Anda di halaman 1dari 12

BANJIR DI KABUPATEN KAMPAR

1. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering)
karena volume air yang meningkat. Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah
banjir, tidak terkecuali di negara-negara yang telah maju sekalipun.
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak
dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air
di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian
dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam
siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi 
dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Aliran Permukaan = Curah Hujan – (Resapan ke dalam tanah + Penguapan ke udara)
Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan Bumi, bergerak
menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini di mulai di daerah
yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau perbukitan, dan
berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut.
Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah hulu, tengah
dan hilir.
1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau perbukitan. Lembah sungai
sempit dan potongan melintangnya berbentuk huruf “V”. Di dalam alur sungai banyak
batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan tebing, dan aliran air sungai
mengalir di sela-sela batu-batu tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai
sangat tinggi. Terjadi erosi pada arah vertikal yang dominan oleh aliran air sungai.
2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung atau
kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk huruf “U”.
Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi batuan induk.
Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang
berukuran butir kasar. Bila debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi
endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai dan
keluar dari alur sungai.
3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan bisa sangat
lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah dibandingkan lebar alur. Alur
sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf “S” yang dikenal sebagai “meander”. Di
kiri dan kanan  alur terdapat dataran yang secara teratur akan tergenang oleh air
sungai yang meluap, sehingga dikenal sebagai “dataran banjir”. Di segmen ini terjadi
pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada saat banjir yang menghasilkan
dataran banjir. Terjadi erosi horizontal yang mengerosi endapan sungai itu sendiri
yang diendapkan sebelumnya.
Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat dikatakan bahwa :
1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai. Dengan
banjir, sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen sangat banyak, maka
pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan muara sungai yang dikenal sebagai
“delta sungai.”
2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan melanda dataran
di kiri dan kanan aliran sungai. Di daerah tengah, banjir hanya terjadi di dalam alur
sungai.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi
ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai,
ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.

2. Permasalahan Banjir di Kabupaten Kampar

Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang setiap tahun
selalu mengalami bencana banjir. Kondisi banjir yang meluas dan volume yang sangat besar
membuat banyak pihak yang mengatakan banjir pada tahun 2016 merupakan banjir yang
paling parah sejak tahun 1978. Kondisi kabupaten Kampar sangat parah, yang tampak hanya
rumah-rumah yang terendam oleh banjir. Juga tebing sungai yang longsor dihantam terjangan
air yang datang seperti air bah, menghanyutkan apa saja termasuk kerambah-kerambah ikan
milik petani. Hampir semua kecamatan terkena banjir. Banjir merendam hingga 15
Kecamatan, di antaranya ada delapan kecamatan antara lain Kecamatan Tambang, Kampar
Utara, Kampar Timur, Kampar, Bangkinang, Bangkinang Kota, Salo, Kuok, dan Rumbio
Jaya.
Awalnya banjir terjadi di bagian hulu waduk PLTA Kotopanjang yang merendam
ratusan rumah di beberapa desa di Kecamatan Koto Kampar Hulu di antaranya yang terparah
di Desa Tabing dan Tanjung. Tingginya curah hujan juga berakibat banjir di provinsi
tetangga, Sumatera Barat. Lalu jalan nasional di Pangkalan, kabupaten Limapuluh Kota
lumpuh total berjam-jam akibat terendam banjir. Tak lama setelah itu, banjir mulai
menggenangi kecamatan Kuok, terus ke hilir di Kecamatan Salo, Bangkinang Kota,
Bangkinang, Kampar, Kampar Utara, Rumbio Jaya, Kampar Timur, Tambang, dan Siak
Hulu.
Puluhan ribu jiwa yang tersebar delapan Kecamatan harus bergumul dengan air banjir
luapan Sungai Kampar yang sudah seperti lautan luas. Badan Penanggulangan Bencana 
Daerah (BPBD) Kampar dan Provinsi Riau, Dinas Sosial Kabupaten Kampar dan Provinsi
Riau, jajaran Kodim 0313/KPR dan Batalyon 132/BS Salo dan jajaran Polres Kampar
melalukan evakuasi terhadap korban banjir yang masih menempati rumah mereka.
Bahkan Bupati Kampar H Jefry Noer SH juga tak menampik sebutan itu karena dia juga
melihat wilayah yang terdampak banjir sangat luas. Ditemui di sela-sela kesibukannya
memimpin penyaluran bantuan Jefry mengatakan kondisi di Kampar saat ini tanggap darurat
banjir. Oleh karena itulah, sangat tepat bila seluruh lini terlibat untuk membantu masyarakat,
seperti dari Provinsi Riau bahkan diharapkan juga dari pemerintah pusat.  Banjir bukan hanya
merendam pemukiman penduduk, tetapi juga meluluhlantakkan perkebunan, pertanian.
’’Ini banjirnya luar biasa, biasanya di Kampar merendam hingga 15 Kecamatan di Kampar.
Sekarang baru awalnya saja sudah delapan kecamatan”, terang Jefry.

