Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR JAWABAN

SOAL & TUGAS KELOMPOK


(UTS)

Topik Pembelajaran : UJIAN TENGAH SEMESTER/ MIDTEST


Hari/ Tanggal/ Waktu : Minggu/ 29 Agustus 2021/ Sesuai SCE.
Kelompok/ Kelas : KELOMPOK 8 / KELAS D
______________________________________________________________________________

SOAL:
1) Deskripsikan Potensi & Tantangan Agribisnis Sayuran Hidroponik ?!
Jawab : Budidaya hidroponik merupakan potensi yang besar yang dapat di kembangkan
sebagai usaha agribisnis. Dengan potensi pangsa pasar yang luas, hidroponik dapat juga
dijadikan budidaya yang luar biasa prospek keuntungannya. Potensi budidaya hidroponik
sangat memungkinkan untuk menjadi usaha agribisnis dikarenakan kebutuhan masyarakat akan
mengkonsumsi sayur, semakin meningkatnya tren hidup sehat, dan juga hasil produksinya jika
dibandingkan dengan luas yang sama dengan metode menanam tanah bisa lebih banyak,
lingkungan kerja lebih bersih sehingga kualitas tanaman yang dihasilkan lebih bagus dan tidak
kotor, dan dapat menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di
lingkungan tanah yang kurang hara dan berbatu atau di garasi (dalam ruangan lain) dengan
tambahan lampu. Dari pernyataan diatas tentu saja hal tersebut merupakan potensi agribisnis
sayuran hidroponik yang menguntungkan dan menjanjikan.
Dari potensi yang ada, adapun tantangan agribisnis sayuran hidroponik yaitu harga
cenderung lebih mahal bila dibandingkan dengan sayuran konvensional, faktor lingkungan dan
cuaca yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, biaya material dan infrastruktur yang masih
tergolong mahal karena masih import dan kendala dalam aspek distibusi.
2) Deskripsikan Potensi & Tantangan Teknik Kultur Jaringan Dalam
Pengembangan Benih ?!
Jawab : Sebelum adanya teknik kultur jaringan, kualitas produk kurang baik, untuk dapat
memilih produk yang berkualitas sangat baik dan tahan lama, teknik kultur jaringan merupakan
solusinya. Perkembangan teknologi kultur jaringan memungkinkan penyediaan benih bebas
penyakit secara massal, cepat dan bebas dari pengaruh georafis, iklim dan serangan organisme
pengganggu. Ketersediaan teknologi produksi benih secara in vitro baik menggunakan media
padat dan/atau media cair memungkinkan produksi massal benih berkualitas tanaman
hortikultura dapat dilakukan secara efisien. Dari pernyataan tersebut tentu saja hal ini
merupakan potensi teknik kultur jaringan dalam pengembangan benih.
Tantangan teknik kultur jaringan dalam pengembangan benih yaitu kontaminasi,
kontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam kegiatan kultur jaringan,
Pencoklatan, Pencoklatan (browing) adalah suatu keadaan dimana muncul warna coklat atau
hitam yang menyebabkan tidak terjadi pertumbuhan dan perembangan pada eksplan.
Pencoklatan umumnya merupakan tanda akan adanya kemunduran fisiologi eksplan biasanya
eksplan akan mati. Kemudian tantangan berikutnya Variabilitas Genetic, dimana Jika
perbanyakan dilakukan untuk perbanyakan bukan dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Apabila
terjadi banyak variasi genetik maka hal itu akan menjadi kendalan biasanya hal ini terjadi
karena penggunaan teknik yang tidak sesuai, lingkungan mikro, Lingkungan inkubator harus
diperhatikan. Terutama pada suhu lingkungan inkubator. Hal ini sangat berpengaruh pada
perkembangan dan pertumbuhan eksplan pada botol dan juga biaya investasi awal relatif tinggi
untuk laboratorium dan bahan-bahan kimia

TUGAS KELOMPOK:
Terlampir
PT. Hidrolife
(Perencanaan Pendirian Usaha Budidaya Hidroponik)

I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pada zaman saat ini perkembangan teknologi pertanian sangat pesat, terutama
pada daerah perkotaan yang sudah tidak memiliki lahan untuk melakukan budidaya
pertanian secara konvensional, sehingga lahan untuk bercocok tanam semakin
terbatas akibat banyaknya pembangunan, sementara disisi lain semakin
bertambahnya penduduk semakin meningkat juga permintaan akan sayur-sayuran
sedangkan lahan untuk bercocok tanam semakin menipis serta peminat masyarakat
untuk bercocok tanam menggunakan media tanah semakin berkurang karena faktor
globalisasi yang mempengaruh budaya masyarakat sekarang.

