Disusun Kelompok 5
Nama Anggota:
A. Deskripsi Usaha
Kekurangan:
Dari berbagai pengertian di atas dapat sedikit gambaran tentang cara kerja bercocok tanam
sistem ini, dan tentunya ada beberapa hal yang bisa memberatkan kita dan bisa juga kita anggap
sebagai kekurangannya, misalnya:
1. Membutuhkan modal yang besar terlebih apabila anda akan melakukannya dalam skala
yang besar, untuk mempersiakan dan membeli alat dan bahan yang diperlukan.
2. Peralatan dan perawatannya masih jarang, kita ketahui sendiri di Indonesia hidroponik
masih jarang ditemui, tentu saja penyedia alat-alat khusus yang dibutuhkan untuk bercocok
tanam hidroponik masih sedikit yang menjualnya. Mungkin kalau anda bertem[at tinggal
di kota besar kekurangan ini sudah tidak berarti karena mudah dalam mencari alat dan
bahan.
3. Memerlukan kecermatan yang lebih : Hal ini disebabkan, anda harus betul-betul
mengawasi nutrisi yang diberikan sampai taraf kesamaan PH tanaman tersebut.
4. Investasinya lumayan mahal diawal, mungkin karena kita harus membeli pipa paralon, baja
ringan, dan juga penyediaan sistem indoor yang sangat mahal.
5. Pembuatan media tanam hidroponik cukup sulit karena membutuhkan pengalaman atau
perangkat yang digunakan masih belum populer dikalangan masyarakat.
6. Membutuhkan ketelitian ekstra dalam pengatruran suhu temperatur, ph air dan nutrisi yang
dibutuhkan tanaman hidroponik
7. Membutuhkan ketrampilan dan kreatifitas tersendiri untuk merancang instalasinya.
Apabila tidak memiliki ketrampilan bisa saja sedikit-sedikit kita keluarkan biaya untuk
pembuatan/perawatan instalasinya sehingga biaya modal awal semakin membengkak.
8. Saat menanam dan merawat tanaman kadar air dan nutrisi kita harus menjaga dengan baik,
apabila kurang atau mungkin kelebihan bisa berdampak buruk bagi tanaman.
Dalam artikel Arven, S.H., dkk. yang berjudul “Perbandingan Tanaman yang Dibudidayakan
Secara Hidroponik dan Non Hidroponik” mangatakan bahwa budidaya tanaman dengan
metode hidroponik lebih menguntungkan dan juga meningkatkan hasil panen dengan
pemberian nutrisi yang tepat. Dengan metode hidroponik dapat meningkatkan kuantitas
pertanian.
Usaha ini akan membantu petani yang masih bertani dengan metode tadah hujan dan masih
merasa bahwa hasil panennya tidak sesuai dengan biaya-biaya yang telah mereka keluarkan
selama proses pertanian. Pada wilayah Gunungkidul, anatara tanah sawah dan tanah tegal lebih
menguntungkan tanah sawah karena dekat dengan mata air. Pada sawah tegal petani mengalami
kesulitan air karena lingkungan sekitar yang tidak dekat dengan mata air sehingga kuantitas
dan kualitas yang dihasilkan dari 2 tanah tersebut berbeda.
Penyusun memilih usaha ini karena pertanian hidroponik akan membantu petani meningkatkan
kualitas hasil tani sehingga mengurangi terjadinya penyulaman bibit yang mati, rusak, atau
tidak sehat. Dalam hal ini penyusun menggunakan contoh tanaman kacang, padi, wortel, dan
seledri. Tanaman ini sedikit berbeda dalam hal perawatan, seperti kacang yang tidak
membutuhkan banyak air sedangkan padi, wortel, dan seledri membutuhkan air yang cukup.
Tanaman yang akan
dikembangkan
Semisal:
Media
Hidroponik Tanah
Padi: Padi:
Dalam 1 tahun bisa panen 2 -3x Dalam 1 tahun hanya bisa panen 1x,
karena lebih membutuhkan air saat memasuki musim hujan.
Kacang: Kacang:
Dalam 1 tahun bisa panen 2-3x 1 tahun bisa panen 1x saat memasuki
dikarenakan tanaman tersebut tidak musim kemarau dikarenakan tanaman
membutuhkan air yang banyak tersebut tidak membutuhkan air yang
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Arven, S.H., Farma, S. A., & Fevria, R. (2021). Perbandingan Tanaman yang Dibudidayakan
Secara Hidroponik dan Non Hidroponik. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 1, No 1,
pp. 574-578).
https://www.teknikkita.com/2020/08/kelebihan-dan-kekurangan-hidroponik.html Diakses
pada 2 Oktober 2022 Pukul 16.00 WIB