Anda di halaman 1dari 78

GETARAN

Senin, 6 Maret 2017


KELOMPOK 2
Suparwan (21080113120015) Annisa Sekar Sari (21080113140067)
Effine Lourrinx (21080112140022) Hana Syakira (21080116130085)
Rafli Permana P. (21080116130049) Muhammad Rizaldi (21080116140055)
Aldiansyah R. (21080116120029) Elizabeth Krisnanda M. (21080116130059)
Afrilia Widiastuti (21080116130041) Adhe Yulia N. (21080116140063)
Anggita Kusuma W. (21080116120034) Bimo Priambodo (21080116130090)
Aaisyah Deftiani F. (21080116120027) Tengku Mahmud Aria L. (21080116140095)
Masni Friska S. (21080116120022) Ajeng Lakshita P. (21080116140101)
Deby A.B Sintia (21080116120014) Octora Andra (21080116140107)
Ratna Kustanti (21080116120003) Santika Budi H. (21080116130069)
Anisatul Akhadiyyah (21080116130050) Aisyah Bahrani (21080116140074)
Shifitria Ratna A. (21080116130080)
Definisi Getaran
Getaran adalah peristiwa gerak bolak balik
secara teratur suatu benda melalui satu titik
seimbang.
Contoh sederhana getaran adalah gerakan pegas yang
diberikan beban, misalnya pemanfaatan pegas untuk
menjadi ayunan anak.
Jenis-jenis Getaran
Umumnya dikenal dua macam jenis getaran berdasarkan proses
terjadinya getaran, yakni :
Getaran Bebas yaitu getaran suatu sistem tanpa adanya
gaya dari luar yang memaksa terjadinya getaran,
melainkan karena adanya keadaan awal yang diberikan
sehingga sistem tersebut bergetar. Misalkan seperti
Bandul yang ditarik lalu dilepaskan dan dibiarkan
menghasilkan getaran sampai pergerakan bandul
tersebut berhenti.

Getaran Paksa adalah getaran yang terjadi karena


adanya gaya luar yang bekerja pada suatu sistem
sehingga sistem tersebut bergetar. Misalkan seperti
getaran rumah yang roboh ketika gempa.
Alat Pengukur Getaran
Vibration meter
Vibration analyzer
Shock Pulse Meter
Osiloskop
Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut
bergantung pada kemampuan dari instrumen itu
terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan
persyaratan personal yang menggunakannya.
Vibration Meter
Vibration meter berbentuk kecil, ringan, dioperasikan dengan baterai,
serta dapat mengambil data getaran pada suatu mesin dengan cepat.
Pada umumnya, Vibration meter terdiri dari sebuah probe, kabel, dan
meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi
dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang akan
diukur.
Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level
getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran
tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah. Pada umumnya alat ini
digunakan untuk memonitor "trend getaran" dari suatu mesin. Jika
trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level
getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut
dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.
Vibration Analyzer
Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitudo dan
frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah
mesin mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran yang
ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai
dengan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut. Alat ini
biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo
getaran yang biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala.
Alat ini juga memberikan informasi mengenai data spektrum dari
getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo terhadap frekuensinya,
data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu mesin.
Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan
seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi.
Shock Pulse Meter
Shock pulse meter adalah alat khusus untuk memonitoring
kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan
metode analisa getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari
shock pulse meter ini adalah mengukur gelombang kejut akibat
terjadi gaya impact pada suatu benda, intensitas gelombang
kejut itulah yang mengindikasikan besarnya kerusakan dari
bearing tersebut.
Pads sistem SPM ini biasanya memakai tranduser piezo-electric
yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai
frekwensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan menggunakan probe
tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh getaran
terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi.
Shock Pulse Meter
Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting
karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser
melalui dinding dari rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa
berkurang karena terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal
tersebut. Beberapa prinsip yang secara umum bisa dipakai sebagai
acuan dalam menentukan titik ukur adalah
1. Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat
mungkin.
2. Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah
beban dari bearing.
3. Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara
bearing dengan rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada
rumah bearing digunakan cover sebagai sistem mekanis kedua,
maka titik ukur tidak boleh diambil pada posisi ini.
Osciloskop
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna
untuk melengkapi data getaran yang akan dianalisa.
Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah
informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran
suatu mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat
diidentifikasi dengan melihat bentuk gelombang
getaran yang dihasilkan, sebagai contoh, kerusakan
akibat unbalance atau misalignment akan
menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu
juga apabila terjadi kelonggaran mekanis (mechanical
looseness), oil whirl atau kerusakan pada anti friction
bearing dapat menghasilkan gelombang dengan
bentuk-bentuk tertentu.
Osciloskop
Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu :
untuk mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non-
contact (proximitor). Data ini dapat memberikan informasi
pada kita mengenai posisi dan getaran shaft relatif terhadap
rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesin-mesin
yang besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan
luncur)
Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop (yang
memberikan fasilitas pembacaan vertikal maupun horizontal),
dan minimal dua tranduser non-contact pada posisi vertikal
dan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu
mesin ditinjau dari bentuk "orbit"nya.
Teknik Pengukuran Getaran
Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal
diambil pada bearing dari mesin tersebut. Tranduser
sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan
bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran
dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah
merupakan hasil reaksi gaya dari mesin tersebut.
Terdapat tiga arah pengukuran yang sangat penting yaitu
horizontal, vertikal, dan axial.
Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah
radial. Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi
sumbu tranduser terhadap sumbu putaran dari shaft mesin.
Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu
getaran.
Macam-Macam Besaran
dalam Getaran
Amplitudo
Amplitudo yakni simpangan terjauh dari titik keseimbangan.
Amplitudo bisa diartikan ialah jarak paling jauh dari titik
keseimbangan saat terjadi getaran. Perhatikan kembali Gambar
pada bandul dan pegas sederhana diatas. Pada ilmu Fisika,
frekuensi disimbolkan dengan huruf A dan satuannya meter.

