanggulangi dampak sosial antar pedagang eksisting
terkait penempatan dan penataan dasaran dagang di Pasar Relokasi
Sementara akan dilakukan secara Konsep “Musyawarah Besar” yang
menunjukkan bahwa forum Musyarawah bersifat partisipatif dan dialogis.
Musyawarah ini merupakan forum untuk merembugkan penempatan dan
penataan dasaran dagang dan berakhir pada pengambilan kesepakatan atau
pengambilan keputusan bersama antar pemangku kepentingan dalam hal ini
paguyuban pedagang (Kios, LOS , LOS
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

Belut, LOS Sepeda dan Tlasaran); wakil pedagang dan pengelola UPTD Pasar
Godean.

2.4.2 Penerimaan Tenaga Kerja Operasional

Kegiatan penerimaan tenaga kerja operasional akan dilakukan secara


bertahap selama periode 6 bulan di tahap operasi. Kebutuhan tenaga kerja ini
disesuaikan dengan bertambahnya fasilitas utama dan fasilitas pendukung
saat operasional nantinya. Dalam hal ini, Pasar Godean menjadi kategori jenis
Purwarupa Pasar Rakyat Tipe A dengan merujuk pada ketentuan SNI 8152: 2015
tentang Pasar Rakyat dimana terdapat prosedur penilaian kesesuaian yang
mencakup aspek sumber daya manusia. Adapun kondisi eksisting saat ini terdapat
16 orang pengelola UPTD Pasar Godean, saat kegiatan operasi nantinya
terestimasi sebanyak 37 orang dengan penambahan kebutuhan 21 orang, seperti
disajikan pada Tabel 2.11 berikut dibawah ini.

Tabel 2.11 Estimasi kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan keterampilan


dan keahlian pada tahap operasional

KETERANGAN TENAGA KERJA


NO POSISI – PENUGASAN*
KEBUTUHAN ORANG KUALIFIKASI

1. Kepala UPTD 1 S1/S2/Sederajat


2. Wakil Kepala UPTD 1 S1/D3 Sederajat
3. Sekretaris 1 S1/D3 Sederajat
4. Administrasi 1 S1/D3 Sederajat
5. Keuangan 2 S1/D3 Sederajat
6. Bidang Pelayanan. LOS 2 SMA/D3 Sederajat

7. Bidang Pelayanan. Kios 2 SMA/D3 Sederajat

8. Bidang Pelayanan. Tlasaran 2 SMA/D3 Sederajat


9. Tim Sapras (K3) 3 SMA/D3 Sederajat

10. Tim Sanitasi Lingkungan dan Engineer 2 SMA/D3 Sederajat


11. Tim Pertamanan dan Parkir 4 SMA/D3 Sederajat

12. Tim Kebersihan 12 SMA/D3 Sederajat

13. Tim Keamanan dan Ketertiban 4 SMA/D3 Sederajat


TOTAL 37
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), Keterangan (*) kriteria
pengelola Pasar Rakyat adopsi SNI 8152: 2015 tentang Pasar Rakyat

Rencana proses rekrutmen tenaga kerja akan dilakukan secara terbuka dan
transparan, diumumkan kepada warga masyarakat. Adanya proses
penerimaan tenaga kerja ini akan diprioritaskan khususnya bagi warga
masyarakat di wilayah

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

studi dengan sebesar 100% dari total kebutuhan tenaga kerja operasional
untuk menambah dampak positif dengan adanya rencana kegiatan.

2.4.3 Operasional Fasilitas Utama Pasar Godean

Tahap operasi terkait operasional Fasilitas Utama Pasar Godean berkenaan


dengan jenis dasaran pedagang yang beroperasi di lokasi tapak kegiatan.
Adapun penanggung jawab kegiatan di lokasi tapak kegiatan adalah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman yang dibantu oleh Unit
Pelaksana Teknis (UPTD Pasar Wilayah I: Ps. Godean), sesuai dengan tupoksi
dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 55.24 Tahun 2021 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja dan Peraturan Bupati
Sleman Nomor
38.20 Tahun 2018 Tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelayanan
Pasar. Adapun Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sleman, seperti disajikan pada Gambar 2.12 berikut dibawah ini.

Gambar 2.12 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman

Apabila ditinjau dari tugas dan fungsi dari UPTD Ps. Godean dalam
melaksanakan tugasnya saat tahap kegiatan operasi sesuai ketentuan dalam
Peraturan Bupati Sleman Nomor 38.20 Tahun 2018 Tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Pelayanan Pasar, sebagai berikut:
(1) penyusunaan rencana kerja;
(2) perumusan kebijakan teknis pelayanan pasar;
(3) pelayanan kebersihan pasar;
(4) pelayanan keamanan pasar;
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

(5) pengarahan, pemantauan, dan pengendalian penggunaan tempat,


jenis, dan sarana dan prasarana pedagang;
(6) pelayanan rekomendasi perijinan penggunaan fasilitas pasar;
(7) pelaksanaan pemungutan, pengadministrasian, dan penyetoran
retribusi;
(8) pelaksanaan ketatausahaan; evaluasi dan penyusunan laporan
(9) pelaksanaan kerja pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
Berdasarkan acuan pengelolaan pasar dalam ketentuan Peraturan
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Pasar di
Kabupaten Sleman maka pada tahap operasional fasilitas utama Pasar. Godean
sebagai bentuk pengelolaan perencanaan fisik yang melibatkan kegiatan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar. Godean; Pedagang Dasaran dan
Pelataran; dan pengunjung konsumen. Dalam hal ini, terkait operasional fasiilitas
bangunan dan tata letak pasar; penarikan retribusi pasar sesuai ketentuan
Peraturan Bupati Sleman Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Pentahapan
Pemberlakuan Tarif Retribusi Pelayanan Pasar; dan ketentuan mekanisme
pengaduan dan penanganan pengelolaan pasar. Kondisi saat kegiatan
operasional utama Revitalisasi Pasar Godean akan ada skema distribusi jenis
dasaran pedagang di bedakan menjadi 5 dasaran dimana Kios terdistribusi di
Lantai II (137 Unit) dan Lantai III (49 Unit); LOS terdistribusi di Lantai I (715 Unit);
Lantai II (421 Unit) dan Lantai III (28 Unit); LOS Belut terdistribusi di Lantai II (31 Unit);
LOS Sepeda terdistribusi di Lantai III (55 Unit); dan Tlasaran terdistribusi hanya di
Lantai I (554 unit),seperti disajikan pada Tabel 2.12 berikut dibawah ini.
Tabel 2.12 Rincian dasaran jenis pedagang di lokasi Revitalisasi Pasar Godean
saat tahap operasi

DISTRIBUSI PENATAAN PEDAGANG EKSISTING


JUMLAH PEDAGANG
JENIS DASARAN PEDAGANG
EKSISTING LANTAI 1 LANTAI 2 LANTAI 3 KET*

Kios 186 0 137 49 A


LOS 1162 715 421 28 A
LOS Belut 31 0 31 0 A
LOS Sepeda 55 0 0 55 A

Tlasaran 554 554 0 0 A

JUMLAH TOTAL: 1988 1269 589 132 A


Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean; Keterangan*
seluruh pedagang pasar eksisting terakomodir

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

Pemenuhan standar kriteria teknis Pasar Tipe A meliputi aspek pemenuhan


persyaratan umum; pemenuhan persyaratan teknis; dan sistem manajemen
pengelolaan saat operasional, seperti disajikan pada Tabel 2.13 berikut
dibawah ini.

Tabel 2.13. Pemenuhan standar kriteria teknis Pasar Tipe A meliputi aspek
pemenuhan persyaratan umum; pemenuhan persyaratan teknis; dan
sistem manajemen pengelolaan saat tahapan kegiatan operasional
Revitalisasi Pasar Godean
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
1 Persyarat Kriteria
an Persyaratan terpenuhi 100%,
Umum jumlah jumlah
1. ≥750 501-750 250-500 <250 v
pedagang pedagang
terdaftar terdaftar 1988
orang
2 Persyarat Kriteria
an Teknis Ukuran Luas terpenuhi 100%,
Min. 2 Min. 2 Min. 2 Min. 1
2. ruang Utama v Ukuran luas
dagang m2 m2 m2 m2 ruang dagang
> 2 m2
Kriteria
Jumlah Pos terpenuhi 100%,
Min. 2 Min. 2 Min. 2 Min. 2
3. Ukur Ulang Utama v jumlah ukur
Pos Pos Pos Pos
(Ruang Tera) ulang (ruang
tera) 2 Pos
Kriteria
 LOS terpenuhi 100%,
 Kios zonasi ruang
4. Zonasi Ruang Utama v
 LOS Belut terbagi
 Tlasaran menjadi: LOS;
Kios; Tlasaran
Kriteria
terpenuhi 100%,
penyediaan
area pakir
kendaraan:
5. Area Parkir Proporsional dengan luas lahan pasar Utama v SRP Motor 366
unit
SRP Mobil 80
unit
SRP Mobil
Barang 2 unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
penyediaan
Tersedi area pakir
Area Bongkar Tersedia Penunj
6. a Ada Ada v kendaraan:
Muat Barang Khusus ang
Khusus
SRP Mobil
Barang 2 unit

Kriteria
Akses untuk Terpisa
7. Terpisah Ada Ada Utama v terpenuhi 100%,
masuk dan h
terdapat akses

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
keluar sirkulasi keluar
kendaraan masuk
kendaraan
yang terpisah
Kriteria
terpenuhi 100%,
Min. 1,8 Min. 1,8 Min. 1,5 Min.
8. Lebar Koridor Utama v rencana teknis
m m m 1,2 m
untuk lebar
koridor 1,8 m
Kriteria
Didala Didala terpenuhi 100%,
Didala
Kantor m m tersedia kantor
9. m lokasi Ada Utama v
Pengelola lokasi lokasi pengelola di
pasar
pasar pasar dalam pasar
(Lantai 3)
Min. Kriteria
Min. Min. Min. Berad terpenuhi 100%,
Berada Berada Berada a tersedia toilet
Lokasi Toilet di dalam pasar
pada 4 pada 3 pada 2 pada
dan kamar (Lantai 1,
10. lokasi lokasi lokasi 1 Utama v
mandi
yang yang yang lokasi Lantai 2 dan
terpisah
berbed berbed berbed yang Lantai 3)
a a a berbe Jumlah Total 16
da Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia toilet
Min. 4 Min. 3 Min. 2 Min. 1 di dalam pasar
toilet toilet toilet toilet (Lantai 1,
Jumlah toilet
pria pria pria pria Lantai 2 dan
11. pada suatu Utama v
dan 4 dan 3 dan 2 dan 1 Lantai 3)
lokasi
Toilett toilet toilet toilet
Jumlah Total 8
wanita wanita wanita wanita
Unit – 8 unit Pria
dan 8 unit
Wanita
Tempat
menyimpan
Kriteria
bahan
terpenuhi 100%,
pangan
tersedia
12. basah Ada Ada - - Utama -
tempat bahan
bersuhu
pangan basah
rendah
bersuhu rendah
(lemari
pendingin)
Kriteria
Min. terpenuhi 100%,
Min. Min. Min. Berad tersedia
Berada Berada Berada a wastafel
pada 4 pada 3 pada 2 pada berada di toilet
Tempat cuci Penunj
13. lokasi lokasi lokasi 1 v Lantai 1, Lantai
tangan ang
yang yang yang lokasi 2 dan Lantai 3
berbed berbed berbed yang Jumlah Total 16
a a a berbe Unit, spot cuci
da tangan area
LOS dan KIOS
Kriteria
Ruang
Min. 2 Min. 1 Penunj terpenuhi 100%,
14. Menyusui - - v
ruang ruang ang tersedia ruang
(Laktasi)
laktasi di lantai I

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
Min. Min. Min.
Berada Berada Berada Kriteria
pada 2 pada 2 pada 1 terpenuhi 100%,
Penunj tersedia CCTV
15. CCTV lokasi lokasi lokasi - v
ang di seluruh lantai
yang yang yang
berbed berbed berbed
a a a
Kriteria
terpenuhi 100%,
Min. Min. Min. tersedia ruang
Berada Berada Berada peribadatan
pada 2 pada 1 pada 1 (musholla dan
Ruang Penunj
16. lokasi lokasi lokasi Ada v tempat wudhu)
peribadatan ang
yang yang yang di dalam pasar
berbed berbed berbed (Lantai 2)
a a a kapasitas
tampung 60
orang
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia ruang
pertemuaan
Ruang Penunj Bersama
17. Ada Ada Ada - v
Bersama ang (Serba Guna)
di dalam pasar
(Lantai 3)
Jumlah 1 Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
Pos tersedia ruang
Kesehatan Penunj pos kesehatan
18. Ada Ada Ada Ada v
ang di dalam pasar
(P3K)
(Lantai 2)
Jumlah 1 Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia ruang
Pos Penunj pos keamanan
19. Ada Ada Ada Ada v
Keamanan ang di dalam pasar
(Lantai 1 dan)
Jumlah 1 Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
Area Penunj tersedia area
20. Ada Ada Ada Ada v
Merokok ang merokok di luar
bangunan
pasar
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia ruang
Ruang Penunj disinfektan di
21. Ada Ada Ada - v
Disinfektan ang dalam pasar
(Lantai 1)
Jumlah 1 Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
Area tersedia area
22. Ada Ada Ada Ada Utama v
Penghijauan penghijauan
atau ruang
terbuka hijau
di

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
luar bangunan
pasar seluas
2280 m²

Tinggi anak Kriteria


tangga terpenuhi 100%,
Maks. Maks. Maks. Maks. Penunj rencana teknis
23. untuk pasar v
18 cm 18 cm 18 cm 18 cm ang ketinggian
dengan 2 anak tangga <
lantai 18 cm
Kriteria
Tinggi meja terpenuhi 100%,
tempat rencana teknis
Min. 60 Min. 60 Min. 60 Min. Penunj
24. penjualan v ketinggian
cm cm cm 60 cm ang
dari lantai, meja tempat
zona pangan penjualan > 60
cm
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia akses
ramp untuk
Akses untuk disablitas di
Penunj
25. kursi roda Ada Ada - - v dalam pasar
ang
(disabilitas) (Lantai 1 dan
2)
Jumlah 4 titik
lokasi yang
dapat diakses
Kriteria
terpenuhi 100%,
Jalur
26. Ada Ada Ada Ada Utama v rencana teknis
Evakuasi
penyediaan
jalur evakuasi
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
penyediaan
tabung
pemadam
kebakaran
Tabung
dalam hal ini
27. Pemadam Ada Ada Ada Ada Utama v
APAR (alat
Kebakaran
pemadam
kebakaran
ringan), total
jumlah APAR
yang akan
sediakan 76
unit APAR
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
penyediaan
hidran air
Penunj
28. Hidran air Ada Ada - - v dalam hal ini
ang
hidran
kebakaran
halaman, dan
indoor hydrant
box
Pengujian Setiap 6 Setiap Setiap Kriteria
Setiap Penunj
29. kualitas air bulan 6 bulan 1 tahun v terpenuhi 100%,
1 ang
bersih sekali sekali sekali rencana teknis

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
tahun pemantauan
sekali lingkungan
hidup terkait
kualitas air
bersih di lokasi
tapak kegiatan
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
pemantauan
Setiap
Setiap 6 Setiap Setiap lingkungan
Pengujian 1 Penunj
30. bulan 6 bulan 1 tahun v hidup terkait
limbah cair tahun ang
sekali sekali sekali kualitas air
sekali
limbah yang
dihasilkan di
lokasi tapak
kegiatan
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
pemantauan
lingkungan
hidup terkait
penyediaan bin
Setiap circle atau
Ketersediaan toko/kios/LOS/Jongko/Konter/pelatara tempat
31. tempat n Utama v
sampah
sampah
Setiap fasilitas pasar dengan kriteria
jenis sampah di
lokasi tapak
kegiatan, total
sebanyak 100
unit tempat
sampah ukuran
(5-15 liter)
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
penyediaan
Alat Angkut alat angkut
32. Ada Ada Ada Ada Utama v
sampah sampah di
lokasi tapak
kegiatan
sebanyak 12
unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
penyediaan
TPS Sementara
di lokasi tapak
kegiatan
TPS
33. Ada Ada Ada Ada Utama v dengan jenis
Sementara
TPS limbah
Padat
Domestik
(organic dan
non-organic)
dan TPS
Limbah B3
Pengelolaan Penunj Kriteria
34. Ada Ada Ada Ada v
sampah ang terpenuhi 100%,

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
berdasarkan rencana teknis
3R penyediaan
tempat
sampah di
lokasi tapak
kegiatan
dengan jenis
limbah Padat
Domestik
(organic dan
non-organic)
dan jenis
Limbah B3
yang dikelola
secara 3R
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
penyediaan
Sarana
alat komunikasi
35. telekomunika Ada Ada Ada Ada Utama v
berupa talki-
si
talki untuk
pengelola dan
ruang
telekomunikasi
3 Persyarat Kriteria
an terpenuhi 100%,
Sistem rencana teknis
Informasi
Manaje Re-identifikasi
36. identitas Ada Ada Ada Ada Utama v
men identitas
pedagang
Pengelol pedagang
aan sebanyak 1988
pedagang
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
Informasi papan informasi
37. Ada Ada Ada Ada Utama v
kisaran harga terkait
perkembangan
harga bahan
pokok
Kriteria
terpenuhi 100%,
zonasi ruang
terbagi
menjadi:
Informasi LOS: 1162 unit
38. Zonasi Ruang Ada Ada Ada Ada Utama v
LOS Belut: 31
Pasar
unit
Kios: 186 unit
Tlasaran: 456
unit

Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
Prosedur
39. Ada Ada Ada Ada Utama v standar
Kerja (SOP)
operasional
prosedur untuk
setiap bidang

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
pelayanan
pasar
Kriteria
Kepala Pasar terpenuhi 100%,
Bidang Administrasi dan keuangan rencana teknis
organisasi
Struktur Bidang Ketertiban dan Keamanan
40. Utama v stuktur
Pengelola Bidang Pemeliharaan dan Kebersihan pengelolaan
Bidang Pelayanan Pelanggan dan pasar untuk
Pengembangan Komunitas setiap bidang
pelayanan
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
organisasi
stuktur
pengelolaan
Jumlah Min. 5 Min. 4 Min. 3 Min. 2
41. Utama v pasar untuk
Pengelola orang orang orang orang
setiap bidang
pelayanan
dengan total
jumlah
pengelola 37
orang
Kriteria
terpenuhi 100%,
Min. 1 rencana teknis
Min. 1 Min. 1 Min. 1
kali pelaksanaan
Pelaksanaan kali kali kali
dalam sidang
sidang dalam 1 dalam dalam
42. 1 v tera/tera
Tera/Tera tahun 1 tahun 1 tahun
tahun ulang, tersedia
Ulang operasi operasi operasi
operas 1 unit ruang
onal onal onal
ional tera di lantai I

Kriteria terpenuhi
100%, rencana
teknis
pelaksanaan
Program Pengembangan
Pengemban dan
43. Ada Ada Ada Ada Utama v
gan dan Aktivasi Pasar
Aktivasi Pasar bersama
komunitas atau
paguyuban
pendagang

Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
pelaksanaan
Program
Program Pemberdayaa
Pemberdaya n Komunitas
44. Ada Ada Ada Ada Utama v
an Komunitas Pasarr
Pasar 37ersama
komunitas atau
paguyuban
pendagang

KRITERIA PENILAIAN MUTU PASAR RAKYAT :

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
TIPE A:
PERSYARATAN SNI 8152: 2015
Jumlah Pedagang
terdaftar
≥1837 Persyaratan Umum Persyaratan Teknis Persyaratan Pengelolaan
(Pasal 4.1) (Pasal 4.2) (Pasal 4.3)

MUTU 1 60% terpenuhi 100% tingkat kesesuaian utama 100% tingkat kesesuaian
terpenuhi utama terpenuhi
61-100% tingkat kesesuian penunjang
terpenuhi
MUTU 2 60% terpenuhi 100% tingkat kesesuaian utama 100% tingkat kesesuaian
terpenuhi utama terpenuhi
25-60% tingkat kesesuian penunjang
terpenuhi
PENILAIAN MANDIRI:

PERSYARATAN
PENGELOLAAN
PERSYARATAN UMUM PERSYARATAN TEKNIS (PASAL 4.3)
PENETAPAN KRITERIA MUTU
(PASAL 4.1) (PASAL 4.2)

MUTU 1 100% terpenuhi 100% tingkat kesesuaian 100% tingkat


utama terpenuhi kesesuaian utama
100% tingkat kesesuian terpenuhi
penunjang terpenuhi
KESIMPULAN:
Seluruh aspek dengan total 44 unsur (aspek kriteria kesesuaian utama dan peunjang) penilaian terakomodir
dalam rencana teknis dan DED Siteplan Pasar Godean (Lampiran 4).

Keterangan: (*) adopsi ketentuan SNI-8152: 2015 tentang Pasar Rakyat, Lampiran I; (**) Klasifikasi
tipe pasar rakyat dalan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor
3 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Pasar di Kabupaten Sleman; penilaian mandiri;
(***) penilaian mandiri dengan notasi v (terakomodasi dalam rencana teknis
dan Kajian DED Pasar Godean) ; x (tidak terakomodasi)

Saat operasional utama Revitalasi Pasar Godean Pedagang akan


terdistribusi berdasarkan jenis dasaran pedagang telah disepakati bersama
sebelumnya pada saat tahapan penataan dan pemidahan pedagang dimana
distribusi jenis dasaran pedagang di bedakan menjadi 5 dasaran dimana
Kios terdistribusi di Lantai II (137 Unit) dan Lantai III (49 Unit); LOS terdistribusi di
Lantai I (715 Unit); Lantai II (421 Unit) dan Lantai III (28 Unit); LOS Belut terdistribusi di
Lantai II (31 Unit); LOS Sepeda terdistribusi di Lantai III (55 Unit); unit),
dengan uraian terperinci sebagai berikut:

 Pemanfaatan zonasi ruang fisik untuk lantai I berupa LOS dan Tlasaran
dimana LOS dibagi menjadi LOS Basah dan LOS Kering dan TLasaran dibagi
menjadi Tlasaran (Pangan) dan Tlasaran (Non-Pangan). Total pedagang di

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-
lantai I

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-

mencapai 1269 pedagang dimana jumlah pedagang LOS Basah sebanyak


343 unit pedangan; pedagang LOS Kering sebanyak 372 unit pedagang,
sedangkan Tlasaran Pangan sebanyak 426 unit pedagang dan Tlasaran
non pangan sebanyak 426 unit pedagang.
 Pemanfaatan zonasi ruang fisik untuk lantai II berupa Kios dan LOS dimana
LOS dibagi menjadi LOS Kering dan LOS Belut. Total pedagang di lantai II
mencapai 589 pedagang dimana jumlah pedagang LOS Kering sebanyak
421 unit pedangan; pedagang LOS Belut sebanyak 31unit pedagang,
sedangkan Kios sebanyak 137 unit pedagang
 Pemanfaatan zonasi ruang fisik untuk lantai III berupa Kios dan LOS dimana
LOS dibagi menjadi LOS Kering dan LOS Sepeda. Total pedagang di lantai III
mencapai 132 pedagang dimana jumlah pedagang LOS Kering sebanyak
28 unit pedagang, pdagang LOS Sepeda sebanyak 55 Unit Pedagang,
sedangkan Kios sebanyak 49 Unit Pedagang, khusus Kios makanan siap
saji sebanyak 11 unit pedagang untuk memfasilitasi area Food Court bagi
pengunjung pasar.

Adapun informasi distribusi penempatan pedagang saat operasional utama


berdasarkan jenis dasaran pedagang untuk setiap lantai bangunan di lokasi
tapak kegiatan, seperti disajikan pada Tabel 2.14 s/d Tabel 2.16 berikut
dibawah ini.
Tabel 2.14 Rincian dasaran jenis pedagang di lokasi Revitalisasi Pasar Godean
saat tahap operasi di Lantai I

ZONASI LOS ZONASI TLASARAN


DISTRIBUSI
JENIS DASARAN
PEDAGANG 1A 2B T1A T2B

LOS 715 343 372 - -

Tlasaran 554 - - 426 128

JUMLAH TOTAL: 1269 343 372 426 128

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021); Keterangan Zona 1A
(LOS Basah); Zona 2B (LOS Kering); Zona T1B (Tlasaran Pangan); Zona T2B (Tlasaran Non-
Pangan)

Tabel 2.15 Rincian dasaran jenis pedagang di lokasi Revitalisasi Pasar Godean
saat tahap operasi di Lantai II

DISTRIBUSI ZONASI LOS


JENIS DASARAN KIOS
PEDAGANG 2B 3A
Kios 137 137 - -

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

DISTRIBUSI ZONASI LOS


JENIS DASARAN KIOS
PEDAGANG 2B 3A
LOS 421 - 421 -
LOS Belut 31 - - 31

JUMLAH TOTAL: 589 137 421 31

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021); Keterangan Zona 3A (LOS Belut); Zona
2B (LOS Kering)

Tabel 2.16 Rincian dasaran jenis pedagang di lokasi Revitalisasi Pasar Godean
saat tahap operasi di Lantai III

ZONASI KIOS ZONASI LOS


DISTRIBUSI
JENIS DASARAN
PEDAGANG 1A 2B 4A 2B

Kios 49 38 11 - -
LOS 28 - - - 28
LOS Sepeda 55 - - 55 -

JUMLAH TOTAL: 132 38 11 55 28

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021); Keterangan: Zona 1A (Kios Makanan-Siap
Saji); Zona 2B (LOS Kering)

Estimasi jumlah pengujung konsumen pada saat operasional nantinya


berdasarkan pendekatan hasil survei 110 pedagang dari data kepemilikan
pelanggan harian sebanyak 8 orang/hari. Sehingga terestimasi kunjungan
konsumen mencapai 15.561 kunjungan/bulan; 486 kunjungan/hari; 41
kunjungan/jam dengan jumlah pedagang saat operasional sebanyak 1988 unit
pedagang. Apabila estimasi berdasarkan jumlah KK di Kalurahan Sidoluhur dan
Sidoagung sebanyak 6806 KK, maka perhitungan 10% dari total jumlah KK
sebanyak 680 KK yang mewakili setiap KK berbelanja di Pasar Godean sehingga
dapat disimpulkan estimasi kunjungan mencapai 680 kunjungan/hari,
seperti disajikan pada Tabel 2.17 dan Tabel 2.18 berikut dibawah ini.
Tabel 2.17 Informasi jumlah surveilian Pedagang terkait jumlah pelanggan
tetap saat kondisi eksisting

DASARAN PEDAGANG
NO KOMODITAS JUMLAH
KIOS LOS SEKAT LOS TANPA SEKAT TLASARAN
1 Buah 0 0 3 2 5
2 Bumbon 0 5 2 2 9
3 Daging 1 1 2 2 6
4 Ikan 0 0 3 0 3
5 Kelontong 2 14 6 1 23

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

6 Makanan 1 2 7 4 14
7 Pakaian 2 5 3 0 10
8 Sayuran 1 1 1 3 6
9 Sembako 4 11 3 0 18
10 Warung Makan 7 7 2 0 16
Total 18 46 32 14 110
Sumber: UPTD Pasar.Godean (2020)

Tabel 2.18 Informasi hubungan jumlah pelanggan/konsumen dan


penghasilan transaksi ekonomi pedagang

OMZET PEDAGANG

NO KOMODITAS PELANGGAN* RATA-


TOTAL HARIAN
JUMLAH RATA/BULAN
(Rp.) (Rp.)
(Rp.)
1 Buah 60 5 148,500,000 29,700,000 990,000
2 Bumbon 81 9 69,150,000 7,683,333 256,111
3 Daging 60 6 610,185,000 101,697,500 3,389,917
4 Ikan 18 3 200,250,000 66,750,000 2,225,000
5 Kelontong 184 23 453,375,000 19,711,957 657,065
6 Makanan 98 14 262,125,000 18,723,214 624,107
7 Pakaian 30 10 290,250,000 29,025,000 967,500
8 Sayuran 60 6 126,000,000 21,000,000 700,000
9 Sembako 180 18 411,375,000 22,854,167 761,806
10 Warung Makan 90 16 507,000,000 31,687,500 1,056,250

TOTAL: 861 110 3,078,210,000 348,832,671 11,627,756


Sumber: UPTD Pasar Godean (2020); Keterangan* jumlah rata-rata pelanggan harian

2.4.4 Operasional Fasilitas Pendukung Pasar Godean

Rencana kegiatan Operasi pada tahap operasional fasilitas pendukung


(umum) pada prinsipnya untuk mendukung kegiatan utama Operasional Pasar
Godean, Adapun informasi mengenai jenis fasilitas pendukung saat operasional
berupa taman, instalasi sumber listrik; Instalasi Sarana Pemadam kebakaran;
instalasi sumber air bersih; Instalasi Pengolah air limbah; Instalasi Drainase
Lingkungan; Alokasi Sarana Sanitasi Lingkungan; Alokasi Sarana Kesehatan
Umum; dan Alokasi Ruang parkir kendaraan seperti disajikan pada Tabel
2.17 berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

Tabel 2.17 Jenis fasilitas atau instalasi fasilitas pendukung berdasarkan


rencana teknis kajian DED

NO JENIS FASILITAS* BESARAN KETERANGAN

Ketentuan teknis mengacu


pada Peraturan Daerah
Taman sebagai
Kabupaten Sleman Nomor 11
1 Ruang Terbuka Hijau 2280 m2 Tahun 2020
(RTH)
Tentang Penyelenggaraan
Ruang Terbuka Hijau
2 Instalasi Sumber Daya listrik
1 unit trapo Instalasi listrik disesuaikan
Sambungan PLN dengan ketentuan Teknis
Kapasitas 400 kVa
mengacu pada SNI 0225-
9:2020 tentang ersyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2020 – Bagian 9:
Pengusahaan instalasi listrik
Instalasi Genset sebagai
Operasional Genset
1 unit cadangan backup sumber
Kapasitas 200 kVA listrik disesuaikan dengan
ketentuan Teknis Permen LHK
Nomor 5 Tahun 2021 Tentang
Tata Cara Penerbitan
Persetujuan Teknis dan Surat
Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan
3 Instalasi Sumber Air Bersih
PDAM Tirta Dharma Estimasi total kebutuhan:
36,48 m3/hari
Wilayah Sleman Barat 36,48 m3/hari
Kapasitas masing-masing
Roof watertank 8 unit
1000 Liter
Groundwater tank Hidran 1 unit Kapasitas GWT 90 m3
Groundwater tank air
bersih
1 unit Kapasitas GWT 60 m3

4 Instalasi Pengolah Air Limbah


Ketentuan teknis mengacu
pada Peraturan Daerah
Sewage Treatment Plan
20 m3@ 1 unit Kabupaten Sleman Nomor 4
(STP Biotank)
10 m3@ 1 unit Tahun 2019 Tentang
Pengelolaan Air Limbah
Domestik
5 Instalasi Sarana Pemadam Kebakaran
APAR dilantai 1 30 tabung @4 kg
Ketentuan teknis mengacu
APAR dilantai 2 30 tabung @4 kg pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Republik
APAR dilantai 2 16 tabung @4 kg
Indonesia Nomor 26/PRT/
Hydrant Pillar 5 unit M/2008 tentang Persyaratan
Indoor hydrant Box 5 unit Teknis Sistem Proteksi

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

NO JENIS FASILITAS* BESARAN KETERANGAN

Smoke Detector 45 unit Kebakaran Pada Bangunan


Gedung dan Lingkungan
Heat Detector 466 unit
Peraturan Bupati Sleman
Sprinkler head 531 unit Nomor 29 Tahun 2021
Tentang Perubahan Kelima
Atas Peraturan Bupati Sleman
Nomor 49
Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Siamesse connection 3 unit Pelaksanaan Peraturan
Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 5
Tahun 2011 Tentang
Bangunan Gedung
6 Instalasi Drainase Lingkungan
Ketentuan teknis mengacu
pada Peraturan Bupati
Sleman Nomor 29 Tahun
Saluran Peresapan Air 2021 Tentang Perubahan
Hujan Kelima Atas Peraturan Bupati
20 unit @ 2,3 m3
Sleman Nomor 49 Tahun 2012
Tentang Petunjuk
Pelaksanaan
Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 5
Tahun 2011 Tentang
Bangunan Gedung
Ketentuan teknis mengacu
pada Peraturan Bupati
Sleman Nomor 29 Tahun
2021 Tentang Perubahan
Jaringan drainase Saluran Tertutup Kelima Atas Peraturan Bupati
lingkungan (Beton/Besi) Sleman Nomor 49 Tahun 2012
Tentang Petunjuk
Pelaksanaan
Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 5
Tahun 2011 Tentang
Bangunan Gedung
7 Alokasi Sarana TPS Sampah
Ketentuan teknis mengacu
pada Peraturan Daerah
Tempat Sampah (bin Kabupaten Sleman Nomor 9
42 m2
cicle) (kapasitas 15 liter) Tahun 2018 Tentang
(100 buah)
dan TPS Limbah Padat Perubahan Atas Peraturan
Domestik Daerah Nomor 13 Tahun
2011 Tentang Retribusi
Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
8 Alokasi Sarana TPS LB3
Ketentuan teknis mengacu
pada Permen LHK No. 6
Tahun 2021 Tentang Tata
TPS Limbah B3
24 m2 Cara Dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-
9 Sarana dan Prasarana Fasilitas Kesehatan Umum
Ketentuan teknis mengacu
Ruang Laktasi 1 unit
pada PMK Nomor 15 Tahun

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

NO JENIS FASILITAS* BESARAN KETERANGAN

2013 tentang tata cara


penyediaan fasilitas menyusui
dan atau memerah ASI
Ketentuan teknis mengacu
pada Permen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor:
Ruang Pos Keshatan (P3K) 1 unit PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja

10 Sarana dan Prasaranan Manajemen Transportasi


Kendaraan Roda Dua 366 unit Ketentuan teknis mengacu
Kendaraan Barang 2 unit pada Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Darat
Nomor : 272/HK.105/DRJD/96
Tentang Pedoman Teknis
Kendaraan Roda Empat 67 unit Penyelenggaraan Fasilitas
Parkir terkait pusat
perdagangan
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan Pembangunan
dan Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean

Adapun informasi uraian terperinci untuk setiap kegiatan operasional


fasilitas pendukung di lokasi tapak kegiatan Revitalisasi Pasar Godean pada
tahap operasi, sebagai berikut:

2.4.4.1 Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau (Taman)

Operasional tata kelola ruang terbuka hijau berupa taman yang


bertujuan dalam rangka memberikan kenyamanan di lingkungan pasar
Godean. Penyediaan total ruang terbuka hijau melalui pendekatan Koefisien
Dasar Hijau (KDH) (Green Coverage Ratio) dimana 20% (minimum), Saat
operasional sebesar 20% (2280 m2), dalam hal ini telah memenuhi ketentuan
peraturan yang berlaku (≥20%), sedangkan ketentuan penyelenggaran alokasi
ruang terbuka hijau mengacu pada Ketentuan teknis Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Ruang
Terbuka Hijau, dimana alokasi penyediaan ruang terbuka hijau berupa RTH
private dan/atau taman di lokasi tapak kegiatan merupakan bagian dari
ketentuan dan arahan penyelenggaran alokasi ruang terbuka hijau.

Berdasarkan pendekatan jenis vegetasi, nantinya penamanan jenis di


ruang terbuka hujau akan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

Nomor: 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan


Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-46

Gambar 2.13 Penyediaan alokasi area ruang terbuka hijau di lokasi tapak kegiatan saat operasional Revitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II-47

2.4.4.2 Instalasi Sumber Daya Listrik

Kegiatan operasional fasilitas pendukung terkait pemenuhan energi listrik


akan dipasok dari PLN Sidomoyo (GI Godean), dalam rangka penyediaan
sumber listrik atau cadangan listrik (dengan kapasitas trapo 400 Kva)
apabila terjadi gangguan distribusi dari PLN (otoritas) maka diperlukan Mesin
Generator Set, dalam hal ini akan mengoperasikan genset atau mesin
pembakaran dalam sebanyak 1 unit

Berdasarkan Penapisan kegiatan pemenuhan baku mutu emisi yang


telah dilakukan sebagai bagian dari persyaratan dalam rencana kegiatan
dalam ketentuan Permen LHK Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan, namun demikian telah dilakukan
penapisan dan penilaian dokumen standar teknis berdasarkan berita acara
penilaian, maka rencana kegiatan tidak diperlukan standar teknis
pemenuhan emisi namun Operasional Instalasi Genset sebagai cadangan
backup sumber listrik disesuaikan dengan ketentuan Teknis Peraturan Menteri
Energl dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2021 Tentang
Pelaksanaan Usaha Ketenagalistrikan dimana Pelaku Usaha yang
menjalankan kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan
sendiri dengan total kapasitas genset ≤500 Kva dalam 1 (satu) sistem
instalasi tenaga listrik wajib menyampaikan laporan (terdaftar)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II-48

Gambar 2.14 Layout skematik system penyediaan daya listrik dan back up daya listrik Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar
Godean

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
II-

2.4.4.3 Instalasi Sumber Air Bersih

Kegiatan operasional fasilitas pendukung terkait Pemenuhan kebutuhan


air bersih saat operasional akan dipenuhi oleh suplai air dari jaringan PDAM
Tirta Dharma Sleman Barat sebesar 36,48 m3/hari. Penggunaan air
bersumber dari PDAM ini diamanahkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Sleman Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Pasar di Kabupaten Sleman
pada penjelasan Pasal 12 dinyatakan bahwa Penggunaan fasilitas air bersih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf p oleh dan untuk kepentingan
pedagang yang bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum dikenakan
biaya sesuai dengan tarif yang ditetapkan Perusahaan Daerah Air Minum,
dengan pendekatan prakiraan kebutuhan air berdasarkan acuan dari
Standar Nasional Indonesia (SNI) 8153: 2015 Tentang Sistem plambing
pada bangunan gedung, seperti disajikan pada Tabel 2.18 berikut dibawah ini.

Tabel 2.18 Estimasi kebutuhan air bersih di lokasi tapak kegiatan operasional
Revitalisasi Pasar Godean saat tahap operasi
ESTIMASI
UNIT PENGHASIL AIR
NO KETERANGAN*
LIMBAH LITER/HARI M3/HARI (%)
Kebutuhan 37 orang @60
1. Pengelola Pasar 2220 2,22 6.08 liter/orang
Kebutuhan pedagang
2. Pedagang 19880 18,37 50.35 1988 orang @10
liter/orang
Kebutuhan pengujung
Pengujung
3. 6800 6,80 18.64 atau konsumen 680
(Konsumen) orang @10 liter/orang
Suryadmaja dkk (2015)
kebutuhan higiene
4. Higiene sanitasi pasar 6181,2 6,18 16.94 sanitasi pasar 0,5
liter/satuan luas
bangunan 12.362,4 m2
Kebutuhan air wudhu 400
5. Masjid/Musholla 2000 2,00 5.48 orang @5 liter/orang
Kebutuhan air untuk Luas
Pemeliharaan**
6. 912 0,91 2.50 taman atau RTH (2280
(RTH/Taman) m2) @0.5 liter/1 m2
Suplai air dari sumur air
tanah dangkal 7,30
Total 36483.2 36,48 100 m3/hari (20%) dan PDAM
Tirta Dharma Sleman
Barat 36,48 m3/hari (80%)
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean; Keterangan*Standar
Nasional Indonesia (SNI) 8153: 2015 Tentang Sistem plambing pada bangunan
gedung

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

Berdasarkan perhitungan kebutuhan air bersih dengan asumsi maksimal


disaat waktu puncak, sebesar 36,48 m3/hari. Adapun skematik neraca air dalam
pemenuhan sumber air bersih sebagai berikut ini, seperti disajikan pada
Gambar
2.15 berikut dibawah ini.

Air bersih PDAM tirta Dharma


36,48 m3/hari

Pengelola pasar & pedagang 20,59Sanitasi


m3/haripasar 6,18 m3/hari
Pengunjung 6,8 m3/hariMushalla 2 m3/hari

Pemeliharaan taman 0,91 m3/hari

Infiltrasi Alami
0,91 m3/hari

Infiltrasi 7,11 m3/hari


Air limbah 35,57 m3/hari

Dibuang ke badan air


Gambar 2.15 Layout skema neraca air bersih 28,46
saatm3/hari
kegiatan operasional Revitalisasi Pasar
Godean. Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman
(2021)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-51

Gambar 2.16 Layout skematik penyediaan air bersih di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional Revitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II-

2.4.4.4 Instalasi Pengolah Air Limbah

Kegiatan operasional nantinya akan menghasilkan air limbah


domestik, sumber dan karakteristik timbulan air limbah ini berasal dari kamar
mandi atau toilet, dan LOS Basah serta hygiene sanitasi pasar, sehingga dapat
dikategorikan sebagai air limbah domestik karena air limbah bersumber dari
kegiatan keseharian masyarakat. Kuantitas dan kualitas air limbah
dipengaruhi oleh banyaknya pengunjung konsumen yang dating dan jumlah
pengelola pasar. Air limbah domestik terdiri dari 99,9% air dan 0,1%
padatan yang dimana 70% padatan tersebut merupakan material organik
seperti protein, karbohidrat, dan lemak dan 30% merupakan material
anorganik seperti grit, logam dan garam (Mara, 2004). Air limbah
dibedakan sebagai blackwater dan greywater. Blackwater merupakan
campuran urin dan feces yang mengandung bakteri pathogen dan nutrient,
sedangkan greywater adalah total volume air yang dihasilkan dari pencucian
maupun bekas mandi (Tilley et al., 2014). Adapun estimasi timbulan air
limbah domestik saat operasional seperti disajikan pada Tabel 2.19 berikut
dibawah ini.
Tabel 2.19 Estimasi timbulan air limbah domestik saat kegiatan operasional
Revitalisasi Pasar Godean

UNIT PENGHASIL AIR BERSIH ESTIMASI AIR LIMBAH*


NO KETERANGAN*
AIR LIMBAH LITER/HARI LITER/HARI M3/HARI (%)
Kebutuhan 37 orang @60
1. Pengelola Pasar 2220 1776 1.78 6.24 liter/orang
Kebutuhan pedagang
2. Pedagang 19880 14696 14.70 51.64 1988 orang @10
liter/orang
Kebutuhan pengujung
Pengujung
3. 6800 5440 5.44 19.12 atau konsumen 680
(Konsumen) orang @10 liter/orang
Suryadmaja dkk (2015)
kebutuhan higiene
Higiene sanitasi
4. 6181,2 4944, 96 4.94 17.38 sanitasi pasar 0,5
pasar liter/satuan luas
bangunan 12.362,4 m2
Kebutuhan air wudhu 400
5. Masjid/Musholla 2000 1600 1.60 5.62 orang @5 liter/orang
Kebutuhan air untuk
Pemeliharaan**
6. 912 - - - Luas taman atau RTH
(RTH/Taman) (2280 m2) @0.5 liter/1 m2
Total 36483.2 28456.9 28,46 100
Sumber: DED Masterplan Ps. Godean; Keterangan* Timbulan air limbah domestik sebesar 80%
dari pemanfaatan air bersih; ** terinfiltrasi alami

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II-

Berdasarkan hasil estimasi perhitungan timbulan air limbah domestik


dapat disimpulkan bahwa saat operasional mencapai 28,46 m 3/hari dan
rencana pengelolaan air limbah domestik ini akan disalurkan dari jaringan
perpipaan air limbah (Blackwater) menuju 2 unit STP Bio-Tank untuk diolah
dengan kapasitas 20 m3 dan 10 m3 dan disalurkan (dibuang) ke badan air
permukaan (Sungai Berjo, Jembatan Sumber Rejo). Dengan sistem pemompaan
menggunakan pompa 180 kW. Pengurasan lumpur IPAL dilakukan setiap 2
tahun sekali yang dilakukan oleh pihak ketiga. Air limbah yang dibuang
wajib memenuhi baku mutu sebagaimana table berikut :

Tabel 2.20 Baku mutu air limbah domestik kegiatan operasional Revitalisasi
Pasar Godean
Parameter Satuan Baku mutu
TSS mg/l 30
pH mg/l 6–9
BOD mg/l 5
COD mg/l 100
Minyak dan
5
Lemak mg/l
Amonia mg/l 10
Total Coliform mg/l 3000

Desain IPAL Pasar Godean sebagai berikut :

Gambar 2.17 Desain IPAL Pasar Godean

Sumber: DED Masterplan Ps. Godean; Keterangan* Timbulan air limbah domestik sebesar 80%
dari pemanfaatan air bersih; ** terinfiltrasi alami

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

Dikarenakan Konsentrasi BOD telah melebihi baku mutu, maka Dinas


Perindustrian dan perdagangan Kab. Sleman akan melakukan kompensasi
dengan membangun IPAL Komunal di Hilir sungai Berjo. IPAL Komunal yang
akan dibangun sebanyak 3 buah dengan kapasitas untuk 500 orang.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
II-

Gambar 2.18 Layout jaringan instalasi pengolah air limbah di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
II-

Gambar 2.19 . Outfall Penyaluran Haasil Olahan Air Limbah domestik menuju Sungai Berjo, Jembatan Sumber Rejo saat kegiatan operasional revitalisasi
Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
II-57

2.6.3.4 Instalasi Drainase Lingkungan

Kegiatan operasional pendukung terkait pengelolaan air permukaan


atau limpasan air hujan mengacu pada ketentuan Ketentuan teknis
mengacu pada Peraturan Bupati Sleman Nomor 29 Tahun 2021 Tentang
Perubahan Kelima Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor 49 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor
5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung, dimana Setiap bangunan dengan
KDB kurang dari 50% (lima puluh per seratus) harus dilengkapi dengan sumur
peresapan air hujan. Rencana teknis sesuai kajian DED dengan adanya 20 unit
sumur peresapan air hujan (SPAH) dengan kapasitas 2,3 m3 dimensi diameter
1 m dan kedalaman 3 meter; operasional jaringan perpipaan roof drain,
serta jariangan drainase lingkungan (tertutup beton dan/atau besi).

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II-

Gambar 2.20 Layout siteplan drainase lingkungan dan sumur peresapan air hujan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar
Godean

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
II-

Gambar 2.21 Layout siteplan drainase lingkungan dan sumur peresapan air hujan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar
Godean

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
II-

2.4.4.5 Sarana dan Prasarana TPS Sampah

Pada dasarnya limbah padat domestik berupa sampah rumah tangga


atau sejenis rumah tangga yang dihasilkan pada saat operasional nantinya
berupa sampah organik dan non organik, untuk sampah non organik umumnya
bersifat dapat didaur ulang seperti kardus dan kertas, sedangkan sampah
organik berasal dari sisa makanan berat; sisa makanan ringan; ranting
tanaman, daun kering tanaman, dan batang pohon kering. Penanganan
sampah nantinya akan mengacu pada Penyediaan TPS sampah untuk
memenuhi ketentuan teknis pada Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dengan dilakukan, sebagai berikut
: a. pemilahan; b. pengumpulan; c. pengangkutan; d. pengolahan; dan e.
pemrosesan akhir sampah sesuai peraturan tersebut.
Proses Pemilihan

Rencana proses pemilahan sampah dilakukan melalui kegiatan


pengelompokan sampah jenis sampah yang terdiri dari :

a. sampah yang mengandung B3 dikelola di TPS limbah B3


b. sampah yang mudah terurai (organik: sisa makanan dan bagain daun
dan ranting tanaman);
c. sampah yang dapat digunakan kembali (non-organik: kardus dan
kertas);
d. sampah yang dapat didaur ulang (non-organik seperti botol minuman
bekas)

Proses Pengumpulan

Rencana proses pengumpulan sampah yang telah dilakukan proses pemilahan


dari sumbernya, maka selanjutnya pengumpulan sampah yang dilakukan setiap
hari dengan cara menyediakan sarana TPS yang memenuhi persyaratan:

a. memiliki tempat sampah sebanyak 100 buah dengan kapasitas 15 L


b. memiliki tempat penyimpanan saampah sementara dengan luasan 42

m2

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
II-

c. memiliki jadwal pengangkutan dan pengumpulan yaitu dilakukan


setiap hari oleh tim bidang sanitasi lingkungan menuju TPA
(Tempat Pemrosesan akhir)

Proses Pengolahan dan Pemrosesan akhir sampah

Rencana proses pengolahan dan pemrosesan sampah yang telah dilakukan


proses pengumpulan dari sumbernya saat kegiatan operasional di lokasi tapak
kegiatan, maka selanjutnya pemrosesan akhir sampah dengan cara
dilakukan pengangkutan oleh bidang sanitasi lingkungan menuju TPA yang
dilakukan setiap hari.

Estimasi Timbulan Limbah Padat Domestik

Potensi besarnya sampah yang dihasilkan dari berbagai jenis sampah nantinya
pada saat operasional, estimasi timbulan sampah saat operasional nantinya,
seperti disajikan pada Tabel 2.21 berikut dibawah ini.
Tabel 2.21 Estimasi timbulan air limbah domestik saat kegiatan operasional
Revitalisasi Pasar Godean

DISTRIBUSI PEDAGANG ESTIMASI


JENIS DASARAN
PEDAGANG
JUMLAH Lt. 1 Lt. 2 Lt.3 PENDEKATAN* Kg/hari

Kios 186 0 137 49 Kriteria A 167.4

LOS 1162 715 421 28 Kriteria B 255,64

LOS Belut 31 0 31 0 Kriteria C 37.2

LOS Sepeda 55 0 0 55 Kriteria A 49,5

Tlasaran 554 554 0 0 Kriteria D 132,96

Konsumen 680 200 200 280 Kriteria E 150

Pengelola 37 0 0 37 Kriteria F 22.2

JUMLAH TOTAL: 647,5

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean;
Keterangan* kriteria A (0,9 kg/hari); kriteria B (0,22 kg/hari); kriteria C (0,12 kg/hari);
kriteria D (2,4 kg/hari); kriteria E (0,3 kg/hari); dan kriteria F (0,6 kg/hari). Asumsi Kriteria
Standar nasional Indonesia (SNI 3242: 2008) tentang pengelolaan sampah menyatakan
bawah asumsi faktor kepadatan 70%, faktor keserempakan 60%. bahwa rata-rata
1 orang menghasilkan sampah sebesar 0,35-0,40 kg/hari

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
II-

Berdasarkan pendekatan tersebut maka dapat disimpulkan timbulan


sampah pada saat operasional dengan skenario puncak menghasilkan 647,5
kg/hari atau 0,647 ton/hari setara 3,49 m 3/hari (konversi rasio x 5,40; Nawasis
2021).

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
II-63

Gambar 2.22 Layout siteplan lokasi TPS Sampah di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
2.4.4.6 Sarana dan Prasarana TPS Limbah B3

Kegiatan operasional fasilitas TPS LB3 dalam memenuhi ketentuan teknis


pada Permen LHK No. 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

2.4.4.7 Sarana dan Prasarana Fasilitas Kesehatan Umum

Penyediaan fasilitas kesehatan umum seperti ruang Pos Kesehatan untuk


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di

2.4.4.8 Sarana dan Prasarana Manajemen Transportasi

Informasi terkait kebutuhan minimum tempat parkir untuk kegiatan


operasional Revitaliasi Pasar Godean mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor :272/HK.105/DRJD/96 Tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir untuk sarana jenis fasilitas kategori usaha Pasar
Rakyat (Pendapatan Menengah-Bawah), diketahui bahwa jumlah kebutuhan parkir
minimum yang harus disediakan oleh pihak manajemen atau pemrakarsa, seperti
disajikan pada Tabel
2.22. berikut dibawah ini.
Tabel 2.22. Kebutuhan parkir minimum untuk jenis fasilitas kategori usaha Pasar
Rakyat (Pendapatan Menengah -Bawah)

LUAS AREAL TOTAL LUAS AREAL TOTAL KEBUTUHAN


KEBUTUHAN (SRP) (SRP)
(m2) (m2)

<4000 160 30000 750

5000 185 40000 970

7500 240 50000 1200

10000 300 >100000 2300

20000 520 Keterangan*:


SRP (satuan ruang parkir)
Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96 Tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir

Pendekatan analisis ketersediaan jumlah tempat parkir pada saat operasional


tahun ke tahunnya, dilakukan dengan cara memproyeksikan jumlah
pengunjung/konsumen dengan metode geometrik, secara penetapan kebutuhan
estimasi alokasi parkir minimum seperti disajikan pada Tabel 2.23 berikut dibawah
ini.

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
6

Tabel 2.23 Penetapan kebutuhan Parkir Minimum untuk kegiatan komersial


perdagangan
SATUAN RUANG PARKIR (SRP)
LANTAI
FUNGSI PERUNTUKAN KETERANGAN*

LANTAI 1
Lahan Parkir  Area Parkir Motor 366 Unit

 Area Parkir Mobil 67 Unit

 Area Parkir Kendaraan Barang 2 Unit


Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), Keterangan* sesuai
Persetujuan Dokumen Andal Lalin

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas tempat parkir yang
disiapkan untuk komersial perdagangan (Pasar) yaitu Revitalisasi Pasar Godean telah
memenuhi kebutuhan.

Adapun rencana pengelolaan yang telah dipersiapkan untuk gangguan dampak


lalu lintas dari Persetujuan Dokumen Andal Lalin, meliputi pelaksanaan kegiatan:

(1) Penempatan security atau petugas khusus untuk mengatur lalu lintas keluar masuk
kendaraan k di lokasi tapak kegiatan atau depan pintu keluar masuk lokasi dengan
dilengkapi perlengkapan yang memadai bagi petugas

(2) Melarang parkir kendaraan di badan jalan untuk kendaraan pedagang, pengelolaan dan
konsumen (pengujung) di lokasi tapak kegiatan
(3) Menyediakan area parkir untuk kendaraan pedagang, pengelolaan dan konsumen
(pengujung)
(4) Menyediakan alat pemadam kebakaran dan kamera pengawas untuk mitigasi kejadian
kejahatan dan kebakaran bagi pedagang, pengelolaan dan konsumen (pengujung)
(5) Pemasangan rambu lalu lintas mode operasional dan tanda petunjuk (Sign remark)
sesuai arahan dan ketentuan

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
6

(6) Menyediakan fasiltias penerangan umum di lingkungan sekitar tapak kegiatan

Pengadaan dan pengangkutan material menjadi tanggungjawab pihak kontraktor


pelaksana dibawah pengawasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sleman dengan memperhatikan tonnase dan kelas jalan eksisting
saat ini, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui penyusunan
persetujuan dokumen andal lalin (berkas Lampiran 13).

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
6

Gambar 2.23 Layout siteplan perambuan lalu lintas di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
6

Gambar 2.24 Layout siteplan Penyediaan alokasi area parkir di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
6

Gambar 2.25 Layout siteplan akses sirkulasi kendaraan dan konsumen di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
7

2.4.4.9 Instalasi Sarana Pemadam Kebakaran

Tahap kegiatan operasional terkait instalasi sarana pemadam kebakaran


ini dilakukan dengan penyediaan alat proteksi kebakaran; kegiatan upaya
mitigasi tanggap darurat kebencanaan dan kebakaran, uraian detail sebagai
berikut:

(a) Penyediaan alat proteksi kebakaran

Operasional penyediaan alat proteksi kebakaran saat operasional


nantinya akan menjadi prioritas utama untuk diperhatikan dengan seksama,
adapun rencana teknis pengelolaan operasional penerapan sarana proteksi
kebakaran, seperti disajikan pada Tabel 2.24. berikut dibawah ini.
Tabel 2.24. Operasional instalasi proteksi kebakaran yang akan disediakan
saat operasional di lokasi tapak kegiatan

NO ALAT PROTEKSI KEBAKARAN KETERANGAN

1 Kelengkapan APAR:
APAR dilantai 1 : 30 tabung @4
kg APAR dilantai 2 : 30 tabung @4
kg
APAR dilantai 2 : 16 tabung @4 kg

4 Hydrant Kebakaran Gedung (IHB):


5 unit

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
7

NO ALAT PROTEKSI KEBAKARAN KETERANGAN

5 Hidrant Kebakaran Halaman (HP);


5 unit

6 Smoke Detector (pengindera Asap);


45 titik

7 Heat detector (ROR)


466 titik

10 Sprinkler head
531titik
Keterangan:
Pemercik air dalam ruangan

11 Siamesse connection:
3 unit

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean;

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
72

(b) Kegiatan Upaya Mitigasi Tanggap Darurat Kebencaaan

Kegiatan saat operasional terkait upaya mitigasi kebencaan akan


dilakukan sesuai arahan dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 29 Tahun 2021
Tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor 49 Tahun
2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung: (a) persyaratan
keselamatan; (b) persyaratan kesehatan; (c) persyaratan kenyamanan;
dan (d) persyaratan kemudahan. Oleh karena itu, saat operasional akan
dilakukan pengelolaan tanggap darurat dengan mengadakan program
simulasi setiap 3 tahun sekali, secara rencana teknis program kerja teknis
tersebut seperti disajikan pada Gambar 2.56 berikut dibawah ini.

RENCANA TEKNIS PENGELOLAAN URAIAN/PENJELASAN

KETERANGAN: PERINGATAN DINI


Petugas membunyikan tanda peringatan
dini untuk evakuasi seperti megaphone dan
sirine panjang menerus dan cepat, atau alat
bunyi lain yang telah disepakati sebelumnya.
Petugas: direncanakan tim security yang telah
diberikan pelatihan dan bimbingan teknis
berkerjasama dengan OPD terkiat (BPBD
Kabupaten Sleman, SAR, Pemadam
kebakaran serta Instansi vertical Badan
Geologi)

KETERANGAN: JALUR EVAKUASI


Saat mendengar alarm kebakaran/tanda
peringatan dini untuk evakuasi tehadap
kejadian kebencaaan baik gempa atau
kebakaran, Petugas bersiap dalam hal Tim
keamanan yang telah dilakukan pelatihan
tanggap bencana sebelumnya. Memastikan
setiap orang untuk melakukan evakuasi
(keluar gedung) di lokasi tapak kegiatan,
menuju tempat berhimpun sementara
(assembly area) yang telah disiapkan

Keterangan:
TITIK KUMPUL
Petugas mengintruksikan untuk berkumpul
sementara (assembly area) dan beri kabar
pada keluarga jika memungkinkan. Kesalahan
informasi bias membahayakan. Sehingga
untuk memastikan informasi dari sumber
terpercaya saat berada di titik kumpul.
Sementara itu Petugas keamanan dan
Pengelola (UPTD I Godean) memastikan
apakah ada di antara pengujung/pedagang
yang mungkin terperangkap di dalam dan
perlu pertolongan segera.

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
7

Gambar 2.26. Rencana program kerja simulasi tanggap darurat kebencanaan gempa atau
kebakaran di lokasi tapak kegiatan. Sumber : Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. Risiko Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB: 2016

(c) Kegiatan Upaya Mitigasi Kebencaanan Kebakaran

Kegiatan saat operasional terkait upaya mitigasi kebakaran akan


dilakukan sesuai arahan dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 29 Tahun 2021
Tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor 49 Tahun
2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung: (a) persyaratan
keselamatan; (b) persyaratan kesehatan; (c) persyaratan kenyamanan; dan
(d) persyaratan kemudahan. Oleh karena itu, saat operasional akan dilakukan
program simulasi penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dengan
setiap 1 tahun sekali, secara rencana teknis program kerja teknis tersebut
seperti disajikan pada Gambar 2.27 berikut dibawah ini

RENCANA TEKNIS PENGELOLAAN URAIAN/PENJELASAN

KETERANGAN:
Pelaksanaan simulasi menggunakan
tabung pemadam kebakaran
bertujuan untuk memberikan edukasi
cara menggunakan apar kepada
petugas dan pengelola serta
pedagang.
Agar suatu hari nanti bila terjadi hal
yang tidak di inginkan dapat
mengantisipasinya dengan baik dan
benar.

KETERANGAN:
1. Klas A : Kebakaran yang berasal dari
bahan biasa padat yang mudah
terbakar Seperti : kertas, kayu, plstik,
karet, dll.
2. Klas B : Kebakaran yang berasal dari
bahan cair dan gas yang mudah
menyala, seperti: minyak tanah, bensin,
solar, thinner, LNG, LPG, dll.
3. Klas C : Kebakaran yang berasal dari
peralatan listrik (hubungan arus
pendek), seperti: generator listrik, setrika
listrik, dll.

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
7

RENCANA TEKNIS PENGELOLAAN URAIAN/PENJELASAN

KETERANGAN:

Pelaksanaan simulasi menggunakan


tabung pemadam kebakaran
mengenai jenis APAR (Alat Pemadam
Api Ringan) yang disediakan di lokasi
tapak kegiatan :
1. APAR isi Powder
2. APAR isi Gas CO2

Gambar 2.27 Rencana program kerja simulasi Penangganan Kebakaran di lokasi tapak
kegiatan. Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Risiko
Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB: 2016

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
III-1

BAB III
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP RINCI

Pembahasan deskripsi rinci rona lingkungan hidup eksisting berisi uraian


mengenai rona lingkungan hidup (environmental setting) secara umum secara
administrasi berada di Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean,
Kabupaten Sleman, DIY. Pembahasan pada BAB III ini menguraikan kondisi
rinci rona lingkungan hidup awal mencakup informasi yang terkait secara
signifikan dengan dampak yang ditimbulkan. Deskripsi rona lingkungan hidup
eksisting ini berdasarkan data dan informasi primer dan sekunder yang
bersifat aktual dan beberapa terdapat data times series yang bersumber
pada data sekunder yang resmi dan kredibel untuk menjamin validitas data
dan informasinya.
Komponen lingkungan hidup (environmental features) terkena
dampak lingkungan yang berada disekitar lokasi rencana kegiatan serta
kondisi lingkungannya disesuiakan dengan batasan wilayah studi yang telah
dikaji dalam formulir kerangka acuan, uraian deskripsi rinci rona lingkungan
hidup awal ini pada prinsipnya memuat berbagai komponen dan sub
komponen lingkungan hidup:
1. Komponen geo-fisik-kimia, yang terdiri kualitas udara; tingkat kebisingan,
tingkat kebauan, kualitas air permukaan, kualitas air tanah dan kondisi tinggi
muka air tanah
2. Komponen transportasi, yang terdiri kondisi kelancaran lalulintas dan kondisi
keselamatan lalulintas
3. Komponen biologi, yang terdiri keberadaan vegetasi
4. Komponen sosio-ekonomi-budaya, yang terdiri demografi kependudukan,
kondisi sosial-ekonomi, dan kondisi sosial-budaya masyarakat dan pedagang
5. Komponen kesehatan masyarakat, yang terdiri Kondisi tingkat kesehatan
masyarakat
Pengambilan data primer dan analisis data dalam pengujian
laboratorium menggunakan laboratorium uji yang terakreditasi nasional (KAN)
terlampir dalam Lampiran 8, Lokasi pengumpulan data dan informasi mengenai
deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal disajikan secara informasi
spasial, seperti disajikan pada Gambar 3.1. berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
III-2

Gambar 3.1. Lokasi pengambilan sampling komponen lingkungan hidup untuk untuk Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
III-

3.1. Deskripsi Komponen Lingkungan Terkena Dampak


Kondisi lingkungan di dalam dan sekitar lokasi kegiatan sangat
diperlukan sebagai dasar untuk memprakirakan kemungkinan terjadinya
dampak terhadap komponen lingkungan yang diakibatkan oleh rencana
kegiatan. Berbagai komponen lingkungan yang perlu dipertimbangkan yaitu
komponen Geo-Fisik-Kimia; Transportasi; Biologi; Sosial-Ekonomi-Budaya dan
Kesehatan Masyarakat.
3.1.1 Komponen Geo-Fisik-Kimia
3.1.1.1 Sub-Komponen Geo-Fisik Kimia: Kualitas Udara
Pembahasan rona lingkungan hidup awal kualitas udara ambien
terkait telaah dampak potensial yang ditimbulkan berupa penurunan
kualitas udara akibat kegiatan tahapan kontruksi dan operasional. Apabila
dilihat dari pengertian penurunan kualitas udara atau adanya pencemaran
udara yang diartikan sebagai kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan (Soemarwoto, 1989).
Apabila dilihat dari data primer pengukuran kualitas udara ambien
(berkas hasil uji laboratorium terlampir), maka dapat disimpulkan hasil
pengukuran kualitas udara dengan 5 paramater kunci yaitu Nitrogen
dioksida (NO2); sulfur dioksida (SO2) ; Karbon monoksida (CO); dan partikel
debu (TSP); dan PM10 di wilayah studi dengan seluruh parameter masih
berada di bawah baku mutu. Hasil pengukuran tersebut disajikan pada tabel
dibawah ini.
. Tabel 3.1 Hasil pengujian kualitas udara ambien di wilayah studi
HASIL UJI PENGUKURAN**
BAKU KUA-1 KUA-2 KUA-3
NO PARAMETER
MUTU* (PASAR (UTARA TAPAK (BARAT TAPAK
GODEAN) PROYEK) PROYEK)

Nitrogen
1. 200 µg/m3 27,45 18,76 16,32
dioksida (NO2)
Sulfur dioksida
2. 150 µg/m3 25,34 14,25 12,96
(SO2)
Karbon
10.000
3. monoksida 1.162 <1.145 <1.145
µg/m3
(CO)
4. TSP 230 µg/m3 72,94 34,96 28,76

5. PM10 75 µg/m3 26,75 16,38 14,98


Keterangan: (*)PP 22/Tahun 2021, Lampiran VII, Baku Mutu Udara Ambien; (**) Keterangan
Titik Koordinat lokasi KUA-1 : 7°45'59.57"S-110°17'36.43"E; Titik Koordinat lokasi KUA-
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

2 : 7°45'49.81"S -110°17'30.29"E; Titik Koordinat lokasi KUA-3 : 7°45'56.90"S-


110°17'22.65"E

Adapun hasil pengukuran parameter pendukung meliputi suhu,


kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin, angin dominan dan cuaca
disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 Hasil pengukuran parameter pendukung
KUA-1 KUA-2 KUA-3
NO PARAMETER (Pasar
(Utara Tapak Proyek) (Barat Tapak Proyek)
Godean)
1 Suhu (°C) 30 28.4 29.4
2 Kelembaban (%) 71.4 74.3 71.1
Tekanan Udara
3 756.9 756.9 754.4
(mmHg)
Kecepatan Angin
4 0.5 0.4 0.4
(m/s)
5 Angin Dominan Barat Timur Timur
6 Cuaca Mendung Mendung Mendung

Berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara dengan 5 paramater terdiri


dari Nitrogen dioksida (NO2); sulfur dioksida (SO2) ; Karbon monoksida (CO);
dan partikel debu (TSP); dan PM 10 di wilayah studi dengan seluruh parameter
masih berada di bawah baku mutu, namun diperlukan analisis lanjutan
dengan pendekatan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) ditetapkan
sebagai salah satu instrumen untuk mengukur tingkat pencemaran udara di
suatu wilayah, baik secara Nasional maupun di Provinsi dan Kabupaten/Kota
sesuai pedoman dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020 tentang Indeks
Standar Pencemar Udara, namun demikian pendekatan ISPU ini dalam cakupan
skala tapak proyek dan wilayah studi menggunakan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

Berdasarkan penggunaan persamaan tersebut maka diketahu indeks

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

standar pencemar udara parameter PM10 di wilayah studi, seperti disajikan pada
tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.3 Hasil analisis nilai parameter PM10 ke dalam indeks standar
pencemar udara wilayah studi
NILAI PENGUJAN PARAMATER*
LOKASI KETERANGAN LOKASI
PM10 ISPU
Lokasi Tapak Proyek Revitalisasi
KUA-1 Pasar Godean, Titik Koordinat: 26,75 µg/m3 26,75
7°45'59.57"S 110°17'36.43"E
Permukiman Padukuhan
Godean Kalurahan SIdoagung
KUA-2 16,38 µg/m3 16,38
Titik Koordinat:
7°45'49.81"S 110°17'30.29"E
Permukiman Padukuhan
Ngabangan, Kalurahan
KUA-3 14,98 µg/m3 14,98
Sidoluhur Titik Koordinat:
7°45'56.90"S 110°17'22.65"E
Sumber: Data Primer (2023))

Berdasarkan hasil analisis perhitungan ISPU PM10 WS yaitu 26,75; 16,38 dan
14,98 maka dapat disimpulkan bahwa nilai indeks standar pencemar udara
di wilayah studi untuk parameter PM10 tersebut masuk dalam rentang nilai ISPU
1-
50 kategori Baik berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020
tentang Indeks Standar Pencemar Udara.
Apabila ditinjau dari dampak peningkatan kadar partikel (PM 10) maka
nilai pengujian kualitas PM10 ini dapat dikonversi menjadi nilai skala kualitas
lingkungan wilayah studi melaui pendekatan Indeks Standar Pencemar
Udara (ISPU) seperti disajikan pada Tabel Penetapan Nilai Konsentrasi PM 10
WS Dikonversi ke dalam Nilai Skala Kualitas Lingkungan Sebagai Kualitas
Lingkungan Tanpa Proyek. Berdasarkan hasil pengujian parameter PM 10 WS
maka dapat disimpulkan bahwa kondisi nilai kualitas lingkungan tanpa
proyek masuk dalam Skala 5 (Sangat Baik).

Tabel 3.4 Penetapan nilai ISPU PM10 WS dikonversi ke dalam nilai skala kualitas
lingkungan sebagai kualitas lingkungan tanpa proyek
PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS
PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Penurunan 1 30 5 Sangat Baik
kualitas
31 50 4 Baik
udara
51 - 70 3 Sedang

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

71 - 90 2 Buruk

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
≥ 91 1 Sangat Buruk
Sumber: Tim Penyusun (2023)

Adapun uraian tambahan terkait pengukuran setiap paramater kualitas udara


ambien di wilayah studi, sebagai berikut:


Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas tak berwarna yang
menimbulkan rasa jika konsentrasinya 0,3 ppm dan menghasilkan bau yang
kuat pada tingkat konsentrasi yang lebih besar dari 0,5 ppm. SO2 salah satu gas
yang dapat diserap oleh selaput lendir hidung dan saluran pernafasan, jika
konsentrasi tinggi dapat merusak paru-paru. Sumber utama pencemaran
udara dari paramater SO2berasal dari pembakaran bahan bakar khususnya
konsumsi BBM kendaraan bermotor. Hasil pengukuran paramater selama 1 jam
menunjukkan nilai masing- masing lokasi sampel sebesar 25.34; 14.25; dan
12.96 µg/m3 dengan nilai pada masing-masing lokasi sampel ini masih
memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (150 µg/m3)


Nitrogen dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida (NO2) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer
yang berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Sumber utama nitrogen
dioksida yang dihasilkan dari aktivitas pembakaran bahan bakar fosil
terutama bensin digunakan oleh kendaraan bermotor. Jika konsetrasi tinggi di
lingkungan sangat berdampak pada manusia dan tumbuhan, meningkatkan
resiko untuk gangguan kelahiran termasuk berat lahir rendah, prematuritas,
(Stoker dan Seager, 1972 dalam Fardiaz, 1992). Hasil pengukuran selama 1
jam paramater menunjukkan nilai masing-masing lokasi sampel sebesar 27.45;
18.76 dan 16.32 µg/m3 dengan nilai pada masing-masing lokasi sampel ini
masih memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (400 µg/m3)


Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas tidak berwarna, tidak
berbau yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna, gas CO pada

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

umunya

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan.
Jika konsentrasinya CO meningkat pada tingkat 200 ppm dapat menimbulkan
gejala ringan (sakit kepala dan gelisah) setelah beberapa jam terpapar dan
pada tingkat 400ppm menyebabkan sakit kepala dan merasa tidak enak
badan, gelisah setelah berada 2-3 jam paparan (Soetrisno, 2003).Hasil
pengukuran Karbon Monoksida (CO) selama 1 jam di masing-masing lokasi
sampel sebesar 1162; 1145; dan 1145 1145 µg/m 3 dengan nilai pada masing-
masing lokasi sampel ini masih memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (10.000
µg/m3).


Total Suspended Particulate (TSP)
Total Suspended Particulate (TSP) atau Suspended partikulat adalah
partikel halus di udara yang terbentuk pada pembakaran bahan bakar
minyak. Konsentrasi tinggi akan sangat berbahaya bagi kesehatan
(Soemarwoto, 2004). Suspended partikulat merupakan debu yang tetap
berada di udara dan tidak mudah mengendap serta melayang di udara. Hasil
pengukuran paramater TSP selama 1 jam menunjukkan nilai masing-masing
lokasi sampel sebesar 72.94; 34.96; dan 28.76 µg/m3 dengan nilai pada masing-
masing lokasi sampel ini masih memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (230
µg/m3).


Partikulat (PM10)
Partikulat (PM10) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10
mikron (mikrometer) dengan Nilai Ambang Batas (NAB) adalah Batas
konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien
sebesar 75 µg/m3 selama 24 jam, Partikulat (PM10) ini ditemukan pada debu
dan asap dimana Partikel 10 mikron (mikrometer) ini lebih kecil dari
diameter rambut manusia yang berukuran 50-70 mikrometer, sehingga
potensi terhadap gangguan kesehatan cukup tinggi khususnya penyakit
ISPA(Soemarwoto, 2004). Hasil pengukuran paramater PM10 selama 24 jam
menunjukkan nilai masing- masing lokasi sampel sebesar 26.75; 16.38; dan
14.98 µg/m3 dengan nilai pada masing-masing lokasi sampel ini masih
memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (75 µg/m3).

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

3.1.1.2 Sub-Komponen Geo-Fisik Kimia: Kebisingan


3.1.1.2 Sub-Komponen Geo-Fisik Kimia: Kebisingan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Dalam rona lingkungan hidup awal mengenai kondisi tingkat kebisingan dimana
pengertian dari Kebisingan itu sendiri adalah bunyi yang tidak diinginkan
dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kenyamanan maupun kesehatan bagi manusia.
Penentuan tingkat kebisingan hasil dari pengukuran energi bunyi yang
dinyatakan dalam satuan Desibel (dB), dimana tingkat kebisingan
sinambung (Leq) didefinisikan sebagai tingkat kebisingan dari kebisingan
yang berubah- ubah (fluktuaktif) selama waktu tertentu, yang setara dengan
tingkat kebisingan dari kebisingan yang ajeg (steady) pada selang waktu yang
sama. Oleh karena itu, baku mutu tingkat kebisingan meruapakan batas
maksimal kebisingan yang diperbolehkan atau ditolerir untuk menjamin
kenyamanan dan kesehatan manusia khususnya untuk lingkungan kawasan
permukiman dan perumahan sesuai dengan rencana kegiatan seperti
disajikan pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.1. Kriteria baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan lingkungan atau kawasan kegiatan
Leq
No Lingkungan Kegiatan/Kawasan
dB(A)
I Peruntukan Kawasan
Perumahan dan permukiman 55
Perdagangan dan jasa 70
Perkantoran 60
Ruang Terbuka Hijau 50
Industri 70
Fasilitas Umum 60
Rekreasi dan Tempat hiburan 70
II Peruntukan Lingkungan Kegiatan
Rumah Sakit 50
Sekolah 55
Tempat Ibadah 55
Sumber : Peraturan Daerah DIY Nomor 40 Tahun 2017 tentang Baku Tingkat Kebisingan

Berdasarkan kriteria baku mutu lingkungan dapat disimpulkan bahwa


parameter tingkat kebisingan sebesar 55 dB (A) untuk perumahan dan
permukiman, perdagangan dan jasa sebesar 70 dB (A), dimana pada Tabel
3.14 akan digunakan sebagai pendekatan untuk mengkonversi ke dalam skala
kualitas lingkungan nantinya.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Sumber: The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH, 2009)
Gambar 3.2. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari sumber kebisingan dengan jarak 15
meter sebagai sumber pajanan kebisingan terhadap aspek kesehatan

Berdasarkan acuan baku mutu tingkat kebisingan dengan nilai LSM (Leq
selama siang dan malam hari) maka pengukuran bakut tingkat kebisingan
Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan Sinambung Setara
dikonversi menjadi nilai LSM (Tabel 3.7) dengan persamaan sebagai berikut:

………………………………....……(1)
Keterangan:
LS (Leq selama siang hari);
LM (Leq selama malam hari)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Apabila dilihat dari data primer pengukuran baku tingkat kebisingan (berkas
hasil uji laboratorium terlampir) dari 4 lokasi sampling di wilayah studi, seperti
disajikan pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.6. Hasil baku tingkat kebisingan di wilayah studi
*BAKU *HASIL PENGUKURAN DB (A)
LOKASI KETERANGAN LOKASI
MUTU LS LM LSM
Lokasi Tapak Proyek
Revitalisasi Pasar Godean
BTK-1 70 61 59 62
Titik Koordinat:
7°45'59.57"S 110°17'36.43"E
Permukiman Padukuhan
Godean Kalurahan
BTK -2 Sidoagung 55 55 54 57
Titik Koordinat:
7°45'49.81"S 110°17'30.29"E
Permukiman Padukuhan
Ngabangan, Kalurahan
BTK -3 Sidoluhur Titik Koordinat: 55 56 54 58
7°45'56.90"S
110°17'22.65"E
Pemukiman
BTK -4 Titik Koordinat: 55 53 51 54
7°45'44.93"S 110°16'36.34"E

NILAI RATA-RATA: 56.25 56,25 57,75

Sumber: Data Primer (2022) ; *Baku Mutu Udara Ambien berdasarkan Lampiran Peraturan
Daerah DIY Nomor 40 Tahun 2017 tentang Baku Tingkat Kebisingan untuk permukiman 55
d(BA) dan fasiltias umum/jalan Raya 70 d(BA); keterangan:

- L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 – 09.00


- L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 – 11.00
- L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 – 17.00
- L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 – 22.00
- L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 – 24.00
- L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 – 03.00
- L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 – 06.00

Dalam menentukan kualitas lingkungan terkait parameter baku


tingkat kebisingan dari hasil pengukuran di lokasi titik sampling di wilayah
studi, maka
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Baku mutu tingkat kebisingan yang telah ditetapkan yaitu 70 dBA untuk fasilitas
umum/jalan dan 55 dBA untuk permukiman. Berdasarkan batasan baku
mutu kebisingan tersebut, maka untuk konversi dalam menentukan ke
dalam skala kualitas lingkungan, seperti disajikan pada tabel berikut dibawah
ini.
Tabel 3.2. Penetapan nilai baku tingkat kebisingan dikonversi ke dalam nilai
skala kualitas lingkungan sebagai kualitas lingkungan tanpa proyek
PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS
PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Peningkatan Area Sangat Aman (ASB); kondisi Jarak
intensitas reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
kebisingan dampak dengan Tingkat kebisingan <50 5 Sangat Baik
dB(A) dan Lama waktu paparan <50
dB(A) maksimum 12 jam per hari
Area Aman (AB); kondisi Jarak
reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
dampak dengan Tingkat kebisingan 50- 4 Baik
55 dB(A) dan Lama waktu paparan 50-
55 dB(A)
maksimum 12 jam per hari
Area Moderat (AM): kondisi Jarak
reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
dampak; dengan Tingkat kebisingan
3 Sedang
antara 55- 65 dB(A) dan Lama waktu
paparan 55 - 65 dB(A) maksimum 12
jam
per hari
Area Resiko Tinggi (ART): kondisi reseptor
21 s/d 30 m dari sumber dampak
dengan Tingkat kebisingan 65-85 dB(A) 2 Buruk
dan Lama waktu paparan 65-85 dB(A)
maksimum 12 jam per hari
Area Resiko Sangat Tinggi (ARST): kondisi
Jarak reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
dampak dengan Tingkat kebisingan > 85 1 Sangat Buruk
dB(A) dan Lama waktu paparan > 85
dB(A) maksimum 12 jam per hari
Sumber: Tim Penyusun (2022); Keterangan** pendekatan Baku Mutu Udara Ambien berdasarkan
Lampiran Peraturan Daerah DIY Nomor 40 Tahun 2017 tentang Baku Tingkat Kebisingan
untuk permukiman 55 d(BA) dan fasiltias umum/jalan Raya 70 d(BA); Nilai LSM
merupakan bilai Leq selama siang dan malam hdari seluruh lokasi sampling dalam
cakupan skala wiayah batas wilayah studi

Berdasarkan acuan konversi tingkat kebisingan, maka dapat disimpulkan


bahwa kualitas lingkungan tingkat kebisingan untuk Permukiman
Padukuhan Godean Kalurahan Sidoagung (utara tapak proyek) masuk
dalam kategori sedang (Skala 3) dengan interpretasi Area Sangat Aman (ASB);
kondisi Jarak reseptor 21 s/d 30 m dari sumber dampak dengan Tingkat
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

kebisingan <50 dB(A) dan Lama waktu paparan <50 dB(A) maksimum 12
jam per hari, sedangkan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

kondisi di lokasi tapak proyek (Pasar Godean) masuk dalam kategori sedang
(Skala 3) dengan interpretasi Area Moderat (AM): kondisi Jarak reseptor 21 s/d
30 m dari sumber dampak; dengan Tingkat kebisingan antara 65- 75 dB(A) dan
Lama waktu paparan 65 - 75 dB(A) maksimum 12 jam per hari.

3.1.1.3 Sub-Komponen Geo-Fisik Kimia: Kualitas Air Permukaan

Apabila ditinjau dari hasil pengujian kualitas air permukaan dari


Badan Sungai Berjo (berkas uji laboratorium terlampir), terdapat 1
paramater yang telah melebihi baku mutu yang ditetapkan yang mengacu
pada PP No 22 Tahun 2021 PPLH (Lampiran III, Baku Mutu Air Kelas II),
seperti disajikan pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.7. Hasil uji laboratorium kualitas air permukaan (upstream dan downstream) Badan
Sungai Berjo
HASIL UJI
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU*
UPSTREAM** DOWNSTREAM***
A Fisika
Bau - - Tidak Bau Tidak Bau
- - Tidak
Rasa Tidak Berasa
Berasa
Suhu ˚C 24 ± 3 25,80 25,90
TDS mg/L 1.000 390 394
TSS mg/L 50 6,0 9,0
Warna TCU - 26,1 28,8
B Kimia
pH - 6-9 7,64 7,31
DO mg/L 4 7,2 7,6
BOD mg/L 3 3,7 4,8
COD mg/L 25 9,3 17,5
Total Nitrogen mg/L 15 3,6 5,2
Sulfat mg/L 300 54,7 68,3
Klorin bebas mg/L 0,03 0,001 0,001
Total Fospat mg/L 0,2 0,08 0,16
Minyak dan Lemak mg/L 1 0,5 0,8
C Mikrobiologi
Fecal Coliform Jml/100 ml 1000 350 500
Total Coliform Jml/100 ml 5000 1300 2000
Debit sungai m3/detik 0,12

Sumber: PP No 22 Tahun 2021 PPLH, Lampiran III; Keterangan* Baku Mutu Air Kelas
II; Keterangan: titik koordinat Upstream: 7°45'39.52"LS-110°17'7.23"BT;
titik koordinat Downstream 7°45'48.93"LS-110°16'54.58"BT;

Berdasarkan data hasil uji laboratorium untuk kualitas air Sungai Berjo
dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 parameter yang melebihi baku mutu yaitu
parameter BOD. Kualitas air sungai ini memiliki status melalui kelas air, apabila

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

dilihat dari kelas air sebagai baku mutu mengacu pada PP No 22 Tahun
2021 PPLH (Lampiran III, Baku Mutu Air Kelas II), dimana kelas air merupakan
peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi
peruntukan tertentu.
Pengertian pencemaran air sungai adalah masuknya unsur satuan,
komponen fisika, kimia atau biologi ke dalam badan air dan/ atau
berubahnya tatanan air sungai oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alami yang mengakibatkan mutu air bawah tanah turun sampai ke tingkat
tertentu sehingga tidak lagi sesuai dengan peruntukkannya (SNI 19-6728.1-
2002). Oleh karena itu, hasil analisis indeks pencemaran yang dianalisisnya
mengacu pada Kepmen LH No. 115 Tahun 2003 Tentang Penentuan Status
Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran yang diaplikasikan untuk
kualitas air sungai di wilayah studi, seperti disajikan pada Tabel 3.8 dan Tabel
3.9 berikut dibawah ini
Tabel 3.8. Analisis tingkat pencemaran kualitas air permukaan (upstream)
Sungai Berjo di wilayah studi
Sungai Berjo (Upstream)
N Baku
Parameter Satuan Kualitas 1+(5*(LOG(IP))
o Mutu IP IP Baru
Air )
1 TSS 50 mg/L 6 0.12 -3.60 0.12

2 pH 6 s.d 9 - 7.64 0.15 -3.08 0.15

3 BOD 3 mg/L 3.70 0.07 -4.65 0.07

4 COD 25 mg/L 9.30 0.19 -2.65 0.19


Minyak &
6 Lemak 1 mg/L 0.50 0.01 -9.00 0.01
7 Koliform Total 5000 MPN/100mL 1,300 26.00 8.07 8.07
Rata-Rata 1.44
Max 8.07
IP 5.80
Klasifikasi Cemar Ringan
Keterangan (*) : lokasi Upstream, titik koordinat 7°45'39.52"LS-110°17'7.23"BT;
keterangan* penyesuaian baku mutu air limbah domestik yang akan disalurkan ke badan air
penerima

Tabel 3.9. Analisis tingkat pencemaran kualitas air permukaan


(downstream) Sungai Berjo di wilayah studi
Baku Sungai Berjo (Downstream)
No Parameter Satuan
Mutu Kualitas Air IP 1+(5*(LOG(IP))) IP Baru
1 TSS 50 mg/L 9 0.18 -2.72 0.18
2 pH 6 s.d 9 - 7.31 0.15 -3.18 0.15
3 BOD 3 mg/L 4.80 0.10 -4.09 0.10

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Baku Sungai Berjo (Downstream)


No Parameter Satuan
Mutu Kualitas Air IP 1+(5*(LOG(IP))) IP Baru

4 COD 25 mg/L 17.50 0.35 -1.28 0.35


Minyak &
5 Lemak 1 mg/L 0.80 0.02 -7.98 0.02
Koliform
6 Total 5000 MPN/100mL 2,000 40.00 9.01 9.01
Rata-Rata 1.63
Max 9.01
IP 6.48
Klasifikasi Cemar Ringan

Keterangan (*) :lokasi Downstream, titik koordinat 7°45'48.93"LS-110°16'54.58"BT;


keterangan* penyesuaian baku mutu air limbah domestik yang akan disalurkan ke badan air
penerima

Dimana, Rentang Nilai Indeks Pencemaran :


Kriteria indeks pencemaran Nilai IP
Memenuhi Baku Mutu 0,00 - 5,00
Cemar ringan 5,01 - 10,00
Cemar sedang 10,01 - 15,00
Cemar berat ≥ 15,01
Sumber : Tim penyusun, 2022
Berdasarkan analisis indeks pencemaran air sungai maka dapat ditentukan
penetapan skala kualitas lingkungan untuk penurunan kualitas air permukaan,
seperti disajikan pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 3.10. Penetapan kriteria konversi skala kualitas lingkungan untuk


penurunan kualitas air permukaan di Badan Air Sungai Berjo
PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS
LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN** LINGKUNGAN

Peningkata Konsentrasi BOD ≤ 3 mg/L, kategori


n kualitas air Memenuhi baku mutu (Excellent
5 Sangat Baik
sungai water) untuk keperluan mutu air
kelas
II
Konsentrasi BOD 3 – 6 mg/L, kategori
Baik (Good water) untuk keperluan 4 Baik
mutu air kelas II

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN** LINGKUNGAN

Konsentrasi BOD 6 – 9 mg/L, kategori


Layak (moderat water) untuk 3 Sedang
keperluan mutu air kelas II
Konsentrasi BOD 9 – 12 mg/L ,
Kategori Cukup Layak (poor water)
2 Buruk
untuk untuk keperluan mutu air kelas
II
Konsentrasi BOD > 12 mg/L, kategori
Tidak Layak (water unsuitable) untuk 1 Sangat Buruk
keperluan mutu air kelas II

Sumber: Tim Penyusun, 2022

Berdasarkan hasil analisis perhitungan indeks pencemaran air (Pij)


dan penetapan kualitas lingkungan tersebut, dapat memberikan gambaran
bahwa kondisi rona lingkungan hidup awal terdapat parameter yang telah
melebihi baku mutu yaitu Paramater BOD5. Dengan demikian kualitas air
sungai tanpa proyek memiliki Konsentrasi BOD sebesar 3,7 mg/L yang masuk
dalam kategori Skala 4 (Baik) dengan justifikasi kategori Baik (Good water)
untuk keperluan mutu air kelas II (Pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, dan pengairan tanaman).

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

3.1.6. Komponen Transportasi


Saat ini, sistem transportasi intra wilayah di Kabupaten Sleman
sangat didominasi oleh penggunaan sepeda motor. Kondisi ini tidak terlepas
dari aksesibilitas sepeda motor yang tinggi, hal ini ditunjang dengan
kemudahan kepemilikan sepeda motor. Selain itu, keberadaan kendaraan
tidak bermotor seperti sepeda menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
dinamika transportasi di perkotaan.
Tingginya perkembangan dan pertumbuhan Kabupaten Sleman
sebagai daerah berkembang menyebabkan sektor transportasi mempunyai
peranan yang penting, mengingat sektor ini sangat mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi aktivitas sosial ekonomi masyarakat perkotaan. Di
antara berbagai macam aspek transportasi, daya dukung prasarana jalan
merupakan salah satu aspek yang cukup dominan dalam manajemen pola
pergerakan transportasi. Makin meningkatnya usaha pembangunan
menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan
mobilitas masyarakat dan memperlancar aktivitas ekonomi antar daerah. Hal
ini harus diimbangi dengan pengaturan tata kota dan peruntukan guna lahan
secara ketat dan terencana. Data sosial kependudukan Kabupaten Sleman
berkaitan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan di Kabupaten Sleman.
Tingkat pertumbuhan tersebut akan digunakan untuk mengetahui atau
memprediksi kondisi lalu lintas pada 5 sampai 10 tahun yang akan datang.

Area pembangunan Pasar Godean yang terletak di Jalan Yogyakarta –


Kebon Agung yang secara administrasi termasuk di Desa Sidoagung,
Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan bebrapa akses pintu keluar – masuk yaitu melalui Jalan Yogyakarta
– Kebon Agung dan Jalan Jae Sumantoro. Jalan tersebut memiliki kondisi
tata guna lahan sekitar banyak berupa area komersial dan pemukiman yang
berada di Kabupaten Sleman.

Kondisi lalu-lintas di sekitar lokasi kegiatan sangat diperlukan sebagai


dasar untuk memprakirakan kemungkinan terjadinya dampak terhadap
komponen lingkungan yang diakibatkan oleh rencana kegiatan. Untuk
menganalisis dampak lalu lintas akibat adanya aktivitas pembangunan renovasi
Pasar Godean, terlebih dahulu dilakukan penentuan ruang lingkup jaringan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

transportasi yang akan terdampak oleh kegiatan konstruksi maupun


kegiatan operasi dari Pasar Godean yang baru. Berikut ini adalah kinerja
ruas dan persimpangan pada wilayah terdampak :

1. Kinerja Ruas Jalan


Tingkat pelayanan ruas jalan dapat didefinisikan sebagai ukuran
kualitatif yang menggambarkan persepsi penilaian pengguna jalan
terhadap kondisi lalu lintas. Penentuan tingkat pelayanan menggunakan
indikator derajat jenuh dan kecepatan arus total lalu lintas terhadap
kapasitas jalan. Dalam pengertian umum dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi nilai VC Ratio ini maka kecepatan kendaraan di ruas jalan
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik kecepatan sebagai fungsi
VC Ratio. Berikut ini merupakan hasil analisis kinerja ruas jalan
terdampak pada saat pengoperasian Pasar Godean eksisting sebelum
dilakukan pembangunan ulang.

Tabel 3.10 Kinerja ruas Jalan Yogyakarta – Kebon Agung tahun 2021 Hari Dinas

Faktor Penyesuaian
C Q V/C V
No Jam Puncak TP
(smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam)
Co FCw FCsp FCsf FCcs

1 Pagi (06.45 - 07.45) 2900 1 1 0,82 1 2378,0 1170,6 0,49 27,55 C

2 Siang (12.00-13.00) 2900 1 1 0,82 1 2378,0 929,5 0,39 28,64 B

3 Sore (16.00 -17.00) 2900 1 1 0,82 1 2378,0 1293,2 0,54 26,95 C

Sumber : Hasil Analisis 2021

Tabel 3.11 Kinerja ruas Jalan Yogyakarta – Kebon Agung tahun 2021 Hari Libur

Faktor Penyesuaian
C Q V/C
No Jam Puncak
(smp/jam) (smp/j
CoFCwFCspFCsf FCcs

1Pagi (06.30 - 07.30)2900 1 1 0,

2Siang (12.00-13.00)2900

3So

Sumber : Hasil Analisis 2021

Dari hasil perhitungan, VC ratio dari ruas jalan Yogyakarta – Kebon Agung pada
tahun 2021 yang merupakan salah satu akses untuk keluar masuk lokasi
rencana

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

pembangunan Pasar Godean memiliki tingkat pelayanan tertinggi C pada


peak sore dengan VC ratio 0,54 pada hari dinas.

Tabel 3.12 Kinerja ruas Jalan Jae Sumantoro tahun 2021 Hari Dinas

Faktor Penyesuaian
C Q V/C
No Jam Puncak
(smp/jam) (smp/j
Co FCw FCsp FCsf FCcs

1 Pagi (06.45 - 07.45) 2900 1 1 0,

2 Siang (11.45-12.45) 2900

3 So

Sumber : Hasil Analisis 2021

Tabel 3.13 Kinerja ruas Jalan Jae Sumantoro tahun 2021 Hari Libur

Sumber : Hasil Analisis 2021

Dari hasil perhitungan, VC ratio dari ruas jalan Jae Sumantoro pada tahun 2021
memiliki tingkat pelayanan tertinggi B pada peak sore dengan VC ratio 0,37
pada hari dinas.

Tabel 3.14 Kinerja ruas Jalan Ngapak Tahun 2021 Hari Dinas

Faktor Penyesuaian
C Q V/C V
No Jam Puncak TP
(smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam)
Co FCw FCsp FCsf FCcs

1 Pagi (06.00 - 07.00) 2900 0,56 1 0,82 1 1331,7 221,98 0,17 30,77 A

2 Siang (12.15-13.15) 2900 0,56 1 0,82 1 1331,7 125,31 0,09 31,40 A

3 Sore (16.15 -17.15) 2900 0,56 1 0,82 1 1331,7 155,54 0,12 31,21 A

Sumber : Hasil Analisis 2021

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Tabel 3.15 Kinerja ruas Jalan Ngapak Tahun 2021 Hari Libur

Sumber : Hasil Analisis 2021

Dari hasil perhitungan, VC ratio dari ruas jalan Ngapak pada tahun 2021
memiliki tingkat pelayanan tertinggi A pada peak pagi dengan VC ratio
0,18 pada hari libur

2. Kinerja persimpangan

a. Simpang 4 Pegadaian
Simpang 4 Pegadaian merupakan persimpangan tak bersinyal yang
berada di sebelah timur lokasi pembangunan Pasar Godean. Berikut ini
merupakan hasil dari survai gerakan membelok yang telah dilakukan pada
hari dinas dan hari libur sesuai dengan jam operasional Pasar Godean dan juga
jam sibuk ruas jalan Yogyakarta – Kebon Agung.

Tabel 3.16 Kinerja Simpang 4 Pegadaian tahun 2021 Hari Dinas

arus lalin derajat tundaan lalin tundaan lalin tundaan lalin tundaan tundaan peluang
(Q) kejenuhan simpang jl utama jl minor geometrik simpang antrian
NO smp/jam simpang
(DS) DTI DMA DMI DG D (QP%)
30 31 32 33 34 35 36 37
1 1226 0,38 3,83 2,86 4,01 3,71 7,54 6,85

Sumber : Hasil Analisis 2021

Tabel 3.17. Kinerja Simpang 4 Pegadaian tahun 2021 HariLibur

arus lalin derajat tundaan lalin tundaan lalin tundaan lalin tundaan tundaan peluang
(Q) kejenuhan simpang jl utama jl minor geometrik simpang antrian
NO smp/jam simpang
(DS) DTI DMA DMI DG D (QP%)
30 31 32 33 34 35 36 37
1 1139 0,34 3,51 2,62 3,69 3,72 7,22 5,96

Sumber : Hasil Analisis 2021

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, simpang 4 Pegadaian


tahun 2021 memiliki derajat kejenuhan tertinggi 0,38 dengan tundaan
7,54 det/smp pada hari dinas dan termasuk dalam kategori tingkat
pelayanan simpang tak bersinyal B.

b. Simpang 4 Pasar Godean


Simpang 4 Pasar Godean merupakan persimpangan bersinyal yang
berada di sebelah selatan lokasi pembangunan Pasar Godean. Berikut ini
merupakan hasil dari survai gerakan membelok yang telah dilakukan pada
hari dinas dan hari libur sesuai dengan jam operasional Pasar Godean dan
juga jam sibuk ruas jalan Yogyakarta – Kebon Agung.

Tabel 3.18. Kinerja Simpang 4 Pasar Godean tahun 2021 Hari Dinas

Arus Lalu Antrian Tundaan


Kapasitas Panjang Antrian Tingkat
Kaki Simpang Lintas Kendaraan Derajat Jenuh Simpang Rata-
(smp/jam) Kendaraan (m) Pelayanan
(smp/jam) (smp) rata
Jl. Jae Sumantoro (Utara) 428 903 7 38 0,47
Jl. Suparjo (selatan) 423 464 13 90 0,91
Jl. Godean (timur) 467 1352 6 29 0,35 22,74 C
Jl. Godean (barat) 528 1295 8 37 0,41

Sumber : Hasil Analisis 2021

Tabel 3.19. Kinerja Simpang 4 Pasar Godean tahun 2021 Hari Libur

Arus Lalu Antrian Tundaan


Kapasitas Panjang Antrian Tingkat
Kaki Simpang Lintas Kendaraan Derajat Jenuh Simpang Rata-
(smp/jam) Kendaraan (m) Pelayanan
(smp/jam) (smp) rata
Jl. Jae Sumantoro (Utara) 363 889 6 31 0,41
Jl. Suparjo (selatan) 365 442 10 66 0,83
Jl. Godean (timur) 589 1337 9 39 0,44 18,98 C
Jl. Godean (barat) 497 1251 7 35 0,40
Sumber : Hasil Analisis 2021
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, simpang 4 Pasar Godean tahun
2020 memiliki derajat kejenuhan tertinggi 0,91 dengan tundaan 22,74 det/smp
dan termasuk dalam kategori tingkat pelayanan simpang bersinyal C pada
hari dinas.

c. Simpang 3 Ngapak
Simpang 3 Ngapak merupakan persimpangan tak bersinyal yang berada di
sebelah utara lokasi pembangunan Pasar Godean. Berikut ini merupakan hasil

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

dari survai gerakan membelok yang telah dilakukan pada hari dinas dan
hari libur sesuai dengan jam operasional Pasar Godean dan juga jam sibuk
ruas jalan Yogyakarta – Kebon Agung.

Tabel 3.20. Kinerja Simpang 3 Ngapak tahun 2021 Hari Dinas

arus lalin derajat tundaan lalin tundaan lalin tundaan lalin tundaan tundaan peluang
(Q) kejenuhan simpang jl utama jl minor geometrik simpang antrian
NO
smp/jam simpang
(DS) DTI DMA DMI DG D (QP%)
30 31 32 33 34 35 36 37
1 925 0,27 2,78 2,08 15,18 3,45 6,23 4,20
Sumber : Hasil Analisis 2021

Tabel 3.21. Kinerja Simpang 3 Ngapak tahun 2021 Hari Libur


arus lalin derajat tundaan lalin tundaan lalin tundaan lalin tundaan tundaan peluang
(Q) kejenuhan simpang jl utama jl minor geometrik simpang antrian
NO smp/jam simpang
(DS) DTI DMA DMI DG D (QP%)
30 31 32 33 34 35 36 37
1 867 0,26 2,62 1,96 11,86 3,47 6,09 3,85

Sumber : Hasil Analisis 2021

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, simpang 3 Ngapak tahun


2021 memiliki derajat kejenuhan tertinggi 0,27 dengan tundaan 6,23 det/smp
pada hari dinas dan termasuk dalam kategori tingkat pelayanan simpang
tak bersinyal B

Untuk mengetahui karakteristik lalu lintas pada kondisi eksisting di lokasi,


kepadatan lalu lintas dari atau menuju lokasi rencana pembangunan Pasar
Godean, dilakukan survei pencacahan arus lalu lintas (Traffic Counting)
pada jaringan jalan di sekitar lokasi. Survey tersebut dijadikan acuan untuk
survei – survei lalu lintas lainnya karena jalan tersebut merupakan akses
pintu utama untuk menuju lokasi area Pasar Godean dan terkena dampak
secara langsung. Kegiatan survei Traffic Counting pada ruas Jalan
terdampak dilakukan pada jam – jam tersibuk lalu lintas yaitu jam sibuk
siang (13.00 – 14.00 WIB), , hal ini karena diprediksi terjadi puncak
kegiatan di area Pasar Godean terjadi pada jam – jam sibuk tersebut, dan
diperoleh data primer pengukuran dari 4 lokasi sampling di wilayah studi.
Adapun tata guna lahan dan kondisi lingkungan yang ada di sekitar area
Pasar Godean adalah sebagai berikut :
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Tabel 3.22. Batas Wilayah Lokasi Pembangunan

Batas Wilayah Visualisasi Keterangan

Timur Jalan Ngapak dan


Pertokoan

Selatan Jalan Yogyakarta


– Kebon Agung
dan pertokoan

Barat Jalan Jae Sumantoro


dan pertokoan

Utara Jalan Sarono Dipoyo


dan Pertokoan

Berikut ini adalah inventarisasi dari ruas jalan dan persimpangan yang
diperkirakan terdampak :

1. Jalan Yogyakarta – Kebon Agung


Ruas Jalan Yogyakarta – Kebon Agung merupakan salah satu akses masuk
menuju Pasar Godean. Status jalan ini adalah jalan Provinsi. Tata guna lahan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

pada Jalan Yogyakarta – Kebon Agung (batas selatan) berupa areal


Komersial dan pertokoan. Lalu lintas pada jalan ini didominasi oleh kendaraan
pribadi.

Tabel 3.23. Data Inventarisasi Ruas Jalan Yogyakarta - Kebon Agung

Lebar
Tipe Lajur Lebar Per Lebar Bahu
Nama Jalan badan
Jalan Lajur (m) Jalan (m)
jalan (m)

Jl. Yogyakarta –
2/2 UD 3,5 7 0,5
Kebon Agung

Sumber: Hasil Analisis

Tabel 3.24. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan Yogyakarta - Kebon Agung

faktor penyesuaian
Nama Jalan C
Co FCw FCsp FCsf FCcs

Jl. Yogyakarta –
2900 1 1 0,82 1 2.378
Kebon Agung

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan .perhitungan kapasitas ruas jalan untuk total dua jalur pada ruas
Jalan Yogyakarta – Kebon Agung sebesar 2.378 smp/jam.

Tabel 3.25. Hasil survai dan analisis lalu lintas di Jl. Yogyakarta - Kebon Agung
No Jam Puncak Q/C
C(smp/jam) Q(smp/jam) TP
(ratio)
1 Siang(13.00- 2378 957,4 0,4 B
14.00)

2. Jalan Jae Sumantoro


Ruas Jalan Jae Sumantoro merupakan salah satu akses masuk menuju
Pasar Godean. Status jalan ini adalah jalan Kabupaten. Tata guna lahan pada
Jalan Jae Sumantoro (batas barat) berupa areal Komersial dan pertokoan.
Lalu lintas pada jalan ini didominasi oleh kendaraan pribadi.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Tabel 3.26. Data Inventarisasi Ruas Jae Sumantoro

Lebar
Tipe Lajur Lebar Per Lebar Bahu
Nama Jalan badan
Jalan Lajur (m) Jalan (m)
jalan (m)

Jae
2/2 UD 3,5 7 0
Sumantoro

Sumber: Hasil Analisis

Sedangkan dari hasil perhitungan kapasitas jalan dengan menggunakan


Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini

Tabel 3.27 Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan Jae Sumantoro


faktor penyesuaian
Nama Jalan C
Co FCw FCsp FCsf FCcs
Jl. Jae Sumantoro 2900 1 1 0,82 1 2.378
Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan .perhitungan kapasitas ruas jalan untuk total dua jalur pada ruas
Jalan Jae Sumantoro sebesar 2.378 smp/jam.

Tabel 3.28. Hasil survai dan analisis lalu lintas di Jl. Jae Sumantoro
No Jam Puncak Q/C
C(smp/jam) Q(smp/jam) TP
(ratio)
1 Siang(13.00- 2378 692,7 0,29 B
14.00)

3. Jalan Ngapak
Ruas Jalan Ngapak merupakan salah satu akses masuk menuju Pasar Godean.
Status jalan ini adalah jalan Lingkungan. Tata guna lahan pada Jalan Ngapak
berupa areal Komersial dan pertokoan. Lalu lintas pada jalan ini didominasi
oleh kendaraan pribadi.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Tabel 3.29. Data Inventarisasi Ruas Jalan Ngapak


Lebar
Tipe Lajur Lebar Per Lebar Bahu
Nama Jalan badan
Jalan Lajur (m) Jalan (m)
jalan (m)

Ngapak 2/2 UD 2,5 5 0

Sumber: Hasil Analisis

Sedangkan dari hasil perhitungan kapasitas jalan dengan menggunakan


Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 3.30. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan Ngapak
faktor penyesuaian
Nama Jalan C
Co FCw FCsp FCsf FCcs
Ngapak 2900 0,56 1 0,82 1 1.331,68
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan .perhitungan kapasitas ruas jalan untuk total dua jalur pada ruas
Jalan Ngapak sebesar 1.331,68 smp/jam.

Tabel 3.31 Hasil survai dan analisis lalu lintas di Jl. Ngapak
No Jam Puncak Q/C
C(smp/jam) Q(smp/jam) TP
(ratio)
1 Siang(13.00- 1331,68 232,6 0,17 A
14.00)

4. Jalan Sarono Dipoyo


Ruas Jalan Sarono Dipoyo merupakan salah satu akses masuk menuju Pasar
Godean. Status jalan ini adalah jalan Lingkungan. Tata guna lahan pada Jalan
Sarono Dipoyo berupa areal Komersial dan pertokoan. Lalu lintas pada jalan
ini didominasi oleh kendaraan pribadi.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Tabel 3.32. Data Inventarisasi Ruas Jalan Sarono Dipoyo


Lebar
Tipe Lajur Lebar Per Lebar Bahu
Nama Jalan badan
Jalan Lajur (m) Jalan (m)
jalan (m)

Sarono
2/2 UD 2,5 5 0
Dipoyo

Sumber: Hasil Analisis


Sedangkan dari hasil perhitungan kapasitas jalan dengan menggunakan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini

Tabel 3.33. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan Sarono Dipoyo


faktor penyesuaian
Nama Jalan C
Co FCw FCsp FCsf FCcs
Sarono Dipoyo 2900 0,56 1 0,82 1 1.331,68
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan .perhitungan kapasitas ruas jalan untuk total dua jalur pada ruas
Jalan Ngapak sebesar 1.331,68 smp/jam.

Tabel 3.34. Hasil survai dan analisis lalu lintas di Jl. Sarono Dipoyo
No Jam Puncak Q/C
C(smp/jam) Q(smp/jam) TP
(ratio)
1 Siang(13.00- 1331,68 188,9 0,14 A
14.00)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,

Gambar 3.3. Layout ruas jalan dan simpang jalan terkena dampak rencana kegiatan pembangunan revitalisasi Pasar Godean di wilayah studi.
Sumber : RTRW Kabupaten Sleman (2022)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,

Gambar 3.4. Layout area dan wilayah kejadian kecalakaan lalu lintas di wilayah studi Kabupaten Sleman. Sumber : Visualization Traffic
Accident DIY (2022)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
III-

3.1.3 Komponen Biologi


3.1.3.1 Sub-Komponen Biologi: Keberadaan Jenis Tumbuhan

Keberadaan jumlah tumbuhan yang menyusun ruang terbuka hijau akan


mengoptimalkan peran vegetasi di dalam ekosistem baik alami maupun
buatan, khususnya ekossistem buatan (taman) nantinya pada kegiatan
operasional di lokasi tapak kegiatan. Kondisi eksisting di lokasi tapak proyek
berupa Pasar Tradisional yang dikelilingi oleh area hijau tanaman yang terawat,
sehingga dalam hal ini nantinya terkait jumlah jenis keberadaan vegetasi yang
menyusun keanekaragaman di dalam suatu area atau kawasan atau ekosistem
di mana vegetasi memiliki peran dan fungsi terhadap lingkungan hidup dan
sekitarnya, seperti fungsi iklim mikro dan penyerap polutan udara, secara objek
dokumentasi dapat diilustrasikan pada Gambar 3.12. berikut di bawah ini.

Gambar 3.5. Peran, fungsi dan manfaat vegetasi terhadap kondisi kualitas lingkungan
sekitarnya. Sumber: Iqbal, M. (2014)

Peranan dan fungsi vegetasi sebagai penyerap gas rumah kaca (CO 2)
dan mengurangi polusi udara karena menyerap gas-gas pencemar di udara

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

(Rohman, 2009), pengatur iklim mikro, dan fungsinya dalam siklus hidrologi
(Arsyad, 1989), dalam hal ini terdapat 4 vegetasi bahu jalan depan lokasi tapak
proyek yang berfungsi sebagai penyerap polutan maupun perindang, secara
objek dokumentasi seperti disajikan pada Gambar 3.13 berikut.

Gambar 3.6. Kondisi vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap polutan dan perindang di
bahu jalan (Jl. Yogakarta-Kebon Agung dan Jl. Jae Sumartoro). Sumber:
Obersvasi Lapangan (2022)

Apabila ditinjau dari kriteria tumbuhan sebagai tegakan, berdasarkan


penelitian terdahulu Kartasasmita, K. (1976) menyatakan dalam inventarisasi
flora, dibedakan tiga tingkat tumbuhan yaitu pohon, pancang dan semai.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Pohon adalah tumbuhan yang mempunyai keliling batang lebih besar dari 31,4
cm atau diameter lebih besar dari 10 cm, dengan batasan ini jika ada
tumbuhan pemanjat berkayu, bambu, pisang yang mempunyai keliling
batang lebih dari 31,4 cm atau diameter lebih dari 10 cm tidak dimasukkan
dalam kelompok pohon, sedangkan klasifikasi semai termasukan dalam
tumbuhan yang mempunyai keliling batang < 6,3 cm, seperti disajikan pada
Tabel 3.35 berikut dibawah ini.

Tabel 335. Penentuan klasifikasi tumbuhan di wilayah studi

NO. VEGETASI KRITERIA* KETERANGAN

1. Pohon (trees) Pohon berdiameter ≥ 20 cm atau keliling


keliling ≥ 62,8 cm
≥ 62,8 cm,

2. Tiang (poles) Pohon dengan diameter 10-20 cm keliling 31,4 – 62,8


atau keliling 31,4 – 62,8 cm cm

3. Pancang (sapling) Anakan pohon dengan tinggi 1,5 m s/d


keliling < 31,4 cm
diameter 10 cm atau keliling < 31,4 cm

4. Semai (seedling) Semai dengan jumlah daun ≥ 2 helai dan keliling batang < 6,3
tinggi s/d 1,5 m cm

5. Tumbuhan Pandan . -
Keterangan(*): Kartasasmita, K. (1976)

Berdasarkan kriteria vegetasi, maka dilakukan inventarisasi vegetasi


secara sensus yang berbatasan langsung dengan lokasi tapak proyek
teridentifikasi terdapat 37 tumbuhan seperti disajikan pada Tabel 3.36 berikut di
bawah ini.

Tabel 3.36. Kondisi jumlah dan jenis keberadaan vegetasi yang berbatasan
langsung dengan lokasi tapak proyek
IDENTIFIKASI VEGETASI INVENTARISASI
NO. KELILING DIAMETER LBDS
NAMA JENIS NAMA ILMIAH KLASIFIKASI
(CM) (CM) (M)
1 Kersen Muntingia calabura 47 14.97 1.76 Pancang
2 Kersen Muntingia calabura 45 14.33 1.61 Pancang
3 Kersen Muntingia calabura 42 13.38 1.40 Pancang
4 Kersen Muntingia calabura 38 12.10 1.15 Pancang
5 Kersen Muntingia calabura 42 13.38 1.40 Pancang
6 Kersen Muntingia calabura 46 14.65 1.68 Pancang
7 Kersen Muntingia calabura 44 14.01 1.54 Pancang
8 Kersen Muntingia calabura 38 12.10 1.15 Pancang
9 Kersen Muntingia calabura 48 15.29 1.83 Pancang
10 Kersen Muntingia calabura 47 14.97 1.76 Pancang
11 Gmelina Gmelina arborea 66 21.02 3.47 Pohon

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

IDENTIFIKASI VEGETASI INVENTARISASI


NO. KELILING DIAMETER LBDS
NAMA JENIS NAMA ILMIAH KLASIFIKASI
(CM) (CM) (M)
12 Gmelina Gmelina arborea 68 21.66 3.68 Pohon
13 Palem Raja Roystonea regia 24 7.64 0.46 Tiang
14 Beringin Ficus benjamina 64 20.38 3.26 Pohon
15 Beringin Ficus benjamina 68 21.66 3.68 Pohon
16 Beringin Ficus benjamina 63 20.06 3.16 Pohon
17 Palem Raja Roystonea regia 26 8.28 0.54 Tiang
18 Kersen Muntingia calabura 32 10.19 0.82 Pancang
19 Pucuk Merah Syzygium paniculatum 28 8.92 0.62 Tiang
20 Palem Raja Roystonea regia 24 7.64 0.46 Tiang
21 Palem Raja Roystonea regia 26 8.28 0.54 Tiang
22 Kersen Muntingia calabura 34 10.83 0.92 Pancang
23 Palem Raja Roystonea regia 27 8.60 0.58 Tiang
24 Palem Raja Roystonea regia 28 8.92 0.62 Tiang
25 Pucuk Merah Syzygium paniculatum 32 10.19 0.82 Pancang
26 Ketapang Kencana Terminalia mantaly 22 7.01 0.39 Tiang
27 Ketapang Kencana Terminalia mantaly 20 6.37 0.32 Tiang
28 Kersen Muntingia calabura 88 28.03 6.17 Pohon
29 Palem Raja Roystonea regia 25 7.96 0.50 Tiang
30 Ketapang Kencana Terminalia mantaly 24 7.64 0.46 Tiang
31 Kersen Muntingia calabura 92 29.30 6.74 Pohon
32 Palem Raja Roystonea regia 25 7.96 0.50 Tiang
33 Ketapang Kencana Terminalia mantaly 24 7.64 0.46 Tiang
34 Palem Raja Roystonea regia 22 7.01 0.39 Tiang
35 Beringin Ficus benjamina 54 17.20 2.32 Pancang
36 Kersen Muntingia calabura 86 27.39 5.89 Pohon
37 Palem Raja Roystonea regia 20 6.37 0.32 Tiang
Sumber: Data Primer (2022); Keterangan(*)diameter setinggi dada (DBH)

Berdasarkan hasil inventarisasi vegetasi secara sensus maka dapat


disimpulkan bahwa teridentifikasi 6 jenis vegetasi dengan proporsi
terbanyak (40,54%) untuk Muntingia calabura (kersen) seperti disajikan pada
Tabel 3.37 berikut di bawah ini.
Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil inventarisasi keberadaan vegetasi di lokasi tapak
proyek Revitalisasi Pasar Godean
IDENTIFIKASI TUMBUHAN
PERSENTASE
NO JUMLAH
NAMA JENIS NAMA ILMIAH (%)

1 Beringin Ficus benjamina 4 10.81


2 Gmelina Gmelina arborea 2 5.41
3 Kersen Muntingia calabura 15 40.54
4 Ketapang Kencana Terminalia mantaly 4 10.81
5 Palem Raja Roystonea regia 10 27.03
6 Pucuk Merah Syzygium paniculatum 2 5.41
JUMLAH TOTAL: 37 100
Sumber: Data Primer (2022)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

3.1.3.1 Sub-Komponen Biologi: Biota Perairan/Akuatik (Plankton)

Analisis biota air dilakukan karena pembuangan hasil


pengolahan air limbah dari IPAL Pasar Godean direncanakan akan
dibuang ke aliran Kali Berjo, yang berada 1 km ke arah barat Pasar
Godean. Indikator biota air dalam rencana kegiatan revitalisasi Pasar
Godean ini adalah plankton. Plankton merupakan organisme perairan,
yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu fitoplankton dan
zooplankton, yang melayang secara pasif dan terbawa aliran air.
Fitoplankton meliputi organisme nabati perairan yang biasanya
bersifat uniseluler dan autotropik yang mampu merubah materi
anorganik menjadi organik. Sedangkan zooplankton adalah plankton
hewani sebagai konsumen pertama sekaligus sebagai penghubung
dalam rantai makanan kepada organisme yang mempunyai struktur
tropik yang lebih tinggi.

Titik sampling pengukuran plankton dilakukan di 3 (tiga) titik, yaitu


sisi hulu Kali Berjo sebagai SS-1 yang berjarak 200 meter sebelum titik
rencana outlet pembuangan air pengolahan IPAL (sebagai SS-2), dan sisi
hilir kali sebagai SS-3 yang berjarak 200 meter setelah titik SS-2. Sampling
dilakukan pada tiga titik ini dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran rona lingkungan awal kelimpahan plankton pada Kali Berjo.

Indeks diversitas biota air untuk plankton di Kali Berjo disajikan


pada Tabel berikut.
Tabel 3.32 Populasi Plankton Kali Berjo
Kode Sampel
No. General
SS-1 SS-2 SS-3
A FITOPLANKTON
1 Closterium 3 5 4
2 Ceratium 5 7 9
3 Fragilaria 49 57 57
4 Gyrosigma 13 X 16
5 Melosira 10 4 5
6 Navicula 120 300 40
7 Nitzschia 95 80 73
8 Pinnularia 13 8 6

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Kode Sampel
No. General
SS-1 SS-2 SS-3
9 Pediastrum 8 7 5
10 Rhopalodia 3 6 5
11 Spirogyra 30 20 25
12 Staurastrum 5 9 4
13 Surirella X 3 2
14 Synedra 35 10 33
15 Tabellaria 3 3 5
B ZOOPLANKTON
16 Asplachna 15 6 11
17 Astramoeba 9 X 5
18 Diaptomus 11 5 9
19 Diflugia 3 7 2
20 Lecane 1 X X
21 Nauplius X 3 1
22 Notholca 9 3 13
Total jumlah sel (5 x ulangan) 440 543 330
Kelimpahan (sel/Liter) 53 65 40
Jumlah jenis plankton 20 19 21
Indeks diversitas 2.30 1.58 2.35
Indeks keseragaman
0.77 0.54 0.77
(kemerataan)
Sumber: Data primer 2023
Keterangan:
SS-1 : Lokasi sampel hulu Kali Sentul (200 m) sebelum titik rencana saluran
outlet
SS-2 : Lokasi sampel titik rencana saluran outlet
SS-3 : Lokasi sampel hilir Kali Sentul (200 m) setelah titik rencana saluran
outlet
X : tidak ditemukan adanya jenis plankton terkait

Berdasarkan data di atas, indeks diversitas plankton Kali Berjo di


bagian hulu (2,30) lebih baik dibanding sekitar rencana saluran outlet
(1,58). Pada bagian hilir mengalami kenaikan lagi (2,35). Kondisi ini
menunjukkan adanya self-purifikasi (pemulihan) dari badan air
tersebut.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

3.1.4Komponen Kesehatan Masyarakat

3.1.4.1 Sub Komponen: Potensi besarnya risiko penyakit

Pendekatan ruang lingkup kajian potensi besarnya risiko penyakit melalui


angka kesakitan dan angka kematian yaitu 10 besar pola jenis penyakit untuk
melihat angka kesakitan secara riil maupun potensial sebagai data pendukung
untuk analisis sifat penting dalam prakiraan dampak di wilayah studi,
seperti disajikan pada Tabel 3.38 berikut ini.

Tabel 3.38 Jenis 10 penyakit utama yang diderita penduduk (surveilans terpadu
penyakit berbasis Puskesmas) di wilayah studi

JUMLAH KASUS
NO JENIS PENYAKIT DIDERITA
2021 2022 2023
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 5330 5610 5895
2. Hipertensi Esensial (Primer) 3157 3206 3301
3. Faringitis Akut 2543 2600 2623
4. Penyakit pada Jaringan Pulpa dan 2397 2403 2492
Periapikal
5. Dispepsia 2398 2404 2413
6. Diabetes Melitus 2105 2075 2086
7. Sakit Kepala 1737 1750 1761
8. Gangguan lain pada jaringan otot 1573 1498 1601
9. Myalgia 1398 1427 1500
10. Karies gigi 760 795 815

Sumber : UPTD Puskemas Godean I

Berdasarkan data 10 penyakit utama yang diderita penduduk (surveilans


terpadu penyakit berbasis Puskesmas) di wilayah studi maka dapat
dilakukan pendekatan ruang lingkup potensi besarnya risiko penyakit
melalui pola jenis penyakit sebagai data pendukung untuk analisis sifat
penting dampak dimana kasus penyakit ISPA atau infeksi saluran napas atas
akut termasuk dalam 10 besar pola penyakit kasus terbanyak kesatu dan
mengalami kenaikan tiap tahun dengan kasus kejadian sebesar 5895 kasus
pada tahun 2023, hal ini menandakan tingkat kesehatan masyarakat secara
umum memiliki gangguan pernapasan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi penyakit ISPA adalah kualitas udara, khususnya parameter

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

PM10.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Jika ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai
kualitas lingkungan prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi dihitung
menggunakan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡


𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑥 100% ……………………..………………….(4)

dengan jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean I sebanyak


35776 jiwa, maka prevalensi penyakit ISPA diperoleh sebesar 16,48%. Kondisi
ini diperkuat dengan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 34
responden di wilayah studi yang menunjukkan bahwa penyakit ISPA merupakan
salah satu penyakit yang sering diderita oleh masyarakat di Kalurahan Sidoluhur
dan Kalurahan Sidoagung seperti disajikan pada Tabel 3.39 berikut.

Tabel 3.39 Jenis Penyakit yang Sering Diderita oleh Keluarga di wilayah studi

Penyakit yang Sering Diderita Jumlah Responden Persentase


oleh Keluarga yang Menjawab (%)
Infeksi Saluran Pernapasan
6 17.65
Atas (ISPA)
Asma 3 8.82
Demam 6 17.65
Sakit Saluran Pencernaan
(Diare, Mual, Muntah, 2 5.88
Mencret)
Lainnya (Hipertensi, DM) 17 50.00
Jumlah 34 100.00

Penetapan dan penentuan nilai skala kualitas lingkungan untuk


peningkatan prevalensi penyakit ISPA terhadap kegiatan Pembangunan
Revitalisasi Pasar Godean menggunakan Tabel 3.73 berikut.

Tabel 3.40 Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan rona awal untuk
peningkatan prevalensi penyakit ISPA terhadap kegiatan
Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean

PARAMETER KONVERSI SKALA


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN

Prevalensi penyakit ISPA ≤ 17% 5 Sangat Baik

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

PARAMETER KONVERSI SKALA


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN

17% < Prevalensi penyakit ISPA ≤ 19% 4 Baik

Peningkatan 19% < Prevalensi penyakit ISPA ≤ 21% 3 Sedang


Prevalensi
Penyakit ISPA 21% < Prevalensi penyakit ISPA ≤ 23% 2 Buruk

Prevalensi penyakit ISPA > 23% 1 Sangat Buruk

Sumber : Tim Penyusun, 2023

Berdasarkan analisis prevalensi penyakit ISPA dari rona awal dapat


disimpulkan bahwa skala kualitas lingkungan rona awal dengan nilai prevalensi
penyakit 16,48% masuk dalam kategori Sangat Baik (Skala 5).

3.1.4.2 Sub Komponen: Kondisi Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit


 Survey Lapangan Penentuan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit (lalat)

Telah dilakukan survey lapangan di lokasi kegiatan Revitalisasi


pembagunan pasar Godean Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean yang
berlokasi di Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur, Kapanewon Godean, DIY,
pada tanggal 19 s.d 20 Juli 2023, dengan melakukan pengambilan metode
data primer berdasarkan PerMenkes No 2 tahun 2023 tentang Peraturan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan, dimana tahapan yang dilakukan sebagai berikut :

1. Menentukan 4 (empat) titik lokasi pengambilan sampel yang akan terkena


dampak kegiatan revitalisasi pembangunan pasar Godean, yaitu
pertokoan, perdaganan dan jasa, serta permukiman penduduk di sebelah
utara, timur, selatan dan barat tapak proyek;

2. Masing-masing lokasi dipasang Fly Grill atau 4 lembar kertas lem lalat,
dan dilakukan penghitungan jumlah lalat yang hinggap pada alat
tersebut;

3. Indeks populasi lalat dihitung dengan cara melakukan pengamatan


selama 30 detik dan pengulangan sebanyak 10 kali;

4. Dari 10 kali pengamatan diambil 5 nilai tertinggi, lalu kelima nilai tersebut
dirata-ratakan;

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

 Dokumentasi hasil pengambilan sampel indeks populasi lalat

Gambar : Lokasi Utara Gambar : Lokasi Selatan

Gambar : Lokasi Timur

 Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil pengolahan data primer berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan, adapun dalam kegiatan revitalisasi Rencana Kegiatan
Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean yang berlokasi di Kalurahan
Sidoagung dan Sidoluhur,
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Kapanewon Godean, DIY yang akan menjadi vektor dan binatang pembawa
penyakit pada kegiatan ini adalah Indeks Populasi Lalat , dapat disampaikan
sebagai berikut :

Kondisi indeks Populasi lalat <1, dalam hal ini Lalat mempunyai tingkat
perkembangan telur, larva (belatung), pupa dan dewasa. Pertumbuhan dari
telur sampai dewasa memerlukan waktu 10-12 hari. Larva akan berubah
menjadi pupa setelah 4-7 hari, larva yang telah matang akan mencari
tempat yang kering untuk berkembang menjadi pupa. Pupa akan berubah
menjadi lalat dewasa tiga hari kemudian. Lalat dewasa muda sudah siap
kawin dalam waktu beberapa jam setelah keluar dari pupa Setiap ekor lalat
betina mampu menghasilkan sampai 2000 butir telur selama hidupnya. Setiap
kali bertelur lalat meletakkan telur secara berkelompok, setiap kelompoknya
mengandung 75- 100 telur. Umur lalat di alam diperkirakan sekitar dua
minggu., seperti disajikan pada Gambar 3.45 berikut dibawah ini.

Gambar 3.7. ilustrasi siklus reproduksi lalat secara umum sebagai vektor
pembawa penyakit

Apabila ditinjau dari jenis terdapat jenis lalat rumah (Musca domestica); Lalat
hijau (Crhysomya megacephala), Lalat daging (Sarcopahaga sp); Lalat buah
(Drosophilidae melanogaster), Lalat hijua metalik (Lucillia sp). Baku mutu
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Binatang Pembawa Penyakit
khususnya Indeks populasi lalat adalah angka rata-rata populasi lalat pada
suatu lokasi yang diukur dengan menggunakan flygrill. Dihitung dengan
cara melakukan pengamatan selama 1 jam dan pengulangan sebanyak 10
kali pada setiap titik pengamatan. Dari 10 kali pengamatan diambil 5 (lima)
nilai tertinggi, lalu kelima nilai tersebut dirata-ratakan. Pengukuran indeks
populasi lalat dapat menggunakan lebih dari satu flygrill dan baku mutu <2
Adapun Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) untuk Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit terdiri dari jenis, kepadatan dan habitat
perkembanganbiakan. Jenis dalam hal ini adalah nama/genus/spesies
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Kepadatan dalam hal ini adalah
angka yang
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

menunjukkan jumlah Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit dalam satuan


tertentu sesuai dengan jenisnya, baik periode pradewasa maupun periode
dewasa. Habitat perkembangbiakan adalah tempat berkembangnya periode
pradewasa Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Adapun untuk
pemenuhan kriteria standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit, seperti disajikan pada Tabel 3. berikut dibawah ini.
Tabel 3. Kriteria standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit
Nilai Kegiatan di
No Vektor Parameter Satuan Ukur Baku lapangan
Mutu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Nyamuk MBR (man Angka gigitan ---
1. Anopheles biting nyamuk per orang <0,025
sp. rate) per malam
Nyamuk Anopheles 0 ---
Nyamuk
yang mengandung
Anopheles
pathogen virus/
SP
bakteri parasite
Larva Persentase habitat <1 ---
Indeks
2. Anopheles perkembangbiakan
habitat
SP. yang positif larva
Nyamuk <0,025 ---
Aedes Angka
Angka kepadatan
aegypti Istirahat
3 nyamuk istirahat
dan/atau (Resting
(resting) perjam
Aedes rate)
Albopictus
Nyamuk Aedes 0 ---
Nyamuk
yang mengandung
Aedes
pathogen virus/
Infektif bakteri/parasit
Larva Aedes ≥95 ---
ABJ
aegypti Persentase
(Angka
4. dan/atau rumah/bangunan
Bebas
Aedes yang negarif larva
Jentik)
albopictus
Jentik Jentik Aedes yang 0 ---
Aedes mengandung
Infektif Patogen Virus
MHD (Man Angka nyamuk <1 ---
Nyamuk
5. Hour yang hinggap per
Culex sp.
Density) orang per jam
Nyamuk Culex yang 0 ---
Nyamuk
mengandung
Culex
pathogen
Infektif virus/bakteri/parasit

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Nilai Kegiatan di
No Vektor Parameter Satuan Ukur Baku lapangan
Mutu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Persentase habitat <5 ---
Larva Culex Indeks
6. perkembangbiakan
sp. habitat
yang positif larva
MHD (Man Angka nyamuk <5 ---
Mansonia
7. Hour yang hinggap per
sp.
Density) orang per jam
Jumlah pinjal <1 ---
Indeks Xenopsylla cheopis
8. Pinjal Pinjal dibagi dengan
Khusus jumlah tikus yang
diperiksa
Jumlah pinjal yang <2 ---
Indeks
tertanggap dibagi
Pinjal
dengan jumlah tikus
Umum yang diperiksa
9. Lalat: Indeks Angka rata-rata <2
Penggunaan
Populasi populasi lalat alat:
Lalat Flygrill
Analisis
Indeks:
4
pemasangan
Flygrill ,
dilakukan
selama 5
menit
mendapatkan
rata-rata 5,5
lalat (Indeks
Populasi Lalat
> 2)
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan kriteria standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk


vektor dan Binatang Pembawa Penyakit mengacu pada ketentuan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 tentang Peraturan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan, maka dapat disimpulkan bahwa baku mutu kesehatan
lingkungan untuk vektor dan Binatang Pembawa Penyakit tidak memenuhi
standar nilai baku mutu.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Berdasarkan analisis vektor dan binatang pembawa penyakit dari


rona awal atau tanpa proyek dapat dilakukan penetapan dalam penentuan
nilai skala kualitas lingkungan seperti disajikan pada Tabel 3.. berikut dibawah
ini.

Tabel 3. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan aspek vektor dan


binatang penyebaran penyakit tanpa proyek

PARAMETER PENDEKATAN KRITERIA KONVERSI SKALA


LINGKUNGAN PENETAPAN* KUALITAS LINGKUNGAN

Vektor dan indeks populasi lalat < 2 5 Sangat Baik


binatang
pembawa 2 ≤ indeks populasi lalat < 3 4 Baik
penyakit (indeks 3 ≤ indeks populasi lalat < 4 3 Sedang
Populasi Lalat)
4 ≤ indeks populasi lalat < 6 2 Buruk

Indeks populasi lalat ≥ 6 1 Sangat Buruk


Sumber : Analisis Tim Penyusunan AMDAL (2023);

Maka dapat disimpulkan berdasarkan skala kualitas lingkungan untuk


nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk vektor dan binatang pembawa
penyakit masuk dalam kategori Buruk (Skala 2) yaitu nilai skala kualitas
lingkungan buruk.

3.1.5 Komponen Sosial Ekonomi Budaya


3.1.5.1 Sub-Komponen: Demografi Masyarakat Wilayah Studi
Pembahasan deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal terkait aspek
demografi kependudukan masyarakat di wilayah studi dimana Rencana
Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean g berlokasi di Jl. Godean
KM.10 No. 38, Padukuhan Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon
Godean, Kabupaten Sleman, DIY. Berdasarkan data Kecamatan Godean
Dalam Angka Tahun 2022 diperoleh data jumlah penduduk Kapanewon
(Kecamatan) Godean tahun 2021 sebesar 70.258 jiwa, terdiri dari 34.996 laki-laki
dan 35.262 perempuan, memiliki luas wilayah 26,84 km 2, maka kepadatan
penduduk Kecamatan Godean adalah 2.618 jiwa per km 2. Adapun informasi
luas wilayah dan demografi Kapanewon Godean per Kalurahan sebagai
wilayah adminitrasi yang masuk ke dalam wilayah studi, seperti disajikan pada
Tabel 3.32 berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-

Tabel 3.4. Data luasan dan demografi Kapanewon Godean per Kalurahan
sebagai wilayah adminitrasi wilayah studi

KOMPONEN
NAMA LUAS WILAYAH PERSENTASE
NO JUMLAH JUMLAH RUMAH
KALURAHAN (KM2) JUMLAH
PENDUDUK TANGGA
PENDUDUK (%)
1. Sidoagung* 3,32 9421 3273 13,41
2. Sidoluhur* 5,19 9994 3525 14,23
3. Sidomulyo 2,50 6477 2309 9,22
4. Sidorejo 5,44 6866 2392 9,77
5. Sidokarto 3,64 11875 4063 16,90
6. Sidoarum 3,73 16879 5635 24,02
7. Sidomoyo 3,02 8746 2980 12,45
TOTAL 26,84 70258 24177 100

Sumber: Kecamatan Godean Dalam angka (2022): Ket*: Kalurahan lokasi tapak proyek dalam
wilayah studi

Apabila dilihat dari batas wilayah studi dimana rencana kegiatan berada di
Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur maka dapat diketahu bahwa luas
wilayah Sidoluhur lebih luas dibandingkan dengan Kalurahan Sidoagung,
selain itu ditinjau dari jumlah penduduk dan jumlah KK dimana sebaran
persentase Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur masing-masing sebesar
13,41% dan 14,23% dari total jumlah penduduk di Kapanewon Godean.
Apabila ditinjau peta administrasi Kapanewon Godean seperti disajikan pada
Gambar 3.14 berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY

Gambar 3.8. Peta wilayah administrasi Kapanewon Godean Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
III-

(a) Demografi Kalurahan Sidoagung


Kalurahan Sidoagung merupakan bagian dari wilayah administrasi yang
Apabila ditinjau dari sebaran padukuhan di Kalurahan Sidoagung seperti seperti
disajikan pada Gambar 3.15 berikut dibawah ini.

Gambar 3.9. Peta sosial Kalurahan Sidoagung, Kapanewon Godean. Sumber: Profile Kalurahan
Sidoagung (2021), Laporan Penyelenggaran Pemerintah Kalurahan (LPPK)
III-

(b) Demografi Kalurahan Sidoluhur


Apabila ditinjau dari sebaran padukuhan di Kalurahan Sidoluhur, seperti seperti
disajikan pada Gambar 3.16 berikut dibawah ini.

Gambar 3.10. Peta sosial Kalurahan Sidoluhur, Kapanewon Godean. Sumber: Profile Kalurahan
Sidoluhur (2021), Laporan Penyelenggaran Pemerintah Kalurahan (LPPK)
III-

(c) Demografi Responden di Wilayah Studi

Gambar 3.11. Layout sebaran lokasi responden di batas sosial di wilayah studi Kalurahan
: Sebaran Lokasi Responden
Sidoluhur-Sidoagung, Kapanewon Godean
III-

3.1.5.2 Sub-Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya: Aspek Sosial - Ekonomi


Pembahasan deskripsi rona lingkungan hidup awal terkait aspek
sosial- ekonomi meliputi pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat,
kondisi penduduk pra sejahatera; dan kondisi pertumbuhan PDRB sebagai
indicator perekonomiaan suatu wiayah, sebagai berikut:

(a) Kondisi Pekerjaan Penduduk Wilayah Studi

Pekerjaan penduduk sebagai mata pencaharian merupakan


aktifitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana
antara daerah satu dengan daerah yang lainnya berbeda sesuai
dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya
(Daldjoeni, 1987). Adapun informasi secara umum kondisi
ketenagakerjaan penduduk di Kabupaten Sleman dan jenis pekerjaan
atau mata pencaharian penduduk di batas sosial wilayah studi,
seperti disajikan pada Tabel 3.79 dan Tabel 3.45 berikut dibawah ini.
Tabel 3.5. Kondisi ketenagakerjaan penduduk pada periode tahun 2017-
2021 di kabupten Sleman

ELEMEN TAHUN
SATUA
NO KETENAGAKERJA
2017 2018 2019 2020 2021 2022 N
AN

Jumlah Angkatan 601.57 638.88


1. 604.701 629.056 629.056 698.907 Orang
Kerja 0 4

Jumlah
605.82
2. Penduduk yang 569.750 n/a 605.822 605.822 665.512 Orang
2
Bekerja

Jumlah
3. Penduduk yang 34951 n/a 23234 23234 23234 33395 Orang
Belum Bekerja

Tingkat Partisipasi
4. Angkatan Kerja 94.22 n/a 96.31 96.31 94.83 68,12 %
(TPAK)

Tingkat
5. Pengangguran 5,78 5,76 3,69 3,69 5,17 4,78 %
Terbuka (TPT*

Jumlah Pencari
6. 2.650 n/a n/a 1.285 1.540 Orang
Kerja Terdaftar
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman Tahun 2023; Keterangan* TPT (Tingkat
Pengangguran Terbuka) sebagai persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah
angkatan kerja

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

Berdasarkan data kondisi ketenagakerjaan penduduk pada


periode tahun 2017-2022 di kabupten Sleman maka dapat
disimpulkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka mengalami
penurunan pada tahun 2022 (4,78%) dengan Jumlah Penduduk yang
Belum Bekerja mencapai 33.395 jiwa dari tahun sebelumnnya yaitu
tahun 2021 (5,17%) dan tahun 2020 (3,69%).
Apabila ditinjau di wilayah studi dimana pekerjaan penduduk atau
mata pencaharian penduduk di batas sosial wilayah studi, seperti
disajikan pada Tabel 3.46 berikut dibawah ini.
Tabel 3.6. Kondisi jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian atau pekerjaan
penduduk di wilayah studi

KALURAHAN PERSENTASE
KETERANGAN/JENIS PEKERJAAN
SIDOAGUNG SIDOLUHUR % %
Mengurus Rumah Tangga 1508 1630 16.29 15.48

BUKAN Pelajar; Mahasiswa 1,569 1,843 16.95 17.51


ANGKATAN Pensiunan 189 274 2.04 2.6
KERJA
Sub-Total (BAK) 3266 3747 35.28 35.59

Belum Bekerja 436 507 4.71 4.82


Aparatur Pejabat Negara 365 442 3.94 4.20
Tenaga Pengajar 67 115 0.72 1.09
Wiraswasta 3,557 3,680 38.42 34.95
Pertanian dan
112 255 1.21 2.42
Peternakan
ANGKATAN Nelayan 0 0 0.00 0.00
KERJA
Agama dan
2 3 0.02 0.03
Kepercayaan
Tenaga Kesehatan 29 110 0.31 1.04
Pekerjaan Lainnya 1423 1669 15.37 15.85
Sub-Total (AK) 5,991 6,781 64.72 64.41
TOTAL (BAK +AK) 9,257 10,528 100 100
TPAK DAN
PERSENTASE 7.28 7.48 92.72 92.52
TPT
Sumber: Profile Kalurahan Sidoagung, Sidoluhur; Kapanewon Godean Tahun 2021; Laporan
Penyelenggaran Pemerintah Kalurahan (LPPK)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

Berdasarkan data Kondisi jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian


atau pekerjaan penduduk di wilayah studi maka dapat disimpulkan bahwa
Tingkat Pengangguran Terbuka mencapai 7,28-7,48% dimana terdapat
penduduk yang belum bekerja sebanyak 436 jiwa di Kalurahan Sidoagung dan
507 jiwa di Kalurahan Sidoluhur. Apabila ditinjau berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan responden dibatas sosial wilayah
studi,seperti disajikan pada Tabel 3.47 berikut dibawah ini.

Tabel 3.7. Identifikasi harapan pelibatan masyarakat dalam terbukanya


kesempatan kerja berbasis surveilien responden di batas sosial
wilayah studi
PRESENTASE
NO MINAT BEKERJA JUMLAH
(%)
1 YA 32 94,12
2 TIDAK 2 5,88
JUMLAH 34 100,00
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden memiliki jawaban lebih
dari satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa


persentase sebaran jenis pekerjaan atau mata pencaharian penduduk di
batas sosial wilayah studi, diuraikan sebagai berikut:

(1) Sebanyak 32 responden atau 94,12% memiliki minat untuk berpartisipasi

dalam rencana usaha dan/atau kegiatan


(2) Sebanyak 2 responden atau 5,88% tidak minat untuk berpartisipasi dalam rencana

usaha dan/atau kegiatan

Berdasarkan uraian dan data yang diperoleh maka diperlukan penyesuaian


data untuk penduduk yang belum bekerja dimana data yang disajikan untuk
seluruh Kalurahan Sidoluhur dan Sidoagung sehingga analisis data terbuka
kesempatan kerja tanpa proyek dengan pendekatan jumlah penduduk yang
belum bekerja (30%) di wilayah studi dari total data yang disampaikan,
persamaan indeks penyerapan tenaga kerja tanpa proyek diuraian sebagai
berikut ini:

IPTKTP= JPD/JPTx 100%


= 943jiwa/ 12.772orang x 100%
=7,38%
Keterangan, dimana:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-


IPTKTP, Indeks Penyerapan Tenaga Kerja tanpa proyek

JTDi, Jumlah total penduduk batas sosial yang berstatus belum bekerja

JPT, Jumlah total penduduk Batas Sosial

Berdasarkan analisis data tersebut terdapat 943jiwa yang belumbekerja,


apabiladikonversikedalamIndeks Penyerapan Tenaga Kerja tanpa proyek sebesar
7,38%. Pendekatan penentuan skala kualitas lingkungan melaluipendekatanKlasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) Tahun 2020 yang
didasarkanpersentasependuduk dalam skala ruang Kalurahan yang belumbekerja oleh
kegiatan usaha (barang atau jasa), seperti disajikan pada Tabel 3.48. berikut
dibawahini.

Tabel 3.8. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
tingkat terbukanya kesempatan kerja

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN** LINGKUNGAN
Terbukanya Jumlah persentase sebanyak
kesempatan kerja ≤3,00 % penduduk masyarakat 5 Sangat Baik
di wilayah kajian belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
3,10-6,0% penduduk masyarakat 4 Baik
di wilayah kajian belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
6,10-9,00% penduduk
3 Sedang
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
9,10-12,0% penduduk
2 Buruk
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
≥12,10% penduduk masyarakat 1 Sangat Buruk
di wilayah kajian belum bekerja
Sumber : Analisis Tim (2022) referensiklasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) Tahun
2020; professional judgment; dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman Tahun
2022; Keterangan* TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebagai persentase
jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja

Maka dapat disimpulkan berdasarkan skala kualitas lingkungan untuk nilai


kualitas lingkungan tanpa proyek untuk tingkat terbukanya kesempatan
kerja (7,38%) masuk dalam kategori Sedang (Skala 3) dengan kondisi
jumlah persentase sebanyak 6,10-9,0% penduduk masyarakat di wilayah
kajian belumbekerja.

(b) Kondisi Pendapatan Masyarakat dan Penduduk Pra-Sejahtera

Kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan tingkat kemisikinan


dimana istilah Kemiskinan merupakan salah satu indikator kesejahteraan yang
daapt dihitung melalui konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

sesorang. Kemisikinan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan


dasar makanan. Berdasarkan rujukan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Sleman dinyatakan bahwa garis kemiskinan melalui pendekatan dua komponen
yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Sehingga
pendataan penduduk miskin dilakukan terhadap penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Apabila ditinjau dari
perkembangan garis kemiskinan di Kabupaten Sleman maka dapat diketahu bahwa
garis kemiskinan pada tahun 2022 terhitung pada kisaran nilai pengeluaran
seseorang sebesar Rp450.763,- dengan demikian apabila setiap penduduk Kabupaten
Sleman memiliki nilai pengeluaran dibawah Rp. 450.763,- selama periode sebulan
termasuk dalam kategori penduduk miskin. Adapun data informasi jumlah
penduduk miskin pada tahun 2022 mencapai 98.920 (7,74%) dengan perkembangan
nilai perhitungan garis Kemiskinan di Kabupaten Sleman seperti disajikan pada Tabel
3.49 berikut dibawah ini.
Tabel 3.9. Data jumlah penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan secara
umum Kabupaten Sleman

PENDUDUK MISKIN
GARIS KEMISKINAN
NO TAHUN PERSENTASE
(Rp. /BLN) JUMLAH (JIWA)
(%)

1. 2018 370.127 87087 7.31


2. 2019 382.868 90170 7.41
3. 2020 411.610 99780 8.12
4. 2021 422.933 108930 8.64
5. 2022 450.763 98920 7.74

RATA-RATA 96977 7,84


Sumber : BPS Kabupaten Sleman (2023)

Berdasarkan data jumlah penduduk miskin terhadap garis


kemisikinan maka dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata penduduk
miskin atau penduduk pra-sejahtera Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun
(tahun 2018- 2022) mencapai 7,84 % dengan rata-rata jumlah penduduk
miskin sebanyak 96.977 jiwa. Berdasarkan data informasi penduduk pra
sejahtera ini dapat digunakan untuk kebijakan pemrakarsa untuk
memprioritaskan kesempatan kerja kepada penduduk lokal khususnya.
Apabila ditinjau pendapatan masyarakat berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil wawancara berbasis surveilien responden di batas sosial wilayah
studi, seperti disajikan pada Tabel
3.50 berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

Tabel 3.10. Identifikasi pendapatan masyarakat berbasis surveilien responden


di batas sosial wilayah studi

PERSENTASE
NO PENDAPATAN RESPONDEN* JUMLAH
(100%)

1 < Rp. 2.001.000, 5 14,71

2  Rp. 2.001.000, 29 85,29

JUMLAH: 34 100,00

Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); Keterangan* pendekatan besaran UMK
Kabupaten Sleman Rp.2.001.000,- dalam ketetapan SK Gubernur DIY Nomor
373/KEP/2021 tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2022

Berdasarkan uraian dan data yang diperoleh terkait pendapatan


masyarakat berbasis surveilien responden di batas sosial wilayah studi,
maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat responden yang
pendapatannya kurang dari standar upah UMK Kabupaten Sleman
Rp.2.001.000,- dalam ketetapan SK Gubernur DIY Nomor 373/KEP/2021
tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2022. Namun
demikian berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk menentukan
nilai kualitas lingkungan tanpa proyek tetkait peningkatan pendapatan
masyarakat (Tabel 3.38) menggunakan persamaan sebagai berikut ini:

………………..……….……………..…....…………(2)
Keterangan, dimana:
 IPMTP, sebagai Nilai Interval indeks Pendapatan Masyarakat tanpa proyek
 JPDi, sebagai pembobotannilai interval pendapatan masyarakat berbasissurveilien dan
upah minimum Kabupaten Sleman di batas sosial wilayah studi dengan
skenariopenambahanpenerima tenaga kerja operasional
 JPT, sebagai Jumlah kelaspembobotannilai interval pendapatan
 JS, sebagai jumlahresponden
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 3.11. Analisis persentase nilai interval pendapatan masyarakat


kondisi tanpa proyek berbasis surveilien responden di batas sosial

INDEKS
BOBOT NILAI PENDAPATAN
NO INTERPRETASI INTERVAL PENDAPATAN* JUMLAH RESPONDEN
INDEKS (%)
TANPA PROYEK

1. < Rp. 2.000.000,- 5 2 0.0

2. Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 2.500.000 12 3 1.1

3. Rp. 2.500.000,- s/d Rp. 3.000.000 10 4 1.8

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

4. Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 3.500.000 5 5 0.6

5. > Rp. 3.500.000 2 6 0.4

TOTAL: 34 ∑ (IPMTP) 3.88

PERSENTASE NILAI INDEKS (IPMTP) 77,60

Sumber: Data Primer, analisiswawancara(2022); (*)pendekatanpendapatanupah minimum


Kabupaten Sleman Rp. Rp.2.001.000,- dalam ketetapan SK Gubernur DIY Nomor
373/KEP/2021 tentangPenetapanUpah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2022

Berdasarkan uraian dan data Analisis persentasenilai interval pendapatan


masyarakat kondisitanpa proyek berbasissurveilienresponden di batas sosial wilayah
studi, maka dapat disimpulkan bahwadiperolehnilaipersentaseIndeks interval sebesar
77,6% saat kondisi tanpa. Dengan demikian, dapat dilakukan konversi nilai skala
kualitas lingkungan untuk peningkatan pendapatan masyarakat, seperti disajikan
pada Tabel
3.52. berikut dibawah ini.

Tabel 3.12. Kriteria penetapan kualitas lingkungan dengan proyek untuk


peningkatan pendapatan masyarakat

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN* LINGKUNGAN

Peningkatan Persentase nilai interval indeks


Pendapatan pendapatan > 80% dengan
5 Sangat Baik
Masyarakat pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Persentase nilai interval indeks
pendapatan 60-80% dengan
4 Baik
pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Persentase nilai interval indeks
pendapatan 40-60% dengan
3 Sedang
pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Persentase nilai interval indeks
pendapatan 20-40% dengan
2 Buruk
pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Persentase nilai interval indeks
pendapatan <20% dengan
1 Sangat Buruk
pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Sumber: Sumber: Tim Penyusun (2022): Keterangan* pendekatanpendapatanupah minimum
Kabupaten Sleman Rp. Rp.2.001.000,- dalam ketetapan SK Gubernur DIY Nomor
373/KEP/2021 tentangPenetapanUpah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2022

Berdasarkan analisisinterpretasidari persentasenilai indeks interval


pendapatan masyarakat berbasissurveilianresponden di batas sosial wilayah
studidiperolehpersentasenilai Indeks interval pendapatansebesar 77,6%,
dengan demikian berdasarkan penetapannilai kualitas lingkungan dengan
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

proyek terkaitpeningkatanpendapatan masyarakat(77,6%) termasuk dalam


kategoriBaik (Skala 4) dengan persentase nilai interval indeks pendapatan
masyarakat berada pada kisaran60-80% dengan pendekatan standar upah
minimum Kabupaten Sleman yang tertuang dalam SK Gubernur DIY Nomor
373/KEP/2021 tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2022.

3.1.5.3 Sub-Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya: Aspek Sosial-Budaya


(a) Persepsi dan Sikap Masyarakat
Apabila dilihat dari data rona lingkungan hidup awal terkait persepsi dan
sikap masyarakat berdasarkan hasil wawancara masyarakat terhadap
rencana kegiatan relokasi pedagang eksisting, seperti disajikan pada Tabel 3.57
berikut dibawah ini.
Tabel 3. Identifikasi persepsi dan sikap masyarakat terhadap rencana
kegiatan relokasi pedagang eksisting
INTERPRETASI SIKAP DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN PRESENTASI
KRITERIA
PERSEPSI MASYARAKAT* YANG MENJAWAB** MAKSIMAL (%)
a b c d (c/d)
Setuju (a) Sangat setuju 19 56
(b) Setuju 15 44
34
Tidak (a) TIdak Setuju 0 0
Setuju (b) Sangat Tidak Setuju 0 0
TOTAL JAWABAN 100
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden hanya memiliki 4 (empat)
jawaban untuk interpretasi pertanyaan yang diajukan

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dimana diasumsikan 34 orang (jumlah


responden masyarakat) menyatakan setuju 100% dengan komposisi derajat
persetujuan sangat setuju 56% dan 44% setuju terhadap rencana kegiatan.

Persepsi dan Sikap Masyarakat Positif


Apabila ditinjau dari identifikasi persepsi dan sikap masyarakat bersifat
positif saat kondisi eksisitng saat ini berjalan terhadap komponen
lingkungan (Kesempatan kerja; dan Pendapatan Masyarakat) berdasarkan
hasil wawancara kuesioner responden, seperti disajikan pada Tabel 3.58
berikut dibawah ini

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

Tabel 3.13. Identifikasi persepsi dan sikap masyarakat positif terhadap


dampak positif kondisi eksisting saat ini
JUMLAH
INTERPRETASI PERSEPSI DAN SIKAP JAWABAN PRESENTASI
NO RESPONDEN YANG
MASYARAKAT POSITIF MAKSIMAL (%)
MENJAWAB**
1. Kesempatan kerja 9 34 27
2. Pendapatan Masyarakat 19 34 56
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden memiliki jawaban
lebih dari satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa persepsi dan sikap
masyarakat yang bersifat positif terhadap komponen lingkungan hidup
dalam aspek sosial-ekonomi budaya, sebagai berikut:
(1) Sebanyak 9 responden atau 27% tanggapan menyatakan bahwa positif
adanya peluang kesempatan kerja saat kondisi eksisting berjalan saat ini
operasional Pasar Godean.
(2) Sebanyak 19 responden atau 56% tanggapan menyatakan bahwa positif
akan adanya Pendapatan Masyarakat saat kondisi eksisting berjalan saat ini
operasional Pasar Godean.
Apabila ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek terkait munculnya persepsi dan sikap masyarakat
positif mencapai 41,5% (Tabel 6.21), dengan persamaan berikut ini:

……………..………….…..………..…………....…………(3)

Keterangan Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009):



IPSTP, Indeks Persepsi dan Sikap Masyarakat tanpa proyek

JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n
(Kesempatan kerja; Peluang Usaha; dan Pendapatan Masyarakat)

JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek
pertanyaan-n

∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Tabel 3.. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat positif saat
kondisi tanpa proyek terhadap komponen lingkungan
INTERPRETASI PERSEPSI DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN
NO NILAI INDEKS
SIKAP MASYARAKAT POSITIF YANG MENJAWAB* MAKSIMAL
1. Kesempatan kerja 9 34 0.27

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

2. Pendapatan Masyarakat 19 34 0.56


∑ (JDi/JBMAX) 0,83
INDEKS INTERPRETASI (IPSTP) 41,5%
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); *setiap responden memiliki jawaban lebih dari
satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan; (**) jawaban pertanyaan yang
diajukan terkait aspek komponen lingkungan: Kesempatan kerja dan Pendapatan Masyarakat

Berdasarkan analisis interpretasi persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal
atau tanpa proyek berbasis survelian diasumsikan responden sebanyak 34
orang responden diperoleh indeks persepsi dan sikap masyarakat saat
kondisi tanpa proyek sebesar 41,5%, maka dapat dilakukan penetapan
dalam penentuan nilai skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap
masyarakat positif, seperti disajikan pada Tabel berikut dibawah ini.
Tabel Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi dan
sikap masyarakat positif

PARAMETER PENDEKATAN KRITERIA KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN PENETAPAN* LINGKUNGAN

Munculnya ≥81% responden memiliki


Persepsi dan persepsi dan sikap yang positif
5 Sangat Baik
Sikap terhadap aspek yang telah
Masyarakat ditentukan
positif 61-80% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
4 Baik
terhadap aspek yang telah
ditentukan
41-60% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
3 Sedang
terhadap aspek yang telah
ditentukan
21-40% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
2 Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan
≤20% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
1 Sangat Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait Kesempatan kerja;
Pendapatan Masyarakat

Maka dapat disimpulkan berdasarkan skala kualitas lingkungan untuk nilai


kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat
positif dengan nilai indeks persepsi dan sikap masyarakat sebesar 41,5%
masuk dalam kategori Sedang (Skala 3) yaitu indeks persepsi dan sikap
masyarakat saat kondisi tanpa proyek berada pada kisaran 41-60% responden
memiliki persepsi dan sikap yang positif terhadap aspek positif terkait
Kesempatan kerja dan Pendapatan Masyarakat.

Persepsi dan Sikap Masyarakat Negatif


Apabila ditinjau dari identifikasi persepsi dan sikap masyarakat bersifat negatif
eksisting saat ini berjalan terhadap komponen lingkungan (Geo-Fisik-Kimia;
Transportasi; Kesehatan masyarakat) berdasarkan hasil wawancara kuesioner
responden, seperti disajikan pada Tabel 3.61 berikut dibawah ini
Tabel 3.14. Identifikasi persepsi dan sikap masyarakat negatif terhadap
komponen lingkungan saat kondisi eksisting saat ini
JUMLAH
INTERPRETASI PERSEPSI DAN SIKAP JAWABAN PRESENTASI
NO RESPONDEN YANG
MASYARAKAT NEGATIF MAKSIMAL (%)
MENJAWAB**

1. Geo-Fisik-Kimia 10 34 30
2. Transportasi 20 34 59
3. Kesehatan masyarakat 12 34 34
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden memiliki jawaban lebih dari
satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa persepsi


dan sikap masyarakat yang bersifat negatif, diuraikan sebagai berikut ini:
(1) Diasumsikan sebanyak 10 responden atau 30% tanggapan persepsi dan
sikap masyarakat negatif menyatakan bahwa terdapat gangguan geo-
fisik-kimia yang dirasakan saat kondisi eksisting saat ini;
(2) Diasumsikan sebanyak 20 responden atau 59% tanggapan persepsi dan
sikap masyarakat negatif menyatakan bahwa terdapat gangguan
transportasi yang dirasakan saat kondisi eksisting saat ini;

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

(3) Diasumsikan sebanyak 12 responden atau 34% tanggapan persepsi dan


sikap masyarakat negatif menyatakan bahwa terdapat kesehatan
masyarakat yang dirasakan saat kondisi eksisting saat ini; dan
Apabila ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek terkait munculnya persepsi dan sikap masyarakat
negatif mencapai 41% (Tabel 3.62), dengan persamaan berikut ini:

……………..………….…..………..…………....…………(4)

Keterangan Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009):



IPSTP, Indeks Persepsi dan Sikap Masyarakat tanpa proyek

JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n
(Geo- Fisik-Kimia; Transportasi; Kesehatan masyarakat)

JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek
pertanyaan-n

∑JK, Jumlah kelas aspek-n

Tabel 3.15. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat negatif saat kondisi
tanpa proyek terhadap komponen lingkungan
INTERPRETASI PERSEPSI DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN
NO NILAI INDEKS
SIKAP MASYARAKAT NEGATIF YANG MENJAWAB* MAKSIMAL
1. Geo-Fisik-Kimia 10 34 0.3
2. Transportasi 20 34 0.59
3. Kesehatan masyarakat 12 34 0.34

∑ (JDi/JBMAX) 1,23

INDEKS INTERPRETASI (IPSTP) 41%


Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); *setiap responden memiliki jawaban lebih dari
satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan; (**) jawaban pertanyaan
yang diajukan terkait aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia; Transportasi;
Kesehatan masyarakat

Berdasarkan analisis interpretasi persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal
atau tanpa proyek berbasis survelian responden diasumsikan sebanyak 34
orang responden diperoleh indeks persepsi dan sikap masyarakat negatif
sebesar 41%, maka dapat dilakukan penetapan dalam penentuan nilai skala
kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap masyarakat positif, seperti
disajikan pada Tabel 3.63. berikut dibawah ini.
Tabel 3.16. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi
dan sikap masyarakat negatif

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

PARAMETER PENDEKATAN KRITERIA KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN PENETAPAN* LINGKUNGAN
Munculnya Persepsi ≤20% responden memiliki
dan Sikap Masyarakat persepsi dan sikap yang
5 Sangat Baik
negatif negatif terhadap aspek
yang telah ditentukan
21-40% responden memiliki
persepsi dan sikap yang
4 Baik
negatif terhadap aspek
yang telah ditentukan
41-60% responden memiliki
persepsi dan sikap yang 3 Sedang
negatif terhadap aspek
61-80% responden memiliki
persepsi dan sikap yang
2 Buruk
negatif terhadap aspek
yang telah ditentukan
≥81% responden memiliki
persepsi dan sikap yang
1 Sangat Buruk
negatif terhadap aspek
yang telah ditentukan
Sumber : Analisis Tim (2022); Keterangan* aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia;
Transportasi; Kesehatan masyarakat

Maka dapat disimpulkan berdasarkan skala kualitas lingkungan untuk


nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat
negatif dengan nilai indeks persepsi dan sikap masyarakat sebesar 41% masuk
dalam kategori Sedang (Skala 3) yaitu indeks persepsi dan sikap
masyarakat saat kondisi tanpa proyek berada pada kisaran 41-60% responden
memiliki persepsi dan sikap yang negatif terkait aspek komponen lingkungan
berupa gangguan Geo-Fisik-Kimia; gangguan transportasi; Kesehatan
masyarakat

Persepsi dan Sikap Masyarakat Pedagang Kegiatan Relokasi Pedagang


Eksisting

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

Apabila dilihat dari data rona lingkungan hidup awal terkait persepsi dan
sikap masyarakat pedagang berdasarkan hasil wawancara terhadap rencana
kegiatan, seperti disajikan pada Tabel 3.64 berikut dibawah ini.
Tabel 3.17. Identifikasi persepsi dan sikap pedagang terhadap rencana kegiatan
Relokasi Pedagang Eksisting

INTERPRETASI SIKAP DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN PRESENTASI


KRITERIA
PERSEPSI PEDAGANG* YANG MENJAWAB** MAKSIMAL (%)

a b c d (c/d)
Setuju (a) Sangat setuju 15 75
(b) Setuju 4 20
20
Tidak (a) TIdak Setuju 1 5
Setuju (b) Sangat Tidak Setuju 0 0
TOTAL JAWABAN 100
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden hanya memiliki 4 (empat)
jawaban untuk interpretasi pertanyaan yang diajukan

Berdasarkan hasil analisis data tersebut diasumsikan dimana 20


pedagang (berbasis unit dasaran pedagang) menyatakan setuju 100% dengan
komposisi derajat persetujuan sangat setuju 75% dan 20% setuju dan 5% tidak
setuju dengan rencana kegiatan relokasi pedagang eksisting

Persepsi dan Sikap Pedagang Terhadap Kegiatan Relokasi Pedagang Eksisting


Apabila ditinjau dari identifikasi persepsi dan sikap pedagang
terhadap kegiatan relokasi pedagang eksisting berdasarkan hasil
wawancara kuesioner dari responden pedagang, seperti disajikan pada Tabel
3.65 berikut dibawah ini Tabel 3.18. Identifikasi persepsi dan sikap pedagang
terhadap kegiatan penataan pedagang eksisting
JUMLAH
JAWABAN
INTERPRETASI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN YANG PRESENTASI
NO MAKSIMAL
PEDAGANG* MENJAWAB**
(a) (b) (a)/(b)*100
1. Metode Relokasi 14 20 70,00
2. Mekanisme Relokasi 8 20 38,33
3. Lokasi Pasar Relokasi 11 20 55
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden memiliki jawaban hanya 2
opti pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan.

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa persepsi


dan sikap masyarakat pedagang terhadap rencana kegiatan relokasi
pedagang eksisting, diuraikan sebagai berikut ini:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

(1) Diasumsikan sebanyak 14 responden atau 70% tanggapan persepsi


dan sikap masyarakat pedagang menyatakan bahwa metode relokasi
ke Pasar Relokasi Sementara mengikuti sesuai metode arahan dari
Kebijakan Pemerintah Daerah;
(2) Diasumsikan sebanyak 8 responden atau 38% tanggapan persepsi dan
sikap masyarakat pedagang menyatakan bahwa mekanisme relokasi
ke Pasar Relokasi Sementara mengikuti sesuai metode arahan dari
Kebijakan Pemerintah Daerah;
(3) Sebanyak 11 responden atau 55% tanggapan persepsi dan sikap
masyarakat pedagang menyatakan bahwa untuk penetapan lokasi
kegiatan Pasar Relokasi Sementara dengan derajat persetujuan setuju
Apabila ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek terkait munculnya persepsi dan sikap masyarakat
pedagang terkait pemindahan ke tempat Pasar Relokasi Sementara
mencapai 83,75% (Tabel 3.66), dengan persamaan berikut ini:

……………..……..………..…………....…………(5)
Keterangan, dimana:

IPSDTP, sebagai Indeks Persepsi dan Sikap Pedagang tanpa proyek

JPDi, sebagai pembobotan Jumlah Jawaban pedagang-n terhadap
aspek Kesediaan Relokasi; metode penataaan; mekanisme penataan;
dan lokasi Pasar Relokasi berbasis klasifikasi dasaran pedagang

JPT, sebagai Jumlah kelas pembobotan interpretasi persepsi dan
sikap Pedagang

JS, sebagai jumlah total jawaban
pedagang Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 3.19. Analisis indeks persepsi dan sikap pedagang saat kondisi tanpa proyek
terhadap kegiatan relokasi pedagang eksisting

INTERPRETASI PERSEPSI DAN JUMLAH RESPONDEN BOBOT


NO NILAI INDEKS
SIKAP PEDAGANG* YANG MENJAWAB* INDEKS

1. Metode Relokasi 14 4 1.1


2. Mekanisme Relokasi 8 4 0.6
3. Lokasi Pasar Relokasi 11 5 1.1

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

∑ (JDi/JBMAX) 2.8
INDEKS INTERPRETASI (IPSTP) 93,33%
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); *setiap responden memiliki
jawaban hanya 2 opsi pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang
diajukan; (**) jawaban pertanyaan yang diajukan terkait aspek: Kesediaan
Relokasi; metode penataaan; mekanisme penataan; dan lokasi Pasar Relokasi

Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap pedagang dari rona awal
atau tanpa proyek berbasis surveilian dan klasifikasi dasaran pedagang
sebanyak 20 responden diperoleh indeks persepsi dan sikap pedagang sebesar
93,33% Dengan demikian dapat dilakukan penetapan dan penentuan nilai
skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap masyarakat pedagang
terhadap pemindahan ke tempat Pasar Relokasi Sementara, seperti
disajikan pada Tabel 3.67. berikut dibawah ini.

Tabel 3.20. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
persepsi dan sikap masyarakat pedagang relokasi pedagang eksisting

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN*
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Munculnya Indeks persepsi dan sikap pedagang


Persepsi dan sebesar ≥81% terhadap rencana
Sikap kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 5 Sangat Buruk
Pedagang Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar 61-80% terhadap rencana
kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 4 Buruk
Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar 41-60% terhadap rencana
kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 3 Sedang
Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar 21-40% terhadap rencana
kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 2 Baik
Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN*
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Indeks persepsi dan sikap


pedagang sebesar ≤20% terhadap
rencana kegiatan pemindahan ke 1 Sangat Baik
tempat Pasar Relokasi Sementara
dari berbagai aspek yang telah
ditentukan
Sumber : Analisis Tim (2022); Keterangan* pertanyaan jawaban terkait aspek
Kesediaan Relokasi; metode penataaan; mekanisme penataan; dan
lokasi Pasar Relokasi

Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona


awal atau tanpa proyek berbasis surveilian dan klasifikasi dasaran pedagang
diasumsikan sebanyak 20 responden maka dapat disimpulkan bahwa skala
kualitas lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi
dan sikap pedagang dengan nilai indeks persepsi dan sikap pedagang
sebesar 93,33% masuk dalam kategori Sangat Buruk (Skala 5) yaitu Indeks
persepsi dan sikap pedagang sebesar ≥81% terhadap rencana kegiatan
relokasi pedagang eksisting dari berbagai aspek yang telah ditentukan
terkait aspek metode relokasi, mekanisme relokasi dan lokasi pasar relokasi,

Persepsi dan Sikap Masyarakat Pedagang Kegiatan Pentaan Pedagang


Eksisting
Apabila dilihat dari data rona lingkungan hidup awal terkait persepsi dan
sikap masyarakat pedagang berdasarkan hasil wawancara terhadap rencana
kegiatan, seperti disajikan pada Tabel 3.64 berikut dibawah ini.
Tabel 3.21. Identifikasi persepsi dan sikap pedagang terhadap rencana kegiatan
Penataan Pedagang Eksisting

INTERPRETASI SIKAP DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN PRESENTASI


KRITERIA
PERSEPSI PEDAGANG* YANG MENJAWAB** MAKSIMAL (%)

a b c d (c/d)
Setuju (a) Sangat setuju 16 80
(b) Setuju 4 20
20
Tidak (a) TIdak Setuju 0 0
Setuju (b) Sangat Tidak Setuju 0 0
TOTAL JAWABAN 100
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden hanya memiliki 4 (empat)
jawaban untuk interpretasi pertanyaan yang diajukan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

Berdasarkan hasil analisis data tersebut diasumsikan dimana 20


pedagang (berbasis unit dasaran pedagang) menyatakan setuju 100% dengan
komposisi derajat persetujuan sangat setuju 80% dan 20% setuju terhadap
rencana kegiatan.

Persepsi dan Sikap Pedagang Terhadap Kegiatan Penataan Pedagang Eksisting


Apabila ditinjau dari identifikasi persepsi dan sikap pedagang terhadap
kegiatan penataan pedagang eksisting berdasarkan hasil wawancara
kuesioner dari responden pedagang, seperti disajikan pada Tabel 3.65
berikut
dibawah ini
Tabel 3.22. Identifikasi persepsi dan sikap pedagang terhadap kegiatan
penataan pedagang eksisting
JUMLAH
JAWABAN
INTERPRETASI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN YANG PRESENTASI
NO MAKSIMAL
PEDAGANG* MENJAWAB**
(a) (b) (a)/(b)*100
1. Metode Penataaan 14 20 70,00
2. Mekanisme Penataan Relokasi 8 20 38,33
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden memiliki jawaban hanya 2
opti pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan.

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa persepsi


dan sikap masyarakat pedagang terhadap rencana kegiatan penataan
pedagang eksisting, diuraikan sebagai berikut ini:
(1) Diasumsikan sebanyak 14 responden atau 70% tanggapan persepsi
dan sikap masyarakat pedagang menyatakan bahwa metode penataan
relokasi di Pasar Relokasi Sementara mengikuti sesuai metode arahan dari
Kebijakan Pemerintah Daerah;
(2) Diasumsikan sebanyak 8 responden atau 38% tanggapan persepsi dan
sikap masyarakat pedagang menyatakan bahwa mekanisme penataan
relokasi di Pasar Relokasi Sementara mengikuti sesuai metode arahan dari
Kebijakan Pemerintah Daerah;
Apabila ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek terkait munculnya persepsi dan sikap masyarakat
pedagang terkait penataan pedagang eksisting mencapai 85% (Tabel 3.66),
dengan persamaan berikut ini:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

……………..……..………..…………....…………(6)

Keterangan, dimana:

IPSDTP, sebagai Indeks Persepsi dan Sikap Pedagang tanpa proyek

JPDi, sebagai pembobotan Jumlah Jawaban pedagang-n terhadap
aspek Kesediaan Relokasi; metode penataaan; mekanisme penataan;
dan lokasi Pasar Relokasi berbasis klasifikasi dasaran pedagang

JPT, sebagai Jumlah kelas pembobotan interpretasi persepsi dan
sikap Pedagang

JS, sebagai jumlah total jawaban
pedagang Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 3.23. Analisis indeks persepsi dan sikap pedagang saat kondisi tanpa proyek
terhadap kegiatan penataan pedagang eksisting

INTERPRETASI PERSEPSI DAN JUMLAH RESPONDEN BOBOT


NO NILAI INDEKS
SIKAP PEDAGANG* YANG MENJAWAB* INDEKS

1 Metode Penataaan Relokasi 14 4 1.1


2 Mekanisme Penataan Relokasi 8 4 0.6

∑ (JDi/JBMAX) 1,7
INDEKS INTERPRETASI (IPSTP) 85%
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); *setiap responden memiliki
jawaban hanya 2 opsi pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang
diajukan; (**) jawaban pertanyaan yang diajukan terkait aspek: metode
penataaan; mekanisme penataan;

Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap pedagang dari rona awal
atau tanpa proyek berbasis surveilian dan klasifikasi dasaran pedagang
sebanyak 20 responden diperoleh indeks persepsi dan sikap pedagang sebesar
85% Dengan demikian dapat dilakukan penetapan dan penentuan nilai
skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap masyarakat pedagang
terhadap penataan pedagang eksisting, seperti disajikan pada Tabel 3.67.
berikut dibawah ini.

Tabel 3.24. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
persepsi dan sikap masyarakat pedagang penataan pedagang eksisting

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN*
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Munculnya Indeks persepsi dan sikap pedagang


Persepsi dan sebesar ≥81% terhadap rencana
Sikap kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 5 Sangat Buruk
Pedagang Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar 61-80% terhadap rencana
kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 4 Buruk
Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar 41-60% terhadap rencana
kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 3 Sedang
Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar 21-40% terhadap rencana
kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 2 Baik
Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan

Indeks persepsi dan sikap pedagang


sebesar ≤20% terhadap rencana
kegiatan pemindahan ke tempat Pasar 1 Sangat Baik
Relokasi Sementara dari berbagai
aspek yang telah ditentukan

Sumber : Analisis Tim (2022); Keterangan* pertanyaan jawaban terkait aspek


Kesediaan Relokasi; metode penataaan; mekanisme penataan; dan
lokasi Pasar Relokasi

Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona


awal atau tanpa proyek berbasis surveilian dan klasifikasi dasaran pedagang
diasumsikan sebanyak 20 responden maka dapat disimpulkan bahwa skala
kualitas lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi
dan sikap pedagang dengan nilai indeks persepsi dan sikap pedagang
sebesar 85% masuk dalam kategori Sangat Buruk (Skala 5) yaitu Indeks persepsi
dan sikap pedagang sebesar ≥81% terhadap rencana kegiatan penataan
pedagang eksisting

Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Penerimaan Tenaga Kerja


Operasional

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

Apabila ditinjau dari identifikasi persepsi dan sikap masyarakat terhadap


kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Operasional, seperti disajikan pada Tabel
3.68 berikut dibawah ini
Tabel 3.25. Identifikasi persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan
Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
JUMLAH
JAWABAN
INTERPRETASI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN YANG PRESENTASI
NO MAKSIMAL
PEDAGANG* MENJAWAB**
(a) (b) (a)/(b)*100
1. Bersedia 14 34 80,0
2. Tidak Bersedia 8 34 55,0

Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023);

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa persepsi


dan sikap masyarakat pedagang terhadap rencana kegiatan penerimaan
tenaga kerja operasional, diuraikan sebagai berikut ini:
(1) Sebanyak 14 responden atau 80% tanggapan persepsi dan sikap
masyarakat menyatakan bersedia.
(2) Sebanyak 8 responden atau 55% tanggapan persepsi dan sikap
masyarakat menyatakan tidak bersedia;
Apabila ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek terkait munculnya persepsi dan sikap masyarakat
penerimaan tenaga kerja operasional mencapai 32% (Tabel 6.21), dengan
persamaan berikut ini:

……………..………….…..………..…………....…………(7)

Keterangan Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009):



IPSTP, Indeks Persepsi dan Sikap Masyarakat tanpa proyek

JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n (Geo- …………
Fisik-Kimia; Transportasi; Kesehatan masyarakat)

JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek
pertanyaan-n

∑JK, Jumlah kelas aspek-n

Tabel 3.26. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarkat saat kondisi
tanpa proyek terhadap penerimaan tenaga kerja operasional

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

INTERPRETASI PERSEPSI DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN


NO NILAI INDEKS
SIKAP MASYARAKAT YANG MENJAWAB* MAKSIMAL

1. Bersedia 14 34 0,41
2. Tidak Bersedia 8 34 0,23

∑ (JDi/JBMAX) 0,64

INDEKS INTERPRETASI (IPSTP) 32%

Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023);

Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal atau
tanpa proyek berbasis surveilian diasumsikan sebanyak 34 responden diperoleh
indeks persepsi dan sikap masyarkat sebesar 32%, Dengan demikian dapat
dilakukan penetapan dan penentuan nilai skala kualitas lingkungan untuk
persepsi dan sikap masyarakat terhadap penerimaan tenaga kerja operasional,
seperti disajikan pada Tabel 3.70. berikut dibawah ini.
Tabel 3.27. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
persepsi dan sikap masyarakat terhadap penerimaan tenaga kerja operasional
PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS
PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN*
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Munculnya Indeks persepsi dan sikap pedagang


sebesar
Persepsi dan ≥81% terhadap rencana kegiatan pemindahan
5 Sangat Baik
Sikap kembali ke Revitlalisasi Pasar Godean dari
Pedagang berbagai aspek yang telah ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar
61-80% terhadap rencana kegiatan
pemindahan kembali ke Revitlalisasi Pasar 4 Baik
Godean dari berbagai aspek yang telah
ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar
41-60% terhadap rencana kegiatan
pemindahan kembali ke Revitlalisasi Pasar 3 Sedang
Godean dari berbagai aspek yang telah
ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar
21-40% terhadap rencana kegiatan
pemindahan kembali ke Revitlalisasi Pasar 2 Buruk
Godean dari berbagai aspek yang telah

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

ditentukan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN*
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Indeks persepsi dan sikap pedagang


sebesar
≤20% terhadap rencana kegiatan pemindahan 1 Sangat Buruk

kembali ke Revitlalisasi Pasar Godean dari


berbagai aspek yang telah ditentukan
Sumber : Analisis Tim (2022); Keterangan* pertanyaan jawaban terkait aspek Kesediaan
Penataan; Metode Penataan di Revitalisasi Pasar Godean; Mekanisme Penataan di
Revitalisasi Pasar Godean; dan Informasi dan Sosialiasi rencaan kegiatan

Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal atau
tanpa proyek berbasis surveilian dan klasifikasi dasaran pedagang diasumsikan
sebanyak 20 responden maka dapat disimpulkan bahwa skala kualitas
lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi dan
sikap pedagang dengan nilai indeks persepsi dan sikap pedagang sebesar
32% masuk dalam kategori Buruk (Skala 2) yaitu Indeks persepsi dan sikap
pedagang sebesar ≥81% terhadap rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
opersional.

Persepsi dan Sikap Pedagang Terhadap Operasinal Fasilitas Utama


Apabila ditinjau dari identifikasi persepsi dan sikap pedagang terhadap
kegiatan Opersional Fasilitas Utama, seperti disajikan pada Tabel 3.68
berikut dibawah ini
Tabel 3.28. Identifikasi persepsi dan sikap pedagang terhadap kegiatan
Operasional Fasilitas Utama
JUMLAH
JAWABAN
INTERPRETASI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN YANG PRESENTASI
NO MAKSIMAL
Masyarakat MENJAWAB**
(a) (b) (a)/(b)*100
1. Peningkatan Pendapatan 29 34 85,0
2. Fasilitas Pasar 17 34 50,0

Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023);

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa persepsi


dan sikap masyarakat pedagang terhadap rencana kegiatan penerimaan
tenaga kerja operasional, diuraikan sebagai berikut ini:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

(3) Sebanyak 14 responden atau 85% tanggapan persepsi dan sikap


masyarakat terkait peningkatan pendapatan
(4) Sebanyak 8 responden atau 50% tanggapan persepsi dan sikap
masyarakat terkait fasilitas pasar
Apabila ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek terkait munculnya persepsi dan sikap masyarakat
penerimaan tenaga kerja operasional mencapai 67,5% (Tabel 6.21), dengan
persamaan berikut ini:

……………..………….…..………..…………....…………(9)

Keterangan Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009):



IPSTP, Indeks Persepsi dan Sikap Masyarakat tanpa proyek

JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n (Geo- …………
Fisik-Kimia; Transportasi; Kesehatan masyarakat)

JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek
pertanyaan-n

∑JK, Jumlah kelas aspek-n

Tabel 3.29. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarkat saat kondisi
tanpa proyek terhadap opersional fasilitas utama
INTERPRETASI PERSEPSI DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN
NO NILAI INDEKS
SIKAP MASYARAKAT YANG MENJAWAB* MAKSIMAL
1. Kesempatan kerja** 12 34 0,35
2. Pendapatan masyarakat 13 34 0,38

∑ (JDi/JBMAX) 0,72

INDEKS INTERPRETASI (IPSTP) 36%

Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023);

Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal atau
tanpa proyek berbasis surveilian diasumsikan sebanyak 34 responden diperoleh
indeks persepsi dan sikap masyarkat sebesar 36%, Dengan demikian dapat
dilakukan penetapan dan penentuan nilai skala kualitas lingkungan untuk
persepsi dan sikap masyarakat opersional fasilitas utama seperti disajikan pada
Tabel 3.70. berikut dibawah ini.
Tabel 3.30. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
persepsi dan sikap masyarakat terhadap operasional fasilitas utama

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
III-

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN*
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Munculnya Indeks persepsi dan sikap pedagang


sebesar
Persepsi dan ≥81% terhadap rencana kegiatan pemindahan
5 Sangat Baik
Sikap kembali ke Revitlalisasi Pasar Godean dari
Pedagang berbagai aspek yang telah ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar
61-80% terhadap rencana kegiatan
pemindahan kembali ke Revitlalisasi Pasar 4 Baik
Godean dari berbagai aspek yang telah
ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar
41-60% terhadap rencana kegiatan
pemindahan kembali ke Revitlalisasi Pasar 3 Sedang
Godean dari berbagai aspek yang telah
ditentukan
Indeks persepsi dan sikap pedagang
berkisar
21-40% terhadap rencana kegiatan
pemindahan kembali ke Revitlalisasi Pasar 2 Buruk
Godean dari berbagai aspek yang telah
ditentukan

Indeks persepsi dan sikap pedagang


sebesar
≤20% terhadap rencana kegiatan pemindahan
1 Sangat Buruk
kembali ke Revitlalisasi Pasar Godean dari
berbagai aspek yang telah ditentukan

Sumber : Analisis Tim (2022); Keterangan* pertanyaan jawaban terkait aspek Kesediaan
Penataan; Metode Penataan di Revitalisasi Pasar Godean; Mekanisme Penataan di
Revitalisasi Pasar Godean; dan Informasi dan Sosialiasi rencaan kegiatan

Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal atau
tanpa proyek berbasis surveilian diasumsikan sebanyak 34 responden maka
dapat disimpulkan bahwa skala kualitas lingkungan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat dengan nilai
indeks persepsi dan sikap masyarakat sebesar 36% masuk dalam kategori
Buruk (Skala 2) yaitu Indeks persepsi dan sikap masyarakat sebesar ≥81%
terhadap rencana kegiatan opersional fasilitas utama

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,

Gambar 3.44. Layout area spesifik radius 100-300 meter dari sumber dampak yang berpotensi terkena dampak langsung di sekitar lokasi tapak proyek
Revitalisasi Pasar Godean

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,

Gambar 3.45. Layout sarana dan prasrana fasilitas Kesehatan yang berada di sekitar lokasi tapak proyek Revitalisasi Pasar Godean di
wilayah studi

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
DOKUMENANALISISDAMPAKLINGKUNGANHIDUP
RENCANAKEGIATANPEMBANGUNANREVITALISASIPASARGODEANKAPA
NEWONGODEAN,SLEMANDIY

Gambar3.12. Layoutkegiatandan/atauusahalangsungdisekitar lokasitapakproyek/kegiatanrencanakegiatanpembangunanRevitalisasiPasarGodean

LATIHANPENYUSUNANAMDALANGK.83KEL2
RENCANAKEGIATANPEMBANGUNANREVITALISASIPASARGODEANKAPANEWONGODEAN,SLEMANDIYDINASPERINDU
STRIANDANPERDAGANGANKABUPATENSLEMAN
HALAMAN DIKOSONGKAN
BAB-3 DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP A W A L | Hal. 77
BAB IV

HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN MASYARAKAT

Pembahasan pelibatan masyarakat dalam Dokumen Amdal ini bertujuan


untuk menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat di bidang
Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, nantinya
mewujudkan pelaksanaan proses kelayakan dan persetujuan lingkungan yang
transparan, efektif, akuntabel dan berkualitas. Pedoman dan acuan
mengenai proses pelibatan masyarakat mengacu pada Peratuan Pemerintah
No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

4.1. Pelaksanaan Pengumuman Rencana Kegiatan

Berdasarkan pedoman dan arahan dari Peratuan Pemerintah No. 22


Tahun 2021 Tentang Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang tertuang dalam Pasal 28 (Ayat 1) dinyatakan bahwa
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam hal ini pemrakarsa dalam
menyusun Dokumen Amdal melibatkan masyarakat yang terkena dampak
langsung dilanjutkan pada (Ayat 2) dinyatakan bahwa Pelibatan masyarakat
yang terkena dampak langsung sebagaimana yang dimaksud adalah
melalui:
(a) pengumuman rencana usaha dan/atau Kegiatan; dan b. konsultasi publik.
Tata cara pengumuman rencana kegiatan tertuang pada Pasal 30
(Ayat
4) dinyatakan bahwa pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan, yang
memuat informasi ringkas, benar dan tepat dari rencana kegiatan disampaikan
melalui: (a) media massa; dan/atau (b) pengumuman pada lokasi usaha
dan/atau Kegiatan. Informasi singkat ini berupa informasi secara ringkas,
benar, dan tepat mencakup: (a) nama dan alamat penanggung jawab usaha
dan/atau Kegiatan; (b) jenis rencana Usaha dan/atau keegiatan; (c)
skala/besaran dari rencana usaha dan/atau kegiatan; (d) lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan; (e) dampak potensial terhadap iingkungan yang akan
timbul dan konsep umum pengendalian Dampak Lingkungan Hidup; (f) tanggal
pengumuman mulai dipasang dan batas waktu penyampaian saran,
pendapat, dan tanggapan dari masyarakat; dan (g) nama dan alamat

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


penanggungjawab usaha dan/atau (kegiatan yang menerima saran,
pendapat, dan tanggapan dari masyarakat.
Berdasarkan arahan, acuan dan tata cara tersebut, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Slean selaku penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan telah melakukan pelaksanaan pengumuman
melalui di media massa berupa surat kabar lokal yaitu Tribun Jogja pada
tanggal 23 November 2022 dan papan pengumuman yang mudah dijangkau
oleh masyarakat terkena dampak (Lokasi Tapak Proyek, Kantor Kantor
Kecamatan Godean, Kantor Keluarahan Sidoluhur, Kantor Kecammatan
Sidoagung, dan Kantor DLH Kabupaten Sleman), untuk berkas pelaksanaan
pengumuman terlampir pada Lampiran 5.1. Adapun informasi dokumentasi
singkat pelaksanaan pengumuman seperti disajikan pada Gambar 4.1 berikut
dibawah ini.
DOKUMENTASI

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


DOKUMENTASI

Gambar 4.1. Dokumentasi pelaksanaan pengumuman kepada masyarakat terkena dampak


dalam penyusunan dokumen Amdal. Sumber: DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN KAB. SLEMAN (2021)

4.2. Pelaksanaan Konsultasi Publik

Berdasarkan pedoman dan arahan dari Peratuan Pemerintah No. 22


Tahun 2021 Tentang Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang tertuang dalam Pasal 28 (Ayat 1) dinyatakan bahwa
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam hal ini pemrakarsa dalam
menyusun Dokumen Amdal melibatkan masyarakat yang terkena dampak
langsung dilanjutkan pada (Ayat 2) dinyatakan bahwa Pelibatan masyarakat
yang terkena dampak langsung sebagaimana yang dimaksud adalah
melalui:
(a) pengumuman rencana usaha dan/atau Kegiatan; dan b. konsultasi publik.
Pedoman dan arahan pelaksanaan tertuang dalam Pasal 33 (Ayat 1
s.d
Ayat 3) dinyatakan bahawa sebelum pelaksanaan konsultasi publik
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan melakukan koordinasi dengan
instansi terkait dan tokoh masyarakat yang akan dilibatkan dalam proses
konsultasi publik dan mengundang masyarakat yang akan dilibatkan dalam
konsultasi publik. Dalam undangan konsultasi publik penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan menyampaikan informasi mengenai: (a) tujuan
konsultasi publik; (b) waktu dan tempat pelaksanaan konsultasi publik; (c)
bentuk, cara, dan metode konsultasi publik yang akan dilakukan; (d) tempat
dimana masyarakat dapat memperoleh informasi tambahan (Hotline); dan

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


(e) lingkup

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


saran, perrdapat, dan tanggapan dari masyarakat. Dilanjutkan pada Ayat
(3) dinyatakan bahwa pelaksanaan konsultasi publik dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, cara, dan metode yang dapat dilakukan secara
dalam jaringan (Pertemuan Online) atau luar jaringan (Pertemuan
Langsung), diantaranya: a. lokakarya; (b) seminar; (c) focus group
discussion; (d) temu warga; (e) forum dengar pendapat; (f) dialog interaktif;
dan/atau (g) bentuk, cara, dan metode lain yang clapat digunakan untuk
berkomunikasi secara 2 (dua) arah.
Berdasarkan pedoman dan arahan dari Peratuan Pemerintah No. 22
Tahun 2021 Tentang Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang tertuang dalam Pasal 28 (Ayat 1) dinyatakan bahwa
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam hal ini pemrakarsa dalam
menyusun Dokumen Amdal melibatkan masyarakat yang terkena dampak
langsung dilanjutkan pada (Ayat 2) dinyatakan bahwa Pelibatan masyarakat
yang terkena dampak langsung sebagaimana yang dimaksud adalah
melalui:
(a) pengumuman rencana usaha dan/atau Kegiatan; dan b. konsultasi
publik. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman selaku
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan telah melakukan pelaksanaan
Konsultasi publik dengan metode atau cara seminar pada hari Senin tanggal
Dua Puluh dua Bulan November Tahun Dua Ribu dua satu (22-11-2021)
bertempat di Balai Pertemuan Arjuna Kantor Kapanewon Godean
diselenggarakan oleh pihak pemrakarsa. Salah satu tujuan dilaksanakan
kegiatan ini adalah proses penyampaian dan penjelasan informasi rencana
kegiatan kepada masyarakat yang terkena dampak di wilyah studi dan
secara rinci memberikan dan menjelaskan: (a) detail deskripsi rencana usaha
dan/atau kegiatan baik tahapan kegiatan, besaran skala kegiatan maupun
jangka waktu pelaksanan rencana kegiatan; (b) dampak potensial yang
akan timbul dari identifikasi awal dari pemrakarsa meliputi komponen geo-fisik-
kimia; transportasi; kesehatan masyarakat; dan sosial-ekonomi-budaya;
maupun komponen lingkungan lainnya yang akan berpotensi terkena
dampak dengan adanya rencana kegiatan.

Kegiatan konsultasi publik ini dihadiri oleh pemrakarsa dan tamu


undangan sebanyak 50 orang yaitu Tim Pelaksana Dinas Perindustrian dan

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


Perdagangan Kabupaten Sleman, sedangkan tamu undangan meliputi
Camat (Panewu), Lurah/Kepala Desa (Kalurahan) beserta perangkat
Kalurahan/Desa (Kalurahan), Paguyuban Pedagang; Perwakilan Pedagang,
tokoh masyarakat dan wakil masyarakat dalam wilayah studi, Kapolsek,
Danramil, Banbisa, dan pemerhati lingkungan dari Lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Berkas daftar hadir dan pelaksanaan konsultasi Publik
terlampir pada Lampiran 5.3 dan Lampiran 5.4. Adapun hasil ringkasan
saran, masukan dan tanggapan masyarakat yang relevan dalam pengisian
Formulir Kerangka Acuan terhadap rencana kegiatan, sebagai berikut:

DOKUMENTASI KETERANGAN
Banner informasi
rencana kegiatan
konsultasi publik

KONSULTASI PUBLIK PENYUSUNAN AMDAL RENCANA KEGIATAN


PEMBANGUNAN
KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI REVITALISASI PASAR
GODEAN KABUPATEN
PASAR GODEAN SLEMAN
KABUPATEN SLEMAN, DIY

Penerimaan tamu
undangan konsultasi
publik terdiri dari
instansi terkait,
masyarakat terkena
dampak, tokoh
masyarakat dan LSM
bidang lingkungan;

Tanda terima surat


undangan dan
daftar hadir terlampir
pada

Lampiran 5.2
Lampiran 5.3

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


DOKUMENTASI KETERANGAN
Penerimaan tamu
undangan konsultasi
publik dan
penyerahan Form
saran, masukan dan
tanggapan tertulis

Tanda terima surat


undangan dan
daftar hadir, SPT
terulis terlampir
pada

Lampiran 5.2
Lampiran 5.3
Lampiran 5.4
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Kab. Sleman selaku
Pemrakrasa
menyampaikan
maksud dan tujuan
undangan konsultasi
publik dan
didampingi oleh
instansi terkait

Daftar hadir instansi


terkait terlampir
pada Lampiran 5.3

Dinas Perindustrian
Dan Perdagangan
Kab. Sleman selaku
Pemrakrasa dibantu
oleh Tim Penyusun
Amdal dalam
mempersentasikan
detail deskripsi
rencana usaha
dan/atau kegiatan
baik tahapan
kegiatan, besaran
skala maupun jangka
waktu pelaksanan;
dan dampak
potensial yang akan
timbulkan

SK Penunjukan Tim
Penyusun Amdal
terlampir pada
Lampiran 2

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


DOKUMENTASI KETERANGAN
Suasana dan kondisi
pelaksanaan
kegiatan konsultasi
publik

RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN
REVITALISASI PASAR
GODEAN KABUPATEN
SLEMAN

Suasana
penyampaian saran,
masukan dan
tanggapan dari
masyarakat
terhadap

RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN
REVITALISASI PASAR
GODEAN KABUPATEN
SLEMAN

Penetapan wakil
masyarakat untuk
menjadi wakil
masyarakat dari
masyarakat yang
terkena dampak
baik positif maupun
negatif sebagai
bagian anggota TUK
Kabupaten Sleman
dalam penyusunan
Dokumen Amdal

RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN
REVITALISASI PASAR
GODEAN KABUPATEN
SLEMAN

Gambar 4.2. Dokumentasi pelaksanaan konsultasi publik sebagai bentuk perlibatan


masyarakat terkena dampak dalam penyusunan dokumen Amdal. Sumber: Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Sleman (2021)

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


4.3 Penetapan Wakil Masyarakat Sebagai Anggota TUK Lingkungan Hidup

Berdasarkan pedoman dan arahan dari Peratuan Pemerintah No. 22


Tahun 2021 Tentang Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang tertuang dalam Pasal 28 (Ayat 1) dinyatakan bahwa
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam hal ini pemrakarsa dalam
menyusun Dokumen Amdal melibatkan masyarakat yang terkena dampak
langsung dilanjutkan pada (Ayat 2) dinyatakan bahwa Pelibatan masyarakat
yang terkena dampak langsung sebagaimana yang dimaksud adalah
melalui:
(a) pengumuman rencana usaha dan/atau Kegiatan; dan b. konsultasi
publik. Dilanjutkan pada Pasal 29 (Ayat 1) dinyatakan bahwa masyarakat yang
terkena dampak langsung yang dilibatkan dalam penyusunan Amdal
sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 28 ayat (2) merupakan masyarakat
yang berada di dalam batas wilayah studi Amdal yang akan terkena dampak
secara langsung baik positif dan/atau negatif dari adanya rencana usaha
dan/atau Kegiatan. Sarana untuk keterlibatan masyarakat menjadi anggota
penilai dokumen Amdal, dalam hal ini menjadi anggota tim uji kelayakan
(TUK) lingkungan hidup/Komisi Penilaian Amdal (KPA) Kabupaten Sleman.
Adapun dokumentasi dan penetapan wakil masyarakat yang akan terkena
dampak dalam penyusunan dokumen Amdal sebanyak 3 orang perwakilan
masyarakat di wilayah studi, sebagai berikut:

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


Gambar 4.3. Dokumentasi penetapan wakil masyarakat sebagai bentuk perlibatan
masyarakat terkena dampak dalam penyusunan dokumen Amdal. Sumber: Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Sleman (2021)

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


Gambar 4.4. Penetapan wakil masyarakat (Sesi I) sebagai anggota Tim Uji Kelayakan (TUK)
Dokumen Amdal Kabupaten Sleman (Sumber: Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kab. Sleman)

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


4.4. Informasi Deskriptif Tentang Keadaan Lingkungan Sekitar

Berdasarkan lokasi Rencana Kegiatan yang dilakukan di lahan seluas


11.261 m2 dengan luas bangunan 14.763,20 m2 yang berlokasi di Jl.
Godean Padukuhan Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon
Godean, Kabupaten Sleman, DIY yang berbatasan langsung :

Sebelah
: Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa
utara
(K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung
Sebelah : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa
timur (K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung
Sebelah : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa
selatan (K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung
Sebelah : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa
barat (K1) dan Permukiman Padukuhan
Ngabangan V, Kalurahan Sidoluhur

Kesesuaian tata ruang rencana lokasi kegiatan ditinjau dari struktur


ruang wilayah dan pola ruang wilayah telah sesuai dengan ketentuan
peraturan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031 dan Kajian
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Godean Tahun 2010-2019 Revisi
Tahun 2014. Informasi kesesuaiaan dengan tata ruang diperkuat dengan
Surat Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah No. 650/202 Perihal
Rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang, dimana lokasi yang dimohon termasuk
dalam Peruntukan Khusus sesuai dengan rencana tata ruang dengan
ketentuan KDB maksimal 60% dan Menyusun dokumen lingkungan.

Apabila ditinjau dari informasi kegiatan lain di sekitar rencana usaha


dan/atau kegiatan serta keterkaitannya dengan keberadaan lokasi
ataupun kawasan sensitive, dapat diuraikan sebagai berikut ini:
(1) Terdapat makam Kyai dan Nyai Jembrak, masyarakat sekitar pengikut Pangaren
Diponegoro menyebutnya makam Mbah Jembrak. Letak makam berada di samping
pintu utama Pasar Godean. Bangunan makam juga tampak sederhana dengan
cungkup berukuran 3 x 3 meter, dilengkapi dua buah nisan Kyai Jembrak dan Nyai
Jembrak ukurannya lebih kurang sama dengan panjang sekitar 180 cm, lebar 40
cm, dan tinggi 60 cm

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


(2) Terdapat sumur kuno yang diketahui berumur lebih dari ratusan tahun yang terletak di
dalam sebeleh utara dan masuk ke dalam pasar. Sumur ini berdiameter 3 meter
dengan kedalaman 8 meter dan direncanakan untuk tidak digunakan lagi.

(3) Terdapat SPBU Godean yang berjarak 100 meter dari arah barat dari lokasi tapak proyek

(4) Lahan relokasi pedagang merupakan lahan pertanian yang menjadi isu penting
atas pemanfaatan lahan, sehingga diperlukan kebijakan pada tingkat Provinsi.

Adapun secara visual keadaan lingkungan sekitar lokasi tapak proyek seperti
disajikan pada Gambar 4.5 s/d Gambar 4.10 berikut dibawah ini.

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


(4) Terdapat SPBU yang berjarak
100 m kerarah barat dari tapak
proyek

Gambar 2.1. Layout situasi kondisi eksisting sekitar tapak proyek (area dan/atau kegiatan sensitive) Kalurahan Sidoagung dan
Kalurahan Sidoluhur Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


Gambar 4.5. Layout kegiatan dan/atau usaha langsung di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan (Spot Labuh Kapal Perikanan) Rencana Kegiatan
Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Kaliyasa

Gambar 4.6. Layout kegiatan dan/atau usaha (Permukiman) di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir
Sungai Kaliyasa

Gambar 4.7. Layout kegiatan dan/atau usaha langsung di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan (PPS Cilacap) Rencana Kegiatan
Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Kaliyasa

Gambar 4.8. Layout kegiatan dan/atau usaha (Permukiman dan PLTU Cilacap) di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan
Pengendali Banjir Sungai Kaliyasa

Gambar 4.9. Layout kegiatan dan/atau usaha (Fasilitasn pertahanan dan keamanan) di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan Rencana Kegiatan
Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Kaliyasa

BAB-4 HASIL DAN EVALUASI PELIBATAN M A S Y A R A K A T | Hal.


4.5. Hasil Pengumuman Rencana Kegiatan dan Konsultasi Publik

Berdasarkan pedoman dan arahan dari Peratuan Pemerintah No. 22


Tahun 2021 Tentang Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang tertuang dalam Pasal 28 (Ayat 1) dinyatakan bahwa
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam hal ini pemrakarsa dalam
menyusun Dokumen Amdal melibatkan masyarakat yang terkena dampak
langsung dilanjutkan pada (Ayat 2) dinyatakan bahwa Pelibatan masyarakat
yang terkena dampak langsung sebagaimana yang dimaksud adalah
melalui:
(a) pengumuman rencana usaha dan/atau Kegiatan; dan b. konsultasi publik.

Pedoman, rata cara dan acuan terkait hasil pelaksanaan


pengumuman dan kegiatan konsultasi publik tertuang dalam Pasal 34 (Ayat
4) yang dinyatakan bahwa penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
wajib rnendokumentasikan dan mengolah saran, pendapat, dan tanggapan
masyarakat yang disampaikan dan saran, pendapat, dan tanggapan
masyarakat yang telah diolah wajib digunakan oleh penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan sebagai masukan dalam pengisian Formulir
Kerangka Acuan, selain itu saran masukan dan tanggapan dari hasil
pengumuman yang dibantu oleh Tim Uji Kelayakan (TUK) atau Komisi
Penilai Amdal Kabupaten Sleman dapat menyampaikan saran, pendapat,
dan tanggapan yang relevan yang masuk kepada kesekretarian TUK atau
Komisi Penilai Amdal Kabupaten Sleman kepada penanggung jawab usaha
dan/atau Kegiatan untuk digunakan dalam pengisian Formulir Kerangka Acuan
Berdasarkan arahan, acuan dan tata cara tersebut, Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Sleman selaku penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengumuman dan
pelaksanaan konsultasi publik berhasil mendapatkan saran, masukan dan
tanggapan masyarakat yang terkena dampak, baik yang disampaikan dalam
kegiatan konsultasi publik secara tertulis maupun disampaikan secara
verbal dalam sesi acara tanya- jawab saat pelaksanan konsultasi publik, selain
saran, masukan dan tanggapan diperoleh berita acara dan notulensi
konsultasi publik yang terlampir pada Lampiran 5.4. Adapun hasil ringkasan
saran, masukan dan tanggapan masyarakat yang relevan dalam pengisian
Formulir Kerangka Acuan terhadap rencana kegiatan yang teridentifikasi
terhadap komponen lingkungan hidup
IV-

sebagai pertimbangan dalam pelingkupan dampak, seperti disajikan pada


Tabel 4.1 berikut dibawah ini.

SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO MASYARAKAT TANGGAPAN PEMRAKARSA

1. Revitalisasi pasar sangat dibutuhkan Kegiatan revitalisasi pasar dilaksanakan


untuk kemajuan modernisasi dan untuk menfasilitasi hal tersebut.
kesejahteraan pedagang serta
kenyaman konsumen di lingkungan
pasar
2. Pedagang kecil (Pelataran) diluar Pasar Penempatan dan penataan dasaran
atau PKL setelah pembangunan dagang di Pasar Relokasi Sementara
mendapat tempat apa tidaknya akan dilakukan secara Konsep
“Musyawarah
Besar”
3. Terkait rencana relokasi pasar agar Tahap kegiatan rencana relokasi akan
dikomunikasikan ke tingkat Desa berkoordinasi dengan pemerintah
(Kalurahan) setempat.
4. Harapannya TUGU HB IV dan juga Bangunan Tugu HB IX dan Sumur Tua
sumur tua yang berada di lokasi pasar akan dipugar dan menjadi Cagar Budaya
godean tidak untuk dibongkar
5. Diperlukan strategi bisnis pemasaran Akan merujuk pada Peraturan Bupati
untuk pedagang kecil di Pasar Sleman Nomor 38.20 Tahun 2018 Tentang
godean Pembentukan Unit Pelaksana Teknis
Daerah Pelayanan Pasar
6. Pedagang kecil, sayur, dan juga Akan diakomodir oleh UPTD yang
pedagang diluar pasar agar juga untuk berdasarkan pada Peraturan Bupati
diakomodasi, jangan sampai tidak Sleman Nomor 38.20 Tahun 2018 Tentang
dapat mengakses karena sewanya Pembentukan Unit Pelaksana Teknis
menjadi cukup besar, dan akan dikuasai Daerah Pelayanan Pasar.
hanya orang-orang yg bermodal Selain itu, juga akan dilakukan
musyawarah terkait penempatan dan
penataan dasaran dagang.
7. Terkait penempatan pedagang pasar Pemanfaatan zonasi ruang fisik untuk
nantinya untuk ditempatkan di lantai 1 lantai I berupa LOS dan Tlasaran dimana
LOS dibagi menjadi LOS Basah dan LOS
Kering dan TLasaran dibagi menjadi
Tlasaran
(Pangan) dan Tlasaran (Non-Pangan).
8. Agar ada pelebaran jalan untuk Akan dikaji dalam dokumen ANDALLALIN
mengurangi kemacetan.
9. Lahan parkir untuk diperhatikan dan Lahan parkir akan disediakan di lantai 1
dipikirkan dengan Ketentuan teknis mengacu pada
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96
Tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir terkait
pusat perdagangan
10. Menyediakan tempat Ibadah di Berdasarkan DED Masterplan
Area Pasar Godean Pembangunan dan Pengelolaan Sarana
Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean Akan
dibangunan 1 unit Musholla/Masjid
11. Diperlukan pemeliharaan terkait taman Ketentuan teknis mengacu pada
dan tanaman di pasar godean Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 11 Tahun 2020
Tentang Penyelenggaraan Ruang
Terbuka Hijau
12. Kamar kecil untuk diperbanyak, dan Berdasarkan DED Masterplan
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
IV-

mushola dibuat minimal 2 tempat Pembangunan dan Pengelolaan Sarana

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
IV-

SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO MASYARAKAT TANGGAPAN PEMRAKARSA

Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean akan


dibangun
13. Agar pedagang nantinya menempati Kegiatan revitalisasi pasar dilaksanakan
dasaran LOS atau kios yang nyaman untuk menfasilitasi hal tersebut.
14. Lokasi rencana relokasi pasar agar Pasar Relokasi Sementara berada di
diperhatikan untuk akses jalan dan 1500 meter dari lokasi Pasar Godean
transportasi, lokasi yang strategis Eksisting Relokasi pedagang yang
berlokasi di Padukuhan Berjo Kulon
Kalurahan
Sidoluhur, Kapanewon Godean
15. Harapannya lokasi relokasi pasar di timur Pasar Relokasi Sementara berada di
dari lokasi pasar sekarang atau arah 1500 meter dari lokasi Pasar Godean
kota. Eksisting Relokasi pedagang yang
berlokasi di Padukuhan Berjo Kulon
Kalurahan
Sidoluhur, Kapanewon Godean
16. Penempatan lokasi pedagang nantinya Akan diakomodir oleh UPTD yang
sesuai awal sebelum dipindahkan berdasarkan pada Peraturan Bupati
Sleman Nomor 38.20 Tahun 2018 Tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis
Daerah Pelayanan Pasar.
Selain itu, juga akan dilakukan
musyawarah terkait penempatan dan
penataan dasaran dagang
17. Waktu pembangunan agar Rencana pelaksanaan tahapan kegiatan
dipastikan dan selesai tepat waktu yang dibagi menjadi 16 tahapan
kegiatan dimana pada tahap pra-
konstruksi membutuhkan waktu 3 bulan;
tahap konstruksi 21 bulan; dan
dilanjutkan tahap
operasional
18. Terkait makam yang berada di pasar Pengelolaan yang telah dipersiapkan
godean agar dipertahankan dengan adanya makam Kyai dan Nyai
Jembrak dan sumur kuno dengan
menyampaikan laporan bahwa di lokasi
Pasar Godean yang akan direnovasi
terdapat dua artefak arkelologis yang
tergolong benda cagar budaya kepada
Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman
19. Adanya POM Bensin baru di barat Akan dikaji dalam dokumen ANDALLALIN
pasar godean mempengaruhi akses
jalan
karena macet
20. Selama ada pembangunan berjalan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
keamanannya diperhatikan Kabupaten Sleman selaku pemrakrsa akan
memperhatika kemanan lingkungan
selama proses pembangunan berlangsung
21. Untuk area bongkar muat agar diperluas Area bongkar muat akan tersedia khsuus
dengan penyediaan area pakir
kendaraan:
SRP Mobil Barang 2 unit

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
IV-

22. Tukang parkir yang sekarang nantinya Rencana proses rekrutmen tenaga kerja
juga diberikan tempat/wadah dilokasi akan dilakukan secara terbuka dan
tempat relokasi transparan, diumumkan kepada warga
masyarakat. Adanya proses penerimaan
tenaga kerja ini akan diprioritaskan
khususnya bagi warga masyarakat di
wilayah studi dengan sebesar 100% dari
total kebutuhan tenaga kerja operasional
untuk menambah dampak positif dengan
adanya rencana kegiatan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
IV-

SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO MASYARAKAT TANGGAPAN PEMRAKARSA

23. Penerangan dimalam hari agar Menyediakan fasiltias penerangan umum


ditambah terutama di bagian luar di lingkungan sekitar tapak kegiatan
karena adanya PKL yang
berjualan
24. Pedagang pasar godean yang Kegiatan revitalisasi pasar dilaksanakan
berdekatan dengan pasar harus diberi untuk menfasilitasi hal tersebut.
perhatian lebih, dalam hal memperoleh
tempat LOS pasar relokasi dan pasar
setelah revitalisasi.
25. Agar melibatkan pedagang atau Pemberdayaan Komunitas Pasar atau
paguyuban pedagang pasar dalam paguyuban pendagang dalam proses
proses pembangunan dan penataan pembangunan dan penataan
26. Jumlah pedagang sesuai dengan yg Akan diakomodir oleh UPTD berdasarkan
sudah terdaftar dan jangan sampai pada Peraturan Bupati Sleman Nomor
melebihi 38.20 Tahun 2018 Tentang Pembentukan
Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelayanan
Pasar
27. Perjelas pengelolaan limbah cair, setelah Pengolahan air limbah dari IPAL Pasar
dari IPAL untuk efluen dikemanakan Godean direncanakan akan dibuang ke
aliran Kali Berjo, yang berada 1 km ke arah
barat Pasar Godean
28. Perjelas pengelolaan sampah Disediakan fasilitas TPS sampah domestik
domestik,bagaimana frekuensi dan kantor sementara pengelola UPT Ps.
pengambilannya dan dibuang kemana Godean
29. Penyediaan air bersih dari lantai 1-3 agar Instalasi air bersih akan menggunakan
dikerjakan secara sempurna baik jaringan PDAM
kekuatan maupun
kelancarannya
Ket*: Aspek komponen Lingkungan Hidup

4.6. Hasil Identifikasi kekhawatiran tentang perubahan lingkungan dan


harapan tentang perbaikan lingkungan atau kesejahteraan Publik

Berdasarkan hasil ringkasan saran, masukan dan tanggapan masyarakat


yang relevan terhadap rencana kegiatan yang teridentifikasi terhadap
komponen lingkungan hidup sebagai pertimbangan dalam pelingkupan
dampak, seperti disajikan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 berikut dibawah ini.
Tabel 4.1. Identifikasi dampak dari saran, masukan dan tanggapan hasil
pengumuman dan konsultasi publik terhadap rencana kegiatan
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO KOMPONEN SUB-KOMPONEN
MASYARAKAT
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
1. Revitalisasi pasar sangat dibutuhkan Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
untuk kemajuan modernisasi dan Budaya Masyarakat
kesejahteraan pedagang serta
kenyaman konsumen di lingkungan
pasar
2. Pedagang kecil (Pelataran) diluar Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
Pasar atau PKL setelah Budaya Masyarakat
pembangunan mendapat tempat apa

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
IV-

tidaknya

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
IV-

IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL


SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO KOMPONEN SUB-KOMPONEN
MASYARAKAT
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
3. Terkait rencana relokasi pasar agar Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
dikomunikasikan ke tingkat Desa Budaya Masyarakat
(Kalurahan)
4. Harapannya TUGU HB IV dan juga Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
sumur tua yang berada di lokasi pasar Budaya Masyarakat
godean tidak untuk dibongkar
5. Diperlukan strategi bisnis pemasaran Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
untuk pedagang kecil di Pasar Budaya Masyarakat
godean
6. Pedagang kecil, sayur, dan juga Sosial-Ekonomi- Peluang usaha dan
pedagang diluar pasar agar juga Budaya Kesempatan kerja
untuk diakomodasi, jangan sampai
tidak dapat mengakses karena
sewanya menjadi cukup besar, dan
akan dikuasai hanya orang-orang yg
bermodal
7. Terkait penempatan pedagang pasar Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
nantinya untuk ditempatkan di lantai Budaya Masyarakat
1
8. Agar ada pelebaran jalan untuk Transportasi Kelancaran lalu lintas
mengurangi kemacetan.

