Membuat
Rully Desthian Pahlephi - detikBali
Jumat, 18 Nov 2022 13:06 WIB
Hidroponik Adalah
Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah,
biasanya dikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan medium air
yang berisi zat hara. Dilansir dari buku Metode Bertanam Model Urban
Farming oleh Rini Mastuti, metode hidroponik adalah solusi bertani dalam
mengatasi keterbatasan lahan atau tanah. Metode ini tidak menggunakan
media tanam tanah namun diganti dengan menggunakan media air yang
mengandung nutrisi serta mineral tertentu untuk menjadi media tanam.
Menanam dengan teknik hidroponik adalah cara yang ramah lingkungan
karena prosesnya menggunakan bahan-bahan alam dan tidak menggunakan
pestisida secara berlebihan. Karena prosesnya yang organik, maka sayur dan
buah hasil budidaya hidroponik cenderung lebih sehat.
Manfaat Hidroponik
Teknik hidroponik memberikan banyak sekali manfaat, baik bagi tanamannya
maupun bagi orang yang merawatnya. Dirangkum dari buku Hidroponik:
Strategi Menanam di Lahan yang Sempit oleh Devi Murti Prakastiwi, berikut
ini adalah manfaat hidroponik:
1. Bebas Hama
Menanam di lahan yang luas memiliki kemungkinan akan terserang hama dan
penyakit yang berasal dari media tanah yang digunakan dalam menanam.
Dengan menggunakan sistem hidroponik, tentu kamu tidak perlu
menggunakan tanah sehingga akan terbebas dari hama. Hal ini tentu akan
membuat proses pertumbuhan lebih optimal.
2. Memaksimalkan Ruang
Manfaat hidroponik yang selanjutnya adalah dengan memaksimalkan ruang
karena tidak membutuhkan ruang yang luas. Kamu bisa memanfaatkan
beberapa tempat seperti teras rumah atau balkon untuk melakukannya.
3. Hemat Air
Cara ini juga akan membuat penggunaan air untuk perkembangan tanaman
menjadi lebih sedikit. Tanaman hidroponik bisa tumbuh dengan air yang lebih
sedikit jika dibandingkan dengan cara menanam tradisional.
Keunggulan Hidroponik
Menurut Asnarni Lubis dalam bukunya Modul Biologi: Hidroponik,berikut ini
adalah keunggulan dari metode ini:
Solusi terbaik untuk menyalurkan hobi bercocok tanam bagi kamu yang tidak
memiliki pekarangan yang luas.
Tidak perlu menggunakan pupuk yang banyak sehingga akan lebih hemat
dibandingkan dengan media tanah.
Penggunaan air jauh lebih sedikit, Karena dalam penerapannya air adalah
sumber media utama dalam menanam hidroponik.
Lingkungan budidaya tanaman jadi lebih besar karena tidak menggunakan
media tanah.
Dapat ditanam di mana saja dan tidak membutuhkan pencahayaan yang
banyak.
Bebas dari hama dan penyakit karena hal tersebut berasal dari tanah.
Apabila tanaman hidroponik untuk tujuan komersil maka dapat dijual dengan
lebih tinggi karena kualitasnya yang tinggi.
Tidak perlu lagi mencangkok tanaman.
Dapat dengan mudah mengecek akar tanaman secara rutin sehingga bisa
memastikan tanaman tersebut tumbuh dengan baik atau tidak.
Dapat dikonsumsi secara keseluruhan baik akar, buah, maupun batangnya
karena bebas dari hama.
Proses pertumbuhan dan perkembangannya lebih cepat.
Jenis Metode Hidroponik
Setelah mengetahui definisi, manfaat, dan keunggulannya, kamu juga harus
mengetahui jenis-jenis metode hidroponik. Berikut ini pembahasannya:
1. Aeroponic System
Cara kerjanya yakni larutan nutrisi dari penampungan disemprotkan melalui
nosel langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap
larutan nutrisi yang terukur serta oksigen. Secara berkala akar akan selalu
disemprotkan menggunakan nosel khusus dengan durasi tertentu agar akar
tanaman tetap basah.
5. Wick System
Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak.
Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah
menggunakan perantara sejenis sumbu, seperti kain flanel atau bahan
lainnya.
6. Water Culture
Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat dari Styrofoam dan
mengapung langsung di atas cairan nutrisi. Dibantu pompa udara ke dalam
air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai suplai oksigen
tambahan ke akar-akar tanaman.
Jenis Tanaman Hidroponik
Ada beberapa tanaman yang bisa dibudidayakan dengan menggunakan
metode hidroponik, di antaranya:
Selada
Tomat
Bawang merah
Paprika
Kangkung
Bayam
Buncis
Brokoli
Pakcoy
Mentimun
Seledri
Melon
Semangka
Siapkan bahan-bahan yang terdiri dari ray untuk penyemaian, benih sayuran,
arang sekam, dan juga polybag.