3. Penyebab Banjir di Kabupaten Kampar

Penyebab banjir biasanya dikarenakan adanya curah hujan yang tinggi, permukan tanah
yang lebih rendah dibandingkan permukaan laut, pemukiman yang membangun pada dataran
sepanjang sungai atau kali, adanya sampah sehingga aliran sungai tidak lancar.
Di saat sekarang ini masyarakat sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan hidup
tempat mereka tinggal. Hal ini telihat dari semakin sedikitnya masyarakat yang peduli
terhadap kelestarian lingkungan. Banyak masyarakat yang masih membuang sampah
sembarangan  juga menggundulkan hutan. Merusak lingkungan atau mengeksploitasi
lingkungan secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya banjir. Apalagi masyarakat
Kabupaten Kampar yang banyak membuat lahan sawit sebagai penghasilan utama mereka,
sehingga mereka menebang hutan yang dapat membuat banjir.
Penyebab utama banjir di Kabupaten Kampar memang berasal dari curah hujan yang
tinggi yang dapat mempengaruhi terjadinya banjir, Jika hujan besar turun terus menerus tentu
air tidak akan langsung masuk ke saluran pembuangan air, melainkan air yang turun akan
menjadi genangan. Dan genangan air tersebut lama-lama akan semakin menumpuk dan
menjadi banjir, juga tentunya akan merusak aspal dan jalanan yang terkikis oleh air terlalu
lama.  Tetapi semua itu tergantung dengan penampungan dan drainase di lokasi tersebut, jika
drainase dan penampungan air tidak tidak lancar berarti penampungan tersebut tidak dirawat
secara teratur sehingga membuat air hujan tersumbat tidak lancar dan akan menjadi
penumpukan dan genangan besar yang jadi penyebab banjir. Tetapi, ternyata waduk air
PLTA Kotopanjang tidak dapat menampung debit air, sehingga dibukalah pintu drainase dan
menyebabkan air meluap ke hilir sungai Kampar dan mengakibatkan banjir.

Penyebab lainnya juga dapat karena air sungai yang meluap, karena tidak lancar saluran
pembuangan air sehingga menyebabkan air sungai tidak mengalir dengan baik dan menjadi
meluap keluar. Saluran air tidak lancar karena saluran tersebut tersumbat oleh sampah-
sampah, sehingga bila curah hujan cukup tinggi dan dalam jangka waktu yang lama,
seringkali menyebabkan banjir akibat luapan air sungai akibat ke tidak pedulian masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan.
Penebangan hutan secara liar tanpa memikirkan dampak akibat kerusakan hutan dapat
menyebabkan banjir. Hutan pada dasarnya berfungsi sebagai daerah resapan air, menyimpan
air hujan kemudian mengalirkan kepada manusia melalui bentuk air tanah. Bila hutan terus
ditebangi secara liar akan menimbulkan banjir bagi kawasan daerah tersebut, dengan banjir
yang terus terjadi dengan skala besar maka ada kemungkin menyebabkan tanah longsor.
Jadi sudah seharusnya semua orang menjaga lingkungan agar tidak menghadirkan
bencana bagi banyak orang dan diri sendiri tentunya. Memulai dari hal kecil yang paling
sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan lingkungan tempat
tinggal, dengan melakukan hal-hal tersebut sudah cukup membantu lingkungan agar tidak
terjadi banjir, menjauhkan diri dari musibah dan tetap menjaga kesehatan dari penyakit.

4. Dampak Banjir di Kabupaten Kampar


Seperti yang telah kita ketahui, setiap tahun Kabupaten Kampar selalu dilanda banjir.
Hal tersebut tentunya berdampak bagi masyarakat dan daerah itu sendiri, seperti:
1. Rusaknya jalan raya
Kabupaten Kampar merupakan penghubung antara Riau dengan Sumatera Barat.
Setelah terjadinya banjir, jalan-jalan raya tersebut rusak bahkan ada yang hancur akibat
derasnya arus banjir yang mengalir. Seperti di Kecamatan Siak Hulu dan beberapa
kecamatan lainnya.

2. Longsor
Longsor terjadi pada sepanjang jalan yang memiliki tebing seperti pada jalan raya
Riau-Sumbar. Hal ini diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan debit air yang besar.

