Anda di halaman 1dari 48

Unit Kompetensi : 3.

Mengelola Kesuburan Tanah

Elemen kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

1 Melakukan pola tanam 1.1. Pola tanam dirancang sesuai dengan musim
dan komoditas.
1.2. Jadwal pola tanam disusun dengan benar.
1.3. Pola tanam dilakukan berdasarkan jadwal

:
POLA TANAM

 Polatanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan


dengan mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman selama
periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan
masa tidak ditanami selama periode tertentu (bera). Pola tanam
ada tiga macam, yaitu : monokultur, rotasi tanaman dan
polikultur (Anwar, 2012).
Macam Jenis Pola Tanam

1) Monokultur Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam


tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau
kedelai saja. Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya
lingkungan pertanian yang tidak mantap. Hal ini terbukti dari tanah
pertanian harus selalu diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida
sehingga resisten terhadap hama.
Macam Jenis Pola Tanam

2) Rotasi Tanaman (crop rotation) Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman


adalah penanaman dua jenis atau lebih secara bergiliran pada lahan
penanaman yang sama dalam periode waktu tertentu. Seperti tanaman
semusim yang ditanam secara bergilir dalam satu tahun, dan tanaman
tersebut semisal tanaman jagung, padi, dan ubi kayu. Rotasi tanam
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan
faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
Macam Jenis Pola Tanam

 Faktor-faktor tersebut adalah :


a) Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat
ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari
b) Hasil panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan
produktivitas lahan
c) Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas
d) Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
e) Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
Macam Jenis Pola Tanam

3) Polikultur Tanaman polikultur terbagi menjadi beberapa pola tanam, pola tanam tersebut adalah:
 a) Tumpang sari (Intercropping) Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu atau
periode tanam yang bersamaan pada lahan yang sama (Thahir, 1999).
 b) Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ) Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa
jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda).
Kegunaan dari sistem ini yaitu pada tanaman yang ke dua dapat melindungi lahan yang mudah longsor
dari hujan sampai selesai panen pada tahun itu.
 c) Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) Merupakan penanaman jenis tanaman campuran yang ditanam
pada lahan dan waktu yang sama atau jarak waktu tanam yang singkat, tanpa pengaturan jarak tanam
dan penentuan jumlah populasi. Kegunaan sistem ini dapat melawan atau menekan kegagalan panen total
(Kustantini, 2012).
DASAR-DASAR PENETAPAN POLA
TANAM (kultur teknis)

 Kemiringan lahan/ ekologi lahan


 Umur tanaman dan kebutuhan air
 Jenis tanah dan kesesuaian tanaman
 Kesamaan hama pengganggu
 Masa berbunga/ berbuah
 Jarak tanam
 Ketinggian tempat
KEMIRINGAN LAHAN (SLOPE)

 Kepadatan tanaman dan kombinasi antar jenis tanaman (semusim, perdu,


tahunan) dipengaruhi oleh tingkat kemiringan lahan.
 Kelas kemiringan lahan: datar, berombak, bergelombang, berbukit, bergunung
 Bertanam di lahan miring harus dibantu dengan upaya konservasi lahan
(misalnya penggunaan teras.
UMUR TANAMAN DAN KEBUTUHAN
AIR

Setiap jenis tanaman mempunyai tingkat kebutuhan air


yang berdeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, jenis
tanaman yang diusahakan harus diatur agar kebutuhan
air dapat terpenuhi. Adapun jenis tanaman yang
diusahakan adalah:
UMUR TANAMAN DAN KEBUTUHAN
AIR

a. Tanaman padi
Padi merupakan tanaman yang memerlukan banyak air selama
pertumbuhannya. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 4 kali
kebutuhan air untuk tanaman palawija.