Masukkan arang sekam ke dalam polybag.
Masukkan benih satu per satu ke lubang tanam.
Taburkan kembali arang sekam secukupnya untuk menutup benih.
Siram benih dengan semprotan agar media tanam tidak terhambur-hambur.
Tutup tanaman dengan plastik hitam selama kurang lebih dua hari.
Setelah itu, buka tutup plastik dan lihat benih yang sudah tumbuh.
Letakkan tanaman di tempat yang terkena sinar matahari.
Lakukan penyiraman secara berkala.
Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian atau cara berkebun dengan media
tanam yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor ataupun outdoor.
Ingin berkebun tapi tak ada lahan kosong di sekitar rumah? Tenang, Anda masih bisa
berkebun dengan teknik vertikultur. Jadi, kalau ditanya apa itu vertikultur? Simak
penjelasan berikut ini supaya Anda lebih memahaminya. Setelah itu, Anda bisa
langsung mempraktikkan metode berkebun yang satu ini di rumah.
Tujuan Vertikultur
Tujuan dari vertikultur adalah menyiasati lahan sempit di wilayah perkotaan.
Sehingga orang yang tak punya lahan atau tanah pun tetap bisa produktif di
bidang pertanian. Selain itu, vertikultur juga menjadi salah satu upaya penghijauan
dan penyegaran karena tanaman hijau mampu menghasilkan oksigen. Selain kedua
tujuan yang sudah disebutkan di atas, vertikultur juga merupakan salah satu cara
untuk mencintai lingkungan. Gunakan barang-barang bekas seperti botol air mineral,
kaleng susu, dan berbagai wadah bekas lainnya untuk menanam.
Langkah di atas merupakan salah satu cara untuk turut serta mengurangi jumlah
sampah di permukaan bumi.
Anda harus benar-benar memperhatikan media tanam yang dipakai untuk bertaman
vertikultur.
Pasalnya, nutrisi yang diserap oleh tanaman hanya berasal dari tanah yang ada di
wadah. Komposisi media tanam yang ideal adalah campuran tanah, kompos, dan
sekam dengan perbandingan yang rata.
Kompos berperan sebagai pupuk atau unsur hara untuk tanaman. Sedangkan sekam
berperan sebagai penahan air supaya tidak langsung mengalir keluar wadah. Tanah
mengikat semua unsur supaya menjadi satu kesatuan di dalam media tanam.
Media tanam sebaiknya tidak dibuat terlalu padat supaya air mudah meresap ke
seluruh lapisan.
Di samping itu, akar tanaman juga akan lebih mudah menembus media tanam yang
tak terlalu padat. Kedalaman media tanam supaya dapat menahan akar dan seluruh
bagian tanaman saat tumbuh.
Kelebihan Vertikultur
Efisiensi lahan
Apa manfaat teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan seperti vertikultur dan
hidroponik? Dari penjelasan tentang apa itu vertikultur di atas sudah sangat jelas
bahwa metode ini ditujukan untuk memanfaatkan lahan yang sempit.
Tak hanya itu, pertanian jenis ini memungkinkan Anda yang tak punya kebun untuk
mulai membudidayakan tanaman.
Mudah dipindahkan
Bosan dengan tata letak kebun vertikultur yang sudah Anda miliki? Tenang, tak sulit
untuk memindahkan semua tanaman itu. Semua tanaman tumbuh di dalam sebuah
pot atau botol bekas. Tentunya akan tak akan mengalami kesulitan ketika
memindahkannya.
Meskipun cenderung fleksibel dan mudah dipindahkan, Anda disarankan untuk tidak
terlalu sering mengubah tata letak tanaman. Apabila terlalu sering dipindah,
dikhawatirkan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Terlebih untuk jenis tanaman
yang merambat.
Minim gulma
Tahukah Anda apa itu gulma? Gulma merupakan tumbuhan liar yang muncul di
sekitar tanaman utama. Kemunculannya dianggap sebagai pengganggu karena
mengurangi jumlah zat hara yang seharusnya menjadi milik tanaman Anda.
Gulma lebih sering dijumpai di perkebunan biasa karena tanah yang menjadi media
tanam cukup luas. Sedangkan di vertikultur, kemungkinan munculnya gulma jauh
lebih kecil. Jadi, Anda tak perlu menyiangi rumput atau gulma lainnya.
Minim hama
Percaya tidak percaya, bercocok tanam dengan metode vertikultur juga sangat minim
hama atau hewan pengganggu. Dengan begitu, Anda bisa berhemat banyak uang
karena tak perlu membeli pestisida.
Tak perlu banyak pupuk
Vertikultur biasanya memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumah,
contohnya botol dan kaleng bekas. Wadah tersebut punya ukuran yang relatif kecil
dibandingkan luas lahan kebun horizontal.
