RENCANA KEGIATAN
REVITALISASI PASAR GODEAN,
KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI
D.I. YOGYAKARTA
Oleh : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sleman
JULI 2023
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1. Peta Lokasi Tapak Proyek dan Relokasi Pedagang Eksisiting
NO IDENTITAS INSTANSI
6 Email : perindag@slemankab.go.id
Tim Penyusun:
No Nama Posisi
1 Dedi Restiawan, SKM. KTPA
2 Ratna Sakay, S.Si., MT. ATPA
3 Jefri F., S.Sos ATPA
Kesesuaian tata ruang telah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031 dan Surat
Keterangan Informasi Tata Ruang dari Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 019-1/SRT-BKPRD/2022 berkas terlampir pada Lampiran 2.
KETENTUAN RENCANA
NO AMPLOP RUANG KESIMPULAN
TEKNIS TEKNIS
3 Koefisien Dasar 50 % 45,55 % Telah memenuhi ketentuan peraturan
Bangunan (KDB): (maksimal) (5129 m²) yang berlaku
Peraturan Bupati (< 70%)
Sleman
Nomor 29 Tahun 2021
Tentang
Perubahan Kelima
Atas Peraturan Bupati
Sleman Nomor 49
Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman
Nomor 5 Tahun 2011
Tentang
Bangunan Gedung
KETENTUAN RENCANA
NO AMPLOP RUANG KESIMPULAN
TEKNIS TEKNIS
Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman
Nomor 5 Tahun 2011
Tentang
Bangunan Gedung
7 Angka Ruang Parkir 0,2 – 1,0 Penyediaan: Telah memenuhi ketentuan peraturan
(ARP), Keputusan yang berlaku
Direktur Jenderal 67 SRP Mobil
Perhubungan Darat 2 SRP mobil (0,2 < ARP <1,0)
Nomor : barang
272/HK.105/DRJD/96 366 SRP motor
Tentang Pedoman
Teknis
Penyelenggaraan Total: 435 unit
Fasilitas Parkir untuk (0,7)
kegiatan pusat
perdagangan
Gambar 1.2
Gambar. Kesesuaiaan tata ruang dengan lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan
Sidoagung,
Kapanewon Godean, DIY
Apabila ditinjau dari informasi kegiatan lain di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
serta keterkaitannya dengan keberadaan lokasi ataupun kawasan sensitif, dapat
diuraikan sebagai berikut ini:
Terdapat pertokoan, kawasan perdagangan dan jasa, dan permukiman di sebelah
utara, timur, selatan dan barat dari lokasi tapak proyek,
Terdapat makam Kyai dan Nyai Jembrak, masyarakat pengikut Pangeran
Diponegoro menyebutnya makam Mbah Jembrak. Letak makam berada di
samping pintu utama Pasar Godean. Bangunan makam juga tampak sederhana
dengan cungkup berukuran 3 x 3 meter, dilengkapi dua buah nisan Kyai Jembrak
dan Nyai Jembrak ukurannya lebih kurang sama dengan panjang sekitar 180 cm,
lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm
Terdapat sumur kuno yang diketahui berumur lebih dari ratusan tahun yang terletak
di dalam sebelah utara dan masuk ke dalam pasar. Sumur ini berdiameter 3
meter dengan kedalaman 8 meter, dan direncanakan tidak digunakan lagi
Terdapat SPBU Godean yang berjarak 100 meter dari arah barat dari lokasi tapak
proyek
Lahan relokasi pedagang merupakan lahan pertanian yang menjadi isu penting atas
pemanfaatan lahan, sehingga diperlukan kebijakan pada tingkat Provinsi
NAMA KATEGORI
NO JUSTIFIKASI KETERANGAN
PERIZINAN PERSETUJUAN
1 Persetujuan Persetujuan Rencana kegiadatan tidak Berdasarkan ketentuan
Teknis Teknis termasuk dalam Kegiatan dalam Peraturan
pemenuhan PembuangaAi dengan potensi pencemar Peraturan Menteri
Baku Mutu Air r Limbah Ke air tinggi pada sektor: Lingkungan Hidup dan
Limbah Badan Air Bidang Perindustrian; Sektor Kehutanan Nomor
Permukaan Ketenaganukliran; Sektor 5 Tahun 2021
Pertanian; D. Sektor Tentang Tata Cara
Ketenagalistrikan; Sektor Penerbitan
Energi dan Sumber Daya Persetujuan Teknis Dan
Mineral; dan Sektor Surat Kelayakan
Pariwisata Operasional Bidang
Pengendalian
Pencemaran Lingkungan
dimana rencana
kegiatan tidak adanya
kegiatan pembuangan
air limbah ke Badan Air
permukaan.
dalam matrik
NAMA KATEGORI
NO JUSTIFIKASI KETERANGAN
PERIZINAN PERSETUJUAN
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup (RKL-RPL)
NAMA KATEGORI
NO JUSTIFIKASI KETERANGAN
PERIZINAN PERSETUJUAN
rincian teknis
pengelolaan bidang
Limbah B3
4 Persetujuan Standar Teknis Jenis kegiatan kegiatan Persetujuan Standar
Teknis Dampak Penanganan yang tidak menimbulkan 100 Teknis Penanganan
Lalu Lintas Dampak Lalu perjalanan baru pada jam Dampak Lalu Lintas
Lintas padat atau 700 perjalanan Bangkitan Rendah
Bangkitan baru per hari sesuai Nomor: 050/BA/142/22
Rendah penapisan jenis kegiatan
dalam Peraturan Menteri (Berkas terlampir pada
Perhubungan Nomor PM 17 Lampiran 5
Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Analisis
Dampak Lalulintas
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean
Berdasarkan uraian dan penjelasan penapisan secara mandiri pada tabel ditatas
maka dapat disimpulkan bahwa pemenuhan terkait persetujuan teknis sebagai
berikut:
KONTRUKSI:
(3) Pekerjaan
mobilisasi peralatan dan
material
2
(4) Pekerjaan penyiapan lahan
(5) Pekerjaan pembangunan fisik
fasilitas utama
dan fasilitas pendukung
OPERASI:
(6) Penataan Pedagang Eksisting
(7) Penerimaan tenaga kerja
operasional
3 (8) Operasional Fasilitas Utama Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan pasar
Pasar Godean selesai pada tahun 2023
(9) Operasional Fasilitas Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan pasar
Pendukung Pasar Godean selesai pada tahun 2023
PASCA OPERASI:
4 (10) Pembongkaran Bangun
(11) Mobilisasi Bongkaran
Sumber:Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Pasar Godean; Keterangan N (periode 2 Bulan)
Keterangan : * NX : Selama Kegiatan Operasional Fasilitas Utama dan Fasilitas Pendukung Pasar
Godean Berlangsung
Dampak penting hipotetik ini akan dikaji secara lebih mendalam dalam Dokumen Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak maupun sifat penting
dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik) yang didukung oleh data
primer maupun sekunder pada BAB (Informasi Rona Lingkungan Hidup Awal),
dievaluasi untuk menentukan arahan pengelolaan dan pemantauan pada BAB
(Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan Hidup), dan ditentukan
bagaimana pengelolaan dan pemantauan dilakukan untuk meminamilisir dampak
negatif dan meningkatkan dampak positif dalam Dokumen RKL-RPL nantinya.
51 Dampak Potensial (DP) menjadi “37 Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH)”
Dampak Tidak penting hipotetik ini tidak dikaji secara lebih mendalam dalam
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak maupun
sifat penting dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik).
1 2 1 2 3 1 2 3 4 1 2
A. GEOFISIKKIMIA
X X X X X
1. Kualitas Udara
(DTPH) (DPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)
X X X X
2. Kualitas Air Permukaan (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DPH)
X X X X X X X
3. Kebisingan (DTPH) (DPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)
X X X X
4. Timbulan SampahDomestik (DTPH) (DTPH) (DPH) (DTPH)
X X
5. Timbulan Limbah B3
(DTPH) (DTPH)
B. BIOLOGI
X X X
6. Vegetasi
(DTPH) (DPH) (DTPH)
X
7. Biota Air (DPH)
C. KESEHATAN MASYARAKAT
8 Gangguan Kesehatan X X X X X
Masyarakat (ISPA) (DTPH) (DPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)
9 X X X X
Vektor dan BinatangPembawa Penyakit
(DTPH) (DTPH) (DPH) (DTPH)
D. SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
X X
10 Kesempatan Kerja
(DPH) (DPH)
X X
11 PendapatanMasyarakat
(DTPH) (DTPH)
X
X X X X X X X
12 Persepsi dan Sikap Masyarakat (DTPH)
(DPH) (DTPH) DPH (DTPH) (DTPH) (DTPH) (DTPH)
E. TRANSPORTASI
X X X X
13 Gangguan Kelancaran LaluLintas
(DPH) (DPH) (DTPH) (DTPH)
Penentuan batas waktu kajian akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan
evaluasi dampak serta penentuan perubahan rona lingkungan tanpa adanya
rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana usaha dan/atau
kegiatan. Pembatasan waktu kajian bertujuan untuk membatasi waktu kajian
yang
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
I-
akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian
Andal, penentuan batas waktu kajian ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
untuk melakukan penentuan perubahan rona lingkungan tanpa adanya rencana
kegiatan atau dengan adanya rencana kegiatan dengan setiap dampak penting
hipotetik yang dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri, dalam hal ini waktu
kajian tersendiri berdasarkan pendekatan sumber dampak untuk setiap DPH
terhadap tahapan kegiatan Pra-Kontruksi; Kontruksi; dan Operasional seperti
disajikan pada Tabel 1.10 berikut dibawah ini.
Tabel 1.10 Rincian jadwal pelaksanaan (time-schedule) untuk setiap tahapan
rencana kegiatan
N PERIODE Keterangan
TAHAPAN RINCIAN KEGIATAN
O N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 N9
PRA-KONTRUKSI:
(12)Penerimaan tenaga
1 kerja konstruksi
(13)Pekerjaan relokasi pedagang
eksisting
KONTRUKSI:
(14) Pekerjaan
mobilisasi peralatan dan
material
2
(15) Pekerjaan penyiapan lahan
(16) Pekerjaan pembangunan fisik
fasilitas utama
dan fasilitas pendukung
OPERASI:
(17) Penataan Pedagang Eksisting
(18) Penerimaan tenaga kerja
operasional
3
(19) Operasional Fasilitas Utama Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan pasar
Pasar Godean selesai pada tahun 2023
(20) Operasional Fasilitas Selama 30 Tahun (hingga tahun 2053) sejak pembangunan pasar
Pendukung Pasar Godean selesai pada tahun 2023
PASCA OPERASI:
4 (21) Pembongkaran Bangun
(22) Mobilisasi Bongkaran
Sumber:Dinas Perindag (2021), DED Masterplan Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Dsitribusi
Perdagangan Pasar Godean; Keterangan N (periode 2 Bulan)
BAB II
DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BESERTA
ALTERNATIFNYA
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II
peribadatan; (g) sarana dan akses pemadam kebakaran, (h) tempat parkir,
(i) tempat penampungan sampah sementara (TPS); (j) sarana pengolahan
air limbah; (k) sarana air bersih; dan (l) instalasi listrik.
LANTAI 1
Lahan Parkir Area Parkir Motor 366 Unit -
Area Parkir Mobil 67 Unit -
Area Parkir Kendaraan
2 Unit -
Barang
Ruang terbuka hijau Landscape Taman -
Ruang Terbuka Publik Plaza Alun-Alun -
Cagar Situs Makam 2 Makam -
Fasilitas Utama: Dasaran LOS 715 Unit
Pedagang
Tlasaran 564 Unit
Fasilitas Pendukung
Pasar Tipe A
Ruang Laktasi 2 Unit
Ruang Tera (Ukur Ulang) 2 unit
TPS Sampah 1 Unit
TPS LB3 1 unit
STP Biotank 2 unit
Bio Septic Tank 2 unit
Toilet (P/L) 6 Unit
Power House 1 unit 6540
FASILITAS UTAMA
LUAS BANGUNAN
LANTAI
FUNGSI PERUNTUKAN KETERANGAN (M2)
LANTAI 2
Fasilitas Utama: Dasaran Kios 137 Unit
Pedagang
LOS 421 Unit
LOS Belut 36 Unit
Fasilitas Pendukung: TPS Sampah 1 Unit
Pasar Tipe A Ruang Pos Kesehatan 1 Unit
Fasilitas Sarana Pemadam
40 unit
Kebakran
Ruang Informasi (Mitigasi
3 Unit
Kebencanaan) 6456
Toilet Pria 3 Unit
Toilet Perempuan 3 Unit
Musholla/Masjid 1 Unit
Ruang Wudhu (P) 1 Unit
❑ Area Foodcourt -
TOTAL LUAS BANGUNAN 14.763,20
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean
Gambar 2.1. Layout siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean, Sleman, DIY
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II
Gambar 2.2. Layout tampak (Depan dan Samping) siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-
Sidoluhur, Kapanewon Godean, Sleman, DI
Apabila ditinjau dari informasi kegiatan lain di sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan serta keterkaitannya dengan keberadaan lokasi ataupun kawasan
sensitive, dapat diuraikan sebagai berikut ini:
(1) Terdapat makam Kyai dan Nyai Jembrak, masyarakat sekitar pengikut
Pangaren Diponegoro menyebutnya makam Mbah Jembrak. Letak makam
berada di samping pintu utama Pasar Godean. Bangunan makam juga
tampak sederhana dengan cungkup berukuran 3 x 3 meter, dilengkapi dua
buah nisan Kyai Jembrak dan Nyai Jembrak ukurannya lebih kurang sama
dengan panjang sekitar 180 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm
(2) Terdapat sumur kuno yang diketahui berumur lebih dari ratusan tahun yang
terletak di dalam sebeleh utara dan masuk ke dalam pasar. Sumur ini
berdiameter 3 meter dengan kedalaman 8 meter dan direncanakan untuk
tidak digunakan lagi.
(3) Terdapat SPBU Godean yang berjarak 100 meter dari arah barat dari
lokasi tapak proyek
(4) Terdapat kegiatan konstruksi Pasar Hewan Godean yang sedang berlangsung
yang berjarak 120 meter dari arah barat dari lokasi tapak proyek
(5) Lahan relokasi pedagang merupakan lahan pertanian yang menjadi isu
penting atas pemanfaatan lahan, sehingga diperlukan kebijakan pada
tingkat Provinsi.
Terdapat kegiatan operasional SPBU Godean yang berjarak 100 m ke arah barat dar t
Gambar 2.3. Layout situasi kondisi eksisting sekitar tapak proyek (area dan/atau kegiatan sensitive) Kalurahan Sidoagung dan Kalurahan
Sidoluhur Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman
II-
Tabel 2.5. Rincian dasaran jenis pedagang eksisting yang akan direlokasi ke
tempat Pasar Relokasi Sementara
KEBUTUHAN*
JENIS
NO ASAL SUMBER PERALATAN
PERALATAN
JUMLAH (UNIT) KAPASITAS
KEBUTUHAN
No KOMPONEN PERERJAAN ASAL SUMBER MATERIAL
VOLUME (M3)*
KEBUTUHAN
No KOMPONEN PERERJAAN ASAL SUMBER MATERIAL
VOLUME (M3)*
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean; Keterangan* estimasi nota
design DED
Gambar 2.4 Layout siteplan sirkulasi kendaraan dan fasiltias area parkir/timbunan pada tahap konstruksi Rencana Kegiatan Pekerjaan
Mobilisasi Peralatan dan Material
(7) Pemasangan rambu lalu lintas mode konstruksi dan tanda petunjuk (Sign
remark) sesuai arahan dan ketentuan dalam persetujuan Dokumen
Andal Lalin
Tabel 2.8. Estimasi volume galian dan urugan pada tahapan pekerjaan
penyiapan lahan di lokasi tapak proyek
PEMATANGAN LAHAN
NO JENIS PEKERJAAN
VOLUME (M3) KETERANGAN
1. Galian tanah 1627 Galian tanah pondasi
kedalaman ±1 m untuk
footplate.
2. Urugan tanah 944
urug kembali tanah galian
3. Urugan pasir 203 Pengaman pondasi setebal
10 cm
4. Urugan Sirtu 1644 peninggian elevasi (bangunan),
setinggi 1 meter
SELISIH Selisih tanah akan digunakan
(Galian-Urugan) +(220)
untuk penyiapan lahan RTH
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean
FASILITAS UTAMA
LUAS BANGUNAN
LANTAI
FUNGSI PERUNTUKAN KETERANGAN (M2)
LANTAI 1
Lahan Parkir Area Parkir Motor 366 Unit -
Area Parkir Mobil 67 Unit -
Area Parkir Kendaraan
2 Unit -
Barang
Ruang terbuka hijau Landscape Taman -
Ruang Terbuka Publik Plaza Alun-Alun -
Cagar Situs Makam
2 Makam -
❑ Gudang 1 unit
FASILITAS UTAMA
LUAS BANGUNAN
LANTAI
FUNGSI PERUNTUKAN KETERANGAN (M2)
❑ Musholla/Masjid 1 Unit
❑ Ruang Wudhu (P) 1 Unit
❑ Area Foodcourt -
TOTAL LUAS BANGUNAN 14.763,20
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Dsitribusi Perdagangan Ps. Godean
Toilet Infiltrasi
Portable 0,568 m3/hari
Air limbah
11,36 m3/hari
Dikelola
oleh pihak
Gambar 2.5 Neraca air Tahap konstruksi pembangunan fisik fasilitas utama
Pasar Godean
Gambar 2.6 Layout Lantai I siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon
Godean, Sleman, DIY
Gambar 2.7 Layout Lantai II siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean,
Sleman, DIY
Gambar 2.8 Layout Lantai II siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean,
Sleman, DIY
Gambar 2.9 Layout Lantai III siteplan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur, Kapanewon Godean,
Sleman, DIY
Gambar 2.10 Layout tampak (LOS Basah) di lokasi tapak kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean
Gambar 2.11 Layout tampak (LOS Kering) di lokasi tapak kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean
Tabel 2.10 Rincian dasaran jenis pedagang eksisting yang akan ditata ke
tempat Revitalisasi Pasar Godean saat tahap operasi
Belut, LOS Sepeda dan Tlasaran); wakil pedagang dan pengelola UPTD Pasar
Godean.
Rencana proses rekrutmen tenaga kerja akan dilakukan secara terbuka dan
transparan, diumumkan kepada warga masyarakat. Adanya proses
penerimaan tenaga kerja ini akan diprioritaskan khususnya bagi warga
masyarakat di wilayah
studi dengan sebesar 100% dari total kebutuhan tenaga kerja operasional
untuk menambah dampak positif dengan adanya rencana kegiatan.
Gambar 2.12 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman
Apabila ditinjau dari tugas dan fungsi dari UPTD Ps. Godean dalam
melaksanakan tugasnya saat tahap kegiatan operasi sesuai ketentuan dalam
Peraturan Bupati Sleman Nomor 38.20 Tahun 2018 Tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Pelayanan Pasar, sebagai berikut:
(1) penyusunaan rencana kerja;
(2) perumusan kebijakan teknis pelayanan pasar;
(3) pelayanan kebersihan pasar;
(4) pelayanan keamanan pasar;
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY DINAS
II-
Tabel 2.13. Pemenuhan standar kriteria teknis Pasar Tipe A meliputi aspek
pemenuhan persyaratan umum; pemenuhan persyaratan teknis; dan
sistem manajemen pengelolaan saat tahapan kegiatan operasional
Revitalisasi Pasar Godean
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
1 Persyarat Kriteria
an Persyaratan terpenuhi 100%,
Umum jumlah jumlah
1. ≥750 501-750 250-500 <250 v
pedagang pedagang
terdaftar terdaftar 1988
orang
2 Persyarat Kriteria
an Teknis Ukuran Luas terpenuhi 100%,
Min. 2 Min. 2 Min. 2 Min. 1
2. ruang Utama v Ukuran luas
dagang m2 m2 m2 m2 ruang dagang
> 2 m2
Kriteria
Jumlah Pos terpenuhi 100%,
Min. 2 Min. 2 Min. 2 Min. 2
3. Ukur Ulang Utama v jumlah ukur
Pos Pos Pos Pos
(Ruang Tera) ulang (ruang
tera) 2 Pos
Kriteria
LOS terpenuhi 100%,
Kios zonasi ruang
4. Zonasi Ruang Utama v
LOS Belut terbagi
Tlasaran menjadi: LOS;
Kios; Tlasaran
Kriteria
terpenuhi 100%,
penyediaan
area pakir
kendaraan:
5. Area Parkir Proporsional dengan luas lahan pasar Utama v SRP Motor 366
unit
SRP Mobil 80
unit
SRP Mobil
Barang 2 unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
penyediaan
Tersedi area pakir
Area Bongkar Tersedia Penunj
6. a Ada Ada v kendaraan:
Muat Barang Khusus ang
Khusus
SRP Mobil
Barang 2 unit
Kriteria
Akses untuk Terpisa
7. Terpisah Ada Ada Utama v terpenuhi 100%,
masuk dan h
terdapat akses
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
keluar sirkulasi keluar
kendaraan masuk
kendaraan
yang terpisah
Kriteria
terpenuhi 100%,
Min. 1,8 Min. 1,8 Min. 1,5 Min.
8. Lebar Koridor Utama v rencana teknis
m m m 1,2 m
untuk lebar
koridor 1,8 m
Kriteria
Didala Didala terpenuhi 100%,
Didala
Kantor m m tersedia kantor
9. m lokasi Ada Utama v
Pengelola lokasi lokasi pengelola di
pasar
pasar pasar dalam pasar
(Lantai 3)
Min. Kriteria
Min. Min. Min. Berad terpenuhi 100%,
Berada Berada Berada a tersedia toilet
Lokasi Toilet di dalam pasar
pada 4 pada 3 pada 2 pada
dan kamar (Lantai 1,
10. lokasi lokasi lokasi 1 Utama v
mandi
yang yang yang lokasi Lantai 2 dan
terpisah
berbed berbed berbed yang Lantai 3)
a a a berbe Jumlah Total 16
da Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia toilet
Min. 4 Min. 3 Min. 2 Min. 1 di dalam pasar
toilet toilet toilet toilet (Lantai 1,
Jumlah toilet
pria pria pria pria Lantai 2 dan
11. pada suatu Utama v
dan 4 dan 3 dan 2 dan 1 Lantai 3)
lokasi
Toilett toilet toilet toilet
Jumlah Total 8
wanita wanita wanita wanita
Unit – 8 unit Pria
dan 8 unit
Wanita
Tempat
menyimpan
Kriteria
bahan
terpenuhi 100%,
pangan
tersedia
12. basah Ada Ada - - Utama -
tempat bahan
bersuhu
pangan basah
rendah
bersuhu rendah
(lemari
pendingin)
Kriteria
Min. terpenuhi 100%,
Min. Min. Min. Berad tersedia
Berada Berada Berada a wastafel
pada 4 pada 3 pada 2 pada berada di toilet
Tempat cuci Penunj
13. lokasi lokasi lokasi 1 v Lantai 1, Lantai
tangan ang
yang yang yang lokasi 2 dan Lantai 3
berbed berbed berbed yang Jumlah Total 16
a a a berbe Unit, spot cuci
da tangan area
LOS dan KIOS
Kriteria
Ruang
Min. 2 Min. 1 Penunj terpenuhi 100%,
14. Menyusui - - v
ruang ruang ang tersedia ruang
(Laktasi)
laktasi di lantai I
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
Min. Min. Min.
