Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PROYEK HIDROPONIK NFT

Tugas ini dibuat untuk memenuhi pada mata kuliah

“Filsafat“

Dosen Pengampu :

Dr. Syahmani, M.si

Dr. Andi Ichsan Mahardika, M.Pd

Disusun oleh :

Aulya Raudhatul Hasanah (2220132320057)

Siti Sari Banon (..........................)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN
A. Latar Belakang
Konsumsi sayur pada zaman sekarang sangat tinggi peminatnya karena
dengan mengkunsumsi sayur bisa pencegahan stunting terhadap anak serta
konsumsi sayur juga di perlukan orang dewasa untuk diet serta pencegahan
terhadap kurang darah atau HB rendah. Untuk mencapai kebutuhan atas tinggi
nya permintaan konsumsi sayur maka di lakukan penanam secara hidroponik
untuk mendukung permintaan sayur yang tinggi, bersih dan nutrisi terjaga.
Hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa
menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti
dengan arang sekam/pasir. Karena media yang digunakan bukan tanah, nutrisi
yang diperlukan tanaman berbentuk larutan. Tidak seperti media tanah yang
memiliki unsur hara yang berupa zat-zat penting bagi tumbuhan. Hidroponik
memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan lahan yang luas. Jadi tidak perlu
berkeliling ladang yang luas untuk perawatan dan panen. Hidroponik
merupakan salah satu alternatif bagi petani yang tidak memiliki lahan yang
cukup untuk becocok tanam ( Ekawati, 2005).
Sejarah Dan Perkembangan Hidroponik Perkembangan hidroponik sampai
saat ini telah berkembang pesat sejak pertama kali hidroponik ditemukan.
Sejarah perkembangannya adalah Pada tahun 1600-an diketahui tanaman yang
diairi dengan air berlumpur tumbuh lebih bagus dibanding air bening
(tanaman menyerap sesuatu dari air berlumpur yang diduga adalah nutrisi
tanaman. Pada tahun 1860 Sach dan pada tahun 1861 Knop memperkenalkan
susunan hara untuk tanaman yang sekarang dikenal dengan nutrikultur.Tahun
1925 Gericke, Universitas California memperkenalkan hidroponik di luar
Laboratorium yaitu untuk tentara Amerika di samudra Pasifik (di pasir pantai
dan diatas kapal perang induk). Tahun 1970-an hidroponik mulai diterapkan
untuk praktikum di UGM. Tahun 1980 hidroponik mulai dikembangkan
secara komersial di Indonesia.(http://teknologi.kompasiana.com. 2014).
Pada dasarnya semua tanaman bisa dihidroponikkan. Tapi pada akhir-
akhir ini tanaman yang paling banyak dihidroponikkan adalah tanaman buah
dan sayur karena dilihat dari segi ekonomis, tanaman buah dan sayur dapat
menghasilkan keuntungan yang lumayan. Selain itu, kualitas dan kuantitas
produksi / hasil panen lebih tinggi dibanding dengan media tanah.
Prinsipnya tempat yang digunakan untuk budidaya hidroponik adalah
dimana saja. Bahkan kita bisa membuat tanaman hidroponik di taman rumah
kita. Karena hidroponik tidak memerlukan tempat yang luas. Dan juga kita
dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Dan kita juga tak
perlu khawatir hasil panen hilang. Karena kita dapat menjaga dan memantau
tanaman hidrponik dari rumah.
Sistem hidroponik cocok untuk di praktekan di sekolah-sekolah sesuai
dengan keterangan di atas karena tidak memerlukan tepat yang luas dan
mudah untuk kita memantau perkembangannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Sistem Hidroponik NFT?
2. Kaitkan Proyek Hidroponik Selada di Muara Teweh dengan 3
Landasan Filsafat?
3. Mengapa dilakukan proyek Hidroponik di Muara Teweh?
4. Bagaimana tahapan proses sistem Hidroponik NFT?
C. Tujuan
1. Mengetahui Sistem Hidronik NFT.
2. Mengetahui keterkaitan proyek hidroponik dengan 3 landasan filsafat;
3. Mengetahui manfaat proyek Hidroponik di Muara Teweh.
4. Mengetahui tahapan proses sistem Hidroponik NFT.
PEMBAHASAN
A. Sistem Hidroponik NFT

Hidroponik berasal dari bahasa latin (hydro = air; ponos = kerja) yaitu
suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan
dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang
mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu
bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.Bertanam secara
hidroponik dapat dilakukan di rumah sebagai hobi maupun untuk dikomersialkan.
Beberapa kelebihan bertanam dengan sistem hidroponik ini antara lain: Ramah
lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat
merusak tanah. Tanaman tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media
tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas. Bisa memeriksa akar
tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya. Pemakaian air lebih
efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukan setiap hari. Hasil tanaman
bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan
hama. Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidak
membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat.
Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Tidak
ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulat dan
cacing nematod yang banyak terdapat pada tanah. Dapat ditanam kapan saja
karena tidak mengenal musim.
Beberapa Tanaman Yang Sering Ditanam Secara Hidroponik Adalah:
1. Tanaman hortikultura :sawi, kangkung, strawberi, dan lain-lain.
2. Sayuran : sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang putih,
bawang merah, bawang daun, selada, dan terong.
3. Buah :melon, mentimun, semangka, strawberry, tomat
paprika
4. Tanaman hias : krisan, gerberra, anggrek, kaladium dan kaktus.

Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam
hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Di Inggris pada akhir tahun
1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT
ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada
lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh
cukup air, nutrisi dan oksigen.
NFT merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja mengalirkan air,
oksigen dan nutrisi secara terus-menerus dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm.
Tanaman disangga dengan sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh
nutrisi yang diberikan. Alat dibuat miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari
sisi lainnya yaitu sebesar 5% dari panjang alat agar arus dapat mengalir dengan
lancar.Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan terbuang percuma karena aliran
airnya akan masuk ke bak penampung yang ada dibawahnya setelah itu dipompa
kembali ke atas dan dialirkan lagi ke akar tanaman. ( Tim Karya Tani Mandiri,
2010)
Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain : dapat memudahkan
pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan
baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman,
tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek,
sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang
dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman
dengan high planting density, Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan
seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap
energi listrik dan penyakit yang menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular
ke tanaman lain.
B. Kaitan proyek Hidroponik selada dengan 3 landasan filsafat
1. Ontologi
Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya tanaman dengan
memanfaatkan media air tanpa media tanah dengan menekankan pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik
lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik
biasanya dilakukan untuk tanaman sayuran karena mudah ditanam dan masa
tunggu untuk panennya tidak terlalu lama.
2. Epistemologi
Sistem hidroponik selada dilakukan dengan memasang pipa paralon
berlubang yang dialiri air bernutrisi menggunakan pengaturan aliran air
otomatis dengan listrik. Benih tanaman selada yang sudah disemai ditempatkan
pada lubang pada pipa tersebut.
3. Aksiologi
Hidroponik cocok diterapkan di Muara Teweh terutama di daerah yang
memiliki pasokan air terbatas. Hidroponik dengan tanaman selada cocok untuk
di pelajari oleh peserta didik tingkat sekolah menengah yaitu pada praktikum
materi pertumbuhan (kelas IX), dari sini peserta didik dapat mengetahui
bagaimana pengaplikasian sistem hiroponik, bisa mengetahui setiap perubahan
pertumbuhan yang terjadi pada tanaman selada hidroponik. Setelah peserta
didik berhasil melakukan proyek ini mereka akan mendapatkan keterampilan
menanam secara hidroponik dan ilmu kewirausahaan dengan menjual sayur
selada yang akan di panen. Mereka akan mendapatkan bekal untuk berniaga di
kemudian hari.
C. Manfaat Proyek Hidroponik selada di Muara Teweh
Muara Teweh merupakan kota yang dialiri sungai barito, sumber daya
alam berupa air bersih di kota ini terjamin, daerah ini tidak pernah dilanda
kekeringan. Penanaman tanaman dengan media air (hidroponik) lebih mudah
dalam perawatan. Meskipun memerlukan modal awal yang besar, namun di
kota Muara Teweh masih jarang yang menggunakan sistem bertanam ini.
Padahal kebutuhan masyarakat akan sayuran selada cukup besar, produsennya
masih kurang.
Selada merupakan tanaman yang cocok ditanam dengan sistem hidroponik.
Banyak keunggulan selada secara hidroponik diantaranya:
1. Kualitas dari sayuran yang ditanam dengan metode hidroponik lebih baik.
Mulai dari tampilannya yang lebih segar hingga rasa pahit
yang jauh lebih samar.
2. Selada dari kebun hidroponik memiliki ketahanan yang lebih
baik dibandingkan selada konvensional jika dibiarkan dalam
suhu ruang maupun lemari pendingin.
3. Selada hidroponik memiliki kandungan nutrisi yang utuh dan
lebih banyak sehingga lebih menyehatkan.
Menurut laman Data Komposisi Pangan Indonesia dari Kementerian
Kesehatan RI, 100 gram (g) daun selada mengandung komposisi sebagai
berikut:

(https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-selada/. 2022)
Nilai nutrisi selada hidroponik dan konvensional juga berbeda menurut
penelitian (Cahyanda, Agustin, Fauzi, 2022.) selada hidroponik memiliki nilai
nutrisi lebih tinggi dari konvensional. Pengamatan biomassa dilakukan untuk
mengetahui cadangan makanan seperti protein, karbohidrat dan lemak yang
terkandung pada tanaman. Dari hasil persentase menunjukan bahwa budidaya
selada romaine konvensional menghasilkan nilai paling rendah 9% dari semua
perlakuan budidaya tanaman lainnya. Sedangkan Pengamatan biomassa dilakukan
untuk mengetahui cadangan makanan seperti protein, karbohidrat dan lemak yang
terkandung pada tanaman. Dari hasil persentase menunjukan bahwa budidaya
selada romaine konvensional menghasilkan nilai paling rendah 9% dari semua
perlakuan budidaya tanaman lainnya.
D. Tahapan Proses sistem Hidroponik NFT
A. Alat dan Bahan
1. Rockwool
2. Gergaji besi
3. Sprayer (alat semprot)
4. Pinset Besar
5. Benih selada
6. Lidi atau tusuk sate
7. Nampan
8. Siapkan Sistem Hidroponik NFT
9. Air Nutrisi
B. Tahapan
1. Mempersiapkan Alat dan Bahan Hidroponik Selada
2. Memotong-Motong Rockwool
3. Membasahi Rockwool dengan air
4. Meletakkan benih diatas rockwool dengan tusuk gigi yang dibasahi air.
5. Menutup rockwool berisi benih dengan nampan, mendiamkan selama
satu malam (Agar benih mengalami etiolasi).
6. Setelah satu minggu berada pada nampan, tanaman selada mulai tumbuh.
7. Kemudian tanaman selada muda dipindahkan ke bak penampungan yang
berair.
8. Setelah berusia satu minggu, tanaman dipindahkan ke pipa paralon yang
dialiri air bernutrisi pada sistem NFT
9. 3 minggu kemudian tanaman selada hidroponik akan siap untuk dipanen

Anda mungkin juga menyukai