Anda di halaman 1dari 51

HYDR P N CS

by
East Barito Plantation Technology
PENDAHULUAN

Dahulu hidroponik sebagai alternatif ketika ada permasalahan terhadap lahan, seperti
kualitas tanah yang tidak subur, tanah berbatu, tanah berpasir, tanah mengandung racun
logam, luasan tanah berkurang, tanah sudah menjadi bangunan seperti gedung dan rumah,
serta berbagai permasalahan lahan lainnya.

Dengan sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur atau
daerah sempit yang padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia
mempunyai prospek yang cerah, baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun untuk
merebut peluang ekspor.

Bercocok tanam secara hidroponik bisa bermula dari sebuah hobi. Dari hobi inilah yang
diharapkan bisa berkembang menjadi semi komersial dan akhirnya komersial. Hidroponik
sangat mungkin dikembangkan di rumah-rumah dengan lahan sempit maupun lahan yang
luas untuk tujuan komersial. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek
yang cerah baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun merebut pangsa pasar
peluang ekspor. Dengan hidroponik tidak saja kuantitas produksi dapat ditingkatkan, tetapi
kualitas dan kontinuitas produksi dapat lebih terjamin.

Hidroponik saat kini menjadi sebuah kebutuhan dan trend pertanian modern. Hidroponik
dibutuhkan oleh kapal induk militer, pesawat luar angkasa, kapal selam, apartment
bertingkat dan lainnya. Semua jenis tanaman bisa di hidroponik kan, seperti sayuran, buah,
tanaman hias, tanaman umbi bahkan tanaman tahunan. Hasil panen produk hidroponik pun
terbukti memiliki kualitas yang lebih baik dari segi gisi maupun penampakan tanaman.

East Borneo Plantation Technology 1


HIDROPONIK

Hidroponik (Inggris:hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan
ponos artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman
tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.

Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang
berarti kerja. Jadi hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam
dengan menekankan pada pemenuhan unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman
berupa nutrisi dalam bentuk larutan, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam
tanpa tanah.
Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh
semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.

Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila
nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah
adalah media untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk
kemudian bisa diserap tanaman.

Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang
ditekankan adalah pada pemenuhan kebutuhan nutrisi.

East Borneo Plantation Technology 2


SEJARAH HIDROPONIK

Meskipun keberadaannya diragukan, bila benar adanya hidroponik telah diterapkan di


Taman Gantung Babilonia, Irak, pada 600 S.M. Taman Gantung Babilonia merupakan
undakan-undakan batu yang memiliki sistem irigasi seperti bianglala dengan air dari Sungai
Eufrat. Taman ini dibangun Raja Nebukadnezar.

Suku Aztec di Amerika Selatan juga telah menerapkan Hidroponik. Mereka menanam
tanaman di atas rakit yang terbentuk dari rajutan akar dan batang (chinampa) di atas Danau
Tenachtitlan. Danau ini mengandung nutrien bergizi.

Pada 1699, John Woodward bereksperimen dengan tumbuhan Mint dan menemukan bahwa
tumbuhan tumbuh lebih baik bila dialiri air berlumpur dibanding air bening. Dengan ini,
diketahui bahwa tumbuhan memerlukan nutrisi yang dibawa lumpur.

Pada 1929, William Frederick Gericke dari Universitas California mengklaim menumbuhkan
tomat setinggi 2 meter yang penuh buah menggunakan larutan nutrien mineral melalui buku
The Complete Guide to Soilless Gardening.
Pada 1937, cara itu dinamakan hidroponik.

Sekitar tahun 1970, hidroponik mulai digunakan untuk praktek di Universitas Gajah Mada.

East Borneo Plantation Technology 3


Hidroponik timbul sebagai alternatif pertanian pada lahan terbatas. Dengan sistem ini
memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur atau daerah sempit yang
padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek yang
cerah, baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang ekspor.
Bercocok tanam secara hidroponik bermula dari hanya sekedar hobi, dan diharapkan bisa
berkembang dari semi komersial sampai menjadi komersial. Hidroponik bisa dikembangkan
di rumah-rumah dengan lahan yang sempit maupun yang luas untuk tujuan komersial.

Perkembangan hidroponik bukan saja di negara maju, tetapi juga di Negara yang sedang
berkembang. Dengan sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang
subur atau daerah yang pada penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia
mempunyai prospek yang cerah, baik untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. Selain kuantitas produksi meningkat, kualitas dan kontinuitas produksi dapat
terjamin dengan memakai sistem hidroponik.

Diseluruh bagian dunia, hidroponik ini telah berkembang walaupun dengan luasan yang
masih terbatas misalnya: Phoenix Arizona 6,07 Ha; Tucson Arizona 4,45 Ha; Abu Dhabi
8,09 Ha; dan kepulauan Kenari puluhan hektar (thn 2006). Hidroponik berkembang di
Negara Australia, Selandia baru, Kep. Bahama, Afrika Selatan, Brazil, Kuwait, Rusia,
Polandia, Iran, Malaysia dan Amerika Serikat.

Hidroponik bisa membantu memecahkan beberapa masalah, seperti masalah struktur tanah
dan unsur hara di Kanada dan Kolombia dengan menggunakan media/medium serbuk
gergaji. Masalah salinitas di Meksiko dan Negara Timur Tengah dengan menggunakan pasir
pantai yang sudah disterilkan. Di Singapore dengan teknik tanaman bertingkat untuk
mengatasi lahan yang sempit. Untuk keperluan secara khusus dalam penyediaan sayuran
dan buah-buahan di kapal selam nuklir, kapal induk dsb nya.
Penerapan hidroponik skala komersial di Indonesia dikembangkan sejak tahun 1980 di
Jakarta untuk produksi sayuran dan buah-buahan.

East Borneo Plantation Technology 4


TEKNOLOGI HIDROPONIK

Hidroponik adalah cara budidaya tanaman tanpa media tanah; bagian dari pertanian pada
kondisi lingkungan terkendali (controlled environment agriculture) dalam rumah kaca atau
rumah kasa.
Dengan kata lain, hidroponik merupakan suatu sistem budidaya tanaman pada media yang
tidak menyediakan unsur hara, dan unsur hara esensial yang diperlukan pada tanaman
disediakan dalam bentuk larutan atau nutrisi.

Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik meliputi golongan tanaman hortikultura


antara lain tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman hias, tanaman herbal/obat-obatan,
pertamanan.
Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis tanaman tahunan, biennial, annual. Pada
umumnya merupakan tanaman annual (semusim).

Aspek-aspek penting menanam tanaman hidroponik :

1. Air
Tanaman hidroponik tergantung pada air, air menjadi aspek penting kualitas
tumbuhnya tanaman hidroponik.

2. Cahaya
Sinar Ultraviolet yang cukup diperlukan untuk bisa tumbuh dengan baik

3. Oksigen
Oksigen merupakan aspek penting penanaman tanaman secara hidroponik. Kadar
oksigen yang rendah dapat mengakibatkan menurunnya permeabilitas membrane
sel sehingga dinding sel sulit ditembus. Hal ini akan berakibat tanaman kekurangan
air dan layu

4. Nutrisi
Untuk dapat tumbuh dengan baik diperlukan nutrisi, larutan hara sebaiknya diberikan
secara teratur.

5. Kasih sayang

East Borneo Plantation Technology 5


Beberapa keuntungan menggunakan teknologi hidroponik, ditinjau dari tiga aspek, yaitu:

1. Keuntungan secara teknologis


Keuntungan yang bisa didapat, produk hidroponik lebih terjamin kebebasannya dari
hama penyakit yang berada di dalam tanah, hidroponik menggunakan metode kerja
yang lebih praktis dan tepat guna, memungkinkan menanam suatu jenis tanaman di
luar musim tanam, sehingga secara komersial mempunyai harga jual yang lebih baik,
dan hidroponik mampu memanfaatkan lahan sempit atau kristis dan tidak produktif.

2. Keuntungan secara ekonomis


Dapat menjadi sumber peningkatan penghasilan dan profesi, meningkatkan
pemenuhan sumber pengadaan gizi masyarakat dan keluarga, jika diusahakan
dalam skala besar dapat meningkatkan ekspor yaitu produk holtikultura segar dan
berkualitas tinggi.

3. Keuntungan bagi lingkungan dan sosial


Dapat dijadikan sarana pendidikan pertanian modern, memperindah lingkungan, dan
terkesan dunia pertanian yang bersih, dapat menimbulkan gairah usaha mandiri,
menciptakan lapangan pekerjaan, menjadi tempat berekreasi orang-orang lanjut usia
dan merupakan usaha agribisnis di perkotaan tanpa mencemari lingkungan.

Berbagai kendala yang menyebabkan tersendatnya perkembangan hidroponik di Indonesia


yaitu :

1. Kendala teknologi
Rendahnya pengetahuan tentang fisiologi tumbuhan (keperluan unsur hara, sinar
matahari, oksigen, air, temperatur, ruang dll), pengetahuan pupuk dan pemupukan,
pengairan, pengetahuan tentang green house (desain, bahan baku) dikalangan
petani masih sangat kurang apalagi pengetahuan tentang cara budidaya setiap
tanaman.

2. Kendala pemasaran
Untuk skala usaha kecil menyebabkan kuantitas produksi yang kecil/rendah pula,
perlu menggandeng pemasok agar harga lebih rendah. Pasar elite sulit ditembus
oleh pemula dan perlu pengetahuan pasca panen yang benar.

3. Kendala modal / biaya


Dalam biaya dibutuhkan modal besar untuk memulai, keperluan perawatan tanaman
sehari-hari, perawatan green house dan kelengkapan irigasi dan biaya untuk
pengemasan, pemasaran dan promosi.

East Borneo Plantation Technology 6


Teknik hidroponik pada umumnya dalam bercocok tanam ada dua teknik utama, yaitu
menggunakan larutan/kultur air atau media/kultur agregat. Metoda yang menggunakan
larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan
larutan mineral bernutrisi. Dalam teknik larutan air pada umumnya yang dipakai teknik
larutan statis (Wick Sistem, Water Culture Sistem) dan teknik larutan alir (NFT, Drip Sistem).
Sedangkan untuk teknik media tergantung dari jenis media yang digunakan, bisa berupa
sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, arang sekam, batu
apung, dll, sebagai pengganti media tanah..

Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan hidroponik terbuat dari
plastik pvc, adapula yang memakai bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya.
Tempat penampungan harus dijauhi dari cahaya secara terus menerus guna mencegah
pertumbuhan lumut di dalam air bernutrisi yang telah diisi.

Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai:

Teknik Larutan Statis

Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam
teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupa ember plastik, baskom, bak
semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkan secara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan.
Jika tidak dialirkan, maka ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar
tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh
oksigen. Terdapat lubang untuk setiap tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan
pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil,
kertas pembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahaya
sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumut di dalam bak. Untuk menghasilkan
gelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisa diganti
secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian
tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutan bernurtrisi yang baru.

Teknik Larutan Alir

Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkan terus
menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknik ini lebih mudah
untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa
dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik
Larutan Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (Nutrient Film Technique) atau dikenal sebagai
NFT, teknik ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat

East Borneo Plantation Technology 7


atau pipa pvc, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut
dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang
dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis
lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar
dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.

Teknik Agregat Media

Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batubata, dan
media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk mencegah
adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut
dengan pipa dari air larutan bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar.

Hidroponik dapat diklasifikasikan berdasarkan media, yaitu:

1. Kultur Air (teknik larutan statis dan alir) : NFT, Irigasi Tetes, hidroponik apung dll
2. Kultur Agregat (teknik agregat media) : pasir rockwool, arang sekam, kerikil, batu
apung.
3. Aeroponik : medium gas.

Beberapa model dasar hidroponik yang biasa dikembangkan di Indonesia yaitu: Wick Sistem
(sistem sumbu); Water Culture Sistem (rakit apung); Ebb and Flow Sistem (pasang surut);
Drip Sistem (irigasi tetes), Nutrient Film Technique (NFT) dan Aeroponik.

East Borneo Plantation Technology 8


Berikut perbandingan budidaya tanaman secara hidroponik dan konvensional

No Parameter Konvensional Hidroponik


Lebih tidak terbatas, misal padang
1 Lahan Terbatas hanya pada lahan tanah
pasir, pulau karang, gedung dsb
Tanah perlu diolah, diganti setelah Tanpa pengolahan, media dapat
2 Medium
2-3 generasi tanaman dipakai berulang-ulang
Perlu biaya, waktu, dan tenaga
3 Sterilisasi medium Lebih sedikit
yang besar
Sangat bervariasi, defisiensi lokal, Seragam, lebih mudah diatur, hara
4 Kandungan hara
lebih sulit diatur cukup dan tersedia
Disebar, perlu jumlah banyak, Dilarutkan, jumlah lebih sedikit,
5 Pemupukan
kurang efisien lebih efisien
Sering terjadi kekeringan karena

6 Air sifat tanah dan iklim, penggunaan Tidak, lebih efisien


kurang efisien
Dibatasi oleh akar, hara dan
Dibatasi oleh cahaya, populasi
7 Jumlah Tanaman cahaya, populasi tanaman lebih
lebih besar
kecil

8 Gulma Ada, perlu pengendalian Tidak ada

9 Hama dan Penyakit Banyak Sedikit

10 Tenaga Kerja Banyak Sedikit


11 Masa Bero Perlu Tidak Perlu

12 Hasil Lebih Rendah Lebih Tinggi


Kurang baik karena ada serangan
13 Kualitas Lebih baik
OPT
14 Biaya Rendah Tinggi
15 Teknologi Sederhana Rumit
16 Bahan Mudah diperoleh Sulit diperoleh

East Borneo Plantation Technology 9


BUDIDAYA HIDROPONIK

1. Pembibitan

Bahan yang diperlukan :


 Media Tanam Hidroponik : Rockwool atau Arang Sekam
 Benih / Bibit
 Tray semai / nampan plastik
 Tusuk gigi / tusuk sate
 Air biasa / murni

Persiapkan benih yang mau disemai, rendam benih dalam parutan bawang merah
dikasih air hangat (200C - 300C) kurang lebih 1 Jam, tujuannya agar benih lebih
cepat Sprout (pecah biji).

Potong Rockwool berbentuk kotak-kotak dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm atau 2 x 2 cm,
atau menyesuaikan dengan Netpot Hidroponik, gunakan pisau bergerigi/pisau roti
atau mata gergaji besi mengikuti arah Serat Rockwoolnya.

Masukan Rockwool kedalam Tray Semai kemudian Siram dengan Air Biasa atau
basahi dulu Rockwool dengan direndam air biasa, kemudian susun di Nampan
Plastik.

East Borneo Plantation Technology 10


Lubangi Rockwool Dengan Tusuk Gigi Atau Tusuk Sate sedalam 1-2 cm (3 kali
besar benih), untuk kangkung 4 lubang, bayam 2 lubang, selainnya 1 lubang saja,
atau sayuran yang tumbuh keatas boleh lebih dari 1 lubang.

Masukan Benih kedalam lubang, dengan mengangkat benih menggunakan tusuk gigi
yang basah.

East Borneo Plantation Technology 11


Setelah selesai, Simpan Benih yang sudah disemai kedalam Tempat Gelap / Tidak
terkena sinar Matahari, atau ditutupi dengan plastik hitam dan simpan ditempat
teduh

2. Penyiraman

Cek secara berkala (Sehari 1x), Apakah Benih sudah Sprout (tumbuh tunas) atau
belum. dari pengalaman Nyemai Sawi, Kangkung Dan Bayam hanya perlu 1 Hari
untuk Sprout walaupun tidak semua Benih Sprout.

Jika Sudah Sprout, Pilih yang Sprout untuk di pindahkan ke tempat yang
terkena Sinar Matahari kira-kira 2-3 jam (dari jam 6 s/d 11 selama 3 hari), agar
pertumbuhan kedepannya baik, dan benih jangan dimasukkan kedalam lagi tapi
taruh diluar rumah dikenakan matahari tidak langsung. Dalam Penjemuran Bibit,
Harap Jaga Agar Rockwool Selalu Lembab/basah dengan air biasa.

Jika terlambat Bibit akan jadi Etiolasi / Kutilang (Kurus, Tinggi, Langsing),
pertumbuhannyapun jadi Super Lambat. Simpan Kembali yg Belum Sprout
Ketempat Gelap.

East Borneo Plantation Technology 12


Ulangi langkah diatas jika Bibit lain ada yang menyusul Sprout.

Penyiraman pada pagi hari, siram pada bagian media secara perlahan jangan
sampai merusak tanaman. Volume penyiraman disesuaikan tidak boleh terjadi
genangan. Umur 1-7 hari gunakan air biasa, setelah 7 hari gunakan nutrisi
hidroponik sesuai dengan dosis anjuran.

Biasanya 2 atau 3 hari benih sudah tumbuh 2 daun, Rockwool bisa diberikan Nutrisi
1 liter Air + 2 ml A + 2 ml B, aduk rata

Kira-kira 9 – 10 hari akan tumbuh daun ke 4, benih sudah siap untuk di pindah ke kit

3. Pindah tanam
Dilakukan pada umur 3 minggu. Cabut perlahan dengan alat bantu, jangan sampai
akar rusak atau luka, setelah itu akar di cuci bersih dan dipindah ke alat hidroponik
yang ber nutrisi (pada media Arang Sekam) ; pada media Rockwool disertakan pula
pada saat pencabutan bibit semai.

Bak / ember di isi larutan Nutirisi : 1 liter Air + 5 ml A + 5ml B, aduk rata.

East Borneo Plantation Technology 13


Tinggi larutan Nutrisi dalam ember / bak 2 cm dibawah netpot agar tanaman bisa
mendapatkan oksigen.

Rendam Netpot yang sudah ada sumbunya dilarutan tadi.

Pindahkan sayuran yang sudah ber daun 4 ke dalam netpot (Rockwool yang ada
akarnya menempel di flannel).

Masukkan netpot ke dalam lubang, ember letakkan ditempat yang terkena matahari,
jangan terkena hujan, bila larutan berkurang tambahkan lagi.

Sayuran mulai membesar, tetap diperhatikan nutrisi dalam bak jangan sampai habis.
Panen setelah 30 – 45 hari.

4. Pemupukan
Setiap kegiatan budidaya tanaman,pupuk merupakan salah satu faktor penting.
Pupuk merupakan sumber makanan bagi tanaman yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Tentu saja masih ada faktor lain, seperti
cahaya, air dsb nya. Unsur hara yang terdapat pada media tanam akan diserap
melalui akar, penyerapan air beserta hara dilakukan oleh ujung-ujung akar dan bulu-
bulu akar, dengan demikian pembentukan akar sebagai awal pertanaman harus
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendorong perkembangan akar. Dengan
perkembangan akar beserta bulu-bulu akar yang banyak, serapan air dan hara bisa
menjadi .lebih besar dan akan terjadi keseimbangan volume akar dengan
pertumbuhan tanaman.

Dipasaran bebas kita mengenal pupuk tunggal yang hanya mengandung satu macam unsur
hara misalnya pupuk Urea hanya mengandung unsur hara N dan pupuk majemuk yang
mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya pupuk NPK 15-15-15 mengandung unsur
hara N, P dan K.

East Borneo Plantation Technology 14


Ada lebih kurang 16 unsur yang diperlukan tanaman agar dapat tumbuh dan berbunga atau
berbuah dengan baik selain faktor cahaya, air dsb nya. Unsur-unsur tersebut adalah N, P, K,
S, Mg, Ca, Fe, Zn, Mn, Cu, Mo, B dan Sl sedangkan 3 unsur hara lain yang tersedia bebas
di alam yaitu C, H dan O.

Dalam sistem hidroponik tanah tidak digunakan sebagai media tumbuh, tetapi diganti
dengan media lain seperti arang sekam, cocopeat atau material lainnya selain tanah. Media
tanam tersebut tidak mengandung unsur hara yang cukup oleh sebab itu kita harus
memberikannya kepada tanaman melalui pupuk (dalam hidroponik istilah pupuk disebut juga
nutrisi). Harus dihitung secara cermat jumlah dari masing-masing unsur hara dengan
kebutuhan masing-masing tanaman. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah.

Pembuatan nutrisi hidroponik ini menggunakan Teknik haogland II sebagai dasarnya yang
kemudian dikembangkan lagi dan telah teruji di lapangan dengan hasil yang baik. Untuk
membuat nutrisi ini dibutuhkan beberapa senyawa yang mengandung unsur hara essensial
yang dibutuhkan oelh tanaman. Senyawa-senyawa tersebut adalah :
1. Unsur makro : 5Ca(NO3)2.NH4.NO3.10H2O, KNO3, KH2PO4, dan MgSO4.7H2O.

2. Unsur mikro : Fe EDTA, MnSO4.4H2O, H3BO3, ZnSO4.7H2O, CuSO4.5H2O, dan

H2MoO4.
Air sebagai pelarut senyawa-senyawa ini.

Masing-masing senyawa yang telah ditimbang sesuai kompisisinya dilarutkan didalam


wadah berukuran 5 liter dan dibuat menjadi 2 larutan stok agar tidak terjadi endapan
(endapan terjadi jika Ion Ca digabungkan dengan ion PO 4 atau ion SO4) yang berakibat
nutrisi tidak dapat diserap tanaman. Pada akhirnya akan terdapat 5 liter stok A dan 5 liter
stok B.

Stok larutan A berisikan senyawa: 5 Ca(NO3)2.NH4.NO3.10H2O, 50% KNO3 dan Fe EDTA

Stok larutan B berisikan senyawa: 50% KNO 3, KH2PO4, MgSO4.7H2O, MnSO4,.4H2O,

H2BO3, ZNSO4.7H2O, CuSO4.5H2O dan H2MoO

Larutan yang telah jadi adalah larutan stok dalam keadaan pekat yang harus diencerkan
terlebih dahulu untuk diaplikasikan ke tanaman. Masing-masing stok 5 liter tersebut dapat
dilarutkan menjadi 1.000 liter larutan siap pakai.

East Borneo Plantation Technology 15


Perbandingan berbagai jenis pupuk

Karakter Konvensional Organik Hidroponik


Tempat Terbuka Terbuka Tertutup
Formula untuk tanah Bahan organic (kompos, Khemikalia (PA atau
Pupuk (Nutrisi)
(Urea, SP-36, KCl) kotoran hewan) teknis)
Tersedia lambat (slow Tersedia lambat Tersedia langsung
Sifat Nutrisi
release) (mineralisasi) (Ion)
Pestisida Ya Tidak Tidak
Jaminan Hasil (Qlt & Qtt) Tidak Pasti Tidak pasti Pasti
Supermarket, resotoran, Supermarket,
Pangsa Pasar Pasar Tradisional
hotel restoran, hotel

Catatan: semua tanaman menyerap nutrisi dalam bentuk ion an-organik, yang membedakan
adalah bahan pupuk bisa kima ataupun organic. Pupuk berbahan kimia tidak berbahaya
untuk kesehatan manusia karena didalam tubuh tanaman semua bahan dirubah menjadi
karbohidrat, hanya logam berat yang berbahaya untuk kesehatan dan logam berat bukan
bahan untuk pupuk.