9. Lahan parkir untuk diperhatikan dan Transportasi Kelancaran lalu lintas


dipikirkan

10. Menyediakan tempat Ibadah di Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap


Area Pasar Godean Budaya Masyarakat
11. Diperlukan pemeliharaan terkait Biologi Keberadaan
taman dan tanaman di pasar godean Vegetasi
12. Kamar kecil untuk diperbanyak, dan Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
mushola dibuat minimal 2 tempat Budaya Masyarakat
13. Agar pedagang nantinya menempati Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
dasaran LOS atau kios yang nyaman Budaya Masyarakat
14. Lokasi rencana relokasi pasar agar Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
diperhatikan untuk akses jalan dan Budaya Masyarakat
transportasi, lokasi yang strategis
15. Harapannya lokasi relokasi pasar di Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
timur dari lokasi pasar sekarang atau Budaya Masyarakat
arah kota.
16. Penempatan lokasi pedagang Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
nantinya sesuai awal sebelum Budaya Masyarakat
dipindahkan
17. Waktu pembangunan agar Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
dipastikan dan selesai tepat waktu Budaya Masyarakat
18. Terkait makam yang berada di pasar Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
godean agar dipertahankan Budaya Masyarakat

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
IV-

IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL


SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO KOMPONEN SUB-KOMPONEN
MASYARAKAT
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
19. Adanya POM Bensin baru di barat Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
pasar godean mempengaruhi Budaya Masyarakat
akses jalan karena macet
20. Selama ada pembangunan berjalan Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
keamanannya diperhatikan Budaya Masyarakat
21. Untuk area bongkar muat agar Transportasi Kelancaran lalu lintas
diperluas

22. Tukang parkir yang sekarang nantinya Sosial-Ekonomi- Kesempatan kerja


juga diberikan tempat/wadah dilokasi Budaya
tempat relokasi
23. Penerangan dimalam hari agar Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
ditambah terutama di bagian luar Budaya Masyarakat
karena adanya PKL yang
berjualan
24. Pedagang pasar godean yang Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
berdekatan dengan pasar harus Budaya Masyarakat
diberi perhatian lebih, dalam hal
memperoleh tempat LOS pasar
relokasi dan pasar setelah revitalisasi.
25. Agar melibatkan pedagang atau Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
paguyuban pedagang pasar dalam Budaya Masyarakat
proses pembangunan dan penataan
26. Jumlah pedagang sesuai dengan yg Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
sudah terdaftar dan jangan sampai Budaya Masyarakat
melebihi
27. Perjelas pengelolaan limbah cair, Geo-Fisik-Kimia Timbulan air
setelah dari IPAL untuk efluen limbah domestik
dikemanakan
28. Perjelas pengelolaan sampah Geo-Fisik-Kimia Timbulan limbah
domestik,bagaimana frekuensi padat domestik
pengambilannya dan dibuang
kemana
29. Penyediaan air bersih dari lantai 1-3 Sosial-Ekonomi- Persepsi dan Sikap
agar dikerjakan secara sempurna baik Budaya Masyarakat
kekuatan maupun kelancarannya
Ket*: Aspek komponen Lingkungan Hidup

Berdasarkan identifikasi dampak dari hasil pelibatan masyarakat


maka diketahui aspek komponen lingkungan hidup yang terdampak akibat
rencana kegiatan, seperti disajikan pada Tabel 4.3 berikut dibawah ini.

Tabel 4.2. Evaluasi identifikasi dampak dari saran, masukan dan tanggapan
hasil pengumuman dan konsultasi publik terhadap rencana
kegiatan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
IV-

REKAPITULASI
NO KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP*
JUMLAH ASPEK PERSENTASE (%)
1. Geo-Fisik-Kimia 2 6.48
2. Biologi 1 3,4
3. Kesehatan Masyarakat - -
4. Transportasi 3 10,34
5. Sosial-Ekonomi-Budaya 23 79,31
JUMLAH TOTAL: 29 100
Keterangan*: Dampak Potensial

Berdasarkan rekapitulasi dampak yang ditimbulkan akibat dari


rencana kegiatan dari hasil pelibatan masyarakat, maka dapat disimpulkan
bahwa persentase terbesar aspek dampak yang ditimbulkan terhadap
komponen lingkungan hidup terkait persepsi dan sikap masyarakat (79,231%),
transportasi (10,34%), Geo-Fisik-Kimia (6,48%) dan Biologi (3,4%)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN


DIY
BAB V
PENETAPAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK, BWS dan BWK

5.1 Penentuan Dampak Penting Hipotetik

Dalam penentuan dampak penting hipotetik ini berdasarkan pada


Berita Acara Pemeriksaan Formulir Kerangka Acuan yang diverifikasi kembali
melaluiInformasi rinci terkait pertimbangan rencana usaha dan/atau kegiatan
(BAB III); informasi rinci rona lingkungan hidup (BAB III); hasil pelibatan
masyarakat (BAB IV); Informasi Detail engginering design (DED) (Lampiran
6); dan Informasi rencana pengelolaan lingkungan yang sudah
dipersiapkan (Lampiran 7). Dampak penting hipotetik merupakan hasil
evaluasi dampak potensial yang bertujuan memberikan dugaan sementara
(hipotetik) secara lebih mendalam terhadap dampak-dampak potensial
dengan menekankan kemungkinan besar dampak yang terjadi secara
signifikan terhadap lingkungan hidup.Dalam pembahasanpelingkupan
dampak ini bertujuan untuk menghasilkan dampak penting hipotetik yang
merupakan hasil dari evaluasi dari dampak potensial yang ditimbulkan dari
rencana kegiatan ini. Sehingga proses kegiatan pelingkupan bertujuan
untuk mengidentifikasi seluruh dampak lingkungan hidup (primer, sekunder,
dan tersier) yang secara potensial yang dapat ditimbulkan. Tahapan
rencana kegiataan meliputi Tahap Pra-Konstruksi, Tahap Konstruksi, dan
Tahap Operasi. Dalam proses pelingkupan, dilakukan dasar penentuan suatu
dampak potensial ditetapkan menjadi Dampak Penting Hipotetik (DPH)
atau tidak melalui pendekatan, sebagai berikut:

(1) Pertimbangan besaran rencana usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan


dampak tersebut berpotensi sebagai dampak besar dan tidak terdapat rencana
pengelolaan lingkungan awal yang menjadi bagian rencana usaha dan/atau
kegiatan untuk menanggulangi dampak;

(2) Pertimbangan pengaruh terhadap kondisi rona lingkungan yang ada termasuk
kemampuan mendukung usaha dan/atau kegiatan;

(3) Pertimbangan adanya pengaruh rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap


Kondisi usaha dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi Rencana usaha dan/ atau
kegiatan atau sebaliknya; dan
V-

(4) Intensitas perhatian masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan baik
harapan, dan kekhawatiran Persetujuan atau penolakan terhadap rencana usaha
dan/atau kegiatan

Ringkasan informasi mengenai penetapan dampak potensial menjadi


dampak penting hipotetik dengan pertimbangkan 4 kriteria aspek tersebut
yang diadopsi dan dilakukan penyesuiaan dari Peraturan Pemerintah
Nomor
22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dengan rencana kegiatan (Tabel 5.1), maka hasil ringkasan
informasi penentuan dampak penting hipotetik atau pelingkupan dampak
diperoleh berdasarkan berita acara persetujuan Formulir KA, sebagai
berikut ini:

 51 Dampak Potensial (DP) menjadi “14 Dampak Penting Hipotetik (DPH)”

Dampak penting hipotetik ini akan dikajisecara lebih mendalam dalam


Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak
maupun sifat penting dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik)
yang didukung oleh data primer maupun sekunder pada BAB (Informasi
Rona Lingkungan Hidup Awal), dievaluasi untuk menentukan arahan
pengelolaan dan pemantauan pada BAB (Evaluasi Secara Holistik Terhadap
Dampak Lingkungan Hidup), dan ditentukan bagaimana pengelolaan dan
pemantauan dilakukan untuk meminamilisir dampak negatif dan
meningkatkan dampak positif dalam Dokumen RKL-RPL nantinya.

 51 Dampak Potensial (DP) menjadi “37 Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH)”

Dampak Tidak penting hipotetik ini tidak dikajisecara lebih mendalam dalam
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak
maupun sifat penting dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik).

Namun demikian, berdasarkan hasil evaluasi dari deskripsi rencana


kegiatan dan kriteria evaluasi pedoman penetapan dampak potensial
menjadi dampak penting hipotetik (Tabel 5.1), maka perubahan berdasarkan
hasil evaluasi dari deskripsi rencana kegiatan dan kriteria evaluasi pedoman
penetapan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik diperoleh

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
V-

sebagai berikut ini:

 51 Dampak Potensial (DP) menjadi “19 Dampak Penting Hipotetik (DPH)”

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
V-

Dampak penting hipotetik ini akan dikajisecara lebih mendalam dalam


Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak
maupun sifat penting dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik)
yang didukung oleh data primer maupun sekunder pada BAB (Informasi
Rona Lingkungan Hidup Awal), dievaluasi untuk menentukan arahan
pengelolaan dan pemantauan pada BAB (Evaluasi Secara Holistik Terhadap
Dampak Lingkungan Hidup), dan ditentukan bagaimana pengelolaan dan
pemantauan dilakukan untuk meminamilisir dampak negatif dan
meningkatkan dampak positif dalam Dokumen RKL-RPL nantinya.

 51 Dampak Potensial (DP) menjadi “17 Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH)”

Dampak Tidak penting hipotetik ini tidak dikajisecara lebih mendalam dalam
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak
maupun sifat penting dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik).

 51 Dampak Potensial (DP) menjadi “15 Dampak yang telah dipersiapkan


Pengelolaan dan Pemantauan (D-KP)”

Dampak Komponen Lingkungan Lainnya Dikelola dan Dipantau ini tidak akan
dikajisecara lebih mendalam dalam Dokumen Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (Andal) baik besaran dampak maupun sifat penting dampak, namun
akan ditentukan bagaimana pengelolaan dan pemantauan dilakukan untuk
meminamilisir dampak negatif dan meningkatkan dampak positif dalam
Dokumen RKL-RPL nantinya.

Adapun proses pelingkupan dampak dalam menentukan dampak penting


hipotetik per tahapan kegiatan sebagai sumber penyebab dampak dari hasil
proses pelingkupan yaitu dampak potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik
(DPH) atau dampak tidak penting hipotetik (DTPH); atau Dampak yang
telah dipersiapkan pengelolaan dan pemantauan (D-KP), seperti disajikan
pada Tabel 5.1 s/d Tabel 5.4 berikut dibawah ini.

Tabel 5.1. Kriteria evaluasi pedoman penetapan dampak potensial menjadi


dampak penting hipotetik
PEDOMAN PENETAPAN (HIPOTESA)
NO KRITERIA*
HIPOTESA (1) HIPOTESA (2) HIPOTESA (3) HIPOTESA (4)

1 Dampak
Penting

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
V-

PEDOMAN PENETAPAN (HIPOTESA)


NO KRITERIA*
HIPOTESA (1) HIPOTESA (2) HIPOTESA (3) HIPOTESA (4)
Hipotetik Terdapat besaran Terdapat Terdapat Terdapat
(DPH) rencana usaha pengaruh pengaruh Intensitas
dan/atau kegiatan terhadap kondisi rencana usaha perhatian
yang menyebabkan rona lingkungan dan/atau masyarakat
dampak tersebut yang ada kegiatan terhadap
sebagai dampak termasuk terhadap rencana usaha
signifikan dan tidak kemampuan Kondisi usaha dan/atau
terdapat rencana mendukungusaha dan/atau kegiatan baik
pengelolaan yang dan/ataukegiatan kegiatan lain di harapan, dan
telah dipersiapkan sekitar lokasi kekhawatiran
yang menjadi bagian Rencana usaha Persetujuan atau
rencana usaha dan/ atau penolakan
dan/atau kegiatan kegiatan atau terhadap
untuk sebaliknya rencana usaha
menanggulangi Dan/atau
dampak kegiatan
2 Dampak Tidak
Penting
Hipotetik Besaran rencana Tidak terdapat Tidak adanya Tidak terdapat
(DTPH) usaha dan/atau pengaruh pengaruh intensitas
kegiatan yang terhadap kondisi rencana usaha perhatian
menyebabkan rona lingkungan dan/atau masyarakat
dampak tersebut yang ada kegiatan terhadap
sebagai dampak termasuk terhadap rencana usaha
tidak signifikan dan kemampuan Kondisi usaha dan/atau
terdapat rencana mendukungusaha dan/atau kegiatan baik
kegiatan dan dan/atauKegiatan kegiatan lain di harapan, dan
pengelolaan sekitar lokasi kekhawatiran
lingkungan yang Rencana usaha Persetujuan atau
menjadi bagian dan/ atau penolakan
rencana usaha kegiatan atau terhadap
dan/atau kegiatan sebaliknya rencana usaha
untuk Dan/atau
menanggulangi kegiatan
dampak
3 Dampak
Yang Telah
Dipersiapkan Terdapat rencana Ada dan tidak Ada dan tidak Ada dan
Pengelolaan pengelolaan dan adanya pengaruh adanya tidaknya
dan pemantauan yang terhadap kondisi pengaruh Intensitas
Pemantauan telah dipersiapkan rona lingkungan rencana usaha perhatian
(D-KP) yang menjadi bagian yang ada dan/atau masyarakat
rencana usaha termasuk kegiatan terhadap
dan/atau kegiatan kemampuan terhadap rencana usaha
untuk mendukungusaha Kondisi usaha dan/atau
menanggulangi dan/ataukegiatan dan/atau kegiatan baik
dampak (Dokumen kegiatan lain di harapan, dan
SOP, Dokumen sekitar lokasi kekhawatiran
Persetujuan Teknis; Rencana usaha Persetujuan atau
dan dokumen kajian dan/ atau penolakan
lainnya) dari besaran kegiatan atau terhadap
rencana usaha sebaliknya rencana usaha
dan/atau kegiatan Dan/atau
yang menyebabkan kegiatan
dampak tersebut
sebagai dampak
signifikan atau
tidaknya
Sumber: Adopsi PP No 22/Tahun 2021 *Keterangan: kriteria dalam justifikasi penetapan evaluasi dampak
potensial; Notasi ∆ (tidak berkaitan dengan ada tidaknya hipotesa nomor 2 s/d 4)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
V-

Tabel 5.2. Daftar dampak potensial (DP) rencanakegiatanterhadapKomponenlingkunganhidup

KOMPONEN KEGIATAN*

PRA-KONSTRUKSI (A) KONSTRUKSI (B) OPERASI (C) PASCA OPERASI (D)

N
KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP B.3
O A.1 A.2 B.1 C.4
B.2 PEMBANGUNAN C.1 C.2 C.3
PENERIMAAN PEKERJAAN PEKERJAAN OPERASIONAL D.1 D.2
PEKERJAAN FISIK FASILITAS PENTAAN PENERIMAAN OPERASIONAL
TENAGA RELOKASI MOBILISASI FASILITAS PEMBONGKARAN MOBILISASI
PENYIAPAN UTAMA DAN PEDAGANG TENAGA KERJA FASILITAS UTAMA
KERJA PEDAGANG PERALATAN DAN PENDUKUNG PASAR BANGUNAN BONGKARAN
LAHAN FASILITAS EKSISTING OPERASIONAL PASAR GODEAN
KONTRUKSI EKSISTING MATERIAL GODEAN
PENUNJANG
A.Komponen GEO-FISIK-KIMIA
1 KualitasUdara Δ Δ Δ Δ Δ
2 Kualitas AirPermukaan Δ Δ Δ Δ
3 Kebisingan Δ Δ Δ Δ Δ Δ Δ
4 TimbulanLimbahB3 Δ Δ
B.KOMPONEN TRANSPORTASI
1 Gangguan Kelancaran lalulintas Δ Δ Δ Δ
C. KOMPONEN BIOLOGI
1 Vegetasi Δ Δ Δ
2 Biota perairan Δ
D. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
1 KesempatanKerja Δ Δ
2 PendapatanMasyarakat Δ Δ
3 PersepsidanSikap Masyarakat Δ Δ Δ Δ Δ Δ Δ Δ
E.KOMPONENKESEHATAN MASYARAKAT
1 Gangguan kesehatan masyarakat (ISPA) Δ Δ Δ Δ Δ
2 VektordanBinatangPembawaPenyakit Δ Δ Δ Δ
3 Timbulan SampahDomestik Δ Δ Δ Δ
Keterangan: Δ (Dampak Potensial, Formulir KA)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

Tabel 5.3. Evaluasi proses telaah pelingkupan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik (DPH)
RENCANA USAHA PELINGKUPAN
DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN

A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI

A.1 PENERIMAAN TENAGA KERJA


1. Penerimaan Kondisi tingkat Terbukanya DPH Batas proyek: Batas waktu
tenaga Kerja Pengangguran kesempatan Lokasi tapak proyek seluas kajian selama
Terbuka mengalami kerja 11.261 m2 periode 4 bulan
peningkatan pada dalam kegiatan
tahun 2022 (4,78%) Batas sosial: penerimaan
dengan Jumlah Kalurahan Sidoluhur tenaga kerja
Penduduk yang Belum Kalurahan Sidoagung konstruksi
Bekerja mencapai berlangsung
33.395 jiwa dari tahun Batas Administrasi:
sebelumnnya yaitu Kalurahan Sidoluhur
tahun 2021 (5,17%) dan Kalurahan Sidoagung
tahun 2020 (3,69%)

Sumber:
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sleman
Tahun 2023,Data
tersajikan pada BAB III

A.2 PEKERJAAN RELOKASI PEDAGANG EKSISTING


1 Pekerjaan Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas sosial: Batas waktu
Relokasi konsultasi publik yang Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik, Kalurahan Sidoluhur kajian selama
Pedagang telah dilakukan sikap sebagai berikut: Kalurahan Sidoagung periode 4 bulan
Eksisting terdapat intensitas masyarakat 1. Jumlah pedagang yang direlokasi sebanyak 1988 dalam Pekerjaan
persentase saran, Negatif orang. Relokasi
masukan, dan 2. Terdapat pengaruh terhadap persepsi dan sikap Pedagang
tanggapan masyarakat salah satu faktor yang memegang Eksisting
masyarakat sebanyak peranan penting untuk masyarakat dari adanya
10% mengenai relokasi rencana kegiatan penerimaan tenaga kerjakonstruksi
pedagang eksisting dimana hasil konsultasi publik yang telah dilakukan
menunjukan intensitas persentase terkait saran,
masukan dan tanggapan masyarakat sebanyak 10%
mengenai relokasi pedagang eksisting
3. Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan jastifikasi bahwa sekitar lokasi kegiatan
terdapat kegiatan pertokoan, Kawasan
perdagangan dan pemukiman.
4. Terdapat intensitas perhatian masyarakat terkait
saran, masukan, dan tanggapan masyarakat
mengenai relokasi pedagang eksisting.

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif termasuk dalam DPH.

B. TAHAP KONSTRUKSI

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN

B.1 PEKERJAAN MOBILISASI PERALATAN DAN MATERIAL


1. Mobilisasi Kondisi kualitas udara Penurunan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas Proyek : Pasar Godean Batas waktu
peralatan dan masih berada kualitas udara evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik kajian 8 bulan
Batas ekologi:
material dibawah bakumutu (Peningkatan atau tidak, sebagai berikut: selama periode
dengan parameter Kadar PM10) Batas ekologi mobilisasi
Nitrogen Dioksida 1. Mobilisasi peralatan terdiri dari 15 Dump Truck dampakpeningkatankadar peralatan dan
(NO2) 27,45 µg/m3 kapasitas 4 m3 / 5 ton, 4 Truck Mixer kapasitas 4 m3 / 8 PM10adalahtapakproyek, material
;SulfurDioksida ton, 2 Excavator PC-210 kapasitas bucket 0,97 m3, 1 pertokoan,
(SO2)25,34 µg/m3; Bulldozer Crawler Dozer 200 hp, Straight, 2 Compactor kawasanperdagangan dan
Karbon Monoksida kapasitas 8 ton dan 3 Paket Bored Piled kapasitas 8 jasa,
(CO)1.162 µg/m3; ton. Mobilisasi peralatan melalui jalan beraspal permukimanPadukuhanGode
partikel debu (TSP) sehingga termasuk dampak tidak signifikan. (X) an, Kalurahan Sidoagung,
72,94 µg/m3 dan PM10 2. Mobilisasi material terdiri dari untuk pekerjaan arsitektur permukiman Padukuhan
26,75 µg/m3 5.600 m3, untuk pekerjaan struktur 2.600 m3, untuk Ngabangan V, Kalurahan
(Data Primer, 2023) pekerjaan mekanikal dan elektrik 2.400 m3 (total 10.600 Sidoluhur
m3). Pengangkutan material 10.600 m3 menggunakan
Batas sosial:
Dump Truck kapasitas 4 m3 menghasilkan 2.650 ritasi.
Kegiatan ini berlangsung secara bertahap selama 8 Batas sosial dampak
bulan (240 hari), dilakukan pada jam 09.00 s/d 10.00 peningkatan kadar PM10
WIB dengan catatan tidak ada kegiatan pada hari adalah pertokoan, kawasan
Minggu dan hari libur nasional, sehingga perdagangan dan jasa,
pengangkutan material 14 ritasi per jam menghasilkan permukiman Padukuhan
dampak signifikan terhadap peningkatan kadar PM10. Godean, Kalurahan
(√) Sidoagung, dan permukiman
3. Hasil pengukuran Kualitas Udara Ambien di Tapak Padukuhan Ngabangan V,
Proyek, diketahui kadar PM10 dengan waktu Kalurahan Sidoluhur
pengukuran 24 jam yaitu 26,75 µg/m3, ini berarti masih
Batas administrasi:
dibawah baku mutu berdasarkan PP 22/2021 Lampiran
VII yaitu 75 µg/m3. (X) Kalurahan Sidoagung dan
4. Kegiatan pengangkutan material 14 ritasi per jam Kalurahan Sidoluhur,
menghasilkan dampak signifikan terhadap Kapanewon Godean,
peningkatan kadar PM10. Kegiatan di sekitar lokasi Kabupaten Sleman
yang akan terpengaruh rencana usaha dan/atau
kegiatan adalah Pertokoan, Kawasan Perdagangan
dan Jasa (K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung serta Pertokoan, Kawasan
Perdagangan dan Jasa (K1) dan Permukiman
Padukuhan Ngabangan V, Kalurahan Sidoluhur. (√)
Dari hasil konsultasi publik tidak diperoleh harapan,
dan kekhawatiran persetujuan atau penolakan dari
masyarakat pada tahapan kegiatan mobilisasi
peralatan dan material. (X)
Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan kadar
PM10 termasuk dalam KRITERIA 1 yaitu dampak penting
hipotetik (DPH)

2. Mobilisasi Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH Batas ekologi : selama tahap
peralatan dan kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik konstruksi
Dampak peningkatan Kegiatan
material dibawah bakumutu atau tidak, sebagai berikut:
kebisingan mobilisasi
lingkungan berkisar 1. Besaran kegiatan mobilitas kendaraan 14 truk/hari
mempertimbangkan jarak peralatan dan
62,57,58,54 db (A) termasuk sumber dampak yang tidak signifikan, dan
dari tapak proyek. Sehingga material

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang telah batas ekologi dampak
Sumber: dipersiapkan atau direncanakan melalui rencana peningkatan kebisingan 30
Data Primer (2022), pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian dari meter arah tenggara dan
Berkas Pengujian rencana usaha dan/atau kegiatan untuk utara tapak proyek.
terlampir pada menanggulangi dampak (x) Begitu pula untuk batas
Lampiran 8.2, Data 2. Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain khususnya sosial mencakup 30 meter
kebisingantersajikan kegiatan di lingkungan permukiman, apabila ditinjau arah tenggara dan utara
pada BAB III, Sub-Bab berdasarkan tingkat kebisingan berkisar 62,57,58,54 db, tapak proyek.
3.1.1.2 kondisi ini masih berada dibawah bakumutu
lingkungan dengan acuan Keputusan Menteri Negara Batas administrasi terletak
Lingkungan Hidup Nomor Kep-48/MENLH/II/1996 pada Kalurahan Sidoagung
dan Sidoluhur
tentang Baku Tingkat Kebisingan(x)
3. Tidak Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak
proyek berupa pengaruh peningkatan kebisingan di
lingkungan permukiman(x)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasilkonsultasipublik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
peralatan dan material (x)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan
kebisingan termasuk dalam KRITERIA tidak dampak
penting hipotetik (DTPH)

3. Mobilisasi Kondisi kepadatan Gangguan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH
peralatan dan ruas jalan di Jalan kelancaran evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik
material Godean sebagai lalulintas ataut idak, sebagai berikut:
berikut:
(1) Besaran kegiatan Mobilitas 22-23 ritase/hari termasuk
1. Derajat Kejenuhan sumber dampak yang signifikan.
Jalan Godean pada (2) Terdapat pengaruh dengan pendekatan kondisi
satu periode waktu eksisting lalulintas dimana secara umum kondisi
adalah 0,599 skr/jam, kepadatan ruas jalan di perkotaan Yogyakarta
tingkat pelayanan pada waktu periode Pagi (07.00 – 08.00 WIB) volume
Ruas Jalan tingkat kendaraan 831 smp/jam, Siang (15.45 WIB – 16.45
pelayanan C dengan WIB) volume kendaraan 1116 smp/jam Sore (16.00
kondisi arus stabil . WIB – 17.00 WIB) volume kendaraan 913 smp/jam
2.Volume kendaraan (Data Hasil Survei, 2021)
dalam dua arah (3) Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
sebesar 1602 skr/jam dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
pada jam 12.00 – 13.00 dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak
dan 1372,1 skr/jam proyek berupa area Kawasan pertokoan,
perdagangan, dan permukiman penduduk,
3.Nilai kapasitas (C)
(4) Terdapat perhatiaan masyarakat terhadap
sebesar 2.670,03
gangguan kelancaran lalu lintas dalam saran,
skr/jam. 4.Derajat
masukan, dan tanggapan masyarakat dari hasil
kejenuhan jam 12.00 –
konsultasi publik yang telah dilakukan terhadap
13.00 sebesar 0,599
rencana kegiatan mobilisasi peralatan dan material

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
Sumber:
Data hasil Survei Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat
(2018) disimpulkan bahwa jenis dampak potensial gangguan
Kelancaran Lalu Lintas termasuk dalam KRITERIA 1 yaitu
dampak tidak penting hipotetik (DPH)

4. Mobilisasi Prevalensi Penyakit Peningkatan 1. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material DPH Batas ekologi: Batas waktu
peralatan dan ISPA pada tahun 2023 Prevalensi menggunakan dump truck dengan kapasitas 4m3 kajian
Batas ekologi dampak
material berdasarkan data Penyakit ISPA selama 8 bulan. Kegiatan ini dilakukan pada jam 09.00 peningkatan
peningkatan prevalensi
dari UPTD Puskesmas s/d 10.00 WIB dengan catatan tidak ada kegiatan pada prevalensi
penyakit ISPA adalah tapak
Godean I sebesar hari Minggu dan hari libur nasional. Dengan kebutuhan penyakit ISPA
proyek, pertokoan, kawasan
16,48%. material sejumlah 10.600 m3 maka bangkitan lalu lintas adalah 1 tahun
perdagangan dan jasa,
dari kegiatan ini sebesar 14 truck/hari atau 14 truck/jam.
permukiman Padukuhan
Sumber: UPTD Kegiatan ini berdampak signifikan terhadap penurunan
Godean, Kalurahan
PuskesmasGodean I, kualitas udara parameter PM10, sehingga dapat
Sidoagung, permukiman
2023 meningkatkan prevalensi penyakit ISPA.
Padukuhan Ngabangan V,
2. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kalurahan Sidoluhur
Godean 1 sebesar 16,48% dengan kondisi parameter
PM10 di sekitar lokasi kegiatan Revitalisasi Pasar Godean
masih memenuhi baku mutu sesuai Permenkes Nomor 2
Batas sosial:
Tahun 2023
3. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material berdampak Batas sosial dampak
secara signifikan terhadap penurunan kualitas udara di peningkatan prevalensi
daerah pertokoan, perdagangan dan jasa, serta penyakit ISPA adalah
permukiman di sekitar lokasi kegiatan mobilisasi pertokoan, kawasan
peralatan dan material karena dilakukan dalam waktu perdagangan dan jasa,
yang sama sehingga dapat meningkatkan prevalensi permukiman Padukuhan
penyakit ISPA secara signifikan Godean, Kalurahan
Sidoagung, permukiman
Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat Padukuhan Ngabangan V,
kekhawatiran terhadap dampak penurunan kualitas Kalurahan Sidoluhur
udara akibat pekerjaan mobilisasi peralatan dan material
sehingga tidak berdampak signifikan terhadap
peningkatan prevalensi penyakit ISPA Batas administrasi:

Kalurahan Sidoagung dan


Kalurahan Sidoluhur,
Kapanewon Godean,
Kabupaten Sleman

B-2 PEKERJAAN PENYIAPAN LAHAN


1. Pekerjaan - Kondisi kualitas udara Penurunan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas Proyek : Pasar Godean Batas waktu
penyiapan lahan masih berada kualitas udara evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik kajian
Batas ekologi:
dibawah baku mutu (Peningkatan atau tidak, sebagai berikut: peningkatan
dengan parameter Kadar PM10) Batas ekologi dampak kadar PM10
Nitrogen Dioksida 1. Pembongkaran bangunan lama semi permanen seluas peningkatan kadar PM10 adalah 4 bulan
(NO2) 27,45 µg/m3 9.200 m2 menghasilkan volume material bangunan adalah tapak proyek,
;SulfurDioksida mencapai 264 m3, dibutuhkan pengangkutan pertokoan, Kawasan
(SO2)25,34 µg/m3; sebanyak 88 ritase (Dump truck, kapasitas 3 m3) perdagangan dan jasa,
Karbon Monoksida sehingga meningkatkan kadar PM10 dalam udara permukiman Padukuhan
(CO)1.162 µg/m3; ambien. (√) Godean, Kalurahan
partikeldebu (TSP) Sidoagung, permukiman
72,94 µg/m3 dan PM10 Setelah pembongkaran bangunan lama selesai,
26,75 µg/m3 dilanjutkan kegiatan penyiapan lahan ini meliputi

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
(Data Primer, 2023) kegiatan penggalian, urugan dan pemadatan tanah Padukuhan Ngabangan V,
di tapak proyek. Pekerjaan penyiapan lahan Kalurahan Sidoluhur
direncanakan selama periode 2 bulan secara
Batas sosial:
bertahap. Estimasi volume galian dan urugan di lokasi
tapak proyek yaitu galian tanah 1.627 m3, urugan Batas sosial dampak
tanah 944 m3, urugan pasir 203 m3, urugan sirtu 3.644 peningkatan kadar PM10
m3, selisih galian dan urugan sebanyak 683 m3 adalah pertokoan, kawasan
digunakan untuk pembuatan kontur lanscape RTH, perdagangan dan jasa,
sehingga total material yang ada yaitu 5.474 m3 permukiman Padukuhan
berdampak signifikan terhadap peningkatan kadar Godean, Kalurahan
PM10 dalam udara ambien. (√) Sidoagung, dan permukiman
2. Hasil pengukuran Kualitas Udara Ambien di Tapak Padukuhan Ngabangan V,
Proyek, diketahui kadar PM10 dengan waktu Kalurahan Sidoluhur
pengukuran 24 jam yaitu 26,75 µg/m3, ini berarti masih
Batas administrasi:
dibawah baku mutu berdasarkan PP 22/2021 Lampiran
VII yaitu 75 µg/m3. (X) Kalurahan Sidoagung dan
3. Kegiatan pembongkaran bangunan lama dan Kalurahan Sidoluhur,
penataan lahan yang berdampak signifikan Kapanewon Godean,
terhadap peningkatan kadar PM10 akan memberi Kabupaten Sleman
dampak signifikan kepada kegiatan dan/atau usaha di
sekitar lokasi yaitu Pertokoan, Kawasan Perdagangan
dan Jasa (K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung serta Pertokoan, Kawasan
Perdagangan dan Jasa (K1) dan Permukiman
Padukuhan Ngabangan V, Kalurahan Sidoluhur. (√)
4. Dari hasil konsultasi publik tidak diperoleh harapan,
dan kekhawatiran persetujuan atau penolakan dari
masyarakat pada tahapan kegiatan mobilisasi
peralatan dan material. (X)
Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan kadar
PM10 termasuk dalam KRITERIA 1 yaitu dampak penting
hipotetik (DPH)

2. Pekerjaan - Tetap mempertahankan Kondisi kualitas air di Penurunankuali Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan D-KP
penyiapan lahan drainase eksisting dilokasi hulu dan hilir sungai tas air sungai, evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik
pembongkaran bangunan Berjo termasuk parameter atau tidak, sebagai berikut:
BOD
- Menyediakan toilet portable@ 2 kategori tercemar (1) Jumlah tenaga kerja konstruksi sebanyak 284 orang
unit sangat ringan meliputi tukan cat, tukang las, tukang batu tukan
- Limbah cair domestic dengan parameter glistrikdll. Tahap konstruksi akan dilaksanakan secara
tahap konstruksi akan kunci parameter TSS, bertahap, sehingga untuk tenaga kerja konstruksi akan
dikelola oleh pihak ketiga minyak lemak, bekerja sesuai dengan kebutuhan/keahliannyas aja.
amoniak dan COD Pengelolaan lingkungan yang telah dipersiapkan atau
memenuhi baku direncanakan tahap konstruksi :menyediakan toilet
mutu sedangkan portable untuk tenaga kerja konstruksi dan limbah
Paramater BOD telah cairakan dikelola oleh pihak ketiga(x)
melebihi baku mutu (2) Terdapat pengaruh terhadap rona lingkungan hidup
awal dimana Kondisi kualitas air sungai Berjo termasuk
Sumber: kategori tercemar sangat ringan dengan parameter
Data Primer (2022), kunci parameter parameter TSS, minyak lemak,
BerkasPengujianterlam amoniak dan COD memenuhi bakumutu sedangkan
pir pada Lampiran.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
Data tersajikan pada Paramater BOD telah melebihi baku mutu. Namun
BAB III, Sub-Bab 3.1.1.4 tetap akan dikelola dan dipantau (√)
(3) Tidakterdapatpengaruhterhadapkondisiusaha
dan/ataukegiatan lain di
sekitarlokasitapakproyekdenganjustifikasibahwasekitar
di daerahtapakproyekberupa area Kawasan
permukimanpenduduk, (x)
Tidak terdapat perhatian masyarakatterhadapkualitas air
sungaidalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakatdarihasilkonsultasipublik yang telahdilakukan
terhadap rencana kegiatan pekerjaan
pembangunanfisikfasilitasutama dan penunjang(x)

3. Pekerjaan Kondisi rona awal Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas ekologi : selama tahap
penyiapan lahan untuk kadar Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik konstruksi
Dampak peningkatan Kegiatan
Kebisingan di area atau tidak, sebagaiberikut:
kebisingan penyiapan lahan
pemukiman penduduk 1. Besaran kegiatan mobilitas kendaraan 88 truk/hari
mepertimbangkan jarak dari
di sekitar pasar termasuk sumber dampak yang cukup signifikan, dan
tapak proyek. Sehingga
godeansebesar 55 belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang telah
batas ekologi dampak
dB(A). dipersiapkan atau direncanakan melalui rencana
peningkatan kebisingan 30
pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian dari
meter arah tenggara dan
rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
utara tapak proyek.
Sumber : IKPLHD menanggulangi dampak(x)
Kab. Sleman 2021 2. Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain khususnya Begitu pula untuk batas
kegiatan di lingkungan permukiman, apabila ditinjau sosial mencakup 30 meter
berdasarkan tingkat kebisingan berkisar 62,57,58,54 db arah tenggara dan utara
(A), kondisi ini masih berada dibawah bakumutu tapak proyek.
lingkungan dengan acuan Keputusan Menteri
Batas administrasi terletak
Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- pada Kalurahan Sidoagung
48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan (x) dan Sidoluhur
3. Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha dan/atau
kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek dengan
justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak proyek berupa
pengaruh peningkatan kebisingan di lingkungan
permukiman (√)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
peralatan dan material (x)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan
kebisingan termasuk dalam KRITERIA 2 yaitu dampak
penting hipotetik (DPH)
4. Pekerjaan Menyediakan alat angkut - Jumlah penduduk Timbulan
penyiapan lahan sampah sebanyak 12 unit dan Kapanewon Godean sampah
Tempat penyimpanan sampah domestic
sementara
(TPS Sampah) sesuai Ketentuan
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
teknis mengacu pada Peraturan tahun 2021 sebanyak
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 70.258 orang.
9 Tahun 2018 Tentang Perubahan - Volume timbulan
Atas Peraturan Daerah Nomor 13
sampah di
Tahun 2011 Tentang Retribusi
Pelayanan kapanewon godean
Persampahan/Kebersihan tahun 2021 sebesar
45.668 kg/hari.

Sumber : IKPLHD
Kab. Sleman 2021
5. Pekerjaan Kondisi vegetasi di Berkurangnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk DTPH - -
penyiapan lahan tapakproyek Pasar populasi memastikan evaluasi dampak menjadi dampak
Godean tanaman penting hipotetik, sebagai berikut:
teridentifikasi
sebanyak 6 jenis 1. Rencana Kegiatan penyiapan lahan pada tapak
vegetasi dengan proyek dilakukan pada lahan seluas 11.261 m2
proporsi terbanyak dengan bangunan yang dirobohkan/dibongkars
(40,54%) untuk eluas 9.200 m2
Muntingia calabura
(kersen)dengan 2. Kegiatan perobohan/pembongkaran bangunan
total jumlah vegetasi lama seluas 9.200 m2 di lahan seluas 11.261 m2 di
sebanyak 37 mana populasi tanaman di tapak proyek sekitar
individu. 20% dari luas lahan yang ada, akan
menghilangkan populasi tanaman secara
Sumber: permanen. Berdasarkan perbandingan antara
Data Primer, Hasil jumlah populasi tanaman dengan bangunan
inventarisasi pasar yang ada tidak menjadikannya dampak
Vegetasi (202) penting

3. Tidak Terdapat pengaruh terhadapkon disiusaha


dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak
proyek dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah
tapak proyek berupa area Kawasan
permukiman penduduk

4. Tidak terdapat perhatian masyarakat terhadap


komponen biologi sub komponen keberadan
vegetasi dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan

6. Pekerjaan Upaya pengelolaan dampak Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
penyiapan lahan lingkungan yang telah konsultasi publik yang Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik,
dipersiapkan, sebagai berikut: telah dilakukan Sikap sebagai berikut:
terdapat intensitas Masyarakat
Melakukan koordinasi dengan
persentase saran, Negatif
instansi terkait dalam rangka 1. Jumlah luas lahan11.261m2.
masukan, dan
inclave kawasan sensitive untuk 2. Diasumsikan Tidak terdapat pengaruh terhadap rona
tanggapan
dipugar menjadi cagar budaya masyarakat sebanyak lingkungan awal

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
2% mengenai 3. Diasumsikan Tidak Terdapat pengaruh terhadap
pekerjaan penyiapan kondisi usaha/dan atau kegiatan lain sekitar .
lahan. 4. Disumsikan Terdapat intensitas perhatian
masyarakat terkait saran,masukan,dan tanggapan
masyarakat mengenai pekerjaan penyiapan lahan
terkait makam kuno, sumur tua dan tugu HB IV

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial munculnya
persepsi dan sikap masyarakat negatif yaitu dampak tidak
penting hipotetik (DTPH)

7. Pekerjaan Prevalensi Penyakit Peningkatan 1. Pekerjaan penyiapan lahan terdapat kegiatan DPH Batas ekologi: Batas waktu
penyiapan lahan ISPA pada tahun 2023 Prevalensi pembongkaran bangunan semi permanen seluas 9200 kajian
Batas ekologi dampak
berdasarkan data Penyakit ISPA m2. Selain itu juga dilakukan penggalian dan peningkatan
peningkatan prevalensi
dari UPTD Puskesmas prevalensi
pengurugan kembali. Total galian tanah 1627 m3 dan penyakit ISPA adalaht apak
Godean I sebesar penyakit ISPA
digunakan untuk urugan kembali sebesar 944 m 3. proyek, pertokoan, Kawasan
16,48%. adalah 1 tahun
Kegiatan ini berdampak signifikan terhadap penurunan perdagangan dan jasa,
kualitas udara parameter PM10, sehingga dapat permukiman Padukuhan
Sumber: UPTD
Godean, Kalurahan
Puskesmas Godean I, meningkatkan prevalensi penyakit ISPA.
Sidoagung, permukiman
2023 2. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padukuhan Ngabangan V,
Godean 1 sebesar 16,48% dengan kondisi parameter Kalurahan Sidoluhur
PM10 di sekitar lokasi kegiatan Revitalisasi Pasar Godean
masih memenuhi baku mutu sesuai Permenkes Nomor 2
Tahun 2023 Batas sosial:
3. Kegiatan penyiapan lahan berdampak secara Batas social dampak
signifikan terhadap penurunan kualitas udara di peningkatan prevalensi
daerah pertokoan, perdagangan dan jasa, serta penyakit ISPA adalah
permukiman di sekitar lokasi kegiatan penyiapan lahan pertokoan, Kawasan
perdagangan dan jasa,
sehingga dapat meningkatkan prevalensi penyakit ISPA
permukiman Padukuhan
secara signifikan Godean, KalurahanS
4. Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat idoagung, permukiman
kekhawatiran terhadap dampak penurunan kualitas Padukuhan Ngabangan V,
udara akibat pekerjaan penyiapan lahan sehingga Kalurahan Sidoluhur
tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan
prevalensi penyakit ISPA
Batas administrasi:
Kalurahan Sidoagung dan
Kalurahan Sidoluhur,
Kapanewon Godean,
Kabupaten Sleman
8. Pekerjaan Menyediakan alat angkut Indekskepadatanlalat Vektor dan 1. Pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama dan DTPH_KP Kalurahan Sidoagung dan
penyiapan lahan sampah sebanyak12 unit dan di Pasar GodeanTahun Binatang fasilitas pendukung akan berlangsung secara bertahap Kalurahan Sidoluhur,
Tempat penyimpanan sampah 2019 sebesar 3 – 25 pembawa selama periode 8 bulan pada tahap konstruksi dengan Kapanewon Godean,
sementara (TPS Sampah) sesuai penyakit luas lahan sebesar 11.261 m2 dan luas bangunan Kabupaten Sleman
ekor/block grill
Ketentuan teknis mengacu pada Sumber 14763,20 m2. Timbulan sampah domestik yang
Peraturan Daerah Kabupaten :Studitingkatkepadata dihasilkan sekitar 0,568 m3/hari, sehingga tidak
Sleman Nomor 9 Tahun 2018 nlalat di Pasar berdampak signifikan terhadap peningkatan vector
Tentang Perubahan Atas Peraturan Godean
Daerah Nomor 13
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-
(Winda Safitri, 2019)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
Tahun 2011 penyakit dan binatangpembawapenyakit
TentangRetribusiPelayananPersam (indekskepadatanlalat)
pahan/Kebersihan 2. Indeks kepadatan lalat melebihi nilai baku mutu
sesuai Permenkes Nomor 2 tahun 2023
3. Kegiatan di sekitar lokasi yang akan terpengaruh
rencana kegiatan diantaranya adalah pertokoan,
perdagangan dan jasa, dan permukiman
penduduk yang berjarak sekitar 10 meter dari tapak
proyek.
4. Dari hasil konsultasi publik tidak terdapat
kekhawatiran terhadap dampak timbulan sampah
domestic dari kegiatan relokasi pedagang eksisting
B-3 PEKERJAAN PEMBANGUNAN FISIK FASILITAS UTAMA DAN PENDUKUNG
1. Pekerjaan Kondisi kualitas udara Penurunan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH Batas waktu
pembangunan masih berada kualitas udara evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik kajian selama
fisik fasilitas dibawah baku mutu (Peningkatan atau tidak, sebagai berikut: periode 2 tahun
utama dan dengan parameter Kadar PM10) dalam tahap
penunjang Nitrogen Dioksida 1. Pembangunan Pasar Godean di lahan seluas 11.261 kegiatan
(NO2) 27,45 µg/m3 ; m2 dengan luas bangunan 14.763,20 m2 terdiri dari 3 pengerukan alur
SulfurDioksida lantai bangunan. Volume material untuk pekerjaan sungai
(SO2)25,34 µg/m3; berlangsung
struktur yaitu 2.600 m3 ditambah volume galian tanah
Karbon Monoksida
yaitu1.627 m3pada tahap pekerjaan penyiapan lahan
(CO)1.162 µg/m3;
partikel debu (TSP) maka volume material seluruhnya 4.227 m3.
72,94 µg/m3 dan PM10 Pekerjaan ini direncanakan akan selesai selama
26,75 µg/m3 periode 8 bulan secara bertahap sehingga tidak
(Data Primer, 2023) menghasilkan dampak signifikan pada peningkatan
kadar PM10 dalam udara ambien. (X)
2. Hasil pengukuran Kualitas Udara Ambien di Tapak
Proyek, diketahui kadar PM10 dengan waktu
pengukuran 24 jam yaitu 26,75 µg/m3, ini berarti masih
dibawah baku mutu berdasarkan PP 22/2021 Lampiran
VII yaitu 75 µg/m3. (X)
3. Peningkatan kadar PM10 tidak signifikansehingga tidak
memberi dampak kepada kegiatan dan/atau usaha di
sekitar lokasi yaitu Pertokoan, Kawasan Perdagangan
dan Jasa (K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung serta Pertokoan, Kawasan
Perdagangan dan Jasa (K1) dan Permukiman
Padukuhan Ngabangan V, Kalurahan Sidoluhur. (X)
4. Dari hasil konsultasi publik tidak diperoleh harapan,
dan kekhawatiran persetujuan atau penolakan dari
masyarakat pada tahapan kegiatan mobilisasi
peralatandan material. (X)
Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan kadar
PM10 termasuk dalam KRITERIA 2 yaitu dampak tidak
penting hipotetik (DTPH)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
2. Pekerjaan - Menyediakan toilet portable @ 2 Kondisi kualitas air di Penurunankuali Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH-KP Pekerjaan
pembangunan unit hulu dan hilir sungai tas air sungai, evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik pembangunan
fisik fasilitas - Limbah cair domestic Berjo termasuk parameter atau tidak, sebagai berikut: fisik fasilitas utama
BOD
utama dan tahap konstruksi akan kategori tercemar (1) Jumlah tenaga kerja konstruksi sebanyak 284 orang dan penunjang
penunjang dikelola oleh pihak ketiga sangat ringan meliputi tukan cat, tukang las, tukang batu tukang
dengan parameter listrik dll. Tahap konstruksi akan dilaksanakan secara
kunci parameter TSS, bertahap, sehingga untuk tenaga kerja konstruksi akan
minyak lemak, bekerja sesuai dengan kebutuhan/keahliannya saja.
amoniak dan COD Pengelolaan lingkungan yang telah dipersiapkan atau
memenuhi baku direncanakan tahap konstruksi :menyediakan toilet
mutu sedangkan portable untuk tenaga kerja konstruksi dan limbah cair
Paramater BOD telah akandikelola oleh pihak ketiga(x)
melebihi baku mutu (2) Terdapat pengaruh terhadap rona lingkungan hidup
awal dimana Kondisi kualitas air sungai Berjo termasuk
Sumber: kategori tercemar sangat ringan dengan parameter
Data Primer (2022), kunci parameter parameter TSS, minyak lemak,
Berkas Pengujian amoniak dan COD memenuhi baku mutu
terlampir pada sedangkan Paramater BOD telah melebihi baku mutu.
Lampiran. Data Namun tetap akan dikelola dan dipantau (√)
tersajikan pada BAB III, (3) Tidak terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
Sub-Bab 3.1.1.4 dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak
proyek berupa area Kawasan permukiman penduduk,
(x)
(4) Tidak terdapat perhatian masyarakat terhadap kualitas
air sungai dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhada prencana kegiatan pekerjaan
pembangunan fisik fasilitas utama dan penunjang (x)

3. Pekerjaan - Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakanuntuk memastikan DTPH Pekerjaan
pembangunan kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik pembangunan
fisik fasilitas dibawah baku atau tidak, sebagai berikut: fisik fasilitas utama
utama dan mutu lingkungan 1. Besaran kegiatan mobilitas kendaraan 88 truk/hari dan penunjang
penunjang berkisar 62,57,58,54 termasuk sumber dampak yang cukup signifikan, dan
db (A) belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang telah
dipersiapkan atau direncanakan melalui rencana
Sumber: pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian dari
Data Primer (2022), rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
Berkas Pengujian menanggulangi dampak(x)
terlampir pada 2. Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain khususnya
Lampiran 8.2, Data kegiatan di lingkungan permukiman, apabila ditinjau
kebisingan tersajikan berdasarkan tingkat kebisingan berkisar62,57,58,54 db,
pada BAB III, Sub-Bab kondisi ini masih berada dibawah bakumutu
3.1.1.2 lingkungan dengan acuan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
48/MENLH/II/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan(x)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
3. Tidak terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak
proyek berupa pengaruh peningkatan kebisingan di
lingkungan permukiman(x)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
peralatan dan material (x)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan
kebisingan termasuk dalamKRITERIA tidak dampak penting
hipotetik (DTPH)
4. Pekerjaan Rencana pengelolaan yang Timbulan D-KP
pembangunan telahdipersiapkan untuk timbulan Limbah B3
fisik fasilitas Limbah B3 dari Persetujuan
utama dan Rincian Teknis Pengelolaan
penunjang Bidang LB3, meliputipelaksanaan
kegiatan di lokasitapak kegiatan,
diuraikan sebagai beikut:
(1)Penyediaan sarana dan
prasarana TPS LB3 sesuai
dengan ketentuan standard
teknis
(2)Mengumpulkan Limbah B3
sesuai dengan nama dan
karakteristik Limbah B3
(3) Menyimpan Limbah B3 yang
dikumpulkan ke dalam tempat
Penyimpanan Limbah B3;
(4)Melakukan pengemasan dan
pelekata simbil Limbah B3
sesuai dengan karakteristik
Limbah B3;
(5)Menyediakan tenaga kerja
yang memiliki sertifikat
kompetensi di bidang
Pengelolaan Limbah B3
(6)Melakukan kerjasama
pengelolaan LB3 dengan pihak
ketiga (pengangkut dan
pemusnah) yang terdaftar dari
KLHK
Layout site plan lokasi TPS LB3 dan
informasi detail ruang TPS LB3,
seperti disajikan pada gambar
terlampir. Simbol Limbah B3
masing-masing jenis limbah B3
terlampir.
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
5. Pekerjaan Menyediakan alat angkut - Jumlah penduduk Timbulan 1. Kegiatan pembangunan fisik fasilitas utama akan D-KP Kalurahan Sidoagung dan Pekerjaan
pembangunan sampah sebanyak 12 unit dan Kapanewon sampah berlangsung secara bertahap selama periode 6 bulan Kalurahan Sidoluhur, pembangunan
fisik fasilitas Tempat penyimpanan sampah Godeantahun 2021 domestik pada tahap konstruks idengan luas total bangunan Kapanewon Godean, fisik fasilitas utama
utama dan Kabupaten Sleman dan penunjang
sementara (TPS Sampah) sesuai sebanyak 70.258 sebesar14.763,20 m2 dan luas lahan sebesar 11.261 m2.
penunjang
Ketentuan teknis mengacu pada orang. Kegiatan ini tidak akan menimbulkan dampak timbulan
Peraturan Daerah Kabupaten - Volume timbulan sampah domestic secara signifikan
Sleman Nomor 9 Tahun 2018 sampah di 2. Volume limbah padat/sampah domestic rata-rata 2
Tentang Perubahan Atas kapanewon godean lt/jiwa/hari (SNI 19-3964-1994), maka dari 284 orang
Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2021 sebesar tenaga kerja diperkirakan akan menghasilkan sekitar 568
Tahun 2011 Tentang Retribusi 45.668 kg/hari. lt/hari atau 0,568 m3/hari. Pada kegiatan
Pelayanan pembangunan fasilitas fisik utama tidak akan
Persampahan/Kebersihan menimbulkan dampak sampah domestic secara
Sumber : IKPLHD signifikan.
Kab. Sleman 2021 3. Timbulan sampah domestic yang diakibatkan
pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama tidak
akan berpengaruh secara signifikan terhadap
pemukiman masyarakat sekitar yang berjarak 10 meter
dari lokasi.
4. Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat
kekhawatiran terhadap dampak timbulan sampah
domestic dari kegiatan pembangunan fisik fasilitas
utama.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-
6. Pekerjaan Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
pembangunan wawancara Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik,
fisik fasilitas masyarakat Sikap sebagai berikut:
utama dan Diasumsikan Tidak Masyarakat
1) Jumlah luas lahan 11.261 m2 dengan total
penunjang Terdapat intensitas Negatif
bangunan sebesar 14.763,20 m2
perhatian terkait
saran, masukan, dan 2) Diasumsikan Tidak Terdapat pengaruh terhadap
tanggapan persepsi dan sikap masyarakat salah satu faktor yang
masyarakat memegang peranan penting untuk masyarakat dari
mengenai Pekerjaan adanya rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
Pembangunan Fisik konstruksi dimana hasil konsultasi publik yang telah
Fasilitas Utama dan
dilakukan menunjukan intensitas persentase terkait
Fasilitas Pendukun
saran, masukan dan tanggapan masyarakat sebanyak
12% mengenai pekerjaan pembangunan fasilitas
utama dan fasilitas pendukung dan diasumsikan Ketika
pengumpulan data primer tidak terdapat pengaruh.
3) Diasumsikan Tidak Terdapat pengaruh terhadap
kondisi usaha/dan atau kegiatan lain sekitar tapak
proyek
4) Diasumsikan Tidak Terdapat intensitas perhatian
masyarakat Ketika wawancara terkait saran, masukan,
dan tanggapan masyarakat mengenai Pekerjaan
Pembangunan Fisik Fasilitas Utama dan Fasilitas
Pendukun

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif termasuk dalam
KRITERIA 1 yaitu dampak tidak penting hipotetik (DTPH)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
7. Pekerjaan Prevalensi Penyakit Peningkatan 1. Pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama dan fasilitas DTPH
pembangunan ISPA pada tahun 2023 Prevalensi pendukung dilakukan di lahan seluas 11261 m2
fisik fasilitas berdasarkan data Penyakit ISPA dengan luas bangunan 14763,20 m2. Peralatan yang
utama dan dari UPTD Puskesmas
digunakan pada tahap ini yaitu truck mixer untuk
penunjang Godean I sebesar
16,48%. keperluan pencampuran material yang diperlukan dan
juga menggunakan tenaga manusia. Kegiatan ini tidak
Sumber: UPTD berdampak signifikan terhadap peningkatan prevalensi
PuskesmasGodean I, penyakit ISPA
2023 2. Prevalens ipenyakit ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Godean 1 sebesar 16,48% dengan kondisi parameter
PM10 di sekitar lokasi kegiatan Revitalisasi Pasar Godean
masih memenuhi baku mutu sesuai Permenkes Nomor 2
Tahun 2023
3. Pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama dan fasilitas
pendukung tidak berdampak secara signifikan terhadap
penurunan kualitas udara di daerah pertokoan,
perdagangan dan jasa, serta permukiman di sekitar
lokasi pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama dan
fasilitas pendukung karena dilakukan secara bertahap
sehingga tidak menyebabkan peningkatan prevalensi
penyakit ISPA secara signifikan
4. Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat
kekhawatiran terhadap dampak penurunan kualitas
udara akibat pekerjaan pembangunan fisik fasilitas
utama dan fasilitas pendukung sehingga tidak
berdampak signifikan terhadap peningkatan prevalensi
penyakit ISPA

8. Pekerjaan Menyediakan alat angkut Indeks kepadatan Vektor dan Justifikas ikriteria yang digunakan untuk memastikan D-KP Kalurahan Sidoagung dan Pekerjaan
pembangunan sampah sebanyak 12 unit dan lalat di Pasar Godean Binatang evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik, Kalurahan Sidoluhur, pembangunan
fisik fasilitas Tempat penyimpanan sampah Tahun 2019 sebesar 3 – pembawa sebagai berikut: Kapanewon Godean, fisik fasilitas utama
utama dan penyakit Kabupaten Sleman dan penunjang
sementara (TPS Sampah) sesuai 25 ekor/block grill
penunjang 1. Pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama dan
Ketentuan teknis mengacu pada Sumber : Studi tingkat fasilitas pendukungakan berlangsung secara
Peraturan Daerah Kabupaten kepadatanlalat di bertahap selama periode 8 bulan pada tahap
Sleman Nomor 9 Tahun 2018 Pasar Godean (Winda konstruksi dengan luas lahan sebesar 11.261 m 2 dan
Tentang Perubahan Atas Safitri, 2019) luas bangunan 14763,20 m2. Timbulan sampah domestik
Peraturan Daerah Nomor 13 yang dihasilkan sekitar 0,568 m3/hari, sehingga tidak
Tahun 2011 Tentang Retribusi berdampak signifikan terhadap peningkatan vector
penyakit dan Binatang pembawa penyakit (indeks
Pelayanan
kepadatan lalat)
Persampahan/Kebersihan 2. Indeks kepadatan lalat melebihi nilai baku mutu sesuai
Permenkes Nomor 2 tahun 2023
3. Kegiatan di sekitar lokasi yang akan terpengaruh
rencana kegiatan diantaranya adalah pertokoan,
perdagangan dan jasa, dan permukiman penduduk
yang berjarak sekitar 10 meter dari tapak proyek.
4. Dari hasil konsultasi publik, tidak terdapat
kekhawatiran terhadap dampak timbulan sampah
domestic dari kegiatan relokasi pedagang eksisting
C. TAHAP OPERASI -

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
C.1 PENATAAN PEDAGANG EKSISTING
1. Penataan Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH - -
pedagang konsultasi publik yang Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik,
eksisting telah dilakukan Sikap sebagai berikut:
terdapat intensitas Masyarakat
1. Jumlah pedagang yang direlokasi sebanyak 1988
persentase saran, Negatif
orang
masukan, dan
tanggapan 2. Terdapat pengaruh terhadap persepsi dan sikap
masyarakat sebanyak masyarakat salah satu faktor yang memegang
6% mengenai peranan penting untuk masyarakat dari adanya
penataan pedagang rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
eksisting, dan ketika dimana hasil konsultasi publik yang telah dilakukan
wawancara langsung
menunjukan intensitas persentase terkait
terdapat intensitas
pedagang terhadap saran,masukan dan tanggapan masyarakat sebanyak
kegiatan pentaan 6% mengenai pekerjaan penataan pedagang
pedagang eksisitng eksisting, ketika wawancara langsung terdapat
diasumsikan 10% intensitas pedagang terhadap kegiatan pentaan
pedagang eksisitng diasumsikan 10%
3. Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan jastifikasi bahwa sekitar lokasi kegiatan
terdapat kegiatan pertokoan, Kawasan
perdagangan dan pemukiman.
4. Terdapat intensitas perhatian masyarakat terkait
saran, masukan, dan tanggapan masyarakat
mengenai penataan pedagang eksisting.

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif termasuk dalam
KRITERIA 1 yaituDampak Penting Hipotetik (DPH)

C.2 PENERIMAAN TENAGA KERJA OPERASIONAL


1. Penerimaan Kondisitingkat Terbukanya DPH Batas proyek: Batas waktu
tenaga kerja Pengangguran kesempatan Lokasi tapak proyek seluas kajian selama
operasional Terbuka mengalami kerja 11.261 m2 periode 4 bulan
peningkatan pada dalam kegiatan
tahun 2022 (4,78%) Batas sosial: penerimaan
dengan Jumlah Kalurahan Sidoluhur tenaga kerja
Penduduk yang Belum Kalurahan Sidoagung operasional
Bekerja mencapai berlangsung
33.395 jiwa dari tahun Batas Administrasi:
sebelumnnya yaitu Kalurahan Sidoluhur
tahun 2021 (5,17%) dan Kalurahan Sidoagung
tahun 2020 (3,69%)

Sumber:
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sleman
Tahun 2023,Data
tersajikan pada BAB III

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
2. Penerimaan Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas waktu kajian selama Batas waktu
tenaga kerja konsultasi publik yang Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik, periode 4 bulan dalam kajian selama
operasional telah dilakukan Sikap sebagai berikut: kegiatan penerimaan tenaga periode 6 bulan
terdapat intensitas Masyarakat kerja operasional berlangsung dalam kegiatan
1. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 37 orang
persentase saran, Positif penerimaan
masukan, dan 2. Terdapat pengaruh terhadap persepsi dan sikap tenaga kerja
Tanggapan masyarakat salah satu faktor yang memegang operasional
masyarakat sebanyak peranan penting untuk masyarakat dari adanya berlangsung
2% mengenai rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
penerimaan tenaga konstruksi dimana hasil konsultasi publik yang telah
kerja operasional dilakukan menunjukan intensitas persentase terkait
saran, masukan dan tanggapan masyarakat
sebanyak 2% mengenai pekerjaan penerimaan
tenaga kerja operasional.
3. Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dalam hal kegiatan pemukiman, pertokoan dan
perdagangan.
4. Terdapat intensitas masyrakat terkait saran, masukan,
dan tanggapan masyarakat agar tenaga kerja
operasional dari masyarakat sekitar tapak proyek

Berdasarkanjustifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif termasuk dalam
KRITERIA 1 yaitu dampak penting hipotetik (DPH)

C-3 OPERASIONAL FASILITAS UTAMA PASAR GODEAN


1. Operasional - Menyediakan Bioseptic Tank Kondisi kualitas air di Penurunan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan D-KP Batas Tapak proyek: Batas waktu
fasilitas utama ukuran 10 m3 @ 2 unit hulu dan hilir sungai kualitas air evaluas idampak menjadi dampak penting hipotetik atau Badan dan sempadan sungai kajian selama
pasar godean - Menyediakan Sewage Berjo termasuk sungai, tidak, sebagai berikut: Berjo periode 2 tahun
parameter
Treatment Plan (STP Biotank) kategori tercemar (1) Pada tahap operasional fasilitas utama pasar godean dalam tahap
BOD
ukuran 20 m3@ 1 unit dan 10 sangat ringandengan kebutuhan air bersih sebanyak 36,48 m3/hari. Estimasi air Batas ekologis: kegiatan
m3@ 1 unit parameter kunci limbah yang dihasilkan sebanyak 28,46 m3/hari Garis sempadan sungai 15 operasional
- Pengelolaan air limbah parameter TSS, minyak bersumber dari konsumen 680 orang, pedagang meter dari badan sungai fasilitas utama
domestic dilakukan melalui lemak, amoniak dan 1988 orang, pengelola 37 orang, RTH, hygiene sanitasi pasar godean
Sistem pengolahan air limbah COD memenuhi baku pasar dan mushalla yang akan dibuang ke sungai Batas administrasi terletak berlangsung
domestic terpusat (SPALD-T) mutu sedangkan berjo. Sehingga operasional fasilitas utama pasar pada Kalurahan Sidoagung
dengan Ketentuan teknis Paramater BOD telah godean akan berdampak secara signifikan terhadap dan Sidoluhur
mengacu pada Peraturan melebihi bakumutu penurunan kualitas air sungai (√)
Daerah Kabupaten Sleman (2) Terdapat pengaruh terhadap rona lingkungan hidup
Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Sumber: awal dimana Kondisi kualitas air sungai Berjo termasuk
Pengelolaan Air Limbah Data Primer (2022), kategori tercemar sangat ringan dengan parameter
Domestik Berkas Pengujian kunci parameter TSS, minyak lemak, amoniak dan COD
terlampir pada memenuhi baku mutu sedangkan Paramater BOD telah
Lampiran. Data melebihi baku mutu (√)
tersajikan pada BAB III, (3) Tidak terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
Sub-Bab 3.1.1.4 dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak proyek
berupa area Kawasan permukiman penduduk, (x)
(4) Terdapat perhatian masyarakat terhadap
pembuangan air limbah dari pasar godean yang
dsampaikan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan Operasional
fasilitas utama pasar godean(√)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial penurunan
kualitas air sungai termasuk dalam KRITERIA 1,2 dan 3 yaitu
dampak penting hipotetik (DPH)

2. Operasional Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakanuntuk memastikan DTPH
fasilitas utama kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik
pasar godean dibawah bakumutu atau tidak, sebagai berikut:
lingkungan berkisar 1. Besaran kegiatan mobilitas kendaraan 88 truk/hari
62,57,58,54 db (A) termasuk sumber dampak yang cukup signifikan, dan
belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang telah
Sumber: dipersiapkan atau direncanakan melalui rencana
Data Primer (2022), pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian dari
Berkas Pengujian rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
terlampir pada menanggulangi dampak(x)
Lampiran 8.2, Data 2. Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain
kebisingan tersajikan khususnya kegiatan di lingkungan permukiman,
pada BAB III, Sub-Bab apabila ditinjau berdasarkan tingkat kebisingan
3.1.1.2 berkisar62,57,58,54 db, kondisi ini masih berada
dibawah bakumutu lingkungan dengan acuan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
Kep-48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan(x)
3. Tidak terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak
proyek berupa pengaruh peningkatan kebisingan di
lingkungan permukiman(x)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
peralatan dan material (x)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan
kebisingan termasuk dalam KRITERIA tidak dampak penting
hipotetik (DTPH)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
3. Operasional - Jumlah penduduk Timbulan 1. Pada tahap operasional fasilitas utama pasar godean DPH Kalurahan Sidoagung dan Operasionalfasilita
fasilitas utama Kapanewon Godean sampah di estimasikan jumlah kunjungan konsumen mencapai Kalurahan Sidoluhur, sutama pasar
pasar godean tahun 2021 sebanyak domestik 680 kunjungan/hari, jumlah tenaga kerja operasi 37 Kapanewon Godean, godean
Kabupaten Sleman
70.258 orang. orang dan jumlah pedagang 1988 orang.Volume
- Volume timbulan limbah padat/sampah domestic mengacu SNI 3242:
sampah di 2008, maka diperkirakan limbah padat/sampah
kapanewon godean domestic yang akan dihasilkan sekitar 3,49 m 3/hari.
tahun 2021 sebesar Sehingga pada kegiatan Operasional fasilitas utama
45.668 kg/hari. pasar godean akan meningkatkan dampak timbulan
sampah domestic secara signifikan.
2. Berdasarkan data laporan IKPLHD Tahun 2021, Volume
Sumber : IKPLHD timbulan sampah yang dihasilkan di kapanewon
Kab. Sleman 2021 godean tahun 2021 sebesar 45.668 kg/hari.
3. Timbulan sampah domestic yang diakibatkan
operasional fasilitas utama pasar godean tidakakan
berpengaruh secara signifikan terhadap pemukiman
masyarakat sekitar yang berjarak10 meter dari lokasi.
4. Dari hasil pelibatan masyarakat terdapat kekhawatiran
masyarakat terhadap dampak timbulan sampah
domestic dari kegiatan operasional fasilitas utama pasar
godean.

