Oleh:
Golongan E/Kelompok 2b
Eko Bagus Setyawan (151510501126)
Yulia Dewi Aminatus (151510501246)
Putri Novia Sari (151510501255)
1
tanaman jagung bisa berupa pupuk organik dan anorganik dimana masing-masing
pupuk tersebut mempunyai pengaruh sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Pupuk yang biasanya digunakan petani adalah pupuk anorganik yang
merupakan pupuk yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
secara cepat. Pupuk anorganik juga berpengaruh terhadap kesuburan tanah dalam
jangka panjang dimana pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus dapat
mengakibatkan tanah menjadi miskin akan unsur hara, dengan begitu sebaiknya
penggunaan pupuk anorganik dikurangi dengan menambahkan pupuk organik
dalam jangka waktu yang panjang. Pupuk anorganik dapat berupa pupuk tunggal
dan pupuk majemuk yang mempunyai kandungan yang berbeda. Pupuk tunggal
merupakan pupuk yang hanya memiliki satu unsur yang dibutuhkan tanaman,
sedangkan pupuk majemuk merupakan pupuk yang memiliki lebih dari satu unsur
yang dibutuhkan tanaman tetapi dalam jumlah yang sedikit tiap unsurnya.
Penerapan benih, sistem olah tanah, pemupukan dan perawatan yang berbeda-
beda dalam budidaya tanaman jagung akan berpengaruh terhadap hasil produksi
yang dihasilkan.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan mempelahari tehnik budidaya tanaman
jagung.
2. Melatih keterampilanmahasiswa dalam menentukan komponen-komponen
budidaya yang baik bagi tanaman jagung.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
yang dibutuhkan oleh tanaman. Menurut Jakieni et al (2015), banyak petaniyang
menerapkan pemupukan menggunakan pupuk N yang melimpah dimana pupuk N
merupakan pupuk tunggal untuk meningkatkan hasil produktivitas tanaman.
Penggunaan pupuk yang berlebihan pada satu unsur saja akan mengakibatkan
kematian pada tanaman. Penggunaan pupuk seharusnya sesuai dengan kebutuhan
dan dosis untuk setiap tanaman agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi
secara makimal.
Pemeliharaan tanaman sangat berpengaruh terhadap produksi yang
dihasilkan. Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, penyiangan dan
pengendalian OPT. Tanaman yang tidak dipelihara atau tidak dilakukan
penyiangan akan menurunkan produksi jagung karena daya tumbuh jagung akan
terhambat akibat adanya gulma dimana penggunaan sumberdaya air, sinar
matahari dan unsur hara tersaingi (Faqihhudin dkk, 2014). Pengendalian OPT
dapat dilakukan dengan cara menggunakan pestisida dimana pestisida sudah
sering digunakan oleh petani karena lebih efektif dalam mengendalikan OPT.
Menurut Irawan dkk (2013), tanaman budidaya yang tidak dilakukan
pengendalian terhadap OPT akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti
adanya spora jamur yang dapat menutupi bagian tanaman pada permukaan daun
yang mengakibatkan daun mengering, menghambat proses fotosintesis tanaman
dan mengakibatkan pembentkan tongkol tidak optimal.
4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
5
1 Manis 2
2 Lokal 2
3 Hibrida 2
4 Manis 3
5 Lokal 3
6 Hibrida 3
6
g. Memanen dilakukan pada umur 90 -100 hari setelah tanam. Jagung yang
sudah dapat dipanen mempunyai kelobot berwarna kuning, biji sudah cukup
keras dan mengkilap, apabila biji ditusuk dengan ibu jari maka biji tersebut
tidak berbekas, dan mempunyai kadar air biji sekitar 25 %.
a. Analisis Data
Analisi data yang digunakan pada acara ”Budidaya Tanaman Jagung” ialah
analis kuantitatif terhadap data-data hasil pengamatan yang sudah diolah.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Rata-Rata Tinggi Tanaman Jagung
8
4.2 Pembahasan
Praktikum budidaya tanaman pangan acara budidaya tanaman jagung
dengan menggunakan tiga parameter diperoleh data seperti diatas. Ketiga
parameter pengamatan yang diperoleh yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan
volume akar. Pada parameter tinggi tanaman dapat diketahui rata-rata pertmbuhan
tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada tanaman kelompok 4 dengan perlakuan
jagung manis 3 benih/lubang. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman paling
rendah ditunjukkan pada kelompok 2 dengan perlakuan jagung lokal 2
benih/lubang.