Kebutuhan unsur hara sayuran yang dipanen daunnya seperti selada, sawi, bayam,
kangkung, kalian, pak choi dll

Unsur Hara Kebutuhan (ppm) Yang diberikan (ppm)


N 70-250 250
P 15-80 62
K 150-400 324
Ca 70-200 185
Mg 15-80 62
S 20-200 110
Fe 0,8-6 5
Mn 0,5-2 2
Cu 0,05-0,3 0,1
Zn 0,1-0,5 0,3
B 0,1-0,6 0,6
Mo 0,05-0,15 0,05
Sl 0,05-0,15 0,05
(sumber: Yos Sutiyoso, 2003)

East Borneo Plantation Technology 16


Senyawa Pembuatan Nutrisi Hidroponik

1. 5 Ca(NO3)2.NH4.NO3.10H2O

2. MgSO4.7H2O

3. K2SO4

4. KNO3

5. (NH4)H2PO4

6. KH2PO4
7. Fe EDTA
8. MnSO4.4H2O

9. ZNSO4.7H2O

10. CuSO4.5H2O

11. H2MoO4

12. H2BO3
Dan lain-lain

1 ppm = 1 mg/L = 1 g/1000 L

Contoh perhitungan
Mencari jumlah 5 Ca(NO3)2.NH4.NO3.10H2O
Ca = 18,5 %
NO3 = 14,2 %

NH4 = 1,3 %
Misalkan kita ingin memenuhi kebutuhan Ca 185 ppm
185 ppm = 185 g/1000 L
Maka jumlah
5 Ca(NO3)2.NH4.NO3.10H2O

185 g/1000 L : 18,5% =1.000 g


Jadi jumlah NO3 dan NH4 adalah

NO3 = 14,2% x 1000 = 142 g/1000 L

NH4 = 1,3% x 1000 = 13 g/1000 L

East Borneo Plantation Technology 17


Jadi kita harus menyiapkan 1 kg senyawa 5 Ca(NO 3)2.NH4.NO3.10H2O untuk bisa
mendapatkan Ca 185 ppm dan N 15,5 ppm untuk setiap 1000 L larutan nutrisi siap pakai.

Silahkan dilanjutkan dengan perhitungan dan cara yang sama untuk setiap senyawa sampai
semua unsur hara yang kita butuhkan tercukupi.

Berbagai fungsi unsur hara

1. NITROGEN (N)
+
Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3- (N-nitrat) atau NH4 (N-amonium)
atau keduanya, Tanaman yang hidupnya dengan media yang banyak berisi air akan
+
lebih suka menyerap N dalam bentuk NH4 , sedangkan tanaman yang hidupnya dengan
-
media di darat akan lebih baik tumbuhnya bila tersedia N dalam bentuk NO3 .
Sebaliknya N-amonium tidak lebih dari 30% dari N yang diberikan untuk tanaman.

+
Fungsi NH4 terhadap pertumbuhan tanaman akan menyebabkan tanaman tumbuh
pesat, sel-sel membesar, daun melebar tipis, lemas, cepat layu dan rentan terhadap
serangan penyakit.
-
Fungsi NO3 terhadap pertumbuhan tanaman adalah bisa memperpanjang fase life atau
daya simpan bunga/buah, toleran terhadap kekurangan air, membuat butir hijau daun
lebih bagus, mengurangi keguguran bunga (bunga terbentuk lebih sempurna).

FUNGSI :
 Membentuk klorofil, membuat protein
 Membuat enzim-enzim yang berperan dalam membentuk daun dan produksi
bahan kering
 Termasuk unsur hara yang mobile di dalam tanaman (apabila daun-daun muda
kekurangan N, maka N dari daun-daun tua akan ditranslokasikan ke daun-daun
muda)

GEJALA KEKURANGAN :
 Proses kecepatan pertumbuhan rata-rata lambat
 Daun terlihat hijau muda dan dapat menjadi kuning
 Biasanya daun paling rendah posisinya yang paling pertama terlihat gejalanya

East Borneo Plantation Technology 18


2. PHOSPHOR (P)
-
Phosphor/fosfor diserap tanaman dalam bentuk ion H2PO4 , dan sebagian kecil dapat
+
diserap dalam bentuk ion HPO4. Pemberian P bersama-sama dengan NH4 dapat
merangsang pertumbuhan akar, tetapi penyerapan P oleh akar meningkat apabila yang
+
digunakan adalah NO3 daripada NH4

FUNGSI :
 Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ujung-ujung akar dan titik
tumbuh
 Mempunyai peranan dalam proses fotosintesis, pembakaran karbohidrat
 P dalam tanaman bersifat mobile

GEJALA KEKURANGAN :
 Warna daun berubah menjadi gelap dan selanjutnya menjadi kelabu
 Sistem perakaran kurang baik perkembangannya
 Pada tanaman yang muda dapat menghambat pertumbuhan pucuk

3. KALIUM (K)
+
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K dan ketersediaan K dari pupuk relatif
lebih cepat daripada dengan fosfat.

FUNGSI :
 Sangat diperlukan pada fase reproduksi tanaman untuk menghasilkan kualitas
bunga dan buah yang lebih baik
 Sebagai katalisator proses-proses metabolisme tanaman
 Berperan penting dalam penyusunan protein dan karbohidrat
 Mempercepat pertumbuhan jaringan maristematik
 Mempercepat atau mempertebal sel-sel tanaman pada dalam batang dan kulit
serta resistensi terhadap penyakit
 Dapat menghasilkan kualitas bunga dan buah yang lebih baik
 K dalam tanaman bersifat mobile

GEJALA KEKURANGAN :
 Kekurangan Kalium ditandai dengan berubahnya tepi daun dari warna hijau
menjadi kuning muda
 Warna kuning tersebut berlanjut menjadi kecoklatan
 Pada tepi daun menjadi robek yang membentuk sepeti gerigi

East Borneo Plantation Technology 19


 Dapat menurunkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit

4. CALSIUM (Ca)
Calsium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Ca ++, ketersediaan Ca ternyata dapat
mempengaruhi unsur hara lain terutama Mg, apabila Ca pada kondisi kekurangan, maka
penyerapan Mg akan terlalu besar dan dapat meracuni tanaman. Penambahan atau
pemberian Ca bersama-sama dengan unsur N akan menguntungkan pada
perkembangan batang dan pembentukan tunas-tunas baru. Ca banyak terdapat
dibagian tanaman yang tua dan bersifat immobile

FUNGSI :
 Menguatkan dinding sel, pembentukan pucuk tanaman dan pemanjangan ujung-
ujung akar
 Berperan dalam pembentukan protein dan penyerapan nitrat

GEJALA KEKURANGAN :
 Daun-daun berukuran kecil dan gagal berkembang penuh
 Warna daun menjadi gelap

5. MAGNESIUM (Mg)
Tanaman menyerap Magnesium dalam bentuk ion Mg ++, ketersediaan Mg tidak boleh
berlebihan karena dapat meracuni tanaman, sehingga unsur Mg harus dalam kondisi
seimbang terutama dengan unsur Ca. unsur hara Ca adalah bersifat mobile

FUNGSI :
 Berperan dalam proses fotosintesis dan pembentukan klorofil
 Untuk pembentukan enzim dan protein dalam tanaman
 Menaikkan kadar minyak pada tanaman
 Termasuk unsur hara yang mobile didalam tanaman

