Anda di halaman 1dari 20

Wanda dan lainnya

TRICKLING FILTER

DEFINISI
Menurut United States Environmental Protection Agency
(US EPA), Trickling Filter adalah salah satu sistem
pengolahan aerobic yang memanfaatkan pertumbuhan
mikroorganisme yang berada pada lapisan Biofilm yang
melekat (attached) di permukaan medium untuk
menghilangkan bahan organik dari air limbah.
Proses pengolahan air limbah dengan sistem Trickling
Filter pada dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur
aktif, di mana mikroorganisme berkembang-biak dan
menempel pada permukaan media penyangga.

Sistem Pengolahan Dengan Proses Aerobic

Unit Unit Pada Trickling Filter


MEDIA FILTER UKURAN MEDIA :
Ukuran diameter 25 10 mm
Kedalaman : 0,9 2,5 m ( tipikal = 1,8 m )
FUNGSI MEDIA :
SEBAGAI TEMPAT MENEMPEL / MELEKAT / TUMBUH LAPISAN
BIOFILM
KRITERIA MEDIA FILTER IDEAL :
Luas permukaan / unit volume = tinggi
Murah
Ketahanan tinggi
Porositas cukup tinggi minimaliasi clogging
Resirkulasi Udara ok..!
Tipikal Media : Plastik ; Batu

Proses Pengolahan Air Limbah Dengan


Sistem Trickling Filter

Penjelasan Pengolahan Air Limbah Dengan


Sistem Trickling Filter
Pertama, air limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan
awal untuk mengendapkan padatan tersuspensi (suspended
solids), selanjutnya air limbah dialirkan ke bak trickling
filter yang berputar. Dengan cara ini maka terdapat zona
basah dan kering secara bergantian sehingga terjadi
transfer oksigen ke dalam air limbah. Pada saat kontak
dengan media trickling filter, air limbah akan kontak
dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan
media, dan mikroorganisme inilah yang akan menguraikan
senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.

Lanjutan
Air limbah yang masuk ke dalam bak trickling filter
selanjutnya akan keluar melalui pipa under-drain yang
ada di dasar bak dan keluar melalui saluran efluen. Dari
saluran efluen dialirkan ke bak pengendapan akhir dan
air limpasan dari bak pengendapan akhir adalah
merupakan air olahan.
Lumpur yang mengendap di dalam bak pengendapan
akhir selanjutnya disirkulasikan ke inlet bak
pengendapan awal. Berikut gambarnya.

Penampang Bak Trickling Filter

Tipe Trickling Filter


Berdasarkan beban hidrolik & beban organiknya,
Trickling filter dapat dibedakan menjadi :
Trickling filter high rate
Trickling filter medium rate
Trickling filter low rate
Trickling filter super rate (roughing filter)
Pada umumnya digunakan tipe low rate dan
High rate

Trickling filter low rate


Tipe ini biasanya digunakan untuk beban kurang
dari 25 lb BOD5/1000cu ft.day atau sekitar 40Kg
BOD5/100m3.hari. Sistem ini memiliki lebih
sedikit masalah disbanding tipe lainnya karena
loading rate yang lebih rendah. Tipe ini
menggunakan kerikil dengan ketebalan dari 0,9m
2,4m (3-8ft) dan tingkat efisiensi
pengolahannya sebesar 50%-80%.

Trickling filter high rate


Tipe high rate dirancang mampu memuat beban
organik dengan kapasitas maksimum dengan
total beban BOD5 mulai dari 64 -160 kg BOD5 /
100m3.hari dan efisiensi 80%-90%.

Kriteria Desaign

Effisiensi Removal Unit Pengolahan


Trickling Filter

Removal BOD5

Keuntungan :
Tidak terganggu adanya beban hidrolik dan organik.
Mempunyai efisiensi pengolahan 60-80 %.
Tidak memerlukan lahan yang luas.
Kebutuhan oksigen tidak terlalu besar.
Kerugian :
Kemungkinan timbulnya lalat (serangga).
Efluen berbau.
Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya.
Memerlukan pengolahan lumpur yang lengkap.
Kehilangan tekanan cukup besar antara 1,8-3,6 atm.

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Efisiensi


Trickling Filter
a.Jenis Media
Bahan untuk media Trickling Filter harus kuat, keras dan tahan tekanan, tahan
lama, tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per nit volume
yang tinggi. Bahan-bahan yang biasa digunakan adalah batu kali, krikil,
antrasit, batu bara, dan sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media
plastik yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan panas yang
tinggi
b. Diameter Media
Diameter media Trickling Filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya
dihindari penggunaan media dengan diameter terlalu kecil karena akan
memperbesar kemungkinan penyumbatan. Makin luas permukaan media maka
semakin banyak pula mikroorganisme yang hidup di atasnya.

c. Ketebalan Susunan media


Ketebalan meda Trickling Filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter.
Makin tinggi ketebalan media maka maka makin besar pula total luas
permukaan yang ditumbuhi mikroorganisme sehingga makin banyak pula
mikroorganisme yang tumbuh menempel diatasnya.

d. lama Waktu Tinggal Trickling Filter


Diperlukan lama waktu tinggal yang disebut waktu pengkondisian atau
pendewasaan agar mikroorganisme yang tumbuh diatasa permukaan media
telah tumbuh cukup memadai untuk terselenggaranya proses yang diharapkan.
Masa pendewaas biasa berkisar 2-6 minggu. Lama waktu tinggal ni
dimaksudkan agar mikroorganisme dapat menguraikan bahan-bahan organik
dan tumbuh dipermukaan media Trickling Filter membentuk lapisan Biofilm
atau lapisan berlendir.

d. PH
Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri dipngaruhi oleh nilai PH.
Agar pertumbuhan baik diusahakan agar PH mendekati keadaan netral. Nilai
PH antara 4-9,5 dengan nilai PH yang optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan
yang sesuai.
e. Suhu
Suhu yang baik untuk Mikroorganisme adalah 25-37 Derajat Celcius. Selain
itu suhu juga mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis.
Bahkan efisiensi dari Trickling Filter sangat dipengaruhi oleh suhu.
f. Aerasi
Agar Aerasi berlangsung dengan baik media Trickling Filter harus disusun
sedemikian rupa sehingga memungkinkan masuknya udara kedalam sistem
Trickling Filter tersebut. Ketersediaan udara, dalam hal ini adalah Oksigen
sangat berpengaruh terhadap proses penguraian oleh mikroorganisme.

Permasalahan pada Trickling Filter


Masalah yang sering timbul pada pengoperasian trickling filter
adalah sering timbul lalat dan bau yang berasal dari reaktor.
Sering terjadi pengelupasan lapisan biofilm dalam jumlah yang
besar. Pengelupasan lapisan biofilm ini disebabkan karena
perubahan beban hidrolik atau beban organik secara mendadak
sehingga lapisan biofilm bagian dalam kurang oksigen dan
suasana berubah menjadi asam karena menerima beban asam
organik sehingga daya adhesiv dari biofilm berkurang sehingga
terjadi pengelupasan. Cara mengatasi gangguan tersebut yakni
dengan cara menurunkan debit air limbah yang masuk ke dalam
reaktor atau dengan cara melakukan aerasi di dalam bak
ekualisasi untuk menaikkan kensentrasi oksigen terlarut.

Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai