(1) Wall gardening model terpal : bahan yang digunakan adalah terpal yang dibentuk
seperti tempat sepatu. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, sekam
dan kompos/pupuk kandang;
(2) Wall gardening model paralon : bahan yang digunakan adalah paralon atau
bambu yang dilubangi sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Media tanamnya adalah
campuran tanah, sekam dan kompos/pupuk kandang;
(3) Wall gardening model pot plant : bahan yang digunakan adalah pot dengan
rangka besi atau balok sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah
campuran tanah, seam, dan kompos/pupuk kandang;
(4) Wall gardening model partisi/modul: bahan yang digunakan adalah agro pro dan
besi sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah cocopeat dan pupuk
kandang/kompos.
Teknologi wolkaponik terdiri atas dua sub sistem utama, yakni sub sistem
hidroponik (untuk sayuran) dan sub sistem akuakultur (pemeliharaan ikan). Pada
sistem ini, budidaya tanaman sayuran disusun secara vertikal dan budidaya ikan pada
kolam kecil di bagian bawahnya. Air beserta kotoran yang berasal dari budidaya ikan
disalurkan kepada tanaman karena mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman. Tanaman akan menyerap nutrisi yang berasal dari air dan kotoran ikan tadi.
Sebagai gantinya, tanaman akan memberikan oksigen kepada ikan melalui air yang
sudah tersaring oleh media tanam.
Kelebihan lain dari wolkaponik adalah tanaman sayuran yang dihasilkan lebih
banyak dari model vertiminaponik karena disusun secara vertikal. Wolkaponik sendiri
memiliki tiga model, yaitu model pot (terdiri dari 20 pot), model talang, dan model
paralon. Tanaman yang cocok ditanam pada sistim ini adalah kangkung, selada,
pakcoy dan pakcoy putih.
Referensi
Rosawanti, Pienyani & Arfianto, Fahruddin & Hanafi, Nanang. (2018).
PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DENGAN
SISTEM VERTIKULTUR. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada
Masyarakat. 3. 40-46. 10.33084/pengabdianmu.v3i1.28.