Pada Gambar Bandul, titik keseimbangannya adalah titik B, dan


Amplitudonya adalah BA dan BC. Karena semakin lama gerakan
bandul akan semakin kecil, sehingga titik getaran pertamalah
yang merupakan amplitudo dari bandul tersebut.

Pada Gambar Pegas, Titik keseimbangannya merupakan titik A,


dan Amplitudonya adalah adalah AB dan AC. Karena semakin
lama gerakan pegas juga akan semakin melemah, jadi getaran
pertamalah yang merupakan amplitudo dari pegas tersebut.
Frekuensi
Frekuensi Getaran adalah banyaknya jumlah getaran
yang terjadi dalam satu detik. Satuan Frekuensi
dalam Sistem Internasional adalah Hertz (Hz). Dalam
Fisika, Frekuensi disimbolkan dengan huruf f dan
Rumusnya :

=

Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu kali getaran. Satuan Periode dalam
Sistem Internasional adalah Sekon (s). Dalam Fisika,
Periode disimbolkan dengan huruf T dan
Rumusnya :

=

Hubungan Periode dan
Frekuensi
Periode merupakan kebalikan dari frekuensi
demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu hubungan
antara frekuensi dan periode dapat dituliskan :
Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28


Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
49 Tahun 1996 Tentang: Baku Tingkat Getaran
3. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup
Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 49
Tahun 1996 Tentang: Baku
Tingkat Getaran
Menetapkan :
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
HIDUP TENTANG BAKU TINGKAT GETARAN
Pasal 1
(1) Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
seimbang terhadap suatu titik acuan;
2. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
peralatan kegiatan manusia;
3. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh
peristiwa alam dan kegiatan manusia;
4. Getaran kejut adalah getaran yang berlangsung secara tibatiba dan
sesaat;
5. Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas
maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha
atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan
bangunan;
6. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Gubernur
Kepala Daerah Khusus Ibukota atau Gubernur Kepala Daerah
Istimewa.
7. Menteri adalah Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan
hidup;

Pasal 2
(1) Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut untuk kenyamanan dan
kesehatan, getaran berdasarkan dampak kerusakan, getaran berdasarkan
jenis bangunan, adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I, II, III dan
IV keputusan ini.
(2) Metoda pengukuran dan analisis tingkat getaran adalah sebagaimana
tersebut dalam Lampiran V Keputusan ini. Keputusan ini setelah
memperhatikan masukan dari instansi teknis yang bersangkutan.

Pasal 3
Menteri menetapkan baku tingkat getaran untuk usaha atau kegiatan diluar
peruntukan kawasan/lingkungan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran Keputusan ini setelah memperhatikan masukan dari instansi teknis
yang bersangkutan.

