Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah

Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura

HIDROPONIK

Disusun Oleh :

Nama : Andi Nur Fauzan Ramadana

Nim : G011191212

Kelas : Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura A

Program Studi Agroteknologi


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dibidang pertanian demikian pesat, sehingga mereka
yang tertinggal dalam memanfaatkan kemajuan teknologi tidak akan memperoleh
keuntungan yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya. Salah satu
perkembangan teknologi budidaya pertanian yang layak disebarluaskan adalah
teknologi hidroponik. Hal ini disebabkan oleh semakin langkahnya sumber daya
lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan
usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya harga
lahan. Teknologi budidaya pertanian sistem hidroponik memberikan alternatif
bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki
pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan
sebagai sumber penghasilan yang memadai (Rabbi. K, 2017).
Salah satu cara untuk menghasilkan produk sayuran yangberkualitas tinggi
secara kontinyu dengan kuantitas yang tinggi per tanamannya adalah budidaya
dengan sistem hidroponik. Pengembangan hidroponik di Indonesia cukup
prospektif mengingat beberapa hal sebagai berikut, yaitu permintaan pasar
sayuran berkualitas yang terus meningkat, kondisi lingkungan/ iklim yang tidak
menunjang, kompetisi penggunaan lahan, dan adanya masalah degradasi tanah
( Siregar, 2018).
Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat
diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka atau di atas
apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa
mengenal musim. Oleh karena itu, harga jual hasil panennya tidak khawatir akan
jatuh. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat
budidayanya relative bersih, media tanamnya steril dan tanaman terlindung dari
tanaman hujan. Serangan hama dan penyakit relative kecil. Tanaman lebih sehat,
lebih segar dan produktivitas lebih tinggi. Mutu hasil tanaman hidroponik juga
lebih bagus. Hal ini terjadi karena lingkungan yang bersih dan terpenuhinya suplai
unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman (Siregar, 2018)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui
pengertian hidroponik, sejarah hidroponik di Indonesia, manfaat hidroponik,
jenis-jenis tanaman yang sesuai, peluang pasar hidroponik, dan kelemahan
hidroponik.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Hidroponik

Hidroponik atau hydroponics berasal dari bahasa latin (Greek), yaitu hydro
yang berarti air dan kata phonos yang berarti kerja sehinggu hidroponik dimaksud
sebagai air yang bekerja (Istiqomah. 2006).

Hidroponik adalah aktivitas pertanian yang dijalankan menggunakan air


sebagai medium untuk menggantikan tanah. Jadi, hidroponik dapat diartikan
sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman
tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara
mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air (Istiqomah
2006).

Hidroponik adalah teknik penanaman dengan media tanam non tanah, bisa
berupa kerikil, pasir kasar, atau serabut kelapa. Sebenarnya hidroponik telah di
kenal sejak lama akan tetapi baru terbatas dalam penelitian ilmiah (Istiqomah.
2006).

2.2 Sejarah Perkembangan Hidroponik di Indonesia

Meski tidak sepesat Negara-negara Amerika ataupun Eropa, Indonesia pun


terlanda demam hidroponik. Sayangnya, perkembangannya tersendat-sendat.
Meski demikian, ada juga pengusaha hidroponik Indonesia yang berhasil
mengeskpor hasil kebunnya. Pada tahun 1980-an mulai dibentuk pola kemitraan,
yang anggotanya terdiri dari plasma-plasma. Untuk penghematan, plasma yang
terdiri dari para pelakon hidroponik tak terlalu mengandalkan teknologi canggih.
Sebagai gantinya mereka menerapkan konsep hidroponik sederhana, misalnya
rumah-rumah tanaman dibentuk dari plastic dan netting house yan terbentuk dari
batang-batang bamboo. Sebagai pengganti rockwool, mereka juga memanfaatkan
media khas Indonesia yakni arang sekam (Istiqomah. 2006).