Teknik budidaya tanaman hidroponik mungkin menjadi solusi untuk masyarakat


perkotaan yang sudah tidak memiliki lahan pertanian. Melalui hidroponik,
keterbatasan tersebut dapat diatasi cukup dengan menyediakan instalasi, air, nutrisi,
dan bibit tanaman. Menanam tanaman dengan cara hidroponik memudahkan dalam
budidaya tanaman. Budidaya hidroponik dapat dilakukan di perkarangan yang sempit
dan tidak membutuhkan banyak ruang dan tempat. Budidaya tanaman dengan cara
hidroponik juga dapat menjaga lingkungan dari polusi udara, membuat udara sejuk,
dan dapat menambah oksigen.

Dengan meningkatnya trend gaya hidup sehat pada saat ini, maka kami melihat
peluang untuk membuka usaha sayuran hidroponik yang menjual produk sayuran
pakcoy, selada, dan kangkung. Pada usaha hidroponik ini kami memberikan nama
PT. Hidrolife, dimana usaha ini lebih fokus ke budidaya sayur-sayuran. PT. Hidrolife
merupakan bisnis yang membudidayakan sektor pertanian dengan lahan yang sempit
dengan menggunakan metode hidroponik, sehingga dapat dikembangkan dirumah,
secara tidak langsung. Secara tidak langsung PT. Hidrolife membantu pemerintah
dalam program penghijauan kota. PT. Hidrolife menggunaakan metode NFT
hidroponik untuk menghasilkan hasil panen yang optimal. Maka PT. Hidrolife
diharapkan dapat menjadi peluang untuk menjalakan Usaha.

1.2. Visi dan Misi


Visi : Menjadi usaha hidroponik yang menghasilkan produk sehat dan higenis
untuk di konsumsi masyarakat.
Misi :
a. Membuka lapangan pekerjaan
b. Memberikan kepuasan konsumen dengan hasil panen yang berkualitas dan
daya saing yang tinggi
c. Memiliki kepedulian terhadapan lingkungan.
Tujuan
a. Melatih diri dalam menerapkan jiwa kewirausahaan untuk meningkatkan taraf
hidup yang lebih baik dengan memperoleh keuntungan.
b. Membuka lapangan pekerjaan untuk orang disekitar tempat usaha
c. Memberikan hasil panen yang yang bermutu untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen.
d. Membantu program pemerintah dalam penghijauan kota.

II. Badan Hukum & Skala Usaha


Badan usaha hukum merupakan payung hukum yang membawahi usaha yang
akan dijalankan. Adapaun badan hukum yang ada adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan Perseorangan
b. Firma (Fa)
c. Perseroan Komanditer (CV)
d. Koperasi
e. Yayasan
f. Perseroan Terbatas (PT)
Badan hukum yang telah kami konsepkan yaitu berupa PT atau Perseoran yang
terbatas dimana dengan nama PT. Hidrolife yang akan didirikan dengan tujuan untuk
memproduksi sayuran-sayuran seperti hidroponik. Badan hukum ini mengacu pada
Perturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 70/Pemerintah/Pd.200/6/2014
Tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Hortikultura. Dan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor:39/Permentan/Ot. 140/6/2010 Tentang Pedoman Perizinan Usaha
Budidaya Tanaman Pangan. Berikut perencanaan badan hukum PT. Hidrolife :
Nama : PT. Hidrolife
Alamat : Kota Tangerang
Pendiri : Nurul Khasanah
Prapasta Puji Anggara
Raihan Rasyid Bachtiar
Rapsanjani
Resky Wulandari
Bidang : Pangan sayuran hidroponik
Skala usaha yang dijalankan oleh PT. Hidrolife yaitu skala menengah dan bisa
diperbanyak sesuai permintaan dan perkembangan usaha. Berikut Skala usaha PT.
Hidrolife :
Skala Usaha : Menengah
Jumlah Karyawan : 15 Orang
Luas PT. Hidrolife : + / - 150 m2
Luas Green House : +/- 100 m2
Jenis Sayuran : Pakcoy, Selada dan Kangkung