4. Operasional Kondisi tingkat Peningkatan DPH Batas proyek: Batas waktu


fasilitas utama Pengangguran Pendapatan Lokasi tapak proyek seluas kajian selama
pasar godean Terbuka mengalami 11.261 m2 periode 30 bulan
peningkatan pada dalam kegiatan
tahun 2022 (4,78%) Batas sosial: penerimaan
dengan Jumlah Kalurahan Sidoluhur tenaga kerja
Penduduk yang Belum Kalurahan Sidoagung konstruksi
Bekerja mencapai berlangsung
33.395 jiwa dari tahun Batas Administrasi:
sebelumnnya yaitu Kalurahan Sidoluhur
tahun 2021 (5,17%) dan Kalurahan Sidoagung
tahun 2020 (3,69%)

Sumber:
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sleman
Tahun 2023, Data
tersajikan pada BAB III

5. Operasional Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas sosial:
fasilitas utama Konsultasi publik yang Persepsi evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik, Kalurahan Sidoluhur
pasar godean telah dilakukan Masyarakat sebagai berikut Kalurahan Sidoagung
terdapat intensitas Positif
persentase saran, 1. Jumlah pedagang 1988 orang dengan luas
masukan, dan bangunan pasar 14.763,20 m2
tanggapan 2. Terdapat pengaruh terhadap persepsi dan sikap
masyarakat sebanyak masyarakat salah satu faktor yang memegang
10% mengenai peranan penting untuk masyarakat dari adanya
operasional fasilitas

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
pendukung pasar rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
godean Untuk dimana hasil konsultasi publik yang telah dilakukan
mengembalikan menunjukan intensitas persentase terkait saran,
tingkat pendapatan masukan dan tanggapan masyarakat sebanyak 10%
mengenai operasional fasilitas pendukung Pasar
Godean.
3. Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha dan/atau
kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek dalam hal
ini peningkatan pendapatan masyarakat
4. Terdapat intensitas masyarakat terkait saran,
masukan, dan tanggapan masyarakat mengenai
operasional fasilitas pendukung Pasar Godean

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif termasuk dalam
KRITERIA 1 yaitu Dampak Penting Hipotetik (DPH)

6. Operasional Indekskepadatanlalat Vector dan 1. Berdasarkan perhitungan sesuai SNI 3242:2008 timbulan DPH Kalurahan Sidoagung dan Operasionalfasilita
fasilitas utama di Pasar GodeanTahun Binatang sampah domestik yang dihasilkan dari kegiatan Kalurahan Sidoluhur, sutama pasar
pasar godean 2019 sebesar 3 – 25 pembawa operasional fasilitas pendukung Pasar Godean Kapanewon Godean, godean
penyakit Kabupaten Sleman
ekor/block grill dengan total kunjungan 680 orang/hari sekitar 0,88
Sumber :Studi tingkat m3/hari, sehingga tidak berdampak signifikan
kepadatan lalat di terhadap peningkatan vector penyakit dan Binatang
Pasar Godean (Winda pembawa penyakit (indeks kepadatan lalat)
Safitri, 2019) 2. Indeks kepadatan lalat melebihi nilai baku mutu sesuai
Permenkes Nomor 2 tahun 2023
3. Kegiatan di sekitar lokasi yang akan terpengaruh
rencana kegiatan diantaranya adalah pertokoan,
perdagangan dan jasa, dan permukiman penduduk
yang berjarak sekitar 10 meter dari tapak proyek.
4. Dari hasil konsultasi publik, terdapat kekhawatiran
terhadap dampak timbulan sampah domestic dari
kegiatan relokasi pedagang eksisting

7. Operasional Kondisi kepadatan Gangguan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Operasionalfasilita
fasilitas utama ruas jalan di Jalan kelancaran evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik sutama pasar
pasar godean Godean sebagai lalulintas atau tidak, sebagai berikut: godean
berikut: (1) Besaran luas lantai dari Pasar Godean mencapai 14.763
m2 dan berpotensi menimbulkan Bangkitan Tingg
1. Derajat Kejenuhan
sehingga termasuk sumber dampak yang signifikan.
Jalan Godean pada
(2) Terdapat pengaruh dengan pendekatan kondisi
satu periode waktu
eksisting lalu lintas dimana secara umum kondisi
adalah 0,599 skr/jam,
Volume kendaraan dalam dua arah sebesar 1602
tingkat pelayanan
skr/jam pada jam 12.00 – 13.00 dan 1372,1 skr/jam
Ruas Jalan tingkat
(Data Hasil Survei, 2018)
pelayanan C dengan
(3) Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha dan/atau
kondisi arus stabil .
kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek dengan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
2. Volume justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak proyek berupa
kendaraandalam dua area Kawasan pertokoan, perdagangan, dan
arahsebesar 1602 permukiman penduduk,
skr/jam pada jam 12.00 (4) Terdapat perhatiaan masyarakat terhadap gangguan
– 13.00 dan 1372,1 kelancaran lalu lintas dalam saran, masukan, dan
skr/jam tanggapan masyarakat dari hasil konsultasi publik yang
telah dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
3. Nilai kapasitas
peralatan dan material
(C) sebesar
2.670,03 skr/jam.
Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat
4.Derajat kejenuhan
disimpulkan bahwa jenis dampak potensial gangguan
jam 12.00 –
Kelancaran Lalu Lintas termasuk dalam KRITERIA 1 yaitu
13.00 sebesar 0,599
dampak penting hipotetik (DPH)
Sumber:
Data hasilSurvei (2018)
C.4 Operasional fasilitas pendukung pasar godean
1. Operasional Kondisikualitas air di Penurunankuali Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas Tapak proyek: Batas waktu
fasilitas hulu dan tas air sungai, evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik Badan dan sempadan sungai kajian selama
pendukung hilirsungaiBerjotermasu parameter ataut idak, sebagai berikut: Berjo periode 2 tahun
pasar godean BOD
kkategoritercemar (1) Operasional fasilitas pendukung pasar godean yaitu dalam tahap
sangat ringandengan RTH, IPAL dan food court. Sehingga operasional fasilitas Batas ekologis: kegiatan
parameter kunci pendukung pasar godean cukup berdampak secara Garis sempadan sungai 15 operasional
parameter TSS, minyak signifikan terhadap penurunan kualitas air sungai. (x) meter dari badan sungai fasilitas utama
lemak, amoniakdan (2) Terdapat pengaruh terhadap rona lingkungan hidup pasar godean
CODmemenuhibakum awal dimana Kondisi kualitas air sungai Berjo termasuk Batas administrasi terletak berlangsung
utusedangkanParama kategori tercemar sangat ringan dengan parameter pada Kalurahan Sidoagung
ter kunci parameter TSS, minyak lemak, amoniakdan COD dan Sidoluhur
BODtelahmelebihibak memenuhi bakumutu sedangkan Paramater BOD telah
umutu melebihi bakumutu, namun tetapakan dikelola dan
dipantau (√)
Sumber: (3) Tidak terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
Data Primer (2022), dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
BerkasPengujianterlam dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak proyek
pir pada Lampiran. berupa area Kawasan permukiman penduduk, (x)
Data tersajikan pada (4) Tidak terdapat perhatian masyarakat terhadap
BAB III, Sub-Bab 3.1.1.4 pembuangan air limbah dari pasar godean yang
dIsampaikan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan Operasional
fasilitas utama pasar godean(x)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan
kebisingan termasuk dalam KRITERIA 2 yaitu dampak
penting hipotetik (DPH)

2. Operasional Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakanuntuk memastikan DTPH
fasilitas kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
dibawah bakumutu tidak, sebagai berikut:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
pendukung lingkungan berkisar 1. Kegiatan Pembongkaran bangunan tidakakan
pasar godean 62,57,58,54 db (A) menimbulkan dampak yang cukup signifikan, dan
belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang telah
Sumber: dipersiapkan atau direncanakan melalui rencana
Data Primer (2022), pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian dari
Berkas Pengujian rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
terlampir pada menanggulangi dampak(x)
Lampiran 8.2, Data 2. Tidak Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain
kebisingan tersajikan khususnya kegiatan di lingkungan permukiman, apabila
pada BAB III, Sub-Bab ditinjau berdasarkan tingkat kebisingan berkisar
3.1.1.2 62,57,58,54 db (A), kondisi ini masih berada
dibawah bakumutu lingkungan dengan acuan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
Kep- 48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan (x)
3. Tidak terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak proyek
berupa pengaruh peningkatan kebisingan di
lingkungan permukiman(x)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
peralatan dan material (x)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan
kebisingan tidak dampak pentinghi potetik (DTPH)
3. Operasional Rencana pengelolaan yang telah Timbulan D-KP
fasilitas dipersiapkan untuk timbulan Limbah B3
pendukung Limbah B3 dari PersetujuanRincian
pasar godean Teknis Pengelolaan Bidang LB3,
meliputi pelaksanaan kegiatan di
lokasi tapak kegiatan, diuraikan
sebagai berikut:
(1) Penyediaan sarana dan
prasarana TPS LB3 sesuai
dengan ketentuan standard
teknis
(2)Mengumpulkan Limbah B3
sesuai dengan nama dan
karakteristik Limbah B3
(3) Menyimpan Limbah B3 yang
dikumpulkan ke dalam tempat
Penyimpanan Limbah B3;
(4)Melakukan pengemasan dan
pelekata simbil Limbah B3
sesuai dengan karakteristik

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-
Limbah B3;

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
(5)Menyediakan tenaga kerja
yang memiliki sertifikat
kompetensi di bidang
Pengelolaan Limbah B3
(6)Melakukan kerjasama
pengelolaan LB3 dengan pihak
ketiga (pengangkut dan
pemusnah) yang terdaftar dari
KLHK
Layout site plan lokasi TPS LB3
dan informasi detail ruang TPS
LB3, seperti disajikan pada
gambar terlampir. Simbol
Limbah B3 masing-masing jenis
limbah B3 terlampir.

4. Operasionalfasilit - Menyediakan 100 unit tempat - Jumlah penduduk Timbulan 1. Pada tahap operasional fasilitas pendukung akan D-KP Kalurahan Sidoagung dan Operasionalfasilita
aspendukung sampah ukuran 5 – 15 liter Kapanewon sampah menyediakan tempat sampah sementara seluas 42 Kalurahan Sidoluhur, spendukung
pasar godean - Menyediakan alat angkut Godeantahun 2021 domestik m2. Kegiatan ini akan berdampak cukup signifikan Kapanewon Godean, pasar godean
Kabupaten Sleman
sampah sebanyak 12 unit sebanyak 70.258 terhadap dampak timbulan sampah domestic
- Menyediakan tempat orang. 2. Volume limbah padat/sampah domestic rata-rata 2
penyimpanan sampah - Volume timbulan lt/jiwa/hari (SNI 19-3964-1994), makadari 680 kunjungan
sementara sampah di diperkirakan akan menghasilkan sekitar 1.360 lt/hari
Mempunyai SOP kebersihan dan kapanewon godean limbah padat (sampah). Pada kegiatan Operasional
penanganan sampah dan SOP tahun 2021 sebesar fasilitas pendukung pasar godean tidak akan
pemeliharaan sarana pasar 45.668 kg/hari. meningkatkan dampak timbulan sampah domestic
mengacu pada Peraturan Daerah secarasi gnifikan.
Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun
3. Timbulan sampah domestic yang diakibatkan
2020 Tentang Pengelolaan Pasar
Sumber : IKPLHD operasional fasilitas utama pasar godean tidakakan
Kab. Sleman 2021 berpengaruh secara signifikan terhadap pemukiman
masyarakat sekitar yang berjarak10 meter dari lokasi.
4. Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat
kekhawatiran masyarakat terhadap dampak timbulan
sampah domestic dari kegiatan operasional fasilitas
pendukung pasar godean.

5. Operasional Kondisi vegetasi di Bertambahny Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas Tapak Proyek: Selamakegiatan
fasilitas tapak proyek Pasar a populasi evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik, Luas lahan 11.261 m2, luas operasionalfasilit
pendukung Godean tanaman sebagai berikut: bangunan 14.763,20 m2, aspendukung
pasar godean teridentifikasi 1. Besaran kegiatan saat operasional dengan luas ruang terbuka hijau Pasar
sebanyak 6 jenis adanya lokasi ruang terbuka hijau public seluas 2.280 m2 Godeanberlang
vegetasi dengan 2.280 m2 termasuk sumber dampak positif sung
proporsi terbanyak yang signifikan terhadap keberadaan vegetasi, Batas Ekologis
(40,54%) untuk dan belum terdapat pengelolaan lingkungan Revitalisasi Pasar Godean
Muntingia calabura yang telah dipersiapkan atau direncanakan di lahan seluas 11.261 m2
(kersen)dengan melalui rencana pengelolaan lingkungan yang
total jumlah menjadi bagian dari rencana usaha dan/atau
vegetasise banyak kegiatan untuk menanggulangi dampak
37 individu.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
Sumber: 2. Terdapat pengaruh terhadap vegetasi dengan
Data Primer, Hasil tersedianya Ruang Terbuka Hijau di luar
inventarisasi bangunan pasar seluas 2.280 m2 sehingga
Vegetasi (202) bertambahnya jumlah populasi tanaman
dengan jenis vegetasi palm hijau, ketapang dan
bunga kecrutan

3. Tidak Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha


dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak
proyek dengan justifikasi bahwas ekitar di daerah
tapak proyek berupa area Kawasan
permukiman penduduk

4. Terdapat perhatiaan masyarakat terhadap


komponen biologi sub komponen keberadan
vegetasi dalam saran, masukan, dan
tanggapan masyarakat dari hasil konsultasi
publik yang telah dilakukan terhadap rencana
kegiatan
6 Operasionalfasi Indeks diversitas Biota air Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas Tapak Proyek: Selamakegiatan
litaspendukung plankton Kali Berjo evaluasi dampak menjadi dampak penting Luas lahan 11.261 m2, luas operasionalfasilit
pasar godean di bagian hulu (2,30) hipotetik, sebagai berikut: bangunan 14.763,20 m2, aspendukung
lebih baik dibanding Pasar
sekitar rencana 1. Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Batas Ekologis Godeanberlang
saluran outlet (1,58). Pasar Godean ini akan dilakukan di lahan seluas Sepanjang Sungai Kali sung
Pada bagian hilir 11.261 m2 dengan luas bangunan 14.763,20 m2 Berjo
mengalami kenaikan
lagi (2,35). Kondisi ini
2. Potensi limbah cair yang dibuang ke perairan
menunjukkan
Sungai Berjo yang berdampak terhadap biota
adanya self-purifikasi
air (diversitas plankton) Sungai Kali Progo
(pemulihan) dari
badan air tersebut
3. Tidak terdapat perhatian masyarakat terhadap
Sumber: komponen biologi sub komponen keberadan
Data Primer, Hasil vegetasi dalam saran, masukan, dan
inventarisasiVegetasi tanggapan masyarakat dari hasil konsultasi
(202) publik yang telah dilakukan terhadap rencana
kegiatan

4. Tidak terdapat perhatian masyarakat terhadap


komponen biologi sub komponen keberadan
biota air dalam saran, masukan, dan
tanggapan masyarakat dari hasil konsultasi
publik yang telah dilakukan terhadap rencana
kegiatan
7 Operasional Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH
fasilitas konsultasi publik yang Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik,
telah dilakukan Sikap sebagai berikut:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
pendukung terdapat intensitas Masyarakat 1. Luas fasilitas pendukung
pasar godean persentase saran, Positif 2. Terdapat pengaruh terhadap persepsi dan sikap
masukan, dan masyarakat salah satu faktor yang memegang
tanggapan peranan penting untuk masyarakat dari adanya
masyarakat sebanyak rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
10% mengenai dimana hasil konsultasi publik yang telah dilakukan
operasional fasilitas menunjukan intensitas persentase terkait saran,
pendukung pasar masukan dan tanggapan masyarakat sebanyak 10%
godean mengenai operasional fasilitas pendukung Pasar
Godean.
3. Diasumsikan tidak Terdapat pengaruh terhadap
kondisi usaha dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi
tapak proyek dalam hal ini peningkatan
pendapatan masyarakat
4. Terdapat intensitas masyarakat terkait saran,
masukan, dan tanggapan masyarakat mengenai
operasional fasilitas pendukung Pasar Godean

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif termasuk dalam
KRITERIA 1 yaitu DTPH

8 Operasional - Menyediakan 100 unit tempat Indekske padatan Vector dan 1. Berdasarkan perhitungansesuai SNI 3242:2008 timbulan D-KP Kalurahan Sidoagung Operasionalfasilita
fasilitas sampah ukuran 5 – 15 liter lalat di Pasar Godean Binatang sampah domestik yang dihasilkan dari kegiatan dan Kalurahan spendukung
pendukung - Menyediakan alat angkut Tahun 2019 sebesar 3 – pembawa operasional fasilitas pendukung Pasar Godean denga pasar godean
pasar godean 25 ekor/block grill penyakit Sidoluhur, Kapanewon
sampah sebanyak 12 unit ntotal kunjungan 680 orang/hari sekitar 0,88 m3/hari, Godean, Kabupaten
Sumber : Studi tingkat
- Menyediakantempatpenyimpan sehingga tidak berdampak signifikan terhadap
kepadatan lalat di Sleman
ansampahsementara Pasar Godean (Winda peningkatan vekto rpenyakit dan
Safitri, 2019) binatangpembawapenyakit (indekskepadatanlalat)
Mempunyai SOP kebersihan dan 2. Indeks kepadatan lalat melebihi nilai baku mutu
penanganan sampah dan SOP sesuai Permenkes Nomor 2 tahun 2023
pemeliharaan sarana pasar 3. Kegiatan di sekitar lokasi yang akan terpengaruh
mengacu pada Peraturan Daerah
rencana kegiatan diantaranya adalah pertokoan,
Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun
perdagangan dan jasa, dan permukiman penduduk
2020 Tentang Pengelolaan Pasar
yang berjarak sekitar 10 meter dari tapak proyek.
4. Dari hasil konsultasi publik tidak terdapat kekhawatiran
terhadap dampak timbulan sampah domestic dari
kegiatan relokasi pedagang eksisting

9 Operasional Upaya pengelolaan dampak Gangguan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan D-KP
fasilitas lingkungan yang telah kelancaran evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
pendukung dipersiapkan, sebagai berikut: lalulintas tidak, sebagai berikut:
pasar godean
(1) Besaran luas lantai dari Pasar Godean mencapai 14.763
(1) Mempersiapkan lahan parker m2 dan berpotensi menimbulkan Bangkitan Tingg
yang mencukupi
sehingga termasuk sumber dampak yang signifikan.
(2) Melakukan (2) Terdapat pengaruh dengan pendekatan kondisi
pengaturan llokasi
eksisting lalulintas dimana secara umum kondisi Volume
parker menurut
jenisnya kendaraan dalam dua arah sebesar 1602 skr/jam pada

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
(3) Menyediakan area parkir jam 12.00 – 13.00 dan 1372,1 skr/jam (Data Hasil Survei,
untuk kegiatan bongkar 2018)
muatn arang (3) Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha dan/atau
kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek dengan
Daftar matrik rencana justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak proyek berupa
pengelolaan dan pemantauan area Kawasan pertokoan, perdagangan, dan
yang telah dipersiapkan permukiman penduduk,
terlampir pada
(4) Terdapat perhatiaan masyarakat terhadap gangguan
kelancaran lalulintas dalam saran, masukan, dan
tanggapan masyarakat dari hasil konsultasi publik yang
telah dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
peralatan dan material

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial gangguan
Kelancaran Lalu Lintas termasuk dalam KRITERIA 1 yaitu
dampak penting hipotetik(DPH)

D TAHAP PASCAOPERASI

D-1 PEMBONGKARAN BANGUNAN


1. Pembongkaran Rencana pengelolaan lingkungan Kondisi kualitas Penurunan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan D-KP - -
Bangunan yang menjadi bagian rencana udaramasih berada kualitas udara evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
usaha dan/atau kegiatan dibawah baku (Peningkatan tidak, sebagai berikut:
meliputi: mutu dengan Kadar PM10)
parameter Nitrogen 1. Pembongkaran bangunan dengan luas bangunan
(1) Melakukan pembongkaran
Dioksida (NO2) 14.763,20 m2 terdiri dari 3 lantai bangunanmenghasilkan
bangunan menggunakan
27,45 µg/m3 ; volume material bangunan mencapai lebih dari 264 m 3,
metode non peledak
SulfurDioksida dibutuhkan pengangkutan sebanyak lebih dari 88 ritase
(2) Melaksanakanpembongkara
(SO2)25,34 µg/m3; (Dump truck, kapasitas 3 m3) Pembongkaran dan
nbangunantahap 1
Karbon Monoksida pengangkutan dilakukan secara bertahap sehingga
menggunakanpendekatante
(CO)1.162 µg/m3; walaupun meningkatkan kadar PM10 dalam udara
knis top-down by machine
partikel debu (TSP) ambien namun tidak signifikan. (X)
denganmetode high reach
72,94 µg/m3 dan PM10 2. Hasil pengukuran Kualitas Udara Ambien di Tapak
arm
26,75 µg/m3 Proyek, diketahui kadar PM10 dengan waktu
(3) Melaksanakan
(Data Primer, 2023) pengukuran 24 jam yaitu 26,75 µg/m 3, ini berarti masih
pembongkaran bangunan
dibawah baku mutu berdasarkan PP 22/2021 Lampiran
tahap 2 menggunakan
VII yaitu 75 µg/m3. (X)
pendekatan teknis top-down
3. Kegiatan pembongkaran bangunan yang berdampak
manual dengan metode
tidak signifikan terhadap peningkatan kadar PM 10 akan
konvensional
(4) Menghindari memberi dampak tidak signifikan pula kepada kegiatan
penggunaanalat berat dan/atau usaha di sekitar lokasi yaitu Pertokoan,
secara simultan Kawasan Perdagangan dan Jasa (K1) dan Permukiman
(5) Membuatpagarsementarase Padukuhan Godean, Kalurahan Sidoagung serta
bagai barrier buatan Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa (K1) dan
Permukiman Padukuhan Ngabangan V, Kalurahan
Sidoluhur. (X)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
Melakukan penyiraman pada 4. Dari hasil konsultasi publik tidak diperoleh harapan, dan
pada area pembongkaran kekhawatiran persetujuan atau penolakan dari
terutama bila musim kemarau dan masyarakat pada tahapan kegiatan mobilisasi
kecepatan angin relatif tinggi. peralatan dan material. (X)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan kadar
PM10 termasuk dalam KRITERIA 3 yaitu dampa kyang telah
dipersiapkan pengelolaannya menjadi bagian rencana
usaha dan/atau kegiatan

2. Pembongkaran Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH
Bangunan kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
dibawah bakumutu tidak, sebagai berikut:
lingkungan berkisar 1. Besaran kegiatan mobilisasi bongkaran 88 truk/hari
62,57,58,54 db (A) termasuk sumber dampak yang cukup signifikan,
dan belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang
Sumber: telah dipersiapkan atau direncanakan melalui
Data Primer (2022), rencana pengelolaan lingkungan yang menjadi
Berkas bagian dari rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
Pengujianterlampir menanggulangi dampak(x)
pada Lampiran 8.2, 2. Tidak Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain
Data kebisingan khususnya kegiatan di lingkungan permukiman, apabila
tersajikan pada BAB III, ditinjau berdasarkan tingkat kebisingan berkisar
Sub-Bab 3.1.1.2 62,57,58,54 db (A), kondisi ini masih berada
dibawah bakumutu lingkungan dengan acuan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNomor
Kep- 48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan( x)
3. Tidak Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitardi daerah tapak proyek
berupa pengaruh peningkatan kebisingan di
lingkungan permukiman(x)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana
kegiatanmobilisasiperalatan dan material (x)

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa dampak potensial peningkatan
kebisingan tidakdampakpentinghipotetik (DTPH)
3. Pembongkaran Berkurangnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH
Bangunan vegetasi evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik,
sebagai berikut:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
1. Pembongkaran bangunan Pasar Godean ini akan
dilakukan di lahan seluas 11.261 m2dengan luas
bangunan 14.763,20 m2
2. Kegiatan pembongkaran bangunan Pasar Godean
seluas 14.763,20 m2 di lahan seluas 11.261 m 2 di mana
Ruang Terbuka Hijau yang ada tetap dipertahankan
3. Tidak Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak proyek
berupa area Kawasan permukiman penduduk
4. Tidak terdapat perhatian masyarakat terhadap
komponen biologi sub komponen keberadan vegetasi
dalam saran, masukan, dan tanggapan masyarakat
dari hasil konsultasi publik yang telah dilakukan
terhadap rencana kegiatan

4. Pembongkaran Berdasarkanhasilkonsul Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
Bangunan tasipublik yang Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik,
telahdilakukanterdapa Sikap sebagai berikut:
tintensitaspersentase Masyarakat
saran, masukan, dan Negatif 1. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 37 orang
tanggapanmasyaraka 2. Terdapat pengaruh terhadap persepsi dan sikap
tsabanyak 2% masyarakat salah satu faktor yang memegang
sebanyakterkaitpembo peranan penting untuk masyarakat dari adanya
ngkaranbangunan rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
dimana hasil konsultasi publik yang telah dilakukan
menunjukan intensitas persentase terkait saran,
masukan dan tanggapan masyarakat sebanyak
mengenai kegiatan pembongkaran bangunan.
3. Diasumsikan tidak Terdapat pengaruh terhadap
kondisi usaha dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi
tapak proyek dalam hal ini peningkatan
pendapatan masyarakat
4. Terdapat intensitas masyarakat terkait saran,
masukan, dan tanggapan masyarakat mengenai
kegiatan pembongkaran bangunan

Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa jenis dampak potensial munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif termasuk dalam
KRITERIA 1 yaitu dampak tidak penting hipotetik (DTPH)

5. Pembongkaran Rencana pengelolaan lingkungan Prevalensi Penyakit Peningkatan 1. Bangunan yang dibongkar terdiri dari 3 lantai dengan D-KP - -
Bangunan yang menjadi bagian rencana ISPA pada tahun 2023 prevalensi luas total bangunan sebesar 14763,20 m2. Pada
usaha dan/atau kegiatan berdasarkan data penyakit ISPA tahap ini telah disiapkan rencana pengelolaan
meliputi: dari UPTD Puskesmas sehingga tidak berdampak signifikan terhadap
Godean I sebesar penurunan kualitas udara
(1) Melakukan pembongkaran
16,48%. 2. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas
bangunan menggunakan
Godean 1 sebesar 16,48% dengan kondisi parameter
metode non peledak
Sumber: UPTD PM10 di sekitar lokasi kegiatan Revitalisasi Pasar Godean
(2) Melaksanakan
PuskesmasGodean I, masih memenuhi baku mutu sesuai Permenkes Nomor 2
pembongkaran bangunan
2023 Tahun 2023
tahap 1 menggunakan
3. Pekerjaan pembongkaran bangunan berdampak
pendekatan teknis top-down
secara signifikan terhadap penurunan kualitas udara di
daerah pertokoan, perdagangan dan jasa, serta

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
by machine dengan metode permukiman di sekitar lokasi kegiatan penyiapan lahan
high reach arm sehingga dapat meningkatkan prevalensi penyakit ISPA
(3) Melaksanakan secaras ignifikan
pembongkaran bangunan 4. Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat
tahap 2 menggunakan kekhawatiran terhadap dampak penurunan kualitas
pendekatan teknis top-down udara akibat pekerjaan pembongkaran bangunan
manual dengan metode
konvensional
(4) Menghindari penggunaan
alat berat secara simultan
Membuat pagar sementara
sebagai barrier buatan

D.2 Mobilsasi pembongkaran

1. Kondisi kualitas udara Penurunan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
masih berada kualitas udara evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
dibawah bakumutu (Peningkatan tidak, sebagai berikut:
dengan parameter Kadar PM10)
Nitrogen Dioksida
(NO2) 27,45 µg/m3 1. Pembongkaran bangunan dengan luas bangunan
;SulfurDioksida 14.763,20 m2 terdiri dari 3 lantai bangunanmenghasilkan
(SO2)25,34 µg/m3; volume material bangunan mencapai lebih dari 264 m 3,
Karbon Monoksida dibutuhkan pengangkutan sebanyak lebih dari 88 ritase
(CO)1.162 µg/m3; (Dump truck, kapasitas 3 m3) Pembongkaran dan
partikeldebu (TSP) pengangkutan dilakukan secara bertahap sehingga
72,94 µg/m3 dan PM10 walaupun meningkatkan kadar PM10 dalam udara
26,75 µg/m3
ambien namun tidak signifikan. (X)
(Data Primer, 2023)
2. Hasil pengukuran Kualitas Udara Ambien di Tapak
Proyek, diketahui kadar PM10 dengan waktu
pengukuran 24 jam yaitu 26,75 µg/m3, ini berarti masih
dibawah baku mutu berdasarkan PP 22/2021 Lampiran
VII yaitu 75 µg/m3. (X)
3. Kegiatan mobilisasi bongkaran bangunan yang
berdampak tidak signifikan terhadap peningkatan
kadar PM10 akan memberi dampak tidak signifikan pula
kepada kegiatan dan/atau usaha di sekitar lokasi yaitu
Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa (K1) dan
Permukiman Padukuhan Godean, Kalurahan
Sidoagung serta Pertokoan, Kawasan Perdagangan
dan Jasa (K1) dan Permukiman Padukuhan Ngabangan
V, Kalurahan Sidoluhur. (X)
4. Dari hasil konsultasi publik tidak diperoleh harapan, dan
kekhawatiran persetujuan atau penolakan dari
masyarakat pada tahapan kegiatan mobilisasi
peralatan dan material. (X)
Berdasarkan justifikasi uraian krite
ia tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dampak
potensial peningkatan kadar PM10 termasuk dalam
KRITERIA 2 yaitu dampak tidak penting hipotetik (DTPH)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-

RENCANA USAHA PELINGKUPAN


DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
3. PrevalensiPenyakit ISPA Peningkatanpr 1. Kegiatan mobilisasi bongkaran tidak berdampak DTPH - -
pada tahun 2023 evalensipenya signifikan terhadap penurunan kualitas udara.
berdasarkan data dari kit ISPA 2. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah kerja UPTD
UPTD PuskesmasGodean 1 sebesar 16,48% dengankondisi
PuskesmasGodean I parameter PM10 di sekitar lokasi kegiatan
sebesar 16,48%. Revitalisasi Pasar Godean masih memenuhi
bakumutu sesuai PermenkesNomor 2 Tahun 2023
Sumber: UPTD 3. Kegiatan mobilisasi bongkaran tidak berdampak
PuskesmasGodean I, secara signifikan terhadap penurunan kualitas udara di
2023 daerah pemukiman sekitar kegiatan sehingga tidak
menyebabkan peningkatan pervalensi penyakit ISPA
secara signifikan
4. Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat
kekhawatiran terhadap dampak penurunan kualitas
udara akibat pekerjaan mobilisasi bongkaran

4. Kondisi kepadatan Gangguan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
ruas jalan di Jalan kelancaran evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
Godeansebagai lalulintas tidak, sebagai berikut:
berikut:
(1) Kegiatan Mobilitas pengangkutan bongkaran
1. Derajat Kejenuhan dilakukan secara bertahap dan terpilih sehingga tidak
Jalan Godean pada termasuk sumber dampak yang tidak signifikan.
satu periode waktu (2) Tidak terdapat pengaruh dengan pendekatan
adalah 0,599 skr/jam, kondisi eksisting lalulintas dimana secara umum
tingkat pelayanan kondisi kepadatan ruas jalan di perkotaan
Ruas Jalan tingkat Yogyakarta pada waktu periode Pagi (07.00 –
pelayanan C dengan 08.00 WIB) volume kendaraan 831 smp/jam, Siang
kondisi arus stabil . (15.45 WIB – 16.45 WIB) volume kendaraan 1116
2.Volume kendaraan smp/jam Sore (16.00 WIB –
dalam dua 17.00 WIB) volume kendaraan 913 smp/jam (Data Hasil
arahsebesar 1602 Survei, 2021)
skr/jam pada jam 12.00 (3) Tidak ada pengaruh terhadap kondisi usaha
– 13.00 dan 1372,1 dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak
skr/jam proyek dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah
tapak proyek berupa area Kawasan pertokoan,
3. Nilai kapasitas (C)
perdagangan, dan permukiman penduduk,
sebesar 2.670,03
(4) Tidak ada perhatiaan masyarakat terhadap
skr/jam. 4.Derajat
gangguan kelancaran lalulintas dalam saran,
kejenuhan jam 12.00 –
masukan, dan tanggapan masyarakat dari hasil
13.00 sebesar 0,599
konsultasi publik yang telah dilakukan terhadap
Sumber: rencana kegiatan mobilisasi bongkaran

Data hasilSurvei (2018)


Berdasarkan justifikasi uraian kriteria tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa jenis dampak potensial gangguan
Kelancaran Lalu Lintas termasuk dalamKRITERIA 2 yaitu
dampak tidak penting hipotetik (DPH)
Sumber:Berita Acara Pemeriksaan Formulir Kerangka Acuan No. 660.1/470/24/2022

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI KALIYASA

Tabel 5.4. Daftar hasil evaluasi pelingkupan dampak rencana kegiatan terhadap Komponen lingkungan hidup

KOMPONEN KEGIATAN*

PRA-KONSTRUKSI (A) KONSTRUKSI (B) OPERASI (C) PASCA OPERASI (D)


N KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP B.3
O A.1 A.2 B.1 C.4
B.2 PEMBANGUNAN C.1 C.2 C.3
PENERIMAAN PEKERJAAN PEKERJAAN OPERASIONAL D.1 D.2
PEKERJAAN FISIK FASILITAS PENTAAN PENERIMAAN OPERASIONAL
TENAGA RELOKASI MOBILISASI FASILITAS PEMBONGKARAN MOBILISASI
PENYIAPAN UTAMA DAN PEDAGANG TENAGA KERJA FASILITAS UTAMA
KERJA PEDAGANG PERALATAN DAN PENDUKUNG PASAR BANGUNAN BONGKARAN
LAHAN FASILITAS EKSISTING OPERASIONAL PASAR GODEAN
KONTRUKSI EKSISTING MATERIAL GODEAN
PENUNJANG
A.Komponen GEO-FISIK-KIMIA
KualitasUdara X X X X X
1
(DPH) (DPH) (DTPH) (D-KP) (DTPH)
Kualitas AirPermukaan X X X X
2
(D-KP) (D-KP) (D-KP) (DPH)
Kebisingan X X X X X X X
3
(DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)
TimbulanLimbahB3 X X
4
(D-KP) (D-KP)
Timbulan SampahDomestik X X X X
5 (D-KP) (D-KP)
(D-KP) (DPH)
B.KOMPONEN TRANSPORTASI
X X X X
1 Gangguan Kelancaran lalulintas
(DPH) (DPH) (D-KP) (DTPH)
C. KOMPONEN BIOLOGI
X X X
1 Vegetasi
(DTPH) (DPH) (D-KP)
X
2 Biota perairan
(DPH)
D. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
KesempatanKerja X X
1
(DPH) (DPH)
PeluangUsaha X X
2
(DTPH) (DPH)
PendapatanMasyarakat X X
3
(DTPH) (DPH)
PersepsidanSikap Masyarakat X X X X X X X X
4
(DPH) (DTPH) (DPH) (DPH) (DTPH) (D-KP) (DTPH) (DTPH)
E.KOMPONENKESEHATAN MASYARAKAT
X X X X X
1 Gangguan kesehatan masyarakat (ISPA)
(DPH) (DPH) (DTPH) (D-KP) (DTPH)
X X X X
2 VektordanBinatangPembawaPenyakit
(D-KP) (D-KP) (DPH) (D-KP)
Keterangan: DPH (Dampak Penting Hipotetik); DTPH-KP (Dampak yang telah dipersiapkan pengelolaan dan pemantauan); DTPH (Dampak Tidak Penting Hipotetik)

BAB-5HASIL PENETAPAN D P H - B W S - B W K | Hal. 34


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

5.2. Batas Wilayah Studi Dan Batas Waktu Kajian

5.2.1 Batas Wilayah Studi

Dalam penentuan batas wilayah studi dalam dokumen ini bertujuan


untuk menentukan batasan terluar dari hasil tumpang susun (overlay) yang
terdiri dari 4 aspek yaitu batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan
batas administratif setelah proses pertimbangan kendala teknis rencana
kegiatan ini. Deskripsi batas wilayah studi rencana kegiatan ini dilengkapi
dengan peta batas wilayah studi yang menggambarkan batas wilayah proyek,
ekologis, sosial dan administratif dengan memenuhi kaidah kartografi, dalam
hal ini tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Dan
Tata Lingkungan (SE. Nomor. SE.1/PKLTL/PDLUK/PLA.4/2/2019 Tentang
Penyediaan Informasi Geospasial Dalam Proses Izin Lingkungan). Berdasarkan
penjelasan mengenai penetapan lingkup wilayah studi yang dimaksud untuk
membatasi luas wilayah studi Andal sesuai hasil pelingkupan dampak penting
dan dengan memperhatikan keterbatasan sumberdaya, waktu dan tenaga.
Maka batas wilayah studi untuk Rencana Kegiatan Kegiatan Revitalisasi
Pasar Godean, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I Yogyakarta adalah sebagai
berikut:

(a) Batas Proyek


Penentuan batas proyek berdasarkan pendekatan ruang dimana
seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan, termasuk rencana
kegiatan per tahap kegiatan yaitu tahap pra-konstruksi, konstruksi,
dan operasi. Batas tapak proyek ini memproyeksi ruang rencana
kegiatan sebagai sumber dampak terhadap lingkungan hidup
disekitarnya. Batas proyek ditentukan berdasarkan penetapan wilayah
Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean ini di lahan seluas 11.261 m2
di Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur, Kapanewon Godean, DIY,
sehingga batas proyek pada lahan tapak proyek yang berbatasan
langsung dengan lahan tapak proyek.
(b) Batas Ekologis
Penentuan batas ekologis berdasarkan pendekatan ruang persebaran
dampak dari suatu rencana kegiatan khususnya dampak lingkungan hidup
untuk komponen Geo-Fisik-Kimia dimana proses alami yang berlangsung
di dalam ruang di sekitar kegiatan diperkirakan akan mengalami
perubahan yang mendasar atau peningkatan ke arah yang lebih buruk
dari sebelumnya. Pembahasan terkait dalam ruang ini adalah ruang di
sekitar rencana kegiatan yang secara ekologis memberikan dampak

BAB-5HASIL PENETAPAN D P H - B W S - B W K | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI
yang

BAB-5HASIL PENETAPAN D P H - B W S - B W K | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

negatif terhadap komponen lingkungan hidup khususnya komponen Geo-


Fisik-Kimia dan biologi yang telah terlingkup sebagai dampak penting
hipotetik. Berdasarkan pendekatan dampak yang ditimbulkan terhadap
komponen lingkungan hidup hasil pelingkupan dampak maka dapat
ditentukan batas ekologis sebagai berikut:
a) Penurunan kualitas udara dan kebisingan melalui pendekatan peningkatan jumlah
kendaraan dari kegiatan pengangkutan peralatan dan material ke lokasi tapak
proyek, diperkirakan adanya 14 ritase/hari. Akses dilalui melalui jalan arteri, jalan
lokal dan jalan lingkungan di wilayah studi;
b) Penurunan kualitas air sungai melalui pendekatan peningkatan konsentrasi atau
kandungan parameter kunci kualitas air sungai (BOD dan COD) di badan sungai
kali Berjo saat kegiatan operasional fasilitas utama pasar godean;
c) Keberadaan biota perairan melalui potensi penurunan kualitas air sungai melalui
pendekatan peningkatan parameter kunci BOD dan COD di badan sungai Berjo
saat kegiatan operasional fasilitas utama pasar godean;
d) Keberadaan vegetasi melalui pendekatan jumlah vegetasi eksisting, jumlah vegetasi
yang hilang dan jumlah penanaman vegetasi (revegetasi) di area lokasi ruang terbuka
hijau publik

Sehingga dengan berbagai pertimbangan sumber dampak yang


dijelaskan pada point (a) s/d point (d), maka dapat ditentukan batas
ekologi berada di badan sungai Berjo; jalur mobilisasi armada angkut;
lokasi ruang terbuka hijau publik; dan area yang memiliki radius 200
meter dari kiri-kanan sempadan sungai Berjo (area of concern) yang
terkena dampak langsung dari rencana kegiatan, seperti disajikan pada
gambar peta lokasi batas wilayah studi.

(c) Batas Sosial


Berdasarkan penjelasan tersebut maka Batas sosial adalah suatu ruang
gerak tempat berlangsungnya kegiatan dan interaksi sosial sekelompok
manusia. Di dalam ruang tersebut terdapat berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai-nilai tertentu yang sudah mapan. Di dalam
dan sekitar rencana kegiatan terdapat tempat (Desa/Kelurahan) yang
merupakan tempat berlangsungnya proses dan interaksi sosial
kemasyarakatan, yang diakibatkan oleh dinamika sosial suatu
kelompok masyarakat yang diprakirakan mengalami perubahan
mendasar akibat dari rencana kegiatan.

BAB-5HASIL PENETAPAN D P H - B W S - B W K | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

Berdasarkan penjelasan batas sosial untuk melihat ruang yang terkena


dampak baik positif maupun negatif akibat adanya berbagai kegiatan
pada saat konstruksi/pembangunan maupun operasional dan fasilitas
pendukung seperti penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan,
dampak transportasi, dampak biologi, kesempatan kerja dan bangkitan
ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat serta dampak terkait
kesehatan masyarakat. Beberapa wilayah yang diprakirakan akan
mengalami perubahan mendasar selama kegiatan pra-kontruksi;
konstruksi; dan operasional adalah permukiman penduduk atau warga
masyarakat yang berada di Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur,
Kapanewon Godean, DIY.

(d) Batas Administrasi


Penentuan batas administrasi berdasarkan satuan wilayah administratif
terkecil sampai dengan terbesar yang meliputi cakupan wilayah
batasan Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi). Batas administrasi itu
sendiri merupakan batas ruang dimana masyarakat dapat secara
leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam ruang
tersebut.
Berdasarkan pelingkupan maka batas administrasi berada di Kalurahan
Sidoagung dan Sidoluhur, Kapanewon Godean, DIY.

Penetapan batas wilayah studi dari rencana kegiatan ini maka dapat
ditentukan dengan menumpangsusunkan atau overlay dari batas wilayah
tematik dari masing-masing tema yang telah diuraikan sebelumnya yaitu batas
tapak proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi, secara spatial
dan kaidah geografi seperti disajikan pada Gambar 2.1. berikutdibawah ini

BAB-5HASIL PENETAPAN D P H - B W S - B W K | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

5.2.2 Batas Waktu Kajian

Penentuan batas waktu kajian akan digunakan dalam melakukan prakiraan


dan evaluasi dampak serta penentuan perubahan rona lingkungan tanpa
adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana
usaha dan/atau kegiatan. Pembatasan waktu kajian bertujuan untuk
membatasi waktu kajian yang akan digunakan dalam melakukan prakiraan
dan evaluasi dampak dalam kajian Andal, penentuan batas waktu kajian ini
selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan
perubahan rona lingkungan tanpa adanya rencana kegiatan atau dengan
adanya rencana kegiatan dengan setiap dampak penting hipotetik yang
dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri, dalam hal ini waktu kajian
tersendiri berdasarkan pendekatan sumber dampak untuk setiap DPH
terhadap tahapan kegiatan Pra- Kontruksi; Kontruksi; dan Operasional
seperti disajikan pada Tabel 2.3. berikutdibawah ini.
Tabel 2.1 Rincian jadwal pelaksanaan (time-schedule) untuk setiap tahapan
rencana kegiatan
PERIODE Keterangan
N
TAHAPAN RINCIAN KEGIATAN N N N N N N N9
O N4 N5
1 2 3 6 7 8
PRA-KONTRUKSI:
(1) Penerimaan tenaga
1 kerja konstruksi
(2) Pekerjaan relokasi
pedagang eksisting
KONTRUKSI:
(3) Pekerjaan
mobilisasi peralatan dan
material
2 (4) Pekerjaan penyiapan lahan
(5) Pekerjaan pembangunan
fisik fasilitas utama
dan fasilitas pendukung
OPERASI:
(6) Penataan Pedagang
Eksisting
(7) Penerimaan tenaga kerja
3 operasional
(8) Operasional Fasilitas Utama Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan
Pasar Godean pasar selesai pada tahun 2023
(9) Operasional Fasilitas Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan
Pendukung Pasar Godean pasar selesai pada tahun 2023
PASCA OPERASI:
4 (10) Pembongkaran Bangun
(11) Mobilisasi Bongkaran
Sumber:Dinas Perindag (2021), DED Masterplan Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Dsitribusi
Perdagangan Pasar Godean; Keterangan N (periode 2 Bulan)

BAB-5HASIL PENETAPAN D P H - B W S - B W K | Hal.


VI-

BAB VI

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING DAN


PENENTUAN SIFAT PENTING DAMPAK

6.1 Deskripsi Prakiraan Besaran Dan Sifat Penting Dampak

Metode prakiraan dampak pada prinsipnya adalah untuk


memprakiraan besaran dampak (magnitude) dan sifat penting dampak
(importanse). Metode prakiraan besaran dampak yang digunakan
meliputi (1) metode perhitungan matematis (formal) dan (2) metode
penilaian ahli (professional judgement) atau non formal yang disesuaikan
dengan kondisi di wilayah studi. Hasil prakiraan besaran dampak
kemudian dikonversikan ke dalam nilai skala kualitas lingkungan yang
telah ditentukan ke dalam selang atau klasifikasi skala kualitas
lingkungan, seperti disajikan pada pada Tabel 6.1. berikut dibawah ini.
Tabel 6.1. Penetapan nilai skala kualitas lingkungan dalam penentuan
kondisi dengan dan tapak proyek

NO SKALA KUALITAS LINGKUNGAN KETERANGAN

1 Skala 1 kualitas lingkungan sangat buruk

2 Skala 2 kualitas lingkungan buruk

3 Skala 3 kualitas lingkungan sedang

4 Skala 4 kualitas lingkungan baik

5 Skala 5 kualitas lingkungan sangat baik


Sumber: AMDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir (Flood Mitigation)
Sungai Kaliyasa Sub-DAS Serayu, DAS Serayu Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah oleh BBWS Serayu Upak, November 2022

6.1.1. Penentuan Prakiraan Besaran Dampak

Pada prinsipnya penentuan prakiraan besaran dampak dengan


melihat selisih kualitas lingkungan akan datang dengan proyek dengan
kualitas lingkungan tanpa proyek dengan melihat proyeksi besaran
dampak akibat tahapan rencana kegiatan, Prakiraan besaran dampak

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

dihitung dengan menggunakan formula sederhana (PP No 22 Tahun 2021,


Lampiran II. Hal. 23, SK No. 065216A):

(BD) Besar dampak = KLDP – KLTP


.......……………………………..……….………….………….(1)

Keterangan, Dimana:
KLTP = kualitas lingkungan Tanpa Proyek
KLDP = kualitas lingkungan dengan proyek

Prakiraan besaran dampak merupakan hasil perhitungan selisih nilai


kualitas lingkungan dengan proyek dikurangi dengan nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek. Hasil prakiraan besaran dampak kemudian
dikonversikan ke dalam skala besaran dampak yang diketahui dari selisih
perhitungan tersebut dengan beberapa kriteria, kelas dan kategori
besaran dampak dari selisih nilai kualitas lingkungan yang akan datang
dengan dikurangi dengan nilai kualitas lingkungan tanpak proyek, seperti
disajikan pada Tabel 6.2. berikut dibawah ini.

Tabel 6.2. Penentuan dan interpretasi prakiraan besaran dampak dari


hasil selisih nilai kualitas lingkungan dengan proyek dan
tanpa proyek

SELISIH
NO NILAI BESARAN DAMPAK INTERPRETASI
(∆)

1 0 Besaran dampak masuk kategori tidak


Berdampak sangat kecil
signifikan (very low of enviromental loads)
2 1 Berdampak kecil Besaran dampak masuk kategori kurang
Signifikan (low Significance of
enviromental load)
3 2 Berdampak sedang Besaran dampak masuk kategori cukup
signifikan (moderate Significance of
enviromental load)
4 3 Berdampak besar Besaran dampak masuk kategori sangat
signifikan (high Significance of
enviromental loads)
5 4 Berdampak sangat Besaran dampak masuk kategori sangat
besar berbahaya (very high Significance of
enviromental load)
Sumber: AMDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir (Flood Mitigation)
Sungai Kaliyasa Sub-DAS Serayu, DAS Serayu Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah oleh BBWS Serayu Upak, November 2022

Berdasarkan penetapan dan interpretasi prakiraan besaran


dampak dari hasil selisih nilai kualitas lingkungan dengan proyek dan
tanpa proyek, dengan demikian dapat disimpulkan apabila terdapat

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

selisih

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

sebesar (∆=0) dari pengurangan matematis nilai kualitas lingkungan


dengan proyek dan tanpa proyek maka besaran dampak termasuk
dalam kategori berdampak sangat kecil dengan interpretasi Besaran
dampak masuk kategori tidak signifikan (very low of enviromental loads)
demikian pula apabila terdapat selisih sebesar (∆=3) dari pengurangan
matematis nilai kualitas lingkungan dengan proyek dan tanpa proyek
maka besaran dampak termasuk dalam kategori berdampak besar
dengan interpretasi besaran dampak masuk kategori sangat signifikan
(high significance of enviromental loads).

6.1.2. Penentuan Prakiraan Sifat Penting Dampak

Pada prinsipnya penetapan sifat penting dampak mengacu pada


Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Cipta Kerja yang tertuang
pada penjelasan Pasal 25 terkait dampak penting dalam hal ini kriteria
sifat penting dampak yaitu (1) besarnya jumlah penduduk yang akan
terkena dampak rencana usaha dan/atau Kegiatan; (2) Luas wilayah
persebaran dampak; (3) intensitas dan lamanya dampak berlangsung; (4)
banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak; (5) sifat kumulatif dampak; (6) berbalik atau tidak berbaliknya
dampak; (7) kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, seperti disajikan pada Tabel 6.3. dan Tabel
6.4. berikut dibawah ini.

Tabel 6.3. Penetapan 7 (Tujuh) kriteria untuk sifat penting dampak untuk
prakiraan dampak penting hipotetik

KRITERIA SIFAT PENTING


NO KETERANGAN*
DAMPAK
1 Kriteria 1 Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
rencana usaha dan/atau Kegiatan
2 Kriteria 2 Luas wilayah persebaran dampak
3 Kriteria 3 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4 Kriteria 4 banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan
terkena dampak
5 Kriteria 5 Sifat kumulatif dampak
6 Kriteria 6 Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

7 Kriteria 7 kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu


pengetahuan
dan teknologi

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Keterangan: adopsi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Cipta Kerja


tertuang dalam Pasal 25

Tabel 6.4. Penetapan konversi sifat penting dampak kedalam skala


lingkungan untuk penggunaan metode matriks sederhana

NO PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN SIFAT PENTING DAMPAK**

1. KRITERIA 1:
Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau Kegiatan, sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Tidak terdapat penduduk
terkena dampak negatif maupun dampak positif diwilayah studi
(2) Dikategorikan Penting (P) Jumlah penduduk yang terkena dampak
negatif atau dampak positif dengan ketentuan persentase 1-2% di wilayah
studi
2. KRITERIA 2:
Luas wilayah persebaran dampak, sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila radius jarak prioritas dari sumber
dampak dalam skala ruang tapak proyek dan/atau kegiatan
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila radius jarak prioritas dari sumber dampak
dalam skala ruang mikro yaitu 0,1-0,5 km2 yang menerima dampak
positif (Marsh,1983)
3. KRITERIA 3
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Intensitas besaran dampak tidak
melebihi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan dengan periode
waktu tertentu dan lamanya dampak berlangsung sementara (temporer)
dengan periode waktu 1-12 bulan atau 1 tahun
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila Intensitas besaran dampak dapat
melebihi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan dengan periode
waktu tertentu dan lamanya dampak berlangsung fluktuatif dengan
periode waktu > 12 bulan (1 tahun)
4. KRITERIA 4:
banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak,
sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Tidak terdapat penduduk
terkena dampak negatif maupun dampak positif diwilayah studi
(2) Dikategorikan Penting (P) Jumlah penduduk yang terkena dampak
negatif atau dampak positif dengan ketentuan persentase 1-2% di wilayah
studi
5. KRITERIA 5:
Sifat kumulatif dampak, sebagai berikut :
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Tidak ada komponen
lingkungan lain yang terkena dampak primer
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila Terdapat komponen lingkungan lain yang
terkena dampak sebagai dampak primer

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

6. KRITERIA 6:
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, sebagai berikut :
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Dampak Primer yang tidak berbalik
terhadap dampak yang ditimbulkan
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila Dampak Primer yang berbalik terhadap
dampak yang ditimbulkan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

NO PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN SIFAT PENTING DAMPAK**

7. KRITERIA 7:
kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Terdapat lebih dari 1 (satu) kriteria
pengendalian dampak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat diaplikasikan
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila Tidak terdapat kriteria pengendalian
dampak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dapat diaplikasikan
Sumber: AMDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir (Flood Mitigation)
Sungai Kaliyasa Sub-DAS Serayu, DAS Serayu Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah oleh BBWS Serayu Upak, November 2022

6.2. Hasil Prakiraan Dampak Penting

Berdasarkan penetapan dampak penting hipotetik dalam


Persetujuan Formulir Kerangka Acuan (berkas terlampir pada Lampiran 2)
dan hasil evaluasi penetapan DPH pada Bab 5 diperoleh 19 Dampak
penting Hipotetik (DPH), seperti disajikan pada Tabel 6.7. berikut dibawah
ini.

6.2. Hasil Prakiraan Dampak Penting

Berdasarkan penetapan dampak penting hipotetik


dalamPersetujuan Formulir Kerangka Acuan (berkas terlampir pada
Lampiran 2) dan hasil evaluasi penetapan DPH pada Bab 5 diperoleh
19Dampak penting Hipotetik (DPH), seperti disajikan pada Tabel 6.7.
berikutdibawah ini.

Tabel 6.5. Evaluasi komponen lingkungan hidup yang terevaluasi


sebagai Dampak Penting Hipotetik

KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK PENTING HIPOTETIK*
DAMPAK

PRA (A.1)
KONSTRUKSI Penerimaan tenaga 1. Terbukanya Kesempatan kerja
(A) kerja konstruksi
(A.2)
Munculnya persepsi dan sikap
Pekerjaan relokasi 2.
masyarakat negatif
pedagang eksisting
KONSTRUKSI 3. Penurunan kualitasudara (PM10)
(B) (B.1)
Peningkatan prevalensi penyakit
Pekerjaan mobilisasi 4.
ISPA
peralatan dan
material 5. Gangguan kelancaran lalu lintas
(B.2) 6. Penurunan kualitas udara (PM10)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK PENTING HIPOTETIK*
DAMPAK
Pekerjaan penyiapan 7. Peningkatan Kebisingan
lahan
Peningkatan prevalensi penyakit
8.
ISPA
(B.3)
Pekerjaan pembangunan
fisik fasilitas utama dan
fasilitas pendukung
OPERASI (C.1)
Munculnya persepsi dan sikap
(C) Penataan pedagang 9.
masyarakat negatif
eksisting
(C.2) 10. Terbukanya Kesempatan kerja
Penerimaan tenaga Munculnya persepsi dan sikap
11.
kerja operasional masyarakat negatif
Meningkatnya timbulan sampah
12.
domestik
Vektor dan binatang pembawa
13.
(C.3) penyakit
Operasional fasilitas utama Peningkatan Pendapatan
14.
Pasar Godean Masyarakat
Munculnya persepsi dan sikap
15.
masyarakat negatif
16. Gangguan Kelancaran Lalu Lintas

(C.4) 17. Penurunan kualitas air permukaan


Operasional fasilitas 18. Vegetasi
pendukung Pasar Godean 19. Biota Air
Keterangan: (*)Persetujuanformulir KA dan hasil penetapan DPH pada BAB 5

6.2.1. Tahap Pra-Konstruksi

6.2.1.1. Penerimaan Tenaga Kerja Kontruksi: 1 (Dua) Dampak


Penting Hipotetik

1. Dampak Penting Hipotetik: Terbuka kesempatan kerja

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan tahap pra-kontruksi pada tahap penerimaan


tenaga kerja konstruksi disimpulkan berdampak terbukanya kesempatan
kerja. Proses kegiatan penerimaan tenaga kerja kontruksi dalam
rangka mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan
fisik maupun fasilitas pendukung, termasuk untuk pekerjaan persiapan
dan penyiapan lahan. Proses penerimaan tenaga kerja akan dilakukan
oleh kontraktor pelaksana dibawah pengawasan Dinas Perindustrian

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

dan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Perdagangan Kabupaten Sleman. Jumlah seluruh tenaga kerja selama


tahap konstruksi diperkirakan sekitar 284 orang.

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak terbukanya kesempatan kerja saat kegiatan Tahap Pra-Kontruksi
Penerimaan tenaga kerja konstruksi dimana prioritas kebijakan
mengutamakan tenaga kerja lokal menjadi faktor utama dalam
meningkatakan terbukanya kesempatan kerja(Tabel 6.9), dengan
persamaan berikut ini:

……………………..………………………………....…………(2)

Keterangan, dimana:

IPTKDP, Nilai persentase penyerapaan Tenaga Kerja dengan proyek

JTDj, Jumlah total penduduk batas yang berstatus belum bekerja dikurangi dengan
estimasi jumlah penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi (284 orang)

JPT, Jumlah total penduduk Batas Sosial
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 6.6. Kondisi jenis pekerjaan/mata pencaharian penduduk tanpa


skenario tenaga kerja lokal yang diprioritaskan dengan
proyek

KONDISI PERSENTASE
KETERANGAN/JENIS PEKERJAAN
TANPA DENGAN
% %
PROYEK PROYEK
Mengurus Rumah
3138 3138 16.29 15.48
Tangga
BUKAN Pelajar; Mahasiswa 3412 3412 16.95 17.51
ANGKATA
Pensiunan 463 463 2.04 2.6
N KERJA

Sub-Total (BAK) 7013 7013 35.28 35.59

Belum Bekerja 943 659 4.71 4.82


AparaturPejabat
807 807 3.94 4.20
Negara
Tenaga Pengajar 182 182 0.72 1.09
ANGKATA
N KERJA Wiraswasta 7237 7237 38.42 34.95
Pertanian dan
367 367 1.21 2.42
Peternakan
Nelayan 0 0 0.00 0.00

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Agama dan
5 5 0.02 0.03
Kepercayaan
Tenaga Kesehatan 139 139 0.31 1.04
Pekerjaan Lainnya 3092 3092 15.37 15.85
Sub-Total (AK) 12772 12772 64.72 64.41
TOTAL (BAK +AK) 19785 19785 100 100
TPAK DAN
PERSENTASE 7.38 5,16 92.72 92.52
TPT
Sumber: Profile Kalurahan Sidoagung, Sidoluhur; Kapanewon Godean Tahun
2023; Laporan Penyelenggaran Pemerintah Kalurahan (LPPK)

Berdasarkan analisis data tersebut terdapat 943 orang yang belum


bekerja, apabila dikonversi kedalam perubahan persentase yang belum
bekerja atau pengganguran di kelompok angkatan kerja sebesar
7,38% dengan adanya proyek menjadi 5,16% terdapat selisih penurunan
sebesar 0,16%. Dengan demikian, pendekatan penentuan skala
kualitas lingkungan melalui pendekatan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KLBI) Tahun 2020 yang didasarkan persentase penduduk
dalam skala ruang Kalurahan yang belum bekerja atau belum terserap
oleh kegiatan usaha (barang atau jasa), seperti disajikan pada Tabel 6.7.
berikut dibawah ini.

Tabel 6.7. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek


untuk tingkat terbukanya kesempatan kerja
PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS
LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN** LINGKUNGAN
Terbukanya Jumlah persentase sebanyak
kesempatan kerja ≤4,00 % penduduk
5 Sangat Baik
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
4,10-7,0% penduduk
4 Baik
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
7,10-10,00% penduduk
3 Sedang
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
10,10-13,0% penduduk
2 Buruk
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
≥13,10% penduduk
1 Sangat Buruk
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Sumber : Analisis Tim (2023) referensiklasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KLBI) Tahun 2020; professional judgment; dan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Sleman

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Tahun 2022; Keterangan* TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebagai


persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja

Maka dapat disimpulkan berdasarkan skala kualitas lingkungan untuk nilai


kualitas lingkungan dengan proyek untuk tingkat terbukanya kesempatan
kerja (5,16%) masuk dalam kategori Baik (Skala 2) dengan dengan
kondisi jumlah persentase sebanyak 3,1-6,0% penduduk masyarakat di
wilayah kajian yang belum bekerja.

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 3

Kualitas KLDP = Skala 4

Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (4- 3) = 1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil, dimana


Besaran dampak masuk kategori kurang Signifikan (low Significance of
enviromental load)

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya terbuka kesempatan


kerja terhadap rencana kegiatan pada tahap pra-konstruksi kegiatan
penerimaan tenaga kerja kontruksi mendasarkan pada 7 kriteria penentu
tingkat kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.8. berikut
dibawah ini.
Tabel 6.8. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk terbuka
kesempatan kerja pada tahap kontruksi kegiatan
penerimaan tenaga kerja konstruksi
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting P
jumlah terkena dampak yaitu (P) Jumlah penduduk
penduduk warga yang terkena
yang akan masyarakatkhususnya di dampak negatif atau
terkena wilayah studidengan dampak positif
dampak kondisi kebutuhan tenaga dengan ketentuan
rencana usaha kerja untuk proses tahap persentase 1-2% di
dan/atau pembangunan selama wilayah studi
Kegiatan tahap konstruksi
diperkirakan sekitar 284
orang (85 orang prioritas Justifikasi:
tenaga lokal) 7,38%> 1-2%
dimanaterdapat
penduduk yang belum
bekerja sebanyak 943 jiwa

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
di 2 Kalurahan
dengan persentase
7,38%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran terbukanya kesempatan (P) apabila radius
dampak kerjadi wilayah studi jarak prioritas dari
khususnya masyarakat sumber dampak
atau penduduk dalam dalam skala ruang
batas sosial di 2 mikro yaitu 0,1-0,5 km2
kalurahandimana radius yang menerima
batas sosial atau area of dampak positif
concern mencapai 536 ha (Marsh,1983)
dan luas tapak proyek
11.261 m2 (0,011 km2)
Justifikasi:
0,011 km2< 0,1-0,5 km
untuk dapat positif

3. Intensitas dan Intensitas kontribusi Dikategorikan Penting P


lamanya dampak dari hasil (P) apabila Intensitas
dampak prakiraan dampak besaran dampak
berlangsung dimanaterdapat 943 dapat melebihi baku
orang yang belum mutu lingkungan
bekerja, apabila dikonversi yang telah
kedalam perubahan ditetapkan dengan
persentase yang belum periode waktu
bekerja atau tertentu dan lamanya
pengganguran di dampak berlangsung
kelompok angkatan kerja fluktuatif dengan
sebesar 7,38% dengan periode waktu > 12
adanya proyek menjadi bulan (1 tahun)
5,16% terdapat selisih
penurunan sebesar
Justifikasi:
2,22%dan Lamanya
dampak berlangsung Tidak terdapat
fluktuatif dengan periode parameter yang
waktu > 12 bulan (1 tahun) melebihi baku mutu
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu > 12
bulan (1 tahun)

4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P


komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu konflik ditimbulkan terhadap
sosial, dimana komponen
perubahan persepsi lingkungan hidup
lainnya di wilayah
dan sikap masyarakat
studi
yang positif menjadi
negatif di wilayah studi Justifikasi:
Terdapat > 1
komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak

5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P


dampak selama tahapan (P) apabila
kegiatan Pra-Kontruksi Terdapat komponen
penerimaan tenaga lingkungan lain yang
kerja konstruksi dimana terkena dampak

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
sumber dampak positif sebagai dampak
secara signifikan primer
mempengaruhi
komponen lingkungan Justifikasi:
hidup yang berlangsung
Sifat kumulatif dari
secara berulang dan
dampak primer
terus menerus. Sehingga
pada kurun waktu dan
bertumpu pada ruang
tertentu dapat
menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan Dampak Primer yang
dampak baik dari saran dan tidak berbalik
masukan masyarakat terhadap dampak
terkait harapan untuk yang ditimbulkan
rencana kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan sosial (satu) kriteria
pengetahuan dan kelembagaan pengendalian
dan teknologi dalam mengakomodir dampak sesuai
permasalahan dengan
perkembangan ilmu
penerimaan tenaga
pengetahuan dan
kerja konstruksi
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya

SIFATPENTING Kesimpulan:
DAMPAK jumah P = 6 dan 7 (>81%) dari Total 7 (P) bersifat Sangat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

6.2.1.2. Pekerjaan Relokasi Pedagang Eksisting: 1 (Satu) Dampak Penting


1. Hipotetik Dampak Penting Hipotetik: Munculnya Persepsi dan Sikap
Masyarakat Negatif
A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan pada tahap pra-konstruksi terkait pengadaan


lahan disimpulkan berdampak munculnya persepsi dan sikap masyarakat
negatif, Apabila ditinjau dari aspek yang mempengaruhi sikap dan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

persepsi adalah pengetahuan, Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa


pengetahuan merupakan kondisi keadaan jiwa (berfikir, berpendapat,
bersikap dan sebagainya) untuk memberikan respon terhadap situasi
di luar objek tertentu. Dalam merespon ini bersifat positif (tanpa
tindakan) dan bersifat aktif (dengan tindakan), sehingga pengetahuan
menjadi bagian penting dalam mempertahankan dan mengembangkan
hidup dan kehidupannya, pembentukan sikap dan nilai hidup,
menentukan berbagai pilihan serta manipulasi sebuah tindakan
(Pranarka dan Vidhyandika, 1996). Pendekatan kriteria penetapan
paramater persepsi dan sikap masyarakat negatif pada tahap pra-
konstruksi terkait pengadaan lahan dikonversi menjadi skala kualitas
lingkungan, seperti disajikan pada Tabel 6.9 berikut dibawah ini.
Tabel 6.9 Pendekatan penetapan skala kualitas lingkungan untuk
parameter persepsi dan sikap masyarakat terhadap relokasi
pedagang eksisting

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN/KETRANGAN

Munculnya ≤20% responden memiliki persepsi


Persepsi dan dan sikap yang negatif terhadap 5 Sangat Baik
Sikap aspek yang telah ditentukan
Masyarakat 21-40% responden memiliki persepsi
negatif dan sikap yang negatif terhadap 4 Baik
aspek yang telah ditentukan

41-60% responden memiliki persepsi


dan sikap yang negatif terhadap 3 Sedang
aspek

61-80% responden memiliki persepsi


dan sikap yang negatif terhadap 2 Buruk
aspek yang telah ditentukan

≥81% responden memiliki persepsi


dan sikap yang negatif terhadap 1 Sangat Buruk
aspek yang telah ditentukan

Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait
Keterangan* aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia; Transportasi;
Kesehatan masyarakat

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak munculnya persepsi dan sikap masyarakat negatif pada tahap
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

pra-konstruksi terkait relokasi pedagang eksisting menjadi faktor utama


dalam persepsi dan sikap masyarakat yang bersifat negatif (Tabel
6.17), dengan menggunakan persamaan berikut ini:

……………..……………..……………………....…………(3)
Keterangan, dimana:

IPSDP, Nilai persentase persepsi dan sikap masyarakat dengan proyek

JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n (Geo-Fisik-
Kimia; Transportasi; Kesehatan masyarakat

JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n

∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 6.10. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat negative saat
kondisi tanpa proyek terhadap rencana kegiatan relokasi
pedagang eksisting

JUMLAH PERSENTASE (%)


RESPONDEN YANG
INTERPRETASI PERSEPSI MENJAWAB*
N JAWABAN
DAN SIKAP MASYARAKAT
O MAKSIMAL
NEGATIF DENGAN DENGAN
TANPA TANPA
PROYEK* PROYEK*
PROYEK PROYEK
* *

1. Metode Relokasi 14 6 20 0,7 0,3

2. Mekanisme Relokasi 8 5 20 0.6 0,25

3. Lokasi Pasar Relokasi 11 3 20 1.1 0,15

KSEIMPULAN(a) ∑ (JDi/JBMAX) 2,8 0,7

KESIMPULAN (b) INDEKS INTERPRETASI (IPSDP) 93,33% 23,33%

KESIMPULAN (c) SELISIH (∆) (38%)


Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2022); *setiap responden memiliki jawaban lebih dari
satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan; (**) jawaban
pertanyaan yang diajukan terkait aspek metode relokasi, mekanisme relokasi dan lokasi
pasar relokasi.

Berdasarkan analisis interpretasi nillai persentase persepsi dan


sikap masyarakat negatif terhadap kegiatan relokasi pedagang
eksisting berbasis survelian diasumsikan 20 responden pedagang
diperoleh 23,33% kondisi dengan proyek yang mengalami penurunan
sebesar 70% dari kondisi tanpa proyek (93,33%). Dengan demikian,
dapat dilakukan konversi nilai skala kualitas lingkungan untuk persepsi
dan sikap masyarakat negatif, seperti disajikan pada Tabel 6.18. berikut
dibawah ini.
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Tabel 6.11. Kriteria penetapan kualitas lingkungan dengan proyek untuk


munculnya persepsi dan sikap masyarakat bersifat negatif

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN* LINGKUNGAN
Munculnya ≤20% responden memiliki
Persepsi dan persepsi dan sikap yang
5 Sangat Baik
Sikap negatif terhadap aspek
yang
Masyarakat telah ditentukan
negatif 21-40% responden memiliki
persepsi dan sikap yang
4 Baik
negatif terhadap aspek
yang
telah ditentukan
41-60% responden memiliki
persepsi dan sikap yang 3 Sedang
negatif terhadap aspek
61-80% responden memiliki
persepsi dan sikap yang
2 Buruk
negatif terhadap aspek
yang
telah ditentukan
≥81% responden memiliki
persepsi dan sikap yang
1 Sangat Buruk
negatif terhadap aspek
yang
telah ditentukan
Sumber: Dokumen Amdal (2017), Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International
Airport Di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY Kepada PT. Angkasa Pura I
(Persero), Izin Lingkungan: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
SK.558/Menlhk/Setjen/PLA.4/10/2017; keterangan* aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-
Kimia; Transportasi; Kesehatan masyarakat

Berdasarkan analisis interpretasi nillai persentase persepsi dan sikap


masyarakat negatif terhadap kegiatan relokasi pedagang eksisting
berbasis survelian diasumsikan sebanyak 20 orang diperoleh sebesar
23,33% kondisi dengan proyek yang mengalami penurunan sebesar 70%
dari kondisi tanpa proyek (93,33%). Dengan demikian penetapan
skala kualitas lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan dengan
proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat bersifat negatif (23,33%)
masuk dalam kategori Baik(Skala 2) dengan interpretasi 21-40%
responden memiliki persepsi dan sikap yang negatif terhadap aspek
kegiatan relokasi pedagang eksisting di tahap pra-konstruksi.

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 4

Kualitas KLDP = Skala 2
 Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (2 - 4) = -2

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil, dengan


LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

interpretasi Besaran dampak masuk kategori berdampak sedang (Moderate


Significance of enviromental loads)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak munculnya persepsi dan sikap


masyarakat negatif terhadap rencana kegiatan pada tahap pra-konstruksi
terkait kegiatan relokasi pedagang eksisting mendasarkan pada 7 kriteria
penentu tingkat kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel
6.19. berikut dibawah ini.

