Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nurul Khasanah

NRP : 1321800005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP T/A 2019/2020
MATA KULIAH / SKS : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) / 2 SKS
HARI / TANGGAL : Kamis / 29 APRIL 2021
WAKTU / SIFAT : 90 Menit / Online, CLOSE BOOK
DOSEN : IR. Rulyenzi Rasyid, MKKK.

JAWABLAH PERTANYAAN2 DIBAWAH INI DENGAN JELAS DAN RINGKAS !!


1. Jelaskan pengertian dasar, definisi , tujuan dari K3 serta dasar hukum pelaksanaan K3
di Indonesia
Jawab : Pengertian dasar K3 merupakan Suatu ilmu yang mempelajari tentang
cara/metode yang dapat menjamin agar para pekerja tetap sehat secara
fisik,mental dan sosial serta terbebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja ketika melakukan pekerjaan.
Pengertian (definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) umumnya
terbagi menjadi 3 (tiga) versi di antaranya ialah pengertian K3 menurut Filosofi,
Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007. Berikut adalah pengertian
dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :
 Pengertian (Definisi) K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.
 Pengertian (Definisi) K3 Menurut Keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan
Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.
 Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi
dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja
tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu)
di tempat kerja.
Tujuan dari K3 yaitu Mengamankan suatu kegiatan/pekerjaan mulai dari
input,proses dan output, Selain itu penerapan program K3 juga diharapkan dapat
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan manusia yang terlibat dalam
sistem kegiatan tsb dalam rangka meningkatkan kesejahteraan (well being)
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa dasar
hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987
tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
2. Beberapa literatur diantaranya dari joint committee of occupational health and
safety menyatakan bahwa sub disiplin keilmuwan occupational health and
safety adalah kesehatan kerja dan keselamatan kerja. Jelaskan cabang-cabang
keilmuwan yang berkembang dari sub disiplin keilmuwan kesehatan kerja
( occupational health) dan sub disiplin keilmuwan keselamatan kerja (safety).
Jawab : Sub disiplin keilmuwan kesehatan kerja (Occupational Health)
Sub disiplin keilmuwan kesehatan kerja (Occupational Health) merupakan posisi
keilmuan Occupational health yang berada pada lingkup pekerja dan lebih
menekankan aspek promosi terhadap kesehatan pekerja. Occupational health
berkontribusi dalam upaya perlindungan kesehatan pekerja dengan upaya-upaya
promosi kesehatan, pemantauan dan surveilan kesehatan, serta upaya peningkatan
daya tubuh dan kebugaran pekerja. Tujuan dari Occupational health, yaitu :
• Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
• Meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan melakukan promosi kesehatan
• Menjaga status kesehatan dan kebugaran pekerja pada kondisi yang optimal
Fungsi dari Occupational health, yaitu :
• Identifikasi dan assessment risiko-risiko dari health hazards di tempat kerja
• Memberikan saran, informasi, training dan edukasi tentang occupational health,
safety and hygiene, ergonomic and protective equipment
• Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan pekerja
• Berkontribusi dalam rehabilitasi
• Mengelola pertolongan pertama dan tindakan kedaruratan.

Sub disiplin keilmuwan keselamatan kerja (Safety)