GEJALA KEKURANGAN :
 Gejala ini biasanya terlihat pada daun tua
 Diantara tulang daun terlihat klorosis
 Perubahan warna daun menjadi kuning dan terdapat bercak-bercak warna coklat
pada daun tetapi tulang daun tetap berwarna hijau
 Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan kuncup bunga

East Borneo Plantation Technology 20


6. SULFUR (S)
-
Tanaman menyerap Sulfur melewati akar dalam bentuk ion SO 4 dan dapat diserap

melalui daun dalam bentuk ion SO4, tetapi pada kadar yang terlalu tinggi dapat meracuni
tanaman. Kadar S di dalam tanaman rata-rata 0,1 – 0,4%. Unsur S di dalam tenaman
dapat menekan kelebihan nitrat sehingga akibat negative dari penumpukan nitrat yang
terlalu tinggi dapat dicegah. Sulfur adalah unsur hara yang besifat mobile

FUNGSI :
 Menyusun asam amino, aktifator enzim dan pembentukan vitamin

GEJALA KEKURANGAN :
 Daun berwarna gelap pada sebagian daun yang paling dekat dengan batang
 Urat-urat daun berubah menjadi kuning
 Batang tanaman kurus dan kecil

7. BORON (B)
Tanaman menyerab Boron dalam bentuk ion BO 33, walaupun B merupakan unusr yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi harus tersedia untuk pertumbuhannya. Boron
adalah unsuru hara yang besifat immobile

FUNGSI :
 Berperan dalam pembentukan dinding sel, pembentukan buah
 Pembentukan titik tumbuh dan penting dalam penyerbukan
 B dalam tanaman bersifat tidak mobile

GEJALA KEKURANGAN :
 Gejala dapat dilihat pada daun dengan tanda-tanda yang mongering dan kurus,
ujung daun menjadi coklat
 Apabila temperatur tinggi dan tanaman kekurangan B dapat menyebabkan
kelopak bunga menjadi pecah (calyx splinting) atau dapat juga sebagai akibat
perbedaaan temperatur udara siang dan malam terlalu tinggi (lebih dari 10 0C).
 Pertumbuhan rata-rata tanaman merosot, pertumbuhan kerdil dengan ruas-ruas
yang pendek dan dapat juga berhenti pertumbuhannya
 Batang dari tanaman kaku menjadi pecah-pecah/retak

8. BESI (Fe)
Tanaman meyerap Besi dalam bentuk ion Fe 3+, tetapi lebih banyak diserap dalam
bentuk ion Fe2+. Besi juga dapat diserap dalam bentuk garam-garam kompleks organic

East Borneo Plantation Technology 21


(chelate) dan dapat juga diserap oleh daun dalam bentuk Fe sulfat. Fe adalah salah satu
unsur immobile.

FUNGSI :
 Membentuk klorofil, diperlukan dalam membentuk fotosintesis
 Berperan dalam mengaktifkan berbagai enzim

GEJALA KEKURANGAN :
 Warna daun akan pudar dan menjadi kering lalu menjadi keriput
 Pada ujung daun menjadi terkikis tetapi urat-urat daun masih tetap hijau

9. MANGAN (Mn)
Mangan diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Mn 2+ dan juga dalam bentuk kompleks
organik. Apabila kadar Mn berlebihan bagi tanaman dapat menyebabkan keracunan.
Sifat dari Mangan adalah immobile

FUNGSI :
 Berfungsi dalam pembelahan sel
 Digunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis

GEJALA KEKURANGAN :
 Daun akan tampak berwarna gelap dan muda
 Perkembangan kuncup akan mengalami kegelapan
 Pertumbuhan tanaman terhambat

10. TEMBAGA (Cu)


Tanaman menyerap Cu dalam bentuk Cu 2+ dan dapat diserap melalui daun dalam
bentuk molekul kompleks organik.

FUNGSI :
 Cu diserap oleh tanaman dalam jumlah sedikit
 Berfungsi sebagai aktifator beberapa enzim lactase, oksidase dan asam askorbat

GEJALA KEKURANGAN :
 Terlihat pada ujung daun yang mengisut dan merana, dan terkadang terlihat
seperti gejala kekurangan K, karena tepi-tepi daunnya mongering

11. SENG (Zn)


TANAMAN MEYERAP Zn dalam bentuk ion Zn 2+ dan dapat dalam bentuk kompleks
organik, seperti EDTA

East Borneo Plantation Technology 22


FUNGSI :
 Berperan dalam pembentukan asam-asam Indolasetic Acid (IIA), sehingga akan
banyak berperan dalam pembelahan sel-sel meristem

GEJALA KEKURANGAN :
 Terjadi salah tumbuh pada ujung akar dan terjadi kelambatan tunas di pucuk
karena pembelahan sel meristem tidak sempurna
 Daun berwarna hijau muda, kuning atau putih di antara tulang daun, dan ruas-
ruas batang memendek, daun menjadi kecil, sempit dan agak tebal, kemudian
dapat menyebabkan daun menjadi gugur.

12. MOLIBDENIUM (Mo)

Tanaman menyerap Mo dalam bentuk ion MoO 4= dan dalam jumlah sedikit, kelebihan
sedikit saja dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman

FUNGSI :
 Berfungsi dalam reduksi nitrat (fiksasi N) dan asimilasi nitrogen

GEJALA KEKURANGAN :
 Kekurangan Mo dapat mempengaruhi berlangsungnya sintesis asam-asam
amino dan protein, sehingga dapat mempengaruhi fungsi N di dalam tanaman.

Penyiraman dan Pemupukan

Pemupukan dalam istilah disini adalah pemberian larutan nutrisi yang digunakan untuk
menyuplai hara yang dibutuhkan bagi tanaman melalui penyiraman di media tanam, atau
dapat juga disebut Fertigation (fertilizer and irrigation). Pada budidaya secara hidroponik,
penyiraman larutan nutrisi bagi tanaman dilakukan secara bertahap atau ber kali-kali melalui
sistem dan kebutuhan tanaman. Kebutuhan larutan nutrisi akan bertambah sesuai dengan
tingkat pertumbuhan tanaman.

Penyerapan unsur hara oleh tanaman

Unsur hara yang terdapat pada media tanam akan diserap melalui akar, penyerapan air
beserta hara dilakukan oleh ujung-ujung akar dan bulu-bulu akar, dengan demikian
pembentukan akar sebagai awal pertanaman harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mendorong perkembangan akar. Dengan perkembangan akar beserta bulu-bulu akar yang
banyak, serapan air dan hara bisa menjadi lebih besar dan akan terjadi keseimbangan
volume akar dengan pertumbuhan tanaman.

East Borneo Plantation Technology 23


Penyerapan elemen-elemen oleh akar dipengaruhi oleh faktor di dalam lingkungan akar dan
faktor di luar akar. Faktor dilingkungan akar misalnya jenis media tanam, kualitas air, pH dan
EC larutan nutrisi. Sedangkan faktor luar misalnya temperatur, angin, kelembaban dan
cahaya

Elemen-elemen diserap oleh akar dalam bentuk ion-ion, yaitu anion yang bermuatan negatif
dan kation yang bermuatan positif. Adanya perbedaan muatan antara ion-ion di dalam
larutan hara dengan ion-ion dalam akar, menyebabkan terjadinya proses tukar menukar ion.
Contoh: ion K+ dari garam KNO3 akan masuk ke dalam akar karena tarikan ion OH- dari

H2O, sedangkan ion NO3- akan tetap diluar karena terjadi ikatan dengan ion H +.

Volume dan frekuensi penyiraman

Dilihat dari faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman, maka volume dan frekuensi
penyiraman tidak semuanya sama pada suatu tempat tertentu. Untuk menentukan volume
dan frekuensi penyiraman harus melihat dan menganalisa hasil penyiraman sebelumnya,
hal ini dilakukan untuk menentukan volume, waktu dan frekuensi penyiraman. Pengalaman
seperti itu penting, karena untuk menghasilkan cara penyiraman yang optimal harus sesuai
dengan kondisi setempat, cara orang lain atau saran dari luar hanya merupakan bahan
perbandingan untuk menentukan aktifitas penyiraman.

Volume penyiraman pada ketinggian lebih dari 700 meter dari permukaan laut biasanya
antara 0,7 – 2,5 liter perhari, dengan frekuensi penyiraman 3 – 7 kali penyiraman per hari.
Semakin tinggi temperatur dan rendahnya kelembaban di dalam greenhouse, maka volume
dan frekuensi penyiraman akan meningkat, hal ini disebabkan aktifitas di dalam tanaman
juga akan meningkat, evaporasi tinggi dan penyerapan unsur hara oleh akar-akar cepat
pula. Sehingga dibutuhkan unsur hara yang banyak juga. Apabila dalam keadaan
penyerapan unsur hara yang tinggi tetapi larutan nutrisi tidak tersedia, maka akan
menyebabkan berbagai kemungkinan yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman.

Disini akan dibahas beberapa pengalamn yang berhubungan dengan masalah penyiraman
antara lain :

1. Tanaman muda mudah layu


Tanaman yang baru pindah dari nursery ke dalam greenhouse seringkali agak layu
atau benar-benar lemas daunnya, hal ini wajar karena tanaman baru adaptasi. Tetapi
jika ini terjadi lebih dari 10 hari, maka dapat juga disebabkan kerena temperatur yang
terlalu tinggi atau tkenis penyiraman yang kurang benar.

East Borneo Plantation Technology 24


Di dalam kasus ini, jika akibat temperatur yang terlalu tinggi maka perlu diusahakan
untuk menurunkan temperatur atau menaikkan kelembaban, misalnya dengan cara
penyemprotan dengan air bersih pada setiap ruas jalan antar bedengan, ini akan
membantu meningkatkan kelembaban, karena air yang terdapat di setiap ruas jalan
akan menguap keatas yang akan menyebabkan terdapatnya titik-titik air di dalam
greenhouse. Akan tetap layu tanaman tersebut apabila benar-benar suhu di dalam
greenhouse memang tinggi.

Penyebab layu tanaman sebagai akibat teknis penyiraman yang kurang benar akan
terjadi biasanya selama beberapa hari atau sampai lebih dari seminggu, layunya
tanaman ini hanya terjadi pada saat suhu meningkat, tetapi pada sore atau pagi hari
biasanya kembali normal.

Peristiwa ini dapat terjadi jika pertama kali tanaman diletakkan di atas media slab
(transplant) dan media slab tidak segera dibuka drainasenya, atau juga karena
setelah penanaman tanaman terlalu banyak disiram. Terlalu banyak penyiraman di
dalam media slab akan menyebabkan akar sulit/lambat berkembang, kerena media
tanam penuh dengan air dan komposisi udara yang sangat sedikit, padahal dalam
pertumbuhan akar diperlukan prosentasi udara yang cukup antara 15 - 17% udara.
Perkembangan akar yang lambat sedangkan pertumbuhan vertikal terus
berlangsung menyebabkan perbandingan volume akar dan volume di atas akar
(daun, cabang dan batang) tidak seimbang. Apabila perbandingan tidak seimbang,
pada saat evaporasi di atas tanaman tinggi akar tidak akan cukup mampu untuk
menyerap air dan unsur hara secara baik, sehingga daun maupun batang tanaman
akan terlalu banyak mengalami penguapan. Penguapan/evporasi yang tidak
seimbang inilah yang menyebabkan tanaman menjadi layu.

Untuk mencegah kejadian seperti diatas, sebaiknya media slab/polybag yang baru di
tanam secepatnya dilakukan pembuangan drainase, dimana jika media slab masih
lembab sebaiknya blum perlu dilakukan penyiraman larutan nutrisi. Keadaan seperti
ini tentu akan memaksa perakaran tanaman agresif dalam pertumbuhannya,
dibandingkan bila media slab terlalu basah.

2. Fitotoksisitas
Gejala kerusakan fitotoksisitas pada daun tanaman paprika dapat disebabkan
apabila temperatur tinggi sedangkan hara kurang tersedia atau penyiraman larutan
nutrisi tidak mencukupi.

East Borneo Plantation Technology 25


Bila temperatur terlalu tinggi dan kelembaban rendah maka evapotranspirasi
tanaman akan sangat pesat. Tekanan negative ini akan mengisap air dan hara dari
media kea rah atas. Air akan keluar dalam bentuk uap dari saringan hidatoda
sepanjang tepi daun, akibatnya garam-garam mineral akan tersaring dan
terakumulasi di tepi daun. Jika melampaui kepekatan tertentu, akan terjadi
fitotoksisitas yang dimulai pada tepi daun yang menguning dan kemudian menjadi
nekrosis cokelat kehitaman seperti terbakar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyiraman

1. Faktor Teknis
 Teknik penyiraman (manual/irigasi tetes)
 Kualitas pupuk
 Kualitas air
 Jenis dan umur tanaman
 Volume akar
 Tenaga kerja

2. Faktor Non Teknis


 Jenis media tanam
 EC dan pH nutrisi di dalam media tanam
 Temperatur
 Kelembaban
 Cahaya
 Angin
 Cuaca (hujan,mendung,cerah)

Menentukan kebutuhan pupuk dan teknik penyiraman

1. Menentukan kebutuhan pupuk


 Jumlah pupuk yang diberikan sesuai dengan umur dan jenis tanaman
 Unsur-unsur pada pupuk harus sesuai dengan kebutuhan jenis tanaman

2. Menghitung kebutuhan penyiraman


 Berapa luasnya greenhouse
 Berapa jumlah tanaman
 Berapa jumlah volume dan frekuensi penyiraman per tanaman

East Borneo Plantation Technology 26


Penyiraman sesuai dengan kebutuhan EC dan kebutuhan penyiraman

 Aduk hingga rata dan cek EC / pH larutan nutrisi dari tangki yang siap siram
 Lakukan perubahan bila EC / pH belum sesuai dengan kebutuhan
 Apabila akan menurunkan pH dapat menggunakan HNO 3 (asam nitrat) untuk
dicampur kedalam larutan nutrisi pada tangki yang siap siram
 Apabila akan menaikkan pH dapat menggunakan soda kue untuk dicampur kedalam
larutan nutrisi pada tangki yang siap siram

Teknik penyiraman

 Cek temperatur, kelembaban


 Cek data EC / pH media (out) penyiraman sebelumnya, volume drainase dan
prosentasi drainase
 Lakukan penyiraman dengan volume dan frekuensi sesuai dengan kondisi setempat
 Registrasi semua yang berhubungan dengan penyiraman

Volume dan frekuensi penyiraman

 Tidak semua sama pada setiap lokasi


 Cek data penyiraman sebelumnya
 Tergantung dari umur tanaman, jenis tanaman, EC / pH out, temperatur,
kelembaban, dan cuaca

Electro Conductivity (EC)

1. EC menggambarkan konsentrasi unsur hara yang terlatur dalam nutrient


2. Setiap unsur hara mempunyai muatan listrik (kation ke anoda dan anion ke katoda)
3. Tanaman kecil 1mS/cm 1mmho 10cF
4. Tanaman medium 1,5mS/cm
5. Tanaman besar 2mS/cm
6. Tanaman fase generative 2,5-3,5mS/cm
7. Konsentrasi > 3,5 akan phitotoxic
8. EC meter dapat digantikan oleh TDS (Total Dissolved Solution)
9. 1m5/cm setara dengan 700 ppm dalam TDS