Berada Berada Berada Kriteria
pada 2 pada 2 pada 1 terpenuhi 100%,
Penunj tersedia CCTV
15. CCTV lokasi lokasi lokasi - v
ang di seluruh lantai
yang yang yang
berbed berbed berbed
a a a
Kriteria
terpenuhi 100%,
Min. Min. Min. tersedia ruang
Berada Berada Berada peribadatan
pada 2 pada 1 pada 1 (musholla dan
Ruang Penunj
16. lokasi lokasi lokasi Ada v tempat wudhu)
peribadatan ang
yang yang yang di dalam pasar
berbed berbed berbed (Lantai 2)
a a a kapasitas
tampung 60
orang
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia ruang
pertemuaan
Ruang Penunj Bersama
17. Ada Ada Ada - v
Bersama ang (Serba Guna)
di dalam pasar
(Lantai 3)
Jumlah 1 Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
Pos tersedia ruang
Kesehatan Penunj pos kesehatan
18. Ada Ada Ada Ada v
ang di dalam pasar
(P3K)
(Lantai 2)
Jumlah 1 Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia ruang
Pos Penunj pos keamanan
19. Ada Ada Ada Ada v
Keamanan ang di dalam pasar
(Lantai 1 dan)
Jumlah 1 Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
Area Penunj tersedia area
20. Ada Ada Ada Ada v
Merokok ang merokok di luar
bangunan
pasar
Kriteria
terpenuhi 100%,
tersedia ruang
Ruang Penunj disinfektan di
21. Ada Ada Ada - v
Disinfektan ang dalam pasar
(Lantai 1)
Jumlah 1 Unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
Area tersedia area
22. Ada Ada Ada Ada Utama v
Penghijauan penghijauan
atau ruang
terbuka hijau
di
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
luar bangunan
pasar seluas
2280 m²
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
tahun pemantauan
sekali lingkungan
hidup terkait
kualitas air
bersih di lokasi
tapak kegiatan
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
pemantauan
Setiap
Setiap 6 Setiap Setiap lingkungan
Pengujian 1 Penunj
30. bulan 6 bulan 1 tahun v hidup terkait
limbah cair tahun ang
sekali sekali sekali kualitas air
sekali
limbah yang
dihasilkan di
lokasi tapak
kegiatan
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
pemantauan
lingkungan
hidup terkait
penyediaan bin
Setiap circle atau
Ketersediaan toko/kios/LOS/Jongko/Konter/pelatara tempat
31. tempat n Utama v
sampah
sampah
Setiap fasilitas pasar dengan kriteria
jenis sampah di
lokasi tapak
kegiatan, total
sebanyak 100
unit tempat
sampah ukuran
(5-15 liter)
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
penyediaan
Alat Angkut alat angkut
32. Ada Ada Ada Ada Utama v
sampah sampah di
lokasi tapak
kegiatan
sebanyak 12
unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
penyediaan
TPS Sementara
di lokasi tapak
kegiatan
TPS
33. Ada Ada Ada Ada Utama v dengan jenis
Sementara
TPS limbah
Padat
Domestik
(organic dan
non-organic)
dan TPS
Limbah B3
Pengelolaan Penunj Kriteria
34. Ada Ada Ada Ada v
sampah ang terpenuhi 100%,
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
berdasarkan rencana teknis
3R penyediaan
tempat
sampah di
lokasi tapak
kegiatan
dengan jenis
limbah Padat
Domestik
(organic dan
non-organic)
dan jenis
Limbah B3
yang dikelola
secara 3R
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
penyediaan
Sarana
alat komunikasi
35. telekomunika Ada Ada Ada Ada Utama v
berupa talki-
si
talki untuk
pengelola dan
ruang
telekomunikasi
3 Persyarat Kriteria
an terpenuhi 100%,
Sistem rencana teknis
Informasi
Manaje Re-identifikasi
36. identitas Ada Ada Ada Ada Utama v
men identitas
pedagang
Pengelol pedagang
aan sebanyak 1988
pedagang
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
Informasi papan informasi
37. Ada Ada Ada Ada Utama v
kisaran harga terkait
perkembangan
harga bahan
pokok
Kriteria
terpenuhi 100%,
zonasi ruang
terbagi
menjadi:
Informasi LOS: 1162 unit
38. Zonasi Ruang Ada Ada Ada Ada Utama v
LOS Belut: 31
Pasar
unit
Kios: 186 unit
Tlasaran: 456
unit
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
Prosedur
39. Ada Ada Ada Ada Utama v standar
Kerja (SOP)
operasional
prosedur untuk
setiap bidang
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
pelayanan
pasar
Kriteria
Kepala Pasar terpenuhi 100%,
Bidang Administrasi dan keuangan rencana teknis
organisasi
Struktur Bidang Ketertiban dan Keamanan
40. Utama v stuktur
Pengelola Bidang Pemeliharaan dan Kebersihan pengelolaan
Bidang Pelayanan Pelanggan dan pasar untuk
Pengembangan Komunitas setiap bidang
pelayanan
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
organisasi
stuktur
pengelolaan
Jumlah Min. 5 Min. 4 Min. 3 Min. 2
41. Utama v pasar untuk
Pengelola orang orang orang orang
setiap bidang
pelayanan
dengan total
jumlah
pengelola 37
orang
Kriteria
terpenuhi 100%,
Min. 1 rencana teknis
Min. 1 Min. 1 Min. 1
kali pelaksanaan
Pelaksanaan kali kali kali
dalam sidang
sidang dalam 1 dalam dalam
42. 1 v tera/tera
Tera/Tera tahun 1 tahun 1 tahun
tahun ulang, tersedia
Ulang operasi operasi operasi
operas 1 unit ruang
onal onal onal
ional tera di lantai I
Kriteria terpenuhi
100%, rencana
teknis
pelaksanaan
Program Pengembangan
Pengemban dan
43. Ada Ada Ada Ada Utama v
gan dan Aktivasi Pasar
Aktivasi Pasar bersama
komunitas atau
paguyuban
pendagang
Kriteria
terpenuhi 100%,
rencana teknis
pelaksanaan
Program
Program Pemberdayaa
Pemberdaya n Komunitas
44. Ada Ada Ada Ada Utama v
an Komunitas Pasarr
Pasar 37ersama
komunitas atau
paguyuban
pendagang
PENILAIAN
PERSYARATAN** TINGK PASAR GODEAN***
AT
NO ASPEK* NO. UNSUR NO
KESESU
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D AIAN TAS KETERANGAN
I
TIPE A:
PERSYARATAN SNI 8152: 2015
Jumlah Pedagang
terdaftar
≥1837 Persyaratan Umum Persyaratan Teknis Persyaratan Pengelolaan
(Pasal 4.1) (Pasal 4.2) (Pasal 4.3)
MUTU 1 60% terpenuhi 100% tingkat kesesuaian utama 100% tingkat kesesuaian
terpenuhi utama terpenuhi
61-100% tingkat kesesuian penunjang
terpenuhi
MUTU 2 60% terpenuhi 100% tingkat kesesuaian utama 100% tingkat kesesuaian
terpenuhi utama terpenuhi
25-60% tingkat kesesuian penunjang
terpenuhi
PENILAIAN MANDIRI:
PERSYARATAN
PENGELOLAAN
PERSYARATAN UMUM PERSYARATAN TEKNIS (PASAL 4.3)
PENETAPAN KRITERIA MUTU
(PASAL 4.1) (PASAL 4.2)
Keterangan: (*) adopsi ketentuan SNI-8152: 2015 tentang Pasar Rakyat, Lampiran I; (**) Klasifikasi
tipe pasar rakyat dalan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor
3 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Pasar di Kabupaten Sleman; penilaian mandiri;
(***) penilaian mandiri dengan notasi v (terakomodasi dalam rencana teknis
dan Kajian DED Pasar Godean) ; x (tidak terakomodasi)
Pemanfaatan zonasi ruang fisik untuk lantai I berupa LOS dan Tlasaran
dimana LOS dibagi menjadi LOS Basah dan LOS Kering dan TLasaran dibagi
menjadi Tlasaran (Pangan) dan Tlasaran (Non-Pangan). Total pedagang di
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021); Keterangan Zona 1A
(LOS Basah); Zona 2B (LOS Kering); Zona T1B (Tlasaran Pangan); Zona T2B (Tlasaran Non-
Pangan)
Tabel 2.15 Rincian dasaran jenis pedagang di lokasi Revitalisasi Pasar Godean
saat tahap operasi di Lantai II
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021); Keterangan Zona 3A (LOS Belut); Zona
2B (LOS Kering)
Tabel 2.16 Rincian dasaran jenis pedagang di lokasi Revitalisasi Pasar Godean
saat tahap operasi di Lantai III
Kios 49 38 11 - -
LOS 28 - - - 28
LOS Sepeda 55 - - 55 -
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021); Keterangan: Zona 1A (Kios Makanan-Siap
Saji); Zona 2B (LOS Kering)
DASARAN PEDAGANG
NO KOMODITAS JUMLAH
KIOS LOS SEKAT LOS TANPA SEKAT TLASARAN
1 Buah 0 0 3 2 5
2 Bumbon 0 5 2 2 9
3 Daging 1 1 2 2 6
4 Ikan 0 0 3 0 3
5 Kelontong 2 14 6 1 23
6 Makanan 1 2 7 4 14
7 Pakaian 2 5 3 0 10
8 Sayuran 1 1 1 3 6
9 Sembako 4 11 3 0 18
10 Warung Makan 7 7 2 0 16
Total 18 46 32 14 110
Sumber: UPTD Pasar.Godean (2020)
OMZET PEDAGANG
Gambar 2.13 Penyediaan alokasi area ruang terbuka hijau di lokasi tapak kegiatan saat operasional Revitalisasi Pasar Godean
Gambar 2.14 Layout skematik system penyediaan daya listrik dan back up daya listrik Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar
Godean
Tabel 2.18 Estimasi kebutuhan air bersih di lokasi tapak kegiatan operasional
Revitalisasi Pasar Godean saat tahap operasi
ESTIMASI
UNIT PENGHASIL AIR
NO KETERANGAN*
LIMBAH LITER/HARI M3/HARI (%)
Kebutuhan 37 orang @60
1. Pengelola Pasar 2220 2,22 6.08 liter/orang
Kebutuhan pedagang
2. Pedagang 19880 18,37 50.35 1988 orang @10
liter/orang
Kebutuhan pengujung
Pengujung
3. 6800 6,80 18.64 atau konsumen 680
(Konsumen) orang @10 liter/orang
Suryadmaja dkk (2015)
kebutuhan higiene
4. Higiene sanitasi pasar 6181,2 6,18 16.94 sanitasi pasar 0,5
liter/satuan luas
bangunan 12.362,4 m2
Kebutuhan air wudhu 400
5. Masjid/Musholla 2000 2,00 5.48 orang @5 liter/orang
Kebutuhan air untuk Luas
Pemeliharaan**
6. 912 0,91 2.50 taman atau RTH (2280
(RTH/Taman) m2) @0.5 liter/1 m2
Suplai air dari sumur air
tanah dangkal 7,30
Total 36483.2 36,48 100 m3/hari (20%) dan PDAM
Tirta Dharma Sleman
Barat 36,48 m3/hari (80%)
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean; Keterangan*Standar
Nasional Indonesia (SNI) 8153: 2015 Tentang Sistem plambing pada bangunan
gedung
Infiltrasi Alami
0,91 m3/hari
Gambar 2.16 Layout skematik penyediaan air bersih di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional Revitalisasi Pasar Godean
Tabel 2.20 Baku mutu air limbah domestik kegiatan operasional Revitalisasi
Pasar Godean
Parameter Satuan Baku mutu
TSS mg/l 30
pH mg/l 6–9
BOD mg/l 5
COD mg/l 100
Minyak dan
5
Lemak mg/l
Amonia mg/l 10
Total Coliform mg/l 3000
Sumber: DED Masterplan Ps. Godean; Keterangan* Timbulan air limbah domestik sebesar 80%
dari pemanfaatan air bersih; ** terinfiltrasi alami
Gambar 2.18 Layout jaringan instalasi pengolah air limbah di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean
Gambar 2.19 . Outfall Penyaluran Haasil Olahan Air Limbah domestik menuju Sungai Berjo, Jembatan Sumber Rejo saat kegiatan operasional revitalisasi
Pasar Godean
Gambar 2.20 Layout siteplan drainase lingkungan dan sumur peresapan air hujan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar
Godean
Gambar 2.21 Layout siteplan drainase lingkungan dan sumur peresapan air hujan Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar
Godean
Proses Pengumpulan
m2
Potensi besarnya sampah yang dihasilkan dari berbagai jenis sampah nantinya
pada saat operasional, estimasi timbulan sampah saat operasional nantinya,
seperti disajikan pada Tabel 2.21 berikut dibawah ini.
Tabel 2.21 Estimasi timbulan air limbah domestik saat kegiatan operasional
Revitalisasi Pasar Godean
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021), DED Masterplan
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean;
Keterangan* kriteria A (0,9 kg/hari); kriteria B (0,22 kg/hari); kriteria C (0,12 kg/hari);
kriteria D (2,4 kg/hari); kriteria E (0,3 kg/hari); dan kriteria F (0,6 kg/hari). Asumsi Kriteria
Standar nasional Indonesia (SNI 3242: 2008) tentang pengelolaan sampah menyatakan
bawah asumsi faktor kepadatan 70%, faktor keserempakan 60%. bahwa rata-rata
1 orang menghasilkan sampah sebesar 0,35-0,40 kg/hari
Gambar 2.22 Layout siteplan lokasi TPS Sampah di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean
LANTAI 1
Lahan Parkir Area Parkir Motor 366 Unit
Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas tempat parkir yang
disiapkan untuk komersial perdagangan (Pasar) yaitu Revitalisasi Pasar Godean telah
memenuhi kebutuhan.
(1) Penempatan security atau petugas khusus untuk mengatur lalu lintas keluar masuk
kendaraan k di lokasi tapak kegiatan atau depan pintu keluar masuk lokasi dengan
dilengkapi perlengkapan yang memadai bagi petugas
(2) Melarang parkir kendaraan di badan jalan untuk kendaraan pedagang, pengelolaan dan
konsumen (pengujung) di lokasi tapak kegiatan
(3) Menyediakan area parkir untuk kendaraan pedagang, pengelolaan dan konsumen
(pengujung)
(4) Menyediakan alat pemadam kebakaran dan kamera pengawas untuk mitigasi kejadian
kejahatan dan kebakaran bagi pedagang, pengelolaan dan konsumen (pengujung)
(5) Pemasangan rambu lalu lintas mode operasional dan tanda petunjuk (Sign remark)
sesuai arahan dan ketentuan
Gambar 2.23 Layout siteplan perambuan lalu lintas di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean
Gambar 2.24 Layout siteplan Penyediaan alokasi area parkir di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean
Gambar 2.25 Layout siteplan akses sirkulasi kendaraan dan konsumen di lokasi tapak kegiatan saat kegiatan operasional revitalisasi Pasar Godean
1 Kelengkapan APAR:
APAR dilantai 1 : 30 tabung @4
kg APAR dilantai 2 : 30 tabung @4
kg
APAR dilantai 2 : 16 tabung @4 kg
10 Sprinkler head
531titik
Keterangan:
Pemercik air dalam ruangan
11 Siamesse connection:
3 unit
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2021), DED Masterplan Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Ps. Godean;
Keterangan:
TITIK KUMPUL
Petugas mengintruksikan untuk berkumpul
sementara (assembly area) dan beri kabar
pada keluarga jika memungkinkan. Kesalahan
informasi bias membahayakan. Sehingga
untuk memastikan informasi dari sumber
terpercaya saat berada di titik kumpul.
Sementara itu Petugas keamanan dan
Pengelola (UPTD I Godean) memastikan
apakah ada di antara pengujung/pedagang
yang mungkin terperangkap di dalam dan
perlu pertolongan segera.
Gambar 2.26. Rencana program kerja simulasi tanggap darurat kebencanaan gempa atau
kebakaran di lokasi tapak kegiatan. Sumber : Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. Risiko Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB: 2016
KETERANGAN:
Pelaksanaan simulasi menggunakan
tabung pemadam kebakaran
bertujuan untuk memberikan edukasi
cara menggunakan apar kepada
petugas dan pengelola serta
pedagang.
Agar suatu hari nanti bila terjadi hal
yang tidak di inginkan dapat
mengantisipasinya dengan baik dan
benar.
KETERANGAN:
1. Klas A : Kebakaran yang berasal dari
bahan biasa padat yang mudah
terbakar Seperti : kertas, kayu, plstik,
karet, dll.
2. Klas B : Kebakaran yang berasal dari
bahan cair dan gas yang mudah
menyala, seperti: minyak tanah, bensin,
solar, thinner, LNG, LPG, dll.
3. Klas C : Kebakaran yang berasal dari
peralatan listrik (hubungan arus
pendek), seperti: generator listrik, setrika
listrik, dll.
KETERANGAN:
Gambar 2.27 Rencana program kerja simulasi Penangganan Kebakaran di lokasi tapak
kegiatan. Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Risiko
Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB: 2016
BAB III
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP RINCI
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
III-2
Gambar 3.1. Lokasi pengambilan sampling komponen lingkungan hidup untuk untuk Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean
Nitrogen
1. 200 µg/m3 27,45 18,76 16,32
dioksida (NO2)
Sulfur dioksida
2. 150 µg/m3 25,34 14,25 12,96
(SO2)
Karbon
10.000
3. monoksida 1.162 <1.145 <1.145
µg/m3
(CO)
4. TSP 230 µg/m3 72,94 34,96 28,76
Keterangan:
standar pencemar udara parameter PM10 di wilayah studi, seperti disajikan pada
tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.3 Hasil analisis nilai parameter PM10 ke dalam indeks standar
pencemar udara wilayah studi
NILAI PENGUJAN PARAMATER*
LOKASI KETERANGAN LOKASI
PM10 ISPU
Lokasi Tapak Proyek Revitalisasi
KUA-1 Pasar Godean, Titik Koordinat: 26,75 µg/m3 26,75
7°45'59.57"S 110°17'36.43"E
Permukiman Padukuhan
Godean Kalurahan SIdoagung
KUA-2 16,38 µg/m3 16,38
Titik Koordinat:
7°45'49.81"S 110°17'30.29"E
Permukiman Padukuhan
Ngabangan, Kalurahan
KUA-3 14,98 µg/m3 14,98
Sidoluhur Titik Koordinat:
7°45'56.90"S 110°17'22.65"E
Sumber: Data Primer (2023))
Berdasarkan hasil analisis perhitungan ISPU PM10 WS yaitu 26,75; 16,38 dan
14,98 maka dapat disimpulkan bahwa nilai indeks standar pencemar udara
di wilayah studi untuk parameter PM10 tersebut masuk dalam rentang nilai ISPU
1-
50 kategori Baik berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020
tentang Indeks Standar Pencemar Udara.
Apabila ditinjau dari dampak peningkatan kadar partikel (PM 10) maka
nilai pengujian kualitas PM10 ini dapat dikonversi menjadi nilai skala kualitas
lingkungan wilayah studi melaui pendekatan Indeks Standar Pencemar
Udara (ISPU) seperti disajikan pada Tabel Penetapan Nilai Konsentrasi PM 10
WS Dikonversi ke dalam Nilai Skala Kualitas Lingkungan Sebagai Kualitas
Lingkungan Tanpa Proyek. Berdasarkan hasil pengujian parameter PM 10 WS
maka dapat disimpulkan bahwa kondisi nilai kualitas lingkungan tanpa
proyek masuk dalam Skala 5 (Sangat Baik).
Tabel 3.4 Penetapan nilai ISPU PM10 WS dikonversi ke dalam nilai skala kualitas
lingkungan sebagai kualitas lingkungan tanpa proyek
PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS
PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Penurunan 1 30 5 Sangat Baik
kualitas
31 50 4 Baik
udara
51 - 70 3 Sedang
71 - 90 2 Buruk
Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas tak berwarna yang
menimbulkan rasa jika konsentrasinya 0,3 ppm dan menghasilkan bau yang
kuat pada tingkat konsentrasi yang lebih besar dari 0,5 ppm. SO2 salah satu gas
yang dapat diserap oleh selaput lendir hidung dan saluran pernafasan, jika
konsentrasi tinggi dapat merusak paru-paru. Sumber utama pencemaran
udara dari paramater SO2berasal dari pembakaran bahan bakar khususnya
konsumsi BBM kendaraan bermotor. Hasil pengukuran paramater selama 1 jam
menunjukkan nilai masing- masing lokasi sampel sebesar 25.34; 14.25; dan
12.96 µg/m3 dengan nilai pada masing-masing lokasi sampel ini masih
memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (150 µg/m3)
Nitrogen dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida (NO2) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer
yang berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Sumber utama nitrogen
dioksida yang dihasilkan dari aktivitas pembakaran bahan bakar fosil
terutama bensin digunakan oleh kendaraan bermotor. Jika konsetrasi tinggi di
lingkungan sangat berdampak pada manusia dan tumbuhan, meningkatkan
resiko untuk gangguan kelahiran termasuk berat lahir rendah, prematuritas,
(Stoker dan Seager, 1972 dalam Fardiaz, 1992). Hasil pengukuran selama 1
jam paramater menunjukkan nilai masing-masing lokasi sampel sebesar 27.45;
18.76 dan 16.32 µg/m3 dengan nilai pada masing-masing lokasi sampel ini
masih memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (400 µg/m3)
Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas tidak berwarna, tidak
berbau yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna, gas CO pada
umunya
berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan.
Jika konsentrasinya CO meningkat pada tingkat 200 ppm dapat menimbulkan
gejala ringan (sakit kepala dan gelisah) setelah beberapa jam terpapar dan
pada tingkat 400ppm menyebabkan sakit kepala dan merasa tidak enak
badan, gelisah setelah berada 2-3 jam paparan (Soetrisno, 2003).Hasil
pengukuran Karbon Monoksida (CO) selama 1 jam di masing-masing lokasi
sampel sebesar 1162; 1145; dan 1145 1145 µg/m 3 dengan nilai pada masing-
masing lokasi sampel ini masih memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (10.000
µg/m3).
Total Suspended Particulate (TSP)
Total Suspended Particulate (TSP) atau Suspended partikulat adalah
partikel halus di udara yang terbentuk pada pembakaran bahan bakar
minyak. Konsentrasi tinggi akan sangat berbahaya bagi kesehatan
(Soemarwoto, 2004). Suspended partikulat merupakan debu yang tetap
berada di udara dan tidak mudah mengendap serta melayang di udara. Hasil
pengukuran paramater TSP selama 1 jam menunjukkan nilai masing-masing
lokasi sampel sebesar 72.94; 34.96; dan 28.76 µg/m3 dengan nilai pada masing-
masing lokasi sampel ini masih memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (230
µg/m3).
Partikulat (PM10)
Partikulat (PM10) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10
mikron (mikrometer) dengan Nilai Ambang Batas (NAB) adalah Batas
konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien
sebesar 75 µg/m3 selama 24 jam, Partikulat (PM10) ini ditemukan pada debu
dan asap dimana Partikel 10 mikron (mikrometer) ini lebih kecil dari
diameter rambut manusia yang berukuran 50-70 mikrometer, sehingga
potensi terhadap gangguan kesehatan cukup tinggi khususnya penyakit
ISPA(Soemarwoto, 2004). Hasil pengukuran paramater PM10 selama 24 jam
menunjukkan nilai masing- masing lokasi sampel sebesar 26.75; 16.38; dan
14.98 µg/m3 dengan nilai pada masing-masing lokasi sampel ini masih
memenuhi persyaratan Nilai Baku Mutu (75 µg/m3).
Dalam rona lingkungan hidup awal mengenai kondisi tingkat kebisingan dimana
pengertian dari Kebisingan itu sendiri adalah bunyi yang tidak diinginkan
dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kenyamanan maupun kesehatan bagi manusia.
Penentuan tingkat kebisingan hasil dari pengukuran energi bunyi yang
dinyatakan dalam satuan Desibel (dB), dimana tingkat kebisingan
sinambung (Leq) didefinisikan sebagai tingkat kebisingan dari kebisingan
yang berubah- ubah (fluktuaktif) selama waktu tertentu, yang setara dengan
tingkat kebisingan dari kebisingan yang ajeg (steady) pada selang waktu yang
sama. Oleh karena itu, baku mutu tingkat kebisingan meruapakan batas
maksimal kebisingan yang diperbolehkan atau ditolerir untuk menjamin
kenyamanan dan kesehatan manusia khususnya untuk lingkungan kawasan
permukiman dan perumahan sesuai dengan rencana kegiatan seperti
disajikan pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.1. Kriteria baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan lingkungan atau kawasan kegiatan
Leq
No Lingkungan Kegiatan/Kawasan
dB(A)
I Peruntukan Kawasan
Perumahan dan permukiman 55
Perdagangan dan jasa 70
Perkantoran 60
Ruang Terbuka Hijau 50
Industri 70
Fasilitas Umum 60
Rekreasi dan Tempat hiburan 70
II Peruntukan Lingkungan Kegiatan
Rumah Sakit 50
Sekolah 55
Tempat Ibadah 55
Sumber : Peraturan Daerah DIY Nomor 40 Tahun 2017 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Sumber: The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH, 2009)
Gambar 3.2. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari sumber kebisingan dengan jarak 15
meter sebagai sumber pajanan kebisingan terhadap aspek kesehatan
Berdasarkan acuan baku mutu tingkat kebisingan dengan nilai LSM (Leq
selama siang dan malam hari) maka pengukuran bakut tingkat kebisingan
Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan Sinambung Setara
dikonversi menjadi nilai LSM (Tabel 3.7) dengan persamaan sebagai berikut:
………………………………....……(1)
Keterangan:
LS (Leq selama siang hari);
LM (Leq selama malam hari)
Apabila dilihat dari data primer pengukuran baku tingkat kebisingan (berkas
hasil uji laboratorium terlampir) dari 4 lokasi sampling di wilayah studi, seperti
disajikan pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.6. Hasil baku tingkat kebisingan di wilayah studi
*BAKU *HASIL PENGUKURAN DB (A)
LOKASI KETERANGAN LOKASI
MUTU LS LM LSM
Lokasi Tapak Proyek
Revitalisasi Pasar Godean
BTK-1 70 61 59 62
Titik Koordinat:
7°45'59.57"S 110°17'36.43"E
Permukiman Padukuhan
Godean Kalurahan
BTK -2 Sidoagung 55 55 54 57
Titik Koordinat:
7°45'49.81"S 110°17'30.29"E
Permukiman Padukuhan
Ngabangan, Kalurahan
BTK -3 Sidoluhur Titik Koordinat: 55 56 54 58
7°45'56.90"S
110°17'22.65"E
Pemukiman
BTK -4 Titik Koordinat: 55 53 51 54
7°45'44.93"S 110°16'36.34"E
Sumber: Data Primer (2022) ; *Baku Mutu Udara Ambien berdasarkan Lampiran Peraturan
Daerah DIY Nomor 40 Tahun 2017 tentang Baku Tingkat Kebisingan untuk permukiman 55
d(BA) dan fasiltias umum/jalan Raya 70 d(BA); keterangan:
Baku mutu tingkat kebisingan yang telah ditetapkan yaitu 70 dBA untuk fasilitas
umum/jalan dan 55 dBA untuk permukiman. Berdasarkan batasan baku
mutu kebisingan tersebut, maka untuk konversi dalam menentukan ke
dalam skala kualitas lingkungan, seperti disajikan pada tabel berikut dibawah
ini.
Tabel 3.2. Penetapan nilai baku tingkat kebisingan dikonversi ke dalam nilai
skala kualitas lingkungan sebagai kualitas lingkungan tanpa proyek
PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS
PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN**
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Peningkatan Area Sangat Aman (ASB); kondisi Jarak
intensitas reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
kebisingan dampak dengan Tingkat kebisingan <50 5 Sangat Baik
dB(A) dan Lama waktu paparan <50
dB(A) maksimum 12 jam per hari
Area Aman (AB); kondisi Jarak
reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
dampak dengan Tingkat kebisingan 50- 4 Baik
55 dB(A) dan Lama waktu paparan 50-
55 dB(A)
maksimum 12 jam per hari
Area Moderat (AM): kondisi Jarak
reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
dampak; dengan Tingkat kebisingan
3 Sedang
antara 55- 65 dB(A) dan Lama waktu
paparan 55 - 65 dB(A) maksimum 12
jam
per hari
Area Resiko Tinggi (ART): kondisi reseptor
21 s/d 30 m dari sumber dampak
dengan Tingkat kebisingan 65-85 dB(A) 2 Buruk
dan Lama waktu paparan 65-85 dB(A)
maksimum 12 jam per hari
Area Resiko Sangat Tinggi (ARST): kondisi
Jarak reseptor 21 s/d 30 m dari sumber
dampak dengan Tingkat kebisingan > 85 1 Sangat Buruk
dB(A) dan Lama waktu paparan > 85
dB(A) maksimum 12 jam per hari
Sumber: Tim Penyusun (2022); Keterangan** pendekatan Baku Mutu Udara Ambien berdasarkan
Lampiran Peraturan Daerah DIY Nomor 40 Tahun 2017 tentang Baku Tingkat Kebisingan
untuk permukiman 55 d(BA) dan fasiltias umum/jalan Raya 70 d(BA); Nilai LSM
merupakan bilai Leq selama siang dan malam hdari seluruh lokasi sampling dalam
cakupan skala wiayah batas wilayah studi
kebisingan <50 dB(A) dan Lama waktu paparan <50 dB(A) maksimum 12
jam per hari, sedangkan
kondisi di lokasi tapak proyek (Pasar Godean) masuk dalam kategori sedang
(Skala 3) dengan interpretasi Area Moderat (AM): kondisi Jarak reseptor 21 s/d
30 m dari sumber dampak; dengan Tingkat kebisingan antara 65- 75 dB(A) dan
Lama waktu paparan 65 - 75 dB(A) maksimum 12 jam per hari.
Sumber: PP No 22 Tahun 2021 PPLH, Lampiran III; Keterangan* Baku Mutu Air Kelas
II; Keterangan: titik koordinat Upstream: 7°45'39.52"LS-110°17'7.23"BT;
titik koordinat Downstream 7°45'48.93"LS-110°16'54.58"BT;
Berdasarkan data hasil uji laboratorium untuk kualitas air Sungai Berjo
dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 parameter yang melebihi baku mutu yaitu
parameter BOD. Kualitas air sungai ini memiliki status melalui kelas air, apabila
dilihat dari kelas air sebagai baku mutu mengacu pada PP No 22 Tahun
2021 PPLH (Lampiran III, Baku Mutu Air Kelas II), dimana kelas air merupakan
peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi
peruntukan tertentu.
Pengertian pencemaran air sungai adalah masuknya unsur satuan,
komponen fisika, kimia atau biologi ke dalam badan air dan/ atau
berubahnya tatanan air sungai oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alami yang mengakibatkan mutu air bawah tanah turun sampai ke tingkat
tertentu sehingga tidak lagi sesuai dengan peruntukkannya (SNI 19-6728.1-
2002). Oleh karena itu, hasil analisis indeks pencemaran yang dianalisisnya
mengacu pada Kepmen LH No. 115 Tahun 2003 Tentang Penentuan Status
Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran yang diaplikasikan untuk
kualitas air sungai di wilayah studi, seperti disajikan pada Tabel 3.8 dan Tabel
3.9 berikut dibawah ini
Tabel 3.8. Analisis tingkat pencemaran kualitas air permukaan (upstream)
Sungai Berjo di wilayah studi
Sungai Berjo (Upstream)
N Baku
Parameter Satuan Kualitas 1+(5*(LOG(IP))
o Mutu IP IP Baru
Air )
1 TSS 50 mg/L 6 0.12 -3.60 0.12
Tabel 3.10 Kinerja ruas Jalan Yogyakarta – Kebon Agung tahun 2021 Hari Dinas
Faktor Penyesuaian
C Q V/C V
No Jam Puncak TP
(smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam)
Co FCw FCsp FCsf FCcs
Tabel 3.11 Kinerja ruas Jalan Yogyakarta – Kebon Agung tahun 2021 Hari Libur
Faktor Penyesuaian
C Q V/C
No Jam Puncak
(smp/jam) (smp/j
CoFCwFCspFCsf FCcs
2Siang (12.00-13.00)2900
3So
Dari hasil perhitungan, VC ratio dari ruas jalan Yogyakarta – Kebon Agung pada
tahun 2021 yang merupakan salah satu akses untuk keluar masuk lokasi
rencana
Tabel 3.12 Kinerja ruas Jalan Jae Sumantoro tahun 2021 Hari Dinas
Faktor Penyesuaian
C Q V/C
No Jam Puncak
(smp/jam) (smp/j
Co FCw FCsp FCsf FCcs
3 So
Tabel 3.13 Kinerja ruas Jalan Jae Sumantoro tahun 2021 Hari Libur
Dari hasil perhitungan, VC ratio dari ruas jalan Jae Sumantoro pada tahun 2021
memiliki tingkat pelayanan tertinggi B pada peak sore dengan VC ratio 0,37
pada hari dinas.