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tanamantak harus selalu


memakai resep khusus, cukup mengandalkan pupuk kimia biasa. Meski terlihat
simple, kualitas produk yang bisa dipetik tak kalah dengan hasil hidroponik
canggih. Kenyataannya, pembentukan plasma seperti itu mulai menunjukkan
perkembangan menggembirakan. Jika mula mula hanya terhenti dalam hitungan
jari, kini telah mencapai ratusan petani (Istiqomah. 2006).

Apa bila dahulu daerah penanaman hidroponik hanya berkutat sekitar


Jabodetabek, sekarang lebih luas lagi. Di jawa barat saja, sentra penanaman
hidroponik sederhana bisa disaksikan di Lembang, Purwakarta, dan Garut.
Sedangkan di Jawa Timur bisa kita temui di Nangkojajar dan Batu (Malang).
Kebanyakan petani tersebut memilih sayuran dataran tinggi sebagai
komoditasnya. Sebagian hasil digunakan mengisi pasar sisanya untuk pasar
ekspor (Istiqomah. 2006).

2.3 Manfaat Hidroponik

Hidroponik mempunyai banyak kelebihan dari bertani secara konvensional.


Kelebihan utamanya ialah pertumbuhan sepenuhnya ke atas tanaman. Tumbuhan
dapat ditanam dengan kepadatan tinggi dan kadar penggunaaan garam mineral
lebih kecil, karena garam mineral tidak larut/diserao ke dalam tanah (Istiqomah.
2006).

Tanaman hidroponik lebih cepat matang tanpa kerusakan akibat gangguan


cuaca ataupun penggunaan racun hama, kelebihan lain bertanam secara
hidroponik adalah produksi tanaman persatuan luas lebih banyak, tanaman
tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien,
tenaga kerja yang diperlukan sedikit, lingkungan kerja bersih, control air, hara dan
ph lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat di kurangi, serta dapat
menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin ditanami, seperti lingkungan
miskin hara dan berbatu atau di dalam ruangan mampu di optimalkan (Istiqomah.
2006).

Hasil dari teknik hidroponik ini bermutu tinggi melalui bekerjanya garam
mineral yang sistematik. Serangga penyebab penyakit lebih muda dielakkan tanpa
menggunakan racun / insektisida berbahaya. Karena tidak perlu memakai
insektisitda, maka pengguna tak perlu bimbang akibat keracunan makanan
(Istiqomah. 2006).

2.4 Jenis Jenis Tanaman yang sesuai

Menurut Istiqomah (2006), tanaman makanan dan nonmakanan yang di


produksi sesuai metode hidroponik antara lain :

1. Sayur-sayuran : Termasuk salad, sawi, kubis, tomat, Lombok, timun,


kacang dan sebagainya
2. Bunga : Ros, orkid, marigold, dan sebagainya
3. Foliagee : Palms, paku, ficus, dan house plants.
4. Herba : Basil, chives , mint, parsley, sage, thyme, dan lain lain
5. Buah : Pisang, tembiaki dan lain lain

2.5 Peluang Pasar Hidroponik

2.5.1. Pasar Terbuka

Pasar sayuran ekskluisif hingga kini belum tergarap sehingga peluang pasar
masih terbuka lebar. Sayuran ini dibutuhkan oleh swalayan, restoran, kafe, hotel –
hotel di kota besar. Mereka merupakan pasar potensial yang menyerap sayuran
hidroponik . belum lagi peluang eskpor sayuran hidroponik ke luar negeri
(Heriwibowo. 2014).

2.5.2. Memenuhi Standar

Pasar swalayan membutuhkan sayuran hidroponik. Bahkan, mereka terus


kekurangan dengan meningkatnya permintaan. Untuk memasok ke pasar
swalayan, sayuran harus memenuhi syarat, antara lain berukuran seragam, bebas
kerusakan, dan segar. Syarat untuk café bisa lebih fleksibel. Biasanya mereka
tidak mematok bentuk sayuran. Asalkan kondisinya utuh, warna solid, tanpa
bekas terbakar, tidak ada lubang bekas hama atau penyakit, rasanya netral, krispi,
renyah, dan tahan lama (Heriwibowo. 2014).
2.5.3. Yang diminta konsumen

Syarat yang ditentukan swalayan dan restoran memang cukup beralasan.