3. Rusaknya lahan pertanian dan perkebunan warga


Banyak kebun karet dan kebun sawit yang terendam banjir. Akibatnya, produksinya
menurun sehingga menimbulkan kerugian bagi para petani di Kabupaten Kampar.

4. Rusaknya lahan pembudidayaan perikanan


Ratusan keramba ikan milik masyarakat sepanjang aliran Sungai Kampar hanyut akibat
derasnya arus sungai itu ditambah lagi pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang saat
banjir kemarin. Dari data yang diperoleh pihaknya ada 283 unit keramba dan 83 unit
kolam ikan yang ada di sembilan kecamatan pecah dan hanyut terbawa banjir. Menurut
data pihaknya Kampar adalah salah satu daerah utama penghasil ikan keramba dengan
produksi 2015 mencapai 89.096 ton. Tetapi akibat banjir yang terjadi saat ini, produksi
ikan keramba pada 2016 diprediksi menurun dari tahun lalu.

5. Penanganan dan Pencegahan Banjir di Kabupaten Kampar


1. Penanganan
Ada dua jenis banjir, yakni banjir daerah hulu dan banjir daerah hilir. Banjir di
Kabupaten Kampar tahun 2016 merupakan banjir di daerah hilir karena merupakan
kiriman dari Provinsi Sumatera Barat ditambah lagi dengan curah hujan yang cukup tinggi
di Kampar itu sendiri.
Bencana banjir yang terjadi di berbagai desa di sejumlah kecamatan yang berada di
pinggiran Sungai Kampar membuat Pemerintah Kabupaten Kampar terlihat  kewalahan
dalam menangani bencana yang terjadi, akibatnya banyak warga yang harusnya dievakuasi
tidak berhasil dievakuasi. Hal itu dikatakan anggota DPRD Kampar Agus Candra kepada
wartawan disela-sela kunjungan Komandan Korem 031 Wirabima Brigjen Nurendi, M.Si
di Bangkinang. Ia mengungkapkan, penanganan bencana yang dilakukan Pemkab Kampar
dinilai lamban. Selain itu perlengkapan yang dimiliki Pemkab sangat terbatas.  Agus juga
menilai, manajemen penanganan bencana juga perlu diperbaiki. Banyak sekali warga yang
belum berhasil dievakuasi karena terbatasnya perahu karet dan bermotor. Menurutnya,
belasan ribu masyarakat Kampar yang terkena dampak banjir juga membutuhkan uluran
tangan pihak lain berupa logistik. Dia menambahkan, perlu keterlibatan pemerintah pusat
maupun provinsi dalam melakukan penanganan banjir yang cukup besar ini. "Pemda tak
akan selesai kalau dia saja yang bergerak. Terlalu luas bentangan Sungai Kampar ini.
Maka tak akan maksimal kalau Pemda sendiri. Butuh perjuangan seluruh pihak," ulas
Agus. "Akhirnya kita bisa meihat kelemahan dalam bencana seperti ini karena yang dapat
musibah puluhan ribu orang. Musibah ini sangat mengganggu ekonomi dan pemerintahan,
sekolah banyak yang tutup," ucap Agus. Lebih lanjut dikatakan, kondisi air sudah surut,
tapi masih menunggu kondisi di hulu PLTA. "Kita lihat juga kerugian materil cukup
banyak. Tanaman banyak yang  hilang. Negara harus hadir untuk itu untuk
keberlangsungan mereka setelah banjir. Harus ada penyelesaian setelah banjir terutama
hewan ternak dan sumber ekonomi masyarakat. Minta BPBD untuk terus bekerja optimal
dan maksimal. Segala daya upaya kekuatan kita kerahkan," katanya. Agus juga
membandingkan penanganan bencana yang dilakukan pihak TNI dengan Pemkab Kampar.
"Lihat saja Pak Yudhi (Komandan Kodim 0313 Letkol Yudhi Prasetio red) langsung ambil
alih evakuasi seluruhnya. Kita bersykur mau betindak cepat untuk rakyat," kata Agus.
Menurutnya, negara betul-betul harus hadir  dalam menanganai bencana seperti
mengevakuasi korban  banjir. "Memang harus ada keputusan politiknya  bahwa kalau
darurat bencana katakan kita darurat bencana karena seluruh sektor kehidupan terganggu,"
pungkasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Santoso melalui
Kepala Seksi Kedaruratan Muhammad Nasir, Pemkab Kampar telah berupaya langsung
memberikan bantuan makanan kepada masyarakat. BPBD juga telah mengerahkan
speedboat untuk membantu evakuasi warga korban banjir.
Dia menambahkan, 3 speed boat itu diantaranya  2 perahu karet dan 1 perhau fiber.
Kemudian juga mengerahkan 3 sped boat dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten
Kampar. Selanjutnya Kampar juga menerima bantuan perahu dari Paskhas AURI 4 unit
dan dari Korem 031 Wira Bima serta bantuan dari  Basarnas 2 unit. Bupati Kampar H
Jefry Noer juga turut membagikan bantuan makanan  dari Pemkab Kampar dan bupati
langsung mengantarkan bantuan nasi bungkus untuk para korban banjir. Selain itu BPBD
Kampar juga mendirikan Posko di Lapangan Merdeka Bangkinang. Di posko ini terdapat
tenda besar.
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kampar berjibaku mengevakuasi korban
banjir yang terjadi di Kabupaten Kampar. PMI Kampar menyiapkan tim dokter dan obat-
obatan. Sehingga, masyarakat yang memerlukan bantuan kesehatan dapat mendatangi
posko kesehatan yang disiapkan PMI Kabupaten Kampar.
Bencana banjir ini mengakibatkan 702 kepala keluarga, pembudidaya kerambah dan
kolam mengalami kerugian sebesar 14 milyar lebih dan bencana ini juga memakan satu
orang korban jiwa dari Desa Ranah. Hal tersebut dikatakan Assisten II Pemerintah Kabupaten
Kampar, H Nurbit, pada saat acara penyerahan benih ikan untuk bantuan korban banjir. Dihadiri
oleh Direktur jendral (Dirjen) Budidaya Kementrian Kelautan Perikanan (KPP) RI Slamet
Budiakto.Sementara dari Pemerintah Provinsi Riau mewakili Plt Gubernur Riau hadir Kepala
Dinas Perikanan Kelautan pemerintah provinsi Riau Tin Mastina, Perwakilan Dinas Sosial dan
Badan Penanggulangan Bencana pemprov Riau. Acara tersebut juga dihadiri langsung  oleh
masyarakat pembudidaya ikan air tawar kabupaten Kampar yang menjadi korban banjir beberapa
waktu lalu.
Slamet Subiakto pada saat memberikan pengarahannya mengatakan, kunjungannya ke
kabupaten Kampar  merupakan upaya pemerintah untuk memberikan rasa simpati dan
mengucapkan turut berduka atas musibah korban banjir yang telah dialami masyarakat
pembudidaya ikan air tawar di Kampar.

2. Pencegahan
Selama ini pedoman dasar yang dipergunakan untuk pengelolaan air, yaitu air hujan
yang jatuh ke permukaan tanah yang penting dapat dialirkan menuju saluran, parit, sungai
kecil, sungai besar dan seterusnya akhirnya ke laut. Pedoman ini harus diganti dengan
mengusahakan agar air hujan sebanyak mungkin diresapkan ke dalam tanah dan sedikit
mungkin mengalir di permukaan tanah.
Beberapa kesalahan pengelolaan di wilayah hulu yang menyebabkan banjir dan
longsor dikarenakan rendahnya kapasitas permukaan tanah menyerap air hujan. Semua ini
merupakan kontribusi dari:
1. Penggundulan, penebangan pohon, atau pembalakan liar di wilayah hutan;
2. Kesalahan pengelolaan pertanian lahan kering.
3. Tidak ditanaminya daerah kawasan selebar sedikitnya 100 meter kanan-kiri sepanjang
sungai (besar) dengan pohon-pohonan sebagai kawasan hijau.
3. Di daerah perbatasan antara wilayah hulu dan hilir, konversi lahan pertanian menjadi
kawasan pemukiman, perdagangan, industri, infrastruktur jalan, fasilitas umum, dan
lain sebagainya yang menyebabkan kapasitas resapan area menjadi jauh berkurang.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah bencana banjir yang melanda
Kabupaten Kampar yaitu:
1. Membuat Saluran Air yang Baik
Dibutuhkan adanya sistem irigasi sampai pembuangan akhir yang jelas. Jangan sampai
akhir saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga
airnya akan meluber. Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari
tumpukan sampah berfungsi menerima limpahan genangan air dari areal perumahan yang over
load karena hujan, saluran air ini nantinya akan bermuara ke sungai besar di sekitar daerah
tersebut.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Kampar sedang menggalakkan program pembangunan
yakni pembuatan parit-parit besar di hampir seluruh Kecamatan. Hal ini bertujuan agar air dapat
mengalir ke arah yang lebih jelas sehingga dapat mengurangi air yang menggenang.
2. Membuang Sampah pada Tempatnya
Dibutuhkan kedisiplinan warga Kabupaten Kampar untuk membuang sampah di tempat
sampah dan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolahan sampah di tempat
pembuangan akhir sampah juga sangat diperlukan, karena apabila sampah dibuang secara
sembarangan dan terkena hujan deras, maka sampah tersebut akan mengikuti aliran air sampai
sungai. Ini juga akan menjadi penyebab banjir.
Pengelolahan sampat yang tepat bisa membantu mencegah banjir. Tentu saja harus ada
pemilahan dan pengelolahan yang tepat. Misalnya, dibedakan antara sampah organik dan
sampak anorganik. Sampah organik seperti potongan sayuran, sisa makanan yang dapat
dijadikan sebagai pupuk kompos. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang seperti sampah
plastik, kaleng, dan kertas.
Saat ini pemerintah juga memberikan bantuan berupa tong sampah pada tiap-tiap sekolah
yang ada di Kabupaten Kampar. Hal ini bertujuan untuk membiasakan anak-anak sekolah untuk
membuang sampah pada tempatnya. Tentunya tidak hanya sekolah, masyarakat pun juga harus
membiasakan agar membuang sampah pada tempatnya.

3. Program Penanaman Seribu Pohon


Program ini diadakan oleh pemerintah Kabupaten Kampar di beberapa Kecamatan.
Penamanan dilakukan langsung oleh pemerintah termasuk Bupati Kampar sendiri beserta
masyarakat. Hal ini bertujuan agar pohon-pohon yang ditanam kelak akan menjadi pencegah
banjir.

4. Pelestarian Hutan Adat


Pemerintah mulai melakukan pelestarian hutan terutama pada hutan-hutan adat. Contohnya
adalah hutan adat larangan di Kecamatan Kampar. Hal ini tentunya juga berguna sebagai
pencegah banjir. Karena hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan
menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak
sebagai filter dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air
hujan pada harga 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam sejatan
kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan.
KESIMPULAN

Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering)


karena volume air yang meningkat. Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah
banjir, tidak terkecuali di negara-negara yang telah maju sekalipun.
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak
dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air
di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Banjir di Kabupaten Kampar tahun 2016 merupakan banjir terparah yang pernah terjadi
sejak tahun 1978. Penyebab utama banjir di Kabupaten Kampar memang berasal dari curah
hujan yang tinggi yang dapat mempengaruhi terjadinya banjir. Tingginya curah hujan juga
berakibat banjir di provinsi tetangga, Sumatera Barat. Lalu jalan nasional di Pangkalan,
kabupaten Limapuluh Kota lumpuh total berjam-jam akibat terendam banjir. Tak lama
setelah itu, banjir mulai menggenangi kecamatan Kuok, terus ke hilir di Kecamatan Salo,
Bangkinang Kota, Bangkinang, Kampar, Kampar Utara, Rumbio Jaya, Kampar Timur,
Tambang, dan Siak Hulu. Dampak yang ditimbulkan, yaitu:
1. Rusaknya jalan raya
2. Longsor
3. Rusaknya lahan pertanian dan perkebunan warga
4. Rusaknya lahan pembudidayaan perikanan.
Penanganan yang dilakukan pemerintah antara lain mengevakuasi korban banjir,
mendirikan posko-posko kesehatan, dan memberikan bantuan ekonomi. Pencegahan
dilakukan dengan membuat saluran air, program penanaman seribu pohon, membuang
sampah pada tempatnya, dan pelestarian hutan adat.
Sebenarnya masih banyak yang dapat kita lakukan untuk mencegah bencana banjir,
tidak hanya di Kabupaten Kampar tapi dimananpun kita berada. Marilah kita lestarikan alam,
sayangi alam, agar kelak generasi kita bisa menikmati bumi ini layaknya kita menikmati
sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

http://riaupos.co/98448-berita-legislator-riau-sebut-ini-penyebab-banjir-di-kabupaten-
kampar.html#ixzz49MdjsOkD

http://riaupos.co/100540-berita-banjir-kampar-paling-parah-sejak-1978.html#ixzz49MetrgyH

http://m.riaupos.co/21376-berita-ribuan-rumah-terendam-di-kampar.html#.UmkrYfmmio0

http://www.oborriau.com/berita-pemkab-kampar-dinilai-belum-siap-hadapi-bencana-
banjir.html

http://m.transriau.com/read-3197-2016-02-15-pemkab-kampar-laporkan-kondisi-banjir-ke-
mensos.html#sthash.JZ0iNVcw.dpbs

Anda mungkin juga menyukai