III. Sistem & Teknologi Budidaya


3.1. NFT (Nutrient Film Technique)
Sistem Hidroponik NFT adalah satu dari sekian banyak sistem hidroponik,
NFT dianggap sistem yang paling cocok untuk skala industri karena beberapa
keunggulan dibandingkan sistem lain. Sistem NFT pada awalnya dikembangkan
oleh Dr. Allen Cooper tahun 1960-an di Glasshouse Crops Research Institute,
Littlehampton (Inggris) yang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas sayuran
sepanjang tahun kemudian secara komersil berkembang tahun 1970-an. Sistem
NFT merupakan cara budidaya tanaman dengan akar tanaman yang tumbuh pada
lapisan nutrisi dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup
air, nutrisi dan oksigen. Pada umumnya, sistem NFT dilakukan pada green house
dengan bedeng sebagai tempat tumbuh tanaman. Bedeng menjadi bagian penting
dari NFT karena terjadi sebaran suhu di dalamnya, di mana akumulasi panas
berpindah dari suhu green house melalui konduksi, konveksi dan radiasi.
Keuntungan menggunakan sistem NFT antara lain, kebutuhan air yang
tercukupi, keseragaman serta tingkat konsentrasi nutrisi dapat disesuaikan dengan
umur dan jenis tanaman, tanaman dapat tumbuh lebih cepat. Pada intinya, prinsip
dasar dari cara kerja NFT adalah air dan nutrisi digunakan berulang-ulang setelah
melewati tanaman, sehingga dengan cara ini air dan nutrisi menjadi lebih hemat.
Sudah banyak sekali petani berskala rumahan dan skala industri yang menggunakan
NFT karena hemat, efisien dan praktis.
Adapun cara menam menggunakan media hidroponik NFT ini antara lain :
 Benih direndam pada air hangat 400C diamkan 1 malam, benih yang
mengapung dibuang.
 Rockwool dipotong-potong uk 2,5 x 2,5 x 2,5 cm, basahi dengan air, lubangi
 Pindahkan benih yang sudah direndam ke rockwool (1 HSS)
 Simpan di tempat gelap 1 malam, setelah keluar kecambah, pindahkan ke
tempat terbuka agar mendapatkan sinar matahari penuh
 Jaga rockwool agar tetap jenuh air, jangan sampai tergenang
 Setelah muncul daun ke 3, berikan nutrisi 500 ppm
 Setelah muncul daun ke 4, tanaman siap dipindahkan ke alat hidroponik NFT
Selanjutnya, Bak nutrisi disiapkan dengan melarutkan sejumlah tertentu pupuk
cair AB Mix yang besarnya tergantung pada kebutuhan tanaman setiap fase nya.
Untuk tanaman sawi kebutuhan pupuk berkisar antara 1000 – 1200 ppm. Kondisi
pH larutan juga perlu diukur dan di set antara 5.8 – 6.5 agar unsur hara pada larutan
nutrisi dapat terserap optimal. Setelah dipindahkan ke alat hidroponik NFT,
dilakukan kontrol setiap hari untuk meliputi pemeriksaan kandungan nutrisi dan
pH larutan dan penanggulangan hama penyakit tanaman, serta penjarangan jika
diperlukan. Untuk jarak tanam pada saat tanaman berumur 14hari cukup 10cm
saja,pada saat tanaman berumur 28 hari dipindahkan pada lubang yang berjarak
20cm agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
Usia panen tanaman sayuran hidroponik tergantung pada kriteria yang
dikehendaki konsumen. Konsumen tanaman hidroponik ada yang menginginkan
produk dengan umur muda 25 – 30 dan ada pula yang meginginkan usia panen
normal 40 – 45.