b. Tanaman tebu
Selain tanaman padi, tanaman lain yang perlu diperhatikan dalam hal pengairan
adalah tanaman tebu. Tanaman tebu diberi air secukupnya pada musim
kemarau tetapi tebu tidak perlu diairi pada musim hujan. Perkiraan kebutuhan
air untuk tanaman tebu adalah 1,5 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.
UMUR TANAMAN DAN KEBUTUHAN
AIR

c. Tanaman palawija
Yang termasuk dalam tanaman palawija antara lain adalah jagung, kedelai,
tembakau, kapas, cabe, kacang dan lain-lain. Tumbuhan tersebut biasanya
ditanam dalam musim kemarau dan tidak membutuhkan banyak air. Kebutuhan
air untuk tanaman palawija adalah 0,2-0,25 l/dtk/ha.
 Jagung : 100 hari, 460 mm
 Kacang tanah : 105 hari, 435 mm
 Kubis : 90 hari, 205 mm
JENIS TANAH DAN KESESUAIAN
TANAMAN

 Tanaman berumbi (kentang, ubikayu, kacang tanah, wortel) cocok di lahan yang
gembur.
 ANDOSOL : gembur, remah, dan kaya bahan organic

KESAMAAN HAMA & PENYAKIT


Tomat + Kubis: Ulat plutella & Crocidolomia
Kedele + Kc.hijau: X , Agromyza, prodenia litura
Tomat + jagung: X, Heliothis sp.
MASA BERBUNGA TANAMAN

 Agar diperoleh panen sepanjang tahun

JARAK TANAM
 Naungan (cahaya matahari, kelembaban)
 Sistem perakaran (kompetisi, air, unsur hara, dll)

KETINGGIAN TEMPAT
 Dataran tinggi dan rendah
 Mempengaruhi pembungaan dan pembentukan buah
Pola Tanam Berdasarkan Kebutuhan Air
Tanaman

5 5 60 100 300 400 350 250 200 80 10 5


Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul
hijau Jagung Kc. Tanah Kubis Pupuk

Bulan Basah (BB): > 100 mm


Bulan Kering (BK): < 60 mm
Unit Kompetensi : 3. Mengelola Kesuburan Tanah

Elemen kompetensi KRITERIA UNJUK KERJA

2 Melakukan penanaman tanaman pupuk 2.1. Jenis tanaman pupuk hijau diidentifikasi.
hijau 2.2. Waktu tanam dan jenis tanaman pupuk hijau
ditetapkan.
Pupuk Hijau

 Pupuk hijau adalah bagian tanaman yang masih hijau dan sukulen yang
digunakan sebagai pupuk dalam bentuk segar dan belum mengalami
dekomposisi. Bahan pupuk hijau biasanya digunakan tanaman dari famili
leguminosa. Pemberiannya umumnya dilakukan pada saat pengolahan tanah
atau diselipkan sebagai rotasi tanaman. Dengan menambahkan pupuk hijau ,
kita memperbaiki sifat fisik tanah, mempertahankan kadar bahan organik tanah
dan kadang-kadang menambah kadar Nitrogen tanah. Tanaman yang masih
muda, terutama leguminosa mempunyai ratio C/N yang rendah, cepat melapuk
dan menghasilkan lebih banyak humus dibanding dengan bagian tanaman yang
sudah tua.
Pupuk Hijau = Tanaman Leguminosa ?

 Tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau pada umumnya


dari family leguminosa (kacang-kacangan). Sifat tanaman family ini
adalah terdapatnya nodula-nodula pada akarnya, yang terdiri dari
nodula efektif dan nodula tidak efektif. Perbedaan kedua macam
nodula tersebut adalah dalam ukuran dan bentuk, warna, dan
letaknya pada akar.
Pupuk Hijau = Tanaman Leguminosa ?

 Di dalam nodula akar hidup bakteri rhizobium, yang bersimbiose dengan tanaman inang.
 Bakteri ini berfungsi dapat mengikat unsur nitrogen (N) dari udara.
 Hal ini sangat menguntungkan, baik dalam akumulasi nitrogen di dalam tanah maupun dalam peningktan
kandungan nitrogen bagi pertumbuhan tanaman.
 Fiksasi nitrogen oleh bakteri rhizobium, pada tanaman legume mempunyai tiga keuntugan yaitu:
1) Nitrogen tersebut digunakan oleh tanaman inangnya sendiri
2) Nitrogen diekskresikan dari nodula ke dalam tanah dan digunakan oleh tanaman lain yang tumbuh di
sekitarnya.
3). Apabila tanaman legume dibenamkan atau telah mati, maka nitrogen dapat dibebaskan. Hal ini terjadi
setelah melalui proses dekomposisi nodula dan juga bagian taaman lainnya.
Beberapa jenis tanaman pupuk hijau antara
lain