East Borneo Plantation Technology 27


Tips

Pemakaian sistem sirkulasi

1. Periksa secara periodic pH (optimal 5,5 – 6,5) dan EC larutan nutrisi


2. Volume larutan nutrisi disesuaikan dengan jumlah tanaman
3. Volume larutan harus dipertahankan sejak awal hingga panen
4. Debit air antara 1 – 2 liter /menit dan kemiringan talang antara 3 – 5% (NFT)

Pemakaian sistem non sirkulasi

Siramkan pada media dan dihentikan sebelum tetesan air keluar dari bawah pot agar
tanaman tidak kekurangan O2 (oksigen)

Bahan kimia

1. Kemurnian (purity) bahan kimia pupuk


2. Kapasitas buffer bahan kimia pupuk

East Borneo Plantation Technology 28


MEDIA HIDROPONIK

1. Organik
a. Arang sekam
b. Serbuk gergaji
c. Sabut kelapa
d. Akar pakis

Akar Pakis Serbuk Gergaji

Sabut Kelapa Arang Sekam

Kelebihan Media Organik


a) Kemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi
b) Baik bagi perkembangan mikroorganisme bermanfaat (mikroriza dll)
c) Aerasi optimal (porus)
d) Kemampuan menyangga pH tinggi
e) Sangat cocok bagi perkembangan perakaran
f) Digunakan pada tipe irigasi drip
g) Lebih ringan

East Borneo Plantation Technology 29


Kekurangan Media Organik
a) Kelembaban media cukup tinggi, rentan serangan jamur, bakteri, maupun
virus penyebab penyakit tanaman
b) Sterilitas media sulit dijamin
c) Tidak permanen, hanya dapat digunakan beberapa kali saja, secara rutin
harus diganti

2. Non Organik

a. Perlit / vermikulit
b. Rockwool
c. Clay granular
d. Sand
e. Gravel
f. Batu apung
g. Batu bata
h. Batu karang

Vermikulit Perlit

Rockwool Clay Granular

East Borneo Plantation Technology 30


Pasir Kuarsa

Kelebihan Media Non Organik


a) Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama
b) Porus, aerasi optimal
c) Cepat mengatuskan/meneteskan air, media tidak terlalu lembab
d) Sterilitasnya lebih terjamin
e) Jarang digunakan sebagai inang jamur, bakteri dan virus

Kekurangan Media Non Organik


a) Bukan media yang baik bagi perkembangan organisme bermanfaat seperti
Mikroza
b) Media lebih berat, karena umumnya berupa batuan
c) Terlalu cepat mengatuskan/meneteskan air, nutrisi yang diberikan seting
terlindi/tercuci
d) Kurang baik bagi perkembangan sistem perakaran

East Borneo Plantation Technology 31


GREEN HOUSE

Dalam hidroponik Green House tidak mutlak harus digunakan, digunakan jika kita
memerlukan fungsi dari Green House itu.

Fungsi Grenn House


1. Menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman
2. Menghindari lahan dari kondisi yang becek
3. Mencegah masuknya air hujan ke dalam media tumbuh (karena dapat
mengencerkan larutan hara)
4. Mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar pada saat
terik
5. Mengurangi tingkat serangan OPT / Organisme Pengganggu Tanaman
6. Fotosintesis dapat berlangsung sempurna

Bahan-bahan
1. Plastic UV
2. Seng fiber
3. Insect Net
4. Kasa
5. Kaca
6. Bambu
7. Kayu
8. Besi
9. Baja ringan

Tanpa Green House Pakai Green House

East Borneo Plantation Technology 32


East Borneo Plantation Technology 33
Tipe-tipe Green House

1. Lean To

2. Tunnel House

East Borneo Plantation Technology 34


3. Piggy Back

4. Shadding House

East Borneo Plantation Technology 35


TEKNIK SISTEM HIDROPONIK

Hidroponik berdasarkan irigasinya dibagi dalam dua golongan besar :


1. Sistem Tertutup
Larutan nutrisi didistribusikan ke tanaman dalam suatu rangkaian irigasi tertutup.
Sisa nutrisi baik diolah(misal : sterilisasi) atau tidak diolah, dapat didistribusikan
kembali oleh tanaman.
2. Sistem Terbuka
Larutan nutrisi didistribusikan ke tanaman dan sisa nutrisi langsung dibuang, tidak
dimanfaatan lagi.

Hidroponik berdasarkan penggunaan media dalam 3 golongan :


a. Tanpa Media / Solution Culture / Liquid Hydroponic
- Sistem tertutup :
a. Nutrient Film Technique (NFT)
b. Ebb & Flow Sistem (pasang surut) / Deep Flow Technique (DFT)

- Sistem terbuka:
a. Root Dipping technique
b. Water Culture Sistem (rakit apung) / Floating Technique
c. Wick Sistem (sistem sumbu) / Capillary Action Technique

b. Menggunakan Media / Solid Media Culture / Aggregate Sistem (bisa sistem terbuka
atau tertutup)
- Hanging Bag Technique
- Grow Bag Technique
- Trench or Trough Technique / Bedengan
- Drip Irrigation (irigasi tetes) / Pot Technique / Polybag

c. Aeroponics
- Root Mist Technique
- Fog Feed Technique

East Borneo Plantation Technology 36


Water
Ebb & Flow
Culture
Sistem
Sistem
Drip
NFT Sistem Irrigation
Sistem

Wick HIDROPONICS Aeroponics


Sistem SISTEM

Wick Sistem / Sistem Sumbu / Capillary Action Technique

Wick sistem / sistem sumbu / Capillary Action Technique merupakan alat yang sangat
sederhana karena pada prinsipnya hanya membutuhkan sumbu yang menghubungkan
antara nutrisi dan media tanam. Air dan nutrisi akan dapat sampai ke akar tanaman dengan
memanfaatkan prisip daya kapilaritas air melalui perantara sumbu.

Media tanam akan terus menerus basah oleh air dan nutrisi yang diberikan disekitar akar
tanaman.

East Borneo Plantation Technology 37


Alat-alat yang dibutuhkan :
1. Media tanam
2. Sumbu
3. Ember / wadah air

Kelebihan Wick Sistem :

1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus


2. Biaya alat yang murah
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman
4. Tidak tergantung aliran listrik

Kekurangan Wick Sistem :

1. Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan dapat kembali lagi sehingga lebih boros
2. Banyaknya jumlah air yang diberikan akan sedikit susah diatur

East Borneo Plantation Technology 38


Nutrient Film Technique (NFT):

NFT adalah salah satu tipe spesial sistem hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh
Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir
tahun 1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT
adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi
yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan
oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam
dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan
pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam
larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan
antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan
oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.

Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain : dapat memudahkan pengendalian


daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah,
keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa
kali dengan periode tanam yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan
eksperimen dengan variable yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan
produktifitas tanaman dengan high planting density. Namun NFT mempunyai beberapa
kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap
energi listrik dan penyakit tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.

Pada sistem NFT, kebutuhan daar yang harus terpenuhi adalah: Bed (talang), tangki
penampung dan pompa. Bed NFT di beberapa Negara maju sudah diproduksi secara
massal dan disediakan oleh beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian, di
Jepang terbuat dari Styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak
petani Indonesia memakai talang rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter).

East Borneo Plantation Technology 39


Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk
mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampungan ke bed NFT dengan bantuan jaringan
atau selang distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah: kemiringan
talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu
cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0,3-0,75 ltr/menit) dan lebar talang yang
memadai untuk menghidari terbendungnya larutan nutrisi.

NFT merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja mengalirkan air, oksigen dan nutrisi
secara terus menerus dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm. Tanaman disangga dengan
sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh nutrisi yang diberikan. Alat dibuat
miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu sebesar 5% dari panjang alat
agar arus dapat mengalir dengan lancer.

Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan terbuang percuma karena aliran airnya akan masuk
ke bak penampung yang ada dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan dialirkan
lagi ke akar tanaman.

