Anda di halaman 1dari 2

Vertikultur adalah pola bercocok tanam yang menggunakan wadah tanam vertikal

untuk mengatasi keterbatasan lahan. Tempat media vertikultur dapat menggunakan


bambu, talang, rak kayu bertingkat, dan lain-lain. Media tanam yang digunakan bisa
campuran tanah, kompos, dan sekam. Jenis tanaman yang ditanam dari tanaman
sayursayuran dan sayuran buah serta tanaman hias (Rosawanti et al., 2018).
Contoh budidaya tanaman dengan teknik vertikultur adalah wall gardening dan
wolkaponik. Wall gardening merupakan sistem budidaya tanaman memanfaatkan
tembok atau dinding yang kosong. Beberapa model wall gardening antara lain:

(1) Wall gardening model terpal : bahan yang digunakan adalah terpal yang dibentuk
seperti tempat sepatu. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, sekam
dan kompos/pupuk kandang;
(2) Wall gardening model paralon : bahan yang digunakan adalah paralon atau
bambu yang dilubangi sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Media tanamnya adalah
campuran tanah, sekam dan kompos/pupuk kandang;
(3) Wall gardening model pot plant : bahan yang digunakan adalah pot dengan
rangka besi atau balok sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah
campuran tanah, seam, dan kompos/pupuk kandang;
(4) Wall gardening model partisi/modul: bahan yang digunakan adalah agro pro dan
besi sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah cocopeat dan pupuk
kandang/kompos.

Sedangkan wolkaponik adalah pengembangan dari vertiminaponik dengan sistem


budidaya akuaponik. Seperti halnya vertiminaponik, wolkaponik juga menerapkan
prinsip budidaya tanaman secara organik, bebas dari pupuk dan pestisida. Budidaya
wolkaponik menghasilkan tanaman organik, hemat air, hemat tenaga, hemat waktu,
hemat media tanam, produki sayur dan ikan sangat tinggi. Budidaya dengan cara ini
memang dapat diterapkan di pekarangan sempit skala rumah tangga.

Teknologi wolkaponik terdiri atas dua sub sistem utama, yakni sub sistem
hidroponik (untuk sayuran) dan sub sistem akuakultur (pemeliharaan ikan). Pada
sistem ini, budidaya tanaman sayuran disusun secara vertikal dan budidaya ikan pada
kolam kecil di bagian bawahnya. Air beserta kotoran yang berasal dari budidaya ikan
disalurkan kepada tanaman karena mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman. Tanaman akan menyerap nutrisi yang berasal dari air dan kotoran ikan tadi.
Sebagai gantinya, tanaman akan memberikan oksigen kepada ikan melalui air yang
sudah tersaring oleh media tanam.

Kelebihan lain dari wolkaponik adalah tanaman sayuran yang dihasilkan lebih
banyak dari model vertiminaponik karena disusun secara vertikal. Wolkaponik sendiri
memiliki tiga model, yaitu model pot (terdiri dari 20 pot), model talang, dan model
paralon. Tanaman yang cocok ditanam pada sistim ini adalah kangkung, selada,
pakcoy dan pakcoy putih.

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penanaman dan pemeliharaan


dengan teknik vertikultur; (1) Siapkan wadah penanaman, kemudian isi dengan
komposis media yang telah ditetapkan, (2) Keluarkan bibit semai beserta medianya
dari dalam wadah penyemaian, (3) Masukkan ke dalam wadah penanaman yang baru
sampai  batas leher tanaman, (4) Padatkan media di sekitar permukaan media, lalu
susun tanaman sesuai tingkatan berdasarkan kebutuhannya akan cahaya
matahari, (5) tanaman setiap hari. Jika terlihat ada hama, segera ambil dan matikan.
Jika tanaman terserang penyakit, cabut tanaman dan buang medianya, kemudian ganti
dengan media dan tanaman yang baru, (6) Bila tanaman kurang subur, tambahkan
pupuk kandang atau kompos yang telah matang, (7) Lakukan penyiraman atau
penyemprotan secara rutin menggunakan sprayer dengan frekuensi dua kali sehari,
yaitu pagi dan sore hari.

Referensi
Rosawanti, Pienyani & Arfianto, Fahruddin & Hanafi, Nanang. (2018).
PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DENGAN
SISTEM VERTIKULTUR. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada
Masyarakat. 3. 40-46. 10.33084/pengabdianmu.v3i1.28.

Anda mungkin juga menyukai