PEMBAHASAN
3.3 Aeroponik
Aeroponik merupakan salah satu teknik budidaya soilless culture organik yang dapat
dilakukan sekarang dengan lahan pertanian yang semakin sempit. Sistem aeroponik ini mirip
dengan hidroponik namun pada aero ponik akar tanaman menggantung di udara dan nutrisi akan
disemprotkan dalam bentuk kabut ke akar tanaman, sementara hidroponik akar tanaman
digenangi oleh cairan nutrisi yang sudah di pompa oleh mesin air. Aeroponik biasanya
membudidayakan tanaman semusim seperti sayuran dan buah-buahan. Mengambil contoh
budidaya selada yang ada di Kelurahan BuluBallea, budidaya selada di sini adalah selada kering.
Tanaman selada ini ditanam secara aeroponik di dalam sebuah greenhouse. Greenhouse tersebut
terbuat dari rangka berasal dari kayu atau bamboo dengan ukuran 8 x 80 meter. Adapun atapnya
menggunakan platik UV (ultra violet) dengan bentuk monitor. Dan dindingnya terbuat dari inses
screen untuk menghindari hama masuk, ventilasi dan meredam kecepatan angin.
Dari teknik budidaya selada keriting ini, selain bak fiber yang digunakan, masih banyak
lagi sarana dan prasarana lainnya antara lain; prasarana irigasi misalnya, pipa pralon, sprinkle,
pompa, tangki dan pengatur waktu (timer). Sedangkan untuk penanganan hama menggunakan
feromon sebagai perangkap yang terbuat dari bahan plastik serta kertas yang di dalamnya
terdapat cairan yang sangat kental dan memiliki daya lekat yang sangat kuat.
Teknik budidaya tanaman selada keriting dengan sistem aeroponik yang telah
dikembangkan petani di Kel. BuluBallea, Kec. TinggiMoncong, Kab. Gowa yaitu:
- Pemilihan benih, pemilihan benih selada yang siap untuk di tanam harus memiliki daya tumbuh
minimal 90% diperoleh dari benih yang dibeli dari toko tani.
- Pembibitan, bibit yang akan ditanam bukan dari hasil kultur jaringan melainkan dari hasil
pembibitan langsung dipersemaian. sebelum dilakukan pembibitan terlebih dahulu benih
direndam ke dalam air hangat selama ± 24 jam kemudian diangkat dan ditiriskan dari
perendaman dan didiamkan selama 1 hari dalam ruang yang gelap/ tertutup. Selanjutnya disemai
pada media persemaian berupa rockwool dengan memotong media persemaian dengan ukuran 3
x 8 cm untuk 24 benih(disemai).
- Setelah tanaman berumur ± 7 HST, tanaman mudah siap untuk dipindahkan ke tempat
penanaman berupa Styrofoam dengan ukuran 1 x 1 meter dan dibuat lubang tanam dengan jarak
tanam 8 x 8 cm. dengan jumlah tanaman sebanyak 36 tanaman/ helai Styrofoam.
- Setelah itu di lakukan pengaplikasian larutan nutrisi berupa pupuk anorganik (kimia). Adapun
cara pengaplikasian pupuk anorganik ini adalah terlebih dahulu dengan cara melarutkan pupuk
tersebut kedalam air kemudian diaduk secara merata hingga tanpa ada pupuk yang menggumpal
di dalam air. Setelah itu dimasukkan ke dalam bak penampung nutrisi atau disebut dengan bak
fiber dengan kapasitas menampung air sebanyak 1000 liter. Setelah itu helaian styrofoam diberi
lubang-lubang tanam dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool,
bibit selada ditancapkan pada lubang tanam/ styrofoam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke
bawah. Di bawah helaian styrofoam terdapat sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut
larutan hara ke atas hingga mengenai akar dari tanaman selada tersebut. Pada sprinkler tersebut
dilakukan pengaturan waktu (timer) dengan frekuensi pemberian nutrisi yaitu selama 5 menit On
dan 2 menit Off.