Alat-alat yang dibutuhkan :


1. Talang air 4. Stereofoam
2. Pompa akuarium 5. Busa
3. Pipa PVC 6. Ember / wadah air

East Borneo Plantation Technology 40


Kelebihan NFT :

1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus
2. Lebih menghemat air dan nutrisi
3. Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
4. Biaya yang diperlukan relatif murah

Kekurangan NFT :

1. Jika salah satu tanaman terserang penyakit, maka satu talang tanaman akan
terserang juga, bahkan bisa dalam 1 alat semua menjadi tertular
2. Alat ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini tidak
bisa berfungsi

East Borneo Plantation Technology 41


East Borneo Plantation Technology 42
Ebb & Flow Sistem / Sistem Pasang Surut / Deep Flow Technique (DFT)

Ebb & Flow Sistem / Sistem Pasang Surut / Deep Flow Technique (DFT) merupakan salah
satu alat hidroponik yang unik karena prinsip kerjanya yaitu tanaman mendapatkan air,
oksigen dan nutrisi melalui pompaan dari bak penampung yang dipompa melewati media
kemudia membasahi akar tanaman (pasang), kemudian selang beberapa waktu air bersama
nutrisi akan turun (surut) kembali melewati media menuju bak penampungan.

Waktu pasang surut dapat diatur menggunakan timer sesuai dengan kebutuhan tanaman
tersebut, jadi tanaman tidak akan tergenang atau kekurangan air

Alat-alat yang dibutuhkan :


1. Media tanam 4. Pot / wadah tanaman
2. Pompa akuariaum 5. Timer
3. Pipa PVC 6. Ember / wadah air

East Borneo Plantation Technology 43


Kelebihan Ebb & Flow Sistem :

1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus
2. Pertukaran oksigen lebih baik kerena terbawa air pasang surut
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman

Kekurangan Ebb & Flow Sistem :

1. Biaya alat yang agak mahal


2. Tergantung kepada aliran listrik
3. Kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali tidak akan sebagus awalnya

East Borneo Plantation Technology 44


Water Culture Sistem / Sistem Rakit Apung / Floating Technique

Water Culture Sistem / Sistem Rakit Apung / Floating Technique merupakan suatu
budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan/menancapkan tanaman
pada lubang Styrofoam yang mengapung diatas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak
penampungan atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan
nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini
(1976) di Italia.

Pada sistem ini larutan nutrisi tidak disirkulasikan, namun dibiarkan pada bak penampungan
dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dala jangka waktu
tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka waktu yang cukup lama akan terjadi
pengkristalan dan pengendapan pupuk cair dalam dasar kolam yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti terisolasinya
lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah, dapat
digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya terbatas karena energi yang
dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada energi listrik (mungkin banyak untuk mengalirkan
larutan nutrisi dan pengadukan larutan nutrisi saja).

Tanaman ditancapkan pada lubang dalam Styrofoam dengan bantuan busa (agar tanaman
tetap tegak) serta ditambahkan penyangga tanaman dengan tali. Lapisan Styrofoam
digunakan sebagai penjepit, isolator panas dan untuk mempertahankan tanaman agar tetap
terapung dalam larutan nutrisi. Agar pemakaian lapisan Styrofoam tahan lama biasanya
dilapisi oleh plastik mulsa. Dalam gambar juga ditunjukkan adanya bak larutan nutrisi
dengan penyangganya, biasanya bak penampungan ini mempunyai kedalaman antara 10-
20 cm dengan kedalaman larutan nutrisi antara 6-10 cm. Hal ini ditunjukkan agar oksigen

East Borneo Plantation Technology 45


dalam udara masih terdapat di bawah permukaan Styrofoam. Untuk otomatisasi dalam
Floating Technique tidak berbeda jauh dengan cara untuk pot culture sistem.

Floating Technique merupakan alat yang paling sederhana karena hanya menggunakan
prinsip penggenangan. Akar tanaman diberi genangan air dan nutrisi secara terus menerus.
Untuk kebutuhan oksigen tanaman mendapatkannya melalui airstone yang diletakkan di
dalam air.

Air dan nutrisi yang diberikan akan langsung mengenai akar tanaman secara terus menerus
sehingga tanaman dapat menyerapnya setiap saat.

Alat-alat yang dibutuhkan :


1. Styrofoam
2. Busa
3. Ember / wadah air

Kelebihan Floating Technique :

1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus


2. Lebih menghemat air dan nutrisi
3. Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
4. Membutuhkan biaya yang cukup murah

Kekurangan Floating Technique :

1. Oksigen akan susah didapatkan tanaman tanpa bantuan alat (airstone)


2. Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan

East Borneo Plantation Technology 46


Drip Irrigation / irigasi tetes / Pot Technique / Polybag

Drip Irrigation / irigasi tetes / Pot Technique / Polybag merupakan salah satu jenis sistem
hidroponik yang sangat sederhana, karena prinsip kerjanya hanya memberikan air dan
nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus menerus sepanjang waktu atau
berkala dalam beberapa kali sehari sesuai kebutuhan tanaman. Tetesan diarahkan tepat

East Borneo Plantation Technology 47


pada daerah perakaran tanaman agar tanaman dapat langsung menyerap air dan nutrisi
yang diberikan.

Tanaman mendapatkan nutrisi setiap saat sesuai kebutuhannya karena tetesan nutrisi dapat
diatur sehingga tidak akan menggenangi tanaman. Sistem ini pada prinsipnya sama saja
dengan menyiram tanaman namun dilakukan secara otomatis, terus menerus dan sesuai
dosis.

Alat-alat yang dibutuhkan :


1. Selang air 4. Pot / polybag
2. Pompa akuarium 5. Media tanam
3. Jarum suntik 6. Ember / wadah air

Kelebihan Drip Irrigation :

1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus


2. Lebih menghemat air dan nutrisi karena diberikan sedikit demi sedikit
3. Biaya yang diperlukan relative murah.

Kekurangan Drip Irrigation :

1. Oksigen akan susah didapat tanaman jika media terlalu padat


2. Penggunaan bak penampung tidak akan terlalu menghemat air dan nutrisi karena
lebih banyak hilang terserap tanaman, tertahan media atau penguapan

East Borneo Plantation Technology 48


Aeroponics

Aeroponik termasuk jenis sistem yang cukup mahal, karena membutuhkan bahan-bahan
yang mahal, namun prinsip kerjanya sederhana yaitu air dan nutrisi yang akan diserap
tanaman diberikan dalam bentuk butiran kecil atau kabut. Pengkabutan ini berasal dari
pompa yang berasal dari bak penampungan yang disemprotkan menggunakan nozzle
sehingga nutrisi yang diberikan akan lebih cepat terserap akar tanaman.

Penyemprotan dilakukan berdasarkan durasi waktu yang diatur menggunakan timer.


Penyembprotan dilakukan ke bagian akar tanaman yang sengaja digantung.

Alat-alat yang dibutuhkan :


1. Plastic 4. Styrofoam
2. Pompa aguarium 5. Nozzel
3. Pipa PVC 6. Ember / wadah air

East Borneo Plantation Technology 49


Kelebihan Aeroponics :
1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus
2. Lebih menghemat air dan nutrisi
3. Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
4. Nutrisi lebih mudah diserap tanaman kerena diberikan dalam ukuran kecil

Kekurangan Aeroponics :
1. Membutuhkan biaya yang cukup mahal
2. Sistem ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran listrik maka sistem ini
tidak bisa bekerja

Kentang

Kontak kami:
East Borneo Plantation Technology
One stop hydroponics shopping
0821 5702 9928, 0818 474 493 : Whatsapp
jusup.elemen@gmail.com : Email

East Borneo Plantation Technology 50

Anda mungkin juga menyukai