Pasal 4
(1) Gubernur dapat menetapkan baku tingkat getaran lebih ketat dari ketentuan
sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
(2) Apabila Gubernur belum menetapkan baku tingkat getaran maka berlaku
ketentuan sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
Pasal 5
(1) Apabila analisis mengenai dampak lingkungan bagi usaha atau kegiatan
mensyaratkan baku tingkat getaran lebih ketat dari ketentuan dalam
Lampiran
(2) Keputusan ini, maka untuk usaha atau kegiatan tersebut berlaku baku
tingkat getaran sebagaimana disyaratkan oleh analisis mengenai dampak
lingkungan.
Pasal 6
(1) Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib:
1. Mentaati baku tingkat getaran yang telah dipersyaratkan;
2. Memasang alat pencegahan terjadinya getaran;
3. Menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat getaran
sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Menteri,
Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak
lingkungan dan instansi teknis yang membidangi kegiatan yang
bersangkutan serta instansi lain yang dipandang perlu.
4. Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan dalam
izin yang relevan untuk mengendalikan tingkat getaran bagi setiap usaha atau
kegiatan yang bersangkutan.

Pasal 7
(1) Bagi usaha atau kegiatan yang telah beroperasi:
1. Baku tingkat getaran lebih longgar dari ketentuan dalam Keputusan
ini, wajib disesuaikan dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) tahun
terhitung sejak ditetapkan Keputusan ini.
2. Baku tingkat getaran lebih ketat dari Keputusan ini, dinyatakan tetap
berlaku.
Lampiran I
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 Tanggal 25
November 1996
1. BAKU TINGKAT GETARAN UNTUK KENYAMANAN DAN KESEHATAN

Konversi :
Percepatan = (2f)2 x simpangan
Kecepatan = 2f x simpangan
= 3,14
2. Grafik baku tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan.
Lampiran II
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49
Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996

1. BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASRKAN DAMPAK


KERUSAKAN
Keterangan :
Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B : Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada
dinding pemikul beban pada kasus khusus)
Kategori C : Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban
Kategori D : Rusak dinding pemikul beban
2. Grafik Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan
Lampiran III
Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNo. 49 Tahun
1996 Tanggal 25 November 1996
Lampiran IV
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49
Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996
Lampiran V
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 Tanggal 25
November 1996
METODA PENGUKURAN DAN ANALISIS TINGKAT GETARAN
a. Peralatan
Pedoman yang dipakai ialah:
1) Alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer)
2) Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atau vibration
analyzer)
3) Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau Narrow Band)
4) Pencatat tingkat getaran (Level atau X - Y recorder)
5) Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer)
b. Cara pengukuran
1. Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan;
a) Alat penangkap getaran dilelakkan pada lantai atau permukaan
yang bergetar, dan disambungkan ke alat ukur getaran yang
dilengkapi dengan filter.
b) Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal alat: tidak
dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat digunakan konversi besaran.
c) Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekwensi 4 - 63
Hz atau dengan sapuan oleh alat pencatat getaran.
d) Hasil pengukuran sebanyak 13 data digambarkan pada Grafik
2. Getaran untuk Keutuhan Bangunan
Cara pengukuran sama dengan pengukuran getaran untuk kenyamanan
dan kesahatan manusia, hanya besaran yang dipakai ialah kecepatan
getaran puncak (Peak velocity).
c. Cara Evaluasi
Ke-13 data yang digambarkan pada grafik Lampiran l.2 dan/atau 11.2
dibandingkan terhadap batas-batas baku tingkat getaran. Getaran
disebut
melampaui baku tingkat getaran apabila getaran pada salah satu
frekuensi
sudah melampaui nilai baku getaran yang ditetapkan.
Baku tingkat Getaran dibagi dalam 4 kelas, yaitu a, b, c, dan d dengan
batas
seperti pada Grafik ll.2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002
TENTANG BANGUNAN GEDUNG
Defnisi :
1. Struktur bangunan adalah bagian dari banguann yang direncanakan,
diperhitungkan dan dimaksudkan untuk : a) mendukung segala macam
beban (beban mati, beban hidup dan beban sementara) b) menjamin
stabilitas bangunan secara keseluruhan dengan memperhatikan
persyaratan kuat, kaku, dan andal.