Secara otomatis, konsumsi pupuk yang diperlukan oleh tanaman juga lebih sedikit.
Lagi-lagi Anda bisa berhemat.
Lebih estetik
Kebun vertikal tak hanya berperan sebagai penghasil bahan makanan. Anda dapat
memanfaatkan susunan tanaman sebagai hiasan di rumah. Susun semua tanaman
vertikultur dengan rapi di salah satu dinding atau sudut rumah Anda. Rumah pun
akan tampak lebih segar dan sedap dipandang.
Misalnya Anda menanam sayuran, secara otomatis Anda tak perlu lagi membelinya
dari luar. Anda dan keluarga dapat mengolah makanan dari hasil panen kebun
sendiri. Selain hemat, produk yang dihasilkan juga lebih sehat karena organik.
Kekurangan Vertikultur
Penyiraman dan pemupukan harus berkelanjutan
Hal pertama yang menjadi kekurangan dari vertikultur adalah pemberian pupuk dan
juga air harus dilakukan lebih sering. Media tanam yang cenderung minim membuat
air dan unsur hara lebih cepat berkurang dan habis.
Oleh karena itu, Anda perlu rajin-rajin memberikan siraman air dan juga pupuk.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari, terutama untuk tanaman yang
terkena sinar matahari langsung. Sedangkan pupuk bisa ditambahkan dalam kurun
waktu satu minggu.
Anda juga memerlukan modal yang lebih besar jika menggabungkan dua metode
sekaligus. Misalnya mengombinasikan vertikultur dan hidroponik.
Kemangi
Tanaman yang satu ini sangat mudah untuk tumbuh.
Kemangi bisa memiliki banyak cabang sehingga memiliki bentuk yang rimbun setelah
dewasa. Anda bisa memanfaatkan daunnya untuk lalapan.
Sawi
Sawi banyak dipilih untuk dibudidayakan dengan berbagai teknik, mulai dari
hidroponik, aeroponik, dan juga vertikultur ini.
Ada berbagai jenis sawi yang dapat Anda pilih, antara lain sawi hijau, sawi putih, dan
buma.
Selada
Selada pun banyak dibudidayakan. Sayuran jenis ini bisa dimakan dalam kondisi
mentah atau dimasak terlebih dahulu.
Waktu yang dibutuhkan sejak penanaman hingga panen cukup singkat. Hal inilah
yang membuat selada banyak disukai oleh para petani.
Teknik Vertikultur
Teknik vertikultur dengan media tanah dan botol bekas, sebagai berikut :
Siapkan Pot dari Botol Bekas
Botol bekas yang dibutuhkan adalah botol air mineral berukuran 1,5 L atau 2 L.
Bersihkan botol tersebut lalu buat lubang selebar 3-5 cm pada bagian sisi, dari atas
ke bawah. Jangan lupa untuk membuat lubang drainase pada botol bekas. Botol ini
nantinya akan digunakan secara horizontal.
Pot botol tersebut lebih cocok untuk tanaman berakar pendek. Jika tanaman yang
akan ditanam memiliki akar yang lebih panjang, Anda dapat membuat pot botol
dengan cara memotong bagian bawah botol, melubangi tutupnya untuk drainase
dan sisi sampingnya untuk menggantung pot.
Gantungkan pot yang telah ditanami pada tembok yang telah disiapkan. Rawat
tanaman tersebut dengan cara disiram setiap hari dan dipupuk dengan pupuk cair
secara berkala.
PENGENALAN PERBANYAKAN TANAMAN PISANG
DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN/IN VITRO
Apa Itu Kultur Jaringan?
Tak kenal maka tak sayang. Sebuah peribahasa yang tepat untuk mengungkap istilah jika
suatu hal yang asing akan sulit diketahui jika tidak kenal. Bagi sebagian masyarakat awam
tentu masih asing dengan istilah kultur jaringan. Pada kesempatan ini mari kita belajar lebih
lanjut tentang kultur jaringan.
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk memisahkan/mengisolasi bagian dari tanaman
seperti sel, jaringan atau organ (daun, akar, batang, tunas dan sebagainya) serta
membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali [secara in vitro] dan aseptik sehingga
bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri/beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
Teknik kultur jaringan berkembang dari adanya teori totipotensi sel oleh Schwann dan
Schleiden, tahun 1838 yang menyatakan didalam masing-masing sel tumbuhan mengandung
informasi genetik dan sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap
bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai.
Hal ini didukung penemuan zat pengatur tumbuh oleh Skoog dan Miller, tahun 1957,
penemuan bahwa regenerasi tunas dan akar secara in vitro dikendalikan secara hormonal
oleh zat pengatur tumbuh sitokinin dan auksin.