 1. Clotalaria juncea,  8. Glycine max,


 2. Clotalaria anagyroides,  9. Vigna sinensis,
 3. Clotalaria usaramuensis,  10. Mimosa invisa,
 4. Tephrosia vogelli dan Tephrosia candida,  11. Centrosema pubecens,
 5. Sesbania sesban (jati turen),  12. Calopogonium mucunoides,
 6. Sesbania acculata,  13. Pueraria thumbergiana
 7. Phaseolus lunatus,  14. Glylicidae sp.
Sumber pupuk Hijau Lain

Azolla pinnata
Unit Kompetensi : 3. Mengelola Kesuburan Tanah
Elemen kompetensi KRITERIA UNJUK KERJA
3. Menggunakan Sumber Bahan Organik, 3.1. Jenis bahan organik, agens hayati lokal dan bahan
agens hayati Lokal dan bahan pembenah pembenah tanah diidentifikasi.
tanah 3.2. Bahan organik, agens hayati lokal dan bahan
pembenah tanah diproses dengan benar sesuai jenis
dan standar yang ditetapkan

4. Mencampur bahan organik dan agens 4.1. Dosis bahan organik dan agens hayati yang akan
hayati dalam tanah dicampur ditetapkan berdasarkan komposisinya.
4.2. Metode dan waktu pencampuran bahan organik
: dan agens hayati ditetapkan berdasarkan
jenis bahan.
4.3. Bahan organik dan agens hayati dicampur dengan
benar.
AMELIORAN

 Amelioranadalah Bahan yang dapat meningkatkan


kesuburan tanah melalui perbaikan kondisi fisik, kimia dan
biologi.
 Ameliorandapat berupa : Bahan organik, zeolite, fosfat
alam, kapur pertanian (Kaptan), Agen hayati, dan
pembenah tanah (soil Condisioner.
BAHAN ORGANIK = PUPUK ORGANIK?

1. Pupuk Organik Padat


 Pupuk Hijau
 Pupuk Kandang
 Kompos : Bokashi

2. Pupuk Organik Cair (POC)


ZEOLIT

 Zeolite= mineral sekunder berupa senyawa alumino-silikat


berhidrat dengan kation natrium, kalium dan barium.
 Keberadaan atom aluminium menyebabkan zeolite mempunyai
muatan negative
 Muatannegative menyebabkan zeolite mampu mengikat dan
mempertukarkan kation (Kapasitas Tukar Kation = KTK)
FOSFAT ALAM

Batuan Fosfat
Guano
KAPUR PERTANIAN = KAPTAN

 Kapur Pertanian
(Kaptan) = bahan untuk
menaikkan pH tanah
 KALSIT = CaCO3
 DOLOMIT = CaMgCO3
AGEN HAYATI

 Agen hayati atau mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat disebut mikroba atau jasad renik.
Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroorganisme per gram tanah.
Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroorganisme tersebut.

 Sebagian besar mikroorganisme tanah memiliki peranan yang menguntungkan, yaitu berperan
dalam menghancurkan limbah organik, siklus hara tanaman, fiksasi nitrogen, pelarut posfat,
merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu penyerapan unsur hara. Tetapi
ada juga mikroorganisme yang merugikan seperti penyebab penyakit.
AGEN HAYATI

 Organisme tanah berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan juga sebagai
sumber bahan organik tanah.

 Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi
mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi
dan mineralisasi bahan organik.

 Mikroorganisme tanah sangat nyata perannya dalam hal dekomposisi bahan organik pada
tanaman tingkat tinggi. Dalam proses dekomposisi sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak
menjadi unsur yang dapat digunakan tanaman untuk tumbuh.
AGEN HAYATI

Agen Hayati bersimbiosis Mutualisme = saling menguntungkan


 Rhizobium  family leguminosa
 Vascular Arbuscular Micorhiza (VAM)  penyediaan fosfor dan air
 Agen Hayati Nonsiombiosis = hidup bebas
 Fiksasi Nitrogen = Azospirillum lipoferum
 Bakteri Pelarut Fosfat = Pseudomonas striata, Brevibactrium spp, Bacillus
polymixa
Pembenah Tanah = Soil Conditioner

 Pembanah tanah adalah pembentukan struktur tanah dengan pori-pori (ruang udara) di dalam
dan di antara agregat tanah yang sekaligus mantap atau stabil, dengan menggunakan bahan-
bahan kimia baik alami amaupun buatan dalam jumlah sedikit.
 Tujuannya untuk memperbaiki keadaan atau sifat fisik tanah sebagai usaha peningkatan
produktivitas tanah atau peningkatan produksi pertanian
 Agregat tanah yang menjadi stabil (mantap) akan menekan laju erosi tanah.
 Untuk pengembangan pertanian pada tanah pasir seperti tanah pasir pantai atau regosol ex
lahar perlu dilakukan perbaikan sifat fisik dan kimia dahulu karena tanah-tanah demikian
kurang baik untuk pertanian
Pembenah Tanah = Soil Conditioner

 Bitumen  buatan
 Emulsi Lateks  alami
 Pupuk Organik alami
 Mulsa organic 
Cara Penggunaan : Pembenah Tanah = Soil Conditioner

 Pemakaian di permukaan tanah (surface application). Pada cara ini larutan atau
emulsi kimia pembenah tanah disemprotkan langsung ke atas permukaan tanah
 Atau di hamparkan di permukaan tanah sebagai mulsabahan organik
 Pemakaian secara dicampur (incorporation treatment). Pada cara ini bahan
pembenah tanah disemprotkan ke dalam tanah kemudian dicampur secara
merata, biasanya sampai kedalam 25 cm
 Pemakaian setempat atau lubang (local/pit treatment). Pada cara ini pemakaian
pembenah tanah tanah terbatas hanya pada lubang-lubang tanaman saja,
Unit Kompetensi : 4. Mengelola Pengairan
Elemen kompetensi KRITERIA UNJUK KERJA

1. Melakukan analisis sumber air. 1.1. Sumber air untuk pertanian organik
diidentifikasi
1.2. Penyebab dan tingkat cemaran pada sumber
air ditentukan dengan tepat
1.3. Tindakan ’eliminasi’ cemaran sumber air
dilakukan dengan benar
1.4. Kelayakan sumber air direkomendasikan
:
Analisis Kualitas Air Irigasi

 Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain di dalam air (Sahabuddin et al. 2014). Kualitas air secara umum
ditunjukkan oleh mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan
atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu
kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi
berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum (Sudaryono 2004).
Analisis Kualitas Air Irigasi

 Irigasi adalah kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi


kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari permukaan
dan air tanah (Kartasapoetra dan Sutedjo 1994). Sumber irigasi dapat berupa air
permukaan dan air tanah. Sumber irigasi permukaan meliputi sungai, waduk,
dan danau. Air irigasi yang digunakan untuk pertanian sebaiknya memenuhi
baku mutu air irigasi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001
termasuk dalam kelas IV sehingga kualitas air irigasi layak dijadikan pengairan
untuk tanaman.
Analisis Kualitas Air Irigasi


Parameter kualitas air irigasi berupa parameter fisika dan kimia.
Parameter fisika yang diamati meliputi suhu air dan Total Dissolved
Solids (TDS). Parameter kimia yang diamati berupa pH, Daya
Hantar Listrik (DHL) air, Nitrat, Dissolved Oxygen (DO) dan logam
Cr.
Unit Kompetensi : 4. Mengelola Pengairan
Elemen kompetensi KRITERIA UNJUK KERJA
2. Mempersiapkan pelaksanaan 2.1. Kebutuhan air ditetapkan dengan benar.
pengairan 2.2. Jadwal pengairan ditentukan dengan benar.
2.3. Alat pengairan disiapkan berdasarkan
topografi lahan dan kondisi tanaman.

3. Melakukan pengairan 3.1. Kebutuhan air didistribusikan sesuai


topografi lahan pertanaman dan
: fase pertumbuhan tanaman
3.2. Pola pengairan dievaluasi berdasarkan
periode tanam.
Pengertian Irigasi

 Irigasi secara umum didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk
keperluan penyediaan lengas tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman. Pemberian air irigasi dapat dilakukan dalam lima cara: (1) dengan
penggenangan (flooding); (2) dengan menggunakan alur, besar atau kecil; (3)
dengan menggunakan air di bawah permukaan tanah melalui sub irigasi, sehingga
menyebabkan permukaan air tanah naik; (4) dengan penyiraman (sprinkling).; (5)
dengan sistem curahan (trickle), (Hansen et al., 1992).
Pengertian Irigasi

 Irigasiberarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang


tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan
tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air
secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas
tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman,
sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi
yang ifisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan
oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang
dibutuhkan tanaman (Anonim, 2011).
Jenis-jenis Irigasi

a. Irigasi permukaan
 Irigasi permukaan merupakan system irigasi yang mengambil air langsung di
sungai melalui bangunan bending maupun melalui bangunan pengambilan
bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui
saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder,
dan tersier. Pengaturan air dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah
gravitasi, tanah yang tinggi mendapat air lebih dulu.
Jenis-jenis Irigasi

b. Irigasi Lokal
 Sistem ini air didistribusikan dengan cara pipanisasi. Disini juga berlaku gravitasi,
dimana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disalurkan
hanya terbatas sekali atau secara lokal.
c. Irigasi dengan Penyemprotan
 Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkler. Air yang disemprot
akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah
lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.
Jenis-jenis Irigasi

d. Irigasi Tradisional dengan Ember


 Di sini diperlukan tenaga kerja yang banyak. Disamping itu juga pemborosan tenaga yang harus
membawa ember.
e. Irigasi Pompa Air
 Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai
cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
 f. Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi
 Di Afrika yang sering dipakai sistem ini, dipakai untuk distribusi air.
Jenis-jenis Irigasi

 g. Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes


 Di lahan kering, air sangat langka dan pemanfaatannya harus efisien. Jumlah air irigasi yang diberikan
ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang air, serta sarana irigasi yang
tersedia. Ada beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu:
 irigasi tetes (drip irrigation),
 irigasi curah (sprinkler irrigation),
 irigasi saluran terbuka (open ditch irrigation), dan
Jenis-jenis Irigasi

f. irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation).


 Irigasi tetes merupakan salah satu irigasi alternatif. Misalnya sistem irigasi tetes
pada tanaman cabai. Ketersediaan sumber air irigasi sangat penting. Salah satu
upaya mencari potensi sumber air irigasi adalah dengan melakukan deteksi air
bawah permukaan melalui karakteristik air bawah tanah. Cara ini dapat
memberikan informasi mengenai sebaran, volume dan kedalaman sumber air
untuk mengembangkan irigasi suplemen. Deteksi air bawah permukaan dapat
dilakukan dengan menggunakan Teramete (Anonim, 2011a).
KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM
IRIGASI SPRINKLER

 Umumnya suatu sistem irigasi sprinkler memiliki komponen-komponen seperti berikut, lihat Gambar. Umumnya
komponen irigasi sprinkler terdiri dari:
 (a) Sumber air
 (b) pompa sebagai sumber tekanan,
 (c) pipa utama,
 (d) pipa lateral,
 (e) pipa tegak (riser), dan
 (f) kepala sprinkler
Unit Kompetensi : 4. Mengelola Pengairan
Elemen kompetensi KRITERIA UNJUK KERJA

4. Melakukan Konservasi Air 4.1. Tindakan konservasi sumber air untuk


pertanian organik diidentifikasi
dengan benar
4.2. Konservasi air untuk budidaya pertanian
organik dilakukan dengan benar

:
KONSERVASI AIR UNTUK PERTANIAN
ORGANIK

 Konservsi tanah dan air atau pengawetan tanah dan air adalah
usaha-usaha untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas
tanah serta kuantitas dan kualitas air. Bila produktivitas tanah
menurun, terutama karena EROSI, maka kualitas air, yaitu air
sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lainnya, menjadi
tercemar sehingga jumlah air bersih semakin berkurang.
 Ancaman kelestarian tanah dapat berupa penurunan
produktivitas melalui semakin buruknya beberapa sifat tanah.
Ancaman ini dapat berlangsung secara alamiah dan akan
semakin buruk apabila campur tangan manusia berupa
pengolahan yang tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai