Anda di halaman 1dari 14

Hidroponik Adalah: Manfaat, Metode, Jenis Tanaman, dan Cara

Membuat
Rully Desthian Pahlephi - detikBali
Jumat, 18 Nov 2022 13:06 WIB

Hidroponik adalah salah satu cara untuk melakukan budidaya tanaman.


Berbagai jenis sayuran dan buah-buahan bisa dibudidayakan dengan
menggunakan metode ini.
Hidroponik adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Yunani, yakni "hydro"
yang berarti air dan juga "ponos" yang berarti bekerja dengan air. Teknik ini
bekerja dengan tidak ditanam di atas tanah seperti cara tanam pada
umumnya, melainkan memakai bantuan dari air.

Hidroponik Adalah
Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah,
biasanya dikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan medium air
yang berisi zat hara. Dilansir dari buku Metode Bertanam Model Urban
Farming oleh Rini Mastuti, metode hidroponik adalah solusi bertani dalam
mengatasi keterbatasan lahan atau tanah. Metode ini tidak menggunakan
media tanam tanah namun diganti dengan menggunakan media air yang
mengandung nutrisi serta mineral tertentu untuk menjadi media tanam.
Menanam dengan teknik hidroponik adalah cara yang ramah lingkungan
karena prosesnya menggunakan bahan-bahan alam dan tidak menggunakan
pestisida secara berlebihan. Karena prosesnya yang organik, maka sayur dan
buah hasil budidaya hidroponik cenderung lebih sehat.

Manfaat Hidroponik
Teknik hidroponik memberikan banyak sekali manfaat, baik bagi tanamannya
maupun bagi orang yang merawatnya. Dirangkum dari buku Hidroponik:
Strategi Menanam di Lahan yang Sempit oleh Devi Murti Prakastiwi, berikut
ini adalah manfaat hidroponik:

1. Bebas Hama
Menanam di lahan yang luas memiliki kemungkinan akan terserang hama dan
penyakit yang berasal dari media tanah yang digunakan dalam menanam.
Dengan menggunakan sistem hidroponik, tentu kamu tidak perlu
menggunakan tanah sehingga akan terbebas dari hama. Hal ini tentu akan
membuat proses pertumbuhan lebih optimal.
2. Memaksimalkan Ruang
Manfaat hidroponik yang selanjutnya adalah dengan memaksimalkan ruang
karena tidak membutuhkan ruang yang luas. Kamu bisa memanfaatkan
beberapa tempat seperti teras rumah atau balkon untuk melakukannya.

3. Hemat Air
Cara ini juga akan membuat penggunaan air untuk perkembangan tanaman
menjadi lebih sedikit. Tanaman hidroponik bisa tumbuh dengan air yang lebih
sedikit jika dibandingkan dengan cara menanam tradisional.

4. Lebih Cepat Panen


Ketika menanam menggunakan metode hidroponik, kamu bisa mengatur
panas, cahaya matahari, dan hidrasi yang dibutuhkan tanaman. Metode ini
juga membuat nutrisi lebih mudah tersedia dan diserap oleh tanaman
sehingga proses pertumbuhannya lebih cepat.

5. Mengurangi Penggunaan Pestisida


Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa metode ini akan
menghindarkan tanaman dari hama sehingga kamu bisa menghindari
penggunaan pestisida. Dengan begitu, tanaman yang dihasilkan pun lebih
organik dan tentunya lebih sehat.

Keunggulan Hidroponik
Menurut Asnarni Lubis dalam bukunya Modul Biologi: Hidroponik,berikut ini
adalah keunggulan dari metode ini:

