Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY KEWIRAUSAHAAN

BISNIS BUDIDAYA SELADA DENGAN TEKNIK HIDROPONIK


Bisnis Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi

NURBIAH
NIM. 210007301018

PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022
BISNIS BUDIDAYA SELADA DENGAN TEKNIK HIDROPONIK
Bisnis Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi
Nurbiah_PPS UNM_210007301018_A.21_Pendidikan Matematika

Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting suatu bangsa. Ada


tidaknya pertanian, memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan hidup
masyarakat. Banyak negara saling berlomba-lomba untuk mampu menyukseskan
pertanian mandiri guna mencapai ketahanan pangan. Salah satunya adalah
Negeri Sakura Jepang, sebagai negara dengan budaya teknologi yang tinggi,
Jepang menerapkan juga teknologi untuk bidang pertaniannya. Pertanian di
negara ini sangat diatur secara detail, dikerjakan secara serius, mengutamakan
teknologi namun tetap ramah lingkungan. Dengan keunikan pengelolaannya itu,
Badan Pertaniannya PBB (FAO) menjadikan daerah pertanian di Jepang masuk
dalam daftar Warisan Penting Sistem Pertaniaan Global (GIAHS), berdasarkan
situs resmi fao.org. Dengan porsi lahan pertanian hanya 25 % saja, masyarakat
Jepang benar-benar memanfaatkan lahan mereka secara efisien, mereka
menanam di pekarangan, ruang bawah tanah, pinggiran rel kereta, di atas gedung,
pokoknya setiap lahan yang dapat dimanfaatkan mereka optimalkan. Salah satu
hal yang terus digalakkan di Indonesia yakni Pertanian berkelanjutan yang optimal
dan mampu mewujudkan swasembada pangan. Hasil panen yang melimpah,
siklus pertanian yang cepat, dan perputaran modal yang ringan menjadi tujuan
utama pertanian berkelanjutan. Hal ini karena pertanian berkelanjutan tidak hanya
agar para petani mampu bertani dengan nyaman, namun juga agar dapat
mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia.
Teknik budidaya
hidroponik bukanlah
teknologi yang tergolong
baru dalam bidang
pertanian yang telah
memberikan banyak
manfaat. Hidroponik
dianggap sebagai salah
satu jalan keluar dari
permasalahan pertanian
saat ini.
Meski banyak teknologi lain yang berkompetisi memenangkan eksistensi di mata
petani, nyatanya hidroponik menjadi pilihan utamanya. Hidroponik mampu menjadi
alternatif pertanian berkelanjutan di masa yang akan datang. Hal ini dibuktikan
dengan sudah berkembangnya penggunaan budidaya hidroponik di beberapa
negara. Bahkan diantaranya sudah berkembang pesat dan mengekspor hasil
pertanian hidroponiknya ke negara lain.
Hidroponik merupakan suatu teknik pengerjaan atau pengelolaan air
sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media
tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang
dilarutkan dalam air atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti
sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain
sebagai pengganti media tanah. Tanah yang sering disebut sebagai faktor utama
penyokong unsur hara untuk menunjang nutrisi tanaman, nyatanya dapat
digantikan dengan peran air. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan air sebagai
media tanam tumbuhan di sini bukan sebatas air biasa, namun adalah air yang
mengandung nutrien guna mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Tetapi
tidak jarang, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu hidroponik
dan bagaimana cara hidroponik ini memberikan keuntungan bisnis yang banyak.
Hidroponik memiliki keunggulan sebagai alternatif pertanian berkelanjutan yang
menekankan pada keefektifan dan keefisienan lahan dan waktu. Walaupun
hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman dengan memanfaatkan media air,
penggunaan air ini ternyata lebih sedikit dari penggunaan air di media tanah. Pada
hidroponik, air yang digunakan tidak terbuang percuma karena selalu berputar
(siklus), sedangkan pada media tanah, air akan terbuang percuma karena
meresap dalam tanah. Penggunaan air yang lebih sedikit ini ternyata bermanfaat
bagi daerah yang memang memiliki pasokan air terbatas, sehingga petani mulai
dapat beralih ke teknik hidroponik yang hemat air ini. Selain itu, hidroponik juga
tidak mencemari lingkungan. Tidak seperti pada media tanah dimana penggunaan
pestisida akan berdampak pada kesuburan tanah, perputaran air pada hidroponik
tidak akan mencemari lingkungan seperti kesuburan tanah. Didalam essai ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai dasar-dasar teknologi budidaya hidroponik,
prospek bisnis hidroponik ini, pembiayaan, dan manfaat dari hidroponik.
Dalam hidroponik, diperlukan beberapa peralatan dasar agar tanaman
dapat tumbuh dengan baik seperti daerah perakaran harus memperoleh cukup
udara, air dan unsur hara, sehingga dapat menghasilkan tanaman dan makanan
yang berkualitas. Peralatan dasar untuk memenuhi kriteria tersebut di atas adalah
1. Tempat tumbuh tanaman, seperti bak atau kolam
penampung, pot, dan bedengan.
Tempat tumbuh tanaman dijaga kebersihannya
