PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
A. Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya
daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah.
Jadi, hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam. Sejarah mencatat bahwa hidroponik sudah dimulai oleh Bangsa
Babylonia pada tahun 600 SM yaitu berupa taman gantung (hanging garden). Taman gantung
ini adalah merupakan hadiah dari Raja Nebukadnezar II untuk istri tercintanya bernama
Amytis, yang juga sebagai permaisuri. Taman gantung ini dibuat secara bertingkat dan tidak
semuanya menggunakan media tanah sebagai media tanam. Seperti halnya Bangsa
Babylonia, Bangsa Cina juga telah mencoba menerapkan cara bercocok tanam tanpa
menggunakan media tanah sebagai media tanam. Bangsa Cina telah menerapkan teknik
bercocok tanam yang dikenal dengan “Taman Terapung”. Bahkan di Mesir, Cina dan India
juga sudah menerapkan cara bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah sebagai media
tanam.
Istilah hidroponik lahir sekitar tahun 1936, sebagai penghargaan yang diberikan kepada DR.
WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California. DR. WF. Gericke melakukan
percobaan dan penelitian dengan menanam tomat di dalam bak yang berisi mineral sehingga
tomat tersebut mampu bertahan hidup dan dapat tumbuh sampai ketinggian 300 cm dan
memiliki buah yang lebat. Sebelumnya beberapa ahli patologis tanaman juga melakukan
percobaaan dan penelitian untuk dapat melakukan bercocok tanam tanpa media tanah sebagai
media tanam, sehingga pada masa itu bermunculan istilah-istilah: “Nutri Culture”, “Water
Culture”, ”Gravel Bed Culture”, dan istilah “Soilless Culture” (Roberto, 2003).
B. Persemaian Hidroponik
Pada prinsipnya, cara menyemai benih tanaman hidroponik hampir sama dengan cara
konvensional, yang berbeda adalah teknik cara menyemai benih tanaman tersebut. Sebelum
ditanam pada wadah hidroponik, benih sayur harus disemai terlebih dahulu. Meskipun bisa
langsung ditanam, proses penyemaian dinilai penting. Proses penyemaian bertujuan agar
pertumbuhan akar tanaman lebih terkontrol sehingga tidak menjuntai atau menyentuh larutan
nutrisi saat ditanam. Kualitas tanaman yang baik dipengaruhi oleh:
1. Kualitas Benih
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Benih yang dipilih untuk semai harus
memiliki kualitas daya berkecambah yang baik dan tahan penyakit. Untuk mngetahui
daya kualitas benih dapat dilakukan dengan merendam benih menggunakan air bersih
dan tunggu sekitar 10-15 menit. Setelah itu, benih yang berada dalam kondisi tetap
tenggelam dapat digunakan.
2. Pemilihan Media Semai
Media semai merupakan media yang digunakan untuk benih tumbuh dan berkembang,
termasuk juga pada persemaian. Pemilihan media semai menjadi salah satu faktor
untuk mendukung dalam keberhasilan persemaian. Media untuk persemaian harus
dalam keadaan bersih, steril dan mampu menyimpan air dengan baik. Kondisi bersih
dan steril wajib agar tidak menghambat proses benih dalam berkecambah.
3. Kebutuhan Air
Air merupakan faktor penting dalam persemaian karena untuk menjaga kelembaban
dan mendukung proses perkecambahan benih. Kegagalan dalam persemaian terjadi
terlalu sedikit membuat benih kering dan tidak dapat berkecambah dengan baik dan
jika jumlah air terlalu banyak berdampat pada benih mudah busuk.
1. Kebutuhan Cahaya
Cahaya merupakan faktor terpenting dalam fotosintesis untuk tumbuh dan
berkembang tanaman. Fotosintesis adalah proses dimana tanaman memasak makanan
yang membutuhkan cahaya, air dan CO2. Semaian harus mendapatkan cahaya yang
cukup untuk proses perkecambahan benih. Efek negatif yang didapatkan jika semaian
kurang cahaya adalah benih sulit berkecambah, lambat berkecambah dan dapat terjadi
etiolasi. Ciri-ciri dari terjadinya etiolasi adalah dengan memanjangnya batang namun
tidak diikuti dengan pertumbuhan daun.
2. Kebersihan
Menjaga kebersihan berfungsi untuk menekan dan menghindari adanya jamur,
bakteri, dan virus yang dapat menghambat proses perkecambahan. Hal wajib yang
harus dilakukan untuk menjaga kebersihan adalah dengan menggunakan wadah untuk
semaian dan perakaran menyemai dalam kondisi bersih (Bayu, 2012).
karena saat proses perkecambahan, air yang diberikan kurang sesuai dengan
kebutuhan. Jumlah air yang
C. Macam-Macam Air
Air memiliki peranan yang penting sekali dalam budidaya tanaman dengan cara hidroponik.
Namun untuk bisa memproduksi tanaman hidroponik yang higienis, segar dan sehat ternyata
tidak seluruh jenis air bisa digunakan menjadi media tumbuh bagi tanaman hidroponik. Ada
beberapa syarat air untuk tanaman hidroponik yang wajib terpenuhi supaya bisa menjadi
media tumbuh tanaman yang maksimal dan baik guna keberhasilan budidaya tanaman
hidroponik.
Air yang diolah perusahaan air minum (PDAM) yang bersumber dari air sungai
ataupun air tanah. Air ini diolah dengan maksud agar bakteri berbahaya terbunuh dan
biasanya untuk dapat membunuh bakteri digunakan larutan kimia klorin. Akan tetapi
korin adalah senyawa kimia yang juga berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia
karena hasil turunannya yaitu THMs (Trihalomethane) dapat menyebabkan penyakit
kanker dan ginjal.
Penambahan klorin dalam air PDAM berdampak pada perubahan dalam hal
kandungan dan derajat keasaman. Semakin banyak penambahan kaporit dalam air,
maka derajat keasaman juga ikut naik. Penambahan kaporit hingga 40 ppm akan
meningkatkan pH air menjadi 6,66. Ini disebabkan karena kaporit Ca(OCl)2 bila
dilarutkan dalam air, akan menghasilkan senyawa Ca(OH)2 yang dapat menyebabkan
kesadahan total sehingga pH air akan naik (Aziz dkk., 2013).