Solusi terbaik untuk menyalurkan hobi bercocok tanam bagi kamu yang tidak
memiliki pekarangan yang luas.
Tidak perlu menggunakan pupuk yang banyak sehingga akan lebih hemat
dibandingkan dengan media tanah.
Penggunaan air jauh lebih sedikit, Karena dalam penerapannya air adalah
sumber media utama dalam menanam hidroponik.
Lingkungan budidaya tanaman jadi lebih besar karena tidak menggunakan
media tanah.
Dapat ditanam di mana saja dan tidak membutuhkan pencahayaan yang
banyak.
Bebas dari hama dan penyakit karena hal tersebut berasal dari tanah.
Apabila tanaman hidroponik untuk tujuan komersil maka dapat dijual dengan
lebih tinggi karena kualitasnya yang tinggi.
Tidak perlu lagi mencangkok tanaman.
Dapat dengan mudah mengecek akar tanaman secara rutin sehingga bisa
memastikan tanaman tersebut tumbuh dengan baik atau tidak.
Dapat dikonsumsi secara keseluruhan baik akar, buah, maupun batangnya
karena bebas dari hama.
Proses pertumbuhan dan perkembangannya lebih cepat.
Jenis Metode Hidroponik
Setelah mengetahui definisi, manfaat, dan keunggulannya, kamu juga harus
mengetahui jenis-jenis metode hidroponik. Berikut ini pembahasannya:

1. Aeroponic System
Cara kerjanya yakni larutan nutrisi dari penampungan disemprotkan melalui
nosel langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap
larutan nutrisi yang terukur serta oksigen. Secara berkala akar akan selalu
disemprotkan menggunakan nosel khusus dengan durasi tertentu agar akar
tanaman tetap basah.

2. Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation)


Cara kerjanya sederhana yaitu dengan menggunakan timer untuk mengontrol
kerja pompa air. Pada saat pompa air dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi
ke masing-masing tanaman, air irigasi diberikan perlahan-lahan dengan
tetesan terputus-putus atau terus menerus berupa aliran tipis atau semprotan
kecil.

3. Nutrient Film Technique


Sistem ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air
tanpa menggunakan timer untuk pompanya selama minimal 10 hingga 14 jam
setiap harinya. Nutrisi ini mengalir melewati akar-akar tumbuhan dan
kemudian kembali lagi ke penampungan air dan begitu seterusnya.

4. Flood and Drain System


Jenis hidroponik ini dengan cara membanjiri sementara wadah pertumbuhan
dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu, kemudian mengembalikan
nutrisi itu ke dalam
penampungan, begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang
dikoneksikan
ke timer.

5. Wick System
Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak.
Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah
menggunakan perantara sejenis sumbu, seperti kain flanel atau bahan
lainnya.

6. Water Culture
Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat dari Styrofoam dan
mengapung langsung di atas cairan nutrisi. Dibantu pompa udara ke dalam
air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai suplai oksigen
tambahan ke akar-akar tanaman.
Jenis Tanaman Hidroponik
Ada beberapa tanaman yang bisa dibudidayakan dengan menggunakan
metode hidroponik, di antaranya:

Selada
Tomat
Bawang merah
Paprika
Kangkung
Bayam
Buncis
Brokoli
Pakcoy
Mentimun
Seledri
Melon
Semangka

Cara Membuat Tanaman Hidroponik


Bagi kamu yang ingin membuat tanaman hidroponik, berikut adalah contoh
cara membuat tanaman hidroponik dengan media tanam arang sekam.
Berikut ini langkah-langkahnya.

Siapkan bahan-bahan yang terdiri dari ray untuk penyemaian, benih sayuran,
arang sekam, dan juga polybag.
Masukkan arang sekam ke dalam polybag.
Masukkan benih satu per satu ke lubang tanam.
Taburkan kembali arang sekam secukupnya untuk menutup benih.
Siram benih dengan semprotan agar media tanam tidak terhambur-hambur.
Tutup tanaman dengan plastik hitam selama kurang lebih dua hari.
Setelah itu, buka tutup plastik dan lihat benih yang sudah tumbuh.
Letakkan tanaman di tempat yang terkena sinar matahari.
Lakukan penyiraman secara berkala.

Kesimpulannya, hidroponik adalah cara menanam dengan tanpa


menggunakan media tanah. Cara ini merupakan solusi untuk menanam
dengan ruang atau lahan yang sempit.

