0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), termasuk definisi, ruang lingkup, undang-undang terkait, dan penerapannya di Indonesia dan negara lain."
Dokumen tersebut membahas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), termasuk definisi, ruang lingkup, undang-undang terkait, dan penerapannya di Indonesia dan negara lain."
Dokumen tersebut membahas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), termasuk definisi, ruang lingkup, undang-undang terkait, dan penerapannya di Indonesia dan negara lain."
Keselamatan kerja Kelas : X B Oleh : 1.Nadila silvi yulanda 2.Nanda restiana 3.Ni putu cahyani candra putri 4.Niskemi fitria ramadhani 5.Nurya ramadhan SMK FARMASI CENDIKIA FARMA HUSADA Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Secara Filosofis Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. b. Secara Keilmuan Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kerja • Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) : a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan. b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi : 1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian 2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan 3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial. 4) Proses produksi 5) Karakteristik dan sifat pekerjaan 6) Teknologi dan metodologi kerja c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa. d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA Selanjutnya …
Keselamatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang No.1
tahun 1970 tentang keselamatn kerja dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3), yang berbunyi: “Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: 1.Mencegah dan mengurangi kecelakaan 2.Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3.Mencegah dan mengurangi bahaya peledak 4.Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya 5.Memberi pertolongan pada kecelakaan Sedangkan mengenai Kesehatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bagian 6 tentang Kesehatan Kerja, Pada pasal 23 yang berisi:
1.Kesehatan kerja diselenggarakan untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
2.Kesehatan kerja meliputi perlindungan
kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. 3.Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
Jadi, keselamatan dan kesehetan kerja harus
diselenggarakan dalam setiap perusahaan. Karena kecelakaan dan penyakit datang secara tidak terduga dan tanpa diharapkan. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di indonesia Dalam era keterbukaan sekarang ini masalah perlindungan tenaga kerja akan menghadapi tantangan yang semakin berat berupa derasnya arus tuntutan tentang penerapan hak dasar pekerja di tempat kerja. Untuk itu pemerintah telah mengantisipasi hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi ILO, delapan diantaranya adalah konvensi yang berkaitan dengan hak-hak dasar. Perlindungan terhadap pekerja dilakukan dengan mengarahkan pada pemenuhan hak-hak dasar yang meliputi perlindungan upah, jaminan sosial tenaga kerja, waktu kerja dan waktu istirahat, perlindungan tenaga kerja wanita, anak dan orang muda, TKI yang bekerja di luar negeri dan terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Penerapan kesehatan kerja di negara lain Berbagai materi disampaikan dalam kegiatan ini oleh narasumber dari 2 institusi Hong Kong tersebut, diantaranya potensi bahaya utama keselamatan bagi pekerja domestik, seperti membersihkan kaca jendela apartemen di ketinggian, penggunaan bahan kimia, peralatan listrik dan alat-alat pertolongan pertama pada kecelakaan. Penyuluhan kesehatan meliputi pencegahan penyakit kewanitaan, seperti kanker payudara, kanker Rahim dan penggunaan alat kontrasepsi.
Diskusi kegiatan berjalan sangat intens, dimana berbagai pertanyaan yang menjadi kekhawatiran TKI di Hong Kong disampaikan secara terbuka dan mendapat respons yang baik dari para narasumber. Para peserta umumnya memberikan apresiasi yang besar bagi pelaksanaan kegiatan ini, terbukti dari tingkat kepuasan peserta yang mencapai 100% dalam indeks yang disusun oleh KJRI Hong Kong. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan KJRI Hong Kong sejak tahun 2008 untuk memberikan pembekalan kepada TKI mengenai dua hal yang sangat penting tersebut. Di masa depan, telah dirancang suatu kerjasama menyeluruh dengan institusi keselamatan kerja di Hong Kong dalam bentuk pelatihan Training of Trainers (TOT) yang lebih intensif selama setengah hari yang bersertifikat dengan mengambil tempat di Training Centre yang dimiliki oleh Occupational Safety and Health Council of Hong Kong SAR. KESIMPULAN Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. TERIMA