Parameter kedua yaitu jumlah daun, perolehan rata-rata jumlah daun
tertinggi diperoleh dari data pada kelompok 3 dan 4 dimana masing-masing
kelompok mempunyai perlakuan yang berbeda. Kelompok 3 dengan perlakuan
jagung hibrida 3 benih/lubang sedangkan kelompok 4 dengan perlakuan jagung
manis 3 benih/lubang. Jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan kelompok 5
yaitu menggunakan perlakuan jagung lokal 3 benih/lubang. Parameter terakhir
adalah volume akar tanaman jagung. Volume akar tertinggi diperoleh dari
kelompok 3 dengan perlakuan 2 benih/lubang sedangkan volume terendah
terdapat pada perlakuan kelompok 6 dengan perlakuan jagung hibrida 3
benih/lubang.
Menurut Irawan dkk (2013), perbedaan varietas tanaman yang ditanam
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung. Berdasarkan data
diatas perbedaan tersebut tidak hanya atas perbedaan varietas yang ditanam tetapi
ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan tersebut. Faktor-faktor
yang dapat mengakibatkan perbedaan dari perlakuan tersebut yaitu perlakuan
penanaman dimana jumlah benih pada setiap lubang berbeda, kualitas dari benih
yang ditanam dimana kualitas dari benih tidak diketahui contohya pada benih
lokal yang kualitasnya tidak diketahui karena tidak tersertifikasi. Perawatan juga
dapat berpengaruh besar pada pertumbuhan tanaman. Perawatan yang dilakukan
berupa penyiangan gulma yang berada pada areal penanaman serta tidak
dilakukannya pengendalian OPT, dengan begitu pertumbuhan dari setiap tanaman
9
berbeda karena dari beberapa tanaman ada yang terserang penyakit seperti
penyakit bulai.
Pemupukan pada tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
karena apabila tidak dilakukan pemupukan tanaman akan kekurangan unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman. Unsur hara dalam tanah dengan seiring waktu dan
dengan seringnya ditanami akan berkurang juga unsur hara yang terkandung di
dalam tanah. Pemupukan yang digunakan pada praktikum kali ini menggunakan
pupuk urea sebanyak 50kg/ha, SP-36 sebanyak 75kg/ha dan KCL sebanyak
75kg/ha. Menurut Kasto dan Tia (2013), pemberian pupuk yang tepat pada
tanaman baik dosis maupun jenisnya dapat meningkatkan pertumbuhan serta
produksi tanaman dengan maksimal.
10
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Jenis jagung hibrida berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun.
Banyaknya jumlah daun tersebut akan memicu tingginya ketersediaan makanan
bagi tanaman jagung.
2. Ketersediaan unsur hara dan pupuk yang menyebabkan tanaman jagung manis
dapat berproduksi secara lebih unggul apabila dibandingkan dengan jagung
lokal dan jagung hibrida.
3. Tanah di lahan tersebut kurang cocok untuk tanaman jagung lokal, oleh sebab
itu pertumbuhan jagung lokal kurang optimal.
5.2 Saran
Kondisi tanah pada lahan pertanaman merupakan hal yang penting pula
dalam pertumbuhan tanaman. Varietas atau jenis tanaman jagung tidak selalu
sesuai dengan semua kondisi tanah lahan pertanaman. Sebaiknya penilaian
pertumbuhan tanaman jagung dilakukan pada lahan yang sudah diolah secara
sempurna.
11
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, D., Hasanuddin, dan L. Lubis. 2013. Uji Ketahanan Beberapa Varietas
Jagung (Zea mays L.) terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia polysora
Underw.) di Dataran Rendah. Agroteknologi, 1(3):759-767.
Yulisma. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung pada Berbagai
Jarak Tanam. Tanaman Pangan, 30(3):196-203.
12
Lampiran
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27