secara berkala dengan membersihkan dan
menghilangkan tumbuhan atau tanaman lain yang
tidak diinginkan (terutama dalam bedengan atau
kolam penampung).
2. Aerator
Alat ini dipakai untuk tercukupinya pertukaran
udara dalam daerah perakaran. Kekurangan
oksigen akan mengganggu penyerapan air dan
nutrisi oleh akar dan respirasi.
3. Larutan Nutrisi
Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan
faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik. Unsur
hara ini dibagi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg) dan mikro
( B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan Zn). Larutan nutrisi dapat dibuat sendiri dengan
melarutkan Larutan nutrisi juga dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan
kebutuhan tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Selain EC dan konsentrasi larutan nutrisi, suhu dan pH merupakan komponen
yang sering dikontrol untuk dipertahankan pada tingkat tertentu. Suhu yang terlalu
rendah dan terlalu tinggi dapat menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan
ion nutrisi, tanaman sayuran suhu optimalnya antara 5-15oC dan tanaman buah
antara 15-25oC. Setelah dasar-dasar hidroponik ini, kita akan melihat bagaimana
prospek hidroponik ini?
Usaha tanaman
hidroponik sangat menjanjikan,
buktinya sayur hidroponik dapat
dibeli di beberapa supermarket
terkenal dan Restoran. Harga
sayur hidroponik dipasang
dengan 4 hingga 5 kali lebih
mahal daripada harga sayur
biasa di pasar tradisional.
Karena sayuran hidroponik
terbebas dari pemakaian
pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigienitas tinggi, lebih segar, dan
packaging yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik yang dijual dibeberapa
supermarket dan Restoran selalu cepat terjual habis. Karena terbatasnya
persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik ini sehingga
peluang bisnis yang ramah lingkungan, baik untuk digeluti oleh para pengusaha
dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga yang
permintaannya sangat tinggi. Keuntungan 5 kali lipat dari penjualan hasil
hidroponik bukan tidak mungkin kita terima.
Walaupun hidroponik ini mahal dengan biaya instalasi yang cukup tinggi
masih menjadi salah satu kendala, tetapi untung yang didapatkan dari hidroponik
ini bisa mencapai 5 kali lipat dibandingkan teknik konvensional. Dari beberapa
referensi yang diperoleh, biaya investasi untuk penanaman hidroponik secara
komersial dengan skala kecil untuk luas tanah sekitar 50 m2 sekitar Rp 75 juta
untuk pembuatan bak tanaman, bak penampung air, pipa saluran air, media,
cairan larutan, dan bibit tanaman. Pengembalian investasinya sekitar Rp 250 juta
hingga Rp 500 juta per tahun. Sehingga sangat bagus untuk kita jika teknik
budidaya hidroponik ini digeluti, karena sangat banyak sekali manfaat yang bisa
kita rasakan dari upaya ini untuk kedepannya.
Manfaat dari menanam
dengan teknik hidroponik yang bisa
kita rasakan yaitu dapat menghemat
tempat. Dalam hidroponik, tanaman
dapat ditanam berdekatan. Dengan
luas tempat yang sama, sistem
hidroponik dapat menanam 4 kali
lebih banyak dibanding bertanam
dengan cara tradisional. Hidroponik
juga dapat meminimalkan masalah yang berhubungan dengan pertanian
tradisional. Tanaman hidroponik relatif lebih tahan hama dan lebih sehat. Penyakit
yang berasal dari tanah tidak akan menyerang karena bertanam hidroponik tidak
menggunakan tanah. Pada sistem hidroponik, Anda dapat mengatur sendiri jumlah
nurtrisi yang diperlukan oleh tanaman. Ini berbeda dengan berkebun secara
konvensional dimana Anda harus menebak atau mencari tanah yang cocok
dengan tanaman yang hendak ditanam. Konsumsi air dalam hidroponik relatif lebih
sedikit dibanding metode tradisional. Dalam banyak kasus, tanaman hidroponik
hanya menggunakan sepersepuluh air dari tanaman yang ditanam di tanah.
Jadi, kita tidak perlu ragu untuk melakukan teknik hidroponik ini disekitar
rumah, atau bahkan untuk skala yang besar, meskipun investasi awal besar,
namun hasil yang kita proleh akan jauh lebih besar, jika kita memperhatikan dasar-
dasar teknologi hidroponik ini secara benar, anda akan merasakan bahwa prospek
kedepan tanaman hidroponik ini akan sangat bagus karena permintaan
masyarakat akan tanaman yang berkualitas baik seperti yang dihasilkan dari
produksi teknik budidaya hidroponik ini semakin meningkat. Hidroponik muncul
layaknya penyelamat bagi sebagian orang yang memang mencari jalan alternatif
akan permasalahan pertanian yang dihadapi. Pemanasan global, lahan yang
semakin sempit, dan penggunaan bahan kimia yang makin meningkat menjadi
pemicu ketidaksuburan tanah. Akhirnya petani yang terkena imbasnya, seperti
hasil panen tidak memuaskan, kerugian, dan tidak cukup melengkapi permintaan
pasar. Semua hal terkecil yang sama sekali tidak terpikirkan oleh manusia
terkadang yang menjadi pemicu suatu bencana, hingga pada akhirnya manusialah
yang harus kembali bekerja keras mencari solusi akibat kesalahan mereka.

Anda mungkin juga menyukai