- Penangananan hama berupa serangga dengan cara di letakkan perangkap hama berupa feromon
yang ditempel di sekeliling tanaman serta tabung yang digantung kemudian diberi cairan yang
aromanya kurang disukai oleh hama. Sedangkan untuk penyakit yang menyerang tanaman
selada, sesuai dengan yang diterangkan petani tersebut hanya mengalami kesulitan pada hama
yang sering menyerang tanaman selada, dan jika terkena penyakit maka petani mengaplikasikan
pestisida anorganik (kimia) secara langsung.
- Umur panen komoditi selada 45 HST. Dan cara panen tanaman selada yaitu dicabung dengan
menggunakan tangan secara hati-hati untuk menjaga tanaman agar tidak terluka atau rusak.
- Penanganan pascapanen tanaman selada yaitu diletakkan di tempat yang suhunya stabil agar
tidak cepat mengalami pembusukan.
- Terakhir yaitu pemasaran tanaman selada keriting dengan sistem pemesanan langsung baik dari
mol, restaurant dan hotel. Begitulah teknik budidaya selada keriting dengan sistem aeroponik
yang dikembangkan di Kel. BuluBallea, Kec. TinggiMoncong, Kab. Gowa.
3.4 Aquaponik
1. Sistem resirkulasi
Dalam sistem ini memanfaatkan air untuk budidaya ikan dan budidaya tanaman secara daur
ulang yang artinya tempat budidaya ikan dan budidaya tanaman berbeda. Air yang digunakan
untuk budidaya dialirkan ke tanaman untuk pertumbuhan tanaman dan sisanya dialirkan lagi ke
kolam ikan. Sistem ini hampir sama seperti hidroponik pada umumnya yang membedakan hanya
pada tangki penyimpanan air digunakan untuk budidaya ikan sehingga kebutuhan unsur hara
tanaman berasal dari kotoran yang dihasilkan ikan. Dalam sistem resirkulasi ini terdapat dua
jenis yaitu :
Sistem resirkulasi terbuka ini dilakukan pada tempat terbuka. Kegiatan ini biasanya dilakukan
dalam skala yang besar. Pengaplikasian sistem resirkulasi terbuka ini harus mempertimbangkan
faktor alam seperti curah hujan dan panas matahari. Panas matahari dapat menguapkan air dalam
kolam dan juga pada tanaman sehingga perlunya penambahan air secara berkala untuk menjaga
kuantitas air yang diperlukan. Selain itu curah hujan dapat menambah volume air dalam kolam.
Untuk mengantisipasinya dilakukan pengurangan air secara berkala baik secara manual maupun
otomatis.
Sistem resirkulasi tertutup dilakukan di tempat tertutup seperti misalnya memanfaatkan aquarium
di dalam rumah. Merkipun dilakukan dengan tertutup tanaman tetap memerlukan cahaya baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam sistem resirkulasi tertutup ini air menjadi lebih
hemat karena tidak terpapar langsung oleh matahari sehingga meminimalkan penguapan. Meski
demikian kualitas air tetap diperhatikan sehingga apabila air sudah keruh harus diganti.
Dalam sistem ini hanya menggunakan media air untuk tumbuh tanaman maksudnya media
tanaman ditempatkan di dalam kolam budidaya ikan. Media yang digunakan dalam sistem ini
harus lebih kuat, tidak mudah rusak dan tidak menyebabkan air kolam keruh dengan cepat.
Tanaman dapat langsung memanfaatkan air dalam dolam budidaya ikan tersebut.
- Kelebihan aquaponik
a. Menghemat penggunaan lahan
b. Menghemat penggunaan air
c. Produk yang dihasilkan organik
d. Dapat menghasilkan 2 produk sekaligus
- Kelemahan aquaponik
a. Biaya pembuatan sistem mahal
b. Kebutuhan unsur hara kurang
c. Perlunya perawatan extra