Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Vertikultur adalah salah satu metode inovatif dalam pertanian yang memungkinkan
pemanfaatan lahan secara efisien. Dalam metode ini, tanaman ditanam secara vertikal,
memanfaatkan ruang udara dengan menempatkan tanaman dalam wadah-wadah yang
tergantung atau ditempel pada dinding, pagar, atau struktur vertikal lainnya. Konsep ini
memungkinkan pertanian dapat dilakukan di area terbatas seperti perkotaan atau bahkan di
lahan yang cenderung tidak produktif. Pertanian konvensional, tanaman biasanya ditanam
pada lahan datar, menghabiskan banyak ruang. Prinsip vertikultur adalah memanfaatkan area
vertikal yang sebelumnya tidak terpakai, sehingga lebih banyak tanaman dapat ditanam
dalam ruang yang terbatas.

Keuntungan Vertikultur diantaranya adalah maksimalisasi ruang/ optimalisasi


penggunaan lahan terbatas, penghematan air, pengendalian hama dan penyakit yang lebih
baik, perawatan dan pemantauan tanaman lebih mudah dan mengurangi risiko pencemaran
tanah dan air tanah akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia.

1.2 Tujuan
1. Membuat wadah tanam Vertikultur dari pipa paralon
1.3 Tinjauan Pustaka

A. Vertikultur
Vertikultur adalah salah satu contoh urban farming yang diartikan sebagai teknik
budidaya tanaman secara vertikal dengan penanaman dilakukan secara bertingkat
untukmemaksimalkan penggunaan lahan dalam menghasilkan tanaman. Pemanfaatan
teknikvertikultur memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara
efisien.Dalam budidaya tanaman secara vertikultur salah satu hal yang perlu diperhatikan
adalahmenentukan jumlah populasi tanaman atau menentukan jarak tanam dalam satu areal
penanaman karena jumlah populasi dapat mempengaruhi produksi tanaman.
Selainmenentukan populasi tanaman, dalam budidaya sayuran dengan sistem vertikultur
neracaunsur hara sangat penting dalam menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman
(Andoko,2004).

Pertanian dengan menggunakan sistem vertikultur merupakan solusi atau jawaban


bagi yang berminat dalam budidaya tanaman namun memiliki ruang atau lahan
sangatterbatas. Kelebihan sistem pertanian vertikultur antara lain: (1) efisiensi dalam
penggunaanlahan, (2) penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, (3) dapat dipindahkan
denganmudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu, dan (4) mudah dalam
halmonitoring/pemeliharaan tanaman. Namun demikian, sistem budidaya vertikultur
jugamemiliki kelemahan, yaitu: (1) investasi awal cukup tinggi dan (2) sistem
penyiramanharus kontinyu serta memerlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga
sebagaialat bantu penyiraman. Disamping banyaknya nilai kelebihan, teknik vertikultur
memiliki beberapa kelemahan yakni investasi atau biaya awal yang diperlukan cukup
tinggi(Andoko, 2004).

Bentuk atau susunan vertikultur tentunya harus disesuaikan dengan morfologitanaman


agar semua tanaman memperoleh sinar matahari (Lubis,2004). Selanjutnyadisebutkan, bahwa
pada umumnya jenis tanaman yang digunakan atau dibudidayakandalam teknik vertikultur
adalah tanaman sayuran semusim dengan tinggi maksimal 1meter. Sayuran menjadi penting
dalam kebutuhan pangan penduduk karena menjadi salahsatu penyedia gizi berupa serat,
vitamin, mineral, dan zat lain-lainnya yang dibutuhkanoleh tubuh manusia (Purwanto, 2012).
Dalam budidaya sistem vertikultur banyak jenis tanaman yang dapat di
tanam.Beberapa diantaranya misalnya adalah: a) tanaman sayuran semusim (sawi, selada,
kubis,wortel, tomat, terong, cabai, kangkung, dan lain-lainnya), b) tanaman bunga
sepertianggrek, mawar, melati, azalea, kembang sepatu, dan c) tanaman obat-obatan. Sistem
pertanian kota dengan ketersediaan lahan yang sempit dapat ditempuh dengan
usahamengembangkan teknologi pertanian yang hemat lahan. Sistem pertanian vertikal
yangdiharapkan dapat meningkatkan panen radiasi surya yang melimpah, selain itu
jugaefisiensi dalam penggunaan lahan dan air.Budidaya tanaman dengan sistem
vertikulturdapat menghemat air sampai tiga kali. Kenaikan tuntutan penduduk atas
industrymenyebabkan penggunaan lahan peertanian yang produktif beralih fungsi menjadi
sentraindustri sehingga perlu dilakukan ekstensifikasi untuk memperoleh lahan pertanian
baru(Purwanto, 2012).

1. Bentuk-Bentuk Vertikultur

Pertanian dengan teknologi vertikultur dapat menerapkan beberapa model,


tinggaldisesuaikan dengan bahan yang tersedia, kondisi dan keinginan. Bahan yang
dapatdigunakan seperti bambu, pipa paralon, pot, terpal, kaleng bekas, bahkan lembaran
pembungkus semen atau karung beras pun bisa. Intinya wadah yang bisa ditempatimenanam
dengan baik dan juga memberikan nilai stetika. Beberapa model teknologivertikultur yang
dapat diterapkan adalah( Widarto, 1996) :

a. Vertiminaponik
Vertiminaponik merupakan kombinasi antara system budidaya sayuransecara vertical
berbasis pot talang plastik dengan aquaponik (budidaya ikan) ataudengan kata lain
integrasi antara budidaya sayuran dengan ternak ikan. Mediatanam yang digunakan
adalah batu zeolit dan kompos.

b. Walkaponik
Walkapponik merupakan system budidaya sayuran yang jugadiintegrasikan dengan
ternak ikan. Prinsip dari walkaponik sama denganvertiminaponik, yang membedakan
adalah system budidaya sayuran yangmenggunakan pot-pot dan disusun sedemikian
rupa membentuk taman vertical sehingga disebut walkaponik yang berasal dari kata
wall gardening dan aquaponik.Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit dan
kompos.

c. Model Wall Gardening


Model Wall Gardening yang merupakan sistem budidaya tanaman
memanfaatkan tembok atau dinding yang kosong. Beberapa model wall
gardeningmeliputi: (1). Wall gardening model terpal :bahan yang digunakan adalah
terpalyang dibentuk seperti tempat sepatu. Media tanam yang digunakan
adalahcampuran tanah, sekam dan kompos/pupuk kandang; (2). Wall gardening
model paralon : bahan yang digunakan adalah paralon atau bambu yang dilubangi
sebagaitempat tumbuhnya tanaman. Media tanamnya adalah campuran tanah, sekam
dankompos/pupuk kandang; (3) Wall gardening model pot plant : bahan
yangdigunakan adalah pot dengan rangka besi atau balok sebagai penyangganya.
Mediatanam yang digunakan adalah campuran tanah, seam, dan kompos/pupuk
kandang;(4). Wall gardening model partisi/modul: bahan yang digunakan adalah agro
prodan besi sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah cocopeat
dan pupuk kandang/kompos.

2. Media Tanam
Media tanam adalah komponen utama dalam menunjang pertumbuhan
tanaman.Bagi tanaman, media tanam memiliki banyak peran seperti sebagai tempat
bertumpuagar tanaman tetap tumbuh tegak. Di dalam media tanam terkandung air,
hara, danudara yang diperlukan oleh tanaman, selain itu media tanam juga berfungsi
untukmenjaga kelembaban daerah di sekitar akar, penyedia udara yang cukup dan
dapatmenahan ketersediaan unsur hara (Purwanto, 2012). Untuk itulah diperlukan
mediatanam yang sesuai untuk diterapkan dalam teknik vertikultur. Media dapat
berupamedia cair maupun padat seperti kompos, pasir, sekam, dan tanah. Di beberapa
negaramaju, penggunaan vertikultur telah dipadukan dengan sistem hidroponik
maupunaeroponik. Media tanam dapat ditampung dalam kaleng-kaleng, paralon PVC,
bambu,atau papan kayu yang disusun secara bertingkat (Litbang, 2006).
3. Jenis Tanaman Budidaya
Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan wadah yang
tersediaatau kemampuan wadah dalam menyiapkan media untuk kebutuhan tanaman
yang akanditanam. Dengan teknologi vertikultur ini kita bisa menanam berbagai jenis
tanamanmisalnya seledri, cabai, terong, bawang kucai, mentimun, seladah, bawang
merah,tomat, kemangi, sawi, bayam, kangkung dan berbagai jenis sayuran lainnya
yang penting tanaman jenis kecil dengan perakaran pendek.

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penanaman dan


pemeliharaan dengan teknik vertikultur; (1) Siapkan wadah penanaman, kemudian
isidengan komposis media yang telah ditetapkan, (2) Keluarkan bibit semai
besertamedianya dari dalam wadah penyemaian, (3) Masukkan ke dalam wadah
penanamanyang baru sampai batas leher tanaman, (4) Padatkan media di sekitar
permukaanmedia, lalu susun tanamansesuai tingkatan berdasarkan kebutuhannya akan
cahayamatahari, (5) tanaman setiap hari. Jika terlihat ada hama, segera ambil dan
matikan.Jika tanaman terserang penyakit, cabut tanaman dan buang medianya,
kemudian gantidengan media dan tanaman yang baru, (6) Bila tanaman kurang subur,
tambahkan pupuk kandang atau kompos yang telah matang, (7) Lakukan penyiraman
atau penyemprotan secara rutin menggunakan sprayer dengan frekuensi dua kali
sehari,yaitu pagi dan sore hari (Litbang, 2006

Anda mungkin juga menyukai