Tabel 3.14 Kinerja ruas Jalan Ngapak Tahun 2021 Hari Dinas
Faktor Penyesuaian
C Q V/C V
No Jam Puncak TP
(smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam)
Co FCw FCsp FCsf FCcs
1 Pagi (06.00 - 07.00) 2900 0,56 1 0,82 1 1331,7 221,98 0,17 30,77 A
3 Sore (16.15 -17.15) 2900 0,56 1 0,82 1 1331,7 155,54 0,12 31,21 A
Tabel 3.15 Kinerja ruas Jalan Ngapak Tahun 2021 Hari Libur
Dari hasil perhitungan, VC ratio dari ruas jalan Ngapak pada tahun 2021
memiliki tingkat pelayanan tertinggi A pada peak pagi dengan VC ratio
0,18 pada hari libur
2. Kinerja persimpangan
a. Simpang 4 Pegadaian
Simpang 4 Pegadaian merupakan persimpangan tak bersinyal yang
berada di sebelah timur lokasi pembangunan Pasar Godean. Berikut ini
merupakan hasil dari survai gerakan membelok yang telah dilakukan pada
hari dinas dan hari libur sesuai dengan jam operasional Pasar Godean dan juga
jam sibuk ruas jalan Yogyakarta – Kebon Agung.
arus lalin derajat tundaan lalin tundaan lalin tundaan lalin tundaan tundaan peluang
(Q) kejenuhan simpang jl utama jl minor geometrik simpang antrian
NO smp/jam simpang
(DS) DTI DMA DMI DG D (QP%)
30 31 32 33 34 35 36 37
1 1226 0,38 3,83 2,86 4,01 3,71 7,54 6,85
arus lalin derajat tundaan lalin tundaan lalin tundaan lalin tundaan tundaan peluang
(Q) kejenuhan simpang jl utama jl minor geometrik simpang antrian
NO smp/jam simpang
(DS) DTI DMA DMI DG D (QP%)
30 31 32 33 34 35 36 37
1 1139 0,34 3,51 2,62 3,69 3,72 7,22 5,96
Tabel 3.18. Kinerja Simpang 4 Pasar Godean tahun 2021 Hari Dinas
Tabel 3.19. Kinerja Simpang 4 Pasar Godean tahun 2021 Hari Libur
c. Simpang 3 Ngapak
Simpang 3 Ngapak merupakan persimpangan tak bersinyal yang berada di
sebelah utara lokasi pembangunan Pasar Godean. Berikut ini merupakan hasil
dari survai gerakan membelok yang telah dilakukan pada hari dinas dan
hari libur sesuai dengan jam operasional Pasar Godean dan juga jam sibuk
ruas jalan Yogyakarta – Kebon Agung.
arus lalin derajat tundaan lalin tundaan lalin tundaan lalin tundaan tundaan peluang
(Q) kejenuhan simpang jl utama jl minor geometrik simpang antrian
NO
smp/jam simpang
(DS) DTI DMA DMI DG D (QP%)
30 31 32 33 34 35 36 37
1 925 0,27 2,78 2,08 15,18 3,45 6,23 4,20
Sumber : Hasil Analisis 2021
Berikut ini adalah inventarisasi dari ruas jalan dan persimpangan yang
diperkirakan terdampak :
Lebar
Tipe Lajur Lebar Per Lebar Bahu
Nama Jalan badan
Jalan Lajur (m) Jalan (m)
jalan (m)
Jl. Yogyakarta –
2/2 UD 3,5 7 0,5
Kebon Agung
faktor penyesuaian
Nama Jalan C
Co FCw FCsp FCsf FCcs
Jl. Yogyakarta –
2900 1 1 0,82 1 2.378
Kebon Agung
Berdasarkan .perhitungan kapasitas ruas jalan untuk total dua jalur pada ruas
Jalan Yogyakarta – Kebon Agung sebesar 2.378 smp/jam.
Tabel 3.25. Hasil survai dan analisis lalu lintas di Jl. Yogyakarta - Kebon Agung
No Jam Puncak Q/C
C(smp/jam) Q(smp/jam) TP
(ratio)
1 Siang(13.00- 2378 957,4 0,4 B
14.00)
Lebar
Tipe Lajur Lebar Per Lebar Bahu
Nama Jalan badan
Jalan Lajur (m) Jalan (m)
jalan (m)
Jae
2/2 UD 3,5 7 0
Sumantoro
Berdasarkan .perhitungan kapasitas ruas jalan untuk total dua jalur pada ruas
Jalan Jae Sumantoro sebesar 2.378 smp/jam.
Tabel 3.28. Hasil survai dan analisis lalu lintas di Jl. Jae Sumantoro
No Jam Puncak Q/C
C(smp/jam) Q(smp/jam) TP
(ratio)
1 Siang(13.00- 2378 692,7 0,29 B
14.00)
3. Jalan Ngapak
Ruas Jalan Ngapak merupakan salah satu akses masuk menuju Pasar Godean.
Status jalan ini adalah jalan Lingkungan. Tata guna lahan pada Jalan Ngapak
berupa areal Komersial dan pertokoan. Lalu lintas pada jalan ini didominasi
oleh kendaraan pribadi.
Tabel 3.31 Hasil survai dan analisis lalu lintas di Jl. Ngapak
No Jam Puncak Q/C
C(smp/jam) Q(smp/jam) TP
(ratio)
1 Siang(13.00- 1331,68 232,6 0,17 A
14.00)
Sarono
2/2 UD 2,5 5 0
Dipoyo
Tabel 3.34. Hasil survai dan analisis lalu lintas di Jl. Sarono Dipoyo
No Jam Puncak Q/C
C(smp/jam) Q(smp/jam) TP
(ratio)
1 Siang(13.00- 1331,68 188,9 0,14 A
14.00)
Gambar 3.3. Layout ruas jalan dan simpang jalan terkena dampak rencana kegiatan pembangunan revitalisasi Pasar Godean di wilayah studi.
Sumber : RTRW Kabupaten Sleman (2022)
Gambar 3.4. Layout area dan wilayah kejadian kecalakaan lalu lintas di wilayah studi Kabupaten Sleman. Sumber : Visualization Traffic
Accident DIY (2022)
Gambar 3.5. Peran, fungsi dan manfaat vegetasi terhadap kondisi kualitas lingkungan
sekitarnya. Sumber: Iqbal, M. (2014)
Peranan dan fungsi vegetasi sebagai penyerap gas rumah kaca (CO 2)
dan mengurangi polusi udara karena menyerap gas-gas pencemar di udara
(Rohman, 2009), pengatur iklim mikro, dan fungsinya dalam siklus hidrologi
(Arsyad, 1989), dalam hal ini terdapat 4 vegetasi bahu jalan depan lokasi tapak
proyek yang berfungsi sebagai penyerap polutan maupun perindang, secara
objek dokumentasi seperti disajikan pada Gambar 3.13 berikut.
Gambar 3.6. Kondisi vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap polutan dan perindang di
bahu jalan (Jl. Yogakarta-Kebon Agung dan Jl. Jae Sumartoro). Sumber:
Obersvasi Lapangan (2022)
Pohon adalah tumbuhan yang mempunyai keliling batang lebih besar dari 31,4
cm atau diameter lebih besar dari 10 cm, dengan batasan ini jika ada
tumbuhan pemanjat berkayu, bambu, pisang yang mempunyai keliling
batang lebih dari 31,4 cm atau diameter lebih dari 10 cm tidak dimasukkan
dalam kelompok pohon, sedangkan klasifikasi semai termasukan dalam
tumbuhan yang mempunyai keliling batang < 6,3 cm, seperti disajikan pada
Tabel 3.35 berikut dibawah ini.
4. Semai (seedling) Semai dengan jumlah daun ≥ 2 helai dan keliling batang < 6,3
tinggi s/d 1,5 m cm
5. Tumbuhan Pandan . -
Keterangan(*): Kartasasmita, K. (1976)
Tabel 3.36. Kondisi jumlah dan jenis keberadaan vegetasi yang berbatasan
langsung dengan lokasi tapak proyek
IDENTIFIKASI VEGETASI INVENTARISASI
NO. KELILING DIAMETER LBDS
NAMA JENIS NAMA ILMIAH KLASIFIKASI
(CM) (CM) (M)
1 Kersen Muntingia calabura 47 14.97 1.76 Pancang
2 Kersen Muntingia calabura 45 14.33 1.61 Pancang
3 Kersen Muntingia calabura 42 13.38 1.40 Pancang
4 Kersen Muntingia calabura 38 12.10 1.15 Pancang
5 Kersen Muntingia calabura 42 13.38 1.40 Pancang
6 Kersen Muntingia calabura 46 14.65 1.68 Pancang
7 Kersen Muntingia calabura 44 14.01 1.54 Pancang
8 Kersen Muntingia calabura 38 12.10 1.15 Pancang
9 Kersen Muntingia calabura 48 15.29 1.83 Pancang
10 Kersen Muntingia calabura 47 14.97 1.76 Pancang
11 Gmelina Gmelina arborea 66 21.02 3.47 Pohon
Kode Sampel
No. General
SS-1 SS-2 SS-3
9 Pediastrum 8 7 5
10 Rhopalodia 3 6 5
11 Spirogyra 30 20 25
12 Staurastrum 5 9 4
13 Surirella X 3 2
14 Synedra 35 10 33
15 Tabellaria 3 3 5
B ZOOPLANKTON
16 Asplachna 15 6 11
17 Astramoeba 9 X 5
18 Diaptomus 11 5 9
19 Diflugia 3 7 2
20 Lecane 1 X X
21 Nauplius X 3 1
22 Notholca 9 3 13
Total jumlah sel (5 x ulangan) 440 543 330
Kelimpahan (sel/Liter) 53 65 40
Jumlah jenis plankton 20 19 21
Indeks diversitas 2.30 1.58 2.35
Indeks keseragaman
0.77 0.54 0.77
(kemerataan)
Sumber: Data primer 2023
Keterangan:
SS-1 : Lokasi sampel hulu Kali Sentul (200 m) sebelum titik rencana saluran
outlet
SS-2 : Lokasi sampel titik rencana saluran outlet
SS-3 : Lokasi sampel hilir Kali Sentul (200 m) setelah titik rencana saluran
outlet
X : tidak ditemukan adanya jenis plankton terkait
Tabel 3.38 Jenis 10 penyakit utama yang diderita penduduk (surveilans terpadu
penyakit berbasis Puskesmas) di wilayah studi
JUMLAH KASUS
NO JENIS PENYAKIT DIDERITA
2021 2022 2023
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 5330 5610 5895
2. Hipertensi Esensial (Primer) 3157 3206 3301
3. Faringitis Akut 2543 2600 2623
4. Penyakit pada Jaringan Pulpa dan 2397 2403 2492
Periapikal
5. Dispepsia 2398 2404 2413
6. Diabetes Melitus 2105 2075 2086
7. Sakit Kepala 1737 1750 1761
8. Gangguan lain pada jaringan otot 1573 1498 1601
9. Myalgia 1398 1427 1500
10. Karies gigi 760 795 815
PM10.
Jika ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai
kualitas lingkungan prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi dihitung
menggunakan rumus:
Tabel 3.39 Jenis Penyakit yang Sering Diderita oleh Keluarga di wilayah studi
Tabel 3.40 Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan rona awal untuk
peningkatan prevalensi penyakit ISPA terhadap kegiatan
Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean
2. Masing-masing lokasi dipasang Fly Grill atau 4 lembar kertas lem lalat,
dan dilakukan penghitungan jumlah lalat yang hinggap pada alat
tersebut;
4. Dari 10 kali pengamatan diambil 5 nilai tertinggi, lalu kelima nilai tersebut
dirata-ratakan;
Kapanewon Godean, DIY yang akan menjadi vektor dan binatang pembawa
penyakit pada kegiatan ini adalah Indeks Populasi Lalat , dapat disampaikan
sebagai berikut :
Kondisi indeks Populasi lalat <1, dalam hal ini Lalat mempunyai tingkat
perkembangan telur, larva (belatung), pupa dan dewasa. Pertumbuhan dari
telur sampai dewasa memerlukan waktu 10-12 hari. Larva akan berubah
menjadi pupa setelah 4-7 hari, larva yang telah matang akan mencari
tempat yang kering untuk berkembang menjadi pupa. Pupa akan berubah
menjadi lalat dewasa tiga hari kemudian. Lalat dewasa muda sudah siap
kawin dalam waktu beberapa jam setelah keluar dari pupa Setiap ekor lalat
betina mampu menghasilkan sampai 2000 butir telur selama hidupnya. Setiap
kali bertelur lalat meletakkan telur secara berkelompok, setiap kelompoknya
mengandung 75- 100 telur. Umur lalat di alam diperkirakan sekitar dua
minggu., seperti disajikan pada Gambar 3.45 berikut dibawah ini.
Gambar 3.7. ilustrasi siklus reproduksi lalat secara umum sebagai vektor
pembawa penyakit
Apabila ditinjau dari jenis terdapat jenis lalat rumah (Musca domestica); Lalat
hijau (Crhysomya megacephala), Lalat daging (Sarcopahaga sp); Lalat buah
(Drosophilidae melanogaster), Lalat hijua metalik (Lucillia sp). Baku mutu
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Binatang Pembawa Penyakit
khususnya Indeks populasi lalat adalah angka rata-rata populasi lalat pada
suatu lokasi yang diukur dengan menggunakan flygrill. Dihitung dengan
cara melakukan pengamatan selama 1 jam dan pengulangan sebanyak 10
kali pada setiap titik pengamatan. Dari 10 kali pengamatan diambil 5 (lima)
nilai tertinggi, lalu kelima nilai tersebut dirata-ratakan. Pengukuran indeks
populasi lalat dapat menggunakan lebih dari satu flygrill dan baku mutu <2
Adapun Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) untuk Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit terdiri dari jenis, kepadatan dan habitat
perkembanganbiakan. Jenis dalam hal ini adalah nama/genus/spesies
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Kepadatan dalam hal ini adalah
angka yang
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
III-
Nilai Kegiatan di
No Vektor Parameter Satuan Ukur Baku lapangan
Mutu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Persentase habitat <5 ---
Larva Culex Indeks
6. perkembangbiakan
sp. habitat
yang positif larva
MHD (Man Angka nyamuk <5 ---
Mansonia
7. Hour yang hinggap per
sp.
Density) orang per jam
Jumlah pinjal <1 ---
Indeks Xenopsylla cheopis
8. Pinjal Pinjal dibagi dengan
Khusus jumlah tikus yang
diperiksa
Jumlah pinjal yang <2 ---
Indeks
tertanggap dibagi
Pinjal
dengan jumlah tikus
Umum yang diperiksa
9. Lalat: Indeks Angka rata-rata <2
Penggunaan
Populasi populasi lalat alat:
Lalat Flygrill
Analisis
Indeks:
4
pemasangan
Flygrill ,
dilakukan
selama 5
menit
mendapatkan
rata-rata 5,5
lalat (Indeks
Populasi Lalat
> 2)
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
Tabel 3.4. Data luasan dan demografi Kapanewon Godean per Kalurahan
sebagai wilayah adminitrasi wilayah studi
KOMPONEN
NAMA LUAS WILAYAH PERSENTASE
NO JUMLAH JUMLAH RUMAH
KALURAHAN (KM2) JUMLAH
PENDUDUK TANGGA
PENDUDUK (%)
1. Sidoagung* 3,32 9421 3273 13,41
2. Sidoluhur* 5,19 9994 3525 14,23
3. Sidomulyo 2,50 6477 2309 9,22
4. Sidorejo 5,44 6866 2392 9,77
5. Sidokarto 3,64 11875 4063 16,90
6. Sidoarum 3,73 16879 5635 24,02
7. Sidomoyo 3,02 8746 2980 12,45
TOTAL 26,84 70258 24177 100
Sumber: Kecamatan Godean Dalam angka (2022): Ket*: Kalurahan lokasi tapak proyek dalam
wilayah studi
Apabila dilihat dari batas wilayah studi dimana rencana kegiatan berada di
Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur maka dapat diketahu bahwa luas
wilayah Sidoluhur lebih luas dibandingkan dengan Kalurahan Sidoagung,
selain itu ditinjau dari jumlah penduduk dan jumlah KK dimana sebaran
persentase Kalurahan Sidoagung dan Sidoluhur masing-masing sebesar
13,41% dan 14,23% dari total jumlah penduduk di Kapanewon Godean.
Apabila ditinjau peta administrasi Kapanewon Godean seperti disajikan pada
Gambar 3.14 berikut dibawah ini.
Gambar 3.8. Peta wilayah administrasi Kapanewon Godean Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean
Gambar 3.9. Peta sosial Kalurahan Sidoagung, Kapanewon Godean. Sumber: Profile Kalurahan
Sidoagung (2021), Laporan Penyelenggaran Pemerintah Kalurahan (LPPK)
III-
Gambar 3.10. Peta sosial Kalurahan Sidoluhur, Kapanewon Godean. Sumber: Profile Kalurahan
Sidoluhur (2021), Laporan Penyelenggaran Pemerintah Kalurahan (LPPK)
III-
Gambar 3.11. Layout sebaran lokasi responden di batas sosial di wilayah studi Kalurahan
: Sebaran Lokasi Responden
Sidoluhur-Sidoagung, Kapanewon Godean
III-
ELEMEN TAHUN
SATUA
NO KETENAGAKERJA
2017 2018 2019 2020 2021 2022 N
AN
Jumlah
605.82
2. Penduduk yang 569.750 n/a 605.822 605.822 665.512 Orang
2
Bekerja
Jumlah
3. Penduduk yang 34951 n/a 23234 23234 23234 33395 Orang
Belum Bekerja
Tingkat Partisipasi
4. Angkatan Kerja 94.22 n/a 96.31 96.31 94.83 68,12 %
(TPAK)
Tingkat
5. Pengangguran 5,78 5,76 3,69 3,69 5,17 4,78 %
Terbuka (TPT*
Jumlah Pencari
6. 2.650 n/a n/a 1.285 1.540 Orang
Kerja Terdaftar
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman Tahun 2023; Keterangan* TPT (Tingkat
Pengangguran Terbuka) sebagai persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah
angkatan kerja
KALURAHAN PERSENTASE
KETERANGAN/JENIS PEKERJAAN
SIDOAGUNG SIDOLUHUR % %
Mengurus Rumah Tangga 1508 1630 16.29 15.48
IPTKTP, Indeks Penyerapan Tenaga Kerja tanpa proyek
JTDi, Jumlah total penduduk batas sosial yang berstatus belum bekerja
JPT, Jumlah total penduduk Batas Sosial
Tabel 3.8. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
tingkat terbukanya kesempatan kerja
sesorang. Kemisikinan
PENDUDUK MISKIN
GARIS KEMISKINAN
NO TAHUN PERSENTASE
(Rp. /BLN) JUMLAH (JIWA)
(%)
PERSENTASE
NO PENDAPATAN RESPONDEN* JUMLAH
(100%)
JUMLAH: 34 100,00
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); Keterangan* pendekatan besaran UMK
Kabupaten Sleman Rp.2.001.000,- dalam ketetapan SK Gubernur DIY Nomor
373/KEP/2021 tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2022
………………..……….……………..…....…………(2)
Keterangan, dimana:
IPMTP, sebagai Nilai Interval indeks Pendapatan Masyarakat tanpa proyek
JPDi, sebagai pembobotannilai interval pendapatan masyarakat berbasissurveilien dan
upah minimum Kabupaten Sleman di batas sosial wilayah studi dengan
skenariopenambahanpenerima tenaga kerja operasional
JPT, sebagai Jumlah kelaspembobotannilai interval pendapatan
JS, sebagai jumlahresponden
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
INDEKS
BOBOT NILAI PENDAPATAN
NO INTERPRETASI INTERVAL PENDAPATAN* JUMLAH RESPONDEN
INDEKS (%)
TANPA PROYEK
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa persepsi dan sikap
masyarakat yang bersifat positif terhadap komponen lingkungan hidup
dalam aspek sosial-ekonomi budaya, sebagai berikut:
(1) Sebanyak 9 responden atau 27% tanggapan menyatakan bahwa positif
adanya peluang kesempatan kerja saat kondisi eksisting berjalan saat ini
operasional Pasar Godean.
(2) Sebanyak 19 responden atau 56% tanggapan menyatakan bahwa positif
akan adanya Pendapatan Masyarakat saat kondisi eksisting berjalan saat ini
operasional Pasar Godean.
Apabila ditinjau dari metode studi yang akan digunakan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek terkait munculnya persepsi dan sikap masyarakat
positif mencapai 41,5% (Tabel 6.21), dengan persamaan berikut ini:
……………..………….…..………..…………....…………(3)
Berdasarkan analisis interpretasi persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal
atau tanpa proyek berbasis survelian diasumsikan responden sebanyak 34
orang responden diperoleh indeks persepsi dan sikap masyarakat saat
kondisi tanpa proyek sebesar 41,5%, maka dapat dilakukan penetapan
dalam penentuan nilai skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap
masyarakat positif, seperti disajikan pada Tabel berikut dibawah ini.
Tabel Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi dan
sikap masyarakat positif
Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait Kesempatan kerja;
Pendapatan Masyarakat
1. Geo-Fisik-Kimia 10 34 30
2. Transportasi 20 34 59
3. Kesehatan masyarakat 12 34 34
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden memiliki jawaban lebih dari
satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan
……………..………….…..………..…………....…………(4)
Tabel 3.15. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat negatif saat kondisi
tanpa proyek terhadap komponen lingkungan
INTERPRETASI PERSEPSI DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN
NO NILAI INDEKS
SIKAP MASYARAKAT NEGATIF YANG MENJAWAB* MAKSIMAL
1. Geo-Fisik-Kimia 10 34 0.3
2. Transportasi 20 34 0.59
3. Kesehatan masyarakat 12 34 0.34
∑ (JDi/JBMAX) 1,23
Berdasarkan analisis interpretasi persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal
atau tanpa proyek berbasis survelian responden diasumsikan sebanyak 34
orang responden diperoleh indeks persepsi dan sikap masyarakat negatif
sebesar 41%, maka dapat dilakukan penetapan dalam penentuan nilai skala
kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap masyarakat positif, seperti
disajikan pada Tabel 3.63. berikut dibawah ini.
Tabel 3.16. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi
dan sikap masyarakat negatif
Apabila dilihat dari data rona lingkungan hidup awal terkait persepsi dan
sikap masyarakat pedagang berdasarkan hasil wawancara terhadap rencana
kegiatan, seperti disajikan pada Tabel 3.64 berikut dibawah ini.
Tabel 3.17. Identifikasi persepsi dan sikap pedagang terhadap rencana kegiatan
Relokasi Pedagang Eksisting
a b c d (c/d)
Setuju (a) Sangat setuju 15 75
(b) Setuju 4 20
20
Tidak (a) TIdak Setuju 1 5
Setuju (b) Sangat Tidak Setuju 0 0
TOTAL JAWABAN 100
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden hanya memiliki 4 (empat)
jawaban untuk interpretasi pertanyaan yang diajukan
……………..……..………..…………....…………(5)
Keterangan, dimana:
IPSDTP, sebagai Indeks Persepsi dan Sikap Pedagang tanpa proyek
JPDi, sebagai pembobotan Jumlah Jawaban pedagang-n terhadap
aspek Kesediaan Relokasi; metode penataaan; mekanisme penataan;
dan lokasi Pasar Relokasi berbasis klasifikasi dasaran pedagang
JPT, sebagai Jumlah kelas pembobotan interpretasi persepsi dan
sikap Pedagang
JS, sebagai jumlah total jawaban
pedagang Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
Tabel 3.19. Analisis indeks persepsi dan sikap pedagang saat kondisi tanpa proyek
terhadap kegiatan relokasi pedagang eksisting
∑ (JDi/JBMAX) 2.8
INDEKS INTERPRETASI (IPSTP) 93,33%
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); *setiap responden memiliki
jawaban hanya 2 opsi pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang
diajukan; (**) jawaban pertanyaan yang diajukan terkait aspek: Kesediaan
Relokasi; metode penataaan; mekanisme penataan; dan lokasi Pasar Relokasi
Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap pedagang dari rona awal
atau tanpa proyek berbasis surveilian dan klasifikasi dasaran pedagang
sebanyak 20 responden diperoleh indeks persepsi dan sikap pedagang sebesar
93,33% Dengan demikian dapat dilakukan penetapan dan penentuan nilai
skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap masyarakat pedagang
terhadap pemindahan ke tempat Pasar Relokasi Sementara, seperti
disajikan pada Tabel 3.67. berikut dibawah ini.
Tabel 3.20. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
persepsi dan sikap masyarakat pedagang relokasi pedagang eksisting
a b c d (c/d)
Setuju (a) Sangat setuju 16 80
(b) Setuju 4 20
20
Tidak (a) TIdak Setuju 0 0
Setuju (b) Sangat Tidak Setuju 0 0
TOTAL JAWABAN 100
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); **setiap responden hanya memiliki 4 (empat)
jawaban untuk interpretasi pertanyaan yang diajukan
……………..……..………..…………....…………(6)
Keterangan, dimana:
IPSDTP, sebagai Indeks Persepsi dan Sikap Pedagang tanpa proyek
JPDi, sebagai pembobotan Jumlah Jawaban pedagang-n terhadap
aspek Kesediaan Relokasi; metode penataaan; mekanisme penataan;
dan lokasi Pasar Relokasi berbasis klasifikasi dasaran pedagang
JPT, sebagai Jumlah kelas pembobotan interpretasi persepsi dan
sikap Pedagang
JS, sebagai jumlah total jawaban
pedagang Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
Tabel 3.23. Analisis indeks persepsi dan sikap pedagang saat kondisi tanpa proyek
terhadap kegiatan penataan pedagang eksisting
∑ (JDi/JBMAX) 1,7
INDEKS INTERPRETASI (IPSTP) 85%
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2023); *setiap responden memiliki
jawaban hanya 2 opsi pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang
diajukan; (**) jawaban pertanyaan yang diajukan terkait aspek: metode
penataaan; mekanisme penataan;
Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap pedagang dari rona awal
atau tanpa proyek berbasis surveilian dan klasifikasi dasaran pedagang
sebanyak 20 responden diperoleh indeks persepsi dan sikap pedagang sebesar
85% Dengan demikian dapat dilakukan penetapan dan penentuan nilai
skala kualitas lingkungan untuk persepsi dan sikap masyarakat pedagang
terhadap penataan pedagang eksisting, seperti disajikan pada Tabel 3.67.
berikut dibawah ini.
Tabel 3.24. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
persepsi dan sikap masyarakat pedagang penataan pedagang eksisting
……………..………….…..………..…………....…………(7)
Tabel 3.26. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarkat saat kondisi
tanpa proyek terhadap penerimaan tenaga kerja operasional
1. Bersedia 14 34 0,41
2. Tidak Bersedia 8 34 0,23
∑ (JDi/JBMAX) 0,64
Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal atau
tanpa proyek berbasis surveilian diasumsikan sebanyak 34 responden diperoleh
indeks persepsi dan sikap masyarkat sebesar 32%, Dengan demikian dapat
dilakukan penetapan dan penentuan nilai skala kualitas lingkungan untuk
persepsi dan sikap masyarakat terhadap penerimaan tenaga kerja operasional,
seperti disajikan pada Tabel 3.70. berikut dibawah ini.
Tabel 3.27. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
persepsi dan sikap masyarakat terhadap penerimaan tenaga kerja operasional
PARAMETER KONVERSI SKALA KUALITAS
PENDEKATAN KRITERIA PENETAPAN*
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
ditentukan
Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal atau
tanpa proyek berbasis surveilian dan klasifikasi dasaran pedagang diasumsikan
sebanyak 20 responden maka dapat disimpulkan bahwa skala kualitas
lingkungan untuk nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk persepsi dan
sikap pedagang dengan nilai indeks persepsi dan sikap pedagang sebesar
32% masuk dalam kategori Buruk (Skala 2) yaitu Indeks persepsi dan sikap
pedagang sebesar ≥81% terhadap rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja
opersional.
