Anda di halaman 1dari 5

Nama : Diah Ayu Amalia Diningsih

NIM : 20809334143
Kelas : A Gunungkidul
Prodi : D4-Akuntansi

Proses Audit : Serangkaian tindakan dan prosedur untuk mengontrol organisasi.


Perencanaan Audit :

Menerima
Menetapkan
klien dan Memahami Melakukan
penilaian awal
melakukan bisnis dan prosedur
dan kinerja
perencanaan industri klien analitis
materialitas
audit awal

Memahami
pengendalian
Identifikasi Menyelesaikan
Menilai risiko internal dan
resiko karena seluruh strategi
inheren menilai
eror/fraud dan rencana
pengendalian
risiko

Audit Berbasis Risiko :


Standar auditing mengharuskan auditor memahami entitas dan lingkungannya termasuk
pengendalian internalnya yang berguna untuk penilaian risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Komponen penilaian level risiko salah saji material yakni :

Control Risk
Inherent Risk
(Risiko Detection Risk/
(Risiko Bawaan)
Pengendalian) Residual Risk
Risiko salah saji
Faktor kerentanan Ukuran penetapan
pada suatu saldo
laporan keuangan auditor akan adanya
atau akun atau
terhadap kekeliruan salah saji dalam
golongan transaksi
material/salah saji segmen audit dan
dengan asumsi tidak
material. Tidak tidak terdeteksi.
terdapat
adanya pengendalian
pengendalian.
internal.

1
Penerimaan penugasan audit
mengambil keputusan untuk menerima (atau menolak) suatu kesempatan menjadi auditor calon
klien.
Kegiatan : Lakukan prosedur pendahuluan sebelum
menerima/melanjutkan/ menolak penugasan.
Tujuan : Putuskan apakah auditor menerima/
melanjutkan/menolak penugasan.
Dokumentasi : 1. Catat hasil inventarisasi semua faktor risiko segala
masalah yang ada tentang independensi.
2. Surat perikatan atau engagement letteri (jika
penugasan diterima atau dilanjutkan)

Proses Menerima/ Melanjutkan/ Menolak Penugasan


ISA 210.3
Tujuan auditor adalah menerima atau melanjutkan penugasan audit hanya jika dasar untuk
melaksanakan penugasan sudah disetujui dengan:
1. memastikan bahwa prasyarat untuk suatu audit memang ada; dan
2. menegaskan adanya pemahaman yang sama antara auditor dan manajemen dan, jika
perlu, dengan TCWG (Those Charged With Governance) mengenai syarat-syarat
penugasan.

ISA 210.4
Penggunaan kerangka pelaporan keuangan yang dapat diterima dalam pembuatan laporan
keuangan dan persetujuan manajemen, atau kalau perlu, TCWG (Those Charged With
Governance) mengenai premis tentang bagaimana suatu audit dilakukan.

ISA 210.12
Partner penugasan wajib meyakinkan bahwa prosedur yang tepat untuk menerima dan
melanjutkan hubungan dengan klien dan penugasan audit telah diikuti, dan ia berkewajiban
memastikan bahwa kesimpulan mengenai hal ini sudah tepat.

2
ISA 220.13
Jika partner penugasan memperoleh informasi yang menyebabkan KAP menolak penugasan
audit seandaianya informasi itu telah diterima lebih dini, partner penugasan wajib
mengkomunikasikan informasi itu secepatnya kepada KAP, sehingga KAP dan partner
penugasan dapat mengambil tindakan yang tepat.

ISA 300.13
Sebelum KAP memutuskan untuk menerima atau mempertahankan suatu penugasan, auditor
harus:
1. Memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan yang diusulkan atau
digunakan entitas.
2. Menilai apakah KAP dapat menaati ketentuan etika yang relevan.
3. Dapat persetujuan manajemen bahwa ia memahami sepenuhnya akan tanggung jawabnya
berkenaan dengan :
a. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan financial reporting framework
yang diterapkan oleh perusahaan.
b. Pengendalian internal untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji
material, apakah yang disebabkan oleh kecuarangan atau kesalahan.
c. Memberikan akses kepada auditor atas semua informasi yang relevan dan informasi
tambahan yang diminta auditor, sera akses tanpa batas kepada orang-orang di dalam
entitas menurut pendapat auditor diperlukan untuk mendapatkan bukti auditi.
d. Prosedur menerima dan melanjutkan penugasan; serupa dengan prosedur penilaian
risiko.