Sub disiplin keilmuwan keselamatan kerja (Safety) merupakan posisi keilmuan
Safety di dalam keilmuan K3 lebih banyak berada pada aspek interaksi yang ada
dalam sistem kerja atau suatu proses. Safety menciptakan sistem kerja atau proses
kerja yang aman atau yang mempunyai potensi risiko yang rendah terhadap
terjadinya kecelakaan dan menjaga asset perusahaan dari kemungkinan terjadinya
kerugian. Tujuan dari safety, yaitu :
• Menciptakan sistem kerja yang aman mulai dari input, proses sampai out put
• Mencegah terjadinya kerugian baik moril maupun materil akibat terjadinya
accident/incident
• Melakukan pengendalian terhadap risiko yang ada di tempat kerja
Fungsi dari Safety, yaitu :
• Antisipasi, identifikasi, dan evaluasi kondisi dan praktik berbahaya
• Mengembangkan desain, metode, prosedur, dan program pengendalian bahaya
• Menerapkan, mengelola, dan memberi tahu orang lain tentang pengendalian
bahaya dan program pengendalian bahaya
3. Jelaskan beberapa pendekatan K3 berdasarkan Phylosofi, hukum, ekonomi, Hak Azasi
Manusia (HAM) dan keilmuan.
Jawab : Pendekatan k3 berdasarkan phylosofi yaitu berupaya menjamin keutuhan dan
kesempurnaan tenaga kerja dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.
Pendekatan k3 berdasarkan hukum yaitu K3 merupakan ketentuan
perundangan, K3 wajib dilaksanakan, pelanggaran terhadap K3 dapat dikenakan
sangsi pidana, pendekatan k3 berdasarkan hukum ini bertujuan untuk melindungi
tenaga kerja dan orang lain, asset dan lingkungan hidup.
Pendekatan k3 berdasarkan ekonomi yaitu mencegah kerugian dan
meningkatkan produktivitas
Pendekatan K3 berdasarkan Hak Asasi Manusia (HAM) yaitu mengurangi
kecelakaan yang menimbulkan penderitaan bagi sikorban/keluarganya, melindungi
pekerja dan masyarakat dan K3 merupakan bagian dari HAM.
Pendekatan K3 berdasarkan keilmuan yaitu Suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit, dll.

4. Jelaskan tujuan umum dan tujuan khusus K3 menurut Undang-undang no 1 tahun


1970 dan jelaskan juga pengertian “kecelakaan kerja “ menurut undang-undang
tersebut.
Jawab : Tujuan umum K3 menurt undang-undang no 1 tahun 1970 yaitu melindungi dan
menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja, menjamin
setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Dan meningkatkan
kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Tujuan Khusus menurut UU No.1 Th.1970
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam tempat kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Agar sumber ‐sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan sempurna tanpa hambatan apapun.
Kecelakaan kerja adalah kecelkaan yang terjadi di tempat kerja dan dilaporkan di
setiap kecelakaannya dengan melapor 2x 24 jam setelah kejadian kecelakaan

5. Apa yang dimaksud dengan MSDS ( Material Safety Data Sheet)? Tuliskan salah satu
contoh MSDS yang anda ketahui untuk bahan kimia berbahaya berdasarkan sifat-sifat
fisik, kimia, bahaya-bahaya akibat paparannya, cara penanganan jika terjadi insiden
dan industri penggunanya !
Jawab : Material safety data sheet (MSDS) atau dalam SK Menteri Perindustrian No 87/M-
IND/PER/9/2009 dinamakan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) adalah
lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia meliputi sifat fisika, kimia, jenis
bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, tindakkan khusus dalam keadaan
darurat.
Contoh MSDS dari Natrium Sianida
Nama Produk : Sodium sianida
Nama kimia : Sodium sianida
Rumus Kimia : NaCN
Sifat Bahan Natrium Sianida
 Keadaan fisik : padat (Granular/serpih padat)
 Bau : samar seperti bau almond. Berbau ketika kering sempurna.
Memancarkan bau hidrogen sianida saat basah.
 Berat molekul : 49,01 g / mol
 Warna : Putih
 Titik didih : 1496 ° C (2724,8 ° F)
 Titik lebur : 563 ° C (1045,4 ° F)
 Specific Gravity: 1,595 (Air = 1)
 Kepadatan uap Hidrogen sianida: 0,941
 Kelarutan: Larut dalam air dingin. Sedikit larut dalam ethanol
Identifikasi Bahaya
KONTAK KULIT
menghasilkan peradangan dan blistering. Radang kulit dicirikan oleh gatal, scaling,
memerah, atau kadang-kadang, blistering. Pemaparan kulit ulang dapat
menghasilkan kulit lokal kehancuran, atau dermatitis.
KONTAK MATA
mengakibatkan kerusakan atau kebutaan kornea. Radang mata ditandai dengan
kemerahan, berair, dan gatal-gatal.
Tindakan Penanganan
Kontak dengan kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15
menit. Air dingin dapat digunakan. Cuci pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
sampai bersih sebelum digunakan kembali. Segera mendapatkan pertolongan
medis.
Kontak dengan mata:
Dalam kasus kontak, mata segera bilas dengan banyak air, paling tidak 15 menit. Air
dingin dapat digunakan. Mendapatkan perhatian medis segera.

6. Jelaskan pengertian, dasar hukum, tujuan dan sasaran serta lima unsur-unsur pokok
dari pelaksanaan dan penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Jawab : SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Penerapan SMK3 di Indonesia diatur melalui serangkaian Undang – Undang dan
turunannya. SMK3 wajib diterapkan kepada seluruh perusahaan di Indonesia baik
itu besar maupun kecil. Dasar Hukum Penerapan SMK3 di Indonesia antara
lain:
1. Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Undang – Undang No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan kesehatan kerja
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, tujuan dari Penerapan
SMK3 ini adalah:
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh; serta
3. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Adapum lima unsur-unsur pokok dari pelaksaan dan penerpan SMK3 yaitu :
1. Penetapan Kebijakan K3;
2. Perencanaan K3;
3. Pelaksanaan Rencana K3;
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3.

7. Jelaskan pengertian near miss, hazard, insiden dan accident. Apakah kecelakan kerja
bisa dihindari ? jelaskan jawaban anda (bisa dengan Teori Loss Causation Model atau
lainnya).
Jawab : Near Miss atau Hampir Celaka merupakan istilah untuk suatu kejadian yang
nyaris terjadi kecelakaan, namun menimbulkan kerugian atau cidera atau bahkan
kematian.
Hazard merupakan suatu kondisi yang dapat menimbulkan/menyebabkan
gangguan/kegagalan proses kerja sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
Incident merupakan kejadian yang merupakan hasil dari serangkaian kejadian
yang tidak direncanakan/ tidak diinginkan/ tetapi masih dapat dikendalikan dan
tidak menimbulkan kerugian, baik materi maupun non materi baik yang menimpa
diri manusia, benda fisik berupa kekayaan atau aset, lingkungan hidup dan
masyarakat luas.
Accident merupakan kejadian yang merupakan hasil dari serangkaian kejadian
yang tidak diinginkan dan tak terkendali. Accident dapat menimbulkan segala
bentuk kerugian, baik materi maupun non materi yang dapat menimpa diri
manusia, benda, lingkungan maupun masyarakat luas.
Kecelakaan kerja dapat di dihindari atau dicegah yaitu dengan menganalisa
faktor faktor penyebab kecelakaan hingga kerugian akibat kecelakaan tersebut
melalui Bagan loss causation model sendiri terdiri dari Lack of control (lemahnya
kontrol), Basic causes (penyebab dasar), Immediate causes (penyebab langsung,
Accident (insiden) dan Loss (kerugian).
8. Jelaskan lima macam potensi sumber bahaya pada kecelakaan pekerja di tempat kerja,
dan bagaimana strategi pengendalian kecelakaan kerja tersebut.
Jawab : Secara umum terdapat 5 (lima) potensi sumber bahaya K3 di tempat kerja, antara
lain :
1. Modernisasi
2. Mekanisasi
3. Electrifikasi
Penggunaan teknologi yang maju sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan
pengendalian yang tepat akan dapat terjadinya kecelakaan, terutama pada era
industrialisasi yang ditandai adanya proses mekanisasi, elektrifikasi, dan
modernisasi. Dalam keadaan demikian penggunaan mesin, instalasi, dan
bahanbahan berbahaya akan terus meningkat sesuai kebutuhan industrialisasi.
Hal tersebut memberikan kemudahan bagi suatu proses produksi. Efek samping
yang tidak dapat dihindari adalah bertambahnya jumlah dan ragam sumber
bahaya bagi pengguna teknologi dan faktor lingkungan kerja yang tidak
memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Proses kerja yang
tidak aman dan sistem kerja yang modern dapat menjadi ancaman tersendiri
terjadinya kecelakaan kerja.
4. Bahan Berbahaya
Bahan berbahaya seperti adanya bahan kimia dan berbahay dan beracun bagi
tubuh manusia, Selain itu, orang yang bekerja di pabrik dan pertambangan juga
berisiko terpapar asap dan debu kimiawi sehingga menimbulkan gangguan