Misal : struktur kerangka kaku (frame), struktur dinding pemikul (Bearing


wall)
2. Komponen srtuktur adalah bagian dari suatu struktur bangunan, yang
menjamin fungsi struktur. Misal : balok, kolom dan slab dari frame. 3. Dinding
pemikul adalah struktur bangunan berupa bidang tegak yang berfungsi
mendukung beban diatasnya seperti slab lantai tingkat atau atap. 4. Non
struktur adalah bagian dari bangunan yang tidak direncanakan atau
difungsikan untuk mendukung beban. Misal : dinding partisi, kerangka
jendela/pintu.
Pengaruh kerusakan struktur dan non-struktur :
1. Kerusakan pada struktur, dapat mambahayakan stabilitas bangunan, atau
roboh. (misalnya patok kolom bisa merobohkan bangunan). 2. Kerusakan
pada non struktur, tidak membahayakan stabilitas bangunan, tetapi bisa
membahayakan penghuni (misal: robohnya dinding partisi, tidak
merobohkan bangunan, tetapi bisa mencederai penghuni).

Derajat kerusakan srtuktur :


1. Rusak ringan adalah rusak yang tidak membahayakan stabilitas bangunan
dan dapat diperbaiki tanpa mengurangi kekuatannya. 2. Rusak sedang
adalah rusak yang dapat mengurangi kekuatan struktur untuk
mengembalikan kepada kondisi semula, harus disertai dengan tambahan
perkuatan. 3 Rusak berat adalah rusak yang membahayakan bangunan dan
dapat merobohkan bangunan
SUMBER GETARAN
Getaran bersumber dari suatu benda yang telah
diusik atau diberi suatu gaya. Yang memerhatikan
panjang gelombang, tinggi gelombang, frekuensi dan
periodenya.
Contoh getaran sehari hari :

Snar gitar

Snar gitar harus di beri gaya atau usikan dari jari agar
bisa bergetar menghasilkan bunyi.
Ayunan atau bandul
Ayunan atau bandul juga termasuk getaran karena
memiliki titik awal dan titik tertinggi. Untuk memiliki
getaran, ayunan/bandul harus diusik atau diberi gaya
agar bergerak.
Mistar plastik yang dijepit pada salah
satu ujungnya
Saat mistar dijepit disalah satu ujungnya kemudian
diberi gaya maka mistar tersebut akan bergetar
dengan kecepatan getaran/ frekuensi sesuai dengan
gaya yg diberikan.
Drum yang dipukul/snare
Suara yang dihasilkan dari snare drum ini karena
adanya gaya/usikan kepada membran dari snare
tersebut yg menimbulkan getaran pada membran
snare.
DAMPAK GETARAN
1.Hand Arm Vibration (HAV)

Pajanan getaran pada tangan secara reguler


dan sering dapat menimbulkan 2 efek
kesehatan permanen, yaitu Hand Arm
Vibration dan Carpal Tunnel Syndrome.
a. Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS)
atau white finger phenomenon adalah
istilah yang digunakan untuk
menggambarkan cidera yang terjadi
pada tangan dan lengan yang
disebabkan oleh paparan berlebihan
terhadap alat getar. Jari jemari menjadi
putih diakibatkan oleh sirkulasi darah
yang buruk yang merusak pembuluh
darah dan jaringan
b. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
menimbulkan efek rasa geli, mati
rasa, dan tangann lemah yang
bisa mengurangi kemampuan
bekerja di kondisi dingin atau
basah.

Getaran jenis ini biasanya dialami oleh tenaga kerja yang diperkerjakan
pada: Operator gergaji rantai, Tukang semprot, potong rumput, Gerinda,
Penempa palu.

Menurut buku saku K3 Sucofindo tahun 2002 efek getaran pada tangan
ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kelainan pada peredaran darah dan persyarafan (vibration white finger),
Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang.
2. Whole Body Vibration

Paparan WBV, biasanya diawali dengan sakit punggung bagian bawah dan
mengalami tidak nyaman di bagian punggung ketika perjalan.
Pada sistem syaraf, yaitu kelainan syaraf sensoris yang menimbulkan
paraestesia/ kesemutan, menurunnya sensitivitas, gangguan
membedakan (deterionity) selanjutnya atrofi. Gangguan penglihatan,
mata paling banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis. Pada frekuensi
sampai 4 Hz, mata masih dapat mengikuti getaran-getaran antara kepala
dan sasaran, sedangkan frekuensi selanjutnya mata sudah tidak dapat
mengikuti lagi.
Maka pada frekuensi tinggi,
penglihatan dapat terganggu.
Gangguan kerja oleh getaran adalah
akibat gangguan menggerakkan tangan
dan menurunnya ketajaman
penglihatan.
Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi
yang mengenai tubuh:

3 - 9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut.


6 -10 Hz : Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah,
denyut jantung, pemakaian O2
dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 g
ram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah.
10 Hz : Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot, dan tulang
akan beresonansi.
13 - 15 Hz : Tenggorokan akan mengalami resonansi.
< 20 Hz : Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi
statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak, dan kurang ada
perhatian.
Pengendalian Getaran
1) Pengendalian secara teknis
a. Menggunakan peralatan kerja yang rendah intensitasnya
(dilengkapi dengan damping/peredam).
b. Menambah/menyisipkan damping diantara tangan dan alat,
misalnya membalut pegangan alat dengan karet.
c. Memelihara/merawat peralatan dengan baik
Dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberi
pelumasan.
d. Meletakkan peralatan dengan teratur.
Alat yang diletakkan di atas meja yang tidak stabil dan kuat dapat
menimbulkan getaran di sekelilingnya.
e. Menggunakan remote control.
Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena dikendalikan
dari jauh.
2) Pengendalian secara administrative

Cara mengatur waktu kerja, misalnya:


a. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan
yang dilakukan oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada
NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya
mengenai salah seorang, tetapi bergantian, dari A, B dan
kemudian C.
ABC?ABC?ABC
b. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang
berlaku.
3) Pengendalian Secara Medis
Pada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala
setiap 5 tahun sekali. Sedangakan untuk kasus yang berlanjut,
maka interval yang diambil adalah 2-3 tahun sekali.

4) Pemakaian alat pelindung diri (APD)


Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan
menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam
getar (busa).
STUDI KASUS
HUBUNGAN PAPARAN GETARAN MEKANIS DENGAN KELELAHAN KERJA
DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI
PT. PUTRI INDAH PERTIWI DESA PULE, GEDONG, PRACIMANTORO,
WONOGIRI
TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui


hubungan paparan getaran mekanis dengan
kelelahan kerja dan gangguan kesehatan pada
tenaga kerja bagian produksi PT. Putri Indah Pertiwi
Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.
SUMBER GETARAN