Konsumen memang meminta sayuran hidroponik berasa netral, minimal tidak ada
rasa saat dibuat salad. Itulah sebabnya, ketika dibuat salad, sayuran dicampurkan
dengan minyak zaitun, vinegar, merica,dan garam untuk memperkuat rasa
(Heriwibowo. 2014).

2.5.4. Gaya hidup sehat

Sayuran hidroponik jauh lebih menyehatkan karena bebas residu pestisida.


Dengan kesadaran hidup sehat serta daya beli konsumen semakin meningkat dan
harga terjangkau, tidak heran jika sayuran hidroponik semakin tumbuh dan
berkembang. Saat pasar terbuka, usaha ini pasti membentang luas (Heriwibowo.
2014).

2.6 Kelemahan Hidroponik

Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan


hidroponik, pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk,
pemberian insektisida yang cukup, kesterilan media dan pengairan secara teratur
harus disorot. Namun, hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi jika
mengabaikan system pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan
persoalan baru, yaitu kondisi cuaca yang selalu berubah, kelemahan lainnya
adalah ketersediaan dan pemeliharaan hidroponik agak sulit, dan memerlukan
keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi
awal yang mahal (Istiqomah. 2006).

2.7 Hasil Jurnal Terkait Hidroponik

2.7.1 HIDROPONIK SEBAGAI SARANA PEMANFAATAN LAHAN


SEMPIT DI DUSUN RANDUBELANG, BANGUNHARJO, SEWON,
BANTUL

Kesimpulan dari jurnal ini adalah Sayuran merupakan salah satu bahan
pangan yang kandungannya sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh. Oleh karena
itu, kami sebagai mahasiswa KKN berusaha dengan semaksimal mungkin untuk
menjalankan program Hidroponik sebagai salah satu upaya kami dalam
memberdayakan masyarakat terutama dalam hal bercocok tanam di lahan sempit.
Kami berharap program Hidroponik ini menjadi salah satu program yang dapat
dilanjutkan oleh masyarakat di Dusun Randubelang sehingga kebutuhan
masyarakat akan sayur – sayuran dapat terpenuhi dengan maksimal. Selain itu
semoga program ini bisa menjadi salah satu pilihan warga yang ingin membuka
usaha di tempat tinggalnya

2.7.2 PENERAPAN MODEL HIDROPONIK SEBAGAI UPAYA


PENGHEMATAN LAHAN TANAM DI DESA BABADAN KECAMATAN
NGAJUM KABUPATEN MALANG

Kegiatan pendampingan ini memberikan beberapa wawasan terkait


penanaman secara hidroponik. Wawasan tersebut diantaranya adalah memberikan
pengetahuan tentang tanaman hidroponik, memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang tanaman-tanaman yang bisa ditanam secara hidroponik, Desa
Babadan memiliki prospek yang bagus bila dikembangkan sistem penanaman
secara hidroponik, kegiatan penanaman secara hidroponik tidak membutuhkan
dana yang besar, fungsi lubang yang dibuat pada penanaman hidroponik dengan
media botol air mineral, ukuran pemberian nutrisi untuk kebutuhan tanaman
hidroponik. Selain itu juga dilakukan kegiatan praktik untuk melakukan
pemindahan bibit menggunakan alat berupa lidi pada media tanam berupa
rockwool yang telah disediakan oleh panitia. Sebelum melakukan pemindahan
bibit pada media tanam rockwool, peserta diminta untuk mencelupkan rockwool
pada air yang telah disediakan di ember. Penanaman dengan sistem hidroponik
mampu menghemat lahan tanam 19 hektare dalam satu tahun. Harapan
kedepannya,masyarakat dapat terus memanfaatkan lahan pekarangan untuk
tanaman hidroponik ini dan dapat merasakan manfaatnya.

2.7.3 PELATIHAN PERENCANAAN KEWIRAUSAHAAN HIDROPONIK


DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN SANTRIPRENEUR DI
PESANTREN AL WAFI ISLAMIC BOARDING SCHOOL PENGASINAN
DEPOK
Kesimpulan dari jurnal ini yaitu Berdasarkan kegiatan pengabdian kebada
masyarakat tersebut memberikan pelatihan dalam menyusun rencana bisnis
hidroponik, pendampingan paska panen dan penguatan lembaga dengan membuat
komunitas santriprener alwafi dan komunitas guru hidroponik alwaafi dengan
nama hidrofarm

2.7.4 Penerapanteknologi hidroponik sistem deep flow technique sebagai


usaha peningkatan pendapatanpetani di Desa Sungai Bawang

Kesimpulan dari jurnal ini yaitu Pelatihan dan penerapaTeknologi hidroponik


sistem DFT sebagai usaha peningkatan pendapatan petani di Desa Sungai
Bawang, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingitelah berhasil
membuka wawasan petani akan adanya sistim alternatif dalam budidaya sayur-
mayur. Pada acara pengabdian ini masyarakat menunjukkan rasa antusiasnya dan
menyatakan ingin mengaplikasikan teknologi ini. Peserta kegiatan memperoleh
pengetahuan dan wawasan penerapan teknologi hidroponik dan merupakan
langkah awal dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya
petani. Dan untuk masyarakat secara umum, teknologi ini
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hidroponik adalah aktivitas pertanian yang dijalankan menggunakan air
sebagai medium untuk menggantikan tanah. Jadi, hidroponik dapat diartikan
sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman
tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara
mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air.
Hidroponik memiliki manfaat salah satunya yaitu dapat dipanen lebih cepat
dibandingkan dengan budidaya konvensional. Jika memiliki manfaat pasti juga
memiliki kekurangan, kekurangan, kekurangan hidroponik yaitu pengontrolan
yang teratur, memerlukan pemeliharaan khusus pada instalasi, dan memerlukan
keterampilan khusus dalam mengontrol nutrisi tanaman nya. Adapun jenis
tanaman yang bisa di budidayakan cukup banyak diantaranya yaitu dari jenis
sayuran, bunga, buah, dan herba.

3.2 Saran

Sistem budidaya Hidroponik bisa menjadi salah satu terobosan terbaru untuk
meningkatkan kualitas hasil produksi, maka dari itu diperlukan peran pemerintah
(dibidang pertanian) dalam hal ini mengedukasi masyarakat umum tentang
budidaya hidroponik
Daftar Pustaka

Fajri, C., Susanto, S., Suworo, S., Sairin, S., & Tarwijo, T. (2021). Pelatihan
Perencanaan Kewirausahaan Hidroponik Dan Penguatan Kelembagaan
Santripreneur Di Pesantren Al Wafi Islamic Boarding School Pengasinan
Depok. Abdi Laksana: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 154-
160.
Herwibowo, K., & Budiana, N. S. (2014). Hidroponik Sayuran. Penebar Swadaya
Grup.
Hidayat, S., Satria, Y., & Laila, N. (2020). Penerapan Model Hidroponik Sebagai
Upaya Penghematan Lahan Tanam di Desa Babadan Kecamatan Ngajum
Kabupaten Malang. Jurnal Graha Pengabdian, 2(2), 141-148.
Istiqomah, S. (2006). Menanam hidroponik. Ganeca Exact.
Masduki, A. (2018). Hidroponik Sebagai Sarana Pemanfaatan Lahan Sempit di
Dusun Randubelang, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Jurnal Pemberdayaan:
Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 185-192.
Rabbi, K. (2017). Laporan Praktikum Nutrisi Tanaman “Instalasi
Hidroponik”.PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI DEPARTEMEN
BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR 2017
Rosliani, R., & Sumarni, N. (2005). Budidaya Tanaman Sayuran dengan sistem
hidroponik.
Siregar, M. (2018). Respon Pemberian Nutrisi Abmix pada Sistem Tanam
Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica
Juncea). Jasa Padi, 2(02), 18-24

Anda mungkin juga menyukai