pernapasan.
5. Intensitas Kerja
Intensitas kerja yang berlebih dapat menimbulkan kelelahan kerja
sehingga menyebabkan kelalaian yang dapat menimbulkan potensi
terjadinya kecelakaan kerja
Adapun strategi pengendalian kecelakaan kerja tersebut yaitu :
 Engineering control (Standar keteknikan) : adalah eksplisit syarat yang harus
dilengkapi oleh Bahan,Produk, atau Layanan.
 Human Control (Kompetensi SDM) : adalah seseorang dan berkaitan dengan
efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya. Secara umum, kompetensi
adalah sebuah kombinasi antara keterampilan (skill), atribut personal dan
pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job
behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
 Management Control (penerapan SMK3) : adalah merencanakan dan
menerapkan pengendalian terhadap semua aktivitas dalam organisasi yang
memiliki potensi membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja.
9. Jelaskan teori Loss Causation Model, khususnya penyebab langsung sebuah kecelakaan
kerja yaitu Unsafe Act dan Unsafe Condition (pengertian dan contohnya di dunia
industri)
Jawab : Teori Loss Causation Model merupakan salah satu teori yang menjelaskan
tentang berbagai penyebab dan akibat dari suatu kecelakaan.Teori ini
menggambarkan tentang urutan faktor-faktor penyebab kecelakaan hingga kerugian
akibat kecelakaan tersebut. Bagan loss causation model sendiri terdiri dari Lack of
control (lemahnya kontrol), Basic causes (penyebab dasar), Immediate causes
(penyebab langsung, Accident (insiden) dan Loss (kerugian).
Pengertian Unsafe Action adalah suatu perilaku membahayakan atau tidak
aman yang dapat menyebabkan kecelakaan. Perilaku berbahaya adalah kegagalan
(human failure) dalam mengikuti persyaratan dan prosedur kerja yang benar
sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi
secara umum 80-85% disebabkan unsafe action. Contoh usafe act yang sering terjadi
di dunia industri yaitu kurangnya pengertahuan seperti ( kurangnya pengalaman,
kurang latihan memahami tombol tombol), pemakaiann alat pelindung diri (APD)
yang tidak sesuai aturan, kurang istirahat, dan ketidakseimbangan fisik tenaga kerja
( seperti tidak sesuai berat badan, kekuatan dan jangakuan)
Pengertian unsafe condition adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak
baik atau kondisi peralatan kerja yang berbahaya. Akibat yang ditimbulkan dari
unsafe condition yaitu dapat menimbulkan potensi bahaya. Unsafe condition
disebabkan oleh berbagai hal antara lain : 1.) Peralatan yang sudah tidak layak pakai
2.) Pengamanan gedung yang kurang standar 3.) Pencahayaan dan ventilasi yang
kurang atau berlebihan 4.) Kondisi suhu yang membahayakan 5.) Sifat pekerjaan
yang mengandung potensi bahaya.

10. Jelaskan potensi-potensi bahaya (baik bahaya fisika, kimia, biologi, mekanik, elektrik,
ergonomi dan psikososial) seorang operator di industri pengolahan susu (mis. Susu
UHT).
Jawab : Factor bahaya dan potensi kerja di pabrik susu bubuk :
1. Faktor bahaya
a. Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang dapat
mengganggukondisi fungsi pendengaran. NAB intensitas kebisingan adalah
kurang dari 85dBA, dimana bekerja selama 8 jam/hari atau 40 jam/minggu,
hal ini telah diaturdalam Permenaker No. 51/MEN/1999, maka perlu adanya
pengendalian dalamrangka melindungi tenaga kerja dari faktor kebisingan.

b. Penerangan
Untuk penerangan disesuaikan dengan PMP No. 07 tahun 1964
tentangsyarat kesehatan, kebersihan, penerangan dalam tempat kerja
yang tercantumdalam pasal 12,13 yaitu:
• Penambahan penerangan buatan apabila penerangan alami
tidak mencukupi atau tidak dapat dipergunakan.
• Adanya alat penerangan darurat yang sumber tenaganya terpisah
darii nstalasi umum.
SELAMAT BEKERJA

Anda mungkin juga menyukai