Baca artikel detikbali, "Hidroponik Adalah: Manfaat, Metode, Jenis Tanaman,


dan Cara Membuat" selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-
6412997/hidroponik-adalah-manfaat-metode-jenis-tanaman-dan-cara-
membuat.
Vertikultur, Solusi Berkebun di Lahan Sempit

Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian atau cara berkebun dengan media
tanam yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor ataupun outdoor.
Ingin berkebun tapi tak ada lahan kosong di sekitar rumah? Tenang, Anda masih bisa
berkebun dengan teknik vertikultur. Jadi, kalau ditanya apa itu vertikultur? Simak
penjelasan berikut ini supaya Anda lebih memahaminya. Setelah itu, Anda bisa
langsung mempraktikkan metode berkebun yang satu ini di rumah.

Kelebihan dan Kekurangan Vertikultur


Kelebihan Vertikultur
Efisiensi lahan
Mudah dipindahkan
Minim gulma
Minim hama
Tak perlu banyak pupuk
Lebih estetik
Membantu menghemat pengeluaran
Kekurangan Vertikultur
Penyiraman dan pemupukan harus berkelanjutan
Modal yang besar
Contoh Tanaman Vertikultur
Kemangi
Sawi
Selada
Teknik Vertikultur
Siapkan Pot dari Botol Bekas
Siapkan Media Tanam
Tentukan Area Tanam dan Siapkan Area Tersebut
Penanaman dan Perawatan
Pengertian Vertikultur
Supaya Anda lebih memahami apa itu vertikultur, mari bedah istilahnya terlebih
dahulu. Vertikultur merupakan gabungan dari dua kata, yaitu vertical dan culture.
Vertical sendiri memiliki arti berdiri, sedangkan culture artinya budaya. Kedua kata ini
berasal dari bahasa Inggris. Apakah sampai di sini Anda sudah memiliki gambaran
tentang apa itu vertikultur? Ya, istilah ini mengacu pada budidaya tanaman atau cara
berkebun dengan media tanam bertingkat yang disusun secara vertikal. Teknik
vertikultur dilakukan dengan menggunakan media tanam berupa campuran tanah
gembur dan pupuk. Sedangkan untuk wadah, Anda bisa menggunakan botol bekas,
pot, rak gantung, dan lain sebagainya. Pada intinya, seluruh tanaman nantinya
disusun secara vertikal supaya tidak memakan banyak ruang.

Tujuan Vertikultur
Tujuan dari vertikultur adalah menyiasati lahan sempit di wilayah perkotaan.
Sehingga orang yang tak punya lahan atau tanah pun tetap bisa produktif di
bidang pertanian. Selain itu, vertikultur juga menjadi salah satu upaya penghijauan
dan penyegaran karena tanaman hijau mampu menghasilkan oksigen. Selain kedua
tujuan yang sudah disebutkan di atas, vertikultur juga merupakan salah satu cara
untuk mencintai lingkungan. Gunakan barang-barang bekas seperti botol air mineral,
kaleng susu, dan berbagai wadah bekas lainnya untuk menanam.

Langkah di atas merupakan salah satu cara untuk turut serta mengurangi jumlah
sampah di permukaan bumi.
Anda harus benar-benar memperhatikan media tanam yang dipakai untuk bertaman
vertikultur.

Pasalnya, nutrisi yang diserap oleh tanaman hanya berasal dari tanah yang ada di
wadah. Komposisi media tanam yang ideal adalah campuran tanah, kompos, dan
sekam dengan perbandingan yang rata.

Kompos berperan sebagai pupuk atau unsur hara untuk tanaman. Sedangkan sekam
berperan sebagai penahan air supaya tidak langsung mengalir keluar wadah. Tanah
mengikat semua unsur supaya menjadi satu kesatuan di dalam media tanam.

Media tanam sebaiknya tidak dibuat terlalu padat supaya air mudah meresap ke
seluruh lapisan.

Di samping itu, akar tanaman juga akan lebih mudah menembus media tanam yang
tak terlalu padat. Kedalaman media tanam supaya dapat menahan akar dan seluruh
bagian tanaman saat tumbuh.

Kelebihan dan Kekurangan Vertikultur


Membaca penjelasan di atas tentu sudah membuat Anda paham mengenai apa itu
vertikultur, bukan? Mari lanjutkan pembahasan tentang apa saja yang menjadi
kelebihan dan kekurangan vertikultur dapat Anda simak penjelasannya berikut ini.

