Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Persemaian dan pembibitan merupakan tahap awal dalam melaksanakan budidaya


tanaman, terutama pada tanaman yang memiliki ukuran benih yang sangat kecil ssehingga
tidak dapat di tanam langsung pada media tanamnya. Persemaian merupakan proses
menumbuhkan benih atau biji menjadi bibit yang akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya
(pembibitan dan pembesaran tanaman). Persemaian memiliki peran penting karena dapat
berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
selanjutnya. Kesalahan dalam melakukan persemaian benih dapat menyebabkan bolting
(tanaman gagal membentuk daun yang lebar dan sehat) atau etiolasi (tanaman menjadi
lemah, batang tidak kokoh, daun kecil. warna tampak pucat karena kekurangan sinar
matahari).

Budidaya tanaman dengan teknik hidroponik dan vertikultur, umumnya melakukan


teknik semai benih dan pembibitan sebelum tanaman siap dipindahkan ke instalasi tanam.
Hal ini disebabkan karena tanaman yang ditanam adalah jenis tanaman semusim yang
berumur pendek dan memiliki perakaran dangkal seperti bayam, sawi, selada, pakcoy,
seledri, daun mint, kemangi , strawberry, tomat, cabai, dll.

Teknik semai dilakukan dengan cara menanam benih pada media semai, setelah
tumbuh besar ( kurang lebih umur 1-2 minggu) bibit siap dipindahkan ke instalasi
hidroponik ataupun vertikultur.

Teknik tanam langsung dapat diterapkan pada benih yang memiliki ukran relative
besar seperti benih kangkong, cabai, tomat dengan cara menanam benih langsung pada
pot instalasi hidroponik atau vertikultur.

1.2 Tujuan
1. Membuat persemaian dan pembibitan tanaman sayuran.
1.3 Tinjauan Pustaka

A. Hidroponik
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti
air. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa
tanah. Jadi Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa
menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada
budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok
diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. Ada cukup banyak
tanaman yang dapat ditanam melalui metode hidroponik, seperti tanaman buah
buahan, sayur-sayuran, ataupun bunga-bungaan. Setiap tanaman agar dapat tumbuh
menjadi dewasa dan siap panen, pastinya diperlukan nutrisi (hara) yang dibutuhkan
selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga
tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian
bisa diserap tanamanan.

B. Vertikultur

Vertikultur adalah salah satu contoh urban farming yang diartikan sebagai
teknik budidaya tanaman secara vertikal dengan penanaman dilakukan secara
bertingkat untuk memaksimalkan penggunaan lahan dalam menghasilkan tanaman.
Pemanfaatan teknikvertikultur memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan
tempat secara efisien.Dalam budidaya tanaman secara vertikultur salah satu hal yang
perlu diperhatikan adalahmenentukan jumlah populasi tanaman atau menentukan jarak
tanam dalam satu areal penanaman karena jumlah populasi dapat mempengaruhi
produksi tanaman. Selain menentukan populasi tanaman, dalam budidaya sayuran
dengan sistem vertikultur neracaunsur hara sangat penting dalam menentukan
pertumbuhan dan hasil tanaman (Andoko,2004).

Bentuk atau susunan vertikultur tentunya harus disesuaikan dengan


morfologitanaman agar semua tanaman memperoleh sinar matahari (Lubis,2004).
Selanjutnyadisebutkan, bahwa pada umumnya jenis tanaman yang digunakan atau
dibudidayakandalam teknik vertikultur adalah tanaman sayuran semusim dengan
tinggi maksimal 1meter.
C. Persiapan Hidroponik

Adapun beberapa persiapan untuk menanam tanaman hidroponik, berikut cara penanaman
hidroponik :

1. Pembibitan

Sangat disarankan untuk menggunakan bibit hibrida supaya mutu buah/sayur yang dihasilkan
cukup optomal.

2. Penyemaian

Penyemeaian sistem hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut
berisi campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1:1. Semua bahan tersebut dicampur rata dan dimasukkan ke dalam
bak dengan ketinggian sekitar 7cm.

3. Media Tanam

Media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan air, tidak mudah
busuk, tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media tanam yang bisa digunakan dapat berupa
gambut, sabut kelapa, sekam bakar, hidroton, rockwool (serabut bebatuan), dll.

4. Pupuk

Karena media tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar dan
perantara larutan nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu
pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media tanam. Kebutuhan pupuk pada
sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem konvensional.

5. Perawatan Tanaman

Perawatan pada sistem hidropinik pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan perawatan pada
penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan, pembersihan gulma, penyemprotan
pupuk daun.
D. Bentuk-Bentuk Vertikultur

vertikultur dapat menerapkan beberapa model, tinggaldisesuaikan dengan bahan yang


tersedia, kondisi dan keinginan. Bahan yang dapatdigunakan seperti bambu, pipa paralon,
pot, terpal, kaleng bekas, bahkan lembaran pembungkus semen atau karung beras pun bisa.
Intinya wadah yang bisa ditempatimenanam dengan baik dan juga memberikan nilai stetika.
Beberapa model teknologivertikultur yang dapat diterapkan.Vertiminaponik merupakan
kombinasi antara system budidaya sayuran secara vertical berbasis pot talang plastik dengan
aquaponik (budidaya ikan) ataudengan kata lain integrasi antara budidaya sayuran dengan
ternak ikan. Mediatanam yang digunakan adalah batu zeolit dan kompos

Anda mungkin juga menyukai