……………..………….…..………..…………....…………(9)
Tabel 3.29. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarkat saat kondisi
tanpa proyek terhadap opersional fasilitas utama
INTERPRETASI PERSEPSI DAN JUMLAH RESPONDEN JAWABAN
NO NILAI INDEKS
SIKAP MASYARAKAT YANG MENJAWAB* MAKSIMAL
1. Kesempatan kerja** 12 34 0,35
2. Pendapatan masyarakat 13 34 0,38
∑ (JDi/JBMAX) 0,72
Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal atau
tanpa proyek berbasis surveilian diasumsikan sebanyak 34 responden diperoleh
indeks persepsi dan sikap masyarkat sebesar 36%, Dengan demikian dapat
dilakukan penetapan dan penentuan nilai skala kualitas lingkungan untuk
persepsi dan sikap masyarakat opersional fasilitas utama seperti disajikan pada
Tabel 3.70. berikut dibawah ini.
Tabel 3.30. Kriteria penetapan nilai kualitas lingkungan tanpa proyek untuk
persepsi dan sikap masyarakat terhadap operasional fasilitas utama
Sumber : Analisis Tim (2022); Keterangan* pertanyaan jawaban terkait aspek Kesediaan
Penataan; Metode Penataan di Revitalisasi Pasar Godean; Mekanisme Penataan di
Revitalisasi Pasar Godean; dan Informasi dan Sosialiasi rencaan kegiatan
Berdasarkan analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat dari rona awal atau
tanpa proyek berbasis surveilian diasumsikan sebanyak 34 responden maka
dapat disimpulkan bahwa skala kualitas lingkungan untuk nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat dengan nilai
indeks persepsi dan sikap masyarakat sebesar 36% masuk dalam kategori
Buruk (Skala 2) yaitu Indeks persepsi dan sikap masyarakat sebesar ≥81%
terhadap rencana kegiatan opersional fasilitas utama
Gambar 3.44. Layout area spesifik radius 100-300 meter dari sumber dampak yang berpotensi terkena dampak langsung di sekitar lokasi tapak proyek
Revitalisasi Pasar Godean
Gambar 3.45. Layout sarana dan prasrana fasilitas Kesehatan yang berada di sekitar lokasi tapak proyek Revitalisasi Pasar Godean di
wilayah studi
LATIHANPENYUSUNANAMDALANGK.83KEL2
RENCANAKEGIATANPEMBANGUNANREVITALISASIPASARGODEANKAPANEWONGODEAN,SLEMANDIYDINASPERINDU
STRIANDANPERDAGANGANKABUPATENSLEMAN
HALAMAN DIKOSONGKAN
BAB-3 DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP A W A L | Hal. 77
BAB IV
DOKUMENTASI KETERANGAN
Banner informasi
rencana kegiatan
konsultasi publik
Penerimaan tamu
undangan konsultasi
publik terdiri dari
instansi terkait,
masyarakat terkena
dampak, tokoh
masyarakat dan LSM
bidang lingkungan;
Lampiran 5.2
Lampiran 5.3
Lampiran 5.2
Lampiran 5.3
Lampiran 5.4
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Kab. Sleman selaku
Pemrakrasa
menyampaikan
maksud dan tujuan
undangan konsultasi
publik dan
didampingi oleh
instansi terkait
Dinas Perindustrian
Dan Perdagangan
Kab. Sleman selaku
Pemrakrasa dibantu
oleh Tim Penyusun
Amdal dalam
mempersentasikan
detail deskripsi
rencana usaha
dan/atau kegiatan
baik tahapan
kegiatan, besaran
skala maupun jangka
waktu pelaksanan;
dan dampak
potensial yang akan
timbulkan
SK Penunjukan Tim
Penyusun Amdal
terlampir pada
Lampiran 2
RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN
REVITALISASI PASAR
GODEAN KABUPATEN
SLEMAN
Suasana
penyampaian saran,
masukan dan
tanggapan dari
masyarakat
terhadap
RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN
REVITALISASI PASAR
GODEAN KABUPATEN
SLEMAN
Penetapan wakil
masyarakat untuk
menjadi wakil
masyarakat dari
masyarakat yang
terkena dampak
baik positif maupun
negatif sebagai
bagian anggota TUK
Kabupaten Sleman
dalam penyusunan
Dokumen Amdal
RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN
REVITALISASI PASAR
GODEAN KABUPATEN
SLEMAN
Sebelah
: Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa
utara
(K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung
Sebelah : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa
timur (K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung
Sebelah : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa
selatan (K1) dan Permukiman Padukuhan Godean,
Kalurahan Sidoagung
Sebelah : Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa
barat (K1) dan Permukiman Padukuhan
Ngabangan V, Kalurahan Sidoluhur
(3) Terdapat SPBU Godean yang berjarak 100 meter dari arah barat dari lokasi tapak proyek
(4) Lahan relokasi pedagang merupakan lahan pertanian yang menjadi isu penting
atas pemanfaatan lahan, sehingga diperlukan kebijakan pada tingkat Provinsi.
Adapun secara visual keadaan lingkungan sekitar lokasi tapak proyek seperti
disajikan pada Gambar 4.5 s/d Gambar 4.10 berikut dibawah ini.
Gambar 2.1. Layout situasi kondisi eksisting sekitar tapak proyek (area dan/atau kegiatan sensitive) Kalurahan Sidoagung dan
Kalurahan Sidoluhur Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman
Gambar 4.6. Layout kegiatan dan/atau usaha (Permukiman) di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir
Sungai Kaliyasa
Gambar 4.7. Layout kegiatan dan/atau usaha langsung di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan (PPS Cilacap) Rencana Kegiatan
Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Kaliyasa
Gambar 4.8. Layout kegiatan dan/atau usaha (Permukiman dan PLTU Cilacap) di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan
Pengendali Banjir Sungai Kaliyasa
Gambar 4.9. Layout kegiatan dan/atau usaha (Fasilitasn pertahanan dan keamanan) di sekitar lokasi tapak proyek/kegiatan Rencana Kegiatan
Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Kaliyasa
SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO MASYARAKAT TANGGAPAN PEMRAKARSA
SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO MASYARAKAT TANGGAPAN PEMRAKARSA
22. Tukang parkir yang sekarang nantinya Rencana proses rekrutmen tenaga kerja
juga diberikan tempat/wadah dilokasi akan dilakukan secara terbuka dan
tempat relokasi transparan, diumumkan kepada warga
masyarakat. Adanya proses penerimaan
tenaga kerja ini akan diprioritaskan
khususnya bagi warga masyarakat di
wilayah studi dengan sebesar 100% dari
total kebutuhan tenaga kerja operasional
untuk menambah dampak positif dengan
adanya rencana kegiatan
SARAN-MASUKAN-TANGGAPAN
NO MASYARAKAT TANGGAPAN PEMRAKARSA
tidaknya
Tabel 4.2. Evaluasi identifikasi dampak dari saran, masukan dan tanggapan
hasil pengumuman dan konsultasi publik terhadap rencana
kegiatan
REKAPITULASI
NO KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP*
JUMLAH ASPEK PERSENTASE (%)
1. Geo-Fisik-Kimia 2 6.48
2. Biologi 1 3,4
3. Kesehatan Masyarakat - -
4. Transportasi 3 10,34
5. Sosial-Ekonomi-Budaya 23 79,31
JUMLAH TOTAL: 29 100
Keterangan*: Dampak Potensial
(2) Pertimbangan pengaruh terhadap kondisi rona lingkungan yang ada termasuk
kemampuan mendukung usaha dan/atau kegiatan;
(4) Intensitas perhatian masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan baik
harapan, dan kekhawatiran Persetujuan atau penolakan terhadap rencana usaha
dan/atau kegiatan
51 Dampak Potensial (DP) menjadi “37 Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH)”
Dampak Tidak penting hipotetik ini tidak dikajisecara lebih mendalam dalam
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak
maupun sifat penting dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik).
51 Dampak Potensial (DP) menjadi “17 Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH)”
Dampak Tidak penting hipotetik ini tidak dikajisecara lebih mendalam dalam
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) baik besaran dampak
maupun sifat penting dampak pada BAB (Prakiraan Dampak Penting Hipotetik).
Dampak Komponen Lingkungan Lainnya Dikelola dan Dipantau ini tidak akan
dikajisecara lebih mendalam dalam Dokumen Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (Andal) baik besaran dampak maupun sifat penting dampak, namun
akan ditentukan bagaimana pengelolaan dan pemantauan dilakukan untuk
meminamilisir dampak negatif dan meningkatkan dampak positif dalam
Dokumen RKL-RPL nantinya.
1 Dampak
Penting
KOMPONEN KEGIATAN*
N
KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP B.3
O A.1 A.2 B.1 C.4
B.2 PEMBANGUNAN C.1 C.2 C.3
PENERIMAAN PEKERJAAN PEKERJAAN OPERASIONAL D.1 D.2
PEKERJAAN FISIK FASILITAS PENTAAN PENERIMAAN OPERASIONAL
TENAGA RELOKASI MOBILISASI FASILITAS PEMBONGKARAN MOBILISASI
PENYIAPAN UTAMA DAN PEDAGANG TENAGA KERJA FASILITAS UTAMA
KERJA PEDAGANG PERALATAN DAN PENDUKUNG PASAR BANGUNAN BONGKARAN
LAHAN FASILITAS EKSISTING OPERASIONAL PASAR GODEAN
KONTRUKSI EKSISTING MATERIAL GODEAN
PENUNJANG
A.Komponen GEO-FISIK-KIMIA
1 KualitasUdara Δ Δ Δ Δ Δ
2 Kualitas AirPermukaan Δ Δ Δ Δ
3 Kebisingan Δ Δ Δ Δ Δ Δ Δ
4 TimbulanLimbahB3 Δ Δ
B.KOMPONEN TRANSPORTASI
1 Gangguan Kelancaran lalulintas Δ Δ Δ Δ
C. KOMPONEN BIOLOGI
1 Vegetasi Δ Δ Δ
2 Biota perairan Δ
D. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
1 KesempatanKerja Δ Δ
2 PendapatanMasyarakat Δ Δ
3 PersepsidanSikap Masyarakat Δ Δ Δ Δ Δ Δ Δ Δ
E.KOMPONENKESEHATAN MASYARAKAT
1 Gangguan kesehatan masyarakat (ISPA) Δ Δ Δ Δ Δ
2 VektordanBinatangPembawaPenyakit Δ Δ Δ Δ
3 Timbulan SampahDomestik Δ Δ Δ Δ
Keterangan: Δ (Dampak Potensial, Formulir KA)
Tabel 5.3. Evaluasi proses telaah pelingkupan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik (DPH)
RENCANA USAHA PELINGKUPAN
DAN/ATAU
KEGIATAN YANG KOMPONEN RONA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BATAS WAKTU
NO. BERPOTENSI LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK DAMPAK PENTING BATAS WILAYAH STUDI
YANG SUDAH DIRENCANAKAN EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KAJIAN
MENIMBULKAN DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
DAMPAK
LINGKUNGAN
A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI
Sumber:
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sleman
Tahun 2023,Data
tersajikan pada BAB III
B. TAHAP KONSTRUKSI
2. Mobilisasi Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH Batas ekologi : selama tahap
peralatan dan kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik konstruksi
Dampak peningkatan Kegiatan
material dibawah bakumutu atau tidak, sebagai berikut:
kebisingan mobilisasi
lingkungan berkisar 1. Besaran kegiatan mobilitas kendaraan 14 truk/hari
mempertimbangkan jarak peralatan dan
62,57,58,54 db (A) termasuk sumber dampak yang tidak signifikan, dan
dari tapak proyek. Sehingga material
3. Mobilisasi Kondisi kepadatan Gangguan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH
peralatan dan ruas jalan di Jalan kelancaran evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik
material Godean sebagai lalulintas ataut idak, sebagai berikut:
berikut:
(1) Besaran kegiatan Mobilitas 22-23 ritase/hari termasuk
1. Derajat Kejenuhan sumber dampak yang signifikan.
Jalan Godean pada (2) Terdapat pengaruh dengan pendekatan kondisi
satu periode waktu eksisting lalulintas dimana secara umum kondisi
adalah 0,599 skr/jam, kepadatan ruas jalan di perkotaan Yogyakarta
tingkat pelayanan pada waktu periode Pagi (07.00 – 08.00 WIB) volume
Ruas Jalan tingkat kendaraan 831 smp/jam, Siang (15.45 WIB – 16.45
pelayanan C dengan WIB) volume kendaraan 1116 smp/jam Sore (16.00
kondisi arus stabil . WIB – 17.00 WIB) volume kendaraan 913 smp/jam
2.Volume kendaraan (Data Hasil Survei, 2021)
dalam dua arah (3) Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
sebesar 1602 skr/jam dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
pada jam 12.00 – 13.00 dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak
dan 1372,1 skr/jam proyek berupa area Kawasan pertokoan,
perdagangan, dan permukiman penduduk,
3.Nilai kapasitas (C)
(4) Terdapat perhatiaan masyarakat terhadap
sebesar 2.670,03
gangguan kelancaran lalu lintas dalam saran,
skr/jam. 4.Derajat
masukan, dan tanggapan masyarakat dari hasil
kejenuhan jam 12.00 –
konsultasi publik yang telah dilakukan terhadap
13.00 sebesar 0,599
rencana kegiatan mobilisasi peralatan dan material
4. Mobilisasi Prevalensi Penyakit Peningkatan 1. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material DPH Batas ekologi: Batas waktu
peralatan dan ISPA pada tahun 2023 Prevalensi menggunakan dump truck dengan kapasitas 4m3 kajian
Batas ekologi dampak
material berdasarkan data Penyakit ISPA selama 8 bulan. Kegiatan ini dilakukan pada jam 09.00 peningkatan
peningkatan prevalensi
dari UPTD Puskesmas s/d 10.00 WIB dengan catatan tidak ada kegiatan pada prevalensi
penyakit ISPA adalah tapak
Godean I sebesar hari Minggu dan hari libur nasional. Dengan kebutuhan penyakit ISPA
proyek, pertokoan, kawasan
16,48%. material sejumlah 10.600 m3 maka bangkitan lalu lintas adalah 1 tahun
perdagangan dan jasa,
dari kegiatan ini sebesar 14 truck/hari atau 14 truck/jam.
permukiman Padukuhan
Sumber: UPTD Kegiatan ini berdampak signifikan terhadap penurunan
Godean, Kalurahan
PuskesmasGodean I, kualitas udara parameter PM10, sehingga dapat
Sidoagung, permukiman
2023 meningkatkan prevalensi penyakit ISPA.
Padukuhan Ngabangan V,
2. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kalurahan Sidoluhur
Godean 1 sebesar 16,48% dengan kondisi parameter
PM10 di sekitar lokasi kegiatan Revitalisasi Pasar Godean
masih memenuhi baku mutu sesuai Permenkes Nomor 2
Batas sosial:
Tahun 2023
3. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material berdampak Batas sosial dampak
secara signifikan terhadap penurunan kualitas udara di peningkatan prevalensi
daerah pertokoan, perdagangan dan jasa, serta penyakit ISPA adalah
permukiman di sekitar lokasi kegiatan mobilisasi pertokoan, kawasan
peralatan dan material karena dilakukan dalam waktu perdagangan dan jasa,
yang sama sehingga dapat meningkatkan prevalensi permukiman Padukuhan
penyakit ISPA secara signifikan Godean, Kalurahan
Sidoagung, permukiman
Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat Padukuhan Ngabangan V,
kekhawatiran terhadap dampak penurunan kualitas Kalurahan Sidoluhur
udara akibat pekerjaan mobilisasi peralatan dan material
sehingga tidak berdampak signifikan terhadap
peningkatan prevalensi penyakit ISPA Batas administrasi:
2. Pekerjaan - Tetap mempertahankan Kondisi kualitas air di Penurunankuali Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan D-KP
penyiapan lahan drainase eksisting dilokasi hulu dan hilir sungai tas air sungai, evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik
pembongkaran bangunan Berjo termasuk parameter atau tidak, sebagai berikut:
BOD
- Menyediakan toilet portable@ 2 kategori tercemar (1) Jumlah tenaga kerja konstruksi sebanyak 284 orang
unit sangat ringan meliputi tukan cat, tukang las, tukang batu tukan
- Limbah cair domestic dengan parameter glistrikdll. Tahap konstruksi akan dilaksanakan secara
tahap konstruksi akan kunci parameter TSS, bertahap, sehingga untuk tenaga kerja konstruksi akan
dikelola oleh pihak ketiga minyak lemak, bekerja sesuai dengan kebutuhan/keahliannyas aja.
amoniak dan COD Pengelolaan lingkungan yang telah dipersiapkan atau
memenuhi baku direncanakan tahap konstruksi :menyediakan toilet
mutu sedangkan portable untuk tenaga kerja konstruksi dan limbah
Paramater BOD telah cairakan dikelola oleh pihak ketiga(x)
melebihi baku mutu (2) Terdapat pengaruh terhadap rona lingkungan hidup
awal dimana Kondisi kualitas air sungai Berjo termasuk
Sumber: kategori tercemar sangat ringan dengan parameter
Data Primer (2022), kunci parameter parameter TSS, minyak lemak,
BerkasPengujianterlam amoniak dan COD memenuhi bakumutu sedangkan
pir pada Lampiran.
3. Pekerjaan Kondisi rona awal Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas ekologi : selama tahap
penyiapan lahan untuk kadar Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik konstruksi
Dampak peningkatan Kegiatan
Kebisingan di area atau tidak, sebagaiberikut:
kebisingan penyiapan lahan
pemukiman penduduk 1. Besaran kegiatan mobilitas kendaraan 88 truk/hari
mepertimbangkan jarak dari
di sekitar pasar termasuk sumber dampak yang cukup signifikan, dan
tapak proyek. Sehingga
godeansebesar 55 belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang telah
batas ekologi dampak
dB(A). dipersiapkan atau direncanakan melalui rencana
peningkatan kebisingan 30
pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian dari
meter arah tenggara dan
rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
utara tapak proyek.
Sumber : IKPLHD menanggulangi dampak(x)
Kab. Sleman 2021 2. Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain khususnya Begitu pula untuk batas
kegiatan di lingkungan permukiman, apabila ditinjau sosial mencakup 30 meter
berdasarkan tingkat kebisingan berkisar 62,57,58,54 db arah tenggara dan utara
(A), kondisi ini masih berada dibawah bakumutu tapak proyek.
lingkungan dengan acuan Keputusan Menteri
Batas administrasi terletak
Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- pada Kalurahan Sidoagung
48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan (x) dan Sidoluhur
3. Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha dan/atau
kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek dengan
justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak proyek berupa
pengaruh peningkatan kebisingan di lingkungan
permukiman (√)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
peralatan dan material (x)
Sumber : IKPLHD
Kab. Sleman 2021
5. Pekerjaan Kondisi vegetasi di Berkurangnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk DTPH - -
penyiapan lahan tapakproyek Pasar populasi memastikan evaluasi dampak menjadi dampak
Godean tanaman penting hipotetik, sebagai berikut:
teridentifikasi
sebanyak 6 jenis 1. Rencana Kegiatan penyiapan lahan pada tapak
vegetasi dengan proyek dilakukan pada lahan seluas 11.261 m2
proporsi terbanyak dengan bangunan yang dirobohkan/dibongkars
(40,54%) untuk eluas 9.200 m2
Muntingia calabura
(kersen)dengan 2. Kegiatan perobohan/pembongkaran bangunan
total jumlah vegetasi lama seluas 9.200 m2 di lahan seluas 11.261 m2 di
sebanyak 37 mana populasi tanaman di tapak proyek sekitar
individu. 20% dari luas lahan yang ada, akan
menghilangkan populasi tanaman secara
Sumber: permanen. Berdasarkan perbandingan antara
Data Primer, Hasil jumlah populasi tanaman dengan bangunan
inventarisasi pasar yang ada tidak menjadikannya dampak
Vegetasi (202) penting
6. Pekerjaan Upaya pengelolaan dampak Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
penyiapan lahan lingkungan yang telah konsultasi publik yang Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik,
dipersiapkan, sebagai berikut: telah dilakukan Sikap sebagai berikut:
terdapat intensitas Masyarakat
Melakukan koordinasi dengan
persentase saran, Negatif
instansi terkait dalam rangka 1. Jumlah luas lahan11.261m2.
masukan, dan
inclave kawasan sensitive untuk 2. Diasumsikan Tidak terdapat pengaruh terhadap rona
tanggapan
dipugar menjadi cagar budaya masyarakat sebanyak lingkungan awal
7. Pekerjaan Prevalensi Penyakit Peningkatan 1. Pekerjaan penyiapan lahan terdapat kegiatan DPH Batas ekologi: Batas waktu
penyiapan lahan ISPA pada tahun 2023 Prevalensi pembongkaran bangunan semi permanen seluas 9200 kajian
Batas ekologi dampak
berdasarkan data Penyakit ISPA m2. Selain itu juga dilakukan penggalian dan peningkatan
peningkatan prevalensi
dari UPTD Puskesmas prevalensi
pengurugan kembali. Total galian tanah 1627 m3 dan penyakit ISPA adalaht apak
Godean I sebesar penyakit ISPA
digunakan untuk urugan kembali sebesar 944 m 3. proyek, pertokoan, Kawasan
16,48%. adalah 1 tahun
Kegiatan ini berdampak signifikan terhadap penurunan perdagangan dan jasa,
kualitas udara parameter PM10, sehingga dapat permukiman Padukuhan
Sumber: UPTD
Godean, Kalurahan
Puskesmas Godean I, meningkatkan prevalensi penyakit ISPA.
Sidoagung, permukiman
2023 2. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padukuhan Ngabangan V,
Godean 1 sebesar 16,48% dengan kondisi parameter Kalurahan Sidoluhur
PM10 di sekitar lokasi kegiatan Revitalisasi Pasar Godean
masih memenuhi baku mutu sesuai Permenkes Nomor 2
Tahun 2023 Batas sosial:
3. Kegiatan penyiapan lahan berdampak secara Batas social dampak
signifikan terhadap penurunan kualitas udara di peningkatan prevalensi
daerah pertokoan, perdagangan dan jasa, serta penyakit ISPA adalah
permukiman di sekitar lokasi kegiatan penyiapan lahan pertokoan, Kawasan
perdagangan dan jasa,
sehingga dapat meningkatkan prevalensi penyakit ISPA
permukiman Padukuhan
secara signifikan Godean, KalurahanS
4. Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat idoagung, permukiman
kekhawatiran terhadap dampak penurunan kualitas Padukuhan Ngabangan V,
udara akibat pekerjaan penyiapan lahan sehingga Kalurahan Sidoluhur
tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan
prevalensi penyakit ISPA
Batas administrasi:
Kalurahan Sidoagung dan
Kalurahan Sidoluhur,
Kapanewon Godean,
Kabupaten Sleman
8. Pekerjaan Menyediakan alat angkut Indekskepadatanlalat Vektor dan 1. Pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama dan DTPH_KP Kalurahan Sidoagung dan
penyiapan lahan sampah sebanyak12 unit dan di Pasar GodeanTahun Binatang fasilitas pendukung akan berlangsung secara bertahap Kalurahan Sidoluhur,
Tempat penyimpanan sampah 2019 sebesar 3 – 25 pembawa selama periode 8 bulan pada tahap konstruksi dengan Kapanewon Godean,
sementara (TPS Sampah) sesuai penyakit luas lahan sebesar 11.261 m2 dan luas bangunan Kabupaten Sleman
ekor/block grill
Ketentuan teknis mengacu pada Sumber 14763,20 m2. Timbulan sampah domestik yang
Peraturan Daerah Kabupaten :Studitingkatkepadata dihasilkan sekitar 0,568 m3/hari, sehingga tidak
Sleman Nomor 9 Tahun 2018 nlalat di Pasar berdampak signifikan terhadap peningkatan vector
Tentang Perubahan Atas Peraturan Godean
Daerah Nomor 13
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
V-
(Winda Safitri, 2019)
3. Pekerjaan - Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakanuntuk memastikan DTPH Pekerjaan
pembangunan kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik pembangunan
fisik fasilitas dibawah baku atau tidak, sebagai berikut: fisik fasilitas utama
utama dan mutu lingkungan 1. Besaran kegiatan mobilitas kendaraan 88 truk/hari dan penunjang
penunjang berkisar 62,57,58,54 termasuk sumber dampak yang cukup signifikan, dan
db (A) belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang telah
dipersiapkan atau direncanakan melalui rencana
Sumber: pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian dari
Data Primer (2022), rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
Berkas Pengujian menanggulangi dampak(x)
terlampir pada 2. Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain khususnya
Lampiran 8.2, Data kegiatan di lingkungan permukiman, apabila ditinjau
kebisingan tersajikan berdasarkan tingkat kebisingan berkisar62,57,58,54 db,
pada BAB III, Sub-Bab kondisi ini masih berada dibawah bakumutu
3.1.1.2 lingkungan dengan acuan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
48/MENLH/II/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan(x)
8. Pekerjaan Menyediakan alat angkut Indeks kepadatan Vektor dan Justifikas ikriteria yang digunakan untuk memastikan D-KP Kalurahan Sidoagung dan Pekerjaan
pembangunan sampah sebanyak 12 unit dan lalat di Pasar Godean Binatang evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik, Kalurahan Sidoluhur, pembangunan
fisik fasilitas Tempat penyimpanan sampah Tahun 2019 sebesar 3 – pembawa sebagai berikut: Kapanewon Godean, fisik fasilitas utama
utama dan penyakit Kabupaten Sleman dan penunjang
sementara (TPS Sampah) sesuai 25 ekor/block grill
penunjang 1. Pekerjaan pembangunan fisik fasilitas utama dan
Ketentuan teknis mengacu pada Sumber : Studi tingkat fasilitas pendukungakan berlangsung secara
Peraturan Daerah Kabupaten kepadatanlalat di bertahap selama periode 8 bulan pada tahap
Sleman Nomor 9 Tahun 2018 Pasar Godean (Winda konstruksi dengan luas lahan sebesar 11.261 m 2 dan
Tentang Perubahan Atas Safitri, 2019) luas bangunan 14763,20 m2. Timbulan sampah domestik
Peraturan Daerah Nomor 13 yang dihasilkan sekitar 0,568 m3/hari, sehingga tidak
Tahun 2011 Tentang Retribusi berdampak signifikan terhadap peningkatan vector
penyakit dan Binatang pembawa penyakit (indeks
Pelayanan
kepadatan lalat)
Persampahan/Kebersihan 2. Indeks kepadatan lalat melebihi nilai baku mutu sesuai
Permenkes Nomor 2 tahun 2023
3. Kegiatan di sekitar lokasi yang akan terpengaruh
rencana kegiatan diantaranya adalah pertokoan,
perdagangan dan jasa, dan permukiman penduduk
yang berjarak sekitar 10 meter dari tapak proyek.