Proses industriliasisasi dan modernisasi kehidupan


disertai semakin meluasnya aplikasi teknologi maju
yang antara lain jelas nampak dari kian bertambahnya
dengan cepat penggunaan beraneka ragam mesin
dan peralatan kerja mekanis yang dijalankan oleh
motor penggerak. Mesin dan peralatan kerja mekanis
tersebut menimbulkan getaran yaitu gerakan yang
teratur dari benda atau media dengan arah bolak-
balik dari kedudukan keseimbangannya.
PENGARUH GETARAN
Dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, yaitu :
1. carpal tunnel syndrome (Rusdy, 2010)
2. hand arm vibration syndrome atau kesemutan (Hidayat, 2012)
3. kelainan pada peredaran darah dan syaraf, serta kerusakan pada
persendian dan tulang berupa rasa nyeri sampai dengan mati rasa.
Dapat menyebabkan kelelahan
Getaran yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan
kelelahan mata ditandai dengan gejala penurunan ketajaman mata,
penglihatan rangkap atau kabur, sakit atau pegal di sekitar mata dan
terjadinya kesalahan atau bahkan kecelakaan kerja
SOLUSI
Bagi Perusahaan
a. Melakukan pembinaan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan dan pemberian penyuluhan kepada pekerja mengenai
pentingnya bahaya dari getaran mekanis.
b. Diharapkan perusahaan dapat mengurangi gangguan mekanis yang
menyebabkan getaran dengan cara pemberian peredam pada mesin
produksi dengan frekwensi getaran yang cukup tinggi menggunakan
damping.
c. Diharapkan agar dapat lebih mengendalikan bahaya dan upaya
penanggulangan risiko kecelakaan kerja pada pekerja. Untuk masalah
keengganan pekerja dalam menggunakan APD sebaiknya perusahaan
memberikan hadiah/reward kepada 11 pekerja yang mentaati
peraturan yang berlaku, agar tenaga kerja lebih semangat lagi untuk
mematuhi memakai APD.
d. Menyediakan alat pelindung diri yang nyaman, tidak mengganggu
gerak, dan tidak digunakan secara bergantian, khusus nya yang
berkenaan dengan getaran mekanis seperti sepatu karet/booth dan
sarung tangan karet.
Bagi Tenaga Kerja
Sebaiknya dapat lebih meningkatkan kesadaran
dalam penggunaan Alat pelindung Diri (APD) terutama
sepatu karet/bootha dan sarung tangan karet yang
telah disediakan oleh perusahaan dengan baik dan
benar selama jam kerja berlangsung.
Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian yang lebih
lanjut dengan lebih mengendalikan variabel pengacau
yang ikut berpengaruh sehingga didapatkan hasil
penelitian yang lebih baik lagi.
Contoh Soal 1
Benda bergetar selaras sederhana pada pegas
dengan tetapan gaya 120N/m. Amplitudo getaran
tersebut 40cm dengan kecepatan 8m/s. Massa
benda tersebut adalah...
Diketahui Menentukan kecepatan
V = 8m/s sudut
K = 120N/m = = =20
A = 40cm = 0,4m
Maka massa benda
tersebut
K= m m =
= =
= 0,3 kg
Contoh Soal 2
Sebuah motor besar di pabrik menyebabkan lantai
bergetar naik dan turun pada frekuensi 10Hz.
Amplitudo gerak lantai di dekat motor adalah sekitar
3,0 mm. Perkirakan percepatan maksimum dari lantai
di dekat motor
Cara Menjawab
Mengasumsikan gerak lantai sebagai GHS kasar, kita
dapat mengestimasi percepatan maksimum memakai
=

1
=
2
Latihan Soal 1
Seekor laba-laba bermassa 0,30 gram menunggu di
atas jaring yang massanya dapat diabaikan. Sebuah
gerakan kecil menyebabkan jaring itu bergetar
dengan frekuensi sekitar 15 Hz

a) Perkirakan nilai konstanta kekakuan pegas k untuk


jaring itu
b) Pada frekuensi berapa Anda harapkan jaring itu
bergetar jika serangga bermassa 0,10 gram
terjebak bersama si laba-laba?
Cara Menjawab

1
=
2
Latihan Soal 2
Sebuah benda bergetar hingga membentuk suatu gerak harmonis
dengan persamaan y = 0,04 sin 20 t dengan y adalah simpangan
dalam satuan meter, t adalah waktu dalam satuan sekon.
Tentukan beberapa besaran dari persamaan getaran harmonis
tersebut:
a) amplitudo
b) frekuensi
c) periode
d) simpangan maksimum
e) simpangan saat t = 1/60 sekon
f) simpangan saat sudut fasenya 45
g) sudut fase saat simpangannya 0,02 meter
TUGAS 1

Sebuah partikel bergetar


harmonik dengan periode
0,2 s dan amplitudo 4 cm.
Kecepatan maksimum
partikel sebesar...
TUGAS 2
Intensitas gelombang P suatu gempa yang berjalan di
permukaan Bumi dan dideteksi 100km dari
sumbernya adalah 1,0 106 /2

Berapa intensitas gelombang itu jika dideteksi 400


km dari sumbernya?
Cara Menjawab
Kita asumsikan gelombang berbentuk sferis, sehingga
intensitasnya berkurang sesuai kuadrat jarak dari
sumber

2 12
= 2
1 2
Tugas 3
Ujung seutas tali digetarkan harmonic dengan periode
0,5 s dan amplitude 6 cm. Getaran ini merambat ke
kanan sepanjang tali dengan cepat rambat 200 cm/s.
Tentukan:

a) Persamaan umum gelombang


b) Simpangan, kecepatan, dan percepatan partikel di P
yang berada 27,5 cm dari ujung tali yang digetarkan
pada saat ujung getar telah bergetar 0,2 s
c) Sudut fase dan fase partikel di P saat ujung getar telah
bergetar 0,2 s
d) Beda fase antara dua partikel sepanjang tali yang
berjarak 25 cm

Anda mungkin juga menyukai