Kelebihan Vertikultur
Efisiensi lahan
Apa manfaat teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan seperti vertikultur dan
hidroponik? Dari penjelasan tentang apa itu vertikultur di atas sudah sangat jelas
bahwa metode ini ditujukan untuk memanfaatkan lahan yang sempit.

Tak hanya itu, pertanian jenis ini memungkinkan Anda yang tak punya kebun untuk
mulai membudidayakan tanaman.

Manfaat vertikultur tentunya sudah banyak dilirik pada pembudidaya tanaman.


Karena pola budidayanya yakni tanaman disusun dengan cara bertingkat sehingga
Anda tak memerlukan tanah yang luas untuk mulai menanam.

Mudah dipindahkan
Bosan dengan tata letak kebun vertikultur yang sudah Anda miliki? Tenang, tak sulit
untuk memindahkan semua tanaman itu. Semua tanaman tumbuh di dalam sebuah
pot atau botol bekas. Tentunya akan tak akan mengalami kesulitan ketika
memindahkannya.

Meskipun cenderung fleksibel dan mudah dipindahkan, Anda disarankan untuk tidak
terlalu sering mengubah tata letak tanaman. Apabila terlalu sering dipindah,
dikhawatirkan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Terlebih untuk jenis tanaman
yang merambat.

Minim gulma
Tahukah Anda apa itu gulma? Gulma merupakan tumbuhan liar yang muncul di
sekitar tanaman utama. Kemunculannya dianggap sebagai pengganggu karena
mengurangi jumlah zat hara yang seharusnya menjadi milik tanaman Anda.

Gulma lebih sering dijumpai di perkebunan biasa karena tanah yang menjadi media
tanam cukup luas. Sedangkan di vertikultur, kemungkinan munculnya gulma jauh
lebih kecil. Jadi, Anda tak perlu menyiangi rumput atau gulma lainnya.

Minim hama
Percaya tidak percaya, bercocok tanam dengan metode vertikultur juga sangat minim
hama atau hewan pengganggu. Dengan begitu, Anda bisa berhemat banyak uang
karena tak perlu membeli pestisida.
Tak perlu banyak pupuk
Vertikultur biasanya memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumah,
contohnya botol dan kaleng bekas. Wadah tersebut punya ukuran yang relatif kecil
dibandingkan luas lahan kebun horizontal.

Secara otomatis, konsumsi pupuk yang diperlukan oleh tanaman juga lebih sedikit.
Lagi-lagi Anda bisa berhemat.

Lebih estetik
Kebun vertikal tak hanya berperan sebagai penghasil bahan makanan. Anda dapat
memanfaatkan susunan tanaman sebagai hiasan di rumah. Susun semua tanaman
vertikultur dengan rapi di salah satu dinding atau sudut rumah Anda. Rumah pun
akan tampak lebih segar dan sedap dipandang.

Membantu menghemat pengeluaran


Berapa uang yang Anda habiskan untuk berbelanja bahan makanan setiap hari?
Mungkin puluhan atau bahkan ratusan ribu rupiah. Apabila Anda memiliki kebun
vertikal di rumah, pengeluaran Anda pun akan lebih kecil.

Misalnya Anda menanam sayuran, secara otomatis Anda tak perlu lagi membelinya
dari luar. Anda dan keluarga dapat mengolah makanan dari hasil panen kebun
sendiri. Selain hemat, produk yang dihasilkan juga lebih sehat karena organik.

Kekurangan Vertikultur
Penyiraman dan pemupukan harus berkelanjutan
Hal pertama yang menjadi kekurangan dari vertikultur adalah pemberian pupuk dan
juga air harus dilakukan lebih sering. Media tanam yang cenderung minim membuat
air dan unsur hara lebih cepat berkurang dan habis.

Oleh karena itu, Anda perlu rajin-rajin memberikan siraman air dan juga pupuk.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari, terutama untuk tanaman yang
terkena sinar matahari langsung. Sedangkan pupuk bisa ditambahkan dalam kurun
waktu satu minggu.