Tabel 6.12. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk munculnya


persepsi dan sikap masyarakat negatif pada tahap pra-
konstruksi terkait relokasi pedagang eksisting
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting P
jumlah terkena dampak yaitu (P) Jumlah penduduk
penduduk warga masyarakat yang terkena dampak
yang akan khususnya di wilayah studi negatif atau dampak
terkena yang diperkirakan sekitar positif dengan
dampak 19.415 orang dengan ketentuan persentase
rencana usaha jumlah pedagang 1-2% di wilayah studi
dan/atau sebanyak 1988 dan
Kegiatan diasumsikan 200
masyarakat sekitar pasar Justifikasi:
(11,26%) 11,26 > 1-2%

2. Luas wilayah Sebaran dampak di Dikategorikan Penting P


persebaran wilayah studi khususnya (P) apabila radius jarak
dampak masyarakat atau prioritas dari sumber
penduduk dalam batas dampak dalam skala
sosial di 2 Kelurahan ruang mikro yaitu 0,1-
dengan luas 536 Ha 0,5 km2 yang
(5,36 km2) dan luas menerima dampak
tapak proyek positif (Marsh,1983)
11.261 m2 (0,011 km2)
Justifikasi:
0,011 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dampak negatif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi Dikategorikan Penting P
lamanya dampak dari hasil (P) apabila Intensitas
dampak prakiraan dampak besaran dampak
berlangsung dimana persepsi dan dapat melebihi baku
sikap masyarakat bersifat mutu lingkungan yang
negatif (79%) masuk telah ditetapkan
dalam kategori Buruk dengan periode waktu
(Skala 2) dengan tertentu dan lamanya
interpretasi 61-80% dampak berlangsung
responden memiliki fluktuatif dengan
persepsi dan sikap yang periode waktu > 12
negatif terhadap bulan (1 tahun)
kegiatan relokasi
pedagang eksisting
Justifikasi:
berlangsung 4 bulan
periode waktu 4 < 12
bulan (1 tahun)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P
komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu konflik ditimbulkan terhadap
sosial, dimana komponen lingkungan
perubahan persepsi hidup lainnya di
wilayah studi
dan sikap masyarakat
yang positif menjadi Justifikasi:
negatif atau sebaliknya Terdapat > 1
dari masyarakat sekitar komponen lingkungan
lokasi tapak kegiatan di lain yang terkena
wilayah studi dampak

5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting TP


dampak selama tahapan (P) apabila Terdapat
kegiatan Pra-Kontruksi komponen lingkungan
pada tahap pra- lain yang terkena
konstruksi terkait dampak sebagai
pengadaan lahan dampak primer
dimana sumber
dampak positif secara Justifikasi:
signifikan Tidak memiliki sifat
mempengaruhi kumulatif dampak
komponen lingkungan
hidup yang berlangsung
secara berulang dan
terus menerus. Sehingga
pada kurun waktu dan
bertumpu pada ruang
tertentu dapat
menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
dampak kumulatif

6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P


tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan Dampak Primer yang
dampak baik dari saran dan tidak berbalik
masukan masyarakat terhadap dampak
terkait kekhawatiran yang ditimbulkan
untuk Justifikasi:
rencana kegiatan
Sifat dampak primer
dapat berbalik

7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP


sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan sosial (satu) kriteria
pengetahuan dan pengendalian
dan teknologi kelembagaan serta dampak sesuai
teknis dalam dengan
mengakomodir perkembangan ilmu
terhadap aspek pengetahuan dan
komponen lingkungan:
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Geo-Fisik-Kimia;

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
Transportasi; Kesehatan teknologi yang dapat
masyarakat diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya

SIFAT PENTING Kesimpulan:


DAMPAK Jumlah P = 5 (61-80%) dari Total 7 (P) bersifat Lebih Penting (P)
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

6.2.2. Tahap Konstruksi

6.2.2.1. Pekerjaan Mobilisasi alat dan material: 3 (Empat) Dampak

1. Dampak Penting Hipotetik: Peningkatan Prevalensi ISPA

C. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan tahap konstruksi pada tahap pekerjaan


mobilisasi peralatan dan material disimpulkan berdampak peningkatan
prevalensi penyakit ISPA. Proses kegiatan mobilisasi peralatan dan
material dalam rangka mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi
mulai dari penyiapan lahan hingga pembangunan fisik fasilitas utama
dan fasilitas pendukung. Kegiatan ini direncanakan selama 8 (delapan)
bulan dan dilakukan secara bertahap. Mobilisasi peralatan dan material
akan dilakukan diluar waktu padat lalu lintas di wilayah studi, yaitu pada
pukul
09.00 s/d 10.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan menggunakan dump truck
dengan kapasitas 4 m3 untuk mengangkut material sejumlah 10.600
m3 sehingga bangkitan lalu lintasnya sebesar 14 truck/hari atau 14
truck/jam. Kegiatan ini menimbulkan dampak penurunan kualitas udara
parameter PM10 di wilayah studi dari sebelumnya 26,75 μg/Nm3 menjadi
44,36 μg/Nm3. Adanya peningkatan kadar PM10 akan diikuti dengan
peningkatan jumlah kasus ISPA di wilayah studi, sehingga prevalensi
penyakit ISPA akan meningkat.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak peningkatan prevalensi penyakit ISPA saat kegiatan Tahap
Konstruksi Mobilisasi Peralatan dan Material, dengan persamaan berikut
ini:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡


𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100% …………………..…………(4)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

Keterangan, dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk keseluruhan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean
1

Kondisi lingkungan tanpa proyek (KLTP) tidak berbeda signifikan


dengan Rona Awal yaitu prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi sebesar
16,48% dimana kondisi tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik
(Skala 5).
Kondisi lingkungan dengan proyek (KL DP) merupakan hasil perkiraan
menggunakan hubungan antara konsentrasi parameter PM 10 dengan
jumlah kasus ISPA. Berdasarkan pendapat Andi Putri Fildzana Dwi Annisa
F dan Umar Fahmi Achmadi dalam Jurnal Nasional Kesehatan
Lingkungan Global terkait Hubungan Konsentrasi Kadar Debu PM 10
dengan Kejadian Gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada
Pekerja Proyek Konstruski X di Depok Tahun 2018 menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara konsentrasi PM 10 dengan tingkat
kejadian ISPA, sehingga kondisi lingkungan dengan proyek diperoleh
dengan membandingkan antara konsentrasi PM10 dan jumlah kasus
ISPA seperti disajikan dalam Tabel 6.13 berikut ini.
Tabel 6.14.Kondisi lingkungan tanpa proyek dan dengan proyek terkait
peningkatan pervalensi penyakit ISPA
Jumlah Kasus ISPA Konsentrasi PM10
Kondisi Lingkungan
(kasus) (μg/Nm3)
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Tanpa Proyek 5895 26,75


Dengan Proyek 6384 44,36
Sumber : Analisis Tim Penyusun, 2023

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Berdasarkan Tabel 6.4 diatas terlihat bahwa jumlah kasus ISPA


pada kondisi lingkungan dengan proyek diperkirakan mencapai 6384
kasus. Apabila dikonversi menggunakan persamaan (4) maka
diperoleh nilai prevalensi penyakit ISPA sebesar 17,56% sehingga
termasuk dalam kategori Baik (Skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 5

Kualitas KLDP = Skala 4

Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (4 - 5) = -1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil,


dimana besaran dampak masuk kategori kurang signifikan (low
significance of enviromental load)

D. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak peningkatan prevalensi


penyakit ISPA terhadap rencana kegiatan pada tahap konstruksi
kegiatan pekerjaan mobilisasi peralatan dan material mendasarkan pada 7
kriteria penentu tingkat kepentingan dampak seperti disajikan pada
Tabel 6.15. berikut dibawah ini.
Tabel 6.15. Kriteria penentuan sifat penting untuk dampak peningkatan
prevalensi penyakit ISPA terhadap rencana kegiatan pada
tahap konstruksi kegiatan pekerjaan mobilisasi peralatan dan
material
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP

1. Besarnya Prevalensi penyakit ISPA di Dikategorikan Penting P


jumlah wilayah studi pada (P) Jumlah penduduk
penduduk tahapan kegiatan yang terkena
yang akan mobilisasi peralatan dan dampak negatif atau
terkena material mencapai 17,56 dampak positif
dampak % dengan ketentuan
rencana usaha persentase 1-2% di
dan/atau wilayah studi
Kegiatan
Justifikasi:
17,56 % > 1-2 %
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan prevalensi (P) apabila radius
dampak penyakit ISPA di wilayah jarak prioritas dari
studi khususnya sumber dampak
masyarakat atau dalam skala ruang
penduduk dalam batas mikro yaitu 0,1 km2

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
sosial di 2 Kalurahan yang menerima
(Sidoluhur dan Sidoagung) dampak positif
dimana radius batas sosial (Marsh,1983)
atau area of concern
mencapai 0,41 km2
Justifikasi:
0,41 km2 > 0,1 km2
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi Dikategorikan Penting TP
lamanya dampak dari hasil (P) apabila Intensitas
dampak prakiraan dampak besaran dampak
berlangsung dimana terdapat 5895 dapat melebihi baku
orang menderita ISPA mutu lingkungan
pada KLTP, apabila yang telah
dikonversi kedalam ditetapkan dengan
prevalensi penyakit ISPA periode waktu
sebesar 16,48% dengan tertentu dan lamanya
adanya proyek menjadi dampak berlangsung
17,56% terdapat selisih fluktuatif dengan
peningkatan sebesar periode waktu > 12
1,08% dan Lamanya bulan (1 tahun)
dampak berlangsung
dengan periode waktu
Justifikasi:
< 12 bulan (1 tahun)
Tidak terdapat
parameter yang
melebihi baku mutu
dan berlangsung
dengan periode
waktu < 12 bulan (1
tahun)

4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P


komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu ditimbulkan terhadap
penurunan pendapatan, komponen
dimana masyarakat lingkungan hidup
lainnya di wilayah
yang menderita penyakit
studi
ISPA akan berkurang
produktivitas kerjanya Justifikasi:
sehingga berpotensi Terdapat > 1
mengurangi pendapatan komponen
yang dihasilkan di lingkungan lain yang
wilayah studi terkena dampak

5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P


dampak selama tahapan (P) apabila
kegiatan Konstruksi Terdapat komponen
pekerjaan mobilisasi lingkungan lain yang
peralatan dan material terkena dampak
dimana sumber sebagai dampak
dampak secara primer
signifikan
mempengaruhi Justifikasi:
komponen lingkungan Sifat kumulatif dari
hidup yang berlangsung dampak primer
secara berulang dan
terus menerus. Sehingga

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

pada kurun waktu dan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
bertumpu pada ruang
tertentu dapat
menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan Dampak Primer yang
dampak baik dari saran dan tidak berbalik
masukan masyarakat terhadap dampak
terkait harapan untuk yang ditimbulkan
rencana kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan pengelolaan (satu) kriteria
pengetahuan dampak primer pengendalian
dan teknologi penurunan kualitas udara dampak sesuai
dengan
parameter PM10
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya

SIFAT PENTING Kesimpulan:


DAMPAK Jumlah P = 5
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting

3. DAMPAK PENTING HIPOTETIK: Gangguan Kelancaran Lalu Lintas

A. Prakiraan Besaran Dampak :


Pada masa konstruksi, pekerjaan mobilisasi material akan
berdampak penting pada kelancaran lalu lintas. Pekerjaan
konstruksi diperkirakan berlangsung selama 8 bulan.Untuk
kebutuhan konstruksi, total material yang dibutuhkan sebesar
10.600 m3, bila pengangkutan truk material bangunan yang
digunakan volume bak/truk adalah 4 m3, maka akan dibutuhkan
2.650 truk yang akan keluar - masuk lokasi proyek pembangunan
fisik Pasar Godean. Jika pekerjaan konstruksi tersebut akan selesai
dalam waktu 8 bulan atau 200 hari, maka tiap hari akan
membangkitkan sebesar 14 truk/hari atau 14 truk/jam dengan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

asumsi pengangkutan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

dilakukan selama 1 jam/hari. Jika dikonversi menjadi satuan smp,


maka akan membangkitkan sebanyak 16,8 smp/jam. Tambahan
lalu lintas tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
volume perkapasitas dari ruas jalan terdampak.

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:


Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan dampak
pekerjaan mobilisasi alat dan materiall dengan besaran Tabel 6.16, berikut
ini:
Tabel 6.16. Rekapitulasi kinerja ruas jalan tapak Pasar Godean, Tanpa
Proyek
No Nama Ruas C(smp/ja
Q(smp/jam) Q/C (ratio) TP
m)
1 Jl.Yogyakarta – Kebon 2378 1188,26 0,50 C
Agung
2 Jl. Jae Sumantoro 2378 734,26 0.31 B
3 Jl. Ngapak 2378 246,56 0,10 A
4 Jl. Sarono Dipoyo 2378 202,88 0,09 A

Tabel 6.17. Rekapitulasi kinerja ruas jalan tapak Pasar Godean, Dengan
Proyek
No Nama Ruas C(smp/ja
Q(smp/jam) Q/C (ratio) TP
m)
1 Jl.Yogyakarta – Kebon 2378 1206,07 0,51 C
Agung
2 Jl. Jae Sumantoro 2378 752,07 0.32 B
3 Jl. Ngapak 2378 264,36 0,11 A
4 Jl. Sarono Dipoyo 2378 255 0,11 A

Berdasarkan hasil analisis prakiraan dampak gangguan lalu


lintas kondisi maka dapat disimpulkan bahwa :


Kualitas KLTP = Skala 2

Kualitas KLDP = Skala 2
 Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (2 - 2) = 0

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak sangat kecil,


dengan interpretasi besaran dampak masuk kategori tidak signifikan (very
low of enviromental loads) .

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya peningkatan kadar PM 10


terhadap rencana kegiatan pada tahap konstruksi Pekerjaan Mobilisasi
alat dan material mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.18. berikut
dibawah ini.
Tabel 6.18. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk gangguan
lalu lintas pada tahap konstruksi pekerjaan mobilisasi
peralatan dan material
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya Jumlah masyarakat yang Dikategorikan TP
jumlah terkena dampak yaitu Penting (P) Jumlah
penduduk warga masyarakat penduduk yang
yang akan khususnya di wilayah studi terkena dampak
terkena apabila ditinjau dari jarak negatif atau
dampak lokasi terhadap sumber dampak positif
rencana usaha dampak berada di radius dengan ketentuan
dan/atau 30 meter dari kiri-kanan persentase 1-2% di
Kegiatan bahu ruas jalan terdampak, wilayah studi
terdapat permukiman
penduduk dalam batas
Justifikasi:
sosial di 7 Kelurahan dan 2
Desa dengan potensi 0,8% < 1-2%
jumlah masyarakat terkena
dampak mencapai 843 jiwa
(0,8%)

2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan TP


persebaran gangguan lalu lintas di TidakPenting (P)
dampak wilayah studi khususnya apabila radius jarak
Pasar Godean dan prioritas dari sumber
sekitarnya dari kiri-kanan dampak dalam
bahu ruas jalan jalur skala ruang mikro
mobilisasi, dimana radius yaitu 0,1-0,5 km2
gangguan mencapai yang menerima
11.261 m2 atau setara dampak positif
0,011261 km2 (Marsh,1983)

Justifikasi:
0,011261 km2< 0,5
km2 untuk dampak
negatif
3. Intensitas dan Pekerjaan mobilisasi Dikategorikan TP
lamanya material konstruksi Penting (P) apabila
dampak direncanakan berlangsung jumlah ritase lebih
berlangsung selama 8 bulan dengan besar dari 50 rit/hari.
ritase sebesar 14 rit/hari. Justifikasi:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
Jumlah ritase 14
rit/hari lebih kecil
daripada 50 rit
4. Jumlah Tidak terdapat dampak Dikategorikan TP
komponen terhadap komponen Penting (P) apabila
lingkungan lain lingkungan lainnya dengan terdapat pengaruh
yang terkena pertimbangan Intensitas akibat dampak
dampak kontribusi dampak yang ditimbulkan
prakiraan dampak untuk terhadap
estimasi gangguan lalu komponen
lintas pada tahap lingkungan hidup
pekerjaan mobilisasi alat lainnya di wilayah
dan material disimpulkan studi
bahwa masih kecil dengan Justifikasi:
adanya bangkitan sebesar
Tidak terdapat
16,8 smp/jam dari kondisi
komponen
tanpa proyek .
lingkungan lain
yang terkena
dampak

5. Sifat kumulatif Tidak Terdapat sifat Dikategorikan Tidak TP


dampak kumulatif dampak yang Penting (P) apabila
cukup signifikan tidak Terdapat
mempengaruhi komponen komponen
lingkungan hidup yang lingkungan lain
berlangsung secara yang terkena
berulang dan terus menerus dampak sebagai
dengan pertimbangan dampak primer
dampak penting hipotetik Justifikasi:
berlangsung pada tahap
Tidak terdapat Sifat
konstruksi
kumulatif dari
dampak primer

6. Berbalik atau Tidak berbalik apabila Dikategorikan Tidak TP


tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir rekomendasi Dampak Primer
dampak dari hasil persetujuan yang tidak berbalik
Dokumen Andal Lalin terkait terhadap dampak
pengelolaan penangganan yang ditimbulkan
armada angkut Justifikasi:
Sifat dampak primer
tidak berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain berdasarkan Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan pendekatan teknis dan Penting (TP) apabila
perkembangan institusi yaitu penggunaan Terdapat lebih dari
ilmu armada angkut yang laik; 1 (satu) kriteria
pengetahuan penerapan water trap ; sesuai dengan
dan teknologi penyiraman area spot perkembangan ilmu
sumber peningkatan pengetahuan dan
partikel PM10 teknologi
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya

Kesimpulan:
SIFAT PENTING
DAMPAK Skala 1 (<20%), jumah P = 1 dari Total 7 (P), sifat penting
dampak termasuk Tidak Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

6.2.2.2 Pekerjaan Penyiapan Lahan


1.
Dampak Penting Hipotetik : Peningkatan Kadar PM10

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan kontruksi pada tahap pekerjaan penataan lahan disimpulkan


berdampak pada penurunan kualitas udara dalam hal ini peningkatan kadar PM10 dari
emisi kendaraan dan erosi angin. Berikut prakiraan besaran dampak dan sifat penting
dampak pada tahapan kegiatan ini.

Pendekatan Kondisi kualitas lingkungan hidup rona lingkungan hidup awal terkait
konsentrasi parameter kadar PM10 sebagai parameter kunci saat kegiatan kontruksi,
peningkatan parameter kadar PM10 ini secara cukup signifikan dipengaruhi oleh lalu lintas
berbagai jenis dan jumlah kendaraan khsususnya menuju lokasi tapak proyek. Apabila
ditinjau dari data primer hasil survei counting traffic maka dapat diketahui bahwa rata-
rata volume kendaraan sebanyak 2.378 smp/jam.
Penentuan Kondisi kualitas lingkungan hidup dengan adanya proyek (KLDP)
melalui pendekatan analisi parameter kunci penurunan kualitas udara di wilayah studi
berdasarkan pendekatan peningkatan kadar PM10 akibat penggunaan kendaraan berat
(Dump Truck: 88 smp/jam), sebagai berikut

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan dampak


peningkatan kadar PM10 saat tahap kegiatan penataan lahan tapak proyek, dengan
menggunakan persamaan Box Model berikut ini:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Dengan menggunakan Faktor Emisi Partikel (PM10) dari penataan lahan


yaitu dump truk dan erosi angin sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara Di Daerah, maka dapat
dihitung emisi PM10 untuk setiap jenis kendaraan per jarak tempuh, dapat
diketahui kadar PM10 yang dilepaskan sepanjang perjalanan dump truk.

Taabel 6.19 Faktor Emisi Partikel (PM10) dari Mobilisasi Kendaraan Bermotor
KATEGORI UNTUK
CO PM10 NOx TSP SO2 Ox
BEBAN PENCEMAR
(g/km) (g/km) (g/km) (g/km)* (g/km) (g/km)**
UDARA
Sepeda motor 14 0.24 0,29 0,24 0,008 0.10
Mobil (bensin) 40 0.01 2 0,01 0,026 0.10
Mobil (solar) 2,8 0.53 3,5 0,53 0,44 0.10
Mobil 32,4 0.12 2,3 0,12 0,11 0.10
Bis 11 1.4 11,9 1,4 0,93 0.10
Truk 8,4 1.4 17,7 1,4 0,82 0.10
Sumber: Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara Di Daerah

Rona lingkungan yang akan datang tanpa proyek diasumsikan


sama dengan rona lingkungan saat ini karena waktu pengukuran data
primer yang sangat dekat dengan waktu pelaksanaan kegiatan, yaitu
26,75 µg/m3. Berdasarkan data hasil pengukuran PM 10 dan pengukuran
parameter pendukung serta data sekunder laju pertumbuhan
kendaraan maka dapat dihitung rona yang akan datang dengan proyek
menggunakan Box Model, yaitu 44.36 µg/m3. Persebaran spasial kadar
PM10 seperti disajikan pada gambar di bawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN
VI-

Gambar Sebaran Dispersi PM10 pada Tahap Mobilisasi Peralatan dan Material

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN
VI-

Gambar Sebaran Dispersi PM10 Pada Tahap Penyiapan Lahan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN
VI-

Ditinjau dari dampak peningkatan kadar partikel (PM 10) maka nilai
pengujian kualitas PM10 ini dapat dikonversi menjadi nilai indeks standar
pencemar udara sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020 tentang Indeks
Standar Pencemar Udara, menggunakan Tabel Konversi Nilai Konsentrasi
Parameter ISPU dan Persamaan dibawah ini.

Tabel 6.21 Konversi Nilai Konsentrasi Parameter ISPU

Sumber: PermenLHK Nomor P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020 tentang Indeks


Standar Pencemar Udara

Sumber: PermenLHK Nomor P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020 tentang Indeks


Standar Pencemar Udara

Kemudian nilai ISPU dikonversi ke dalam skala kualitas lingkungan wilayah studi
yang telah dibuat melalui pendekatan nilai indeks standar pencemar udara
(ISPU) wilayah studi (ISPU WS), seperti disajikan pada berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Taabel 6.22 Penetapan Konversi Nilai Skala Kualitas


Lingkungan Untuk Peningkatan Kadar PM10

PARAMETER PENDEKATAN KRITERIA KONVERSI SKALA


LINGKUNGAN PENETAPAN** KUALITAS LINGKUNGAN
Pening katan ISPU 1 30 5 Sangat Baik
Kadar PM10
ISPU 31 50 4 Baik
ISPU 51 70 3 Sedang
ISPU 71 90 2 Buruk
Sangat
ISPU ≥ 91 1
Buruk

Sumber: Tim Penyusun (2023

Hasil perhitungan konversi konsentrasi PM10 kedalam nilai ISPU dan konversi
kedalam Skala Kualitas Lingkungan disajikan dalam tabel di bawah ini.

Konsentrasi PM10 Skala Kualitas Lingkungan


Nilai ISPU Nilai Kategori
(µg/m3)
KLTP 26,75 26.75 5 Sangat Baik
KLDP 45,30 45,30 4 Baik

Berdasarkan hasil prakiraan dampak peningkatan kadar PM 10 kondisi


tanpa proyek dengan nilai konsentrasi 26.75 µg/m 3, nilai ISPU 26.75, nilai skala
kualitas lingkungan 5 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil prakiraan
dampak peningkatan kadar PM10 kondisi dengan proyek dengan nilai
konsentrasi 45,30 µg/m3, nilai ISPU 45,30, nilai skala kualitas lingkungan 4 dengan
kategori Baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 5

Kualitas KLDP = Skala 4
 Besaran dampak (KLDP– KLTP) = (4 - 5) = -1
Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil, dengan
interpretasi besaran dampak masuk kategori tidak signifikan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya peningkatan kadar PM 10 pada


tahap Konstruksi, Pekerjaan Penataan Lahan mendasarkan pada 7 Kriteria
penentu tingkat kepentingan dampak seperti disajikan pada berikut
dibawah ini.

Tabel 6.23 Kriteria Penentuan Sifat Penting Dampak untuk


Peningkatan Kadar PM10 pada Tahap Konstruksi Pekerjaan
Penataan Lahan
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting P
penduduk yang terkena dampak yaitu warga (P) Jumlah penduduk
akan terkena masyarakat khususnya di yang terkena
dampak wilayah studia pabila ditinjau dampak negatif atau
rencana usaha dari jarak lokasi terhadap dampak positif
dan/atau sumber dampak berada di dengan ketentuan
Kegiatan radius 10 meter dari kiri-kanan persentase 1-2% di
bahu ruas jalan terdampak, wilayah studi
terdapat permukiman
penduduk dalam batas sosial
Justifikasi:
di 2 Kelurahan dengan potensi
jumlah masyarakat terkena 0,8%< 1-2%
dampakmencapai 0,8%

2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P


persebaran peningkatan kadar PM10 di (P) apabila radius
dampak wilayah studi khususnya radius jarak prioritas dari
10 meter dari kiri-kanan bahu sumber dampak
ruas jalan jalur mobilisasi, dalam skala ruang
terdapat permukiman mikro yaitu 0,1-0,5 km2
penduduk dalam batas sosial yang menerima
di 2 Kelurahan radius dampak positif
pencemaran 200 m (Marsh,1983)

Justifikasi:
200 m < 0,1-0,5 km
untuk dampak negatif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting TP
lamanya prakiraan dampak untuk (P) apabila Intensitas
dampak estimasi peningkatan kadar besaran dampak
berlangsung PM10 pada tahap pekerjaan dapat melebihi baku
penataan lahan disimpulkan mutu lingkungan
bahwa konsentrasi masih yang telah
dibawah baku mutu dengan ditetapkan dengan
adanya peningkatan kadar periode waktu
menjadi 44,36 µg/m3 dengan tertentu dan lamanya
nilai nilai baku mutu 75 µg/m3 dampak berlangsung
di wilayah studi dan Lamanya fluktuatif dengan
dampak berlangsung periode waktu < 12
fluktuatif dengan periode bulan (1 tahun)
waktu < 12 bulan (1 tahun) Justifikasi:
Tidak terdapat
parameter yang
melebihi baku mutu

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu <
12 bulan (1 tahun)
4. Jumlah Terdapat dampak terhadap Dikategorikan Penting P
komponen komponen lingkungan lainnya (P) apabila terdapat
lingkungan lain yaitu peningkatan Prevalensi pengaruh akibat
yang terkena Penyakit ISPA. dampak yang
dampak ditimbulkan terhadap
komponen
lingkungan hidup
lainnya di wilayah
studi
Justifikasi:
Terdapat komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif Tidak Terdapat sifat kumulatif Dikategorikan Tidak TP
dampak dampak. Penting (P) apabila
tidak Terdapat
komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
sebagai dampak
primer
Justifikasi:
Tidak terdapat Sifat
kumulatif dari
dampak primer
6. Berbalik atau Tidak berbalik apabila dikelola Dikategorikan Tidak P
tidak dan berbalik apabila tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya dikelola. Dampak Primer yang
dampak tidak berbalik
terhadap dampak
yang ditimbulkan
Justifikasi:
Sifat dampak primer
berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain berdasarkan Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan pendekatan teknis dan institusi Penting (TP) apabila
perkembangan yaitu penggunaan armada Terdapat lebih dari 1
ilmu lulus uji emis, laik; penerapan (satu) kriteria sesuai
pengetahuan water trap ; penyiraman area dengan
dan teknologi spot sumber peningkatan perkembangan ilmu
partikel PM10 pengetahuan dan
teknologi
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya

SIFAT PENTING Kesimpulan:


DAMPAK Jumah P = 4 dari Total 7 (P), sifat penting dampak termasuk Penting
Keterangan: : P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

2.
DAMPAK PENTING HIPOTETIK : Peningkatan Kebisingan

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan kontruksi pada tahap pekerjaan penyiapan lahan


disimpulkan berdampak pada peningkatan intensitas kebisingan. Pekerjaan
penyiapan lahan ini menggunakan kendaraan berat yang dapat
menyebabkan meningkatkan kebisingan dalam bentuk sumber bergerak
mobilitas armada angkut. Pendekatan dampak peningkatan kebisingan ini
secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai kendaraan yang digunakan
dalam tahap konstruksi penyiapan lahan dimana berbagai armada angkut
dapat menghasilkan berbagai tingkatan sumber kebisingan pada jarak 15 meter
dari sumber kebisingan seperti sumber bising truck mencapai tingkat kebisingan
82- 92 dBA, seperti disajikan pada gambar berikut dibawah ini.

Sumber: The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH, 2009)
Gambar 6.1. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari sumber kebisingan dengan jarak
15 meter sebagai sumber pajanan kebisingan terhadap aspek kesehatan

Penentuan Kondisi kualitas lingkungan hidup dengan adanya proyek (KL DP)
melalui Pendekatan dampak peningkatan kebisingan ini secara signifikan
dipengaruhi oleh kendaraan berat yang digunakan secara cukup signifikan.

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK :


LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak peningkatan intensitas kebisingan saat kegiatan konstruksi pekerjaan
penyiapan lahan dimana penggunaan armada angkut menjadi faktor utama
dalam peningkatan intensitas kebisingan (Tabel 6.25), dengan menggunakan
persamaan berikut ini:

……………………….………………………....…………(4)

Keterangan, dimana:

LEQP, sebagai Tingkat kebisingan prediksi pada radius jarak area terdampak

LC, sebagai Tingkat kebisingan pada jarak Do dari sumber

D1, sebagai jarak area terdampak dari sumber

Do, sebagai jarak dari sumber kebisingan dalam radius 15 meter
Sumber: WSDOT (2012)

Tabel 6.24. Perhitungan estimasi tingkat kebisingan saat kegiatan konstruksi


pekerjaan penyiapan lahan

PERHITUNGAN KEBISINGAN:

LC
Dump truck 84

log 0.30 D1 30

10 log (D1/Do) 3,01 D0 15


Log prakiraan Tingkat Kebisingan Dengan Proyek
87,01
d(BA) (RADIUS 30 METER)
Sumber: Hasil analisis (2022); WSDOT (2012)

Berdasarkan hasil perhitungan peningkatan intensitas kebisingan saat


kegiatan konstruksi pekerjaan penyiapan lahan dimana penggunaan 88
kendaraan armada angkut dengan kecepatan kendaraan sebesar <20
km/jam disimpulkan akan meningkatkan intensitas kebisingan sebesar 87,01
dBA dengan radius jarak 30 meter dari sumber dampak.

Berdasarkan analisis prakiraan dampak diketahui kegiatan konstruksi


pekerjaan mobilisasi peralatan dan material akan meningkatkan intensitas
kebisingan sebesar 87,01 dBA dengan radius jarak 30 meter dari sumber.
Dengan demikian dapat diketahui baku tingkat kebisingan di wilayah studi saat
kondisi dengan proyek, seperti disajikan pada Tabel 6.26 berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Tabel 6.25. Hasil analisis perbandingan baku tingkat kebisingan kondisi tanpa
proyek dan dengan proyek di wilayah studi

KONDISI KLTP KONDISI KLDP


KETERANGAN
LOKASI *BAKU MUTU
LOKASI LSM – d(BA) LSM – d(BA)
Lokasi Tapak Proyek
Revitalisasi Pasar Godean
BTK-1 70 62 106,46
Titik Koordinat:
7°45'59.57"S 110°17'36.43"E
Permukiman Padukuhan
Godean Kalurahan
BTK -2 Sidoagung 55 57 106,46
Titik Koordinat:
7°45'49.81"S 110°17'30.29"E
Permukiman Padukuhan
Ngabangan, Kalurahan
BTK -3 Sidoluhur Titik Koordinat: 55 58 106,46
7°45'56.90"S
110°17'22.65"E
Pemukiman
BTK -4 Titik Koordinat: 55 54 106,46
7°45'44.93"S 110°16'36.34"E
Sumber: Hasil Analisis (2022);
Keterangan (*): Baku Mutu berdasarkan Lampiran KEP-48/MENKLH/11/1996 Tentang tentang Baku Tingkat
Kebisingan;

Berdasarkan hasil analisis prakiraan dampak dimana intensitas


kebisingan akan terjadi pada tahap konstruksi pekerjaan mobilisasi peralatan
dan material dengan besaran dampak peningkatan intensitas kebisingan
sebesar 106,46 dBA dengan radius jarak 30 meter dari sumber dampak.
Dengan demikian besaran dampak ini dapat dikonversi menjadi nilai atau skala
kualitas lingkungan wilayah studi, seperti disajikan pada Tabel 6.26 berikut
dibawah ini.
Tabel 6.6. Penetapan nilai baku tingkat kebisingan dikonversi ke dalam nilai
skala kualitas lingkungan sebagai kualitas lingkungan dengan
proyek

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Peningkatan Area Sangat Aman (ASB); kondisi Jarak
intensitas reseptor 21 s/d 30 m dari sumber dampak
kebisingan dengan Tingkat kebisingan <50 dB(A) dan 5 Sangat Baik
Lama waktu paparan <50 dB(A) maksimum
12 jam per hari
Area Aman (AB); kondisi Jarak reseptor
21 s/d 30 m dari sumber dampak dengan
Tingkat kebisingan 50-55 dB(A) dan Lama 4 Baik
waktu paparan 50-55 dB(A) maksimum 12
jam per hari

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Area Moderat (AM): kondisi Jarak reseptor


21 s/d 30 m dari sumber dampak; dengan 3 Sedang
Tingkat kebisingan antara 56- 65 dB(A) dan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Lama waktu paparan 56 - 65 dB(A)
maksimum 12 jam per hari

Area Resiko Tinggi (ART): kondisi reseptor 21


s/d 30 m dari sumber dampak dengan
Tingkat kebisingan 66-85 dB(A) dan Lama 2 Buruk
waktu paparan 66-85 dB(A) maksimum 12
jam per hari
Area Resiko Sangat Tinggi (ARST): kondisi
Jarak reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
dampak dengan Tingkat kebisingan > 85 1 Sangat Buruk
dB(A) dan Lama waktu paparan > 85 dB(A)
maksimum 12 jam per hari
Sumber: Tim Penyusun (2022);

Keterangan** pendekatan Baku Mutu Baku Mutu berdasarkan Lampiran KEP-48/MENKLH/11/1996


Tentang tentang Baku Tingkat Kebisingan untuk permukiman 55 d(BA) dan fasiltias
umum/jalan Raya 70 d(BA); Nilai LSM merupakan bilai Leq selama siang dan malam hdari seluruh
lokasi sampling dalam cakupan skala wiayah batas wilayah studi

Berdasarkan hasil analisis perhitungan analisis prakiraan dampak akibat


kegiatan konstruksi pekerjaan mobilisasi peralatan dan material terjadi
peningkatan intensitas kebisingan sebesar 98,47 dBA dengan radius jarak
30 meter dari sumber dampak, dengan demikian kondisi dengan proyek
masuk dalam Skala 1 (Sangat Buruk) Area Resiko Sangat Tinggi (ARST)
dengan interpretasi kondisi Jarak reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
dampak; dengan tingkat kebisingan antara >85 dB(A) dan Lama waktu
paparan maksimum 12 jam per hari.

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 3

Kualitas KLDP = Skala 1
 Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (1 - 3) = -2

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak sedang dengan interpretasi


besaran dampak masuk kategori cukup signifikan (moderate Significance of
enviromental load)

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya peningkatan kebisingan


terhadap rencana kegiatan pada saat kegiatan konstruksi pekerjaan mobilisasi
peralatan dan material mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.28. berikut dibawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Tabel 6.27. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk peningkatan


kebisingan saat kegiatan konstruksi pekerjaan mobilisasi
peralatan dan material
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting P
penduduk yang terkena dampak yaitu warga (P) Jumlah penduduk
akan terkena masyarakat khususnya di yang terkena dampak
dampak wilayah studi apabila ditinjau negatif atau dampak
rencana usaha dari jarak lokasi terhadap positif dengan
dan/atau sumber dampak berada di ketentuan persentase
Kegiatan radius 30 meter dari kiri-kanan 1-2% di wilayah studi
bahu ruas jalan terdampak,
terdapat permukiman penduduk
dalam batas sosial di Kelurahan
Sidoluhur dengan total estimasi
mencapai 760 jiwa (7,6 %)
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan kebisingan di (P) apabila radius jarak
dampak wilayah studi khususnya radius 30 prioritas dari sumber
meter dari kiri-kanan bahu ruas dampak dalam skala
jalan jalur mobilisasi, terdapat ruang mikro yaitu 0,1-
permukiman penduduk dalam 0,5 km2 yang menerima
batas sosial di Kelurahan dampak positif
Sidoluhur dimana radius (Marsh,1983)
pencemaran atau area of
concern mencapai 0,41 km2

3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting TP


lamanya prakiraan dampak untuk (P) apabila Intensitas
dampak estimasi peningkatan intensitas besaran dampak
berlangsung kebisingan sebesar 87,01 dBA dapat melebihi baku
dari sumber dampak, dengan mutu lingkungan yang
demikian kondisi dengan proyek telah ditetapkan
masuk dalam Skala 1 (Sangat dengan periode waktu
Buruk) Area Resiko Sangat Tinggi tertentu dan lamanya
(ARST) dengan interpretasi dampak berlangsung
kondisi Jarak reseptor 21 s/d 30 fluktuatif dengan
m dari sumber dampak; dengan periode waktu > 12
tingkat kebisingan antara 56- 65 bulan (1 tahun)
dB(A) dan Lama waktu paparan
maksimum 6 jam dan Lamanya
dampak berlangsung fluktuatif
dengan periode waktu 8 bulan
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting P
komponen terhadap komponen lingkungan (P) apabila terdapat
lingkungan lain lainnya yang terkena dampak pengaruh akibat
yang terkena yaitu proses dan konflik sosial, dampak yang
dampak dimana perubahan persepsi dan ditimbulkan terhadap
sikap masyarakat yang positif komponen lingkungan
menjadi negatif di wilayah studi hidup lainnya di
wilayah studi
5. Sifat kumulatif Terdapat sifat kumulatif dampak Dikategorikan Penting P
dampak yang cukup signifikan (P) apabila Terdapat
mempengaruhi komponen komponen lingkungan
lingkungan hidup yang lain yang terkena
berlangsung secara berulang dampak sebagai
dan terus menerus. Sehingga dampak primer
pada kurun waktu dan
bertumpu pada ruang tertentu

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dapat menimbulkan efek
lanjutan dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila tidak Dikategorikan Tidak P
tidak dikelola dan tidak diakomodir Penting (TP) apabila
berbaliknya rekomendasi dari hasil Dampak Primer yang
dampak persetujuan lingkungan terkait tidak berbalik terhadap
pengelolaan dan pemantauan dampak yang
lingkungan hidup ditimbulkan
7. Kriteria lain Kriteria lain berdasarkan Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan pendekatan teknis dan institusi Penting (TP) apabila
perkembangan yaitu adanya manajemen Terdapat lebih dari 1
ilmu konstruksi dengan mengatur (satu) kriteria
pengetahuan jadwal pelaksanaan pengendalian dampak
dan teknologi pengangkutan peralatan dan sesuai dengan
material dilakukan tidak secara perkembangan ilmu
simultan dan beriringan pengetahuan dan
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Skala 4 (71 %), jumah P = 5 dari Total 7 (P) bersifat Lebih Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

3.
Dampak Penting Hipotetik: Peningkatan Prevalensi ISPA

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan tahap konstruksi pada tahap pekerjaan penyiapan


lahan disimpulkan berdampak peningkatan prevalensi penyakit ISPA. Proses
kegiatan penyiapan lahan dalam rangka mendukung pelaksanaan
pembangunan fisik fasilitas utama dan fasilitas pendukung. Kegiatan ini
direncanakan selama 4 (empat) bulan dan dilakukan secara bertahap. Pada
pekerjaan penyiapan lahan terdapat kegiatan pembongkaran bangunan
semi permanen seluas 9200 m2 dan pematangan lahan menggunakan
material seperti tercantum dalam Tabel 6.5 berikut ini.

Tabel 6.5. Estimasi volume galian dan urugan pada tahapan pekerjaan
penyiapan lahan di lokasi tapak proyek

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

PEMATANGAN LAHAN
NO JENIS PEKERJAAN
VOLUME (M3) KETERANGAN

1. Galian tanah 1627 Galian tanah pondasi


kedalaman ±1 m untuk
footplate.

2. Urugan tanah 944 urug kembali tanah galian

3. Urugan pasir 203 Pengaman pondasi setebal


10 cm
4. Urugan Sirtu 1644 peninggian elevasi (bangunan),
setinggi 1 meter
SELISIH Selisih tanah akan digunakan
+(683)
(Galian-Urugan) untuk penyiapan lahan RTH
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean

Material bongkaran pada tahap kegiatan ini diangkut menggunakan truk


dengan bangkitan lalu lintas sebesar 88 truck/hari. Kegiatan ini
menimbulkan dampak penurunan kualitas udara parameter PM10 di area
pertokoan, perdagangan dan jasa, serta permukiman penduduk di sekitar
tapak proyek, yang diperkirakan mengalami peningkatan kadar dari
sebelumnya 26,75 μg/Nm3 menjadi 45,30 μg/Nm3. Adanya peningkatan
kadar PM10 akan diikuti dengan peningkatan jumlah kasus ISPA di wilayah
studi, sehingga prevalensi penyakit ISPA akan meningkat.

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak peningkatan prevalensi penyakit ISPA saat kegiatan Tahap Konstruksi
Penyiapan Lahan, dengan persamaan berikut ini:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡


𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100% …………………..…………(4)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

Keterangan, dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk keseluruhan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Godean 1

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Kondisi lingkungan tanpa proyek (KLTP) tidak berbeda signifikan dengan


Rona Awal yaitu prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi sebesar 16,48%
dimana kondisi tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik (Skala 5).
Kondisi lingkungan dengan proyek (KL DP) merupakan hasil perkiraan
menggunakan hubungan antara konsentrasi parameter PM 10 dengan jumlah
kasus ISPA. Berdasarkan pendapat Andi Putri Fildzana Dwi Annisa F dan
Umar Fahmi Achmadi dalam Jurnal Nasional Kesehatan Lingkungan Global
terkait Hubungan Konsentrasi Kadar Debu PM10 dengan Kejadian Gejala ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada Pekerja Proyek Konstruski X di Depok
Tahun 2018 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang linier antara
konsentrasi PM10 dengan tingkat kejadian ISPA, sehingga kondisi lingkungan
dengan proyek diperoleh dengan membandingkan antara konsentrasi PM10
dan jumlah kasus ISPA seperti disajikan dalam Tabel 6.28 berikut ini.
Tabel 6.28.Kondisi lingkungan tanpa proyek dan dengan proyek terkait
peningkatan pervalensi penyakit ISPA
Jumlah Kasus ISPA Konsentrasi PM10
Kondisi Lingkungan
(kasus) (μg/Nm3)
Tanpa Proyek 5895 26,75
Dengan Proyek 6394 45,30
Sumber : Analisis Tim Penyusun, 2023

Berdasarkan Tabel 6.4 diatas terlihat bahwa jumlah kasus ISPA pada
kondisi lingkungan dengan proyek diperkirakan mencapai 6394 kasus. Apabila
dikonversi menggunakan persamaan (4) maka diperoleh nilai prevalensi
penyakit ISPA sebesar 17,59% sehingga termasuk dalam kategori Baik (Skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 5

Kualitas KLDP = Skala 4

Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (4 - 5) = -1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil, dimana


besaran dampak masuk kategori kurang signifikan (low significance of
enviromental load)

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak peningkatan prevalensi penyakit


ISPA terhadap rencana kegiatan pada tahap konstruksi kegiatan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

pekerjaan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

penyiapan lahan mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan


dampak seperti disajikan pada Tabel 6.29. berikut dibawah ini.
Tabel 6.29. Kriteria penentuan sifat penting untuk dampak peningkatan
prevalensi penyakit ISPA terhadap rencana kegiatan pada
tahap konstruksi kegiatan pekerjaan penyiapan lahan
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Prevalensi penyakit ISPA di Dikategorikan Penting P
penduduk yang wilayah studi pada tahapan (P) Jumlah penduduk
akan terkena kegiatan penyiapan lahan yang terkena dampak
dampak mencapai 17,59 % negatif atau dampak
rencana usaha positif dengan
dan/atau ketentuan persentase
Kegiatan 1-2% di wilayah studi

Justifikasi:
17,59 % > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan prevalensi (P) apabila radius jarak
dampak penyakit ISPA di wilayah prioritas dari sumber
studi khususnya masyarakat dampak dalam skala
atau penduduk dalam batas ruang mikro yaitu 0,1
sosial di 2 Kalurahan km2 yang menerima
(Sidoluhur dan Sidoagung) dampak positif
dimana radius batas sosial (Marsh,1983)
atau area of concern
mencapai 0,14 km2
Justifikasi:
0,14 km2 > 0,1 km2
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting TP
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana terdapat 5895 orang besaran dampak
berlangsung menderita ISPA pada KLTP, dapat melebihi baku
apabila dikonversi kedalam mutu lingkungan yang
prevalensi penyakit ISPA telah ditetapkan
sebesar 16,48% dengan dengan periode waktu
adanya proyek menjadi tertentu dan lamanya
17,59% terdapat selisih dampak berlangsung
peningkatan sebesar 1,11% fluktuatif dengan
dan Lamanya dampak periode waktu > 12
berlangsung dengan bulan (1 tahun)
periode waktu < 12 bulan
(1 tahun)
Justifikasi:
Tidak terdapat
parameter yang
melebihi baku mutu
dan berlangsung
dengan periode waktu
< 12 bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting P
komponen terhadap komponen (P) apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak penurunan pendapatan, ditimbulkan terhadap
dimana masyarakat komponen lingkungan
yang menderita penyakit hidup lainnya di
wilayah studi
ISPA

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
akan berkurang Justifikasi:
produktivitas kerjanya Terdapat > 1
sehingga berpotensi komponen lingkungan
mengurangi pendapatan lain yang terkena
yang dihasilkan di wilayah dampak
studi
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahapan kegiatan (P) apabila Terdapat
Konstruksi pekerjaan komponen lingkungan
penyiapan lahan dimana lain yang terkena
sumber dampak secara dampak sebagai
signifikan mempengaruhi dampak primer
komponen lingkungan
hidup yang berlangsung Justifikasi:
secara berulang dan terus Sifat kumulatif dari
menerus. Sehingga pada dampak primer
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan baik Dampak Primer yang
dampak dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan pengelolaan (satu) kriteria
pengetahuan dampak primer pengendalian dampak
dan teknologi penurunan kualitas udara sesuai dengan
perkembangan ilmu
parameter PM10
pengetahuan dan
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Jumlah P = 5
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

6.2.3. Tahap Operasi

6.2.3.1 Pekerjaan Penataan Pedagang Eksisting : 1 (Satu) Dampak


Penting Hipotetik

1. Dampak Penting Hipotetik: Munculnya Persepsi dan Sikap


Masyarakat Negatif

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan pada tahap pra-konstruksi terkait pengadaan lahan


disimpulkan berdampak munculnya persepsi dan sikap masyarakat negatif,
Apabila ditinjau dari aspek yang mempengaruhi sikap dan persepsi adalah
pengetahuan, Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan
merupakan kondisi keadaan jiwa (berfikir, berpendapat, bersikap dan
sebagainya) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar objek tertentu.
Dalam merespon ini bersifat positif (tanpa tindakan) dan bersifat aktif (dengan
tindakan), sehingga pengetahuan menjadi bagian penting dalam
mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupannya,
pembentukan sikap dan nilai hidup, menentukan berbagai pilihan serta
manipulasi sebuah tindakan (Pranarka dan Vidhyandika, 1996). Pendekatan
kriteria penetapan paramater persepsi dan sikap masyarakat negatif pada
tahap pra-konstruksi terkait pengadaan lahan dikonversi menjadi skala kualitas
lingkungan, seperti disajikan pada Tabel 6.30 berikut dibawah ini.
Tabel 6.30 Pendekatan penetapan skala kualitas lingkungan untuk
parameter persepsi dan sikap masyarakat negatif

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN/KETRANGAN

Munculnya ≤20% responden memiliki persepsi dan


Persepsi dan sikap yang negatif terhadap aspek 5 Sangat Baik
Sikap yang telah ditentukan
Masyarakat
21-40% responden memiliki persepsi
negatif dan sikap yang negatif terhadap 4 Baik
aspek yang telah ditentukan

41-60% responden memiliki persepsi


dan sikap yang negatif terhadap 3 Sedang
aspek

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN/KETRANGAN

61-80% responden memiliki persepsi


dan sikap yang negatif terhadap 2 Buruk
aspek yang telah ditentukan

≥81% responden memiliki persepsi


dan sikap yang negatif terhadap 1 Sangat Buruk
aspek yang telah ditentukan

Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait Keterangan*
aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia; Transportasi; Kesehatan masyarakat

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak munculnya persepsi dan sikap masyarakat negatif pada tahap
operasi terkait penataan pedagang eksisting menjadi faktor utama dalam
persepsi dan sikap masyarakat yang bersifat negatif (Tabel 6.31), dengan
menggunakan persamaan berikut ini:

……………..……………..……………………....…………(5)
Keterangan, dimana:

IPSDP, Nilai persentase persepsi dan sikap masyarakat dengan proyek

JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n (Geo-Fisik-Kimia;
Transportasi; Kesehatan masyarakat

JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n

∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 6.31. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat negative saat
kondisi tanpa proyek terhadap komponen lingkungan

JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE (%)


INTERPRETASI PERSEPSI DAN YANG MENJAWAB*
JAWABAN
NO SIKAP MASYARAKAT
MAKSIMAL
NEGATIF TANPA DENGAN TANPA DENGAN
PROYEK PROYEK** PROYEK PROYEK**

1. Metode Penataaan 14 6 20 0,5 0,3

Mekanisme Penataan
2. 8 5 20 0,25 0.23
Relokasi

KSEIMPULAN(a) ∑ (JDi/JBMAX) 1,6 0,55

KESIMPULAN (b) INDEKS INTERPRETASI (IPSDP) 40% 27,5%

KESIMPULAN (c) SELISIH (∆) 12,5%

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2022); *setiap responden memiliki jawaban lebih dari satu
pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan; (**) jawaban pertanyaan yang diajukan
terkait aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia; Transportasi; dan Kesehatan masyarakat.

Berdasarkan analisis interpretasi nillai persentase persepsi dan sikap


masyarakat negatif terhadap kegiatan penataan pedagang eksisting
berbasis survelian diasumsikan 20 responden pedagang diperoleh 27,5%
kondisi dengan proyek yang mengalami penurunan sebesar 12,5% dari
kondisi tanpa proyek (40%). Dengan demikian, dapat dilakukan konversi nilai
skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap masyarakat negatif, seperti
disajikan pada Tabel 6.32. berikut dibawah ini.

Tabel 6.32. Kriteria penetapan kualitas lingkungan dengan proyek untuk


munculnya persepsi dan sikap masyarakat bersifat negatif

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN* LINGKUNGAN
Munculnya ≤20% responden memiliki
Persepsi dan persepsi dan sikap yang negatif
5 Sangat Baik
Sikap terhadap aspek yang telah
Masyarakat ditentukan
negatif 21-40% responden memiliki
persepsi dan sikap yang negatif
4 Baik
terhadap aspek yang telah
ditentukan
41-60% responden memiliki
persepsi dan sikap yang negatif 3 Sedang
terhadap aspek
61-80% responden memiliki
persepsi dan sikap yang negatif
2 Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan
≥81% responden memiliki
persepsi dan sikap yang negatif
1 Sangat Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan
Sumber: Dokumen Amdal (2017), Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport
Di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY Kepada PT. Angkasa Pura I (Persero), Izin
Lingkungan: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
SK.558/Menlhk/Setjen/PLA.4/10/2017; keterangan* aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia;
Transportasi; Kesehatan masyarakat

Berdasarkan analisis interpretasi nillai persentase persepsi dan sikap


masyarakat negatif terhadap kegiatan penataan pedagang eksisting berbasis
survelian diasumsikan sebanyak 20 orang pedagang diperoleh sebesar
27,5% kondisi dengan proyek yang mengalami penurunan sebesar 12,5%
dari kondisi tanpa proyek (40%). Dengan demikian penetapan skala kualitas
lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan dengan proyek untuk persepsi dan
sikap masyarakat bersifat negatif (12,5%) masuk dalam kategori Sangat Baik

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

(Skala 1) dengan interpretasi

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

<20% responden memiliki persepsi dan sikap yang negatif terhadap aspek
kegiatan relokasi pedagang eksisting di tahap pra-konstruksi.

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 3

Kualitas KLDP = Skala 1
 Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (1- 3) = -2

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak sedang, dengan


interpretasi Besaran dampak masuk kategori cukup signifikan (moderate Significance
of enviromental load)

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak munculnya persepsi dan sikap


masyarakat negatif terhadap rencana kegiatan pada tahap pra-konstruksi
terkait kegiatan penataan pedagang eksisting mendasarkan pada 7 kriteria
penentuan tingkat kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.33.
berikut dibawah ini.
Tabel 6.33. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk munculnya persepsi
dan sikap masyarakat negatif
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting (P) P
penduduk yang terkena dampak yaitu Jumlah penduduk yang
akan terkena warga masyarakat terkena dampak negatif
dampak khususnya di wilayah studi atau dampak positif
rencana usaha yang diperkirakan sekitar dengan ketentuan
dan/atau 19.415 orang dengan jumlah persentase 1-2% di
Kegiatan pedagang sebanyak 1988 wilayah studi
(10,23%)
Justifikasi:
10% > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak di Dikategorikan Penting (P) P
persebaran wilayah studi khususnya apabila radius jarak
dampak pedagang batas tapak prioritas dari sumber
proyek dampak dalam skala
11.261 m2 (0,011 km2) ruang mikro yaitu 0,1-0,5
km2 yang menerima
dampak positif
(Marsh,1983)

Justifikasi:
0,011 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dampak negatif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting (P) P
lamanya dari hasil prakiraan dampak apabila Intensitas
dampak dimana persepsi dan sikap besaran dampak dapat
berlangsung masyarakat bersifat negatif melebihi baku mutu

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
(72%) masuk dalam kategori lingkungan yang telah
Buruk (Skala 2) dengan ditetapkan dengan
interpretasi 61-80% periode waktu tertentu
responden memiliki persepsi dan lamanya dampak
dan sikap yang negatif berlangsung fluktuatif
terhadap kegiatan dengan periode waktu
penataan pedagang > 12 bulan (1 tahun)
eksisting berlangsung 4
bulan
Justifikasi:
periode waktu 4 < 12
bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting (P) P
komponen terhadap komponen apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak konflik sosial, dimana ditimbulkan terhadap
perubahan persepsi dan komponen lingkungan
sikap masyarakat yang hidup lainnya di wilayah
studi
positif menjadi negatif
atau sebaliknya dari Justifikasi:
masyarakat sekitar lokasi Terdapat > 1 komponen
tapak kegiatan di lingkungan lain yang
wilayah studi terkena dampak

5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting (P) TP


dampak selama tahapan kegiatan apabila Terdapat
Pra-Kontruksi pada tahap komponen lingkungan
pra-konstruksi terkait lain yang terkena
pengadaan lahan dimana dampak sebagai
sumber dampak positif dampak primer
secara signifikan
mempengaruhi komponen Justifikasi:
lingkungan hidup yang Tidak memiliki sifat
berlangsung secara kumulatif dampak
berulang dan terus
menerus. Sehingga pada
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu
dapat menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
dampak kumulatif

6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P


tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan baik Dampak Primer yang
dampak dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
masyarakat terkait dampak yang
kekhawatiran untuk ditimbulkan
rencana kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu (satu) kriteria
pendekatan sosial dan
pengetahuan pengendalian dampak
kelembagaan serta teknis
dan teknologi sesuai dengan
dalam
mengakomodir terhadap
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
aspek komponen perkembangan ilmu
lingkungan: Geo-Fisik- pengetahuan dan
Kimia; Transportasi; teknologi yang dapat
Kesehatan masyarakat diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya

SIFAT PENTING Kesimpulan:


DAMPAK Jumlah P = 5 (61-80%) dari Total 7 (P) bersifat Lebih Penting (P)
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

6.2.3.2 Pekerjaan Penerimaan Tenaga Kerja Operasional : 2 (Dua)


Dampak Penting Hipotetik

1. Dampak Penting Hipotetik: Terbuka kesempatan kerja

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan tahap pra-kontruksi pada tahap penerimaan tenaga


kerja konstruksi disimpulkan berdampak terbukanya kesempatan kerja. Proses
kegiatan penerimaan tenaga kerja operasional untuk mendukung kegiatan
pembangunan revitalisasi pasar godean. Proses penerimaan tenaga kerja akan
dilakukan oleh Tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sleman. Berdasarkan uraian pekerjaan operasional dan pemeliharaan
disimpulkan kebutuhan tenaga kerja operasional mencapai 37 orang,
disajikan pada Tabel
6.96. berikut dibawah ini.
Tabel 6.34. Perkiraan kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan keahlian untuk
kegiatan tahap operasi

NO POSISI – PENUGASAN* KEBUTUHAN ORANG KUALIFIKASI


1. Kepala UPTD 1 S1/S2/Sederajat
2. Wakil Kepala UPTD 1 S1/D3 Sederajat
3. Sekretaris 1 S1/D3 Sederajat
4. Administrasi 1 S1/D3 Sederajat
5. Keuangan 2 S1/D3 Sederajat
6. Bidang Pelayanan. LOS 2 SMA/D3 Sederajat
7. Bidang Pelayanan. Kios 2 SMA/D3 Sederajat
8. Bidang Pelayanan. Tlasaran 2 SMA/D3 Sederajat
9. Tim Sapras (K3) 3 SMA/D3 Sederajat
10. Tim Sanitasi Lingkungan dan Engineer 2 SMA/D3 Sederajat
11. Tim Pertamanan dan Parkir 4 SMA/D3 Sederajat
12. Tim Kebersihan 12 SMA/D3 Sederajat
13. Tim Keamanan dan Ketertiban 4 SMA/D3 Sederajat

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

TOTAL 37

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Sumber: Dinas Perindag (2023), Keterangan (*) kriteria pengelola Pasar Rakyat adopsi SNI 8152: 2015 tentang
Pasar Rakyat

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak terbukanya kesempatan kerja saat kegiatan Tahap Kontruksi
Penerimaan tenaga kerja operasional dimana prioritas kebijakan
mengutamakan tenaga kerja lokal menjadi faktor utama dalam
meningkatakan terbukanya kesempatan kerja(Tabel 6.97), dengan persamaan
berikut ini:

…………………..………………………………....…………(6)

Keterangan, dimana:

IPTKDP, Nilai persentase penyerapaan Tenaga Kerja dengan proyek

JTDj, Jumlah total penduduk batas yang berstatus belum bekerja dikurangi dengan estimasi
jumlah penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi (37 orang)

JPT, Jumlah total penduduk Batas Sosial
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 6.35. Kondisi jenis pekerjaan/mata pencaharian penduduk tanpa


skenario tenaga kerja lokal yang diprioritaskan dengan proyek

KONDISI PERSENTASE
KETERANGAN/JENIS PEKERJAAN
TANPA DENGAN
% %
PROYEK PROYEK
Mengurus Rumah Tangga 3138 3138 16.29 15.48

BUKAN Pelajar; Mahasiswa 3412 3412 16.95 17.51


ANGKATAN 463 463
KERJA Pensiunan 2.04 2.6

Sub-Total (BAK) 7013 7013 35.28 35.59

Belum Bekerja 943 906 4.71 4.82

AparaturPejabat Negara 807 807 3.94 4.20

Tenaga Pengajar 182 182 0.72 1.09


ANGKATAN
KERJA Wiraswasta 7237 7237 38.42 34.95

Pertanian dan
Peternakan 367 367 1.21 2.42

Nelayan 0 0 0.00 0.00

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Agama dan
Kepercayaan 5 5 0.02 0.03

Tenaga Kesehatan 139 139 0.31 1.04

Pekerjaan Lainnya 3092 3092 15.37 15.85

Sub-Total (AK) 12772 12772 64.72 64.41

TOTAL (BAK +AK) 19785 19785 100 100


TPAK DAN
PERSENTASE 7.38 7,09 92.72 92.52
TPT
Sumber: Profile Kalurahan Sidoagung, Sidoluhur; Kapanewon Godean Tahun 2023; Laporan
Penyelenggaran Pemerintah Kalurahan (LPPK)

Berdasarkan analisis data tersebut terdapat 943 orang yang belum


bekerja, apabila dikonversi kedalam perubahan persentase yang belum bekerja
atau pengganguran di kelompok angkatan kerja sebesar 7,38% dengan
adanya proyek menjadi 7,09% terdapat selisih penurunan sebesar 0,29%.
Dengan demikian, pendekatan penentuan skala kualitas lingkungan melalui
pendekatan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) Tahun 2020
yang didasarkan persentase penduduk dalam skala ruang Kalurahan yang
belum bekerja atau belum terserap oleh kegiatan usaha (barang atau jasa),
seperti disajikan pada Tabel 6.36. berikut dibawah ini.

Tabel 6.36. Kriteria penetapan kualitas lingkungan dengan proyek untuk


dampak terbukanya kesempatan kerja tahap operasi

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN** LINGKUNGAN
Terbukanya Jumlah persentase sebanyak
kesempatan kerja ≤4,00 % penduduk masyarakat 5 Sangat Baik
di wilayah kajian belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
4,10-7,0% penduduk masyarakat 4 Baik
di wilayah kajian belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
7,10-10,00% penduduk
3 Sedang
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
10,10-13,0% penduduk
2 Buruk
masyarakat di wilayah kajian
belum bekerja
Jumlah persentase sebanyak
≥13,10% penduduk masyarakat 1 Sangat Buruk
di wilayah kajian belum bekerja

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Sumber : Analisis Tim (2023) referensiklasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) Tahun
2020; professional judgment; dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman Tahun
2022; Keterangan* TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebagai persentase
jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja

Maka dapat disimpulkan berdasarkan skala kualitas lingkungan untuk nilai


kualitas lingkungan dengan proyek untuk tingkat terbukanya kesempatan kerja
(7,09%) masuk dalam kategori Sedang (Skala 3) dengan dengan kondisi jumlah
persentase sebanyak 6,10-9,00% penduduk masyarakat di wilayah kajian yang
belum bekerja.

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 3

Kualitas KLDP = Skala 4

Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (4- 3) = 1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil, dimana Besaran


dampak masuk kategori kurang Signifikan (low Significance of enviromental load)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya terbuka kesempatan kerja


terhadap rencana kegiatan pada tahap konstruksi kegiatan penerimaan
tenaga kerja operasional mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.37. berikut dibawah ini.
Tabel 6.37. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk terbuka
kesempatan kerja pada tahap kontruksi kegiatan penerimaan
tenaga kerja operasi
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting P
penduduk yang terkena dampak yaitu (P) Jumlah penduduk
akan terkena warga masyarakatkhususnya yang terkena dampak
dampak di wilayah studidengan negatif atau dampak
rencana usaha kondisi kebutuhan tenaga positif dengan
dan/atau kerja untuk proses tahap ketentuan persentase
Kegiatan pembangunan selama 1-2% di wilayah studi
tahap konstruksi diperkirakan
sekitar 37 orang (11 orang
Justifikasi:
prioritas tenaga lokal)
dimanaterdapat penduduk 7,09%> 1-2%
yang belum bekerja
sebanyak 943 jiwa di 2
Kalurahan dengan
persentase 7,09%

2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P


persebaran terbukanya kesempatan (P) apabila radius jarak
dampak kerjadi wilayah studi prioritas dari sumber
khususnya masyarakat atau dampak dalam skala
penduduk dalam batas ruang mikro yaitu 0,1-
sosial di 2 kalurahandimana 0,5 km2 yang menerima
radius batas sosial atau area dampak positif
of concern mencapai 536 (Marsh,1983)
ha dan luas tapak proyek
11.261 m2 (0,011 km2)
Justifikasi:
0,011 km2< 0,1-0,5 km
untuk dapat positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimanaterdapat 943 orang besaran dampak
berlangsung yang belum bekerja, dapat melebihi baku
apabila dikonversi kedalam mutu lingkungan yang
perubahan persentase yang telah ditetapkan
belum bekerja atau dengan periode waktu
pengganguran di kelompok tertentu dan lamanya
angkatan kerja sebesar dampak berlangsung
7,38% dengan adanya fluktuatif dengan
proyek menjadi 5,16% periode waktu > 12
terdapat selisih penurunan bulan (1 tahun)
sebesar 2,22%dan Lamanya
dampak berlangsung
Justifikasi:
fluktuatif dengan periode
waktu > 12 bulan (1 tahun) Tidak terdapat
parameter yang
melebihi baku mutu

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu >
12 bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P
komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu konflik ditimbulkan terhadap
sosial, dimana perubahan komponen lingkungan
persepsi dan sikap hidup lainnya di
wilayah studi
masyarakat yang positif
menjadi negatif di Justifikasi:
wilayah studi
Terdapat > 1
komponen lingkungan
lain yang terkena
dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahapan kegiatan (P) apabila Terdapat
Pra-Kontruksi penerimaan komponen lingkungan
tenaga kerja konstruksi lain yang terkena
dimana sumber dampak dampak sebagai
positif secara signifikan dampak primer
mempengaruhi komponen
lingkungan hidup yang Justifikasi:
berlangsung secara Sifat kumulatif dari
berulang dan terus dampak primer
menerus. Sehingga pada
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan baik Dampak Primer yang
dampak dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan dalam mengakomodir pengendalian dampak
dan teknologi permasalahan sesuai dengan
penerimaan tenaga kerja perkembangan ilmu
pengetahuan dan
operasional
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya

SIFATPENTING Kesimpulan:
DAMPAK
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
jumah P = 6 dan 7 (>81%) dari Total 7 (P) bersifat Sangat Penting

Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

2. Dampak Penting Hipotetik: Munculnya Persepsi dan Sikap Masyarakat Positif

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan tahap operasi pada pra-kontruksi pada tahap


penerimaan tenaga kerja operasional disimpulkan berdampak munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif. Apabila ditinjau dari aspek yang
mempengaruhi sikap dan persepsi adalah pengetahuan, Notoatmodjo
(2010) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan kondisi keadaan jiwa
(berfikir, berpendapat, bersikap dan sebagainya) untuk memberikan respon
terhadap situasi di luar objek tertentu. Dalam merespon ini bersifat positif
(tanpa tindakan) dan bersifat aktif (dengan tindakan), sehingga
pengetahuan menjadi bagian penting dalam mempertahankan dan
mengembangkan hidup dan kehidupannya, pembentukan sikap dan nilai
hidup, menentukan berbagai pilihan serta manipulasi sebuah tindakan
(Pranarka dan Vidhyandika, 1996). Pendekatan kriteria penetapan paramater
persepsi dan sikap masyarakat positif pada tahap pra-kontruksi pada tahap
penerimaan tenaga kerja operasional disimpulkan berdampak munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif yang dikonversi menjadi skala kualitas
lingkungan, seperti disajikan pada Tabel 6.38 berikut dibawah ini.
Tabel 6.38 Pendekatan penetapan skala kualitas lingkungan untuk
parameter persepsi dan sikap masyarakat positif
PARAMETER PENDEKATAN KRITERIA KONVERSI SKALA KUALITAS
LINGKUNGAN PENETAPAN** LINGKUNGAN/KETRANGAN
Munculnya Persepsi ≥81% responden memiliki persepsi
dan Sikap dan sikap yang positif terhadap 5 Sangat Baik
Masyarakat positif aspek yang telah ditentukan
61-80% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
4 Baik
terhadap aspek yang telah
ditentukan
41-60% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
3 Sedang
terhadap aspek yang telah
ditentukan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

PARAMETER PENDEKATAN KRITERIA KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN PENETAPAN** LINGKUNGAN/KETRANGAN
21-40% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
2 Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan

≤20% responden memiliki persepsi


dan sikap yang positif terhadap 1 Sangat Buruk
aspek yang telah ditentukan

Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait kesempatan
kerja; peningkatan pendapatan masyarakat; sarana pengendali banjir; peluang
usaha; dan Kondisi sungai Kaliyasa

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak munculnya persepsi dan sikap masyarakat positif saat tahap
penerimaan tenaga kerja operasional dimana prioritas penerimaan kepada
tenaga kerja lokal menjadi faktor utama dalam persepsi dan sikap masyarakat
yang bersifat positif (Tabel 6.39), dengan persamaan berikut ini:

……………………..……………………………....…………(7)

Keterangan, dimana:

IPSTP, Nilai persentase persepsi dan sikap Masyarakat dengan proyek

JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan kesempatan kerja

JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan kesempatan
kerja

∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 6.39. Hasil prakiraan dampak untuk munculnya persepsi dan sikap
masyarakat positif dengan adanya rencana kegiatan
(penerimaan tenaga kerja operasional)

JUMLAH RESPONDEN
INTERPRETASI PERSEPSI NILAI INDEKS
YANG MENJAWAB* JAWABAN
NO DAN SIKAP
TANPA DENGAN MAKSIMAL TANPA DENGAN
MASYARAKAT POSITIF
PROYEK PROYEK** PROYEK PROYEK**

(1) Kesempatan kerja** 9 26 34 0.27 0.76


Pendapatan
(2) 19 23 34 0.56 0.67
masyarakat
∑ (JDi/JBMAX) 0,83 1,43
∑JK 2 2
NILAI PERSENTASEIPSTP/DP) 41.5% 71,5%
∆ (SELISIH) 30%

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2022); *setiap responden memiliki jawaban lebih
dari satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan;

Berdasarkan analisis interpretasi persepsi dan sikap masyarakat positif


berbasis survelian diasumsikan sebanyak 34 orang masyarakat diperoleh
nilai persentase sebesar 71,5% kondisi dengan proyek yang mengalami
peningkatan sebanyak 30% dari kondisi tanpa proyek. Dengan demikian,
dapat dilakukan konversi nilai skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan
sikap masyarakat positif, seperti disajikan pada Tabel 6.40 berikut dibawah ini.

Tabel 6.40 Kriteria penetapan kualitas lingkungan dengan proyek untuk


munculnya persepsi dan sikap masyarakat bersifat positif

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN* LINGKUNGAN

Munculnya ≥81% responden memiliki persepsi


Persepsi dan dan sikap yang positif terhadap 5 Sangat Baik
Sikap Masyarakat aspek yang telah ditentukan
positif 61-80% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
4 Baik
terhadap aspek yang telah
ditentukan
41-60% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
3 Sedang
terhadap aspek yang telah
ditentukan
21-40% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
2 Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan
≤20% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
1 Sangat Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan
Sumber: Dokumen Amdal (2017), Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport Di
Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY Kepada PT. Angkasa Pura I (Persero), Izin Lingkungan:
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.558/Menlhk/Setjen/PLA.4/10/2017;
keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait Kesempatan kerja; dan peningkatan pendapatan

Berdasarkan analisis interpretasi persepsi dan sikap masyarakat positif


diasumsikan berbasis survelian 34 orang masyarakat diperoleh diperoleh nilai
persentase sebesar 71,5% kondisi dengan proyek yang mengalami peningkatan
sebanyak 30% dari kondisi tanpa proyek, maka dapat disimpulkan berdasarkan
skala kualitas lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan semakin membaik
(71,5%) masuk dalam kategori Baik (Skala 4) dengan interpretasi nilai
persentase 61-80% responden memiliki persepsi dan sikap yang positif
terhadap aspek dampak terbukanya kesempatan kerja .

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 3

Kualitas KLDP = Skala 4
 Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (4 - 3) = +1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil, dengan


interpretasi besaran dampak masuk kategori cukup signifikan (low Significance of
enviromental loads)

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak munculnya persepsi dan sikap


masyarakat positif terhadap rencana kegiatan pada tahap kontruksi pada
tahap penerimaan tenaga kerja operasional disimpulkan berdampak
munculnya persepsi dan sikap masyarakat positif mendasarkan pada 7 kriteria
penentu tingkat kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.41. berikut
dibawah ini.
Tabel 6.41. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk munculnya persepsi
dan sikap masyarakat pada tahap penerimaan tenaga kerja
operasional
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting (P) P
penduduk yang terkena dampak yaitu Jumlah penduduk yang
akan terkena warga masyarakat terkena dampak negatif
dampak angkatan kerja khususnya di atau dampak positif
rencana usaha wilayah studi yang dengan ketentuan
dan/atau diperkirakan sekitar 16,519 persentase 1-2% di
Kegiatan orang angkatan kerja dan wilayah studi
sebanyak 943 orang bekerja
dengan jumlah kebutuhan
Justifikasi:
tenaga kerja diasumsikan
sebanyak 37 orang (0,04%) 0,04 %< 1%

2. Luas wilayah Sebaran dampak di Dikategorikan Penting (P) P


persebaran wilayah studi khususnya apabila radius jarak
dampak masyarakat atau penduduk prioritas dari sumber
dalam batas sosial di 2 dampak dalam skala
Kelurahan dengan luas 536 ruang mikro yaitu 0,1-0,5
Ha (5,36 km2) km2 yang menerima
dampak positif
(Marsh,1983)

Justifikasi:
5,36 km2 > 0,1-0,5 km
untuk dampak positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting (P) TP
lamanya dari hasil prakiraan dampak apabila Intensitas
dampak dimana persepsi dan sikap besaran dampak dapat
berlangsung masyarakat bersifat positif melebihi baku mutu
(71,5%) masuk dalam lingkungan yang telah
kategori Baik (Skala 4) ditetapkan dengan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dengan interpretasi 61-80% periode waktu tertentu
responden memiliki persepsi dan lamanya dampak
dan sikap yang positif berlangsung fluktuatif
terhadap kegiatan relokasi dengan periode waktu
pedagang eksisting > 12 bulan (1 tahun)
berlangsung 6 bulan
Justifikasi:
periode waktu 6 < 12
bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting (P) P
komponen terhadap komponen apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak konflik sosial, dimana ditimbulkan terhadap
perubahan persepsi dan komponen lingkungan
sikap masyarakat yang hidup lainnya di wilayah
studi
positif menjadi negatif
atau sebaliknya dari Justifikasi:
masyarakat sekitar lokasi Terdapat > 1 komponen
tapak kegiatan di lingkungan lain yang
wilayah studi terkena dampak

5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting (P) P


dampak selama tahapan kegiatan apabila Terdapat
Pra-Kontruksi pada tahap komponen lingkungan
pra-konstruksi terkait lain yang terkena
pengadaan lahan dimana dampak sebagai
sumber dampak positif dampak primer
secara signifikan
mempengaruhi komponen Justifikasi:
lingkungan hidup yang Sifat Kumulatif dari
berlangsung secara dampak primer
berulang dan terus
menerus. Sehingga pada
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu
dapat menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
dampak kumulatif
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan baik Dampak Primer yang
dampak dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik

7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP


sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu (satu) kriteria
sosial dan kelembagaan
pengetahuan pengendalian dampak
dalam mengakomodir
dan teknologi sesuai dengan
permasalahan yang terjadi
perkembangan ilmu
saat tahap operasi

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
kegiatan Penerimaan pengetahuan dan
Tenaga Kerja Operasional teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya

SIFAT PENTING Kesimpulan:


DAMPAK Jumlah P = 5 (61-80%) dari Total 7 (P) bersifat Lebih Penting (P)

6.2.3.3 Operasional Fasilitas Utama Pasar Godean: 5 (Lima) Dampak


Penting Hipotetik

1. Dampak Penting Hipotetik: Timbulan Sampah Domestik

A. Prakiraan Besaran Dampak

Dalam rencana kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean


yang berlokasi di Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur, Kapanewon Godean,
DIY, pada tahapan operasional untuk kegiatan fasilitas utama dan
penunjang, dimungkinkan akan menimbulkan sampah baik organik dan
anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat
biodegradable, serta mudah dapat diuraikan melalui proses alami, misalnya
sampah dari dapur, sisa- sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan
plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar
tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah
sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Sampah non norganik atau anorganik
adalah sampah yang dihasilkan dari bahan bahan non hayati, baik berupa
produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Sampah anorganik dibedakan menjadi sampah logam dan produk-produk
olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik,
sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/
mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable).
Adapun rencana timbulan sampah yang dihasilkan dari pasar Godean
merupakan sampah organik dan anorganik yang dihasilkan dari unit
bangunan yang terdapat di pasar Godean dengan penjelasan sebagai
berikut:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

No Bangunan Luas Bangunan (m2)


1. Lantai 1 6.540
2. Lantai 2 6.456
3. Lantai 3 1.767,20
Sumber : Diskripsi pasar Godean
Denah masing-masing bangunan lantai 1 sampai dengan lantai 3
sebagai berikut :

Penjelasan : Pembangunan LOS dan Tlasaran dimana LOS dibagi menjadi LOS Basah dan
LOS Kering dan TLasaran dibagi menjadi Tlasaran (Pangan) dan Tlasaran (Non-Pangan).
Total pedagang di lantai I mencapai 1269 pedagang dimana jumlah pedagang LOS
Basah sebanyak 343 unit pedangan; pedagang LOS Kering sebanyak 372 unit pedagang,
sedangkan Tlasaran Pangan sebanyak 426 unit pedagang dan Tlasaran non pangan
sebanyak 426 unit pedagang.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Penjelasan : Pembangunan Kios dan LOS dimana LOS dibagi menjadi LOS Kering dan
LOS Belut. Total pedagang di lantai II mencapai 589 pedagang dimana jumlah
pedagang LOS Kering sebanyak 421 unit pedangan; pedagang LOS Belut
sebanyak 31unit pedagang, sedangkan Kios sebanyak 137 unit pedagang

Penjelasan: Lantai 3 Pembangunan Kios dan LOS dimana LOS dibagi menjadi LOS
Kering dan LOS Sepeda. Total pedagang di lantai III mencapai 132 pedagang
dimana jumlah pedagang LOS Kering sebanyak 28 unit pedangan; pedagang LOS
Sepeda sebanyak 55 unit pedagang, sedangkan Kios sebanyak 49 unit pedagang,
khusus Kios Makanan-Siap Saji sebannyak 11 unit pedagang untuk memfasilitasi
area foodcourt bagi pengujung pasar

Berdasarkan data luas bangunan tersebut diatas dan berdasarkan SNI


19-3983-1995 Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota
Sedang di Indonesia, maka diperoleh nilai timbulan sampah saat
operasional sebesar = 4.429 Kg/hari

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan komposisi sampah pasar 4.429 Kg/hari, maka


penentuan nilai skala kualitas lingkungan untuk timbulan sampah melalui
pendekatan Indeks Volume Sampah sebagai batas atas potensi timbulan
volume sampah dengan adanya proyek dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

TS = LB x BS

Keterangan, dimana:
TS : Timbulan sampah (kg/hari)
LB : Luas bangunan
permeter2/hari BS : Berat sampah (
0,1-0,3) Kg Sumber : SNI 19-3983-
1995

Tabel 6.5. Analisis nilai Indeks volume sampah pasar dengan adanya proyek
di wilayah studi rencana kegiatan

Sumber:

Berdasarkan uraian dan data prakiraan dampak yang diperoleh,


maka dapat disimpulkan bahwa saat tahap kegiatan operasi terdapat
peningkatan atau perubahan nilai indeks volume sampah yang dihasilkannya
Tabel 6.42. Penentuan konversi nilai skala kualitas lingkungan untuk timbulan
sampah pasar dengan proyek
KONVERSI
NO KRITERIA INDEKS* INTERPRETASI SKALA KETERANGAN
LINGKUNGAN
Nilai 1000-1750
1000-1750 Kriteria dimana timbulan sampah
1 Skala 5 Sangat Baik
yang dihasilkan dibawah batas
atas standar teknis

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Nilai 1750-2500
1750-2500 Kriteria dimana timbulan sampah
2 Skala 4 Baik
yang dihasilkan belum memenuhi
batas atas standar teknis
3 2500-3250 Nilai 2500-3250 Skala 3 Sedang

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KONVERSI
NO KRITERIA INDEKS* INTERPRETASI SKALA KETERANGAN
LINGKUNGAN
Kriteria dimana timbulan sampah
yang dihasilkan telah memenuhi
batas atas standar teknis
Nilai 3250-4000
3250-4000 Kriteria dimana timbulan sampah
4 Skala 2 Buruk
yang dihasilkan telah melebihi
batas atas standar teknis
Nilai ≥ 4000
Kriteria dimana timbulan sampah
5 ≥ 4000 Skala 1 Sangat Buruk
yang dihasilkan telah melampaui
kapasitas batas atas standar teknis
Sumber: junctification hasil perhitungan jumlah timbulan sampah

Berdasarkan interpretasi nilai indeks volume sampah diperoleh


kondisi tanpa proyek dimana saat kondisi tanpa proyek sebesar 2.760 Kg/hari dan
kondisi dengan proyek sebesar 4.429 Kg/hari , dengan demikian penetapan skala
kualitas lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan dampak timbulan
sampah pasar dengan kondisi dengan proyek masuk pada kategori sedang
(Skala 2) .

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 3

Kualitas KLDP = Skala 1

Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (3 - 1) = 2

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak buruk

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya peningkatan timbulan


sampah Sejenis Sampah pasar terhadap rencana kegiatan pada tahap
operasi mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak
seperti disajikan pada Tabel 43. berikut dibawah ini.
Tabel 6.43. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk timbulan sampah
pasar pada tahap operasi
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah timbulan sampah Dikategorikan Penting P
penduduk yang domestic pada tahap (P) Jumlah penduduk
akan terkena operasional sebesar 4.429 yang terkena dampak
dampak kg/hari dan pada tahap negatif atau dampak
rencana usaha kagiatan belum berjalan positif dengan
dan/atau sebesar 2.760 kg/hari, akan ketentuan persentase

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Kegiatan mempengaruhi jumlah 1-2% di wilayah studi

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
penduduk sebesar 11.49 Justifikasi:
orang 11.49 % > 1-2 %
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan di wilayah studi (P) apabila radius jarak
dampak khususnya masyarakat atau prioritas dari sumber
penduduk dalam batas dampak dalam skala
sosial di 2 Kalurahan ruang mikro yaitu 0,1
(Sidoluhur dan Sidoagung) km2 yang menerima
dimana radius batas sosial dampak positif
atau area of concern (Marsh,1983)
mencapai 0,14 km2
Justifikasi:
0,14 km2 > 0,1 km2
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana terjadi peningkatan besaran dampak
berlangsung indeks populasi lalat dari 5.5 dapat melebihi baku
tanpa proyek menjadi 8.8 mutu lingkungan yang
dengan proyek terdapat telah ditetapkan
selisih peningkatan sebesar dengan periode waktu
3.3 dan Lamanya dampak tertentu dan lamanya
berlangsung dengan dampak berlangsung
periode waktu > 12 bulan fluktuatif dengan
(1 tahun) periode waktu > 12
bulan (1 tahun)

Justifikasi:
Terdapat parameter
yang melebihi baku
mutu dan berlangsung
dengan periode waktu
> 12 bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P
komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu penurunan ditimbulkan terhadap
kesehatan masyarakat, komponen lingkungan
sehingga berpotensi hidup lainnya di
wilayah studi
mengurangi pendapatan
yang Justifikasi:
dihasilkan di wilayah studi
Terdapat > 1
komponen lingkungan
lain yang terkena
dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahapan kegiatan (P) apabila Terdapat
operasional fasilitas utama komponen lingkungan
dimana sumber dampak lain yang terkena
secara signifikan dampak sebagai
mempengaruhi komponen dampak primer
lingkungan hidup yang
berlangsung secara Justifikasi:
berulang dan terus Sifat kumulatif dari
menerus. Sehingga pada dampak primer
kurun waktu dan bertumpu

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan baik Dampak Primer yang
dampak dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan pengelolaan (satu) kriteria
pengetahuan dampak primer pengendalian dampak
dan teknologi penurunan indeks sesuai dengan
populasi lalat akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan
jumlah timbunan sampah
teknologi yang dapat
domestik
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Jumlah P = 6

Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

2. DAMPAK PENTING HIPOTETIK: Vector Dan Binatang Pembawa Penyakit

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan tahap operasional pada kegiatan Operasional


Fasilitas Utama disimpulkan berdampak terhadap peningkatan indeks populasi
lalat, hal ini seiring dengan jumlah timbulan sampah yang meningkat
sebesar
4.429 Kg/hari dari 2.760 Kg/hari dari jumlah sampah berdasarkan perhitungan
Standar Nasional Indonesia ( SNI-19-3983-1995

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak peningkatan indeks populasi lalat saat kegiatan Tahap operasional ,
dengan menggunakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan


Lingkungan sebagai berikut :
Tabel 6.44 Kriteria standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit

Nilai Baku Kegiatan di


No Vektor Parameter Satuan Ukur
Mutu lapangan
(5) (6)
(1) (2) (3) (4)
Angka gigitan ---
MBR (man
1. Nyamuk Anopheles sp. nyamuk per orang <0,025
biting rate)
per malam
Nyamuk Anopheles 0 ---
Nyamuk
yang mengandung
Anopheles
pathogen virus/
SP
bakteri parasite
Persentase habitat <1 ---
Indeks
2. Larva Anopheles SP. perkembangbiakan
habitat
yang positif larva
Angka <0,025 ---
Nyamuk Aedes Angka kepadatan
Istirahat
3 aegypti dan/atau nyamuk istirahat
(Resting
Aedes Albopictus (resting) perjam
rate)
Nyamuk Aedes 0 ---
Nyamuk
yang mengandung
Aedes
pathogen virus/
Infektif
bakteri/parasit
ABJ ≥95 ---
Larva Aedes aegypti Persentase
(Angka
4. dan/atau Aedes rumah/bangunan
Bebas
albopictus yang negarif larva
Jentik)
Jentik Jentik Aedes yang 0 ---
Aedes mengandung
Infektif Patogen Virus
MHD (Man Angka nyamuk <1 ---
5. Nyamuk Culex sp. Hour yang hinggap per
Density) orang per jam
Nyamuk Culex yang 0 ---
Nyamuk
mengandung
Culex
pathogen
Infektif virus/bakteri/parasit
Persentase habitat <5 ---
Indeks
6. Larva Culex sp. perkembangbiakan
habitat
yang positif larva
MHD (Man Angka nyamuk <5 ---
7. Mansonia sp. Hour yang hinggap per
Density) orang per jam
Jumlah pinjal <1 ---
Indeks Xenopsylla cheopis
8. Pinjal Pinjal dibagi dengan
Khusus jumlah tikus yang
diperiksa
Jumlah pinjal yang <2 ---
Indeks
tertanggap dibagi
Pinjal
dengan jumlah tikus
Umum
yang diperiksa
9. Lalat: Indeks Angka rata-rata <2 Penggunaan alat:
Populasi populasi lalat Flygrill
Lalat Analisis Indeks:
4 pemasangan
Flygrill , dilakukan
selama 5 menit
mendapatkan rata-
rata 5,5 lalat (Indeks
Populasi Lalat > 2)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Kondisi lingkungan tanpa proyek (KLTP) sudah melebihi indeks populasi lalat yaitu
>2 dengan hasil pengambilan data primer untuk indeks populasi lalat sebesar
5,5 dimana kondisi tersebut termasuk dalam kategori buruk (Skala 2).
Kondisi lingkungan dengan proyek (KLDP) merupakan hasil jumlah
timbulan sampah pada rona awal sebesar 2.760 kg/ hari dan tahap operasional
sebesar 4.429 Kg/hari dikalikan dengan indeks populasi lalat sebesar 5,5 ,
maka hasil terhadap KLdp sebesar 8,8 dengan kategori sangat buruk (Skala 1).
Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Maka dapat disimpulkan bahwa:

Kualitas KLTP = Skala 2

Kualitas KLDP = Skala 1
 Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (2 - 1) = 1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk kategori dampak


sangat buruk

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak pada vector dan binatang pembawa


penyakit terhadap rencana kegiatan pada tahap operasional kegiatan
Operasional fasilitas utama bendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak seperti disajikan pada
Tabel 6.45. Kriteria penentuan sifat penting untuk dampak peningkatan indeks
populasi lalat terhadap rencana kegiatan pada tahap
operasional kegiatan operasional fasilitas utama
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah timbulan sampah Dikategorikan Penting P
penduduk yang domestic pada tahap (P) Jumlah penduduk
akan terkena operasional sebesar 4.429 yang terkena dampak
dampak kg/hari dan pada tahap negatif atau dampak
rencana usaha kagiatan belum berjalan positif dengan
dan/atau sebesar 2.760 kg/hari, akan ketentuan persentase
Kegiatan mempengaruhi jumlah 1-2% di wilayah studi
penduduk sebesar 11.49
orang
Justifikasi:
11.49 % > 1-2 %
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan di wilayah studi (P) apabila radius jarak
dampak khususnya masyarakat atau prioritas dari sumber
penduduk dalam batas dampak dalam skala
sosial di 2 Kalurahan ruang mikro yaitu 0,1

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
(Sidoluhur dan Sidoagung) km2 yang menerima
dimana radius batas sosial dampak positif
atau area of concern (Marsh,1983)
mencapai 0,14 km2
Justifikasi:
0,14 km2 > 0,1 km2
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana terjadi peningkatan besaran dampak
berlangsung indeks populasi lalat dari 5.5 dapat melebihi baku
tanpa proyek menjadi 8.8 mutu lingkungan yang
dengan proyek terdapat telah ditetapkan
selisih peningkatan sebesar dengan periode waktu
3.3 dan Lamanya dampak tertentu dan lamanya
berlangsung dengan dampak berlangsung
periode waktu > 12 bulan fluktuatif dengan
(1 tahun) periode waktu > 12
bulan (1 tahun)

Justifikasi:
Terdapat parameter
yang melebihi baku
mutu dan berlangsung
dengan periode waktu
> 12 bulan (1 tahun)

4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P


komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu penurunan ditimbulkan terhadap
kesehatan masyarakat, komponen lingkungan
sehingga berpotensi hidup lainnya di
wilayah studi
mengurangi pendapatan
yang Justifikasi:
dihasilkan di wilayah studi
Terdapat > 1
komponen lingkungan
lain yang terkena
dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahapan kegiatan (P) apabila Terdapat
operasional fasilitas utama komponen lingkungan
dimana sumber dampak lain yang terkena
secara signifikan dampak sebagai
mempengaruhi komponen dampak primer
lingkungan hidup yang
berlangsung secara Justifikasi:
berulang dan terus Sifat kumulatif dari
menerus. Sehingga pada dampak primer
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
diakomodir dengan baik Dampak Primer yang

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
berbaliknya dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
dampak masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan pengelolaan (satu) kriteria
pengetahuan dampak primer pengendalian dampak
dan teknologi penurunan indeks sesuai dengan
populasi lalat akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan
jumlah timbunan sampah
teknologi yang dapat
domestik
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Jumlah P = 6
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

3. DAMPAK PENTING HIPOTETIK: Peningkatan Pendapatan Masyarakat

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan tahap operasi disimpulkan berdampak peningkatan


pendapatan masyarakat saat kegiatan operasional fasilitas utama pasar
godean. Dalam hal ini, proses penerimaan tenaga kerja telah dilakukan oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman. Berdasarkan
uraian pekerjaan operasional dan pemeliharaan disimpulkan kebutuhan
tenaga kerja operasional mencapai 37 orang, disajikan pada Tabel 6.46.
berikutdibawah ini.

Tabel 6.46 Estimasi kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan keahlian untuk
kegiatan tahap operasi

NO POSISI – PENUGASAN* KEBUTUHAN ORANG KUALIFIKASI


1. Kepala UPTD 1 S1/S2/Sederajat
2. Wakil Kepala UPTD 1 S1/D3 Sederajat
3. Sekretaris 1 S1/D3 Sederajat
4. Administrasi 1 S1/D3 Sederajat
5. Keuangan 2 S1/D3 Sederajat
6. Bidang Pelayanan. LOS 2 SMA/D3 Sederajat
7. Bidang Pelayanan. Kios 2 SMA/D3 Sederajat
8. Bidang Pelayanan. Tlasaran 2 SMA/D3 Sederajat
9. Tim Sapras (K3) 3 SMA/D3 Sederajat

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

10. Tim Sanitasi Lingkungan dan Engineer 2 SMA/D3 Sederajat

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

11. Tim Pertamanan dan Parkir 4 SMA/D3 Sederajat


12. Tim Kebersihan 12 SMA/D3 Sederajat
13. Tim Keamanan dan Ketertiban 4 SMA/D3 Sederajat
TOTAL 37
Sumber: Dinas Perindag (2022), Keterangan (*) kriteria pengelola Pasar Rakyat adopsi SNI 8152: 2015 tentang
Pasar Rakyat

Pendekatan penambahan 10 orang tenaga kerja operasional sebagai


input peningkatan pendapatan masyarakat dimana target penerimaan
tenaga kerja diprioritaskan khususnya bagi warga masyarakat di wilayah studi
dengan sebesar 100% dari total kebutuhan tenaga kerja operasional untuk
menambah dampak positif dengan adanya rencana kegiatan.

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak peningkatan pendapatan masyarakat saat kegiatan operasional
fasilitas utama pasar godean dimana prioritas kebijakan mengutamakan
tenaga kerja lokal menjadi faktor utama dalam peningkatan pendapatan
masyarakat (Tabel 6.123), dengan menggunakan persamaan berikut ini:

……………….…………………..…………………....…………(8)
Keterangan, dimana:
 IPMDP, sebagai Nilai Persentase Pendapatan Masyarakat dengan proyek
 JPDi, sebagai pembobotan nilai interval pendapatan masyarakat berbasis surveilien dan
upah minimum Kabupaten Cilacapdi batas sosial wilayah studi dengan skenario
penambahan penerima tenaga kerja operasional(Nilai Bobot 1 s/d 5)
 JPT, sebagai Jumlah kelas pembobotan nilai interval pendapatan (5 Kelas)
 JS, sebagai jumlah responden (233 Responden)
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

Tabel 6.47. Analisis peningkatanpendapatan masyarakat berdasarkan


surveilien dalam batas sosial dan standar upah minimum
Kabupaten Cilacap
NILAI PERSENTASE
JUMLAH RESPONDEN
N INTERPRETASI INTERVAL JAWABAN PENDAPATAN
O PENDAPATAN** TANPA DENGAN MAKSIMA TANPA DENGAN
PROYEK PROYEK* L PROYEK PROYEK*
1. < Rp. 2.000.000,- 5 2 34 0,15 0.1

2. Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 2.500.000 29 32 34 0.85 1,2


1,0 1,3
NILAI PERSENTASE (IPMTP/DP) 50,0 65,0
SELISIH (∆) 15,0%

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Sumber: Tim Penyusun (2023): Keterangan* pendekatanpendapatanupah minimum


Kabupaten Sleman Rp. Rp.2159.519,22,- dalam ketetapan SK Gubernur DIY Nomor
338/KEP/2022 tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2023

Berdasarkan uraian dan data prakiraan dampak yang diperoleh


terkait pendapatan masyarakat berbasis surveilien responden di batas sosial
wilayah studi, maka dapat disimpulkan bahwa saat tahap operasi
diharapkan tidak terdapat responden yang pendapatannya kurang dari
standar upah UMK Kabupaten Sleman yang tertuang dalam SK Gubernur DIY
Nomor 338/KEP/2023 tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota
Tahun 2023, maka diketahui terdapat peningkatan atau perubahan nilai
persentase sebesar 15,0%dari kondisi tanpa proyek dimana saat kondisi tanpa
proyek sebesar 50,0% dan kondisi dengan proyek sebesar 65,0%. Dengan
demikian, dapat dilakukan konversi nilai skala kualitas lingkungan, seperti
disajikan pada Tabel 6.48. berikut dibawah ini.

Tabel 6.48. Kriteria penetapan kualitas lingkungan dengan proyek untuk


peningkatan pendapatan masyarakat

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN* LINGKUNGAN

Peningkatan Persentase nilai interval indeks


Pendapatan pendapatan > 80% dengan
5 Sangat Baik
Masyarakat pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Persentase nilai interval indeks
pendapatan 60-80% dengan
4 Baik
pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Persentase nilai interval indeks
pendapatan 40-60% dengan
3 Sedang
pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Persentase nilai interval indeks
pendapatan 20-40% dengan
2 Buruk
pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Persentase nilai interval indeks
pendapatan <20% dengan
1 Sangat Buruk
pendekatan standar upah minimum
Kabupaten Sleman
Sumber: Tim Penyusun (2023): Keterangan* pendekatanpendapatanupah minimum
Kabupaten Sleman Rp. Rp.2159.519,22,- dalam ketetapan SK Gubernur DIY Nomor
338/KEP/2022 tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2023

Berdasarkan interpretasi nilai persentase pendapatan masyarakat


berbasis survelian responden diperoleh terdapat peningkatan atau

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

perubahannilai persentase sebesar 15% dari kondisi tanpa proyek dan


kondisi tanpa proyek sebesar 50% dan kondisi dengan proyek sebesar 65%,
dengan demikian penetapan skala kualitas lingkungan untuk nilai kualitas
lingkungan dengan proyek untuk peningkatan pendapatan masyarakat
(65%) termasuk dalam kategori Baik (Skala 4) dengan interpretasi
daripersentase nilai interval indeks pendapatan 60-80% dengan standar upah
minimum Kabupaten Cilacap.

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 3

Kualitas KLDP = Skala 4
 Besaran dampak (KLDP– KLTP) = (4 - 3) = 1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil, dimana Besaran


dampak masuk kategori kurang Signifikan (low Significance of enviromental load)

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak peningkatan pendapatan


masyarakat terhadap rencana kegiatan pada tahap kegiatan operasional
fasilitas utama pasar godean mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.49. berikut dibawah ini.
Tabel 6.49. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk peningkatan
pendapatan masyarakat kegiatan operasional fasilitas utama
pasar godean
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting P
penduduk yang terkena dampak yaitu (P) Jumlah penduduk
akan terkena warga masyarakatkhususnya yang terkena dampak
dampak di wilayah studidengan negatif atau dampak
rencana usaha kondisi kebutuhan tenaga positif dengan
dan/atau kerja untuk proses tahap ketentuan persentase
Kegiatan operasi diperkirakan sekitar 1-2% di wilayah studi
10orangdimanaterdapat
penduduk yang belum
bekerja sebanyak 943 jiwa di Justifikasi:
2 Kalurahan dengan 7,09%> 1-2%
persentase 7,09%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan pendapatan (P) apabila radius jarak
dampak masyarakatdi wilayah studi prioritas dari sumber
khususnya masyarakat atau dampak dalam skala
penduduk dalam batas ruang mikro yaitu 0,1-
sosial di 2 kalurahandimana 0,5 km2 yang menerima
radius batas sosial atau area

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
of concern mencapai 536 dampak positif
ha dan luas tapak (Marsh,1983)
proyek 11.261 m2 (0,011
km2)
Justifikasi:
0,011 km2< 0,1-0,5 km
untuk dapat positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimanainterpretasi nilai besaran dampak
berlangsung persentase pendapatan dapat melebihi baku
masyarakat berbasis mutu lingkungan yang
survelian responden telah ditetapkan
diperoleh terdapat dengan periode waktu
peningkatan atau tertentu dan lamanya
perubahan nilai persentase dampak berlangsung
sebesar 1,03% dari kondisi fluktuatif dengan
tanpa proyek dan kondisi periode waktu > 12
tanpa proyek sebesar bulan (1 tahun)
61,20% dan kondisi dengan
proyek sebesar 62,23%
Justifikasi:
(penambahan 10 orang
tenaga kerja operasional) Tidak terdapat
dan Lamanya dampak parameter yang
berlangsung fluktuatif melebihi baku mutu
dengan periode waktu > 12 dan berlangsung
bulan (1 tahun) fluktuatif dengan
periode waktu > 12
bulan (1 tahun)

4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P


komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu konflik ditimbulkan terhadap
sosial, dimana perubahan komponen lingkungan
persepsi dan sikap hidup lainnya di
wilayah studi
masyarakat yang positif
menjadi negatif di Justifikasi:
wilayah studi
Terdapat > 1
komponen lingkungan
lain yang terkena
dampak

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P


dampak selama tahapa operasi (P) apabila Terdapat
kegiatan penerimaan komponen lingkungan
tenaga kerja operasional lain yang terkena
dimana sumber dampak dampak sebagai
positif secara signifikan dampak primer
mempengaruhi komponen
lingkungan hidup yang Justifikasi:
berlangsung secara Sifat kumulatif dari
berulang dan terus dampak primer
menerus. Sehingga pada
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik)dampak
kumulatif

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
6. Berbalik atau Dapat tidak berbalik Dikategorikan Tidak TP
tidak apabila ditinjau dari Penting (TP) apabila
berbaliknya besaran pendapatan Dampak Primer yang
dampak masyarakat seusai dengan tidak berbalik terhadap
dengan indeks dampak yang
pendapatan 60-80% ditimbulkan
terhadap standar upah Justifikasi:
UMK Kabupaten Sleman Sifat dampak sekunder
tidak berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan dalam mengakomodir pengendalian dampak
dan teknologi permasalahansistem sesuai dengan
pengupahan tenaga kerja perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFATPENTING Kesimpulan:
DAMPAK jumah P = 6 dan 7 (>81%) dari Total 7 (P) bersifat Sangat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

4. DAMPAK PENTING HIPOTETIK: Munculnya Persepsi dan Sikap


Masyarakat Positif
A. Prakiraan Besaran Dampak
Rencana kegiatan tahap operasi pada pra-kontruksi pada tahap
penerimaan tenaga kerja operasional disimpulkan berdampak munculnya
persepsi dan sikap masyarakat positif. Apabila ditinjau dari aspek yang
mempengaruhi sikap dan persepsi adalah pengetahuan, Notoatmodjo
(2010) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan kondisi keadaan jiwa
(berfikir, berpendapat, bersikap dan sebagainya) untuk memberikan respon
terhadap situasi di luar objek tertentu. Dalam merespon ini bersifat positif
(tanpa tindakan) dan bersifat aktif (dengan tindakan), sehingga
pengetahuan menjadi bagian penting dalam mempertahankan dan
mengembangkan hidup dan kehidupannya, pembentukan sikap dan nilai
hidup, menentukan berbagai pilihan serta manipulasi sebuah tindakan
(Pranarka dan Vidhyandika, 1996). Pendekatan kriteria penetapan paramater
persepsi dan sikap masyarakat positif pada tahap pra-kontruksi pada tahap
penerimaan tenaga kerja operasional disimpulkan berdampak munculnya

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

persepsi dan sikap masyarakat positif yang

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan, seperti disajikan pada Tabel 6.50
berikut dibawah ini.

Tabel 6.50. Pendekatan penetapan skala kualitas lingkungan untuk


parameter persepsi dan sikap masyarakat positif
PARAMETER PENDEKATAN KRITERIA KONVERSI SKALA KUALITAS
LINGKUNGAN PENETAPAN** LINGKUNGAN/KETRANGAN
Munculnya Persepsi ≥81% responden memiliki persepsi
dan Sikap dan sikap yang positif terhadap 5 Sangat Baik
Masyarakat positif aspek yang telah ditentukan
61-80% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
4 Baik
terhadap aspek yang telah
ditentukan
41-60% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
3 Sedang
terhadap aspek yang telah
ditentukan
21-40% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
2 Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan

≤20% responden memiliki persepsi


dan sikap yang positif terhadap 1 Sangat Buruk
aspek yang telah ditentukan

Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait kesempatan
kerja; peningkatan pendapatan masyarakat; sarana pengendali banjir; peluang
usaha; dan Kondisi sungai Kaliyasa

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak munculnya persepsi dan sikap masyarakat positif saat tahap
penerimaan tenaga kerja operasional dimana prioritas penerimaan kepada
tenaga kerja lokal menjadi faktor utama dalam persepsi dan sikap masyarakat
yang bersifat positif (Tabel 6.101), dengan persamaan berikut ini:

……………………..……………………………....…………(9)

Keterangan, dimana:

IPSTP, Nilai persentase persepsi dan sikap Masyarakat dengan proyek

JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan kesempatan kerja

JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan kesempatan
kerja

∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Tabel 6.51. Hasil prakiraan dampak untuk munculnya persepsi dan sikap
masyarakat positif dengan adanya rencana kegiatan
Operasional Fasilitas Utama Pasar Godean

JUMLAH RESPONDEN
INTERPRETASI PERSEPSI NILAI INDEKS
YANG MENJAWAB* JAWABAN
NO DAN SIKAP
TANPA DENGAN MAKSIMAL TANPA DENGAN
MASYARAKAT POSITIF
PROYEK PROYEK** PROYEK PROYEK**
1
Kesempatan kerja** 12 26 34 0,35 0,76
.
2 Pendapatan
13 28 34 0,38 0,82
. masyarakat
∑ (JDi/JBMAX) 0,72 1,58
∑JK 2 2
NILAI PERSENTASE IPSTP/DP) 36% 79%
∆ (SELISIH) 43%
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2022); *setiap responden memiliki jawaban lebih
dari satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan;

Berdasarkan analisis interpretasi persepsi dan sikap masyarakat positif


berbasis survelian diasumsikan sebanyak 34 orang masyarakat diperoleh
nilai persentase sebesar 79% kondisi dengan proyek yang mengalami
peningkatan sebanyak 43% dari kondisi tanpa proyek. Dengan demikian,
dapat dilakukan konversi nilai skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan
sikap masyarakat positif, seperti disajikan pada Tabel 6. berikut dibawah ini.

Tabel 6.52 Kriteria penetapan kualitas lingkungan dengan proyek untuk


munculnya persepsi dan sikap masyarakat bersifat positif

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN* LINGKUNGAN

Munculnya ≥81% responden memiliki persepsi


Persepsi dan dan sikap yang positif terhadap 5 Sangat Baik
Sikap Masyarakat aspek yang telah ditentukan
positif 61-80% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
4 Baik
terhadap aspek yang telah
ditentukan
41-60% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
3 Sedang
terhadap aspek yang telah
ditentukan
21-40% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif
2 Buruk
terhadap aspek yang telah
ditentukan
≤20% responden memiliki
persepsi dan sikap yang positif 1 Sangat Buruk

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

PARAMETER PENDEKATAN KONVERSI SKALA KUALITAS


LINGKUNGAN KRITERIA PENETAPAN* LINGKUNGAN

terhadap aspek yang


telah ditentukan
Sumber: Dokumen Amdal (2017), Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport Di
Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY Kepada PT. Angkasa Pura I (Persero), Izin Lingkungan:
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.558/Menlhk/Setjen/PLA.4/10/2017;
keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait Kesempatan kerja; dan peningkatan pendapatan

Berdasarkan analisis interpretasi persepsi dan sikap masyarakat positif


diasumsikan berbasis survelian 34 orang masyarakat diperoleh diperoleh nilai
persentase sebesar 79% kondisi dengan proyek yang mengalami peningkatan
sebanyak 43% dari kondisi tanpa proyek, maka dapat disimpulkan berdasarkan
skala kualitas lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan semakin membaik (79%)
masuk dalam kategori Baik (Skala 4) dengan interpretasi nilai persentase 61-
80% responden memiliki persepsi dan sikap yang positif terhadap aspek
dampak terbukanya kesempatan kerja .

Maka dapat disimpulkan bahwa:



Kualitas KLTP = Skala 2

Kualitas KLDP = Skala 4

Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (4 - 2) = +2

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak sedang, dengan


interpretasi besaran dampak masuk kategori berdampak signifikan (moderat
Significance of enviromental loads)

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak munculnya persepsi dan sikap


masyarakat positif terhadap rencana kegiatan Operasional Fasilitas Utama
Pasar Godean disimpulkan berdampak munculnya persepsi dan sikap
masyarakat positif mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.54. berikut dibawah ini.
Tabel 6.53 Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk munculnya persepsi
dan sikap masyarakat pada tahap Operasional Fasilitas Utama
Pasar Godean
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting (P) P
penduduk yang terkena dampak yaitu Jumlah penduduk yang
akan terkena warga masyarakat terkena dampak negatif
dampak khususnya di wilayah studi atau dampak positif
rencana usaha yang diperkirakan sekitar dengan ketentuan
19.415 orang dengan jumlah

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dan/atau pedagang sebanyak 1988 persentase 1-2% di
Kegiatan dan diasumsikan 200 wilayah studi
masyarakat sekitar pasar
(11,26%)
Justifikasi:
11,26 > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak di Dikategorikan Penting (P) P
persebaran wilayah studi khususnya apabila radius jarak
dampak masyarakat atau penduduk prioritas dari sumber
dalam batas sosial di 2 dampak dalam skala
Kelurahan dengan luas 536 ruang mikro yaitu 0,1-0,5
Ha (5,36 km2) dan luas km2 yang menerima
tapak proyek dampak positif
11.261 m2 (0,011 km2) (Marsh,1983)

Justifikasi:
0,011 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dampak positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting (P) P
lamanya dari hasil prakiraan dampak apabila Intensitas
dampak dimana persepsi dan sikap besaran dampak dapat
berlangsung masyarakat bersifat negatif melebihi baku mutu
(79%) masuk dalam kategori lingkungan yang telah
Buruk (Skala 2) dengan ditetapkan dengan
interpretasi 61-80% periode waktu tertentu
responden memiliki persepsi dan lamanya dampak
dan sikap yang negatif berlangsung fluktuatif
terhadap kegiatan dengan periode waktu >
opersional berlangsung 12 bulan (1 tahun)

Justifikasi:
periode waktu > 12 bulan
(1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting (P) P
komponen terhadap komponen apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak konflik sosial, dimana ditimbulkan terhadap
perubahan persepsi dan komponen lingkungan
sikap masyarakat yang hidup lainnya di wilayah
studi
positif menjadi negatif
atau sebaliknya dari Justifikasi:
masyarakat sekitar lokasi Terdapat > 1 komponen
tapak kegiatan di lingkungan lain yang
wilayah studi terkena dampak

5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting (P) P


dampak selama tahapan kegiatan apabila Terdapat
Pra-Kontruksi pada tahap komponen lingkungan
pra-konstruksi terkait lain yang terkena
opersional fasilitas utama dampak sebagai
pasar godean dimana dampak primer
sumber dampak positif
secara signifikan Justifikasi:
mempengaruhi komponen Sifat Kumulatif dari
lingkungan hidup yang dampak primer
berlangsung secara

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
berulang dan terus
menerus. Sehingga pada
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu
dapat menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
dampak kumulatif
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan Dampak Primer yang
dampak baik dari saran dan tidak berbalik terhadap
masukan masyarakat dampak yang
terkait harapan untuk ditimbulkan
rencana Justifikasi:
kegiatan
Sifat dampak primer
dapat berbalik

7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP


sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan sosial dan (satu) kriteria
pengetahuan kelembagaan serta teknis pengendalian dampak
dan teknologi dalam mengakomodir sesuai dengan
terhadap aspek perkembangan ilmu
pengetahuan dan
komponen lingkungan:
teknologi yang dapat
Geo-Fisik- Kimia;
diaplikasikan
Transportasi; Kesehatan
masyarakat Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya

SIFAT PENTING Kesimpulan:


DAMPAK Jumlah P = 6 (61-80%) dari Total 7 (P) bersifat Sangat Penting (P)
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

5. DAMPAK PENTING HIPOTETIK: Gangguan Kelancaran Lalu Lintas

A. Prakiraan Besaran Dampak :


Pada tahap operasi timbulnya dampak lalu lintas diprediksi
diakibatkan oleh aktivitas pedagang, kendaraan operasional, dan pembeli di
kawasan Pasar Godean yang keluar – masuk, tundaan dan hambatan di
pintu keluar – masuk kawasan tersebut. Prakiraan dampak lalu lintas yang
muncul, yaitu gangguan kelancaran dan keselamatan lalu lintas di area
kawasan Pasar Godean. Namun karena Pasar Godean sudah beroperasi
sebelum dilakukan pembangunan ulang, maka bangkitan tarikan yang
digunakan adalah bangkitan tarikan operasi eksisting Pasar Godean.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Rencana pembangunan ulang Pasar Godean ini nantinya tidak akan


menambah jumlah pedagang

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

yang berdagang di Pasar Godean dan juga hanya menambah beberap


bangunan Kios dan Los saja. Karena tujuan pembangunan ulang ini untuk
menata bentuk dan mempercantik bangunan Pasar Godean. Berikut ini
merupakan hasil survai yang dilakukan pada saat jam operasional Pasar
Godean eksisting (04.30 – 10.00 WIB). Dari hasil survey tahun 2021, dapat
diketahui bahwa bangkitan tertinggi Pasar Godean pada hari dinas untuk
sepeda motor total 567 kend/jam dan mobil pribadi 31 kend/jam. Untuk tarikan
tertinggi Pasar Godean pada hari dinas untuk sepeda motor total 651 kend/jam
dan mobil pribadi 30 kend/jam. Bangkitan dan tarikan tertinggi pada pukul
05.00
– 06.00 WIB dengan total bangkitan tarikan 396 smp/jam.
ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:
Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan dampak
pekerjaan mobilisasi alat dan materiall dengan besaran Tabel 6.6, berikut ini:

Tabel 6.54 Rekapitulasi kinerja ruas jalan tapak Pasar Godean, Tanpa Proyek
No Nama Ruas C(smp/jam) Q(smp/jam) Q/C (ratio) TP
1 Jl.Yogyakarta – Kebon Agung 2378 1259,56 0,53 C
2 Jl. Jae Sumantoro 2378 778,32 0.33 B
3 Jl. Ngapak 2378 261,35 0,10 A
4 Jl. Sarono Dipoyo 2378 215,06 0,09 A

Tabel 6.55 Rekapitulasi kinerja ruas jalan tapak Pasar Godean, Dengan Proyek
No Nama Ruas C(smp/jam) Q(smp/jam) Q/C (ratio) TP
1 Jl.Yogyakarta – Kebon Agung 2378 1565,95 0,66 C
2 Jl. Jae Sumantoro 2378 816,07 0.34 B
3 Jl. Ngapak 2378 735,28 0,11 B
4 Jl. Sarono Dipoyo 2378 725,33 0,31 B

Berdasarkan hasil prakiraan dampak gangguan kelancaran lalu lintas terhadap


peningaktan nilai derajat kejenuhan (v/c ratio) kondisi tanpa proyek dan analisis dengan adanya
proyek maka dapat disimpulkan bahwa estimasi peningkatan nilai v/c ratio pada tahap pekerjaan
mobilisasi alat dan material disimpulkan bahwa akan terdapat peningkatan nilai derjat
kejenuhan dari kondisi tanpa proyek dimana kondisi nilai kualitas lingkungan dengan proyek
masuk dalam Skala 1 (sangat buruk) dengan nilai derajat kejenuhan (v/c ratio) tertinggi sebesar
0,66 dalam rentang paramater v/c ratio berkisar 0.45<x≤0.60 dikategorikan C. Hal ini

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

menunjukan Kondisi arus tidak stabil, pengemudi

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

akan dibatasi untuk memilih kecepatan kendaraan, volume pelayanan berkaitan dengan
kapasitas yang dapat ditoleris (diterima). Maka dapat disimpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil analisis prakiraan dampak gangguan lalu lintas kondisi maka dapat
disimpulkan bahwa :


Kualitas KLTP = Skala 2

Kualitas KLDP = Skala 1
 Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (1 - 2) = -1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil, dengan


interpretasi besaran dampak masuk kategori tidak signifikan (very low of
enviromental loads) .

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya peningkatan kadar PM10 terhadap rencana
kegiatan pada tahap konstruksi Pekerjaan Mobilisasi alat dan material mendasarkan pada 7
kriteria penentu tingkat kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.56 berikut dibawah
ini.
Tabel 6.56 Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk gangguan lalu lintas pada tahap
konstruksi pekerjaan mobilisasi peralatan dan material
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Pasar Godean merupakan Dikategorikan Penting P
penduduk yang pasar keanggaan bagi (P) Jumlah penduduk
akan terkena masyarakat ecamatan yang terkena
dampak Godean yang merupakan dampak negatif atau
rencana usaha 6,4% dari jumlah penduduk dampak positif
dan/atau Kabupaten Banyumas. dengan ketentuan
Kegiatan Berbagai aktifitas persentase 1-2% di
perdagangan masyarakat wilayah studi
Kecamatan Godean ada di
pasar ini
Justifikasi:
06,4% > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan P
persebaran gangguan lalu lintas di Dikategorikan
dampak wilayah studi khususnya Penting (P) apabila
Wlayah Kecamatan Godean radius jarak prioritas
yaliputi luasan sebesar26,84 dari sumber dampak
haatau sekitar 0,2684 km2 dalam skala ruang
mikro yaitu 0,1-0,5
km2 yang menerima
dampak positif
(Marsh,1983)
Justifikasi:
0,2684 km2< 0,5 km2
untuk dampak
negative
3. Intensitas dan Kegiatan operasional pasar Dikategorikan Penting P
lamanya Godean berlangsung 24 jam (P) apabila intwnsitas
sehari dan intensitasnya makin tinggi dan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dampak lama makin meningkat seiring berlangsung dalam
berlangsung dengan perkembangan waktu yang lama
jumlah penduduk Kecamatan Justifikasi:
godean.
Berlangsung 24 jam
sehari selama pasar
masih beroperasi
4. Jumlah Terdapat dampak terhadap Dikategorikan Penting P
komponen komponen lingkungan lainnya (P) apabila terdapat
lingkungan lain yaitu masalah perparkiran pengaruh akibat
yang terkena yang memberikan yang dampak yang
dampak cukup signifikan dampak ditimbulkan terhadap
untuk estimasi gangguan lalu komponen
lintas pada tahap pekerjaan lingkungan hidup
operasional pasar . . lainnya di wilayah
studi
Justifikasi:
Terdapat komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif Terdapat sifat kumulatif Dikategorikan Tidak P
dampak dampak yang cukup signifikan Penting (P) apabila
mempengaruhi komponen tidak Terdapat
lingkungan hidup yang komponen
berlangsung secara berulang lingkungan lain yang
dan terus menerus yaitu terkena dampak
perparkiran yang dari tahun sebagai dampak
ke tahun makin meningkat primer
Justifikasi:
Terdapat Sifat
kumulatif dari
dampak primer
6. Berbalik atau Tidak berbalik apabila dikelola Dikategorikan Tidak TP
tidak dan tidak diakomodir Penting (TP) apabila
berbaliknya rekomendasi dari hasil Dampak Primer yang
dampak persetujuan Dokumen Andal tidak berbalik
Lalin terkait pengelolaan terhadap dampak
penangganan armada yang ditimbulkan
angkut Justifikasi:
Sifat dampak primer
tidak berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain berdasarkan Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan pendekatan teknis dan institusi Penting (TP) apabila
perkembangan yaitu penggunaan armada Terdapat lebih dari 1
ilmu angkut yang laik; penerapan (satu) kriteria sesuai
pengetahuan water trap ; penyiraman area dengan
dan teknologi spot sumber peningkatan perkembangan ilmu
partikel PM10 pengetahuan dan
teknologi
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya

SIFAT PENTING Kesimpulan:


DAMPAK Jumah P = 5 dari Total 7 (P), sifat penting dampak termasuk Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

6.2.2.5. Operasional fasilitas pendukung : 2 (Dua) Dampak Penting Hipotetik

1. Dampak Penting Hipotetik: Penurunan Kualitas Air Sungai

A. Prakiraan Besaran Dampak

Rencana kegiatan pada tahap Operasional fasilitas pendukung pasar


godean disimpulkan berdampak pada peenurunan kualitas air sungai.
Adanya operasional fasilitas pendukung akan meningkatkan kualitas air
sungai khususnya untuk parameter BOD.

ANALISSI PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak peningkatan kualitas air sungai saat tahap Operasional fasilitas
pendukung, yang menjadi faktor utama dalam peningkatan kualitas air sungai
adalah parameter BOD dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Keterangan :

Berdasarkan analisis perhitungan neraca massa diatas, diperoleh


konsentrasi air limbah parameter BOD sebesar 3,7 mg/L. Dengan demikian
maka dapat ditentukan penetapan skala kualitasl lingkungan untuk dampak
penting hipotetik peningkatan kualitas air permukaan parameter BOD
(sungai berjo), seperti disajikan pada Tabel 6.57 berikut dibawah ini.
Tabel 6.57. Penetapan kriteria kualitas air permukaan (Parameter BOD)
menjadi skala kualitas lingkungan yang akan datang dengan
proyek

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Peningkatan Konsentrasi BOD ≤ 3 mg/L, kategori


kualitas air Memenuhi baku mutu (Excellent
5 Sangat Baik
sungai water) untuk keperluan mutu air kelas
II

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS


PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Konsentrasi BOD 3 – 6 mg/L, kategori


Baik (Good water) untuk keperluan 4 Baik
mutu air kelas II
Konsentrasi BOD 6 – 9 mg/L, kategori
Layak (moderat water) untuk 3 Sedang
keperluan mutu air kelas II

Konsentrasi BOD 9 – 12 mg/L , Kategori


Cukup Layak (poor water) untuk untuk 2 Buruk
keperluan mutu air kelas II
Konsentrasi BOD > 12 mg/L, kategori
Tidak Layak (water unsuitable) 1 Sangat Buruk
untuk keperluan mutu air kelas II
Sumber: Tim Penyusun, 2022

Berdasarkan hasil analisis perhitungan neraca massa konsentrasi


parameter BOD saat adanya proyek (kegiatan tahap operasional fasilitas utama
pasar godean) sebesar 3,7 mg/L, sedangkan konsentrasi BOD dari kondisi tanpa
proyek sebesar 3,7 m/L. Dengan demikian kualitas air sungai dengan proyek
dan tanpa proyek masuk dalam kategori Skala 4 (Baik) dengan nilai Konsentrasi
BOD 3 – 6 mg/L dengan interpretasi kategori Baik (Good water) untuk
keperluan mutu air kelas II.
Maka dapat disimpulkan bahwa:

Kualitas KLTP = Skala 4

Kualitas KLDP = Skala 4
 Besaran dampak (KLDP – KLTP ) = (4 - 4) = 0

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak sangat kecil, dengan


interpretasi besaran dampak masuk kategori tidak Signifikan (very low Significance of
enviromental load). Walaupun besaran dampaknya sangat kecil, namun
konsentrasi BOD melebihi baku mutu. Sehingga akan dikaji Kembali dalam penentuan
sifat penting dampak dan evaluasi secara holistic.

A. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya peningkatan kualitas air


permukaan terhadap rencana kegiatan pada tahap operasional fasilitas
pendukung mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak
seperti disajikan pada Tabel berikut dibawah ini.
Tabel 6.58. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk peningkatan
kualitas air permukaan tahap operasional fasilitas pendukung

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting (P) P
penduduk yang terkena dampak yaitu Jumlah penduduk yang
akan terkena warga masyarakat terkena dampak negatif
dampak khususnya di wilayah studi atau dampak positif
rencana usaha yang diperkirakan sekitar dengan ketentuan
dan/atau 9994 orang dimana sebaran persentase 1-2% di
Kegiatan permukiman penduduk wilayah studi
berada di 1 Kelurahan,
apabila dibatasi penduduk
yang berbatas langsung di
sempadan sungai Berjo
mencapai 106 jiwa (1,06 %)

2. Luas wilayah Sebaran dampak di Dikategorikan Penting (P) TP


persebaran wilayah studi khususnya apabila radius jarak
dampak masyarakat atau penduduk prioritas dari sumber
dalam batas sosial di dampak dalam skala
Kelurahan sidoluhur dimana ruang mikro yaitu 0,1-0,5
radius batas sosial atau km2 yang menerima
area of concern mencapai dampak positif
0,025 km2 (Marsh,1983)
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting (P) P
lamanya dari hasil prakiraan dampak apabila Intensitas
dampak dimana konsentrasi BOD besaran dampak
berlangsung kondisi tanpa proyek (3,7 melebihi baku mutu
mg/L) sama dengan nilai lingkungan yang telah
konsentrasi saat adanya ditetapkan dengan
proyek (3,7 mg/L). Dengan periode waktu tertentu
demikian kualitas air sungai dan lamanya dampak
dengan proyek dan tanpa berlangsung fluktuatif
proyek nilai skala kualitas dengan periode waktu >
lingkungan kategori Skala 4 12 bulan (1 tahun)
(Baik) dengan interpretasi
kategori Baik (good water).
Namun Konsentrasi BOD
melebihi baku mutu dan
dampak berlangsung lama
(30 tahun)

4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting (P) P


komponen terhadap komponen apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak terhadap dampak yang
dampak biota perairan, konsentrasi ditimbulkan terhadap
BOD yang melebihi baku komponen lingkungan
mutu dapat berpotensi hidup lainnya di wilayah
berpengaruh terhadap studi
komponen biota periran

5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting (P) P


dampak selama tahapan kegiatan apabila Terdapat
Pra-Kontruksi penerimaan komponen lingkungan
tenaga kerja konstruksi lain yang terkena
dimana sumber dampak dampak sebagai
positif secara signifikan dampak primer
mempengaruhi komponen
lingkungan hidup yang
Justifikasi:
berlangsung secara
berulang dan terus menerus. Sifat kumulatif dari
Sehingga pada kurun waktu dampak primer
dan bertumpu pada ruang
tertentu dapat menimbulkan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
efek lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
dampak kumulatif
6. Berbalik atau Tidak Dapat berbalik karena Dikategorikan Penting (P) TP
tidak dampak penurunan kualitas Tidak Dapat berbalik
berbaliknya air sungai dikelola dengan apabila tidak dikelola
dampak membuat dan memeliraha dan tidak diakomodir
IPAL pasar godean. dengan baik dari saran
dan masukan
masyarakat terkait
harapan untuk rencana
kegiatan dampak yang
ditimbulkan
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak ini Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan serta teknis dalam pengendalian dampak
dan teknologi mengakomodir peningkatan sesuai dengan
kualitas sungai dengan perkembangan ilmu
dilakukan pembuatan dan pengetahuan dan
pemeliharaan IPAL pasar teknologi yang dapat
godean diaplikasikan
Kesimpulan:
SIFAT PENTING DAMPAK Skala 3 (57 %), jumah P = 4 dari 7 dan jumlah TP = 3 dari total 7 (57 %)
bersifat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

2. Dampak Penting Hipotetik: Penambahan Jumlah Pohon / Keberadaan


Vegetasi
A. Prakiraan Besaran Dampak
Dalam rencana kegiatan Revitalisasi Pasar Godean disimpulkan
berdampak pada keberadaan vegetasi dalam hal ini adanya taman/Ruang
Terbuka Hijau seluas 2.280 m2.
Pendekatan adanya ruang terbuka hijau seluas 2.280 m2 sebagai
input peningkatan keberadaan vegetasi di mana seluas lahan tersebut akan
ditanam jenis pohon/vegetasi (710 pohon) selain itu untuk menambah
dampak positif dengan adanya rencana kegiatan.

Tabel 6.59 JENIS POHON YANG DITANAM

No Nama Lokal Nama Latin Jumlah


1. Pucuk Merah Syzygium myrtifolium 100
2. Ketapang Kencana Terminalia mantaly 50

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

3. Mahoni Switenia mahagoni 10


4 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcate 75
5. Tanjung Mimusops elengi 75
6 Bunga Kucrutan Spathodea campanulate 100
7 Kemuning Murraya paniculata 100
8 Cempaka Wangi Magnolia champaca syn.) 100
9 Kenanga Cananga odorata 100
Jumlah 710

Sumber: Permen PU No: 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan


Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak peningkatan keberadaan vegetasi saat tahap kegiatan Operasional
Fasilitas Pendukung Pasar Godean menggunakan Indeks Keanekaragaman
jenis (H’) sebagai indikator untuk mencirikan hubungan kelompok jenis vegetasi
dalam komunitas, dalam hal ini di lokasi tapak proyek Pasar Godean. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah jenis di antara jumlah total individu seluruh
jenis yang teridentifikasi. Indeks Keanekaragaman jenis (H’) digunakan
untuk mengetahui sejauh mana keberadaan suatu kelompok jenis vegetasi
dalam satuan ekosistem budidaya di lokasi tapak kegiatan (Taman/Ruang
Terbuka Hijau Pasar Godean), dengan menggunakan persamaan (28) dan
hasilnya seperti disajikan pada Tabel 6.119 berikut dibawah ini.

H’ = - ∑ pi log pi

Keterangan, di mana:

H’ = indeks diversitas (Shanon)

Pi = jumlah individu suatu jenis dibagi jumlah individu seluruh jenis

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Tabel 6.60. Analisis indeks keanekaragaman jenis vegetasi penyusun


ekosistem dengan proyek di lokasi tapak kegiatan Pasar Godean
TAMAN/
KONDISI KONDISI
RUANG
IDENTIFIKASI VEGETASI TANPA DENGAN
TERBUKA
NO PROYEK PROYEK
HIJAU)

NAMA JENIS NAMA ILMIAH H’TP H’DP H’RTH

1. Kersen Muntingia calabura 0,15896370 0,00 0,00


2. Gmelina Gmelina arborea 0,06849577 0,00 0,00
3. Palem Raja Roystonea regia 0,15356803 0,139794 0,00
4. Beringin Ficus benjamina 0,10444775 0,00 0,00
5. Pucuk Merah Syzygium myrtifolium 0,06849577 0,00 0,11989554
6. Ketapang Kencana Terminalia mantaly 0,10444775 0,07752801 0.08114707
7. Mahoni Switenia mahagoni 0,00 0,00 0,02607406
8. Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcate 0,00 0,00 0,10311941
9. Tanjung Mimusops elengi 0,00 0,00 0,1031194
10. Bunga Kucrutan Spathodea campanulata 0,00 0,00 0,1198955
11. Kemuning Murraya paniculata 0,00 0,00 0,1198955
12. Cempaka Wangi Magnolia champaca syn.) 0,00 0,00 0,1198955
13. Kenanga Cananga odorata 0,00 0,00 0,1198955
REKAPITULASI: 0,65841878 0,21732201 0,9129377
Hˊ= INDEKS KEANEKARAGAMAN
0,65841878 0,21732201 0,9129377
SHANNON-WEINER:
SKALA KUALITAS LINGKUNGAN 1 5
2
(Sangat (Sangat
(Buruk)
Buruik) Baik)
SELISIH (∆) (+) 4
Keterangan: Indeks keanekaragaman Shannon-Weiner (Odum, E.P, 1993)

Berdasarkan uraian dan data prakiraan dampak yang diperoleh


terkait keberadaan vegetasi, maka dapat disimpulkan bahwa saat tahap
kegiatan operasional fasilitas pendukung (Taman/Ruang Terbuka Hijau
Pasar Godean) terdapat peningkatan atau perubahan nilai indeks
keanekaragaman dari kondisi tanpa proyek di mana saat kondisi tanpa proyek
sebesar H’TP 0,21732201 dan kondisi dengan proyek sebesar H’DP 0,9129377.
Dengan demikian, dapat dilakukan konversi nilai skala kualitas lingkungan,
seperti disajikan pada Tabel
6.61 berikut dibawah ini.
Tabel 6.61 Penentuan konversi skala kualitas lingkungan untuk komponen
biologi terkait keberadaan vegetasi dengan proyek
KONVERSI
KRITERIA INDEKS*
NO KRITERIA KEANEKARAGAMAN SKALA KETERANGAN
H’
LINGKUNGAN
Keadaan populasi organisme
1 0 – 0,03 Skala 1 Sangat Buruk
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

dengan jumlah individu masing-

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

masing jenis pada suatu komunitas


Sangat rendah
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
2 0,31 – 0,6 Skala 2 Buruk
masing jenis pada suatu komunitas
Rendah
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
3 0,61 – 0,9 Skala 3 Sedang
masing jenis pada suatu komunitas
sedang
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
4 0,91 – 1,2 Skala 4 Baik
masing jenis pada suatu komunitas
tinggi
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
5 > 1,2 Skala 5 Sangat Baik
masing jenis pada suatu komunitas
Sangat tinggi
Sumber: Lee et al (1978) dan Straub et al (1975)

Berdasarkan interpretasi nilai Indeks Keanekaragaman Shannon Weiner


terdapat peningkatan atau perubahan nilai indeks keanekaragaman kondisi
tanpa proyek sebesar H’TP 0,21732201 dan kondisi dengan proyek sebesar H’DP
0,9129377, dengan demikian penetapan skala kualitas lingkungan untuk
nilai kualitas lingkungan tanpa proyek keberadaan vegetasi termasuk dalam
kategori Sangat Buruk (Skala 1) dan nilai kualitas lingkungan dengan
proyek keberadaan vegetasi termasuk dalam kategori Sangat Baik (Skala 5)
dengan interpretasi dari nilai indeks keanekaragaman di mana keadaan
populasi organisme dengan jumlah individu masing-masing jenis pada suatu
komunitas sangat tinggi
Maka dapat disimpulkan bahwa:

Kualitas KLTP = Skala 1

Kualitas KLDP = Skala 5
 Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (5 - 1) = (+) 4

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak besar, di


mana besaran dampak masuk kategori sangat signifikan (high
significance of enviromental loads)

B. Sifat Penting Dampak

Penetapan sifat penting dampak adanya peningkatan keberadaan


vegetasi terhadap rencana kegiatan pada tahap Operasional Fasilitas
Pendukung Pasar Godean mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.121. berikut di bawah ini.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Tabel 6.62. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk keberadaan


vegetasi pada tahap Operasional Fasilitas Pendukung Pasar
Godean
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting P
penduduk yang terkena dampak yaitu (P) Jumlah penduduk
akan terkena warga masyarakat yang terkena dampak
dampak khususnya di tapak proyek negatif atau dampak
rencana usaha Pasar Godean positif dengan
dan/atau ketentuan persentase
Kegiatan 1-2% di wilayah studi

Justifikasi:
3% > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan keberadaan (P) apabila radius jarak
dampak vegetasi di wilayah studi prioritas dari sumber
khususnya masyarakat atau dampak dalam skala
penduduk dalam batas ruang mikro yaitu 0,1-
sosial 0,5 km2 yang menerima
dampak positif
(Marsh,1983)

Justifikasi:
0,040 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dapat positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana interpretasi nilai besaran dampak
berlangsung Indeks Keanekaragaman dapat melebihi baku
Shannon Weiner terdapat mutu lingkungan yang
peningkatan atau telah ditetapkan
perubahan nilai indeks dengan periode waktu
keanekaragaman dari tertentu dan lamanya
kondisi tanpa proyek di dampak berlangsung
mana saat kondisi tanpa fluktuatif dengan
proyek sebesar H’TP periode waktu > 12
0,21732201 dan kondisi bulan (1 tahun)
dengan proyek sebesar H’DP
0,9129377 dan Lamanya
Justifikasi:
dampak berlangsung
fluktuatif dengan periode Tidak terdapat
waktu > 12 bulan (1 tahun) parameter yang
melebihi baku mutu
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu > 12
bulan (1 tahun)

4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting P


komponen terhadap komponen (P) apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak keamanan dan kenyaman ditimbulkan terhadap
lingkungan sekitar komponen lingkungan
hidup lainnya di
wilayah studi
Justifikasi:

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
Terdapat > 1 komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahap operasi (P) apabila Terdapat
dimana sumber dampak komponen lingkungan
positif secara signifikan lain yang terkena
mempengaruhi komponen dampak sebagai
lingkungan hidup yang dampak primer
berlangsung secara
berulang dan terus Justifikasi:
menerus. Sehingga pada Sifat kumulatif dari
kurun waktu dan bertumpu dampak primer
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik) dampak
kumulatif
6. Berbalik atau Dapat tidak berbalik Dikategorikan Tidak TP
tidak apabila ditinjau dari Penting (TP) apabila
berbaliknya besaran peningkatan Dampak Primer yang
dampak jumlah vegetasi seusai tidak berbalik terhadap
dengan jumlah alokasi dampak yang
taman kota yang ditimbulkan
disediakan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan dalam mengakomodir pengendalian dampak
dan teknologi permasalahan saat sesuai dengan
operasional 5 alokasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan
taman kota di lokasi tapak
teknologi yang dapat
kegiatan
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Skala 4 (61 - 80%), jumah P = 5 (71%) dari Total 7 (P) dengan
kesimpulan bersifat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

3. Dampak Penting Hipotetik : Biota Perairan


A. Prakiraan Besaran Dampak
Dalam rencana kegiatan Revitalisasi Pasar Godean disimpulkan
berdampak pada biota perairan dari kegiatan operasional fasilitas
pendukung Pasar Godean terhadap perubahan biota perairan yang
bersumber dari limbah
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

cair domestik ke badan air permukaan Sungai Kali Berjo yang berada 1 km
ke arah barat Pasar Godean.

ANALISIS PRAKIRAAN DAMPAK:

Berdasarkan metode studi yang akan digunakan untuk prakiraan


dampak biota peraiaran saat tahap kegiatan Operasional Fasilitas
Pendukung Pasar Godean menggunakan Indeks Keanekaragaman jenis (H’)
sebagai indikator untuk mencirikan hubungan kelompok jenis biota
peraiaran dalam komunitas, dalam hal ini di Sungai Kali Berjo. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah jenis di antara jumlah total individu seluruh
jenis yang teridentifikasi. Indeks Keanekaragaman jenis (H’) digunakan
untuk mengetahui sejauh mana keberadaan suatu kelompok jenis biota
perairan dalam satuan ekosistem Sungai Kali Berjo, dengan menggunakan
persamaan (29) dan hasilnya seperti disajikan pada Tabel 6.120 berikut di
bawah ini.

H’ = - ∑ pi ln pi
Keterangan, di mana:
H’ = jumlah informasi dalam contoh (bits/ind) atau indeks keragaman
jenis; pi = ni/N
ni = jumlah individu jenis ke i
N = jumlah total individu

Beberapa jenis plankton akan bertahan di air limbah diantaranya


Navicula, Nitzschia, Spirogyra, Astramoeba, Euglena sedangkan jenis
lainnya akan cenderung berkurang atau sampai hilang (Sumber: Naskah
publikasi Identifikasi Plankton dan Benthos di Sungai Pepe yang terkena
dampak limbah domestik, Yulia Dwi 2016).

Tabel 663. Analisis indeks keanekaragaman jenis biota perairan penyusun


ekosistem Sungai Kali Berjo
KONDISI KONDISI
No. General TANPA PROYEK DENGAN PROYEK
SS-1 SS-2 SS-3 SS-1 SS-2 SS-3

A FITOPLANKTON
1 Closterium 3 5 4 1 2 2
2 Ceratium 5 7 9 3 4 5

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

3 Fragilaria 49 57 57 25 29 29

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KONDISI KONDISI
No. General TANPA PROYEK DENGAN PROYEK
SS-1 SS-2 SS-3 SS-1 SS-2 SS-3

4 Gyrosigma 13 X 16 7 X 8
5 Melosira 10 4 5 5 2 3
6 Navicula 120 300 40 240 600 80
7 Nitzschia 95 80 73 190 160 146
8 Pinnularia 13 8 6 7 4 3
9 Pediastrum 8 7 5 4 4 3
10 Rhopalodia 3 6 5 2 3 3
11 Spirogyra 30 20 25 60 40 50
12 Staurastrum 5 9 4 3 5 2
13 Surirella X 3 2 X X X
14 Synedra 35 10 33 18 5 17
15 Tabellaria 3 3 5 2 2 3
B ZOOPLANKTON
16 Asplachna 15 6 11 8 3 6
17 Astramoeba 9 X 5 5 X 3
18 Diaptomus 11 5 9 6 3 5
19 Diflugia 3 7 2 2 4 1
20 Lecane 1 X X X X X
21 Nauplius X 3 1 X 2 X
22 Notholca 9 3 13 5 2 7
Total jumlah sel (5 x ulangan) 440 543 330 593 874 376
Kelimpahan (sel/Liter) 53 65 40 71 105 45
Jumlah jenis plankton 20 19 21 19 18 19
Indeks diversitas 2,30 1,68 2,41 1,69 1,11 1,94
Indeks keseragaman (kemerataan) 0.77 0,57 0,79 0,57 0,38 0,66
4 3 4 3 2 3
Skala Kualitas Lingkungan
(Baik) (Sedang) (Baik) (Sedang) (Buruk) (sedang)
Sumber: Data primer 2023
Keterangan:
SS-1 : Lokasi sampel hulu Kali Berjo (200 m) sebelum titik rencana saluran outlet
SS-2 : Lokasi sampel titik rencana saluran outlet
SS-3 : Lokasi sampel hilir Kali Berjo (200 m) setelah titik rencana saluran outlet
X : tidak ditemukan adanya jenis plankton terkait

Berdasarkan hasil survey dan analisa laboratorium, indeks diversitas


plankton tanpa proyek di Kali Berjo bagian hulu sebesar 2,30 (skala 4) lebih
baik dibanding sekitar rencana saluran outlet sebesar 1,68 (skala 3). Pada
bagian hilir mengalami kenaikan lagi sebesar 2,41 (skala 4). Kondisi ini
menunjukkan adanya self-purifikasi (pemulihan) dari badan air tersebut,
sedangkan hasil prakiraan nilai
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

indek diversitas dengan proyek untuk indeks diversitas plankton di hulu Kali
Berjo sebesar 0,57 (skala 3), rencana saluran outlet sebesar 0,38 (skala 2) sedang
di hilir Kali Berjo sebesar 0,66 (skala 3). Dengan demikian, dapat dilakukan
konversi nilai skala kualitas lingkungan, seperti disajikan pada Tabel 6.64
berikut dibawah ini:
Tabel 6.65. Penentuan konversi skala kualitas lingkungan untuk komponen
biologi terkait keberadaan jenis biota perairan
KONVERSI
NO KRITERIA INDEKS* KRITERIA KEANEKARAGAMAN SKALA KETERANGAN
LINGKUNGAN
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
1 1,00 < H’ Skala 1 Sangat Buruk
masing jenis pada suatu
komunitas Sangat rendah
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
2 1,00 < H’ < 1,50 Skala 2 Buruk
masing jenis pada suatu
komunitas Rendah
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
3 1,50 < H’ < 2,00 Skala 3 Sedang
masing jenis pada suatu
komunitas sedang
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
4 2,00 < H’ < 3,00 Skala 4 Baik
masing jenis pada suatu
komunitas tinggi
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
5 > 3,00 Skala 5 Sangat Baik
masing jenis pada suatu
komunitas Sangat tinggi
Sumber: Lee et al (1978) dan Straub et al (1975)

Dengan interpretasi dari nilai indeks keanekaragaman di mana keadaan


populasi organisme dengan jumlah individu masing-masing jenis pada suatu
komunitas di outlet limbah cair domestik,
Maka dapat disimpulkan bahwa:


Kualitas KLTP (Saluran Outlet) = Skala 3

Kualitas KLDP (Saluran Outlet) = Skala 2

Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (2 - 3) = (-) 1

Dengan demikian besaran dampaknya termasuk dampak kecil,


dengan interpretasi besaran dampak masuk kategori cukup signifikan
(low Significance of enviromental loads)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

B. Sifat Penting Dampak


Penetapan sifat penting dampak diversitas biota peraiaran terhadap
rencana kegiatan pada tahap Operasional Fasilitas Pendukung Pasar Godean
mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak seperti
disajikan pada Tabel 6.66. berikut di bawah ini.
Tabel 6.66. Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk diversitas biota
perairan pada tahap Operasional Fasilitas Pendukung Pasar Godean
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting P
penduduk yang terkena dampak yaitu (P) Jumlah penduduk
akan terkena warga masyarakat yang terkena dampak
dampak khususnya di sekitar tapak negatif atau dampak
rencana usaha proyek Pasar Godean dan positif dengan
dan/atau sekitar Sungai Kali Progo ketentuan persentase
Kegiatan 1-2% di wilayah studi

Justifikasi:
3% > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan keberadaan (P) apabila radius jarak
dampak vegetasi di wilayah studi prioritas dari sumber
khususnya masyarakat atau dampak dalam skala
penduduk dalam batas ruang mikro yaitu 0,1-
sosial 0,5 km2 yang menerima
dampak positif
(Marsh,1983)

Justifikasi:
0,040 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dapat positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana interpretasi nilai besaran dampak
berlangsung Indeks Keanekaragaman dapat melebihi baku
Shannon Weiner terdapat mutu lingkungan yang
peningkatan atau telah ditetapkan
perubahan nilai indeks dengan periode waktu
keanekaragaman dari tertentu dan lamanya
kondisi tanpa proyek di dampak berlangsung
mana saat kondisi tanpa fluktuatif dengan
proyek sebesar H’TP periode waktu > 12
0,21732201 dan kondisi bulan (1 tahun)
dengan proyek sebesar H’DP
0,9129377 dan Lamanya
Justifikasi:
dampak berlangsung
fluktuatif dengan periode Tidak terdapat
waktu > 12 bulan (1 tahun) parameter yang
melebihi baku mutu
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu > 12
bulan (1 tahun)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting P
komponen terhadap komponen (P) apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak keamanan dan kenyaman ditimbulkan terhadap
lingkungan sekitar komponen lingkungan
hidup lainnya di
wilayah studi
Justifikasi:
Terdapat > 1 komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahap operasi (P) apabila Terdapat
dimana sumber dampak komponen lingkungan
positif secara signifikan lain yang terkena
mempengaruhi komponen dampak sebagai
lingkungan hidup yang dampak primer
berlangsung secara
berulang dan terus Justifikasi:
menerus. Sehingga pada Sifat kumulatif dari
kurun waktu dan bertumpu dampak primer
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik) dampak
kumulatif
6. Berbalik atau Dapat tidak berbalik Dikategorikan Tidak TP
tidak apabila ditinjau dari Penting (TP) apabila
berbaliknya besaran peningkatan Dampak Primer yang
dampak jumlah vegetasi seusai tidak berbalik terhadap
dengan jumlah alokasi dampak yang
taman kota yang ditimbulkan
disediakan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan dalam mengakomodir pengendalian dampak
dan teknologi permasalahan saat sesuai dengan
operasional 5 alokasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan
taman kota di lokasi tapak
teknologi yang dapat
kegiatan
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING
DAMPAK Skala 4 (61 - 80%), jumah P = 5 (71%) dari Total 7 (P) dengan
kesimpulan bersifat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83


KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-

Tabel 6.67 Ringkasan Hasil Prakiraan Dampak Penting

Tabel 6.67 Ringkasan besaran dan sifat dampak penting pada setiap tahapan rencana kegiatan
Besaran Dampak Sifat Penting Dampak
KONDISI KONDISI BESARAN JUMLAH SIFAT
Tahap Kegiatan No Jenis Dampak KATEGORI BESARAN 7 KRITERIA SIFAT PENTING DAMPAK
KLTP KLDP DAMPAK KEPENTINGAN
DAMPAK
(A) (A) (B) – (A) 1 2 3 4 5 6 7 ∑P ∑TP
(A) (A.1) 1. Terbukanya Kesempatan Kerja 3 4 +1 Berdampak Kecil P P P P P P Tp 6 1
Pra-Konstruksi Penerimaan Tenaga Kerja
Konstruksi
(A.2) 2. Munculnya Persepsi Dan Sikap 4 2 -2 Berdampak Sedang P P P P TP P TP 5 2
Pekerjaan Relokasi Masyarakat Negatif
Pedagang Eksisting
(B) (B.1) 3. Penurunan Kualitas Udara 5 4 -1 Berdampak Kecil P P Tp P Tp P Tp 4 3
Konstruksi Pekerjaan Mobilisasi (Peningkatan Kadar Pm10)
Peralatan Dan 4. Peningkatan Prevalensi Penyakit 5 4 -1 Berdampak Kecil P P TP P P P TP 5 2
Material ISPA
5. Gangguan Kelancaran Lalu 2 2 0 Berdampak Sangat TP TP TP TP TP TP TP 0 7
Lintas Kecil
(B.2) 6. Peningkatan Kebisingan 3 1 -2 Berdampak Sedang P P TP P P P TP 5 2
Pekerjaan Penyiapan 7. Penurunan Kualitas Udara 5 4 -1 Berdampak Kecil P P TP P TP P TP 4
Lahan (Peningkatan Kadar PM10)
8. Peningkatan Prevalensi Penyakit 5 4 -1 Berdampak Kecil P P TP P P P TP 5 2
ISPA
(B.3) - - - - - - - - - - - - - - -
Pekerjaan Pembangunan
Fisik Fasilitas Utama Dan
Fasilitas Pendukung
(C) (C.1) 9. Munculnya Persepsi Dan Sikap 3 1 -2 Berdampak Sedang P P P P Tp P Tp 5 2
Operasi Penataan Pedagang Masyarakat Negatif
Eksisting
(C.2) 10. Terbukanya Kesempatan Kerja 3 4 +1 Berdampak Kecil P P P P P P TP 6 1
Penerimaan Tenaga Kerja 11. Munculnya Persepsi Dan Sikap 3 4 +1 Berdampak Kecil P P TP P P P TP 5 2
Operasional Masyarakat Positif
(C.3) 12. Timbulan Sampah Domestik 3 1 -2 Berdampak Sedang P P P P P P TP 6 1
Operasional Fasilitas 13. Peningkatan Pendapatan 3 4 +1 Berdampak Kecil P P P P P TP TP 5 2
Utama Pasar Godean Masyarakat
14. Vektor Dan Binatang Pembawa 2 1 -1 Berdampak Kecil P P P P P P TP 6 1
Penyakit
15. Gangguan Kelancaran Lalu 2 1 -1 Berdampak Kecil P P P P P TP TP 5 2
Lintas
16. Munculnya Persepsi Dan Sikap 2 4 +2 Berdampak Sedang P P P P P P TP 6 1
Masyarakat Positif

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
VI-
(C.4) 17. Penurunan Kualitas Air 4 4 0 Berdampak Sangat P TP P P P TP TP 4 3
Operasional Fasilitas Permukaan Kecil
Pendukung Pasar 18. Penambahan Jumlah Pohon/ 1 5 +4 Berdampak Sangat P P P P P TP TP 5 2
Godean Keberadaan Vegetasi Besar
19. Gangguan Biota Perairan 3 2 -1 Berdampak Kecil P P P P P TP TP 5 2
(D) (D.1) - - - - - - - - - - - - - -
Pasca Operasi Pembongkaran
Bangunan
(D.2) - -- - - - - - - -- - - -- - - --
Mobilisasi Bongkaran
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
BAB VII
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK
LINGKUNGAN HIDUP

7.1. Telaahan kajian evaluasi dampak lingkungan hidup secara holistik


dengan metode matriks sederhana

Proses kajian evaluasi dampak lingkungan hidup secara holistik


merupakan bagian dari hasil rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL
sebagaimana arahan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
berupa: (a) rekomendasi kelayakan lingkungan; atau (b). rekomendasi
ketidaklayakan lingkungan. Evaluasi dampak lingkungan hidup sebagai
tahap terakhir proses analisis dampak lingkungan hidup yang secara umum
bertujuan untuk mengevaluasi secara holistik dan komprehensif dari berbagai
komponen lingkungan hidup yang diprakirakan mengalami perubahan
mendasar. Dengan demikian, hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh
Dampak Penting hipotetik sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan
saling memengaruhi, sehingga diketahui perimbangan Dampak Penting yang
bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Tujuan dari telaahan kajian
evaluasi dampak lingkungan hidup secara holistik terhadap lingkungan hidup,
sebagai berikut:

1. Mengevaluasi dampak berbagai kegiatan secara komprehensif dan


holistik
2. Mengambil keputusan dampak penting yang harus dikelola dan
dipantau (yang tertuang dalam Dokumen RKL dan RPL)
3. Digunakasan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
terhadap kelayakan atau ketidaklayakan suatu rencana kegiatan

Dalam penentuan evaluasi dampak secara holistik dengan


mempertimbangkan berbagai aspek diantarannya:

1. Pendekatan sumber dan Referensi atau acuan Metode Evaluasi sesuai


kaidah ilmiah yang akan digunakan;
2. Pendekatan penggunaan format Metode Evaluasi sesuai dengan kaidah
ilmiah yang akan digunakan;
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI KALIYASA

3. Pendekatan pedoman dalam pengisian dan pengambilan keputusan


akhir dalam rangka arahan pengelolaan dan pemantauan dampak
untuk dikelola atau tidak perlunya dikelola;

Pendekatan pedoman untuk pengambilan keputusan akhir sebagai


arahan pengelolaan dan pemantauan dampak penting untuk dikelola dan
dipantau melalui pendekatan matriks sederhana dengan melihat besaran
dampak (BD) dan sifat penting (∑P). Pedoman terkait pengambilan keputusan
akhir sebagai arahan penetapan Dampak Penting Hipotetik (DPH) menjadi
Dampak Penting (DP) atau Dampak Tidak Penting (DTP), maka ditentukan
kriteria sebagai berikut:

 Kriteria 1

Jika Besar Dampak (BD) ≥ 1 dan Sifat Penting Dampak (∑P) ≥ 4, maka
Dampak Penting Hipotetik (DPH) diputuskan menjadi Dampak
Penting (DP)

 Kriteria 2

Jika hasil prakiraan besaran dampak ≥ baku mutu atau standar lainnya
yang ditetapkan, maka Dampak Penting Hipotetik (DPH)diputuskan
menjadi Dampak Penting (DP)

 Kriteria 3

Jika rona lingkungan awal ≥ baku mutu atau standar lainnya yang
ditetapkan, maka Dampak Penting Hipotetik (DPH) diputuskan menjadi
Dampak Penting (DP)

Sumber : Tim Penyusun, 2023

Adapun hasil evaluasi secara holistik dan komprehensif metode matriks


sederhana untuk setiap dampak penting hipotetik (19 DPH), seperti
disajikan pada Tabel 7.1. berikut dibawah ini.

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal. 2


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

Tabel 7.1. Penetapan evaluasi secara holistik terhadap 24 dampak penting hipotetik yang perlu dikelola dan dipantau di setiap tahapan kegiatan

BESARAN DAMPAK JUMLAH SIFAT


KRITERIA
KONDISI KONDISI BESARAN KATEGORI KEPENTINGAN KESIMPULAN
TAHAP KEGIATAN NO JENIS DAMPAK PENETAPAN
KLTP KLDP DAMPAK BESARAN DAMPAK EVALUASI
EVALUASI
(a) (a) (b) – (a) DAMPAK (∑P)
(A) (A.1) 1. Terbukanya Kesempatan 3 4 +1 Berdampak 6 Kriteria 1 Dampak Penting
PRA- Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi Kerja kecil (DP)
KONSTRUKSI (A.2) 2. Munculnya Persepsi dan 4 2 -2 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
Pekerjaan Relokasi Sikap Masyarakat Negatif sedang (DP)
Pedagang Eksisting
(B) (B.1) 3. Penurunan Kualitas 5 4 -1 Berdampak 4 Kriteria 1 Dampak Penting
KONSTRUKSI Pekerjaan Mobilisasi Peralatan dan Udara (Peningkatan kecil (DP)
Material Kadar PM10)
4. Peningkatan Prevalensi 5 4 -1 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
Penyakit ISPA kecil (DP)
5. Gangguan Kelancaran 2 2 0 Berdampak 0 - Dampak Tidak Penting
Lalu Lintas sangat kecil (DTP)
(B.2) 6. Peningkatan Kebisingan 3 1 -2 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
Pekerjaan Penyiapan Lahan sedang (DP)
7. Penurunan Kualitas 5 4 -1 Berdampak 4 Kriteria 1 Dampak Penting
Udara (Peningkatan kecil (DP)
Kadar PM10)
8. Peningkatan Prevalensi 5 4 -1 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
Penyakit ISPA kecil (DP)
(B.3) - - - - - - - - -
Pekerjaan Pembangunan Fisik
Fasilitas Utama dan Fasilitas
Pendukung
(C) (C.1) 9. Munculnya Persepsi dan 3 1 -2 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
OPERASI Penataan Pedagang Eksisting Sikap Masyarakat Negatif sedang (DP)
(C.2) 10. Terbukanya Kesempatan 3 4 +1 Berdampak 6 Kriteria 1 Dampak Penting
Penerimaan Tenaga Kerja Kerja kecil (DP)
Operasional 11. Munculnya Persepsi dan 3 4 +1 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
Sikap Masyarakat Positif kecil (DP)
(C.3) 12. Timbulan Sampah 3 1 -2 Berdampak 6 Kriteria 1 Dampak Penting
Operasional Fasilitas Utama Pasar Domestik sedang (DP)
Godean 13. Peningkatan 3 4 +1 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
pendapatan masyarakat kecil (DP)
14. Vektor dan binatang 2 1 -1 Berdampak 6 Kriteria 3 Dampak Penting
pembawa penyakit kecil (DP)
15. Gangguan kelancaran 2 1 -1 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
lalu lintas kecil (DP)

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

BESARAN DAMPAK JUMLAH SIFAT


KRITERIA
KONDISI KONDISI BESARAN KATEGORI KEPENTINGAN KESIMPULAN
TAHAP KEGIATAN NO JENIS DAMPAK PENETAPAN
KLTP KLDP DAMPAK BESARAN DAMPAK EVALUASI
EVALUASI
(a) (a) (b) – (a) DAMPAK (∑P)
16. Munculnya Persepsi dan 2 4 +2 Berdampak 6 Kriteria 1 Dampak Penting
Sikap Masyarakat Positif kecil (DP)
(C.4) 17. Penurunan kualitas air 4 4 0 Berdampak 4 Kriteria 3 Dampak Penting
Operasional Fasilitas Pendukung permukaan sangat kecil (DP)
Pasar Godean 18. Penambahan jumlah 1 5 +4 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
pohon/ keberadaan sangat besar (DP)
vegetasi
19. Gangguan biota 3 2 -1 Berdampak 5 Kriteria 1 Dampak Penting
perairan kecil (DP)
(D) (D.1) - - - - - - - - -
PASCA Pembongkaran Bangunan
OPERASI (D.2) - - - - - - - - -
Mobilisasi Bongkaran
JUMLAH TOTAL BESARAN DAMPAK (BD) -5 18 DP dan 1 DTP
RATA-RATA BESARAN DAMPAK (BD) -0,26
Interpretasi Besaran Dampak (BD):
Besaran dampak (BD) sebesar -0,26 dengan interpretasi besaran dampak negatif dan masuk kategori
dampak sangat kecil

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

Dalam evaluasi secara holistik dengan menggunakan metode


sederhana dapat disimpulkan bahwa dampak penting hipotetik yang telah
terlingkup sebanyak 19 Dampak Penting Hipotetik (DPH) diperoleh 18 (delapan
belas) Dampak Penting (DP) dan 1 (satu) Dampak Tidak Penting (DTP) untuk
seluruh tahapan kegiatan rencana kegiatan dengan perimbangan dampak
positif dan dampak negatif melalui kondisi perubahan sebesar -0,26 dengan
interpretasi kategori dampak negatif sangat kecil atau kategori dampak negatif
yang tidak signifikan (very low of enviromental loads).

7.2. Telaahan kajian evaluasi dampak keterkaitan dan interaksi dampak


penting dengan bagan alir dampak

Dalam evaluasi secara holistik dengan pendekatan bagan alir untuk


melihat sejauh mana telaahan keterkaitan dan interaksi 19 dampak penting
hipotetik untuk seluruh tahapan kegiatan, seperti disajikan pada Tabel 7.2. dan
Gambar 7.1 berikut dibawah ini.
Tabel 7.2. Dampak penting hipotetik tehadap keterkaitan dan interaksi
dampak untuk setiap tahapan kegiatan

KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK*
DAMPAK

PRA (A.1)
KONSTRUKSI Penerimaan tenaga 1. Terbukanya Kesempatan kerja
(A) kerja konstruksi
(A.2)
Munculnya persepsi dan sikap
Pekerjaan relokasi 2.
masyarakat negatif
pedagang eksisting
KONSTRUKSI Penurunan kualitas udara (Peningkatan
(B.1) 3.
(B) kadar PM10)
Pekerjaan mobilisasi 4. Peningkatan prevalensi penyakit ISPA
peralatan dan
material 5. Gangguan kelancaran lalu lintas
6. Peningkatan kebisingan
(B.2) Penurunan kualitas udara (Peningkatan
7.
Pekerjaan penyiapan lahan kadar PM10)
8. Peningkatan prevalensi penyakit ISPA
(B.3)
Pekerjaan pembangunan
- -
fisik fasilitas utama dan
fasilitas pendukung
OPERASI (C.1)
Munculnya persepsi dan sikap
(C) Penataan pedagang 9.
masyarakat negatif
eksisting
(C.2) 10. Terbukanya kesempatan kerja

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK*
DAMPAK
Penerimaan tenaga Munculnya persepsi dan sikap
kerja operasional 11.
masyarakat positif
Meningkatnya timbulan sampah
12.
domestik
13. Peningkatan pendapatan masyarakat
(C.3)
Vektor dan binatang pembawa
Operasional fasilitas utama 14.
penyakit
Pasar Godean
15. Gangguan kelancaran lalu lintas
Munculnya persepsi dan sikap
16.
masyarakat positif
(C.4) 17. Penurunan kualitas air permukaan
Operasional fasilitas Penambahan jumlah pohon/
pendukung Pasar Godean 18.
keberadaan vegetasi

19. Gangguan biota perairan

PASCA (D.1)
- -
OPERASI Pembongkaran bangunan
(D) (D.2)
- -
Mobilisasi bongkaran
Keterangan: (*) tahapan kegiatan

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMENANALISISDAMPAKLINGKUNGANHIDUP
RENCANAKEGIATANPEMBANGUNANPENGENDALIBANJIR(FLOODMITI
GATION)SUNGAIKALIYASA

Gambar7.1. Baganalirdampakketerkaitandaninterakasi terhadapkomponenlingkunganhidupdisetiaptahapanrencanakegiatan

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH |Hal.7


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

Berdasasrkan hasil evaluasi bagan alir dampak secara holistik dan


komprehensif terhadap pola spasial (ruang dan waktu) keterkaitan dan interaksi
dampak penting, seperti disajikan pada Tabel 7.3. berikut dibawah ini.
Tabel 7.3. Hasil evaluasi bagan alir dampak untuk evaluasi secara holistik dan
komprehensif terhadap pola spasial (ruang dan waktu)
KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK KRITERIA EVALUASI* INTERPRETASI
DAMPAK
PRA (A.1) Terdapat Pola
KONSTRUKSI Penerimaan Terbukanya spasial (ruang dan
1. Kriteria 2
(A) tenaga kerja Kesempatan kerja waktu) dengan
konstruksi tahap operasi
(A.2)
Terdapat Pola
Pekerjaan Munculnya persepsi
spasial (ruang dan
relokasi 2. dan sikap Kriteria 2
waktu) dengan
pedagang masyarakat negatif
tahap operasi
eksisting
KONSTRUKSI Terdapat Pola
(B) Penurunan kualitas spasial (ruang dan
3. udara (Peningkatan Kriteria 1 waktu) dengan
kadar PM10) pekerjaan
penyiapan lahan
Terdapat Pola
Peningkatan spasial (ruang dan
4. prevalensi penyakit Kriteria 1 waktu) dengan
(B.1)
ISPA pekerjaan
Pekerjaan
penyiapan lahan
mobilisasi
peralatan dan Terdapat Pola
material spasial (ruang dan
waktu) dengan
penurunan kualitas
Gangguan udara
5. Kriteria 1
kelancaran lalu lintas (peningkatan
kadar PM10) pada
tahap mobilisasi
peralatan dan
material
Tidak terdapat pola
spasial (ruang dan
Peningkatan waktu) dengan
6. Kriteria 4
kebisingan tahap pra-
konstuksi, operasi,
dan pasca operasi
Terdapat Pola
(B.2) spasial (ruang dan
Penurunan kualitas
Pekerjaan waktu) dengan
7. udara (Peningkatan Kriteria 1
penyiapan pekerjaan
kadar PM10)
lahan mobilisasi peralatan
dan material
Terdapat Pola
spasial (ruang dan
Peningkatan
waktu) dengan
8. prevalensi penyakit Kriteria 1
pekerjaan
ISPA
mobilisasi peralatan
dan material

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK KRITERIA EVALUASI* INTERPRETASI
DAMPAK
(B.3)
Pekerjaan
pembangunan
fisik fasilitas - - - -
utama dan
fasilitas
pendukung
OPERASI Terdapat Pola
(C.1)
(C) Munculnya persepsi spasial (ruang dan
Penataan 9. dan sikap Kriteria 2 waktu) dengan
pedagang masyarakat negatif tahap pra-
eksisting
konstruksi
Terdapat Pola
spasial (ruang dan
Terbukanya
10. Kriteria 2 waktu) dengan
kesempatan kerja
tahap pra-
(C.2) konstruksi
Penerimaan Terdapat Pola
tenaga kerja spasial (ruang dan
operasional Munculnya persepsi waktu) dengan
11. dan sikap Kriteria 1 kegiatan
masyarakat positif operasional fasilitas
utama Pasar
Godean
Tidak terdapat
pola spasial (ruang
Meningkatnya
dan waktu) dengan
12. timbulan sampah Kriteria 4
tahap pra-
domestik
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
Tidak terdapat
pola spasial (ruang
Peningkatan
dan waktu) dengan
13. pendapatan Kriteria 4
tahap pra-
masyarakat
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
Tidak terdapat
(C.3)
pola spasial (ruang
Operasional Vektor dan binatang dan waktu) dengan
fasilitas utama 14. Kriteria 4
pembawa penyakit tahap pra-
Pasar Godean
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
Terdapat Pola
Gangguan spasial (ruang dan
15. Kriteria 2
kelancaran lalu lintas waktu) dengan
tahap konstruksi
Terdapat Pola
spasial (ruang dan
Munculnya persepsi waktu) dengan
16. dan sikap Kriteria 1 kegiatan
masyarakat positif penerimaan
tenaga kerja
operasional
Tidak terdapat
(C.4)
Penurunan kualitas pola spasial (ruang
Operasional 17. Kriteria 4
air permukaan dan
fasilitas
waktu) dengan
tahap pra-

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK KRITERIA EVALUASI* INTERPRETASI
DAMPAK
pendukung konstuksi, konstruksi,
Pasar Godean dan pasca operasi
Tidak terdapat
pola spasial (ruang
Penambahan jumlah
dan waktu) dengan
18. pohon/ keberadaan Kriteria 4
tahap pra-
vegetasi
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
Tidak terdapat
pola spasial (ruang
Gangguan biota dan waktu) dengan
19. Kriteria 4
perairan tahap pra-
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
PASCA (D.1)
OPERASI Pembongkaran - - - -
(D) bangunan
(D.2)
Mobilisasi - - - -
bongkaran
Keterangan: (*) kriteria (1) sebagai interpretasi dampak dalam ruang dan waktu yang sama
dimana jenis dampak ≥ 2 bersifat kumulatif yang menjadi bahan pertimbangan
untuk penetapan Dampak Penting (DP)

Berdasarkan matriks sederhana dampak penting hipotetik gangguan


kelancaran lalu lintas disimpulkan Dampak Tidak Penting (DTP) pada tahap
konstruksi saat pekerjaan mobilisasi peralatan dan material, dari evaluasi
menggunakan bagan alir dampak masuk kriteria (1) yaitu terdapat pola spasial
ruang dan waktu yang sama, dimana jenis dampak ≥ 2 bersifat kumulatif
sehingga gangguan lalu lintas pada tahap tersebut diputuskan menjadi
Dampak Penting (DP). Dampak penting yang memiliki kriteria (1) yaitu terdapat
pola spasial ruang dan waktu yang sama dimana jenis dampak ≥ 2 bersifat
kumulatif adalah penurunan kualitas udara (peningkatan kadar PM10);
peningkatan prevalensi penyakit ISPA; dan munculnya persepsi dan sikap
masyarakat positif, sehingga diputuskan tetap menjadi Dampak Penting (DP).
Setiap dampak yang diputuskan menjadi Dampak Penting (DP) dilakukan
pengelolaan dan pemantauan.

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

7.3. Telaahan evaluasi secara holistik sebagai dasar arahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup

Berdasarkan hasil Berdasarkan pertimbangan dan penetapan serta hasil


evaluasi secara holistik dan komprehensif menggunakan metode matriks
sederhana dan bagan alir dampak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
19 DP (Dampak Penting), seperti disajikan pada Tabel 7.4. berikut dibawah ini.
Tabel 7.4. Hasil evaluasi secara holistik dan komprehensif terhadap dampak
penting sebagai dasar arahan pengelolaan dan pemantauan
Lingkungan Hidup

EVALUASI
KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK
DAMPAK MATRIKS BAGAN ALIR
KESIMPULAN*
SEDERHANA DAMPAK

PRA (A.1)
KONSTRUKSI Penerimaan Terbukanya
1. Kriteria 1 Kriteria 2 DP
(A) tenaga kerja Kesempatan kerja
konstruksi
(A.2)
Pekerjaan Munculnya persepsi
relokasi 2. dan sikap Kriteria 1 Kriteria 2 DP
pedagang masyarakat negatif
eksisting
KONSTRUKSI Penurunan kualitas
(B) 3. udara (Peningkatan Kriteria 1 Kriteria 1 DP
(B.1) kadar PM10)
Pekerjaan Peningkatan
mobilisasi 4. prevalensi penyakit Kriteria 1 Kriteria 1 DP
peralatan dan ISPA
material
Gangguan
5. - Kriteria 1 DP
kelancaran lalu lintas
Peningkatan
6. Kriteria 1 Kriteria 4 DP
kebisingan
Penurunan kualitas
(B.2)
7. udara (Peningkatan Kriteria 1 Kriteria 1 DP
Pekerjaan kadar PM10)
penyiapan lahan
Peningkatan
8. prevalensi penyakit Kriteria 1 Kriteria 1 DP
ISPA
(B.3)
Pekerjaan
pembangunan
fisik fasilitas - - - - -
utama dan
fasilitas
pendukung
OPERASI (C.1)
Munculnya persepsi
(C) Penataan 9. dan sikap Kriteria 1 Kriteria 2 DP
pedagang masyarakat negatif
eksisting
Terbukanya
(C.2) 10. Kriteria 1 Kriteria 2 DP
kesempatan kerja

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

EVALUASI
KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK
DAMPAK MATRIKS BAGAN ALIR
KESIMPULAN*
SEDERHANA DAMPAK
Penerimaan Munculnya persepsi
tenaga kerja 11. dan sikap Kriteria 1 Kriteria 1 DP
operasional masyarakat positif
Meningkatnya
12. timbulan sampah Kriteria 1 Kriteria 4 DP
domestik
Peningkatan
13. pendapatan Kriteria 1 Kriteria 4 DP
(C.3) masyarakat
Operasional Vektor dan binatang
fasilitas utama 14. Kriteria 3 Kriteria 4 DP
pembawa penyakit
Pasar Godean
Gangguan
15. Kriteria 1 Kriteria 2 DP
kelancaran lalu lintas
Munculnya persepsi
16. dan sikap Kriteria 1 Kriteria 1 DP
masyarakat positif
(C.4) Penurunan kualitas air
17. Kriteria 3 Kriteria 4 DP
Operasional permukaan
fasilitas Penambahan jumlah
pendukung 18. pohon/ keberadaan Kriteria 1 Kriteria 4 DP
Pasar Godean vegetasi
Gangguan biota
19. Kriteria 1 Kriteria 4 DP
perairan
PASCA (D.1)
OPERASI Pembongkaran - - - - -
(D) bangunan
(D.2)
Mobilisasi - - - - -
bongkaran
Keterangan (*): DP (Dampak Penting); DTP (Dampak Tidak Penting)

Berdasarkan pertimbangan dan penetapan serta hasil evaluasi secara


holistik dan komprehensif menggunakan metode matriks sederhana dan bagan
alir dampak terhadap besaran dan sifat penting dampak serta pola spasial
(ruang dan waktu) keterkaitan dan interaksi dampak penting maka melalui
pendekatan best available technology, best achievable technology, dan best
option by local acknowledge terhadap dasar arahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup terhadap “18 dampak penting” yang perlu
dikelola dan dipantau untuk diimplementasikan dalam Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Recana Pemantauan Lingkungan
Hidup (RKL).

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

7.4. Arahan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Berdasarkan hasil telaahan dan evaluasi keterkaitan dan interaksi


seluruh dampak penting secara komprehensif yang diuraikan pada Sub-Bab
7.1 dan Sub-Bab 7.3, maka diperlukan telaahan atas berbagai pilihan kebijakan
dalam membuat strategi pengelolaan dan pemantauan terhadap dampak
penting lingkungan yang secara signifikan dapat dilakukan dan diaplikasikan
dalam rangka mengurangi, meminimalisir, mencegah, mengantisipasi seluruh
dampak penting yang memiliki besaran dan sifat yang negatif dari rencana
kegiatan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, sebagai berikut:

(1) Ketersediaan pilihan penentuan pengelolaan terbaik (best available technology),

(2) Kemampuan pemrakarsa untuk melakukan opsi pengelolaan terbaik (best

achievable technology); dan


(3) Relevansi pilihan pengelolaan yang tersedia dengan kondisi lokal (best option by

local acknowledge). Berdasarkan hasil telaahan tersebut maka dapat dirumuskan


arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang pada prinsipnya
dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi lingkungan sesuai fungsinya dan
melestarikan fungsi lingkungan hidup

Berdasarkan pertimbangan tersebut baik melalui best available


technology, best achievable technology, dan best option by local
acknowledge terhadap dasar arahan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup terhadap “19 Dampak Penting (DP)” yang perlu dikelola dan
dipantau untuk diimplementasikan dalam Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Recana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL).
Berdasarkan arahan dan amanah yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam hal ini Dokumen Amdal (Formulir
Kerangka Acuan; Dokumen Andal Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan
Dokumen RKL-RPL) yang berfungsi sebagai alat kebijakan lingkungan dalam
pemanfaatan, perlindungan dan pencegahan dari dampak lingkungan akibat
rencana usaha/kegiatan tertentu seperti rencana kegiatan ini. Oleh karena itu,
berbagai upaya perlu dilakukan dalam rangka menjaga melestarikan fungsi
lingkungan tersebut dijabarkan dalam bentuk arahan pengelolaan
lingkungan hidup dan arahan pemantauan lingkungan hidup, Dengan demikian
untuk meningkatkan dampak positif dan meminimalisir dampak negatif
maka diperlukan arahan

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup terhadap 19


dampak penting yang perlu dikelola dan dipantau, seperti disajikan pada Tabel
7.5.berikut dibawah ini.

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

Tabel 7.5. Telaahan evaluasi secara holistik dan komprehensif sebagai dasar arahan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan Lingkungan Hidup
NO JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK BENTUK ARAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK ARAHAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Terbukanya Kesempatan Penerimaan tenaga 1. Kontrak kerja (MoU) dengan pihak kontraktor-Manajemen Metode Pengumpulan Data:
kerja kerja konstruksi Konstruksi untuk menentukan tenaga kerja lokal 1. Pengecekan terhadap kontrak kerja (MoU) dengan
2. Membuat pengumuman di kantor kalurahan Sidoagung pihak kontraktor-Manajemen Konstruksi untuk
dan Kalurahan Sidoluhur, menentukan tenaga kerja local
3. Membuat pengumuman di tapak proyek 2. Pengecekan pengumuman di kantor kalurahan
Sidoagung dan Kalurahan Sidoluhur,
3. Pengecekan pengumuman di tapak proyek

Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili)

Analisis data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan data dari
pencapaian penerimaan tenaga kerja lokal dengan
indikator keberhasilan pengelolaan

2. Munculnya persepsi dan Pekerjaan relokasi Memberikan informasi dan pengumuman terkait metode Metode Pengumpulan Data:
sikap masyarakat negatif pedagang eksisting relokasi, mekanisme relokasi dan lokasi tempat relokasi Dilakukan dengan observasi melalui wawancara langsung
terhadap pedagang eksisting terkait sosialisasi informasi dan
pengumuman terkait metode relokasi, mekanisme relokasi,
lokasi tempat relokasi

Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis

Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
3. Penurunan kualitas udara Pekerjaan mobilisasi 1. Menggunaan dump truk lulus uji emisi 1. Dilakukan observasi Sertifikat Lulus Uji Emisi dump
(Peningkatan kadar PM10) peralatan dan 2. Menggunaan dump truk yang laik operasi dan bak ditutup truk pengangkut.
material terpal rapat secara layak 2. Dilakukan observasi kelaikan operasi dump truk dan bak
ditutup terpal rapat secara layak
3. Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien
parameter PM10 selama waktu periode 24 jam, dimana
hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VII, Baku Mutu Udara
Ambien)
4. Peningkatan prevalensi Pekerjaan mobilisasi 1. Menggunakan dump truck yang lulus uji emisi Metode Pengumpulan Data:
penyakit ISPA peralatan dan 2. Menutup bak kendaraan pada saat mengangkut material Dilakukan dengan observasi langsung terhadap :
material 3. Melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan 1. Penggunaan dump truck yang lulus uji emisi
2. Penutupan bak kendaraan pada saat mengangkut
terdekat untuk melakukan pemeriksaan gratis secara berkala
material
dan sosialisasi terkait PHBS 3. Pelaksanaan koordinasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan gratis
secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS
4. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

Alat/ Instrumen:
Penggunaan dokumen sertifikat lulus uji emisi, kamera, berita
acara, alat tallysheet kuesioner, dan alat tulis

Analisis Data
Dilakukan dengan mengkonversi data jumlah kasus penyakit
ISPA menjadi prevalensi ISPA menggunakan rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk
penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk
keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean 1

Data prevalensi yang diperoleh dari perhitungan kemudian


dibandingkan dengan indikator keberhasilan pengelolaan
5. Gangguan kelancaran lalu Pekerjaan mobilisasi 1. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas yang di Metode Pengumpulan Data:
lintas peralatan dan lengkapi dengan APD di pintu keluar dan masuk selama jam Dilakukan dengan observasi langsung terhadap :
material pengangkutan material dan di lokasi Pembangunan 1. Penempatan petugas pengatur lalu lintas yang di
2. Memberikan petunjuk pelaksanaan pengangkutan lengkapi dengan APD di pintu keluar dan masuk selama
kepada pengemudi truk jam pengangkutan material dan di lokasi Pembangunan
3. Pemasangan rambu peringatan hati-hati untuk memberikan 2. Pemberian petunjuk pelaksanaan pengangkutan
peringatan kepada pengguna jalan bahwa adanya kepada pengemudi truk
pekerjaan/proyek bangunan didepan, dan juga karena 3. Pemasangan rambu peringatan hati-hati untuk
himbauan adanya keluar masuk kendaraan proyek memberikan peringatan kepada pengguna jalan bahwa
4. Memasang Rotary Lamp untuk memberikan peringatan adanya pekerjaan/proyek bangunan didepan, dan juga
agar lebih hati-hati pengguna jalan untuk melintas karena himbauan adanya keluar masuk kendaraan
5. Melengkapi kendaraan proyek pengangkut galian proyek
tanah dan material bangunan dengan penutup (terpal) 4. Pemasangan Rotary Lamp untuk memberikan peringatan
yang memadai agar lebih hati-hati pengguna jalan untuk melintas
6. Membersihkan jalan disekitar lokasi proyek 5. Kelengkapan penutup (terpal) pada kendaraan
proyek pengangkut galian tanah dan material
bangunan
6. Pembersihaan jalan di sekitar lokasi proyek

Alat/ Instrumen:
Penggunaan Surat Tugas,SOP, DED, dokumen,kamera, berita
acara, dan alat tulis
6. Peningkatan kebisingan Pekerjaan penyiapan lahan 1. Melakukan pengangkutan peralatan dan material 1. Dilakukan observasi kapasitas pengangkutan peralatan dan
sesuai kapasitas tonase armada angkut material
2. Mengatur jadwal dan kecepatan armada angkut 2. Dilakukan observasi jadwal dan kecepatan armada angkut
sesuai dengan ketentuan oleh instansi berwenang 3. Dilakukan observasi pemakaian penutup telinga (earplug) bagi
operator kendaraan berat
3. Pemakaian penutup telinga (earplug) bagi
4. Dilakukan observasi dan dokumentasi pemasangan barrier
operator kendaraan berat sesuai dengan
buatan (Pagar pembatas) di area tapak proyek
keperluan
5. Dilakukan observasi dan dokumentasi kegiatan koordinasi
4. Pemasangan barrier buatan (Pagar pembatas) di sekeliliing dengan Dinas Perhubungan Kab. Sleman
area tapak proyek

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

5. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kab. Sleman 6. Dilakukan pengukuran tingkat kebisingan (LSM) melalui
apabila terdapat pekerjaan lembur diluar waktu jam kerja penyedia jasa laboratorium lingkungan yang terakreditasi
dan/atau terdaftar di KLHK.

Pengambilan data :
Penggunaan alat sound level meter,
Metode Pengukuran Tingkat Kebisingan Lingkungan SNI 8427:2017

Analisa Data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan nilai tingkat kebisingan
dengan baku mutu Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan di lingkungan
permukiman
7. Penurunan kualitas udara Pekerjaan penyiapan lahan 1. Menggunaan dump truk lulus uji emisi 1. Dilakukan pemeriksaan Sertifikat Lulus Uji Emisi dump truk
(Peningkatan kadar PM10) 2. Menggunaan dump truk yang laik operasi dan bak pengangkut.
ditutup terpal rapat secara layak 2. Dilakukan pemeriksaan kelaikan operasi dump truk dan
bak ditutup terpal rapat secara layak.
3. Membuat pagar sementara sebagai barier buatan
3. Dilakukan observasi pagar sementara sebagai barier
4. Menyiram area tapak proyek terutama pada saat buatan
musim kemarau dan/atau kecepatan angin relatif 4. Dilakukan observasi kegiatan penyiraman area tapak
tinggi proyek terutama pada saat musim kemarau
dan/atau kecepatan angin relatif tinggi
5. Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien
parameter PM10 selama waktu periode 24 jam, dimana
hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VII, Baku Mutu Udara
Ambien)
8. Peningkatan prevalensi Pekerjaan penyiapan lahan 1. Menggunakan dump truck yang lulus uji emisi Metode Pengumpulan Data:
penyakit ISPA 2. Menutup bak kendaraan pada saat mengangkut Dilakukan dengan observasi langsung terhadap :
material bongkaran 1. Penggunaan dump truck yang lulus uji emisi
2. Penutupan bak kendaraan pada saat mengangkut
3. Membuat pagar sementara sebagai barrier buatan
material
4. Melakukan penyiraman di tapak proyek pada tahap 3. Pembuatan pagar sementara sebagai barrier buatan
kegiatan penyiapan lahan, hanya saat kondisi kering atau 4. Penyiraman di tapak proyek pada tahap kegiatan
kemarau penyiapan lahan, hanya saat kondisi kering atau kemarau
5. Melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan 5. Pelaksanaan koordinasi dengan fasilitas pelayanan
terdekat untuk melakukan pemeriksaan gratis secara berkala kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan gratis
dan sosialisasi terkait PHBS secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS
6. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi

Alat/ Instrumen:
Penggunaan dokumen sertifikat lulus uji emisi, kamera, berita
acara, alat tallysheet kuesioner, dan alat tulis

Analisis Data
Dilakukan dengan mengkonversi data jumlah kasus penyakit
ISPA menjadi prevalensi ISPA menggunakan rumus:

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡


𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk
penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk
keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean 1

Data prevalensi yang diperoleh dari perhitungan kemudian


dibandingkan dengan indikator keberhasilan pengelolaan
9. Munculnya persepsi dan Penataan pedagang 1. Melakukan sosialisasi dan himbauan untuk memastikan Metode Pengumpulan Data:
sikap masyarakat negatif eksisting tenaga kerja konstruksi mengikuti seluruh himbauan, intruksi, Dilakukan dengan observasi melalui wawancara langsung
Juknis dan SOP yang diterapkan Manajemen Konstruksi terhadap masyarakat terkait:
2. Melakukan Pemerintah Daerah Kelurahan Sidoluhur dan
Kelurahan Sidoagung
Alat/Instrumen:
3. Pelibatan masyarakat untuk mengikuti evaluasi kegiatan Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis
konstruksi secara periodik dengan melibatkan warga
masyarakat dan paguyuban pedagang Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
10. Terbukanya kesempatan Penerimaan tenaga 1. Perimaan tenaga kerja dilakukan secara transparan Metode Pengumpulan Data:
kerja kerja operasional dengan membuat pengumuman tenaga kerja di kantor 1. Pengecekan pengumuman di kantor kalurahan
kalurahan Sidoagung dan Kalurahan Sidoluhur, Sidoagung dan Kalurahan Sidoluhur,
2. Membuat pengumuman di tapak proyek 2. Pengecekan pengumuman di tapak proyek

Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili)

Analisis data :
Melakukan perbandingan jumlah penerimaan tenaga kerja
yang dibutuhkan dengan tenag kerja yang telah diterima
bekerja
11. Munculnya persepsi Penerimaan tenaga 1. Melaksanakan sosialisasi penataan pedagang dasaran Metode Pengumpulan Data:
dan sikap masyarakat kerja operasional (Kios dan LOS) dan plataran (Tlasaran) Dilakukan dengan observasi melalui wawancara langsung
positif 2. Mellakukan penataan pedagang sesuai zona jenis tempat terhadap masyarakat terkait:
1. Pelaksanaan sosialisasi mekanisme dan persyaratan
dasaran (Kios dan LOS) dan plataran (Tlasaran) sesuai
penerimaan tenaga kerja opersioanal
zona jenis tempat 2. Pelaksanaan Koordinasi dengan Pemerintah
Daerah Kelurahan Sidoluhur dan Kelurahan
Sidoagung

Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis

Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
12. Meningkatnya timbulan Operasional fasilitas utama 1. Menyiapkan pewadahan tertutup sampah domestic dengan
sampah domestik Pasar Godean jalan pemilahan secara organik dan anorganik dengan
diberikan pewadahan yang berbeda warna untuk organik

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

menggunakan warna kuning dan untuk anorganik


menggunakan warna merah;
2. Menempatkan pewadahan sampah organik dan anorganik
di beberapa titik lokasi kegiatan pasar pada setiap lantai;
3. Menyiapkan tempat penyimpanan sementara sampah
domestic (organic dan anorganik) secara kedap air
4. Mengangkat sampah organik dan anorganik di tempat
penyimpanan sampah sementara (TPS sampah) dan
melakukan kerjasama dengan pihak ke III/ instansi terkait
untuk penggangkutan sampah domestic;
5. Melakukan koordinai dengan instansi teknis terkait dalam
pengelolaan sampah domestik
13. Peningkatan pendapatan Operasional fasilitas utama Tenaga kerja operasional minimal mendapakan gaji sebesar Metode Pengumpulan Data
masyarakat Pasar Godean UMK Kabupaten Sleman Rp. 2.159.519,22,- dengan persyaratan Survey Tenaga kerja operasional yang memiliki gaji minimal
pendidikan S1 sebesar UMK Rp. 2.159.519,22,- dengan persyaratan
pendidikan S1

Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili); dan berkas
form penerimaan upah

Analisis Data :
Melakukan pengecekan terhadap gaji yang diterima oleh
tenaga kerja operasional apakah sudah sama atau lebih
besar dari UMK Kabupaten Sleman
14. Vektor dan Operasional fasilitas utama 1. Melakukan penataan pedagang di lingkungan pasar godean
binatang pembawa Pasar Godean sesuai dengan jenis dagangannya apakah jenis yang
penyakit didagangkan basah atau kering;
2. Melakukan pembersihan saluran drainase di lokasi tapak
proyek setiap 2 (dua) minggu sekali dan dibuktikan
dengan pencatatan;
15. Gangguan kelancaran lalu Operasional fasilitas utama 1. Memasang Rambu Internal Metode Pengumpulan Data:
lintas Pasar Godean 2. Memasang Rambu Internal Dilakukan dengan observasi langsung terhadap :
3. Menyediakan ruang parkir sejumlah : 1. Pemasangan Rambu Internal
a. Sepeda Motor : 366 SRP 2. Pemasangan Rambu Internal
b. Mobil Pengunjung : 67 SRP 3. Penyediaan ruang parkir sejumlah :
c. Kendaraan Barang : 2 SRP a. Sepeda Motor : 366 SRP
4. Memasangan CCTV b. Mobil Pengunjung : 67 SRP
5. Memasang Warning Light c. Kendaraan Barang : 2 SRP
6. Menyediakan Penerangan Jalan di Internal 4. Pemasangan CCTV
7. Menyediakan APAR di dalam area pasar 5. Pemasangan Warning Light
8. Mengatur akses keluar masuk kendaraan 6. Penyediaan Penerangan Jalan di Internal
7. Pengadaan APAR di dalam area pasar
8. Pangaturan akses keluar masuk kendaraan

Alat/ Instrumen:
Penggunaan SOP, DED, dokumen,kamera, berita acara, dan
alat tulis

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

16. Munculnya persepsi Operasional fasilitas utama Memberikan informasi dan pengumuman hasil pencapaian Metode Pengumpulan Data:
dan sikap masyarakat Pasar Godean dari penerimaan tenaga kerja operasional secara terbuka Dilakukan dengan observasi melalui wawancara langsung
positif dan transparan terhadap masyarakat

Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis

Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
17. Penurunan kualitas Operasional fasilitas 1. Seluruh unit yang menghasilkan air limbah dialirkan ke IPAL 1. Dilakukan observasi dan dokumentasi system perpipaan dari
air permukaan Pasar godean dengan system perpipaan air limbah kedap dan seluruh unit ke IPAL Pasar godean
pendukung Pasar Godean 2. Dilakukan observasi persyaratan operator IPAL
tertutup
2. Operator IPAL dipersyaratkan memiliki sertifikat 3. Dilakukan observasi dan dokumentasi saluran air limbah dan
kompetensi PPPA dan POPAL saluran air hujan
3. Memisahkan saluran air limbah dengan saluran air hujan 4. Dilakukan observasi dan dokumentasi alat ukut debit
(flowmeter)
4. Memasang alat ukut debit (flowmeter) di inlet dan outlet IPAL
5. Dilakukan observasi dan dokumentasi papan nama dan titik
5. Memasang papan nama dan titik koordinat pada lokasi koordinat
titik penaatan dan titik outfall 6. DIlakukan observasi dan dokumentasi system tanggap darurat
6. Memiliki system tanggap darurat IPAL IPAL
7. Melakukan pengurasan lumpur apabila telah mencapai 20 % 7. Dilakukan observasi dan dokumentasi pengurasan lumpur
8. Dilakukan pengukuran sampling kualitas air sungai dan
kualitas air limbah melalui penyedia jasa laboratorium
lingkungan terakreditasi KAN dan/atau terdaftar di KLHK.

Pengambilan data :
Metode pengambilan sampel air sesuai dengan SNI 06-6989.57-
2008

Analisis Data:
Dilakukan analisis air sungai dengan membandingkan konsentrasi
parameter kunci BOD dengan data rona awal
Dilakukan analisis air limbah dibandingkan dengan baku mutu
sebagai berikut :
Parameter Satuan Baku mutu

TSS mg/l 30

pH mg/l 6–9

BOD mg/l 5

COD mg/l 100

Minyak dan
5
Lemak mg/l

Amonia mg/l 10

Total Coliform mg/l 3000

18. Penambahan jumlah Operasional fasilitas 1. Melakukan penanaman pohon dengan jenis-jenis yang 1. Dilakukan pemantauan terhadap penanaman pohon
pohon/ keberadaan pendukung Pasar Godean memiliki nilai estetika yang menonjol, sistem perakaran masuk dengan jenis-jenis yang memiliki nilai estetika yang
vegetasi ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan, menonjol, sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, merusak konstruksi dan bangunan, tidak beracun, tidak
perakaran tidak mengganggu pondasi, ketinggian berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain mengganggu pondasi, ketinggian tanaman bervariasi,
seimbang, jenis tanaman tahunan atau musiman, tahan warna hijau dengan variasi warna lain seimbang, jenis
terhadap hama penyakit tanaman dan mampu menjerap tanaman tahunan atau musiman, tahan terhadap hama
dan menyerap cemaran udara penyakit tanaman dan mampu menjerap dan menyerap
2. Melakukan pemupukan dalam ruang terbuka hijau di cemaran udara
taman kota 2. Dilakukan pemantauan terhadap pemupukan
3. Melakukan penanaman kembali di area ruang terbuka yang dilakukan dalam ruang terbuka hijau di taman
hijau untuk vegetasi yang mati kota
4. Melakukan pemeliharaan vegetasi dalam ruang 3. Dilakukan pemantauan terhadap penanaman kembali
terbuka hijau di Pasar Godean di area ruang terbuka hijau untuk vegetasi yang mati
4. Dilakukan pemantauan pemeliharaan vegetasi
dalam ruang terbuka hijau di Pasar Godean
5. Dilakukan inventarisasi keberadaan vegetasi secara sensus

Analsisis Data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan data hasil
inventarisasi dan sensus vegetasi dengan indikator
keberhasilan pengelolaan
19. Gangguan biota perairan Operasional fasilitas 1. Seluruh unit yang menghasilkan air limbah dialirkan ke 1. Dilakukan observasi system perpipaan dari seluruh unit
pendukung Pasar Godean IPAL Pasar godean dengan system perpipaan tertutup ke IPAL Pasar Godean
sebelum dibuang ke badan air permukaan 2. Dilakukan observasi kegiatan perawatan IPAL
2. Melakukan perawatan secara rutin agar kinerja IPAL benar- 3. Dilakukan observasi terhadap Operator IPAL
benar optimum 4. Dilakukan pengukuran debit harian (flowmeter) di inlet
3. Operator IPAL dipersyaratkan telah mengikuti pelatihan dan outlet IPAL
pengoperasian IPAL dan bersertifikat PPA 5. Dilakukan pengambilan sampel indeks diversitas plankton
4. Memasang alat ukut debit (flowmeter) di inlet dan outlet IPAL Sungai Kali Berjo, kemudian dianalisis di laboratorium
lingkungan terakreditasi KAN

Analisis Data:
Sampel indeks diversitas plankton air Sungai Kali Berjo
dibandingkan dengan indeks diversitas plankton air Sungai
kali Berjo pada rona awal

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK T ERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

7.5. Telahaan Indikator Penilaian Kelayakan Lingkungan

Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak


penting hipotetik, arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, maka
dapat dilakukan penilaian terhadap indikator kelayakan lingkungan hidup
atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang dikaji dengan
mempertimbangkan kriteria kelayakan lingkungan seperti disajikan pada Tabel
7.6. berikut dibawah ini.

Tabel 7.6. Penilaian indikator Kelayakan Lingkungan Hidup untuk Rencana


Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean

KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)

Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-


1.
undangan 
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:

Lokasi rencana kegiatan sudah sesuai dengan Peraturan


Daerah Nomor 12 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Sleman
Tahun 2011 – 2031 dan Surat Keterangan Informasi Tata
Ruang dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 019-1/SRT-BKPRD/2022

KETERANGAN:
 Informasi Kesesusian tata ruang dalam Lampiran 6
 narasi dalam dokumen BAB I, Hal. I-6

Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan


2. lingkungan hidup serta sumber daya alam yang diatur dalam 
peraturan perundang-undangan
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:

Bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan diperbolehkan untuk


dilaksanakan pada rencana lokasi tapak proyek dan mengikuti
ketentuan dalam berbagai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku terkait:

(1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang


Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
menjadi Undang-Undang
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
(3) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
(4) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Daftar Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
(5) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun
2021 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak
Lalu Lintas
(6) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan
Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
(7) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun
(8) Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 Tentang RTRW
Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031

KETERANGAN:
Implementasi dari pengelolaan ini tertulis didalam dokumen
Andal dan RKL sub bab 2 terkait 19 dampak penting yang
perlu dikelola dimana indikator keberhasilan menggunakan
pendekatan peraturan dan perundangan yang berlaku

3 Kepentingan pertahanan dan keamanan 


Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:
Rencana kegiatan berada diluar dan tidak berada pada radius
berkaitan dengan pertahanan keamanan adalah kantor TNI,
kantor kepolisian, barak atau asrama militer, tempat latihan
tempur, pangkalan milter, sarana komunikasi militer, wilayah
perbatasan dengan pangkalan militer, dan lokasi pembuangan
amunisi sehingga rencana kegiatan tidak mengganggu
kepentingan pertahanan dan keamanan

Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting


dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi,
4
budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap 
prakonstruksi, konstruksi, dan operasi Usaha dan/atau Kegiatan.
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:

1. Telah dilakukan secara cermat dan mendalam


mengenai besaran dan sifat penting dampak, untuk 27
dampak penting hipotetik di seluruh tahapan kegiatan
sesuai dengan persetujuan Formulir KA pada tahap
Pra- Konstruksi, Konstruksi, dan Operasi dengan
menggunakan metode ilmiah yang lazim digunakan
sesuai standar nasional dan internasional (Dokumen
Andal BAB VI)
2. Telah dilakukan proses analisis dampak penting dalam
memprakiraan secara kuantitatif dan kualitatif untuk
besaran dan sifat penting dampak, proses analisis
prakiraan secara cermat dan mendalam untuk 27
dampak penting hipotetik di seluruh tahapan kegiatan
sesuai dengan persetujuan Formulir KA pada tahap
Pra-
Konstruksi, Konstruksi, dan Operasi.

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
3. Telaah dilakukan kajian mendalam dan analisis yang
komprehensif terhadap semua komponen lingkungan
hidup untuk kondisi kualitas lingkungan tanpa proyek
(KLTP) dan kondisi kualitas lingkungan dengan adanya
rencana kegiatan (Proyek) (KLDP)

KETERANGAN:
Implementasi tertulis didalam Dokumen ANDAL Pada BAB VI
untuk prakiraan dampak penting

Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting


sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling
5
mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak

penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:

1. Sudah dilakukan evaluasi secara holistik dan komprehensif


menggunakan metode Matriks Sederhana dan
keterkaitan dan interakasi dampak menggunakan bagan
alir dampak, sudah dirumuskan arahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan, sudah dilakukan evaluasi
secara holistik dan komprehensif dalam menganalisis
keputusan akhir dalam menentukan kelayakan dan
ketidaklayakan lingkungan akibat adanya rencana
kegiatan menyusun pernyataan kelayakan lingkungan
hidup.

2. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh Dampak


Penting Hipotetik telah dilakukan sebagai sebuah kesatuan
yang saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat
positif dan negatif sebagai dasar acuan atau arahan
dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup untuk masing-masing tahap kegiatan
Pra-konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi.

3. Pengelolaan dan pemantauan dilakukan untuk setiap


dampak penting akibat adanya rencana kegiatan baik
yang bersifat negatif maupun positif untuk setiap
tahapan kegiatan Pra-konstruksi, konstruksi, operasi,
dan pasca operasi.

4. Telah dilakukan evaluasi dampak secara holistik dan


komprehensif terhadap besaran dan sifat penting
dampak dengan menggunakan Matriks Sederhana dan
keterkaitan dan interakasi dampak menggunakan bagan
alir dampak untuk setiap komponen lingkungan pada
masing-masing tahap kegiatan yaitu pra konstruksi,
konstruksi, operasi, dan pasca operasi

5. Telah dilakukan analisis perimbangan dampak sebagai


indikator pengaruh besaran dampak terhadap “kelayakan
dan ketidaklayakan lingkungan” akibat adanya rencana
kegiatan, berdasarkan hasil analisi perimbangan maka
dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan atau
peningkatan yang bersifat positif sebesar -0,26 dengan
interpretasi kategori dampak negatif sangat kecil atau

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
kategori dampak negatif yang tidak signifikan (very low
of enviromental loads), namun terdapat perimbangan
antara dampak positif dan negatif dalam seluruh tahapan
kegiatan melalui perubahan persentase skala kualitas
lingkungan diperoleh besaran dampak (BD) sebesar -0,26
interpretasi kategori dampak negatif sangat kecil atau
kategori dampak negatif yang tidak signifikan (very low of
enviromental loads), sehingga dengan adanya perubahan
kondisi kualitas lingkungan hidup terevaluasi secara
holistik dan komprehensif dinyatakan 19 dampak penting
yang terjadi harus dikelola dan dipantau

KETERANGAN:
Implementasi dari hasil evaluasi secara holistik dan
komprehensif terhadap seluruh dampak penting tertulis
didalam Dokumen Andal dan Dokumen RKL-RPL:
1. Penjelasan dan uraian analisis Dampak Penting yang
perlu dikelola dan dipantau tertuang pada BAB VII
SUB BAB 7.1
2. Penjelasan dan uraian analisis mengenai keterkaitan dan
interaksi dampak penting tertuang pada BAB VII SUB
BAB 7.1
3. Penjelasan dan uraian analisis perimbangan dampak
penting tertuang pada BAB VII SUB BAB 7.1
4. Uraian Dokumen RKL-RPL , Sub-bab 2 dan Sub-bab 3
terkait 19 dampak penting yang perlu dikelola dan
dipantau.

Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang


bertanggung jawab dalam meTemonggi dampak penting
6 negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan 
yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan
kelembagaan.
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:
Terdapat 19 dampak penting hasil evaluasi secara holistik dan
komprehensif akibat adanya rencana kegiatan ini yang akan
berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas lingkungan hidup.
Terhadap semua dampak penting yang dikelola dan dipantau,
Pemrakarsa (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sleman) berkomitmen untuk mengendalikan dampak penting
tersebut semaksimal mungkin melalui pendekatan
teknologi/teknis, sosial dan kelembagaan secara lebih intensif
dengan pihak terkait/stakeholder lainnya yaitu:
1. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia
manajemen konstruksi untuk dapat
mengimplementasikan secara efektif dan effisien terkait
rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana
pemantauan lingkungan hidup yang tertuang dalam
lampiran persetujuan lingkungan khususnya pada tahap
pra-konstruksi dan konstruksi.
2. Melakukan pendekatan sosial antara warga
masyarakat dengan manajemen konstruksi dan
tenaga kerja konstruksi dilanjutkan dengan
pendekatan kelembagaan Bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten
Sleman untuk selalu memberikan penyuluhan tentang

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lokasi
tapak proyek.
3. Meningkatkan upaya pengelolaan atas persepsi dan
sikap masyarakat yang negatif menjadi positif untuk
mengantisipasi konflik sosial diperlukan koordinasi dan
kerjasama dengan Pemerintah Daerah berserta
Perangkat Kelurahan/Desa di wilayah studi.
4. Surat kesanggupan Pemrakarsa dalam melaksanakan
rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup dicantumkan dalam Dokumen RKL-RPL.

KETERANGAN:
Implementasi Kemampuan pemrakarsa terkait yang
bertanggung jawab dalam meTemonggi dampak penting
tertulis didalam dokumen RKL-RPL:
1. Surat pernyataan komitmen Pelaksanaan RKL-RPL tertuang
pada Dokumen RKL-RPL Bab V
2. Upaya bentuk pengelolaan lingkungan hidup dengan
pendekatan teknologi, sosial dan kelembagaan tertuang
pada Dokumen RKL-RPL Kolom RKL dan RPL BAB 2 dan
BAB
3 Sub Bab 1 Tabel 2.3 Matrik rencana pengelolaan
Lingkungan Hidup Kolom ke-5 dan Tabel 3.3. Matrik
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Kolom ke-5

Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-


7
nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view)

Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:

Berdasarkan batas wilayah studi bahwa lokasi rencana


kegiatan tidak terdapat kawasan cagar budaya sebagai
pendekatan bagaimana rencana kegiatan berpengaruh
terhadap nilai-nilai atau pandangan masyarakat (emic view),
apabila dtinjau dari pengertiannya dari kawasan cagar budaya
merupakan kawasan atau lokasi bangunan hasil budaya
manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami
yang khas namun demikian terdapat kawasan cagar budaya
dan ilmu pengetahuan lingkungan non bangunan, meliputi:
(1) Kawasan Makam Kyai dan Nyai Jembrak di tapak proyek;
(2) Kawasan Tugu HB IV di tapak proyek;
(3) Sumur gali di tapak proyek.

Tujuan rencana kegiatan adalah mewujudkan Program Nawa


Cita Pemerintah dalam membangun dan/atau merevitalisasi
5.0 pasar rakyat di Indonesia melalui Kementerian PUPR.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rencana
usaha/kegiatan ini tidak akan mengganggu nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat sekitar.

KETERANGAN:
Implementasi dari Data dan informasi tidak mengganggu nilai-
nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic eview)
tersajikan melalui:
 Hasil Pelibatan masyarakat melalui Kegiatan Konsultasi
Publik

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
 Surat pernyataan komitmen Pelaksanaan RKL-RPL
tertuang pada Dokumen RKL-RPL Bab V

Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi


dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: 1)
entitas dan/atau spesies kunci (key species); 2) memiliki nilai
8
penting secara ekologis (ecological importance); 3) memiliki 
nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau 4) memiliki nilai penting secara ilmiah
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:

Berdasarkan hasil observasi di lapangan dengan kondisi


sekitar tapak kegiatan sebagai kawasan perdagangan, dan
kawasan permukiman. Namun demikian telah dilakukan
inventarisasi dan identifikasi berupa data dan informasi
berbagai jenis vegetasi atau tumbuhan (flora) dan satwa liar
(fauna) baik secara pengamatan langsung dan tidak langsung
dari informasi sekunder dimana tidak terdapat atau tidak
teridentifikasi adanya jenis vegetasi maupun jenis satwa liar yang
dilindungi di wilayah studi.

KETERANGAN:
Implementasi dari Data dan informasi keempat
pertimbangan tersajikan dalam:
Penjelasan dan data informasi tertuang dalam BAB III Rona
Lingkungan Hidup awal

Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan


9 gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah 
berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan.
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:

Pendekatan rencana kegiatan tidak menimbulkan gangguan


terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berada disekitar
lokasi rencana kegiatan (batas wilayah studi) melalui Kegiatan
pengumuman rencana kegiatan dan pelaksanaan Konsultasi
Publik, dimana pemrakarsa telah melakukan pengumuman
rencana kegiatan di media massa-surat kabar lokal yaitu
pengumuman surat kabar lokal Tribun Jogja pada tanggal 16
Desember 2022 dan papan pengumuman yang mudah
dijangkau oleh masyarakat terkena dampak (Lokasi Tapak
Proyek, Kantor Kalurahan Sidoluhur, Kantor Kalurahan
Sidoagung, dan Kantor DLH Kabupaten Sleman).

Pelaksanaan Konsultasi publik telah dilakukan dengan metode


atau cara seminar pada hari Senin tanggal Dua Puluh Dua
Bulan November Tahun Dua Ribu dua dua (22-11-2022)
bertempat di Balai Pertemuan Arjuna Kantor Kapanewon
Godean, Kabupaten Sleman diselenggarakan oleh pihak
pemrakarsa yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sleman. Salah satu tujuan dilaksanakan kegiatan
ini adalah proses penyampaian dan penjelasan informasi
rencana kegiatan kepada masyarakat
yang terkena dampak di wilyah studi dan secara rinci

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
memberikan dan menjelaskan: (a) detail deskripsi rencana usaha
dan/atau kegiatan baik tahapan kegiatan, besaran skala
kegiatan maupun jangka waktu pelaksanan rencana kegiatan;
(b) dampak potensial yang akan timbul dari identifikasi awal dari
pemrakarsa meliputi komponen geo-fisik-kimia; transportasi;
kesehatan masyarakat; dan sosial-ekonomi-budaya; maupun
komponen lingkungan lainnya yang akan berpotensi terkena
dampak dengan adanya rencana kegiatan. Kegiatan konsultasi
publik ini dihadiri oleh pemrakarsa dan tamu undangan sebanyak
50 orang yaitu Tim Pelaksana Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Sleman, sedangkan tamu undangan
meliputi Camat (Panewu), Lurah/Kepala Desa (Kalurahan)
beserta perangkat Kalurahan/Desa (Kalurahan), Paguyuban
Pedagang; Perwakilan Pedagang, tokoh masyarakat dan wakil
masyarakat dalam wilayah studi, Kapolsek, Danramil, Banbisa,
dan pemerhati lingkungan dari Lembaga swadaya masyarakat
(LSM).
Berdasarkan hasil pelibatan masyarakat melalui Kegiatan
Konsultasi Publik dalam proses penyampaian dan penjelasan
informasi rencana kegiatan dan menampung saran, masukan,
dan tanggapan masyarakat terhadap rencana dimana tidak
teridentifikasi adanya gangguan atau dimungkinkan akan terjadi
tumpang tindih dengan Rencana kegiatan Adapun komitmen
pemrakarsa dengan mempersiapkan alternatif pencegahan
dan/atau pengendalian untuk dampak penting negatif dan
semaksimal mungkin melalui pendekatan teknologi/teknis, sosial
dan kelembagaan secara lebih intensif dengan pihak
terkait/stakeholder.

KETERANGAN:
Implementasi dari Data dan informasi keempat
pertimbangan tersajikan dalam:

 Hasil analisis pelibatan masyarakat melalui kegiatan


pengumuman rencana kegiatan dan pelaksanaan
konsultasi publik tertuang dalam BAB IV
 Laporan Hasil Pelibatan masyarakat melalui kegiatan
pengumuman rencana kegiatan dan pelaksanaan
konsultasi publik terlampir pada Lampiran 5
 BAB III Rona Lingkungan Hidup awal khususnya SUB BAB 3.3.
mengenai Usaha/Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung


lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan,
10
dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya 
tampung lingkungan dimaksud
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:

Mengingat belum adanya kajian daya dukung dan daya


tampung maka pendekatan kelayakan lingkungan
berdasarkan hasil prakiraan dampak penting secara cermat dan
komprehensif sehingga diperoleh gambaran tentang kondisi
dan kualitas lingkungan hidup dengan adanya rencana
kegiatan (proyek), melaui Hasil evaluasi analisis perimbangan
dampak sebagai indikator pengaruh besaran dampak
terhadap “kelayakan dan
ketidaklayakan lingkungan” akibat adanya rencana kegiatan,

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
berdasarkan hasil analisis terdapat perimbangan antara dampak
positif dan negatif dalam seluruh tahapan kegiatan melalui
perubahan persentase skala kualitas lingkungan diperoleh
besaran dampak (BD) sebesar -0,26 dengan interpretasi besaran
dampak negatif dan masuk kategori dampak sangat kecil,
sehingga dengan adanya perubahan kondisi kualitas
lingkungan hidup ini terevaluasi secara holistic dan
komprehensif yang dinyatakan 19 dampak penting diperlukan
upaya pengelolaan dan pemantauan.

KETERANGAN:
Implementasi berdasarkan pada beberapa hal tersebut,
diharapkan adanya rencana usaha/kegiatan ini tidak akan
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan yang
ada, data dan informasi tersajikan dalam Penjelasan dan
uraian analisis perimbangan dampak penting tertuang pada BAB
VII SUB
BAB 7.1 (Hal. VII-6)

Berdasarkan uraian pada Tabel 7.6 yang digunakan untuk pendekatan


dan penilaian dalam mengambil keputusan akhir apakah layak atau
ketidaklayakan lingkungan, maka dapat disimpulkan bahwa RENCANA
KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN yang berlokasi di Jl.
Godean Padukuhan Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon
Godean, Kabupaten Sleman, DIY dinyatakan “LAYAK LINGKUNGAN HIDUP”
dengan mempertimbangkan 10 indikator kelayakan lingkungan hidup.

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

HALAMAN DIKOSONGKAN

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.


DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI

BAB-7 EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LH | Hal.

Anda mungkin juga menyukai