3.2. Proses Perawatan Tanaman Pada Media Hidroponik


Sistem NFT dapat dikembangkan di lahan terbatas maupun untuk
mengoptimalkan pemanfaatan lahan, kendala pada sistem ini adalah pada
penyediaan listrik dan biaya pembuatannya yang relatif mahal. Pada sistem NFT
aliran nutrisi dan oksigen bersirkulasi terus menerus selama 24 jam, dengan
kontrol sistem dan pemberian nutrisi yang tepat, teknik ini memungkinkan
tanaman cepat panen dengan hasil optimal.
Adapun proses perawatan media hidroponik sebagai berikut :
 Pada proses perawatannya yang harus sangat diperhatikan yaitu pemberian
nutrisi pada tanaman agar mempercepat pertumbuhan.
 Cek kondisi air di bak penampungan agar tanaman tidak kekurangan air karena
dapat menghambat pertumbuhan tanaman
 Pembersihan berkala media tanaman dari lumut atau jamur yang menempel
pada media tanam.
 Pengecekan kondisi tanaman secara berkala apabila ada yang terserang hama,
buang dan jauhkan tanaman yang sakit dari tanaman yang sehat.

IV. Sistem & Teknik Pemasaran


4.1 Segmentasi, Targeting dan Positioning
Segmentasi geografi PT. Hidrolife adalah pada umumnya semua
masyarakat Kota Tangerang Selatan, dari sisi demografi segmentasi PT. Hidrolife
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, dengan pendapatan menengah hingga
menenggah ke atas. Segmentasi Psikografis PT. Hidrolife adalah masyarakat
menyukai sayuran dan vegetarian.
Target pasar PT. Hidrolife adalah untuk golongan menengah hingga
menengah ke atas. Target utama dari PT. Hidrolife yaitu masyarakat penyuka
sayuran, vegetarian, keluarga dan retail yang berada di wilayah Kota Tangerang
Selatan

Positioning dari PT. Hidrolife ini adalah budidaya tanaman sayuran dengan
sistem NFT hidroponik yang menghasilkan hasil panen yang berkualitas baik dan
segar yang siap di konsumsi dan di olah kembali oleh calon konsumen.

4.2 Promosi
Promosi merupakan upaya untuk memberitahu atau menawarkan produk
atau jasa pada dengan tujuan menarik konsumen untuk membeli atau
mengkonsumsinya. Untuk terus mengenalkan sayuran hidroponik kepada
konsumen. PT. Hidrolife melakukan promosi-promosi dimana akan selalu
menarik minat konsumen baru maupun terus menjalin hubungan dengan
konsumen lama. Berikut adalah pilihan promosi yang dilakukan oleh PT.
Hidrolife :

a. Social Networking
PT. Hidrolife memanfaatkan jaringan media sosial untuk memperkenalkan
sayurannya seperti Whatsapp dan Instagram, serta media social lainnya.
b. Sales Promotion
Sales Promotion yang PT. Hidrolife lakukan adalah dengan berkerja sama
dengan Retail, restoran, rumah makan atau pasokan ke supermarket atau pasar,
hotel, pabrik dan lain-lain. Selain dari itu usahan tanaman hidroponik dapat
dijalankan dengan cara memasarkan langsung ke tetangga, teman, saudara dan
lainnya.
c. Event
PT. Hidrolife akan ikut serta denga mengikuti berbagai event yang
berhubungan dengan tanaman, sayuran, bazzar serta pameran dengan
mengenalkan sayuran hidroponik PT. Hidrolife ke masyarkat secara lebih
luas.
4.3 Placement
Saluran distribusi yang digunakan PT. Hidrolife yaitu :
a. Information
Mengumpulkan informasi yang penting tentang konsumen dan pesaing untuk
merencanakan dan membantu pertukaran ide. Informasi yang didapat
kemudian diolah untuk dijadikan evaluasi agar sayuran maupun pelayanan
dapat terus meningkat.
b. Negotiation
Mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain, untuk
memungkinkan penekanan pada biaya bahan baku. Apabila biaya bahan baku
ditekan, maka tingkat keuntungan dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai