Pembiakan Generatif
Pembentukan biji melalui proses penyerbukan
(jatuhnya tepung sari pada kepala putik) kemudian
dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara
gamet jantan dari tepung sari dan gamet betina dari
putik).
Pembiakan Vegetatif
Cara pembiakan vegetatif meliputi: (1) Secara alami dengan
penggunaan biji apomiktik (terbentuk tanpa pembuahan dan
merupakan bentuk vegetatif) dan penggunaan organ-organ khusus
tanaman (hasil modifikasi batang atau akar, misalnya: bulb, tuber,
rhizome, dll); (2) Secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas
adventif ialah ”layerage”, ”cuttage”, atau setek, penyambungan
tanaman dan kultur jaringan.
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
• Pupuk Nitrogen yang dalam bentuk mudah larut, perlu diletakkan dekat dengan
biji tanaman sebagai pemacu tumbuh. Bila pemberian secara sebar maka
kemungkinan penguapan cukup besar dan dapat menyebabkan peningkatan
pertumbuhan gulma. Pada tanah basah yang memudahkan pupuk N mudah
menguap maka dapat diatasi dengan peletakan yang agak dalam.
• Pupuk Fosfor, yang diberikan dalam bentuk fosfat dapat larut dalam air tanah
asam merupakan pemupukan yang cukup efisien bila diberikan secara jalur.
• Pupuk Kalium, peletakan yang terlalu dekat dari pupuk kalium khiorida akan
menyebabkan kerusakan asmotik pada biji tanaman.
• Pupuk Daun, pada umumnya diberikan bagi pupuk yang mengandung unsur
mikro seperti Fe, Cu dan Mn. Namun penyemprotan pupuk N juga dilakukan
pada tanaman yang sudah tumbuh lanjut.
Perlindungan Tanaman
• Pada budidaya tanaman faktor organisme pengganggu tanaman
(OPT) baik berupa hama (insekta, tikus, burung jenis tertentu, dll)
dan mikroba penyebab penyakit (cendawan, bakteri, virus)
sebagai perusak (secara fisik, kimiawi, dan biologik) maupun
gulma sebagai kompetitor tanaman (persaingan dalam
mendapatkan unsur hara, air, energi cahaya matahari, CO 2, O2,
ruang hidup) disertai zat allelopati yang dikeluarkannya, sangat
menentukan tingkat produksi dalam jumlah maupun mutu.
Tingkat dampak gangguan pada tanaman sejak yang paling ringan
berupa hambatan pertumbuhan/perkembangan, penurunan
produk (jumlah dan mutu), kerusakan fatal sehingga gagal panen
(ledakan hama tikus di era enam puluhan dan hama wereng di era
tahun tujuh puluhan pada tanaman padi) bahkan kematian total
tanaman (ledakan hama kutu loncat pada lamtoro local di era
tahun delapan puluhan).
• Beberapa cara pengendalian organisme pengganggu yang dikenal
antara lain: (1) Cara teknik budidaya dititikberatkan pengurangan
populasi musuh alami (menghilangkan tanaman/bagian yang
terserang, pergiliran tanaman, pengaturan populasi tanaman,
karantina tanaman/tumbuhan, tanaman campuran); (2) Cara fisik
(menghilangkan binatang hama dari tanaman, pencabutan gulma,
penggunaan zat penarik, penggunaan penangkap hama, perlakuan
panas untuk penyebab penyakit); (3) Cara hayati (pemanfaatan
predator dan parasit, penggunaan tanaman resisten, pemanfaatan
binatang pengusir hama); (4) Cara kimiawi dengan pestisida kimia
murni di satu sisi positifnya adalah efek lebih cepat tampak dan
praktis dalam penanganan. Tetapi aplikasi yang tidak tepat (takaran,
cara, intensitas dan saat) justru dampak negatifnya akan dirasakan
jangka panjang dalam bentuk pencemaran (atmosfer, tanah dan
air), residu pada produk tanaman, keracunan pada manusia dan
hewan, resistensi pada hama dan penyebab penyakit. Cara
pengendalian inilah yang sangat mengancam kelestarian sumber
daya alam keseimbangan hayat di alam. Penggunaan cara kimia
tersebut sebaiknya dilakukan apabila cara lain yang lebih ramah
lingkungan kurang berhasil. Penggunaan dan pengembangan
pestisida hayat dianggap dapat menutup kelemahan pestisida kimia
Budidaya tanaman ganda
1. Multiple Cropping
Penanaman lebih dari jenis tanaman pada sebidang tanah yang sama
dalam satu tahun, yang termasuk dalam sistem tanaman ganda yaitu
Inter Cropping, Mixed Cropping dan Relay Cropping.
2. Sequantial Cropping
Penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada sebidang lahan dalam
satu tahun, dimana tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama
dipanen. Demikian juga kalau ada tanaman ketiga, tanaman ditanam
setelah tanaman kedua dipanen
1. Multiple Cropping
a. Inter Cropping
Penanaman serentak dua atau lebih jenis tanaman dalam barisan berselang-seling pada
sebidang tanah yang sama. Sebagai contoh tumpang sari antara Sorghum dan tanaman kacang
tunggak dan antara tanaman ubi kayu dan jagung atau kacang tanah.
b. Mixed Cropping
Penanaman dua atau lebih jenis tanaman secara serentak dan bercampur pada sebidang lahan
yang sama. Sistem tanam campuran lebih banyak diterapkan dalam usaha pengendalian hama
dan penyabab penyakit.
c. Relay Cropping
Penanaman sisipan adalah penanaman suatu jenis tanaman kedalam pertanaman yang ada
sebelum tanaman yang ada tersebut dipanen, atau dengan istilah lain suatu bentuk tumpang
sari dimana tidak semua jenis tanaman ditanam pada waktu yang sama. Sebagai contoh : padi
gogo dan jagung ditanam bersamaan kemudian ubi kayu ditanam sebagai tanaman sela satu
belan atau lebih sesudahnya.
PERTANIAN, AIR, ENERGI DAN TANAH
Pengertian Pertanian
• Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam
pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok
tanam (crop cultivation). Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup
semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk
tanaman,hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti
sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pembudidayakan jenis
tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim7].