Dosen Pembimbing:
Sejati, SKM, M.Kes . I
Fig
s
Venu
Kelompok 1
Alzukri Maiwisra (201210521)
Annisa Gustiani. Y (201210524) “Ilmu Budaya
Febri Wulandari (201210528) Sehat”
Iqbal Putra Pradana (201210531)
Lidia Putri Zamra (201210534)
Mutiara Ayunda (201210537)
Ragil Rahma (201210543)
Rahmat Hidayat (201210546)
Rani Febrian (201210549)
Reza Aviola (201210552)
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Air
Menurut UU RI NO 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air,
disebutkan bahwa air adalah semua air yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
Dalam rangka menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air
yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat,
sumber daya air perlu dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial,
lingkungan hidup, dan ekonomi secara selaras untuk mewujudkan
sinergi dan keterpaduan antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi
guna memenuhi kebutuhan terhadap ketersediaan air.
Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang
dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga,
industri, penggelontoran kota (PERPAMSI, 1994)
serta menjadi prioritas kebutuhan air domestik,
industri, pelayanan umum dan kebutuhan air
untuk mengganti kebocoran (Moegijantoro, 1996)
dan untuk keperluan sehari-hari. Konsumsi air
bersih dipengaruhi oleh beberapa faktor (Hall &
James, 2001).
Menurut PU, bahwasanya kebutuhan air
bersih pada orang sekitar 60 liter/per hari.
Namun angka tersebut hanya kisaran
untuk setiap individu pada semua
kalangan. Sedangkan menurut PU
dijelaskan bahwasanya besar dari
penggunaan air ada faktor tertentu, yaitu:
Kebutuhan air dapat digolongkan menjadi ● Pola hidup yang meningkat.
tiga macam, yaitu kebutuhan air untuk rumah ● Kebiasaan masyarakat yang ada di
tangga (domestik), industri dan pertanian. daerah tersebut.
● faktor harga air yang kadang tidak
Penggunaan air bersih yang paling menonjol
menentu.
adalah untuk rumah tangga karena kebutuhan ● Keadaan ekonomi masyarakat.
sehari hari seperti memasak, mencuci, mandi, ● Teknis ketersediaan air yang ada,
menyiram tanaman dilakukan hampir setiap mulai dari fasilitas pembuangan
hari. limbah yang mempengaruhi kualitas
dari air bersih. Dan kemudahan dan
mendapatkannya.
● Teknis dalam ketersediaan fasilitas air.
● Jumlah Penduduk
Adapun faktor – faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi
kebutuhan penggunaan air menurut Alif Noor Anna (2000), yaitu :
1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian akan mempengaruhi jumlah konsumsi air. Pekerjaan
berpengaruh terhadap cara pandang dan kebiasaan hidup seseorang.
Kebiasan hidup bersih akan diikuti dengan konsumsi air yang semakin
meningkat.
2. Pendapatan
Pendapatan semakin tinggi maka jumlah konsumsi air semakin meningkat.
Pendapatan mempengaruhi kegiatan rumah tangga. Pendapatan semakin
tinggi maka kegiatan rumah tangga akan semakin bervariasi.
Bervariasinya kegiatan tersebut akan mempengaruhi jumlah konsumsi air.
3. Pendidikan
Pendidikan akan mempengaruhi kebiasaan hidup. Seseorang yang
berpendidikan akan membawa dirinya pada kebiasaan – kebiasaan yang
baik, misalnya dalam hal kesehatan dan kebersihan. Tingkat pendidikan
akan mempengaruhi penggunaan air, semakin tinggi pendidikan maka
Fig. VI
B.Jumlah Kebutuhan Air Penduduk Yang Fig. V
II
Akan Datang
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan air untuk memenuhi
sarana dan prasarana desa, seperti sekolah, masjid, musholla, perkantoran, puskesmas dan peternakan.
Namun untuk kategori desa Ditjen Cipta Karya sudah merumuskan besarannya yaitu sebesar 15% sampai
dengan 30% dari kebutuhan domestik. Untuk memastikan besaran seperti yang ditetapkan Ditjen Cipta
Karya perlu dilakukan kajian terhadap faktor perkembangan jumlah fasilitas tersebut untuk mengetahui
besaran kebutuhan non domestik.
Fig. VI
II
3. Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan
dengan air yang dikonsumsi. Kehilangan air fisik/teknis maksimal
20%, dengan komponen utama penyebab kehilangan atau
kebocoran air yaitu kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk,
kebocoran dan luapan pada tangki reservoir, kebocoran pada pipa
dinas hingga meter pelanggan (Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 2000).
4. Kebutuhan maksimum
Yaitu dalam periode satu minggu, bulan atau tahun terdapat hari-
hari tertentu dimana pemakaian airnya maksimum. Keadaan ini
dicapai karena adanya pengaruh musim. Pada saat pemakaian
demikian disebut pemakaian hari maksimum. Kebutuhan air
produksi direncanakan sama dengan kebutuhan maksimum.
Besarnya kebutuhan air maksimum (Q max) = F max x Q rata-
rata, dengan faktor F max = 1,1 (Ditjen Cipta Karya Dinas PU,
2000).
Fig. VI
THANKS!
Fig. V
II