Modal yang besar


Vertikultur dapat dipraktikkan dengan berbagai macam cara. Apabila Anda memilih
sistem rumah kaca, modal awal yang diperlukan tentunya lebih besar dibandingkan
dengan metode sederhana. Anda perlu memberi peralatan dan juga komponen
untuk instalasi vertikultur.

Anda juga memerlukan modal yang lebih besar jika menggabungkan dua metode
sekaligus. Misalnya mengombinasikan vertikultur dan hidroponik.

Contoh Tanaman Vertikultur


Berikut adalah tanaman yang cocok untuk vertikultur

Kemangi
Tanaman yang satu ini sangat mudah untuk tumbuh.

Kemangi bisa memiliki banyak cabang sehingga memiliki bentuk yang rimbun setelah
dewasa. Anda bisa memanfaatkan daunnya untuk lalapan.

Sawi
Sawi banyak dipilih untuk dibudidayakan dengan berbagai teknik, mulai dari
hidroponik, aeroponik, dan juga vertikultur ini.
Ada berbagai jenis sawi yang dapat Anda pilih, antara lain sawi hijau, sawi putih, dan
buma.

Ketiganya dapat tumbuh dengan baik di negara tropis seperti Indonesia.

Selada
Selada pun banyak dibudidayakan. Sayuran jenis ini bisa dimakan dalam kondisi
mentah atau dimasak terlebih dahulu.

Waktu yang dibutuhkan sejak penanaman hingga panen cukup singkat. Hal inilah
yang membuat selada banyak disukai oleh para petani.

Teknik Vertikultur
Teknik vertikultur dengan media tanah dan botol bekas, sebagai berikut :
Siapkan Pot dari Botol Bekas
Botol bekas yang dibutuhkan adalah botol air mineral berukuran 1,5 L atau 2 L.
Bersihkan botol tersebut lalu buat lubang selebar 3-5 cm pada bagian sisi, dari atas
ke bawah. Jangan lupa untuk membuat lubang drainase pada botol bekas. Botol ini
nantinya akan digunakan secara horizontal.

Pot botol tersebut lebih cocok untuk tanaman berakar pendek. Jika tanaman yang
akan ditanam memiliki akar yang lebih panjang, Anda dapat membuat pot botol
dengan cara memotong bagian bawah botol, melubangi tutupnya untuk drainase
dan sisi sampingnya untuk menggantung pot.

Siapkan Media Tanam


Media tanam yang perlu disiapkan adalah tanah gembur, pupuk kompos, dan sekam.
Campur ketiga bahan tersebut dengan perbandingan 1:1:1. Selanjutnya, isikan media
tanam pada pot botol bekas.

Tentukan Area Tanam dan Siapkan Area Tersebut


Pilihlah tembok yang terkena sinar matahari setidaknya selama 6 jam. Tancapkan
paku pada tembok untuk menggantungkan pot botol dan siapkan tali untuk
keperluan tersebut. Pastikan bahwa tembok cukup kuat menyangga pot-pot tersebut.

Penanaman dan Perawatan


Tanaman yang cocok dibudidayakan dengan cara ini adalah sawi, selada, bayam,
kangkung, dan kemangi. Sebelum proses penanaman, Anda harus menyemai benih
terlebih dahulu. Setelah itu, bibit baru dapat ditanam pada pot botol.

Gantungkan pot yang telah ditanami pada tembok yang telah disiapkan. Rawat
tanaman tersebut dengan cara disiram setiap hari dan dipupuk dengan pupuk cair
secara berkala.
PENGENALAN PERBANYAKAN TANAMAN PISANG
DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN/IN VITRO
Apa Itu Kultur Jaringan?
Tak kenal maka tak sayang. Sebuah peribahasa yang tepat untuk mengungkap istilah jika
suatu hal yang asing akan sulit diketahui jika tidak kenal. Bagi sebagian masyarakat awam
tentu masih asing dengan istilah kultur jaringan. Pada kesempatan ini mari kita belajar lebih
lanjut tentang kultur jaringan.
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk memisahkan/mengisolasi bagian dari tanaman
seperti sel, jaringan atau organ (daun, akar, batang, tunas dan sebagainya) serta
membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali [secara in vitro] dan aseptik sehingga
bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri/beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
Teknik kultur jaringan berkembang dari adanya teori totipotensi sel oleh Schwann dan
Schleiden, tahun 1838 yang menyatakan didalam masing-masing sel tumbuhan mengandung
informasi genetik dan sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap
bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai.
Hal ini didukung penemuan zat pengatur tumbuh oleh Skoog dan Miller, tahun 1957,
penemuan bahwa regenerasi tunas dan akar secara in vitro dikendalikan secara hormonal
oleh zat pengatur tumbuh sitokinin dan auksin.