4. Dari hasil konsultasi publik, tidak terdapat
kekhawatiran terhadap dampak timbulan sampah
domestic dari kegiatan relokasi pedagang eksisting
C. TAHAP OPERASI -
Sumber:
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sleman
Tahun 2023,Data
tersajikan pada BAB III
2. Operasional Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakanuntuk memastikan DTPH
fasilitas utama kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik
pasar godean dibawah bakumutu atau tidak, sebagai berikut:
lingkungan berkisar 1. Besaran kegiatan mobilitas kendaraan 88 truk/hari
62,57,58,54 db (A) termasuk sumber dampak yang cukup signifikan, dan
belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang telah
Sumber: dipersiapkan atau direncanakan melalui rencana
Data Primer (2022), pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian dari
Berkas Pengujian rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
terlampir pada menanggulangi dampak(x)
Lampiran 8.2, Data 2. Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain
kebisingan tersajikan khususnya kegiatan di lingkungan permukiman,
pada BAB III, Sub-Bab apabila ditinjau berdasarkan tingkat kebisingan
3.1.1.2 berkisar62,57,58,54 db, kondisi ini masih berada
dibawah bakumutu lingkungan dengan acuan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
Kep-48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan(x)
3. Tidak terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah tapak
proyek berupa pengaruh peningkatan kebisingan di
lingkungan permukiman(x)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana kegiatan mobilisasi
peralatan dan material (x)
Sumber:
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sleman
Tahun 2023, Data
tersajikan pada BAB III
5. Operasional Berdasarkan hasil Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas sosial:
fasilitas utama Konsultasi publik yang Persepsi evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik, Kalurahan Sidoluhur
pasar godean telah dilakukan Masyarakat sebagai berikut Kalurahan Sidoagung
terdapat intensitas Positif
persentase saran, 1. Jumlah pedagang 1988 orang dengan luas
masukan, dan bangunan pasar 14.763,20 m2
tanggapan 2. Terdapat pengaruh terhadap persepsi dan sikap
masyarakat sebanyak masyarakat salah satu faktor yang memegang
10% mengenai peranan penting untuk masyarakat dari adanya
operasional fasilitas
6. Operasional Indekskepadatanlalat Vector dan 1. Berdasarkan perhitungan sesuai SNI 3242:2008 timbulan DPH Kalurahan Sidoagung dan Operasionalfasilita
fasilitas utama di Pasar GodeanTahun Binatang sampah domestik yang dihasilkan dari kegiatan Kalurahan Sidoluhur, sutama pasar
pasar godean 2019 sebesar 3 – 25 pembawa operasional fasilitas pendukung Pasar Godean Kapanewon Godean, godean
penyakit Kabupaten Sleman
ekor/block grill dengan total kunjungan 680 orang/hari sekitar 0,88
Sumber :Studi tingkat m3/hari, sehingga tidak berdampak signifikan
kepadatan lalat di terhadap peningkatan vector penyakit dan Binatang
Pasar Godean (Winda pembawa penyakit (indeks kepadatan lalat)
Safitri, 2019) 2. Indeks kepadatan lalat melebihi nilai baku mutu sesuai
Permenkes Nomor 2 tahun 2023
3. Kegiatan di sekitar lokasi yang akan terpengaruh
rencana kegiatan diantaranya adalah pertokoan,
perdagangan dan jasa, dan permukiman penduduk
yang berjarak sekitar 10 meter dari tapak proyek.
4. Dari hasil konsultasi publik, terdapat kekhawatiran
terhadap dampak timbulan sampah domestic dari
kegiatan relokasi pedagang eksisting
7. Operasional Kondisi kepadatan Gangguan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Operasionalfasilita
fasilitas utama ruas jalan di Jalan kelancaran evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik sutama pasar
pasar godean Godean sebagai lalulintas atau tidak, sebagai berikut: godean
berikut: (1) Besaran luas lantai dari Pasar Godean mencapai 14.763
m2 dan berpotensi menimbulkan Bangkitan Tingg
1. Derajat Kejenuhan
sehingga termasuk sumber dampak yang signifikan.
Jalan Godean pada
(2) Terdapat pengaruh dengan pendekatan kondisi
satu periode waktu
eksisting lalu lintas dimana secara umum kondisi
adalah 0,599 skr/jam,
Volume kendaraan dalam dua arah sebesar 1602
tingkat pelayanan
skr/jam pada jam 12.00 – 13.00 dan 1372,1 skr/jam
Ruas Jalan tingkat
(Data Hasil Survei, 2018)
pelayanan C dengan
(3) Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha dan/atau
kondisi arus stabil .
kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek dengan
2. Operasional Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakanuntuk memastikan DTPH
fasilitas kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
dibawah bakumutu tidak, sebagai berikut:
4. Operasionalfasilit - Menyediakan 100 unit tempat - Jumlah penduduk Timbulan 1. Pada tahap operasional fasilitas pendukung akan D-KP Kalurahan Sidoagung dan Operasionalfasilita
aspendukung sampah ukuran 5 – 15 liter Kapanewon sampah menyediakan tempat sampah sementara seluas 42 Kalurahan Sidoluhur, spendukung
pasar godean - Menyediakan alat angkut Godeantahun 2021 domestik m2. Kegiatan ini akan berdampak cukup signifikan Kapanewon Godean, pasar godean
Kabupaten Sleman
sampah sebanyak 12 unit sebanyak 70.258 terhadap dampak timbulan sampah domestic
- Menyediakan tempat orang. 2. Volume limbah padat/sampah domestic rata-rata 2
penyimpanan sampah - Volume timbulan lt/jiwa/hari (SNI 19-3964-1994), makadari 680 kunjungan
sementara sampah di diperkirakan akan menghasilkan sekitar 1.360 lt/hari
Mempunyai SOP kebersihan dan kapanewon godean limbah padat (sampah). Pada kegiatan Operasional
penanganan sampah dan SOP tahun 2021 sebesar fasilitas pendukung pasar godean tidak akan
pemeliharaan sarana pasar 45.668 kg/hari. meningkatkan dampak timbulan sampah domestic
mengacu pada Peraturan Daerah secarasi gnifikan.
Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun
3. Timbulan sampah domestic yang diakibatkan
2020 Tentang Pengelolaan Pasar
Sumber : IKPLHD operasional fasilitas utama pasar godean tidakakan
Kab. Sleman 2021 berpengaruh secara signifikan terhadap pemukiman
masyarakat sekitar yang berjarak10 meter dari lokasi.
4. Dari hasil pelibatan masyarakat tidak terdapat
kekhawatiran masyarakat terhadap dampak timbulan
sampah domestic dari kegiatan operasional fasilitas
pendukung pasar godean.
5. Operasional Kondisi vegetasi di Bertambahny Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DPH Batas Tapak Proyek: Selamakegiatan
fasilitas tapak proyek Pasar a populasi evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik, Luas lahan 11.261 m2, luas operasionalfasilit
pendukung Godean tanaman sebagai berikut: bangunan 14.763,20 m2, aspendukung
pasar godean teridentifikasi 1. Besaran kegiatan saat operasional dengan luas ruang terbuka hijau Pasar
sebanyak 6 jenis adanya lokasi ruang terbuka hijau public seluas 2.280 m2 Godeanberlang
vegetasi dengan 2.280 m2 termasuk sumber dampak positif sung
proporsi terbanyak yang signifikan terhadap keberadaan vegetasi, Batas Ekologis
(40,54%) untuk dan belum terdapat pengelolaan lingkungan Revitalisasi Pasar Godean
Muntingia calabura yang telah dipersiapkan atau direncanakan di lahan seluas 11.261 m2
(kersen)dengan melalui rencana pengelolaan lingkungan yang
total jumlah menjadi bagian dari rencana usaha dan/atau
vegetasise banyak kegiatan untuk menanggulangi dampak
37 individu.
8 Operasional - Menyediakan 100 unit tempat Indekske padatan Vector dan 1. Berdasarkan perhitungansesuai SNI 3242:2008 timbulan D-KP Kalurahan Sidoagung Operasionalfasilita
fasilitas sampah ukuran 5 – 15 liter lalat di Pasar Godean Binatang sampah domestik yang dihasilkan dari kegiatan dan Kalurahan spendukung
pendukung - Menyediakan alat angkut Tahun 2019 sebesar 3 – pembawa operasional fasilitas pendukung Pasar Godean denga pasar godean
pasar godean 25 ekor/block grill penyakit Sidoluhur, Kapanewon
sampah sebanyak 12 unit ntotal kunjungan 680 orang/hari sekitar 0,88 m3/hari, Godean, Kabupaten
Sumber : Studi tingkat
- Menyediakantempatpenyimpan sehingga tidak berdampak signifikan terhadap
kepadatan lalat di Sleman
ansampahsementara Pasar Godean (Winda peningkatan vekto rpenyakit dan
Safitri, 2019) binatangpembawapenyakit (indekskepadatanlalat)
Mempunyai SOP kebersihan dan 2. Indeks kepadatan lalat melebihi nilai baku mutu
penanganan sampah dan SOP sesuai Permenkes Nomor 2 tahun 2023
pemeliharaan sarana pasar 3. Kegiatan di sekitar lokasi yang akan terpengaruh
mengacu pada Peraturan Daerah
rencana kegiatan diantaranya adalah pertokoan,
Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun
perdagangan dan jasa, dan permukiman penduduk
2020 Tentang Pengelolaan Pasar
yang berjarak sekitar 10 meter dari tapak proyek.
4. Dari hasil konsultasi publik tidak terdapat kekhawatiran
terhadap dampak timbulan sampah domestic dari
kegiatan relokasi pedagang eksisting
9 Operasional Upaya pengelolaan dampak Gangguan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan D-KP
fasilitas lingkungan yang telah kelancaran evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
pendukung dipersiapkan, sebagai berikut: lalulintas tidak, sebagai berikut:
pasar godean
(1) Besaran luas lantai dari Pasar Godean mencapai 14.763
(1) Mempersiapkan lahan parker m2 dan berpotensi menimbulkan Bangkitan Tingg
yang mencukupi
sehingga termasuk sumber dampak yang signifikan.
(2) Melakukan (2) Terdapat pengaruh dengan pendekatan kondisi
pengaturan llokasi
eksisting lalulintas dimana secara umum kondisi Volume
parker menurut
jenisnya kendaraan dalam dua arah sebesar 1602 skr/jam pada
D TAHAP PASCAOPERASI
2. Pembongkaran Kondisi tingkat Peningkatan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH
Bangunan kebisingan berada Kebisingan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
dibawah bakumutu tidak, sebagai berikut:
lingkungan berkisar 1. Besaran kegiatan mobilisasi bongkaran 88 truk/hari
62,57,58,54 db (A) termasuk sumber dampak yang cukup signifikan,
dan belum terdapat Pengelolaan lingkungan yang
Sumber: telah dipersiapkan atau direncanakan melalui
Data Primer (2022), rencana pengelolaan lingkungan yang menjadi
Berkas bagian dari rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
Pengujianterlampir menanggulangi dampak(x)
pada Lampiran 8.2, 2. Tidak Terdapat pengaruh terhadap kegiatan lain
Data kebisingan khususnya kegiatan di lingkungan permukiman, apabila
tersajikan pada BAB III, ditinjau berdasarkan tingkat kebisingan berkisar
Sub-Bab 3.1.1.2 62,57,58,54 db (A), kondisi ini masih berada
dibawah bakumutu lingkungan dengan acuan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNomor
Kep- 48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan( x)
3. Tidak Terdapat pengaruh terhadap kondisi usaha
dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak proyek
dengan justifikasi bahwa sekitardi daerah tapak proyek
berupa pengaruh peningkatan kebisingan di
lingkungan permukiman(x)
4. Tidak terdapat perhatian terhadap peningkatan
kebisingan dalam saran, masukan, dan tanggapan
masyarakat dari hasil konsultasi publik yang telah
dilakukan terhadap rencana
kegiatanmobilisasiperalatan dan material (x)
4. Pembongkaran Berdasarkanhasilkonsul Munculnya Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
Bangunan tasipublik yang Persepsi dan evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik,
telahdilakukanterdapa Sikap sebagai berikut:
tintensitaspersentase Masyarakat
saran, masukan, dan Negatif 1. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 37 orang
tanggapanmasyaraka 2. Terdapat pengaruh terhadap persepsi dan sikap
tsabanyak 2% masyarakat salah satu faktor yang memegang
sebanyakterkaitpembo peranan penting untuk masyarakat dari adanya
ngkaranbangunan rencana kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
dimana hasil konsultasi publik yang telah dilakukan
menunjukan intensitas persentase terkait saran,
masukan dan tanggapan masyarakat sebanyak
mengenai kegiatan pembongkaran bangunan.
3. Diasumsikan tidak Terdapat pengaruh terhadap
kondisi usaha dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi
tapak proyek dalam hal ini peningkatan
pendapatan masyarakat
4. Terdapat intensitas masyarakat terkait saran,
masukan, dan tanggapan masyarakat mengenai
kegiatan pembongkaran bangunan
5. Pembongkaran Rencana pengelolaan lingkungan Prevalensi Penyakit Peningkatan 1. Bangunan yang dibongkar terdiri dari 3 lantai dengan D-KP - -
Bangunan yang menjadi bagian rencana ISPA pada tahun 2023 prevalensi luas total bangunan sebesar 14763,20 m2. Pada
usaha dan/atau kegiatan berdasarkan data penyakit ISPA tahap ini telah disiapkan rencana pengelolaan
meliputi: dari UPTD Puskesmas sehingga tidak berdampak signifikan terhadap
Godean I sebesar penurunan kualitas udara
(1) Melakukan pembongkaran
16,48%. 2. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas
bangunan menggunakan
Godean 1 sebesar 16,48% dengan kondisi parameter
metode non peledak
Sumber: UPTD PM10 di sekitar lokasi kegiatan Revitalisasi Pasar Godean
(2) Melaksanakan
PuskesmasGodean I, masih memenuhi baku mutu sesuai Permenkes Nomor 2
pembongkaran bangunan
2023 Tahun 2023
tahap 1 menggunakan
3. Pekerjaan pembongkaran bangunan berdampak
pendekatan teknis top-down
secara signifikan terhadap penurunan kualitas udara di
daerah pertokoan, perdagangan dan jasa, serta
1. Kondisi kualitas udara Penurunan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
masih berada kualitas udara evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
dibawah bakumutu (Peningkatan tidak, sebagai berikut:
dengan parameter Kadar PM10)
Nitrogen Dioksida
(NO2) 27,45 µg/m3 1. Pembongkaran bangunan dengan luas bangunan
;SulfurDioksida 14.763,20 m2 terdiri dari 3 lantai bangunanmenghasilkan
(SO2)25,34 µg/m3; volume material bangunan mencapai lebih dari 264 m 3,
Karbon Monoksida dibutuhkan pengangkutan sebanyak lebih dari 88 ritase
(CO)1.162 µg/m3; (Dump truck, kapasitas 3 m3) Pembongkaran dan
partikeldebu (TSP) pengangkutan dilakukan secara bertahap sehingga
72,94 µg/m3 dan PM10 walaupun meningkatkan kadar PM10 dalam udara
26,75 µg/m3
ambien namun tidak signifikan. (X)
(Data Primer, 2023)
2. Hasil pengukuran Kualitas Udara Ambien di Tapak
Proyek, diketahui kadar PM10 dengan waktu
pengukuran 24 jam yaitu 26,75 µg/m3, ini berarti masih
dibawah baku mutu berdasarkan PP 22/2021 Lampiran
VII yaitu 75 µg/m3. (X)
3. Kegiatan mobilisasi bongkaran bangunan yang
berdampak tidak signifikan terhadap peningkatan
kadar PM10 akan memberi dampak tidak signifikan pula
kepada kegiatan dan/atau usaha di sekitar lokasi yaitu
Pertokoan, Kawasan Perdagangan dan Jasa (K1) dan
Permukiman Padukuhan Godean, Kalurahan
Sidoagung serta Pertokoan, Kawasan Perdagangan
dan Jasa (K1) dan Permukiman Padukuhan Ngabangan
V, Kalurahan Sidoluhur. (X)
4. Dari hasil konsultasi publik tidak diperoleh harapan, dan
kekhawatiran persetujuan atau penolakan dari
masyarakat pada tahapan kegiatan mobilisasi
peralatan dan material. (X)
Berdasarkan justifikasi uraian krite
ia tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dampak
potensial peningkatan kadar PM10 termasuk dalam
KRITERIA 2 yaitu dampak tidak penting hipotetik (DTPH)
4. Kondisi kepadatan Gangguan Justifikasi kriteria yang digunakan untuk memastikan DTPH - -
ruas jalan di Jalan kelancaran evaluasi dampak menjadi dampak penting hipotetik atau
Godeansebagai lalulintas tidak, sebagai berikut:
berikut:
(1) Kegiatan Mobilitas pengangkutan bongkaran
1. Derajat Kejenuhan dilakukan secara bertahap dan terpilih sehingga tidak
Jalan Godean pada termasuk sumber dampak yang tidak signifikan.
satu periode waktu (2) Tidak terdapat pengaruh dengan pendekatan
adalah 0,599 skr/jam, kondisi eksisting lalulintas dimana secara umum
tingkat pelayanan kondisi kepadatan ruas jalan di perkotaan
Ruas Jalan tingkat Yogyakarta pada waktu periode Pagi (07.00 –
pelayanan C dengan 08.00 WIB) volume kendaraan 831 smp/jam, Siang
kondisi arus stabil . (15.45 WIB – 16.45 WIB) volume kendaraan 1116
2.Volume kendaraan smp/jam Sore (16.00 WIB –
dalam dua 17.00 WIB) volume kendaraan 913 smp/jam (Data Hasil
arahsebesar 1602 Survei, 2021)
skr/jam pada jam 12.00 (3) Tidak ada pengaruh terhadap kondisi usaha
– 13.00 dan 1372,1 dan/atau kegiatan lain di sekitar lokasi tapak
skr/jam proyek dengan justifikasi bahwa sekitar di daerah
tapak proyek berupa area Kawasan pertokoan,
3. Nilai kapasitas (C)
perdagangan, dan permukiman penduduk,
sebesar 2.670,03
(4) Tidak ada perhatiaan masyarakat terhadap
skr/jam. 4.Derajat
gangguan kelancaran lalulintas dalam saran,
kejenuhan jam 12.00 –
masukan, dan tanggapan masyarakat dari hasil
13.00 sebesar 0,599
konsultasi publik yang telah dilakukan terhadap
Sumber: rencana kegiatan mobilisasi bongkaran
Tabel 5.4. Daftar hasil evaluasi pelingkupan dampak rencana kegiatan terhadap Komponen lingkungan hidup
KOMPONEN KEGIATAN*
Penetapan batas wilayah studi dari rencana kegiatan ini maka dapat
ditentukan dengan menumpangsusunkan atau overlay dari batas wilayah
tematik dari masing-masing tema yang telah diuraikan sebelumnya yaitu batas
tapak proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi, secara spatial
dan kaidah geografi seperti disajikan pada Gambar 2.1. berikutdibawah ini
BAB VI
Keterangan, Dimana:
KLTP = kualitas lingkungan Tanpa Proyek
KLDP = kualitas lingkungan dengan proyek
SELISIH
NO NILAI BESARAN DAMPAK INTERPRETASI
(∆)
selisih
Tabel 6.3. Penetapan 7 (Tujuh) kriteria untuk sifat penting dampak untuk
prakiraan dampak penting hipotetik
1. KRITERIA 1:
Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau Kegiatan, sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Tidak terdapat penduduk
terkena dampak negatif maupun dampak positif diwilayah studi
(2) Dikategorikan Penting (P) Jumlah penduduk yang terkena dampak
negatif atau dampak positif dengan ketentuan persentase 1-2% di wilayah
studi
2. KRITERIA 2:
Luas wilayah persebaran dampak, sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila radius jarak prioritas dari sumber
dampak dalam skala ruang tapak proyek dan/atau kegiatan
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila radius jarak prioritas dari sumber dampak
dalam skala ruang mikro yaitu 0,1-0,5 km2 yang menerima dampak
positif (Marsh,1983)
3. KRITERIA 3
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Intensitas besaran dampak tidak
melebihi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan dengan periode
waktu tertentu dan lamanya dampak berlangsung sementara (temporer)
dengan periode waktu 1-12 bulan atau 1 tahun
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila Intensitas besaran dampak dapat
melebihi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan dengan periode
waktu tertentu dan lamanya dampak berlangsung fluktuatif dengan
periode waktu > 12 bulan (1 tahun)
4. KRITERIA 4:
banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak,
sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Tidak terdapat penduduk
terkena dampak negatif maupun dampak positif diwilayah studi
(2) Dikategorikan Penting (P) Jumlah penduduk yang terkena dampak
negatif atau dampak positif dengan ketentuan persentase 1-2% di wilayah
studi
5. KRITERIA 5:
Sifat kumulatif dampak, sebagai berikut :
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Tidak ada komponen
lingkungan lain yang terkena dampak primer
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila Terdapat komponen lingkungan lain yang
terkena dampak sebagai dampak primer
6. KRITERIA 6:
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, sebagai berikut :
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Dampak Primer yang tidak berbalik
terhadap dampak yang ditimbulkan
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila Dampak Primer yang berbalik terhadap
dampak yang ditimbulkan
7. KRITERIA 7:
kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sebagai berikut:
(1) Dikategorikan Tidak Penting (TP) apabila Terdapat lebih dari 1 (satu) kriteria
pengendalian dampak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat diaplikasikan
(2) Dikategorikan Penting (P) apabila Tidak terdapat kriteria pengendalian
dampak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dapat diaplikasikan
Sumber: AMDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir (Flood Mitigation)
Sungai Kaliyasa Sub-DAS Serayu, DAS Serayu Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah oleh BBWS Serayu Upak, November 2022
KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK PENTING HIPOTETIK*
DAMPAK
PRA (A.1)
KONSTRUKSI Penerimaan tenaga 1. Terbukanya Kesempatan kerja
(A) kerja konstruksi
(A.2)
Munculnya persepsi dan sikap
Pekerjaan relokasi 2.
masyarakat negatif
pedagang eksisting
KONSTRUKSI 3. Penurunan kualitasudara (PM10)
(B) (B.1)
Peningkatan prevalensi penyakit
Pekerjaan mobilisasi 4.
ISPA
peralatan dan
material 5. Gangguan kelancaran lalu lintas
(B.2) 6. Penurunan kualitas udara (PM10)
KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK PENTING HIPOTETIK*
DAMPAK
Pekerjaan penyiapan 7. Peningkatan Kebisingan
lahan
Peningkatan prevalensi penyakit
8.
ISPA
(B.3)
Pekerjaan pembangunan
fisik fasilitas utama dan
fasilitas pendukung
OPERASI (C.1)
Munculnya persepsi dan sikap
(C) Penataan pedagang 9.
masyarakat negatif
eksisting
(C.2) 10. Terbukanya Kesempatan kerja
Penerimaan tenaga Munculnya persepsi dan sikap
11.
kerja operasional masyarakat negatif
Meningkatnya timbulan sampah
12.
domestik
Vektor dan binatang pembawa
13.
(C.3) penyakit
Operasional fasilitas utama Peningkatan Pendapatan
14.
Pasar Godean Masyarakat
Munculnya persepsi dan sikap
15.
masyarakat negatif
16. Gangguan Kelancaran Lalu Lintas
dan
……………………..………………………………....…………(2)
Keterangan, dimana:
IPTKDP, Nilai persentase penyerapaan Tenaga Kerja dengan proyek
JTDj, Jumlah total penduduk batas yang berstatus belum bekerja dikurangi dengan
estimasi jumlah penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi (284 orang)
JPT, Jumlah total penduduk Batas Sosial
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
KONDISI PERSENTASE
KETERANGAN/JENIS PEKERJAAN
TANPA DENGAN
% %
PROYEK PROYEK
Mengurus Rumah
3138 3138 16.29 15.48
Tangga
BUKAN Pelajar; Mahasiswa 3412 3412 16.95 17.51
ANGKATA
Pensiunan 463 463 2.04 2.6
N KERJA
Agama dan
5 5 0.02 0.03
Kepercayaan
Tenaga Kesehatan 139 139 0.31 1.04
Pekerjaan Lainnya 3092 3092 15.37 15.85
Sub-Total (AK) 12772 12772 64.72 64.41
TOTAL (BAK +AK) 19785 19785 100 100
TPAK DAN
PERSENTASE 7.38 5,16 92.72 92.52
TPT
Sumber: Profile Kalurahan Sidoagung, Sidoluhur; Kapanewon Godean Tahun
2023; Laporan Penyelenggaran Pemerintah Kalurahan (LPPK)
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
di 2 Kalurahan
dengan persentase
7,38%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran terbukanya kesempatan (P) apabila radius
dampak kerjadi wilayah studi jarak prioritas dari
khususnya masyarakat sumber dampak
atau penduduk dalam dalam skala ruang
batas sosial di 2 mikro yaitu 0,1-0,5 km2
kalurahandimana radius yang menerima
batas sosial atau area of dampak positif
concern mencapai 536 ha (Marsh,1983)
dan luas tapak proyek
11.261 m2 (0,011 km2)
Justifikasi:
0,011 km2< 0,1-0,5 km
untuk dapat positif
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
sumber dampak positif sebagai dampak
secara signifikan primer
mempengaruhi
komponen lingkungan Justifikasi:
hidup yang berlangsung
Sifat kumulatif dari
secara berulang dan
dampak primer
terus menerus. Sehingga
pada kurun waktu dan
bertumpu pada ruang
tertentu dapat
menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan Dampak Primer yang
dampak baik dari saran dan tidak berbalik
masukan masyarakat terhadap dampak
terkait harapan untuk yang ditimbulkan
rencana kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan sosial (satu) kriteria
pengetahuan dan kelembagaan pengendalian
dan teknologi dalam mengakomodir dampak sesuai
permasalahan dengan
perkembangan ilmu
penerimaan tenaga
pengetahuan dan
kerja konstruksi
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya
SIFATPENTING Kesimpulan:
DAMPAK jumah P = 6 dan 7 (>81%) dari Total 7 (P) bersifat Sangat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait
Keterangan* aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia; Transportasi;
Kesehatan masyarakat
……………..……………..……………………....…………(3)
Keterangan, dimana:
IPSDP, Nilai persentase persepsi dan sikap masyarakat dengan proyek
JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n (Geo-Fisik-
Kimia; Transportasi; Kesehatan masyarakat
JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n
∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
Tabel 6.10. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat negative saat
kondisi tanpa proyek terhadap rencana kegiatan relokasi
pedagang eksisting
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P
komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu konflik ditimbulkan terhadap
sosial, dimana komponen lingkungan
perubahan persepsi hidup lainnya di
wilayah studi
dan sikap masyarakat
yang positif menjadi Justifikasi:
negatif atau sebaliknya Terdapat > 1
dari masyarakat sekitar komponen lingkungan
lokasi tapak kegiatan di lain yang terkena
wilayah studi dampak
Geo-Fisik-Kimia;
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
Transportasi; Kesehatan teknologi yang dapat
masyarakat diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya
Keterangan, dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk keseluruhan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean
1
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
sosial di 2 Kalurahan yang menerima
(Sidoluhur dan Sidoagung) dampak positif
dimana radius batas sosial (Marsh,1983)
atau area of concern
mencapai 0,41 km2
Justifikasi:
0,41 km2 > 0,1 km2
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi Dikategorikan Penting TP
lamanya dampak dari hasil (P) apabila Intensitas
dampak prakiraan dampak besaran dampak
berlangsung dimana terdapat 5895 dapat melebihi baku
orang menderita ISPA mutu lingkungan
pada KLTP, apabila yang telah
dikonversi kedalam ditetapkan dengan
prevalensi penyakit ISPA periode waktu
sebesar 16,48% dengan tertentu dan lamanya
adanya proyek menjadi dampak berlangsung
17,56% terdapat selisih fluktuatif dengan
peningkatan sebesar periode waktu > 12
1,08% dan Lamanya bulan (1 tahun)
dampak berlangsung
dengan periode waktu
Justifikasi:
< 12 bulan (1 tahun)
Tidak terdapat
parameter yang
melebihi baku mutu
dan berlangsung
dengan periode
waktu < 12 bulan (1
tahun)
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
bertumpu pada ruang
tertentu dapat
menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan Dampak Primer yang
dampak baik dari saran dan tidak berbalik
masukan masyarakat terhadap dampak
terkait harapan untuk yang ditimbulkan
rencana kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan pengelolaan (satu) kriteria
pengetahuan dampak primer pengendalian
dan teknologi penurunan kualitas udara dampak sesuai
dengan
parameter PM10
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya
asumsi pengangkutan
Tabel 6.17. Rekapitulasi kinerja ruas jalan tapak Pasar Godean, Dengan
Proyek
No Nama Ruas C(smp/ja
Q(smp/jam) Q/C (ratio) TP
m)
1 Jl.Yogyakarta – Kebon 2378 1206,07 0,51 C
Agung
2 Jl. Jae Sumantoro 2378 752,07 0.32 B
3 Jl. Ngapak 2378 264,36 0,11 A
4 Jl. Sarono Dipoyo 2378 255 0,11 A
Kualitas KLTP = Skala 2
Kualitas KLDP = Skala 2
Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (2 - 2) = 0
Justifikasi:
0,011261 km2< 0,5
km2 untuk dampak
negatif
3. Intensitas dan Pekerjaan mobilisasi Dikategorikan TP
lamanya material konstruksi Penting (P) apabila
dampak direncanakan berlangsung jumlah ritase lebih
berlangsung selama 8 bulan dengan besar dari 50 rit/hari.
ritase sebesar 14 rit/hari. Justifikasi:
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
Jumlah ritase 14
rit/hari lebih kecil
daripada 50 rit
4. Jumlah Tidak terdapat dampak Dikategorikan TP
komponen terhadap komponen Penting (P) apabila
lingkungan lain lingkungan lainnya dengan terdapat pengaruh
yang terkena pertimbangan Intensitas akibat dampak
dampak kontribusi dampak yang ditimbulkan
prakiraan dampak untuk terhadap
estimasi gangguan lalu komponen
lintas pada tahap lingkungan hidup
pekerjaan mobilisasi alat lainnya di wilayah
dan material disimpulkan studi
bahwa masih kecil dengan Justifikasi:
adanya bangkitan sebesar
Tidak terdapat
16,8 smp/jam dari kondisi
komponen
tanpa proyek .
lingkungan lain
yang terkena
dampak
Kesimpulan:
SIFAT PENTING
DAMPAK Skala 1 (<20%), jumah P = 1 dari Total 7 (P), sifat penting
dampak termasuk Tidak Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
Pendekatan Kondisi kualitas lingkungan hidup rona lingkungan hidup awal terkait
konsentrasi parameter kadar PM10 sebagai parameter kunci saat kegiatan kontruksi,
peningkatan parameter kadar PM10 ini secara cukup signifikan dipengaruhi oleh lalu lintas
berbagai jenis dan jumlah kendaraan khsususnya menuju lokasi tapak proyek. Apabila
ditinjau dari data primer hasil survei counting traffic maka dapat diketahui bahwa rata-
rata volume kendaraan sebanyak 2.378 smp/jam.
Penentuan Kondisi kualitas lingkungan hidup dengan adanya proyek (KLDP)
melalui pendekatan analisi parameter kunci penurunan kualitas udara di wilayah studi
berdasarkan pendekatan peningkatan kadar PM10 akibat penggunaan kendaraan berat
(Dump Truck: 88 smp/jam), sebagai berikut
Taabel 6.19 Faktor Emisi Partikel (PM10) dari Mobilisasi Kendaraan Bermotor
KATEGORI UNTUK
CO PM10 NOx TSP SO2 Ox
BEBAN PENCEMAR
(g/km) (g/km) (g/km) (g/km)* (g/km) (g/km)**
UDARA
Sepeda motor 14 0.24 0,29 0,24 0,008 0.10
Mobil (bensin) 40 0.01 2 0,01 0,026 0.10
Mobil (solar) 2,8 0.53 3,5 0,53 0,44 0.10
Mobil 32,4 0.12 2,3 0,12 0,11 0.10
Bis 11 1.4 11,9 1,4 0,93 0.10
Truk 8,4 1.4 17,7 1,4 0,82 0.10
Sumber: Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara Di Daerah
Gambar Sebaran Dispersi PM10 pada Tahap Mobilisasi Peralatan dan Material
Ditinjau dari dampak peningkatan kadar partikel (PM 10) maka nilai
pengujian kualitas PM10 ini dapat dikonversi menjadi nilai indeks standar
pencemar udara sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020 tentang Indeks
Standar Pencemar Udara, menggunakan Tabel Konversi Nilai Konsentrasi
Parameter ISPU dan Persamaan dibawah ini.
Kemudian nilai ISPU dikonversi ke dalam skala kualitas lingkungan wilayah studi
yang telah dibuat melalui pendekatan nilai indeks standar pencemar udara
(ISPU) wilayah studi (ISPU WS), seperti disajikan pada berikut dibawah ini.
Hasil perhitungan konversi konsentrasi PM10 kedalam nilai ISPU dan konversi
kedalam Skala Kualitas Lingkungan disajikan dalam tabel di bawah ini.
Justifikasi:
200 m < 0,1-0,5 km
untuk dampak negatif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting TP
lamanya prakiraan dampak untuk (P) apabila Intensitas
dampak estimasi peningkatan kadar besaran dampak
berlangsung PM10 pada tahap pekerjaan dapat melebihi baku
penataan lahan disimpulkan mutu lingkungan
bahwa konsentrasi masih yang telah
dibawah baku mutu dengan ditetapkan dengan
adanya peningkatan kadar periode waktu
menjadi 44,36 µg/m3 dengan tertentu dan lamanya
nilai nilai baku mutu 75 µg/m3 dampak berlangsung
di wilayah studi dan Lamanya fluktuatif dengan
dampak berlangsung periode waktu < 12
fluktuatif dengan periode bulan (1 tahun)
waktu < 12 bulan (1 tahun) Justifikasi:
Tidak terdapat
parameter yang
melebihi baku mutu
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu <
12 bulan (1 tahun)
4. Jumlah Terdapat dampak terhadap Dikategorikan Penting P
komponen komponen lingkungan lainnya (P) apabila terdapat
lingkungan lain yaitu peningkatan Prevalensi pengaruh akibat
yang terkena Penyakit ISPA. dampak yang
dampak ditimbulkan terhadap
komponen
lingkungan hidup
lainnya di wilayah
studi
Justifikasi:
Terdapat komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif Tidak Terdapat sifat kumulatif Dikategorikan Tidak TP
dampak dampak. Penting (P) apabila
tidak Terdapat
komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
sebagai dampak
primer
Justifikasi:
Tidak terdapat Sifat
kumulatif dari
dampak primer
6. Berbalik atau Tidak berbalik apabila dikelola Dikategorikan Tidak P
tidak dan berbalik apabila tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya dikelola. Dampak Primer yang
dampak tidak berbalik
terhadap dampak
yang ditimbulkan
Justifikasi:
Sifat dampak primer
berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain berdasarkan Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan pendekatan teknis dan institusi Penting (TP) apabila
perkembangan yaitu penggunaan armada Terdapat lebih dari 1
ilmu lulus uji emis, laik; penerapan (satu) kriteria sesuai
pengetahuan water trap ; penyiraman area dengan
dan teknologi spot sumber peningkatan perkembangan ilmu
partikel PM10 pengetahuan dan
teknologi
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya
2.
DAMPAK PENTING HIPOTETIK : Peningkatan Kebisingan
Sumber: The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH, 2009)
Gambar 6.1. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari sumber kebisingan dengan jarak
15 meter sebagai sumber pajanan kebisingan terhadap aspek kesehatan
Penentuan Kondisi kualitas lingkungan hidup dengan adanya proyek (KL DP)
melalui Pendekatan dampak peningkatan kebisingan ini secara signifikan
dipengaruhi oleh kendaraan berat yang digunakan secara cukup signifikan.
……………………….………………………....…………(4)
Keterangan, dimana:
LEQP, sebagai Tingkat kebisingan prediksi pada radius jarak area terdampak
LC, sebagai Tingkat kebisingan pada jarak Do dari sumber
D1, sebagai jarak area terdampak dari sumber
Do, sebagai jarak dari sumber kebisingan dalam radius 15 meter
Sumber: WSDOT (2012)
PERHITUNGAN KEBISINGAN:
LC
Dump truck 84
log 0.30 D1 30
Tabel 6.25. Hasil analisis perbandingan baku tingkat kebisingan kondisi tanpa
proyek dan dengan proyek di wilayah studi
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dapat menimbulkan efek
lanjutan dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila tidak Dikategorikan Tidak P
tidak dikelola dan tidak diakomodir Penting (TP) apabila
berbaliknya rekomendasi dari hasil Dampak Primer yang
dampak persetujuan lingkungan terkait tidak berbalik terhadap
pengelolaan dan pemantauan dampak yang
lingkungan hidup ditimbulkan
7. Kriteria lain Kriteria lain berdasarkan Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan pendekatan teknis dan institusi Penting (TP) apabila
perkembangan yaitu adanya manajemen Terdapat lebih dari 1
ilmu konstruksi dengan mengatur (satu) kriteria
pengetahuan jadwal pelaksanaan pengendalian dampak
dan teknologi pengangkutan peralatan dan sesuai dengan
material dilakukan tidak secara perkembangan ilmu
simultan dan beriringan pengetahuan dan
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Skala 4 (71 %), jumah P = 5 dari Total 7 (P) bersifat Lebih Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
3.
Dampak Penting Hipotetik: Peningkatan Prevalensi ISPA
Tabel 6.5. Estimasi volume galian dan urugan pada tahapan pekerjaan
penyiapan lahan di lokasi tapak proyek
PEMATANGAN LAHAN
NO JENIS PEKERJAAN
VOLUME (M3) KETERANGAN
Keterangan, dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk keseluruhan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Godean 1
Berdasarkan Tabel 6.4 diatas terlihat bahwa jumlah kasus ISPA pada
kondisi lingkungan dengan proyek diperkirakan mencapai 6394 kasus. Apabila
dikonversi menggunakan persamaan (4) maka diperoleh nilai prevalensi
penyakit ISPA sebesar 17,59% sehingga termasuk dalam kategori Baik (Skala 4).
pekerjaan
Justifikasi:
17,59 % > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan prevalensi (P) apabila radius jarak
dampak penyakit ISPA di wilayah prioritas dari sumber
studi khususnya masyarakat dampak dalam skala
atau penduduk dalam batas ruang mikro yaitu 0,1
sosial di 2 Kalurahan km2 yang menerima
(Sidoluhur dan Sidoagung) dampak positif
dimana radius batas sosial (Marsh,1983)
atau area of concern
mencapai 0,14 km2
Justifikasi:
0,14 km2 > 0,1 km2
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting TP
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana terdapat 5895 orang besaran dampak
berlangsung menderita ISPA pada KLTP, dapat melebihi baku
apabila dikonversi kedalam mutu lingkungan yang
prevalensi penyakit ISPA telah ditetapkan
sebesar 16,48% dengan dengan periode waktu
adanya proyek menjadi tertentu dan lamanya
17,59% terdapat selisih dampak berlangsung
peningkatan sebesar 1,11% fluktuatif dengan
dan Lamanya dampak periode waktu > 12
berlangsung dengan bulan (1 tahun)
periode waktu < 12 bulan
(1 tahun)
Justifikasi:
Tidak terdapat
parameter yang
melebihi baku mutu
dan berlangsung
dengan periode waktu
< 12 bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting P
komponen terhadap komponen (P) apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak penurunan pendapatan, ditimbulkan terhadap
dimana masyarakat komponen lingkungan
yang menderita penyakit hidup lainnya di
wilayah studi
ISPA
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
akan berkurang Justifikasi:
produktivitas kerjanya Terdapat > 1
sehingga berpotensi komponen lingkungan
mengurangi pendapatan lain yang terkena
yang dihasilkan di wilayah dampak
studi
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahapan kegiatan (P) apabila Terdapat
Konstruksi pekerjaan komponen lingkungan
penyiapan lahan dimana lain yang terkena
sumber dampak secara dampak sebagai
signifikan mempengaruhi dampak primer
komponen lingkungan
hidup yang berlangsung Justifikasi:
secara berulang dan terus Sifat kumulatif dari
menerus. Sehingga pada dampak primer
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan baik Dampak Primer yang
dampak dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan pengelolaan (satu) kriteria
pengetahuan dampak primer pengendalian dampak
dan teknologi penurunan kualitas udara sesuai dengan
perkembangan ilmu
parameter PM10
pengetahuan dan
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Jumlah P = 5
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait Keterangan*
aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia; Transportasi; Kesehatan masyarakat
……………..……………..……………………....…………(5)
Keterangan, dimana:
IPSDP, Nilai persentase persepsi dan sikap masyarakat dengan proyek
JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n (Geo-Fisik-Kimia;
Transportasi; Kesehatan masyarakat
JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan-n
∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
Tabel 6.31. Analisis indeks persepsi dan sikap masyarakat negative saat
kondisi tanpa proyek terhadap komponen lingkungan
Mekanisme Penataan
2. 8 5 20 0,25 0.23
Relokasi
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2022); *setiap responden memiliki jawaban lebih dari satu
pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan; (**) jawaban pertanyaan yang diajukan
terkait aspek komponen lingkungan: Geo-Fisik-Kimia; Transportasi; dan Kesehatan masyarakat.
<20% responden memiliki persepsi dan sikap yang negatif terhadap aspek
kegiatan relokasi pedagang eksisting di tahap pra-konstruksi.
Justifikasi:
0,011 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dampak negatif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting (P) P
lamanya dari hasil prakiraan dampak apabila Intensitas
dampak dimana persepsi dan sikap besaran dampak dapat
berlangsung masyarakat bersifat negatif melebihi baku mutu
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
(72%) masuk dalam kategori lingkungan yang telah
Buruk (Skala 2) dengan ditetapkan dengan
interpretasi 61-80% periode waktu tertentu
responden memiliki persepsi dan lamanya dampak
dan sikap yang negatif berlangsung fluktuatif
terhadap kegiatan dengan periode waktu
penataan pedagang > 12 bulan (1 tahun)
eksisting berlangsung 4
bulan
Justifikasi:
periode waktu 4 < 12
bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting (P) P
komponen terhadap komponen apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak konflik sosial, dimana ditimbulkan terhadap
perubahan persepsi dan komponen lingkungan
sikap masyarakat yang hidup lainnya di wilayah
studi
positif menjadi negatif
atau sebaliknya dari Justifikasi:
masyarakat sekitar lokasi Terdapat > 1 komponen
tapak kegiatan di lingkungan lain yang
wilayah studi terkena dampak
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
aspek komponen perkembangan ilmu
lingkungan: Geo-Fisik- pengetahuan dan
Kimia; Transportasi; teknologi yang dapat
Kesehatan masyarakat diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
TOTAL 37
Sumber: Dinas Perindag (2023), Keterangan (*) kriteria pengelola Pasar Rakyat adopsi SNI 8152: 2015 tentang
Pasar Rakyat
…………………..………………………………....…………(6)
Keterangan, dimana:
IPTKDP, Nilai persentase penyerapaan Tenaga Kerja dengan proyek
JTDj, Jumlah total penduduk batas yang berstatus belum bekerja dikurangi dengan estimasi
jumlah penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi (37 orang)
JPT, Jumlah total penduduk Batas Sosial
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
KONDISI PERSENTASE
KETERANGAN/JENIS PEKERJAAN
TANPA DENGAN
% %
PROYEK PROYEK
Mengurus Rumah Tangga 3138 3138 16.29 15.48
Pertanian dan
Peternakan 367 367 1.21 2.42
Agama dan
Kepercayaan 5 5 0.02 0.03
Sumber : Analisis Tim (2023) referensiklasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) Tahun
2020; professional judgment; dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman Tahun
2022; Keterangan* TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebagai persentase
jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu >
12 bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P
komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu konflik ditimbulkan terhadap
sosial, dimana perubahan komponen lingkungan
persepsi dan sikap hidup lainnya di
wilayah studi
masyarakat yang positif
menjadi negatif di Justifikasi:
wilayah studi
Terdapat > 1
komponen lingkungan
lain yang terkena
dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahapan kegiatan (P) apabila Terdapat
Pra-Kontruksi penerimaan komponen lingkungan
tenaga kerja konstruksi lain yang terkena
dimana sumber dampak dampak sebagai
positif secara signifikan dampak primer
mempengaruhi komponen
lingkungan hidup yang Justifikasi:
berlangsung secara Sifat kumulatif dari
berulang dan terus dampak primer
menerus. Sehingga pada
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan baik Dampak Primer yang
dampak dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan dalam mengakomodir pengendalian dampak
dan teknologi permasalahan sesuai dengan
penerimaan tenaga kerja perkembangan ilmu
pengetahuan dan
operasional
teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFATPENTING Kesimpulan:
DAMPAK
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83
KEL 2 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN,
SLEMAN DIY
VI-
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
jumah P = 6 dan 7 (>81%) dari Total 7 (P) bersifat Sangat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait kesempatan
kerja; peningkatan pendapatan masyarakat; sarana pengendali banjir; peluang
usaha; dan Kondisi sungai Kaliyasa
……………………..……………………………....…………(7)
Keterangan, dimana:
IPSTP, Nilai persentase persepsi dan sikap Masyarakat dengan proyek
JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan kesempatan kerja
JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan kesempatan
kerja
∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
Tabel 6.39. Hasil prakiraan dampak untuk munculnya persepsi dan sikap
masyarakat positif dengan adanya rencana kegiatan
(penerimaan tenaga kerja operasional)
JUMLAH RESPONDEN
INTERPRETASI PERSEPSI NILAI INDEKS
YANG MENJAWAB* JAWABAN
NO DAN SIKAP
TANPA DENGAN MAKSIMAL TANPA DENGAN
MASYARAKAT POSITIF
PROYEK PROYEK** PROYEK PROYEK**
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2022); *setiap responden memiliki jawaban lebih
dari satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan;
Justifikasi:
5,36 km2 > 0,1-0,5 km
untuk dampak positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting (P) TP
lamanya dari hasil prakiraan dampak apabila Intensitas
dampak dimana persepsi dan sikap besaran dampak dapat
berlangsung masyarakat bersifat positif melebihi baku mutu
(71,5%) masuk dalam lingkungan yang telah
kategori Baik (Skala 4) ditetapkan dengan
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dengan interpretasi 61-80% periode waktu tertentu
responden memiliki persepsi dan lamanya dampak
dan sikap yang positif berlangsung fluktuatif
terhadap kegiatan relokasi dengan periode waktu
pedagang eksisting > 12 bulan (1 tahun)
berlangsung 6 bulan
Justifikasi:
periode waktu 6 < 12
bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting (P) P
komponen terhadap komponen apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak konflik sosial, dimana ditimbulkan terhadap
perubahan persepsi dan komponen lingkungan
sikap masyarakat yang hidup lainnya di wilayah
studi
positif menjadi negatif
atau sebaliknya dari Justifikasi:
masyarakat sekitar lokasi Terdapat > 1 komponen
tapak kegiatan di lingkungan lain yang
wilayah studi terkena dampak
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
kegiatan Penerimaan pengetahuan dan
Tenaga Kerja Operasional teknologi yang dapat
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
Penjelasan : Pembangunan LOS dan Tlasaran dimana LOS dibagi menjadi LOS Basah dan
LOS Kering dan TLasaran dibagi menjadi Tlasaran (Pangan) dan Tlasaran (Non-Pangan).
Total pedagang di lantai I mencapai 1269 pedagang dimana jumlah pedagang LOS
Basah sebanyak 343 unit pedangan; pedagang LOS Kering sebanyak 372 unit pedagang,
sedangkan Tlasaran Pangan sebanyak 426 unit pedagang dan Tlasaran non pangan
sebanyak 426 unit pedagang.
Penjelasan : Pembangunan Kios dan LOS dimana LOS dibagi menjadi LOS Kering dan
LOS Belut. Total pedagang di lantai II mencapai 589 pedagang dimana jumlah
pedagang LOS Kering sebanyak 421 unit pedangan; pedagang LOS Belut
sebanyak 31unit pedagang, sedangkan Kios sebanyak 137 unit pedagang
Penjelasan: Lantai 3 Pembangunan Kios dan LOS dimana LOS dibagi menjadi LOS
Kering dan LOS Sepeda. Total pedagang di lantai III mencapai 132 pedagang
dimana jumlah pedagang LOS Kering sebanyak 28 unit pedangan; pedagang LOS
Sepeda sebanyak 55 unit pedagang, sedangkan Kios sebanyak 49 unit pedagang,
khusus Kios Makanan-Siap Saji sebannyak 11 unit pedagang untuk memfasilitasi
area foodcourt bagi pengujung pasar
TS = LB x BS
Keterangan, dimana:
TS : Timbulan sampah (kg/hari)
LB : Luas bangunan
permeter2/hari BS : Berat sampah (
0,1-0,3) Kg Sumber : SNI 19-3983-
1995
Tabel 6.5. Analisis nilai Indeks volume sampah pasar dengan adanya proyek
di wilayah studi rencana kegiatan
Sumber:
Nilai 1750-2500
1750-2500 Kriteria dimana timbulan sampah
2 Skala 4 Baik
yang dihasilkan belum memenuhi
batas atas standar teknis
3 2500-3250 Nilai 2500-3250 Skala 3 Sedang
KONVERSI
NO KRITERIA INDEKS* INTERPRETASI SKALA KETERANGAN
LINGKUNGAN
Kriteria dimana timbulan sampah
yang dihasilkan telah memenuhi
batas atas standar teknis
Nilai 3250-4000
3250-4000 Kriteria dimana timbulan sampah
4 Skala 2 Buruk
yang dihasilkan telah melebihi
batas atas standar teknis
Nilai ≥ 4000
Kriteria dimana timbulan sampah
5 ≥ 4000 Skala 1 Sangat Buruk
yang dihasilkan telah melampaui
kapasitas batas atas standar teknis
Sumber: junctification hasil perhitungan jumlah timbulan sampah
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
penduduk sebesar 11.49 Justifikasi:
orang 11.49 % > 1-2 %
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan di wilayah studi (P) apabila radius jarak
dampak khususnya masyarakat atau prioritas dari sumber
penduduk dalam batas dampak dalam skala
sosial di 2 Kalurahan ruang mikro yaitu 0,1
(Sidoluhur dan Sidoagung) km2 yang menerima
dimana radius batas sosial dampak positif
atau area of concern (Marsh,1983)
mencapai 0,14 km2
Justifikasi:
0,14 km2 > 0,1 km2
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana terjadi peningkatan besaran dampak
berlangsung indeks populasi lalat dari 5.5 dapat melebihi baku
tanpa proyek menjadi 8.8 mutu lingkungan yang
dengan proyek terdapat telah ditetapkan
selisih peningkatan sebesar dengan periode waktu
3.3 dan Lamanya dampak tertentu dan lamanya
berlangsung dengan dampak berlangsung
periode waktu > 12 bulan fluktuatif dengan
(1 tahun) periode waktu > 12
bulan (1 tahun)
Justifikasi:
Terdapat parameter
yang melebihi baku
mutu dan berlangsung
dengan periode waktu
> 12 bulan (1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang Dikategorikan Penting P
komponen berpotensi terhadap (P) apabila terdapat
lingkungan lain komponen lingkungan pengaruh akibat
yang terkena lainnya yang terkena dampak yang
dampak dampak yaitu penurunan ditimbulkan terhadap
kesehatan masyarakat, komponen lingkungan
sehingga berpotensi hidup lainnya di
wilayah studi
mengurangi pendapatan
yang Justifikasi:
dihasilkan di wilayah studi
Terdapat > 1
komponen lingkungan
lain yang terkena
dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahapan kegiatan (P) apabila Terdapat
operasional fasilitas utama komponen lingkungan
dimana sumber dampak lain yang terkena
secara signifikan dampak sebagai
mempengaruhi komponen dampak primer
lingkungan hidup yang
berlangsung secara Justifikasi:
berulang dan terus Sifat kumulatif dari
menerus. Sehingga pada dampak primer
kurun waktu dan bertumpu
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik)
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan baik Dampak Primer yang
dampak dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan pengelolaan (satu) kriteria
pengetahuan dampak primer pengendalian dampak
dan teknologi penurunan indeks sesuai dengan
populasi lalat akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan
jumlah timbunan sampah
teknologi yang dapat
domestik
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Jumlah P = 6
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
Kondisi lingkungan tanpa proyek (KLTP) sudah melebihi indeks populasi lalat yaitu
>2 dengan hasil pengambilan data primer untuk indeks populasi lalat sebesar
5,5 dimana kondisi tersebut termasuk dalam kategori buruk (Skala 2).
Kondisi lingkungan dengan proyek (KLDP) merupakan hasil jumlah
timbulan sampah pada rona awal sebesar 2.760 kg/ hari dan tahap operasional
sebesar 4.429 Kg/hari dikalikan dengan indeks populasi lalat sebesar 5,5 ,
maka hasil terhadap KLdp sebesar 8,8 dengan kategori sangat buruk (Skala 1).
Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Maka dapat disimpulkan bahwa:
Kualitas KLTP = Skala 2
Kualitas KLDP = Skala 1
Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (2 - 1) = 1
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
(Sidoluhur dan Sidoagung) km2 yang menerima
dimana radius batas sosial dampak positif
atau area of concern (Marsh,1983)
mencapai 0,14 km2
Justifikasi:
0,14 km2 > 0,1 km2
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana terjadi peningkatan besaran dampak
berlangsung indeks populasi lalat dari 5.5 dapat melebihi baku
tanpa proyek menjadi 8.8 mutu lingkungan yang
dengan proyek terdapat telah ditetapkan
selisih peningkatan sebesar dengan periode waktu
3.3 dan Lamanya dampak tertentu dan lamanya
berlangsung dengan dampak berlangsung
periode waktu > 12 bulan fluktuatif dengan
(1 tahun) periode waktu > 12
bulan (1 tahun)
Justifikasi:
Terdapat parameter
yang melebihi baku
mutu dan berlangsung
dengan periode waktu
> 12 bulan (1 tahun)
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
berbaliknya dari saran dan masukan tidak berbalik terhadap
dampak masyarakat terkait dampak yang
harapan untuk rencana ditimbulkan
kegiatan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dampak ini dapat Penting (TP) apabila
perkembangan dilakukan berdasarkan Terdapat lebih dari 1
ilmu pendekatan pengelolaan (satu) kriteria
pengetahuan dampak primer pengendalian dampak
dan teknologi penurunan indeks sesuai dengan
populasi lalat akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan
jumlah timbunan sampah
teknologi yang dapat
domestik
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Jumlah P = 6
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
Tabel 6.46 Estimasi kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan keahlian untuk
kegiatan tahap operasi
……………….…………………..…………………....…………(8)
Keterangan, dimana:
IPMDP, sebagai Nilai Persentase Pendapatan Masyarakat dengan proyek
JPDi, sebagai pembobotan nilai interval pendapatan masyarakat berbasis surveilien dan
upah minimum Kabupaten Cilacapdi batas sosial wilayah studi dengan skenario
penambahan penerima tenaga kerja operasional(Nilai Bobot 1 s/d 5)
JPT, sebagai Jumlah kelas pembobotan nilai interval pendapatan (5 Kelas)
JS, sebagai jumlah responden (233 Responden)
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
of concern mencapai 536 dampak positif
ha dan luas tapak (Marsh,1983)
proyek 11.261 m2 (0,011
km2)
Justifikasi:
0,011 km2< 0,1-0,5 km
untuk dapat positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimanainterpretasi nilai besaran dampak
berlangsung persentase pendapatan dapat melebihi baku
masyarakat berbasis mutu lingkungan yang
survelian responden telah ditetapkan
diperoleh terdapat dengan periode waktu
peningkatan atau tertentu dan lamanya
perubahan nilai persentase dampak berlangsung
sebesar 1,03% dari kondisi fluktuatif dengan
tanpa proyek dan kondisi periode waktu > 12
tanpa proyek sebesar bulan (1 tahun)
61,20% dan kondisi dengan
proyek sebesar 62,23%
Justifikasi:
(penambahan 10 orang
tenaga kerja operasional) Tidak terdapat
dan Lamanya dampak parameter yang
berlangsung fluktuatif melebihi baku mutu
dengan periode waktu > 12 dan berlangsung
bulan (1 tahun) fluktuatif dengan
periode waktu > 12
bulan (1 tahun)
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
6. Berbalik atau Dapat tidak berbalik Dikategorikan Tidak TP
tidak apabila ditinjau dari Penting (TP) apabila
berbaliknya besaran pendapatan Dampak Primer yang
dampak masyarakat seusai dengan tidak berbalik terhadap
dengan indeks dampak yang
pendapatan 60-80% ditimbulkan
terhadap standar upah Justifikasi:
UMK Kabupaten Sleman Sifat dampak sekunder
tidak berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan dalam mengakomodir pengendalian dampak
dan teknologi permasalahansistem sesuai dengan
pengupahan tenaga kerja perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFATPENTING Kesimpulan:
DAMPAK jumah P = 6 dan 7 (>81%) dari Total 7 (P) bersifat Sangat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan, seperti disajikan pada Tabel 6.50
berikut dibawah ini.
Sumber: Tim Penyusun (2022); keterangan* aspek yang telah ditentukan terkait kesempatan
kerja; peningkatan pendapatan masyarakat; sarana pengendali banjir; peluang
usaha; dan Kondisi sungai Kaliyasa
……………………..……………………………....…………(9)
Keterangan, dimana:
IPSTP, Nilai persentase persepsi dan sikap Masyarakat dengan proyek
JDi: Jumlah Jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan kesempatan kerja
JB Max: Jumlah maksimal jawaban responden-n terhadap aspek pertanyaan kesempatan
kerja
∑JK, Jumlah kelas aspek-n
Sumber: Narsuka D.R dan Sujali (2009)
Tabel 6.51. Hasil prakiraan dampak untuk munculnya persepsi dan sikap
masyarakat positif dengan adanya rencana kegiatan
Operasional Fasilitas Utama Pasar Godean
JUMLAH RESPONDEN
INTERPRETASI PERSEPSI NILAI INDEKS
YANG MENJAWAB* JAWABAN
NO DAN SIKAP
TANPA DENGAN MAKSIMAL TANPA DENGAN
MASYARAKAT POSITIF
PROYEK PROYEK** PROYEK PROYEK**
1
Kesempatan kerja** 12 26 34 0,35 0,76
.
2 Pendapatan
13 28 34 0,38 0,82
. masyarakat
∑ (JDi/JBMAX) 0,72 1,58
∑JK 2 2
NILAI PERSENTASE IPSTP/DP) 36% 79%
∆ (SELISIH) 43%
Sumber: Data Primer, analisis wawancara (2022); *setiap responden memiliki jawaban lebih
dari satu pernyataan dari interpretasi pertanyaan yang diajukan;
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dan/atau pedagang sebanyak 1988 persentase 1-2% di
Kegiatan dan diasumsikan 200 wilayah studi
masyarakat sekitar pasar
(11,26%)
Justifikasi:
11,26 > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak di Dikategorikan Penting (P) P
persebaran wilayah studi khususnya apabila radius jarak
dampak masyarakat atau penduduk prioritas dari sumber
dalam batas sosial di 2 dampak dalam skala
Kelurahan dengan luas 536 ruang mikro yaitu 0,1-0,5
Ha (5,36 km2) dan luas km2 yang menerima
tapak proyek dampak positif
11.261 m2 (0,011 km2) (Marsh,1983)
Justifikasi:
0,011 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dampak positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting (P) P
lamanya dari hasil prakiraan dampak apabila Intensitas
dampak dimana persepsi dan sikap besaran dampak dapat
berlangsung masyarakat bersifat negatif melebihi baku mutu
(79%) masuk dalam kategori lingkungan yang telah
Buruk (Skala 2) dengan ditetapkan dengan
interpretasi 61-80% periode waktu tertentu
responden memiliki persepsi dan lamanya dampak
dan sikap yang negatif berlangsung fluktuatif
terhadap kegiatan dengan periode waktu >
opersional berlangsung 12 bulan (1 tahun)
Justifikasi:
periode waktu > 12 bulan
(1 tahun)
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting (P) P
komponen terhadap komponen apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak konflik sosial, dimana ditimbulkan terhadap
perubahan persepsi dan komponen lingkungan
sikap masyarakat yang hidup lainnya di wilayah
studi
positif menjadi negatif
atau sebaliknya dari Justifikasi:
masyarakat sekitar lokasi Terdapat > 1 komponen
tapak kegiatan di lingkungan lain yang
wilayah studi terkena dampak
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
berulang dan terus
menerus. Sehingga pada
kurun waktu dan bertumpu
pada ruang tertentu
dapat menimbulkan efek
lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
dampak kumulatif
6. Berbalik atau Dapat berbalik apabila Dikategorikan Tidak P
tidak tidak dikelola dan tidak Penting (TP) apabila
berbaliknya diakomodir dengan Dampak Primer yang
dampak baik dari saran dan tidak berbalik terhadap
masukan masyarakat dampak yang
terkait harapan untuk ditimbulkan
rencana Justifikasi:
kegiatan
Sifat dampak primer
dapat berbalik
Tabel 6.54 Rekapitulasi kinerja ruas jalan tapak Pasar Godean, Tanpa Proyek
No Nama Ruas C(smp/jam) Q(smp/jam) Q/C (ratio) TP
1 Jl.Yogyakarta – Kebon Agung 2378 1259,56 0,53 C
2 Jl. Jae Sumantoro 2378 778,32 0.33 B
3 Jl. Ngapak 2378 261,35 0,10 A
4 Jl. Sarono Dipoyo 2378 215,06 0,09 A
Tabel 6.55 Rekapitulasi kinerja ruas jalan tapak Pasar Godean, Dengan Proyek
No Nama Ruas C(smp/jam) Q(smp/jam) Q/C (ratio) TP
1 Jl.Yogyakarta – Kebon Agung 2378 1565,95 0,66 C
2 Jl. Jae Sumantoro 2378 816,07 0.34 B
3 Jl. Ngapak 2378 735,28 0,11 B
4 Jl. Sarono Dipoyo 2378 725,33 0,31 B
akan dibatasi untuk memilih kecepatan kendaraan, volume pelayanan berkaitan dengan
kapasitas yang dapat ditoleris (diterima). Maka dapat disimpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil analisis prakiraan dampak gangguan lalu lintas kondisi maka dapat
disimpulkan bahwa :
Kualitas KLTP = Skala 2
Kualitas KLDP = Skala 1
Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (1 - 2) = -1
Penetapan sifat penting dampak adanya peningkatan kadar PM10 terhadap rencana
kegiatan pada tahap konstruksi Pekerjaan Mobilisasi alat dan material mendasarkan pada 7
kriteria penentu tingkat kepentingan dampak seperti disajikan pada Tabel 6.56 berikut dibawah
ini.
Tabel 6.56 Kriteria penentuan sifat penting dampak untuk gangguan lalu lintas pada tahap
konstruksi pekerjaan mobilisasi peralatan dan material
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Pasar Godean merupakan Dikategorikan Penting P
penduduk yang pasar keanggaan bagi (P) Jumlah penduduk
akan terkena masyarakat ecamatan yang terkena
dampak Godean yang merupakan dampak negatif atau
rencana usaha 6,4% dari jumlah penduduk dampak positif
dan/atau Kabupaten Banyumas. dengan ketentuan
Kegiatan Berbagai aktifitas persentase 1-2% di
perdagangan masyarakat wilayah studi
Kecamatan Godean ada di
pasar ini
Justifikasi:
06,4% > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan P
persebaran gangguan lalu lintas di Dikategorikan
dampak wilayah studi khususnya Penting (P) apabila
Wlayah Kecamatan Godean radius jarak prioritas
yaliputi luasan sebesar26,84 dari sumber dampak
haatau sekitar 0,2684 km2 dalam skala ruang
mikro yaitu 0,1-0,5
km2 yang menerima
dampak positif
(Marsh,1983)
Justifikasi:
0,2684 km2< 0,5 km2
untuk dampak
negative
3. Intensitas dan Kegiatan operasional pasar Dikategorikan Penting P
lamanya Godean berlangsung 24 jam (P) apabila intwnsitas
sehari dan intensitasnya makin tinggi dan
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
dampak lama makin meningkat seiring berlangsung dalam
berlangsung dengan perkembangan waktu yang lama
jumlah penduduk Kecamatan Justifikasi:
godean.
Berlangsung 24 jam
sehari selama pasar
masih beroperasi
4. Jumlah Terdapat dampak terhadap Dikategorikan Penting P
komponen komponen lingkungan lainnya (P) apabila terdapat
lingkungan lain yaitu masalah perparkiran pengaruh akibat
yang terkena yang memberikan yang dampak yang
dampak cukup signifikan dampak ditimbulkan terhadap
untuk estimasi gangguan lalu komponen
lintas pada tahap pekerjaan lingkungan hidup
operasional pasar . . lainnya di wilayah
studi
Justifikasi:
Terdapat komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif Terdapat sifat kumulatif Dikategorikan Tidak P
dampak dampak yang cukup signifikan Penting (P) apabila
mempengaruhi komponen tidak Terdapat
lingkungan hidup yang komponen
berlangsung secara berulang lingkungan lain yang
dan terus menerus yaitu terkena dampak
perparkiran yang dari tahun sebagai dampak
ke tahun makin meningkat primer
Justifikasi:
Terdapat Sifat
kumulatif dari
dampak primer
6. Berbalik atau Tidak berbalik apabila dikelola Dikategorikan Tidak TP
tidak dan tidak diakomodir Penting (TP) apabila
berbaliknya rekomendasi dari hasil Dampak Primer yang
dampak persetujuan Dokumen Andal tidak berbalik
Lalin terkait pengelolaan terhadap dampak
penangganan armada yang ditimbulkan
angkut Justifikasi:
Sifat dampak primer
tidak berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain berdasarkan Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan pendekatan teknis dan institusi Penting (TP) apabila
perkembangan yaitu penggunaan armada Terdapat lebih dari 1
ilmu angkut yang laik; penerapan (satu) kriteria sesuai
pengetahuan water trap ; penyiraman area dengan
dan teknologi spot sumber peningkatan perkembangan ilmu
partikel PM10 pengetahuan dan
teknologi
Justifikasi:
Terdapat kriteria
lainnya
Keterangan :
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
1. Besarnya jumlah Jumlah masyarakat yang Dikategorikan Penting (P) P
penduduk yang terkena dampak yaitu Jumlah penduduk yang
akan terkena warga masyarakat terkena dampak negatif
dampak khususnya di wilayah studi atau dampak positif
rencana usaha yang diperkirakan sekitar dengan ketentuan
dan/atau 9994 orang dimana sebaran persentase 1-2% di
Kegiatan permukiman penduduk wilayah studi
berada di 1 Kelurahan,
apabila dibatasi penduduk
yang berbatas langsung di
sempadan sungai Berjo
mencapai 106 jiwa (1,06 %)
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
efek lanjutan dan saling
memperkuat (sinergetik)
dampak kumulatif
6. Berbalik atau Tidak Dapat berbalik karena Dikategorikan Penting (P) TP
tidak dampak penurunan kualitas Tidak Dapat berbalik
berbaliknya air sungai dikelola dengan apabila tidak dikelola
dampak membuat dan memeliraha dan tidak diakomodir
IPAL pasar godean. dengan baik dari saran
dan masukan
masyarakat terkait
harapan untuk rencana
kegiatan dampak yang
ditimbulkan
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak ini Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan serta teknis dalam pengendalian dampak
dan teknologi mengakomodir peningkatan sesuai dengan
kualitas sungai dengan perkembangan ilmu
dilakukan pembuatan dan pengetahuan dan
pemeliharaan IPAL pasar teknologi yang dapat
godean diaplikasikan
Kesimpulan:
SIFAT PENTING DAMPAK Skala 3 (57 %), jumah P = 4 dari 7 dan jumlah TP = 3 dari total 7 (57 %)
bersifat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
H’ = - ∑ pi log pi
Keterangan, di mana:
Justifikasi:
3% > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan keberadaan (P) apabila radius jarak
dampak vegetasi di wilayah studi prioritas dari sumber
khususnya masyarakat atau dampak dalam skala
penduduk dalam batas ruang mikro yaitu 0,1-
sosial 0,5 km2 yang menerima
dampak positif
(Marsh,1983)
Justifikasi:
0,040 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dapat positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana interpretasi nilai besaran dampak
berlangsung Indeks Keanekaragaman dapat melebihi baku
Shannon Weiner terdapat mutu lingkungan yang
peningkatan atau telah ditetapkan
perubahan nilai indeks dengan periode waktu
keanekaragaman dari tertentu dan lamanya
kondisi tanpa proyek di dampak berlangsung
mana saat kondisi tanpa fluktuatif dengan
proyek sebesar H’TP periode waktu > 12
0,21732201 dan kondisi bulan (1 tahun)
dengan proyek sebesar H’DP
0,9129377 dan Lamanya
Justifikasi:
dampak berlangsung
fluktuatif dengan periode Tidak terdapat
waktu > 12 bulan (1 tahun) parameter yang
melebihi baku mutu
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu > 12
bulan (1 tahun)
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
Terdapat > 1 komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahap operasi (P) apabila Terdapat
dimana sumber dampak komponen lingkungan
positif secara signifikan lain yang terkena
mempengaruhi komponen dampak sebagai
lingkungan hidup yang dampak primer
berlangsung secara
berulang dan terus Justifikasi:
menerus. Sehingga pada Sifat kumulatif dari
kurun waktu dan bertumpu dampak primer
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik) dampak
kumulatif
6. Berbalik atau Dapat tidak berbalik Dikategorikan Tidak TP
tidak apabila ditinjau dari Penting (TP) apabila
berbaliknya besaran peningkatan Dampak Primer yang
dampak jumlah vegetasi seusai tidak berbalik terhadap
dengan jumlah alokasi dampak yang
taman kota yang ditimbulkan
disediakan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan dalam mengakomodir pengendalian dampak
dan teknologi permasalahan saat sesuai dengan
operasional 5 alokasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan
taman kota di lokasi tapak
teknologi yang dapat
kegiatan
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING Kesimpulan:
DAMPAK Skala 4 (61 - 80%), jumah P = 5 (71%) dari Total 7 (P) dengan
kesimpulan bersifat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
cair domestik ke badan air permukaan Sungai Kali Berjo yang berada 1 km
ke arah barat Pasar Godean.
H’ = - ∑ pi ln pi
Keterangan, di mana:
H’ = jumlah informasi dalam contoh (bits/ind) atau indeks keragaman
jenis; pi = ni/N
ni = jumlah individu jenis ke i
N = jumlah total individu
A FITOPLANKTON
1 Closterium 3 5 4 1 2 2
2 Ceratium 5 7 9 3 4 5
3 Fragilaria 49 57 57 25 29 29
KONDISI KONDISI
No. General TANPA PROYEK DENGAN PROYEK
SS-1 SS-2 SS-3 SS-1 SS-2 SS-3
4 Gyrosigma 13 X 16 7 X 8
5 Melosira 10 4 5 5 2 3
6 Navicula 120 300 40 240 600 80
7 Nitzschia 95 80 73 190 160 146
8 Pinnularia 13 8 6 7 4 3
9 Pediastrum 8 7 5 4 4 3
10 Rhopalodia 3 6 5 2 3 3
11 Spirogyra 30 20 25 60 40 50
12 Staurastrum 5 9 4 3 5 2
13 Surirella X 3 2 X X X
14 Synedra 35 10 33 18 5 17
15 Tabellaria 3 3 5 2 2 3
B ZOOPLANKTON
16 Asplachna 15 6 11 8 3 6
17 Astramoeba 9 X 5 5 X 3
18 Diaptomus 11 5 9 6 3 5
19 Diflugia 3 7 2 2 4 1
20 Lecane 1 X X X X X
21 Nauplius X 3 1 X 2 X
22 Notholca 9 3 13 5 2 7
Total jumlah sel (5 x ulangan) 440 543 330 593 874 376
Kelimpahan (sel/Liter) 53 65 40 71 105 45
Jumlah jenis plankton 20 19 21 19 18 19
Indeks diversitas 2,30 1,68 2,41 1,69 1,11 1,94
Indeks keseragaman (kemerataan) 0.77 0,57 0,79 0,57 0,38 0,66
4 3 4 3 2 3
Skala Kualitas Lingkungan
(Baik) (Sedang) (Baik) (Sedang) (Buruk) (sedang)
Sumber: Data primer 2023
Keterangan:
SS-1 : Lokasi sampel hulu Kali Berjo (200 m) sebelum titik rencana saluran outlet
SS-2 : Lokasi sampel titik rencana saluran outlet
SS-3 : Lokasi sampel hilir Kali Berjo (200 m) setelah titik rencana saluran outlet
X : tidak ditemukan adanya jenis plankton terkait
indek diversitas dengan proyek untuk indeks diversitas plankton di hulu Kali
Berjo sebesar 0,57 (skala 3), rencana saluran outlet sebesar 0,38 (skala 2) sedang
di hilir Kali Berjo sebesar 0,66 (skala 3). Dengan demikian, dapat dilakukan
konversi nilai skala kualitas lingkungan, seperti disajikan pada Tabel 6.64
berikut dibawah ini:
Tabel 6.65. Penentuan konversi skala kualitas lingkungan untuk komponen
biologi terkait keberadaan jenis biota perairan
KONVERSI
NO KRITERIA INDEKS* KRITERIA KEANEKARAGAMAN SKALA KETERANGAN
LINGKUNGAN
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
1 1,00 < H’ Skala 1 Sangat Buruk
masing jenis pada suatu
komunitas Sangat rendah
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
2 1,00 < H’ < 1,50 Skala 2 Buruk
masing jenis pada suatu
komunitas Rendah
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
3 1,50 < H’ < 2,00 Skala 3 Sedang
masing jenis pada suatu
komunitas sedang
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
4 2,00 < H’ < 3,00 Skala 4 Baik
masing jenis pada suatu
komunitas tinggi
Keadaan populasi organisme
dengan jumlah individu masing-
5 > 3,00 Skala 5 Sangat Baik
masing jenis pada suatu
komunitas Sangat tinggi
Sumber: Lee et al (1978) dan Straub et al (1975)
Kualitas KLTP (Saluran Outlet) = Skala 3
Kualitas KLDP (Saluran Outlet) = Skala 2
Besaran dampak (KLDP – KLTP) = (2 - 3) = (-) 1
Justifikasi:
3% > 1-2%
2. Luas wilayah Sebaran dampak dari Dikategorikan Penting P
persebaran peningkatan keberadaan (P) apabila radius jarak
dampak vegetasi di wilayah studi prioritas dari sumber
khususnya masyarakat atau dampak dalam skala
penduduk dalam batas ruang mikro yaitu 0,1-
sosial 0,5 km2 yang menerima
dampak positif
(Marsh,1983)
Justifikasi:
0,040 km2 < 0,1-0,5 km
untuk dapat positif
3. Intensitas dan Intensitas kontribusi dampak Dikategorikan Penting P
lamanya dari hasil prakiraan dampak (P) apabila Intensitas
dampak dimana interpretasi nilai besaran dampak
berlangsung Indeks Keanekaragaman dapat melebihi baku
Shannon Weiner terdapat mutu lingkungan yang
peningkatan atau telah ditetapkan
perubahan nilai indeks dengan periode waktu
keanekaragaman dari tertentu dan lamanya
kondisi tanpa proyek di dampak berlangsung
mana saat kondisi tanpa fluktuatif dengan
proyek sebesar H’TP periode waktu > 12
0,21732201 dan kondisi bulan (1 tahun)
dengan proyek sebesar H’DP
0,9129377 dan Lamanya
Justifikasi:
dampak berlangsung
fluktuatif dengan periode Tidak terdapat
waktu > 12 bulan (1 tahun) parameter yang
melebihi baku mutu
dan berlangsung
fluktuatif dengan
periode waktu > 12
bulan (1 tahun)
KESIMPULAN**
NO KRITERIA JUSTIFIKASI KRITERIA*
P TP
4. Jumlah Dampak yang berpotensi Dikategorikan Penting P
komponen terhadap komponen (P) apabila terdapat
lingkungan lain lingkungan lainnya yang pengaruh akibat
yang terkena terkena dampak yaitu dampak yang
dampak keamanan dan kenyaman ditimbulkan terhadap
lingkungan sekitar komponen lingkungan
hidup lainnya di
wilayah studi
Justifikasi:
Terdapat > 1 komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif Adanya dampak primer Dikategorikan Penting P
dampak selama tahap operasi (P) apabila Terdapat
dimana sumber dampak komponen lingkungan
positif secara signifikan lain yang terkena
mempengaruhi komponen dampak sebagai
lingkungan hidup yang dampak primer
berlangsung secara
berulang dan terus Justifikasi:
menerus. Sehingga pada Sifat kumulatif dari
kurun waktu dan bertumpu dampak primer
pada ruang tertentu dapat
menimbulkan efek lanjutan
dan saling memperkuat
(sinergetik) dampak
kumulatif
6. Berbalik atau Dapat tidak berbalik Dikategorikan Tidak TP
tidak apabila ditinjau dari Penting (TP) apabila
berbaliknya besaran peningkatan Dampak Primer yang
dampak jumlah vegetasi seusai tidak berbalik terhadap
dengan jumlah alokasi dampak yang
taman kota yang ditimbulkan
disediakan Justifikasi:
Sifat dampak primer
dapat berbalik
7. Kriteria lain Kriteria lain untuk dampak Dikategorikan Tidak TP
sesuai dengan ini dapat dilakukan Penting (TP) apabila
perkembangan berdasarkan pendekatan Terdapat lebih dari 1
ilmu sosial dan kelembagaan (satu) kriteria
pengetahuan dalam mengakomodir pengendalian dampak
dan teknologi permasalahan saat sesuai dengan
operasional 5 alokasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan
taman kota di lokasi tapak
teknologi yang dapat
kegiatan
diaplikasikan
Justifikasi:
Terdapat kriteria lainnya
SIFAT PENTING
DAMPAK Skala 4 (61 - 80%), jumah P = 5 (71%) dari Total 7 (P) dengan
kesimpulan bersifat Penting
Keterangan: (*) Penetapan kriteria pada Tabel 6.6 ; (**): P (Penting) dan TP (Tidak Penting)
Tabel 6.67 Ringkasan besaran dan sifat dampak penting pada setiap tahapan rencana kegiatan
Besaran Dampak Sifat Penting Dampak
KONDISI KONDISI BESARAN JUMLAH SIFAT
Tahap Kegiatan No Jenis Dampak KATEGORI BESARAN 7 KRITERIA SIFAT PENTING DAMPAK
KLTP KLDP DAMPAK KEPENTINGAN
DAMPAK
(A) (A) (B) – (A) 1 2 3 4 5 6 7 ∑P ∑TP
(A) (A.1) 1. Terbukanya Kesempatan Kerja 3 4 +1 Berdampak Kecil P P P P P P Tp 6 1
Pra-Konstruksi Penerimaan Tenaga Kerja
Konstruksi
(A.2) 2. Munculnya Persepsi Dan Sikap 4 2 -2 Berdampak Sedang P P P P TP P TP 5 2
Pekerjaan Relokasi Masyarakat Negatif
Pedagang Eksisting
(B) (B.1) 3. Penurunan Kualitas Udara 5 4 -1 Berdampak Kecil P P Tp P Tp P Tp 4 3
Konstruksi Pekerjaan Mobilisasi (Peningkatan Kadar Pm10)
Peralatan Dan 4. Peningkatan Prevalensi Penyakit 5 4 -1 Berdampak Kecil P P TP P P P TP 5 2
Material ISPA
5. Gangguan Kelancaran Lalu 2 2 0 Berdampak Sangat TP TP TP TP TP TP TP 0 7
Lintas Kecil
(B.2) 6. Peningkatan Kebisingan 3 1 -2 Berdampak Sedang P P TP P P P TP 5 2
Pekerjaan Penyiapan 7. Penurunan Kualitas Udara 5 4 -1 Berdampak Kecil P P TP P TP P TP 4
Lahan (Peningkatan Kadar PM10)
8. Peningkatan Prevalensi Penyakit 5 4 -1 Berdampak Kecil P P TP P P P TP 5 2
ISPA
(B.3) - - - - - - - - - - - - - - -
Pekerjaan Pembangunan
Fisik Fasilitas Utama Dan
Fasilitas Pendukung
(C) (C.1) 9. Munculnya Persepsi Dan Sikap 3 1 -2 Berdampak Sedang P P P P Tp P Tp 5 2
Operasi Penataan Pedagang Masyarakat Negatif
Eksisting
(C.2) 10. Terbukanya Kesempatan Kerja 3 4 +1 Berdampak Kecil P P P P P P TP 6 1
Penerimaan Tenaga Kerja 11. Munculnya Persepsi Dan Sikap 3 4 +1 Berdampak Kecil P P TP P P P TP 5 2
Operasional Masyarakat Positif
(C.3) 12. Timbulan Sampah Domestik 3 1 -2 Berdampak Sedang P P P P P P TP 6 1
Operasional Fasilitas 13. Peningkatan Pendapatan 3 4 +1 Berdampak Kecil P P P P P TP TP 5 2
Utama Pasar Godean Masyarakat
14. Vektor Dan Binatang Pembawa 2 1 -1 Berdampak Kecil P P P P P P TP 6 1
Penyakit
15. Gangguan Kelancaran Lalu 2 1 -1 Berdampak Kecil P P P P P TP TP 5 2
Lintas
16. Munculnya Persepsi Dan Sikap 2 4 +2 Berdampak Sedang P P P P P P TP 6 1
Masyarakat Positif
Kriteria 1
Jika Besar Dampak (BD) ≥ 1 dan Sifat Penting Dampak (∑P) ≥ 4, maka
Dampak Penting Hipotetik (DPH) diputuskan menjadi Dampak
Penting (DP)
Kriteria 2
Jika hasil prakiraan besaran dampak ≥ baku mutu atau standar lainnya
yang ditetapkan, maka Dampak Penting Hipotetik (DPH)diputuskan
menjadi Dampak Penting (DP)
Kriteria 3
Jika rona lingkungan awal ≥ baku mutu atau standar lainnya yang
ditetapkan, maka Dampak Penting Hipotetik (DPH) diputuskan menjadi
Dampak Penting (DP)
Tabel 7.1. Penetapan evaluasi secara holistik terhadap 24 dampak penting hipotetik yang perlu dikelola dan dipantau di setiap tahapan kegiatan
KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK*
DAMPAK
PRA (A.1)
KONSTRUKSI Penerimaan tenaga 1. Terbukanya Kesempatan kerja
(A) kerja konstruksi
(A.2)
Munculnya persepsi dan sikap
Pekerjaan relokasi 2.
masyarakat negatif
pedagang eksisting
KONSTRUKSI Penurunan kualitas udara (Peningkatan
(B.1) 3.
(B) kadar PM10)
Pekerjaan mobilisasi 4. Peningkatan prevalensi penyakit ISPA
peralatan dan
material 5. Gangguan kelancaran lalu lintas
6. Peningkatan kebisingan
(B.2) Penurunan kualitas udara (Peningkatan
7.
Pekerjaan penyiapan lahan kadar PM10)
8. Peningkatan prevalensi penyakit ISPA
(B.3)
Pekerjaan pembangunan
- -
fisik fasilitas utama dan
fasilitas pendukung
OPERASI (C.1)
Munculnya persepsi dan sikap
(C) Penataan pedagang 9.
masyarakat negatif
eksisting
(C.2) 10. Terbukanya kesempatan kerja
KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK*
DAMPAK
Penerimaan tenaga Munculnya persepsi dan sikap
kerja operasional 11.
masyarakat positif
Meningkatnya timbulan sampah
12.
domestik
13. Peningkatan pendapatan masyarakat
(C.3)
Vektor dan binatang pembawa
Operasional fasilitas utama 14.
penyakit
Pasar Godean
15. Gangguan kelancaran lalu lintas
Munculnya persepsi dan sikap
16.
masyarakat positif
(C.4) 17. Penurunan kualitas air permukaan
Operasional fasilitas Penambahan jumlah pohon/
pendukung Pasar Godean 18.
keberadaan vegetasi
PASCA (D.1)
- -
OPERASI Pembongkaran bangunan
(D) (D.2)
- -
Mobilisasi bongkaran
Keterangan: (*) tahapan kegiatan
KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK KRITERIA EVALUASI* INTERPRETASI
DAMPAK
(B.3)
Pekerjaan
pembangunan
fisik fasilitas - - - -
utama dan
fasilitas
pendukung
OPERASI Terdapat Pola
(C.1)
(C) Munculnya persepsi spasial (ruang dan
Penataan 9. dan sikap Kriteria 2 waktu) dengan
pedagang masyarakat negatif tahap pra-
eksisting
konstruksi
Terdapat Pola
spasial (ruang dan
Terbukanya
10. Kriteria 2 waktu) dengan
kesempatan kerja
tahap pra-
(C.2) konstruksi
Penerimaan Terdapat Pola
tenaga kerja spasial (ruang dan
operasional Munculnya persepsi waktu) dengan
11. dan sikap Kriteria 1 kegiatan
masyarakat positif operasional fasilitas
utama Pasar
Godean
Tidak terdapat
pola spasial (ruang
Meningkatnya
dan waktu) dengan
12. timbulan sampah Kriteria 4
tahap pra-
domestik
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
Tidak terdapat
pola spasial (ruang
Peningkatan
dan waktu) dengan
13. pendapatan Kriteria 4
tahap pra-
masyarakat
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
Tidak terdapat
(C.3)
pola spasial (ruang
Operasional Vektor dan binatang dan waktu) dengan
fasilitas utama 14. Kriteria 4
pembawa penyakit tahap pra-
Pasar Godean
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
Terdapat Pola
Gangguan spasial (ruang dan
15. Kriteria 2
kelancaran lalu lintas waktu) dengan
tahap konstruksi
Terdapat Pola
spasial (ruang dan
Munculnya persepsi waktu) dengan
16. dan sikap Kriteria 1 kegiatan
masyarakat positif penerimaan
tenaga kerja
operasional
Tidak terdapat
(C.4)
Penurunan kualitas pola spasial (ruang
Operasional 17. Kriteria 4
air permukaan dan
fasilitas
waktu) dengan
tahap pra-
KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK KRITERIA EVALUASI* INTERPRETASI
DAMPAK
pendukung konstuksi, konstruksi,
Pasar Godean dan pasca operasi
Tidak terdapat
pola spasial (ruang
Penambahan jumlah
dan waktu) dengan
18. pohon/ keberadaan Kriteria 4
tahap pra-
vegetasi
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
Tidak terdapat
pola spasial (ruang
Gangguan biota dan waktu) dengan
19. Kriteria 4
perairan tahap pra-
konstuksi, konstruksi,
dan pasca operasi
PASCA (D.1)
OPERASI Pembongkaran - - - -
(D) bangunan
(D.2)
Mobilisasi - - - -
bongkaran
Keterangan: (*) kriteria (1) sebagai interpretasi dampak dalam ruang dan waktu yang sama
dimana jenis dampak ≥ 2 bersifat kumulatif yang menjadi bahan pertimbangan
untuk penetapan Dampak Penting (DP)
7.3. Telaahan evaluasi secara holistik sebagai dasar arahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
EVALUASI
KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK
DAMPAK MATRIKS BAGAN ALIR
KESIMPULAN*
SEDERHANA DAMPAK
PRA (A.1)
KONSTRUKSI Penerimaan Terbukanya
1. Kriteria 1 Kriteria 2 DP
(A) tenaga kerja Kesempatan kerja
konstruksi
(A.2)
Pekerjaan Munculnya persepsi
relokasi 2. dan sikap Kriteria 1 Kriteria 2 DP
pedagang masyarakat negatif
eksisting
KONSTRUKSI Penurunan kualitas
(B) 3. udara (Peningkatan Kriteria 1 Kriteria 1 DP
(B.1) kadar PM10)
Pekerjaan Peningkatan
mobilisasi 4. prevalensi penyakit Kriteria 1 Kriteria 1 DP
peralatan dan ISPA
material
Gangguan
5. - Kriteria 1 DP
kelancaran lalu lintas
Peningkatan
6. Kriteria 1 Kriteria 4 DP
kebisingan
Penurunan kualitas
(B.2)
7. udara (Peningkatan Kriteria 1 Kriteria 1 DP
Pekerjaan kadar PM10)
penyiapan lahan
Peningkatan
8. prevalensi penyakit Kriteria 1 Kriteria 1 DP
ISPA
(B.3)
Pekerjaan
pembangunan
fisik fasilitas - - - - -
utama dan
fasilitas
pendukung
OPERASI (C.1)
Munculnya persepsi
(C) Penataan 9. dan sikap Kriteria 1 Kriteria 2 DP
pedagang masyarakat negatif
eksisting
Terbukanya
(C.2) 10. Kriteria 1 Kriteria 2 DP
kesempatan kerja
EVALUASI
KEGIATAN
TAHAP PENYEBAB NO JENIS DAMPAK
DAMPAK MATRIKS BAGAN ALIR
KESIMPULAN*
SEDERHANA DAMPAK
Penerimaan Munculnya persepsi
tenaga kerja 11. dan sikap Kriteria 1 Kriteria 1 DP
operasional masyarakat positif
Meningkatnya
12. timbulan sampah Kriteria 1 Kriteria 4 DP
domestik
Peningkatan
13. pendapatan Kriteria 1 Kriteria 4 DP
(C.3) masyarakat
Operasional Vektor dan binatang
fasilitas utama 14. Kriteria 3 Kriteria 4 DP
pembawa penyakit
Pasar Godean
Gangguan
15. Kriteria 1 Kriteria 2 DP
kelancaran lalu lintas
Munculnya persepsi
16. dan sikap Kriteria 1 Kriteria 1 DP
masyarakat positif
(C.4) Penurunan kualitas air
17. Kriteria 3 Kriteria 4 DP
Operasional permukaan
fasilitas Penambahan jumlah
pendukung 18. pohon/ keberadaan Kriteria 1 Kriteria 4 DP
Pasar Godean vegetasi
Gangguan biota
19. Kriteria 1 Kriteria 4 DP
perairan
PASCA (D.1)
OPERASI Pembongkaran - - - - -
(D) bangunan
(D.2)
Mobilisasi - - - - -
bongkaran
Keterangan (*): DP (Dampak Penting); DTP (Dampak Tidak Penting)
Tabel 7.5. Telaahan evaluasi secara holistik dan komprehensif sebagai dasar arahan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan Lingkungan Hidup
NO JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK BENTUK ARAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK ARAHAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Terbukanya Kesempatan Penerimaan tenaga 1. Kontrak kerja (MoU) dengan pihak kontraktor-Manajemen Metode Pengumpulan Data:
kerja kerja konstruksi Konstruksi untuk menentukan tenaga kerja lokal 1. Pengecekan terhadap kontrak kerja (MoU) dengan
2. Membuat pengumuman di kantor kalurahan Sidoagung pihak kontraktor-Manajemen Konstruksi untuk
dan Kalurahan Sidoluhur, menentukan tenaga kerja local
3. Membuat pengumuman di tapak proyek 2. Pengecekan pengumuman di kantor kalurahan
Sidoagung dan Kalurahan Sidoluhur,
3. Pengecekan pengumuman di tapak proyek
Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili)
Analisis data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan data dari
pencapaian penerimaan tenaga kerja lokal dengan
indikator keberhasilan pengelolaan
2. Munculnya persepsi dan Pekerjaan relokasi Memberikan informasi dan pengumuman terkait metode Metode Pengumpulan Data:
sikap masyarakat negatif pedagang eksisting relokasi, mekanisme relokasi dan lokasi tempat relokasi Dilakukan dengan observasi melalui wawancara langsung
terhadap pedagang eksisting terkait sosialisasi informasi dan
pengumuman terkait metode relokasi, mekanisme relokasi,
lokasi tempat relokasi
Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis
Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
3. Penurunan kualitas udara Pekerjaan mobilisasi 1. Menggunaan dump truk lulus uji emisi 1. Dilakukan observasi Sertifikat Lulus Uji Emisi dump
(Peningkatan kadar PM10) peralatan dan 2. Menggunaan dump truk yang laik operasi dan bak ditutup truk pengangkut.
material terpal rapat secara layak 2. Dilakukan observasi kelaikan operasi dump truk dan bak
ditutup terpal rapat secara layak
3. Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien
parameter PM10 selama waktu periode 24 jam, dimana
hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VII, Baku Mutu Udara
Ambien)
4. Peningkatan prevalensi Pekerjaan mobilisasi 1. Menggunakan dump truck yang lulus uji emisi Metode Pengumpulan Data:
penyakit ISPA peralatan dan 2. Menutup bak kendaraan pada saat mengangkut material Dilakukan dengan observasi langsung terhadap :
material 3. Melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan 1. Penggunaan dump truck yang lulus uji emisi
2. Penutupan bak kendaraan pada saat mengangkut
terdekat untuk melakukan pemeriksaan gratis secara berkala
material
dan sosialisasi terkait PHBS 3. Pelaksanaan koordinasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan gratis
secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS
4. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi
Alat/ Instrumen:
Penggunaan dokumen sertifikat lulus uji emisi, kamera, berita
acara, alat tallysheet kuesioner, dan alat tulis
Analisis Data
Dilakukan dengan mengkonversi data jumlah kasus penyakit
ISPA menjadi prevalensi ISPA menggunakan rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk
penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk
keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean 1
Alat/ Instrumen:
Penggunaan Surat Tugas,SOP, DED, dokumen,kamera, berita
acara, dan alat tulis
6. Peningkatan kebisingan Pekerjaan penyiapan lahan 1. Melakukan pengangkutan peralatan dan material 1. Dilakukan observasi kapasitas pengangkutan peralatan dan
sesuai kapasitas tonase armada angkut material
2. Mengatur jadwal dan kecepatan armada angkut 2. Dilakukan observasi jadwal dan kecepatan armada angkut
sesuai dengan ketentuan oleh instansi berwenang 3. Dilakukan observasi pemakaian penutup telinga (earplug) bagi
operator kendaraan berat
3. Pemakaian penutup telinga (earplug) bagi
4. Dilakukan observasi dan dokumentasi pemasangan barrier
operator kendaraan berat sesuai dengan
buatan (Pagar pembatas) di area tapak proyek
keperluan
5. Dilakukan observasi dan dokumentasi kegiatan koordinasi
4. Pemasangan barrier buatan (Pagar pembatas) di sekeliliing dengan Dinas Perhubungan Kab. Sleman
area tapak proyek
5. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kab. Sleman 6. Dilakukan pengukuran tingkat kebisingan (LSM) melalui
apabila terdapat pekerjaan lembur diluar waktu jam kerja penyedia jasa laboratorium lingkungan yang terakreditasi
dan/atau terdaftar di KLHK.
Pengambilan data :
Penggunaan alat sound level meter,
Metode Pengukuran Tingkat Kebisingan Lingkungan SNI 8427:2017
Analisa Data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan nilai tingkat kebisingan
dengan baku mutu Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan di lingkungan
permukiman
7. Penurunan kualitas udara Pekerjaan penyiapan lahan 1. Menggunaan dump truk lulus uji emisi 1. Dilakukan pemeriksaan Sertifikat Lulus Uji Emisi dump truk
(Peningkatan kadar PM10) 2. Menggunaan dump truk yang laik operasi dan bak pengangkut.
ditutup terpal rapat secara layak 2. Dilakukan pemeriksaan kelaikan operasi dump truk dan
bak ditutup terpal rapat secara layak.
3. Membuat pagar sementara sebagai barier buatan
3. Dilakukan observasi pagar sementara sebagai barier
4. Menyiram area tapak proyek terutama pada saat buatan
musim kemarau dan/atau kecepatan angin relatif 4. Dilakukan observasi kegiatan penyiraman area tapak
tinggi proyek terutama pada saat musim kemarau
dan/atau kecepatan angin relatif tinggi
5. Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien
parameter PM10 selama waktu periode 24 jam, dimana
hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VII, Baku Mutu Udara
Ambien)
8. Peningkatan prevalensi Pekerjaan penyiapan lahan 1. Menggunakan dump truck yang lulus uji emisi Metode Pengumpulan Data:
penyakit ISPA 2. Menutup bak kendaraan pada saat mengangkut Dilakukan dengan observasi langsung terhadap :
material bongkaran 1. Penggunaan dump truck yang lulus uji emisi
2. Penutupan bak kendaraan pada saat mengangkut
3. Membuat pagar sementara sebagai barrier buatan
material
4. Melakukan penyiraman di tapak proyek pada tahap 3. Pembuatan pagar sementara sebagai barrier buatan
kegiatan penyiapan lahan, hanya saat kondisi kering atau 4. Penyiraman di tapak proyek pada tahap kegiatan
kemarau penyiapan lahan, hanya saat kondisi kering atau kemarau
5. Melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan 5. Pelaksanaan koordinasi dengan fasilitas pelayanan
terdekat untuk melakukan pemeriksaan gratis secara berkala kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan gratis
dan sosialisasi terkait PHBS secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS
6. Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi
Alat/ Instrumen:
Penggunaan dokumen sertifikat lulus uji emisi, kamera, berita
acara, alat tallysheet kuesioner, dan alat tulis
Analisis Data
Dilakukan dengan mengkonversi data jumlah kasus penyakit
ISPA menjadi prevalensi ISPA menggunakan rumus:
Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili)
Analisis data :
Melakukan perbandingan jumlah penerimaan tenaga kerja
yang dibutuhkan dengan tenag kerja yang telah diterima
bekerja
11. Munculnya persepsi Penerimaan tenaga 1. Melaksanakan sosialisasi penataan pedagang dasaran Metode Pengumpulan Data:
dan sikap masyarakat kerja operasional (Kios dan LOS) dan plataran (Tlasaran) Dilakukan dengan observasi melalui wawancara langsung
positif 2. Mellakukan penataan pedagang sesuai zona jenis tempat terhadap masyarakat terkait:
1. Pelaksanaan sosialisasi mekanisme dan persyaratan
dasaran (Kios dan LOS) dan plataran (Tlasaran) sesuai
penerimaan tenaga kerja opersioanal
zona jenis tempat 2. Pelaksanaan Koordinasi dengan Pemerintah
Daerah Kelurahan Sidoluhur dan Kelurahan
Sidoagung
Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis
Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
12. Meningkatnya timbulan Operasional fasilitas utama 1. Menyiapkan pewadahan tertutup sampah domestic dengan
sampah domestik Pasar Godean jalan pemilahan secara organik dan anorganik dengan
diberikan pewadahan yang berbeda warna untuk organik
Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili); dan berkas
form penerimaan upah
Analisis Data :
Melakukan pengecekan terhadap gaji yang diterima oleh
tenaga kerja operasional apakah sudah sama atau lebih
besar dari UMK Kabupaten Sleman
14. Vektor dan Operasional fasilitas utama 1. Melakukan penataan pedagang di lingkungan pasar godean
binatang pembawa Pasar Godean sesuai dengan jenis dagangannya apakah jenis yang
penyakit didagangkan basah atau kering;
2. Melakukan pembersihan saluran drainase di lokasi tapak
proyek setiap 2 (dua) minggu sekali dan dibuktikan
dengan pencatatan;
15. Gangguan kelancaran lalu Operasional fasilitas utama 1. Memasang Rambu Internal Metode Pengumpulan Data:
lintas Pasar Godean 2. Memasang Rambu Internal Dilakukan dengan observasi langsung terhadap :
3. Menyediakan ruang parkir sejumlah : 1. Pemasangan Rambu Internal
a. Sepeda Motor : 366 SRP 2. Pemasangan Rambu Internal
b. Mobil Pengunjung : 67 SRP 3. Penyediaan ruang parkir sejumlah :
c. Kendaraan Barang : 2 SRP a. Sepeda Motor : 366 SRP
4. Memasangan CCTV b. Mobil Pengunjung : 67 SRP
5. Memasang Warning Light c. Kendaraan Barang : 2 SRP
6. Menyediakan Penerangan Jalan di Internal 4. Pemasangan CCTV
7. Menyediakan APAR di dalam area pasar 5. Pemasangan Warning Light
8. Mengatur akses keluar masuk kendaraan 6. Penyediaan Penerangan Jalan di Internal
7. Pengadaan APAR di dalam area pasar
8. Pangaturan akses keluar masuk kendaraan
Alat/ Instrumen:
Penggunaan SOP, DED, dokumen,kamera, berita acara, dan
alat tulis
16. Munculnya persepsi Operasional fasilitas utama Memberikan informasi dan pengumuman hasil pencapaian Metode Pengumpulan Data:
dan sikap masyarakat Pasar Godean dari penerimaan tenaga kerja operasional secara terbuka Dilakukan dengan observasi melalui wawancara langsung
positif dan transparan terhadap masyarakat
Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis
Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
17. Penurunan kualitas Operasional fasilitas 1. Seluruh unit yang menghasilkan air limbah dialirkan ke IPAL 1. Dilakukan observasi dan dokumentasi system perpipaan dari
air permukaan Pasar godean dengan system perpipaan air limbah kedap dan seluruh unit ke IPAL Pasar godean
pendukung Pasar Godean 2. Dilakukan observasi persyaratan operator IPAL
tertutup
2. Operator IPAL dipersyaratkan memiliki sertifikat 3. Dilakukan observasi dan dokumentasi saluran air limbah dan
kompetensi PPPA dan POPAL saluran air hujan
3. Memisahkan saluran air limbah dengan saluran air hujan 4. Dilakukan observasi dan dokumentasi alat ukut debit
(flowmeter)
4. Memasang alat ukut debit (flowmeter) di inlet dan outlet IPAL
5. Dilakukan observasi dan dokumentasi papan nama dan titik
5. Memasang papan nama dan titik koordinat pada lokasi koordinat
titik penaatan dan titik outfall 6. DIlakukan observasi dan dokumentasi system tanggap darurat
6. Memiliki system tanggap darurat IPAL IPAL
7. Melakukan pengurasan lumpur apabila telah mencapai 20 % 7. Dilakukan observasi dan dokumentasi pengurasan lumpur
8. Dilakukan pengukuran sampling kualitas air sungai dan
kualitas air limbah melalui penyedia jasa laboratorium
lingkungan terakreditasi KAN dan/atau terdaftar di KLHK.
Pengambilan data :
Metode pengambilan sampel air sesuai dengan SNI 06-6989.57-
2008
Analisis Data:
Dilakukan analisis air sungai dengan membandingkan konsentrasi
parameter kunci BOD dengan data rona awal
Dilakukan analisis air limbah dibandingkan dengan baku mutu
sebagai berikut :
Parameter Satuan Baku mutu
TSS mg/l 30
pH mg/l 6–9
BOD mg/l 5
Minyak dan
5
Lemak mg/l
Amonia mg/l 10
18. Penambahan jumlah Operasional fasilitas 1. Melakukan penanaman pohon dengan jenis-jenis yang 1. Dilakukan pemantauan terhadap penanaman pohon
pohon/ keberadaan pendukung Pasar Godean memiliki nilai estetika yang menonjol, sistem perakaran masuk dengan jenis-jenis yang memiliki nilai estetika yang
vegetasi ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan, menonjol, sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak
tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, merusak konstruksi dan bangunan, tidak beracun, tidak
perakaran tidak mengganggu pondasi, ketinggian berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain mengganggu pondasi, ketinggian tanaman bervariasi,
seimbang, jenis tanaman tahunan atau musiman, tahan warna hijau dengan variasi warna lain seimbang, jenis
terhadap hama penyakit tanaman dan mampu menjerap tanaman tahunan atau musiman, tahan terhadap hama
dan menyerap cemaran udara penyakit tanaman dan mampu menjerap dan menyerap
2. Melakukan pemupukan dalam ruang terbuka hijau di cemaran udara
taman kota 2. Dilakukan pemantauan terhadap pemupukan
3. Melakukan penanaman kembali di area ruang terbuka yang dilakukan dalam ruang terbuka hijau di taman
hijau untuk vegetasi yang mati kota
4. Melakukan pemeliharaan vegetasi dalam ruang 3. Dilakukan pemantauan terhadap penanaman kembali
terbuka hijau di Pasar Godean di area ruang terbuka hijau untuk vegetasi yang mati
4. Dilakukan pemantauan pemeliharaan vegetasi
dalam ruang terbuka hijau di Pasar Godean
5. Dilakukan inventarisasi keberadaan vegetasi secara sensus
Analsisis Data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan data hasil
inventarisasi dan sensus vegetasi dengan indikator
keberhasilan pengelolaan
19. Gangguan biota perairan Operasional fasilitas 1. Seluruh unit yang menghasilkan air limbah dialirkan ke 1. Dilakukan observasi system perpipaan dari seluruh unit
pendukung Pasar Godean IPAL Pasar godean dengan system perpipaan tertutup ke IPAL Pasar Godean
sebelum dibuang ke badan air permukaan 2. Dilakukan observasi kegiatan perawatan IPAL
2. Melakukan perawatan secara rutin agar kinerja IPAL benar- 3. Dilakukan observasi terhadap Operator IPAL
benar optimum 4. Dilakukan pengukuran debit harian (flowmeter) di inlet
3. Operator IPAL dipersyaratkan telah mengikuti pelatihan dan outlet IPAL
pengoperasian IPAL dan bersertifikat PPA 5. Dilakukan pengambilan sampel indeks diversitas plankton
4. Memasang alat ukut debit (flowmeter) di inlet dan outlet IPAL Sungai Kali Berjo, kemudian dianalisis di laboratorium
lingkungan terakreditasi KAN
Analisis Data:
Sampel indeks diversitas plankton air Sungai Kali Berjo
dibandingkan dengan indeks diversitas plankton air Sungai
kali Berjo pada rona awal
KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
KETERANGAN:
Informasi Kesesusian tata ruang dalam Lampiran 6
narasi dalam dokumen BAB I, Hal. I-6
KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
(5) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun
2021 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak
Lalu Lintas
(6) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan
Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
(7) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun
(8) Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 Tentang RTRW
Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031
KETERANGAN:
Implementasi dari pengelolaan ini tertulis didalam dokumen
Andal dan RKL sub bab 2 terkait 19 dampak penting yang
perlu dikelola dimana indikator keberhasilan menggunakan
pendekatan peraturan dan perundangan yang berlaku
KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
3. Telaah dilakukan kajian mendalam dan analisis yang
komprehensif terhadap semua komponen lingkungan
hidup untuk kondisi kualitas lingkungan tanpa proyek
(KLTP) dan kondisi kualitas lingkungan dengan adanya
rencana kegiatan (Proyek) (KLDP)
KETERANGAN:
Implementasi tertulis didalam Dokumen ANDAL Pada BAB VI
untuk prakiraan dampak penting
KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
kategori dampak negatif yang tidak signifikan (very low
of enviromental loads), namun terdapat perimbangan
antara dampak positif dan negatif dalam seluruh tahapan
kegiatan melalui perubahan persentase skala kualitas
lingkungan diperoleh besaran dampak (BD) sebesar -0,26
interpretasi kategori dampak negatif sangat kecil atau
kategori dampak negatif yang tidak signifikan (very low of
enviromental loads), sehingga dengan adanya perubahan
kondisi kualitas lingkungan hidup terevaluasi secara
holistik dan komprehensif dinyatakan 19 dampak penting
yang terjadi harus dikelola dan dipantau
KETERANGAN:
Implementasi dari hasil evaluasi secara holistik dan
komprehensif terhadap seluruh dampak penting tertulis
didalam Dokumen Andal dan Dokumen RKL-RPL:
1. Penjelasan dan uraian analisis Dampak Penting yang
perlu dikelola dan dipantau tertuang pada BAB VII
SUB BAB 7.1
2. Penjelasan dan uraian analisis mengenai keterkaitan dan
interaksi dampak penting tertuang pada BAB VII SUB
BAB 7.1
3. Penjelasan dan uraian analisis perimbangan dampak
penting tertuang pada BAB VII SUB BAB 7.1
4. Uraian Dokumen RKL-RPL , Sub-bab 2 dan Sub-bab 3
terkait 19 dampak penting yang perlu dikelola dan
dipantau.
KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lokasi
tapak proyek.
3. Meningkatkan upaya pengelolaan atas persepsi dan
sikap masyarakat yang negatif menjadi positif untuk
mengantisipasi konflik sosial diperlukan koordinasi dan
kerjasama dengan Pemerintah Daerah berserta
Perangkat Kelurahan/Desa di wilayah studi.
4. Surat kesanggupan Pemrakarsa dalam melaksanakan
rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup dicantumkan dalam Dokumen RKL-RPL.
KETERANGAN:
Implementasi Kemampuan pemrakarsa terkait yang
bertanggung jawab dalam meTemonggi dampak penting
tertulis didalam dokumen RKL-RPL:
1. Surat pernyataan komitmen Pelaksanaan RKL-RPL tertuang
pada Dokumen RKL-RPL Bab V
2. Upaya bentuk pengelolaan lingkungan hidup dengan
pendekatan teknologi, sosial dan kelembagaan tertuang
pada Dokumen RKL-RPL Kolom RKL dan RPL BAB 2 dan
BAB
3 Sub Bab 1 Tabel 2.3 Matrik rencana pengelolaan
Lingkungan Hidup Kolom ke-5 dan Tabel 3.3. Matrik
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Kolom ke-5
KETERANGAN:
Implementasi dari Data dan informasi tidak mengganggu nilai-
nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic eview)
tersajikan melalui:
Hasil Pelibatan masyarakat melalui Kegiatan Konsultasi
Publik
KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Surat pernyataan komitmen Pelaksanaan RKL-RPL
tertuang pada Dokumen RKL-RPL Bab V
KETERANGAN:
Implementasi dari Data dan informasi keempat
pertimbangan tersajikan dalam:
Penjelasan dan data informasi tertuang dalam BAB III Rona
Lingkungan Hidup awal
KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
memberikan dan menjelaskan: (a) detail deskripsi rencana usaha
dan/atau kegiatan baik tahapan kegiatan, besaran skala
kegiatan maupun jangka waktu pelaksanan rencana kegiatan;
(b) dampak potensial yang akan timbul dari identifikasi awal dari
pemrakarsa meliputi komponen geo-fisik-kimia; transportasi;
kesehatan masyarakat; dan sosial-ekonomi-budaya; maupun
komponen lingkungan lainnya yang akan berpotensi terkena
dampak dengan adanya rencana kegiatan. Kegiatan konsultasi
publik ini dihadiri oleh pemrakarsa dan tamu undangan sebanyak
50 orang yaitu Tim Pelaksana Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Sleman, sedangkan tamu undangan
meliputi Camat (Panewu), Lurah/Kepala Desa (Kalurahan)
beserta perangkat Kalurahan/Desa (Kalurahan), Paguyuban
Pedagang; Perwakilan Pedagang, tokoh masyarakat dan wakil
masyarakat dalam wilayah studi, Kapolsek, Danramil, Banbisa,
dan pemerhati lingkungan dari Lembaga swadaya masyarakat
(LSM).
Berdasarkan hasil pelibatan masyarakat melalui Kegiatan
Konsultasi Publik dalam proses penyampaian dan penjelasan
informasi rencana kegiatan dan menampung saran, masukan,
dan tanggapan masyarakat terhadap rencana dimana tidak
teridentifikasi adanya gangguan atau dimungkinkan akan terjadi
tumpang tindih dengan Rencana kegiatan Adapun komitmen
pemrakarsa dengan mempersiapkan alternatif pencegahan
dan/atau pengendalian untuk dampak penting negatif dan
semaksimal mungkin melalui pendekatan teknologi/teknis, sosial
dan kelembagaan secara lebih intensif dengan pihak
terkait/stakeholder.
KETERANGAN:
Implementasi dari Data dan informasi keempat
pertimbangan tersajikan dalam:
KETERANGAN
NO 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
berdasarkan hasil analisis terdapat perimbangan antara dampak
positif dan negatif dalam seluruh tahapan kegiatan melalui
perubahan persentase skala kualitas lingkungan diperoleh
besaran dampak (BD) sebesar -0,26 dengan interpretasi besaran
dampak negatif dan masuk kategori dampak sangat kecil,
sehingga dengan adanya perubahan kondisi kualitas
lingkungan hidup ini terevaluasi secara holistic dan
komprehensif yang dinyatakan 19 dampak penting diperlukan
upaya pengelolaan dan pemantauan.
KETERANGAN:
Implementasi berdasarkan pada beberapa hal tersebut,
diharapkan adanya rencana usaha/kegiatan ini tidak akan
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan yang
ada, data dan informasi tersajikan dalam Penjelasan dan
uraian analisis perimbangan dampak penting tertuang pada BAB
VII SUB
BAB 7.1 (Hal. VII-6)
HALAMAN DIKOSONGKAN