Fungsi penilaian risiko penugasan membantu memastikan bahwa KAP:


1. Independen dan tidak memiliki benturan kepentingan.
2. Kompeten untuk melaksanakan tugasnya dengan sumber daya yang diperlukan dan dalam
batas waktu yang tersedia.
3. Bersedia menerima dan menanggung risiko audit. Ini meliputi penilaian atas integritas
manajemen dan sikap manajemen terhadap pengendalian intern, tren industri, cukup
tersedianya bukti audit yang tepat, dan faktor lain seperti kemampuan (dan kemauan) klien
membayar fees; dan
4. Tidak tahu atau tidak mempunyai informasi baru mengenai klien (existing client) yang
dapat menyebabkan KAP menolak penugasan.

3
Sesudah diputuskan untuk menerima atau melanjutkan penugasan, maka langkah selanjutnya
adalah :
1. Prakondisi untuk Suatu Audit
Untuk memastikan apakah prakondisi bagi suatu audit memang ada, auditor wajib:
a. Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan dapat diterima (acceptable).
b. Mendapatkan persetujuan manajemen memahami sepenuhnya tanggung jawabnya :
1) Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan kerangka pelaporan yang
ditetapkan, termasuk ketentuan mengenai penyajian yang wajar.
2) Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen untuk
menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, apakah yang
disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.
3) Memberikan kepada auditor :
1) Akses informasi untuk membuat laporan keuangan
2) Informasi tambahan yang dapat diminta auditor dari manajemen
3) Akses tanpa batas (unrestricted access) kepada orang-orang di dalam entitas.

2. Menyepakati Syarat-Syarat Perikatan


ISA 210.7
Jika manajemen atau TCWG membatasi lingkup kerja auditor dalam usulan surat perikatan
yang menurut auditor akan mengakibatkan penolakan opini (disclaimer of opinion) atas
laporan keuangan, auditor tidak diperkenankan menerima penugasan dengan pembatasan,
kecuali jika diharuskan oleh ketentuan perundang-undangan.

ISA 210.10
Syarat perikatan audit yang harus dicantumkan dalam surat perikatan audit atau bentuk
perjanjian tertulis yang tepat dan harus memuat ;
a. tujuan dan lingkup audit atas laporan keuangan;
b. tanggung jawab auditor;
c. tanggung jawab manajemen;
d. penegasan mengenai kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan untuk membuat
laporan keuangan; dan
e. referensi atau acuan kepada bentuk dan isi laporan yang akan diterbitkan auditor
danpernyataan bahwa ada keadaan atau situasi yang menyebabkan laporan
sebenarnyaberbeda dari bentuk dan isi laporan yang diharapkan.

4
Pembuatan Surat Penugasan/ Surat Revisi Surat Penugasan/
Perikatan Surat Perikatan
1. Nama perusahaan & LK yang akan 1. Perubahan syarat penugasan atau
diperiksa. diperlukannya syarat penugasan yang
khusus untuk periode tersebut.

2. Tujuan audit 2. Perubahan dalam senior management baru-


baru ini.

3. Audit berdasarkan standar audit 3. Perubahan signifikan dalam kepemilikan


entitas

4. Sifat, lingkup, dan tanggung jawab 4. Perubahan signifikan dalam sifat atau
audit ukuran bisnis dari entitas yang
bersangkutan.

5. Audit memiliki keterbatasan 5. Perubahan dalam kewajiban hukum atau


ketentuan perundang-udangan.

6. Tanggung jawab manajemen 6. Perubahan dalam financial reporting


framework yang diadopsi, dalam
pembuatan laporan keuangan.

7. Manajemen memberikan representasi 7. Perubahan lain dalam kewajiban atau


tertulis kepada auditor persayratan pelaporan.

8. Dasar perhitungan fee auditor 8. Adanya indikasi bahwa manajemen keliru


memahami tujuan dan lingkup audit.
9. Ketegasan kesepakatan dengan klien

Anda mungkin juga menyukai