Keuntungan Dan kelemahan Teknik Kultur Jaringan


Kelebihan kultur jaringan dibandingkan dengan perbanyakan bibit secara konvensional
adalah; perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan cepat dan dalam skala banyak, kontinuitas
ketersediaan bibit akan terjaga sepanjang waktu, tanpa harus menunggu musim berbuah,
bibit yang dihasilkan akan sama dengan induknya, tingkat keseragaman pertumbuhan bibit di
lapangan tinggi, hemat biaya pengiriman/transportasi, dan bebas hama penyakit.
Kelemahan kultur jaringan antara lain; Membutuhkan biaya operasional dan fasilitas produksi
yang mahal, membutuhkan tenaga kerja yang khusus dan terampil, dan harga bibit kultur
jaringan lebih mahal.
Kegunaan Kultur Jaringan
Selain untuk perbanyakan bibit unggul, kegunaan kultur jaringan di bidang lainnya, yaitu:

1. Dibidang pemuliaan tanaman untuk meningkatkan keragaman genetik, seperti induksi


variasi somaklonal, induksi mutasi.
2. Dibidang bioteknologi tanaman, teknik kultur jaringan sangat diperlukan untuk
meregenerasikan sel tanaman yang telah direkayasa genetiknya menjadi tanaman
transgenik.
3. Dibidang pengendalian penyakit tanaman, kultur jaringan dapat menghasilkan
tanaman yang bebas patogen yaitu melalui kultur meristem.
4. Dibidang konservasi, dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman yang hampir
punah, atau untuk penyimpanan plasma nutfah.

Teknik Kultur Jaringan, apa saja?


Secara umum terdapat berbagai teknik kultur jaringan untuk penyediaan bibit tanaman, tetapi
teknik yang sering digunakan: 1. Teknik Kultur tunas 2. Teknik Organogenesis 3. Teknik
Somatik embryogenesis.
Kultur tunas adalah perbanyakan tanaman dengan cara merangsang pertumbuhan
(proliferasi) tunas aksiler atau lateral yang sudah ada pada eksplan. Memiliki keuntungan
diantaranya: paling sering digunakan untuk produksi bibit secara komersial, lebih mudah
dilakukan pada banyak jenis tanaman, dan lebih menjamin kestabilan genetik pada bibit
tanaman yang dihasilkan. Sebagai contoh tanaman pisang, jati, eucalyptus, dan lain
sebagainya.
Organogenesis adalah proses pembentukan tunas dari eksplan yang tidak memiliki jaringan
meristematik. Tunas yang dihasilkan disebut tunas adventif. Dapat kita terapkan untuk kultur
tanaman caladium/keladi, nanas.
Emriogenesis somatik adalah proses pembentukan embrio dari jaringan somatik tanaman.
Sel-sel somatik berkembang melalui pembelahan sel dan membentuk embrio yang sama
dengan embrio zigotik, yaitu mempunyai struktur bipolar yang terdiri dari jaringan meristem
tunas dan meristem akar. Semua sel somatik dalam tanaman mengandung seluruh set
informasi genetik yang diperlukan untuk berdiferensiasi menjadi tanaman utuh. Perubahan
pola ekspresi gen tersebut bisa diinduksi oleh ZPT auksin. Lazim diterapkan pada tanaman
kurma ,rumput laut, kelapa sawit, coklat/kakao.

Anda mungkin juga menyukai